TESIS
Oleh
JULI MELIZA 117019052/IM
MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Manajemen Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Oleh
JULI MELIZA 117019052/IM
MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua Dr. Isfenti Sadalia, ME
Anggota : 1. Dr. Khaira Amalia Fachrudin, MBA 2. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA 3. Dr. Muslich Lutfi, MBA
ABSTRAK
Performa investasi dipengaruhi oleh perilaku keuangan dan keputusan investor. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding berpengaruh terhadap keputusan investor dan performa investasi saham khususnya di kota Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding terhadap keputusan investor dan performa investasi saham di kota Medan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku keuangan yang terdiri dari variabel heuristik, prospek, pasar, herding dapat berpengaruh secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap keputusan investor dan performa investasi . Terbukti pengaruh langsung variabel perilaku keuangan ke variabel keputusan memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan pengaruh langsung ke variabel performa. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa keputusan investor yang melakukan investasi saham khususnya di kota Medan dipengaruhi heuristik dengan nilai paling signifikan dibandingkan variabel lainnya pada tingkat alpha 5%. Ini mengindikasikan bahwa investor di Medan lebih mengutamakan sikap rasional dalam mengambil keputusan investasi. Implikasinya bahwa perusahaan sekuritas penting untuk melakukan sosialisasi tentang analisis tekhnikal dan fundamental serta dapat memberi rekomendasi yang lebih baik terkait dengan keputusan investasi. Investor perlu memperkuat analisis fundamental dan tekhnikal agar keputusan investasi tersebut menghasilkan performa yang diharapkan.
memberikan rahmat dan hidayahnya, serta shalawat beriring salam peneliti
kirimkan ke pada Nabi Muhammad SAW sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini.
Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, peneliti banyak
memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM). Sp.A(K), selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Paham Ginting, SE., MS selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang banyak
memberikan masukan yang berharga dalam penyempurnaan tesis ini.
4. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah
banyak membantu, memberikan masukan serta dengan sabar mengarahkan
peneliti hingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.
5. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachrudin, MBA, selaku Anggota Komisi Pembimbing
yang telah banyak membantu, memberikan masukan serta dengan sabar
mengarahkan peneliti hingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.
6. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA, selaku Sekretaris Program Studi
menyelesaikan tesis ini dengan baik.
7. Bapak Dr.Muslich Lutfi, MBA, selaku Anggota Komisi Pembanding yang
banyak memberikan masukan yang berharga dalam penyempurnaan tesis ini.
8. Ibu Dr. Yenny Absah, SE., M.Si, selaku Anggota Komisi Pembanding yang
banyak memberikan masukan yang berharga dalam penyempurnaan tesis ini.
9. Seluruh staf pengajar dan pegawai pada program studi Magister Ilmu
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang banyak
membantu sewaktu perkuliahan.
10 Secara khusus, peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan
Ibunda tercinta Mansyur dan Nurcahaya yang telah mencurahkan segenap
perhatian dan kasih sayangnya kepada peneliti hingga menyelesaikan
pendidikan dengan baik.
11.Buat pimpinan dan seluruh karyawan di seluruh Perusahaan Sekuritas Medan
Sumatera Utara yang telah banyak membantu peneliti selama melakukan riset
dan penelitian.
12.Semua teman-teman di program studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang begitu perhatian serta membantu
sehingga mendorong peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan dengan sukses.
13.Akhirnya semua pihak yang membantu penyusunan tesis ini yang tidak bisa
moril dan doa sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.
Akhirnya peneliti berharap kiranya tesis ini dapat bermanfaat untuk semua pihak
yang berkepentingan.
Medan, November 2013
Peneliti
dari pasangan Bapak Mansyur dan Ibu Nurcahaya. Menyelesaikan pendidikan
Sekolah Dasar pada tahun 1996 di SD Negeri Medan. Peneliti menyelesaikan
pendidikan Madrasah Tsanawiyah pada tahun 1999 di MTsN 2 Medan, kemudian
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas pada tahun 2002 di SMA
Negeri 7 Medan. Pada tahun 2007 menyelesaikan pendidikan S-1 pada Fakultas
Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Sumatera Utara Medan. Pada tahun
2012 menempuh pendidikan pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Medan, November 2013
Peneliti
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 7
2.2 Landasan Teori ... 8
2.2.1 Perilaku Keuangan ... 8
2.2.2 Keputusan Investor ... 16
2.2.3 Performa Investasi... 17
2.3 Mekanisme Antar Variabel Penelitian ... 19
2.3.1 Pengaruh Perilaku Keuangan Terhadap Keputusan Investor 19 2.3.2 Pengaruh Perilaku Keuangan Terhadap Performa Investasi 21 2.3.3 Pengaruh Keputusan Investor Terhadap ... 22
Performa Investasi ... 22
2.4 Kerangka Konseptual ... 22
2.5 Hipotesis Penelitian ... 24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian ... 25
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25
3.3 Populasi dan Sampel ... 25
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26
3.5 Jenis dan Sumber Data ... 27
3.6 Klasifikasi dan Defenisi Operasionalisasi Variabel ... 27
3.6.1 Klasifikasi Variabel ... 27
3.6.2 Definisi Operasionalisasi Variabel... 29
3.7 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas... 31
4.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel ... 48
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 75
4.4 Hasil Analisis Jalur ... 77
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian... 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 99
5.2 Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 101
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 7
Tabel 3.1 Variabel Eksogen dan Laten Eksogen ... 28
Tabel 3.2 Variabel Endogen dan Laten Endogen ... 29
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel ... 29
Tabel 3.4 Variabel Bentukan dan Variabel Terukur ... 30
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas ... 33
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 34
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden ... 43
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan .. 45
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 45 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 46
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan 47 Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Investasi.. 48
Tabel 4.8 Frekuensi Tanggapan Variabel Heuristik (X1) ... 48
Tabel 4.9 Frekuensi Tanggapan Variabel Prospek (X2) ... 56
Tabel 4.10 Frekuensi Tanggapan Variabel Pasar (X3) ... 61
Tabel 4.11 Frekuensi Tanggapan Variabel Herding (X4)... 66
Tabel 4.12 Frekuensi Tanggapan Variabel Keputusan (Y1) ... 69
Tabel 4.13 Frekuensi Tanggapan Variabel Performa Investasi (Y2) .... 73
Tabel 4.14 One Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 75
Tabel 4.15 Coefficients ... 76
Tabel 4.16 Coefficients ... 77
Tabel 4.17 Model Summary ... 78
Tabel 4.18 ANOVA ... 78
Tabel 4.19 Coefficients ... 79
Tabel 4.20 Model Summary ... 82
Tabel 4.21 ANOVA ... 83
Tabel 4.22 Coefficients ... 84
Gambar 1.1 Fenomena Pergerakan IHSG Tahun 2008-2013 ... 2
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 24
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian ... 38
Gambar 4.1 Model Jalur 1 ... 77
Gambar 4.2 Model Jalur 2 ... 82
Lampiran 1 Kuesioner bagian 1 ... 105
Lampiran 2 Kuesioner bagian 2 ... 107
Lampiran 3 Data Uji Validitas dan Reliabilitas ... 111
Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 117
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 120
Lampiran 6 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 126
Lampiran 7 Hasil Uji Analisis Jalur ... 136
ABSTRAK
Performa investasi dipengaruhi oleh perilaku keuangan dan keputusan investor. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding berpengaruh terhadap keputusan investor dan performa investasi saham khususnya di kota Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding terhadap keputusan investor dan performa investasi saham di kota Medan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku keuangan yang terdiri dari variabel heuristik, prospek, pasar, herding dapat berpengaruh secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap keputusan investor dan performa investasi . Terbukti pengaruh langsung variabel perilaku keuangan ke variabel keputusan memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan pengaruh langsung ke variabel performa. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa keputusan investor yang melakukan investasi saham khususnya di kota Medan dipengaruhi heuristik dengan nilai paling signifikan dibandingkan variabel lainnya pada tingkat alpha 5%. Ini mengindikasikan bahwa investor di Medan lebih mengutamakan sikap rasional dalam mengambil keputusan investasi. Implikasinya bahwa perusahaan sekuritas penting untuk melakukan sosialisasi tentang analisis tekhnikal dan fundamental serta dapat memberi rekomendasi yang lebih baik terkait dengan keputusan investasi. Investor perlu memperkuat analisis fundamental dan tekhnikal agar keputusan investasi tersebut menghasilkan performa yang diharapkan.
1.1 Latar Belakang Masalah
Perilaku keuangan adalah suatu teori yang didasarkan atas ilmu psikologi
yang berusaha memahami bagaimana emosi dan penyimpangan kognitif
mempengaruhi perilaku investor (Tilson, 2005:1). Perilaku keuangan yang
mempengaruhi keputusan investor di bursa khususnya berkaitan dengan
keputusan jual beli merupakan hal yang menarik untuk dipahami. Keputusan
investor tersebut didasarkan atas estimasi yang telah dilakukan sebelumnya, dan
tanpa disadari ternyata hal tersebut juga dipengaruhi oleh perilaku yang berkaitan
dengan kognitif seseorang. Pengaruh kognitif ini dapat menyebabkan keputusan
investasi yang dilakukan investor menjadi irasional, seperti yang terungkap dalam
penelitian Ritter pada tahun 2003. Pada penelitian tersebut Ritter menemukan
investor di Jepang, Taiwan dan Amerika telah kehilangan banyak uang saat
melakukan perdagangan karena perilaku investor yang irasional pada periode itu
(1987-1989 dan 1999) saham mengalami overvalue.
Kaitan antara kognitif dan perilaku juga dijelaskan oleh Goldberg dan
Nitzsch (2001) yang menyatakan investor sebagai seorang manusia dapat
digolongkan pada tiga tipe. Tiga tipe tersebut yaitu, tipe intuitif (yang
mengambil keputusan berdasarkan insting), tipe emosional (seseorang yang
bertindak berdasarkan emosi), dan tipe rasional (seseorang yang berfokus
diasumsikan akan berlaku rasional sehingga akan menilai saham secara rasional.
Investor yang berlaku rasional akan menilai saham berdasarkan nilai fundamental
yaitu nilai sekarang dari pengembalian kas masa depan dengan mendiskontokan
sebesar tingkat resiko saham tersebut. Sedangkan investor yang kurang rasional
akan ikut berbisnis hanya berpedoman pada naluri ikut-ikutan, tidak terbiasa
menganalisis detil situasi dan kondisi sektor usaha, bahkan percaya pada aspek
mistik dari investasi yang ditawarkan (Nataputra, 2009:181).
Perilaku investor di pasar modal Indonesia ternyata cenderung ke arah
irasional, hal ini sesuai dengan data yang ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Fenomena kecenderungan irasional ini menyebabkan investor melakukan
tindakan berdasarkan penilaian yang jauh menyimpang dari asumsi rasionalitas.
Sumber : Hasil penelitian, 2013 (data diolah) Gambar 1.1
Fenomena Pergerakan IHSG Tahun 2008-2013
Cornelis, Head of Research KSK Financial Group, seperti yang dikutip
inilah.com (22/02/2013) menyatakan bahwa, IHSG telah berjalan total irasional
Cornelis juga menjelaskan, hal ini terjadi karena indeks terus bergerak melebihi
level fundamentalnya di atas 4,550 poin pada kuartal I-2013. Menurutnya, posisi
IHSG saat ini sudah positif membalikkan keadaan lebih dari 100% sejak
meluncur selama 287 hari dari titik tertingginya di 2,838 poin pada malaria
(malapetaka lima belas Januari) 2008 yang lalu. Kemudian IHSG bangkit lagi
dari titik terendahnya di level 1,089 poin tepat di hari Sumpah Pemuda pada 28
Oktober 2008, dengan jarak penurunannya adalah sebesar 1,749 poin. Pergerakan
yang terus terjadi melebihi level fundamental di atas 4,550 poin pada kuartal
I-2013 memperlihatkan bahwa ada suatu kecenderungan perilaku investor
mengikuti tindakan investor yang lain atau dengan kata lain disebut herding.
Herding di pasar keuangan diidentifikasikan sebagai suatu kecenderungan
perilaku investor mengikuti tindakan investor yang lain (Luong dan Ha, 2011:21).
Investor lebih memilih melakukan herding saat mereka percaya bahwa herding
dapat menolong mereka untuk memperoleh informasi yang berguna dan dapat
dipercaya. Herding dapat menyebabkan tindakan irasional, berkenaan pada
harga, khususnya harga saham yang dipengaruhi sentimen tertentu, yang sulit
untuk dijelaskan (Devenow dan Welch, 1996:605).
Berkaitan dengan pengambilan keputusan, dalam perilaku keuangan maka
heuristik dan prospek penting untuk dipahami. Heuristik dapat diartikan sebagai
rules of thumb atau ketetapan umum, yang membantu proses pengambilan
keputusan menjadi lebih mudah, khususnya pada lingkungan yang bersifat
kompleks dan tidak pasti,dengan mengukur probabilitas dan memprediksi nilai
penyimpangan kognitif yang dapat menimbulkan heuristik yaitu,
representativeness, availability bias, gambler’s fallacy, anchoring, and
overconfidence (Luong dan Ha, 2011:19). Sedangkan, prospek adalah teori yang
berfokus pada proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi sistem nilai
seorang investor. Teori prospek ini mendeskripsikan beberapa pernyataan yang
mempengaruhi proses berpikir seseorang saat mengambil keputusan. Komponen
dari teori prospek ini yaitu, regret aversion, loss aversion, and mental accounting
(Luong dan Ha, 2011:20).
Tindakan irasional ketika melakukan keputusan investasi akan memberi
pengaruh kepada performa yang diperoleh investor. Seperti yang diuraikan
sebelumnya, bahwa herding dapat menyebabkan tindakan irasional, berkenaan
pada harga, khususnya harga saham yang dipengaruhi sentimen tertentu, yang
sulit untuk dijelaskan (Devenow dan Welch, 1996:605). Ketika harga saham
bergerak terus karena ada unsur tindakan irasional maka performa investasi yang
terkait dengan return juga akan bergerak secara irasional. Akhirnya, bisa saja
terjadi kondisi dimana investor akan memperoleh performa investasi yang tidak
sesuai dengan harapan, sehingga ia akan merasa tidak puas dengan keputusan
investasi yang sudah dilakukannya. Jika hal ini terjadi, dikhawatirkan
kelangsungan investasi akan menjadi lebih singkat.
Fenomena irasional yang dilakukan investor terhadap keputusan investasi
seperti yang diuraikan sebelumnya, memberi gambaran bahwa fenomena tersebut
memberi pengaruh bagi kelangsungan investasi. Keputusan yang berdasarkan
diperoleh. Penelitian ini berusaha mengungkapkan fenomena perilaku keuangan
terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding berpengaruh terhadap performa
investasi melalui keputusan investor.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Apakah perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan
herding berpengaruh positif terhadap keputusan investor?
2. Apakah perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan
herding berpengaruh positif terhadap performa investasi ?
3. Apakah keputusan investor berpengaruh positif terhadap performa investasi ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan uraian yang telah dikemukakan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh positif antara perilaku
keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding terhadap
keputusan investor.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh positif antara perilaku
keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding terhadap
performa investasi.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh positif antara keputusan
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan kesempatan yang baik untuk dapat
memahami dengan lebih baik lagi tentang teori dan praktek terkait pasar saham
dan perilaku keuangan.
2. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam rangka menentukan
kebijakan dan pengambilan keputusan investasi yang paling tepat.
3. Bagi perusahaan sekuritas, sebagai sumbangan ilmiah dan diharapkan dapat
dijadikan informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan performa investasi.
4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi yang
2.1 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul/ Tahun Nama Peneliti
Variabel Samp
el
Alat
Analisis Hasil Ind. (X) Dep.
(Y) Investor
Irrationalit y and Self Defeating Behavior : Insights from Perilaku keuangan. The Journal of Global Business Manageme nt.2012 Singh, Sudir. Psikologi kognitif atl. Heuristik , dll Peng ambil an keput usan Inves tasi (berk aitan denga n retur n rate)
- Review
Theory
Lanjutan Judul/ Tahun Nama Peneliti Variabel
Sampel Alat
Analisis Hasil Ind. (X) Dep.
(Y) Rational Herding in Financial Economics. European Economic Review (1996). Devenow , Andrea dan Welch, Ivo
Herding Kepu tusan invest asi
- Review
Theory
Herding
mempengaruhi keputusan investor saat berinvestasi.
Sumber : Hasil penelitian, 2013 (data diolah)
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Perilaku Keuangan
Guru besar ekonomi dari Santa Clara University Hersh Shefrin telah
melakukan riset tentang konsep perilaku keuangan. Shefrin (2002) menjelaskan
bahwa perilaku keuangan merupakan hasil dari interaksi dari psikologis dengan
tingkah laku keuangan dan performa dari semua tipe kategori investor. Lebih
lanjut Shefrin menjelaskan bahwa para investor harus lebih berhati-hati dalam
melakukan investasi yang mereka buat agar tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan perhitungan (judgement). Shefrin (2000:4) menyatakan bahwa
kesalahan dari satu investor dapat menyebabkan keuntungan bagi investor lain.
Pembahasan terkait perilaku keuangan juga dilakukan oleh Tilson. Tilson
(2005:1) menyatakan bahwa perilaku keuangan adalah suatu teori yang didasarkan
atas ilmu psikologi yang berusaha memahami bagaimana emosi dan
Selanjutnya, Ritter (2003:429) berpendapat bahwa perilaku keuangan
adalah perilaku yang didasarkan atas psikologi yang mempengaruhi proses
keputusan yang tunduk kepada beberapa ilusi kognitif. Ilusi ini dibagi ke dalam
dua kelompok yaitu, ilusi yang disebabkan karena proses keputusan yang bersifat
heuristik dan ilusi yang diadopsi dari mental frame yang ada pada teori prospek
(Waweru et al., 2008:27). Perilaku keuangan lainnya yang juga turut muncul dan
berpengaruh pada keputusan investor terkait dengan performa investasi yaitu
herding dan faktor pasar (Luong dan Ha, 2011:18).
2.2.1.2 Heuristik
Heuristik dapat diartikan sebagai rules of thumb atau ketetapan umum,
yang terkait dengan sikap untuk membantu proses pengambilan keputusan
menjadi lebih mudah, khususnya pada lingkungan yang bersifat kompleks dan
tidak pasti,dengan mengukur probabilitas dan memprediksi nilai saham sehingga
diharapkan dapat mengurangi kompleksitas tersebut (Ritter, 2003:431). Ada lima
penyimpangan kognitif yang dapat menimbulkan heuristik yaitu,
representativeness, availability bias, anchoring, gambler’s fallacy and
overconfidence (Luong dan Ha, 2011).
a. Representativiness
Representativiness adalah penilaian berdasarkan stereotypes, yakni dua hal yang
memiliki kualitas yang sama pasti sama (Nofsinger, 2005:64). Misalnya investasi
yang baik adalah investasi pada perusahaan yang baik. Indikator yang digunakan
yaitu, dalam menentukan tempat berinvestasi investor selalu memilih perusahaan
b. Availability Bias
Availability bias adalah salah satu bentuk penyimpangan kognitif yang terjadi
ketika investor terlalu sering menggunakan informasi yang mudah diperoleh. Pada
perdagangan saham, penyimpangan ini mencerminkan kecendrungan diri sendiri,
dimana investor sangat familiar dengan kondisi tersebut sehingga sangat mudah
memperoleh informasi tersebut, meskipun prinsip fundamental menyebutkan
bahwa manajemen portofolio merupakan usaha untuk melakukan optimisasi
(Luong dan Ha, 2011:19).
c. Anchoring
Anchoring adalah penyimpangan kognitif yang mendeskripsikan tentang situasi
saat seseorang menggunakan penilaian awal untuk melakukan estimasi, dimana
penyimpangan ini mengarah pada perbedaan estimasi yield (Kahneman dan
Tversky, 1979:1128). Pada pasar keuangan, anchoring muncul ketika hasil
observasi memperlihatkan bahwa skala nilai sudah tetap dan investor cenderung
memperhatikan harga penawaran awal saat ingin menjual atau menganalisis.
Harga yang sekarang terjadi umumnya dipengaruhi oleh kejadian di masa lalu.
Anchoring menyebabkan investor untuk menegaskan range harga saham atau
income suatu perusahaan berdasarkan trend historis, sehingga menghasilkan under
reaction pada perubahan yang tidak diduga. Anchoring memiliki hubungan
dengan representativness karena anchoring merupakan refleksi suatu kondisi
dimana investor umumnya berfokus pada peristiwa saat ini dan terlalu optimis
saat terjadi kenaikan pasar, serta terlalu pesimis saat terjadi penurunan pasar
d. Gambler’s fallacy
Keyakinan bahwa sekelompok kecil sampel dapat mewakili populasi yang dikenal
dengan "law of small numbers” (Rabin, 2002:775) merupakan pembuka
munculnya gamblers’ fallacy (Barberis dan Thaler, 2003:1065). Khusus di bursa
saham, gamblers’ fallacy muncul saat prediksi investor tidak akurat yang
kemudian dibandingkan dengan return akhir yang diperoleh (Waweru et al.
2008:27).
e. Overconfidence
Overconfidence adalah perasaan percaya pada dirinya sendiri secara berlebihan.
Overconfidence membuat investor overestimate terhadap pengetahuan yang
dimiliki oleh investor itu sendiri, dan underestimate terhadap prediksi yang
dilakukan karena investor melebih-lebihkan kemampuannya (Nofsinger,
2005:10) Overconvidence juga mempengaruhi investor berperilaku mengambil
resiko, investor yang rasional berusaha untuk memaksimalkan keuntungan
sementara memperkecil jumlah dari resiko yang diambil (Nofsinger, 2005:15).
Overconvidence juga dapat menyebabkan investor menanggung resiko yang lebih
besar dalam melakukan keputusan untuk berinvestasi. Indikator yang digunakan
yaitu, “pengetahuan investor, dapat membantu investor dalam berinvestasi;
kemampuan investor, dapat membantu investor dalam berinvestasi”.
2.2.1.2 Prospek
Teori prospek dikembangkan oleh dua orang psikolog, Daniel Kahneman
dan Amos Tversky di awal tahun 80-an yang pada dasarnya mencakup dua
adalah pada analisis perilaku seseorang dalam mengambil keputusan (ekonomi) di
dalam dua pilihan. Teori prospek dimulai dengan penelitian Kahneman dan
Tversky terhadap perilaku manusia yang dianggap aneh dan kontradiktif dalam
mengambil suatu keputusan. Subyek penelitian yang sama diberikan pilihan yang
sama namun diformulasikan secara berbeda, dan mereka menunjukkan dua
perilaku yang berbeda.
Teori prospek merupakan teori yang terkait dengan sikap yang berfokus
pada proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi sistem penilaian seorang
investor (Luong dan Ha, 2011:25). Secara singkat dapat dikatakan teori prospek
menunjukkan, bahwa orang akan memiliki kecenderungan irasional untuk lebih
enggan mempertaruhkan keuntungan daripada kerugian. Dalam kondisi rugi,
seseorang akan cenderung lebih nekat menanggung resiko dibandingkan pada
kondisi berhasil. Seseorang akan merasakan seolah-olah nilai kekalahan sejumlah
uang tertentu dalam suatu taruhan lebih menyakitkan daripada nilai kemenangan
dari sejumlah uang yang sama, sehingga dalam situasi rugi orang lebih nekat
untuk menanggung resiko.
Teori prospek mendeskripsikan beberapa pernyataan yang mempengaruhi
proses berpikir seseorang saat mengambil keputusan. Komponen dari teori
prospek ini yaitu, regret aversion, loss aversion, and mental accounting (Waweru
et al., 2008:28).
a. Regret aversion
Penyesalan adalah emosi yang muncul setelah seseorang melakukan kesalahan.
dengan performa yang terus menurun dan menginginkan untuk menjual saham
saat performanya semakin meningkat (Luong dan Ha, 2011:19). Regret aversion
berusaha mencegah rasa sakit dari penyesalan yang dihubungkan dengan
kesalahan keputusan. Regret aversion juga membuat investor terlalu khawatir
tentang perubahan di pasar keuangan yang menghasilkan kerugian. Ketika
investor mengalami hasil investasi yang negatif, secara naluri mereka merasa
didorong untuk konservatif dan mundur. Walaupun demikian, saat terjadi
penurunan harga saham sebahagian yang lain sering menjadikan ini sebagai
peluang untuk membeli saham tersebut. Regret aversion tidak terjadi hanya
pada saat mengalami kerugian tetapi juga pada saat seseorang mengalami
keuntungan. Regret aversion biasanya membuat investor enggan untuk memilih
pilihan lain. Seperti contoh, untuk menjual saham yang nilainya naik terus jika
dilihat dari indikator yang mengisyaratkan dengan tegas investor harus melakukan
keputusan jual. Tetapi, dengan adanya regret aversion ini maka investor
berpegang teguh pada posisi tersebut dimana seharusnya dia jual.
Pompian (2006) menyatakan bahwa regret aversion dapat menyebabkan
beberapa hal yaitu, investor menjadi terlalu konservatif; terlalu antipati
terhadap pasar karena pasar turun terus menerus; investor pada posisi rugi
yang cukup lama; muncul perilaku herding pada investor; investor menyukai
good companies; investor akan menunggu untuk melakukan aksi menjual saham
dengan performa yang bagus.
b. Loss Aversion
gain meskipun dalam jumlah yang sama (Tilson, 2005:8). Perasaan kecewa yang
dialami oleh investor yang mengalami loss bisa dua kali lebih dalam dari pada
mengalami gain meskipun dalam jumlah yang sama. Indikator yang digunakan
yaitu, “tingkat kekecewaan saya jauh lebih tinggi pada saat mengalami kerugian
daripada tingkat kepuasan yang saya peroleh setelah mendapatkan keuntungan
dalam jumlah yang sama”.
c. Mental Accounting
Investor yang mempunyai mental accounting dalam pengambilan keputusan saat
bertransaksi ialah investor yang mempertimbangkan cost dan benefit dari
keputusan yang diambil (Nofsinger, 2005:45). Dengan seperti itu investor
merasa aman. Dalam arti investor lebih aman dalam melakukan transaksi
sehingga bisa meminimalkan resiko karena adanya pertimbangan cost dan
benefit yang akan diperoleh dengan keputusan yang diambil misalnya resiko
terjadinya loss dalam jumlah yang besar. Indikator yang digunakan yaitu, “dalam
berinvestasi investor selalu menghitung keuntungan yang akan diperoleh; dalam
melakukan investasi investor selalu menghitung biaya yang akan dikeluarkan”.
2.2.1.3 Pasar
Waweru et al. (2008:36) mengidentifikasikan beberapa faktor pasar yang
berpengaruh pada keputusan investor yaitu: perubahan harga; informasi pasar;
trend masa lalu saham; fundamental saham; kecendrungan investor; over/under reaksi terhadap perubahan harga. Umumnya, perubahan informasi pasar,
fundamental saham dan harga saham dapat menyebabkan over/under reaksi
pengaruh yang tinggi terhadap perilaku investor saat membuat keputusan. Para
peneliti yakin over raksi (DeBondt dan Thaler, 1985:804) atau under reaksi (Lai,
2001:215) terhadap informasi mungkin dapat menyebabkan perbedaan strategi
trading seorang investor sehingga berpengaruh pada keputusan investasi mereka.
Penelitian oleh Waweru et al. juga menyimpulkan, informasi pasar memiliki
pengaruh yang tinggi pada pembuatan keputusan investor dan hal ini membuat
beberapa investor berfokus pada saham yang populer dan percaya pada informasi
pasar saham. Selanjutnya, Barber dan Odean (2000:800) menekankan bahwa
perhatian investor dapat mempengaruhi peristiwa di bursa saham. Waweru et al.
melalui hasil penelitiannya menyatakan bahwa perubahan harga saham memiliki
pengaruh kepada perilaku investor pada level tertentu. Odean (1999:1887)
menyatakan bahwa investor cenderung membeli atau menjual saham berdasarkan
pengalaman perubahan harga tertinggi dalam dua tahun terakhir. Investor
mungkin dapat merevisi kembali estimasi return saham terhadap perubahan harga
yang mempengaruhi keputusan investor (Waweru et al., 2008:37). Penelitian oleh
Waweru et al. membuktikan bahwa beberapa investor befokus pada saham yang
populer di bursa saham. Pemilihan saham ini juga dipengaruhi oleh
kecenderungan seorang investor. Kecenderungan ini dipengaruhi oleh performa
masa lalu. Tren saham masa lalu juga berpengaruh pada keputusan investor pada
tingkat tertentu (Waweru et al., 2008:37).
Faktor pasar merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku
keuangan investor. Meskipun demikian, faktor pasar berpengaruh terhadap
berpengaruh kepada rasionalitas seorang investor, sehingga tidak cukup jika
faktor pasar tidak dimasukkan ke dalam faktor perilaku yang memberi dampak ke
pada keputusan investasi. Pada penelitian ini akan dibicarakan faktor pasar dalam
perspektif perilaku keuangan yang mempengaruhi keputusan investor di bursa
saham.
2.2.1.4 Herding
Herding di pasar keuangan diidentifikasikan sebagai suatu kecendrungan
perilaku investor mengikuti tindakan investor yang lain (Luong dan Ha, 2011:21).
Pada perspektif perilaku, herding dapat menyebabkan munculnya penyimpangan
emosi. Investor lebih memilih melakukan herding saat mereka percaya bahwa
herding dapat menolong mereka untuk memperoleh informasi yang berguna dan
dapat dipercaya. Herding dapat menyebabkan tindakan irasional yang berkenaan
pada harga, khususnya harga saham yang dipengaruhi sentimen tertentu, yang
sulit untuk dijelaskan (Devenow dan Welch, 1996:605).
Tindakan herding ini dapat dilihat dari empat indikator yaitu, aksi jual
beli; saham yang dipilih untuk diperdagangkan; volume saham yang
diperdagangkan; kecepatan melakukan herding (Waweru et al., 2008:37).
2.2.2 Keputusan Investor
Keputusan investor berkaitan dengan jual/beli saham yang dilakukan oleh
investor individual merupakan fokus pada penelitian ini. Hal ini karena kedua hal
tersebut saling berhubungan dan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap
Odean (1999:1293) menyatakan beberapa hal yang menyebabkan investor
mau untuk membeli saham dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu, tingkat trading
volume saham; tingkat return saham; informasi saham. Saat investor ingin
membeli saham, mungkin saja ia tidak menemukan saham yang bagus untuk
dibeli setelah mempertimbangkan ribuan saham yang listing. Investor umumnya
membeli saham karena tertarik dan mungkin karena perhatian mereka tertuju pada
performa masa lalu, baik itu bagus atau buruk.
Barber dan Odean (2002:2) menyatakan bahwa pada investor individu,
saat melakukan keputusan menjual ternyata perhatian mereka pada performa
investasi lebih kecil dibandingkan saat membeli. Barberis dan Odean juga
menyatakan bahwa perilaku investor berpengaruh pada tindakan menjual atau
membeli dengan level yang berbeda. Terkait dengan keputusan jual ini ada
beberapa hal yang mempengaruhinya yaitu, rendahnya ekspektasi pasar; terjadi
koreksi pasar yang cukup besar; pengalaman rugi (Luong dan Ha, 2011:24).
2.2.3 Performa Investasi
Menilai performa investasi yang diperoleh oleh investor merupakan tahap
akhir dari proses investasi yang berkesinambungan. Melalui tahap ini akan dapat
diketahui apakah keputusan investasi yang dilakukan investor telah memberikan
pengaruh pada terciptanya performa investasi yang dapat memenuhi tujuan yang
diharapkan atau tidak. Banyak metode untuk mengukur performa investasi yang
dilakukan investor, yaitu :
a. Lin dan Swanson (2003:208) mengukur performa investasi dengan
momentum adjusted returns yang dilihat pada waktu yang berbeda yakni
harian, mingguan, bulanan, semester dan tahunan. Mereka menyimpulkan
bahwa investor memperoleh performa bagus, saat melakukan short run dan
sebagian lagi dipengaruhi oleh short term price momentum dibandingkan
dengan memilih menjadi risk taker.
b. Oberlechner dan Osler (2004:33) mengidentifikasi performa investasi dengan
mengukur return rate dan pengalaman melakukan trading. Oberlechner dan
Osler yakin bahwa tingkat return investasi akan muncul secara objektif pada
performa investasi. Return rate di evaluasi dengan membandingkan pada profit
rate yang setara. Pengalaman trading investor menjadi pertimbangan untuk hal
yang terkait dengan durasi kehadiran investor di pasar saham.
c. Luong dan Ha (2011:26) melakukan pengukuran performa investasi dengan
cara membandingkan tingkat return yang nyata diperoleh investor dengan
tingkat return yang diharapkannya dan tingkat return rata-rata dari pasar,
selain itu tingkat kepuasan keputusan investasi juga menjadi salah satu
pertimbangan dalam pengukuran ini.
Pengukuran performa investasi yang dilakukan oleh Luong dan Ha selain
membandingkan tingkat return yang nyata diperoleh investor dengan tingkat
return yang diharapkan dan tingkat return rata-rata dari pasar tetapi juga
mempertimbangkan unsur kepuasan investor itu sendiri, sehingga dengan
demikian pengukuran tersebut dapat dilihat dari dua sisi yang berbeda. Peneliti
akan mendapat informasi yang lebih lengkap sehingga diharapkan dapat
Oleh karena itu lah maka penelitian ini juga menggunakan metode pengukuran
performa investasi yang mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Luong dan
Ha.
2.3 Mekanisme Antar Variabel Penelitian
2.3.1 Pengaruh Perilaku Keuangan Terhadap Keputusan Investor
Ritter (2003:429) berpendapat bahwa perilaku keuangan adalah perilaku
yang didasarkan atas psikologi yang mempengaruhi proses keputusan yang
tunduk kepada beberapa ilusi kognitif. Hal senada juga diungkapan oleh peneliti
lain yaitu Tilson. Tilson (2005:1) menyatakan bahwa perilaku keuangan adalah
suatu teori yang didasarkan atas ilmu psikologi yang berusaha memahami
bagaimana emosi dan penyimpangan kognitif mempengaruhi perilaku investor.
Perilaku sesorang dalam kesehariannya tentu akan berpengaruh pada
setiap keputusan atau tindakan yang dilakukannya dalam berbagai hal. Demikian
juga halnya pada perilaku keuangan, perilaku tersebut akan berpengaruh pada
setiap keputusan yang diambil (Davenow dan Welch, 1996:604). Hal ini terjadi
karena ada unsur emosi dan kognitif yang turut dipertimbangkan dalam proses
alami saat seseorang mengambil keputusan, dan hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Ritter.
Salah satu perilaku manusia yang sering ditemui misalnya saja perilaku
meniru dan ikut-ikutan atau disebut juga dengan herding dalam pembahasan
terkait dengan perilaku keuangan. Meniru dan ikut-ikutan merupakan instink
kehidupan manusia, misalnya saja pada bidang fashion, dan lain sebagainya. Ada
satu keyakinan yang ditemukan di masyarakat umum, tidak hanya di kalangan
praktisi tapi juga di kalangan praktisi ekonomi keuangan, bahwa keputusan
investor dipengaruhi oleh keputusan investor yang lain (Davenow dan Welch,
1996:604). Pada bidang keuangan kenyataannya diketahui bahwa herding
berpotensi terjadi secara menyeluruh. Sulit untuk mendefenisikan herding dengan
tepat, karena herding memiliki banyak bentuk (Davenow dan Welch, 1996:604).
Lebih lanjut Davenow dan Welch menguraikan bahwa herding dapat
didefenisikan sebagai pola perilaku yang berhubungan dengan kepribadian
individu. Jika investor banyak membeli saham yang "hot", ini bisa saja terjadi
karena disebabkan adanya hubungan antara informasi yang diterima dengan aksi
yang dilakukan oleh investor. Herding dipertimbangkan sebagai salah satu
penyebab kesalahan sistematis dalam pengambilan keputusan oleh suatu populasi.
Pada kasus ini, herding sangat jelas berhubungan dengan fenomena yakni
ekspektasi yang tidak sempurna, pilihan yang berubah-ubah tanpa memperoleh
banyak informasi, bubble, dan lain sebagainya.
Herding memerlukan mekanisme koordinasi. Mekanisme ini dapat
menyebar luaskan ketentuan untuk mengkoordinasikan beberapa sinyal dasar, atau
didasarkan atas kemampuan langsung mengobservasi pembuat keputusan lainnya,
misalnya observasi investor yang masih berstatus mahasiswa. Ada dua sikap yang
berlawanan dari herding yaitu, melihat dari sudut pandang irasional dan dari
sudut pandang rasional. Sudut pandang irasional membahas tentang psikologi
yang lain secara buta dan jauh dari analisis rasional. Sudut pandang rasional
berpusat pada lingkungan eksternal, mengoptimalkan pembuatan keputusan
dengan memutarbalikkan kesulitan informasi yang diperoleh.
Beberapa penelitian lain terkait dengan perilaku keuangan juga dilakukan
oleh Singh. Singh (2012:116) melalui penelitian yang dilakukannya menyatakan
bahwa penyimpangan psikologi kognitif salah satu diantaranya yakni heuristik
dan prospek mempengaruhi keputusan investor di lantai bursa. Selanjutnya,
Waweru, et al.(2008:27) menyatakan bahwa faktor pasar dalam perspektif
perilaku keuangan ternyata dapat mempengaruhi keputusan investor di bursa
saham.
2.3.2 Pengaruh Perilaku Keuangan Terhadap Performa Investasi
Kritik yang muncul terhadap perilaku keuangan menyatakan bahwa
performa investasi yang buruk merupakan hasil dari keputusan investor irasional
yang dapat menyebabkan mereka keluar dari pasar saham (Luong dan Ha,
2011:25). Sebaliknya, sebahagian yang lain percaya bahwa investor yang
overconfident dengan perilaku trading yang ekstrim dapat meningkatkan performa
investasi mereka (Anderson et al., 2005:72). Pada kondisi yang seimbang,
investor yang overconfidance melakukan perdagangan lebih tinggi dibandingkan
dengan golongan rasional, dan mengharapkan performa investasi yang lebih tinggi
dalam jangka panjang. Wang (2001:138) mengakui bahwa under confidence dan
high overconfidence tidak selalu hadir bersamaan pada jangka panjang, tapi
Beberapa penelitian terkait dengan perilaku keuangan dan performa
investasi yang diuraikan pada alinea sebelumnya, memberikan kita kesimpulan
awal yaitu perilaku keuangan juga berpengaruh langsung ke performa investasi
yang diperoleh investor, dan hal senada juga dilakukan oleh Luong dan Ha. Luong
dan Ha (2011:57) melalui hasil penelitiannya menyatakan bahwa perilaku
keuangan mempengaruhi performa investasi pada investor di Ho Chi Minh Stock
Exchange.
2.3.3 Pengaruh Keputusan Investor Terhadap Performa Investasi
Keputusan investasi berpengaruh terhadap performa investasi khususnya
terkait dengan tingkat return dan kepuasan yang diperoleh investor (Luong dan
Ha, 2011:57). Lebih lanjut Luong dan Ha menguraikan, bahwa pada umumnya
investor akan berharap untuk memperoleh performa investasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan apa yang mereka peroleh saat itu. Kondisi ini terjadi saat
investor tidak merasa puas dengan keputusan investasi yang telah mereka lakukan
sebelumnya.
Keputusan investasi dengan pertimbangan yang tepat akan memberikan
peluang bagi investor untuk meningkatkan performa investasi yang lebih baik
lagi. Sebaliknya, ketika keputusan investasi dilakukan tanpa pertimbangan yang
tepat akan menyebabkan kerugian atau penurunan performa investasi.
2.4 Kerangka Konseptual
Perilaku keuangan yang dimiliki seorang investor akan mempengaruhi
berpengaruh secara langsung pada tindakan yang akan dilakukan ataupun
keputusan yang akan diambil. Keputusan yang berdasarkan dari analisis yang
mendalam dan dapat diterima secara rasional maka keputusan tersebut menjadi
lebih rasional. Keputusan yang baik akan memberi hasil akhir yang baik, dan
sebaliknya saat keputusan itu memberi dampak negatif maka akan menyebabkan
terjadi penurunan tingkat performa investasi yang akan diperoleh.
Investor yang overconfident dengan perilaku trading yang ekstrim dapat
meningkatkan performa investasi mereka (Anderson et al., 2005:72). Pada kondisi
yang seimbang, investor yang overconfidance melakukan perdagangan lebih
tinggi dibandingkan dengan golongan rasional, dan mengharapkan performa
investasi yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Dari penelitian yang dilakukan
Anderson et. al. memberikan informasi bahwa, perilaku keuangan juga
berpengaruh langsung kepada performa investasi yang diperoleh investor.
Penjelasan mengenai perilaku keuangan yang telah diuraikan pada bagian
sebelumnya memperlihatkan, bahwa secara teoritis perilaku keuangan mempunyai
pengaruh terhadap keputusan investor dan juga performa investasi, demikian juga
halnya pada keputusan yang dilakukan investor memiliki pengaruh kepada
performa investasi. Keterkaitan antara variabel-variabel tersebut merupakan
kerangka berpikir yang dijadikan landasan dalam penelitian ini sebagaimana
Sumber : Hasil penelitian, 2013 (data diolah)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:
1. Perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan investor.
2. Perilaku keuangan yang terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding
berpengaruh positif dan signifikan terhadap performa investasi.
3. Keputusan investor berpengaruh positif dan signifikan terhadap performa
3.1 Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dan bersifat eksplanatori.
Penelitian disebut deskriptif kuantitatif karena data dikumpulkan lewat tinjauan
literatur kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk kuantitatif. Penelitian disebut
explanatori karena mencoba menjelaskan hubungan antara variabel perilaku
keuangan terhadap performa investasi melalui keputusan investor.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan secara virtual dengan membagi kuesioner
lewat surat elektronik kepada semua investor online trading di beberapa
perusahaan sekuritas yang ada di Medan. Jangka waktu penelitian ini dimulai
dari Mei 2013 sampai Agustus 2013.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua investor online trading di
beberapa perusahaan sekuritas yang ada di Medan, yang menginvestasikan
dananya di pasar modal melalui transaksi jual beli dalam bentuk saham. Penelitian
ini menggunakan milis khusus perusahaan sekuritas yang dapat diakses melalui
internet yang memiliki ± 4000 anggota sebagai sumber data. Rendahnya tingkat
respon (low response rate) adalah satu kelemahan utama survei online (Evans
dan Mathur, 2005:202). Sehingga, untuk mengantisipasi tingkat pengembalian
kuesioner maka perlu dihitung jumlah sampel minimal. Penentuan sampel
dikutip dari www.statsoft.com dan www.stats.gla.ac.uk (April 2013), terbagi atas:
a. Continuous data
Continuous data adalah data yang memiliki nilai dengan interval terbatas atau
tidak terbatas. Data ini dapat dihitung, diurutkan dan diukur. Contoh
continuous data antara lain berat badan, tinggi badan, suhu dan waktu tempuh
jarak satu kilometer. Usia responden dan daftar pernyataan dalam kuesioner
penelitian ini tergolong continuous data.
b. Categorical data
Categorical data adalah data yang nilainya dapat dikelompokkan dalam
beberapa kategori. Categorical data dalam penelitian ini terdapat dalam
kuesioner antara lain jenis kelamin responden, status responden, pendidikan
terakhir dan lama pengalaman menggunakan layanan sekuritas online.
Penelitian ini menggunakan continuous data, dengan total populasi
penelitian yaitu 4000 orang sehingga berdasarkan data pada Lampiran 8 dengan
menggunakan alpha 5% maka sampel minimal berjumlah 119 sampel.
Kriteria responden yang dijadikan sampel yaitu:
a. Sudah menjadi anggota online trading saham minimal 2 tahun, sehingga
mempunyai cukup pengalaman dalam investasi saham.
b. Melakukan investasi di saham minimal 2 tahun.
3.4Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
a. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mempelajari jurnal ilmiah
tertulis untuk diisi oleh responden. Kuesioner dalam penelitian ini berbentuk
virtual dan dikirim langsung kepada investor melalui jaringan internet.
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian antara lain :
a. Data primer
Data primer ini diperoleh secara langsung dari sumbernya yakni investor online
trading di beberapa perusahaan sekuritas di Medan, yang menginvestasikan
dananya di pasar modal melalui transaksi jual beli dalam bentuk saham sebagai
sampel. Data primer yang dimaksud yaitu kuesioner yang berisi pernyataan
variabel perilaku keuangan, keputusan investasi dan performa investasi.
b. Data sekunder
Data sekunder yang digunakan adalah referensi yang diperoleh melalui studi
kepustakaan seperti buku referensi atau teori yang mendukung penelitian,
penelitian terdahulu yang berkaitan, dan data-data tertulis lainnya.
3.6 Klasifikasi dan Definisi Operasionalisasi Variabel 3.6.1 Klasifikasi variabel
a. Variabel eksogen adalah variabel penyebab yang tidak dijelaskan dalam model
(Kusnendi, 2008). Variabel eksogen penelitian ini yaitu, perilaku keuangan
yang terdiri dari: heuristik (X1), prospek (X2), pasar (X3), herding (X4).
Variabel laten eksogen adalah semua variabel penyebab yang tidak dapat
diobservasi langsung, melainkan melakukan pengamatan terhadap variabel
mengukur variabel laten eksogen.
Tabel 3.1
Variabel Eksogen dan Laten Eksogen
Variabel Eksogen Variabel laten eksogen dibentuk dari indikator :
Heuristik (X1)
1. Representativeness 2. Overconfidence 3. Anchoring 4. Gambler’s fallacy
5. Availability bias
Prospek (X2)
1. Loss Aversion
2. Regret aversion
3. Mental accounting
Pasar (X3)
1. Perubahan harga
2. Informasi pasar
3. Trend saham masa lalu
4. Fundamental saham 5. Kecenderungan investor
6. Over/under reaksi terhadap perubahan harga Herding
(X4)
1. Aksi jual beli
2. Saham yang dipilih diperdagangkan 3. Volume saham yang diperdagangkan 4. Kecepatan melakukan herding
Sumber : Luong dan Ha (2011:19); Nofsinger (2005:64); Ritter (2003:429); Tilson (2005:1); Waweru, et al.(2008:28).
b. Variabel endogen yaitu variabel akibat yang dijelaskan atau diprediksi dalam
model (Kusnendi, 2008). Variabel yang diberlakukan sebagai variabel
intervening atau mediating adalah keputusan investor (Y1). Variabel
intervening adalah variabel antara yang fungsinya memediasi hubungan antara
variabel independent dengan dependent. Pada penelitian ini variabel endogen
yang diberlakukan sebagai variabel dependent adalah performa investasi (Y2).
Sedangkan variabel laten endogen adalah semua variabel akibat yang tidak
dapat diobservasi langsung (unobserved), melainkan melakukan pengamatan
diobservasi langsung.
Tabel 3.2
Variabel Endogen dan Laten Endogen
Variabel Endogen Variabel laten endogen dibentuk dari indikator : Keputusan Investor (Y1) 1.Rendahnya ekspektasi 4.Tingkat trading vol.saham
2.Koreksi pasar 5.Tingkat return saham
3.Pengalaman rugi 6.Informasi saham Performa Investasi (Y2) 1.Return rate sesuai harapan
2.Return rate ≥ return pasar 3.Tingkat kepuasan investor
Sumber : Luong dan Ha (2011:19); Nofsinger (2005:64); Ritter (2003:429); Tilson (2005:1); Waweru, et al.(2008:28).
3.6.2 Definisi operasionalisasi variabel Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Prilaku Keuangan
(X)
Heuristik Sikap yang didasarkan 1. Representativeness Interval (X1) atas ketentuan umum 2.Overconfidence
untuk membantu proses 3.Anchoring
pengambilan keputusan 4.Gambler’s fallacy menjadi lebih mudah 5.Availability bias
Sikap yang berfokus 1. Loss Aversion Interval Prospek
(X2)
pada proses pengambilan keputusan yang
mempengaruhi sistem penilaian seorang investor.
2.Regret aversion 3. Mental accounting
Pasar (X3)
Kecenderungan sikap 1.Perubahan harga Interval investor yang di 2.Informasi pasar
pengaruhi oleh faktor eksternal pasar.
3.Trend saham masa lalu 4.Fundamental saham
Herding
(X4)
Kecenderungan 1.Aksi jual beli Interval
Perilaku/sikap investor mengikuti tindakan
2.Saham yang dipilih diperdagangkan investor yang lain 3.Volume saham yang
diperdagangkan 4.Kecepatan melakukan
[image:47.595.113.517.373.724.2]Variabel Definisi Indikator Skala Keputusan Investor Keputusan Investor terkait jual dan beli saham
(Y1)
Tindakan yang dilakukan berdasar kan estimasi yang dilakukan sebelumnya
1.Rendahnya ekspektasi pasar 2.Koreksi pasar
3.Pengalaman rugi
4.Tingkat trading vol.saham 5.Tingkat return saham 6.Informasi saham Interval Performa Investasi Performa investasi
(Y2)
Tingkat return yang nyata diperoleh investor dibandingkan dengan tingkat return yang diharapkannya dan tingkat return rata-rata dari pasar yang dikaitkan dengan kepuasan investor akan hasil dari keputusan jual-beli yang telah dilakukan.
1.Return rate sesuai harapan 2.Return rate ≥ return pasar 3.Tingkat kepuasan investor
Interval
Sumber : Luong dan Ha (2011:19); Nofsinger (2005:64); Ritter (2003:429); Tilson (2005:1); Waweru, et al.(2008:28).
Keseluruhan variabel yang digunakan dalam penelitian ini secara ringkas dapat
[image:48.595.113.515.110.375.2]dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Variabel Bentukan dan Variabel Terukur
Variabel Bentukan
Simbol
Variabel Variabel Terukur
Heuristik (X1)
X1,1 1. Representativeness
X1,2
2.Overconfidence
X1,3 3.Anchoring
X1,4 4.Gambler’s fallacy
X1,5 5.Availability bias
Prospek (X2)
X2,1 1.Loss Aversion
X2,2 2.Regret aversion
X2,3 3. Mental accounting
Pasar (X3)
X3,1 1.Perubahan harga
X3,2 2.Informasi pasar
X3,3 3.Trend saham masa lalu
X3,4 4.Fundamental saham
X3,5 5.Kecenderungan investor
Variabel Bentukan
Simbol
Variabel Variabel Terukur
Herding
(X4)
X4,1 1.Aksi jual beli
X4,2 2.Saham yang dipilih diperdagangkan
X4,3 3.Volume saham yang diperdagangkan
X4,4 4.Kecepatan melakukan herding
Keputusan Investor terkait jual dan beli
saham (Y1)
Y1,1 Y1,2 Y1,3 Y1,4 Y1,5 Y1,6
1.Rendahnya ekspektasi pasar 2.Koreksi pasar
3.Pengalaman rugi
4.Tingkat trading vol.saham 5.Tingkat return saham 6.Informasi saham
Performa Investasi (Y2)
Y2,1 1.Return rate sesuai harapan
Y2,2 2.Return rate≥ return pasar
Y2,3 3.Tingkat kepuasan investor Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
3.7 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Validitas menunjukkan seberapa akurat suatu alat pengukur atau kuesioner
mampu mengukur apa yang diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2011:121). Menguji ketepatan
kuesioner akan dilakukan pretest terhadap 30 responden pengguna layanan online
trading melalui milis. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau
kepercayaan hasil ukur yang cermat. Menurut Ghozali (2011:121) salah satu cara
mengukur validitas adalah dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan
dengan total skor konstruk atau variabel. Hipotesis yang diajukan:
H0 : Skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor variabel
Ha : Skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor variabel
Uji signifikasi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r
tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, n adalah jumlah sampel pada tampilan
[image:49.595.113.512.112.309.2]dinyatakan valid.
Kuesioner atau variabel indikator disebut reliable atau handal bila jawaban
responden terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk
menguji reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach Alpha (α). Nunnally dalam
Ghozali (2011:122) memberikan batasan suatu variabel dikatakan handal atau
reliabel jika Cronbach Alpha > 0,6. Maka untuk memperoleh angka Cronbach
Alpha dilakukan pengolahan data dengan bantuan program SPSS.
[image:50.595.113.513.360.744.2]Hasil Uji Validitas Instrumen
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas
Variabel Item Pertanyaan
Corrected
Item-Total Correlation r-tabel Keterangan
Heuristik P1 0,832 0,31 Valid
P2 0,832 0,31 Valid
P3 0,552 0,31 Valid
P4 0,859 0,31 Valid
P5 0,859 0,31 Valid
P6 0,803 0,31 Valid
P7 0,507 0,31 Valid
P8 0,507 0,31 Valid
Prospek P9 0,958 0,31 Valid
P10 0,958 0,31 Valid
P11 0,959 0,31 Valid
P12 0,959 0,31 Valid
P13 0,958 0,31 Valid
P14 0,958 0,31 Valid
Pasar P15 0,932 0,31 Valid
P16 0,884 0,31 Valid
P17 0,905 0,31 Valid
P18 0,927 0,31 Valid
P19 0,940 0,31 Valid
P20 0,905 0,31 Valid
Herding P21 0,915 0,31 Valid
Variabel Item Pertanyaan
Corrected
Item-Total Correlation r-tabel Keterangan
Herding P23 0,915 0,31 Valid
P24 0,924 0,31 Valid
Keputusan P25 0,724 0,31 Valid
P26 0,724 0,31 Valid
P27 0,635 0,31 Valid
P28 0,520 0,31 Valid
P29 0,737 0,31 Valid
P30 0,724 0,31 Valid
Performa P31 0,919 0,31 Valid
P32 0,906 0,31 Valid
P33 0,919 0,31 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)
Pengujian validitas kuesioner dengan jumlah anggota sampel sebanyak 30 orang
menggunakan program SPSS. Butir pernyataan dalam kuesioner disebut valid bila
r hitung (seperti yang tertera pada kolom Corrected Total-Item Correlation table
Item-Total Statistics sebagai output SPSS) ≥ r tabel. Besar nilai r tabel untuk n
sebesar 30 adalah 0,31 sehingga r hitung tiap butir pernyataan dalam kuesioner
harus ≥ 0,31. Hasil uji melalui SPSS ditemukan bahwa semua butir pernyataan
yang tersisa dalam kuesioner telah valid (seperti yang tertera pada lampiran), dan
selanjutnya dapat digunakan dalam penelitian.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas kuesioner dilakukan bersamaan dengan pengujian
validitas menggunakan program SPSS. Butir pernyataan dalam kuesioner
dinyatakan reliabel bila nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Pengujian reliabilitas
menemukan bahwa nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 yang berarti
bahwa instrumen variabel penelitian adalah reliabel, yang selanjutnya akan
Hasil Uji Reliabilitas
VARIABEL CRONBAC'H ALPHA KETERANGAN
HEURISTIK 0,909 Sangat Reliabel
PROSPEK 0,988 Sangat Reliabel
PASAR 0,974 Sangat Reliabel
HERDING 0,966 Sangat Reliabel
KEPUTUSANN 0,837 Reliabel
PERFORMA 0,958 Sangat Reliabel
Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah) 3.8. Teknik Analisis Data
a) Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data
primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian
sehingga diperoleh gambaran umum.
b) Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan antara lain:
i. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji keberadaan distribusi normal dari variabel
residual dalam model regresi. Uji normalitas menggunakan pendekatan
Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikan 5%, jika nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) di atas nilai signifikan 5% maka variabel residual berdistribusi normal.
ii.Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas menguji keberadaan korelasi antar variabel bebas pada
model regresi. Korelasi antar variabel bebas seharusnya tidak terjadi dalam model
regresi yang baik. Identifikasi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance
[image:52.595.114.515.129.245.2]multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji keberadaan variance yang
berbeda dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika suatu variance
dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas,
bila berbeda disebut heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas tidak berlaku dalam
persamaan regresi yang baik. Gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini
dideteksi menggunakan uji Glejser. Heteroskedastisitas tidak terjadi bila nilai
signifikan modal regresi pada tabel Coefficients di atas nilai alpha 5% (Sunjoyo et
al., 2012:69).
c) Analisis Jalur
Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis korelasi yang
dibangun dari diagram jalur yang dihipotesiskan oleh peneliti dalam menjelaskan
mekanisme hubungan kausal antar variabel dengan menguraikan koefisien
korelasi menjadi pengaruh langsung dan tidak langsung (Yamin dan Heri,
2009:151). Sehingga, koefisien jalur pada dasarnya merupakan koefisien beta atau
koefisien regresi baku yang digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh
variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai
variabel terikat (endogen). Metode ini digunakan untuk menganalisis hubungan
antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak
langsung dari himpunan variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis jalur
Hipotesis secara keseluruhan Model jalur1
Ho : pY1X1= pY1X2= pY1X3= pY1X4 = 0 atau secara keseluruhan, keempat
variabel tidak mempunyai hubungan positif yang signifikan terhadap keputusan
investor.
Ha : Sekurang-kurangnya, ada sebuah pYXi ≠ 0 atau secara keseluruhan,
keempat variabel mempunyai hubungan positif yang signifikan terhadap
keputusan investor.
Model jalur2
Ho : pY1X1= pY1X2= pY1X3= pY1X4 = pY1X5 = 0 atau secara keseluruhan,
kelima variabel tidak mempunyai hubungan positif yang signifikan terhadap
performa investasi.
Ha : Sekurang-kurangnya, ada sebuah pYXi ≠ 0 atau secara keseluruhan,
kelima variabel mempunyai hubungan positif yang signifikan terhadap performa
investasi.
Hipotesis secara individual Model jalur1
Ho : pY1X1 = 0 atau tidak ada hubungan positif yang signifikan antara
heuristik terhadap keputusan investor.
Ha : pY1X1 ≠ 0 atau terdapat hubungan positif yang signifikan antara heuristik
terhadap keputusan investor.
Ho : pY1X2 = 0 atau tidak ada hubungan positif yang signifikan antara prospek
terhadap keputusan investor.
Ho : pY1X3 = 0 atau tidak ada hubungan positif yang signifikan antara pasar
terhadap keputusan investor.
Ha : pY1X3 ≠ 0 atau terdapat hubungan positi