• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet pada Usaha Pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet pada Usaha Pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BERBASIS

INTERNET PADA USAHA PEMBENIHAN UDANG WINDU

PT HASTA MINA ANYER, KABUPATEN SERANG,

PROVINSI BANTEN

BERLIANTO WIBOWO

SKRIPSI

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BERBASIS INTERNET PADA USAHA PEMBENIHAN UDANG WINDU PT HASTA MINA ANYER, KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Bogor, 28 Januari 2008

(3)

ABSTRAK

BERLIANTO WIBOWO

,

Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet pada Usaha Pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Di bawah bimbingan NARNI FARMAYANTI dan ACHMAD FAHRUDIN.

PT Hasta Mina Anyer merupakan salah satu perusahaan pembenihan Udang Windu. Produk yang dihasilkan berupa benur yang siap didistribusikan kepada perusahaan-perusahaan pembesaran atau budidaya Udang Windu. Persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mampu mengembangkan strategi usahanya dalam meningkatan penjualan produknya. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, PT Hasta Mina Anyer merancang sebuah sistem informasi yang memberikan informasi mengenai berbagai keadaan serta aktivitas usahanya melalui sebuah web site yang dapat diakses oleh user secara online 24 jam, sehingga setiap informasi tentang perusahaan dapat diperoleh oleh berbagai pihak yang membutuhkan.

Informasi mengenai usaha pembenihan Udang Windu yang ditampilkan di web site secara umum masih dirasakan kurang. PT Hasta Mina Anyer mencoba memulai suatu terobosan dengan harapan akan mampu meningkatkan keuntungan perusahaan di kemudian hari. Usaha pembenihan Udang Windu yang mulai bangkit pada saat ini menjadi motivasi bagi perusahaan untuk terus bertahan pada jalur usahanya. Banyaknya permintaan pasar membuat PT Hasta Mina Anyer untuk melakukan perluasan penyebaran informasi dengan berbagai cara, salah satunya melalui perancangan web site sebagai media informasi bagi user atau pihak yang mebutuhkan.

(4)

© Hak cipta milik Berlianto Wibowo, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

(5)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BERBASIS

INTERNET PADA USAHA PEMBENIHAN UDANG WINDU

PT HASTA MINA ANYER, KABUPATEN SERANG,

PROVINSI BANTEN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

BERLIANTO WIBOWO C44104025

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(6)

SKRIPSI

Judul : Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet pada Usaha Pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

Nama : Berlianto Wibowo

NRP : C44104025

Program Studi : Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan

Menyetujui,

Pembimbing I

Ir. Narni Farmayanti, M.Sc. NIP 131 918 658

Pembimbing II

Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si. NIP 131 841 723

Mengetahui,

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc. NIP 131 578 799

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan sejak bulan Oktober 2007 sampai dengan bulan November 2007 dengan judul ”Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet pada Usaha Pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten”.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Papa, Mama, dan Kakak tercinta atas doa restu, kasih sayang, serta

dukungan tanpa henti.

2. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc dan Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si, selaku komisi pembimbing atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan. 3. Ir. Gatot Yulianto, M.Si dan Ir. Istiqlaliyah M. M.Si selaku dosen penguji

atas kritik dan saran sehingga penulis dapat menyempurnakan skripsi ini. 4. Bapak Abdul Qomar selaku pimpinan PT Hasta Mina Anyer yang telah

memberikan data dan informasi yang terkait dengan pembuatan skripsi ini. 5. Karyawan dan Staf Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Fakultas

Perikanan dan Kelautan yang sangat membantu.

6. Keluarga Asri Suci yang memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga Besar SEI 41, H5N1 Band, Redaksi Majalah Ruang Film dan semua yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu atas bantuan dan dukungannya selama ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, 28 Januari 2008

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 5 Oktober 1985 dari Bapak Agus Sunanto dan Ibu Sri Pujiastuti. Penulis merupakan putra kedua dari dua bersaudara.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah lulus dari SMU Negeri 1 Depok pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Saringan Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

(9)

DAFTAR ISI

1.1.Latar Belakang ... 1.2.Perumusan Masalah ... 1.3.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 1.4.Waktu dan Tempat Penelitian ...

II. TINJAUAN PUSTAKA ...

2.1Karakteristik Udang Windu ... 2.2Sistem Agribisnis Budidaya Udang Windu ... 2.3Sistem Informasi dan Siklus Hidup Pembangunan Sistem ... 2.4Internet dan Web ... 2.5Hasil Penelitian Terdahulu ...

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI ...

IV. METODOLOGI ...

4.1Metode Penelitan ... 4.2Jenis dan Sumber Data ... 4.3Metode Penentuan Responden ... 4.4Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet ... 4.5Istilah dan Pengertian ...

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ...

5.1Gambaran Umum Perusahaan ... 5.1.1 Sejarah Perusahaan ... 5.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 5.2Sistem Agribisnis PT Hasta Mina Anyer ... 5.2.1 Sub-Sistem Sarana dan Prasarana Produksi ... 5.2.1.1Lokasi Perusahaan ... 5.2.1.2Sarana dan Fasilitas Penunjang ... 5.2.2 Sub-Sistem Administrasi Perusahaan ... 5.2.2.1Sumberdaya Manusia ... 5.2.2.2Struktur Organisasi Perusahaan ...

(10)

5.2.3 Sub-Sistem Produksi Primer ... 5.2.3.1Pengadaan Induk Udang Windu ... 5.2.3.2Pemijahan Induk Udang Windu ... 5.2.3.3Penetasan Telur ... 5.2.3.4Pemeliharaan Larva Udang Windu ... 5.2.3.5Pemanenan Benur ... 5.2.4 Sub-Sistem Pemasaran Hasil ... 5.2.4.1Pengemasan Benur ... 5.2.4.2Pengangkutan Benur ... 5.2.4.3Metode Pemasaran ... 5.3Siklus Hidup Pembangunan Sistem PT Hasta Mina Anyer ...

5.3.1 Fase Analisis ... 5.3.1.1Definisi Masalah Sistem Informasi ... 5.3.1.2Analisis Kebutuhan Sistem Informasi ... 5.3.2 Fase Desain ... 5.3.2.1Penentuan Storyboarding Siklus ... 5.3.2.2Penentuan Perangkat Perancangan Sistem

Informasi ... 5.3.2.3Desain Tampilan Web ... 5.3.3 Fase Implementasi ... 5.3.4 Fase Pemeliharaan ... 5.4Tampilan Website PT Hasta Mina Anyer ... 5.4.1 Tampilan Bagian Halaman Utama (Home) ... 5.4.2 Tampilan Bagian Header ...

5.4.2.1Tampilan Link Profil ... 5.4.2.2Tampilan Link Info Produk ... 5.4.2.3Tampilan Link Produksi ... 5.4.2.4Tampilan Link Administrasi ... 5.4.2.5Tampilan Link Prasarana ... 5.4.2.6Tampilan Link Pemasaran ... 5.4.2.7Tampilan Link Galeri ... 5.4.2.8Tampilan Link Kontak ... 5.4.3 Tampilan Bagian Sidebar ... 5.4.4 Tampilan Bagian Footer ... 5.5Keunggulan dan Kelemahan Sistem Informasi ...

(11)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BERBASIS

INTERNET PADA USAHA PEMBENIHAN UDANG WINDU

PT HASTA MINA ANYER, KABUPATEN SERANG,

PROVINSI BANTEN

BERLIANTO WIBOWO

SKRIPSI

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(12)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BERBASIS INTERNET PADA USAHA PEMBENIHAN UDANG WINDU PT HASTA MINA ANYER, KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Bogor, 28 Januari 2008

(13)

ABSTRAK

BERLIANTO WIBOWO

,

Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet pada Usaha Pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Di bawah bimbingan NARNI FARMAYANTI dan ACHMAD FAHRUDIN.

PT Hasta Mina Anyer merupakan salah satu perusahaan pembenihan Udang Windu. Produk yang dihasilkan berupa benur yang siap didistribusikan kepada perusahaan-perusahaan pembesaran atau budidaya Udang Windu. Persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mampu mengembangkan strategi usahanya dalam meningkatan penjualan produknya. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, PT Hasta Mina Anyer merancang sebuah sistem informasi yang memberikan informasi mengenai berbagai keadaan serta aktivitas usahanya melalui sebuah web site yang dapat diakses oleh user secara online 24 jam, sehingga setiap informasi tentang perusahaan dapat diperoleh oleh berbagai pihak yang membutuhkan.

Informasi mengenai usaha pembenihan Udang Windu yang ditampilkan di web site secara umum masih dirasakan kurang. PT Hasta Mina Anyer mencoba memulai suatu terobosan dengan harapan akan mampu meningkatkan keuntungan perusahaan di kemudian hari. Usaha pembenihan Udang Windu yang mulai bangkit pada saat ini menjadi motivasi bagi perusahaan untuk terus bertahan pada jalur usahanya. Banyaknya permintaan pasar membuat PT Hasta Mina Anyer untuk melakukan perluasan penyebaran informasi dengan berbagai cara, salah satunya melalui perancangan web site sebagai media informasi bagi user atau pihak yang mebutuhkan.

(14)

© Hak cipta milik Berlianto Wibowo, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

(15)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BERBASIS

INTERNET PADA USAHA PEMBENIHAN UDANG WINDU

PT HASTA MINA ANYER, KABUPATEN SERANG,

PROVINSI BANTEN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

BERLIANTO WIBOWO C44104025

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(16)

SKRIPSI

Judul : Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet pada Usaha Pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

Nama : Berlianto Wibowo

NRP : C44104025

Program Studi : Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan

Menyetujui,

Pembimbing I

Ir. Narni Farmayanti, M.Sc. NIP 131 918 658

Pembimbing II

Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si. NIP 131 841 723

Mengetahui,

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc. NIP 131 578 799

(17)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan sejak bulan Oktober 2007 sampai dengan bulan November 2007 dengan judul ”Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet pada Usaha Pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten”.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Papa, Mama, dan Kakak tercinta atas doa restu, kasih sayang, serta

dukungan tanpa henti.

2. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc dan Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si, selaku komisi pembimbing atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan. 3. Ir. Gatot Yulianto, M.Si dan Ir. Istiqlaliyah M. M.Si selaku dosen penguji

atas kritik dan saran sehingga penulis dapat menyempurnakan skripsi ini. 4. Bapak Abdul Qomar selaku pimpinan PT Hasta Mina Anyer yang telah

memberikan data dan informasi yang terkait dengan pembuatan skripsi ini. 5. Karyawan dan Staf Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Fakultas

Perikanan dan Kelautan yang sangat membantu.

6. Keluarga Asri Suci yang memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga Besar SEI 41, H5N1 Band, Redaksi Majalah Ruang Film dan semua yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu atas bantuan dan dukungannya selama ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, 28 Januari 2008

(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 5 Oktober 1985 dari Bapak Agus Sunanto dan Ibu Sri Pujiastuti. Penulis merupakan putra kedua dari dua bersaudara.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah lulus dari SMU Negeri 1 Depok pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Saringan Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

(19)

DAFTAR ISI

1.1.Latar Belakang ... 1.2.Perumusan Masalah ... 1.3.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 1.4.Waktu dan Tempat Penelitian ...

II. TINJAUAN PUSTAKA ...

2.1Karakteristik Udang Windu ... 2.2Sistem Agribisnis Budidaya Udang Windu ... 2.3Sistem Informasi dan Siklus Hidup Pembangunan Sistem ... 2.4Internet dan Web ... 2.5Hasil Penelitian Terdahulu ...

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI ...

IV. METODOLOGI ...

4.1Metode Penelitan ... 4.2Jenis dan Sumber Data ... 4.3Metode Penentuan Responden ... 4.4Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet ... 4.5Istilah dan Pengertian ...

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ...

5.1Gambaran Umum Perusahaan ... 5.1.1 Sejarah Perusahaan ... 5.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 5.2Sistem Agribisnis PT Hasta Mina Anyer ... 5.2.1 Sub-Sistem Sarana dan Prasarana Produksi ... 5.2.1.1Lokasi Perusahaan ... 5.2.1.2Sarana dan Fasilitas Penunjang ... 5.2.2 Sub-Sistem Administrasi Perusahaan ... 5.2.2.1Sumberdaya Manusia ... 5.2.2.2Struktur Organisasi Perusahaan ...

(20)

5.2.3 Sub-Sistem Produksi Primer ... 5.2.3.1Pengadaan Induk Udang Windu ... 5.2.3.2Pemijahan Induk Udang Windu ... 5.2.3.3Penetasan Telur ... 5.2.3.4Pemeliharaan Larva Udang Windu ... 5.2.3.5Pemanenan Benur ... 5.2.4 Sub-Sistem Pemasaran Hasil ... 5.2.4.1Pengemasan Benur ... 5.2.4.2Pengangkutan Benur ... 5.2.4.3Metode Pemasaran ... 5.3Siklus Hidup Pembangunan Sistem PT Hasta Mina Anyer ...

5.3.1 Fase Analisis ... 5.3.1.1Definisi Masalah Sistem Informasi ... 5.3.1.2Analisis Kebutuhan Sistem Informasi ... 5.3.2 Fase Desain ... 5.3.2.1Penentuan Storyboarding Siklus ... 5.3.2.2Penentuan Perangkat Perancangan Sistem

Informasi ... 5.3.2.3Desain Tampilan Web ... 5.3.3 Fase Implementasi ... 5.3.4 Fase Pemeliharaan ... 5.4Tampilan Website PT Hasta Mina Anyer ... 5.4.1 Tampilan Bagian Halaman Utama (Home) ... 5.4.2 Tampilan Bagian Header ...

5.4.2.1Tampilan Link Profil ... 5.4.2.2Tampilan Link Info Produk ... 5.4.2.3Tampilan Link Produksi ... 5.4.2.4Tampilan Link Administrasi ... 5.4.2.5Tampilan Link Prasarana ... 5.4.2.6Tampilan Link Pemasaran ... 5.4.2.7Tampilan Link Galeri ... 5.4.2.8Tampilan Link Kontak ... 5.4.3 Tampilan Bagian Sidebar ... 5.4.4 Tampilan Bagian Footer ... 5.5Keunggulan dan Kelemahan Sistem Informasi ...

(21)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Takaran Pakan Alami dari Berbagai Stadium Larva Udang Windu ……...

2. Penggunaan Obat-Obatan Terhadap Penyakit Larva Udang Windu ……...

3. Keadaan Perangkat Pendukung Rancang Bangun Sistem Informasi PT Hasta Mina Anyer ………

4. Perangkat Lunak (Software) dan Kegunaan ...

5. Biaya Web Hosting dari Berbagai Internet Service Provider………...

6. Perkiraan Total Biaya Perangkat Sistem Informasi Berbasis Internet PT Hasta Mina Anyer Dalam Jangka Waktu 1 Tahun ………..

37

38

42

46

49

(22)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Bentuk Udang Windu ...

2. Manajemen Sistem Agribisnis Budidaya Udang Windu ...

3. Model Sistem Informasi ...

4. Siklus Hidup Pembangunan Sistem (Szymanski) ...

5. Skema Kerangka Pendekatan Studi ...

6. Sistem Agribisnis pada PT Hasta Mina Anyer ...

7. Sub-Sistem Sarana dan Prasarana Produksi PT Hasta Mina Anyer ...

8. Sub-Sistem Administrasi PT Hasta Mina Anyer ……….

9. Sub-Sistem Produksi pada PT Hasta Mina Anyer ………...

10.Sub-Sistem Pemasaran pada PT Hasta Mina Anyer ………

11.Aliran Sistem Informasi pada PT Hasta Mina Anyer ………..

12.Spesifikasi dari Komputer yang Digunakan ...

13.Tampilan Bagian Halaman Utama (Home) ...

(23)

Halaman

21.Formulir Pemesanan PT Hasta Mina Anyer ...

22.Tampilan Link Galeri ………..……….

23.Tampilan Link Kontak ……….

24.Tampilan Bagian Sidebar ………

25.Tampilan Bagian Footer ..……… 58

58

60

61

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Struktur Organisasi PT Hasta Mina Anyer ……….

2. Job Description Tenaga Kerja PT Hasta Mina Anyer ………

3. Sarana dan Fasilitas Penunjang PT Hasta Mina Anyer ……….. 65

66

(25)

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Subsektor budidaya perikanan saat ini semakin dirasakan sangat penting oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Perkembangan ekonomi Indonesia tidak lepas dari peran subsektor budidaya perikanan melalui peningkatan pendapatan para pembudidaya. Hal ini tentunya akan menjadi terobosan baru untuk masa yang akan datang, sehingga usaha perikanan diharapkan tidak hanya bertumpu pada usaha penangkapan ikan oleh nelayan tetapi juga mengembangkan subsektor budidaya oleh pembudidaya sebagai pemecahan masalah perikanan.

Subsektor budidaya perikanan ternyata mampu memberikan manfaat yang cukup penting terhadap peningkatan kualitas sumberdaya manusia khususnya pembudidaya. Namun di lain pihak, usaha budidaya perikanan tersebut harus mampu memberikan peningkatan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga pada kualitas produksi perikanan Indonesia.

Berbagai jenis usaha budidaya perikanan yang dilakukan pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup pembudidaya, memenuhi kebutuhan konsumsi, meningkatkan ekspor dalam rangka menambah devisa negara, penyedia bahan baku industri, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta mendukung pembangunan wilayah dengan tetap memperhatikan potensi lestari dan fungsi lingkungan hidup.

Salah satu dari berbagai usaha budidaya perikanan antara lain adalah usaha budidaya Udang Windu (Penaeus monodon). Sejak tahun 1990, komoditas itu menjadi salah satu primadona ekspor Indonesia. Selain rasanya yang manis, nilai ekspornya memang luar biasa. Untuk ukuran standar, 30 ekor per kilogram, Udang Windu dapat mencapai ratusan ribu rupiah (Hardianto 2003). Tidak heran bila tiap kali panen, para petambak bagai mendulang emas dari tambaknya. Pasar Amerika dan Asia yang menggiurkan membuat para petambak dan pengusaha bermodal mulai membuka lahan-lahan tambak udang di berbagai kawasan.

Setiap perusahaan budidaya Udang Windu pun berusaha untuk

(26)

informasi yang ada untuk dapat diketahui oleh seluruh pihak yang akan

memerlukan informasi usaha yang dijalankan. Aliran informasi yang kompleks dan akurat tentunya memerlukan adanya teknik pengelolaan informasi yang baik, sehingga mampu memenuhi kebutuhan informasi dari seluruh rangkaian usaha yang dijalankan.

Pada umumnya, informasi yang ada di dalam perusahaan budidaya belum terintegrasi dengan baik. Informasi tersebut antara lain dalam menentukan lokasi usaha, ketersediaan benih, teknologi budidaya, dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi tersebut, suatu perusahaan budidaya perikanan perlu mengembangkan suatu sistem informasi yang sedang berkembang pesat saat ini yaitu sistem informasi berbasis jaringan (internet). Manfaatnya adalah agar informasi yang ada dapat terintegrasi dengan baik sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Internet dapat digunakan untuk menggerakkan sektor perikanan budidaya secara efektif dan efisien. Internet, yang merupakan salah satu bagian dari teknologi informasi (dan mungkin akan menjadi bagian penting dari kehidupan manusia), berkembang sangat cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi tersebut, kebutuhan akan informasi yang berkaitan dengan usaha yang dijalankan menjadi sangat penting.

Perkembangan teknologi internet dapat memberi kemudahan untuk menampilkan data dan informasi yang dapat diakses oleh semua pihak yang terhubung dengan internet (on-line). World Wide Web atau yang biasa disebut dengan web mampu menampilkan data dan informasi dalam bentuk teks, gambar, sampai dengan suara dan video, sehingga nantinya dapat dirasakan keakuratan informasi yang akan diperoleh setiap pihak yang menggunakan layanan internet tersebut.

Oleh karena itu, sistem informasi yang akan dibangun ini harus dibuat semenarik mungkin, mudah digunakan serta memberikan informasi yang

(27)

1.2.Perumusan Masalah

Sistem agribisnis dalam suatu negara agraris seperti Indonesia memainkan peranan yang sangat besar. Hal ini perlu diikuti pemahaman yang baik mengenai konsep agribisnis itu sendiri. Pengembangan sistem agribisnis bukan hanya mencakup arti yang sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil melainkan suatu konsep yang luas yang akan menghubungkan beberapa subsistem dalam sistem agribisnis

Konsep sistem agribisnis pada usaha budidaya Udang Windu adalah suatu konsep yang utuh, mulai dari proses produksi, pengolahan hasil, pemasaran yang berhubungan dengan budidaya Udang Windu dalam arti yang luas. Jadi, sistem agribisnis budidaya Udang Windu dapat terbagi ke dalam tiga subsistem yang saling berhubungan. Pertama, subsistem produksi meliputi faktor yang berhubungan dengan ketersediaan bahan baku, serta sarana dan prasarana produksi secara kontinu dalam jumlah yang tepat. Kedua, subsistem pengolahan hasil yang dapat meningkatkan nilai tambah dan kualitas hasil. Ketiga, subsistem pemasaran yang akan menentukan mekanisme pasar.

Berbagai permasalahan yang menjadi penghambat berkembangnya usaha budidaya Udang Windu saat ini, khususnya dalam penyediaan benih bermutu, antara lain teknologi pembenihan yang belum sepenuhnya dikuasai, belum diterapkannya secara penuh proses produksi benih sesuai standar, minimnya ketersediaan induk bermutu, serangan hama dan penyakit, lambatnya proses alih teknologi,belum diterapkannya biosecurity, menurunnya kualitas lingkungan pembenihan serta belum optimalnya sosialisasi teknologi dan pembinaan oleh instansi terkait. Inilah yang menyebabkan semakin menurunnya tingkat produksi Udang Windu pada beberapa tahun terakhir ini (Forum Perbenihan Perikanan Nasional Bandung 2007).

(28)

melakukan transaksi pemesanan di PT Hasta Mina Anyer. Sampai saat ini, PT Hasta Mina Anyer belum dapat melakukan promosi melalui media cetak maupun brosur-brosur promosi.

PT Hasta Mina Anyer memiliki rencana pengembangan usaha yang diharapkan mampu meningkatkan keuntungan perusahaan. PT Hasta Mina Anyer mencoba memanfaatkan lahan yang belum terpakai untuk memperluas usaha pembenihan Udang Windu. PT Hasta Mina Anyer juga berencana memperluas usahanya dengan menambah jenis produk yang dihasilkan seperti ikan bandeng dan kerapu.

Pengembangan Sistem informasi berbasis web pada PT Hasta Mina Anyer didasarkan atas analisis kebutuhan yang dilakukan terhadap beberapa aspek. Pada analisis kebutuhan dari aspek produksi, PT Hasta Mina Anyer terkadang

mengalami kelebihan pada produksi yang dihasilkan serta melewati masa umur panen. Dilihat dari aspek perusahaan dan pelanggan / user (perusahaan lain), keduanya membutuhkan media yang mudah dalam melakukan pemesanan karena faktor jarak yang jauh dan gambaran perusahaan yang lengkap tanpa langsung mendatangi tempatnya.

Oleh karena itu, perancangan sistem informasi berbasis web akan menjadi pemecahan masalah data dan informasi yang belum terintegrasi dengan baik. Sistem informasi berbasis web ini akan dapat menjadi nilai tambah perusahaan dalam mengembangkan strategi promosi perusahaan terhadap pihak luar karena cara ini masih sangat minim dikembangkan di perusahaan pembenihan Udang Windu. Diharapkan dengan pengembangan sistem informasi berbasis web ini, perusahaan akan mampu bersaing dengan perusahaan lain..

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui perumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain :

1. Bagaimana cara mengidentifikasi berbagai data dan informasi yang ada di PT Hasta Mina Anyer dan alur informasinya?

(29)

3. Bagaimana merancang sistem informasi perusahaan pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer yang berbasis internet (secara on-line)?

1.3.Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengidentifikasi data dan informasi usaha pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer dan alur informasinya.

2. Mengintegrasikan data dan informasi di PT Hasta Mina Anyer menjadi suatu sistem informasi yang kompleks, akurat, dan up to date.

3. Merancang sistem informasi perusahaan pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer yang berbasis internet (secara on-line)

Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. 2. Sebagai sarana mempelajari,menganalisis, serta memecahkan suatu masalah. 3. Dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi bagi pengusaha

Udang Windu, perusahaan lain, penelitian, serta berbagai pihak yang ingin memanfaatkan informasi tersebut.

1.4.Waktu dan Tempat Penelitian

(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Udang Windu

Udang Windu biasa hidup di perairan pantai yang berlumpur atau berpasir. Berasal dari perairan laut antara Afrika Selatan dan Jepang, dan antara Pakistan Barat sampai Australia Bagian Utara. Udang Windu (Penaeus monodon) dalam bahasa daerah udang ini dinamakan juga sebagai udang pancet, udang bago, udang lotong, liling, udang baratan, udang palaspas, udang tepus, dan udang userwedi. Dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama ”tiger prawn” atau ”jumbo tiger prawn” (Suyanto dan Mujiman 2002).

Klasifikasi Udang Windu (Penaeus monodon) menurut Suwignyo 1997 adalah sebagai berikut :

Filum : Crustacea

Secara morfologi tubuh Udang Windu dibedakan atas cephalothorax yang terdiri atas kepala dan dada serta bagian abdomen (perut). Pada bagian kepala terdapat sepasang mata bertangkai, sepasang antena, sepasang antenula, sepasang mandibula dan sepasang maksila. Pada bagian dada terdapat tiga pasang

maksiliped dan lima pasang kaki renang (pleopod) serta sepasang uropod yang terletak di samping telson (Martosudarmo dan Ranoemihardjo 1981). Bagian kepala dan dada tertutup oleh sebuah kelopak kepala atau cangkang kepala yang disebut karapas dan di bagian depan kelopak kepala terdapat rostrum yang memanjang dan bergerigi (Suyanto dan Mujiman 2002).

(31)

stadia mysis selama 3-4 hari. Stadia mysis akan berkembang menjadi post larva dan seterusnya menjadi juvenil serta akhirnya tumbuh menjadi udang dewasa (Mochizuki 1978) diacu dalam Meinugraheni (2004)

Pergantian kulit merupakan awal pertumbuhan pada Udang Windu. Setelah kulit udang yang mengandung kitin tersebut terlepas maka udang dalam keadaan lemah dan kulit baru belum mengeras. Pada saat itulah udang tumbuh. Peristiwa tersebut dibantu dengan penyerapan air dalam jumlah besar. Proses pergantian kulit (moulting) ini merupakan indikator dari pertumbuhan Udang Windu. Apabila proses pergantian kulit cepat, maka pertumbuhan akan semakin cepat pula. Selama Udang Windu berganti kulit biasanya tidak nafsu makan, udang tidak banyak bergerak dan mata terlihat pada tangkai mata udang aktif (Tricahyo 1995).

Udang Windu merupakan hewan noktural yaitu aktif mencari makanan pada malam hari, sedangkan pada siang harinya berada di dasar laut (Tseng 1987). Sifat yang umum pada udang adalah sifat kanibal yaitu suatu sifat yang suka memangsa jenisnya sendiri. Sifat ini sering timbul pada udang yang sehat, yang tidak sedang ganti kulit dan kekurangan makanan. (Suyanto dan Mujiman 2002).

(32)

Udang Windu hidup normal pada kisaran temperatur air (21-32)oC dengan kisaran temperatur optimal (28 ± 1)oC. Udang Windu mengalami stres pada temperatur 20oC atau kurang dan 32oC atau lebih dan akan mengalami kematian pada temperatur 35oC (Wardoyo dan Djokosetiyanto 1988).

2.2. Sistem Agribisnis Usaha Pembenihan Udang Windu

Menurut Arsyad dan kawan-kawan (1985) diacu dalam Soekartawi (1991), agribisnis secara umum didefinisikan sebagai suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang berhubungan dengan kegiatan pertanian dalam arti yang luas.

Usaha pembenihan Udang Windu merupakan bagian dari sistem agribisnis perikanan. Agribisnis perikanan adalah semua aktivitas di bidang perikanan yang mencakup konsep dan prinsip manajemen agribisnis dari segi penyelenggaraan sarana produksi, proses produksi sampai kepada pemasaran produk-produk yang dihasilkan. Dengan demikian agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri atas : (1) sub-sistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi, dan

pengembangan sumberdaya perikanan, (2) sub-sistem produksi atau usahatani, (3) sub-sistem pengolahan hasil-hasil perikanan atau agroindustri, dan (4) sub-sistem distribusi dan pemasaran hasil perikanan. Oleh karena sistem ini merupakan suatu runtut kegiatan yang berkesinambungan mulai dari hulu sampai hilir, maka keberhasilan pengembangan agribisnis perikanan ini sangat tergantung kepada kemajuan-kemajuan yang dapat dicapai pada setiap simpul yang menjadi subsistemnya (Ditjenkan 1994).

(33)

Sementara sub-sistem produksi atau usahatani mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usaha tani dalam rangka peningkatan produksi primer perikanan. Termasuk ke dalam kegiatan ini adalah perencanaan, pemilihan lokasi, komoditas, teknologi dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan produksi perikanan (Ditjenkan 1994).

Lingkup kegiatan sub-sistem pengolahan hasil atau agroindustri tidak hanya terdiri atas aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani atau nelayan, tetapi mencakup keseluruhan kegiatan, mulai dari penanganan pasca panen produk perikanan sampai pada tingkat pengolahan lanjut; selama bentuk, susunan belum berubah (Ditjenkan 1994). Pada usaha pembenihan Udang Windu biasanya tidak terdapat subsistem ini karena hasilnya bukan berupa produk olahan

melainkan bahan baku untuk proses produksi selanjutnya.

Sub-sistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usaha pembenihan Udang Windu agroindustri baik untuk pasar domestik maupun untuk ekspor. Pemantauan serta pengembangan informasi pasar domestik dan luar negeri termasuk sebagai salah satu kegiatan utama dari sub-sistem ini (Ditjenkan 1994).

Menurut Sardono (2000), sistem agribisnis mencakup keseluruhan aktivitas dimulai dari sektor input, produksi primer, pengolahan atau

penyimpanan, distribusi dan pemasaran, serta konsumen yang ditunjang oleh pembina dan pemandu sistem yang merupakan sub-sistem layanan pendukung dalam sistem agribisnis. Input dan produksi primer merupakan bagian hulu dari sistem agribisnis, sedangkan sub-sistem pengolahan atau penyimpanan dan distribusi serta pemasaran merupakan bagian hilir dari sistem agribisnis.

(34)

komoditas. Pengintegrasian ini tentunya memerlukan pembinaan dan dukungan yang terkoordinasi, yang menjadi tanggung jawab pemerintah. Hal ini disebabkan karena pemerintah sebagai salah satu lembaga pemandu dan pengatur sistem, guna mengembangkan dan mengevaluasi operasi sistem secara terpadu. (Sardono 2000).

Model sistem agribisnis Udang Windu dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 2.

Sumber : Sardono 2000.

Gambar 2. Manajemen Sistem Agribisnis Budidaya Udang Windu

2.3. Sistem Informasi dan Siklus Hidup Pembangunan Sistem Banyak ahli yang membuat definisi tentang sistem. Seperti yang

didefinisikan oleh O’Brien (1997), sistem adalah suatu komponen yang bekerja secara bersama untuk mencapai tujuan tertentu dengan menerima input dan memprosesnya menjadi output. Sementara McLeod (1998) menyatakan bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

(35)

dikonversi menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi para pengguna yang akan menggunakannya. Sementara yang dimaksud dengan data adalah lambang dari suatu kejadian (numeric, text, image). Dengan demikian dapat dikatakan dengan jelas bahwa data dan informasi memiliki perbedaan pokok. Data digunakan untuk menghasilkan informasi dengan mengolahnya terlebih dahulu untuk membantu mengambil keputusan. Kegiatan mengumpulkan, mencatat, dan memproses data menjadi informasi dapat dilakukan secara manual , elektromekanikal, ataupun komputerisasi, dan seluruh kegiatan tersebut berlangsung dalam suatu kerangka atau dalam suatu sistem.

Sistem informasi adalah suatu sistem yang mengorganisir lima sumberdaya utama, yaitu :

1. Software (perangkat lunak) 2. Dataware (data)

3. Hardware (perangkat keras) 4. Netware (jaringan kerja)

5. Brainware (sumberdaya manusia)

untuk secara optimal mendukung aktivitas mulai dari entri data, pengolahan data, penyimpanan dan temu balik (retrieval) data, pelaporan, pengendalian, hingga produksi dan distribusi informasi untuk pengguna (O’Brien 2002).

Gambar 3 mengilustrasikan suatu model informasi yang mencakup komponen aktivitas dan sistem informasi. Sistem informasi menggunakan sumberdaya manusia (pemakai akhir dan spesialis sistem informasi) perangkat keras (mesin dan media), perangkat lunak (program dan prosedur), data (data dan pengetahuan), serta jaringan kerja (media komunikasi dan jaringan kerja bantuan) untuk menjalankan input, proses, output, storage dan aktivitas pengawasan dalam mengubah data menjadi produk informasi.

Siklus hidup pembangunan sistem (SHPS) adalah urutan operasi

(36)

Sumber : O’Brien 2002

Gambar 3. Model Sistem Informasi

SHPS dapat dibagi ke dalam empat fase, yaitu : 1. Fase analisis

Tahap analisis sistem sangat penting dalam membangun sistem informasi yang memiliki kebutuhan pengguna. Tahap ini meliputi definisi masalah dan analisis kebutuhan

2. Fase desain

Fase desain merupakan fase penentuan proses aliran data yang diperlukan oleh sistem. Ada 2 langkah yang dilakukan dalam fase desain ini, yaitu :

a. Desain sistem logika

Langkah ini menjelaskan aliran data sistem informasi, seperti blueprint architect. Desain sistem logika ini menggambarkan tentang grafik gambar dan rancangan data. Langkah ini menggambarkan tentang pemasukan data sistem informasi yang diproses.

b. Desain sistem fisik

(37)

Gambar 4. Siklus Hidup Pembangunan Sistem 3. Fase Implementasi

Fase implementasi meliputi pengetesan, instalasi dan langkah pelatihan. 4. Fase Pemeliharaan

Fase pemeliharaan merupakan fase terakhir dari SHPS dimana dilakukan pemeliharaan terhadap sistem yang telah dibangun. Hal ini ditujukan agar sistem tetap konsisten dengan fungsi dan tujuannya, terutama untuk hal yang berhubungan dengan data (edit data). Pemeliharaan ini dilakukan agar informasi yang ditampilkan selalu up to date.

Sumber : Szymanski et al 1995

2.4. Internet dan Web

Terbentuknya Internet dapat menyatukan suatu network komputer dengan network komputer lainnya atau komunikasi antar komputer. Internet yang lebih dikenal dengan “net” adalah jaringan terbesar di dunia yang dapat

menghubungkan antar jaringan komputer. Sampai sekarang diperkirakan ada lebih Analisis

Sistem

Implementasi Sistem Desain Sistem

(38)

30.000 jaringan dengan alamat lebih kurang 30 juta di seluruh dunia. Karena sifatnya berupa ruang yang mirip dengan dunia kita sehari-hari, maka internet disebut juga sebagai ruang maya (cyberspace) (Nichols, et.al. 1999).

Nenek moyang Internet ialah, ARPANet (Advanced Research Projects Agency), suatu proyek yang dimulai dari U.S. Department of Defense (DOD) atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, suatu percobaan dalam reliable networking (jaringan secara terpercaya) untuk menghubungkan antara DOD dengan kontraktor penelitian militer, termasuk sejumlah besar universitas yang melakukan penelitian dengan dana militer (Nichols, et.al. 1999).

ARPANet merupakan suatu sukses dan hampir semua universitas di wilayah tersebut ingin mendaftar. Dengan sukses ini berarti ARPANet menjadi sulit untuk dikelola, terutama dengan jumlah yang besar dan peningkatan jumlah komputer-komputer yang ada di universitas-universitas. Sehingga untuk

memecahkan masalah tersebut, dibagi ke dalam dua bagian, yaitu MILNet yang memiliki daerah militer dan ARPANet yang memiliki daerah-daerah non-militer. Kedua network tetap tergabung, atas kerja skema jaringan yang disebut IP (Internet Protocol). IP ini dapat membuat traffic di route dari suatu network ke network lainnyaseperlunya sehingga semua network dapat saling bertukar pesan (Nichols, et.al. 1999).

Web adalah sebuah database jalinan komputer di seluruh dunia yang menggunakan sebuah arsitektur pengambilan informasi yang umum. Secara konsep, Web merupakan sebuah klien atau server sistem manajemen database (Nichols, et.al. 1999).

Pada tahun 1989 Tim Berners –Lee, seorang programmer komputer berkebangsaan Inggris yang bekerja pada European Physics laboratory di Genewa, Swiss, melakukan percobaan dengan mengkombinasikan hypermedia dengan sumber-sumber informasi internet yang sangat luas. Solusinya adalah teknologi hypertext untuk membentuk sebuah dokumen Web (Nichols, et.al. 1999).

Dokumen Web harus ditulis dalam sebuah format khusus yang

(39)

Generalized Markup Language (SGML). SGML merupakan standar dari International Standardization Organization (ISO) untuk mendefinisikan format pada dokumen teks (Nichols, et.al. 1999).

2.5. Hasil Penelitian Terdahulu

Sampai saat ini, website tidak hanya terbatas pada informasi yang diberikan untuk konsumen mengenai perusahaan dan apa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Para pengunjung website dapat melakukan lebih dari sekedar melihat informasi, mereka bisa mengirimkan e-mail atau mengisi sebuah formulir, dan membuat perjanjian yang lebih dari sekedar arti perjanjian secara tradisional. Istilah yang biasa disebut dengan E-commerce mengizinkan perusahaan untuk menjual produk-produk dan jasa secara online.

Sebagai contoh, perusahaan komputer Compaq mulai menjual komputer pribadi secara online pada musim gugur tahun lalu (1999), dan menggunakan search engine Alta Vista, yang ditampilkan sebanyak 40 juta kali per-hari untuk mengajak pelanggan ke alamat compaq.com dan shopping.com, dimana komputer pribadi tersebut dijual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penjualan

komputer pribadi Compaq sangat tinggi yaitu hampir tiga kali lebih banyak dari yang diharapkan (Suryarini 2004).

Mahardika (2005) diacu dalam Wibisono (2007), melakukan penelitian mengenai perancangan sistem informasi pemasaran ikan hias dengan media internet pada CV Banyu Biru, Jakarta. Menurutnya, perancangan sistem informasi pemasaran dapat dijadikan sebagai alternatif alat promosi pada CV Banyu Biru yang dapat menutupi kekurangan alat promosi lainnya, seperti promosi melalui pameran dan brosur. Sebelumnya dilakukan analisis kondisi pemasaran CV Banyu Biru berdasarkan strategi perusahaan yang digunakan. Perancangan sistem

informasi pemasaran CV Banyu Biru menggunakan metode Siklus Hidup

Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle – SLDC) yang diterapkan pada tahap rancangan dan pembangunan yang kemudian dilakukan tahap ujicoba sebelum sistem digunakan. Manfaat tambahan yang didapat bagi perusahaan yaitu penyesuaian yang cepat dengan kondisi pasar, biaya yang lebih rendah,

(40)

diberikan bagi pembeli potensial yaitu kemudahan pemesanan dan informasi yang komparatif.

Hasil penelitian ini memperkuat analisis Mahardika (2005) diacu dalam Wibisono (2007), bahwa perancangan sistem informasi dapat dijadikan sebagai alternatif alat promosi pada perusahaan ekspor ikan hias dapat menutupi

kekurangan fungsi alat promosi lainnya, seperti pameran dan brosur. Perancangan sistem informasi pemasaran dalam penelitian ini disempurnakan dengan adanya fasilitas automatic updating, yang dapat mempermudah peng-update-an data pada website yaitu data stock with price list.

Berdasarkan penelitian Brennan (2001), penerapan sistem informasi teknologi tidak hanya menunjukkan adanya peningkatan dari segi penjualan perusahaan namun menunjukkan pula adanya peningkatan yang signifikan dalam pelaksanaan program TQM (Total Quality Management) di

perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam beberapa sektor industri di Amerika dan Jepang. Keuntungan yang dapat diraih dengan penerapan teknologi informasi meliputi bidang (1) perluasan tujuan perusahaan, (2) mengorganisir kebutuhan yang diperlukan dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, (3) mengatur tanggung jawab seluruh pihak terkait dalam pencapaian tujuan, (4) mengatur kebutuhan sumberdaya lain, (5) mempermudah proses pelatihan karyawan yang terlibat, (6) mempermudah evaluasi kinerja, (7) mempermudah evaluasi kinerja secara periodik, (8) mempermudah sistem rewards berdasarkan kinerja karyawan perusahaan.

Hertanto (2002) diacu dalam Wibisono (2007) melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran ikan hias melalui media internet pada PT Harlequin Aquatics, Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perancangan sistem informasi mengenai pemasaran ini mempermudah pelanggan untuk mendapatkan informasi mengenai produk dan perusahaan, serta melakukan pemesanan online. Selain itu perusahaan juga dapat memperluas jangkauan promosi yang ada.

(41)
(42)

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI

Dalam penyusunan sistem informasi perusahaan pembenihan Udang Windu ini, dilakukan suatu pendekatan terhadap manajemen sistem agribinis. Melalui pendekatan terhadap manajemen sistem agribisnis ini, diharapkan proses penyusunan informasi perusahaan akan lebih akurat dan dapat tercipta alur informasi yang memudahkan user dalam memperoleh informasi di perusahaan tersebut.

Penyusunan informasi dilakukan terhadap beberapa sub-sistem dari sistem agribisnis. (1) sub-sistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi, dan pengembangan sumberdaya perikanan, meliputi informasi lahan, bibit dan benih, modal, tenaga kerja, dan lain-lain. (2) sub-sistem produksi atau usaha tani, meliputi informasi lokasi, teknologi produksi, dan manajemen produksi. (3) sub-sistem pengolahan hasil-hasil perikanan atau agroindustri,dan (4) sub-sub-sistem distribusi dan pemasaran hasil perikanan, meliputi informasi manajemen pemasaran, saluran pemasaran, dan strategi pemasaran.

Dalam penelitian ini, diambil sampel terhadap perusahaan pembenihan Udang Windu , karena informasi terhadap perusahaan pembenihan secara umum masih dirasakan kurang, sehingga sulit bagi pihak terkait untuk memperoleh data dan informasi dalam kegiatan usaha tersebut. Saat ini tentunya perusahaan pembenihan Udang Windu harus mampu mengatasi persaingan global dari berbagai perusahaan lain, oleh karena itu data dan informasi yang ada harus dimasukan dalam suatu jaringan yang mudah, cepat, dan aktual.

Media internet saat ini dibangun dengan tujuan untuk menyediakan dan mengintegrasikan informasi-informasi yang ada di perusahaan menjadi informasi yang mudah didapat. Dengan pemanfaatan sistem informasi berbasis internet diharapkan setiap pengguna tidak lagi memiliki keterbatasan dalam waktu dan jarak sekalipun dalam tempat yang jauh berbeda.

Adapun informasi yang disajikan secara umum melalui jaringan internet dalam suatu perusahaan pembenihan Udang Windu, antara lain :

• Informasi mengenai karakteristik Udang Windu

(43)

• Informasi mengenai potensi pengembangan usaha perikanan Udang Windu • Informasi tentang usaha pembenihan (hatchery) dan pemasaran benih Udang

Windu.

• Informasi tentang keadaan perusahaan pembenihan Udang Windu

• Informasi tentang penyedia benih, kelompok tani serta supplier Udang Windu • Informasi mengenai hasil-hasil penelitian tentang Udang Windu

• Informasi mengenai link-link (informasi dari mancanegara) yang berhubungan dengan usaha Udang Windu.

(44)

Keterangan :

: ruang lingkup penelitian

Gambar 5. Skema Kerangka Pendekatan Studi Sumberdaya

• Dinas Perikanan dan Kelautan setempat

• Pustaka terkait

• Badan Riset Kelautan dan Perikanan • Website terkait

Analisis Kebutuhan :

• Mencari data yang sesuai dengan kebutuhan sistem

• Memilih data yang akan dimasukkan dalam sistem

(45)

IV. METODOLOGI

4.1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah

eksperimen. Menurut Nazir (1985), eksperimen adalah observasi di bawah kondisi buatan (artificial condition), dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti. Dengan demikian, penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol.

Tujuan dari penelitian eksperimental ini adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. Penelitian eksperimental ini dapat mengubah teori-teori yang telah usang.

Ada dua jenis eksperimen dalam ilmu pengetahuan, yaitu eksperimen eksploratif (exploratory experiment) dan eksperimen pengembangan

(developmental experiment). Dalam penelitian ini metode penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen pengembangan. Eksperimen pengembangan merupakan eksperimen yang digunakan untuk mengembangkan suatu percobaan yang belum ada atau belum sempurna sehingga didapatkan sesuatu hasil yang baru.

(46)

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menurut jenisnya antara lain : 1. Data teks, dapat berupa data alphabet (huruf) atau data numerik (angka).

Data teks bersumber dari proposal pendirian usaha PT Hasta Mina Anyer Data yang diambil berupa :

a. Sejarah serta visi dan misi usaha PT Hasta Mina Anyer. b. Data mengenai lokasi, batas-batas wilayah serta sarana dan

prasarana PT Hasta Mina Anyer.

c. Data mengenai tenaga kerja dan struktur organisasi PT Hasta Mina Anyer.

2. Data image, berkaitan dengan foto-foto keadaan perusahaan. Data image yang diambil berupa :

a. Foto bangunan PT Hasta Mina Anyer.

b. Foto sarana serta peralatan penunjang PT Hasta Mina Anyer. c. Foto kegiatan produksi PT Hasta Mina Anyer.

Berdasarkan sumber datanya, dalam penelitian ini didasarkan pada data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan Abdul Qomar selaku manajer PT Hasta Mina Anyer, seorang staf teknisi produksi, seorang staf bagian teknik, dan seorang staf administrasi. Data primer yang diambil adalah data mengenai proses produksi serta pemasaran yang dilakukan PT Hasta Mina Anyer.

Data sekunder diperoleh dan dikumpulkan dari buku maupun artikel yang terkait. Data sekunder yang diambil pada PT Hasta Mina Anyer berupa proposal pendirian usaha PT Hasta Mina Anyer.

4.3. Metode Penentuan Responden

(47)

artemia, dan seorang staf bagian teknik yang mengawasi mekanik dan listrik, serta seorang staf administrasi yang mengawasi packing dan transportasi.

Purposive sampling merupakan bagian dari judgemental sampling. Fauzi (2001) mengatakan bahwa keterwakilan dari sampel yang menggunakan

judgemental sampling hanya didasari semata-mata dari pertimbangan peneliti. Keuntungan dari judgemental sampling adalah bahwa responden yang dipilih sedemikian rupa, sehingga relevan dengan rancangan penelitian.

Pertimbangan peneliti adalah responden yang dipilih memiliki banyak data dan informasi mengenai seluk beluk perusahaan.

4.4. Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet

Penyusunan sistem informasi yang dilakukan terhadap PT Hasta Mina Anyer didasarkan atas pendekatan Siklus Hidup Pembangunan Sistem (SHPS). Siklus Hidup Pembangunan Sistem (SHPS) merupakan salah satu pendekatan sistem sebagai cara pemecahan masalah secara terpadu dengan melihat sistem sebagai satu kesatuan dari berbagai sistem yang saling berinteraksi untuk menghasilkan sistem operasi yang efektif dan efisien.

Dalam pembuatan sistem informasi ini, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan :

1. Fase Analisis

Fase analisis sangat penting dalam membangun sistem informasi yang memenuhi kebutuhan pengguna.

a. Definisi masalah

Seluruh permasalahan yang terkait dengan informasi yang ada di perusahaan. Permasalahan tersebut dapat meliputi informasi penentuan lokasi, teknologi yang digunakan, dan lain-lain.

(48)

b. Analisis Kebutuhan

Sistem yang dibuat harus menyediakan informasi kepada pengguna tentang kegiatan usaha yang dijalankan secara jelas. Hal yang dilakukan pada tahapan ini antara lain ;

• Mencari data yang sesuai dengan kebutuhan sistem informasi • Memilih data yang akan dimasukkan ke dalam sistem informasi • Mengelompokkan data ke dalam bagian tertentu

2. Fase Desain

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendesain situs web adalah : • Menentukan storyboarding siklus dari semua link yang terdapat di

dalamnya dan keterangan apa saja yang terdapat di dalam link tersebut. • Dapat diakses dengan menggunakan berbagai web browser.

• Tidak menggunakan link yang berlebihan

• Tidak banyak menggunakan penampilan grafis, karena akan membuat suatu situs lama untuk diakses.

• Menggunakan layout pada tiap halaman secara konsisten, grafis diusahakan dalam ukuran kecil.

3. Fase Implementasi

Fase implementasi ini berkaitan dengan pengetesan (uji coba) oleh

administrator sebagai persiapan untuk melakukan proses upload pada server, hal ini dilakukan untuk melihat kelemahan-kelemahan pada website.

4.5. Istilah dan Pengertian

1. Internetadalah media komunikasi jaringan komputer yang dapat mengakses ataupun diakses melalui jalur telepon ataupun via satelit. Pengguna internet lokal harus melengkapi komputernya dengan kartu modem dan menjadi anggota Internet Service Provider (ISP).

2. Modem adalah suatu alat komunikasi yang digunakan sebagai antarmuka untuk mengirim dan menerima data dari suatu komputer ke komputer lainnya melalui media gelombang elektronik.

(49)

4. World Wide Web adalah jaringan server pada internet yang menggunakan hubungan hypertext. Di dalam server-server itu terkaji berbagai jenis informasi dan file-file informasi tidak hanya dalam bentuk teks, tapi juga suara dan video.

5. Homepage adalah tampilan informasi awal ketika membuka internet dari suatu organisasi, perusahaan maupun personal di World Wide Web internet untuk berbagai tujuan komersial maupun non-komersial.

6. HTTP (HyperText Transfer Protocol) adalah protokol yang memungkinkan bermacam-macam komputer saling berkomunikasi dengan menggunakan bahasa HTML (HyperText Markup Language).

7. HTML (HyperText Markup Language) adalah suatu penghubung yang memudahkan untuk menggabungkan dan mempublikasikan semua bentuk informasi penggabungan berbagai tipografi, grafik berwarna, video, dan audio. 8. Link adalah sebuah generic term atau bagian khusus yang menghubungkan ke

sebuah hubungan antara dua tempat yang berbeda.

9. URL (Uniform Resource Locator) adalah suatu tata penulisan alamat yang digunakan untuk menuju ke lokasi tertentu yang dapat berupa drive di komputer hingga site-site yang tersebar di internet.

10.Web Browser adalah suatu program (software) yang memungkinkan untuk mengakses World Wide Web, seperti Microsoft Internet Explorer, Mozilla Firefox, dan lain-lain.

11.Web Server adalah sistem komputer di suatu organisasi yang berfungsi sebagai server untuk fasilitas World Wide Web, dan dapat diakses oleh seluruh pemakai internet, seperti Microsoft Internet Information server

12.Benur adalah benih atau bibit hasil perkawinan induk Udang Winduyang diperoleh dari penangkapan di alam maupun dari hatchery.

13.Ablasi adalah pemotongan tangkai mata dengan tujuan merangsang

kematangan gonad induk Udang Windu.

14.Spawner adalah calon induk yang diperoleh baik dari laut maupun hasil

(50)

15.Bak reservoir adalah bak penampung air laut untk media pembenihan Udang Windu yang biasanya terbuat dari beton bertulang.

16.Moulting adalah proses pergantian kulit yang dijadikan sebagai indikator

(51)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Perusahaan 5.1.1. Sejarah Perusahaan

PT Hasta Mina Anyer merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembenihan (hatchery) Udang Windu. Produk yang dihasilkan berupa benih Udang Windu yang kemudian dipasarkan secara langsung kepada pihak pembeli yang sebelumnya melakukan transaksi pemesanan. Pihak pembeli yang menjadi langganan dalam pembelian benur Udang Windu di PT Hasta Mina Anyer antara lain CV Raja Udang (Jakarta), Tambak Inti Rakyat (TIR) Karawang sebagai penelitian LIPI, Dipasena (Lampung) dan Perusahaan Pembesaran PT Hasta Mina Anyer, Pontianak, Kalimantan Barat.

Usaha PT Hasta Mina Anyer berawal dari ramainya keadaan bisnis Udang Windu di daerah Anyer pada pertengahan tahun 2000. Pada saat itu, tingginya tingkat permintaan benih Udang Windu membuat para pengusaha berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan benih Udang Windu bagi

perusahaan-perusahaan pembesaran Udang Windu untuk kebutuhan konsumsi masyarakat dan ekspor.

Keadaan ini membuat seorang pengusaha yang memiliki pendidikan berlatar belakang teknik yang bergerak dalam bidang kontraktor pada berbagai proyek rancang bangun bernama Haryanto Chamdani mencoba untuk memulai usaha pembenihan Udang Windu tersebut. Perputaran yang cukup cepat di bidang produksi benur dan harga benur yang cukup baik pada saat itu, serta didukung oleh kelengkapan sarana dan prasarana yang dapat dipenuhi maka pada April 2001, PT Hasta Mina Anyer baru mulai beroperasi. Dikarenakan minimnya pengalaman dalam usaha pembenihan Udang Windu, Haryanto Chamdani memberikan surat kuasa kepada Abdul Qomar sebagai pelaksana teknis dalam usaha tersebut.

(52)

kerjasama yang dilakukan PT Hasta Mina Anyer dengan pihak lain. Kerjasama yang dilakukan hanya sejauh penjualan kepada pemesan benih Udang Windu.

5.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

PT Hasta Mina Anyer merupakan perusahaan tunggal yang belum memiliki kesempatan untuk memperluas cabang usahanya ke daerah-daerah tertentu. Namun dalam pengembangan usahanya PT Hasta Mina Anyer selalu memperhatikan visi dan misi usaha agar usaha yang dijalankan semakin

berkembang ke arah yang lebih baik. Adapun visi dan misi PT Hasta Mina Anyer, yaitu :

1. Visi

”Menjaga keuntungan perusahaan dengan tetap memperhatikan dan menjaga

mutu benih Udang Windu yang diproduksi.”

2. Misi

” Menyediakan benih Udang Windu yang bermutu, baik dan unggul agar

kelangsungan usaha budidaya Udang Windu dapat berlangsung terus

menerus sebagai komoditi unggulan Indonesia.”

5.2. Sistem Agribisnis PT Hasta Mina Anyer

Setiap perusahaan yang bergerak dalam sektor riil tidak akan lepas dari kerangka sistem agribisnis dalam menjalankan usahanya. Sistem agribisnis ini menggambarkan tentang proses kerja perusahaan yang berhubungan dengan usaha yang dijalankan. Pada umumnya, sistem agribisnis perusahaan akan meliputi beberapa subsistem yang meliputi subsistem proses produksi sampai dengan subsistem pemasaran hasil.

PT Hasta Mina Anyer menerapkan sistem agribisnis pada usaha

(53)

Gambar 6. Sistem Agribisnis pada PT Hasta Mina Anyer

5.2.1 Sub-Sistem Sarana dan Prasarana Produksi

Sub-sistem sarana dan prasarana produksi pada usaha pembenihan Udang Windu mencakup kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan, penyaluran

perencanaan, serta pengelolaan sarana produksi, teknologi dan sumberdaya Udang Windu itu sendiri. Sarana produksi selalu diupayakan agar produksi dapat tersedia dengan tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat kualitas, dan sesuai dengan daya beli konsumen.

Subsistem sarana dan prasarana produksi PT Hasta Mina Anyer berkaitan dengan lokasi perusahaan serta sarana dan fasilitas penunjang. Lokasi perusahaan berkaitan dengan luas lahan, tata letak perusahaan, pemilihan lokasi, batas-batas wilayah, serta syarat strategis (syarat teknis dan syarat non teknis) perusahaan. Sarana dan fasilitas penunjang perusahaan berkaitan dengan bangunan dan peralatan usaha. Bangunan meliputi luas bangunan, bangunan kantor, dan bangunan hatchery. Peralatan perusahaan meliputi peralatan hatchery dan perlengkapan bak.

Untuk lebih jelas, subsistem sarana dan prasarana produksi PT Hasta Mina Anyer dapat dilihat pada Gambar 7.

Sistem Agribisnis PT Hasta Mina Anyer

Subsistem Pemasaran Hasil

Subsistem Produksi Primer

Subsistem Administrasi Perusahaan

(54)

Gambar 7. Sub-Sistem Sarana dan Prasarana Produksi PT Hasta Mina Anyer

5.2.1.1Lokasi Perusahaan

PT Hasta Mina Anyer terletak di Jalan Raya Anyer - Karang Bolong km 141, Kampung Kosambi I RT 28 / RW 3, Desa Karang Suraga, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan persyaratan yang menjadi faktor penentu keberlanjutan produksi benur perusahaan.

PT Hasta Mina Anyer memiliki lahan usaha dengan luas 2300 m2. Lahan usaha yang dimiliki berbatasan langsung dengan laut. Adapun batas-batas lokasi secara umum pada PT Hasta Mina Anyer antara lain :

- Sebelah Barat : Lahan persawahan

- Sebelah Utara : Tanah kosong dan jalan setapak - Sebelah Timur : PT Triwindu Mandiri

- Sebelah Selatan : Jalan raya dan pantai Anyer / Laut

Berdasarkan letaknya, lokasi yang dipilih harus memenuhi persyaratan teknis dan non-teknis. Secara umum, PT Hasta Mina Anyer telah memenuhi

Subsistem Sarana dan Prasarana Produksi PT Hasta Mina Anyer

(55)

kedua persyaratan tersebut. Persyaratan secara teknis yang telah dipenuhi PT Hasta Mina Anyer antara lain terlindung dari gelombang besar dan angin, tidak mengalami pengikisan karena abrasi, tidak terlalu dekat dengan sungai, bebas banjir, dekat dengan sumber induk Udang Windu, dekat dengan daerah pertambakan

Persyaratan secara non-teknis berkaitan dengan faktor sosiologi yang berkaitan dengan PT Hasta Mina Anyer antara lain kemudahan mendapat tenaga kerja dari desa sekitar, sarana transportasi yang mudah dijangkau, adanya

dukungan pemerintah setempat seperti kemudahan perizinan dan pendirian usaha, serta dukungan masyarakat setempat baik dukungan dalam hal ketersediaan menjadi tenaga kerja dan dukungan penggunaan lingkungan tempat usaha.

5.2.1.2Sarana dan Fasilitas Penunjang

Sarana dan fasilitas penunjang pada PT Hasta Mina Anyer meliputi bangunan dan peralatan pendukung proses pembenihan Udang Windu. Luas bangunan PT Hasta Mina Anyer adalah seluas 1100 m2. Bangunan terbagi menjadi 2 bagian yaitu bangunan hatchery dan bangunan kantor.

Sarana dan prasarana lain yang digunakan dalam mendukung berlangsungnya proses produksi perusahaan yaitu berupa peralatan dan perlengkapan penunjang lainnya. Sarana dan fasilitas penunjang perusahaan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.

5.2.2 Sub-Sistem Administrasi Perusahaan

Administrasi perusahaan berkaitan dengan struktur dan aparatur

perusahaan. Dalam hal ini, subsistem administrasi perusahaan berkaitan dengan sumberdaya manusia. PT Hasta Mina Anyer menggolongkan sumberdaya manusia dan struktur organisasi ke dalam subsistem administrasi perusahaan.

(56)

Gambar 8. Sub-Sistem Administrasi PT Hasta Mina Anyer.

5.2.2.1Sumberdaya Manusia

Tenaga kerja yang ada di PT Hasta Mina Anyer secara keseluruhan berjumlah 9 orang, yang berasal dari masyarakat di desa setempat. Menurut jenis kelaminnya, semua tenaga kerja yang ada di PT Hasta Mina Anyer berjenis kelamin laki-laki. Menurut tingkat pendidikan, 8 orang tenaga kerja di PT Hasta Mina Anyer merupakan lulusan SMA dan 1 orang merupakan lulusan S1 Budidaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor sebagai manajer PT Hasta Mina Anyer. Tenaga kerja PT Hasta Mina Anyer tidak memiliki jenis pekerjaan lain.

Sistem pembayaran yang dilakukan PT Hasta Mina Anyer terhadap tenaga kerjanya adalah dengan sistem pembayaran bulanan dan bonus produksi.

Keterampilan para pekerja memang telah didapatkan dari pengalaman yang dilakukan, karena sebelumnya sebagian besar tenaga kerja PT Hasta Mina Anyer pernah bekerja pada usaha pembenihan Udang Windu dalam skala produksi kecil.

5.2.2.2Struktur Organisasi Perusahaan

PT Hasta Mina Anyer mempunyai struktur organisasi berbentuk lini (line), dimana kekuasaan dan tanggung jawab pimpinan sampai ke bawah. Site Manager PT Hasta Mina Anyer dipercaya sebagai orang yang membawahi bagian teknisi produksi , bagian teknik, dan bagian administrasi. Struktur organisasi PT Hasta

Subsistem Administrasi PT Hasta Mina Anyer

(57)

Mina Anyer dapat dilihat pada Lampiran 1 Job description pekerja pada PT Hasta Mina Anyer dapat dilihat pada Lampiran 2.

5.2.3 Sub-Sistem Produksi Primer

Subsistem produksi menyangkut hal yang berkaitan dengan urutan proses produksi. Subsistem produksi primer menjadi jaminan bagi perusahaan dalam peningkatan proses produksi. Oleh karena itu, keberhasilan produksi perusahaan tergantung pada cara perusahaan dalam melakukan proses produksi.

PT Hasta Mina Anyer dalam melakukan produksi untuk menghasilkan benur yang baik selalu memperhatikan runtutan proses produksi yang dijalankan. Proses produksi yang dijalankan harus sangat diperhatikan dengan baik karena akan menjadi ukuran keberhasilan dalam menghasilkan benur yang baik. Proses produksi yang dilakukan dimulai dari pengadaan induk Udang Windu sampai dengan pemanenan.Gambar 9 memperlihatkan runtutan proses produksi pada subsistem produksi yang dijalankan PT Hasta Mina Anyer.

Gambar 9. Sub-Sistem Produksi pada PT Hasta Mina Anyer Subsistem Sarana dan

Prasarana Produksi PT Hasta Mina Anyer

Pengadaan Induk

Pemijahan Induk

Penetasan telur

Pemeliharaan larva : a. Pemberian pakan

b. Penanggulangan Penyakit

(58)

5.2.3.1Pengadaan Induk Udang Windu

Kualitas induk Udang Windu menjadi prasyarat yang harus dipenuhi, karena akan menentukan mutu benur yang dihasilkan. Induk udang yang terbaik adalah induk Udang Windu yang ditangkap di laut. Induk yang ditangkap

merupakan induk betina yang matang telur dan induk jantan yang gonadnya dapat berkembang secara sempurna.

Induk yang didatangkan di seleksi secara fisik dan juga mengalami seleksi secara acak yang kemudian diambil sebagai speciment untuk dilakukan uji PCR (Polimerase ChainReaction). Uji PCR lebih baik dilakukan pada tiap ekor induk agar dapat diketahui induk yang membawa penyakit dapat langsung diambil. Uji PCR ini dilakukan jauh dari lokasi sehingga dilakukan seleksi secara acak terhadap induk yang akan mengalami uji PCR.

Induk Udang Windu PT Hasta Mina Anyer didatangkan langsung dari dua perairan berbeda seperti Medan dan Malingping/Pandeglang atau kombinasi dari Lampung dan Pangandaran. Induk hasil tangkapan ini diperoleh dari penampung induk udang yang dijual dengan kisaran harga mulai dari Rp

15.000,00 sampai dengan Rp 25.000,00 per ekor untuk induk betina yang matang telur dan Rp 2.500,00 sampai dengan Rp 5.000,00 per ekor untuk Udang Windu jantan.

Calon induk (spawner) setelah diperoleh ditempatkan dalam bak induk terlebih dahulu agar beradaptasi dengan salinitas dan temperatur air di tempat pembenihan. Proses tersebut berlangsung selama kurang lebih satu hari, tanpa diberi makan.

Setelah induk Udang Windu betina diperoleh, maka dilakukan proses ablasi, yaitu pemotongan tangkai mata dengan tujuan merangsang kematangan gonad induk Udang Windu. Kematangan telur pada induk Udang Windu dapat dilihat dari perkembangan ovarium yang terletak pada punggung tubuh udang mulai dari karapas sampai ke bagian pangkal ekor.

5.2.3.2Pemijahan Induk Udang Windu

(59)

dibilas dengan air laut yang bersih kemudian didiamkan beberapa menit. Setelah agak mengering, bak diisi dengan air laut bersih yang memiliki salinitas 28 ppt – 30 ppt dan temperatur 28oC – 29oC. Jika temperatur dan salinitas sudah stabil, aerasi diaktifkan agar air dalam bak jenuh dengan oksigen terlarut

Induk Udang Windu yang masih ditampung dalam bak penampungan, dikontrol dan diamati satu per satu, tiga hari setelah dilakukan ablasi. Apabila perkembangan ovarium pada bagian kepala sudah terlihat jelas, berarti kematangan puncak telur telah tercapai.

Setelah kematangan telur tercapai, induk dapat dipindahkan ke dalam bak perkawinan. Induk udang jantan dipindahkan terlebih dahulu baru kemudian induk udang betina yang telah mencapai tingkat kematangan gonad dipindahkan ke dalam bak perkawinan. Apabila pada malam pertama induk udang belum juga bertelur, maka pada hari kedua air dalam bak perkawinan harus diganti.

Apabila telur telah dikeluarkan secara sempurna maka induk udang harus segera dikembalikan ke bak penampungan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah agar telur yang sudah dikeluarkan tidak dimakan lagi oleh induk udang.

5.2.3.3Penetasan Telur

Seperti pada proses pemijahan, sebelum digunakan bak penetasan juga harus dicuci bersih seperti pada cara membersihkan bak pemijahan. Induk Udang Windu yang sudah bertelur dapat diketahui melalui sisa-sisa jaringan berwarna jingga yang mengapung di permukaan air bak perkawinan. Di dalam sisa-sisa jaringan ini tercampur telur hasil pemijahan. Untuk mengambil telur hasil pemijahan digunakan serok bermata 500 mikron.

Telur hasil pemijahan harus dikumpulkan dengan hati-hati, dengan menggunakan saringan bermata 20 mikron. Selanjutnya, telur ditempatkan dalam waskom yang berisi air laut bersih. Semua telur yang telah terkumpul dalam saringan dibilas dengan air laut yang bersih dan segar. Setelah itu, telur

Gambar

Gambar 1. Bentuk Udang Windu
Gambar 2.
Gambar 3. Model Sistem Informasi
Gambar 4. Siklus Hidup Pembangunan Sistem
+7

Referensi

Dokumen terkait