i
ABSTRAK
WINDY HIDAYANI, NIM : 1113311057, “Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Somatis, Auditory, Visual, and Intellectual (SAVI) Pada Tema Pertanian Di Kelas III SD Negeri 107402 Saentis Kec. Percut Sei Tuan T.A 2014-2015”.
Adapun masalah-masalah yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu: Rendahnya kemampuan membaca siswa, kegiatan membaca siswa hanya dilakukan ketika mereka ingin mambaca saja atau karena terpaksa, kurangnya pemahaman siswa terhadap apa yang ia baca, dan rendahnya kemampuan guru dalam menemukan bahan bacaan yang menarik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa pada tema pertanian di kelas III. Maka untuk mencapai tujuan dari penelitian tersebut, peneliti menggunakan model pembelajaran Somatis, Auditory, Visual, and Intelectual (SAVI).
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 107402 Saentis Kec. Percut Sei Tuan dengan jumlah siswa 28 orang. Penelitian ini dilakukan selama 2 siklus. Dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi. Analisis data menggunakan data kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Somatis, Auditory, Visual, and Intelectual (SAVI) dapat meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa pada tema pertanian di kelas III SD Negeri 107402 Saentis Kec. Percut Sei Tuan T.A 2014/2015. Dengan diperoleh data pada tahap pre tes kemampuan membaca intensif siswa masih rendah, siswa yang berhasil mencapai ketuntasan hanya 6 orang atau sebesar 21,42% dari 28 siswa. Setelah itu dilakukan tindakan pada siklus I dan tindakan yang dilakukan mengalami peningkatan siswa yang tuntas dalam belajar bertambah menjadi 19 siswa atau sebesar 67,86%. Peningkatan yang terjadi dari pre tes ke siklus I sebesar 46,42%. Karena hasil dari siklus I belum optimal maka penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II juga terjadi peningkatan. Siswa yang tuntas dalam belajar bertambah menjadi 25 siswa atau sebesar 89,29%. Peningkatan yang tejadi pada siklus I ke siklus II sebesar 21,42%. Kemampuan guru dalam melaksanakan tindakan pada siklus I pertemuan I memperoleh nilai 38 termasuk pada kategori kurang, pertemuan II memperoleh nilai 59 termasuk kategori cukup. Sedangkan pada siklus II pertemuan I kemampuan guru meningkat dengan perolehan nilai 78 termasuk kategori baik, kemampuan semakin meningkat menjadi kategori sangat baik dengan perolehan nilai mencapai 91.
Maka kesimpulannya adalah dengan menggunakan model pembelajaran
Somatis, Auditory, Visual, and Intelectual (SAVI) dapat meningkatkan
kemampuan membaca intensif siswa pada tema pertanian di kelas III SD Negeri 107402 Saentis Kec. Percut Sei Tuan T.A 2014/2015. Model pembelajaran
Somatis, Auditory, Visual, and Intelectual (SAVI) dapat membuat siswa menjadi
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL. ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Batasan Masalah ... 5
1.4 Rumusan Masalah ... 6
1.5 Tujuan Penelitian ... 6
1.6 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Kerangka Teoritis ... 8
2.1.1 Hakikat Kemampuan Membaca Intensif ... 8
1. Pengertian Kemampuan ... 8
2. Pengertian Membaca ... 9
3. Jenis -Jenis Membaca ... 11
4. Membaca Intensif ... 12
5. Indikator Membaca Intensif ... 14
vii
2.1.2 Model Pembelajaran ... 16
1. Pengertian Model Pembelajaran ... 16
2. Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditory, Visual, and Intellectualy) ... 18
3. Unsur – Unsur Model Pembelajaran SAVI (Somatis, and Auditory, Visual, Intellectualy) ... 19
4. Implementasi Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditory, Visual, and Intellectualy) ... 21
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditory, Visual, and Intellectualy) ... 25
2.2 Tinjauan Materi Pembelajaran Membaca Intensif ... 27
2.2 Kerangka Konseptual ... 32
2.3 Hipotesis Penelitian ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
3.1 Jenis Penelitian ... 35
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 35
3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 36
3.5 Desain Penelitian ... 37
3.6 Prosedur Penelitian ... 38
3.7 Alat Pengumpulan Data ... 47
3.8 Teknik Analisis Data ... 48
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
4.1 Hasil Penelitian ... 52
4.1.1 Deskripsi Keadaan Sekolah ... 52
4.1.2 Deskripsi Keadaan Awal ... 52
4.1.3 Deskripsi Siklus I ... 57
a. Perencanaan ... 57
b. Pelaksanaan ... 58
c. Pengamatan ... 62
d. Refleksi ... 71
4.1.4 Deskripsi Siklus II ... 73
a. Perencanaan ... 73
b. Pelaksanaan ... 73
c. Pengamatan ... 79
d. Refleksi ... 88
4.2 Rekapitulasi Hasil Nilai Siklus I dan Siklus II ... 89
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97
5.1 Kesimpulan ... 97
5.2 Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 100
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahap- Tahap Model pembelajaran Somatic, Auditory, Visual,
and Intelectual (SAVI) ... ... 22
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Pada Semester Genap T.A 2014/2015 ... 51
Tabel 4.1 Hasil Observasi Kemampuan Membaca Intensif Siswa Pada Pre Tes ... 54
Tabel 4.2 Hasil Kemampuan Membaca Intensif Siswa Pada Pre Tes ... 55
Tabel 4.3 Hasil Nilai Kemampuan Membaca Intensif Siswa Pada Siklus I ... 60
Tabel 4.4 Frekuensi Keberhasilan Belajar Siswa Pada Siklus I... 62
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kemampuan Membaca Intensif Siswa Pada Siklus I Pertemuan I ... 64
Tabel 4.6 Hasil Observasi Kemampuan Membaca Intensif Siswa Pada Siklus I Pertemuan II ... 66
Tabel 4.7 Hasil Observasi Guru Pada Siklus I Pertemuan I ... 69
Tabel 4.8 Hasil Observasi Guru Pada Siklus I Pertemuan II ... 70
Tabel 4.9 Hasil Nilai Kemampuan Membaca Intensif Siswa Pada Siklus II ... 77
Tabel 4.10 Frekuensi Keberhasilan Belajar Siswa Pada Siklus II ... 78
Tabel 4.11 Hasil Observasi Kemampuan Membaca Intensif Siswa Pada Siklus II Pertemuan I ... 80
x
Tabel 4.13 Hasil Observasi Guru Pada Siklus II Pertemuan I ... 85
Tabel 4.14 Hasil Observasi Guru Pada Siklus II Pertemuan II ... 86
Tabel 4.15 Rekapitulasi Nilai Pre Tes, Siklus I, dan Siklus II ... 89
Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Membaca Intensif ... 92
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Indahnya Pertanian Sawah Di Pedesaan Ketika Padi Mulai
Tumbuh Dengan Subur ... 28
Gambar 2 : Petani Ketika Mengolah Sawah dengan Membajak, Menanam, Memupuk, dan Menyemprot ... 29
Gambar 3 : Anak Semangat dalam Bekerja dengan Membantu Pekerjaan Rumah Seperti Merapikan Tempat Tidur, Menyiram Bunga, dan Menyapu Halaman ... 31
Gambar 4 : Skema Penelitian Tindakan Kelas ... 37
Gambar 5 : Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Siswa ... 91
Gambar 6 : Diagram Peningkatan Keoptimalan Membaca Intensif Siswa ... 92
Gambar 7 : Diagram Peningkatan Kemampuan Mengajar Guru ... 94
Gambar 8 : Guru Menjelaskan Aturan Membaca Intensif dengan Media Gambar ... 164
Gambar 9 : Siswa Membaca Intensif ... 164
Gambar 10 : Siswa Berdiskusi dalam Kelompok ... 165
Gambar 11 : Guru Membantu Siswa dalam Diskusi Kelompok ... 165
Gambar 12 : Siswa Menyampaikan Hasil Diskusi Kelompok ... 166
Gambar 13 : Siswa Menanggapi Penampilan Hasil Diskusi Kelompok ... 166
Gambar 14 : Siswa Melaksanakan Permainan ... 167
Gambar 15 : Siswa Menulis Jawaban di Papan Tulis ... 167
Gambar 16 : Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru ... 168
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan
tujuan pendidikan. Pendidikan sangat penting dan menduduki posisi sentral dalam
pembangunan karena berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 3 Ayat (6) bahwa
pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses
tersebut harus ada pendidik yang memberikan keteladanan dan mampu
membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik
(Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005) Pendidikan juga diharapkan dapat
menumbuhkan kemampuan untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta tuntutan pada kenyataan masa kini dan masa depan.
Untuk menumbuhkan kemampuan dalam menghadapi
perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan tersebut tentu saja membutuhkan kemampuan
dalam membaca agar dapat memahami informasi yang disampaikan oleh penulis.
Jika kita telah mampu memahami informasi yang disampaikan penulis, maka akan
bertambah pula pengetahuan kita sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh
penulis. Membaca semakin penting dalam kehidupan manusia yang semakin
kompleks, karena setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca.
2
Kemampuan membaca perlu dibina sejak dini, pada tingkat Sekolah
Dasar tujuan membaca adalah agar siswa dapat memahami isi yang disampaikan
melalui teks bacaan dan mampu mengambil manfaat serta menyerap pikiran dan
perasaan orang lain melalui teks bacaan. Dalam hal membaca pada siswa sekolah
dasar guru hendaknya menggunakan pernyataan yang jelas dan tepat tentang apa
yang harus diperhatikan siswa ketika membaca dan memberikan gambaran yang
mudah ditangkap tentang apa yang semestinya mampu mereka lakukan setelah
selesai membaca.
Namun kenyataan yang ada menunjukkan kemampuan membaca siswa
masih rendah, hal ini disebabkan rendahnya minat belajar siswa dalam membaca.
Siswa sebagai subjek belajar umumnya kurang meminati kegiatan membaca hal
ini dapat disebabkan kurang tersedianya referensi buku-buku yang dapat menarik
minat siswa untuk membaca. Kemampuan membaca siswa yang rendah
disebabkan siswa malas membaca sehingga tidak terlatih dalam membaca.
Kegiatan membaca siswa hanya dilakukan ketika mereka ingin membaca atau
karena terpaksa, lingkungan tidak dijadikan sebagai sumber belajar, serta kurang
tersedianya sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan membaca
siswa.
Banyak siswa yang hanya sekedar tahu membaca namun tidak
memahami apa isi yang ia baca. Hal ini ditandai dengan ketidakmampuan siswa
dalam menjawab pertanyaan serta ketidakmampuan siswa dalam memberikan atau
mengungkapkan pendapat tentang isi yang ia baca. Menurut peneliti
ketidakmampuan siswa disebabkan karena berbagai alasan seperti keadaan kelas
3
konsentrasi siswa ketika membaca. Sebagai tenaga pendidik guru kurang
memberikan arahan sebelum siswa membaca. Guru kurang menerapkan
model-model pembelajaran yang bervariasi yang dapat menarik perhatian dan simpati
siswa dalam belajar sehingga siswa merasa bosan jika dalam proses belajar.
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas III SD Negeri 107402
Saentis Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli serdang T.A 2014/2015 bahwa penulis
menemukan hampir 70% dari siswa tersebut mengalami kesulitan dalam membaca
yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Dimana tingkat kemampuan
membaca siswa hanya 9 orang (32,14%) dari 28 siswa yang mencapai
ketuntasan, sedangkan 19 orang (67,86%) siswa yang belum mampu mencapai
nilai ketuntasan. Hal ini terlihat ketika pembelajaran sedang berlangsung siswa
kurang memperhatikan bacaan teks yang akan dibaca, sebagian siswa terlihat
sibuk dengan kegiatannya sendiri, ada pula siswa yang mengganggu temannya
yang sedang membaca. Melihat peristiwa ini tentu kemampuan membaca intensif
siswa akan terganggu dan siswa mengalami kesulitan dalam menguasai dan
memahami isi teks bacaan yang dibaca secara intensif.
Jika hal tersebut terabaikan tanpa adanya solusi akan mengakibatkan
semakin rendahnya kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan yang
dibacanya. Selain dapat menurunkan kemampuan bahasa siswa tingkat pencapaian
hasil belajar siswa dalam membaca juga akan jauh dari kriteria ketuntusan
minimal (KKM). Jika hal demikian dibiarkan maka akan merugikan berbagai
pihak yaitu guru, siswa, keluarga, maupun masyarakat. Sebab, tidak hanya dalam
pembelajaran berbahasa, pembelajaran yang lainnya juga menuntut siswa
4
terlepas dari uraian-uraian kata, kalimat-kalimat, maupun paragrap yang wajib
dipahami siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan suatu pengupayaan
untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif peserta didik. Dengan
menciptakan suatu kondisi belajar yang menyenangkan mampu mengembangkan
daya pikir siswa agar siswa mampu belajar dengan aktif, kreatif, dan efektif.
Sehingga dalam kegiatan pembelajaran tercipta suatu interaksi yang aktif antara
guru dengan siswa dan saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan menggabungkan gerak fisik dengan aktivitas intelektual serta
memanfaatkan semua indra dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran.
Pendekatan seperti ini dinamakan dengan pendekatan SAVI. Model pembelajaran
SAVI (Somatis, Auditory, Visualy, and Intellectuall) mampu membangkitkan
kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan
aktivitas intelektual yang dapat menghilangkan rasa bosan siswa ketika dalam
belajar. Model pembelajaran ini juga dapat memunculkan suasana belajar yang
lebih baik, menarik dan efektif dengan memaksimalkan ketajaman konsentrasi
siswa melalui pembelajaran secara visual, auditori, dan intelektual.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tergugah untuk melakukan
penelitian yang berjudul : “Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Siswa
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Somatis, Auditory, Visual, And
Intelectual (SAVI) Pada Tema Pertanian Di Kelas III SD Negeri 107402
5
1. 2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat di
identifikasi beberapa permasalahan dalam penelitian ini, antara lain :
1. Kemampuan membaca siswa masih rendah.
2. Kurang tersedianya buku-buku bacaan yang dapat menarik minat baca
siswa.
3. Kegiatan membaca siswa hanya dilakukan ketika mereka ingin
mambaca saja atau karena terpaksa.
4. Kurangnya pemahaman siswa terhadap apa yang ia baca.
5. Model pembelajaran yang diterapkan guru kurang bervariasi dalam
proses belajar mengajar.
1. 3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka batasan
masalah pada penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan membaca intensif
siswa dengan menggunakan model pembelajaran Somatis, Auditory, Visual, And
Intelectual (SAVI) pada tema pertanian dengan materi pokok teks bacaan di kelas
6
1. 4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas maka
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah dengan
menggunakan model pembelajaran Somatis, Auditory, Visual, And Intelectual
(SAVI) pada tema pertanian dengan materi pokok teks bacaan dapat
meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa di kelas III SD Negeri 107402
Saentis Kec. Percut Sei Tuan T.A 2014 –2015 ? ”
1. 5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Somatis, Auditory, Visual, And
Intelectual (SAVI) pada tema pertanian dengan materi pokok teks bacaan di kelas
III SD Negeri 107402 Saentis Kec. Percut Sei Tuan T.A 2014 - 2015.
1. 6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
terhadap pembelajaran membaca intensif dan menjadi bahan informasi
dalam pengembangan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas
7
2. Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk
berbagai pihak antara lain:
a. Bagi siswa, agar siswa lebih termotivasi dalam belajar sehingga
siswa lebih terampil dalam membaca intensif dan dapat
meningkatkan kemampuan membacanya.
b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan menambah wawasan guru
dalam menerapkan model pembelajaran yang lebih efektif dan
efisien serta dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif
dan menyenangkan peserta didik.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan
wacana perubahan yang lebih baik sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang berguna untuk memahami
masalah-masalah yang terdapat dalam pembelajaran di Sekolah
Dasar dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengamatan dan analisis data dan pembahasan dalam
penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada tahap pre tes kemampuan membaca intensif siswa masih rendah,
siswa yang berhasil mencapai ketuntasan hanya 6 orang atau sebesar
21,42% dari 28 siswa, sementara siswa yang belum berhasil mencapai
ketuntasan sebanyak 23 siswa atau sebesar 78,57%. Setelah itu dilakukan
tindakan pada siklus I dan tindakan yang dilakukan mengalami
peningkatan siswa yang tuntas dalam belajar bertambah menjadi 19 siswa
atau sebesar 67,86% dari 28 siswa dan yang belum tuntas menjadi 9
siswa 32,14% dari 28 siswa peningkatan yang terjadi dari pre tes ke
siklus I sebesar 46,42%. Karena hasil dari siklus I belum optimal maka
penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II juga terjadi peningkatan.
Siswa yang tuntas dalam belajar bertambah menjadi 25 siswa atau
sebesar 89,29% dan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar
berkurang menjadi 3 siswa atau sebesar 10,71% dari 28 jumlah siswa
seluruhnya. Peningkatan yang tejadi pada siklus I ke siklus II sebesar
21,42%.
2. Hasil persentase observasi kemampuan membaca intensif siswa
mengalami peningkatan pada pre tes adalah sebesar 21,42 %, pada siklus
I pertemuan I sebesar 46,43%, pertemuan II 63,40%. Pada siklus II
pertemuan I meningkat menjadi 83,92% dan pada pertemuan II
98
meningkat sebesar 92,85%. Hasil observasi kemampuan guru dalam
melaksanakan tindakan mengalami peningkatan pada siklus I pertemuan
I memperoleh nilai 38 termasuk pada kategori kurang, pertemuan II
memperoleh nilai 59 termasuk kategori cukup. Sedangkan pada siklus II
pertemuan I kemampuan guru meningkat dengan perolehan nilai 78
termasuk kategori baik, kemampuan semakin meningkat menjadi
kategori sangat baik dengan perolehan nilai mencapai 91.
3. Dengan menggunakan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visual,
and Intellectual (SAVI) dalam membaca intensif siswa di kelas III SD
Negeri 107402 Saentis Kec. Percut Sei Tuan pada tema pertanian
mengalami peningkatan.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka peneliti mengajukan
saran sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya siswa bersemangat dan aktif
dalam belajar serta memiliki keseriusan dalam belajar.
2. Bagi Guru
Guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran Somatic,
Auditory, Visual, and Intellectual (SAVI) dalam meningkatkan
99
3. Bagi sekolah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) hendaknya digunakan oleh
sekolah-sekolah sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan,
terutama yang berkaitan dengan membaca intensif siswa. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) mampu mengidentifikasi dan menindak lanjuti
suatu permasalahan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar di
kelas.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti lain sebaiknya melakukan penelitian yang sejenis pada materi
dan sekolah lainnya, agar diperoleh hasil yang maksimal sehingga hasil
100
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Aqib, Zainal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung : Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Dalman. 2014. Keterampilan Membaca. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung : Ymara Widya.
Dewi, Rosmala.2010. Profesionaliosasi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan : Pasca Sarjana UNIMED.
Husnul, Ade dan Nugraha, Ihsan. 2010. Membaca Memindai. Bogor : Quadra.
Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Nurdin, Muhammad. 2004. Kiat Menjadi Guru Profesional. Jogjakarta : Prismasophie Jogjakarta.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta : Pustaka Belajar.
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
Rusman. 2012.Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sadhono, Khundaru. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia
(Teori dan Aplikasi). Bandung : Karya Putra Darwati.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Tarigan, H,G. 2008. Membaca Sebagau Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Trianto. 2011. Model pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
http://dwicahyadiwibowo.blogspot.com/2014/04/tujuan-membaca-fungsi-membaca-dan.html