HUBUNGAN PERTUKARAN PEMIMPIN-PENGIKUT, KEPUASAN
KERJA DAN
KOMITMEN
ORGANISASIONAL
D.
Wahyu
Ariani
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
ABSTRACT
This study exarnined the relationship between leader-member exchange, job satisfaction, and
orgadzational commitrnent in service industry. Following social exchange theory and role theory, we compete tluee relationship models. Resuls from correlation and regression study with 430
respondents
of
service industry indicate that leader-member exchange,job
satidaction,continuance organiztional commitment are the Fedictors of affective organizational commitment
in service industry.
Keytwrds: leuder-membq ur:hange,
ofective
organizational commitment, continuance o rganizalional com nilm enl,j
ob sdislqdionLATAR BELAKANG
MASALAII
Pertukaran pemimpin-pengikut menjelaskan hubungan antara pemimpin dan pengikut, dan bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling tergantung
(Yukl,
1998; Scandura, 1999).Premis dasar dalam pertukaran pemimpin
dan
pengikut adalah hubungan pertukaran antarapemimpin dan pengikut tersebut akan mempengaruhi hasil atau prestasi organisasional. Studi
awal
tentang pertukaranpemimpin-pengikut
menyebutnya denganin-group
dan out-group untuk membedakan pertukaran pemimpin-pengikuttinggi
dan rendah. Pertukaranpemimpin-pengikut yang
tinggi (in-group)
menunjukkan
hubunganyang luas
antarapemimpin
danpengikut dan adanya negosiasi dalam tanggunglawab peran yang tidak tercatat dalam kontrak
kerja antara pemimpin dan pengikutnya
(Lo,
Ramayah,&
Hui,
2006).Menurut
Scott dan
Bruce (1994),
pertukaranpemimpin-pengikut
berhubunganpositif
dengan
dukungan
organisasiterhadap
inovasi dan
kreativitas
organisasional.Selain
itu, pertukaran pemimpin-pengikutjuga
berhubungan dengankondisi
organisasi sepertistrukur
kerja,
pemahaman terhadap pekerjaan, tanggungjawab,
penekanan tugas supervisor, kerjatim,
kerjasama antarkelompok, serta kesadaran dan perhatian manajer(Kozlowski
&
Doherty,1989). Menurut Coglister dan Schrieschein (2000), ada beberapa
teori
kepemimpinan dalam penelitian yang melihat pemimpin dari berbagai situasi, yaituPrl,
-Goal
Theory, Contingency'fheory of
Leafurship,
dan Leadership Substitute Model.Menurut Mowday,
komitmen dalam organisasididefinisikan
sebagai kekuatanrelatif
dariidentifikasi
individu
dan
keterlibatannya
dalam
organisasi
(Aldag
&
Reschke,
1997),Komitmen
organisasionalterdiri
dari
kesukaanatau ketertarikan (attachment)
karyawanterhadap organisasi tempat karyawan
itu
bekerja (Laschinger, Finegan,&
Shamian, 2001).Menurut Kreitner dan
Kinicki
(2004), komitmen organisasional (organizational contmitment)adalah keberpihakan
individu
pada organisasi dan tujuan organisasi. Herscovitch danMeyer
(2002)
mendefinisikankomitmen
organisasional secara urnurn sebagai kekuatau atau cafapikir
(nind
set) yang mengikatindividu
ke dalam serangkaiart liegiatan yang lelevan dengansatu atau
beberapatarget
Dalam penelitian
ini,
komitmen
organisasional didefinisikansebagai komitmen
untuk
mencapaikinerja.
N{enurut Batenratt dan Strasser, organisasi yangonggotuny
i
kornitmen organisasinal akan menunjLrkkan kinerjada
produktivitas yanglebih
ketidakhadiran dan kelarrrbanan yang rer.rdah(cohen,
1992).l
Dalam
dua dekade penelitan menunjukkan bahwakomitme
organisasional merupakan prediktorpositifbagi
kepuasan kerj a, kinerja yang sesuai peran, dan kinerja di luar peran yang harus dimainkan, serta berhubungan negatif dengankonflik,
overload dalam pekerjaan yang dipersepsikan, ketidakhadiran, keinginankeluar
dari
organisasi, dan pindahkerja
Ekspresikomitmen
organisasionalditunjukkan
seperti sikappositif
terhadap pekerjaan, memperkuatusaha uutuk meningkatkan kinerja organisasi
selanjutnya, kepuasan
kerja dikenal
sebagai kornponen hoLnittnen dalanr organisasi danmerupakan kesenangan
yang
didapatkan
dari
penerapan
nilai-nilai
dalam
pekerjaan(Feinstein, 2002). Namun, karena masih menjadi perdebatan, maka hubungan kepuasan kerja dengan komitmen dalam berbagai penelitian masih belum ada kr:seragaman Kepuasan kerja
dapatdigunakanuntukmemprediskikinerja,komitmen,dankualitaspelayanan'Darihasil
penelitian yang dilakukan Feinstein (2002),
kepuasankerja
karyawandapat
memprediksiko-itmen
terhadap organisasi.Untuk
meningkatkan kepuasankerja,
individu
mendapatkantingkat
pencapaianpendidikan yang
lebih
tinggi,
sementara pengalamanyang
sedikitmerryebabkankepuasankerjaekstrinsiknyarendah.Untukmeningkatkankomitmen,maka
kepuasan terhadap kompensasi,
kebijakan,
dankondisi kerja
harus ditingkatkan. Selain itu,tidak
ada komponen kepuasanintrinsik
yang
mempengaruhikomitmen
Menurut Mowday'
kepuasankerjajugadipandangsebagaihasilafektifatausikapyangberlrubungandengan
situasi clan pengalaman herja Can rnerupakan variabel -v.ang pr:ntirlu bagi organisasi (Parnell,2003).DalampenelitianBishopdanScott(2000)jugadiungkapkanadanyahubunganpositif
antara
kepuasankerja
dan komitmen dalam
organisasi,
dan
hubungan
negatif
antara komitmen dalam organisasi dengan sumber yang berkaitan dengankonflik
Penelitian
ini
bertujuan menguji hubungan anta[a hubugan pertukaran pemirnpin-pengikut,komitmenorganisasional,dankepuasankerja'Penelitianinimengunakantigamodelyang
menggunakanvariabelhubunganpertukaranpemimpin.pengikut,komitmenorganisasional
afekiif,
komitmen organisasional abadi, dan kepuasankerja
Model
pertalrra zrdalah menguj ipengaruh hubungan pertukaran pemimpin-pengikut,
kepuasan
kerja'
dan
komitmenorganisasional
abadi
sebagaivariabel
independen,dan komitmen
organisasionalafektif
sebagaivariabel
dependenModel
kedua
adalahmenguji
pengaruh hubungan pertukaranpemirnpin-pengikut,kepuasankerja,dankomitmenorganisasi<''nalabadi'dankomitmen
organisasionalalektif
sebagaivariabel
dependen sebagai varialrel indcpertdcn dan kepuasankerja
sebagaivariabel
dependenModel
ketiga
adalah adajahmcnguji pcngaruii
hLrbunganpertukaran
pemimpin-pengikut, kepuasan
kerja,
dan
kontilnrc'n
organisasional
afektif
organi.urionul
sebagaivariabel
independen,dan komitmen
orga.ntsasionirlabadi
sebagai variabel dependen.TINJAUAN PUSTAKA
Melalui
Teori
PertukaranPemimpin-Pengikut, setiap karyawan mampu
menyusun hubungan pertukaran sosial yangunik
dengan pemimpinnya. Kualitas pertukaranpemimpin-pengikut tersebut biasanya berhubungan dengan kinerja tugas dan sikap kerja (Janssen
&
Van Yperen, 2004). Kualitas pertukaran yangtinggi
ditunjukkan dengan saling percaya, tanggap, dan bertanggungjawab.
Sementaraitu,
kualitas pertukaran yang rendah ditunjukkan denganhubungan
formal,
interaksi
yang
hanya
sesuai dengan peranyang
harusdimainkan,
danberhubungan berdasarkan
hirarki. Kualitas
pertukaranyang
rendah tersebut berhubungandengan rendahnya
kinerja tugas, inovasi,
dan
kepuasankerja.
Selain
itu,
pertukaranpemimpin-pengikut
yang
lebih tinggi
akan
meningkatkanmotivasi
(Klein
&
Kim,
1998).Karyawan
dengankualitas
pertukaranpemimpin-pengikut yang
lebih tinggi lebih
sukses dibandingkan karyawan dengankualitas
pertukaran pemimpin-pengikut yanglebih
rendah.Karyawan
dengan
kualitas
hubungan pertukaran pemimpin-pengikut
tinggi
ingin
meningkatkan usaha
ekstra
dengan keterikatannya pada
kegiatan yang
secara
khusus ditentukan oleh organisasi, yaitu perilakudi
luar peran yang harus dimainkan (Graen&
Uhl-Bien,
1995).
Sementaraitu,
karyawan
dengankualitas
hubungan pertukaranpemimpin-pengikut rendah hanya mengerjakan yang diharapkan oleh organisasi.
Hubungan pertukaran
antarkaryawan
meliputi
pertukaran sosial
dan
pertukaranekonomi. Pertukaran ekonomi merupakan pertukaran dengan
kontrak formal.
sementara itu, pertukaran sosial merupakan pengembanganjangka
panjangyang
tidak
ada pengembalianuang,
tidak
ada mekanismeformal untuk
menjamin
pengembalian, hubungannya bersifatintrinsik,
dan
adanya pengembangan perasaan tanggungjawab personal, kepercayaan, dan penghargaan atau apresiasi(Moideenkuty,
2006).Kualitas
hubungan pertukaran pemimpindan
pengikut
berpengaruhpada
beberapa
hal.
Pertukaran pernimpin-pengikut
akanmempengaruhi
perilaku pemimpin
terhadappengikut
dan sebaliknya.Menurut Wayne
danGreen
(1993),
bila
supervisor atau pemimpin
terikat
dalam
perilaku yang
menunjukkan perhatianpositif
terhadap karyawan, maka karyawan
akan
membalasperilaku
tersebut.Tingginya
kualitas pertukaran pemimpin-pengikut akan mendorong karyawanterikat
dalampelaksanaan perilaku kewargaan organisasional. Pertukaran pemimpin-pengikut berhubungan
dengan
perilaku
kewargaan organisasional,kinerja
tugas,keinginan
keluardari
organisasi, hasil organisasional, dan taktik pengaruh.Selain
itu, Klein
dan
Kim
(1998)
mengatakan bahwa karena pertukaranpemimpin-pengikut
yangtinggi
maka komitmen yangtinggi
akan meningkatkankinerja,
sedang dalam pertukaran pemimpin-pengikut yang rendah, komitmen pada sasarantidak
akan berhubunganpositif
dengan kinerja. Karyawan atau pengikut dengan kualitas pertukaran lebihtinggi
ingin
menambah usahaekstra
dengan keterikatannyapada kegiatan yang
tidak
secara khususditentukan oleh organisasi
(yaitt
enra role behavior)
Pertukaran pemimpin-pengikut yanglebih
rendah
cenderunghanya
mengerjakanyang
diharapkan organisasi
(yaitu
in
role behavior). Oleh karenaitu,
dapat dikatakan bahwa pertukaran pemimpin-pengikut yang lebihtinggi
akan mendorong pengikut untuk melakukan perilaku sesuai peran ataupunperilaku
di
luar
peran
yang yang
harus dimainkan,
sedangkan pertukaranpemimpin-pengikut
yangrendah hanya berpengaruh pada
perilaku yang
sesuai peranyang
dimainkannya (Graen
&
Uhl-Bien,
1995)Selain
itu,
pertukaran pemimpin_pengikutyang
tinggi
berdampak padakinerja
yangpenting
sepertiperiraku
kewargaan organisasionaldan
kepuasankerja.
Individu'dengan
kualitas hubungan
tinggi
akan menerima pekerjaan yang menantang, lebih terhadaptugas,
mempuny
besar dengan informasidengan pekerjaan, dan
kep
h
tinggi
(Hackett
&
Lapi
(1997) menyatakan
bahwa
aran pemimpin_pengikut selalu
diikuti
denganTeori Atribusi
mengenai mengapapemimpin
ataupengikut
melakukan tindakan tertentu.
Menurut
Kelley,
ada duaTeori Atribusi,
yaitu atribusi internal yaitu perilaku
individu
berasaldari
karakteristik
individu, yaitu
kemampuandan motivasi, dan atribusi
ekstemar yaitu perilakuindividu
berasal dari sesuatudi
luarindividu
atau situasi (Steiner, 1997). pertukaranpemimpin-pengikut
berhubungannegatif
denganturnover,
berhubunganpositif
dengan evaluasikinerja
dan penugasankerja, dan
berhubunganpositif
denganfrekuensi
promosi. pertukaran
pemimpin-
ungan dengan sikap terhadap pekerjaan, perhatian
pimpinan,
partisipasi,
partisipasidalam membuat keputusan,
aan.asih
banyaknya waktu
dan
am pekerjaan.Teori
Pertukaranpemimpin-pengikut
didasarkan pada penyusunanperan, pertukaran
sosial,
timbal
barik,
dankeadilan
(Deluga,
1994).pui
pemimpin
menyampaikan harapan yang tampak dantidak
tampakmelakukan apa yang diharapkan peran yang
pasif
pengikut
bisapemimpinnya
Adanya proses.timbar barik,'"ff;Ji',i::::"l,Ht;il1:'i:':'iilr,"*i
di mana masing-masingmemiliki
sumber dayayani
dapat dipertukarkan.-
Pertukaran pemimpin-pengikut berkembang didasari oleh teori dan penelitian mengenai harapanbaik dari
pemimpin maupun
dari pengikut (Liden,
wayne,
&
stilwell
1993). Harapanpositif
pemimpin terhadap pengikutditunjukkan
dengan penderegasian tugas-tugas
konstruktif,
penghargaanyang
diharapkan,if
pemimpin
terhadappengikut
ditunjukkans_tugas yang
bias4
umpanbalik
yang lebihan
yang diharapkan, dansedikit
kesempatansecara
formal, yaitu
dengan melakukanperilaku
kewargaan organisasional.Meralui
teori pertukaransosial
setiap karyawan ataupengikut
-"nyur-
hubungan pertukaran sosiar yangunik
dengan supervisor
atau
pemimpinnya,
dan
tuatita,
pertu"tatano.,nrn,oi"_O."rrU*
tersebut biasanyajuga
berhubunganpositif
<lengankinerja
tugas dan sikap
kerja
(ranssen&
Van Yperen, 2004).Selanjutnya,
menurut
Meyer dan
Allen,
komitmen
organisasionalmempunyai tiga
bentuk,
yaitu
komitmen
organisasional
afektif (affective organizational
commitment),komitmen organisasional keberlanjutan atau abadi (continuance organizatiottctl contmitment), dan komitmen organisasional normatif
(noftlldlive
organizational conrmilne
t)
(Herscovitch&
Meyer, 2002). Komitmen
organisasionalafektif
adalah ketertarikan
emosi
individu, memihak, danterlibat
dalam organisasi secara khusus (Laschinger etal.,2ool).
Komitmen organisasionalafektif
juga
merupakan perasaan suka atautertarik
pada organisasi (Meyer,Allen,
&
Smith, 1993). Karyawan dengan komitmen organisasionalafektif
yang kuat bekerjadalam
organisasi karena
"mereka
ingin".
Komitmen
organisasionalafektif
merupakanhubungan emosional
antara
karyawan
dan
organisasi.
Individu
dengan
komitmenorganisasional
afekif
tinggi
akan tinggal dalam organisasi.Komitmen
organisasional abadi menggambarkan kesadaran karyawan terhadap biayayang
berhubungan delnganmeninggalkan organisasi (Laschinger
et
al.,
2OOl). Individu
dengan
komitmen
organsasional abadi yangtinggi
yakin
akan manfaatuntuk
menetap ataubertahan
dalam
organisasi daripada konsekuensi meninggalkan organisasi karena "mereka membutuhkan'. Meskipun karyawan dengan komitmen organisasional abadi yang tinggijuga
memungkinkan meninggalkan organisasi, karena rendahnya perputaran (turnover)terjadi
atasbiaya perjanjian karyawan, kepuasan
kerj4
dan rasa percayadiri.
Hackett,Bycio,
&
Hausdorf
(1994)
menyatakan bahwakomitmen
organisasionalafektif
dalam organisasi berhubungan secarapositif
dengankinerja,
tetapi hubungan antara komitmen organisasional abadi dalamorganisasi dengan
kinerja
tidak
signifikan.
Hal
ini
juga
dinyatakan
oleh Meyer
dan Schoorman, bahwa hubungan antarakomitmen
organisasional abadi dengankinerja
tidak
signifikan (Hackett etal.,
1994).Individu
dengan komitmen organisasinal abaditinggi
akantinggal dalam organisasi karena mereka harus atau
wajib tinggal
dalam organisasi, atautidak
ada perusahaan lain yang. mau menerimanya bekerja pada perusahaan tersebut.Sementara
itu,
komitmen organisasionalnormatif
menggambarkan perasaan kewajibanindividu
untuk tetap berada dalam organisasi (Laschinger etal.,2001).
Karyawan mempunyaikomitmen
organisasional
normatif
tinggi
karena mereka
merasabahwa
mereka
harusmelakukan
hal
tersebut'(Meyer
el
al.,
1993). Pengalamanyang
positif
akan memberikankontribusi terhadap komitmen,
khususnya
komitmen
organisaasional
afektif
Namun pengalamanyang
sama
tersebut akan
berpengaruh
negatif
bila
berhubungan
dengankomitmen
organisasional abadi.Baik
komitmen
organisaasionalafektif
maupun komitmenorganisasional
normatif
berhubunganpositif
dengankinerja
maupun perilaku organisasional,sementara
komitmen
organisasionalabadi
tidak
berhubunganatau
berhubungannegatif
dengan kinerja dan perilaku organisasional (Meyer et
al.,
1993).Aldag dan
Reschke
(1997)
berpendapatbahwa
komitmen
organisasionalafektif
merupakan
komitmen yang
disebabkan adanya emosipositif
mengenai organisasi, sedangkomitmen
organisasional abadi merupakankomitmen
terhadap organisasi karena persepsiyang tinggi
terhadapbiaya yang
ditanggung karyawan karena
meninggalkan organisasi.Komitmen
organisasionalnormatif
merupakan komitmen organisasional karena internalisasi terhadapnilai
dan
sasaran organisasiyang
berhubungan dengan perasaan kewajibannya Merekajuga
mengungkapkan beberapahal
yang dipengaruhi oleh ketiga dimensi komitmen tersebut.Komitmen
organisasionalafektif
tergantung pada tantangan pekerjaan, kejelasannormatif
berhubungansecara
signifikan
dengan
perilaku
bertanggungjawab, sementarakomitmen
organisasional
abadi
sedikit
rt-* ,ia"t berhubur[L;**
leritaku
bertanggungjawab.
nai keterkaitan antara komitmen organisasional tersebut
adalah
mengenai hubungan antara.
pendapatpara
peneliti
sebelumnya, kedua
organisasional karyawan (Robert, probst,
Ma
epuasanakan
berpengaruhpada
komitmenhubungan
kausal diantara kedua
konstruk(Martin
&
Bennett,
1996)
Komitmenpekerjaannya dapat dipengaruhi oleh
Berdasarkan
hasil
penelitian
yangenelitian Brooke et
al.
dan penelitian Mathieusementara
dua
jenis
komitmen
,",*r"
,;;;:T::#tJt#tl*,*:l
Tlffi:l?;
dipengaruhi oleh kepuasan kerja pada
,tuai
t.aru
guf"yo,
f*lng,
& Allen,
1998).i
komponen komitmen dalam organisasi danan kerja
karyawandapat
memprediksi kepuasankerja,
individu
mendapatkanggr,
sementara pengalamanyang
sedikitah.
Untuk
meningkatkankomitmen,
makakondisi kerja
harus ditingkatkan.Tidak
adahi komitmen.
ndapat tersebut memang harus
terjadi
agarbidang Manajemen Sumber
Daya
Manusiaorganisasi apabila orang tersebut merasa puas
t
Bennett, 1996).
Selanjutnya,
pertentanganyang
muncul adalah,
pengaruh
komitmen organisasionalterhadap outconrc
yang dapat
dicapai.
Hasil
penelitian
dari
Somers danBirnbaum (1998) menyatakan bahwa
komitmen
organisasional akan mempengaruhi kinerja.Namun
mereka menyatakan bahwakomitmen
organisasionalafektif
dannormatiflah
yang berpengaruhpositif
pada kinerja, namun komitmen organisasional abadi berpengaruhnegatif
pada kinerja.
Berbicara mengenai hubungan antarfaktor yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi
komitmen
organisasional, maka dapatdilihat
terlebih dahulu hal-hal
apayang
merupakananteseden dan konsekuensi masing-masing variabel tersebut. Masih banyak yang harus
diuji
mengenai
faktor-faktor
apa sajayang menjadi
penyebabkomitmen
organisasional,faktor-faktor
apa sajayang
menjadi akibat komitmen
organisasional,dan
faktor
apa saja yang berhubungan dengankomitmen
dalam organisasi.Hal
ini
disebabkandari waktu ke
waktu,faktor-faktor
ini
berubah,
di
samping pendapat antarpara
peneliti
pun
masih
belummenemukan
kesamaan.sebagai
anteseden,komitmen
organisasional digunakan
untukmembuat
prediksi
mengenai ketidakhadiran,kinerja,
perputarankerja,
danperilaku
lainnya. Mernbahas mengenai anteseden dan konsekuensikomitmen
organisasional, hasil penelitianHacket
el al. (199\
iuga
menyatakan adanya
beberapavariabel atau konstruk
yang merupakan anteseden dan konsekuensi komitmen organisasional, yaitu motivasi dan kepuasankerja
sebagai anteseden, sedangkinerja dan
keinginan
untuk
keluar
dari
organisasi ataumeninggalkan pekerjaan tersebut merupakan konsekuensi komitmen organisasional.
Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Mathieu dan zajac (1990). Menurut Hollenbeck,williams,
danKlein
(1989), yang rnerupakan antesedenkomitmen
organisasional adalahfaktor
situasional(yang
rneliputi
suasana,lingkungan
organisasidan
sebagainya) danfahor
personal (yangmeliputi need
for
achievenent dan locus oJ control).Di
samping adanyafaktor
yang rnenjadi anteseden dan konsekuensi, ada pula beberapafaktor
yang
berhubungan dengankomitmen
organisasional, namuntidak
dapat tergolong sebagai antesedendan
konsekuensi.Faktor-faktor yang
berhungantersebut antara
lain keterlibatan dan kepuasan kerja.Komitmen
organisasional berbeda dengan keterlibatan kerja maupun kepuasankerjd. Namun demikian,
menurutwilliam
danHazer (19g6),
ketiganya mempunyai hubungan yang hingga saatini nasih
menjadi pertentangan.Baik
kepuasan kerjamaupun komitmen organisasional merupakan dua hal yang berpengaruh terhadap perputararL semakin besar kepuasan
kerja
makakomitmen
organisasional semakin besar pula. MenurutPortet e/
al. hal
ini
disebabkan kepuasankerja
lebih
merupakan tanggapan yang langsungdirasakan
dalam pekerjaan
seseorangyang
beradadalam
organisasidan
bekerja
dalam organisasi, sementara komitmen organisasional dalam organisasi lebih lambat berkembangnyakarena didasarkan
tidak
hanya pada pekerjaan tetapijuga
karena adanya aspeklain
daripekerjaan seperti
tujuan
dannilai (cramer,
1996). Berdasarkan paparan berbagaiteori
dan konsep tersebut, maka hipotesis yang dapat disusun adalah:Hl
:
Hubungan Pertukaran Pemimpin-pengikut, Kepuasan
Kerja,
dan
Komitmen
Organisasional Abadi berpengaruh padaKomitmen
OrganisasionalAfektif
H2:
Hubungan Pertukaran Pemimpin-pengikut,
Komitmen
organisasional
Afektif,
danKomitmen Organisasional Abadi berpengaruh pada Kepuasan Kerja
H3
:
Hubungan Pertukaran Pemimpin-Pengikut, Kepuasan
Kerja,
dan
KomitmenOrganisasional
Afektif
berpengaruh pada Komitmen Organisasional AbadiMETODE PENELITIAN
Metode
PengumpulanData
Penelitian
ini
dilakukan dengan metode survei. Metode pengumpulan data yang digunakandalam penelitian
ini
adalahmetode
survei
berdasarpada
kriteria yang
disarankan oleh Sekaran (2003),yaitu
tujuan penelitian, keakuratan metode survei, tersedianya sumber data dan fasilitas penelitian, waktu yang diperlukan untuk penelitian, dan biaya yang dikeluarkan.selain
itu,
penelitian survei dikembangkan dalam pendekatanpositivis
dengan memberikan pertanyaan pada responden mengenai keyakinan, pendapat, karakteristik, dan perilakudi
masalalu
atau masakini
(Neuman, 2006). Penelitian survei digunakanuntuk
menguji hubunganantara variabel-variabel
dan
mampu memprediksi
level
atauvariabel
dengan mengetahui variabel lain (Saks, Schmitt,&
Klimoks,
2000).Penelitian survei seringkali
digunakanuntuk
melakukansurvei sikap dan
mempelajari hubungan antara sikap kerja
seperti kepuasankerja
danperilaku
karyawan.Metode
survei memberikan hasil yang akurat, ilmiah, cepat, efisien, danmeliputi
sampel dalamjumlah
besar(Zikmund, Babin, Carr,
&
Griffin,
2010).Data
yang diperoleh dengan metode surveijuga
dapat diandalkan (Saks
e/
al
,
2000). Penelitian
ini
menggunakanmetode survei
dengankuesioner
yang dilakukan sendiri.
Dibandingkan dengan
empat
metode
survei
lainnya(wawancara tatap muka, kuesioner melalui surat, kuesioner melalui telepon, kuesioner melalui
media
elektronik,
atau
kombinasi
metode-metodesurvei
tersebut), metode
survei
yangdilakukan sendiri
merupakan metodeyang
terbaik (cooper
&
Schindler,2001;
Neuman, 2006; sekaran,2003). Keunggulan metodeini
antara lain dalam hal tingkat respon, kerjasama responden, kerahasiaan responden, mendapatkan jawaban atas pertanyaan sensitif, banyaknya data yang dapatdikumpulkan, fleksibilitas
dalam pengumpulan data, penggunaan stimulusfisik,
adanyakontrol
terhadap sampel, dan mampu meminimalkan item pertanyaan yangtidak
terjawab.
walaupun
demikian, ada beberapa kelemahan atau kesalahan yangditemui
peneliti dalam survei,yaitu
kesalahan non respon, akibat bias, dan kesalahanadministratif
Namunpeneliti
telah
berusaha meminimalkannya. Kesalahan
non
respon, direduksi
dengan pemberitahuan awal kepada responden, memotivasi responden, membuat kuesioner yang baik dan menarik, memberikaninsentif
berupa hadiah atau cinderamata kepada responden, dan mengecek kelengkapan kuesioner saat menerima kuesioner.Metode Pengambilan Sampel
Penelitian
ini
dilakukandi
beberapa perusahaan jasa di Daerah Istimewa yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan JawaTimur
dengan karyawan yang langsung berhubungan denganpelanggan
dan
telah
bekerja
minimal
satutahun
sebagai responden. Setelah menentukanlokasi penelitian,
peneliti
mengirimkan suratijin
ke berbagai perusahaan jasa pendidikandi
berbagai kotadi
keempat propinsi tersebut. selanjutnya dilakukan pemilihan karyawan yangmemenuhi
kriteria, yaitu
sebagai karyawantetap (bukan kontrak,
honorer, maupun paruhwaktu)
dan masakerja lebih dari
satu tahun.Peneliti
mendapatkanijin
dari
10 perusahaan.Metode
pengambilan sampelyang
digunakandalam penelitian
ini
adalahnonprobabilily
sampling. Dalam metodeini,
elemen-elemen dalam populasi tidakmemiliki
probabilitas yang samauntuk
dipilih
sebagai sampel dalampenelitian
(Sekaran,2003;
Cooper&
Schindler,2001)
Teknik
pengambilan sampel nonprobabilistik yangdipilih
adalah purposive samplingMetode
ini
dipilih
karena
karyawan
yang
merupakan
obyek penelitian akan
mampu memberikan informasi yang diharapkan karena memenuhikriteria
yang sesuai dengan tujuanpeuelitian.
Kriteria
responden yangdipilih
sebagai sampel adalah responden yang merupakanLuryu.'un tetap
pereusahaantersebut dan
telah
bekerja minimal satu tahun.
Peneliti mendapatkan responden sebanyak 430 karyawan. Penelitianini
menggunakan penilaiandiri.
penilaian
diri
sendiri
biasanya dihadapkan pada permasalahan commonmelhod
variatrce, cottsislencymotfi
ataupun leniency biasesPenguj ian
Validitas
danReliabilitas
penelitian
ini
menggunakankuesioner
yang
dikembangkan
oleh
beberapa
peneliti terdahuluyang
dialihbaha sakan(translatiort)
dandikembalikan
ke
dalam
bahasa aslinya,(l:ack translation). Analisis
faktor
dilakukan
untuk
menguji validitas konstruk.
Itempertanyaan
yang
digunakan diekstraksi menurutteori
yang digunakan dalampenelitian
ini.Kemudian,
denganrotasi varimax dan
menggunakanfactor
loading minimal 0,4
sesuaidengan
yang
disarankanHair,
Black,
Anderson,Babin,
dan Tatham(2006) dicapai
hasilpengujian validitas konstruk
yang
signifikan
secara
praktek Qtractically
significant)selanjutnya,
item-item
pemyataan yangtelah
memenuhivaliditas konstruk
dengan analisisfaktor tersebut
diuji
reliabilitasnya.Tabel
I
merangkum banyaknya kuesioner yangvalid
dan hasil pengujian retiabilitas(intennl
consistency) dengan u'Tabel 1
Faclor Loading
danInlernal
Consistency [image:9.595.50.550.307.797.2]PUAS8 PUAS9
HUBI
HUB2 HUB3 HUB4 HUB5 HUB6 HUBT HUB8 HUB9
0,579 o 57?
0,604
0,670 0,623
0,681 0,761
0,613 0,657
0,712
0,678
Cronbach's
Alpha
0,8163 0,7 t67 0,7959 0,8676
Sumber: Data Primer Diolah
Kuesioner
yang
digunakan
dalam penelitian
ini
diambil
dari
beberapa
penelitian sebelumnya.Kuesioner
hubunganpertukaran pemimpin-pengikut
diambil dari
penelitianJanssen dan
Van
Yperen (2004) dan penelitian Wayne, Shore, danLiden
(1997). Kuesionerkomitmen organisasional
diambil
dari penelitian Herscovitch danMeyer
(2002),Dwham
etal.
('1994), dan Wayneet
al.
(1997).
Sementaraitu,
kuesioner kepuasankerja
diambil
daripenelitian
Janssendan
Van
Yperen
(2004)
Tabel
1
memaparkanbahwa
komitmenorganisasional
afektif diukur
dengan sembilan item pernyataan yangvalid
dengan konsistensiinternal 0,8163 dan komitmen organisasinal abadi
diukur
dengantiga
item pernyataanvalid
dengan konsistensi
internal
0,7167. Sementaraitu,
kepuasan kerjadiukur
dengan sembilanitem
pernyataan
valid
dengan
konsistensi internal 0,7959 dan
hubungan
pertukaranpemimpin-pengikut diukur dengan sembilarl item pernyataan valid dengan konsistensi internal 0,8676
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik
Deskriptif
danKorelasi
Antar Variabel
Penelitian
Dari
450 kuesioneruntuk
responden yang disebarkan, sebanyak 430 kuesioner penilaiandiri
dikembalikan
denganlengkap,
sehinggapenelitian
ini
menggunakan430
responden.Tabel
2
menunjukkan rerata dandeviasi
standar masing-masingkonstruk
yang digunakandalam penelitian
ini.
Tabel
2
juga
memaparkankorelasi antar konstruk yang
digunakandengan korelasi peqrson
product
moment karena berdasarkan pada asumsibahwa
semua [image:10.595.63.528.47.231.2] [image:10.595.59.534.609.798.2]variabel adalah
metrik
Korelasi antar variabel penelitian tersebutpositifdan
signifikan.Tabel 2
Korelasi Antar Variabel Penelitian (N=430)
*p<0.05
**p 50,01 Sumber : data primer diolahTabel
2
memaparkankorelasi
antarvariabel dalampenelitian
ini.
Semuavariabel
yangdigunakan dalam penelitian
ini
saling berkorelasi, kecuali variabel komitmen organisasional abaditidak
berkorelasi dengan kepuasankerja.
selanjutnya, dalam penelitianini
digunakan analisis regresilinier untuk
mengetahui pengaruh beberapavariabel
independen terhadapvariabel dependen. Peneritian
ini
mengujitiga
model hubungan antarvariabel yang digunakandalam penelitian ini.
Model
l:
Komitmen
Afektif
sebagaiVariabel
DependenCoefficients a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficienb
t sio.
B Std Error Beta
PUAS
ATASBAWA
KOIVABADI
1.844
243
IJJ
.197
172 .045 .039 .027
.262 .170
.305
107 5 5.365 3.460
7.250
000 000 00't 000
a
Dependent Variable: KOMAFKTBerdasarkan
hasil
pengorahandata
dengan
komitmen
organisasionalafektif
sebagaivariabel dependen, sementara hubungan pertukaran pemimpin_pengikut,
kepuasan
kerj4
dankomitmen organisasional abadi sebagai variabel
independen tersebut tampak bahwa hubungan
pertukaran pemimpin-pengikr-rt,
komitmen abadi, dan
kepuasankerja
hanya
berpengaruhsebesar 25Yo terhadap komitmen organisasionar
afektifl
pengaruh ketiga ,rariabelina.pJna"n
terhadapvariabel
dependensignifikan,
dengan besar pengaruh kepuasan
kerja
26,2%o,hubungan pertukaran
pemimpin-pengikut
r7%o, dankomitmen
organisasionar abadi:J0,5%o
terhadap
konitmen
organisasional afektif.Model Summary
a. Predictors: (Constant), KOMABADt,
PUAS, ATASBAWA
ANoVAb
a
Predictors: (Constant), KO|VABADI, PUAS, ATASBAWAb
Dependent Variabte: KOMAFKT116 213
Ariali I Hubu'gan Penukaran pemimpin-pengikut, Kepuasa' Ke{a dan
[image:11.595.51.537.109.700.2]Model 2:
KepuasanKerja
sebagaiVariabel
DependenModel Summary
Model R R Square
Adjusted
R souare
Std. Error of
the Estimate
Chanqe Statistics
R Square
Chanoe F Chanoe dfl dt2 Siq. F Chanoe
.5614 314 310 .46608 .314 65.146 426 000
a. Predictors: (Constant), KOMABADI, ATASBAWA, KOMAFKT
ANovAb
Model
Sum of
Squares df Mean Souare F Siq
Regression Residual Total
42.456 92 541 134.997 426 429 14.152 .217 65.146 .0004 a. b
Predictors: (Constant), KOMABADI, ATASBAWA, KOMAFKT Dependent Vaiable: PUAS
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coeflicients t sio
B Std. Error Beta
(constant) ATASBAWA KOMAFKT KOMABADI 1.297 .260 - 055 1S1 036 049 030 .445 -.o79 6 .801 10 423
5.365 -1.861 000 .000 000 .063
a
Dependent Variable: PUASBerdasarkan
hasil
pengolahandata
dengan kepuasankerja
sebagaivariabel
dependen, sementara hubungan pertukaranpemimpin-pengikut, komitmen
organisasionalafektif
dankomitmen organisasional abadi sebagai varaibel independen tersebut tampak bahwa hubungan pertukaran
pemimpin-pengikut, komitmen abadi, dan
kepuasankerja
hanya
berpengaruhsebesar 310% terhadap
komitmen
organisasionalafektif
Pengaruh duavariabel
independenterhadap
variabel
dependensignifikan
dan
satu variabel
independen
yaitu
komitmenorganisasional abadi
tidak
signifikan
pengaruhnya pada kepuasan kerja. pengaruh hubunganpertukaran
pemimpin-pengikut
44,50hdan komitmen
organisasional
afel<Iif 24,2%o pada kepuasan kerja.Model
3:Komitmen Abadi
sebagaiVariabel
Dependen ModelSummaryl\4odel R R Square
Adjusted R Square
Std. Error ot
the Estimate
Chanoe Statistics R Square
Chanoe F Chanoe dt1 dQ Sio. F Chanoe .3494 122 115 .75643 .122 19 667 3 426 .000
a Predictors: (Constant), KOMAFKT, ATASBAWA, PUAS
ANOVAb
lvlodel
Sum of
Squares df Mean Square F Sio
liegressron Residual Total 33.760 243.751 277.510 426 429
11.253 't9.667 .0004
a.
b.
Predictors: (Constant), KOMAFKT, ATASBAWA, PUAS Dependent Variable: KOMABADI
Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t
B Std. Error Beta (Constant)
PUAS
ATASBAWA
KOIVAFKT
1 733
- 146
055 557 315 078 066 077 - 102 045 360 5.505 -1.861 7.250 000 063 406 000
a. Dependent Variable: KOMABADI
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan variabel komitmen organisasional abadi sebagai
variabel dependen sedangkan kepuasan
kerja,
hubungan pertukaran pemimpin-pengikut, dankomitmen
organisasional
afektif
sebagai
variabel
independentersebut tampak
bahwahubungan pertukaran pemimpin-pengikut,
komitmen afektif, dan
kepuasankerja
hanya berpengaruh sebesar 11,5o% terhadap komitmen organisasional abadi. Pengaruh dua variabelindependen terhadap
variabel
dependentidak
signifikan
dan satu variabel independen yaitu komitmen organisasionalafektif
signifikan pengaruhnya pada komitmen organisasional abadi. Pengaruh komitmen organisasionalafektif
sebesar 36%o padakomitmen organisasional abadi.Hasil
analisis ketiga model persamaan regresi menunjukkan bahwa hubungan pertukaranpemimpin-pengikut, kepuasan kerj a, dan komitmen organisasional abadi berpengaruh secara
signifikan
pada
komitmen
organisasional
afektif
(Hl
didukung).
Hubungan
pertukaranpemimpin-pengikut dan komitmen organisasional
afektif
berpengaruh secarasignifikan
padakepuasan
kerja,
sedangkankomitmen
organisasional
abadi
tidak
berpengaruh
secarasignifikan
pada kepuasankerja (H2
didukung
sebagian), Sementaraitu,
hanya komitmen organisasionalafektif yang
berpengaruh secarasignifikan
padakomitmen
organisasional abadi. kepuasan kerja dan hubungan pertukaran pemimpin-pengikut tidak berpengaruh secarasignifikan pada komitmen organisasional abadi (H2 didukung sebagian).
Pembahnsan
Hasil
korelasi antarvariabel yang digunakan dalarn penelitianini
menunjukkan bahwabaik
semuavariabel
tersebut
berhubungansatu
denganyang
lain,
kecuali
antara
komitmen orgarisasional abadi dan kepuasankerja.
Hal
ini
disebabkankomitmen afektif
merupakankomitmen yang
disebabkan adanyaernosi
positif
mengenai organisasi, sedang komitmen abadi merupakan komitmen terhadap organisasi karena persepsi yangtinggi
terhadap biaya karena meninggalkan organisasi (Aldag&
Reschke, 1997). Komitmen afektif tergantung pada tantangan pekerjaan, kejelasan peran, penerimaan manajemen, kepaduan dengan rekan kerja,persepsi yang sama, tedapat umpan
balik
pada kinerja, dan mendapat kesempatan yang samauntuk berpartisipasi Komitmen abadi
tergantung terutama
pada keahlian,
pendidikan,investasi
diri
dalam
organisasi,alternatif yang
dipersepsikan,dan biaya
meninggalkan organisasi.Komitmen norrnatif
dipengaruhioleh
pengalaman bersosialisasidi
tempat kerja danoleh
normadalam
organisasiyang
berhubungan dengan tanggungj awab. Berdasarkanhasil penelitian yang dilakukan oleh
Martin
dan Bennett(1996), komitmen
dan kepuasan ker.ia ad,alah causally independenlBateman
dan
Strasser
(1984)
menyatakan
bahwa
semakin
besar komitmen
dalamorganisasi
dapat
meningkatkan kepuasan
kerja
karena komitmen dapat
memprakarsairasionalisasi proses
di
mana sikap konsisten
denganperilaku.
Oleh
karenaitu,
menurutBateman
dan
Strasser(1984),
pengaruhkomitmen
dalam
organisasiyang
menyebabkan kepuasankerja
adalahpositif
dansignifikan,
sementara kepuasankerja
yang menyebabkankomitmen dalam organisasi
tidak
signifikan,
sehingga kepuasankerja
merupakan hasil darikon.ritmen
dalam
organisasi(Cramer,
1996)
Temuanini
didukung oleh
Vandenberg dan L.ance(1992) yang
menyatakanbahwa
komitmen
dalam
organisasiakan
menyebabkan kepuasankerja.
Senrentaraitu,
Curry et
al.
(1986i) menemukan bahwatidak
ada hubunganantara kepuasan
kerja
dengankomitmen dalam
organisasi, sedangkanElangovan
(2001)menemukan bahwa
justru
kepuasan kerjalah yang mempengaruhi komitmen dalam organisasi.Becker dan
Billings
(1993)juga
mengungkapkan bahwa komitmen berhubungan erat dengan beberapafaktor
seperti kepuasan, keinginanuntuk
keluar, perilaku keorganisasian prososial, ketidakhadiran, perputaran kerja, dan kelambanan.Karyawan dengan komitmen organisasional
afektil tinggi
akan puas dengan pekerjannya,keterlibatan kerjanya
tinggi,
dan kemampuan bersaing dalam organisasi. Karyawan dengankomitmen
alektif
merasa puas terhadap pekerjaannya, keterlibatan kerjanyatinggi,
dan terikat dalam organisasi yang mampu meningkatkan kepemampuan bersaing organisasi. Antesedenkomitmen organisasional
juga
dapatrneliputi
iklim
organisasional, dukungan organisasional,jenis pekerjaan atau tugas, dan kepemimpinan transformasional (Meyer, Stanley, Herscovitch,
&
Topoltysky,
2002)
Target komitmen
merupakankonsep abstrak
yang
relevan
bagiindi.ridu
dan pentingdalam
memahamiperilaku
terhadap supervisor, manajemen, dantim
dalam organisasi Menurut Morvday et
al,
kepuasan kerja juga dipandang sebagai hasilafektif
atau sikap yanq berhubungan dengan situasi dan pengalaman kerja dan merupakan variabel yang penting bagi organisasi (Parnell,
2003)
Dalam penelitian Bishop dan Scott (2000) jugadiungkapkan adanya hubungan
positif
anLara kepuasan kerja dan komitmen dalam organisasi,dan
hubungannegai\f
antarakomitnren dalam
organisasi dengan sumberyang
berkaitan dengankonflik.
Berdasarkan dala
yang
ada, tampak bahwakomitmen
afektif
dipengaruhioleh
variabelhubungan
pertukaran pemimpin-pengikut,
kepuasankerja, dan komitmen
organisasionalabadi
Oleh karenaitu,
hanya model satu yang didukung sepenuhnya. Menurut Deluga (1994) dan Duchan, Green, dan Taber(1986),
kualifas perlukaran pemirnpin-pengikut yangtinggi
rnenyebabkanpemimpin
oan
pengikut tersebut saling
mendukung, adanya
hubunganinterpersonal yang hangat dan sa.ltng rnembutuhkan,
loyalitas
yangtinggi,
antara pemimpindan pengikut saling
rnernpengar,ihi, oan
meningkatkan pertukaran
perilaku
kontekstualmereka
Senrentarailt,
rneni;rut. GetstneT &.Day
(1997), kualitas pertukaran pemimpin danpengikut yang
tinggi
akan
meningkatkan
kinerja tugas,
kepuasanterhadap
supervisor, kepuasankerja
secara menyeluruh,komitmen,
rendahnyakonflik
peran, adanya kejelasan peran, adanya anggota yang kompeten, dan perputaran kerja rendah,Hubungan pertukaran pemimpin-pengikut
merupakanhubungan
satu
per
satu
antarapemimpin dan pengikut. Pemimpin seringkali
memperlakukan secara berbeda terhadappengikutnya.
Hubungan
yang
diciptakan tertsebut
berpengaruhpada
kepuasankerja
dankomitmen
organisasionalkaryawan (Mardanov, Stenett,
&
Baker, 2007).
Pengembanganhubungan pertukaran
pemimpin-pengikut
akan berkembangmenjadi
hubungan pertukarandari waktu
ke
waktu dalam
berbagai
cara. Oleh
karena
itu,
semakin
tinggi
atau
erat hubunngan pertukaran pemimpin-pengikut maka akan semakin meningkatkan kepuasan kerjaterhadap organisasi dan komitmen organisasional
afektif
karyawan yang pada akhirnya dapat memotivasi.Klein
danKim
(1998)juga
menyatakan bahwa kualitas pertukaran pemimpin-pengikutyang
tinggi
akan menciptakankomitment
untuk
mencapaikinerja yang
lebih tinggi
pula.Interaksi antara pertukaran pemimpin-pengikut dan
kinerja
tergantung padalevel
komitmen pada sasaran.Hubungan negatif
antara pertukaranpemimpin-pengikut
dankinerja
terjadiketika komitmen
untuk
mencapai sasaran rendah dan hubunganposititif
antara pertukaranpemimpin-pengikut dan
kinerja terjadi ketika
komitmen
untuk
mecapaikomitmen
tujuantinggi.
Dalam
pertukaranpemimpin-pengikut
dengankualitas
tinggi,
pertukaran
sosialmeningkat ke level yang lebih
tinggi,
dikelola dengan saling percaya, saling menanggapi, dansaling bertanggung
jawab
(Graen&
Uhl-Bien,
1995).Karakteristik
pertukaranpemimpin-pengikut
yang
berkualitas
adalah adanya emosi
positif,
tanggap,
loyalitas,
merasa bertanggung jawab.Ada
duatipe
hubungan pertukaran antara pemimpin dan pengikut, yaitukualitas
pertukaranpemimpin-pengikut
tinggi
dan kualitas
pertukaran pemimpin-pengikut rendah.Kualitas
pertukaranpemimpin-pengikut
tinggi
ditunjukkan
dengan adanya salingpercaya,
saling
mendukung,
adanya
daya
tarik
interpersonal,
loyalitas,
ada
saling mempengaruhi, dan hubungan pertukaran perilakukontraldual
(Deluga, 1994).DAFTAR PUSTAKA
Aldag,
R.
dan Reschke,W.
(1997). Employee Value Added : Measuring DiscretionaryEffort
andIts
Valueto
TheOrgaizatiot
Employeeand
Value Added. Centerof
OrganizationEffectiveness, Inc.
Bishop,
J.W. dan
Scott,
K.D.
(2000).
An
Exarnination
of
Organizational
and
TeamCommitment
in
a Self-Directed Team Environment.Journal
oJ Applied Psychologt, 35(3\,43e-4s0
Cogliser,
C.C.
dan
Schrieshein,C.A.
(2000).
Exploring Work
Unit
Context and
Leader-Member Exchange:
A Multi-Level
Perspective.Journal
ofOrganizatiornl
Belrovior,2l
:487-55r
Cohen,
A.
(1992). Artecedents of Organizational Commitment Across Occupational Groups :A
Meta-Analysis.Joumal
of Orgonizational Behavior, 13, 539-558Cooper,
D.R
dan Schindler, P.S. (2001). Business Research Methods. Tthedition.
Singapore :McGraw
-
Hill/ Irwin
Cramer,
D.
(1996). Job satisfaction and Organizational Continuance Commitment:
A
Two-Wave Panel Sttrdy.
Journal
ofOrganizatiornl
Behavior, l'1 , 289-400Deluga, R.J. (1994). Supervisir Trust
Building,
Leader-member Exchange and Organizational CitizenshipBehavior.
Journal
of
Occupational
and
Organizational Psychologt,
67:3t5-326
Duchan,
D.;
Green, S.G.; dan Taber,T.D.
(1986).Vertical Dyad Linkage:
A
LongitudinalAssessment
of
Antecedents, Measures,
and
Consequences.Journal
of
Applied
Psychologt,TI:
56-60Dunham
R.B.;
Grube,J.A.;
dan Castaned4M.B.
(1994). OrganizationalCommitment:The
Utility
ofAn
IntegrativeDefinition. Journal
of AppliedPsychologt,79
(3), 370-380Feinstein,
A.H.
(2002).A
Studyof
Relationship Between Job Satisfaction and Organization CommitmentAmong
Restaurant Employees.Working
Paper. Las Vegas : Departmentof Food and Beverge Management, University of Nevada, Working Paper
Gerstner,
L.R.
dan Day,D.U.
(1997). Meta Analysis Reviewof
Ll\D(
Theory: Correlates and Construct lssues.Jounnl
of Applied Psychologt, S2: 522-552Graen,
G.B.
danUhl-Bien,
N.
(1995). Developmentof
Leader-Member Exchange(LMX)
Theory
of
Leadership
Over
25
years:
Applying
a
Multi-Level
Multi-Domain
Perspective. Leadership Quarterly, 6: 219-247
Hackett,
R.D.
danLapiene,
L.M.
(2004).A
Meta-Analysis Exhalationof
The RelationshipBetween
LMX
and OCB. Academy oJManagement Proceeding. OB:Tl-T6
Hackett,
R.D.; Bycio, P.;
danHausdod
PA
(1994). Further
Assessmentof
Meyer
andAllen's
(1991)
Three-ComponentModel
of
Organizational Commitment.Journal
oJApplied Psychologt, T9
(l),
15-23Hair, J.E.; Black, W.C. ; Babin, B.J. ; Anderson, R.E. ; dan
Tatham,R.L.
(2006).Multivariate
Data Analysis. 6e edition. New Jersey : Prentice-Hall International Inc.Herscovitch,
L.
dan Meyer, JP. (2002). Commitment to Organizational Change : Extensionof
a Three-Component Model. Journalof
Applied Psychologt, ST(3),
474-487Hofmann,
D.A.;
Morgeson,
F.P.;
dan
Gerras,S.J.
(2003)
Climate as Moderator
of
TheRelationship Between
Leader-Member Exchangeand
Content Specific
Citizenship:Safety Climate an Exemplar. Journal of Applied Psychologt, 88, 1 70- 178
Hollenback, J.R.;
Williams,
C.R.; danKleiq
H.J.
(1989).An Empirical
Examinationof
The Antecedentsof
Commitmentto
Difticult
Goals.Journal
of Applied Psychologt, 74(l),
18-23
Janssen,
D.
danVan
Yperen,N.W.
(2004). Employees'Goal
Orientations,The Quality
of
Leader-IV{ember Exchange, and The Outcomes
ofJob
Performance and Job Satisfaction.Acafuny
of Management Journal, 47(3),368-384
Klein, H.J.
danKim,
J.S. (1998).A
Field
Studyof
The Influenceof
Situational Constraints,Leader-member
Exchange,
and
Goal
Commitment
on
Performance
Acafumy
of
Management Journal,4l(l):
88-95Kozlowski,
S.W.J. dan Douherty,M
L
(1989).
Integrationof
Climate
and Leadership:An
Examination
ofNeglected
lssues.Journal
of Applied Psycholog,,,74: 546-553Laschinger,
H.K.;
Finegan,
J.;
dan
Shamian,
J.
(2001).
The
Impact
of
WorkplaceEmpowerment, Organizational
Trust
on
Staff
Nurses'
Work
Satisfaction
andOrganizational Commitment.
Health
Care Management Review, 26(3),7-23.
Dari
CD-ROM
Liden, R.C.; Wayne, S.J.; dan Stilwell,
D.
(1993). Longitudinal Study
on
The
Early
Developmentof
Leader-Member Exchanges.Journal
oJApplied Psychologt, T8:
662-bt4
Lo,
M.C.;
Ramayah,T.;
dan
Hui,
J.K.S. (2006).
An
Investigation
of
Leader-MemberExchange on Organization Citizenship
Behavior in
Malaysia.Joumal
of
Businessand
Managentent, 1'2(1).
5-23Mardanov,
I.;
Sterrett, J,; dan Baker,I.
(2OO7). Satisfactionwith
Supervision and Member Jobsatisfaction
in
Leader-Member Exchange:
An
Empirical Study
in
The
RestaurantIndustry. The Journal of Applied Management and Entrepreneurship, 12 (3): 37-55
Martin,
C.L.
dan
Bennett,
N.
(1996). The Role
of
Justice
Judgentsin
Explaining
TheRelationship Between
Job
Satisfaction
and
Organizational
Commitment.
Group &
Organization Manage nxent, 21 ( 1 ), March, 84-104
Mathieu, J.E.
danZajac,
D.M.
(1990).
A
Review
andMeta-Analysis
of
The
Antecedents, Correlates, and Consequencesof
Organizational Commutment. PsychologtcalBulletin,
ro8(2),
171-194Mayer,
R.
dan Schoorman,F.D.
(1992). PredictingParticipation
and Production OutcomesThrough
A
Two-Dimensional
Model
of
Organizational Commitment. Academy
oJManageme nt
Jourrnl,
3 5.67 1 -684Meyer, J.P.;
Stanley,
D.J.;
Herscovitch,
L.;
dan
Topoltytsky,
L.
(2002).
Affective,
Continuance, and
Normative
CommitmentyTo
The Organization:A
Meta-Analysisof
Antecedents, Correlates, and Consequences.
Journal of
VocationalBehwior,
61 : 20-52Moideenkutty,
U.
(2006).
Supervisor Downward Influence
and
Supervisor-DirectedOrganizational
Citizenship Behavior.
Journal
of
Organizalional
Culture, Communicatiott, and ConJlict,l0
(1).
1-9Neuman, W
L
(2006)
Social Research Methods:
Qualitctth,e and Quantitative Approaches.61r' edition.
New
York
:Allyn
and BaconParnell,
J.A.
(2003). Propensity
for
Participative Decision-Making,
Job
satisfaction,Organizatioonal
Commitment,
OrganizationalCitizenship Behavior,
andIntention
to
Leave Among Egyptian Managers.Multinational
BusinessReviea
11(1): 45-65Robert,
C.;
Probst,
T.M.;
Martocchio,
J.J.;
Drasgow,
F.;
dan Lawler, J.J.
(2000).Empowermwnt and Continuous Improvement in The United States,
Mexico,
poland andIndia
:
Predicting
Fit
on
The Basis
of
The
Dimensions
of
power
Distance
and Individualism. Journal of AppliedPsychologt,85
(5), 643-658Saks,
A.M.;
Schmitt,
N.W.;
dan Klimosk,
R.J.
(2000).
Research,Measurentent,
and Evaluation of Human Resources.United
States : Nelson : Thomson LeamingScandura,
TA
(1999)
Rethinking
Leader-Member Exchange:An
organizational
Justice Perspective. LeadershipQuarterly,
10(l):
25-40Scott, S.G. dan Bruce,
R.A
(1994). Determinantsof
InnovativeBehavior.
A
pathModel
of
Individual
Innovation in The Worplace . Academyof
MarngementJournal,3T:
5g0-607Sekaran,
u.
(2003). Research MethodsFor
Business: skilt
Building
Approaci.
4nd edition.New
York
: JohnWiey
&
Sons, Inc.Steiner,
D.D.
(1997).Attributionsnin
Leader-Member Exchanges: Implicationsfor
Practices. EuropecutJounnl
of
Work and OrganizationalPsycholog,
6(l):
59-71Wayne, S.D. dan Green, S.A. (1993). Effects
of
Employee Citizenship
on
Employee Citizenship and Impression Management Behavior. HumanRelation,
46: 1431-1440william,
L.J.
danHazer,
J.T.
(1986).
Antecedentsand
consequencesof
Satisfaction andcommitment
in
Turnover Models:
A
Reanalysisusing
Latent variable
Structural Equation Methods.Journal
of Applied Psychologt,Tt
(2):
Zl9-Z3l
Yukl, G.A.
(1998).
Leadership
ht
Organization,
46
edition.
New
york:
prentice Hall,
Englewood
Cliffs
Zikmund, W.G.;
babin, B.J.; Carr, J.C.; danGriffin,
M.
(2010).
Business Research Methods,9th edition. Australia: South-Westem Cengage Leaming
Korespondensi:
D. Iluhyu Ariani.
Progrant StudiMamjemen
[Jniversitas Atma Jaya Yogtakar ta. Emai I : dw'ariani@,gnni I. com