GEDUNG TELKOMSEL
GREEN ARCHITECTURE
LAPORAN PERANCANGAN TKA-490 TUGAS AKHIR
SEMESTER B 2009/2010
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Disusun Oleh : CATLIN THERECIA
060406050
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
GEDUNG TELKOMSEL
GREEN ARCHITECTURE
LAPORAN PERANCANGAN TKA-490 TUGAS AKHIR
SEMESTER B 2009/2010
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Disusun Oleh : CATLIN THERECIA
060406050
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
GEDUNG TELKOMSEL
GREEN ARCHITECTURE
Disusun Oleh : CATLIN THERECIA
060406050
Medan, 18 JUNI 2010 Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Nelson, M.Siahaan, Dipl.TP, M.Arch R.Lisa Suryani, ST, MT NIP. 195 81127 198701 1001 NIP.1977060620031221003
Ketua Departemen Arsitektur
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR (SHP2A)
Nama : Catlin Therecia
NIM : 060406050
Judul Proyek Akhir : Gedung Telkomsel Tema Proyek Akhir : Green Architecture
Rekapitulasi Nilai :
Nilai akhir A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasisiwa bersangkutan dinyatakan :
No Status
Waktu Pengumpulan
Laporan
Paraf Pembimbing I
Paraf Pembimbing II
Koordinator TKA - 490
1 LULUS LANGSUNG
2 LULUS MELENGKAPI 3 PERBAIKAN
TANPA SIDANG 4 PERBAIKAN
DENGAN SIDANG 5 TIDAK LULUS
Medan, 18 Juni 2010
Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA - 490
KATA PENGANTAR
Penulis mengucap syukur kepada Tuhan yang telah memimpin hidup Penulis dalam memulai dan menyelesaikan proyek Tugas Akhir pada tahun ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucap syukur untuk setiap kesukaan dan kesukaran dalam menjalani langkah demi langkah dengan penyertaan dan kasih-Nya.
Penulis mengucap syukur dan berterima kasih kepada Ayah dan Ibu Penulis teristimewa, untuk semua kasih, dukungan, doa, perhatian, dan semangat yang diberikan kepada Penulis. Juga kepada kakak dan abang Penulis untuk terus menerus mendukung Penulis lebih baik dan belajar untuk memandang lebih luas. Terima kasih telah menjadi keluarga yang terbaik.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir. Nelson, M.Siahaan, Dipl.TP, M.Arch sebagai Dosen Pembimbing I dan Pimpinan Sidang, untuk semua dedikasi dan bimbingan yang sangat berarti, atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi dan masukan-masukan yang bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis, dan memberi yang terbaik sejak awal sampai akhir, sehingga membuka wawasan berpikir penulis.
2. I R.Lisa Suryani, ST, MT, Sebagai Dosen Pembimbing II, untuk semua dedikasi dan bimbingan yang sangat berarti, atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi dan masukan-masukan yang bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis, dan memberi yang terbaik sejak awal sampai akhir, sehingga membuka wawasan berpikir penulis.
3. Bapak Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho,MT sebagai Dosen Penguji dan ketua Jurusan, untuk semua saran dan kritik yang berguna, serta bimbingan yang sangat berarti sejak awal sampai akhir. Ibu Amy dan Pak Imam yang keduanya juga sebagai Dosen Penguji, untuk semua saran, masukan, dan kritik selama proses berlangsung.
4. Kepada Teman-teman terbaik saya: Mariani, Laura, wilona, Henny, Eva, Ria, Huang Wi Pin, untuk dukungan, semangat, tenaga, dan kebersamaan yang telah dilalui. Kepada teman-teman seperjuangan Tugas Akhir, untuk dukungan semangatnya. Kepada Teman-Teman Dance khususnya Lisa yang selalu memberikan semangat dan dukungan Doa selama proses berlangsung.
Akhir kata Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penulisan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua khususnya di Departemen Arsitektur USU.
DAFTAR ISI
Halaman Judul Luar i
Halaman Judul Dalam
ii
Lembar Pengesahan iii
Surat Hasil Penilaian Proyek Akhir iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel xii
Daftar Diagram xiii
Daftar Pustaka xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Maksud dan Tujuan 3
1.3 Masalah Perancangan 4
1.3.1 Masalah Perancangan Site 4
1.3.1 Permasalahan Bangunan 4
1.4 Metoda Pendekatan 5
1.5 Lingkup dan Batasan Proyek 5
1.6 Kerangka Berpikir 6
1.7 Sistematika Penulisan Laporan 7
BAB 2 DESKRIPSI PROYEK 8
2.1 Terminologi Judul 9
2.1.1 Tinjauan Umum 9
2.1.2 Tinjauan Khusus 18
2.2 Lokasi Proyek 33
2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Proyek 33
2.2.2.1 Alternatif Pemilihan Lokasi 37
2.2.2.2 Penilaian Alternatif Lokasi 39
2.2.2.3 Analisis dan Penetapan Lokasi 40
2.2.3 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Proyek 41
2.3 Tinjauan Fungsi Bangunan 42
2.3.1 Struktur Organisasi Telkomsel 42
2.3.2 Deskripsi Perilaku 45
2.3.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang 46
2.3.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang 48
2.3.5 Analisis Kebutuhan Ruang 49
2.3.6 Kesimpulan 51
2.4 Program Ruang 52
2.5 Studi Banding Arsitektur dengan Fungsi Sejenis 54
BAB 3 ELABORASI TEMA 89
3.1 Pengertian Tema 90
3.2 Interpretasi Tema 91
3.2.1 Robert dan Brenda Vale 91
3.2.2 Heinz Frick 93
3.2.3 USGBC 94
3.3 Penerapan Tema ke dalam bangunan 99
3.4 Studi Banding Arsitektur dengan Tema Sejenis 101
BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 109
4.1 Lokasi 110
4.2 Analisis Fungsional 123
4.3 Kesimpulan 126
4.4 Analisis Sistem Struktur 127
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 128
5.1 Konsep Perancangan 129
5.1.1 Konsep Pencapaian Site 129
5.1.2 Konsep Sirkulasi 129
5.2 Konsep Open Space 131
5.3 Konsep Pada Bangunan 132
5.3.1 Penzoningan 132
5.3.2 Konsep Bentukan Masa 133
5.4 Konsep Struktur 134
5.5 Konsep Utilitas 135
5.5.1 Sistem Pengkondisian Udara 135
5.5.2 Konsep Sistem Electrical 135
5.5.3 Konsep Sistem Keamanan 136
5.5.4 Konsep Sistem Sanitasi 137
5.6 Konsep Ruang Dalam 137
5.7 Konsep Green Building 138
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta Jaringan Palapa Ring. Sumber : BRTI 13
Gambar 2.2. Alternatif Site 1 37
Gambar 2.3.Alternatif Site 2 37
Gambar 2.4.Alternatif Site 3 38
Gambar 2.5.Tinjauan Terhadap Lokasi Site yang baru 38
Gambar 2.6. Foto satelit 40
Gambar 2.7. Penyebaran jangkauan Telkomsel di seluruh wilayah Indonesia 42
Gambar 2.8. Gedung PT.Indosat 54
Gambar 2.9. Lantai pada Auditorium 57
Gambar 2.10. Lantai pada Selasar 57
Gambar 2.11. Lantai pada Kamar Mandi 57
Gambar 2.12. Lantai pada Ruang Servis 57
Gambar 2.13. Finishing interior 58
Gambar 2.14. Finishing Dinding Eksterior 58
Gambar 2.15. Pintu baseum ( kanan & kiri ) pada entrance dan
pembatas lobby dan lift menggunakan sensor gerak. 59
Gambar. 2.16 Pintu kamar mandi yang terbuat dari bahan kayu 59
Gambar. 2.17. Jendela dengan Finishing Kaca Rayban 59
Gambar 2.18. Plafon Terbuat dari Aluminium Reider Warna Abu-abu 60
Gambar 2.19. Plafon dari Bahan Gypsum dengan List Kayu 60
Gambar 2.20. Material Atap 60
Gambar 2.21. Dilatasi kolom pada ruang auditorium 61
Gambar 2.22. Kolom utama dengan ukuran 80 x 80 cm. 61
Gambar 2.23. Kolom pendukung dengan ukuran 40x 40 cm 61
Gambar 2.24. Balok induk dengan ukuran 40 x 80 cm 61
Gambar 2.25. Pintu masuk ke core 62
Gambar 2.26. Rangka baja pada tower 62
Gambar 2.27. Kedua kolom sebagai penopang utama dari berat tower. 62
Gambar 2.28.Pipa –pipa air bersih dan kotor 63
Gambar 2.30.Lampu-lampu penerangan di dalam Gedung 65
Gambar 2.31Gardu PLN 65
Gambar 2.32.Recifier 66
Gambar 2.33.Battery Bank 66
Gambar 2.34.UPS 66
Gambar 2.35.Cooling Water 67
Gambar 2.36.Exhaust Fan 69
Gambar 2.37.Lift Penumpang 70
Gambar 2.38.Kinerja Sistem Lift 70
Gambar 2.39.Tangga Utama 70
Gambar 2.40.Tangga Service 70
Gambar 2.41.Tangga Darurat 70
Gambar 2.42.Gondola 71
Gambar 2.43.Alarm 71
Gambar 2.44.Tombol berlapis kaca 71
Gambar 2.45.Detector 72
Gambar 2.46.Hydran 73
Gambar 2.47.Tabung Halon 73
Gambar 2.48.Pipa-pipa penyalur gas halon 73
Gambar 2.50.Alarm dengan alat perekam kejadian 74
Gambar 2.51.Tangga darurat 74
Gambar 2.52.Penangkal Petir 75
Gambar 2.53.Kamera keamanan 75
Gambar 2.54.Sistem PABX 76
Gambar 2.55 Oporto Vodafone 77
Gambar 2.56 Exterior 77
Gambar 2.57 Interior 78
Gambar 2.58 Vodafone 78
Gambar 2.59 Site Plan 79
Gambar 2.60 Potongan 80
Gambar 2.61 Denah 81
Gambar 2.62 Denah 82
Gambar 2.63 New Vodafone 83
Gambar 2.65 Interior 85
Gambar 2.66 Interior 85
Gambar 2.67 Gambar skematik 86
Gambar 2.68 Exterior
87
Gambar 2.69 Exterior 87
Gambar 2.70 Interior 87
Gambar 2.71 Konsep 87
Gambar 2.72 Exterior 87
Gambar 2.73 Exterior 87
Gambar 3.1. Konsep Green Building 96
Gambar 3.2. Konsep pada bangunan 97
Gambar 3.3. Tampak bangunan 101
Gambar 3.4. Perspektif 101
Gambar 3.5. Denah ground 102
Gambar 3.6. Denah level 1 102
Gambar 3.7. Denah tower 102
Gambar 3.8. Perspektif 102
Gambar 3.9.Denah Editt Tower 103
Gambar 3.10. Potongan 103
Gambar 3.11. Potongan 104
Gambar 3.12. Perspektif 105
Gambar 3.13. Potongan 106
Gambar 3.14. Exterior 106
Gambar 5.1.Pencapaian dari dan ke dalam site 119
Gambar 5.3 Keterangan Konsep Penzoningan 123
Gambar 5.4.1 Detail Pondasi Pada Core` 125
Gambar 5.4.2 Detail Pondasi Tiang Pancang 125
Gambar 5.5.2.Skematik Elektrikal 126
Gambar 5.5.4. Aksonometri dan Skemarik sistem sanitasi 127
Gambar 5.7.1 Potongan bangunan 129
Gambar 5.7.2Potongan Bangunan 129
Gambar 5.7..3 Double Fasad 130
Gambar 5.7.4 Perhitungan Pemilihan 130
Gambar 5.7.5 Studi banding dan Prinsip Kerja 131
Gambar 5.7.6 Prinsip Kerja panel Surya 132
Gambar 5.7.8 Keuntungan Penggunaan Green Roof 133
Gambar 5.7.9 Perbedaan ketebalan lapisan green roof 133
Gambar 5.7.10 Klasifikasi Ketebalan 133
Gmabar 5.7.11 Detail Green Roof 134
Gambar 5.7.12 Bright Sunny Flower 134
Gambar 5.7.13Gomphrena Globosa 135
Gambar 5.7.14 Barbados Lily 136
Gambar 5.7.15 Nerilium Oleander 136
DAFTAR TABEL
Table 1.1. Data pemakaian gedung kantor di kota Medan 3
Table 2.1 Kronologi Perkembangan Telekomunikasi Indonesia 10
Tabel 2.2. Pertumbuhan Operator Seluler di Indonesia dan Market Share 15
Tabel 2.3. Tabel Operator Telekomunikasi, Teknologi dan Lisensinya 15
Tabel 2.4. Kepemilikan Saham Tiap Operator Seluler 17
Tabel 2.5. Penetrasi Pelanggan Seluler 18
Tabel 2.6. Tabel Pertumbuhan Pelanggan dan Pasar Seluler 12 Besar di Dunia. 19
Tabel 2.7. Tabel perkembangan jumlah pelanggan telepon selular di Indonesia 19
Tabel 2.8. Tabel konsentrasi industri telepon selular 21
Tabel 2.9. Persentase hasil perolehan survey data 23
Tabel 2.10. Perbandingan jumlah penduduk se Indonesia 27
Tabel 2.12. Persentase jumlah penduduk kota 30
Tabel 2.13. Tabel statistik 30
Tabel 2.14. Tabel lowongan pekerjaan 31
Tabel 2.15. Tabel jumlah pencari pekerjaan 32
Tabel 2.18. Tabel Kriteria Pemilihan Site 34
Tabel 2.19. Sumber: RUTRK Kodya Tk II Medan 2005 36
Tabel 2.20. Tabel perbandingan lokasi alternatif site 39
Tabel 2.21. Kriteria lahan untuk menentukan lokasi 40
Tabel 2.23. Tabel Kebutuhan ruang 46
Tabel 2.24. Tabel Persyaratan dan kriteria ruang 48
Tabel 2.25. Tabel Kebutuhan Ruang 51
Tabel 2.26. Program ruang 52
Tabel 2.27. Program ruang 55
Tabel 2.28. Material bangunan 57
Tabel 2.29. Material bangunan 58
Tabel 2.30. Material bangunan 59
Tabel 2.31. Sistem air bersih 63
Tabel 2.32. Perangkat kerja UPS 66
Tabel 2.33. Studi banding 88
Tabel 3.1 Faktor Pertimbangan sebagai acuan Green Building 94
Tabel 3.2 Penerapan Tema pada Bangunan 100
Tabel 3.3 Study Banding 107
Tabel 4.1.Kebutuhan Ruang Kantor 126
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1.1. Kerangka berpikir 6
Diagram 2.1. Faktor Munculnya BRTI 12
Diagram 2.2. Pendapatan Operator Seluler (dalam US$) 16
Diagram 2.3. Dampak Regulasi Terhadap Penetrasi Pelanggan Seluler 17
Diagram 2.4.Pertumbuhan selular di Indonesia 19
Diagram 2.5. Peningkatan pada sector mobile 20
Diagram 2.6. Mobile market share 21
Diagram 2.8. Diagram penduduk Indonesia kategori umur 28
Diagram 2.10. Pembagian Wilayah Pengembangan dan Pembangunan
(WPP) Kota Medan 35
Diagram 2.11. Struktural Telkomsel 43
Diagram 2.12. Struktural Telkomsel 44
Diagram 2.13. Struktural call centre 45
Diagram 2.14. Deskripsi Pelaku 45
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Telkomsel merupakan operator GSM terbesar di Indonesia dengan pimpinan area 1
yang terletak di kota medan sampai saat ini belum memiliki gedung kantor milik sendiri.
Beberapa lokasi pada kantor sewa seperti Bank Sumut (JL. Imam Bonjol), Bank Danamon
(Jl. Diponegoro), Selecta (Jl. Ustik) merupakan wadah yang memfasilitasi Telkomsel dalam
menjalankan fungsinya.
Baru-baru ini Telkomsel di Medan menyewa Cambridge (Jl. Jendral S. Parman) untuk
bagian call center yang sebelumnya menyatu dengan bagian pusat Telkomsel yang terletak di
atas Bank Danamon. Hal ini menyebabkan kinerja yang kurang efisien karena gedung kantor
tempat para pegawai kerja tetap dapat berpindah-pindah sewaktu-waktu. Melihat
pertumbuhan pelanggan yang semakin banyak, membuka peluang besar bagi Telkomsel
untuk tumbuh semakin besar. Untuk itu dibutuhkannya suatu bangunan yang utuh dan
permanen, untuk menunjang aktifitas kerja.
Dalam perkembangannya, Kawasan Perkotaan di Indonesia umumnya memiliki
permasalahan yang sama, yakni tingginya pertumbuhan penduduk terutama akibat arus
urbanisasi yang menyebabkan pengelolaan ruang kota semakin berat. Berdasarkan hasil
laporan dari The Comparative Urban Studies Project di Woldrow Wilson, 2006 menuliskan
bahwa telah terjadi pertambahan penduduk perkotaan didunia, pada tahun 2000 sekitar 50%
penduduk dunia tinggal di perkotaan.
Kota Medan, merupakan kota terbesar ke-3 di Indonesia yang terus berkembang
dengan lahan yang semakin menipis khususnya di pusat kota. Disamping pengadaan lahan
yang semakin terbatas yang mengakibatkan gejala kenaikan harga lahan, sifatnya juga tidak
memungkinkan untuk diperluas. Sehingga salah satu jalan keluarnya terhadap pemenuhan
permintaan tersebut adalah meningkatkan kemampuan daya tampung lahan yang ada agar
dapat memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi kelangsungan hidup kota yang lebih
baik.
Adapun peningkatan daya tampung lahan tidak didasarkan pada pemikiran tentang
Pada contoh kasus di kota medan, peruntukan lahan yang bersifat tunggal (mono-use) seperti
kantor berupa 1 unit ruko, hanya akan membuat lahan perkotaan semakin sempit, tidak
efisien, dan lebih boros lahan. Untuk itulah bangunan Telkomsel yang dirancang diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan dari luar dengan menyediakan bagian kantor yang dapat disewa
atau yang biasa disebut dengan kantor sewa.
Berikut adalah tabel dari beberapa data pemakaian gedung kantor di kota Medan:
Luas Gedung Perkantoran di kota Medan Fungsi Gedung Keterangan Jumlah Lantai Luas Lantai m2 Jumlah Nama Gedung
B&G Tower Disewakan Sebagian besar 13 2.400 31.200
Bank Sumut Disewakan Sebagian kecil 8 2.400 19.200
Wisma BII Disewakan Sebagian besar 8 2.000 16.000
Uniland Disewakan Sebagian besar 6 2.400 14.400
BCA Disewakan Sebagian kecil 8 1.200 9.600
HSBC Disewakan Sebagian kecil 6 900 5.400
Mestika Disewakan Sebagian kecil 8 900 7.200
Mandiri Jl. Imam Bonjol Disewakan Sebagian besar 6 2.400 14.400
Mandiri Jl. Z. Arifin Disewakan Sebagian besar 6 1.800 10.800
Bank Danamon Disewakan Sebagian kecil 9 1.050 9.450
City Bank Disewakan Sebagian besar 6 450 2.700
Graha Niaga Disewakan Sebagian besar 6 750 4.500
Capital Building Disewakan Sebagian besar 10 750 7.500
PT. Indosat Disewakan Sebagian kecil 7 900 6.300
Prediksi Tambahan
Crystal Square Sedang dibangun 16 1200 19.200
Medan Fair Tahap perencanaan 11 900 9.900
Deli Grand City Tahap perencanaan 27 2400 64.800
252.550 Total Sementara
Dari tabel di atas dapat dilihat beberapa bangunan yang menyediakan area kantor
sewa untuk memenuhi kebutuhan ruang kantor diperkotaan yang semakin tinggi. Dengan
adanya Gedung Telkomsel dan Rent Office tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
kantor lainnya, Sehingga lahan di perkotaan dapat dimanfaatkan dengan lebih maksimal.
1.2.
MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan perancangan:
• Menciptakan suatu wadah yang menyediakan fasilitas untuk Perkantoran khusunya
Telkomsel yang memadai.
• Menciptakan tata ruang kawasan yang serasi, menarik, dengan memperhatikan keserasian
lingkungan.
• Merancang gedung telkomsel dan juga kantor sewa yang menampung kegiatan perkantoran
dan bisnis secara terpadu.
• Menciptakan pola penataan sirkulasi yang harmonis, sehingga dari sekian aktifitas yang
dilakukan tidak saling mengganggu satu sama lain.
• Menciptakan bangunan dan ruang yang nyaman sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja
dan sumber daya manusia serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan.
1.3.
MASALAH PERANCANGAN
Dalam hal ini permasalahan-permasalahan yang timbul dalam proses perencanaan dan
perancangan bangunan Telkomsel Center mixused ini, terdapat beberapa masalah yang
cukup mendasar yang menjadi pokok bahasan diantaranya adalah :
1.3.1 Permasalahan Site
Pengolahan terhadap site terutama dalam penzoningan.
Peninjauan terhadap jalan utama sebagai view yang diutamakan. Bagaimana Pengaruh bangunan terhadap linkungan sekitar. Pencapaian Sirkulasi kendaraan dan manusia.
1.3.2 Permasalahan Bangunan
Masalah penampilan karakter bangunan dan fasilitas yang dapat memperlihatkan ciri suatu bangunan kantor yang mempunyai suasana dan karakter, terbuka, tertib dan mengundang.
Sistem struktur dan konstruksi yang cocok untuk daerah sekitar. Pengolahan massa banguan dengan tidak merusak lingkungan sekitar. Bidang penutup atap yang dirancang setidaknya dapat bertahan untuk kurun
waktu yang lama, karena harus dirancang untuk memenuhi berbagai variasi kebutuhan organisasi suatu kantor.
Perlengkapan ruang dalam (interior), yakni berupa alat-alat penunjang ruang dalam yang sedapatnya disesuaikan dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan.
Pola pengaturan tata letak, yakni penempatan dan pengaturan kembali letak elemen- elemen dalam ruang.
Penempatan sistem utlitas.
1.4.
METODA PENDEKATAN
Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses
perencanaan dan perancangan pabrik daur ulang kertas dilakukan berbagai pendekatan desain
yaitu
Memperoleh data tentang kelayakan perancangan Telkomsel di kota Medan.
Mengadakan survei dalam memperoleh data-data dan gambaran akan program ruang serta fasilitas tambahan yang dibutuhkan oleh kantor telkomsel.
Memperoleh data-data dari berbagai departemen yang berwenang tentang jumlah penduduk, luas perkantoran yang ada di kota Medan, dll.
Mengadakan wawancara dengan berbagai kalangan masyarakat yang ada di lokasi site.
Studi berbagai sumber pustaka yang berkaitan dengan standar-standar arsitektur bagi perencanaan sebuah kantor.
1.5.
LINGKUP DAN BATASAN PERANCANGAN
Yang menjadi lingkup dan batasan perancangan dalam bangunan ini yaitu:
Menyangkut masalah pemilihan site, dimana site berada pada Perancangan yang dilakukan adalah bangunan yang memfasilitasi kegiatan yang terdapat dalam sebuah stasiun kereta api dan monorail, dan halte.
Perancangan mengikuti standar ukuran ruangan terhadap masing-masing kegiatan. Perancangan struktur bentang lebar untuk keperluan tribun gerbong kereta api dan
perancangan struktur fungsi bangunan lainnya disesuaikan dengan fungsi bangunan.
1.6.
KERANGKA BERPIKIR
Diagram 1.1. Kerangka berpikir
MAKSUD
Menyediakan suatu bangunan kantor yang dapat dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
Menyediakan suatu wadah sebagai tempat kerja yang nyaman dan tidak merusak lingkungan.
Menciptakan suatu sirkulasi untuk mengatasi kemacetan pada kawasan site yang merupakan lokasi yang padat kendaraan.
A N A L I S A
Analisa kondisi lingkungan yaitu: analisa matahari, vegetasi, sirkulasi, view dari dan ke site dan sempadan bangunan.
Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang. Analisa penerapan struktur pada bangunan.
KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN
Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak, dan konsep
bangunan LATAR BELAKANG KASUS
Dibutuhkannya suatu wadah bangunan yang dibutuhkan oleh perusahaan besar ini. Mengingat perusahaan yang begitu besar dengan pertumbuhannya yang terus menaik, namun sangat disayangkan bahwa sampai saat ini perusahaan ini belum memiliki gedung sendiri, tetapi masih menempati beberapa kantor sewa secara terpisah.
PERMASALAHAN
Bagaimana bentuk bangunan yang sesuai dengan kegiatan yang ada, dengan menciptakan suatu bangunan yang terbuka, mengundang dan tertib dengan sistim struktur yang tidak merusak lingkungan sekitar.
LATAR BELAKANG THEMA
Perlunya penghijauan kembali dan desain yang dapat mengubah ruang kota yang panas, gersang, tidak nyaman(khususnya pedestrian) menjadi fresh dan lebih nyaman kembali. Sumber daya alam yang semakin menipis. Mengurangi pemakain energi yang semakin kritis.
STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING
Fasilitas kantor.
Kajian tema dengan bentuk bangunan.
STUDI SITE
Ukuran site
Peraturan pemerintah potensi
JUDUL PROYEK dan TEMA
Telkomsel and Rent Office Tema: Green Architecture
PENGUMPULAN DATA Studi literature
Studi banding
Survey dan wawancara
Feed
1.7.
SISTEMATIKA LAPORAN
BAB I. PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang kasus proyek berupa faktor-faktor yang mempengaruhi
perlunya didirikan Kantor Telkomsel, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan
desain, serta lingkup, dan batasan proyek serta asumsi-asumsi.
BAB II. DESKRIPSI PROYEK
Berisikan tinjauan umum maupun tinjauan khusus tentang proyek yang akan
dilaksanakan seperti beberapa teori yang dapat membantu dalam proses
perencanaan/perancangan, posisi site, kondisinya, potensi yang ada, ketentuan dan peraturan
yang ada. Selain itu program kegiatan hingga melahirkan kebutuhan ruang berikut studi
banding proyek yang sejenis.
BAB III. ELABORASI TEMA
Berisikan telaah teoritis serta kajian tentang tema dan pengertiannya, dan interpretasi
tema kedalam kasus proyek yang akan direncanakan.
BAB IV. ANALISA
Berisikan tinjauan analisis tentang pengguna, aktifitas, kebutuhan dan standar ruang,
program ruang dan organisasi ruang yang ada, dan analisis keadaan lingkungan tentang
lokasi, kondisi tanah, potensi lahan sebagai kasus proyek, kontrol fisik, sirkulasi dan
pencapaian, orientasi dan pemandangan.
BAB V. KONSEP PERANCANGAN
Berisikan tentang konsep dasar dan konsep lanjutan tentang tapak, konsep bangunan
yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran untuk menuju ke
hasil perancangan nantinya.
BAB VI. HASIL PERANCANGAN
Berisikan gambar kerja yang merupakan hasil akhir dari semua analisa, data, dan
BAB 2
DESKRIPSI PROYEK
2.1.
TERMINOLOGI JUDUL
2.1.1 Tinjauan Umum
Telkomsel adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan
telekomunikasi selular berbasis GSM. Telkomsel merupakan singkatan dari “Telekomunikasi
Selular” dengan produk-produknya adalah kartuHALO, simPATI dan kartuAS.
Telekomunikasi selular GSM di Indonesia berawal dari pemerintah yang meminta PT
Telkom untuk melakukan pilot project di Batam dan Bintan pada bulan November 1993. Pada
tanggal 31 Desember 1993, proyek tersebut dapat beroperasi.
Pada tanggal 26 Mei 1995, atas keputusan Menteri Pariwisata, pos dan telekomunikasi
(Menparpostel) dan Menteri Keuangan (Menkeu); berdirilah PT Telekomunikasi Selular
(Telkomsel) sebagai perusahaan jasa penyedia layanan telekomunikasi selular GSM kedua di
Indonesia setelah PT. Satelit Indonesia (Satelindo) yang berdiri pada tanggal 29 Januari 1993.
Pada awal berdirinya, kepemilikan saham telkomsel dimiliki oleh PT Telkom sebesar 51 %
dan Indosat sebesar 49%.
Dengan semakin berkembangnya bisnis telekomunikasi selular dan didorong oleh
keinginan yang kuat untukk menjadikan PT Telkomsel sebagai operator telepon selular yang
bertaraf international dengan produk yang mempunyai standar international, maka melalui
seleksi dan proses tender telekomunikasi yang ketat dan transparan, akhirnya terpilih dua
perusahaan telekomunikasi untuk diajak berkerjasama, yaitu KPN Royal Dutch Telecom yang
merupakan perusahaan telekomunikasi dari Belanda sebagai Mitra asing dan PT. Sedco
Megacell Asia sebagai mitra Lokal. KPN membeli 17, 28% sedangkan Sedco Megacell Asia
membeli 5% saham. Dengan masuknya dua mitra tersebut, maka status Telkomsel berubah
dari perusahaan Penanaman Modal Dalam Negri (PMDN) menjadi Penanaman Modal Luar
Negri (PMA).
Pada tahun 1999 diterbitkannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi
yang berlaku efektif sejak tanggal 8 September 2008 yang berisi penghapusan monopoli
penyelenggara telekomnikasi. Pada tahun 2001 Telkom membeli 35 % saham Telkomsel dari
silang antara telkom dengan indosat. Setelah transaksi ini, Telkom menguasai 77,72% saham
Telkomsel. Kemudian melalui beberapa transaksi berikutnya sehingga telkom menguasai
seluruh saham Telkomsel yang kemudian di jual sebagaian kepada Singapore Telecom
Mobile Pte. Ltd (Singtel), sehingga setelah penjualan saham ini Telkom memiliki 65% saham
Telkomsel dan 35% sisanya dimiliki oleh SingTel.
Telkomsel suatu perusahaan besar yang ada di Indonesia yang tidak diragukan lagi.
Sebelum mengetahui kelayakan suatu bangunan ini, berikut adalah kronologis perkembangan
jaringan selular di indonesia sampai kepada alasan kenapa gedung telkomsel yang saya
rencanakan:
Kronologi perkembangan Jaringan selular di Indonesia:
Perkembangan dunia teknologi telekomunikasi di Indonesia saat ini telah memasuki
babak yang klimaks, terutamanya teknologi telekomunikasi seluler. Keadaan ini sangatlah
berbeda dengan kondisi di saat 7 tahun silam. Kalau dulu kita hanya mengenal beberapa
operator seluler saja yang mendominasi pasar telekomunikasi sebagai operator raksasa, maka
pada saat ini kita melihat banyak sekali operator-operator seluler baru yang bermunculan ikut
meramaikan kompetisi dunia seluler pertelekomunikasian Indonesia.
Kalau kita melihat kronologi perkembangan telekomunikasi di Indonesia, pada tahun 1976
telah terjadi era monopoli yang dilakukan oleh pemerintah, sehingga hanya ada satu saja
operator yang menguasai pasar telekomunikasi di Indonesia.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa pada awal tahun 1989 barulah pemerintah
merevisi regulasi mengenai telekomunikasi, sehingga operator-operator lain mulai masuk.
Akan tetapi hal ini tidak mengubah kondisi yang dapat menjadikan persaingan lebih
kompetitif, malah terjadi monopoli oleh public corporation.
Adanya praktek monopoli membuat penggunaan telekomunikasi seluler pada masa
lalu hanya terbatas bagi beberapa kalangan dan daerah tertentu. Hanya orang yang berduit
saja yang mampu memilikinya, karena memang mengingat pada waktu itu untuk membeli
ponsel dan voucher masih terbilang tinggi dan mewah. Dahulu bagaimana mungkin
masyarakat umum dapat membeli, untuk voucher saja tarif terendahnya adalah sekitar Rp
250.000.- hingga Rp 100.000.-. Belum lagi tarif untuk menelpon juga terbilang sangat mahal
untuk tiap waktu bicaranya.
Selain itu, tempat untuk melakukan komunikasi dengan seluler pun masih terbatas
pada wilayah-wilayah tertentu. Banyak dikeluhkan bahwa harga sewa jaringan dalam negeri
mahal dan tidak mencukupi terutama untuk wilayah kawasan Indonesia Bagian Timur.
Keadaan seperti ini dinilai dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial yang ada di
wilayah-wilayah tertentu di seluruh pelosok Indonesia, seperti Indonesia Timur dan Barat.
Praktek monopoli menyebabkan persaingan yang kompetitif tidak akan pernah terjadi.
Karena pada dasarnya suatu produk yang memiliki kualitas terbaik akan muncul apabila daya
saing terjadi. Akhirnya, masyarakat akan terbatas pada pilihan tertentu dan membuat masalah
pentarifan atau biaya menjadi dominan mahal. Jika hanya masyarakat tertentu saja yang dapat
menikmati dan merasakannya berarti hal ini sama halnya dengan menghambat kecerdasan
masyarakat untuk lebih mengenal teknologi khususnya telekomunikasi.
Hal ini juga tentunya menghambat operator lain untuk berani tumbuh dan
bermunculan. Disamping biaya infrastruktur dan operasional untuk mendirikan suatu
perusahaan telekomunikasi terbilang membutuhkan biaya yang sangat besar, belum lagi nanti
ia harus bersaing dengan operator-operator raksasa lain yang telah lama berdiri dan
menguasai sebagian besar pasar telekomunikasi di Indonesia.
Keadaan ini memaksa pemerintahan melalui Depkominfo mengeluarkan berbagai
permasalahan yang ada. Beberapa strategi dan regulasi yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah adalah sebagai berikut:
Lahirnya Badan Regulasi Telekomunkasi Indonesia (BRTI)
BRTI ini lahir karena adanya beberapa faktor yang mendorongnya untuk ada, sebagaimana
yang disebutkan pada bagan di bawah ini.
Salah satu tujuan perlu dibentuknya BRTI antara lain :
Untuk lebih menjamin transparansi, independensi dan prinsip keadilan. Dalam fungsinya sebagai pengaturan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan
jaringan telekomunikasi dan penyelenggaran jasa telekomunikasi.
Untuk meningkatkan kinerja pelayanan dalam penyelenggaraan jaringan
telekomunikasi dan penyelenggaraan jasa telekomunikasi
Pembangunan Palapa Ring
Dalam rangka untuk mengurangi kesenjangan dan pemerataan akses telekomunikasi
di Nusantara, pemerintah telah melakukan terobosan dengan melakukan pembangunan
jaringan di seluruh nusantara yang lebih dikenal dengan Palapa Ring. Tujuannya adalah untuk
mengatasi jaringan telekomunikasi di daerah-daerah yang belum terjamah atau masih dalam
kategori tertinggal dalam teknologi ini. Pembangunan Palapa Ring ini nanti yang akan
menghubungkan Ibukota Provinsi dengan Kabupaten yang ada di daerah-daerah.
Palapa Ring ini dibangun dengan menghubungkan 33 Provinsi, 440 Kota/Kabupaten,
dengan kapasitas 320 GB hingga 4 TB menggunakan medium guided (kabel optik). Dengan
pembangunan ini diharapkan tidak ada lagi daerah-daerah di nusantara yang tidak terjamah
teknologi telekomunikasi.
Penggunaan Menara Bersama
Ada banyak faktor yang menyebabkan dikeluarkannya Peraturan Menteri No. 2 Tahun
2008 tentang penggunaan menara bersama. Tujuannya utamanya adalah untuk
mengefisiensikan penggunaan menara, dan menjaga estetika tata kota. Selain itu peraturan
penggunaan menara bersama merupakan solusi yang dapat membantu meringankan biaya
pembangunan telekomunikasi serta agar tidak terjebak di dalam praktek monopoli bagi
operator-operator baru dari penyedia menara. Sebab penyelenggara menara harus
memberikan kesempatan yang sama bagi penyelenggaran telekomunikasi yang lain untuk
menggunakan menaranya. Tidak hanya itu, biaya penggunaan menara harus wajar
berdasarkan biaya investasi, operasi, dan keuntungan yang wajar sehingga bisnis ini pun
tertutup untuk investasi asing. Moh. Nuh, Menkominfo, menjanjikan pada pertengahan
Februari 2008 kebijakan untuk penggunaan menara atau tower bersama akan segera
direalisasikan. “Ini konsekuensi yang harus diambil pemerintah. Tidak hanya meminta para
operator melakukan efisiensi internal, tetapi juga memberikan jalan keluar ke arah penerapan
efisiensi internal.”
Penurunan Tarif Interkoneksi
Pada tanggal per 1 April 2008, Menkominfo juga telah mengeluarkan suatu regulasi
yang mengatur tentang interkoneksi dan formula yang digunakan dalam pentarifan antar
operator selluer. Interkoneksi ialah hubungan antar jaringan telekomunikasi dengan
penyelenggara jaringan telekomunikasi yang berbeda. Regulasi ini mendorong setiap operator
menurunkan tarif interkoneksinya hingga batas atas standar acuan yang diperbolehkan. Tiap
penyelenggara telekomunikasi mempunyai pilihan untuk membangun atau menyewa jaringan
dalam melakukan interkoneksi.
KONSEKUENSI REGULASI TERHADAP INDUSTRI SELULER DAN MASYARAKAT
PUBLIK
Bagi Industri Seluler
Efisiensi, Low Cost, Pembangunan Telekomunikasi
Dengan adanya peraturan tentang penggunaan menara bersama, penurunan tarif
interkoneksi serta peraturan regulasi lainnya, menyebabkan munculnya efisiensi serta terjadi
penurunan biaya (low cost) terhadap pembangunan telekomunikasi terutama oleh
operator-operator baru. Hal ini membuat industri-industri seluler tampil lebih berani dalam bersaing
secara kompetitif dengan operator raksasa yang sudah lama berdiri. Sebagai contoh
pemakaian menara bersama misalkan. Dengan diterapkannya regulasi ini membantu operator
baru tidak perlu mengeluarkan biaya yang cukup banyak dalam berinvestasi membangun
jaringan telekomunikasi seperti menara BTS.
Regulasi-regulasi yang telah dikeluarkan pemerintah sedikit banyak telah mengubah
dunia telekomunikasi Indonesia menjadi ke arah yang lebih baik. Salah satunya adalah telah
terciptanya persaingan yang kompetitif dan semakin menjamurnya operator-operator baru.
Hal ini mengindikasikan telah terjadinya iklim yang kondusif bagi pertumbuhan industri
seluler. Jika dulu pangsa pasar telekomunikasi seluler hanya dikuasai oleh 3 operator raksasa,
yaitu Telkomsel, Indosat, dan Excelcomindo maka saat ini kita melihat berbagai operator
Perkembangan ini menyebabkan peningkatan pendapatan yang diperoleh oleh para
operator seluler, terutamanya bagi operator seluler (mobile). Pada awal tahun 2001, ketika
mulai bertumbuhnya operator-operator baru malah memberikan dampak pendapatan yang
menanjak sangat tajam bagi para operator.
.
Tabel 2.2. Pertumbuhan Operator Seluler di Indonesia dan Market Share. Sumber: JICA Sumber: Telekomunikasi Indonesia
Pendapatan ini meningkat dengan didiukung dari jumlah pengguna seluler yang
semakin hari semakin meningkat. Malahan banyak masyarakat semakin jauh meninggalkan
telepon rumah (PSTN) yang lahir lebih dulu. Mengutip AntaraNews tentang jumlah
pelanggan seluler di Indonesia, disebutkan bahwa jumlah pelanggan seluler pada tahun 2006
sebesar 63,8 juta nomor dan pada tahun 2007 mencapai 96,41 juta nomor atau dengan kata
lain mengalami peningkatan sekitar 51 persen. Pada tahun 2008 sebanyak 60,5 juta orang
dan terus mengalami peningkatan hingga 31,9 persen yang pada kuartal III-2009, Telkomsel
mencatatkan jumlah pelanggan sebesar 79,77 juta orang.
Hal ini mengindikasikan angka kenaikan ini akan terus meningkat karena mengingat masih
ada sekitar 73 persen dari 218,8 juta jiwa penduduk Indonesia yang masih belum
memanfaatkan sepenuhnya dengan asumsi bahwa satu pelanggan punya satu nomor. Padahal
jumlah pelanggan tersebut bukanlah jumlah sesungguhnya yang aktif digunakan pelanggan,
namun lebih cenderung ke jumlah kartu SIM yang terjual dan telah teraktivasi sebelumnya.
Dengan jumlah pelanggan tersebut berarti tingkat kepadatan telepon seluler (teledensitas)
masih sekitar 30%, artinya dari 10 orang penduduk Indonesia masih terdapat 3 orang yang
memiliki nomor ponsel.
Tabel berikut menunjukkan peningkatan yang jelas terhadap penggunaan telepon selular:
Selain itu, dengan adanya peraturanBRTI yang tidak membolehkan kepemilikan
saham operator dikuasai lebih dari 50% pihak asing, yang bertujuan untuk tetap menjaga
iklim yang kondusif dan memberikan bagi masyarakat publik untuk masuk ke dalamnya.
Berikut data kepemilikan saham yang ada pada tiap operator telekomunikasi yang ada
di Indonsia:
[image:30.595.75.500.74.365.2]Diagram 2.3. Dampak Regulasi Terhadap Penetrasi Pelanggan Seluler. Sumber: BRTI
2.1.2 Tinjauan Khusus
Indonesia juga tergolong sebagai negara yang memiliki angka penetrasi yang cukup
besar dalam industri telekomunikasi seluler yaitu sekitar 22%, sebagaimana data yang
diambil dari BMI Research berikut.
Sedangkan untuk pertumbuhan market, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Pyramid Research pada tahun 2005 lalu terhadap pasar seluler di dunia, Indonesia
ternyata masuk ke dalam peringkat 10 besar. Dari hasil penelitian itu di dapatkan bahwa
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai market seluler terbesar ke-10
dengan menguasai 2.3% pelanggan atau memiliki sekitar 51 juta pelanggan seluler yang ada
di dunia. Sedangkan untuk masalah pertumbuhan pasar seluler, prediksi dari tahun
2005-2011, Indonesia masuk ke dalam peringkat 4 dunia dengan pertumbuhan jaringan teknologi
seluler sekitar 4.7% atau sekitar 74 juta net additions.
Dengan bentuk peningkatan secara grafik seperti gambar di bawah ini :
Tabel 2.6. Tabel Pertumbuhan Pelanggan dan Pasar Seluler 12 Besar di Dunia. Sumber: Telekomunikasi Indonesia
Tabel 2.7. Tabel perkembangan jumlah pelanggan telepon selular di Indonesia Sumber: Telekomunikasi Indonesia
Kita juga tahu bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk
yang terbilang tinggi dan belum sepenuhnya dapat menikmati layanan ini, sehingga
kesempatan untuk memperoleh pelanggan seluler masih terbuka. Sebagaimana berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh BMI mengenai Industry Trends – Mobile Sector pada
tahun 2004 sampai dengan 2011 di Indonesia, dapat dilihat pertumbuhan penggunaan cellular
mobile phone yang terus meningkat, seperti diagram dibawah ini:
Dengan peningkatan pada sektor mobile seperti yang terlihat pada diagram dibawah ini:
Menurut Asosiasi Telepon Seluler Indonesia, jumlah pelanggan telepon seluler
(ponsel) di Indonesia telah menembus angka lebih dari 100juta pelanggan. Hal ini tidaklah
dipertanyakan lagi, melihat konsumen telepon seluler tidak lagi dibatasi oleh kalangan usia ,
mulai dari anak SD sampai dengan Kakek-Nenek sekarang ini sudah pegang ponsel.
Demikian juga semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga,
dari kota besar ataupun pelosok-pelosok di seluruh Indonesia dapat mengakses sarana
telekomunikasi yang ada. Telepon yang dulunya merupakan barang mewah, sehingga hanya
kelompok tertentu yang bisa menikmatinya, sekarang setiap golongan dan lapisan masyarakat
bisa dengan mudah mendapatkannya dengan harga yang tergolong murah. Sehingga
masyarakat bisa memiliki akses untuk dapat menggunakan sarana telekomunikasi untuk
berbagai keperluan, baik untuk urusan bisnis, keluarga, ataupun keperluan lainnya. Jadi
penetrasinya terhadap jumlah penduduk nasional sudah lebih dari 40%.
Hingga saat ini di Indonesia telah hadir 10 operator yaitu Telkom, Telkomsel, Indosat,
Excelcomindo (XL), Hutchison (3),Sinar Mas Telecom,Sampoerna Telecommunication,
Bakrie Telecom (Esia), Mobile-8 (Fren), dan Natrindo Telepon Selular (sebelumnya Lippo
Telecom). Dari jumlah ini, pelanggan fixed phone sekitar 9 juta dan pelanggan selular 64 juta.
Kalau dibagi berdasarkan platform yang digunakan, pemakai GSM selular sebanyak 88%,
CDMA selular 3%, dan CDMA fixed wireless access (FWA) 9%. Namun dari sepuluh operator itu hanya 3 operator yang memiliki pangsa pasar lebih dari 5% yaitu Telkomsel,
Indosat dan Excelcomindo. Berikut adalah tabel dan diagram urutan penguasa pangsa pasar
industri telepon selular:
Dari data yang tertera di atas, dapat dilihat bahwa PT Telkomsel menguasai 59,6%
pasar, yang berarti merupakan pemain dominan di pasar, dengan kompoisi kepemilikan
saham 65% oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Dan 35% SingTel, Singapore. Saat ini
Telkomsel memiliki 3 jenis produk kartu SIM yaitu KartuHalo, Kartu SimPATI, dan Kartu
AS.
Tabel 2.8. Tabel konsentrasi industri telepon selular Sumber: Telekomunikasi Indonesia
Berikut adalah persentase komposisi kepemilikan saham pada PT Telkomsel:
Teknologi Telkomsel meliputi GSM Dual Band (900&1800), GPRS, Wi-Fi, EDGE,
3G, dan 3.5G (HSDPA). Aliansi Internatioal – Telkomsel merupakan bagian dari Bridge
Mobile Alliance Operator se Asia Pasifik. Bridge Mobile llince adalah Join Venture antara
Mobile Operator yang terpandang di Negaranya.
Jaringan:
Telkomsel memiliki cakupan jaringan GSM/GPRS/EDGE paling luas di Indonesia. Jaringan Telkomsel telah melingkupi lebih dari 5% dari total area populasi Indonesia,
termasuk kota besa, kabupaten, dan kecamatan.
Untuk menjangkau Coverage International yang lebih luas, saat ini Telkomsel telah menjalin kerjasama dengan Mitra International untuk GSM Roaming di berbagai
negara.
Telkomsel juga didukung oleh SMS Centers dengan total kapasitas trafik mencapai Ribuan SMS perdetik.
GPRS
Saat ini jaringan GPRS Telkomsel sudah sama dengan Voice Coveragenya. Telkomsel memiliki Jaringan GPRS yang andal dengan didukung core-network GPRS yang
terdistribusi di Medan, Batam, Jakarta , Surabaya, Banjarmasin dan Semarang.
Jakarta,(ANTARA News) – menyatakan bahwa Telkomsel meraih predikat operator
terbaik (best operator of the year) dan operator GSM terbaik dalam Seluler Award yang
diselenggarakan Majalah Seluler di Jakarta, Kamis malam. Bahkan sampai saat ini, gelar itu
pun masih disandang oleh telkomsel.
Perusahaan ini kian lama kian membesar. Pelanggan yang semakin meningkat,
membutuhkan peningkatan dalam jumlah karyawan untuk dapat melayani pelanggan dengan
baik. Namun besarnya kebutuhan akan jumlah karyawan, tidaklah menjadi masalah,
mengingat telkomsel termasuk dalam kriteria ‘Perusahaan Idaman’ sehingga peluaang
karyawan yang ingin bekerja pada perusahaan ini cukup besar.
Dalam versi warta Ekonomi, terdapat beberapa perusahaan yang menjadi “Perusahaan
Idaman” tempat karyawan bekerja. Dari hasil data, terdapat 3 alasan utama yang menjadikan
perusahan-perusahaan tersebut menjdai ‘Perusahaan Idaman’, yakni : Besarnya nama
perusahaan tersebut, tingginya gaji adanya jenjang karier yang jelas. Berikut adalah beberapa
dari perusahaan tersebut, beserta persentase hasil perolehan survey data:
NO Nama Perusahaan Alasan
1. PT Astra International
Tbk
Astra adalah perusahaan besar (27,56%
responden yang memilih Astra mengatakan hal
ini). Banyaknya kantor cabang, luasnya
jangkauan pemasaran produk, dan besarnya
pangsa pasar untuk menunjukkan “kebesaran”
Astra.
Adanya jenjang karier yang jelas di Astra
(17,43%).
Astra memberikan penghasilan yang lebih besar
kepada karyawannya dibanding perusahaan
sejenis lainnya (15,91%).
2. PT Unilever Indonesia
Tbk
kejelasan jenjang karier di Unilever (6,09%)
Unilever merupakan perusahaan besar (13,85%)
gaji yang lebih besar dibanding perusahaan
sejenis (13,02%)
sangat memperhatikan kesejahteraan
karyawannya (11,36%).
3. PT Bank Central Asia
Tbk
adanya jenjang karier yang jelas di BCA
merupakan alasan mereka memilih BCA
(34,85%).
4. PT Pertamina Perusahaan negara ini dianggap mapan (33,74%)
Sebanyak 22,16% responden memang memilih
Pertamina karena alasan gaji. faktor fasilitas (15,57%).
5. PT Bank Mandiri Tbk. Bank Mandiri adalah perusahaan besar
(31,63%).
Bank Mandiri juga dianggap bisa memberikan
kesejahteraan bagi para karyawannya (27,11%)
jenjang karier yang jelas jika bekerja di Bank
Mandiri (25,95%)
6. PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
(Telkom)
Penghasilan di Telkom tinggi (48,44%).
Telkom merupakan perusahaan besar (24,54%)
Karena jenjang karier di perusahaan pelat merah ini jelas (13,84%)
7. PT Chevron Pacific
Indonesia
Gaji yang menggiurkan (33,12%).
Perusahaan besar (32,47%)
Karier (11,69%).
8. PT Telekomunikasi
Selular (Telkomsel)
Penghasilan di Telkomsel tinggi 40,17%.
Telkomsel adalah perusahaan besar (26,49%).
jenjang karier di Telkomsel menjanjikan.
(11,11%).
9. Citibank Indonesia Citibank merupakan perusahaan besar (24,7%).
Citibank memberikan pendapatan lebih besar
kepada karyawannya (21,24%)
menaikkan gengsi dan perusahaannya bonafide
(17,7%).
10. PT IBM Indonesia Penghasilan di IBM lebih besar (27,59%)
Karena nama besarnya (16,39%).
berkarier di IBM sangat menjanjikan bagi masa
depan mereka, terutama kesempatan untuk
bekerja di luar negeri (12%).
Pada tabel di atas, Telkomsel meraih peringkat ke 8 dengan alasan terbesar adalah
Gaji yang menggiurkan. Besarnya persentase yang diakibatkan oleh gaji besar, tentunya
banyak menarik peminat bagi penduduk yang dalam kategori ‘masih produktif’ di kota medan
ini untuk menjadi salah satu karyawan yang ingin bekerja di perusahaan telekomunikasi
Selular tersebut. Selain itu, seiring perolehan keuntungan dan pertumbuhan Telkomsel,
karyawannya juga memperoleh apresiasi. Penghasilan mereka lebih tinggi dibanding perusahaan lain.
Menurut Erik Meijer, vice-president marketing dan CRM Telkomsel, Alasan lain
mengapa Telkomsel menjadi perusahaan yang banyak diinginkan adalah :
Pertama, perusahaan ini banyak meraih prestasi. Tahun ini saja Telkomsel berhasil mengantongi tujuh penghargaan. “Itu semua membuat Telkomsel banyak dikenal
orang,” ujarnya.
Kedua, kinerja perusahaan ini cukup fantastis. Jumlah pelanggannya terus meningkat. Semester I 2006, jumlah pelanggannya naik 6,5 juta dari posisi akhir 2005 yang 24
juta. Pendapatannya selama semester I 2006 juga meningkat 47% dibanding periode
yang sama tahun lalu, dari Rp6,408 triliun naik menjadi Rp9,442 trili¬un.
Pada kuartal III-2009, Telkomsel mencatatkan jumlah pelanggan sebesar 79,77 juta orang, yakni mengalami peningkatan sebesar 31,9 persen dari periode yang sama
tahun sebelumnya yang sebanyak 60,5 juta orang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahan ini terus berkembang maju.
Kemajuan pertumbuhan telkomsel dapat dilihat dari :
Ebitda (earns before interest, tax, depreciation, and amortization) alias
pendapatan sebelum dipotong bunga, pajak, depresiasi dan cicilan utang, Telkomsel
tertinggi di bisnis apapun di Indonesia, sampai 100% lebih. Di antara bisnis
telekomunikasi seluler di dunia, konon pencapaian Ebitda Telkomsel merupakan yang
Adapun dari sisi finansial ditahun sebelumnya, pada akhir tahun 2004
perusahaan ini membukukan laba bersih hingga mencapai Rp. 5,47 triliun atau naik
29% dibandingkan tahun 2003. Total pendapatan bersih Rp. 14,77 triliun atau naik
32% dibanding tahun sebelumnya.
Jumlah pelanggan mencapai 22 juta atau 56% dari total pelanggan seluler
seluruh Indonesia. Pertumbuhan pelanggan mencapai 70%. Untuk mendukung
pelayanannya, dari tahun 2004 Telkomsel membangun rata-rata 306 BTS (Base
Transceiver Station) per bulan yang pada tahun 2005 mencapai 7.600 unit, pada tahun
2007 sejumlah 27.000 BTS, dan pada tahun 2008 Telkomsel memiliki lebih dari
30.000 BTS dengan persentase kenaikan terus melaju dan terus berkembang sampai
saat ini.
No Kota Keterangan Jumlah Penduduk 1. Jakarta 2. Surabaya 3. Medan 4. Bandung 5. Semarang 6. Makassar 7. Palembang
8. Denpasar
9. Batam
10. Surakarta
Ibu kota negara Indonesia Pusat pemerintahan
Pusat perdagangan
Penduduk 10 juta lebih [siang hari bisa 13 juta]
ibu kota Jawa Timur Kota pelabuhan kedua terbesar
Penduduk 3 juta
[siang bisa 3,6 juta]
Ibu kota Sumatera Utara Pusat perdagangan di Sumatera
2,5 juta [siang bisa 3 juta]
Ibu kota Jawa Barat
Pusat pendidikan teknologi Indonesia
Penduduk 1,7 juta jiwa [siang bisa lebih dari 2 juta] Ibu kota Jawa Tengah
Penduduk 1,3 juta [siang bisa 1,5 juta] Ibu kota Sulawesi Selatan
Kota terbesar di Pulau Sulawesi.
Penduduk 1,5 juta
[siang bisa 1,7 juta] Ibu kota Sumatera Selatan yang
merupakan pusat kerajaan Srivijaya pada masa lampau.
[penduduk sekitar 1 juta] ibu kota Bali
Tujuan wisata yang paling sering dikunjungi di Indonesia.
Kota masa depan
Penduduk 600 ribu [siang mencapai 1 juta] The new metropolitan in central java
Penduduk 2,8 juta [siang bisa 3,5 juta]
[penduduk sekitar 800 ribu]
Pertumbuhan Penduduk
Medan merupakan Ibukota Sumatra Utara, dengan perbandingan jumlah penduduk se
Indonesia seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
catatan: Untuk Bandung dan Palembang, secara penduduk memang lebih banyak dari Medan dan Makassar. Tapi masa depan kota dan potensi pengembangannya kalah dibanding Medan sama Makassar.
Tabel 2.10. Perbandingan jumlah penduduk se Indonesia
Berdasarkan hasil lapangan,maka golongan yang paling banyak masih aktif atau
disebut juga produktif adalah golongan kelompok umur (berdasarkan tabel) 15-59, sehingga
diperkirakan sebesar lebih kurang 140 juta jiwa.
JUMLAH, LAJU PERTUMBUHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA MEDAN TAHUN 2001 – 2007
T a h u n Jumlah
Penduduk
Laju Pertumbuhan
Penduduk
Luas Wilayah
(KM²)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/KM²)
[1] [2] [3] [4] [5]
2001 1.926.052 1,17 265,10 7.267
2002 1.963.086 1,94 265,10 7.408
2003 1.993.060 1,51 265,10 7.520
2004 2.006.014 0,63 265,10 7.567
2005 2.036.018 1,50 265,10 7.681
2006 2.067.288 1,53 265,10 7.798
2007* 2.083.156 0,77 265,10 7.858
TAHUN
INDIKATOR SATUAN
2006 2007 *)
[1] [2] [3] [4]
Jumlah Penduduk Jiwa 2.067.288 2.083.156
Laju Pertumbuhan
Penduduk Persen (%) 1,53 0,77
Luas Wilayah KM² 265, 10 265,10
Kepadatan Penduduk Jiwa 7.798 7.858
PERSENTASE JUMLAH PENDUDUK KOTA MEDAN MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 2007
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
GOLONGAN UMUR
JIWA PERSEN
(%) JIWA
PERSEN
(%) JIWA
PERSEN (%)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
0 - 4 89.206 8,62 92.853 8,86 182.059 8,74
5 - 9 96.559 9,33 91.885 8,76 188.444 9,05
10 - 14 98.519 9,52 100.590 9,59 199.109 9,56
16 - 19 111.263 10,75 105.426 10,06 216.689 10,40
20 - 24 116.164 11,23 121.385 11,58 237.549 11,40
25 - 29 99.499 9,62 102.041 9,73 201.540 9,67
30 - 34 83.325 8,05 75.926 7,24 159.251 7,64
35 - 39 75.482 7,30 83.180 7,93 158.662 7,62
40 - 44 70.091 6,77 75.926 7,24 146.017 7,01
45 - 49 57.837 5,59 53.680 5,12 111.517 5,35
[image:42.595.68.528.75.367.2]50 - 54 47.054 4,55 47.393 4,52 94.447 4,53
Tahun Laki‐Laki Perempuan Jumlah Jumlah Tenaga kerja Pengangguran Jumlah Pekerja Bidang Jasa
(year) (male) (Female) (Total)
1996 942.427 952.888 1.895.315 1.246.357 136.850 1.109.507 159.991
1997 943.594 955.434 1.899.028 1.248.799 137.118 1.111.681 160.304
1998 944.379 956.688 1.901.067 1.250.140 137.265 1.112.875 160.477
1999 944.891 957.607 1.902.500 1.250.140 137.369 1.113.713 160.597
2000 945.847 958.426 1.904.273 1.252.248 137.497 1.114.751 160.747
2001 960.477 966.043 1.926.520 1.266.877 139.103 1.127.774 162.625
2002 979.106 984.776 1.963.882 1.291.447 141.801 1.149.646 165.779
2003 990.216 1.003.386 1.993.602 1.310.991 143.947 1.167.044 168.288
2004 995.968 1.010.174 2.006.142 1.319.237 144.852 1.174.385 169.346
2005 1.012.040 1.024.145 2.036.185 1.338.993 147.021 1.191.972 171.882
2006 1.027.607 1.039.681 2.067.288 1.359.446 149.267 1.210.179 174.508
2007 1.034.696 1.048.460 2.083.156 1.371.337 150.573 1.220.764 176.034
2008 1.039.707 1.062.398 2.102.105 1.383.332 151.890 1.231.442 177.574
Tahun (year) Laki‐Laki (maleI) Perempuan (Female) Jumlah (Total) Jumlah Tenaga kerja Pengangguran Jumlah Pekerja Bidang Jasa
1 2 3 4
2009 1.054.808 1.067.203 2.122.011 1.395.431 153.218 1.242.213 179.127
2010 1.064.034 1.076.538 2.140.572 1.407.637 154.559 1.253.078 180.694
2011 1.073.341 1.085.954 2.159.295 1.419.949 155.910 1.264.039 182.274
2012 1.082.729 1.095.453 2.178.182 1.432.369 157.274 1.275.095 183.869
2013 1.092.199 1.105.035 2.197.234 1.444.898 158.650 1.286.248 185.477
2014 1.101.752 1.114.701 2.216.453 1.457.536 160.037 1.297.499 157.099
2015 1.111.389 1.124.451 2.235.840 1.470.285 161.437 1.308.848 188.736
2016 1.121.110 1.134.286 2.255.396 1.483.146 162.849 1.320.297 190.387
2017 1.130.916 1.144.207 2.275.123 1.496.119 164.274 1.331.845 192.052
2018 1.140.808 1.154.215 2.295.023 1.509.205 165.711 1.343.494 193.732
2019 1.150.787 1.164.311 2.315.098 1.522.406 167.160 1.355.246 195.426
Statistik Penduduk Kota Medan Berdasarkan Jenis Kelamin Statistik Tenaga Kerja Kota Medan
*Dengan prediksi peningkatan statistik di tahun berikutnya adalah sebagai berikut :
55 - 59
30.879 2,98
31.434
3,00
62.313
2,99
60 - 64
26.468 2,56 22.246 2,12 48.714 2,34 65 + 32.350 3,13 44.495 4,24 76.845 3,69 Jumlah 1.034.696 100,00 1.048.460 100,00 2.083.156 100
Keterangan : Angka sementara penduduk pertengahan tahun 2007
Tabel 2.12. P
e rsenta s e ju mlah pen dud
uk kota meda
n
[image:43.595.69.623.68.524.2]Sumber : BPS Kota Medan
Tabel 2.13.
Tabel stati
s
tik
Sumber : BPS Kota Medan
No Lapangan Usaha No Lapangan Usaha
Sector Laki‐laki Perempuan Sector Laki‐laki Perempuan
Male Female Male Female
2004 414 5.675 2004 414 5.675
2005 8.337 39.776 2005 8.337 39.776 2006 1.065 12.271 2006 1.310 6.348
2007 2007
1 Pertanian,perternakan dan perikanan 1 Pertanian,perternakan dan perikanan
Agriculture 75 40 Agriculture 4 21
2 Pertambangan dan Penggalian 2 Pertambangan dan Penggalian
Mining and Quarrying 0 0 Mining and Quarrying 0 0 3 Industri Pengolahan 3 Industri Pengolahan
Manufacturing Industry 70 235 Manufacturing Industry 500 3.200 4 Listrik Gas dan Air 4 Listrik Gas dan Air
Electicity, Gas and Air Supply 0 0 Electicity, Gas and Air Supply 400 200
5 Bangunan 5 Bangunan
Construction 50 11 Construction 5 0
6 Perdagangan, Hotel dan Restauran 6 Perdagangan, Hotel dan Restauran
Trade, Hotels and Restaurants 100 170 Trade, Hotels and Restaurants 246 1.149 7 Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 7 Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi
Transportation, warehouse and Communication 80 75 Transportation, warehouse and Communication 100 1.392 8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan bangunan 8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan bangunan
/tanah dan Jasa Perusahaan /tanah dan Jasa Perusahaan
Finance, Insurance And Firms Services 125 280 Finance, Insurance And Firms Services 20 100 9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan perorangan 9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan perorangan
Society, Social and Individual Services 565 11.460 Society, Social and Individual Services 35 202
1.065 12.271 1.310 6.348
Jumlah/Total
Lowongan Pekerjaan Yang Terdaftar dan Telah Dipenuhi Menurut Lapangan Usaha
Number of Vacancies Registered and Filled by Sector
2004‐2007
Telah Dipenuhi/Filled
Jumlah/Total
Sumber : Kantor Departemen Tenaga Kerja Kota Medan
Source : Departement Office of Man Power
[image:44.595.68.755.76.512.2]Tahun/ Tingkat Pendidikan
Year/Education
Laki‐laki Perempuan Laki‐laki Perempuan Laki‐laki Perempuan Laki‐laki Perempuan Laki‐laki Perempuan
Male Female Male Female Male Female Male Female Male Female
2004 25.498 25.803 25.912 31.178 414 5.675 5.984 6.521 25.498 25.803
2005 12.975 12.337 21.316 52.113 8.337 39.776 18.470 16.661 12.975 12.337
2006 21.316 52.113 1.065 1.310 5.229 29.875 26.569 13.200 33.212
2007
SD
Elementary School 0 0 159 723 4 21 142 504 0 0
SLTP
Junior High School 1.213 2.018 253 943 24 114 2.917 317 1.213 2.018
SLTA
Senior High School 2.000 49.982 5.604 5.807 1.000 4.712 11.805 7.170 11.732 29.494
Sarjana
University 103 1.113 4.599 4.798 10 382 15.011 18.678 255 1.700
Jumlah/Total 21.316 52.113 1.065 12.271 1.310 5.229 29.875 26.569 13.200 33.212
Yang Ditempatkan dalam Tahun Ini
Have been Placed in Current Year
Sumber : Kantor Departement Tenaga Kerja Kota Medan source : Departement Office of Man Power, Medan City
Current Year
Jumlah
Pencari
Kerja
yang
Terdaftar
Menurut
Jenis
Kelamin
dan
Tingkat
Pendidikan
Number of Registered Job Seekers by Sex and education
2004
‐
2007
Yang Ditempatkan Yang Dihapuskan dalam dalam Tahun Ini Tahun Ini
Have been Placed in Have been Deleted in Current Year
Yang Belum Ditempatkan pada Tahun Yang Lalu
Not yet been Placed in Previou Year
Yang Terdaftar pada Tahun Ini
[image:45.595.64.749.73.483.2]Registered in Current Year
Tabel 2.15. Tabel juml ah pen cari p e kerjaan
Sumber : BPS Kota Medan
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa komposisi penduduk terbesar berada pada
kelompok usia 15-64 tahun sebagai kelompok usia produktif atau kelompok usia aktif secara
ekonomis dengan jumlah pria sebagai pekerja lebih banyak dari pada wanita. Diluar
kelompok usia produktif terdapat kelompok usia tidak produktif yang cenderung akan
ditanggung oleh kelompok usia produktif, yang biasa disebut dengan angka beban
tanggungan (ABT). Untuk Kota Medan angka beban tanggungan berkisar 45, atau sekitar
setiap 45 orang ditanggung oleh 100 orang produktif.
Jumlah penduduk Kota Medan yang sampai saat ini diperkirakan mencapai 2,167 juta
penduduk pada tahun 2010. Sehingga dapat disimpulkan, peluang usaha seluler di Indonesia memberikan kesempatan terbuka yang sangat potensial bagi para operator. Sehingga
diperlukannya suatu wadah yang dapat menampung kegiatan yang ada.
2.2.
LOKASI PROYEK
Berdasarkan Lokasi, site terletak di Kawasan Perkotaan yang sesuai dengan definisi
kawasan perkotaan menurut Permen No.1 tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan
Kawasan Perkotaan Bab I pasal 1.1 :
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi.
Telkomsel sebagai fungsi kantor yang memberikan pelayanan jasa memiliki kelayakan untuk
berdiri di tengah kawasan perkotaan.
2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Proyek
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan site Telkomsel Center and
NO KRITERIA PEMILIHAN SITE
LOKASI
1. Tinjauan terhadap
struktur kota
Site harus berada pada wilayah RUTRK yang tata guna
lahannya adalah daerah perdagangan (WPP B,D dan E).
2. Pencapaian Dalam hal pencapaian, site harus terletak pada daerah yang mudah dicapai baik dengan menggunakan kendaraan, seperti
kendaraan pribadi dan umum maupun pejalan kaki yang
berkunjung ke site.
3. Area pelayanan Lokasi site sebaiknya berada disekitar beberapa lokasi site teelkomsel yang berdekatan, sehingga tidak terlalu
menyulitkan pegawai dengan pindahnya gedung telkomsel
tempat mereka bekerja.
4. Ukuran Lahan Adapun ukuran lahan harus mencukupi kebutuhan ruang
secara fungsional dan sesuai persyaratan yaitu minimal
10.000m2.( 1 Ha).
5. Kemudahan
Enterance
Enterance yang dipilih sebagai jalur menuju dan keluar tapak
harus mudah diakses oleh pengelola, penyewa, pengguna
fasilitas dan pengunjung Telkomsel Center dan Rent Office
6. Kontur Tapak Site yang dipilih hendaknya relatif datar ( kontur tanahnya
tidak terlalu bergelombang ), agar memudahkan di bidang
pengerjaan dan penyelesaian perancangan.
Tinjauan terhadap Struktur Ruang Kota
Sebagai sebuah sarana yang dibangun di dalam sebuah kota yang telah ada, maka
sebaiknya proses perencanaannya perlu diperhatikan sehingga tidak menggangu tata guna
lahan yang telah direncanakan untuk sebuah wilayah kota tersebut. Sebagai sebuah sarana
pelayanan di bidang jasa, maka Gedung Telkomsel dan Rent office tersebut harus
direncanakan di wilayah yang secara tata guna lahan diperuntukkan sebagai area kantor.
Berikut adalah gambar pembagian wilayah Pengembangan dan Pembangunan (WPP) Kota
Medan:
Berikut adalah tabel pembagian Kota Medan berdasarkan Wilayah Pengembangan
Pembangunan (WPP) :
Wilayah Pembangun an Cakupan Wilayah Adm Kecamatan Pusat Pengembanga n Kegiatan Utama WPP A Medan Belawan Medan Marelan Medan Labuhan
Belawan Pelabuhan, Pabrik, Terminal,
Pergudangan, Orientasi
Pelabuhan, Perumahan,
Konservasi
WPP B Medan Deli Tanjung Mulia Perumahan, Perdagangan,
Perkebunan, Perkantoran
WPP C
Medan Timur
Medan
Perjuangan
Medan Area
Aksara Perumahan, Pabrik, Terminal
barang/ pergudangan,
Berorientasi ke konsumen
WPP D
CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman WPP E Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota WPP A Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim WPP B Perkantoran, Perdagangan, Rekreasi Indoor, Permukiman, perkantoran WPP C Permukiman, Perdagangan, Rekreasi
Medan Denai
Medan Amplas
WPP D
Medan Baru
Medan Maimoon
Medan Polonia
Medan Kota
Medan Johor
Inti Kota Pusat bisnis (CBD), Pusat
Pemerintahan, Perumahan,
Hutan Kota, Pusat Pendidikan,
Perkantoran , Rekreasi Indoor
dan Permukiman.
WPP E
Medan Barat
Medan Petisah
Medan Sunggal
Medan Helvetia
Medan Tuntungan
Medan Selayang
Sei Sikambing Perumahan, Perkantoran,
Konservasi, Lapangan Golf dan
Hutan Kota
Sehingga lokasi Telkomsel sebaiknya berada pada daerah dengan wilayah
pembangunan WPP B, D atau E. Karena karakteristik kawasan yang telah direncanakan
dengan salah satu fungsi yakni fungsi perkantoran yang sesuai dengan Kantor Telkomsel.
2.2.2 Analisis Pemilihan Lokasi
Dari tabel di atas, maka lokasi site yang sesuai sebagai fungsi perkantoran adalah site
yang terletak di WPP B, WPP C dan WPP E, yakni pada pusat pengembangan Tanjung
Mulia, Inti Kota dan Sei kambing.
[image:49.595.62.503.79.404.2]Dari data-data tersebut, maka saya memberikan 3 alternatif lokasi, yakni sebagai berikut :
2.2.2.1. Alternatif Pemilihan Lokasi Alternatif 1:
Site berada di Jl. Palang Merah, yang berdekatan dengan kawasan Kesawan
yang merupakan area konservasi.
Alternatif 2:
Site berada di Jl. Kereta Api, yang berada pada kawasan Pasar Ikan Lama yang
berdekatan dengan Stasiun Kereta Api.
U
Dengan batas-batas, sebagai berikut:
Utara: Jl. Palang Merah Timur : Kimia Farma Selatan : Jl. Palang Merah Barat : Jl. Mesjid
Dengan batas-batas, sebagai berikut : Utara : JL. Suwarna
Timur : Jl. Kereta Api Selatan : Jl. Perdagangan Barat : Jl. Kumango
U
[image:50.595.126.500.168.369.2]Gambar 2.2. Alternative site 1
Alternatif 3:
Site Berada di Jl. Adam Malik masuk sedikit ke dalam. Site yang diambil
berupa kawasan kumuh sebagai tempat tinggal yang tidak resmi. Lokasi ini
tepat berada di tepi sungai Deli.
Pertimbangan juga didasarkan atas kedekatan lokasi yang baru terhadap lokasi-lokasi yang
lama. Seperti gambar dibawah ini :
Dengan batas-batas, sebagai berikut : Utara : JL. Adam Malik
Timur : lahan kosong . Selatan : Jl. Kelambir Lima Barat : sungai Deli
[image:51.595.161.419.168.429.2]U
Gambar 2.4 Alternative site 3
[image:51.595.158.423.482.721.2]2.2.2.2 Penilaian Alternatif Lokasi
Kriteria Lokasi
Jl. Palang Merah Jl. Pemuda JL. Adam Malik
Luas lahan 8.464 m2 area. 11.842.7m2 area 11.884.23m2 area
Tingkatan Jalan Jalan Primer Jalan Primer sekunder
Pencapaian ke
Lokasi
Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, berdekatan dengan Hotel Danau Toba International.
Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, berdekatan dengan Lapangan Merdeka Walk.
Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, berdekatan dengan stasiun kereta api, namun sedikit masuk ke dalam.
Jangkauan
terhadap Str