1
EKONOMI KOTA
KONSEP PENANGANAN
EKSTERNALITAS
KAWASAN INDUSTRI
SIER SURABAYA
NAMA KELOMPOK:
TRY ANANDA 3612100025
AFRIZAL MA’ARIF 3612100035 AYU TARVIANA D. 3612100036
11
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME karena atas limpahan rahmat dan kasih sayangnya berupa nikmat jasmani dan rohani tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Penanganan Eksternalitas Kawasan Industri SIER Surabaya” sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Ekonomi Kota.
Selain itu, tim penulis ingin berterima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan ini, yakni dosen pembimbing atas bimbingan, saran, dan kritik membangun yang telah beliau berikan., serta pihak-pihak lain yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian laporan.
Tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak tersebut, laporan ini tidak akan selesai dengan baik. Laporan ini masih jauh dari tahap sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun merupakan hal yang sangat dinanti. Semoga kedepannya laporan ini dapat bermanfaat, baik bagi tim penulis yang sedang menyelesaikan studi di jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, maupun bagi pembaca laporan ini.
Surabaya,10 Juni 2014
11
2.3.1 Arah Kebijakan Kawasan Industri...6
2.3.2 Kawasan Industri Jangka Menengah...6
2.3.3 Kawaan Industri Jangka Panjang...7
2.3.4 Strategi Kawasan Industri...7
BAB III GAMBARAN UMUM...10
3.1 Gambaran Umum Wilayah...10
3.2 Gambaran Umum Jenis Industri PT.SIER...10
3.3 Gambaran Umum Pekerja PT.SIER...10
BAB IV ANALISA...12
4.1 Identifikasi Permasalahan...12
4.2 Keterkaitan Permasalahan dengan Ekonomi Kota...13
4.3 Analisa Persoalan Ekonomi Kota...14
4.4 Konsep Penanganan Persoalan Ekonomi Kota...16
BAB V PENUTUP...18
5.1 Kesimpulan...18
5.2 Rekomendasi...18
5.3 Lesson Learned...18
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Kerangka berpikir...3
Gambar 2 : Kurva eksternalitas positif...4
Gambar 3 : Kurva eksternalitas negatif...5
Gambar 4 : Peta PT.SIER Surabaya...11
Gambar 5 : Kemacetan di Kawasan Industri SIER...12
Gambar 6 : Limbah cair yang dibuang ke sungai...13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan sektor >ndustry manufaktur >ndust selalu menjadi prioritas dalam rencana pembangunan Negara Sedang Berkembang (NSB). Hal ini karena sektor >ndustry manufaktur dianggap sebagai sektor pemimpin yang mendorong perkembangan sektor lainnya seperti sektor jasa dan pertanian. Pengalaman pertumbuhan ekonomi jangka panjang di >ndust >ndustry dan >ndust sedang berkembang menunjukkan bahwa sektor >ndustry secara umum tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor pertanian (Arsyad, 1991). Berdasarkan kenyataan ini tidak mengherankan jika peranan sektor >ndustry manufaktur semakin penting dalam berkembangnya perekonomian suatu >ndust termasuk juga Indonesia.
Perkembangan >ndustry manufaktur yang pesat di Indonesia ternyata bias ke pulau Jawa dan Sumatra selama dua >ndust terakhir. Fenomena serupa juga dapat ditemukan di Jawa Timur, dimana terdapat berbagai macam konsentrasi spasial pada >ndustry manufaktur. Di Jawa Timur, >ndustry manufaktur terkonsentrasi di Koridor Surabaya-Malang (Surabaya,Malang, Mojokerto, Gresik, Pasuruan dan Sidoarjo) dimana koridor Surabaya-Malang memberikan kontribusi sekitar 50% dari output sektor >ndustry manufaktur Jawa Timur. Industri manufaktur di Jawa Timur menyumbang sekitar 20% dari nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor >ndustry manufaktur di Indonesia dan sekitar 25% tenaga kerja yang bekerja di sektor >ndustry manufaktur Indonesia. Jawa Timur merupakan pusat >ndustry pembuatan dan perbaikan kapal laut, >ndustry rel dan kereta api serta terkonsentrasinya pabrik gula (Dick,1993:230-255).
1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari penulisan makalah adalah mengesplorasi dan memahami persoalan eksternalitas kawasan industri SIER Surabaya.
Sasaran dari penulisan makalah adalah :
1. identifikasi ekternalitas kawasan industri di Surabaya.
2. analisa pengaruh ekternalitas kawasan industri terhadap ekonomi Kota Surabaya. 3. Merumuskan rekomendasi terkait masalah ekternalitas kawasan industri SIER.
1.3 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dari makalah ini adalah :
BAB I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Latar belakang berisi tentang latar belakang penulisan makalah, tujuan penulisan untuk memfokuskan arah dari penulisan makalah ini, serta sistematika penulisan yang menjelaskan bagian-bagian dari makalah secara terstruktur dan terperinci.
BAB II merupakan bab kajian teoritis yang berisi berbagai teori yang digunakan dalam pembahasan untuk melakukan analisis.
BAB III merupakan bab gambaran umum yang menjelaskan tentang gambaran umum wilayah, gambaran umum permasalahan, deskripsi permasalahan pokok, serta fakta-fakta empiris yang mendukung.
BAB IV merupakan bab analisa yang menjadi inti dari makalah ini berisi keterkaitan permasalahan dengan ekonomi kota, analisis persoalan ekonomi kota, serta konsep penanganan persoalan ekonomi kota.
1.4 Kerangka Berfikir
Pembangunan sektor industri manufaktur hampir selalu menjadi prioritas dalam rencana pembangunan Indonesia sebagai Negara Sedang Berkembang (NSB). Kota Surabaya memiliki akses pelabuhan, jalur kereta api dan bandara internasional yang mendukung industri manufaktur di Jawa Timur. Tak keran jika Surabaya mengembang kawasan industri terpadu salah satunya adalah SIER Surabaya. Tingginya intensitas kegiatan yang berlangsung pada kawasan industri terpadu SIER menyebabkan eksternalitas baik eksternalitsa positif maupun negatif.
Hasil utama dari pembahasan ini adalah untuk mengesplorasi dan memahami persoalan eksternalitas kawasan industri SIER Surabaya. Kegiatan eksplorasi persoalan eksternalitas akan berguna dalam hal perumusan konsep penanganan dari eksternalitas yang terjadi akibat aktivitas kawasan industri SIER Surabaya sesuai dengan kebijakan yang telah ada. Adapun alur kerangka berpikir pada penelitian eksternalitas kawasan industri SIER Surabaya.
Gambar 1 Bagan Kerangka berpikir
Sumber : Hasil analisa, 2014
Identifikasi
Permasalahan
Pengumpulan
Data
Analisa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Eksternalitas
Pengertian eksternalitas diberikan oleh Baumol (1978). Menurutnya, eksternalitas adalah efek yang timbul dari suatu kegiatan yang tidak dikompensasi ataupun diapreasiasi. Sedangkan Kolm (1971) seperti dikutip oleh Simarmata (1994) mendefinisikan eksternalitas sebagai dampak dari keputusan seseorang pada orang lain tanpa melibatkan penerima dampak dalam proses pembuatan keputusan tersebut. Dengan kata lain eksternalitas adalah dampak negatif atau positif yang tidak memiliki harga dimana baik penghasil maupun penerimanya tidak merasa memilikinya. Dengan demikian, eksternalitas baik positif maupun negatif tidak dapat diperjualbelikan karena tidak adanya harga dan property rights.
2.2 Macam Eksternalitas
Macam-macam eksternalitas ditinjau dari segi dampaknya dibagi menjadi dua yaitu: 1. Eksternalitas positif
Gambar 2 : Kurva eksternalitas positif
Sumber : Public Finance
2. Eksternalitas negatif
Eksternalitas negatif adalah biaya yang dikenakan pada orang lain di luar sistem pasar sebagai produk dari kegiatan produktif.
Gambar 3 : Kurva eksternalitas negatif
Sumber : Public Finance
2.2 Pengertian Kawasan Industri
yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri.
Sarana dan prasarana yang dimaksud di atas meliputi jalan, pengolahan air bersih dan air kotor terpadu, komersial, perumahan, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, jaringan gas dan sebagainya, sehingga pabrik (disebut dengan perusahaan industri) yang masuk ke Kawasan Industri akan mendapatkan sarana/prasarana ini. Pembangunan dan pengembangan Kawasan Industri bertujuan untuk mengendalikan pemanfataan ruang. Di Kawasan Industri diatur pemanfaatan ruang max 70% untuk lahan industri dan min 30% untuk fasos/fasum/hijau. Sedangkan lahan yang dimanfaatkan oleh perusahaan industri diatur 60% untuk bangunan dan 40% lahan terbuka/hijau. Dengan demikian Kawasan Industri bertujuan juga meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan
b. meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan c. Mempercepat pertumbuhan industri di daerah
d. Meningkatkan daya saing Industri e. Meningkatkan daya saing investasi
f. Memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan dan pembangunan inftrastruktur, yang terkoordinasi antar sektor terkait
Strategi pembangunan industri manufaktur ke depan, mengadaptasi pemikiran-pemikiran terbaru yang berkembang saat ini, yaitu pengembangan industri melalui pendekatan klaster dalam rangka membangun daya saing industri yang berkelanjutan.
“Dengan mengacu kepada GBHN dan Propenas tahun 2000-2004, pembangunan industri dan perdagangan dilaksanakan dengan visi, yaitu pada tahun 2020 Indonesia telah menjadi negara industri baru yang bertumpu pada potensi nasional bangsa niaga
2.3.2 Kawasan Industri Jangka Menengah
Arah kebijakan pembangunan industri nasional mengacu kepada agenda dan prioritas pembangunan nasional Kabinet Indonesia Bersatu dalam kerangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004-2009 (Peraturan Presiden No.7 Tahun 2005), yakni :
(1) Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai,
(2) Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis, dan
(3) Mewujudkan Indonesia yang Lebih Sejahtera.
Khususnya arah pembangunan industri tertuang dalam RPJMN Bab 18 Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur. Di samping itu, pembangunan industri harus mengacu kepada amanat pembangunan bangsa yang termuat dalam konstitusi, dengan menganut azas-azas yang diletakkan untuk menjamin terpenuhinya aspirasi kemajuan ekonomi, budaya, teknologi dan keamanan, demi keberlanjutan eksistensi bangsa dan kemajuan kesejahteraan rakyat serta generasi bangsa di masa depan.
2.3.3 Kawaan Industri Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, pembangunan industri harus mampu memberikan sumbangan sebagai berikut :
a. Pembangunan industri nasional harus mampu memberikan sumbangan nyata dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat luas secara adil dan merata ;
b. Pembangunan industri harus mampu ikut membangun karakter budaya bangsa yang kondusif terhadap proses industrialisasi menuju terwujudnya masyarakat modern, dengan tetap berpegang kepada nilai-nilai luhur bangsa ;
c. Pembangunan industri harus mampu menjadi wahana peningkatan kemampuan inovasi dan wirausaha bangsa di bidang teknologi industri dan manajemen, sebagai ujung tombak pembentukan daya saing industri nasional menghadapi era globalisasi/liberalisasi ekonomi dunia ;
a. Strategi Pokok
- Memperkuat keterkaitan pada semua tingkatan rantai nilai (value chain) dari industri termasuk kegiatan dari industri pendukung (supporting industries), industri terkait (related industries), industri penyedia infrastruktur, dan industri jasa penunjang lainnya. Keterkaitan ini dikembangkan sebagai upaya untuk membangun jaringan industri (networking) dan meningkatkan daya saing yang mendorong inovasi ;
- Meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai dengan membangun kompetensi inti ;
- Meningkatkan produktivitas, efisiensi dan jenis sumber daya yang digunakan dalam industri, dan memfokuskan pada penggunaan sumber-sumber daya terbarukan (green product);
- Pengembangan Industri Kecil dan Menengah melalui (a) skema pencadangan usaha serta bimbingan teknis dan manajemen serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara ekspansif dan andal bersaing dibidangnya. (b) mendorong sinergi IKM dengan industri besar melalui pola kemitraan (aliansi), dan (c) membangun lingkungan usaha IKM yang menunjang.
b. Strategi Operasional
1) Pengembangan Lingkungan Bisnis yang nyaman dan kondusif
• Bekerjasama dengan instansi terkait untuk mengembangkan Prasarana dan Sarana fisik di daerah-daerah yang prospek industrinya potensial ditumbuhkan, antara lain jalan, jembatan, pelabuhan, jaringan tenaga listrik, bahan bakar, jasa angkutan, pergudangan, telekomunikasi, air bersih.
• Mendorong pengembangan SDM Industri, khususnya di bidang Teknik Produksi dan Manajemen Bisnis.
Pengamanan/Security, Jasa Pengolahan/Pembuangan Limbah, Jasa Kalibrasi, dan sebagainya.
• Mengembangkan kebijakan sistem insentif yang efektif, edukatif, selektif, dan atraktif.
• Menyempurnakan instrumen hukum untuk pengaturan kehidupan industri yang kondusif, yang memenuhi kriteria :
o Lebih menjamin kepastian usaha/kepastian hukum, termasuk penegakan hukum yang konsisten
o Aturan-main berusaha yang jelas dan tidak menyulitkan
o Mengurangi sekecil mungkin intervensi pemerintah terhadap pasar
o Menghormati kebebasan usaha pelaku industri
o Kejelasan hak dan kewajiban pelaku industri
o Terjaminnya dan tidak terganggunya kepentingan publik, termasuk gangguan keselamatan, kesehatan, nilai budaya dan kelestarian lingkungan hidup.
• Sinkronisasi kebijakan sektor terkait, seperti kebijakan bidang Investasi dan sektor Perdagangan.
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Gambaran Umum Wilayah
PT. SIER merupakan salah satu kawasan industri yang ada di Surabaya Timur, dimana kawasan ini merupakan salah satu penyerap tenaga kerja sebanyak 33,72% tenaga kerja
(Kuncoro, 2006 : 76-77). Kawasan Industri Terpadu SIER ini juga merupakan salah satu kawasan yang memiliki daya tarik masyarakat untuk mencari pekerjaan karena mengingat kawasan ini merupakan kawasan industri besar yang ada di Surabaya terutama Jawa Timur. Adapun batas-batas dari wilayah Kawasan Industri Terpadu SIER ini adalah:
- Utara : Panjang Jiwo
- Barat : Kendangsari
- Timur : Kelurahan Rungkut
- Selatan : Kotamadya Sidoarjo
3.2 Gambaran Umum Jenis Industri PT.SIER
Sebagai kota besar, Surabaya telah memposisikan diri sebagai pusat konsentrasi industri. Kehadiran berbagai industri yang meliputi industri logam dasar, kimia dasar, tekstil, industri makanan dan minuman, serta argo based industri lainnya, yaitu industri yang mengolah hasil-hasil pertanian dalam arti luas, seperti halnya dari subsektor perikanan, peternakan, sayur-mayur, buah-buahan dan lainnya.
produk alat-alat dapur, lalu industri makanan dan minuman seperti biskuit. Dari banyaknya industri-industri tersebut PT.SIER menjadi salah satu industri terpadu di Surabaya Barat.
3.3 Gambaran Umum Pekerja PT.SIER
Gambar 4 : Peta PT.SIER Surabaya
Sumber : www.google.com
BAB IV
ANALISA
4.1 Identifikasi Permasalahan
Salah satu permasalahan yang terjadi adalah ekstenalitas dari kawasan industri terpadu PT. SIER. Permasalahan yang ditimbukan dari eksternalitas kawasan Industri ini adalah kemacetan, limbah dan kurang optimalnya penyerapan tenaga kerja dari ligkungan sekitar. Berikut penjelasan permasalahan:
Permasalahan Kemacetan
Kemacetan ini berasal dari banyaknya truk-truk besar untuk memenuhi kebutihan logistik pabrik yang ada di Kawasan Industri Terpadu PT. SIER ini. Selain itu kemacetan di Kawasan Industri Terpadu PT SIER ini terpusat pada jalan Rungkut Industri Raya yang berbatasan langsung dengan Jalan Rungkut Industri Kidul yang memiliki kapasitas jalan yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan Jalan Rungkut Industri Raya sehingga sering mengalami penumpukan kendaraan pada jalur tersebut.
Gambar 5 : Kemacetan di Kawasan Industri SIER
Permasalahan Limbah
Permasalahan limbah selalu menjadi polemik setiap pelaku industri dengan masyarakat sekitar. Kawasan Industri Terpadu PT. SIER masih juga berkutat dengan permasalahan limbah baik berupa limbah udara maupun limbah cair. Limbah udara berupa gas pekat yang langsung dibuang menuju udara. Sedangkan limbah-limbah cair yang langsung dibuang ke sungai yang sebagian besar mengakibatkan permasalahan – permasalahan lingkungan dan sosial masyarakat sekitar. Jika dilihat pada PERDA Kota Surabaya No.1 tahun 2010 yang menjelaskan tentang penyelenggaraan usaha dibidang perdagangan dan insutri, sebuah kawasan industri harus memiliki jaringan instalasi pembuangan limbah yang baik. Namun dalam hal ini masih ada beberapa perusahaan yang tidak mengindahkan peraturan daerah ini. Terlebih disini dikususkan untuk pembungan limbah berupa gas yang langsung menuju atmosfer udara.
Gambar 6 : Limbah cair yang dibuang ke sungai
Sumber : Survey Primer, 2014
Kurangnya penyerapan tenaga kerja dilingkungan sekitar kawasan industri
4.2 Keterkaitan Permasalahan dengan Ekonomi Kota
Kawasan industri yang terkonsentrasi secara spasial merupakan salah satu permasalahan ekonomi kota yang terjadi di Surabaya. Hal ini dikarenakan keberadaannya yang memicu timbulnya eksternalitas baik positif maupun negatif. Eksternalitas ini berhubungan dengan segala kegiatan yang berdampak pada masyarakat sekitar adapun dampak eksternalitas dari kawasan industri terpadu di Surabaya adalah :
1. Eksternalitas Positif
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Kota
Pertumbuhan ekonomi suatu kota, dapat dilihat melalui tingkat pendapatan per kapita penduduknya. Dari data tersebut nantinya akan diperoleh tingkat kesejahteraan suatu kota. Keterkaitan kawasan industri terpadu dengan ekonomi kota yang dimaksud disini adalah eksternalitas positif yang diakibatkan oleh kawasan industri terpadu yang mendorong dan menunjang aktivitas perekonomian masyarakat sekitar kawasan industri terpadu.
Meningkatkan Pendapatan Pajak Daerah
Setiap industri yang ada di Surabaya pasti menyumbang retribusi kepada pemerintah dalam bentuk pajak. Sebagai salah satu pusat industri di Surabaya, SIER merupakan penyumbang retribusi yang cukup besar.
2. Eksternalitas Negatif
Eksternalitas negatif yang meliputi kemacetan, limbah dan kurangnya penyerapan tenaga kerja dilingkungan sekitar mempunyai keterkaitan dengan ekonomi kota.
Untuk permasalahan kemacetan keterkaitannya dengan ekonomi kota adalah kemacetan yang berkelanjutan akan menyebabkan distribusi produk menjadi terhambat sehingga mengurangi produktivitas aktivitas produksi yang dapat mempengaruhi perekonomian kota.
Limbah
Untuk permasalahan limbah keterkaitannya dengan ekonomi kota adalah dalam membuang limbah industri secara sembarangan misalnya ke sungai akan merugikan lingkungan tersebut, selain itu dapat mengurangi nilai lahan dari tempat dibuangnya limbah tersebut.
Kurangnya Penyerapan Tenaga Kerja di Lingkungan Sekitar
Untuk permasalahan kurangnya penyerapan tenaga kerja di lingkungan sekitar keterkaitannya dengan ekonomi kota adalah banyaknya pengangguran di wilayah tersebut, sehingga menurunnya kualitas kesejahteraan penduduk dan mempengaruhi perekonomian kota.
4.3 Analisa Persoalan Ekonomi Kota
Analisisa difokuskan kepada bagaimana penanganan eksternalitas yang ditimbulkan kawasan industri terpadu khususnya pada kawasan industri trepadu yang dikelola oleh PT.SIER. Adapun penyebab eksternalitas PT.SIER adalah :
Penyebab Eksternalitas
Kawasan Industri Terpadu SIER juga masih mempunyai eksternalitas berupa permasalahan limbah baik berupa limbah udara maupun limbah cair. Limbah udara berupa gas pekat yang langsung dibuang menuju udara. Sedangkan limbah-limbah cair yang langsung dibuang ke sungai yang sebagian besar mengakibatkan permasalahan – permasalahan lingkungan dan sosial masyarakat sekitar.
Dampak Eksternalitas
Suatu kegiatan produksi pasti akan menimbulakan dampak-dampak pada sekitarnya, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak-dampak tersebut mempengaruhi mulai dari masyarakat sekitar, lingkungan sekitar dan juga pembangunan kota. Dalam studi kasus kali ini lebih difokuskan pada dampak eksternalitas negatif terhadap keberadaan industri PT.SIER.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diketahui bahwa eksternalitas yang ditimbulkan kawasan industri SIER terdiri dari 3 hal yaitu kemacetan, limbah, dan penyerapan tenaga kerja yang tidak optimal. Untuk eksternalitas berupa kemacetan berdampak pada tersendatnya arus lalu-lintas baik dari Surabaya Timur ke Surabaya Selatan dan sebaliknya. Selain itu, kemacetan yang terjadi di sekitar kawasan SIER juga turut menyendat arus pergerakan kendaraan dari daerah Sidoarjo menuju Surabaya dan arah sebaliknya.
4.4 Konsep Penanganan Persoalan Ekonomi Kota
Gambar 7 : Pohon faktor eksternalitas negative SIER
Sumber : Hasil Analisa, 2014
Persoalan ekonomi kota terkait eksternalitas Kawasan Industri SIER membutuhkan penanganan yang tepat untuk mengurangi dampak negatifnya. Dalam penanganan permasalahan dibutuhkan solusi pada tiap permasalahan. Berikut merupakan penanganan persoalan ekternalitas kawasan industri:
Permasalahan kemacetan di kawasan industri SIER karena banyaknya angkutan berat
seperti truk-truk yang keluar masuk pabrik. Sebelumnya penanganan kmacetan yaitu dengan penerapan jam-jam operasional angkutan berat, namun masih belum efektif dalam mengatasi permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil eksplorasi, penanganan permasalahan kemacetan yang tepat adalah dengan optimalisasi penerapan jam-jam khusus bagi kendaraan angkutan berat sehingga tidak menambah beban jalan pada saat peak hour.
Permasalahan pencemaran limbah di kawasan industri SIER disebabkan oleh
namun pembuangan limbah masih dibuang langsung ke sungai tanpa melalui proses pengolahan. Setelah melakukan penelitian, penanganan permasalahan limbah yang tepat adalah dengan meningkatkan pengawasan pemerintah terkait pembuangan limbah oleh industry ke sungai karena bau dan kualitas sungai yang memburuk mengganggu masyarakat, selain itu jika masih belum efektif maka dapat diterapkan sistem sanksi yang lebih besar jika terjadi pembuangan limbah yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah.
Permasalahan kurang optimalnya penyerapan tenga kerja dilingkungan sekitar karena
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada negara berkembang seperti Indonesia, pembangunan sektor industri manufaktur merupakan sektor pemimpin yang turut mendorong perkembangan sektor-sektor lainnya, seperti misalnya sektor jasa dan pertanian. Pada prakteknya, kegiatan industri manufaktur turut menyebabkan adanya fenomena eksternalitas. Eksternalitas merupakan suatu dampak yang timbul akibat adanya kegiatan yang tidak dikompensasi atau diapresiasi. Eksteralitas dibagi menjadi 2 macam, yaitu; positif dan negatif. Eksternalitas positif adalah dampak yang membawa manfaat sedangkan eksternalitas negatif adalah dampak yang membawa kerugian.
Kawasan Industri SIER merupakan salah satu pusat kegiatan industri yang ada di Surabaya. Kawasan industri ini menyerap banyak tenaga kerja yang berasal dari berbagai penjuru daerah. Pada prakteknya, aktivitas industri manufaktur di kawasan SIER turut menimbulkan eksternalitas, baik positif maupun negatif. Sisi positifnya, adanya kawasan SIER meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan meningkatkan pendapatan pajak daerah. Sedangkan sisi negatifnya, adanya kawasan SIER menimbulkan kemacetan di sekitar kawasan, pencemaran lingkungan akibat limbah pabrik yang tidak diolah dengan baik serta kurangnya penyerapan tenaga kerja lokal di lingkungan sekitar SIER.
Untuk meminimalisasi dampak eksternalitas negatif di kawasan SIER, dapat dilakukan beberapa upaya. Untuk masalah kemacetan, optimalisasai dan pembatasan jam-jam tertentu bagi kendaraan berat dapat dilakukan untuk mengurangi beban jalan pada jam-jam puncak. Untuk masalah limbah, pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah serta pemberian denda dan sanksi pada perusahaan yang membuang limbah secara sembarangan dapat diupayakan untuk memperoleh kualitas lingkungan yang lebih baik. Untuk masalah ketenagakerjaan, dapat dilakukan upaya pemberian kuota bagi warga lokal di sekitar kawasan SIER agar permasalahan pengangguran dapat diminimalisasi. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan agar kegiatan industri manufaktur yang ada di kawasan SIER dapat berjalan secara optimal namun tidak membawa kerugian bagi masyarakat di sekitarnya.
5.2 Rekomendasi
5.3 Lesson Learned
DAFTAR PUSTAKA
Peratuaran Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri
http://journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/viewFile/624/609