. セM
OAf
tar lsi
DAFTAR lSI
iii
Daftar lsi
Sambutan Sekretaris Jenderal ... v
Kata Pengantar... ... vii
Daftar Istilah .. .. ... ix
Penyusun xi BAB I PENDAHULUAN... ... ... ... 1
A. Latar Belakang ... ... ... 1
B. Tujuan... ... ... 3
C. Sasa ran ... ... ... 3
D. Landa san Hukum ... ... ... ... 4
E. Ruang Lingkup Penelit ian ... ... 5
BAB II PERENCANAAN DAN PENGAN GGARAN .... ... .. 7
A. Pengertian ... .. .. .... .. ... 7B. Tahapan ... .. ... ... 10
C. Jadwal... ... 11
D. Sinkronisasi ... ... .. ... ... ... ... .
12
BAB III MANAJEMEN PENELITIAN AN GGARAN... ... .. 19A. Manajemen Penelitia n Pagu Anggaran dan Alokasi Anggaran ... .. ... 19
B. Kewenangan ... ... .. ... 30
BAB IV INDIKATOR KEBERHASILAN DAN PENCATATAN PELAPORAN ... .. ... .. ... 3 1 A. Indikator ... ... ... ... .. ... ... 3 1 B. Pe ncatatan... ... .. ... 3 1 C. Pelaporan ... .. ... 32
LAMPIRAN 33
SAMBUTAN
SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KE SEHATAN RI
Dengan diberlakukannya penerapan mekanisme penganggaran berbasis kinerja (PBK) dan kerangka pengeluaran jangka menengah ( KPj M) , maka proses penyusunan perencanaan dan penganggaran APBN mengalami perubahan yaitu semula berbasis kepada
shopping list menjadi working plan yang menitikberatkan pada pencapaian hasil kinerja.
Menindaklanjuti hal tersebut, diperlukan upaya pengendalian yang mampu menyusun hubungan yang optimal antara indikator input, proses, output dan outcome pem b angunan bidang kesehatan yang telah
ditetapkan dalam Rencana jangka Panjang Nasional (RPjPN), RencanaPembangunan jangka Menengah Nasional (RPjMN), Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra), Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Rencana Kerja (Renja) K/L, dan Rencana Kegiatan Anggaran K/L (RKA K/L).
Pedoman Penelitian Rencana Kerja Anggaran Kementerian
Lembaga (RKA K/L) Kementerian Kesehatan ini memuat tentang alurpelaksanaan, mekanisme dan kebijakan terkait dengan penyusunan rencana kerja anggaran bidang kesehatan
Saya menyampaikan apresiasi kep ada semua pihak yang telah berperan serta dan memberikan kontribusi dalam penyusunan dan penerbitan pedoman ini. Dengan diberlakukannya pedoman ini, maka seluruh pihak yang terkait wajib mempergunakan pedoman ini dalam menyusun perencanaan penganggaran yang bersumber dari APBN Kementerian Kesehatan.
jakarta, September 2014 Sekretaris jenderal
dr. Untung Suseno Sutarjo, M. Kes
NIP 195810171984031004
KATA PENGANTAR
KEPALA BIRO PERENCANAAN DAN AN GGARAN
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat karuniaNya, sehingga Penelitian Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL) Kementerian Kesehatan dapat terselesaikan .
Pedoman Int menjelaskan mengenai landasan hukum, jadwal, alur pelaksanaan, mekanisme dan kebijakan terkait dengan penelitian Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga Kementerian Kesehatan. Dengan demikian diharapkan semua Satuan Kerja Kantor Pu sat,
Kantor Daerah (Unit Pelaksana TeknisjUPT), serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat menyusun Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKA KjL) Kementeria n Ke s ehatan yang berkualitas dan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa pedoman ini memiliki kekurangan dan
jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat terbuka terhadap koreksi dan masukan dari semua pihak untuk perbaikan ke de pan.Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan pedoman ini saya sampaikan terima kasih serta apresiasi yang setinggi tingginya. Semoga seJuruh upaya kita dalam meningkatkan peran dan kualitas perencanaan dan penganggaran bidang ke sehatan dapat mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan serta pencapaian target pembangunan bidang kesehatan. Jakarta, Septem
セ・イ・ョ。@
Drg. Tini Suryanti NIP.195510151982Nno.l/,I ,\ j'i' ,', illI. L\ il.f.\f 1\,1 KI !If I A\ (, ( ,·IR 1.\ A.L II /-\ I f RI.\.\ KLV Jl.tI.l.\
DAFTAR ISTILAH
ADK Arsip Data Komputer
•
APIK/L Aparat Pengawasan Intern Kementerian
Lembaga•
CHP Catatan Hasil PenelitianCHR Cata ta n Hasil Reviu
DIPA Daftar [sian pelaksanaan Anggaran
•
KPA Kuasa Pengguna AnggaranKPJM Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
PBK Penganggaran Berbasis Kinerja
PONED Pelayanan Obstetri Noenatal Emergency Dasar
•
PONEK Pelayanan Obstetri Noenatal Emergencykomprehensif
RAPBN Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara
RKAKL Rencana Kerja Anggaran Kementerian
Lembaga
Renja KL Rencana Kerja Kementerian Lembaga
•
RM Rupiah Murni•
PHLN Pinjaman I Hibah Luar Negeri
PNBP Penerimaan Negara Bukan PajakRKP Rencana I.<erja Pemerintah
•
RPJMN Rencana Panjang Jangka Menengah NasionalSIMAKBMN Sistem Inform asi Manajemen dan Akuntansi
Barang Milik Nega ra
SKPD Satuan Kerja Perangka t daerah
PENYUSUN
Pengarah
dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS dr. Untung Suseno Sutarjo, M. Kes
Penanggung )awab drg. Tini Suryanti Suhandi, M.Kes
Kontributor
dr. Andi Saguni, MA, Drs. Setyo Budi Hartono, MM, dr. Azhar ]aya, SKM, MARS,DR.IGM Wirabrata Ssi, M.Kes, MM, Apt, dr.Mukti Eka Rahadian, MARS, dr.Poppy H. Djadis, dr. Halimatussadiah, dr. Risca Ardhyaningtyas,
Rahmat Kurniadi, S.Sos, M.Kes, dr.Maliki Arif Budianto, drg. Dwi Rini Setyawati, M.Kes, Zan Susilo. W.M, SKM, M.Kes, dr. Susiyo Luchito, Hendra
Gunawan, SKM, MKM dr. Yudhi Pramono, Johan Safari, SKM, Manuel Sunardi, SAP, Ida Farida, SKM, Nurhadi Rahardjo, SKM, M.Kes, Handry
Mulyawan,MPH, Lita Rahmalia, SP. MKM
Editor
Dr.Mukti Eka Rahadian, MARS, Ermawan, SKM
Pipit Verawatie, SKM, Arief Priyono, SE, Willyanto Saputro, S.Kom
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap transparansi penganggaran belanja publik, maka diperkenalkanlah
sistem penganggaran yang berbasis kinerja (Perform ance Based
Budgeting) sebagai pengganti sistem penganggaran lama dengan
sistem Line Item Budgeting. Dalam sistem Line Item Budgeting
penekanan utama adalah terhadap input, di mana perubahan terletak pada jumlah anggaran yang meningkat dibanding tahun sebelumnya dengan kurang menekankan pada output yang hendak dicapai dan kurang mempertimbangkan prioritas dan kebijakan yang ditetapkan secara nasional.
Secara teori, prinsip anggaran berbasis kinerja adalah anggaran yang menghubungkan anggaran negara (pengeluaran negara) dengan
hasil yang diinginkan (output dan outcome) sehingga setiap rupiah
yang dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatannya.
Performance based budgeting dirancang untuk menciptakan
efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas dalam pemanfaatan anggaranbelanja publik dengan outpu t dan outcome yang jelas sesuai dengan
prioritas nasional sehingga semua anggaran yang dikeluarkandapat dipertangungjawabkan secara transparan kepada masyarakat luas. Penerapan penganggaran berdasarkan kinerja juga akan meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan memperkuat dampak dari peningkatan pelayanan kepada publik. Untuk mencapai semua tujuan tersebut, kementerian negara/lembaga diberikan keleluasaan
yang lebih besar (let's the manager manage) untuk mengeloia
program dan kegiatan didukung dengan adanya tingkat kepastian yang lebih tinggi atas pembiayaan untuk program dan kegiatan yang
akan dilaksanakan.(
Pendahuluan
セセNMMG@
pri n sipprinsip transparansi, efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas dap at dicapai. Kunci pokok untuk memahami Performance Based Budg e ting adalah pada kata "Performance atau KinerJa". Untuk me nd ukung sistem penganggaran berbasis kinerja yang menetapkan Idnerja sebagai tujuan utamanya maka diperlukan alat ukur kinerja yang jelas dan transparan berupa indikator kinerja (performance indicators). Selain indikator kinerja juga diperlukan adanya sasaran
(targets) yang jelas agar kinerja dapat diukur dan diperbandingkan sehingga selanjutnya dapat dinilai efisiensi dan efektivitas dari pekerjaan yang dilaksanakan serta dana yang telah dikeluarkan untuk mencapai outputjkinerja yang telah ditetapkan.
Penyempurnaan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) dapat dilakukan melalui perubahan mekanisme penyusunan dan penelaahan RKAjKL Kementerian Kesehatan. Dengan adanya petunjuk teknis penyusunan dan penelaahan RKAjKL Kementerian Kesehatan diharapkan mampu menyempurnakan ketentuan terkait tata cara penyusunan dan penelaahan RKAKjL dengan mengacu pada pemisahan tugas dan peran antara Menteri Keuangan sebagai Chief Financial Officer
(CFO), Kementerian Perencanaan sebagai Chief Planning Officer
(CPO) dan MenterijPimpinan Lembaga sebagai Chief Operational Officer (COO), menyediakan payung hukum terkait keterlibatan unit Aparat Pengawasan Intern KementerianjLembaga (API KjL) dan Biro Perencanaan dan Anggaran dalam melakukan reviu dan penelitian RKAKjL sebagai quality assurance yang lebih fokus dalam melakukan pengawalan Output dan Outcome Program Pembangunan Bidang Kesehatan , meningkatkan kualitas RKAKjL dan DIPA dalam rangka meningkatkan kualitas belanja serta menjamin tersedianya data anggaran yang valid melalui penyederhanaan dokumen penelaahan dan minimaJisir blokir serta menyediakan proses bisnis dan persyaratan dokumen penelaahan termasuk formatformat yang digunakan dengan pemanfaatan dukungan IT yang handal dan terintegrasi. Dengan demikian diharapkan kualitas perencanaan dan penganggaran Bidang Kesehatan dapat ditingkatkan.
INDIKATOR K/NERJA UTAMA
n
SUB OUTPUT
[image:17.595.66.431.10.258.2]IND/KATOR KINERJA KEG/ATAN
Gambar 1.1. Struktur Anggaran Penerapan PBK
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran serta pengelolaan keuangan negara di setiap Unit Eselon 1 Kemenkes terhadap alokasi anggaran yang menjadi tanggungjawab setiap KPA.2. Tujuan Khusus
Memberikan acuan bagi petugas peneliti/penelaah Biro Perencanaan dan Anggaran dalam melaksanakan tugas penelaahan/penelitian RKA - KL Pagu Anggaran Unit Utama dan Satuan Kerja Kementerian Kesehatan tahun 2014.
C. Sasaran
Proses reviu dan penelitian anggaran dilakukan terhadap dokumen penganggaran pada seluruh jenis kewenangan yang terdiri dari:
-_P""--
,Pendahuluan
\
2. RKA KL beserta dokumen pendukllng satker Kantor Pusat
3. RKAKL beserta dokumen pendukung satker Kantor Daerah/ UPT VertikaJ
4 . RKAKL beserta dokumen pendukung satker Dekonsentrasi
5. RKAKL beserta dokumen pendukung satker Tugas Pembantuan
D. Landasan Hukum
1. Undang Undang Nomor 17 tahun 2003 ten tang Keuangan Negara dan UU No. 25 Tahun 2004 ttg Sistem Perencanaan Pembangunan NasionaJ mengamanatkan pemisahan peran, tuga s, dan tanggung jawab antara Menteri Keuangan sebagai CFO, Menteri Perencanaan sebagai CPO dan Menteri / Pimpinan Lembaga sebagai COO dalam pengeJoJaan keuangan negara telah diatur secara tegas.
a. Menteri/Pimpinan Lembaga bertanggung jawab di dalam perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban a tas anggaran yang menjadi tanggungj a w a bnya.
b. Menteri Keuangan bertanggung jawab daJam menjamin keters ediaan anggaran sesuai kemampuan keuangan negara untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab masingmasing K/ L dan mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran.
c. Menteri Perencanaan bertanggung jawab dalam menyusun dan menetapkan prioritas dan fokus priorita s pembangllnan nasional beserta target kinerja yang direncanakan yang d itua ngkan dalam Rencana Kerja Pemerintah .
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94 / PMK.02/2013 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penalaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara / Lembaga .
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.02 / 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/
PMK.02/2013 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penalaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kemente rian Negara/ Lembaga.
4. Peraturan Menteri Keuangan No . 136/PMK.02/20 14 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL
5. Peraturan Menteri Keuangan No. 51 /PMK.02/2014 tenta ng
Perubahan atas PMK Nomor 71/PMK.02/2013 tentang Pedoma n Standar Biaya, Standar Struktur Biaya, dan Indeksasi dalam Penyusunan RKAKL
6. Peraturan Menteri Keuangan No. 53 /PMK.02/2014 tentang
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2015
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar
S. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.OS/2012 tentang Perjalanan Dinas Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Bidang Kesehatan
10. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PerSO/ PB/2011 tentang Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja dan Transfer pad a Bagan Akun Standar.
11. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. Per22/ PB/2013 tentang Petunjuk Teknis Perjalanan Dinas
12. Pedoman penataan arsitektur dan Informasi Kinerja daJam RKAKL
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap beberapa jenis dokumen anggaran yang meliputi :
1. Renja K/L dan RKP tahun anggaran yang direncanakan;
2. Hasil kesepakatan trilateral meetings;
3. Hasil reviu angka dasar (baseline) dan ha si J pembahasan
.
Pendahuluan
4. Daftar Rincian Pagu Anggaran per Satker/eselon I;
S. Kertas Kerja dan RKA per Satker;
6 . AD I< RKA KL per satker;
7. Target pagu dan PNBP (jika ada);
8. Gender Budget Statement /GBS (jika ada);
9. Dokumen tehnis Jainnya yang disusun oleh satker, seperti Rencana Bisnis dan AnggaranBadan Layanan Umum (RBA BLU), perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/renovasi bangunan gedung negara atau sejenisnya.
10. Data dukung teknis lainnya yaitu:
a) Surat pengantar permohonan reviu dan peneIitian yang ditandatangani oIeh Pejabat EseIon
1/
Penanggung jawab portofoIio;b) Surat Pernyataan Tanggung Jawab MutIak Pejabat EseIon [;
c) Surat Pernyataan Tanggung Jawab MutIak Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran [KPA);
d) RKAK/L Eselon ! format 1,2,3 yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab Anggaran dengan cap basah;
e) Data SIMAKBMN;
f) TOR/RAB level output dan dokumen pendukung terkait lainnya (persetujuan PU, SK Menteri dan peraturan pendukung lainnya);
g) Khusus untuk inisiatif baru dan/atau baseline yg berllbah maka TOR/ RAB disllslln sampai pada level komponen.
HAH II
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
A.
Pengertian
Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 merupakan arah da n tujuan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia, yaitu melindungi segenap 8angsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indones ia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mence rdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakanlah program pembangunan nasional secara menyeluruh dan berkesinambungan. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya untuk menggerakkan seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyar a kat, swasta ma upun pemerintah. Dalam rangka menjamin tercapainya tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan tersebut, maka seluruh pemangku kebijakan bidang kesehatan harus menyatukan satu gerak langkah dengan berlandaskan kepada Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang merupakan dokumen kebijakan dan berfungsi sebagai acuan bagi penyusunan serta penyelenggaraan pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
PENOEKATAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL
[image:23.595.72.352.374.499.2]PENINGKATAN DERA.JAT KESEHATAN
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasionalsebagaimana tertuang dala m UndangUndang Nomor 25 Ta hun 2004 mengamanatkan agar proses pe re ncanaan pembangunan nasional dilaksanakan melalui taha pa n tahapan yang mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Kerja Pemerinta h (RKP). OaJam rangka menjamin tercapainya tujuan pembangunan nasional pada bidang kesehatan, seluruh pemangku kebijakan pada sektor ke se hatan harus menyatukan pengeJolaan seluruh program dan keg iatannya dalam satu gerak langkah dengan berlandaskan kepada Sistem Kesehatan Nasional (SKN) . SKN merupakan dokumen kebijakan dan berfungsi sebagai acuan bagi seluruh penanggungjawab program dan kegiatan di lingkungan pu sa t dan daerah, eksekutif maupun legis]atif, lintas sektor pemerintah maupun swasta maupun lintas bidang kesehatan atau non kesehatan dalam menyusun serta menyelenggarakan proses pembangunan kesehatan di Indonesia.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na s ional (RPJPN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) tahun 20052025, berguna sebagai arah, dasar dan strategi bagi proses pembangunan nasionai bidang ke se ha tan menuju peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu dan masyarakat, guna mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakatyang setinggitingginya. Pembangunan kesehatan dise]engga rakan dengan berdasarkan perikemanu s iaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata , serta pen gutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut (manula), dan keluarga miskin . Strategi pembangunan nasional bidang kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya kesehatan, pembiayaa n kesehatan, penelitian dan pengembangan (Litbang) sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan yang disertai oleh peningkatan pengawasan, pemberdayaan masyarakat,da n manajemen kesehatan. Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan IPTEK, serta globalisasi dan
semangat kemitraan dan kerjasama yang baik dengan lintas sektor. Penekanan juga diberikan pada demokratisasi dengan
peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya
pro motif dan preventif. Diharapkan lagi bahwa pe mba ng unannasional harus dilaksanakan dengan berwawasan keseh a tan, ya itu setiap kebijakan publik selalu memperhatikan dampaknya terh a dap kesehatan.
Dokumen RP}PN 20052025 telah ditetapkan denga n Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 . Sementara itu, dokumen RP)MN dan RKP ditetapkan denga:1 Peraturan Presiden sesuai dengan periode pemerintahan . RPjMN Tahap I (20042009) dan RPjMN Tahap II (20102014) telah disusun sesuai dengan visimisi program prioritas Pres iden terpilih (20092014). RP)PN 20052025
terdiri dari sembilan bidang pembangunan, yaitu bidang sosial budaya dan kehidupan beragama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), politik, pertahanan dan keamanan, hukum dan aparatur, pembangunan wilayah dan tata ruang, penyediaan sarana dan prasarana, serta pengelolaan sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan hidup. Substansi pembangunan bidang kesehatan adalah bagian dari bidang soaia l budaya dan kehidupan beragama. Secara substansial halhal yang diuraikan dalam RP)PN mencakup KondisJ Umum, Visi dan Misi Pembangunan Nasional, Arah, Tahapan, dan Prioritas Pembangunan jangka Panjang 20052025. Detail cakupan substansial tersebut tertuang dalam dokumen RPjPN ters ebut. RP)PN
20052025 dituangkan ke dalam empat tahapan RP)MN. Dalam
pentah a pan RP)PN 20052025, RPJMN 20102014 merupakan tahap II pencapaian visi dan misi pembangunan nasional. Tahap II RP)MN bertujuan untuk lebih memantapkan penataa n kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia termasuk pengembangan kemampuan i1mu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian.
RPJMN dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) sebagai dokumen perencanaan nasional untuk periode satu tahun . RKP merup a ka n pe njabaran tahunan dari RPJMN dan memuat rancangan kerangka ekonomi makro, antara lain adalah arah kebijakan fiskal dan
I
セ@
Perencanaan dan
I,
Penganggaran
monete r, prioritas pembangunan, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah maupun yang ditempllh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Dokllmen RKP mem ungki nkan lIntuk dilakllkan pemlltakhiran program prioritas Presid e n serta penetapan kebijakan baru. RKP yang telah ditetapkan dengan Peratllran Presiden menjadi pedoman bagi penYlIsunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).
B. Tahapan
Tabel di bawah menunjllkkan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) merllpakan pentahapan dari pelaksanaan Rencana Pembangllnan Jangka Panjang Nasionai (RPJPN) 20052025 yang dibagi menjadi empat tahap per lima tahllnan. Pentahapan tersebllt bertlljllan lIntlik menyesllaikan dengan visi, misi, dan program pada tiap masa jabatan Presiden. Saat ini kita sedang berada pada tahap ke 2 pelaksanaan RPJPN. RPJPN tahap ke 2 atall RPJMN 2010 2014 ini selanjlltnya menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga dalam menyuslln Rencana Strategis kementerian/lembaga (RenstraKL) dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menYllslln/menyesliaikan rencana pembangllnan daerahnya masingmasing dalam rangka pencapaian sasaran pembangllnan nasional.
RPJMN akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahllnan yang akan menjadi pedoman bagi penYlIsunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) pada setiap tahun anggaran.
VISI
N epn Indone..s.ia Yang Men:'eka. 8en,u\J , Bcrdaulat. Adil dan Makmur MISI
- Melindungi Segenap 8.angsa Indonesia セ@ Memajukan KesejahLCI-aan Umum - Mencerdaskan Keh;duoan B:Ulf'G - Iku[ Melaksanakan Ke te
rt"
and セ I a [image:27.595.64.430.13.256.2]RPJPN/RPJP-K 005 - 2025 & SKN
Gambar 11.2. Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Kesehatan
c.
JadwalGambar 1l.3. Alur Mekanisme Proses Penyusunan Dokuman Perencanaan dan Penganggaran APBN
D. Sinkronisasi
Gambar I/,4 Alur Keterkaitan Dokumen Perencanaan Pembangunan dan Sistem Keuangan Negara
Bagan di atas menunjukkan alur penyusunan RenstraKL yang berpedoman pada RPJMN, dan kemudian menjadi pedoman
penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL).
Dokumen RenstraKL adalah penjabaran RPJMN, terkait dengan program dan kegiatan Kementerian/Lembaga dalam mendukung prioritas Presiden . Sementara penetapan kebijakan baru terkait dengan dinamika pembangunan yang belum diakomodasi dalam RPJM dapat dimutakhirkan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Kementerian Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 021/MENKES/SK/1/2011 tanggal 4 Januari 2011 telah menetapkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 20102014 yang memuat visi, misi, tujuan. strategi, kebijakan. serta program dan kegiatan sebagai dasar pelaksanaan tugas dan fungsinya yang berpedoman pada RPJMN 20102014.
PEDUAfA .V Pl- NHIIIA /\ ' Af. NLi NA KERjA..I NGGAAA N KEMENTE PJA N KESEHATAN
[image:29.595.59.433.19.284.2]_Perencanaan dan
Penga nggaran
,
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kementerian Kese hatan mengalokasikan dan mendi s trubusikan dana APBN kepada be berapa s atuan kerja yang terdiri dari :
1. Ka ntor Pusat (KP)
Anggaran Kantor Pusat dipergunakan untuk merumuskan & melaksanakan kebijakan & standarisasi teknis seluruh program Bi da ng Kesehatan.
2. Kantor Daerah (KD)
Anggaran Kantor Daerah dipergunakan untuk melaksanaan kegiatan program di RS UPT Vertikal (BLU), Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM), Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM), Balai Besar Laboratorium Ke se hatan (BBLK) , dan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK), Kantor Kesehatan Pelabuhan, Loka Litbangkes, Politeknik Kesehatan, Balai Pelatihan Kesehatan dan BTKL (Balai Teknik Kesehatan Lingkungan)
3. Dinas Kesehatan Provinsi
Anggaran Dekonsentrasi bagi Dinas Kesehatan Provin si dipergunakan untuk pelaksana an kegiatan dan program dalam rangka kesinambungan antara pusat & daerah melalui kegiatan non fisik (fasilitasi/advokasi/ sos iaJisasi penerapan kebijakan, regulasi, pedoman, s tandar, kriteria dan prosedur penyelenggaraan program) kepada sarana kesehatan di wilayah binaannya.
4. Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, BLK dan Laboratorium Kesehatan Daerah (Prov/Kab/Kota)
Anggaran Tugas Pembantuan di Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Daerah, Balai Laboratorium Kesehatan dan Labkesda dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan Program melallii kegiatan fisik (pembangllnan sarana prasarana dan pengadaan alat kesehatan).
Gambar //.5. Sinkronisasi Peremcanaan dan Penganggaran Antara Pusat dan Daerah
Dalam rangka pencapaian target indikator kinerja pembangunan nasional bidang kesehatan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan pembangunan nasional jangka panjang, menengah dan tahunan pada tingkat pemerintah dan kementerian, pemerintah pusat sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan secara
top down
memiliki kewenangan untuk memberikan DekonsentrasijTugas Pembantuan kepada pemerintah provinsi atau kabupatenjkota melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah guna melaksanakan sebagian urusan pemerintah pusat tersebut di daerah. Dengan demikian,
pada hakekatnya hasil perencanaan program dan kegiatan tugas pembantuan mprupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional.Namun terdapat fleksibiJitas yang diatur pula dalam UU SPPN j
2 Perencanaan dan
\. '.
Penganggaran
".
rencan a kegiatan pembangunan daerah. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan diharapkan dapat berperan memfasilitasi dan mensinkro nisasikan kebutuhan kegiatan dan anggaran Program yang seca ra tekn is dilaksanaka n oleh tiap Unit Utama penanggungjawab Progra m Kesehatan yang disesuaikan dengan kemampuan alokasi AP BN Tugas Pembantuan yang ada.
Dinas Kesehatan Provinsi sebagai wakil dari Gubernur yang berke dudukan sebagai wakil dari Pemerintah Pusat di daerah secara
bottom up
diharapkan mampu memberikan pemetaan permasalahan lokal spesifik di tiap kabupaten/ kota di wilayah kerjanya, yang dikaitkan dengan indikator Perencanaan Pembangunan Nasional. Sehingga pada saat ditetapkannya pagu indikatif, Kementerian Kesehatan sudah dapat memprakarsai dan merumuskan sebagian urusan pemerintahan yang akan dilimpahkan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah di daerah sesuai dengan karakteristik permasalahan spesifik pada tiap Provinsi dan Kabupaten/Kota.Keseluruhan proses penyusunan perencanaan pembangunan nasional bidang kesehatan tersebut dilakukan melalui lima pendekatan yaitu pendekatan politik, teknokratik, partisipatif,
bottom up
dan
top down.
Latar belakang adanya pendekatan politis dalam penyusunan perencanaan pembangunan nasional terjadi oleh karena adanya pemiJihan langsung Presiden dan Kepala Daerah yang merupakan hasil dari proses politik sebagai konsekuensi dari sebuah reformasi yang mengha s ilkan perubahan sistim demokratitasi dan pengelolaan pemerintahan di Indonesia. Selanjutnya untuk mencapai sasaran perencanaan pembangunan sebagai hasil proses politik tersebut, diperlukan penjabaran visi, misi yang tertuang dalam rencana pembangunan jangka panjang dan menengah oleh presiden atau kepala daerah terpilih pada tiap tahun anggaran. (pub/ik choice theory a/planning). Hal tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah dan Peraturan Pemerintah NomoI' 21 Ta hun 200 4 te n lang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerial) Nega ra/Lembaga. Namun dalam peraturan ters e but, Dewan Pcrwaki!Jn Rakyat RI juga memiliki kewenangan untuk membah as sa m pai pada tataran fungsiprogram melalui proses pembahasan resmi dalam Rapat Kerja atau Rapat Dengar Pendapat antara pihak legislatif dan eksekuti f. Ha l
ini perlu dipahami oleh para pemangku kebijakan pada lingkllngan pemerintah/ eksekutifpada seluruh Iini, baik pusat mall pun daera h.
Pendekatan berikutnya adalah pendekatan teknokratik, yaitu proses perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional, atau oleh lembaga / unit organisasi yang secara fungsional melakukan perencanaan khususnya dalam pemantapan peran, fungsi dan kompetensi lembaga perencana. Pendekatan partisipatif merupakan suatu proses perencanaan yang melibatkan masyarakat dan stakeholders lain seperti organisasi kemasyarakatan dan profesi terkait. Musrenbang desa, kecamatan, kabupaten/ kota, provinsi yang berakhir pada Musrenbang Nasional adalah forum yang dipergunakan dalam proses pendekatan partisipasif tersebut. Selain itu seminar atau pertemuan diskusi yang melibatkan profesi dan organisasi kemasyarakatan terkait merupakan forum lain yang dapat dipergunakan dalam melaksanakan proses partisipatif.
BAB III
MANAJEMEN PENELITIAN ANGGARAN
A. Manajemen Penelitian Pagu Anggaran dan Alokasi Anggaran
1. Pengertian
a. Penelitian pagu anggaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim peneliti Biro Perencanaan dan Anggaran untuk menjamin kelayakan anggaran dan mematuhi penerapan kaidahkaidah penganggaran antara lain penerapan SBM dan SBK, kesesuaian data anggaran dalam RKA/ KL dengan pagu anggaran yang ditetapkan di setiap unit Eselon I, kesesuaian antara tahapan dengan output kegiatan yang akan dicapai, kesesuaian jenis belanja, halhal yang dibatasi atau dilarang, pengalokasian angga ran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, PHDN, SBSN, BLU, dan kontrak tahun jamak serta kebenaran, kelengkapan dan keabsahan dokumen pendukung yang d itandatangani oleh penanggungjawab anggaran masing masing satuan kerja.
b. Penelitian alokasi anggaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim peneliti Biro Perencanaan dan Anggaran untuk melakukan penelitian alokasi anggaran yang dilakukan terhadap perubahan alokasi anggaran, baik penamba han maupun pengurangan alokasi angga ran .
Z. Jadwal
Jadwal penelitian RKAK L Kementerian Kesehatan dilaksanakan sesuai alur dan proses bisnis penganggaran APBN sebagai berikut :
Dengan demikian, jadwal pelaksanaan penelitian RKAKL di lakukan melalui 2 tahapan yaitu:
a. Penyusunan RKAK/L pagu anggaran Kementerian/ lembaga setelah ditetapkan pada bulan JuniJuli ;
anggaran Kementerian / h . Penyesuaian RKAK/L alokasi
Lembaga setelah ditetapkan bulan bulan OktoberNovember.
3. Alur Proses PeneJitian
a. Alur proses penelitian RKAKL pagu anggaran meliputi :
1) Ketetapan tentang pagu anggaran Kementerian/Lembaga dituangkan dalam Keputusan Menteri Keuangan.
2) Sekretaris Jenderal menetapkan besaran pagu per program dan selanjutnya menyampaikan pagu anggaran tersebut kepada seluruh pimpinan unit utama selaku penanggung jawab program .
3) Pimpinan unit utama/ penanggungjawab program selanjutnya menetapkan dan menyampaikan pagu anggaran per satuan kerja di lingkungan unit kerjanya.
4) Satuan kerja Kantor Pusat, Kantor Daerah, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan menyusun RKA K/L berdasarkan pagu anggaran yang ditetapkan oleh pimpinan unit utama/penanggungjawab program.
5) SebeJum mengajukan proses peneJitian dan reviu kepada Biro Perencanaan dan Anggaran serta Tim APIP Inspektorat Jenderal Kemenkes, unit utama bertanggungjawab untul< mengumpulkan, melengkapi dan menjamin keabsahan seluruh dokumen pendukung RKA/KL dari satker Kantor Pusat, Kantor Daerah, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dilingkungan kerjanya.
6) Unit utama menyampaikan permohonan reviu RKA K/L pagu anggaran kepada Sekretaris Jenderal beserta lampiran kelengkapan dokumen pendukung penelitian. (Bab.I.E).
bersamasama melakukan penelitian terhad ap se lufu h RKA/KL dan dokumen pendukungnya.
8) RKA/KL hasil dari proses penelitian d a n reviu yang telah sesuai dan bersih dari rekomendasi d alam Ca ta ta n Hasil Reviu (CHR) dan Catatan Hasil Penelitian (C HP) selanjutnya akan disampaikan kepada Kemente rian Keuangan Cq. Oirektorat lenderal Anggaran.
b. Proses Penelitian RKA/KL dan Penyesuaian Alokasi Anggaran meliputi:
1) Penyesuaian dimaksud adalah :
Penyesuaian angka dasar apabila terdapat perubahan parameter ekonomi (indeks inflasi untuk tahun yang direncanakan) dan/atau penyesuaian parameter nonekonom i apabila terdapat perubahan kebijakan sehingga berpengaruh terhadap besaran alokasi anggaran K/L;
Penyesuaian program/kegiatan/output baru sebagai hasil kesepakatan pembahasan dengan OPR;
Apabila tidak ada perubahan parameter ekonomi, parameter nonekonomi dan usulan program/
kegiatan/output baru, maka RKA/KL berdasarkanPagu Anggaran secara langsung ditetapkan dalam Oaftar Hasil Penelaahan (OHP) RKA/KL Oirektorat lenderal Anggaran Kemenkeu.
2) Unit utama mengumpulkan dokumen kelengkapan RKA/KL penyesuaian dan selanjutnya menyampaikan permohonan reviu RKA/KL alokasi anggaran kepada Sekretaris lenderal dilengkapi dengan dokumen pendukung penelitian. (8ab.I.E).
0. 3) Sekretaris lenderal selanjutnya menyampaikan
permohonan reviu RKA K/L alokasi anggaran unit utama kepada lnspektu r lendera!, selanjutnya bersamasama
penelitian terhadap RKAKL Tahun
ha s il dari proses penelitian dan reviu yang sudah disesuaikan dengan Catatan Hasil Reviu (CHR) dan Catatan Hasil Penelitian (CHP) selanjutnya akan disampaikan kepada Kementerian Keuangan Cq.
Direktorat Jenderal Anggaran. akan dilakukan reviu
2014.
4) RKAKL penyesuaian
5) Kementerian Kesehatan, 8appena s dan Kementerian Keuangan melakukan penelaahan RKA/KL beserta dokumen pendukung dalam rangka menjamin kesesuaian anggaran dan output kegiatan.
Penyesualan RKAKl Alokasi Anggaran
Unluk Menghasllkan RKAKl yang BerkuaJltaa
4. Dokumen Anggaran
Dokumen Anggaran yang dihasilkan dari proses reviu dan penelitian RKAKL, adalah sebagai berikut:
Catatan Hasil Penelitian Tim Biro Perencanaan dan Anggaran
a. Catatan Hasil Reviu Tim APIPb.
c. ADK RKAKL hasil reviupenelitian
d. SPT)M Eselon I
e. SPTjM KPA
f. Daftar Rincian Pagu Anggaran per Satker/eselon I;
g. RKAK/L Eselon I hasil reviupenelitian yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab Anggaran dengan cap basah;
h. Rencana Kerja Anggaran Satker (RKA Satker) hasil reviu-penelitian;
i. Rincian Kerta s Kerja Satker RKA per Satker (per Akun)
reviu-penelitian;
j. ADK RKA KL per satker reviupenelitian ;
k. Data SIMAKBMN reviupenelitian;1. TOR/RAB level output dan dokumen pendukung terkait
lainnya (persetujuan PU, SK Menteri dan peraturan pendukung lainnya) reviupenelitian;
5. Pengorganisasian
Guna terselenggaranya tertib administrasi dalam
peng-organisasian penelitian dan reviu RKA/KL, maka mekanisme penelitian tersebut dilaksamakan sesuai tugas, pokok, fungsi dan kewenangan masing masing bagian di Biro Perencanaan dan Anggaran, yaitu:
a. Bagian APBN I meliputi:
1) Direktorat jenderal Bina Upaya Kesehatan;
2) Direktorat jenderal PP dan PL;
I'LOO.l/.l,' pt\'f.l.lrl.l.\ R1:._\C t \ ,1 J., f.Rj.I. t \ (iG.HLn 1\ '-111 \ 11 RI.I \ KI:. ,)I:./ I.I [1\
- M imajemen Penelitian
Mセ@ \
Anggaran
b. Bagian APBN II meliputi:
1) Sekretariat Jenderal;
2) Inspektorat Jenderal;
3) Badan PPSDM Kesehatan.
c. Bagian APBN II ( meliputi :
1) Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA;
2) Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alkes;
3) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
6. Hal yang Diperhatikan dalam Proses Penelitian dan Reviu:
1. Konsistensi pencatuman sasaran kinerja meliputi volume keluaran dan indikator kinerja kegiatan dalam RKA/KL sesuai dengan sasaran kinerja dalam Renja K/L dan RKP;
2. Kesesuaian total pagu dalam RKA/KL sesuai dengan pagu anggaran K/L yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
3. Keseuaian sumber dana dalam RKA/KL dengan sumber dana yang ditetapkan dalam pagu anggaran K/L;
4. Kepatuhan dalam pencantuman tematik APBN pada level keluaran;
S. Kelengkapan dokumen pendukung RKA/KL antara lain RKA satker, TOR/RAB dan dokumen pendukung lainnya;
Konsistensi antara pencantuman sasaran kinerja K/L dengan sasaran RKP termasuk prakiraan maju untuk tiga tahuD ke
7.
depan;
8. Konsistensi antara kegiatan dengan tugas pokok da n fu ngsi serta struktur organisasi satuan kerja masing masing;
9. Menjamin kelayakan anggaran dan mematuhi penerapan kaidahkaidah penganggaran antara lain penerapa n SBM
dan SBK, kesesuaian jenis belanja, halhal yang dibatasiatau dilarang, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, PHON, SBSN, BLU, dan kontrak tahun jamak;
10. Standarisasi komponen berkarakteristik operasional (005. Dukungan Penyelenggaraan tugas dan fungsi), yaitu:
i. Be\anja jasa peJayanan dokter;
ii. Belanja barang pengadaan obatobatan;
iii. Belanja barang pengadaan bahan medis habis pakai;
iv. Belanja barang pengadaan bahan makanan pasien.
11. Pengadaan gedung memperhatikan:
1) Rencana Kebutuhan Tahunan BMN;
2) Surat Pernyataan Ketersediaan dana/memenuhi kelayakan teknis;
3) Izin Prinsip/IMB;
4) Status Kepemilikan Tanah;
5) Sura t/Rekomendasi Pekerjaan Umum.
12. Renovasi gedung memperhatikan:
1) Data SIMAK/BMN;
,
,
Mar:tajemen Penelitian
Anggaran
2) Surat/Rekomendasi PU ;
3) Surat Rekomendasi Biro Umum.
13. Pe ngadaan kefarmasian serta alat kesehatan, kedokteran dan KB memperhatikan:
i. Harga pembanding dari 3 perusahaan dengan melampirkan Surat Ijin Perusahaan Alat Kesehatan/ kedokteran/farmasi / perbekalan kesehatan;
ii. Analisi s kebutuhan peralatan kesehatan /kedo kteran / KB/farmasi yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
14. Kendaraan Bermotor memperhatikan:
Data SIMAK BMN dan jumlah jabatan dalam struktur organisas i;
SK penghapusan dari Kemenkes;
Risalah lelang dari Kemenke u;
Kegiatan pengadaan kendaraan operasional Kantor Pusat di koordinir oleh Biro Umum dengan dilengkapi surat usulan dari satker terkait. Apabila satker Kantor Pus at pada Unit Eselon r melakukan pengadaan kendaraan operasional, maka satker tersebut harus mema s tikan anggaran pengadaan ter se but sudah dialokasikan oleh Biro Umum;
• Satker Kantor Daerah/ UPT vertikal dibatasi untuk melakukan pengadaan kenda raa n operasional denga n sya rat adanya rekomendasi dari Biro Umum;
Pengadaan kendaraan dina s untuk pejabat Eselon 3 dan 4 tidak diperkenankan;
spesifikasi teknis yang direkomendasikan dar i Direktorat Ienderal Bina Upaya Kesehatan;
Satker Kantor Daerah diperkenankan melakuka n
pengadaan mobil dengan kriteria khusu s (mob illabkes. mobil promkes, boarding clearence dll) dengan sya ra t
direkomendasikan oleh unit teknis eselon 1 sebagai penanggungjawab program terkait;Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah dibatasi dalam melakukan pengadaan kendaraan roda 2;
Seluruh pengadaan kendaraan operasional/ambulance/ kendaraan dengan kriteria khusus pada satker Kantor Daerah dan Tugas Pembantuan yang belum memperoleh rekomendasi dari biro umum/ unit eselon 1 penanggungjawab program direkomendasikan untuk memperoleh tanda/ catatan dalam lembar IV DIPA sampai memperoleh rekomendasi dimaksud.
15. Alat pengolah data memperhatikan:
• Data SIMAK BMN dan jumlah jabatan/pegawai sebagai
pengguna;• Surat keterangan penghapusan dari Kemenkes;
Risalah lelang dari Kemenkeu;
Pengadaan peralatan perkantoran dan alat pengolah data
primer maupun spesifikasi canggih, termasuk kamera canggih. handycam, pengacau sinyal dan alat sejenisnya memerlukan rekomendasi dari Pusat Data dan Informasi Kemenkes.
16. Pengalokasian biaya pemeliharaan Barang Milik Negara memperhatikan kesesuaian data SIMAK BMN.
17. Biaya Perjalanan Dinas:Alokasi anggaran perjalanan dinas luar negeri kecuali Pusat Kesehatan Haji. Pusrengun. PKLN dan pimpinan Kemenkes di Biro Umum ditampung pada Sekretariat Badan/ Ditjen;
\
arfajemen Penelitian
(Anggara n
Alokasi anggaran perjalanan dinas LN untuk satker di lingkungan Setjen selain Poin .a , ditampung di Giro Umum;
• Besaran biaya maksimal untuk transport lokal yang belum ditetapkan dalam SBM seperti transport Bandung sebesar Rp . 500.000, Bogor sebesar Rp 350 .000, Cirebon sebesar Rp . 500.000;
Transport ke DTPK disesuaikan dengan tarif perda a tau harga p <l s ar (at cost);
Jumlah perjalanan din as dan pertemuan memperrimbangkan kesesuaian dengan jumlah pegawai dan hari kerja dalam satu tahun;
Biaya rata rata transport pembinaan teknis dengan tiket pesawat yang belum ditentukan tujuannya maksimal sebesar Rp. 4.500.000,00;
Belanja barang (perjadin) dilakukan efisiensi semaksimal mungkin dengan berpedoman pada PMK No. 113 tahun 2012 tenta ng perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara , pegawai negeri dan pegawa i tidak tetap (PTT).
Kategori yang disebut PTT adalah pegawai yang diangkat dalam jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pcmerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis profesional da n administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampllan organisasi. Contoh dokter dan bidan PTT;
Pegawai honorer/ pramubakti tidak diperkenankan untllk melakukan perjalanan dinas biasa kecuali perjalanan dinas paket meeting sebagai pendukung sebuah kegiatan.
19. Biaya honorhonor:
Honor narasumber sesuai dengan standar b iaya masukan
dan dengan jumlah hari kegiatan;
Besaran honor yang diberikan kepada narasumberdalam suatu pertemuan disediakan oleh penyele ngga ra
sesuai aturan SBM;Dengan telah dilaksanakannya kebijakan renLimerasi,
maka honor peja b at eselon 2 diluar honor KPA dibatasi sebanyak 2 jenis, sedangkan honor eselon 3 diluar honor PPK dibatasi sebanyak 3 jenis;
20 . Penyusunan NSPK/Buku Pedoman/Juknis:
Tahapan pertemuan maks. 4 kali (Persia pan, Penyusunan, Finalisasi, Sosialisasi);
• Melakukan pemilahan kegiatan antara kegiatan yang membutuhkan koordinasi internal yang bisa dilaksanakan di dalam kantor dan di luar kantor.
21. Standarisasi Akun Pe r jadin
524111
=
Perjalanan Biasa; 524112=
Perjalanan Tetap;524113 = Perjalanan Dinas Dalam Kota;
•
524114 = Paket Meeting Dalam Kota;524119
=
Paket Meeting Luar «ota; 22. Kegiatan harus sesuai Tupoksi:
•
PelatihanPelatihan berkoordinasi dengan PPSDM; Promosi Kesehatan berkoordinasi dengan Promkes ;Pelatihan Bencana berkoordinasi dengan PPK.
23. Pengadaan obat, vaksin dan reagen reguler dilaksan aka n oleh Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes, tapi jika reagen
merupakan satu komponen dengan alkes dapat dilakukan di unit eselon 1 masing masing.
24. Pengadaan peralatan kesehatan paNEK dan paNED dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina upaya kesehatan
25. Besaran biaya sewa yang tidak diatur di dalam SBM , dianggarkan sesuai standar yang ditetapkan oleh Biro Umum.
26. Jumlah panitia kegiatan tidak boleh melebihi 10% dari jumlah peserta dan hanya dialokasikan pada kegiatan yang melibatkan Lintas Sektor/Lintas Program dan daerah.
27. Belanja mengikat untuk belanja pegawai mengacu kepada GPP, Belanja Gaji Transito dialakasikan di Biro Umum serta setiap satker memperhatikan ketersediaan anggaran Tunjangan Kinerja per tahunnya.
28. Jumlah tenaga pramubakti hanya diperuntukan untuk sapir, petugas kebersihan atau Office Boy dan maksimal 10 % dibandingkan dengan jumlah pegawai. Dengan adanya kebijakan REMUNERA SI, maka pengajuan usulan tenaga pramubakti tersebut harus berdasar kepada analisa kebutuhan dan beban kerja.
B. Kewenangan
Tim APIP dan Biro Perencanaan dan Anggaran secara bersamasama menetapkan rekomendasi berupa pencatatan dalam halaman IV DIPA terhadap satuan kerja yang tidak menindaklanjuti rekomendasi Catatan Hasil Reviu (CHR) dan Catatan HasiJ Penelitian (CHP) sampai dengan batas waktu penyampaian RKA K/L dan dokumen pendukung yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan.
BAB IV
INDIKATOR KEBERHASILAN DAN PENCATATAN PELAPORAN
A. Indikator
Untuk mewujudkan akuntabi li tas dan transparansi penelitian RKA-KjL Kementerian Kesehatan, maka perlu ditetapkan indikator keberhasilan sebagai alat untuk memantau dan m engevaluasi
\...
pelaksanaan penelitian RKA KjL. Tujuan penetapan indikator keberhasilan ini adalah untuk penilaian kinerja internal tim penelitian setiap tingkatan dan untuk penil a ian kinerja eksternal Kementerian Kesehatan terkait dengan penelitian RKAKjL.Indikator keberhasilan tersebut adalah:
1. Pe rsentase CHP dan CHR yang telah ditindaklanjuti rekomendasinya oleh Satker (bersih dari catatan rek:omendasi).
2. Persentase penyampaian RKAKjL Kementerian Kesehatan kepada DJA tepat waktu .
B. Pencatatan
Pencatatan hasil penelitian dan reviu dituangkan dalam berita acara . penelitian berisi tentang:
1. Kesesuaian jumlah alokasi pagu unit utama dengan seluruh satkernya;
2. Jumlah Alokasi pagu per sumber biaya (RMPLNPHNPNBP) per unit utama dan satkernya;
3. Jumlah alokasi pagu per satuan kerja (Kantor Pus at Kantor
DaeraDekonsentrasiTugas Pembantuan) per jenis belanja;4 . Identifikasi permasalahan dalam catatan rekomendasi CHP dan CHR, antara lain Kesesuaian harga satuan SBMSBK, kesesuaian RenjaKL, keseuaian outputkomponen, kurangnya data dukung
5. Ca tatan rekomendasi yang belum ditindaklanjuti dalam CHP dan CHR.
C. Peiaporan
[image:52.595.28.384.5.528.2]Hasil Pencatatan identifikasi tersebut akan dilaporkan kepada Pimpinan unit utama agar seluruh rekomendasi CHP dan CHR ditindaklanjuti secara berjenjang sesuai batas waktu yang telah ditentukan dengan mekanisme sebagaimana tercantum dalam gambar dibawah ini.
t(olengkopen Dokurn.n Pltndukung
Ya Ya
Gambar IV. 1Alur Proses Pelaporan
[image:52.595.97.371.242.357.2]CATATAN HASll PENELITIAN
RENCANA KERJA ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/lEMBAGA PAGU ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015
Uraian Kelengkapan Keterangan
Ada Tidak
A. Kelengkapan Dokumen Eselon 1
1 Surat Pengantar Eselon I
2. Pagu Anggaran yang ditetapkan
(per satkerper eselon I sumber pembiayaan) 3. SPTJM Eselan I
4. Farm 1, 2 dan 3
5. Backup Tematik APBN pada level Keluaran
B. Kelengkapan Dokumen Per satker
1. Rencana Kerja Satker (Farm A, B,C,D)
2. Kertas Kerja RKAKL Satker
3. Pagu Anggaran yang ditetapkan
4. ADK RKAKL Satker
5. Gender Budget Statetment / GBS (jika ada) 6. Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) BLU 7. SPTJM KPA
8. TOR dan RAB
9. Surat Tugas Petugas Satker
10. Dakumen pendukung lainnya
Uraian Kesesuaian Keterangan
Sesuai TIdak
C. Verifikasi Kebenaran Dokumen
1 Kansistensi pencantuman sasaran kinerja dengan
sasaran kinerja Renja KL dan RKP
2. Kesesuaian tatal pagu an ggaran dalam RKAKL
3. Kesesua,an sumber dana dalam RKAKL
4. Kepatuhan dalam pencantuman tematik APBN
Level Keluaran
5. Kelengkapan dakumen pendukung RKAKL
PI [)O lU.\ Pf \ #-11.'1.1 \ /{/ \"( ,j.\. 1 J.. r l<l l .I.\(,(,. .liU .\ A ( ,lff\ I l ォ ャNセ@ \" Kf SEj-f·1 r.:i .\
Kementerian Negara 024 Kementerian Kesehatan
Unit Utama 024 ..
Satker
Pagu Anggarall Satker Rp ..
Pagu Anggaran RKAKl Rp.
Selisih Rp ...
1 Penilaian Penelitian Petugas
Diteliti Tanggal
Petugas Biro Perencanaan & An ggar an
1
2. Catalan Hasll Penelitian
3. Hal yanK sudah dilindaklanjvtij Diperbaik.
NAMA PETUGAS PENELITIAN
BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN SATUAN KERJA
NAMA JABATAN PARAF NAMA Jabatan PARAF
I } I}
2} 2}
3} 3}
4} 4}
r' r
ALUR MEKANISME PROSES PENELITIAN I REVIU RKAKL BESERTA DOKUMEN PENDUKUNG
ANTARA SATKER, TIM APIP DAN BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
I
-,-
_RUllI ....1' _ __ _ 10
_'fit..
1 ' _-.
· ...セᄋMNNLゥ@ I "I
J
セMMMᄋi@ I I" I"...
セ...
...
...
djセMセ
B lMG
..,....l ... ICL DIro'II somxJI'\'l'QrMJIdI lUll OOItUMfII
t
CMP _ .o RセNLNNセ@
_
_
...
...
.
_-
_
....
ェセLLセ -... IiIl<:A ... GエquセBBッNョ _ _ QJiiiオiiセBBGB@-
セ..
...
Q@ セ⦅MMNNイ-セ . .s..
-
M...:! .... ..,...,. ..
セ _ _ _ OJ,IO
NNNNMセ....
セ L@ NNN@ QゥiiiiiゥゥBBBGJMセセ
...
.-
-セセBBqii
Catalan:1 Bagl.n Progr.m din Intormaal mUlngmaslng Unit Ut.m. h.rua mel.kukan v.riflkasl RKA·KJ\. din dokumen pendukung s.atker binaanny •••belum kegl.tan PenellU.n RK.AJKL oleh Roren dan revlu RKAKlL oIU! .,.n Point' terslbut dlbulrtfkan ding." ad.ny. 8"'111.1 ket.,..ng.n atau SAP (BERlTAACARA PEMERIKSAAN) yang dlsyahk.n din ditandatang,lnl oIeh K.ba.g PI Unit Utama
I