• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Cara Mengatasi Lupa dalam Islam"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU Psikologi Pendidikan Drs. H. Syarifuddin Sy. M. Ag.

Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

Disusun oleh:

Liny Mardhiyatirrahmah (NIM. 1401251508) Rima Aprilia Larasati (NIM. 1401250909)

Hiffatun Najah (NIM. 1401250868 )

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

▸ Baca selengkapnya: cara mengatasi kelemahan pjbl dalam pembelajaran

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ingatan memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan ingatanlah manusia dapat selalu menyimpan seluruh informasi, pengetahuan, dan pengalamannya yang pernah didapatkannya. Kemudian, untuk memunculkannya kembali di saat orang itu membutuhkannya dalam memecahkan permasalahan yang sedang dihadapinya dan akan dihadapi di masa yang akan datang. Ingatan juga dapat membantu manusia dalam menyambung informasi dan ilmu pengetahuan yang pernah didapatnya dengan informasi dan ilm pengetahuan yang lebih aktual, serta mengungkapkan hakikat terbaru.

Dalam sisi keagamaan, ingatan memegang peranan penting. Dengannya, manusia akan selalu mengingat Allah, kekuasaan-Nya, nikmat yang berlimpah dari-Nya di dunia, dan juga akhirat ataupun hari perhitungan dimana is menunggu pahala dan hukuman-Nya. Dengan mengingat hal-hal semacam inilah, maka akan tumbuh motivasi dalam diri manusia untuk selalu bertkawa kepada Allah dan selalu mengerjakan amal saleh serta menghiasi diri dengan akhlak-akhlak terpuji.

Allah telah memerintahkan manusia untuk mengingat tanda-tand kekuasaan-Nya yang tersebar di semua makhluk ciptaan-Nya. Juga memerintahkan manusia untuk mengingat risalah yang dibawa oleh Para nabi dan rasul-Nya, baik yang berupa kabar gembira maupun peringatan dari-Nya.

Aktivitas mengingat sangat erat kaitannya dengan aktivitas belajar. Banyak ayat Al-Qur'an yang ditutup dengan kata-kata agar manusia selalu ingat yang tujuannya agar manusia selalu dapat mengambil pelajaran dari sesuatu, di antaranya adalah firman-Nya,

"Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya)?" (Q.S. Al-An'aam, 6: 80)

"Supaya mereka mengambil pelajaran" (al-Baqarah: 221)

▸ Baca selengkapnya: cara hitung nama dalam islam

(3)

"Supaya mereka mengambil pelajaran" (al-A'raaf: 130)

"Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)"(al-A'raaf: 3)

"Supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran." (Shaad: 29)

"Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”

(Az-Zumar: 9)

“Dan tidak dapat mengambil pelajaran (dari padanya) melainkan orang-orang yang berakal.” (Ali Imran: 7)

Allah telah mengutus Rasulullah dan menurunkan kepadanya Al-Qur’an agar menjadi pengingat bagi manusia akan akidah, hari kebangkitan, dan hari perhitungan di akhirat serta juga sebagai pengingat akan azab yang telah diturunkan pada umat sebelumnya karena mereka mendustakan nabi dan rasul-Nya. Hal ini tampak pada firman-rasul-Nya.

(4)

orang yang beriman.

3. ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya2. Amat sedikitlah kamu

mengambil pelajaran (daripadanya). (QS. Al-‘Araaf, 7: 1-3)





























Artinya: (Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS. Ibrahim: 52)











































Artinya: dan Tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur ketika Kami menyeru (Musa), tetapi (kami beritahukan itu kepadamu) sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka ingat. (QS. Al-Qashash: 46)





















Artinya: ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat

(5)

pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS. Shaad: 29)













Artinya: Sesungguhnya Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran. (QS. Ad-Dukhan: 58)





























Artinya: Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali- kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku. (QS. Qaaf: 45)













Artinya: dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Adz-Dzaariyaat; 55)











Artinya: Maka berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. (QS. Al-Ghasiyah: 21)

Lupa adalah permasalahan yang sering menimpa manusia merupakan hal yang berbahaya baginya. Lupa akan mampu menghalangi manusia dalam mencapai tujuannya dan dengannya terkadang manusia akan banyak menemui banyak masalah kehidupannya. Oleh karena itu, tim penulis akan mgulas banyak tentang dalam berbagai segi.

(6)

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana perspektif psikologis dan islam mengenai lupa? 2. Apa saja makna lupa yang terdapat dalam Al-Qur’an? 3. Apa hubungan antara lupa dengan setan?

4. Bagaimana cara mengatasi lupa dalam Islam? 1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makala ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui padangan dalam psikologis dan islam mengenai lupa. 2. Untuk mengetahui makna lupa dalam Al-Qur’an.

3. Untuk megetahui hubungan antara lupa dengan setan. 4. Untuk mengetahui cara mengatasi lupa dalam Islam. 1.4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan ini ialah sebagai berikut. 1. Mengetahui pandangan psikologis dan islam mengenai lupa.

2. Mendapatkan informasi tentang makna lupa yang terdapat dalam Al-Qur’an. 3. Mengetahui hubungan yang sebenarnya antara lupa dengan setan.

4. Mendapatkan informasi mengenai cara mengatasi lupa dalam Islam.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Lupa dalam Berbagai Pandangan 2.1.1. Perspektif Psikologis

(7)

ketidakmampuan untuk mengembalikan ingatan, atau melakukan pengenalan terhadap sesuatu atau melakukannya padahal berbagai situasi dan perangkat yang biasanya bisa mewujudkan aktivitas tersebut, seperti kebutuhan, perhatian, upaya, maupun kondisi sekitar yang kondusif, telah terpenuhi. Dengan demikian, sifat lupa ini telah menghalangi seseorang dari hal-hal yang dahulu pernah ia capai. Oleh sebab itu, dalam kajian psikologi, dikenal beberapa istilah tentang lupa seperti yang kemudian disebut dengan pengembalian ingatan (istirjaa'), lupa ingatan (hilang ingatan), atau lupa diri (hilang kesadaran).

Selanjutnya, harus dipisahkan antara lupa sebagai sebuah kejadian yang alamiah, seperti disinggung di atas, dengan amnesia. Yang terakhir ini, sekalipun juga merupakan ketidakmampuan otak, baik secara parsial maupun keseluruhan, untuk mengembalikan ingatan atau mengenali kembali pengalaman maupun kecakapan tertentu yang sebelumnya pernah dicapai, namun ia biasanya disebabkan oleh adanya gangguan tertentu pada organ tubuh, seperti pada otak atau jaringan saraf. Pada stadium (tingkatan) lanjut, seseorang yang terkena amnesia ini biasanya lupa dengan aktivitas yang barn beberapa menit saja dilakukannya. Sebagai contoh, ketika baru beberapa menit Yang lalu selesai menyantap makanan, tetapi orang itu kembali ber-tanya, "Kapan kita akan makan?".

(8)

sehingga si prajurit, bahkan tidak dapat mengingat hal-hal Yang paling sederhana sekalipun sekaligus berkaitan erat dengan kehidupan pribadinya, seperti nama, tempat tinggal, maupun orangorang terdekatnya, seperti orang tua, kerabat, atau sahabat. Akan tetapi, kesadaran penderita amnesia dalam bentuk terakhir ini biasanya dapat dikembalikan dengan cara hipnotis atau pemberian beberapa obat/zat kimia tertentu.

2.1.2. Perspektif Islam

Kata lupa juga banyak disebut oleh hadits-hadits Rasulullah SAW, terutama dalam rangka menunjukkan bahwa sifat ini menipakan bagian dari tabiat dasar manusia.

Nafi' berkata, "Apabila Abdullah bin Umar ditanya tentang apa yang harus dilakukan seseorang yang lupa dalam (jumlah rakaat) shalatnya, dia berkata,""Hendaklah orang tersebut segera berniat dan menambah kembali rakaat shalatnya.""(HR. Malik)

Rasulullah saw. pernah bersabda, "Sesungguhnya Allah memberi maaf kepada umatku terhadap hal-hal (kesalahan) yang mereka lakukan karena tidak sengaja, terlupa, maupun terpaksa." (HR. Ibnu Majah)

Dalam hadits lain beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak menganggap (sebagai dosa) kesalaha'-kesalahan yang dilakukan umatku karena tidak sengaja, terlupa, maupun dipaksa melakukannya." (HR. Ibnu Majah)

2.2. Makna Lupa dalam Al-Qur’an

Lupa dalam Al-Qur'an memiliki banyak makna, yaitu sebagai berikut. 1. Lupa atas suatu kejadian, nama seseorang, ataupun suatu informasi yang

pernah diketahuinya sebelumnya adalah lupa biasa yang banyak dihadapi manusia karena banyaknya yang masuk dalam akal dan pikirannya. Hal ini dipertegas dengan firman-Nya,

(9)

2. Lupa yang tersembunyi dan lebih tepat sebagai suatu kelengahan atau berlindung di batu tadi, Maka Sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali". (QS. Al-Kahfi, 18: 63)

Juga sebagaimana yang dikatakan Musa kepada seorang hamba yang saleh, yaitu:













    

(10)

dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya3.

mereka telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah, 9: 67)

Lupa yang dimaksud di sini adalah meninggalkan ketaatan kepada Allah karena hilangnya konsentrasi mereka dalani mernatuhl segala perintah-Nya, hingga Allah pun memalingkan segala kemuliaan dari mereka dan meninggalkan diri mereka. Lupa dalam artian ini pun tampak dalam firman-Nya,



















 

Artinya: dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Hasyr, 59: 19)

Yang dimaksud lupa kepada diri sendiri adalah mereka lupa untuk mengerjakan bagi diri mereka sendiri amal-amal di dunia. Masuk ke dalam jenis ketiga ini pula yaitu lupa yang dialami oleh Adam, sebagaimana firman-Nya,













     

Artinya: dan Sesungguhnya telah Kami perintahkan4 kepada Adam dahulu,

Maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat. (QS. Thaahaa, 20: 115)

Artinya bahwa Adam sedang lengah akan janjinya kepada Allah hingga ia melupakan larangan-Nya. Pada saat itulah, setan menggodanya dan membuatnya melanggar larangan Allah.

2.3. Hubungan Lupa dengan Setan

3 Maksudnya: Berlaku kikir

(11)

Setan adalah musuh manusia sejak manusia diciptakan Allah berfirman,











































 

Artinya: 116. dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", Maka mereka sujud kecuali iblis. ia membangkang. 117. Maka Kami berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. (QS. Thaahaa: 116-117)

Dalam banyak ayat dalam Al-Qur'an, dijelaskan bagaimana setan selalu siap menggoda manusia dan menemukan jalan masuk ke dalam hati manusia dengan cara menghilangkan ingatan manusia. Sehingga, manusia menjadi lupa akan banyak hal penting dalam hidupnya, khususnya yang berkaitan dengan kepentingan dan kebaikannya.

Allah selalu mengingatkan manusia agar mewaspadai perangkap setan, sebagaimana firman-Nya,











    





















   

(12)

larangan itu). (QS. Al-An'aam, 6: 68)

Apabila kemudian setan berhasil menggoda manusia dan m emasukkannya dalam perangkapnya sehingga manusia lupa untuk mengingat Allah, maka hal itu hanya bisa dilakukannya kepada orang-orang yang munafik saja, sebagaimana firman-Nya,





























 

Artinya: 19. syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi. (QS. Al-Mujaadilah, 58: 19)



































 

Artinya: dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat diantara mereka berdua: "Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu." Maka syaitan menjadikan Dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. karena itu tetaplah Dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya. (QS. Yusuf, 12: 42)

(13)

Sudah menjadi tabiat manusia untuk selalu mendapatkan kenikmatan dan hal inilah yang dipergunakan setan dalam menjerat manusia. Setan telah masuk ke dalam diri Adam dan mengiming-iminginya untuk makan buah khuldi serta menjanjikannya kekuasaan yang tiada akan habis apabila ia makan dari pohon yang Allah larang baginya walau hanya untuk mendekatinya. Namun, impian untuk mendapatkan kenikmatan telah membuatnya melanggar larangan Allah tersebut.

Demikianlah cara setan melakukan tipu dayanya kepada semua manusia. Setan selalu masuk ke dalam titik kelemahan manusia, balk dengan memunculkan dorongan hawa nafsunya, dengan menyibukkan diri dengan segala hal yang makin menjauhkannya dari Allah, maupun yang lainnya. Allah telah berfirman,































































   

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah-langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS. An-Nuur, 24: 21)









(14)

Artinya: syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, Padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (QS. An-Nisaa, 4: 120)



















    

Artinya: dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian Dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu Dia diikuti oleh syaitan (sampai Dia tergoda), Maka jadilah Dia Termasuk orang-orang yang sesat. (QS. Al-A’raaf, 7: 175)

2.4. Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

Seperti yang telah diketahui lupa adalah lawan dari ingat dan hafal. Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an,

























Artinya: Jikalau mereka memperoleh tempat perlindunganmu atau gua-gua atau lobang-lobang (dalam tanah) niscaya mereka pergi kepadanya dengan secepat-cepatnya. (QS. At-Taubah, 9: 57)

Karena manusia itu adalah makhluk yang sering lupa dan lalai, maka Rasulullah SAW telah memerintahkan umatnya untuk selalu membaca dan mempelajari Al-Qur’an agar ia tidak terpisah dari golongan orang yang membawa dan membaca Al-Qur’an.

(15)

diberikan-Nya, kemuliaan-diberikan-Nya, mengingat akhirat dan hari perhitungan, sebagaimana memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini". (QS. Al-Kahfi, 18: 24) duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan

(16)

ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS. Ali-Imran, 3: 190-191)











































Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An-Nisaa: 103)

































Artinya: apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. Al-Jumuah, 62: 10)

Rasulullah menanggulangi lupa dengan berdoa dan diterapkan di saat Ali bin Abi Thalib mengadu kepadanya akan hilangnya hapalan Al-Qur'an dari dalam dirinya. Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibnu Abbas bahwa is berkata, "Di saat kami sedang bersama Rasulullah, datang Ali seraya berkata, 'Demi ayah dan ibuku, ya Rasulullah telah hilang hafalan Al-Qur'an dari dadaku. Aku tidak tak bisa menanggulanginya.' Lalu Rasulullah berkata padanya,

(17)
(18)

atau lima atau tujuh, maka dengan seizin Allah, doamu akan dikabulkan. Demi Yang Mengutusku dengan kebenaran, aku tidak pernah memberikan hal yang salah kepada seorang muknin.””

Ibnu Abbas berkata, "Demi Allah, tidak ada yang berkumpul dengan jumlah lima atau tujuh orang, hingga Ali datang menemui Rasulullah di dalam majelis ini seraya berkata, 'Ya Rasulullah, setiap kali aku merasa kosong, aku menghafal empat ayat atau lebih. Namun ketika aku mengulangnya, aku terlupa. Hari ini aku belajar empat puluh ayat atau lebih. Namun di saat aku kembali membacanya, seolah al-Qur'an tercampur dengan hadits. Apabila aku mencoba melafazkannya, aku seolah tidak bisa mengucapkannya dengan yakin walaupun hanya satu huruf.' Lalu Rasulullah berkata,

Artinya: berimanlah kepada penguasa Ka'bah wahai Abu Hasan.”6

Cara lain dalam islam untuk menghindari kelupaan terutama dalam belajar yaitu menjaga ilmu dengan mencatatnya. Curahkan kemampuan diri untuk menjaga ilmu dengan mencatatnya, karena dengan mencatat akan aman dari hilangnya ilmu itu, juga bisa mempersingkat waktu kalau ingin membahasnya saat dibutuhkan, terutama beberapa masalah ilmiyah yang terdapat bukan pada tempat yang selayaknya. Dan di antara faidahnya yang paling besar adalah saat sudah berusia lanjut dan kekuatan badan sudah melemah maka engkau masih mempunyai ilmu yang masih bisa engkau tulis tanpa harus capek membahas dan menelaahnya kembali.

Mencurahkan kesungguhan dalam mencatat ilmu adalah sesuatu yang sangat penting, terlebih lagi dalam masalah-masalah yang langka ataupun masalah-masalah yang tidak ditemukan di sembarang kitab.

Betapa banyak masalah-masalah langka dan penting namun tidak tercatat dengan alasan bahwa insya Allah saga tidak akan lupa, tapi ternyata akhirnya dia pun lupa, maka dia berangan-angan seandainya dulu dia

(19)

mencatatnya, akan tetapi janganlah sekali-kali engkau menulis di pinggiran atau tempat kosong antara baris-baris tulisan dalam kitabmu, karena itu akan menghapus tulisan aslinya, sebab ada sebagian pelajar yang menulis tulisan di pinggiran atau antara baris kitabnya yang berakibat bisa menghapuskan aslinya, tetapi seharusnya engkau menulisnya jauh dari tulisan aslinya agar tidak bercampur antara tulisanmu dan tulisan asli kitabmu, namun iika itu sulit dilakukan karena banyak yang harus kau tulis sebagai keterangan maka sebaiknya engkau menulis di kertas lain kemudian engkau tempelkan di tengah-tengah kitabmu dengan memberi tanda tempat masalah tersebut, lalu tulislah sebanyak yang dikehendaki.

Dulu para murid Syaikh `Abdurrahman as-Sa'di menceritakan pada kami bahwa mereka membuat buku catatan kecil yang mereka letakkan di saku baju, maka setiap kali ada orang yang mengajukan permasalahan kepadanya akan dia catat, mungkin berupa sebuah faidah yang terlintas dalam fikiran atau sesuatu yang ditanyakan kepada asy-syaikh maka merekapun mengambil banyak faidah dari catatan itu.

Maka dari itu buatlah buku saku atau catatan untuk menulis faidah, masalah-masalah penting dan pembahasan yang tersebar bukan pada tempatnya, jika menggunakan sampul kitab untuk mencatat masalah-masalah penting dalam kitab itu maka itu suatu yang bagus, kemudian nantinya engkau pindahkan catatan itu pada sebuah buku dengan mengurutkan judul-judulnya sambil menyebutkan pokok permasalahan, nama kitab, serta halaman dan jilidnya, kemudian tulislah pada catatan itu "nukilan" sehingga tidak tercampur dengan yang bukan nukilan sebagaimana engkau juga harus menulis "sampai halaman ini" terhadap kitab yang telah dibaca, sehingga tidak terlewatkan halaman yang belum sempat terbaca.

Para ulama mempunyai banyak tulisan semacam ini di antaranya

Bada-Pul Fawa-id oleh Ibnul Qayyim al-Jauziyyah. Khabaya az-Zawaya oleh Imam az-Zarkasyi, al-Ighfal dan Baqayal Khabaya serta kitab lainnya.

(20)

mungkin dilihat dan dengar yang dikhawatirkan akan hilang serta hal lainnya, karena hafalan itu bisa melemah dan orang bisa saja lupa.

Maksudnya bahwasanya Syaikh Bakr menganjurkan kepada kita untuk mencatat hal-hal tersebut di atas, misalnya masalah-masalah yang penting sehingga tidak akan terlupakan terutama apabila masalah-masalah itu terdapat bukan pada tempat yang sewajarnya, karena kadang-kadang dibahas sebuah masalah yang dikira terdapat di pembahasan mengenai binatang buruan, padahal dia terdapat di bab yang lain. Maka apabila hal itu disebutkan di tempat yang lain bersegeralah untuk mencatatnya. Demikian juga mutiara ilmu yang mungkin dilihat dan didengar yang dikhawatirkan akan hilang, juga banyak masalah lain yang tersebar di kitab-kitab para ulama, engkau harus mengumpulkannya dan menjadikannya dalam sebuah kitab.

Berkata Imam asy-Sya'bi: "Apabila engkau mendengar sesuatu maka catatlah meskipun di dinding."7 (Diriwayatkan oleh Khaitsamah) Apabila sudah

terkumpul pada dirimu catatan tersebut, maka urutkanlah dalam kitab atau buku saku sesuai dengan judulnya, karena itu akan sangat membantumu pada saat-saat mendesak, yang mana para ulama besar pun terkadanc, sulit untuk mendapatkannya.

Selain menjaga ilmu dengan mencatatnya, seseorang juga menjaga ilmunya dengan mengamalkannya.

Jagalah i1mumu8 dengan cara mengamalkan dan mengikuti Sunnah

Rasulullah &". Al-Khatib al-Baghdadi berkata: "Seorang yang mempelajari hadits, wajib untuk mengikhlaskan niatnya dalam belajar dan bertujuan mencari wajah (ridha) Allah, dan janganlah ia jadikan ilmu itu sebagai sarana untuk mencapai kedudukan yang tinggi, jangan pula digunakan untuk mencari jabatan, karena telah datang ancaman bagi orang yang menjual ilmunya untuk mendapatkan keuntungan duniawi.

Telah datang ancaman bagi orang yang menuntut ilmu namun tidak ikhlas karena Allah yaitu dia tidak akan mendapatkan bau surga ,

7 Al-'Utsaimin, Syaikh Muhammad bin Shalih, Syarah Adab & Manfaat Menuntut Ilmu, 2005, hal. 164.

(21)

sebagaimana yang disebutkan oleh al-Khatib al-Baghdadi, seharusnya seorang penuntut ilmu itu mengikhlaskan niat-niatnya yaitu berniat melaksanakan perintah Allah dan mencari pahala dalam belajarnya, menjaga dan membela syari'at Allah, dan bertujuan menghilangkan kebodohan dari dirinya sendiri juga orang lain. Semua hal itu menunjukkan adanya keikhlasan. Dan bukan bertujuan untuk mendapatkan kehormatan, kemuliaan, martabat dan jabatan.

Hindarilah sikap berbangga dan menyombongkan diri, dan juga jangan sampai tujuan dalam belajar hadits adalah untuk mencari jabatan, memperbanyak pengikut serta mendirikan majelis i1mu. Karena kebanyakan penyakit yang merasuki para ulama adalah dari sisi ini.

Ada sebuah ancaman keras bagi yang belajar ilmu agama hanya untuk menyaingi para ulama dan berdebat dengan orang-orang yang bodoh.9

Janganlah engkau bertujuan untuk berbangga dan menyombongkan diri, juga jangan bertujuan agar orang lain berpaling kepadamu atau niat lainnya yang semacam itu. Karena ini semua adalah niat yang jelek. Padahal semua itu akan engkau dapatkan meskipun berniat yang baik, karena jika berniat yang baik maka akan menjadi imam dan pemimpin manusia, sehingga mereka akan belajar darinya.

Jadikanlah hafalanmu terhadap hadits Rasulullah sebagai hafalan ri'ayah

(menjaga ajaran agama) bukan sekedar menghafal untuk meriwayatkannya, karena perawi ilmu itu banyak, namun yang mampu menjaga dan mengamalkannya itu cuma sedikit. Dan betapa banyak orang yang datang untuk belajar tetapi seperti orang yang tidak datang, juga betapa banyak orang yang berilmu seperti orang bodoh dan orang-orang menghafal hadits namun sama sekali tidak memahaminya, apabila di dalam menyampaikan ilmunya, menyampaikan hukumnya seperti orang yang kehilangan ilmu dan pengetahuannya.

Maksud menjaga ri'ayah adalah memahami makna hadits, mengamalkan lalu menjelaskannya kepada orang lain, karena kalau sekedar menghafalkan tanpa

(22)

memahami maknanya akan sangat kurang sekali. Rasulullah SAW, bersabda: "Betapa banyak yang orang yang disampaikan ilmu kepadanya itu lebih faham daripada yang mendengar langsung."10 Sebenarnya tujuan dari belajar al-Hadits

dan al-Qur-an al-Karim adalah untuk memahami maknanya, sehingga bisa mengamalkan Berta mendakwahkannya, Namun Allah Ta'ala menjadikan manusia

itu bermacam-macam, Ada di antara manusia itu yang cuma bisa meriwayatkan namun dia tidak tabu sama sekali tentang maknanya kecuali makna yang sangat

jelas yang tidak butuh dijelaskan lagi, namun dalam masalah hafalan dia sangat

kuat sekali. Ada lagi manusia yang diberikan oleh Allah kefahaman namun hafalannya sangat lemah, hanya saja dia bisa mencurahkan sumbersumber ilmu yang terambil dari nash-nash yang ada. Namun ada sebagian manusia yang memiliki keduanya, yaitu kekuatan hafalan dan kefahaman, namun ini sangat jarang. Rasulullah telah menggambarkan tentang orang-orang yang diberi oleh Allah Ta'ala ilmu sebagai air hujan yang menyirami bumi, maka bumi yang terkena air hujan itu ada tiga macam11:

Pertama, tanah tandus yang menelan air namun tidak bisa menumbuhkan rerumputan. Ini permisalan orang yang sama sekali tidak memperhatikan ilmu, dia tidak dapat mengambil manfaat baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.

Kedua, tanah yang bisa menahan (menyerap) air namun tidak bisa menumbuhkan tanaman. Merekalah para perawi hadits, mereka mampu menahan air sehingga orang lain bisa minum dan mengairi sawah untuk menanam, namun diri mereka sendiri tidak bisa melakukan apa-apa kecuali hanya sekedar menghafalkannya.

Ketiga, tanah subur yang mampu menerima air dan menumbuhkan tanaman, maka orang lain bisa mengambil manfaat dan juga memberi makan bagi hewan ternak mereka. Mereka lah yang diberikan oleh Allah ilmu dan kefahaman, mereka bisa memberi manfaat bagi orang lain, begitu juga diri mereka sendiri mengambil manfaatnya.

10 Shahih, riwayat at-Tirmidzi (2657), beliau berkata: "Hadits ini hasan shahih."

(23)

Maka seharusnya seseorang yang belajar ilmu agama untuk bersikap yang berbeda dengan kebiasaan orang-orang awwam dengan cara mengikuti Sunnah Rasulullah sebisanya serta m praktekkan Sunnah pada dirinya, sebagaimana firman Allah:





































Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzaab, 33: 21)

Kalau hal ini dalam perkara ibadah maka masalahnya jelas, adapun kalau dalam urusan yang kebetulan dilakukan oleh Rasulullah tanpa sengaja, apakah disyari'atkan bagi kita untuk mengikutinva ataukah tidak? Dulu 'Abdullah bin 'Umar dan bapaknya mengikuti hal tersebut sampai-sampai beliau memperhatikan tempat yang pernah disinggahi oleh Rasulullah untuk kencing maka beliau pun singgah di situ dan kencing, meskipun sebenarnya sedang tidak ingin kencing.

Sebagian ulama berkata: "Setiap kemuliaan yang tidak didukung dengan ilmu, maka akan berakhir pada kehinaan."12

(24)

BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Dalam kajian psikologi, dikenal beberapa istilah tentang lupa seperti yang kemudian disebut dengan pengembalian ingatan (istirjaa'), lupa ingatan (hilang ingatan), atau lupa diri (hilang kesadaran). Sedangkan dalam kajian Islam, kata lupa juga banyak disebut oleh hadits-hadits Rasulullah SAW, terutama dalam rangka menunjukkan bahwa sifat ini menipakan bagian dari tabiat dasar manusia.

2. Makna lupa yang disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu:

a. Lupa atas suatu kejadian, nama seseorang, ataupun suatu informasi yang pernah diketahuinya sebelumnya adalah lupa biasa yang banyak dihadapi manusia karena banyaknya yang masuk dalam akal dan pikirannya.

b. Lupa yang tersembunyi dan lebih tepat sebagai suatu kelengahan atau kelalaian, seperti lupa meletakkan suatu barang.

c. Lupa yang bermakna hilangnya konsentrasi akan suatu permasalahan. 3. Dalam banyak ayat dalam Al-Qur'an, dijelaskan bagaimana setan selalu siap

(25)

akan banyak hal penting dalam hidupnya, khususnya yang berkaitan dengan kepentingan dan kebaikannya.

4. Manusia itu adalah makhluk yang sering lupa dan lalai, maka Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk mengatasi hal tersebut dengan beberapa cara yang terdapat dalam Islam, yaitu sebagai berikut.

a. Selalu membaca dan mempelajari Al-Qur’an agar ia tidak terpisah dari golongan orang yang membawa dan membaca Al-Qur’an.

b. Sesungguhnya terapi lupa yang muncul dari kelalaian hati untuk mengingat Allah dilakukan dengan cara mengingat- Nya secara konsisten dan berkesinambungan. Juga mengingat nikmat yang telah diberikan-Nya, kemuliaan-Nya, mengingat akhirat dan hari perhitungan, dan lain-lain.

c. Cara lain dalam islam untuk menghindari kelupaan terutama dalam belajar yaitu menjaga ilmu dengan mencatatnya.

d. Selain menjaga ilmu dengan mencatatnya, seseorang juga menjaga ilmunya dengan mengamalkannya.

3.2. Saran-saran

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Al-'Utsaimin, Syaikh Muhammad bin Shalih. 2005. Syarah Adab & Manfaat Menuntut Ilmu. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i.

Az-Zahrani, Dr. Musfir bin Said. 2005. Konseling Terapi. Jakarta: Gema Insani Press.

Raslan, Abu Abdullah Muhammad bin Said. 2007. Penyakit Ilmu. Jakarta: Cendekia.

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya Menurut Zingaro (2008:4) memiliki beberapa kelebihan yang menunjang pembelajaran siswa, yaitu: (1) siswa membuat pertanyaan-pertanyaan tingkat tinggi;

Menurut Tjiptono (2012) kepuasan pelanggan memiliki manfaat yang berdampak positif terhadap perusahaan mencakup loyalitas pelanggan, berpotensi menjadi sumber pendapatan masa

Penyusunan interface kecelakaan lalu lintas berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis) bertujuan untuk menampilkan hasil dari penyusunan data spasial berbasis SIG dan

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga di Fakultas Pendidikan. Olahraga

Dalam tahap ini peneliti merangkai fakta-fakta sejarah menjadi sebuah kisah sejarah yang menarik dan dapat dipercaya kebenarannya.Historiografi menjelaskan apa yang

Serbuk belerang yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan diatas nyala spirtus termasuk perubahan kimia karena menghasilkan bau gas dan serbuk

dalam pembelajaran matematika di kelas III. Menganalisis peningkatan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita. melalui model RME dalam pembelajaran matematika di kelas

[r]