• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah KEMAMPUAN AKAL MANUSIA MENURUT F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah KEMAMPUAN AKAL MANUSIA MENURUT F"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

KEMAMPUAN AKAL MANUSIA MENURUT FILSAFAT IMAM AL-FARABI1

Sejauh menyangkut dasar-dasar psikologis metafisis, pemikiran para filosof muslim tentang akal dibangun atas dasar teori-teori Yunani tentang sifat dan kekuatan kognitif jiwa manusia. Sumber utamanya adalah pemikiran Aristoteles dalam bukunya, de anima, tentang kemampuan intelektual jiwa, dan penjelasan dari para komentator karya Aristoteles, khususnya Alexander Aphrodisias. Namun, para filosof muslim menggabungkan kerangka umum ini dengan unsur-unsur lain; unsur Stoika dan Neoplatonika dan unsur-unsur yang ditemukan dalam Helenisme elektrik pada abad-abad awal era Kristen; Aristotelse memandang badan dan jiwa sebagai dua aspek yang merujuk pada satu substansi, bagaikan hubungan materi dan bentuk. Badan adalah materi dan jiwa adalah bentuknya. Materi dan bentuk masing-masing mempunyai peranan sebagai potensi dan aktus. Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa badan adalah potensi, sedangkan jiwa berpungsi sebagai aktus. Aristoteles mendefenisikan bahwa jiwa adalah aktus pertama. Aktus ini mengakibatkan badan menjadi badan yang hidup.2

Pada dasarnya, jiwa manusia sebagaimana materi asal memancar dari akal kesepuluh. Dari akal kesepuluh muncullah bumi serta rokh-rokh dan materi pertama yang menjadi dasar dari empat unsur, yaitu; api, udara, air dan tanah. Al-Parabi berpendapat bahwa jiwa manusia secara potensial mempunyai beberapa daya; gerak, mengetahui, dan berpikir. Gerak terbagi pada tiga kemampuan, yaitu; makan,

1 Nama lengkap Imam al-Parabi adalah Abu Nasr Muhammad al-Parabi. Ia lahir di Wasij, suatu desa di

Parab pada tahun 870 M. menurut keterangan, ia berasal dari Turki, dan orang tuanya adalah seorang jendral. Ia sendiri pernah menjadi hakim. Dari Parab, ia kemudian pindah ke Bagdad, pusat ilmu

pengetahuan di waktu itu. Di sana, ia belajar pada Abu Bisr Mart Ibn Yunus (penterjemah) dan tinggal di Bagdad selama dua tahun. Kemudian, ia pindah ke Allepo dan tinggal di Istana Saif al-Daulah

memusatkan perhatian pada ilmu pengetahuan dan falsafat. Istana Saif al-Daulah adalah tempat pertemuan ahli ilmu pengetahuan dan falsafat waktu itu. Dalam umur 80 tahun, al-Parabi wafat di Aleppo pada tahun 950 M. prof. Dr. Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, hlm; 26, Bulan Bintang 1995, Jakarta

2 Ahsin Muhammad, sebuah catatan kaki tentang doktin akal dalam buku ‘Kontropersi Kenabian dalam

(2)

memelihara dan berkembang. Pada tahap ini manusia tidak mempunyai perbedaan dengan makhluk lain, misalnya hewan dan tumbuh-tumbuhan. Mengetahui terbagi pada dua kemampuan; merasa dan imaginasi. Berpikir terdiri dari tiga bagian; akal potensial, akal actual, dan akal perolehan3. Berbeda dengan pengetahuan pada zaman

modern, dalam filsafat al-Parabi tentang kemampuan jiwa manusia, kita melihat bahwa kemampuan mengetahui dan berpikir adalah dua hal yang berbeda. Dalam pengetahuan zaman modern, mengetahui, imaginasi dan merasa adalah bagian-bagian dari satu daya atau kemampuan yaitu, berpikir.

Akal Perolehan

Akal perolehan atau akal potensial disebut sebagai sesuatu yang bersifat imateril. Kemampuan awal yang sama-sama dimiliki setiap manusia. Sebagai bagian atau fakultas jiwa, akal perolehan sejak awal keberadaannya berkecendrungan untuk memikirkan alam materi. Akal perolehan menangkap bentuk-bentuk dari barang-barang yang dapat ditangkap panca indera.

Pada tahap akal perolehan segala bentuk sesuatu masih bersipat particular, belum tersusun secara menyeluruh. Pada tahap ini baru dapat ditangkap hanya bagian demi bagian. Keadaannya tidak tetap, berubah-ubah. Setiap orang memiliki pencerapan berbeda dalam mempersepsi satu objek. Tapi apa yang telah ditangkap adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diamati. Pengetahuan yang dihasilkan bersifat kabur, tidak jelas sehinngga keadaan objek yang sebenarnya belum bisa ditangkap. Dalam kajian epistemologi tahap ini mungkin sama dengan tahap pengalaman kein deraan atau pencerapan inderawi (sense perception) dalam struktur dasar kegiatan

3 Dalam pembagian tentang kemampuan akal, al-Parabi mengkategorikan seseorang pada manusia biasa

dan orang yang berkedudukan sebagai nabi. Manusia biasa memiliki kemampuan berpikir seperti yang disebutkan di atas. Sedangkan bagi seseorang yang berkedudukan sebagai nabi al-Parabi menamakan kemampuan yang dimiliki sebagai akal kenabian. Akal kenabian adalah daya yang diberikan oleh tuhan secara khusus kepada manusia pilihan sebagai pembawa risalah. Dengan akal yang dimiliki, para nabi

(3)

mengetahui. Tahap ini adalah tahap ketika objek tersaji bagi subjek melalui penginderaan, persepsi, imaginasi dan ingatan4.

Akal Aktual

Akal aktual adalah kemampun yang dapat melepaskan bentuk-bentuk materi atau menangkap arti dari materi. Arti-arti itu telah mempunyai wujud dalam akal dengan sebenarnya, bukan lagi dalam bentuk potensi, tetapi dalam bentuk aktual. Dengan kata lain, seluruh khakikat sebuah objek telah berada dalam akal. Pengetahuan yang dihasilkan sudah bersipat menyeluruh dan sempurna. Misalnya adalah buah anggur. Pengetahuan anggur yang ditangkap pada tahap pertama yaitu akal perolehan baru sebagian dari seluruh keadaan anggur yang sebanarnya, seperti warna, atau rasa. Dalam tahap akal aktual pengetahuan anggur secara keseluruhasn sudah tersaji dalam akal. Ia tidak berubah-ubah, tetap dalam kondisi apapun dan bagi subjek siapa saja. Semua orang memiliki pendapat yang sama ketika menilai apa itu buah anggur.

Perubahan akal potensial menjadi aktual menjadikan seseorang mulai memperoleh pengetahuan tentang konsep-konsep atau bentuk-bentuk universal. Aktualitas ini terjadi karena akal aktif - yang menurut para filosof Muslim adalah yang terakhir dan terendah dari rangkaian sepuluh akal yang memancar dari tuhan – mengirimkan cahaya kepada manusia, yang kemudian menjadikannya mampu melakukan abstraksi dari benda-benda yang bisa ditangkap pancaindera, kemudian tersimpan dan mewujud dalam ingatan (akal) manusia. Akhirnya proses abstraksi ini melahirkan sesuatu yang intelegible atau konsep-konsep universal. Al-Parabi mengatakan secara ekplisit bahwa bentuk-bentuk yang mewujud dalam akal muncul dengan cara abstraksi dari benda-benda inderawi, bukan mengalir dari dari akal aktif – akal aktif sendiri hanya berpungsi mengasah sensitivitas indriawi dan akal potensial manusia menjadi lebih cemerlang. Proses abstraksi ini digambarkan oleh imam al-Parabi melalui analogi potongan lilin yang menerima bentuk bukan dengan cara dicetaki permukaannya,

(4)

melainkan dengan merembesi totalitasnya, sehingga lilin tersebut berubah menjadi bentuk, misalnya bentuk se-ekor kuda.5

Kemudian, proses abstraksi ini menjadikan sesuatu yang intelegible itu sebagai sebuah eksisten aktual, sebuah konsep mengenai realitas yang bisa dipahami akal. Inilah yang disebut akal aktual, sebuah perolehan konsep ontologis baru dan memiliki entitas tersendiri. Setiap hal yang dapat dipahami akal dapat direnungkan oleh akal aktual dengan melakukan visualisasi inderawi. Melalui kemampuan ini, ia pun pada akhirnya dapat mengetahui dirinya sendiri.

Akal Mustafad

Akal mustafad adalah kemampuan menangkap makna dan bentuk-bentuk murni yang berada di luar manusia. Hubungan manusia dengan alam spiritual, yang disebut al-Parabi dengan akal aktif, menggunakan daya akal mustafad ini. Kalau akal aktual hanya dapat menangkap arti-arti terlepas dari materi, akal mustafad sanggup menangkap bentuk semata-mata. Bentuk semata-mata ini berlainan dengan materi, tidak pernah berada dalam materi untuk dapat dilepaskan dari materi. Bentuk semata-mata ini berada tanpa materi seperti akal yang kesepuluh dan tuhan. Akal mustafad mempunyai kesanggupan untuk menangkap inspirasi dari akal yang di atas dan yang di luar diri manusia yang di dalamnya terdapat bentuk-bentuk segala yang ada sejak azal. Hubungan akal manusia dengan akal aktif sama dengan melihat cahaya matahari. Akal manusia dapat menangkap arti-arti dan bentuk-bentuk karena mendapat cahaya dari akal aktif.

Dengan membandingkan filsafat al-Parabi dengan filsafat Plato, bentuk yang dihasilkan oleh akal mustafad adalah bentuk-bentuk yang dimaksud oleh Plato sebagai idea, eidos atau morphe. Idea-idea ini melampaui dunia material atau di luar apa yang dialami oleh manusia di dunia. Plato mengatakan bahwa idea-idea ini berada

5 Fazlur rahman, Kontropersi Kenabian dalam Islam atara Filsafat dan Ortodoksi, hlm 36-37, Mizan,

(5)

di dunia ideal. Dalam dunia ideal sama sekali tidak ada perubahan. Semua idea bersifat abadi dan tak terubahkan. Setiap idea bersifat sama sekali sempurna6.

Ketiga potensi berpikir dari jiwa manusia di atas jelas berbeda satu sama lain. Akan tetapi, satu potensi dengan potensi lain memiliki satu hubungan yang erat, yaitu bersifat meningkat. Yang dimaksudkan dengan meningkat adalah setiap tahap di atasnya mengandaikan tahap sebelumnya. Tidak akan ada pemahaman tentang arti materi kalau sebelumnya akal perolehan tidak menangkap bentuk-bentuk materi. Akal musta’fad akan dapat menghasilkan bentuk-bentuk murni yang berada di luar alam material kalau sebelumnya akal aktual telah terlatih secara sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Harun Nasution, Filsafat dan Mistisme dalam Islam, Bulan Bintang, Jakarta.

Fazhlur Rahman, Kontropersi kenabian dalam Islam Antara filsafat dan Ortodoksi, Mizan, Bandung.

J. Sudarminta, Epistemologi Dasar, Kanisius, Yogyakarta. Kees Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, Kanisius, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hadirnya aktor politik selebriti senada dengan Bauer (2010) yang secara implisit menyampaikan bahwa sosok selebriti mampu merubah wajah panggung politik. Lebih jauh

Untuk melihat 7 3 % , klik tab 7 3 pada halaman Data Akademis yang berada di bagian atas. Riwayat Akademik dibagi menjadi 3 bagian yaitu Laporan per Term seperti Gambar 19, Laporan

1. Adanya kesamaan pandangan dan tujuan antara orang tua dan guru agama dalam lingkungan. Jika lingkungan adalah sekolah, maka semua komponen sekolah harus memiliki

Pemberian asam humat mampu meningkatkan ketersediaan hara NPK, mengubah aktivitas enzim sukrase, urease dan fosfatase dan meningkatkan metabolisme zat dalam tanah serta

Manajer Koperasi Unit Desa Rahayu Makmur membawahi tiga bagian Struktur organisasi yaitu Administrasi Umum, Kasir dan Juru Buku, serta membawahi tiga bidang usaha

Kelelahan kerja merupakan kriteria yang lengkap tidak hanya menyangkut kelelahan yang bersifat fisik dan psikis saja tetapi lebih banyak kaitannya dengan adanya

Selanjutnya adalah senar nomor lima atau A dengan ketentuan frekuensi atau set point 110Hz, sebelum melakukan pengujian senar nomor lima diturunkan frekuensinya kemudian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi usaha tambang emas dalam meningkatkan perekonomian keluarga di Desa Baturijal Hulu Kecamatan Peranap