SKRIPSI
MESIN PEMINDAH BAHAN
ANALISA GAYA-GAYA DAN PENGARUH SUDUT
TERHADAP LENGAN TRUK CRANE
DENGAN PANJANG DAN KAPASITAS MAKSIMUM
Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh : NIM : 050421017 MUHAMMAD AKBAR
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
SKRIPSI
MESIN PEMINDAH BAHAN
ANALISA GAYA-GAYA DAN PENGARUH SUDUT
TERHADAP LENGAN TRUK CRANE
DENGAN PANJANG DAN KAPASITAS MAKSIMUM
Oleh :
NIM : 050421017 MUHAMMAD AKBAR
Disetujui oleh : Dosen Pembimbing,
SKRIPSI
MESIN PEMINDAH BAHAN
ANALISA GAYA-GAYA DAN PENGARUH SUDUT
TERHADAP LENGAN TRUK CRANE
DENGAN PANJANG DAN KAPASITAS MAKSIMUM
Oleh :
NIM : 050421017 MUHAMMAD AKBAR
Telah disetujui dari hasil Seminar Tugas Sarjana Periode ke-129 Tanggal 11 Juli 2009
Dosen Pembanding I Dosen Pembanding II
Ir. Mulfi Hazwi, Msc
SKRIPSI
MESIN PEMINDAH BAHAN
ANALISA GAYA-GAYA DAN PENGARUH SUDUT
TERHADAP LENGAN TRUK CRANE
DENGAN PANJANG DAN KAPASITAS MAKSIMUM
Oleh :
NIM : 050421017 MUHAMMAD AKBAR
Telah Disetujui Oleh : Dosen Pebimbing
NIP : 131 459 557 Ir. Tugiman, MT
Dosen Pembanding I Dosen Pembanding II
Ir. Mulfi Hazwi, Msc
NIP : 130 905 356 NIP : 131 803 354 Ir. Syahrul Abda, Msc
Diketahui Oleh : Departemen Teknik Mesin
Ketua
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin penulis ucapkan syukur kepada Allah S.W.T
yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktunya.
Skripsi ini merupakan tugas yang harus diselesaikan oleh penulis karena
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Teknik di Universitas Sumatera Utara.
Adapun skripsi yang diselesaikan oleh penulis adalah menganalisa salah
satu komponen utama dari sebuah pesawat angkat jenis truk crane yaitu Lengan
(boom). Sebagai bahan untuk informasi dalam penyelesaian tugas penulis
melakukan survei dan pengamatan di sebuah perusahaan swasta yang bergerak
dibidang penyewaan alat-alat berat di jalan Tanjung Morawa Km 12 No. 129
(Medan).
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak baik dukungan materi, spiritual dan administrasi.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan penghargaan serta ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri, selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ir. Tugiman, MT, selaku Dosen Pebimbing yang dengan tulus dan
sabar memberi arahan serta bimbingan hingga selesainya penyusunan skripsi
3. Bapak Ir. Mulfi Hazwi, M.Sc, selaku Dosen Wali.
4. Seluruh Staff Pengajar dan Pegawai Departemen Teknik Mesin Fakultas
Teknik, Unversitas Suatera Utara.
5. Kedua orang tua, kakak-kakak, abang-abang serta keponakan-keponakan dan
seluruh keluarga besar penulis yang telah banyak memberikan bantuan dan
dorongan baik moril maupun spiritual, terkhusus kepada yang slalu setia
memberi dukungan dan semangat “ My Nahdhia” i hope ‘WE WILL
TOGETHER FOREVER’.
6. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara yang juga turut serta membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, 4 Juli 2009
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
SPESIFIKASI ... iii
KARTU BIMBINGAN ... iv
EVALUASI SEMINAR TUGAS SARJANA ... v
DAFTAR PEMBANDING BEBAS ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR NOTASI... xiv
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan Analisa ... 3
a). Tujuan Khusus ... 3
b). Tujuan Umum ... 3
1.3. Manfaat Analisa ... 4
1.4. Batasan Masalah ... 4
1.5. Perumusan Masalah ... 4
1.6. Metodologi ... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bagian-bagian Utama pada Truk Crane ... 7
a). Kabin Operator ... 7
b). Lengan (boom) Crane ... 9
c). Kait Crane ... 10
d). Motor Penggerak ... 12
e). Tali ... 13
f). Drum Crane (Tromol) ... 17
g). Cakra/Puli (Sheave) ... 18
h). Silinder Hidrolik ... 19
i). Gaya (force)………19
j). Hal-hal yang mempengaruhi kekuatan boom pada truck crane………..22
BAB III. ANALISA DAN PERHITUNGAN BESAR GAYA-GAYA YANG TERJADI PADA POSISI LENGAN DAN BEBAN MAKSIMUM TRUCK CRANE 3.1. Mekanisme Lengan (boom) Crane ... 27
3.1. Dimensi-dimensi Lengan ... 33
3.2. Perhitungan Berat Lengan Crane ... 33
3.3. Perhitungan besar gaya-gaya pada lengan dengan panjang maksimum ... 36
3.4. Perhitungan besar gaya-gaya pada lengan panjang dan beban maksimum dengan sudut kerja 10º - 70 º ... 36
b). Dengan sudut kerja 20º……….41
c). Dengan sudut kerja 30º……….45
d). Dengan sudut kerja 40º……….49
e). Dengan sudut kerja 50º……….53
f). Dengan sudut kerja 60º………..58
g). Dengan sudut kerja 70º……….63
BAB IV. ANALISA HASIL PERHITUNGAN BESAR GAYA-GAYA YANG TERJADI PADA PANJANG DAN BEBAN MAKSIMUM TRUCK CRANE 4.1. Analisa hasil perhitungan dalam tabel...…...….69
4.2. Analisa hasil perhitungan dalam grafik...70
BAB 5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan... 74
5.2. Saran ... 75
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 2.1. Kabin operator truck crane……….……….8
2. Gambar 2.2. Kabin operator crane.………..……….9
3. Gambar 2.3. Lengan (boom) Crane………..10
4. Gambar 2.4. Kait Tunggal...………..11
5. Gambar 2.5. Pengait Crane..………...12
6. Gambar 2.6. Tali kait kapasitas 25 ton.……..……….15
7. Gambar 2.7. Tali kait kapasitas 3 ton..……….………...15
8. Gambar 2.8. Tali pintal silang atau biasa.………...16
9. Gambar 2.9. Tali paralel ..………...16
10.Gambar 2.10. Tali komposit ……..………...17
11.Gambar 2.11. Puli …..………18
12.Gambar 2.12. Silinder hidrolik………...19
13.Gambar 2.13. Gaya Tarik………..20
14.Gambar 2.14. Grafik gaya statis………21
15.Gambar 2.15. Grafik gaya dinamis………22
16.Gambar 2.16. Mekanisme pengangkatan beban pada sudut elevasi 70° dan 40°………....23
18.Gambar 2.18. Diagram alir analisa arah dan besar gaya-gaya pada panjang dan beban lengan crane maksimum…………...……26 19.Gambar 3.1. Truck crane dalam keadaan panjang lengan
maksimum……….29 20.Gambar 3.2. Lengan (boom) crane 3 tingkat dalam keadaan
normal………...30 21.Gambar 3.3. Profil lengan teleskopik……….………....30 22.Gambar 3.4. Mekanisme Lengan (boom) secara maksimum…...31 23.Gambar 3.5. Arah gaya-gaya yang terjadi pada lengan panjang
dan beban maksimum dengan sudut kerja 70º………...………...32 24.Gambar 3.6. Besar gaya-gaya pada panjang lengan dan beban
maksimum dengan sudut kerja 10º ………..…..37 25.Gambar 3.7. Arah gaya-gaya di titik A dan B dengan sudut
kerja 10º………. 38 26.Gambar 3.8. Besar gaya-gaya pada lengan dan beban maksimum
pada sudut kerja 10º………... ……….40 27.Gambar 3.9. Besar gaya-gaya pada panjang lengan dan beban
maksimum dengan sudut kerja 20º………..41 28.Gambar 3.10. Arah gaya-gaya di titik A dan B dengan sudut
kerja 20º………..42 29.Gambar 3.11. Besar gaya-gaya pada lengan dan beban maksimum
pada sudut kerja 20º……… 44
maksimum dengan sudut kerja 30º………....45 31.Gambar 3.13. Arah gaya-gaya di titik A dan B dengan sudut
kerja 30º...46 32.Gambar 3.14. Besar gaya-gaya pada lengan dan beban maksimum
pada sudut kerja 30º………48 33.Gambar 3.15. Besar gaya-gaya pada panjang lengan dan beban
maksimum dengan sudut kerja 40º………... 49 34.Gambar 3.16 Arah gaya-gaya di titik A dan B dengan sudut
kerja 40º………... 50 35.Gambar 3.17. Besar gaya-gaya pada lengan dan beban maksimum
pada sudut kerja 40º………51 36.Gambar 3.18. Besar gaya-gaya pada panjang lengan dan beban
maksimum dengan sudut kerja 50º ………...53 37.Gambar 3.19. Arah gaya-gaya di titik A dan B dengan sudut
kerja 50º………55 38.Gambar 3.20. Besar gaya-gaya pada lengan dan beban maksimum
pada sudut kerja 50º………....56 39.Gambar 3.21. Besar gaya-gaya pada panjang lengan dan beban
maksimum dengan sudut kerja 60º ………...58 40.Gambar 3.22. Arah gaya-gaya di titik A dan B dengan sudut
kerja 60º ………...60 41.Gambar 3.23. Besar gaya-gaya pada lengan dan beban maksimum
maksimum dengan sudut kerja 70º………..63 43.Gambar 3.25. Arah gaya-gaya di titik A dan B dengan sudut
DAFTAR NOTASI
= Tinggi luar lengan (mm)
MA
= Berat kendaraan (Kg) p
R
= Berat maksimum beban yang diangkat (Kg) A
V = Kecepatan bergerak kendaraan dengan beban angkatan (m/det) = Gaya reaksi di titik C
Wx = Beban total yang akan diangkat (Kg) Y = Berat jenis dari besi tuang
γ = Berat jenis baja (N/m3)
∑MA
∑M
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Truck crane adalah merupakan salah satu jenis pesawat angkat modern
pada saat ini. Truck crane dipergunakan untuk memindahkan bahan-bahan,
alat-alat ataupun beban di lapangan pada industri-industri atau pabrik-pabrik, areal
pembangunan dan sebagainya.
Truck crane hanya mengangkat beban-beban dalam jumlah besar dan
dalam jarak yang sangat terbatas. Artinya penggunaan truck crane sebagai alat
pengangkat dan pemindahan beban pada umumnya digunakan di tempat-tempat
atau di areal-areal yang membutuhkan dimensi cukup luas, dikarenakan dimensi
dari truck crane itu sendiri cukup besar karena itu penggunaan truck crane sangat
terbatas.
Pesawat angkat jenis crane antara lain adalah :
1. Overhead traveling crane
2. Tower crane
3. Truck mounted crane
4. Mobil crane
Dari keempat jenis pesawat angkat yang disebutkan di atas Mobil crane
dan truck crane memiliki banyak kesamaan. Yang membedakan dari keduanya
hanyalah pada kapasitas atau jumlah pengangangkatan beban. Dan bentuk dari
dan truck crane memiliki kelebihan dari jenis crane-crane lainnya yang antara lain
adalah :
1. Mobil dan truck crane dapat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat
lain dengan cepat dan pada jarak yang cukup jauh.
2. Mobil dan truck crane yang menggunakan lengan (boom) jenis teleskopik,
dapat dipanjang atau dipendekkan dengan mudah sesuai dengan kebutuhan
sehingga lebih efektif.
3. Mobil crane ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan truck crane,
sehingga dapat menjangkau tempat-tempat yang relatif lebih sempit.
4. Mobil crane hanya memiliki satu kabin operator, sedangkan truck crane
memiliki dua kabin operator.
Truck crane yang telah dirancang sebaiknya tetap harus dianalisa kembali
untuk mengetahui batas kemampuan truck crane itu sendiri, sehingga kecelakaan
yang diakibatkan dari kerusakan ataupun kesalahan operator alat tersebut dalam
mengoperasikan crane dapat dihindari atau dicegah dan setidaknya dapat
dikurangi seminimimal mungkin. Untuk itu dalam skripsi ini penulis mengambil
judul analisa gaya-gaya pada lengan (boom) dan hubungan antara sudut lengan
dengan beban pengangkatan pada truck crane. Lengan adalah merupakan salah
satu komponen utama yang paling penting dari truck crane ini, karena lengan
(boom) ini yang berfungsi sebagai pengangkat beban sekaligus menerima
gaya-gaya yang lebih besar yang terjadi selama proses pengangkatan berlangsung.
Setelah menerima gaya-gaya reaksi akibat pembebanan dan sudut
tempat ke tempat yang lain. Gaya-gaya reaksi ini yang akan dianalisa guna
mengetahui besarnya gaya-gaya yang terjadi.
Dari data-data hasil analisa yang dilakukan nantinya akan dapat dijadikan
perbandingan dengan data-data yang sudah ada serta dapat membuat kesimpulan
dari perbandingan tersebut.
1.2.Tujuan
a. Tujuan Khusus
1) Analisa ini bertujuan untuk mengetahui gaya-gaya yang terjadi pada
lengan (boom) truck crane.
2) Mengetahui hubungan antara besar sudut terhadap beban pengangkatan
dan pengaruhnya pada lengan (boom) truck crane.
b. Tujuan Umum
Secara umum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa
dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan dan juga
literatur-literatur yang ada. Selain itu juga bertujuan agar mahasiswa dapat
lebih mengembangkan pengetahuannya tersebut untuk bisa dijadikan sebagai
modal dasar ditempat ia bekerja nantinya. Dan yang paling utama tujuan dari
analisa ini adalah untuk menyelesaikan program pendidikan sarjana oleh
penulis yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program
pendidikan sarjana di jurusan Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara
1.3.Manfaat Analisa
Dari analisa ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis
mengenai alat-alat berat dan pesawat angkat, khususnya secara spesifik dapat
mengetahui karakteristik komponen utama dari pesawat angkat tersebut yaitu
lengan (boom) dengan tipe lengan teleskopik pada truck crane. Dan bermanfaat
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga bagi pihak lain yang
berkepentingan sebagai tambahan informasi serta sebagai bahan referensi untuk
pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya agar dapat menjadi lebih baik lagi.
1.4.Batasan Masalah
Sebagai objek analisa adalah lengan teleskopik (boom) pada truck crane.
Untuk memfokuskan masalah maka dibatasi pada beberapa hal :
a. Menganalisa arah gaya-gaya yang terjadi pada lengan (boom) dalam
keadaan maksimum dari truck crane yang dalam hal ini memilki tiga
tingkatan lengan yang masing-masing lengan memiliki ukuran yang
berbeda-beda.
b. Menghitung besar gaya-gaya yang terjadi pada lengan (boom) saat
proses pengangkatan berlangsung serta pengaruhnya terhadap besarnya
sudut kerja.
1.5.Perumusan Masalah
Lengan crane merupakan salah satu komponen yang paling penting pada
yang terdistribusi sepanjang lengan. Dan dari gaya-gaya yang diperoleh akibat
pembebanan tersebut secara teoritis akan dianalisa.
1.6. Metodologi
Untuk menyelesaikan skripsi ini penulis melakukan survei di suatu
perusahaan swasta yang bergerak dibidang penyewaan dan perbaikan alat-alat
berat. Setelah menentukan topik yang akan dianalisa yaitu mengenai alat berat
jenis truck crane maka penulis melakukan survei secara umum untuk memperoleh
data-data yang dibutuhkan dalam analisa ini. Setelah memperoleh data-data yang
dibutuhkan tersebut selanjutnya penulis melakukan analisa perhitungan untuk
mendapatkan data-data/hasil perhitungan berdasarkan teori. Dari hasil kedua data
yang telah diperoleh tersebut penulis membandingkan antara keduanya untuk
dapat diambil kesimpulan dari hasil analisa tersebut. Dan dari kesimpulan tersebut
penulis ingin menjelaskan kepada pembaca hasil analisa ini.
1.7. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini penulis akan membedakan dalam beberapa
bab pembahasan yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang
pemilihan judul, tujuan analisa, manfaat analisa, batasan
masalah, metodologi serta sistematika penulisan yang akan
digunakan pada penulisan skripsi ini yang akan membahas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam bab ini dibahas tentang komponen-komponen
atau bagian-bagian utama pada pesawat angkat jenis truck
crane dan menjelaskan secara umum fungsi serta tipe dari
bagian-bagian tersebut. Dan juga membahas tentang
teori-teori yang berhubungan dengan analisa ini.
BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN BESAR GAYA-GAYA YANG TERJADI PADA PANJANG DAN BEBAN LENGAN TRUCK CRANE MAKSIMUM
Di dalam bab ini diuraikan tentang analisa arah gaya-gaya
dan perhitungan-perhitungan untuk mendapatkan besar
gaya-gaya yang terjadi pada saat lengan (boom) dalam
keadaan beban dan panjang maksimum. Data-data yang
digunakan didapat dari hasil survei.
BAB IV ANALISA HASIL PERHITUNGAN BESAR GAYA-GAYA YANG TERJADI PADA PANJANG DAN BEBAN MAKSIMUM TRUCK CRANE
Di dalam bab ini diuraikan tentang hasil perhitungan besar
gaya-gaya yang terjadi pada lengan (boom) dalam keadaan
beban dan panjang maksimum dalam bentuk tabel dan
grafik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisa perhitungan yang telah dilakukan akan
disusun beberapa kesimpulan dan juga saran-saran yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bagian-bagian Utama Pada Truck Crane a) Kabin Operator
Seperti yang telah kita ketahui pada crane jenis ini memiliki dua
buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing
berbeda.
1) Kabin operator Truck Crane
Kabin operator truck crane adalah merupakan ruangan bagi
pengemudi truck crane untuk mengemudikan truck crane pada saat akan
berpindah dari tempat yang satu ke tempat lainnya secara keseluruhan.
Artinya ketika truk crane akan berpindah maka akan dioperasikan melalui
kabin ini oleh operator. Dan kabin operator truck crane ini pada umumnya
berada di bagian depan truck crane. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
pengemudi truck crane dalam mengemudikan truck tersebut pada saat akan
Gambar 2.1. Kabin operator truck crane
2) Kabin Operator Crane
Kabin operator crane adalah merupakan ruangan untuk operator
crane dari truck crane. Pengoperasian crane dikontrol melalui kabin ini.
Dan kabin operator crane ini pada umumnya terletak pada bagian belakang
dari truck crane. Hal ini selain untuk memudahkan operator dalam
pengoperasian crane juga bertujuan agar keseimbangan antara bobot crane
pada saat melakukan pengangkatan beban dan bobot truck crane itu sendiri
seimbang, sehingga tidak terjadi kecelakaan seperti terbaliknya truck crane
karena ketidakseimbangan beban pada saat pengangkatan yang berakibat
sangat fatal dan dapat menimbulkan korban jiwa. Oleh sebab itu telah
diperhitungkan pada saat perancangan kendaraan tersebut dengan benar.
Gambar 2.2. Kabin operator crane
b) Lengan (boom) Crane
Lengan (boom) berfungsi sebagai pengangkat beban yang akan
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Pada truck crane ini
digunakan lengan jenis teleskopik karena kelebihan dari lengan jenis ini
adalah dapat dipanjangkan dan dipendekkan yang disesuaikan dengan
kebutuhan. Gerakkan memanjangkan dan memendekkan pada lengan
teleskopik truck crane yang terdiri dari beberapa tingkat (Section) ini
digerakkan oleh hydraulic jack. Hydraulic jack dioperasikan dengan tuas
manual yang berada di kabin operator crane. Panjang lengan yang
dikeluarkan ataupun dipendekkan harus disesuaikan dengan radius
pengangkatan dan tinggi pengangkatan. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga keseimbangan dari truck crane itu sendiri pada saat proses
pengangkatan. Dan beban pengangkatan juga harus disesuaikan dengan
Gambar 2.3. Lengan (boom) Crane
c) Kait Crane
Kait adalah merupakan komponen yang biasa digunakan untuk
menggantung beban pada pesawat angkat jenis crane. Kait biasa terbuat
dari baja tuang yang dibuat dengan bentuk menyerupai bentuk mata kail
pada alat untuk memancing. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam
pengankatan/menggantungkan beban yang akan diangkat pada kait. Dan
kait itu sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu :
1) Kait Tunggal
2) Kait Ganda
Kait yang digunakan pada truck crane ini adalah jenis kait tunggal.
Untuk lebih jelas contoh jenis kait tunggal yang digunakan dapat dilihat
Gambar 2.4. Kait Tunggal
Kait pada truck crane ini berjumlah 2 buah yang masing-masing
kait memiliki fungsi masing-masing. Kait yang berukuran lebih besar
berfungsi untuk pengangkatan dengan beban 3-25 ton (maksimum).
Sedangkan kait yang berukuran lebih kecil berfungsi untuk pengangkatan
di bawah 3 ton. Selain berfungsi sebagai kait atau pengikat beban yang
akan diangkat, kait yang berukuran kecil ini juga difungsikan sebagai
penyeimbang dari kait yang berukuran lebih besar pada saat melakukan
pengangkatan beban. Artinya pada saat pengangkatan beban dengan
menggunakan kait besar dengan jumlah beban yang cukup besar tentunya,
ketika lengan (boom) akan bergeser atau bergerak ke posisi lain untuk
memindahkan beban tersebut akan membuat beban berayun-ayun. Maka
untuk menghindari hal itu terjadi karena dapat mengakibatkan kecelakaan
kerja yang membahayakan bagi pekerja dan kerusakan pada truck crane
maka difungsikanlah kait kecil tersebut sebagai alaat pengaman dan
penyeimbang pada saat melakukan pengangkatan beban tersebut. Dan
dengan kapasitas pengangkatannya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar 2.5.
Gambar 2.5. Pengait Crane
d) Motor Penggerak
Pada crane jenis ini yang digunakan sebagai tenaga penggerak
adalah motor. Motor yang digunakan adalah motor diesel. Sebagai tenaga
penggerak disini adalah maksudnya selain motor difungsikan sebagai
penggerak truck crane itu sendiri motor juga difungsikan untuk
menggerakkan crane. Sehingga pada saat perpindahan fungsi dari motor
sebagai penggerak truck crane menjadi motor penggerak crane hanya
dengan melakukan perpindahan kopling maka secara otomatis fungsi dari
e) Tali
Jenis tali yang digunakan pada pesawat angkat jenis truck crane ini
adalah tali baja. Tali baja yang dimaksud adalah tali yang konstruksinya
terdiri dari kumpulan jalinan serat-serat baja (Stell Wire). Awalnya
beberapa serat dipintal sehingga menjadi satu jalinan atau yang biasa
disebut dengan (Strand) kemudian beberapa strand tersebut dijalin pula
untuk menjadi suatu inti (Core). Setiap tali baja mempunyai inti serat
manila atau fibre core dan fibre centre dalam setiap strand. Dan pemilihan
pemakaian Stell wire core ini adalah karena :
1) Tali dicadangkan untuk sentakan yang berlebihan dan
beban-beban yang tak terduga
2) Tali yang akan digulung pada drum dalam beberapa peletakan
dan di bawah tegangan tinggi sehingga dapat menyebabkan
deformasi
3) Tali dicadangkan untuk dipakai pada temperatur tinggi yang
dapat mengeringkan core dan dapat menyebabkan rapuh serta
melenyapkan tahanannya pada tekanan strand.
4) Tali mungkin regang sepanjang suatu jarak-jarak tertentu di
bawah tegangan dan kemungkinan akan menjadi kusut
5) Tali dicadangkan untuk dioperasikan pada udara lembab yang
dapat menimbulkan internal corrosion namun dapat dihindari
dengan penggunaan pelumasan yang berkualitas baik serta
Dan pemilihan penggunaan stell wire rope ini juga didasarkan
karena memiliki kelebihan dan keuntungan antara lain :
1) Ringan
2) Tahan terhadap kelelahan
3) Kurang mengalami fatique dan internal wear
4) Kurang mempunyai pondasi untuk terbelit, perletakan yang
tenang pada drum dan cakra, penyambungan yang lebih cepat,
mudah terjepit (selip) atau ditekuk (Socket)
5) Wayar yang patah setelah pemakaian yang lama tidak akan
menonjol sehingga lebih aman dalam pengangkatan, dan tidak
merusak wayar yang berdekatan.
Penggunaan tali pada truck crane ini ada dua jenis tali yang
dibedakan berdasarkan penggunaan dua buah kait yang memiliki kapasitas
pengangkatan berbeda-beda yaitu 3 dan 25 ton. Tali untuk kait dengan
kapasitas beban pengangkatan sebesar 25 ton dapat dilihat pada gambar
2.6. Dan tali untuk kait dengan kapasitas beban pengangkatan sebesar 3
Gambar 2.6. Tali kait kapasitas 25 ton
Berdasarkan lapisannya tali dikelompokkan menjadi :
1) Tali pintal silang atau biasa
Tali ini dikonstruksikan sedemikian rupa sehingga arah
anyaman kawat dalam untaian berlawanan dengan arah anyaman
untaian pada tali. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.8.
Gambar 2.8. Tali pintal silang atau biasa
2) Tali parallel
Pada jenis ini tali mempunyai kawat dalam untaian dan untaian
dalam tali yang dipuntir dalam arah yang sama. Kawat sebelah luar
bergerak secara diagonal dan menyilang sumbu tali. Tali jenis ini
lebih tahan terhadap keausan dan kegagalan lelah dibanding tali
biasa, tetapi tali ini lebih mudah kusut dan terpuntir. Untuk lebih
jelas lihat pada gambar 2.9.
3) Tali komposit
Pada tali jenis ini kedua untaian yang berdekatan dianyam
dengan arah yang berlawanan atau terbalik. Untuk lebih jelas lihat
pada gambar 2.10.
Gambar 2.10. Tali komposit
f) Drum crane (Tromol)
Drum crane (tromol) yang digunakan adalah drum yang dapat
berfungsi sebagai alat penggulung tali baja (wire rope). Penggulungan
disini dimaksudkan ada hubungannya dengan sistim pengangkutan lain
seperti tali sheave.
Pada truck crane, drum digerakkan oleh motor dengan bealur
spiral atau miring (helical grove) karena tipe ini tidak akan menggulung
tali secara merata dan dapat mengurangi gesekan antara tali maupun
dengan drum.
Drum untuk tali baja dibuat dari material atau bahan yang licin
dengan flens dengan tujuan untuk memungkinkan menggulung dalam
g) Cakra/puli (Sheave)
Cakra (sheave) disebut juga dengan discus atau disc (piringan)
yang merupakan komponen dari crane yeng terletak pada lengan (boom)
pada crane. Sheave atau cakra adalah merupakan lempengan bundar yang
pada umumnya dibuat dari bahan logam (besi tuang). Dan cakra yang
dilengkapi tali (sabuk) biasa disebut dengan puli. Dan puli itu sendiri
berfungsi untuk mentransmisikan daya yang berupa putaran melalui tali
(sabuk) baja pada crane. Berdasarkan dari jenisnya puli terbagi menjadi
dua yaitu :
1) Puli Tetap (Fixed Pully)
2) Puli Bergerak (Movable Pully)
Dari pembagian jenis puli di atas diketahui jenis puli yang
digunakan pada truck crane ini adalah jenis puli tetap.
Untuk lebih jelas puli yang digunakan pada pesawat angkat jenis
ini dapat dilihat pada gambar 2.11.
h). Silinder Hidrolik
Silinder hidrolik juga merupakan salah satu komponen pengangkat
terpenting pada sebuah truk crane teleskopik, yang berfungsi untuk menaik
dan menurunkan boom (lengan) sesuai dengan kebutuhan pada saat proses
pengangkatan dan pemindahan beban. Selain itu juga silinder hidrolik
digunakan untuk memanjang dan memendekkan lengan (boom) sesuai
dengan kebutuhan pengangkatan.
Gambar 2. 12. Silinder Hidrolik
i). Gaya (force)
Konsep dari gaya yang didefinisikan sebagai suatu aksi yang
cenderung mengubah keadaan diam pada suatu benda kekeadaan dimana
gaya itu bekerja. Terdapat banyak jenis gaya, salah satunya yaitu gaya
gravitasi bumi yang kita semua sudah banyak mengetahuinya.
Contoh-contoh lain dari jenis-jenis gaya adalah gaya tarik, gaya tekan, dan lain
Tarikan gravitasi adalah suatu contoh dari gaya yang paling umum.
Seperti yang ditunjukkan gambar 2.13 yaitu sebuah bola yang tergantung
pada sebuah tali menarik ke bawah dengan sebuah gaya (F) yang sama
dengan berat bola (W). Gaya ini dikenakan titik B dan bekerja dengan arah
vertikal ke bawah. Dari contoh tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
untuk definisi lengkap sebuah gaya kita harus mengetahui :
(a). Besar harga gaya (magnitude)
(b). Titik tangkap gaya (point of application)
(c). Arah gaya (direction)
Arah sebuah gaya adalah arah di sepanjang satu garis lurus yang
melalui satu titik tangkap, dimana gaya tersebut cenderung menggerakkan
benda kearah gaya bekerja. Sebagai contoh gaya gravitasi selalu dalam
arah vertikal ke bawah dalam sebuah kasus yang kesebuah benda oleh
suatu tali yang fleksibel, maka tali akan membatasi garis kerja gaya, jadi
tali A-B pada gambar menarik kait di A vertikal ke bawah.
A A
B B
W
(a) (b)
(a). Gaya Aksial
Gaya aksial adalah gaya yang bekerja sejajar dengan sumbu batang
(sumbu poros). Beban aksial yang bekerja terhadap penampang secara
tarik maupun tekan pada kait akan mengalami gaya aksial yaitu pada titk
berat (centroid) luas penampang batang yang bekerja akan mengalami
tarikan terhadap garis sumbu.
(b). Gaya Statis
Dalam operasionalnya gaya bekerja dalam domain waktu sehingga
gaya-gaya selalu berhubungan dengan waktu ketika beroperasi. Bila gaya
selama domain waktu tertentu besarnya dan arah vektornya tetap konstan
maka gaya tersebut dikatakan gaya statis, sebaliknya bila besar dan arah
vektornya berubah maka gaya tersebut merupakan gaya dinamis. Untuk
lebih jelasnya akan ditunjukkan oleh gambar 2.14 dan gambar 2.15
perbedaan antara gaya statis dan gaya dinamis.
Gaya, Ft
F1 F2
Gaya, Ft
F F
2
1
T (Waktu) Gambar 2.15. Grafik gaya dinamis
j). Hal-hal yang mempengaruhi kekuatan boom pada truk crane
Pada saat menulis mengamati di dalam proses kerja lengan (boom)
truk crane ada beberapa factor yang mempengaruhi kekuatan dari lengan
(boom) itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain
adalah :
(a). Pengaruh sudut kemiringan
Yang dimaksud dengan pengaruh sudut kemiringan yaitu
pada saat lengan (boom) bekerja maka akan membentuk sudut
tertentu guna mengangkat beban yang bervariasi, seperti terlihat
pada gambar 2.16
70º
40º
Gambar 2.16. Mekanisme pengangkatan beban pada sudut elevasi 70º dan 40º
Dari gambar di atas ditunjukkan bahwa kekuatan batang boom
tidak sama pada setiap sudut yang dibentuk oleh boom seperti kekuatan
batang boom A pada sudut 70º tidak sama dengan kekuatan batang boom
B pada 40º walaupun dimensi dan beban yang diangkat adalah sama.
(b). Pengaruh beban angkat
Akibat beban angkat juga sangat mempengaruhi kekuatan
batang boom karena pada pengangkatan minimum atau maksimum juga
menyebabkan gaya tarik yang berbeda-beda sehingga tegangan bengkok 25 ton
(σb) yang terjadi pada batang berbeda pula. Seperti tegangan bengkok
yang diakibatkan beban maksimum (25 ton) lebih besar dari tegangan
bengkok yang diakibatkan beban minimum (< 25 ton). Seperti dapat
dilihat pada gambar 2.17.
70º
70º
Gambar 2.17. Mekanisme pengangkatan untuk beban maksimum dan minimum pada sudut 70º
25 ton
(c). Pengaruh bahan struktur profil lengan (boom)
Jenis profil juga sangat mempengaruhi kekuatan dari boom.
Karena setiap profil memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam menerima gaya-gaya seperti tegangan, regangan , elastisitas,
deformasi, defleksi dan hal-hal lain yang dapat menyebabkan
kelelahan pada profil tersebut. Setiap profil harus memiliki syarat
jika melebihi batas luluh yang diizinkan akan mengakibatkan
patah ataupun putus.
Apabila salah dalam pemilihan bahan konstruksi boom
maka akan sangat mempengaruhi kemampuan boom di dalam
mengangkat beban dan juga umur pakai dari boom itu sendiri. Dan
yang paling penting adalah untuk menghindari adanya kecelakaan
kerja akibat dari kesalahan dalam perhitungan kekuatan lengan
tersebut yang dapat menimbulkan korban.
(d). Pengaruh lingkungan
Pengaruh lingkungan juga secara tidak langsung ikut
mempengaruhi kekuatan lengan (boom) itu sendiri. Karena
pengaruh dari lingkungan seperti hujan, panas dan angin dapat
mengakibatkan korosi (karat) dan perubahan struktur boom
tersebut sehingga akan mempengaruhi kekuatan dari lengan
.
Gambar 2.18. Diagram alir analisa arah dan besar gaya-gaya pada panjang dan beban lengan crane maksimum
ANALISA PERHITUNGAN BESAR GAYA-GAYA YANG TERJADI PADA PANJANG DAN BEBAN LENGAN (BOOM) CRANE
MAKSIMUM
Analisa arah gaya-gaya yang terjadi pada lengan (boom) crane
Analisa kendaraan secara keseluruhan
Analisa arah gaya lengan dengan panjang maksimum
Analisa besar gaya-gaya yang terjadi pada lengan (boom) crane
Perhitungan dimensi-dimensi lengan
Perhitungan berat lengan crane Analisa mekanisme kendaraan
Perhitungan besar gaya-gaya pada lengan
Perhitungan besar gaya pada sudut kerja terkecil 10° - 70°
Hasil perhitungan besar gaya-gaya pada panjang lengan maksimum dengan variasi
BAB III
ANALISA DAN PERHITUNGAN BESAR GAYA-GAYA YANG TERJADI PADA POSISI LENGAN DAN BEBAN MAKSIMUM TRUK CRANE
3.1. Mekanisme Lengan (boom) Crane
Sebelumnya penulis telah melakukan survei di perusahaan yang bergerak
dibidang kontraktor dan menyewakan alat-alat berat yaitu mesin-mesin yang biasa
digunakan dalam pembangunan gedung-gedung, jalan raya, dan
pembangunan-pembangunan proyek lainnya. Salah satu dari jenis alat-alat berat tersebut adalah
pesawat angkat jenis truk crane yang akan kita analisa. Dan dari hasil survei
tersebut penulis memperoleh data-data dari suatu alat berat jenis truck crane
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Merk : KATO
Type : Truck Crane
Daya Motor Penggerak : 290 Ps
Putaran : 2200 rpm
Jenis Lengan : Teleskopik
Kapasitas : 25 ton
Berat Truck Crane : 28 ton
Panjang lengan : 10,9 m (Minimum)–25,6 m (Maksimum) Sudut elevasi pengangkatan : 0 - 70˚
Tinggi Truck Crane : 3,4 m Lebar Truck Crane : 2,5 m Panjang Truck Crane : 12,45 m
Seperti yang telah penulis jelaskan pada bab sebelumnya. Pada skripsi ini
penulis hanya akan membahas atau mengambil satu bagian (komponen) saja dari
pesawat angkat jenis truck crane untuk dianalisa besar gaya-gayanya. Dan
menganalisa hubungan antara besar sudut lengan dengan beban pengangkatan
yang dilakukan lengan (boom) pada saat proses pengangkatan beban baik dalam
jumlah beban minimum ataupun dalam jumlah maksimum. Lengan pada truck
crane ini terdiri dari tiga seksi (section) yang setiap lengan tersebut memiliki
dimensi yang berbeda-beda pada luas penampang dan panjangnya. Hal ini
bertujuan agar pembebanan pada saat proses pengangkatan akan merata dan
bertumpu pada satu titik yang telah diperhitungkan keamanannya. Untuk
menganalisa lengan (boom) dari truk crane tersebut sebaiknya mengetatuhui
terlebih dahulu skema dan prinsip kerja dari truk crane itu sendiri secara
kesuluruhan dan dalam keadaan panjang maksimal. Uuntuk lebih jelas bentuk dari
Dari skema keseluruhan truk crane tersebut dapat dilihat dengan jelas
bagian lengan (boom) yang akan dianalisa arah gaya dan besarnya. Namun untuk
lebih jelasnya kita akan melihat lengan dari crane dengan cara memisahkan bagian
lengan dari truk crane tersebut. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.2 adalah
lengan (boom) dalam keadaan normal (tidak dipanjangkan).
Gambar 3.2. Lengan (Boom) crane 3 tingkat dalam keadaan normal
Untuk lebih jelasnya, Contoh profil dari lengan teleskopik adalah seperti pada gambar 3.3.
h
o
L t
bo
Setelah mengetahui lengan (boom) crane pada keadaan normal (tidak
dipanjangkan) selanjutnya harus mengetahui keadaan lengan pada saat maksimum
(dipanjangkan) agar dapat membandingkan perbedaan antara keduanya. Ketika
lengan crane dipanjangkan secara maksimal maka lengan akan memiliki panjang
menjadi hampir tiga kali lipat dari keadaan normal (lengan tidak dipanjangkan).
Dan untuk lebih jelas lagi mekanisme atau prinsip kerja pemanjangan dari lengan
(boom) crane dengan tiga tingkat ini dapat dilihat pada gambar 3.4
Qp
Qb
A B
C
Sebelumnya harus menentukan gaya-gaya yang tejadi pada lengan (boom)
secara keseluruhan Untuk lebih jelasnya pada gambar 3.5. akan ditunjukkan
gaya-gaya yang terjadi pada lengan dari crane ketika dalam keadaan panjang dan beban
maksimum.
70
°
L
L2
L1
A
B
Qp
Qb
Ay
Ax
By
Bx
C
3.2. Dimensi-dimensi lengan
Dari hasil survei yang telah penulis lakukan di lapangan kemudian didapat
data-data yang dibutuhkan sebagai berikut :
Dimensi lengan (Boom) :
1) Lengan 1
3.3. Perhitungan berat lengan crane
Dengan meggunakan data-data dimensi dari lengan dapat dihitung
berat lengan (boom) dari crane itu sendiri.
Maka untuk mencari berat lengan dapat digunakan persamaan-persamaan
Beban total yang akan diangkat lengan adalah :
Wx = Qp + Qb
Dimana :
Wx = Beban total yang akan diangkat
Qp = Kapasitas angkat maksimum crane
Qb = Berat lengan (boom) pengangkat
Untuk mengetahui berat lengan (boom) dapat digunakan
persamaan :
Qb = A x L x γ
Dimana :
Qb = Berat lengan (boom)
A = Luas penampang boom
L = Panjang boom
γ = Berat jenis baja (N/m3
) = (77000 N/m3)
Untuk mencari luas penampang dapat digunakan persamaan :
A = (ho x bo) – ((ho – 2t) x (bo
Maka dapat dihitung berat lengan 1, 2 dan 3 adalah :
-2t)) Kurt M. Marshek (hal-56)
Lengan 1 :
A = (640 x 390) – ((640 – 2.20) x (390-2.20))
= (249600) – (210000)
= 39600 mm2
Qb1 = 0,0396 x 10,9 x 77000
= 31406,76 N
Lengan 2 :
A = (600 x 350) – ((600 – 2.20) x (350-2.20))
= (210000) – (173600)
= 36400 mm2
= 0,0364 m2
Qb2 = 0,0364 x 7,567 x 77000
= 21208,787 N
Lengan 3 :
A = (560 x 310) – ((560 – 2.20) x (310-2.20))
= (173600) – (140400)
= 33200 mm2
= 0,0332 m2
Qb3 = 0,0332 x 7,567 x 77000
= 19344,278 N
Maka didapat berat total dari ketiga lengan(Boom) adalah ;
Qb= Qb1 + Qb2 + Qb3 =
Qb= 31406,76 + 21208,787 + 19344,278 =
= 71959,825 N
Diketahui :
g = 9,81 m/det2 = 10 m/det2
Maka berat lengan (Boom) adalah :
=
m/det 10
N 71959,825
2
=
m/det 10
kg.m.det 71959,825
2 -2
= 7195,9825 kg
= 7,1959825 ton
Dari hasil perhitungan di atas telah diketahui berat lengan (boom)
secara keseluruhan. Dan setelah didapat total dari keduanya maka dapat
disimpulkan bahwa berat truck crane masih lebih berat dibandingkan
dengan jumlah beban keseluruhan yang ada pada lengan (boom). Hal ini
menunjukkan bahwa truck crane tersebut aman untuk dioperasikan dan
telah dirancang.
3.4. Perhitungan besar gaya-gaya yang terjadi pada lengan panjang dan beban maksimum dengan sudut kerja 10° - 70°
Setelah mengetahui berat lengan (boom) secara keseluruhan kita
dapat menganalisa besar gaya-gaya yang terjadi pada lengan pada saat
a). Dengan sudut kerja 10° maksimum dengan sudut kerja 10°
Sehingga :
Dari persamaan-persamaan di atas dapat dilakukan analisa perhitungan
Y1
= 0,3473 m
= 2 sin 10°
Analisa Gaya-gaya di titik A dan B pada lengan (boom) dalam keadaan panjang dan beban maksimum dengan sudut kerja 10°
Untuk gaya-gaya reaksi di tumpuan A dan B dapat dicari dengan
menggunakan persamaan kestimbangan :
∑M = 0
Gambar 3.7. Arah gaya-gaya di titik A dan B dengan sudut kerja 10°
∑MB
Q = 0
p (X4-X2) + Qb(X3-X2) – Ay(X2
-1442453,674 + By
-1442453,674 (1,9696) + A ) = 0
Maka akan diperiksa :
Gambar 3.8. Besar gaya-gaya pada lengan dan beban maksimum
dengan sudut kerja 10°
∑Fx
-A = 0
x + Bx
-8180411,046 + 8180411,046 = 0 (benar) = 0
∑Fy
-A = 0
y + By + Qb + Qp
-1442453,674 + 1539413,499 + 71959,825 + 25000 = 0 (benar)
∑M
-1442453,674 (1,9696) + 8180411,046 (0,3473) + 1539413,499 ) = 0
(1-1,9696) + 8180411,046 (0,3473) + 71959,825(12,6223-1)
b). Dengan sudut kerja 20° maksimum dengan sudut kerja 20°
Sehingga :
Dari persamaan-persamaan di atas dapat dilakukan analisa perhitungan
pada sudut lengan (boom) yang paling besar yaitu :
= 24,0881 m
Y1
= 0,6840 m = 2 sin 20°
Analisa Gaya-gaya di titik A dan B pada lengan (boom) dalam keadaan panjang dan beban maksimum dengan sudut kerja 20°
Untuk gaya-gaya reaksi di tumpuan A dan B dapat dicari dengan
menggunakan persamaan kestimbangan :
∑M = 0
Gambar 3.10. Arah gaya-gaya titik A dan B dengan sudut kerja 20°
∑MB
Q = 0
p (X4-X2) + Qb(X3-X2) – Ay(X2
∑Fy
-1371926,807 (1,8794) + A ) = 0
-146888,632 + 146888,632 = 0
Maka akan diperiksa :
Gambar 3.11. Besar gaya-gaya pada lengan dan beban maksimum
dengan sudut kerja 20°
∑Fx
-A = 0
x + Bx
-3769990,682 + 3769990,682 = 0 (benar) = 0
∑Fy
-A = 0
y + By + Qb + Qp
-1371926,807 + 146888,632 + 71959,825 + 25000 = 0 (benar)
∑M
-1371926,807 (1,8794) + 3769990,682 (0,6840) + 146888,632 ) = 0
(1-1,8794) + 3769990,682 (0,6840) + 71959,825(12,0440-1)
c). Dengan sudut kerja 30° maksimum dengan sudut kerja 30°
Sehingga :
Dari persamaan-persamaan di atas dapat dilakukan analisa perhitungan
pada sudut lengan (boom) yang paling besar yaitu :
= 11,0998 m
X4
= 22,1997 m = 25,634 cos 30°
Y1
= 1 m = 2 sin 30°
Analisa Gaya-gaya di titik A dan B pada lengan (boom) dalam keadaan panjang dan beban maksimum dengan sudut kerja 30°
Untuk gaya-gaya reaksi di tumpuan A dan B dapat dicari dengan
menggunakan persamaan kestimbangan :
∑M = 0
∑Fx
∑F
= 0
y = 0
Qp = 25 ton
C Qb = 71959,825 N
Ax A B Bx
Ay By
Gambar 3.13. Arah gaya-gaya titik A dan B dengan sudut kerja 30°
∑MB
Q = 0
25000(22,1997-1) + 71959,825(11,0998-1) – Ay
-1256772,341 (1,7321) + A ) = 0
-1353732,166+ 1353732,166 = 0
Maka akan diperiksa :
Gambar 3.14. Besar gaya-gaya pada lengan dan beban maksimum
dengan sudut kerja 30°
∑Fx
-A = 0
x + Bx
-2176855,372 + 2176855,372 = 0 (benar) = 0
∑Fy
-A = 0
y + By + Qb + Qp
-1256772,341 + 146888,632 + 71959,825 + 25000 = 0 (benar)
∑M
-1371926,807 (1,7321) + 2176855,372 (1) + 1353732,166 ) = 0
(1-1,7321) + 2176855,372 (1) + 71959,825(11,0998-1)
d). Dengan sudut kerja 40° maksimum dengan sudut kerja 40°
Sehingga :
Dari persamaan-persamaan di atas dapat dilakukan analisa perhitungan
pada sudut lengan (boom) yang paling besar yaitu :
cos α
X1 = 2
X2
Analisa Gaya-gaya di titik A dan B pada lengan (boom) dalam keadaan panjang dan beban maksimum dengan sudut kerja 40°
Untuk gaya-gaya reaksi di tumpuan A dan B dapat dicari dengan
menggunakan persamaan kestimbangan :
∑M = 0
∑MB
Q = 0
p (X4-X2) + Qb(X3-X2) – Ay(X2
25000(19,6368-1) + 71959,825(9,8184-1) – A ) = 0
-1100490,521 (1,5321) + A ) = 0
Maka akan diperiksa :
Gambar 3.17. Besar gaya-gaya pada lengan dan beban maksimum
dengan sudut kerja 40°
∑Fx
-A = 0
x + Bx
-1311497,765 + 1311497,765 = 0 (benar) = 0
∑Fy
-A = 0
y + By + Qb + Qp
-1100490,521 + 1197450,346 + 71959,825 + 25000 = 0 (benar)
∑M
-1100490,521 (1,5321) + 1311497,765 (1,2856) + 1197450,346 ) = 0
(1-1,5321) + 1311497,765 (1,2856) + 71959,825(9,8184-1)
e). Dengan sudut kerja 50° maksimum dengan sudut kerja 50°
Dari persamaan-persamaan di atas dapat dilakukan analisa perhitungan
pada sudut lengan (boom) yang paling besar yaitu :
X1 = 2
= 1,2856 m cos 50°
X2
X
= 1 m (hasil survei)
3
= 9,2386 m = 12,817 cos 50°
X4
= 16,4772 m = 25,634 cos 50°
Y1
= 1,5321 m = 2 sin 50°
Analisa Gaya-gaya di titik A dan B pada lengan (boom) dalam keadaan panjang dan beban maksimum dengan sudut kerja 50°
Untuk gaya-gaya reaksi di tumpuan A dan B dapat dicari dengan
menggunakan persamaan kestimbangan :
∑M = 0
∑Fx
∑F
= 0
Qp = 25 ton
Gambar 3.19. Arah gaya-gaya titik A dan B dengan sudut kerja 50°
∑MB
Q = 0
p (X4-X2) + Qb(X3-X2) – Ay(X2
25000(16,4772-1) + 71959,825(8,2386-1) – A ) = 0
-907818,389 (1,2856) + A ) = 0
Ax
-1004778,214+ 1004778,214 = 0
Maka akan diperiksa :
Gambar 3.20. Besar gaya-gaya pada lengan dan beban maksimum
∑Fx
-A = 0
x + Bx
-761759,233 + 761759,233 = 0 (benar) = 0
∑Fy
-A = 0
y + By + Qb + Qp
-907818,389 + 1004778,214 + 71959,825 + 25000 = 0 (benar)
∑M
= 0
c
-A = 0
y (X1) + Ax (Y1) + By (X2 –X1) + Bx (Y1) + Qb (X3-X2) + Qp (X3-X2
-907818,389 (1,2856) + 761759,233 (1,5321) + 907818,389 ) = 0
(1-1,2856) + 761759,233 (1,5321) + 71959,825(8,2386-1)
f). Dengan sudut kerja 60° maksimum dengan sudut kerja 60°
Dari persamaan-persamaan di atas dapat dilakukan analisa perhitungan
pada sudut lengan (boom) yang paling besar yaitu :
X1 = 2
= 1 m cos 60°
X2
X
= 1 m (hasil survei)
3
= 6,4085 m = 12,817 cos 60°
X4
= 12,817 m = 25,634 cos 60°
Y1
= 1,7321 m = 2 sin 60°
Analisa Gaya-gaya di titik A dan B pada lengan (boom) dalam keadaan panjang dan beban maksimum dengan sudut kerja 60°
Untuk gaya-gaya reaksi di tumpuan A dan B dapat dicari dengan
menggunakan persamaan kestimbangan :
∑M = 0
∑Fx
∑F
= 0
Qp = 25 ton
Gambar 3.22. Arah gaya-gaya titik A dan B dengan sudut kerja 60°
∑MB
Q = 0
p (X4-X2) + Qb(X3-X2) – Ay(X2
-684619,714 (1) + Ax
-781579,539 + 781579,539 = 0
Maka akan diperiksa
Gambar 3.23. Besar gaya-gaya pada lengan dan beban maksimum
∑Fx
-A = 0
x + Bx
-395254,151 + 395254,151 = 0 (benar) = 0
∑Fy
-A = 0
y + By + Qb + Qp
-684619,714 + 781579,539 + 71959,825 + 25000 = 0 (benar)
∑M
= 0
c
-A = 0
y (X1) + Ax (Y1) + By (X2 –X1) + Bx (Y1) + Qb (X3-X2) + Qp (X3-X2
-684619,714 (1) + 395254,151 (1,7321) + 781579,539 ) = 0
(1-1) + 395254,151 (1,7321) + 71959,825(6,4085-1)
g). Sudut kerja 70
Qp = 25 ton
Qb = 71959,825 N
L2=12,817
L1=2
L=25,634
X2
X3
X4 X1
Y1
A B
C
Gambar 3.24.Besar gaya-gaya pada panjang lengan dan beban maksimum dengan sudut kerja 70°
Sehingga :
X1 = L1
X
cos α
2
X
= 1m (hasil survei)
X4
Y
= L cos α
1 = L1
Dari persamaan-persamaan di atas dapat dilakukan analisa perhitungan
pada sudut lengan (boom) yang paling besar yaitu :
cos α
Analisa Gaya-gaya di titik A dan B pada lengan (boom) dalam keadaan panjang dan beban maksimum dengan sudut kerja 70°
Untuk gaya-gaya reaksi di tumpuan A dan B dapat dicari dengan
menggunakan persamaan kestimbangan :
∑M = 0
∑Fx
∑F
= 0
Qp = 25 ton
Gambar 3.25. Arah gaya-gaya titik A dan B dengan sudut kerja 70°
∑MB
Q = 0
p (X4-X2) + Qb(X3-X2) - Ay(X2
∑Mc
-A = 0
y (X1) + Ax (Ay -437672 (0,68404) + A
) = 0
Maka akan diperiksa :
Qp = 25 ton
Qb = 71959,825 N
C
Ax = 159299,1103 N Bx = 159299,1103 N
Ay = 437672 N By = 534631,825 N
Gambar 3.26. Besar gaya-gaya pada lengan dan beban maksimum
dengan sudut kerja 70°
∑Fx
-A = 0
x + Bx
-159299,1103 N + 159299,1103 N = 0 (benar) = 0
∑Fy
-A = 0
y + By + Qb + Qp
∑Mc
-A = 0
y (X1) + Ax (Y1) + By (X2 –X1) + Bx (Y1) + Qb (X3-X2) + Qp (X3-X2
-437672 (0,68404) + 159299,1103 (1,87939) + 534631,825 ) = 0
(1-0,68404) + 159299,1103 (1,87939) + 71959,825(4,383672-1)
BAB IV
ANALISA HASIL PERHITUNGAN BESAR GAYA-GAYA YANG TERJADI PADA PANJANG DAN BEBAN MAKSIMUM TRUCK CRANE
4.1. Analisa hasil perhitungan dalam tabel
Dari hasil perhitungan data-data yang telah diperoleh hasil survei
dan literatur maka didapat data-data secara teoritis yang kemudian dapat
ditunjukkan dalam bentuk tabel.
Berdasarkan gambar 3.8, 3.11, 3.14, 3.17, 3.20, 3.23, dan 3.26
dapat dibuat tabel hasil perhitungan gaya-gaya yang terjadi di titik A yaitu
gaya Ax, Ay dan B yaitu gaya Bx, By pada lengan dengan panjang dan
beban maksimum. Dari tabel 4.1. tersebut akan lebih memudahkan kita
untuk melihat secara keseluruhan perubahan besar gaya-gaya akibat
pertambahan sudut kerja dari lengan (boom) yang terjadi pada truck crane
saat pengoperasian. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Gaya-gaya yang terjadi di titik A dan B pada lengan dengan panjang (25,6m) dan beban (25ton) maksimum
N BEBAN SUDUT PANJANG Ax = Bx Ay By
0 MAKSIMUM KERJA LENGAN
(m)
(N) (N) (N)
1 25 Ton 10° 25,6 8180411,046 1442453,674 1539413,499
2 25 Ton 20° 25,6 3769990,682 1371926,807 1468886,632
3 25 Ton 30° 25,6 2176855,372 1256772,341 1353732,166
4 25 Ton 40° 25,6 1311497,765 1100490,521 1197450,346
5 25 Ton 50° 25,6 761759,233 907818,389 1004778,214
6 25 Ton 60° 25,6 395254,151 684619,714 781579,539
Dari tabel 4.1. terlihat pertambahan sudut kerja pada lengan
(boom) sangat berpengaruh terhadap gaya-gaya yang terjadi baik di titik A
maupun di titik B. Semakin bertambahnya besar sudut kerja dari 10 º-70 º
pada lengan pada saat pengopersian maka akan bertambah besar gaya-gaya
yang terjadi di titik-titik tersebut yaitu A dan B. Gaya Ax dan Bx adalah
merupakan gaya kesetimbangan yang terjadi pada titik A dan B terhadap
sumbu X karena itu dari hasil perhitungan diperoleh Ax = Bx. Artinya
beban atau besar gaya yang terjadi di kedua titik tersebut adalah setimbang
terhadap sumbu X dan kendaraan aman pada saat keadaan berbeban dan
panjang lengannya maksimum. Gaya Ay merupakan gaya yang terjadi di
titik A terhadap sumbu Y yaitu merupakan gaya reaksi di titik A akibat
dari pembebanan yang dialami lengan (boom). Dan gaya By adalah gaya
yang terjadi di titik B terhadap sumbu Y yang merupakan gaya reaksi di
titik B akibat dari mekanisme crane pada saat beroperasi.
4.2. Analisa hasil perhitungan dalam grafik
Berdasarkan tabel 4.1. dapat dibuat grafik gaya-gaya yang terjadi
pada titik A dan B akibat perubahan sudut kerja oleh lengan (boom) pada
saat pengangkatan beban dan panjang lengan maksimum. Pada gambar
4.1. akan ditunjukkan grafik gaya-gaya yang dialami titik A yaitu Ax dan
Bx di titik B terhadap perubahan sudut kerja oleh lengan crane dengan
besar 10º-70º.
Gaya (N)
Sudut Kerja
Gambar 4.1. Grafik Gaya Ax dan Bx VS sudut kerja
Dari grafik 4.1 dapat dilihat dengan jelas perubahan besar gaya
yang terjadi atau dialami oleh titik A dan B akibat pertambahan besar
sudut kerja dari lengan (boom) crane. Pada sudut kerja 10º (minimum)
besar gaya Ax di titik A dan Bx di titik B sebesar 8180411,046 N
sedangkan pada sudut kerja 70º (maksimum) gaya yang terjadi adalah
sebesar 159299,11 N. Dengan demikian dikatakan pengaruh pertambahan
besar sudut kerja pada lengan saat beroperasi dengan panjang dan beban
maksimum adalah berbanding terbalik. Artinya semakin besar sudut kerja
yang dialami oleh lengan pada saat beroperasi maka besar gaya yang
terjadi pada titik A dan B akan semakin kecil. Dan sebaliknya jika sudut
kerja yang dialami lengan semakin kecil maka gaya-gaya yang terjadi akan
Gaya (N)
Sudut Kerja Gambar 4.2. Grafik gaya Ay VS Sudut kerja
Berdasarkan tabel 4.1 dapat juga dibuat grafik gaya Ay. Dari grafik
4.2. adalah perbandingan antara gaya Ay dengan sudut kerja yang juga
menunjukkan pengaruh pertambahan sudut kerja mempengaruhi
gaya-gaya yang terjadi di titik A. Yaitu dengan semakin bertambahnya besar
sudut kerja pada lengan maka akan semakin kecil besar gaya Ay yang
terjadi. Dengan demikian perbandingan antara gaya Ay dengan sudut kerja
adalah berbanding terbalik. Hal ini ditunjukkan dalam grafik 4.2 yang
berbentuk kurva menurun.
Seperti halnya dengan grafik 4.1 dan 4.2 berdasarkan tabel 4.1.
juga dapat dibuat grafik gaya By.
1442453,674
1372926,807
1256772,341
1100490,521
907818,389
684619,714
437672
0 300000 600000 900000 1200000 1500000
10° 20° 30° 40° 50° 60° 70°
Gaya (N)
Sudut Kerja
Gambar 4.3. Grafik gaya By VS Sudut kerja
Dari grafik 4.3 kita dapat melihat persamaan dengan grafik 4.2
yang merupakan grafik gaya Ay yang terjadi di titik A. Seperti halnya
Gaya Ay, grafik gaya By juga berbentuk kurva menurun. Artinya
perbandingan antara gaya By terhadap sudut kerja adalah berbanding
terbalik. Semakin besar sudut kerja yang dialami oleh lengan maka akan
semakin kecil gaya yang By terjadi.
1539413,499
1468886,632
1353732,166
1197450,346
1004778,214
781579,539
534631,825
0 400000 800000 1200000 1600000
10° 20° 30° 40° 50° 60° 70°
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1). Dari hasil analisa yang dilakukan penulis menyimpulkan bahwa gaya
yang terjadi pada lengan dengan panjang 25,6m dan beban maksimum
terbesar terjadi pada sudut kerja 10° baik di titik A maupun di titik B
yaitu gaya Ay = 1442453,674 N di A dan gaya By = 1539413,499 N di
titik B (gambar 3.8).
2). Dan sebaliknya gaya yang terjadi pada lengan dengan panjang dan
bebab maksimum terkecil terjadi pada sudut kerja 70° yaitu gaya Ay =
437672 N di titik A dan gaya By = 534631,825 N di titik B (gambar
3.26).
3). Dari hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa titik kritis yang dialami lengan (boom) crane pada
saat beroperasi dengan panjang lengan dan beban maksimum adalah
ketika sudut kerja 10° pada titik B. Karena pada titik tersebut besar
gaya yang terjadi paling besar dan merupakan titik tumpuan dari
mekanisme crane tersebut.
4). Pengaruh pertambahan besarnya sudut terhadap beban yang diangkat
oleh lengan (boom) crane adalah berbanding terbalik terhadap besar
kerja yang dialami oleh lengan (boom) maka akan semakin kecil besar
gaya-gaya yang terjadi di titik A dan B.
5.2. Saran
1). Dengan keberadaan laporan ini penulis berharap semoga pembaca
dapat lebih memahami tentang pesawat angkat jenis truk crane yang
telah dibahas dalam laporan ini.
2). Semoga laporan ini dapat menjadi tambahan wawasan dan pengetahuan
bagi pembaca guna menambah pengetahuan tentang pesawat angkat
khususnya pesawat angkat jenis truk.
3). Penulis berharap laporan ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi para
mahasiswa untuk mengembangkan laporan ini menjadi lebih baik lagi
agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan reverensi maupun sumber
informasi bagi siswa-siswa dalam menyelesaikan laporan-laporan atau
skripsi.
4). Penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak kekurangan baik
dalam hal penulisan maupun pembahasan. Dengan segala kerendahan
DAFTAR PUSTAKA
1. Syamsir A. Muin, Pesawat-Pesawat Pengangkat, Edisi ke-1, Penerbit CV. Rajawali, Jakarta,1987.
2. Rudenko. N, Alih bahasa oleh Foead Nazar, Mesin Pengangkat, Edisi Ke-2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1994.
3. G. Takeshi Sato, N. Sugiarto, Menggambar Menurut Standart ISO, Penerbit PT. Paradya Paramita, Jakarta, 1993.