Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
PENGEMBANGAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS DARMA AGUNG
MEDAN
KERTAS KARYA
D I S U S U N
OLEH
NAMA : NEPRYJANA TOBING NIM : 062201040
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN DAN NFORMASI
MEDAN
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
Lembar Persembahan
Yunus 2 : 9b “ Apa yang kunazarkan akan ku bayar . Keselamatan
adalah dari Tuhan “
Lembaran ini kupersembahkan untuk keluarga yang sangat ku kasihi
dan ku cintai
Teristimewa untuk orang tua ku Ayahanda Drs. James H. L. Tobing dan
Ibunda Rolina E. Sidabutar , yang telah banyak memberikan bantuan moril
maupun material dan motivasi dalam menyelesaikan kertas karya ini.
Terima kasih Pa…
terima kasih Ma atas segalanya…
Semoga Tuhan membalas kebaikan Papa dan Mama.
Terkhusus buat saudara ku yang ku sayangi
Kakak ku Sepbryna Tobing
Adik ku Julius Hamonangan L.Tobing
Adik ku yang termanis Yuntari Priscilla Helene Tobing
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009. LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma
Agung Medan
Oleh : Nepryjana Tobing
Nim : 062201040
________________________________________________________________________
Program Studi D-III Perpustakaan dan Informasi
Ketua Program Studi : Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si
NIP : 130802473
Tanda Tangan :
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009. LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Kertas Karya : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma
Agung Medan
Oleh : Nepryjana Tobing
Nim : 062201040
________________________________________________________________________
Dosen Pembimbing : Drs. Syakirin Pangaribuan, SH
NIP : 131269204
Tanda Tangan :
Tanggal : Juni 2009
Tim Pembaca : Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si
NIP : 130802473
Tanda Tangan :
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
perlindungan-Nya yang tiada henti berlimpah dan kasih karunia-Nya serta bimbingan-Nya
kepada penulis selama menjalani studi perkuliahan dan dalam menyelesaikan kertas karya ini
Dalam penyelesaian kertas karya dengan judul “ PENGEMBANGAN KOLEKSI
PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN “, guna untuk
melengkapi syarat dalam memperoleh gelar Ahli Madia Perpustakaan pada Program Studi
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa isi dari kertas karya ini belumlah sempurna baik materi
maupun penyajiannya, yang disebabkan terbatasnya tingkat pengetahuan dan kemampuan
penulis untuk mengemukakan isi kertas karya ini. Oleh karena itu penulis akan selalu
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun.
Pada penulisan kertas karya ini, penulis telah mendapat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si, selaku Ketua Program Studi D-III
Perpustakaan dan selaku Dosen Pembaca yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaiakan kertas karya
ini
3. Bapak Drs. Syakirin Pangaribuan, SH, selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dan menyediakan waktu selama penulisan kertas karya ini
berlangsung.
4. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, selaku dosen wali penulis, yang telah memberikan
dorongan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
5. Seluruh staf pengajar pada Program Studi D-III Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis.
6. Ibu Rospika Simarmata, S.Sos, selaku Kepala Perpustakaan Perpustakaan
Universitas Darma Agung Medan yang telah membantu penulis dalam
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
7. Ayahanda Drs. James H. L. Tobing dan Ibunda Rolina E. Sidabutar selaku orang
tua penulis yang selalu memberikan dukungan baik batuan moril maupun materil
kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan kertas karya ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada kakak tersayang Sepbryna Tobing, adik ku
yang ku kasihi Julius L.Tobing dan Yuntari Priscilla Helene Tobing yang tiada
henti memberikan motivasi dalam penyelesaian kertas karya ini.
8. Buat teman-teman dari stambuk 06 yang ku sayangi Lona Hutagallung, Riris Desi
Ujung, Belli Simanjuntak, Agatha Rebecca Rajaguk-guk, dan buat teman-teman
ku yang tidak disebut namanya terima kasih atas dukungan dan motivasi. ( keep
Rock n Roll )
9. Teman-teman kos di Ganefo 18 ( K’Sondang, Eva, Juni, K’Mondang, K’Des,
Tita, Lina ) terima kasih atas dukungannya. GBU
10.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Idun Sinaga yang telah
memberikan dukungan dan motivasi dalam penulisan kertas karya ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga kertas karya ini dapat
berguna bagi kita semua. Amin
Medan, Juni 2009
Penulis,
Nepryjana Tobing
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 4
2.1.1 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5
2.2 Pengembangan Koleksi ... 6
2.2.1 Pengertian dan Tujuan Pengembangan Koleksi ... 6
2.2.2 Kebijakan Pengembangan Koleksi ... 8
2.2.3 Kegiatan Pengembangan Koleksi………... 9
2.3 Pemilihan Bahan Pustaka... 10
2.3.1 Alat Bantu Pemilihan Bahan Pustaka ... 11
2.3.2 Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka ... 12
2.3.3 Kewenangan Pemilihan Bahan Pustaka ... 13
2.4 Pengadaan Bahan Pustaka ... 13
2.4.1 Pembelian ... 14
2.4.2 Sumbangan / Hadiah ... 15
2.4.3 Tukar-menukar ... 16
2.5 Inventarisasi Bahan Pustaka ... 16
2.6 Stock Opname ... 17
2.7 Weeding ... 19
BAB III PENGEMBANGAN KOLEKSI PADA PEPUSTAKAAN UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN 3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan ... 21
3.2 Struktur Organisasi ... 22
3.3 Koleksi Perpustakaan ... 23
3.4 Anggaran Perpustakaan ... 25
3.5 Tenaga Perpustakaan ... 25
3.8 Inventarisasi... 29
3.9 Perawatan Bahan Pustaka ... 30
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 32 B. Saran ... 33
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Perkembangan perpustakaan di Indonesia telah berkembang dengan bertahap, seiring
dengan salah satu tujuan pembangunan tersebut yaitu untuk meningkatkan kecerdasan serta
kehidupan bangsa. Banyak hal yang telah dilakukan oleh para pustakawan ataupun dari pihak
lain untuk membangun perpustakaan, khususnya dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan.
Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang memberikan layanan informasi dan
menjadi tempat pelestarian hasil budaya bangsa dalam bentuk bahan pustaka yang tercetak
maupun terekam untuk tujuan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan,
penelitian, serta pengabdian masyarakat. Dari tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan harus dapat memenuhi permintaan para pengguna perpustakaan dan mampu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan cepat.
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu alat ukur yang dipakai dalam
penentuan keberadaan suatu universitas atau perguruan tinggi. Hal ini berarti perpustakaan
dikatakan sebagai alat ukur karena keberadaan perpustakaan menentukan, dan menjembatani
kebutuhan mahasiswa akan informasi dengan pengajar atau dosen yang mengarahkan dan
membimbing mahasiswa. Dengan demikian perpustakaan perguruan tinggi tidak hanya
menjadi jantung sebuah perguruan tinggi namun berkembang menjadi pusat pembelajaran,
melalui perpustakaan telah tercipta suatu hubungan segitiga. Hubungan tersebut adalah antara
mahasiswa dengan pustakawan dan dosen atau pengajar, yang membimbing mahasiswa.
Perpustakaan di tingkat lembaga pendidikan perguruan tinggi sebenarnya telah lama
ada dan telah berkembang sesuai dengan perkembangan perguruan tinggi tersebut. Namun
belum berperan sebagaimana perpustakaan perguruan tinggi yang baik. Ini disebakan
kurangnya perhatian dari pihak sivitas akademika untuk mengembangkan jenis koleksi
perpustakaan, maka karena itu koleksi yang tersedia kurang relevan dengan kebutuhan
pengguna perpustakaan dan juga kurangnya minat mahasiswa untuk memanfaatkan
perpustakaan tersebut.
Pengembangan koleksi dari suatu perpustakaan tidak terlepas dari peranan suatu
perpustakaan perguruan tinggi dari keseluruhan, karena suatu perpustakaan perguruan tinggi
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
besar dalam upaya untuk meningkatkan serta mencerminkan tujuan dan arah lembaga
induknya.
Pengembangan koleksi perpustakaan tidak terlepas dari pembinaan koleksi yang
merupakan salah satu kegiataan pelayanan teknis yang dilakukan perpustakaan dalam upaya
meningkatkan kualitas perpustakaan dan mutu pelayanan informasi kepada pengguna
perpustakaan. Pada umumnya perguruan tinggi mengembangkan beberapa ilmu termasuk
bidang informasi studi secara lebih mendalam.
Dalam pengembangan koleksi yang baik, maka sebuah perpustakaan dituntut untuk
selalu dapat berperan aktif dengan menyediakan informasi yang mutakhir yang dibutuhkan
oleh setiap pengguna. Penyediaan koleksi yang sesuai terkait dengan pengembangan koleksi
( collection development ) yang dijadikan sebagai pedoman pengadaan, dasar dalam
perencanaan oleh pustakawan. Kegiatan pengembangan koleksi juga dapat menjadi acuaan
bagi pustakawan dalam membangun koleksi di perpustakaan.
Maka karena itu perpustakaan harus mampu mendukung segala kebutuhan informasi
studi yang menjadi bidang pengembangannya, sehingga koleksi perpustakaan benar-benar
bermanfaat bagi para pengguna perpustakaan.
Dari uraian di atas, maka permasalahan dari pengembangan perpustakaan perlu
diperhatikan serta menjadi masalah objek observasi penulis yang membahas segala sesuatu
mengenai “PENGEMBANGAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS
DARMA AGUNG MEDAN”. Dan yang menjadi permasalahan bagi penulis yaitu
bagaimana pengembangan koleksi pada perpustakaan Darma Agung.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui secara langsung pembahasan mengenai pengembangan koleksi
pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan
2. Untuk menambah wawasan penulis mengenai pengembangan koleksi pada
perpustakaan perguruan tinggi.
1.3 Ruang Lingkup
Sesuai dengan judul yang penulis pilih, penulis membatasi ruang lingkup kertas karya
yang berhubungan dengan kegiatan pengembangan koleksi, pemilihan bahan pustaka, proses
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
wedding. Pembatasan ruang lingkup tersebut bertujuan untuk dapat dipedomani dalam
penulisan kertas karya ini.
1.4 Metode Pengumpulan Data
a. Tinjauan literatur
Tinjauan literatur ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan
menggunakan bahan bacaan yang berhubungan dengan pembahasan kertas karya
ini yang bersifat teoritis yaitu dengan cara membaca buku, literatur dan sumber
lain yang mendukung dalam penulisan kertas karya ini.
b. Observasi
Informasi yang diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung
serta mengadakan wawancara dengan pustakawan yang bertugas pada
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Dari segi sejarah, perpustakaan tinggi adalah perpustakaan yang berada dibawah
pengawasan dan dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan utama yakni membantu
perguruan tinggi mencapai tujuannya. Kemudian perpustakaan perguruan tinggi tersebut
disebut dengan perpustakaan akademik.
Menurut Sulistyo-Basuki (1993: 51) dalam Pengantar Ilmu Perpustakaan menyatakan bahwa “ Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya”.
Perpustakaan Perguruan Tinggi memiliki tugas-tugas khas yang meliputi:
a. Memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Perguruan Tinggi yang lazimnya mencakup staf pengajar, mahasiswa dan staf administrasi Perguruan Tinggi.
b. Menyediakan bahan rujukan atau referensi pada semua tingkat akademis, mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga mahasiswa program pasca sarjana.
c. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat, guna bagi berbagai pemakai serta menyediakan ruang belajar bagi pemakai perpustakaan.
d. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan Perguruan Tinggi, tetapi juga lembaga industri lokal yang ada di sekitar Perguruan Tinggi tersebut.
Keberadaan perpustakaan perguruan tinggi, adalah merupakan pelaksana tridharma
perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Mahasiswa datang ke perpustakaan pada dasarnya untuk membaca literatur bagi
perkuliahannya. Tidak hanya itu, mereka juga ingin mendapatkan informasi yang lebih untuk
keperluan riset maupun untuk referensi thesisnya. Disinilah letak tanggungjawab
perpustakaan untuk menyediakan informasi yang diperlukannya, sehingga dengan koleksi itu
akan nampak efektifitas perpustakaan. Perpustakaan akan gagal dalam membawakan
misinya, apabila koleksinya tak mencukupi sehingga mahasiswa tidak menemukan apa-apa di
perpustakaan.
Lain halnya dengan staf pengajar, mereka datang ke perpustakaan untuk keperluan
mencari informasi yang up-to-date bagi perkuliahan yang mereka berikan, ataupun untuk
keperluan riset. Membangun sebuah perpustakaan untuk riset sangat mahal, karena tentunya
para pengajar menginginkan jumlah koleksi yang besar.
Yang termasuk perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan jurusan, fakultas,
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
pengabdiaan masyarakat, juga dimasukkan ke dalam kelompok perpustakaan perguruan
tinggi.
2.1.1 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi ( 2004 : 27 ) sebagai unsur penunjang
perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan perguruan tinggi memiliki
berbagai fungsi yaitu:
1. Fungsi Interprestasi
Perpustakaan ini sudah seharusnya memilki kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
2. Fungsi Edukasi
Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, dan oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran dalam setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
3. Fungsi Informasi
Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari informasi.
4. Fungsi Riset
Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi yang mutlak, dikarenakan pengaplikasiaannya dipakai untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.
5. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan harus menyediakan koleksi yang bersifat rekreatif yang berarti untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat, dan daya inovasi pengguna perpustakaan.
6. Fungsi Publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non akademika.
7. Fungsi Deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuaan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut Sulistyo-Basuki (1991:52) dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan
bahwasanya tujuan Perpustakaan perguruan tinggi adalah:
1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi.
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
3. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan.
4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai.
5. Menyediakan jasa informasi yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi harus
mampu memenuhi keperluan informasi bagi pengguna, menyediakan bahan pustaka yang
universal pada semua tingkat akademis, ruang belajar untuk pengguna serta pelayanan yang
cepat dan tepat.
2.2 Pengembangan Koleksi
2.2.1 Pengertian Pengembangan Koleksi dan Tujuan Pengembangan Koleksi
Pengembangan koleksi dimaksudkan untuk membina sebaik-baiknya sesuai dengan
kondisi perpustakaan dan masyarakat yang akan dilayani. Pengembangan koleksi merupakan
serangkaian proses atau kegiatan yang bertujuan mempertemukan pemakai dengan informasi
dalam lingkungan perpustakaan atau unit informasi.
Bahan pustaka yang beraneka-ragam jenis dan bentuk dihimpun oleh perpustakaan
untuk dijadikan koleksi perpustakaan dalam melayani kebutuhan pengguna. Menurut Yulia
(1993 : 11) menyatakan bahwa “Pengembangan koleksi adalah semua kegiataan untuk
memperluas koleksi yang terdapat di perpustakaan, terutama aspek seleksi dan evaluasi”.
Menurut Mustajab Pengembangan Koleksi Perpustakaan (21 Desember 2008 ) ALA
Glossary of Library and Information Science (1983) “Pengembangan koleksi merupakan
sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan penentuan dan koordinasi kebijakan seleksi, menilai kebutuhan pemakai, studi pemakaian koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi, seleksi bahan pustaka, perencanaan kerjasama sumberdaya koleksi, pemeliharaan koleksi dan penyiangan koleksi perpustakaan.”
Koleksi perpustakaan hendaknya selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan mampu mencerminkan kemajuan manusia di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Koleksi perpustakaan perguruan tinggi yang terdiri dari bahan berupa buku teks
sampai hasil karya-karya penelitian yang rumit. Maka karena itu perpustakaan dituntut untuk
mnegembangkan koleksinya.
Dalam menjalankan kegiatan pengembangan koleksi tidak terlepas dari pembinaan
koleksi. Pengembangan koleksi merupakan salah satu kegiatan pelayanan teknis yang harus
dilakukan oleh perpustakaan perguruan tinggi. Kegiatan ini meliputi pemilihan dan
pengadaan bahan pustaka, baik dengan cara pembelian, hadiah/sumbangan, tukar-menukar
dan penerbitan sendiri. Dengan demikian dapat diketahui sejauh mana seluruh rangkaian
kegiatan pengembangan koleksi yang telah mencapai sasaran akhir, yaitu
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan koleksi
perpustakaan terutama perpustakaan di perguruan tinggi, antara lain ukuran koleksi dan
pertimbangan koleksi itu sendiri. Ukuran koleksi meliputi : kondisi dan kualitas koleksi;
kuantitas pemakai; jumlah bidang studi; metode pengajaran; dan jumlah strata pendidikan di
perguruan tinggi yang meliputi D1,D2,D3, S1, S2, dan S3 akan memerlukan koleksi
perpustakaan yang lebih banyak dibandingkan dengan perguruan tinggi.
Maka karena itu, pengembangan koleksi harus ditangani secara cermat dengan
melibatkan seluruh unsur yang terlibat di dalamnya. Dengan demikian koleksi dapat
memenuhi kebutuhan para pengguna dan tercapainya tujuan perpustakaan perguruan tinggi
yaitu, mendukung, memperlancar dan meningkatkan kualitas pelaksanaan program kegiatan
perguruan tinggi yang bersangkutan.
Pengembangan koleksi pada perpustakaan merupakan aktivitas dini dari pembinaan
koleksi yang bertujuan untuk:
a. Menetapkan ketentuan pada rencana pengadaan bahan pustaka.
b. Menentukan metode dalam memperluas koleksi.
c. Mengadakan seleksi bahan pustaka sebelum melakukan kegiatan tentang
pengadaan bahan pustaka.
d. Mengadakan kerja sama pada unit pengadaan bahan pustaka yang dengan unit
lain.
e. Mengadakan evaluasi koleksi dan kepuasan pengguna perpustakaan.
Adapun tujuan pengembangan koleksi adalah untuk menambah koleksi perpustakaan
yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pengguna yang berubah dan
tuntutan pengguna masa kini serta masa mendatang.
Tujuan pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan
dengan kondisi serta kebutuhan pengguna agar perpustakaan dapat secara berencana
mengembangkan koleksinya.
Menurut Sulistiyo-Basuki dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan, ( 1991: 429 )
untuk menilai apakah perpustakaan berkwalitas atau tidak, dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Membandingkan koleksi perpustakaan dengan standar yang diterbitkan.
2. Membandingkan koleksi perpustakaan dengan koleksi perpustakaan sejenis, terutama dengan perpustakaan sejenis yang besar.
3. Melakukan kajian berapa banyak koleksi yang digunakan.
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009. 2.2.2 Kebijakan Pengembangan Koleksi
Kebijakan pengembangan koleksi merupakan sarana tertulis yang amat penting
fungsinya sebagai sarana perencanaan, sarana komunikasi, serta pedoman untuk setiap
tahapan proses pengembangan koleksi.
Di dalam pengembangan koleksi kegiatan yang dilakukan adalah memilih dan
mengadakan bahan pustaka yang disesuaikan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh
pustakawan bersama-sama dengan pengguna perpustakaan. Dengan maksud adalah untuk
mengembangkan bahan pustaka yang sesuai agar tercapai perpustakaan yang berkwalitas
sehingga dapat memenuhi keperluan pemakai secara efisien.
Kebijakan pengembangan koleksi merupakan alat perencanaan dan sarana untuk
mengkomunikasikan tujuan dan pengembangan koleksi perpustakaan. Agar kebijakan
pengembangan koleksi dapat dilaksanakan secara terarah, kebijakan pengembangan koleksi
harus disusun secara tertulis.
Menurut Akbar, Meidi Abdul dalam Pembinaan dan Pengembangan Koleksi
Perpustakaan ( 31 May 2008 at 3:10 pm ). Kebijakan pengembangan koleksi tertulis
berfungsi sebagai pedoman, sarana komunikasi, dan perencanaan, sebab kebijakan tersebut :
a. Menjelaskan cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya, agar diketahui oleh staf perpustakaan, pemakai, administrator, dan dewan pembina perpustakaan.
b. Memberi deskripsi yang sistematis tentang strategi pengelolaan dan pengembangan koleksi yang diterapkan diperpustakaan.
c. Menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi terjamin.
d. Menjadi standar atau tolok ukur untuk menilai sejauh mana sasaran pengembangan koleksi telah tercapai.
e. Membantu mempertanggung jawabkan alokasi anggaran.
f. Menjadi sarana komunikasi baik dengan masyarakat yang harus dilayani maupun pihak luar lain yang memerlukan informasi mengenai tujuan dan rencana pengembangan koleksi.
Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi ( 2004: 43 ) kebijakan
pengembangan koleksi didasari oleh asas berikut:
1. Kerelevanan
Koleksi hendaknya relevan dengan program pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat perguruan tingginya. Karena itu, perpustakaan perlu memperhatikan jenis dan jenjang program yang ada. Arah pengembangan pembelajaran jarak jauh ( distance learning ) atau pembelajaran maya (
e-learning ) juga akan sangat berpengaruh pada pilihan jenis media dari bahan
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
Pengembangan koleksi harus ditunjukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna. Pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah tenaga kerja, tenaga peneliti, tenaga administrasi, mahasiswa, dan alumni yang kebutuhannya akan informasi yang berbeda-beda.
3. Kelengkapan
Koleksi hendaknya jangan hanya terdiri atas buku ajar yang langsung dipakai dalam perkuliahan, tetapi juga meliputi bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada secara lengkap.
4. Kemutakhiran
Koleksi hendaknya mencerminkan kemutakhiran. Ini berarti bahwa perpustakaan harus mengadakan dan memperbaharui bahan perpustakaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
5. Kerja sama
Koleksi hendaknya merupakan hasil kerja sama semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan, tenaga pengajar, dan mahasiswa. Dengan kerrja sama, diharapkan pengembangan koleksi dapat berdaya guna dan berhasil guna.
Untuk mengadakan koleksi harus berpedoman kepada kebijakan pengembangan
koleksi yang dilakukan untuk mempermudah proses kerja pengembangan koleksi dan
kebijakan ini perlu diperlukan untuk mencapai hasil yang memuaskan, dan mampu
memenuhi kebutuhan pemakai.
Tujuan pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan
dengan kebutuhan sivitas akademika di perguruan tinggi agar perpustakaan dapat secara
terencana mengembangkan koleksinya.
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi ( 2004: 44 ) yang perlu
dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan pengembangan koleksi, antara lain:
1. Program lembaga.
2. Model pembelajaran yang dijalankan. 3. Kebutuhan pengguna.
4. Jenis koleksi.
5. Kriteria bahan pustaka. 6. Jumlah eksemplar. 7. Bahasa.
2.2.3 Kegiatan Pengembangan Koleksi
Pengembangan koleksi meliputi kegiatan pemilihan bahan pustaka, pengadaan bahan
pustaka, inventarisasi bahan pustaka, stock opname, dan wedding. Pada kegiatan
pengembangan koleksi ini akan dijelaskan siapa yang berwenang, untuk memilih,
pertimbangan yang dipakai dan siapa yang bertanggung jawab untuk memutuskan pengadaan
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
Menurut Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi ( 2004 : 44 ) pada
umumnya pengembangan koleksi meliputi rangkaian sebagai berikut:
1. Menentukan kebijakan umum pengembangan koleksi berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna. Kebijakan ini disusun bersama oleh sebuah tim yang dibentuk dengan keputusan rektor dan anggotanya yang terdiri atas unsur perpustakaan, fakultas atau jurusan, dan unit lain.
2. Menentukan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab semua unsur yang terlibat dalam pengembangan koleksi.
3. Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua anggota sivitas akademika yang dilayani. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, antara lain :
a. Mempelajari kurikulum setiap program studi.
b. Memberi kesempatan sivitas akademika untuk memberikan usulan melalui berbagai media komunikasi.
c. Menyediakan formulir usulan pengadaan buku, baik secara tercetak maupun maya.
4. Memilih dan mengadakan pustaka lewat pembelian, tukar-menukar,
hadiah/sumbangan, dan penerbitan sendiri. 5. Merawat bahan pustaka.
6. Menyiangi koleksi. 7. Mengevaluasi koleksi.
2.3 Pemilihan Bahan Pustaka
Secara umum seleksi diartikan sebagai tindakan, cara, atau proses memilih. Dalam
hubungannya dengan pengembangan koleksi perpustakaan, seleksi merupakan kegiatan untuk
mengidentifikasi bahan pustaka untuk ditambahkan pada koleksi yang sudah ada di
perpustakaan. Dengan demikian, proses seleksi merupakan kegiatan yang dilaksanakan
sebelum kegiatan pengadaan bahan pustaka.
Kegiatan pemilihan bahan pustaka adalah kegiatan memilih berbagai macam koleksi
yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Koleksi perpustakaan perguruan tinggi harus dapat
menunjang kurikulum perguruan tinggi. Karena itu, pustakawan harus mampu untuk
mengembangkan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan kurikulum suatu akademik. Seorang
pustakawan harus mengetahui dan mampu memilih bahan pustaka yang beragam untuk
pengguna.
Pemilihan buku artinya memilih buku untuk perpustakaan. Pemilihan buku berarti
juga proses menolak buku tertentu untuk perpustakaan. Dalam dunia kepustakawanan,
pemilihan buku dianggap sebagai salah satu aspek paling intelek, pemilihan buku dilakukan
oleh semua perpustakaan, karena tergantung pada jenisnya.
Sistem pendanaan, hubungan dengan badan induk serta peraturan lain yang mengikat
masing-masing perpustakaan mengalami berbagai persoalan dalam pemilihan buku
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
Adapun tujuan dari pemilihan buku ini adalah untuk mengembangkan koleksi
perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pemakai yang
berubah dan tuntutan pemakai pemakai masa kini serta masa mendatang.
Menurut Buku (Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004: 47-48) ada
beberapa asas yang dipertimbangkan dalam pemilihan bahan pustaka perpustakaan yaitu:
a. Wibawa seorang penulis buku dan pentingnya buku tersebut untuk bidang tertentu.
b. Isi bahan perpustakaan cukup bermakna bagi pengembangan bidang studi.
c. Bahasan bahan perpustakaan memuat pandangan yang seimbang, khususnya buku yang memuat masalah yang kontroversial.
d. Kualitas isi bahan perpustakaan. e. Harga.
f. Pemakain bahasa.
g. Terbitan terbaru memperoleh prioritas di atas terbitan lama. Bahan perpustakaan yang lama bisa diadakan sejauh tersedia dananya, dan bisa mengisi kekurangan koleksi bidang studi tertentu.
h. Bahan perpustakaan renik, misalnya mikrofis, jangan dirangkapi dengan bentuk buku kecuali jika ada alasan tertentu yang dapat diterima.
i. Tiap bahan perpustakaan rujukan, misalnya ensiklopedi, cukup diadakan satu perangkat.
j. Buku ajar yang diadakan dalam jumlah eksemplar terbatas. Mahasiswa
hendaknya melengkapi diri dengan buku ajar yang diperlukannya.
k. Media bahan perpustakaan dipilih sesuai dengan kebutuhan pengguna, jika lembaga induk juga menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh ( distance
learning ) maka jumlah bahan perpustakaan dalam media elektronik/digital perlu
diperhatikan.
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi ( 2004 : 46 ) untuk mengembangkan
koleksi, diperlukan pustakawan yang mampu:
a. Memahami kurikulum semua program studi yang ada. b. Menyediakan formulir atau angket usulan pengadaan buku.
c. Mengadakan kegiatan survei kepada pengguna dengan cara menyebarkan angket kepada pengguna perpustakaan mengenai koleksi yang ada di perpustakaan
d. Mengadakan evaluasi koleksi yaitu menilai koleksi perpustakaan baik dari segi ketersediaan koleksi itu bagi pengguna maupun pemanfaatan koleksi itu oleh pengguna.
Dari uraian tersebut pemilihan bahan pustaka bertujuan untuk memenuhi keinginan
pemakai. Dengan adanya proses pemilihan bahan pustaka yang baik maka diharapkan koleksi
perpustakaan harus sesuai dengan kurikulum yang digunakan.
2.3.1 Alat Bantu Pemilihan Bahan Pustaka
Sebagai seorang pustakawan untuk mencari informasi yang tepat, maka pustakawa
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
melaksanakan pemilihan bahan pustaka, pustakawan sangat terbantu dengan adanya alat
bantu bahan pemilihan bahan pustaka.
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi ( 2004 : 53 ) alat bantu yang
biasanya digunakan untuk memilih bahan perpustakaan yaitu:
a. Silabus mata kuliah. b. Bibliografi.
c. Tinjauan dan resensi buku. d. Pangkalan data perpustakaan lain. e. Sumber-sumber lain dari internet.
f. Books in print.
g. Katalog penerbit.
Dengan adanya alat bantu tersebut, maka pengguna dapat mengajukan usulan kepada
perpustakaan untuk memesan bahan
2.3.2 Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka
Menurut Soeatminah ( 1992 : 76 ) dalam buku Perpustakaan Kepustakawanan dan
Pustakawanan, ada 4 prinsip dalam pemilihan pustaka yaitu :
a. Minat dan kebutuhan pemakai.
b. Tujuan, fungsi perpustakaan dan ruang lingkup layanan perpustakaan.
c. Kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti positif yang dibawanya. d. Pustaka yang memenuhi kualitas persyaratan.
Dari hasil pemilihan bahan pustaka tersebut yang perlu dipertimbangkan adalah :
1. Pihak dari perpustakaan perguruan tinggi paling tidak harus mengetahui
kebutuhan pengguna dan kebutuhan akan informasi dari semua pengguna
perpustakaan yang akan dilayani.
2. Untuk meningkatkan mutu akademik, maka koleksi yang disediakan tidak hanya
buku teks, tetapi harus berhubungan dengan program studi yang digunakan.
3. Informasi yang tersedia di perpustakaan harus bersifat mutakhir, dengan cara
menyediakan koleksi terbaru dan dapat menumbuhkan kecintaan akan
perpustakaan.
Dalam prosedur pemilihan bahan pustaka biasanya dimulai dari pustakawan sendiri
atau pengguna. Pengguna dapat mengajukan usulan kepada perpustakaan untuk memesan
bahan perpustakaan yang dipilihnya dengan cara:
a. Mengisi formulir yang telah disediakan oleh perpustakaan.
b. Menandai katalog penerbit dengan cara tertentu yang mudah dilihat.
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
Tabel 1 Formulir pengusulan bahan pustaka
No. Untuk Buku Untuk Terbitan Berkala Untuk Non-buku
1 Pengarang Judul Spesifikasinya
2 Judul Alamat penerbit Jenis
3 Edisi Frekuensi Terbit Ukuran
4 Tahun terbit ISSN ( jika ada ) Informasi sumber
5 Penerbit Harga langganan
6 ISBN ( jika ada ) Subyek
7 Jumlah eksemplar Informasi subyek
8 Harga satuan
9 Informasi sumber
Sumber : Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 53)
2.3.3 Kewenangan Pemilihan Bahan Pustaka
Pemilihan bahan pustaka adalah salah satu usaha bersama antara staf pengajar dan staf
perpustakaan. Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi ( 2004 : 45 )
yang berhak dalam melakukan pemilihan bahan pustaka ini adalah:
a. Pustakawan.
b. Wakil sivitas akademika.
c. Wakil unit penelitian dan unit lain yang terkait.
Dan yang berhak untuk mengusulkan pembelian bahan perpustakaan adalah : 1. Pustakawan.
2. Tenaga kerja dan peneliti. 3. Mahasiswa.
4. Pihak atau unsur unit kerja lain, bila diperlukan.
2.4 Pengadaan Bahan Pustaka
Menurut Soeatminah ( 1992 : 71 ) “Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun
bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan”.
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
a. Anggaran organisasi, suatu organisasi harus menyisihkan dananya untuk pembelian buku dan majalah dari anggaran tahunan.
b. Tujuan dan prioritas dari organisasi bidang apa saja yang menjadi koleksi perpustakaan karena tidak semua buku dapat dibeli.
c. Jenis pemakai dan kebutuhan apakah pemakai memerlukan bahan ilmiah atau informasi yang sederhana dan praktis.
d. Staf perpustakaan dalam membeli buku harus dipentingkan jumlah tenaga yang diperlukan atau kemampuannya.
e. Hubungan perpustakaan dengan perpustakaan lain dan pusat dokumentasi lain, kemanakah pengguna akan mencari yang ia inginkan.
f. Kemampuan bahasa dalam menentukan koleksi perpustakaan. Kebijakan harus dibuat mengenai perincian koleksi berdasarkan bahasa pengantarnya.
Menurut Akbar, Meidi Abdul dalam Pembinaan dan Pengembangan Koleksi
Perpustakaan ( 31 May 2008 at 3:10 pm ) pengadaan atau akuisisi dilakukan oleh bagian
pengadaan. Bagian ini tidak semata-mata bertanggung jawab terhadap pengadaan koleksi
saja, tetapi juga bertanggung jawab atas hal-hal berikut :
- Pengadaan atau pengembangan koleksi.
- Pemecahan persoalan-persoalan yang muncul dalam pemesanan bahan pustaka. - Pembuatan rencana pemilihan bahan pustaka yang terus menerus.
- Pemeriksaan dan mengikut i terus-menerus penerbitan-penerbitan bibliografi. - Berusaha memperoleh bahan-bahan reproduksi apabila bahan aslinya sudah tidak
diperoleh (buku-buku out of print), tetapi sangat diperlukan pemakai. - Mengadakan hubungan dengan para pedagang atau penyalur buku. - Mengawasi penerimaan hadiah dan tukar-menukar bahan pustaka.
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi ( 2004 : 54 ) cara pengadaan
koleksi yang biasa digunakan adalah:
a. Pembeliaan.
b. Sumbangan/hadiah.
c. Tukar menukar.
2.4.1 Pembeliaan
Proses pembelian adalah salah satu cara yang paling efektif karena perpustakaan
dapat memilih bahan pustaka apa yang paling cocok untuk dijadikan sebagai koleksi.
Menurut Akbar, Meidi Abdul dalam Pembinaan dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan
( 31 May 2008 at 3:10 pm ) pembelian ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
a. Membeli langsung ke toko buku
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
Kekurangan yang umumnya terjadi pada pembelian bahan pustaka ke toko buku adalah :
- Tidak semua subjek atau judul yang dibutuhkan perpustakaan tersedia di toko buku. - Toko buku tidak selalu bisa ditemukan di setiap kabupaten sehingga tidak mampu melayani kebutuhan perpustakaan.
- Toko buku yang terdapat di kota kecil pada umumnya hanya menyediakan bahan pustaka yang berbahasa Indonesia.
- Tidak semua pesanan bahan pustaka dari satu perpustakaan dapat dipenuhi dari satu toko buku saja.
b. Membeli langsung ke penerbit
Pembelian bahan pustaka juga dapat dilakukan melalui penerbit, baik dalam negeri maupun luar negeri. Penerbit di Indonesia biasanya melayani pemesanan dari perpustakaan. Akan tetapi, penerbit asing umumnya tidak melayani perpustakaan. Biasanya hanya melayani pembelian dari toko buku ataupun penjaja sehingga perpustakaan Indonesia harus membeli melalui toko buku.
Pemesanan bahan pustaka secara langsung ke penerbit dapat dilakukan apabila judul-judul yang dibutuhkan betul-betul diterbitkan oleh penerbit tersebut. Untuk mengetahui hal ini perpustakaan dapat memanfaatkan katalog penerbit yang dikeluarkan penerbit sehingga bahan pustaka yang akan diadakan dapat dipesan langsung pada penerbitnya.
c. Membeli melalui agen buku
Selain pembelian ke toko buku dan penerbit, perpustakaan juga dapat membeli buku melalui agen buku yang biasa disebut dengan jobber atau vendor. Agen buku ini berperan sebagai mediator antara perpustakaan dan penerbit, terutama untuk pengadaan bahan pustaka terbitan luar negeri.
2.4.2 Sumbangan/Hadiah
Bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan kadang-kadang diperoleh melalui
hadiah. Bahan pustaka yang diperoleh lewat hadiah sangat penting untuk mengembangkan
koleksi perpustakaan. Perpustakaan yang menerima bahan pustaka berupa hadiah dapat
menghemat biaya pembelian.
Koleksi bahan pustaka yang berupa hadiah yang diperoleh secara langsung dari
penyumbang atau diminta. Menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi ( 2004: 55 )
perpustakaan yang menerima hadiah secara langsung perlu :
a. Meneliti kiriman bahan perpustakaan dan mencocokkannya dengan surat pengantarnya.
b. Memilih bahan perpustakaan hadiah yang dibutuhkan.
c. Menyisihkan bahan perpustakaan hadiah yang tidak diperlukan.
Yang perlu diperhatikan dalam proses penerimaan hadiah atau sumbangan yaitu: a. Menyusun daftar bahan perpustakaan yang diperlukan.
b. Mengirimkan surat permohonan bahan perpustakaan hadiah/sumbangan dan setelah bahan perpustakaan diterima.
c. Memeriksa dan mencocokkan daftar kiriman bahan perpustakaan
hadiah/sumbangan dengan surat pengantarnya.
d. Mengirimkan kembali surat pengantar disertai ucapan terima kasih.
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009. 2.4.3 Tukar-menukar
Suatu perpustakaan dapat melakukan kegiatan tukar-menukar setelah melakukan
kesepakatan terlebih dahulu, biasanya yang dijadikan pertukaran adalah bahan yang tak
sesuai dengan fungsi serta tujuan perpustakaan.
Pertukaran bahan pustaka antar perpustakaan mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
- Untuk memperoleh bahan pustaka tertentu yang tidak dapat dibeli di toko buku,
penerbit, agen, atau yang tidak dapat diperoleh karena alasan lain sehingga hanya
bisa didapatkan melalui pertukaran.
- Melalui pertukaran akan memberi jalan bagi perpustakaan untuk memanfaatkan
bahan pustaka yang duplikasi.
- Dengan pertukaran akan memberi peluang untuk mengembangkan kerja sama
yang baik antar perpustakaan.
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:55) perpustakaan yang
melakukan pertukaran bahan perpustakaan perlu:
a. Mendaftar bahan perpustakaan yang akan dipertukarkan. b. Mengirimkan daftar penawaran disertai persyaratannya.
c. Menerima kembali daftar penawaran yang sudah dipih pemesan. d. Mencatat alamat pemesanan.
e. Menyampaikan bahan perpustakaan yang dipilih oleh perpustakaan atau lembaga yang memesannya.
2.5 Inventarisasi Bahan Pustaka
Tiap bahan pustaka yang telah masuk menjadi milik perpustakaan hendaknya dicatat
dalam buku inventaris. Inventarisasi bahan pustaka merupakan alur kerja terpenting dari
kegiatan di pengadaan.
Menurut Soeatminah ( 1992 : 81 ) dalam Perpustakaan Kepustakawanan dan
Pustakawan, inventarisasi adalah:
a. Mencatat setiap eksemplar buku dalam buku induk.
b. Memberi nomor induk/inventaris setiap eksemplar buku dan mencatatnya dalam buku yang bersangkutan.
c. Majalah dicatat dalam kartu majalah agar mudah diketahui volume dan nomor edisi yang diterima.
d. Majalah yang dijilid diperlakukan sebagai buku.
e. Memberi cap/stempel milik pada setiap buku pada halaman tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.
Pencatatan kolom yang terdapat dalam buku inventarisi adalah:
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
4. Judul. Jika judul buku terlalu panjang tidak perlu ditulis lengkap, hanya diberi tanda titik sebanyak 3 buah ( … )
5. Asal perolehan. Apakah buku diperoleh dari “B” untuk pembelian, “H” untuk hadiah, dan “T” untuk tukar-menukar.
6. Penerbit. Nama penerbit buku yang terdapat dalam halaman judul. 7. Tahun terbit. Kapan buku tersebut diterbitkan.
8. Harga buku.
9. Bahasa ( Inggris, Indonesia, Bahasa asing lainnya ). 10.Keterangan.
Dengan adanya buku inventaris, maka kita dapat mengetahui jumlah koleksi yang
dimiliki perpustakaan, jumlah eksemplar dan judul, jumlah eksemplar yang berbahasa
Indonesia dan asing, dan lain-lain.
Tabel 2 Format buku inventaris seperti terlihat pada gambar
Tanggal No Induk
Judul Pengarang Tahun Bahasa Jumlah Harga Kete rang an 1 2 3
Kegiatan inventaris ini bertujuan untuk mengontrol kepemilikan koleksi dan jumlah
koleksi yang dimiliki perpustakaan. Dengan inventaris ini perpustakaan dapat membuat
laporan, menyusun statistik bahan pustaka yang sudah atau belum dimiliki perpustakaan.
2.6 Stock Opname
Dalam kegiatan pengembangan koleksi suatu perpustakaan didasarkan pada profil
koleksi dan kebutuhan pengguna akan bahan pustaka tersebut. Dimana kegiatan untuk
mengetahui bagaimana profil koleksi suatu perpustakaan yang merupakan kegiatan
pengumpulan data yang jumlah koleksinya menurut subjek yang sesuai dengan subjek yang
dicakup disebut “ stock opname “
Tujuan dilakukan kegiatan stock opname adalah:
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
b. Mengetahui jumlah buku ( judul/eksemplar ) koleksi bahan pustaka menurut
golongan klasifikasi dengan tepat.
c. Menyediakan jajaran katalog yang tersusun rapi yang menandakan kondisi
koleksi bahan pustaka
d. Untuk mengetahui dengan tepat bahan pustaka yang tidak ada katalognya.
e. Untuk mengetahui pustaka yang dinyatakan hilang.
f. Untuk mengetahui dengan tepat kondisi bahan pustaka, apakah dalam keadaan
rusak atau tidak lengkap.
Keuntungan diadakan stock opname yaitu:
a. Dapat disusun dari dafar bahan pustaka yang disiangi karena sudah tidak sesuai
dengan subjek, tahun, kondisi bahan pustaka dan susunan bahan pustaka yang
mutakhir.
b. Mengetahui bahan pustaka yang paling banyak diminati oleh pengguna informasi.
Hal ini berarti stock opname digunakan sebagai petunjuk pemilihan bahan
pustaka.
c. Mengetahui tingkat hilangnya bahan pustaka di perpustakaan.
d. Dapat diperolehnya susunan bahan pustaka yang rapi dan baik.
e. Mudah membersihkan bahan pustaka dari debu dan kotoran lain.
Stock opname memiliki bebarapa prosedur dan metode antara lain :
1. Daftar pengadaan ( accession list )
Daftar pengadaan dicocokkan langsung dengan buku dalam rak. Dibutuhkan 2
orang petugas diamana seorang memeriksa buku satu persatu kemudian
menyebutkan nomor induknya, dan petugas lainnya memeriksa dan memberi
tanda pada daftar pengadan.
2. Buku inventaris melalui daftar register bahan pustaka.
Memberi tanda pada register, untuk buku-buku yang sedang dipinjam, diperbaiki,
atau yang tak diketahui.
3. Lembar lepas yang berasal dari buku induk.
Lembar lepas ini berisi nomor induk yang dibatasi sampai 100 nomor.
4. Menghitung bahan pustaka.
Buku-buku dalam rak langsung dihitung dan ditambahkan dengan buku yang
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
koleksi yang didasarkan pada buku induk. Selisih dari kedua angka merupakan
jumlah buku yang tak diketahui atau hilang.
5. Jajaran katalog yang disusun berdasarkan nomor kelas ( self list ).
Self list disebut sebagai daftar pergerakan karena susunan kartu katalog sama
dengan susunan buku-buku dalam rak.
6. Kartu uji ( check card )
Kartu uji ini menggunakan kartu katalog dimana tiap rak berisi buku yang diberi
nomor atau simbol. Kemudian tiap buku dibuatkan satu kartu uji yang berisi
nomor induk atau simbol lokasi. Kartu ini dibuat untuk buku-buku yang dipinjam,
dijilid atau diperbaiki.
7. Bantuan komputer.
Metode ini membandingkan nomor-nomor induk yang ada di buku dalam jajaran
rak, dengan nomor induk buku yang terdaftar dalam buku induk. Tetapi
perbandingan nomor induk dilakukan dengan bantuan komputer yaitu dengan
lebih dulu memasukkan data-data nomor induk buka yang terdapat dalam rak, dan
nomor induk buku yang ada dalam buku induk.
8. Stock opname berdasarkan contoh/sampel.
Dengan menggunakan contoh/sampel akan didapat angka laju kehilangan buku
per tahun berdasarkan perhitungan rata-rata.
2.7 Weeding
Weeding atau penyiangan adalah salah satu bagian yang penting dalam kegiatan
perpustakaan apabila tidak menginginkan koleksinya hanya merupakan tumpukan materi
yang pernah diterbitkan. Oleh karenanya, harus diadakan penyiangan yang regular,
berkelanjutan dalam proses kegiatan perpustakaan.
Menurut Yulia (1993: 199) pedoman umum penyiangan koleksi adalah:
1. Subjek tidak sesuai lagi dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. 2. Bahan pustaka yang sudah usang isinya.
3. Edisi terbaru sudah ada sehingga yang lama dapat dikeluarkan dari koleksi. 4. Bahan pustaka yang sudah terlalu rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi.
5. Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap lagi dan tidak dapat diusahakan gantinya.
6. Bahan pustaka yang jumlah kopinya terlalu banyak, frekuensi pemakaiannya rendah.
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
Menurut Akbar, Meidi Abdul dalam Pembinaan dan Pengembangan Koleksi
Perpustakaan ( 31 May 2008 at 3:10 pm ) penyiangan yang dilakukan di perpustakaan
mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Memperoleh tambahan tempat untuk koleksi baru.
b. Membuat koleksi lebih dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi yang akurat, relevan, up to date, serta menarik.
c. Memberikan kemudahan pada pemakai dalam menggunakan koleksi.
d. Memungkinkan staf perpustakaan mengelola koleksi secara efektif dan efisien.
Kriteria untuk penyiangan yang diterapkan untuk mengidentifikasi judul-judul yang
akan ditarik dari koleksi ditinjau kembali secara teratur oleh pustakawan, dan yang berlaku
saat ini adalah ( Buku panduan Pengembangan Koleksi, 2001:25 ):
a. Koleksi umum
Semua judul yang diperoleh sebelum tahun 1999 yang tidak bersirkulasi sejak 1999 dan yang pengarangnya tidak terdaftar, menjadi calon untuk ditarik dari peredaraan. Daftar calon tersebut disusun berdasarkan subjek, dibuat dan dikirim ke semua Dekan, Kepala Departemen, koordinator departemen dan perpustakkaan dan staf pengajar yang berkepentingan.
b. Bahan rujukan
Sumber rujukan yang disusun secara periodik akan menjadi kadaluarsa, karena telah ada revisi atau edisi baru sebagai penggantinya kemudian akan ditarik. c. Terbitan pemerintah
Semua terbitan pemerintah yang telah ada dalam koleksi selama lima tahun menjadi calon untuk ditarik dan keputusannya dibuat per judul.
d. Terbitan berseri
Tiap tahun ditinjau dan di nilai judul yang hanya sekali-kali dipakai. e. Bahan audio-visual
Bagian yang telah rusak menjadi calon untuk ditarik dan dibuat perjudul. f. File bahan efermal
Bahan yang telah kadaluarsa ditarik sesuai dengan petunjuk pustakawan refrens yang akan diserahkan untuk mengurus file ini.
Menurut Wijoyo, Widodo H. ( 12 Desember 2008 ) untuk melaksanakan kegiatan
wedding kategori buku yang dapat dilakukan penyiangan adalah :
a. Penggandaan buku, dimana buku terlalu banyak permintaan untuk dibeli maka
akibat perkembangan jaman sehingga tidak di manfaatkan lagi.
b. Edisi yang lama, dimana edisi terbaru lebih banyak diminati pengguna akibat
perkembangan IPTEK.
c. Buku-buku yang telah rusak dan tidak mungkin lagi dimanfaatkan lagi.
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009. BAB III
PENGEMBANGAN KOLEKSI PADA PEPUSTAKAAN
UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN
3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan
Untuk menunjang proses belajar mengajar di lingkungan Universitas Darma Agung
tersedia sebuah perpustakaan yang diberi nama Perpustakaan Hermina Napitupulu atau
disebut dengan Perpustakaan Perguruan Tinggi Universitas Darma Agung Medan.
Lokasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Darma Agung Medan dulunya terletak di
lokasi Universitas Darma Agung, kemudian pindah lokasi dan menjadi terpisah dengan lokasi
Universitas Darma Agung Medan yang terletak di jalan T.D. Pardede No. 21 Medan.
Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan ini didirikan pada tanggal 21 Juli 2001.
Di samping itu Perpustakaan Perguruan Tinggi Universitas Darma Agung, tiap
fakultas juga telah memiliki perpustakaan cabang yang bertujuan untuk memperoleh
informasi yang lebih spesifik yang memudahkan tiap pengguna mencari informasi nya.
Perpustakaan fakultas yang dimiliki oleh Universitas Darma Agung Medan adalah :
- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
- Fakultas Ekonomi
- Fakultas Keperawatan
- Fakultas Hukum
- Fakultas Teknik
- Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan
- Fakultas Sastra
- Pascasarjana
Dalam ruangan Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan memiliki 17 rak
buku, dimana bahan pustaka yang berbentuk teks disusun berdasarkan subjek tidak
menggunakan nomor klasifikasi. Namun dalam mengklasifiksi Perpustakaan Universitas
Darma Agung Medan menggunakan DDC ( Decimal Dewey Classification ) dan LC ( Library
of Conggress).
Adapun peraturan jam pelayanan Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan
Senin s/d Sabtu dengan jadwal sebagai berikut :
( pagi ) pukul 08.00 – 12.00 WIB
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
Saat ini Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan menggunakan sistem
pelayanan terbuka (open access) yang berarti pengunjung atau pengguna perpustakaan secara
langsung memilih dan mengambil langsung bahan pustaka yang dibutuhkannya.
Dalam peraturan ketentuan yang berlaku pada Perpustakaan Universitas Darma
Agung Medan ini adalah :
1. Apabila pengunjung dari luar ingin berkunjung atau ingin mencari informasi ke
Perpustakaan Universitas Darma Agung, maka pengguna informasi hanya
diperkenankan membaca saja namun tidak diperkenankan meminjam bahan
pustaka dari perpustakaan.
2. Pengguna perpustakaan hanya dapat meminjam maksimal 2 bahan pustaka, dan
batas peminjaman adalah 1 minggu. Apabila lewat dari batas waktu peminjaman
maka diberikan denda sebesar Rp. 500/hari.
3.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi bertujuan untuk memperjelas tugas dan tanggung jawab tiap unit
kerja. Adanya struktur organisasi yang jelas dalam suatu instansi atau lembaga dapat
diketahui dari kedudukan dan tanggung jawab masing-masing bagian.
Struktur organisasi Perpustakaan Universitas Darma Agung adalah sebagai berikut :
Sumber : Perpustakaan Universitas Darma Agung tahun 2009
Struktur organisasi di Perpustakaan Universitas Darma Agung merupakan struktur
organisasi mikro. Dimana Kepala Perpustakaannya dan staf pegawai mencakup seluruh
kegiatan perpustakaan dan bertanggung jawab penuh terhadap Perpustakaan Universitas
Darma Agung Medan.
Dalam Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan memiliki beberapa kegiatan
yang dilakukan oleh Kepala Perpustakaan dan Staf Pegawai Perpustakaan dalam
Perpustakaan Universitas Darma Agung yaitu : KEPALA PERPUSTAKAAN
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
a. Kegiatan pengolahan, yang mencakup sebagai berikut :
-Mengklasifikasikan bahan pustaka.
-Menulis data bahan pustaka ke buku induk.
-Menyusun buku ke rak sesuai dengan judul buku.
-Melakukan katalogisasi.
-Melakukan pelabelan bahan pustaka.
-Memberi informasi ke fakultas tentang buku-buku yang dibutuhkan
mahasiswa.
-Menjalin kerjasama antar perpustakaan di lingkungan Universitas Darma
Agung Medan, Institut Sains Teknologi Pardede ( ISTP ), dan Akademi
Pariwisata dan Perhotelan ( APP ).
b. Kegitatan pemeliharaan, yang mencakup sebagai berikut :
-Memperbaiki label buku yang telah rusak.
-Memperbaiki sampul buku yang telah koyak.
-Penjilidan buku.
-Pemusnahan buku yang sudah tidak berguna lagi.
-Membuat surat tentang perlengkapan yang dibutuhkan perpustakaan.
c. Kegiatan sirkulasi, yang mencakup sebagai berikut :
-Melayani mahasiswa dalam proses pinjam-meminjam buku.
-Mengarahkan mahasiswa bagaimana menggunakan buku-buku refrensi.
-Mengarsip surat masuk dan surat keluar.
3.3 Koleksi Perpustakaan
Untuk menjadi perpustakaan yang baik, maka suatu perpustakaan tersebut ditinjau dari
jumlah koleksi bahan pustakanya. Perpustakaan Universitas Darma Agung merupakan salah
satu perpustakaan perguruan tinggi yang memadai dalam segi jumlah koleksi bahan pustaka.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah koleksi bahan pustaka yang tersedia di Perpustakaan
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
Tabel 3 Jumlah koleksi bahan pustaka berdasarkan subjek tersebut adalah :
No. Jenis Koleksi Jumlah Judul Jumlah Eksemplar
1 Agama/Theology 616 2513
2 Ilmu Hukum 410 1850
3 Teknik Mesin 211 1422
4. Teknik Elektronika 88 268
5. Ilmu keguruan dan Ilmu Pendidikan 241 1481
6. Ilmu Sosial dan Politik 48 196
7. Ilmu keperawatan 238 1476
8. Ilmu Ekonomi 75 165
9. Ilmu Politik 109 218
10. Sastra 181 362
11. Kepolisian 31 65
12. Pertanian 9 37
Jumlah 2257 4653
Sumber : Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan
Selain jumlah koleksi bahan pustaka dalam bentuk teks, Perpustakaan Universitas
Darma Agung Medan juga memiliki bahan koleksi dalam bentuk lain yaitu :
- Majalah/jurnal
- Koran
- Ensiklopedi
- Skripsi
- CD
- Peta
3.4 Anggaran Perpustakaan
Salah satu faktor pengembangan koleksi perpustakaan adalah keberadaan dana ataupun
anggaran yang memadai. Faktor ini sangat penting dalam menambah dan memperbanyak
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
Besar kecilnya dana bagi suatu perpustakana secara umum berbeda-beda, hal itu
ditentukan oleh kebutuhan perpustakaan itu sendiri. Dan dari hasil pengamatan, anggaran
biaya pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan diperoleh dari Universitas,
sedangkan hasil dari sanksi denda peminjaman buku biasanya digunakan untuk fasilitas dan
peralatan Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan.
Namun anggaran biaya untuk Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan tidak
menyebutkan total biaya anggaran perpustakaan per tahun.
3.5 Tenaga Perpustakaan
Tenaga perpustakaan yang profesional dibutuhkan untuk menjadi tenaga perpustakaan
yang handal dalam bidangnya.
Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan dikelola oleh 2 orang yaitu Kepala
Perpustakaan dan Staf Pegawai. Kepala Perpustakaan dan Staf pegawai perpustakaan
mengerjakan seluruh kegiatan pada Perpustakaan Universitas Darma Agung.
Tabel 4 Jabatan pegawai perpustakaan Universitas Darma Agung Medan adalah:
No. Jabatan Pendidikan
1. Kepala Perpustakaan Sarjana Sosial
2. Staf Pegawai Sarjana Ekonomi
Sumber : Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan
3.6 Pemilihan Bahan Pustaka
Bahan pustaka yang dipilih secara cermat dan disesuaikan dengan kebutuhan
pengguna perpustakaan. Pemilihan bahan pustaka tidak dapat dilakukan menurut keinginan
pustakawan saja, tetapi harus memperhatikan bahan pustaka apa yang diperlukan dan
bagaimana cara memperolehnya, pustaka apa yang diperlukan dan bagaimana cara
pemilihannya.
Dalam melaksanakan pengadaan dalam suatu perpustakaan masalah pemilihan ini
harus diperhatikan karena bahan pustaka tersebut akan dijadikan koleksi maka harus
melakukan pemilihan dengan cermat. Bahan pustaka yang dipilih harus sesuai dengan
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan biasanya melakukan pemilihan
bahan pustaka berdasarkan kegunaan dan kebutuhan pengguna koleksi Perpustakaan
Universitas Darma Agung Medan.
3.6.1 Alat Bantu Seleksi
Untuk mencari informasi yang tepat tentang buku yang dipesan oleh pengguna jasa
perpustakaan, bukanlah pekerjaan ringan karena sering terjadi kesalahn dari informasi yang
dipilih oleh pengguna. Kesalahan ini disebabkan oleh kurang jelasnya keterangan seperti
nama pengarang, kesalahan penulisan tempat tahun dan tahun terbit.
Untuk mengatasi kesalahan tersebut, dan sadar akan kemampuan seorang pustakawan
untuk dapat mengingat semua bahan pustaka, pustakawan sangat terbantu dengan adanya alat
bantu seleksi.
Alat bantu seleksi pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan menggunakan
adalah :
- brosur dan katalog penerbit yang diperoleh dari agen penjaja buku atau toko-toko
buku.
- Tinjauan buku dan
- Resensi buku.
3.6.2 Prosedur Pemilihan
Bahan koleksi yang terdapat pada perpustakaan bukan tersedia begitu saja, namun
koleksi bahan pustaka tersebut diperoleh melalui prosedur pemilihan bahan pustaka yang
memiliki tujuan agar pengguna perpustakaan dapat menggunkan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan pengguna.
Pemilihan bahan pustaka bukan hanya dilakukan oleh pustakawan saja, tetapi
tanggung jawab semua pihak seperti mahasiswa, dosen, dan pegawai. Dengan demikian
pengembangan koleksi perpustakaan dapat mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Proses pemilihan bahan pustaka pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan
dilakukan bersama-sama oleh dosen dan mahasiswa, kegiatannya adalah :
1. Pustakawan menyediakan alat bantu pemilihan bahan perpustakaan, seperti
katalog penerbit kepada pengguna.
2. Pustakawan memberikan katalog penerbit ke fakultas mengenai koleksi apa saja
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
3. Setelah katalog penerbit telah terkumpul, maka pustakawan melakukan
penyeleksian terhadap bahan pustaka apa saja yang baik untuk dibeli menjadi
koleksi perpustakaan.
3.7 Pengadaan Bahan Pustaka
Suatu perpustakaan dapat berkembang apabila koleksinya terbina dengan baik. Dengan
berkembanganya perpustakaan tersebut harus mampu melaksanakan pengadaan bahan
pustaka secara secermat mungkin.
Pengadaan bahan pustaka pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan
melalui berbagai cara yaitu :
a. Pembelian
b. Hadiah/sumbangan
c. Wajib Serah Karya Ilmiah
3.7.1 Pembeliaan
Dalam usaha mengembangakan koleksi salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
dengan cara melakukan pembelian. Pembelian merupakan cara yang paling baik dalam
mengembangkan suatu perpustakaan namun pihak dari perpustakaan harus memiliki dana
yang memadai.
Kegiatan pembelian bahan koleksi pada Perpustakaan Universitas Darma Agung
Medan dilakukan melalui agen-agen penjaja buku dan toko-toko buku seperti Gramedia. Tata
laksana pembelian adalah :
a. Agen-agen penjaja buku/toko buku datang ke perpustakaan sambil memberikan
katalog penerbit.
b. Pihak dari perpustakaan menentukan bahan pustaka yang akan dibeli.
c. Mencatat bahan pustaka apa saja yang diperlukan.
d. Agen-agen penjaja buku/toko buku akan mencarikan buku yang diminta dan
mengantarkannya ke Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan.
e. Pihak perpustakaan memeriksa bahan pustaka yang telah diterima.
f. Pihak perpustakaan membayar sesuai dengan yang diajukan.
Setelah melakukan pembelian koleksi yang telah dipilih, maka proses selanjutnya
adalah melakukan pemesanan. Pemesanan buku memerlukan pertimbangan seksama karena
menyangkut tanggung jawab dari berbagai pihak seperti pustakawan, dosen, dan mahasiswa.
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
Selain dengan cara pemebelian, Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan juga
mengadakan penambahan koleksi melalui sumbangan/hadiah. Penambahan koleksi melalui
sumbangan/hadiah biasanya diperoleh dari :
a. Departemen Keagaman memberikan koleksi yang berhubungan dengan
keagamaan.
b. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memberikan koleksi yang berhubungan
dengan mata kuliah.
c. Dinas kepolisian memberikan koleksi yang berhubungan dengan hukum.
d. Mahasiswa memberikan koleksi yang berupa buku.
3.7.3 Wajib Serah Karya Ilmiah
Selain melakukan cara pembelian dan sumbangan/hadiah, Perpustakaan Universitas
Darma Agung Medan juga melakukan penambahan jumlah koleksi melalui cara wajib serah
karya ilmiah. Dimana koleksi wajib serah karya ilmiah ini diperoleh dari dosen-dosen dan
mahasiswa yang berupa karya ilmiah dan laporan-laporan.
Pada peraturan Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan tiap mahasiswa wajib
menyerahkan 1 buku ke perpustakaan Universitas Darma Agung Medan.
3.7.4 Terbitan Sendiri
Pada perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, untuk menambah jumlah
koleksi buku dengan mengeluarkan terbitan sendiri. Adapun terbitan yang diterbitkan oleh
Universitas Darma Agung Medan adalah UDA Press berupa :
a. Karya-karya ilmiah yang dihasilkan oleh staf pengajar atau dosen yaitu laporan
penelitian dan skripsi, dan thesis.
b. Buku pedoman penyelenggara bagi mahasiswa Universitas Darma Agung Medan.
c. Dan juga buku terbitan lainnya seperti Kiprah Ketua Umum YPDA-ISTP-APP
dan Kepemimpinan Perempuan oleh Sariaty Pardede.
3.8 Inventarisasi
Inventarisasi adalah pekerjaan dimana tiap bahan pustaka yang baru diterima diberi cap
atau stempel tanda milik perpustakaan pada halaman tertentu dan setelah itu dibukukan ke
dalam buk uinduk yang biasanya disebut buku inventaris. Kegiatan inventaris ini dilakukan
Nepryjana Tobing : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan, 2009.
Proses inventarisasi pada Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan dilakukan
secara manual. Prosedur inventarisasi bahan pustaka yang dilakukan Perpustakaan
Universitas Darma Agung Medan adalah sebagai berikut:
1) Memberi stempel pada bahan pustaka yang diterima
Setiap bahan pustaka yang diterima oleh perpustakaan baik melalui pembelian
maupun hadiah/sumbangan, setelah diperiksa bentuk fisiknya kemudian diberi cap
atau stempel sebagai tanda milik perpustakaan. Stempel perpustakaan dibubuhkan
pada halaman judul dan halaman tengah buku. Pada halaman tengah buku, tidak
ditentukan halaman berapa, hanya tergantung pada tebal tipisnya buku, sedangkan
pada halaman judul ada dua stempel, yaitu stempel perpustakaan dan stempel
inventasrisasi. Stempel inventarisasi berbentuk persegi panjang, memuat
keterangan yaitu: nomor inventarisasi, tanggal penerimaan buku, asal buku,
tanggal pengolahan buku.
Contoh Stempel Inventarisasi Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan
Sumber : Perpustakaan Universitas
Sumber : Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan
2) Bahan pustaka yang telah diberi stempel, kemudian dicatat kedalam buku induk
(buku besar)
Contoh format buku induk
No. Judul Buku Pengarang Eks No. Klas
Sumber : Perpustakaan Universitas Darma Agung Medan
NIB :