• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Financing To Deposit Ratio (FDR), Baiaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Net Interest Margin (NIM), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Tingkat Bagi Hasil Depos

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Financing To Deposit Ratio (FDR), Baiaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Net Interest Margin (NIM), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Tingkat Bagi Hasil Depos"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1 Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah, ROA, FDR, BOPO, NPF, NIM,

dan CAR Tahun 2010-2015

Bank Syariah Tahun Persentase (Rasio) Mudharabah (Y) ROA (X2) FDR (X1) BOPO (X3) NPF (X4) NIM (X5) CAR (X6) BMI

2010 7,12 1,36 91,52 87,38 3,57 5,24 13,26 2011 6,46 1,52 85,18 85,52 2,99 5,01 11,78 2012 5,58 0,01 84 97,38 3,63 4,64 11,03 2013 5,55 0,5 99,99 93,78 3,46 4,66 14,43 2014 5,72 0,17 84,14 97,38 4,85 3,4 13,91 2015 7,6 0,2 90,3 97,41 4,2 4,09 12,36

BSM

2010 6,46 2,21 82,54 74,97 1,29 6,57 10,6 2011 5,69 2,25 86,03 98,77 0,95 7,48 14,57 2012 5,69 2,2 94,9 88,28 1,14 7,25 13,82 2013 4,99 1,53 89,37 82,11 2,29 7,25 14,1 2014 4,86 0,97 82,13 87,38 4,29 6,2 14,76 2015 5,64 0,42 89,5 88,86 4,09 6,36 12,85

BRIS

2010 7,63 0,35 95,82 98,77 2,14 7,5 20,62 2011 7,73 0,2 90,55 99,25 2,12 6,99 14,74 2012 7,71 1,19 103,07 90,89 1,84 7,15 11,35 2013 6,49 1,15 102,7 79,86 3,26 6,27 14,49 2014 7,04 0,08 93,9 85,52 3,65 6,04 12,89 2015 6,27 0,76 84,16 93,79 3,89 6,66 13,94

BMS

(2)

2015 4,62 0,34 98,86 99,51 4,26 9,73 18,74

BSB

2010 8,39 0,74 99,37 91,99 3,42 4,75 11,51 2011 6,54 0,52 83,65 96,73 1,54 4,55 11,29 2012 6,01 0,55 92,29 92,29 4,26 4,52 12,78 2013 5,92 0,69 106,29 91,59 3,68 3,86 11,1 2014 6,21 0,27 92,89 93,86 3,34 2,76 14,8 2015 8,66 0,79 90,56 93,57 1,02 3,14 16,31

Lampiran 1 OUTPUT SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Mudharabah (Y) 30 4.58 8.66 6.2273 1.09558

FDR (X1) 30 78.17 106.29 90.9940 7.08070

ROA (X2) 30 .01 2.25 1.0053 .73063

BOPO (X3) 30 74.97 99.51 90.9160 6.61411

NPF (X4) 30 .95 4.85 2.9950 1.10727

NIM (X5) 30 2.76 15.59 6.8640 3.30266

CAR (X6) 30 10.60 20.62 13.7653 2.40445

Valid N (listwise) 30

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .80875117

Most Extreme Differences Absolute .107

Positive .107

Negative -.073

Kolmogorov-Smirnov Z .586

Asymp. Sig. (2-tailed) .882

(3)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .675a .455 .313 .90813 1.805

(4)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 15.841 6 2.640 3.201 .020a

Residual 18.968 23 .825

Total 34.809 29

a. Predictors: (Constant), CAR (X6), ROA (X2), FDR (X1), NPF (X4), NIM (X5), BOPO (X3) b. Dependent Variable: Mudharabah (Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8.382 3.937 2.129 .044

FDR (X1) .022 .026 .143 .860 .399 .855 1.169

ROA (X2) -.777 .337 -.518 -2.309 .030 .470 2.127

BOPO (X3)

-.005 .032 -.030 -.152 .881 .616 1.623

NPF (X4) -.585 .177 -.591 -3.310 .003 .743 1.346

NIM (X5) -.059 .063 -.177 -.937 .359 .664 1.507

CAR (X6) -.057 .081 -.125 -.703 .489 .745 1.342

(5)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.914 1.858 -1.030 .314

FDR (X1) .016 .012 .256 1.281 .213

ROA (X2) -.044 .159 -.074 -.274 .786

BOPO (X3) .022 .015 .341 1.452 .160

NPF (X4) -.062 .083 -.158 -.738 .468

NIM (X5) -.009 .030 -.066 -.293 .772

CAR (X6) -.041 .038 -.230 -1.074 .294

(6)
(7)
(8)
(9)

3. Penelitian ini juga dapat dikembangkan lagi dengan menggunakan atau membandingkan bank syariah dengan unit usaha syariah yang ada di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin, 2009. Hukum Perbankan Syariah, Penerbit: Sinar Grafika, Jakarta.

Amelia, Rizky, 2011, Pengaruh CAR, FDR, dan NPF terhadap return bagi hasil deposito mudharabah pada perbankan syariah, Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatul.

Anshori, Abdul Ghofur, 2007. Perbankan Syariah Di Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Hendrians. 2012. Uji Asumsi Klasik. http://hendriansdiamond.blogspot.co.id/ 2012/01/uji-asumsi-klasik.html (10 January 2012).

Indriantoro, Nur. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Ismail, 2011.Perbankan Syariah, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Karim, Adiwarman A, 2006. Bank Islam: analisis fiqih dan keuangan,PT. RajaGrafindo, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono, 2002.Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi, BPFF, Yogyakarta

(10)

Mamduh, M. Hanafi dan Abdul Halim, 2003.Analisis Laporan Keuangan, AMP-YPKN, Yogyakarta

Nurhayati, Sri dan wasilah, 2013. Akuntansi Syariah Di Indonesia, Salembah Empat, Jakarta.

Riyadi, Slamet, 2006. BankingAseet and Liability Management, Lembaga Penerbitan Fakultas Eknomi Universitas Indonesia, Jakarta

Rivai, Veithzal, 2006. Credit Management Handbook. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Salman, Kautsar, 2009. Akuntansi Perbankan Syariah, Permata, Jakarta.

Sjahdeni, Sutan Remy. 2007. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata HukumPerbankan Indonesia, Pustaka Utama. Jakarta.

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Penerbit: Ghalia Indonesia. Jakarta.

Wijaya, Lukman Denda. 2005. Manajemen Perbankan, Edisi 2, PT Ghalia Indonesia. Bogor

(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diterapkan didalam skripsi ini adalah penelitian kausal. Menurut Umar (2003 : 30)”penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Bentuk data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang terdapat pada bank umum syariah priode 2010-2015.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Data yang diperoleh berasal dari situs bank indonesia yaitu www.bi.go.id dan www.idx.co.id dan juga melalui situs masing-masing bank yang akan diteliti. Kedua situs tersebut dipilih karena kedua situs tersebut merupakan situs yang terlengkap dan termudah dalam mendapatkan laporan keuangan.Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Juli sampai Desember 2016.

3.3 Batasan Operasional

Ada beberapa batasan yang terdapat dalam penelitian ini :

(12)

2. Objek penelitian yang digunakan adalah semua bank umum syariah pada priode 2010-2015.

3. Data yang digunakaan di dalam penelitian ini adalah laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah pada priode 2010-2015.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Didalam penelitian ini melibatkan enam variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat), adapun yang termasuk variabel independen dalam penelitian ini adalah return on asset, financing to deposits ratio, biaya operasional atas pendapatan operasional, non performing financing, net interest margin, dan capital adequacy ratio.Sedangkan yang termaasuk di dalam variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat bagi hasil hasil deposito mudharabah.

3.4.1 Variabel Independen (variabel bebas)

Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini ada enam variabel, yaitu :

a. ROA (Return on Asset)

(13)

b. FDR (Financing to Deposits Ratio)

FDR (Financing to Deposit Ratio) Menurut wijaya (2005;116) adalah sebagai berikut:

Perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dikerahkan oleh bank. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit”.

Semakin tinggi tingkat FDR suatu bank, maka bank tersebut akan berusaha untuk meningkatkan perolehan dananya, salah satunya dari sisi deposito, untuk menarik investor menginvestasikan dananya di bank syariah, maka diberikanlah tingkat bagi hasil yang menarik, sehingga peningkatan FDR akan meningkatkan return bagi hasil deposito mudharabah.

c. BOPO (Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional)

(14)

d. NPF (Non Performing Financing)

NPF atau yang juga dikenal dengan sebutan NPL pada bank konvensional merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPF, maka akan menunjukkan semakin buruknya kualitas.

e. NIM (Net Interest Margin)

Net Interest Margin (NIM) penting untuk mengevaluasi kemampuan bank dalam mengelola resiko terhadap suku bunga. Saatsuku bunga berubah, pendapatan bunga dan baiaya bunga bank akan berubah.

f. CAR (Capital Adequacy Ratio)

Pengertian CAR Menurut Koncoro (2002;573) adalahsebagai berikut :

rasio kecukupan modal yang harus disediakan untuk menjamin dana deposan. Tujuannya adalah agar likuiditas/kemampuan bank membayar kepada deposan cukup terjamin.Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko.

(15)

3.4.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat )

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah TingkatBagi Hasil Mudharabah yang merupakan tingkat kembalian atas investasi nasabah bank dalam bentuk dana deposito. Return yang diperoleh tergantung berapa besar nisbah yang disepakati antara nasabah dengan bank. Nisbah bagi hasil nasabah dan nisbah bagi hasil bank bukanlah laba yang dinikmati nasabah deposan bank, tetapi merupakan rasio atau persentase bagian dimana para nasabah yang mendapatkan hak atas laba yang disisihkan untuk deposito masing-masing nasabah digunakan bank untuk pembiayaan yang menguntungkan.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variable dalam penelitian ini dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 3.1

Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel

No Variabel Defenisi Rumus Skala

1 Independen 1

ROA (Return on Asset) adalah laba bersih sebelum pajakdibagi total aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.

ROA=Laba Sebelum Pajak

Total Aset ×100%

(16)

2 Independen 2

FDR (Financing to Deposit Ratio) adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dikerahkan oleh bank. FDR tersebut menyatakan

seberapa jauh kemampuan bank dalamdalam

membayar. kembali penarikan dana yang dilakukan likuiditasnya Deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber FDR

= Total Financing

Dana Pihak Ketiga x 100%

Rasio

3 Independen

3 BOPO (Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional) efesiensi operasional diukur sengan membandingkan total biaya operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dan menutup biaya operasional. Rasio yang meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional BOPO = Biaya Operasional

Pendapata n Operasional × 100%

(17)

dan meningkatkan pendapatan

operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efesien dalam mengelola usahanya.

4 Independen

4

NPF (Non Performing

Financing) atau yang juga dikenal dengan sebutan NPL pada bank konvensional merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan oleh bank.

NPF=

Pembiayaan bermasalah

Total pembiayaan x 100%

Rasio

5 Independen

5

NIM ( Net Interest Margin) menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam meyalurka kredit. Semakin besar NIM yang diperoleh bank, maka pendapatan bank akan

meningkat.

NIM=

Pendapatan Bunga Bersih Aktiva Produktif x100%

Rasio

6 Independen

6 CAR (Capital Adequancy Ratio) adalah rasio kecukupan modal yang harus disediakan untuk menjamin dana

CAR = Modal

ATMR x 100%

(18)

deposan. Tujuannya adalah agar

likuiditas/kemampua n bank membayar kepada deposan cukup

terjamin.Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank.

7 Dependen Tingkat Bagi Hasil Mudharabah adalah tingkat kembalian atas investasi nasabah bank dalam bentuk dana

deposito. Return yang diperoleh tergantung berapa besar nisbah yang disepakati antara nasabah dengan bank. Nisbah bagi hasil nasabah dan nisbah bagi hasil bank bukanlah laba yang dinikmati nasabah deposan bank

RR = BBH

SRRH x 100% x 12

Rasio

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

(19)

digunakan adalah metode purposive sampling, yaitu mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel pada penelitian ini, yaitu :

1. Bank Umum Syariah yang Memiliki Deposito Mudharabah jangka waktu 12 bulan

2. Bank Umum Syariah telah beroperasi minimal 1 januari 2010

3. Bank Umum Syariah yang menyajikan laporan keuangan setiap akhir tahun pada Bank Indonesia dan memiliki kelengkapan laporan keuangan pada periode tahun 2010-2015.

Tabel 3.2

Daftar Populasi Dan Sampel Penelitian

No Singkatan Populasi Penelitian Kriteria Sampel

Penelitian 1 2 3

1 BMI PT BANK MUAMALAT

INDONESIA    

2 BSM PT BANK SYARIAH

MANDIRI    

3 BRIS PT BANK BRI SYARIAH    

4 BMS PT BANK MEGA SYARIAH    

5 BNIS PT BANK BNI SYARIAH  ­ ­ ­

6 BCAS PT BANK BCA SYARIAH  ­ ­ ­

7 BJBS PT BANK JABAR BANTEN

SYARIAH  ­ ­ ­

8 BPS PT BANK PANIN SYARIAH   ­ ­

9 BSB PT BANK SYARIAH

BUKOPIN    

10 BVS PT BANK VICTORIA

(20)

11 BMSI PT BANK MAYBANK

SYARIAH INDONESIA  ­ ­ ­

12 BTPNS PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH

 - - -

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berupa jumlah atau berbentuk angka.Sumber data yang digunakan adalah data sekunder.

Menurut Indriantoro dkk (1999:115) data skunder “yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)”.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan selama periode 2010 sampai 2014. Data penelitian didapatkan dari website resmi masing-masing perusahaan yang akan diteliti.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunaka dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. melalui studi pustaka dengan mengumpulkan buku-buku referensi yang berkaitan dengan penelitian dan dokumentasi penelitian terdahulu.

(21)

3.9 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.Analisis regresi linier merupakan perluasan dari regresi linear sederhana, yaitu menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya satu menjadi dua atau lebih.analisis data akan dilakukan dengan bantuan program SPSS.

3.9.1 Uji Asumsi Klasik

Menurut Hendrians (http://hendriansdiamond.blogspot.co.id/

2012/01/uji-asumsi-klasik.html) “Uji asumsi klasik merupakan syarat statistik yang harus dipenuhi linear berganda. Selain itu,

untuk mendapatkan model regresi linear berganda yang baik harus memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator)”.

BLUE dapat dicapai jika memenuhi asumsi klasik. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi.Analisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada.Uji asumsi klasik yang dilakukan antara lain :

3.9.1.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011; 160) mengatakan “Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”.

(22)

dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya.Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel.Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal P Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov.

3.9.1.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011;105) mengatakan “Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas , Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas”.

Ada atau tidak adanya multikolinearitas dalam model persamaan yang terbentuk dengan di uji menggunakan indikator Varians InflationFactor (VIF).Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance >0.1 atau sama dengan VIF <10.

3.9.1.3 UjiHeteroskedasisitas

(23)

Jika titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.Pada dasarnya Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya).Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit.Uji statistik yang dapat digunakan adala

3.9.1.4 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2011;110) “Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengankesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya”.

Secarasederhana adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan dataobservasi sebelumnya.

3.9.2 Analisis Regresi Linear Berganda

(24)

CAR) terhadap variabel dependen (tingkat bagi hasil depositomudharabah) dan variabel mana yang mempunyai pengaruh sangatsignifikan secara parsial.Analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat yaitu :

Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ b6X6 Keterangan :

Y = RBH (return bagi hasil)/ Tingkat bagi hasil a = Konstanta

X1 = ROA (Return On Asset)

X2 = FDR (Non Performing Financing)

X3 = BOPO (Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional)

X4 = NPF (Non Performing Financing) X5 = NIM (Net Interest Margin)

X6 = CAR (Capital Adequacy Ratio) b1 = koefisien arah regresi ROA b2 = koefisien arah regresi FDR b3 = koefisien arah regresi BOPO b4 = koefisien arah regresi NPF b5 = koefisien arah regresi NIM b6 = koefisien arah regresi CAR

3.9.3 Uji Hipotesis

Untuk uji hipotesis penulis menggunakan Uji F dan uji t-test student) :

3.9.3.1 Uji F

(25)

semua parameter dalam model sama dengan nol atau tidak. Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara bersama-sama variable ROA, FDR, BOPO, NPF, NIM, dan CAR berpengaruh secara signifikan terhadap tingkatbagi hasil mudharabah. Sebaliknya apabila F hitung < F tabel, berarti Ho diterima dan Ha ditolak, artinya secara bersama-sama variable ROA, FDR, BOPO, NPF, NIM, dan CAR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

3.9.4.2 Uji t

Menurut Ghozali (2011;98) “Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen”.

Apabila t hitung > t tabel, berarti Ho ditolak dan Ha diterima,artinya koefisien a dan b signifikan.Sebaliknya

(26)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi, dari variabel kinerja keuangan, struktur modal, nilai perusahaan, dan pertumbuhan perusahaan.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif dari ROA, FDR, BOPO, NPF, NIM, CAR, dan Mudharabah

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Mudharabah(Y) 30 4.58 8.66 6.2273 1.09558

ROA (X1) 30 .01 2.25 1.0053 .73063

FDR (X2) 30 78.17 106.29 90.9940 7.08070

BOPO (X3) 30 74.97 99.51 90.9160 6.61411

NPF (X4) 30 .95 4.85 2.9950 1.10727

NIM (X5) 30 2.76 15.59 6.8640 3.30266

CAR (X6) 30 10.60 20.62 13.7653 2.40445

Valid N (listwise) 30

Sumber: Hasil Pengolahan Data dari SPSS

(27)

rata-rata dan standar deviasi dari FDR adalah 90.994 dan 7.08070.Diketahui nilai BOPO minimum adalah 74.97 dan nilai BOPO maksimum 99.51. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari BOPO adalah 90.9160 dan 6.61411.Diketahui nilai NPF minimum adalah 0.95 dan nilai NPF maksimum 4.85.Sementara rata-rata dan standar deviasi dari NPF adalah 2.9950 dan 1.10727.Diketahui nilai NIM minimum adalah 2.76dan nilai NIM maksimum 15.590. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari NIM adalah 6.8640 dan 3.30266. Nilai CAR minimum adalah 10,60 dan nilai CAR maksimum 20,62. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari CAR adalah 13,7653 dan 2,40445.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda dan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui apakah data setiap variabel tersebut layak untuk digunakan atau tidak pada penelitian ini. Hasil olah data statistik dalam skripsi ini menggunakan aplikasi SPSS dengan menggunakan input berupa data mentah yaitu : Tingkat Bagi Hasil Mudharabah (RBH), ROA, FDR, BOPO, NPF, NIM, dan CAR.

(28)

4.2.1.1 Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan �= 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas �, dengan ketentuan sebagai berikut (Ghozali, 2013).

Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Tabel 4.2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .80875117

Most Extreme Differences Absolute .107

Positive .107

Negative -.073

Kolmogorov-Smirnov Z .586

Asymp. Sig. (2-tailed) .882

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan Data dari SPSS

(29)

Gambar 4.1

Uji Normalitas dengan Pendekatan Normal Probability Plot

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan normal probability plot (Gambar 4.1) titik-titik cenderung menyebar dekat dengan

garis diagonal.Hal ini berarti data telah memenuhi asumsi normalitas.

4.2.1.2 Uji Multikolinieritas

Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013).Untuk melihat apakah ada gejala multikol atau tidak pada variabelpenelitian dilihat pada tabel4.3 dibawah :

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

(30)

FDR (X2) .855 1.169 BOPO

(X3)

.616 1.623

NPF (X4) .743 1.346

NIM (X5) .664 1.507

CAR (X6) .745 1.342

Sumber: Hasil Pengolahan Data dari SPSS

Dari Tabel 4.3menunjukkan bahwa hasil perhitunganmenunjukkan tidak ada variabelindependen yang nilaiVIF tidak lebih dari 10, maka diindikasi tidak terjadi multikolinearitas.

4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED

dengan residualnya SRESID.

Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas

(31)

Dari grafik scatterplot diatas dapat disimpulkan bahwa titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi return bagi hasil berdasarkan variabel return on assets, financing to deposit ratio, biaya operasional atas pendapatan operasional, non performing financinf, net interest margin, dan capital adequacy ratio.

4.2.1.4 Uji Autokelerasi

Uji autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson.Berikut hasil berdasarkan uji Durbin-Watson.

Tabel 4.4

Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson

Model Durbin-Watson

1 1.805

Sumber: Pengolahan Data dari SPSS

Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi.Field (2009:220-221) menyatakan sebagai berikut.

“The size of the Durbin-Watson statistic depends upon the number of predictors in the model and the number of observations. For accuracy, you should look up the exact acceptable values in Durbin and Watson's (1951) original paper. As very conservative rule of thumb, values less then 1 or greater than 3 are definitely

cause for concern; however, values closer to 2 may stil be

(32)

Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,805. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1 dan 3, yakni 1 < 1,805 < 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.

4.2.2 Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dalam pengolahan data. Analisis ini menggunakan uji statistik F dan uji statistik t dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima, sebaliknya apabila tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0diterima.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji statistik F, dan uji statistik t.

4.2.2.1 Uji koefisien determinasi (R²)

Koefisien determinasi (�2) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas.

Tabel 4.5 Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .675a .455 .313 .90813 1.805

a. Predictors: (Constant), CAR (X6), ROA (X1), FDR (X2), NPF (X4), NIM (X5), BOPO (X3) b. Dependent Variable: Mudharabah (Y)

(33)

Berdasarkan Tabel 4.5, nilai koefisien determinasi �2 terletak pada kolom Adjusted R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar

�2 = 0,313. Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas, yakni, ROA,

FDR, BOPO, NPF, NIM, dan CAR, secara simultan mempengaruhi variabel Tingkat Bagi Hasil Mudharabah (RBH) sebesar 31,3%, sisanya sebesar 68,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4.2.2.2 Uji F (Uji Simultan)

Uji � bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel tak bebas.

Tabel 4.6Uji Pengaruh Simultan dengan Uji

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 15.841 6 2.640 3.201 .020a

Residual 18.968 23 .825

Total 34.809 29

a. Predictors: (Constant), CAR (X6), ROA (X2), FDR (X1), NPF (X4), NIM (X5), BOPO (X3) b. Dependent Variable: Mudharabah (Y)

Sumber: Pengolahan Data dari SPSS

Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui nilai F hitung adalah 3,201, sementara nilai F tabel 2,527655 (Gambar 4.3). Dikarenakan nilai F hitung 3,201 > F tabel 2,527655, maka ROA, FDR, BOPO, NPF, NIM, dan CAR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Mudharabah (RBH).

Df1 = 6 (X1, X2,X3,X4,X5,X6)

Df2 = 23 (Jumlah pengamatan 30 – 7 (X1, X2,X3,X4,X5,X6,Y) )

(34)

Menghitung F tabel dengan Rumus FINV dalam Microsoft Excel

Diketahui nilai Sig. adalah 0,02. Karena Sig. 0,02<0,05, maka disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas, yakni ROA, FDR, BOPO, NPF, NIM, dan CAR, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return Bagi Hasil Mudharabah (RBH).

4.2.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji t (Uji Parsial)

Tabel 4.7 menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk pengujian pengaruh secara parsial.

Tabel 4.7 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji )

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8.382 3.937 2.129 .044

ROA (X1) -.777 .337 -.518 -2.309 .030 .470 2.127

FDR(X2) .022 .026 .143 .860 .399 .855 1.169

BOPO (X3)

-.005 .032 -.030 -.152 .881 .616 1.623

NPF (X4) -.585 .177 -.591 -3.310 .003 .743 1.346

NIM (X5) -.059 .063 -.177 -.937 .359 .664 1.507

CAR (X6) -.057 .081 -.125 -.703 .489 .745 1.342

a. Dependent Variable: Mudharabah (Y)

Sumber: Pengolahan Data dari SPSS

(35)

�= 8,382−0,777�1+ 0,022�2−0,005�3−0,585�4−0,059�5−0,057�6+�

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, diketahui:

1) Nilai koefisien regresi dari ROA adalah -0.77, yakni bernilai negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan ROA berpengaruh negatif terhadap mudharabah.

2) Nilai koefisien regresi dari FDR adalah 0.02, yakni bernilai positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan FDR berpengaruh positif terhadap mudharabah.

3) Nilai koefisien regresi dari BOPO adalah -0.005, yakni bernilai negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan BOPO berpengaruh negatif terhadap mudharabah.

4) Nilai koefisien regresi dari NPF adalah -0.585, yakni bernilai negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan NPF berpengaruh negatif terhadap mudharabah.

5) Nilai koefisien regresi dari NIM adalah -0.059, yakni bernilai negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan NIM berpengaruh negatif terhadap mudharabah.

(36)

Uji t digunakan untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh signifikan atau tidak terhadap mudharabah, pada suatu tingkat signifikansi tertentu (dalam hal ini 0,05).

1) Jika |t hitung| > |nilai kritis t (t tabel)|, maka pengaruh variabel bebas terhadap mudharabah signifikan.

2) Jika |t hitung| < |nilai kritis t (t tabel)|, maka pengaruh variabel bebas terhadap mudharabah tidak signifikan.

3) Jika nilai probabilitas (Sig.) < 0,05, maka pengaruh variabel bebas terhadap mudharabah signifikan

4) Jika nilai probabilitas (Sig.) > 0,05, maka pengaruh variabel bebas terhadap mudharabah tidak signifikan.

Gambar 4.4

Menghitung t tabel dengan Rumus TINV dalam Microsoft Excel

Df = 23 (Jumlah pengamatan 30 – 7 (X1, X2,X3,X4,X5,X6,Y) = 23) Diketahui:

(37)

2) Nilai probabilitas (Sig.) dari FDR, yakni 0,399 > 0,05 dan nilai statistik t (t hitung) dari FDR |0.860| < nilai kritis t |2,068|, maka variabel FDR tidak berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap mudharabah, pada tingkat signifikansi 5 persen.

3) Nilai probabilitas (Sig.) dari BOPO, yakni 0,881 > 0,05 dan nilai statistik t (t hitung) dari FDR |-0,152| < nilai kritis t |2,068|, maka variabel BOPO tidak berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap mudharabah, pada tingkat signifikansi 5 persen.

4) Nilai probabilitas (Sig.) dari NPF, yakni 0,003 < 0,05 dan nilai statistik t (t hitung) dari NPF |-3,310| < nilai kritis t |2,068|, maka variabel BOPO berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap mudharabah, pada tingkat signifikansi 5 persen. 5) Nilai probabilitas (Sig.) dari NIM, yakni 0,359 > 0,05 dan nilai

statistik t (t hitung) dari NIM |0.860| < nilai kritis t |2,068|, maka variabel NIM tidak berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap mudharabah, pada tingkat signifikansi 5 persen.

(38)

statistika) terhadap mudharabah, pada tingkat signifikansi 5 persen.

4.3 Pembahasan

1. Secara Simultan

Berdasarkan hasil output SPSS di atas fhitungadalah3,201 Numerator adalah(jumlah variabel- 1)atau7 – 1=6danDenumerator adalah (jumlah kasus–jumlah variabel)atau30 – 7=23 maka F tabel adalah2,527655.Sementara nilai sig sebesar 0,02< 0.05. Jadi dapat diketahui bahawa ROA, FDR, BOPO, NPF, NIM, dan CAR berpengaruh secara simultan terhadap Tingkat Bagi Hasil Mudharabah. Dan dari nilai koefisien determinasi diperoleh �2= 0,313 , jadi dapat disimpulkan bahwa variabel bebas ROA, FDR, BOPO, NPF, NIM, dan CAR, secara simultan mempengaruhi terkait Tingkat Bagi Hasil Mudharabah sebesar 31,3%, sisanya sebesar 68,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

2. Secara Parsial

Berdasarkan output SPSS tersebut, maka secara parsial pengaruh dari masing - masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan. Secara parsial pengaruh masing - masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan sebagai berikut:

(39)

Nilai probabilitas (Sig.) dari FDR, yakni 0,399> 0,05 dan nilai statistik t (t hitung) dari FDR |0.860| < nilai kritis t |2,068|, maka variabel FDR tidak berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap mudharabah, pada tingkat signifikansi 5 persen.

Nilai probabilitas (Sig.) dari BOPO, yakni 0,881> 0,05 dan nilai statistik t (t hitung) dari FDR |-0,152| < nilai kritis t |2,068|, maka variabel BOPO tidak berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap mudharabah, pada tingkat signifikansi 5 persen.

Nilai probabilitas (Sig.) dari NPF, yakni 0,003< 0,05 dan nilai statistik t (t hitung) dari NPF |-3,310| < nilai kritis t |2,068|, maka variabel BOPO berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap mudharabah, pada tingkat signifikansi 5 persen.

Nilai probabilitas (Sig.) dari NIM, yakni 0,359> 0,05 dan nilai statistik t (t hitung) dari NIM |0.860| < nilai kritis t |2,068|, maka variabel NIM tidak berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap mudharabah, pada tingkat signifikansi 5 persen.

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Mudharabah pada bank umum syariah secara parsial.

2. Financing To Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh signifikan

terhadap Tingkat Bagi Hasil Mudharabah pada bank umum syariah secara parsial.

3. Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) todak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Mudharabah pada bank umum syariah secara parsial.

(41)

5. Secara parsial Net Interest Margin (NIM) tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Mudharabah pada bank umum syariah. 6. Secara parsial Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh

signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Mudharabah pada bank umum syariah.

7. Hasil pengujian secara simutan bahwa ROA, FDR, BOPO, NPF, NIM, dan CAR bersama – sama berpengaruh sigmifkan terhadap Tingkat Bagi Hasil Mudharabah pada bank umum syariah.

5.2 Saran

Sebagai akhir dari penelitian ini, penulis akan memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Dalam perbankan syariah sebaiknya pembiayaan yang paling banyak dan paling baik digunakan adalah pembiayaan akad mudharabah karena akad mudharabah ini sesuai dengan syariat Islam.

2. Penelitian ini hanya terbatas pada kajian empiris tentang return on asset, financing to deposit ratio, biaya operasional pada pendapatan

operasional, non performing financing, net interest margin, dan capital adequacy ratio terhadap tingkat bagi hasil mudharabah pada

(42)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bank Syariah

2.1.1 Pengertian Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.

Pengertian bank syariah menurut Ali (2009 : 1) “ialah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang berkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum islam”.

Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan.Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin.Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya.Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.

(43)

penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah :

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).

b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah). c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah)

d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).

e. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

(44)

2.1.2 Fungsi Utama Bank Syariah

Berikut ini adalah fungsi utama bank syariah.Bank syariah memiliki tiga fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi, menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana dari bank, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan syariah. berikut ini adalah beberapa fungsi bank syariah menurut Ismail (2011:39), yaitu :

1. Penghimpun Dana Masyarakat

Fungsi bank syariah yang pertama yaitu menghimpun dana dari masyarkat yag kelebihan dana. Bank syariah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dengan menggunakan akad al-Wadiah dan bentuk investasi dengan menggunakan akad al-Mudharabah. Masyarakat yang kelebihan dana membutuhkan keberadaan bank syariahuntuk menitipkan dananya dengan aman. Keamanan atas dana yang dititipkan atau diinvestasikan di bank oleh masyarakat merupakan faktor yang sangat penting yang menjadi pertimbangan. Masyarakat akan merasa lebih aman apabila uangnya diinvestasikan di bank syariah.

Return merupaakan imbalan yaang diperoleh nasabah atas sejumlah dana yang diinvestasikan di bank. Imbalan yang diberikan oleh bank bisa dalam bentuk bonus dananya dititipkan dengan menggunakan akad al-wadiah, dan bagi hasil dalam hal dana yang diinvestasikan menggunakan akad al-Mudharabah.

2. Penyaluraan Dana Kepada Masyarakat

Menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan (user of fund) merupakan fungsi kedua. Masyarakat dapat memperoleh pembiayaan dari bank syariah asalkan dapat memenuhi semua ketentuan dari persyaratan yang berlaku. Bank menyalurkan dana kepada masyarakat dengan mengucapkan bermacam-macam akad, antara lain akad jual beli dan akad kemitraan atau kerja sama usaha.

(45)

yang diperoleh dari aktivitas penyaluran dana kepada nasabah yang menggunakan akad kerja sama usaha adalah bagi hasil.

Pembiayaan bank syariah dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain :

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna.

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh. e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk

transaksi multijasa. 3. Pelayanan Jasa Bank

Pelayanan yang diberikan bank syariah ini diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Beberapa jenis produk pelayanan jasa yang diberikan oleh bank syariah antara lain jasa pengiriman uang (transfer), pemindahanbukuan, penagihan surat berharga, kliring, letter of credit, inkaso, garansi bank, dan pelayanan bank lainnya. Beberapa bank berusah meningkatkan teknologi informasi agar dapat memberikan pelayanan jasa yang memuaskan nasabah. Pelayanan yang dapat memuaskan nasabah ialah pelayanan jasa dan akurat.

2.2 Mudharabah

Investasi mudharabah merupakan investasi yang dilakukan oleh pihak pemilik dana atau pemodal kepada pihak pengguna dana untuk melakukan suatu usaha. Dalam investasi mudharabah, imbalan yang akan diterima pihak-pihak yang melaksanakan kerja sama usaha akan dibagi sesuai keuntungan bagi hasil.

2.2.1 Pengertian Mudharabah

(46)

usaha. Satu pihak akan menempatkan modal sebesar 100% yang disebut denganshahibul maal, dan pihak lainnya sebagai pengelola usaha disebut dengan mudharib”.

Mudharabah Menurut Ali (2009 : 25) “ialah sebuah akad kerja sama, sama antarpihak, yaitu pihak pertama (shahib al-mal) menyediakan seluruh (100%) modal; sedangkan pihak lainnya sebagai pengelolah”.

Mudharabah sebagai akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana/shahibul maal) menyediakan seluruh dana, sedangkaan pihak kedua (pengelolah dana/mudharib) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi antara mereka sesuai dengan kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung pemilik dana.

Bagi hasil dari usaha dihitung sesuai dengan nisab yang disepakati antara pihak-pihak yang berkerja sama. Secara muamalah, pemilik modal (shahibul maal) menyerahkan modalnya kepada pedagang/pengusaha (mudharib) untuk digunakan dalam aktivitas perdagangan atau usaha. Keuntungan yang dihasilkan mudharib itu akan dibagikan hasilnya dengan shahibul maal. Pembagian hasil usaha ini berdasarkan kesepakatan yang telah dituangkan dalan akad.

(47)

disebabkan oleh kelalaian atau kecurangan pengelola, maka si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi.

2.2.2 Jenis-jenis Mudharabah

Mudharabah memiliki tiga jenis, yaitu mudharabah muthlaqah, dan mudarabah muqayyadah, mudharabah musyarakah berikut ini adalah penjelasan tentang ketiga jenis mudarabah (Nurhayati. 2013;130), yaitu :

A. Mudarabah Muthlaqah

Mudharabah Muthalaqah adalah Mudharabah di mana pemilik dananya memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Mudharabah ini disebut juga investasi tidak terikat.

Jenis mudharabah ini tidak ditentukan masa berlakunya, di daerah mana usaha tersebut akan dilakukan, tidak ditentukan line of trade, line of industry, atau line of service yang akan dikerjakan. Namun kebebasan ini bukan kebebasan yang tak terbatas sama sekali. Modal yang ditanamkan tetap tidak boleh digunakan untuk membiayai proyek atau investasi yang dilarang oleh Islam seperti untuk keperluan spekulasi, perdagangan minuman keras (sekalipun memperoleh izin dari pemerintah), perternakan babi, atau pun berkaitan dengan riba dan lain sebagainya.

Dalam mudharabah muthalaqah, pengelola dana memiliki kewenangan untuk melakukan apa saja dalam pelaksanaan bisnis bagi keberhasilan tujuan mudharabah itu. Namun, apabila ternyata pengelola dana melakukan kelalaian atau kecurangan, maka pengelola dana harus bertanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya, sedangkan apabila terjadi kerugian atas usaha itu, yang bukan karena kelalaian dan kecurangan pengelola dana maka kerugian itu akan di tanggung oleh pemilik dana.

B. Mudharabah Muqyyadah

(48)

Mudhrabah jenis ini disebut juga investasi terikat. Apabila pengelola dana bertindak bertentangan dengan syarat-syarat yang diberikan oleh pemilik dana, maka pemilik dana harus bertanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya, termasuk konseksuensi keuangan.

C. Mudharabah Musytarakah

Mudharabah Musytarakah adalah mudhrabah di mana pegelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. Diawal kerja sama, akad yang disepakati adalah akad mudharabah dengan modal 100% dari pemilik dana, setelah berjalannya operasi usaha dengan pertimbangan tertentu dan kesepakatan engan pemilik dana, pengelola dana ikut menanamkan modalnya dalam usaha tersebut jenis mudharabah seperti ini disebut mudhrabah musytarakah merupakan perpaduan antara akad mudharabah dan akad musyarakah.

2.3Sumber Hukum Akad Mudharabah

Akad mudharabah merupakan akad yang termasuk sering digunakan di dalam kegiatan syariah, dalam akad ini sumber hukum yang mendasari pada akad mudharabah adalah al-quraan dan hadits.

Dalam buku Akuntansi Perbankan Syariah (Salam, 2012: 219) tercantum landasan dasar syari’ah mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Landasannya tersebut terbagi menjadi tiga macam, yaitu :

1.Al-Qur’an

“… dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT …” (al-Muzzammil: 20)

“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT …” (al-Jumu’ah: 10)

Ayat-ayat yang senada masih banyak yang terdapat dalam al-Qur’an yang dipandang oleh para fuqoha sebagai basis dari yang diperbolehkannya mudharabah. Kandungan ayat-ayat di atas mencakup usaha mudharabah karena mudharabah dilaksanakan dengan berjalan-jalan di muka bumi dan ia merupakan salah satu bentuk mencari keutamaan Allah.

2.Al-Hadits

(49)

mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berdahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah saw. Dan Rasulullah pun membolehkannya.” (HR Thabrani)

Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan : jual beli secara tangguh, mudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah no. 2280, kitab at-Tijarah),

3.Ijma

Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah legitimasi pengolahan harta yatin secara mudharabah.

2.4Deposito Mudharabah

Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dan nasabah investor. Sifat deposito yaitu penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai jangka waktunya, sehingga pada umumnya balas jasa yang berupa nisab bagi hasil yang diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibandingkan tabungan mudharabah.

Deposito dalam undang-undang No. 21 Tahun 2008 (Anshori. 2007;93) menyatakan sebgai berikut:

investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpanan dan bank syariah dan/atau UUS. Pada deposito berjangka terdapat variasi waktu yaitu, depoito jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan”.

(50)

terhadap balas jasa berupa persentase nisab bagi hasil. Pada umumnya, semankin lama jangka waktu deposito berjangka akan semankin tinggi persentase nisab bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah.

Deposito berjangka diterbitkan atas nama, baik atas nama perorangan maupun atas nama badan hukum, bukti kepemilikan deposito berjangka berupa bilyet deposito. Pihak yang dapat mencairkan deposito berjangka hanya pihak yang namanya tercantum di dalam bilyet deposito berjangka.Deposito berjangka tidak dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan.

Bank memberikan imbalan atas penempatan deposito berjangka berupa bagi hasil yang besarnya ditentukan pada saat pembukaan sesuai dengan nisab yang telah diperjanjikan, pembayaran bagi hasil deposito dilakukan pada saat deposito berjangka dibuka. Pembayaran bagi hasil deposito dapat dilakukan secara tunai, dipindahbukukan ke rekening lain yang dimiliki oleh nasabah seperti giro atau tabungan atau langsung dikirimkan ke bank lain atau menambah nominal deposito berjangka.

2.5 Landasan Hukum Deposito Mudharabah

(51)

mudharabah dapat ditemui pada fatwa DSN-MUI pada No. 03/DSN-MUI/1V/2000, tanggal 1 April 2000 (dalam Amelia. 2011; 38-39), yaitu:

Menyatakan tentang hukum deposito mudharabah “telah diatur dalam Fatwa DSN No. 03/DSN-MUI/1V/2000, tanggal 1 April 2000 yang menyatakan bahwa keperluan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan dan dalam bidang investasi, memerlukan jasa perbankan. Salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan dana dari masyarakat adalah deposito, yaitu simpanan dana berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Berdasarkan Fatwa DSN-MUI ini deposito yang dibenarkan secara syariah adalah yang berdasarkan prinsip mudharabah, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembannya, termasuk di dalamnya Mudharabah dengan pihak lain.

3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

4. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan.

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil (ismail. 2011;96), yaitu :

a. Investment Rate

(52)

b. Total Dana Investasi

Total dana investasi yang diterima oleh bank syariah akan mempengaruhi bagi hasil yang diterimaoleh nasabah investor. Total dana yang berasal dari investasi mudharabah dapat dihitung dengan menggunakan saldo minimum bulanan atau saldo harian. Saldo minimal bulanan merupakan saldo minimal yang pernah mengendap dalam satu bulan. Saldo minimal akan digunakan sebagai dasar perhitungan bagi hasil.

c. Jenis Dana

Investasi mudharabah dalam penghimpunan dana, dapat ditawarkan dalam beberapa jenis, yaitu; tabungan mudharabah, deposito mudharabah, dan sertifikasi investasi mudharabah antar bank syariah. Setiap jenis dana investasi memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga akan berpengaruh pada besarnya bagi hasil.

d. Nisab

Nisab merupakan persentase tertentu yang disebutkan dalam akad kerja sama usaha (mudharabah dan musyarakah) yang telah disepakati antara bank dan nasabah investor. Nisab dapat berbeda-beda bila dilihat dari beberapa segi :

a. Persentase nisab antarbank syariah akan berbeda, hal ini tergantung pada kebijakan masing-masing bank syariah.

b. Persentase nisab akan berbeda sesuai dengan jenis dana yang dihimpun, seperti nisab untuk tabungan dan deposito akan berbeda.

c. Jangka waktu investasi mudharabah akan berpengaruh pada besarnya persentase nisab bagi hasil. Misalnya, nisab untuk deposito berjangka dengan waktu satu bulan akan berbeda dengan deposito berjangka waktu tiga bulan dan seterusnya. e. Metode Perhitungan Bagi Hasil

Bagi hasil akan berbeda tergantung pada dasar perhitungan bagi hasil, yaitu bagi hasil yang dihitung dengan menggunakan konsep revenue sharing dan bagi hasil dengan menggunakan profit/loss sharing. Bagi hasil yang menggunakan revenue sharing, dihitung dari pendapatan kotor sebelum dikurangi dengan biaya.Bagi hasil dengan profit/loss sharing dihitung berdasarkan persentase nisab dikalikan dengan laba usaha sebelum pajak.

a. Kebijakan Akuntansi

(53)

tetapi bila menggunakan revenue saharing, maka penyusutan tidak akan mempengaruhi bagi hasil.

2.7 Pengaruh ROA, FDR, BOPO, NPF, NIM, dan CAR Terhadap Tingkat

Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Pengaruh ROA, FDR, BOPO, NPF, NIM, dan CAR terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebagai berikut:

A. Return On Asset (ROA)

ROA (Return on Asset) menurut Hanafi dan Halim (2003:27) adalah sebagai beikut:

Rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau deviden akan semakin besar. Hal ini juga berdampak pada harga saham dari perusahaan tersbeut di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahan. Angka ROA dapat dikatakan baik apabila >2%.

ROA dapat membantu perusahaan yang telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik untuk dapat mengukur efesiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan sahingga dapat diketahui posisi keuangan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi. Rumus perhitungan ROA menurut Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/SEOJK.03/2015, sebagai berikut:

ROA=Laba Sebelum Pajak

(54)

B. Financing To Deposits Ratio (FDR)

FDR (Financing to Deposit Ratio) Menurut wijaya (2005;116) adalah sebagai berikut:

perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dikerahkan oleh bank. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit”.

Semakin tinggi tingkat FDR suatu bank, maka bank tersebut akan berusaha untuk meningkatkan perolehan dananya, salah satunya dari sisi deposito, untuk menarik investor menginvestasikan dananya di bank syariah, maka diberikanlah tingkat bagi hasil yang menarik, sehingga peningkatan FDR akan meningkatkan return bagi hasil deposito mudharabah.

Menurut Sadjeni, (2007;177) mengenai rasio FDR adalah sebagai berikut:

(55)

bank boleh memberikan kredit atau pembiayaan melebihi jumlah dana pihak ketiga asalkan tidak melebihi 110%.

Penetapan nilai maksimum pemberian kredit (pembiayaan) yang dapat terlihat pada rasio FDR yang harus terus dipantau oleh bank syariah, maka bank syariah tidak dapat begitu saja dalam melakukan ekspansi pembiayaan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya atau untuk secepatnya dapat membesarkan jumlah assetnya tanpa memperhitungkannya. Karena hal itu akan membahayakan kelangsungan hidup bank tersebut dan akan membahayakan dana simpanan para nasabah penyimpan dana dari bank itu. Besarnya nilai FDR pada bank syariah dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/SEOJK.03/2015, sebagai berikut :

C. Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO)

Pengertian BOPO (Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional) menurut Kuncoro (2002), adalah sebagai berikut:

BOPO termasuk rasio rentabilitas. Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif terhdap rentabilitas bank dapat diukur dengan menggunakan rasio biaya opersional terhadap pendapatan operasional.

Rasio ini mencerminkan tingkat efesiensi bank dalam menjalanka operasionalnya, BOPO merupakan rasio antara biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan aktivitas utamanya terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktivitas tersebut. Aktivitas utama bank seperti biaya

FDR = Total Pembiayaan

(56)

bunga, biaya tenaga kerja ,biaya pemasaran, dan biaya operasi lainnya. Pendapatan operasional adalah pendapatan bunga yang diperoleh dari penempata dana dalam bentuk kredit dan pendapata operasional lainnya. Semakin kecil rasio BOPO menunjukkan semakain efesien suatu bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Rumus perhitungan BOPO menurut Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/SEOJK.03/2015, sebagai berikut:

D. Non Performing Financing (NPF)

Pengertian Non Performing Financing (NPF) menurut Rivai (2006;476), adalah sebagai berikut:

Setiap bank tidak mengharapkan terjadinya NPF, namun dalam kegiatan usaha, walaupun telah dilaksanakan dengan baik, pasti masih ada resiko-resiko lain yang tidak terprediksi sebelumnya dalam perencanaan awal. Perkembangan pemberian pembiayaan yang paling tidak menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila pembiayaan yang diberikannya ternyata menjadi bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalanpihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok pembiayaan beserta bagi hasil yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam perjanjian pembiayaan.

NPF merupakan situasi dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami risiko kegagalan, bahkan menunjukkan kepada bank akan mengalami risiko kegagalan. Ada beberapa pengertian pembiayaan bermasalah, yaitu :

1. Pembiayaan yang di dalam pelaksanaannya belum mencapai/memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank; 2. Pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko di

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

3. Mengalami kesulitan di dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran bunga/denda keterlambatan BOPO = Biaya Operasional

(57)

serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban nasabah yang bersangkutan.

Sementara NPF Menurut Muhammad (2005;165) mendefinisikan sebagai berikut;

Kredit atau pembiayaan golongan perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet serta golongan lancar yang berpotensi menunggak Kelancaran nasabah membayar angsuran pokok maupun bagi hasil/profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektabilitas pembiayaan dikategorikan menjadi 5 macam, yaitu : 1. Lancar atau Kolektabilitas

2. Kurang Lancar atau Kolektabilitas 3. Diragukan atau Kolektabilitas 4. Perhatian khusus atau Kolektabilitas 5. Macet atau Kolektabilitas

I’tikad nasabah untuk menyelesaikan kredit bermasalah, dinilai berdasarkan penilaian mengenai kemauan dan kesediaannya, antara lain :

1. Berinisiatif dan aktif melakukan negosiasi dengan bank.

2. Melakukan full disclosure mengenai keadaan perusahaan dan grupnya kepada nasabah.

3. Memikul beban kerugian yang akan ditetapkan sebagai hasil negosiasi.

Mempunyai rencana restrukturisasi atau menyampaikan rencana restrukturisan untuk dibicarakan dengan bank. Besarnya nilai NPF pada bank syariah dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan berdasarkanSurat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/SEOJK.03/2015, sebagai berikut :

E. Net Interest Margin (NIM)

Pengertian Net Interest Margin (NIM) menurut Selamet (2006:21) adalah sebagai berikut:

NPF = Pembiayaan bermasalah

(58)

Net Interest Margin (NIM) merupakan perbandingan antara persentase hasil bunga terhadap total asset terhadap total earning assets.

Net Interest Margin (NIM) penting untuk mengevaluasi

kemampuan bank dalam mengelola resiko terhadap suku bunga. Saat suku bunga berubah, pendapatan bunga dan biaya bunga bank akan berubah. Jika suku bunga naik, baik pendapatan bunga maupun biaya bunga akan naik karena beberapa aset dan liability bank akan dihargai pada tingkat yang lebih tinggi. Rumus perhitungan Net Interest Magin (NIM) menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah sebagai berikut:

F. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Pengertian CAR (Capital Adequacy Ratio) Menurut Koncoro (2002;573) adalah

rasio kecukupan modal yang harus disediakan untuk menjamin dana deposan. Tujuannya adalah agar likuiditas/kemampuan bank membayar kepada deposan cukup terjamin.Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko.

Menurut ketentuan Bank Indonesia jika nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) maka bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi profitabilitas dan tentunya akan meningkatkan

NIM=PendapatanBungaBersih

(59)

return bagi hasil yang akan diterima oleh deposan. Besarnya nilai CAR pada bank syariah dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, sebagai berikut :

Keterangan:

ATMR: Aset Tertimbang Menurut Resiko

G. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Return Bagi Hasil Mudharabah yang merupakan tingkat kembalian atas investasi nasabah bank dalam bentuk dana deposito. Return yang diperoleh tergantung berapa besar nisbah yang disepakati antara nasabah dengan bank. Nisbah bagi hasil nasabah dan nisbah bagi hasil bank bukanlah laba yang dinikmati nasabah deposan bank, tetapi merupakan rasio atau persentase bagian dimana para nasabah yang mendapatkan hak atas laba yang disisihkan untuk deposito masing-masing nasabah digunakan bank untuk pembiayaan yang menguntungkan. Besarnya nilai RBH deposito mudharabah pada bank syariah dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/SEOJK.03/2015, sebagai berikut :

Rumus: RR = BBH

SRRH x 100% x 12

Keterangan :

RR = Rate Of Return BBH = Bonus Bagi Hasil

CAR = Modal

(60)

SSRH = Saldo Rata-Rata Harian Dana Pihak Ketiga

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu akan sangat bermakna jika judul-judul peneltian yang digunakan sebagai bahan pertimbangan sangat bersinggungan dengan penelitian yang hendak dilakukan. Biasanya penelitian terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang terkait langsung dengan penelitian yang sedang dilakukan. Penelitian terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal dan skripsi yang telah diterbitkan oleh penelitian maupun instansi-instansi pendidikan, adapun penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu NAMA PENELITI JUDUL PENELITIAN VARIABEL PENELITIAN HASIL PENELITIAN

Azmy (2008) Hubungan antara

FDR, CAR, Inflasi, dan Suku Bunga Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Variabel Bebas : FDR, CAR, Inflasi, Suku Bunga

Variabel Terikat : Tingkat Bagi Hasil Deposito

Mudharabah

Secara simultan CAR, Inflasi, dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah secara parsial hanya CAR, Inflasi, dan Suku Bunga yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasildeposito mudharabah,

sedangkan FDR tidak berpengaruh

(61)

Isna dan Sunaryo (2012)

Pengaruh ROA, BOPO, dan Suku Bunga Terhadap Tingkat Bagi HasilDeposito Mudharabah Variabel Bebas: ROA,BOPO, dan Suku Bunga Variabel Terikat: Tingkat Bagi Hasil

Secara simutan ROA, BOPO, dan suku bunga berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, NAMA PENELITI JUDUL PENELITIAN VARIABEL PENELITIAN HASIL PENELITIAN Deposito Mudharabah

secara parsial hanya suku bungalah yang berpengaruh positif terhadap deposito mudharabah. ROA dan BOPO tidak berpengaruh signifikan

Mudharabahterhadaap tingkat bagi hasil Deposito

Nana, Tenny, dan Aditya (2015)

Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA),Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Suku Bunga, Financing to Deposits Ratio (FDR), dan NonPerforming Financing (NPF)terhadap Tingkat Bagi Hasil Depsito

Mudaharabah

Variabel Bebas: ROA, BOPO, Suku Bunga, FDR dan NPF

Variabel Terikat: Tingkat Bagi Hasil Deposito

Mudharabah (ROMD)

ROA berpengaruh positif signifikan terhdap tingkat bagi hasil. BOPO tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil. Suku bunga tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil. Suku bunga tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil. FDR berpengaruh positf terhadap tingkat bagi hasil. NPF tidak

(62)

Nur Mawaddah (2015) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah Variabel Bebas: Pembiayaan dan NIM Variabel Terkait: ROA Intervening: NPF Pembiayaan berpengaruh terhadap ROA. NIM berpengaruh langsung terhadap ROA. NPF berpengaruh langsung terhadap ROA. Pembiayaan dan NAMA PENELITI JUDUL PENELITIAN VARIABEL PENELITIAN HASIL PENELITIAN NIM berpengaruh tidak langsug

terhadap NPF. Variasi ROA paling dominan dipengaruhi secara langsung oleh

pembiayaan dan NIM tidak berpengaruh langsung oleh NPF.

2.9 Kerangka Konseptual

(63)

Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa yang akan diuji di dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris apakah ada pengaruh ROA (X1) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, FDR (X2) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, BOPO(X3) terhadaptingkat bagi hasil deposito mudharabah, NPF (X4) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, NIM (X5) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, dan CAR (X6) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Serta secara bersama-sama apakah ada pengaruh keenam variable tersebut terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

2.10 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang digunakaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Capital Adequancy Ratio (CAR), yang akan diteliti

pengaruhnyasecara Parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Y)

H2 : Financing To Deposit Ratio (FDR), yang akan

ditelitipengaruhnya secara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Y)

(64)

H4 : Non Performing Financing (NPF), yang akan diteliti pengaruhnya secara parsial terhadap Tingkat BagiHasil Deposito Mudharabah (Y)

H5 : Net Interest Margin (NIM), yang akan diteliti pengaruhnya secara parsial terhadap Tingkat BagiHasil Deposito Mudharabah (Y)

H6 : Capital Adequacy Ratio (CAR), yang akan diteliti pengaruhnya secara parsial terhadap Tingkat BagiHasil Deposito Mudharabah (Y)

(65)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan banksebagai tempat untuk melakukan transaksi keuangannya.Mereka menganggapbank merupakan lembaga keuangan yang aman dalam melakukan berbagaimacam aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang sering dilakukan masyarakatdi negara maju dan berkembang antara lain aktivitas penyimpanan dan penyalurandana (Ismail, 2011:29).

Bank merupakan lembaga yang sangat dibutuhkan masyarakat, baik masyarakat yang ada di negara maju dan berkembang yang digunakan sebagai tempat transaksi keuan

Referensi

Dokumen terkait

Rasio Profitabilitas merupakan alat untuk mengukur tingkat kemampuan2. perusahan dalam mendapatkan keuntungan dan digunakan oleh

H4 : Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. 2.4.5 Pengaruh

Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi dana berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah yang

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Efisiensi Operasional (BOPO), Non

Tabungan berjangka dengan akad mudharabah untuk perencanaan masa depan yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan sistem setoran bulanan. Bermanfaat untuk

Nisbah merupakan persentase terentu yang disebutkan dalam akad kerjasama usaha ( mudharabah dan musyarakah ) yang telah disepakati oleh nasabah investor. 1) Presentase

Deposito adalah Investasi dana berdasarkan akad mudhârabah atau akad lain yang tidak berten- tangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

Sedangkan yang dimaksud dengan deposito syari’ah adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan.. dengan prinsip syariah yang