• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pemasaran wisata kampung cendawasari Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi pemasaran wisata kampung cendawasari Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

/

zq-

STRATEGI PEMASARAN WISATA KAMPUNG

CENDA WASARl

KECAMATAN LEUWILIANG, KABUPATEN BOGOR

OIeh

ISWIDMRMAN ANGGA KEUSLIANTO

H24052964

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMl DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANLGN BOGOR

(2)

ABSTRAK

Iswidiarman Angga Krislianto. H24052964. Strategi Pemasaran Wisata Kampung Cendawasari, Kec. Leuwiliang, Kab. Bogor. Dibawah bimbingin Mimin Aminah

Wisata Kampung Cendawasari terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Wisata Kampung Cendawasari menawarkan wisata alam yang unik yang menawarkan perpaduan antara wisata alam dan wisata budaya yang berbasiskan masyarakat. Wisata Kampung Cendawasari merupakan objek wisata baru dimana masih rnenyilnpan potensi yang sangat besar sebagai alernatif wisata bagi wisatawan di tengah tren pertumbuhan kunjungan wisatawan di Kabupaten Bogor. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi pemasaran yang dapat mengembangkan kawasan Cendawasari menjadi salah satu alternatif pilihan wisata bagi masyarakat.

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Mengetahui bentuk kegiatan pernasaran yang dilakukan oleh Wisata Kampung Cendawasari saat ini. (2) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor penyusun strategi pemasaran yang ada pada Kampung Wisata Cendawasari. (3) Merumuskan strategi pemasaran yang sesuai untuk mengembangkan Kampung Wisata Cendawasari.

Data yang digunakan dala~n penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner, wawancara dan pengamatan secara iangsung/observasi. Pemilihan responden dalam wawancara dilakukan secara sengaja (purposive), responden merupakan para ahli yang mengetahui dan memahami tentang situasi yang sedang ditelaah. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur berupa buku-buku dan Website yang relevan dengan penelitian ini.

(3)

Pengolahan data yang digunakan dalam peneiitian ini adalah menggunakan AHP, diawali dengan pengumpulan data dan infomasi yang digunakan untuk lnenyusun stmktur hirarki. Struktur hirarki disusun sesuai dengan kebutuhan dan didasarkan pada teori dalam literatur dan wawancara dengan pihak perusahaan yang inenguasai dan bertindak sebagai pengarnbilan keputusan. Kuesioner diberikan untuk memberikan pembobotan setiap elemen pada setiap tingkat. Data yang diperoleh kemudian di proses dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan sofware Expert Choice 2000.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat delapan faktor. Faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran yang menempati prioritas pertama adalah faktor SDM (0,255) keinudian faktor layanan konsumen (0,189), produk (0,140), lokasi (0,105), proses (0,105), promosi (0,078), bukti fisik (0,072), dan harga (0,057). Aktor yang memiliki pengaruh dalam penyusunan strategi pemasaran adalah Ketua Wisata Kampung Cendawasari (0,326), P4W IPB

(0,230), Kepala Desa (0,178), Kepala Dinas Pariwisata (0,150), Camat Leuwiliang (0,23O).terdapat dua tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan strategi pemasaran ini, yaitu : Meningkatkan kunjungan wisatawan (0,51), meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (0,49).

(4)

STRATEGI PEMASARAN WISATA KAMPUNG

CENDAWASARI

KECAMATAN LEUWTLIANG, KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi clan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ISWIDIARMAN ANGGA KRISLIANTO

824052964

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANA3rEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOH FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN NlANAJEiMEN

STRATEGI PEMASARAN WISATA KAMPUNC CENDAWASARI KECAMATAN LEUWILIANG, KABITPATEN BOGOH

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk lnelnperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajeinen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ISWIDIARMAN ANGGA KRISLIANTO W24052964

Menyetujui, September 2009

(6)

Penulis dilahirkan di Kota Pemalang, Jawa Tengah pada tanggal 13 September 1986 dari pasangan Andjar Koentjoro dan Ani Widiyati. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Polisi 1 Bogor pada tahun 1998, dan untuk pendidikan lanjutan pertama penulis tempuh di SLTP Negeri 4 Bogor yang selesai pada tahun 2001. Kemudian pendidikan menengah atas penulis selesaikan pada tahun 2004 di SMU Negeri 3 Bogor. Selama di SD, SMP dan SMA penulis aktif mengikuti kegiatan ekstrakulikuler seperti pramuka, silat, dan sepak bola.

Penulis melanjutkan ke perguruan tinggi melalui SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Barn) pada tahun 2005 dan diterima sebagai mahasiswa Institut pertanian Bogor.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas segala rahmat dan hidayah Allah SWT yang senantiasa menyertai dan memberkati penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajeinen Institut Pertanian Bogor.

Semakin banyaknya Ininat wisatawan yang ingin berwisata berkonsep agrowisata mendorong diperlukannya strategi pemasaran yang tepat. Skripsi ini berjudul "Strategi Peinasaran Wisata Kampung Cendawasari Kabupaten Bogor Kecamatan Leuwiliang".

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Mimin Aminah, MM sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, member saran, mot~vasi dan pengarahan kepada penulis.

2. Hardiana Widyastuti, S. Hut.MM dan Wita Juwita Ermawati, STp.MM selaku dosen penguji yang bersedia meluangkan waktunya dan terimakasih atas kritik, saran dan masukan yang diberikan kepada penulis.

3. Pengurus Cendawasari Mandiri yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi dalam skripsi ini.

4. Staf P4W IPB, Kepala Divisi Perekonomian Kecamatan Leuwiliang, Kepala Desa, dan Staf DInas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor.

5. Seluruh staf pengajar dan karyawanl wati di Departemen Manajemen, FEM IPB.

6. Mamah, Papah dan adikku (Andi) yang telah mendukung dan ineinbantu penulis dalam menggapai cita-citanya.

7. Sahabat-sahabat Bonek: Boy, Di2t, Dyo, Konde, Feri, Aji, Lutfan, Lonik, Nceq, Ria Anggota, Irsam.

8. Rekan-rekan sebimbingan dan seperjuangan Ira, Ivan Cipit, Linda dan wulan. Terima kasih buat kebersamaannya.

(8)

10. Terima kasih juga kepada Herlin Septarina dan keluarga yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

1 I . Sernua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya.

Penulis rnenyadari bahwa penelitian ini masih rnemiliki kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya masukan yang membangun dan penelitian lanjutan mengenai agrowisata. Skripsi ini diharapkan dapat digunakan oleh berbagai pihak yang membutuhkannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi orang-orang dan bernilai ibadah dalam pandangan Allah SWT. Amen.

Bogor, September 2009

(9)

DAFTAR IS1

Halaman

ABSTRAK

...

RlWAYAT HIDUP

... .

.

.. .

..

. .. . .. ...

... ...

.. .

..

. ..

.

..

. ... .. . ..

.

..

. .. . .

, ,

.

,

..

, .. , .. ... ...

. .. . .. ...

,

...

.ill

KATA PENGANTAR

...

iv

DAFTAR IS1

...

vi

... DAFTAR TABEL

...

viii

DAFTAR GAMBAR

...

ix

DAFTAR LAMPIRAN

...

x

I. PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

.

.

1.3 Tujuan Penelihan ....

. .

. . .

. . . ..

.... . .

..

. . .

.. . .

. . .

. . . .

.

.

. . .

.

. . . .

6

1.4 Manfaat Penellaan

. .

.... . .

. .

. . ... .. . . .

. .

. .

.

. . .

. . . .

. . .

. . . .

. . . .

. .

. . . 6

1.5 Kegunaan Penehtran ... 6

lL

TINJAUAN PUSTAKA

. .

2.1 Wisata atau Pwiwsata

...

7

2.2 Desa Wisata

...

1 1 2.3 Pelnasaran

.... ...

. . . .. . .. .

..

... .. . .. . .. .

..

...

. .. . .

.

. . .

. .

,

.

. . .

. .

. . . .

. .

. 11

. .

2.4Definisi Jasa

...

. .

12

2.4.1 Karaktenshk Jasa ... 12

2.4.2 Bauran Pemasaran Jasa ... 13

2.5 Manajemen Strategi

...

. ...

..

. .. .

..

.

.. .

..

...

...

... . ..

...

. .

. ,

. .

. . .

. . .

.

.

15

2.6 Analytical Hierarchy Process ... 16

2.6.1 Keuntungan

. .

AHP

...

18

2.6.2 Pmsip Kerja AHP

...

.

...

...

...

...

.

...

.

.

.

.

. .

... 19

2.7 Hasil Penelitian Terdahulu. ...

...

...

. ... ...

...

.

...

...

...

...

.... ..

...

..

20

III.

METODE PENELITIAN

. .

3.1 Kerangka Peinikiran

...

22

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

... %...

23

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 24

3.4 Metode Pengambilan Sarnpel

...

24

3.5 Pengolahan dan Analisis Data

...

.. .. .

. .

. ... . .. .. .

...

..

.

.. . ..

...

. ..

.

..

.

.. ... .

...

. .. .

.25

N.

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 33
(10)

. . . .

4.1.2 Visi dan Misi ... 34

5

6 4.2 Analisis Fakto

Wisata Kampung Cendawasari

...

39

4.2.1 Faktor 9

4.2.2 Aktor ... 45

...

4.2.3 Tujuan 46

...

4.2.4 Altematif 46

...

4.3 Analisis Pemilihan Strategi Pemasaran dengan AHP 46

...

4.3.1 Hasil pengolahan data secara horisontal 46

...

4.3.2 Hasil pengolahan data secara vertikal

. .

. .

51

...

4.4 Implikas~ Manajenal 60

...

1 . Kesirnpulan 63

2

.

Saran ... 64

...

D A F T A ~ PUSTAKA 65

(11)

DAFTAR TABEL

No Halaman

Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Bogor tahun 2007 ... 3 Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bogor . . . .

tahun 2002-2007

...

4

Skala Perbandingan 19

Contoh Matriks Perbandingan Berpasangan

...

26 Contoh Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria 2

... . ..

.26 Nilai Random Index (RI) pada berbagai

n

... 29 Susunan Bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar

elemen pada tingkat elemen Aktor penyusun Strategi Pemasaran .... 47 Susunan Bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar

elemen pada tingkat elemen Tujuan Strategi Pemasaran

...

49 Susunan Bobot dan prioritas hasil pengolahan horizontal antar

elemen pada tingkat elemen Altematif Strategi Pemasaran

...

50 Bobot dan prioritas faktor-faktor penyusun strategi Pemasaran

Wisata Kampung Cendawasari. ... 52 Bobot dan Prioritas aktor yang berperan dalam pengambilan

keputusan strategi pemasaran Wisata Kampung Cendawasari

...

...

56 Bobot dan Prioritas tujuan strategi pemasaran Wisata Kampung Cendawasari ... ...

...

57 Bobot dan Prioritas alternatif strategi pemasaran Wisata Kampung Cendawasari

.. . .. .

.. .

... . . . ... . . .

...

... . . . ... . . . ... . . ..

.

. . . ... . . ...

59
(12)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Alur kerangka konseptual ... 23 2. Contoh struktur hierarki dalam

AHP

...

25 3. Struktur hierarki Straregi Pemasaran Wisata Kampung

-7 Cendawasari ... 30

4. Hasil pengolahan Vertikal struktur hierarki pemilihan

(13)

DAFTAR

LAMPIRAN

No Halaman

1. Struktur Organisasi Cendawasari Mandiri

...

67

2. Hasil Pengolahan Data

a. Secara Horisontal ... 68

...

b. Secara Vertikal

. . 9

...

3. Kuesioner Penelitlan 71

... ...

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan budaya yang beranekaragam yang masing-masing memiliki ciri khas dan karakteristiknya sendiri. Kekayaan alam yang melirnpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai areal wisata. Demikian pula dengan kondisi tanah yang subur dan iklim yang beragam, potensi untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian pun sangat besar dengan menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim pada setiap daerah. Kekayaan alam dan kekayaan budaya Indonesia yang melimpah ini dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan negara

Krisis ekonomi global telah inenekan perekonomian dan bisnis, termasuk pariwisata. Krisis ekonomi global memicu kekhawatiran akan pertumbuhan sektor pariwisata nasional, pelemahan daya beli masyarakat akan mendorong mereka untuk menunda atau membatalkan rencana benvisatanya. Namun, bukan berarti industri pariwisata nasional terancam meredup. Banyak keunggulan yang membuat sektor pariwisata terus bertahan, seperti naiknya investasi, kondusifnya iklim politik serta harga yang kompetitif. SeIain itu, harapan akan pulihnya perekonomian dalam waktu dekat ini akan mendorong optimisme pasar yang akan berujung ke tumbuhnya sektor pariwisata nasional (Kompas. Analisis danareksa. Pariwisata nasional masih elok. Senin 8 juni 2009).

(15)

lapangan pekejaan bagi masyarakat, sehingga pada akhirnya akan inengurangi arus urbanisasi yang cenderung semakin meningkat. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani atau masyarakat sekitar lokasi xvisata.

Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang hams disediakan, terutama pada wilayah

-

wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat atau petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya. Keunikan teknologi lokal yang merupakan hasil seleksi alam merupakan aset atraksi agrowisata yang patut dibanggakan. Bahkan teknologi lokal ini dapat dikemas dan ditawarkan untuk dijual kepada pihak lain. Dengan demikian, teknologi lokal yang merupakan indigenous knowleudge itu dapat dilestarikan. Selain memberikan nilai kenyamanan, keindahan ataupun pengetahuan, atraksi wisata juga dapat mendatangkan pendapatan bagi petani serta masyarakat di sekitarnya. Wisatawan yang berkunjung akan menjadi konsumen produk pertanian yang dihasilkan, sehingga pemasaran hasil menjadi lebih efisien. Selain itu, dengan adanya kesadaran petani akan arti pentingnya kelestarian sumber daya, maka kelanggengan produksi menjadi lebih terjaga yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani. Bagi masyarakat sekitar, dengan banyaknya kunjungan wisatawan, mereka dapat memperoleh kesempatan berusaha dengan menyediakan jasa dan menjual produk yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan'.

Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun

(16)

2006 menurut hasil Sensus Daerah (SUSDA) sebanyak 4.215.585 jiwa dan pada tahun 2007 telah mencapai 4.237.962 jiwa (penyempurnaan hasil SUSDA melalui coklit, 2007) atau 10,32 persen dari jumlah penduduk Propinsi Jawa Barat (40.737.594 jiwa). Juinlah penduduk tersebut meneinpati urutan kedua setelah Kabupaten Bandung (4.399.128 j i ~ a ) . ~ Dengan jumlah penduduk yang sebesar itu maka terdapat potensi pasar untuk sektor pariwisata di Kabupaten Bogor.

Tabel 1. Objek Wisata yang terdapat di Kabupaten Bogor tahun 2007 Zona Wisata Puncak Zona Wisata Bogor Barat No

Nama Obyak Wisata No Nama Obyek Wisata

Wisata Desa Kampung

I I . -

Bambu

Zona Wisata Bogor Timur Zona Wisata Bogor Utara No

Nama Obyak Wisata No Nama Obyak Wisata 1 Taman Wisata Mekarsari 1 Museum Mobil dan Keramik Sentul

2 Penangkaran R u s f l W Giri Sirkuit Sentul

Jaya

3 Wana Wisata Cipamingkis 3 Kebun Wisata Pasar Mukti

'

4 TWA Gunung Pancar

-

Pemandangan Air Panas Gunung

3 -

Pancar

I

I

Pemandangan Air Giri Tirta Kawah

U

Hitam

( 7 1 Curug Luhur Perhutani

[image:16.595.75.518.227.760.2]
(17)

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa Kabupaten Bogor memiliki jumlah objek wisata yang cukup banyak, objek wisata yang terdapat di Kabupaten Bogor berjumlah 43 objek wisata yang terbagi kedalam empat zona wisata, yaitu : Zona Wisata Puncak, Zona Wisata Bogor Barat, Zona Wisata Bogor Timur dan Zona Wisata Bogor Utara.

Berdasarkan data jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Bogor (Tabel 2), dapat dilihat bahwa persentase pertumbuhan kunjungan wisatawan ke kabupaten Bogor dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2007, jumlah wisatawan yang telah berkunjung ke Kabupaten Bogor telah mencapai 2.179.461 orang dimana telah mengalami peningkatan dari tahun 2006 yang hanya berjumlah 1.851.680 orang. Wisata Kampung Cendawasari merupakan objek wisata baru dimana masih menyimpan potensi yang belum tergarap sebagai alternatif wisata bagi wisatawan di tengah trend pertumbuhan kunjungan wisatawan di Kabupaten Bogor. Wisata Kampung Cendawasari terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Cendawasari itu sendiri merupakan akronim dari enam kampung, yaitu : Cengal, Nariti, Darmabakti, Wanakava, Sumberjaya dan Rawasari.

Tabel 2. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bogor tahun 2003-2007

Sumber : Badan Pusat Statistik, Kabupaten Bogor, 2008

(18)

Wisata Kampung Cendawasari sebagaimana unit wisata lainnya sangat memerlukan strategi pemasaran. Menutut Umar (2008), shategi di bidang pemasaran adalah penuntun agar aktivitas pemasaran konsisten bukan hanya terhadap strategi utama yang telah ditentukan, melainkan juga terhadap strategi berbagai bidang fungsional lainnya.

1.2 Perumusan Masalah

Wisata Kampung Cendawasari merupakan wisata alam yang unik yang menawarkan perpaduan antara wisata alam dan wisata budaya yang berbasiskan masyarakat. Wisata Kampung Cendawasari menawarkan keunikan budaya lokal dan suasana desa yang masih asri dan alami dimana jauh dari hingar bingar kehidupan kota. Di Wisata Kampung Cendawasari juga terdapat rumah-rumah hadisional dan pemandangan alam seperti sawah- sawah, bukit-bukit dan sungai-sungai. Akan tetapi dengan kondisi demikian Wisata Kampung Cendawasari belum tentu menjadi populer dan menjadi tujuan wisata warga Jakarta dan sekitamya. Wisata Kampung Cendawasari menghadapi persaingan dengan obyek wisata alam lainnya semisal Kebun Raya Bogor, Kawasan Puncak, wisata kampung cinangneng. Berdasarkan wawancara pendahuluan terungkap bahwa sejak berdirinya Wisata Kampung Cendawasari pada bulan November 2008, baru satu rombongan wisatawan yang datang ke tempat ini. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi pemasaran yang dapat mengembangkan kawasan Cendawasari menjadi salah satu altematif pilihan wisata bagi masyarakat dan untuk memanfaatkan potensi Wisata Kampung Cendawasari.

Berdasarkan ha1 di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah bentuk kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh Wisata Kampung Cendawasari saat ini?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran yang dilakukan oleh Wisata Kampung Cendawasari ?

(19)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bentuk kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Wisata Kalnpung Cendawasari

2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor penyusun strategi pemasaran yang ada pada Wisata Kampung Cendawasari.

3. Merumuskan strategi pemasaran yang sesuai untuk mengembangkan Wisata Kampung Cendawasari.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan rnasukan dan informasi bagi berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu :

1. Bagi pengelola Wisata Kampung Cendawasari agar dapat ~nerumuskan strategi pemasaran Wisata Kampung untuk menarik wisatawan

2. Bagi Pemerintah yaitu Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya agar dapat menjadi bahan pertimbangan untuk merumuskan kebijakan strategis kepariwisataan dan perencanaan pengembangan daerah-daerah yang memiliki potensi wisata yang besar

3. Pihak investor yang tertarik untuk lnengernbangkan Wisata Kampung Cendawasari

4. Untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang terkait dengan agrowisata. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah :

I . Penelitian ini difokuskan kepada analisis faktor, aktor, dan tujuan serta bagailnana alternatif strategi dalam Pemasaran Wisata Kampung Cendawasari di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

(20)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata atau pariwisata

Pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamamya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yang dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka (Marpaung, 2002).

Menurut Wahab dala~n Pendit (2006), pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu tnempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan keja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor y m g kompleks, ia juga merealisasi industri-industri klasik seperti kerajinan tangan dan cenderamata. Penginapan d m transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri.

Jenis-jenis pariwisata menurut Pendit (2006), antara lain :

a. Wisata budaya

Ini drnaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan, untuk memperluas pandangan hdup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka.

b. Wisata kesehatan

(21)

c. Wisata olahraga

Ini dimaksudkan wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olah raga di suatu teinpat atau negara.

d. Wisata komersial

Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjung pameran-paineran dan pekan raya yang bersifat komersil, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.

e. Wisata industri

Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel besar dengan lnaksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.

f. Wisata politik

Jenis ini meliputi perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik seperti misalnya peringatan ulang tahun suatu negara.

g. Wisata konvensi

Yang dekat dengan wisata jenis politik ini adalah apa yang dinamakan wisata konvensi. Berbagai negara dewasa ini inembangun wisata konvensi dengan inenyediakan fasilitas bangunan beserta ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. h. Wisata Sosial

Pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi (atau dengan kata lain tidak mampu membayar segala sesuatu yang bersifat luks) untuk mengadakan perjalanan.

i. Wisata pertanian

(22)

studi maupun inelihat-lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur-mayur dan palawija di selutar perkebunan yang dikunjungi.

j. Wisata maritiin (marina) atau bahari

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air, lebih-lebih di danau, bengawan, pantai, teiuk atau laut lepas seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, berkeliling melihat-lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan di daerah-daerah atau negara-negara maritim.

k. Wisata cagar alam

Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usahanya dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.

1. Wisata buru

Jenis ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro pe jalanan. Wisata herburu ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan pemerintah negara yang bersangkutan.

m.

Wisata pilgrin
(23)

n. Wisata bulan madu

Suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikrnatan perjalanan dan kunjungan mereka. o. Wisata petualangan

Dikenal dengan istilah Adventure Tourism, seperti masuk hutan belantara yang tadinya belum pernah dijelajahi (off the beaten track) penuh binatang buas, mendaki tebing teramat terjal, terjun ke dalam sungai yang sangat curam, arung jeram (rafting) di sungai-sungai yang arusnya liar, masuk goa penuh misteri, dan seterusnya.

Menurut Marpaung (2002), pengelola kegiatan pariwisata sangat diperlukan dalam rangka menahan wisatawan untuk tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata dan bagaimana agar wisatawan membelanjakan uangnya sebanyak-banyaknya selama melakukan perjalanan wisata. Makin lama wisatawan berada di suatu tempat akan meningkatkan pengeluaran mereka dan kemungkinan menambah dorongan makin banyak orang akan ikut serta pada kunjungan berikutnya jika kesan yang dibawa adalah pengalaman wisata yang menarik, yang akan membangkitkan perusahaan jasa seperti hansportasi, hiburan, akomodasi dan jasa lainnya yang mendukung penyelanggaran perjalanan wisata.

Definisi mengenai agrowisata menurut Gunawan dulum Machrodji (2004), agrowisata merupakan bagian dari obyek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai obyek wisatanya. Pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalarn memanfaatkan lahan, bisa meningkatkan pandapatan petani, sambil melestarikan sumber daya lahan serta memelihara budaya dan teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi alaminya.

Manfaat Agrowisata menurut Tirtawinata dulum Effendy (2004) antara lain :

(24)

2. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam. Keindahan visual dapat diperoleh dari topografi, jenis flora dan fauna, warna dan arsitektur bangunan yang tersusun dalam tata ruang yang serasi dengan alam. Kondisi ini didukung pula oleh kebersihan lingkungan.

3. Memberikan nilai rekreasi. Rekreasi ditengab alam yang indah dan nyaman perlu didukung oleh fasilitas-fasilitas pengunjung serta paket acara.

4. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan. Pengunjung dapat mempelajari kegiatan budidaya, pemanenan, pengolahan hingga menjadi produk yang dikonsumsi.

5. Mendapatkan keuntungan ekonomi, baik bagi pengelola, masyarakat, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Keuntungan bagi daerah dan masyarakat antara lain membuka lapangan keja, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan popularitas daerah serta meningkatkan produksi.

2.2 Desa Wisata

Menurut Marpaung (2002) pengembangan desa wisata sebagai objek dan daya tarik akan berhubungan dengan wisatawan atau pengunjung yang tinggal di suatu desa tradisional atau dekat dengan desa tradisional, atau hanya untuk kunjungan singgah dimana lokasi desa wisata ini biasanya terletak di daerah terpencil. Wisatawan atau pengunjung tidak hanya menyaksikan kebudayaan tradisional, tetapi biasanya ikut langsung berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat setempat.

2.3 Pemasaran

Peinasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dengan pihak lain (Kotler, 2005).

(25)

Pemasaran (marketing) itu pertama-tama harus berhubungan dengan adanya pemindahan hak milik secara memuaskan. Adanya kepuasan yang dirasakan konsumen, menimbulkan respons positif berupa terjadinya peinbelian ulang, dan menganjurkan konsumen lain agar inembeli produk yang sama. Keuntungan berlipat ganda akan diperoleh produsen melalui penyebaran informasi positif dari konsumen ke konsumen (Alma, 2005).

2.4 Definisi Jasa

Menurut Lovelock dan Wright (2005), jasa adalah tindakan atau kineja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinejanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. Jasa adalah kegiatan ekonoini yang inenciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas naina penerima jasa tersebut.

Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya hukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesebatan) konsumen. Tampak bahwa didalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa), meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu barang, melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak benvujud (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006).

2.4.1 Karakteristik Jasa

(26)

1 . Intungible (tidak berwujud)

Tidak seperti halnya roduk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, para pembeli akan mencari tanda atau bukti dari mutu jasa. Mereka akan menarik kesimpulan mengenai mutu jasa dari tempat,

orang, peralatan, alat komunikasi, simbol dan harga yang mereka lihat. 2. Inseparability (tidak terpisahkan)

Umumnya jasa dihasilkan dan dkonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan. Jika seseorang memberikan pelayanan, maka penyedianya merupakan bagian dari jasa itu.

3. Variubilizy (bervariasi)

Jasa tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu diberikan. Perusahaan dapat melakukan tiga langkah dalam pengendalian mutu. Pertama adalah inelakukan investasi untuk menciptakan prosedur perekrutan dan pelatihan yang baik. Kedua adalah menstandarisasi proses pelaksanaan jasa diseluruh organisasi, ketiga adalah memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan dan melakukan belanja perbandingan.

4. Perillability (mudah lenyap)

Suatu jasa tidak dapat disimpan, sifat jasa yang mudah lenyap tidak akan jadi masalah apabila permintaan tetap, masalah akan timbul apabila permintaan akan jasa berfluktuatif

2.4.2 Bauran Pemasaran Jasa

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan

untuk

mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler, 2005).
(27)

1. Produk (Product)

Produk merupakan keseluruhan konsep obyek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya melnbeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut yang disebut the offe~'. Variabel-varibel pemasaran produk diantaranya adalah keragaman produk, kualitas desain, ciri, nama, merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, dan imbalan.

2. Harga (Price)

Adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh penjual untuk suatu barang yang sama terhadap semua pembeli. Selain itu, harga merupakan suatu elemen bauran pemasaran paling fleksibel dapat diubah dengan cepat.

3. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat produknya dan untuk meyakinkan pelanggan agar membeli produk yang ditawarkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi yang terdiri dari iMan, penjualan perorangan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, informasi dari mulut ke mulut, dan surat pemberitahuan langsung.

4. Tempat (Place)

Variabel-variabel pemasaran tempat antara lain saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan, dan hansportasi.

5. Orang (People)

Orang yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Orang adalah semua partisipan yang memainkan penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan kolnunikasi jasa berlangsung dalam waktu riil jasa, oleh karenanya dapat

(28)

6. Proses (Process)

Proses merupakan gabungan semua ahvitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal peke rjaan, mnekanisme, aktivitas, dan hal-ha1 rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.

7. Layanan konsumen (Cusforizer Service)

Layanan konsumen pada peinasaran jasa lebih dilihat sebagai hasil dari kegiatan distribusi dan logistik, di mana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan. Layanan konsumen meliputi aktivitas untuk memberikan gagasan waktu dan tempat termasuk pelayanan pratransaksi, transaksi, dan pascatransaksi.

Menurut Kotler (2005) pendekatan pemasaran 4P tradisional (product, price, place, promotion) berhasil dengan baik untuk barang, tetapi elemen- elemen tambahan perlu diperhatikan dalam bisnis jasa. 3P tambahan untuk pemasaran jasa : people, plzyslcal evidence, dan procces. Karena sebagian besar jasa diberikan oleh orang (people), pemilihan, pelatihan dan motivasi karyawan dapat menghasilkan perbedaan yang sangat besar dalam kepuasan pelanggan. Perusahaan-perusahaan juga mencoba memperlihatkan mutu jasanya melalui bukti fisik (physical evidence) dan layman. Perusahaan- perusahaan jasa dapat memilib diantara berbagai proses yang berbeda untuk menyerahkan jasanya.

2.5 Manajemen Strategi

Manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusm lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya. (David, 2004). Marus dalam Umar (2008) menyebutkan bahwa strategi ialah proses penentuan rencma para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai.

(29)

hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang te jadi.te rjadinya kecepatan inovasi pasar yang barn dan pembahan pola konsumen memerlukan komptensi inti (core competition). Perusahaan perlu inencari koinpetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Menumt Umar (2008), manajemen strategis sama saja dengan manajeinen lainnya. la berfungsi untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan hal-ha1 strategis.

Strategi inempakan alat untuk mencapai tujuan. Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi- strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar suatu pemsahaan dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal dan ekstemal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Dalam ha1 ini dapat dibedakan secara jelas, fungsi manajemen, konsumen, distributor, clan pesaing. Jadi, perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optima1 dari sumberdaya yang ada (Rangkuti, 2005).

Dirgantoro (2001) mendefinisikan manajemen strategi sebagai suatu proses berkesinambungan yang meinbuat organisasi secara keseluruhan dapat matclz dengan lingkungannya, atau dengan kata lain, organisasi secara keselumhan dapat selalu responsif terhadap pembahan-perubahan di dalam lingkungannya baik yang bersifat internal maupun eksternal

2.6 Aizalytical Hierarchy Process

(30)

atas persoalan tersebut. AHP memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria majemuk secara intuitif, yaitu dengan melakukan perbandingan berpasangan (Marimin, 2004).

Proses Hierarki Analitik (AHP) adalah suatu model yang luwes yang memungkinkan kita mengambil keputusan dengan mengkombinasikan pertimbangan dan nilai-nilai pribadi secara logis (Saaty, 1991).

Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstmktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel lain Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan vaiabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Secara grafis, persoalan keputusan AHP dapat dikonstmksikan sebagai diagram bertingkat, yang dimulai dengan goal atau sasaran, lalu kriteria level pertama, subkriteria dan akhirnya altematif. AHP memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria majemuk (atau altematif ~najemuk terhadap suatu kriteria) secara intuitif, yaitu dengan melakukan perbandingan berpasangan (painvise comparisons), kemudian menentukan cara yang konsisten untuk mengubah perbandingan berpasanganl pairwzse, menjadi suatu himpunan bilangan yang mempresentasikan prioritas

relatif dari setiap kriteria dan altematif (Marimin, 2004).

(31)

akan memberikan penilaian terhadap tingkat kepentingan faktor yang dianalisis harus yang benar-benar memahami situasi yang sedang ditelaah.

2.6.1 Keuntungan AHP

Menurut Saaty (1991), keuntungan menggunakan AHP adalah sebagai berikut :

1. Kesatuan : AHP memberi suatu model yang luwes terhadap segala permasalahan.

2. Kompleksitas : AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam masalah yang kompleks.

3. Saling ketergantungan : AHP dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem.

4. Penyusunan Hierarki : AHP inencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan lnengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.

5. Pengukuran : AHP meinberi suatu skala untuk mengukur hal-ha1 dan tanwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas.

6. Konsistensi : AHP melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.

7. Sintesis :

AHP

menuntun ke arah taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap altematif.

8. Tawar menawar :

AHP

inempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih altematif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka.

9. Penilaian dan konsensus : AHP tak memaksakan konsensus tetapi inensintesis suatu basil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda.

(32)

2.6.2 Prinsip Kerja AHP

Marimin (2004) menyatakan bahwa ide dasar prinsip kerja AHP adalah:

1. Penyusunan Hierarki

Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki. Diagram berikut mempresentasikan keputusan untuk memilih alternatif dengan menggunakan AHP. Alternatif yang tersedia dalam membuat keputusan terlihat pada level yang paling bawah.

Cara yang paling umum untuk menyusun sebuah hirarki adalah dengan mempelajari literatur mengenai sistem yang dipelajari atau melakukan diskusi dengan pihak atau orang yang berhubungan dengan sistem. Hirarki dalam metode ini terdiri dari fokus, faktor, aktor, tujuan dan alternatif (Saaty, 1991).

2. Penilaian laiteria dan alternatif

Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty dulu~n Ivlarimin (2004), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Skala perbandingan

I

7

1

A sangat jelas lebih penting dari B Nilai

3 5

Keterangan

Kriterid Alternatif A sama penting dengan kriterid alternatif B

A sedikit penting dari B A jelas lebih penting dari

B

dengan A. 9 2,4,6,8

Mutlak lebih penting dari B

Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan

(33)

3. Perencanaan prioritas

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukann perbandingan berpasangan (painvise comparison). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian dilolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif.

Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan judgetnent yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik.

4. Konsistensi logis

Semua elemen dikelompokkan scara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis.

2.7 Hasil Penelitian Terdahulu

Dari penelitian-penelltian terdahuiu mengenai kampung wisata yang dilakukan oleh Machrodji (2004) yang berjudul strategi pengembangan kampung wisata Cinangneng Desa Cihideung Udik, Ciampea, Kabupaten Bogor dapat dilihat bahwa yang sangat dibutuhkan oleh konsumen untuk bisa mengenal kampung wisata yaitu paket wisata yang ditawarkan, manfaat kunjungan, pelayanan informasi mengingat konsep agrowisata melalui kampung wisata masih sangat sedikit. Kenyamanan yang didapat, tingkat kebersihan dan keamanan yang ada sangat diinginkan oleh pengunjung. Sedangkan berdasarkan pemeringkatan kekuatan utama yang di~niliki oleh pemsahaan yaitu faktor kondisi udara yang sejuk, rekreasi yang ditawarkan bersifat mendidik (edukatif). Kekuatan utama lainnya adalah paket wisata yang unik, dan adanya pondokan yang tersedia bernuansa pedesaan. Berdasarkan pembobotan rnaka dapat diketahui bahwa keberadaan faktor udara yang sejuk dan alam yang indah merupakan faktor kekuatan terpenting dibandlngkan dengan kekuatan yang lainnya.

(34)

manfaat, kenyamanan, keamanan dan kebersihan. Atribut yang cukup penting menurut pengunjung antara lain akses transportasi, harga, sikap karyawan/ pernandu wisata, jalan keluarl masuk, pelayanan informasi dan pengetahuan k a r y a w d pemandu wisata. Sedangkan atribut yang kurang dtpentingkan adalah respon, kemampuan komunikasi karyawad pemandu wisata, promosi dan tanggapad penanganan terhadap keluhan. Analisis penilaian kualitas pelayanan dengan menggunakan analisis kuadran menghasilkan atribut kelengkapan fasilitas dan pengetahuan karyawad pemandu wisata sebagai prioritas utama untuk segera diperbaiki agar kepuasan pengunjung kampoeng wisata cinangneng meningkat. Karena atribut tersebut memiliki tingkat kepentingan yang tinggi tapi pelaksanaannya kurang baik. Untuk ahibut paket wisata, manfaat kunjungan, pelayanan informasi, kenyamanan, kebersihan dan keamanan merupakan atribut yang menjadi kekuatan bagi Kampoeng Wisata Cinangneng.

(35)

III.METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Trend agrowisata yang semakin berkembang dapat dilihat dari semakin bertambahnya permintaan terhadap agrowisata tiap tahunnya mendorong semakin bermunculannya wisata-wisata yang berjenis agrowisata. Wisata Kampung Cendawasari sebagai kawasan wisata yang baru terbentuk menawarkan alternatif tujuan wisata baru dimana Wisata Kampung Cendawasari menerapkan konsep yang unik karena memadukan antara wisata budaya dengan agrowisata yang berbasiskan masyarakat. Dengan keunikan yang bersifat lokal ini maka konsurnen akan ditawarkan paket-paket wisata yang berbeda yang tidak ada di tempat lain. Selain itu melalui pengembangan kampung wisata ini akan memberikan nilai

tarnbah

terhadap produk pertanian dan budaya daerah. Langkah pertama yang dilakukan untuk merumuskan strategi pemasaran pada Wisata Kampung Cendawasari adalah dengan mengetahui secara rinci tentang gambaran Wisata Kampung Cendawasari di Kecamatan Leuwiliang. Visi dan misi perusahaan diidentifikasi untuk mencari tujuan jangka panjang dan jangka pendek perusahaan. Visi dan misi memegang peranan penting terhadap keberhasilan pengembangan strategi dan keberhasilan tujuan a h r perusahaan.
(36)

Wisata Kampung

I

Cendawasari

Visi dan Misi

u

Strategi Pemasaran

Wisata Kampung Cendawasari

Identifikasi Strategi Pemasaran Wisata Kampung Cendawasari

h

Alternatif Strategi Pemasaran

I

Identifikasi Faktor- faktor penyusunanan

Strategi Pemasaran Wisata Kampung

Cendawasari

I

Rekomendasi Strategi Pemasaran bagi Wisata Kampung Cendawasari

Metode AHP

Gambur I. Alur Kerangka Pemikiran Konseptual

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

(37)

begitu pengelolaan kawasan wisata ini sudah dilakukan dengan baik karena sudah terbentuk organisasi yang khusus menangani dan mengelola kawasan wisata tersebut. Masih banyak potensi-potensi di desa yang belum dikembangkan sebagai paket wisata yang menarik. Kawasan wisata yang masih asri dan alami lengkap dengan keunikan keunikan yang dimilikinya (rumah tradisional, makanan khas daerah) bisa dimungkinkan sebagai alternatif wisata yang memikat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2009.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner, wawancara dan pengamatan secara langsung/observasi. Pemilihan responden dalam wawancara dilakukan secara sengaja (purposive), responden merupakan para ahli yang mengetahui dan memahami tentang situasi yang sedang ditelaah. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur berupa buku-buku dan Website yang relevan dengan penelitian ini.

3.4 Metode Pengambilan Sampel

Pemilihan responden pada penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan responden tersebut paham mengenai shategi pemasaran dan besarnya peranan responden yang dipilih dalam melaksanakan kegiatan pemasaran tersebut.

(38)

3.5 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan AHP. AHP akan memberikan perurnusan altematif strategi pemasaran dan prioritas strategi pemasaran yang sesuai b a a Wisata Kampung Cendawasari. Berdasarkan kerangka ke j a AHP, penelitian ini diawali dengan pengumpulan data dan informasi yang digunakan untuk menyusun struktur hirarki. Struktur hirarki disusun sesuai dengan kebutuhan dan didasarkan pada teori dalam literatur dan wawancara dengan pihak perusahaan yang menguasai dan bertindak sehagai pengambilan keputusan. Kuesioner diherikan untuk memberikan pemhobotan setiap elemen pada setiap tingkat. Data yang diperoleh kemudian di proses dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan software Expert Choice 2000. Menurut Marimin (2004), langkah-langkah untuk melihat prinsip kerja AHP adalah :

1. Perumusan Masalah

a. Penentuan sasaran yang ingin dicapai b. Penentuan kriteria pemilihan

c. Penentuan altematif pilihan

Informasi mengenai sasaran, kriteria dan alternatif tersebut kemudian disusun dalam bentuk diagram seperti terlihat pada gamhar 1.

I

/

KRITERIA 1

I

Gumhm 2. Contoh struktur hirurki dulum AHP

2. Pembohotan kriteria

(39)

a. Menentukan bobot secara sembarang

b. Melnbuat skala interval untuk menentukan ranking setiap kriteria c. Menggunakan prinsip kerja A m , yaitu perbandingan berpasangan

(painvise comparison), tingkat kepentingan (importance) suatu kriteria relatif terhadap kriteria lain dapat dinyatakan dengan jelas. Misalnya hasil perbandingan berpasangan untuk contoh di atas adalah :

Tabel 4. Contoh Matriks perbandingan berpasangan

Matriks diatas akan diolah untuk menentukan bobot dari kriteria, yaltu dengan jalan menentukan nilai eigerz (eigenvector). Prosedur untuk mendapatkan nilai eigen adalah :

a. Kuadratkan matriks tersebut

b. Hitung jumlah dari setiap bans, kemudian lakukan normalisasi c. Hentikan proses ini bila perbedaan antara jumlah dari dua

perhitungan berturut-turut lebih kecil dari suatu nilai batas tertentu.

4. Pembobotan altematif

Susunlah matriks berpasangan untuk altematif-altematif bagi setiap kriteria, misalnya untuk kriteria 2 adalah :

Tabel 5. Contoh matriks perbandingan berpasangan untuk kriteria 2

KRITERIA 3 3

4

111 3. Penyelesaian dengan manipulasi data

KRITERIA 2 % 111 1/4 GOAL KRITERIA 1 KRITERIA 2

KRITEIRA 3

ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2

ALTERNATIF 3

ALTERNATIF 4

KRITERIA 1 111

2

113 1 1 4 '/4 6 2 Y4 1 1/4 4 3 4 4 1 5 4

1 I6

'/4

115

[image:39.602.76.508.76.831.2]
(40)

Cara menghitung nilai eigen alternatif dari kriteria di atas adalah dengan cara yang sama seperti menghitung nilai eigen kriteria. Jawaban dapat diperoleh dengan jalan mengalikan matriks nilai eigen dari alternatif dengan matriks bobot kriteria.

5. Penyelesaian dengan persamaan matematik

Ada 3 langkah untuk menentukan besarnya bobot : a. Langkah 1 :

wi/ wj = aij(i,j = 1,2, ..., n)

Wi = bobot input dalam baris Wj = bobot input dalam lajur b. Langkah2 :

w - = a . . w . ( i ' - 1 2

I 1,

,

J - 3 ,...,"

Untuk kasus-kasus umum yang mempunyai bentuk :

wi = rataan dari ailwl,

...,

ai,w,

c. Langkah 3 :

Bila perkiraan a, baik akan cenderung untuk dekat dengan nisbah wi/wj. Jika n juga berubah maka n diubah inenjadi hmaks sehingga diperoleh :

Pengolahan Horisontal

Pengolahan horisontal dimaksudkan untuk lnenyusun prioritas elemen keputusan setiap tingkat hierarki keputusan.

i. Perkalian baris (2) dengan mmus :

(41)

eVpi adalah elemen vektor prioritas ke-i iii. Perhitungan nilai eigen ~naksimum

VA = aij x VP dengan VA = (V,i) ... (5)

VB = VANP dengan VB = (Vbi) ... ( 6 )

VA = VB = Vektor antara

iv. Perhitungan indeks konsistensi ratio

Pengukuran ini untuk mengetahui konsistensi jawaban yang akan berpengaruh kepada kesahihan hasil.

Penrrolahan Vertikal

Pengolahan ini digunakan untuk menyusun prioritas setiap elemen dalam hierarki terhadap sasaran utama. Jika NPpq didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama, maka :

W P ~ - -

2

NPf@q(l, q - 1) x NPTt(q- 1) ... ..(9)

1 4

Untuk p = 1,2,.. . ,r

T = 1,2,

...,

s

Dimana :

* ~ q = niiai prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utaina

*Hw = nilai prioritas elemen ke-p pada tingkat ke-q

(42)

6. Consistensi Ratio

Merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. Untuk mengetahui apakah CI dengan besaran tertentu cukup baik atau tidak, perlu diketahui rasio yang dianggap baik, yaitu apabila CR 5 0.1

CR = indeks konsistensi

[image:42.595.80.477.73.781.2]

CI = consistency ratio RI = random index

Tabel 6. Nilai Random Index (RI) pada berbagai n

I I I

Sumber : Firdaus dan Afendi, 2008 N (Jumlah

Faktor)

2

3 4 5 6 7 8 9

7. Penggabungan pendapat responden

Pendapat yang konsisten kemudian digabungkan dengan menggunakan RI

0 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45

rata-rata geometrik.

-

XG

= rata-rata geometrik

n = jumlah responden

Xi

= penilaian oleh responden ke-i
(43)

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perulnusan strategi pemasaran, aktor yang berkepentingan clan tujuan yang ingin dicapai oleh Wisata Kampung Cendawasari maka dapat disusun struktur hierarki sebagai berikut.

PROD

1

Ganzbar 3. Slruktur Hzerurki Strutegz Penzasa~un Wrsalu Kampung Cendawasarr.

Tingkat 1 : Goal yang menjadi fokus permasalahan yang ingin dipecahkan dengan metode AHP.

Tingkat 2 : Hal-ha1 yang menjadi faktor penyusun strategi pemasaran Keterangan :

PRO : Produk

HAR : Harga

Prom : Promosi

HAR PROM

I

I

I

P4W IPB

MPKM

PROM LOK

I

I

I

CAMAT

MKW

B FIs

KETCend

- KADES

I

I

I

SDM

Kadin

(44)

LOK : Lokasi

SDM : Sumber daya manusia PROS : Proses

L Kon : Layanan Konsumen B Fis : Bukti Fisik

Tingkat 3 : Aktor yang berperan dalam pengambilan keputusan strategis Keterangan :

KADES : Kepala Desa kawasan wisata Cendawasari KADIN : Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor KETCend : Ketua Wisata Kampung Cendawasari CAMAT : Camat leuwiliang

P4W IPB : Pusat pengkajian perencanaan dan pengembangan wilayah Tingkat 4 : Tujuan yang ingin dicapai Kampung Wisata Cendawasari dalain pelaksanaan strategi pemasaran

Keterangan :

MPKM : Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat MKW : Meningkatkan kunjungan wisatawan

Tingkat 5 : Alternatif, yaitu hai-ha1 yang dirumuskan sebagai pilihan yang akan direkomendasikan sebagai hasil untuk mencapai tujuan penelitian

Keterangan :

A : Penggunaan teknologi sebagai sarana promosi yang optimal.

: Menawarkan paket wisata kampung bagi anak-anak sekolah dan untuk family gathering bagi perusahaan- perusahaan.

: Bekerjasama dengan AWAI (Asosiasi Wisata Agro Indonesia) dan biro pejalanan agar kegiatan kampung wisata dapat inenjadi bagian dari pe jalanan.

(45)
(46)

4.1 Gambaran Umum Lokasi PeneIitian

4.1.1 Sejarah Wisata Kampung Cendawasari

Wisata Kampung Cendawasari dibentuk pada bulan November 2008 yang merupakan bagian dari Agropolitan Cendawasari yang terbentuk dengan difasilitasi oleh berbagai pihak termasuk oleh Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) Institut Pertanian Bogor

serta Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut

Pertanian Bogor. Secara historis kawasan Cendawasari (Cengal, Nariti, Darmabakti, Wanakarya, Sumberjaya dan Rawasari) berada di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor dan berada di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Proses panjang telah ditempuh oleh masyarakat sekitar, yakni dengan membuka kesadaran kolektif masyarakat, memotivasi dan mendorong masyarakat untuk bergerak memajukan dan membangun kemandirian masyarakat, mendorong terbentuknya lembaga lokal yang berdaya dan berbasiskan masyarakat.

Agropolitan Cendawasari bertujuan untuk membangun Agro yang berupa Agrobisnis, Agrowisata dan Agroindustri. Wisata kampung Cendawasari merupakan bagian dari agrowisata dimana pengelolaan potensi wisatanya melalui paket wisata berbasiskan masyarakat Kampung Nariti sebagai model tahap awal, disini dilakukan pendokumentasian, penentuan konsep paket-paket wisata, membangun dan memperkuat basis masyarakat (tokoh lokal, pemuda, ibu-ibu dan anak-anak) serta mengadakan paket-paket pelatihan secara bertahap (Guide, Outdoor Activity, analisis usaha dan sebagainya). Kawasan Cendawasari selain berpotensi untuk menjadi kawasan Agropolitan memiliki potensi juga untuk dijadikan kawasan Agrowisata. Ini dikarenakan kawasan Cendawasari memiliki kondisi alarn yang masih asri dan alami. Melihat potensi wisata a g o tersebut maka terbentuklah kawasan Wisata Kampung Cendawasari Yang berbasiskan masyarakat dimana masyarakat sebagai pendiri dan pengelola Wisata

(47)

Pada awal berdirinya, Wisata Kampung Cendawasari bekerjasama dengan komunitas masyarakat tegal gundil yaitu Nectar untuk memperkenalkan Wisata Kampung Cendawasari kepada calon wisatawan. Pada tahap awal, Nectar membantu Wisata Kampung Cendawasari untuk mendapatkan wisatawan dengan membuatkan buklet dan brosur wisata dan memperkenalkan Wisata Karnpung Cendawasari kepada Komunitas Masyarakat Tegal Gundil tersebut. Wisatawan yang pertama kali datang ke Wisata Kampung Cendawasari adalah wisatawan dari Nectar tersebut.

Wisaia Kampung Cendawasari bekerjasama dengan Nectar juga membuat paket-paket wisata dan menentukan harga yang sesuai dengan paket wisata tersebut, bekerjasama dalam pengadaan alat-alat outbound dan alat-alat catnping, memberikan masukan-masukan dan pembinaan awal bagaimana cara mempergunakan alat-alat outbound dan camping tersebut dan pembinaan bagaimana melayani wisatawan yang datang. Diharapkan kedepannya, Wisata Kampung Cendawasari mampu memasarkan sendiri kepada calon wisatawan. Ini dikarenakan Nectar hanya membantu dalam pembinaan awal saja.

4.1.2 Visi dan M i s i

Visi adalah cita-cita masa depan yang ada dalam benak pendiri yang kin-kira mewakili seluruh anggota perusahaan sedangkan misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi lnudah dimengertj atau jelas bag^ seluruh staf perusahaa (Umar, 2008). Wisata Kampung Cendawasari memiliki visi yaitu masyarakat sejahtera melalui agribisnis berbasis masyarakat. Sedangkan misi yang dimilikinya yaitu penguatan kelembagaan dengan peningkatan kapasitas SDM, penguatan permodalan, fasilitas pemasaran dan jaringan pengembangan sarana- prasarana.

(48)

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur kepengurusan Wisata Kampung Cendawasari terdiri dari : 1. Dewan penasehat

Dewan penasehat di kepengurusan Cendawasari ini merupakan orang tua atau sesepuh kampong di kawasan Cendawasari. Dewan penasehat bertugas meniberikan masukan-masukan, nasehat-nasehat dan mengawasi kegiatan pengelolaan Wisata Kampung Cendawasari.

2. Dewan pembina

Dewan Pembina bertugas membanty membina dan membimbing dewan pengurus dalam pegelolaan Wisata Kampung ini. Dewan Pembina juga membantu dalam penyusunan program kerja.

3. Dewan pengurus

Dewan pengurus bertugas untuk mengelola secara langsung operasional dari Wisata Kampung Cendawasari. Dewan pengurus memiliki beberapa divisi, yaitu : Divisi Permodalan, Divisi Produksi, Divisi Pemasaran, Divisi Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Divisi Jaringan, Divisi Pemberdayaan Perempuan.

(49)

4.1.4 Strategi Pemasaran yang Dilakukan Wisata Kampung Cendawasari Wisata Kampung Cendawasari telah melancarkan berbagai aktivitas pemasaran untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkannya. Aktivitas pemasaran yang telah dilaksanakan oleh Wisata Kampung Cendawasari antara lain :

1. Produk

Kegiatan strategi pemasaran Wisata Kampung pada faktor produk yang telah dilakukan saat ini adalah dengan membuat produk jasa berupa paket wisata kampung untuk wisatawan rombongan. Paket wisata kampung yang &tawarkan tersebut tidak hanya berjalan-jalan menelusuri kehidupan masyarakat tradisional saja, tetapi juga dikemas dengan menambahkan kegiatan-kegiatan lain yang mendidik dan bermanfaat, seperti bagaimana bercocok tanam, bagaimana membajak sawah, dan mengenal tumbuhan-tumbuhan yang berada di kawasan wisata tersebut. Selain itu wisatawan juga ditawarkan makanan-makanan tradisional daerah tersebut. Wisata Kampung Cendawasari juga menawarkan paket wisata dimana wisatawan sendiri yang memilih kegiatan-kegiatan yang akan diikuti disesuaikan dengan keinginan wisatawan (Nature Event Organizer).

2. Harga

Harga yang ditawarkan oleh Wisata Kampung Cendawasari berkisar antara 100.000-400.000 rupiahlorang tergantung dari paket wisata yang diambil oleh wisatawan. Strategi pemasaran harga yang ditetapkan oleh Wisata Kampung Cendawasari adalah dengan menerapkan harga yang tidak bersifat mutlak Wisatawan bisa melakukan negosiasi harga untuk mendapatkan harga yang relatif lebih mutah.

3. Tempatl lokasi

(50)

serta belum adanya pengaturan-pengaturan hiasan yang dapat mempercantik kawasan tersebut.

4. Promosi

Kegiatan promosi yang sudah dilakukan oleh Wisata Kampung Cendawasari antara lain :

a. Brosur

Brosur adalah media iklan berupa selebaran cetak berbahan kertas dengan lay out yang menarik dan bermaterikan produk yang ingin di dipromosikan. Sebagai media iklan, brosur memiliki keunggulan dalam kemudahan menjangkau konsumen, karena brosur ini dibagdcan secara langsung kepada konsumen. Brosur Wisata Kampung Cendawasari menampilkan paket-paket wisata yang ditawarkan beserta dengan harganya. Foto-foto kegiatan wisata serta alamat clan contact person yang bisa dihubungi

untuk

memesan paket wisata tersebut.

b. Spanduk

Spanduk adalah media iklan yang terletak di luar ruangan. Pemasangan untuk spanduk ini diletakkan di daerah-daerah strategis di pinggir jalan yang dapat terjangkau dan dapat dilihat oleh calon wisatawan. Diharapkan spanduk menjadi media awal dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap keberadaan Wisata Kampung Cendawasari.

c. Publisitas di Media Massa

(51)

5. Orang (people)

Sebagian besar jasa diberikan oleh orang, maka pemilihan, pelatihan, dan motivasi karyawan dapat menghasilkan perbedaan yang sangat besar dalam kepuasan pelanggan (Kotler, 2005). Sebagai model tahap awal, di Wisata Kampung Cendawasari dilakukan pendokumentasian, penentuan konsep paket-paket wisata, membangun dan memperkuat basis masyarakat (tokoh lokal, pemuda, ibu-ibu dan anak-anak) serta mengadakan paket-paket pelatihan secara bertahap (Guide, Outdoor Activity, analisis usaha dan sebagainya).

6. Proses

Wisata Kampung Cendawasari belum rnampu memenuhi kebutuhan peralatan dan fasilitas sendiri karena wisata ini masih b m berdiri. Wisata Kampung Cendawasari bekejasama dengan Nectar yang memiliki alat-alat oufboz~nd

dan

alat-alat carrrpirrg untuk kegiatan operasonal wisatanya Wisata Kampung Cendawasari juga bekerjasama dengan warga sekitar menyewa beberapa lahan sawah milik warga, kerbau dan kolam ikan serta lzomesfay. Sistem pembayaran swanya menerapkan sistem bagi hasil.

7. Layanan konsumen

Wisata Kampung Cendawasai menerapkan keramahan dan kesantunan dari mrganya &lam melayani wisatawan yang berkunjung menjaga sikap dan perilaku peke ja, menjaga kecepatan dan kesigapan dalam menanggapi keluhan dari wisatawan

8. Bukti fisik

Wisata Kampung C e n d a d menawarkan bukti fisik yang berupa brosur, penampitan pekeja yang sopan, lahan parkir untuk kendaraah, fasilitas MCK clan lain-lain.

Kegiatan STP (Segme~ttation, Targetting dan Positioning) yang dilakukan oleh Wisata Kampung Cendawasari adalah :

1. Segmentation

(52)

dilayani oleh Wisata Kampung Cendawasari mencakup wilayah Kota Bogor, Kabupaten Bogor (temtama daerah Leuwiliang), dan Jakarta.

2. Targetting

Target pasar yang dilakukan oleh Wisata Kampung Cendawasari adalah wisatawan yang tinggal didaerah Kotd Kabupaten Bogor dan Jakarta dimana wisatawan yang dicari adalah wisatawan berombongan, khususnya anak-an& sekolah (SD, SMP, SMA). Wisata Kampung Cendawasari belum mampu melayani wisatawan individu dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana.

3 . Positioning

Posilionzng yang dilakukan oleh Wisata Kampung Cendawasari adalah dengan menanamkan nilai kepada calon wisatawan bahwa Wisata Kampung Cendawasari merupakan wisata alam yang unik dan berbasiskan masyarakat.

4.2 Analisis Faktor, Aktor, Tujuan dan Alternatif Strategi Pemasaran Wisata Kampung

AHP akan memberikan perumusan alternatif strategi pemasaran dan prioritas strategi pemasaran yang sesuai bagi Wisata Kampung Cendawasari dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi, aktor yang memiliki peran dalam penyusunan strategi serta tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan hasil wawancara dan studi literatur, terdapat 8 faktor yang menjadi pertimbangan dalam perumusan strategi pemasaran Wisata Kampung Cendawasari, yaitu :

a Produk

(53)

Cendawasari Village Tourism

Paket wisata ini ditujukan untuk para wisatawan yang ingin menikrnati hidup dalam kesederhanaan di sebuah kampung dengan keindahan alam, kesejukan udara dan keramahan penduduk sekitar. Wisatawan dapat melihat kehidupan keseharian dari penduduk desa, menikmati makanan tradlsional, melihat kesenian tradisional. Youth Ca~np Adventure

Youtlz Camp Adventure adalah perkemahan yang diperuntukan bagi anak-anak sekolah (SD, SMP, SMA) yang ingin merasakan hidup di alam, berbaur dengan berbagai jenis tumbuhan liar, berpetualang malam, game malam, tidur di tenda, dan berpetualang di alam hebas.

Science, Fun and Creativity

Paket wisata ini menawarkan metode Learn From Experience, yaitu belajar dari pengalaman Dengan metode ini maka pengetahuan bisa didapatkan dengan cara yang unik dan menyenangkan Program ini ditawarkan untuk anak-anak sekolah (SD, S M P , SMA). Wisatawan akan &perkenallcan dengan jenis- jenis pohon dan tumbuhan yang ada disana seperti, manggis,

melinjo, hingga sayuran-sayuran. Outbound Program

Program ini dirancang bagi wisatawan untuk memotivasi din, meningkatkan kerjasama dengan orang lain, dan meningkatkan jiwa kepemimpinan. Menggunakan alam sebagai media belajar, diliputi suasana yang menyenangkan akan membuat \visatawan semakin tertantang untuk mengikuti program ini.

0 Nature Event Organizer

(54)

b. Harga

Harga yang ditawarkan untuk benvisata di wisata kampong cendawasari ini didasarkan atas paket wisata yang ada di Cendawasari. Harga dsusun berdasarkan paket wisata dan sasaran wisatawannya. Daftar harga untuk tiap paket wisatanya adalah sebagai berikut :

Cendawasari Village Tourism

Paket pelajar : 176.000 Rupiahlorang Paket mum : 200.000 Rupiah/ Orang

Fasilitas peserta : makan tradisional 1 kali, makanan ringan tradisional 2 kali, transportasi lokal, petik manggis 1 kg1 orang, tangkap ikan di balong, bajak sawah, menanam padi, jZyzng fox, telusuri sungai, es kelapa dawegan, jalan-jalan ke kebun organik

Keluarga : 698.000 Rupiah/ keluarga (4 orang)

Fasilitas peserta : makan tradisional 1 kali, makanan ringan tradisional 2 kali, transportasi lokal, petik manggis 3 kg/ orang, tangkap ikan di balong, bajak sawah, menanam padi, flying fox,

telusuri sungai,

Gambar

Tabel 1. Objek Wisata yang terdapat di Kabupaten Bogor tahun 2007
Tabel 4. Contoh Matriks perbandingan berpasangan
Tabel 6. Nilai Random Index (RI) pada berbagai n
Tabel 7. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal
+5

Referensi

Dokumen terkait

Data pada tabel 2 dan grafik 2 menunjukkan peningkatan kemampuan motorik halus anak kelompok A TK Alam Rizkia, Cimpaeun- Tapos, Kota Depok yang berjumlah 16 orang

Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen, ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen,

Hasil analisis shift share dan location quotient menunjukkan bahwa sektor industri manufaktur memiliki perkembangan dan kontribusi yang baik bagi perekonomian, tetapi

Dari uraian di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk aktivitas sosial yang dilaksanakan PT Petrokimia Gresik terkait dengan dampak yang ditimbulkan dan

Penggunaan akad pada produk pembiayaan BSM cicil emas tersebut telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Nomor 77/DSN- MUI/V/2010 tentang jual beli

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif dimana realita akan pengimitasian budaya pop Korea melalui televisi yang

Dokumen ini dikembangkan oleh Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LP3) ITERA mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Pendidikan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, struktur antrian yang diterapkan pada pelayanan pembelian tiket di Bioskop 21 Mall Panakkukkang adalah Singel Channel Single