• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

4.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel

Deskriptif penelitian berdasarkan tanggapan responden mengenai perilaku keuangan yang terdiri dari variabel heuristik;prospek;pasar;herding, variabel keputusan investor dan variabel performa investasi ditampilkan sebagai berikut:

4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Perilaku Keuangan

Tabel 4.8 Frekuensi Tanggapan Variabel Heuristik (X1) Tanggapan Responden 1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (S) 5 (SS) Item F % F % F % F % F % P1 0,00 0,00 8,00 6,67 32,00 26,67 53,00 44,17 27,00 22,50 P2 0,00 0,00 8,00 6,67 32,00 26,67 53,00 44,17 27,00 22,50 P3 0,00 0,00 11,00 9,17 48,00 40,00 44,00 36,67 17,00 14,17

Lanjutan Tanggapan Responden 1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (S) 5 (SS) Item F % F % F % F % F % P4 0,00 0,00 2,00 1,67 10,00 8,33 99,00 82,50 9,00 7,50 P5 0,00 0,00 2,00 1,67 10,00 8,33 99,00 82,50 9,00 7,50 P6 0,00 0,00 6,00 5,00 59,00 49,17 55,00 45,83 0,00 0,00 P7 0,00 0,00 0,00 0,00 32,00 26,67 55,00 45,83 33,00 27,50 P8 0,00 0,00 0,00 0,00 32,00 26,67 55,00 45,83 33,00 27,50 Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Keterangan :

P1 : Anda membeli saham performa tinggi dan menghindari saham performa rendah di masa lalu

P2 : Anda menggunakan analisis trend pada beberapa saham yang mewakili untuk membuat keputusan investasi pada semua saham yang Anda investasikan.

P3 : Anda percaya kemampuan Anda dan pengetahuan pasar saham dapat menolong Anda untuk mendapat kinerja pasar.

P4 : Anda menjadikan dasar pengalaman sebelumnya di pasar untuk keputusan investasi mendatang.

P5 : Anda meramalkan perubahan harga saham di masa depan berdasarkan harga saham hari ini.

P6 : Normalnya Anda mampu mengantisipasi tingkat return akhir pada tingkat baik atau buruk di pasar.

P7 : Anda cenderung membeli saham lokal dari pada internasional karena informasi saham lokal banyak tersedia

P8 : Anda mempertimbangkan informasi dari teman dekat dan relasi sebagai referensi yang dapat dipercaya untuk keputusan investasi Anda.

Pada Tabel 4.8 tampak bahwa :

a) Pada pernyataan pertama terdapat 22,5% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa membeli saham performa tinggi, sebanyak 44,17% menyatakan setuju, sebanyak 26,67% menyatakan kurang setuju, dan sisanya 6,67% menyatakan tidak setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Hasil observasi yang peneliti lakukan, terbukti bahwa saham dengan performa tinggi umumnya memiliki peminat yang lebih banyak dibanding dengan saham yang memiliki performa rendah. Saham dengan performa tinggi berarti saham tersebut dapat memberikan return yang juga tinggi atau return yang sesuai dengan harapan investor. Jika harapan terpenuhi maka loyalitas akan muncul dengan sendirinya, sehingga semua pihak yang terkait akan mendapatkan hal positif.

b) Pada pernyataan kedua terdapat 22,5% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa menggunakan analisis trend untuk membuat keputusan investasi pada semua saham yang diinvestasikan, sebanyak 44,17% menyatakan setuju, sebanyak 26,67% menyatakan kurang setuju, dan sisanya 6,67% menyatakan tidak setuju dari total responden berjumlah 120 orang. Wawancara yang dilakukan peneliti membuktikan bahwa responden umumnya lebih terwakili untuk membuat keputusan dengan mempertimbangkan analisis trend khususnya untuk investasi saham. Analisis trend merupakan analisis tekhnikal yang mempercayai bahwa harga bergerak dalam trend tertentu dan

trend ini akan bergerak terus hingga terjadi perubahan permintaan dan penawaran. Teknikal analis mempercayai bahwa sejarah akan berulang, maksudnya jika harga suatu saham dengan pola tertentu terjadi, maka di kemudian hari pola seperti itu dapat terjadi pula.

Pernyataan satu dan dua terkait dengan perilaku representative adalah penilaian yang didasarkan pada stereotypes yaitu dua hal yang memiliki kualitas sama akan memberi hasil akhir yang sama juga. Responden memiliki stereotypes bahwa saham performa tinggi dan analisis trend yang memiliki sejarah yang bagus akan memberi return yang sesuai dengan harapan pada tingkat resiko yang telah ditentukan. Jawaban responden untuk pernyataan satu dan dua menunjukkan rata-rata 66% responden setuju, dan rata-rata 27% menyatakan netral, dan sisanya tidak setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata 66% responden berperilaku sesuai dengan teori representativenss. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan responden bahwa perilaku ini terbentuk berdasarkan pengalaman responden terkait dengan investasi di masa lalunya.

c) Pada pernyataan ketiga terdapat 14,17% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa responden percaya pada kemampuannya dan pengetahuan pasar saham dapat menolong dirinya untuk mendapat kinerja pasar yang diharapkan, sebanyak 36,67% menyatakan setuju, sebanyak 40% menyatakan kurang setuju, dan sisanya 9,17% menyatakan tidak setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Pernyataan ketiga ini terkait dengan perilaku investor yang overconfidance, yaitu percaya diri yang berlebihan. Overconfidance dapat membuat investor menjadi overestimate terhadap pengetahuan yang dimiliki oleh investor itu sendiri, dan underestimate terhadap prediksi yang dilakukan karena investor terlalu melebihkan kemampuannya. Pengetahuan dan kemampuan mengendalikan pasar saham terkait dengan investasi akan meningkatkan kemampuan responden untuk membuat keputusan investasi. Pengetahuan dan kemampuan mengendalikan pasar saham ini termasuk ke pada analisa fundamental yaitu suatu analisa yang mempelajari hal- hal yang berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan publik. Hasil penelitian membuktikan bahwa lebih dari 50% responden setuju dengan pernyataan ketiga, hal ini mengindikasikan bahwa lebih dari 50% responden berperilaku sesuai dengan teori overconfidance. Responden yang percaya pada kemampuan dirinya secara berlebihan ini lah yang membentuk perilaku overconfidance.

d) Pada pernyataan keempat terdapat 7,50% responden yang menyatakan sangat setuju untuk menjadikan dasar pengalaman sebelumnya di pasar untuk keputusan investasi mendatang, sebanyak 82,50% menyatakan setuju, sebanyak 8,33% menyatakan kurang setuju, dan sisanya 1,67% menyatakan tidak setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Pengalaman merupakan guru yang paling baik untuk terus memperbaiki diri. Responden yang ingin memperoleh performa investasi sesuai harapan akan terus mencoba membuat keputusan yang lebih baik dari sebelumnya.

e) Pada pernyataan kelima terdapat 7,50% responden yang menyatakan sangat setuju untuk meramalkan perubahan harga saham di masa depan berdasarkan harga saham hari ini, sebanyak 82,50% menyatakan setuju, sebanyak 8,33% menyatakan kurang setuju, dan sisanya 1,67% menyatakan tidak setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Harga saham yang terus bergerak di pasar pada dasarnya memiliki pola tertentu, sehingga pada saat tertentu posisi harga tersebut akan kembali ke titik yang pernah dilaluinya. Ini lah yang menjadi dasar responden untuk meramalkan perubahan harga saham di pasar.

Pernyataan keempat dan kelima terkait dengan perilaku anchoring yaitu sikap seseorang yang menggunakan penilaian awal ketika melakukan estimasi. Anchoring merupakan refleksi suatu kondisi dimana orang umumnya berfokus pada peristiwa saat ini dan terlalu optimis saat terjadi kenaikan pasar serta terlalu pesimis saat terjadi penurunan pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 80% responden setuju dengan pernyataan keempat dan kelima. Hal ini mengindikasikan bahwa lebih dari 80% responden berperilaku sesuai dengan teori anchoring. Perilaku anchoring ini terjadi ketika responden sudah menetapkan suatu penilaian tentang suatu investasi, dimana penilaian tersebut didasarkan pada observasi yang baru saja dilakukan si responden.

f) Pada pernyataan keenam terdapat 45,83% responden yang menyatakan setuju bahwa responden mampu mengantisipasi tingkat return akhir pada tingkat baik atau buruk di pasar, sebanyak 49,17% menyatakan kurang setuju, dan sisanya 5% menyatakan tidak setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Pernyataan keenam ini terkait dengan gambler’s fallacy yakni sikap yang muncul saat prediksi investor tidak tepat dan meyakini bahwa trend akan bergerak ke arah sebaliknya. Sebagai contoh, seseorang pemain kartu yang berperilaku gambler’s pada putaran pertama mendapat kartu tujuh hitam pada putaran selanjutnya dia meyakini akan memperoleh kartu berwarna merah. Ilusi ini lah yang mendorong untuk membeli atau menjual saham walaupun kondisi saham bagus atau buruk, mereka yakin kondisi akan berubah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 45% responden menyatakan setuju dengan pernyataan keenam. Ini berarti ada lebih dari 45% responden yang berperilaku sesuai dengan teori gambler’s fallacy. Sisanya yakni lebih kurang 49% memilih bersikap netral terkait dengan teori

gambler’s fallacy.

g) Pada pernyataan ketujuh terdapat 7,50% responden yang menyatakan sangat setuju untuk cenderung membeli saham lokal dari pada internasional karena informasi saham lokal banyak tersedia, sebanyak 82,50% menyatakan setuju, sebanyak 8,33% menyatakan kurang setuju, dan sisanya 1,67% menyatakan tidak setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Kemudahan memperoleh informasi saham lokal didukung dengan adanya keterbukaan informasi lokal yang lebih mudah diperoleh dibandingkan jika informasi untuk saham asing. Selain itu, peraturan pemerintah lokal juga mempengaruhi perkembangan saham lokal.

h) Pada pernyataan kedelapan terdapat 27,50% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa responden mempertimbangkan informasi dari teman dekat dan relasi sebagai referensi yang dapat dipercaya untuk keputusan investasi, sebanyak 45,83% menyatakan setuju, dan sisanya sebanyak 26,67% menyatakan kurang setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Alasan mengapa responden lebih mempertimbangkan informasi dari teman dekat dan relasi untuk keputusan investasi karena teman dekat dan relasi memiliki jangka waktu yang cukup lama untuk proses pengenalan antar pribadi, sehingga responden dapat lebih mudah membedakan informasi yang berpengaruh positif maupun yang berpengaruh negatif terhadap performa investasi.

Pernyataan ketujuh dan kedelapan terkait dengan perilaku availability bias yakni sikap yang muncul karena sangat familiar dengan suatu kondisi tertentu sehingga sangat mudah memperoleh informasi tersebut. Mudahnya memperoleh informasi tersebut menyebabkan muncul asumsi yang salah. Sebagai contoh, saat akan membeli saham Y responden akan lebih teliti lagi, ini terjadi karena ia mendengar informasi yang terus berulang tentang saham Y tersebut. Informasi saham lokal dan informasi dari teman dekat serta informasi yang berasal dari relasi termasuk ke pada informasi yang mudah

diperoleh, sehingga banyak yang menggunakannya sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk membuat keputusan investasi. Hasil penelitian menunjukkan lebih kurang 50% responden menyatakan setuju tentang pernyataan ketujuh dan kedelapan. Hal ini membuktikan bahwa lebih kurang 50% responden berperilaku mengikuti teori availibility bias.

Pernyataan pertama sampai dengan ke delapan merupakan komponen dari perilaku heuristik. Heuristik adalah rules of thumb terkait dengan sikap dalam proses pengambilan keputusan agar menjadi labih mudah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih kurang 50% responden berperilaku mengikuti perilaku yang menjadi komponen pembentuk dari perilaku heuristik. Dengan kata lain, lebih kurang 50% responden berperilaku sesuai dengan teori heuristik.

Tabel 4.9 Frekuensi Tanggapan Variabel Prospek (X2)

Tanggapan Responden 1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (S) 5 (SS) Item F % F % F % F % F % P9 0,00 0,00 9,00 7,50 52,00 43,33 50,00 41,67 9,00 7,50 P10 0,00 0,00 9,00 7,50 52,00 43,33 50,00 41,67 9,00 7,50 P11 0,00 0,00 8,00 6,67 17,00 14,17 69,00 57,50 26,00 21,67 P12 0,00 0,00 8,00 6,67 17,00 14,17 69,00 57,50 26,00 21,67 P13 0,00 0,00 0,00 0,00 28,00 23,33 83,00 69,17 9,00 7,50 P14 0,00 0,00 0,00 0,00 28,00 23,33 83,00 69,17 9,00 7,50

Sumber:Hasil penelitian, 2013 (data diolah)

Keterangan :

P9 : Setelah memperoleh gain, Anda menjadi lebih suka mencari resiko dibanding sebelumnya

P11 : Anda menghindari menjual saham dengan nilai rendah dan siap menjual saham yang nilainya terus naik.

P12 : Anda tidak suka menahan saham harga rendah terlalu lama dibanding menjual saham yang harganya akan naik di masa mendatang.

P13 : Anda cenderung memperhatikan secara terpisah perkembangan tiap elemen investasi Anda.

P14 : Anda mengabaikan kemungkinan hubungan antara investasi yang berbeda.

Pada Tabel 4.9 tampak bahwa :

a) Pada pernyataan sembilan terdapat 7,50% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa setelah memperoleh gain, responden menjadi lebih suka mencari resiko dibanding sebelumnya, sebanyak 41,67% menyatakan setuju, sebanyak 43,33% menyatakan kurang setuju, dan sisanya 7,50% menyatakan tidak setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

b) Pada pernyataan sepuluh terdapat 7,50% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa setelah mendapat loss, responden menjadi lebih menghindari resiko, sebanyak 41,67% menyatakan setuju, sebanyak 43,33% menyatakan kurang setuju, dan sisanya 7,50% menyatakan tidak setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Pernyataan sembilan dan sepuluh terkait dengan perilaku loss aversion yaitu sikap yang muncul saat investor merasa lebih terluka saat mengalami loss dari pada mengalami gain, meskipun nilai saat terjadi loss dan nilai saat terjadi gain dalam jumlah yang sama. Responden yang sudah pernah memperoleh

keuntungan akan tumbuh rasa percaya dirinya sehingga ia menjadi lebih berani untuk berhadapan dengan resiko. Pengalaman menderita kerugian bagi sebahagian orang sulit untuk dilupakan, sehingga mereka cenderung menghindari keputusan yang memberi dampak negatif pada performa investasi. Tetapi ada juga tipe responden yang ketika sudah menderita rugi maka ia akan tertantang kembali untuk melakukan keputusan dengan resiko tinggi. Hasil penelitian membuktikan lebih kurang 40% responden berperilaku sesuai dengan teori loss aversion, sedangkan sisanya lebih memilih untuk berperilaku netral.

c) Pada pernyataan sebelas terdapat 21,67% responden yang menyatakan sangat setuju untuk menghindari menjual saham dengan nilai rendah dan siap menjual saham yang nilainya terus naik, sebanyak 57,50% menyatakan setuju, sebanyak 14,17% menyatakan kurang setuju, dan sisanya 6,67% menyatakan tidak setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Saham yang terus naik memiliki tingkat probabilitas yang lebih besar untuk memperoleh return yang lebih tinggi, dengan selisih jual beli yang cukup besar maka investor cenderung menjual saham yang nilainya terus meningkat dari waktu ke waktu.

d) Pada pernyataan ke dua belas terdapat 21,67% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa responden tidak suka menahan saham harga rendah terlalu lama dibanding menjual saham yang harganya akan naik di masa mendatang, sebanyak 57,50% menyatakan setuju, sebanyak 14,17%

menyatakan kurang setuju, dan sisanya 6,67% menyatakan tidak setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Saham yang tidak bergerak dari posisinya maka ada kemungkinan saham tersebut akan sangat lambat naik, sehingga untuk mengurangi resiko kerugian maka responden cenderung akan memanipulasi keadaan dengan menjual dan membeli sendiri sehingga ketika harga sudah bergerak diharapkan dapat menarik investor lain untuk berinvestasi pada saham tersebut.

Pernyataan sebelas dan ke dua belas terkait dengan perilaku regret aversion yakni sikap menghindari konsekuensi secara tegas karena ada perasaan takut. Regret aversion menyebabkan investor menjadi terlalu konservatif; terlalu antipati pada pasar yang menurun terus; investor menunggu waktu yang tepat untuk menjual saham sehingga memperoleh return yang sesuai harapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 55% responden menyatakan setuju dengan pernyataan ke sebelas dan ke dua belas. Hal ini mengindikasikan bahwa lebih dari 55% responden berperilaku sesuai teori regret aversion.

e) Pada pernyataan ke tiga belas terdapat 7,50% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa responden cenderung memperhatikan secara terpisah perkembangan tiap elemen investasi, sebanyak 69,17% menyatakan setuju, dan sisanya sebanyak 23,33% menyatakan kurang setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Responden yang cenderung memperhatikan secara terpisah perkembangan tiap elemen investasi memperoleh performa yang lebih baik. Hal ini karena,

ia dapat melihat dan mengetahui kekurangan dan kelebihan dari tiap elemen sehingga dapat melakukan antisipasi pencegahan hingga pada akhirnya ia akan dapat menekan resiko tersebut pada batas yang telah ditentukan.

f) Pada pernyataan ke empat belas terdapat 7,50% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa responden mengabaikan kemungkinan hubungan antara investasi yang berbeda, sebanyak 69,17% menyatakan setuju, dan sisanya sebanyak 23,33% menyatakan kurang setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Kemungkinan hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara cost dan benefit yang akan diperoleh pada investasi yang berbeda. Hal ini karena investasi yang berbeda tentunya juga memiliki tingkat resiko yang berbeda, sehingga untuk investasi yang berbeda maka responden akan mempertimbangkan cost dan benefit saat membuat keputusan investasi. Pernyataan ke tiga belas dan ke empat belas terkait pada perilaku yang muncul dari mental accounting, yaitu sikap yang muncul saat seorang investor mempertimbangkan cost dan benefit untuk suatu keputusan yang diambil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 60% responden menyatakan setuju tentang pernyataan ketiga belas dan keempat belas. Hal ini berarti, lebih dari 60% responden berperilaku sesuai dengan teori mental accounting.

Pernyataan ke sembilan sampai dengan pernyataan ke empat belas merupakan komponen perilaku pembentuk dari perilaku yang terkait dengan teori prospek. Komponen perilaku pembentuk dari perilaku prospek yaitu,

loss aversion, regret aversion, mental accounting. Prospek yang dimaksud adalah terkait dengan sikap yang berfokus pada proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi sistem penilaian seorang investor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden berperilaku sesuai dengan teori perilaku yang menjadi komponen pembentuk perilaku prospek.

Tabel 4.10 Frekuensi Tanggapan Variabel Pasar (X3)

Tanggapan Responden 1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (S) 5 (SS) Item F % F % F % F % F % P15 0,00 0,00 0,00 0,00 17,00 14,17 67,00 55,83 36,00 30,00 P16 1,00 0,83 48,00 40,00 53,00 44,17 17,00 14,17 1,00 0,83 P17 0,00 0,00 0,00 0,00 2,00 1,67 44,00 36,67 74,00 61,67 P18 0,00 0,00 0,00 0,00 25,00 20,83 62,00 51,67 33,00 27,50 P19 0,00 0,00 7,00 5,83 29,00 24,17 68,00 56,67 16,00 13,33 P20 0,00 0,00 9,00 7,50 4,00 3,33 49,00 40,83 58,00 48,33

Sumber:Hasil penelitian, 2013 (data diolah)

Keterangan :

P15 : Anda mempertimbangkan dengan hati-hati perubahan harga saham yang akan Anda investasikan.

P16 : Anda bereaksi berlebihan pada perubahan harga saham yang dipengaruhi oleh kondisi mikro dan makro ekonomi.

P17 : Informasi pasar terkait dengan pergerakan trend saham adalah sesuatu yang penting untuk investasi saham Anda.

P18 : Anda mempertimbangkan faktor fundamental saham pada keputusan investasi Anda.

P19 : Anda menganalisa kecenderungan investor sebelum Anda melakukan investasi pada saham mereka.

P20 : Anda mempelajari tentang faktor fundamental saham sebelum membuat suatu keputusan investasi.

Pada Tabel 4.10 tampak bahwa :

a) Pada pernyataan ke lima belas terdapat 30% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa mempertimbangkan dengan hati-hati perubahan harga saham yang akan diinvestasikan, sebanyak 55,83% menyatakan setuju, dan sisanya sebanyak 14,17% menyatakan kurang setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Pernyataan ke lima belas terkait dengan price changes yaitu sikap yang muncul karena adanya perubahan harga saham, sikap tersebut dapat menyebabkan over atau under reaksi terhadap perubahan harga. Cenderung bersikap hati-hati pada perubahan harga saham yang diinvestasikan dilakukan responden dengan tujuan untuk menekan resiko menjadi sekecil mungkin sehingga performa investasi menjadi lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 55% responden menyatakan setuju dengan pernyataan ke lima belas. Hal ini berarti lebih dari 55% responden berperilaku sesuai dengan teori price changes.

b) Pada pernyataan ke enam belas terdapat 0,83% responden yang menyatakan sangat setuju untuk bereaksi berlebihan pada perubahan harga saham yang dipengaruhi oleh kondisi mikro dan makro ekonomi, sebanyak 14,17% menyatakan setuju, sebanyak 44,17% menyatakan kurang setuju, sebanyak 40% menyatakan tidak setuju, dan sisanya sebanyak 0,83% menyatakan sangat tidak setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Pernyataan ke enam belas terkait dengan sikap yang muncul karena adanya market information yang terkait dengan situasi ekonomi mikro dan makro yang menjadi bagian dari analisa jangka panjang fundamental. Perubahan harga saham dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Situasi ekonomi mikro dan makro merupakan faktor eksternal yang ikut berperan dalam fluktuasi harga saham. Tindakan yang berlebihan saat menghadapi sesuatu hal terkadang akan membuat resiko yang diperoleh semakin tidak terkendali. Responden harus dapat membuat keputusan berdasarkan analisis yang lebih akurat, untuk membuat keputusan investasi yang dapat memberikan performa yang sesuai harapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 44% responden bersikap netral dan 40% memilih tidak setuju, dan sisanya sekitar lebih dari 10% menyatakan setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa responden tidak berperilaku sesuai dengan teori market information.

c) Pada pernyataan ke tujuh belas terdapat 61,67% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa informasi pasar terkait dengan pergerakan trend saham adalah sesuatu yang penting untuk investasi saham, sebanyak 36,67% menyatakan setuju, dan sisanya sebanyak 1,67% menyatakan kurang setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Pernyataan ke tujuh belas berkenaan tentang perilaku past trend of stock, yakni sikap yang muncul karena adanya informasi pasar terkait dengan pergerakan trend saham. Investor yang setuju dengan pernyataan ke tujuh belas ini beranggapan trend saham berperan dalam pembuatan keputusan yang dilakukan investor. Informasi pasar yang berubah-ubah terbukti secara

empiris dapat menyebabkan over/under reaksi pada perubahan harga yang nantinya juga akan berpengaruh pada keputusan investasi. Saat investor memahami secara baik tentang trend saham maka investor akan dapat mengetahui kondisi yang tepat untuk menjual atau membeli saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 70% responden berperilaku sesuai dengan teori past trend of stock.

d) Pada pernyataan ke delapan belas terdapat 27,50% responden yang menyatakan sangat setuju untuk mempertimbangkan faktor fundamental saham pada keputusan investasi, sebanyak 51,67% menyatakan setuju, dan sisanya sebanyak 20,83% menyatakan kurang setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Pernyataan ke delapan belas berkaitan dengan fundamentals of underlying stocks yaitu suatu sikap yang muncul berdasarkan faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham. Faktor fundamental ini mencakup analisa ekonomi; analisa industri; analisa keuangan perusahaan yang digunakan untuk jangka panjang. Terkait dengan pernyataan ini maka keputusan yang diambil investor akan berpengaruh pada investasi jangka panjangnya. Hasil penelitian membuktikan bahwa lebih dari 50% responden yang menyatakan pendapatnya ternyata sudah sesuai dengan teori fundamentals of underlying stock.

e) Pada pernyataan ke sembilan belas terdapat 13,33% responden yang menyatakan sangat setuju untuk menganalisa kecenderungan investor sebelum melakukan investasi pada saham pilihan investor lain, sebanyak

56,67% menyatakan setuju, sebanyak 24,17% menyatakan kurang setuju , dan sisanya sebanyak 5,83% menyatakan tidak setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Pernyataan ke sembilan belas terkait dengan fundamental of underlying stock, yaitu sikap yang muncul sebelum melakukan investasi pada suatu saham tertentu yang dipengaruhi karena adanya customer preference atau kecenderungan investor memilih jenis saham untuk investasi. Pada pernyataan ini menunjukkan bahwa sikap responden tidak hanya ikut-ikutan dalam pemilihan investasi, tapi mereka lebih cenderung menganalisa terlebih dahulu tindakan investor lain jika ternyata tindakan tersebut tidak dapat dipertanggung jawabkan secara rasional maka investasi tersebut akan dihindari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden menyatakan setuju dengan pernyataan ke delapan belas. Hal ini berarti lebih dari 50% responden berperilaku sesuai dengan teori fundamental of underlying stocks.

f) Pada pernyataan ke dua puluh terdapat 48,33% responden yang menyatakan sangat setuju untuk mempelajari tentang faktor fundamental saham sebelum membuat suatu keputusan investasi, sebanyak 40,83% menyatakan setuju, sebanyak 3,33% menyatakan kurang setuju , dan sisanya sebanyak 7,5% menyatakan tidak setuju dari total responden berjumlah 120 orang.

Pernyataan ke dua puluh terkait dengan sikap yang muncul karena adanya

Dokumen terkait