ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN DAYA
DUKUNG TANAH PADA PONDASI V – PILE
(Studi Kasus di Rumah Sakit Haji Medan)
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh
FAHMI LAKSAMANA
02 0404 047
Pembimbing
DR.Ir. ROESYANTO, MSc
SUB DEPARTEMEN GEOTEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
A B S T R A K
Pondasi berfungsi menyalurkan tegangan – tegangan yang terjadi akibat beban
struktur atas kedalam lapisan tanah keras yang dapat memikul beban konstruksi
tersebut. Untuk itu, pondasi bangunan harus diperhitungkan agar dapat menjamin
kestabilan bangunan terhadap beban sendiri, beban – beban yang bekerja, gaya – gaya
luar seperti angin, gempa bumi dan lain – lain dan tidak boleh terjadi penurunan
melebihi batas yang diijinkan.
Pada penulisan Tugas Akhir ini, metodologi pengumpulan data adalah dengan
melakukan studi pengamatan dilapangan, mengadakan konsultasi dengan pihak
konsultan dan melakukan studi literature. Pada Tugas Akhir ini juga akan diuraikan
perhitungan daya dukung tiang berdasarkan data sondir dengan menggunakan metode
langsung, untuk SPT menggunakan metode Meyerhoff dan perhitungan daya dukung
berdasarkan bacaan manometer pada alat hydraulic jack saat pemancangan serta
menganalisa masalah – masalah yang terjadi pada proses pemancangan.
Adapun kesimpulan dari Tugas Akhir ini adalah terdapat perbedaan –
perbedaan kapasitas daya dukung ultimate dari empat titik sondir, dua titik SPT, serta
daya dukung berdasakan bacaan manometer pada alat hydraulic jack. Perbedaan daya
dukung tersebut dapat disebabkan oleh kedalaman tanah yang ditinjau, perbedaan
jenis tanah terdekat sekalipun, cara pelaksanaan pengujian yang bergantung pada
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke Hadirat Allah Swt, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini yang
merupakan syarat utama dalam menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana strata-1
(S1) di Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Sebagai judul Tugas Akhir ini adalah “Analisa Perbandingan Perhitungan
Daya Dukung Tanah Dengan Menggunakan Metode Analitis Pada Pondasi V-Pile“
(Studi kasus di Rumah Sakit Haji Medan) yang bertujuan untuk membandingkan
besar perhitungan daya dukung berdasarkan hasil penyelidikan Sondir, borlog dan
data daya dukung langsung dari V-pile.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis tidak terlepas dari berbagai
kesulitan, sehingga atas bimbingan, bantuan, dan dorongan moril maupun materil dari
berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Untuk itu dengan
kerendahan hati dan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr .Ing. Johannes Tarigan selaku Ketua Departemen Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ir,Teruna Jaya selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr.Ir.Roesyanto,MSCE selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu untuk mengarahkan dan membimbing dalam penyelesaian Tugas Ahir ini.
4. Dosen-dosen penguji di Departemen Teknik Sipil yang telah memberikan
5. Bapak dan Ibu Staf Pengajar, yang telah membimbing dan mendidik sejak dari
semester awal hingga berakhirnya masa studi di Departemen Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
6. Keluarga tercinta Ayahanda Alm. Kasman Harahap, Ibunda Harisah Wardhani,
Kakak-kakak dan Abangku Milfa, Akbar, dan Keke, serta Adikku Anggi yang
tercinta yang telah memberikan dorongan moril dan materil selama penyusunan
Tugas Akhir ini
7. Sahabat-sahabat karibku, Cpoel, Amsal, Bona, Sofyan, Memed, Yusuf, Ai, Irfan,
Surya, Tada, Bebek, teman-teman seperjuanganku Stambuk 2002, Afif El Hadi
dan kawan-kawan yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Semoga Allah SWT membalas dan
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas semua bantuan dan dukungan yang
telah diberikan.
Penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih terdapat
kekurangan, baik dari penulisan maupun pembahasan, oleh karena keterbatasan
pengetahuan, dan referensi yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Wassalamu`alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh
Medan, Juni 2008
Penulis
Fahmi Laksamana
D A F T A R I S I
KATA PENGANTAR ………i
ABSTRAK ………..iii
DAFTAR ISI ………...iv
DAFTAR GAMBAR ……….vii
DAFTAR TABEL……… viii
DAFTAR NOTASI ……….…ix
BAB I PENDAHULUAN ………1
I. 1 Umum ……….1
I. 2 Tujuan dan manfaat………… ………3
I.2.1. Tujuan ………..3
I.2.2. Manfaat ………3
I. 3 Permasalahan.………..4
I. 4 Pembatasan masalah...……….4
I. 5 Metode pengumpulan data ……….5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….6
II. 1 Pendahuluan ………...6
II. 2 Pengertian pondasi …….………....6
II. 2.1 Pondasi tiang……….. ………7
II. 2.2 Pemancangan tiang ……… ………8
II. 2.3 Hydraulic Jack System ………...9
II.2.3.1. Keunggulan Hydraulic Jack System ………9
II.2.3.3. Spesifikasi dari Prestressed Concrete V-pile……….12
II. 3 Sondir (Dutch Cone Penetrometer) ……….20
II. 3. 1 Maksud dan tujuan sondir ………...22
II. 3. 2 Peralatan sondir ………...22
II. 3. 3 Prosedur pelaksanaan sondir ………....24
II. 3. 4 Keuntungan dan kerugian sondir ...………24
II. 3. 5 Daya dukung dari penetrasi kerucut (CPT) atau sondir ……..……….25
II. 4. Standard Penetration Test (SPT)……….………....29
II.4.1. Menghitung kapasitas daya dukung tiang dari SPT ……….31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………33
III. 1 Data umum ……….33
III. 1 1 Data teknis ……….33
III. 2 Metode pengumpulan data ……….34
III. 3 Kondisi umum ………38
BAB IV PEMBAHASAN ………..39
IV. 1 Pendahuluan ………...39
IV. 2 Perhitungan daya dukung tiang dengan metode analitis ...……….39
IV. 2. 1 Perhitungan daya dukung berdasarkan data sondir ………..39
IV. 2. 2 Perhitungan daya dukung berdasarkan SPT……… …….44
IV. 2. 3 Perhitungan daya dukung berdasarkan hasil pemancangan V – pile …...45
IV.3. Diskusi ………48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………51
1. Kesimpulan ……….51
2. Saran ………53
DAFTAR PUSTAKA ………54
LAMPIRAN – LAMPIRAN ………..x
Lampiran I Data Sondir ………...xi
Lampiran II Data Pemancangan ……….xii
Lampiran III Dokumentasi………..xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
II. 1 Gambar penempatan V-pile dalam lubang pondasi 14
II. 2 Gambar V-pile tampak perspektif 14
II. 3 Gambar V-pile tampak samping 14
II. 4 Gambar metode kerja pemasangan pondasi V-pile 11
II. 5 Gambar skets pondasi V-pile 15
II. 6 Gambar mesin pemancang V-pile 19
II. 7 Gambar alat sondir dengan konus biasa 23
II. 8 Gambar denah lokasi proyek 36
DAFTAR NOTASI
PK = Perlawanan konus
JP = Jumlah perlawanan konus
A = Interval pembacaan (20 cm)
B = Faktor alat (luas konus / luas torak = 10 cm)
i = Kedalaman lapisan yang ditinjau
HL = Hambatan Lekat
Fs = Gesekan selimut
JHL = Jumlah hambatan lekat
FR = Ratio gesekan
PK = Perlawanan penetrasi konus
N = Jumlah pukulan palu
Qult = Daya dukung ujung tiang
q` = Tegangan efektif tanah pada ujung tiang
Nq = Faktor daya dukung yang bergantung pada sudut geser dalam
Ф` = Sudut geser dalam
Qc = Tahanan ujung sondir perlawanan penetrasi konus pada kedalaman yang
ditinjau
Kt = Keliling tiang
Ap = Luas penampang tiang
Qu ijin = Kapasitas daya dukung ijin tiang pancang
3 = Faktor keamanan untuk daya dukung tiang
5 = Faktor keamanan untuk gesekan pada selimut tiang
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel II.3.1 Faktor Keamanan Berdasarkan Jenis Tanah dan Kondisi Beban 27
Tabel II.3.2 Jangkauan Nilai Daya Dukung Aman (qa) 28
Tabel II.4.1. Hubungan Dγ, ф dan N dari Pasir 31
Tabel. IV.2.1.1 Perhitungan Daya Dukung Pondasi V-Pile Sondir titik S-1 40
Tabel. IV.2.1.2 Perhitungan Daya Dukung Pondasi V-Pile Sondir titik S-2 41
Tabel. IV.2.1.3 Perhitungan Daya Dukung Pondasi V-Pile Sondir titik S-3 42
Tabel. IV.2.1.4 Perhitungan Daya Dukung Pondasi V-Pile Sondir titik S-4 43
Tabel IV.2.2.1 Hasil Perhitungan Daya Dukung SPT pada titik HB-I 44
Tabel IV.2.2.2 Hasil Perhitungan Daya Dukung SPT pada titik HB-II 45
Tabel. IV.2.3.1. Perhitungan Daya Dukung Pondasi Berdasarkan Bacaan
Manometer kap. 50 ton 46
Tabel. IV.2.3.2. Perhitungan Daya Dukung Pondasi Berdasarkan Bacaan
Manometer. 70 ton 47
Tabel. IV.2.3.1. Perhitungan Daya Dukung Pondasi V-Pile 48
Tabel. V.2.4.1. Hasil Perhitungan Daya Dukung berdasarkan data Sondir 52
Tabel. V.2.4.2. Hasil Perhitungan Daya Dukung berdasarkan data SPT 53
A B S T R A K
Pondasi berfungsi menyalurkan tegangan – tegangan yang terjadi akibat beban
struktur atas kedalam lapisan tanah keras yang dapat memikul beban konstruksi
tersebut. Untuk itu, pondasi bangunan harus diperhitungkan agar dapat menjamin
kestabilan bangunan terhadap beban sendiri, beban – beban yang bekerja, gaya – gaya
luar seperti angin, gempa bumi dan lain – lain dan tidak boleh terjadi penurunan
melebihi batas yang diijinkan.
Pada penulisan Tugas Akhir ini, metodologi pengumpulan data adalah dengan
melakukan studi pengamatan dilapangan, mengadakan konsultasi dengan pihak
konsultan dan melakukan studi literature. Pada Tugas Akhir ini juga akan diuraikan
perhitungan daya dukung tiang berdasarkan data sondir dengan menggunakan metode
langsung, untuk SPT menggunakan metode Meyerhoff dan perhitungan daya dukung
berdasarkan bacaan manometer pada alat hydraulic jack saat pemancangan serta
menganalisa masalah – masalah yang terjadi pada proses pemancangan.
Adapun kesimpulan dari Tugas Akhir ini adalah terdapat perbedaan –
perbedaan kapasitas daya dukung ultimate dari empat titik sondir, dua titik SPT, serta
daya dukung berdasakan bacaan manometer pada alat hydraulic jack. Perbedaan daya
dukung tersebut dapat disebabkan oleh kedalaman tanah yang ditinjau, perbedaan
jenis tanah terdekat sekalipun, cara pelaksanaan pengujian yang bergantung pada
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Umum
Sebelum melaksanakan pembangunan suatu konstruksi, pertama sekali
yang dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi (struktur
bawah) baru kemudian melaksanakan pekerjaan struktur atas. Pondasi merupakan
salah satu pekerjaan yang sangat penting dalam pekerjaan Teknik Sipil, karena
pondasi inilah yang akan memikul dan menahan semua beban yang bekerja
diatasnya yaitu beban struktur atas. Pondasi akan menyalurkan tegangan–
tegangan yang terjadi akibat beban strukur atas kedalam lapisan tanah keras yang
dapat memikul beban konstruksi tersebut.
Struktur bawah sebagai pondasi juga secara umum dapat dibagi dalam dua
jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pemilihan jenis pondasi ini
tergantung kepada jenis struktur, apakah termasuk konstruksi beban ringan atau
beban berat dan juga jenis tanahnya. Untuk konstruksi beban ringan dan kondisi
lapisan tanah pemukaan cukup baik, biasanya jenis pondasi dangkal sudah
memadai. Tetapi untuk konstruksi beban berat (High–rise Building) biasanya
jenis pondasi dalam adalah menjadi pilihan dan secara umum permasalahan
perencanaan pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal.
Untuk hal ini penulis mencoba mengkonsentrasikan tugas akhir ini kepada
permasalahan perencanaan pondasi dalam yaitu tiang pancang. Tiang pancang
adalah bagian – bagian konstruksi yang dibuat dari kayu, beton dan baja dan
digunakan untuk menyalurkan beban - beban dari konstruksi diatasnya melewati
kapasitas daya dukung lebih tinggi yang relatif cukup dalam dibanding pondasi
dangkal. Daya dukung tiang diperoleh dari daya dukung ujung (end bearing
capacity) yang diperoleh dari tekanan ujung tiang dan daya dukung geser atau
selimut (friction bearing capacity) yang diperoleh daru daya dukung gesek atau
gaya adhesi antara tiang pancang dan tanah disekelilingnya.
Secara umum tiang pancang dapat diklasifikasikan dari segi bahan yang
terdiri dari tiang pancang baja. Dari segi bentang penampang terdiri dari tiang
pancang bujur sangkar, segitiga, segi enam, bulat padat pipa, huruf H, huruf I dan
bentuk spesifik. Dari segi teknik pemancangan dapat dilakukan dengan palu jatuh
(drop hammer), diesel hammer dan hydraulic hammer.
Tiang pancang akan berinteraksi dengan tanah untuk menghasilkan daya
dukung yang mampu memikul beban konstruksi diatasanya serta memberikan
keamanan pada konstruksi tersebut. Untuk menghasilkan daya dukung yang
akurat, maka harus diketahui sifat dan karakteristik tanah. Untuk itu perlu
dilakukan penyelidikan geoteknik terhadap tanah. Ada 2 (dua) jenis penyelidikan
geoteknik, yaitu penyelidikan lapanagan dan penyelidikan laboratorium.
Penyelidikan lapangan meliputi penyondiran dan pengeboran dalam hal ini
menggunakan hand auger..
Penyondiran bertujuan untuk mengetahui perlawanan konus dan hambatan
lekat tanah yang merupakan indikasi dari kekuatan tanah pada kedalaman tertentu
serta dapat digunakan untuk menghitung daya dukung lapisan tanah. Standard
Penetration Test (SPT) bertujuan untuk mendapatkan gambaran lapisan tanah
berdasarkan jenis dan warna tanah melalui pengamatan visual dan untuk
laboratorium mengenai sifat-sifat fisik dan karakteristik tanah yang semuanya
dapat digunakan untuk memperoleh daya dukung tanah.
Banyak permasalahan yang terjadi pada proses pemancangan mulai dari
awal pemancangan sampai akhir pemancangan misalnya pergerakan tanah
pondasi, kerusakan tiang dan ukuran penahan kerusakan tersebut, penghentian
pemancangan tiang dan pemilihan peralatan. Sebagai contoh, pada saat alat
pancang mengangkat tiang pancang, sering terjadi patah dan retak ditengah akibat
kurang baiknya tulangan yang ada pada tiang pancang. Dalam penulisan Tugas
Akhir ini, penulis juga akan membahas penulangan ini.
Untuk perhitungan daya dukung pada tiang pancang, dapat dilakukan
dengan beberapa metode dan mungkin akan ditemukan perbedaan ataupun
persamaan. Hal ini sangat penting dilakukan karena setelah dilakukan pengujian
hasil yang diperoleh belum memberikan suatu nilai khusus yang tetap khususnya
pada tanah kohesif yang meningkat.
I.2 Tujuan dan Manfaat
I.2.1 Tujuan
Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil penyelidikan lapangan yang dilakukan terhadap
tanah sebagai pendukung untuk perhitungan daya dukung tanah;
2. Menganalisa dan menghitung daya dukung tanah pada pondasi mini pile
dengan menggunakan data sondir, data SPT dan membandingkan hasil
3. Menganalisa proses pemancangan dan kendala – kendala yang terjadi pada
proses pemancangan.
I.2.2 Manfaat
Tugas akhir ini diharapkan bermanfaat untuk :
1. Pihak – pihak atau mahasiswa yang akan membahas hal yang sama;
2. Pihak –pihak yang membutuhkan informasi dan mempelajari hal yang
dibahas dalam laporan Tugas Akhir.
I.3 Permasalahan
Masalah yang akan dibahas dalam laporan ini meliputi ;
1. Perhitungan daya dukung mini pile dengan menggunakan data sondir;
2. Perhitungan daya dukung mini pile dengan menggunakan data SPT;
I.4 Pembatasan Masalah
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, batasan – batasan yang digunakan
adalah :
1. Hanya ditinjau pada jenis mini pile beton pracetak;
2. Hanya ditinjau mini pile tegak lurus
3. Data – data yang diperoleh dari hasil penyelidikan di lapangan yaitu :
3.a Data hasil Sondir
3.b Data Hasil SPT
3.c Data hasil pemancangan Pondasi mini pile.
4. Lokasi penyelidikan sebagai studi kasus yaitu : pada Pembangunan Rumah
I.5 Metode Pengumpulan Data
Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah studi
kasus yang melibatkan data penyelidikan lapangan Sondir dan borlog serta data
pemancangan mini pile dimana data–data untuk penulisan tugas akhir ini diambil
dari pembangunan Rumah Sakit Haji Medan, serta perumusannya diambil dari
buku–buku literatur.
Dalam penyusun Tugas Akhir ini, penulis melakukan pengumpulan data
dengan cara :
1. Melakukan studi pengamatan langsung dilapangan, dimana penulis dapat
memperoleh data dan gambaran mengenai proyek Pembangunan Rumah
Sakit Haji Medan;.
2. Mengadakan konsultasi dengan pihak konsultan proyek Pembangunan
Rumah Sakit Haji Medan untuk memperoleh data – data teknis seperti data
sondir, data SPT, data pemancangan mini pile, gambar dan foto – foto
dokumentasi;
3. Melakukan studi literature berdasarkan buku – buku yang bekaitan dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pendahuluan
Semua konstruksi yang direkayasa untuk bertumpu pada tanah harus
didukung oleh suatu pondasi. Istilah pondasi digunakan dalam teknik sipil untuk
mendefinisikan suatu konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penopang
bangunan dan meneruskan beban bangunan diatasnya ke lapisan tanah yang cukup
daya dukungnya. Untuk itu, pondasi bangunan harus diperhitungkan agar dapat
menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban–beban yang bekerja,
gaya–gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain–lain.
II.2. Pengertian Pondasi
Pondasi ialah bagian dari sistem rekayasa yang meneruskan beban yang
ditopang oleh pondasi dan beratnya tersendiri kepada dan ke dalam tanah dan
batuan yang terletak di bawahnya. Tegangan–tegangan tanah yang dihasilkan
kecuali pada permukaan tanah merupakan tambahan kepada beban–beban yang
sudah ada dalam massa tanah dari bobot sendiri bahan dan sejarah geografisnya.
Berdasarkan buku Struktur Beton Bertulang, pondasi berfungsi untuk :
1. Mendistribusikan dan memindahkan beban–beban yang bekerja pada
struktur bangunan diatasnya ke lapisan tanah dasar yang mendukung
struktur tersebut;
2. Mengatasi penurunan yang berlebihan dan penurunan tidak sama pada
3. Memberi kestabilan pada struktur dalam memikul beban horizontal akibat
angin, gempa dan lain – lain.
II.2.1. Pondasi Tiang
Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya
vertikal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat
menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang yang
terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.
Pondasi tiang digunakan untuk suatu banguan yang tanah dasar di bawah
bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup
untuk memikul berat bangunan dan berat beban yang diterimanya atau apabila
tanah pendukung yang mempunyai daya dukung yang cukup letaknya sangat
dalam. Pondasi tiang ini berfungsi untuk menyalurkan beban–beban yang
diterimanya dari konstruksi di atasnya ke lapisan tanah yang lebih dalam.
Pondasi tiang dapat digolongkan berdasarkan:
1. Berdasarkan material yang digunakan, dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis yaitu:
a. Tiang pancang kayu (wood pile);
b. Tiang pancang beton (concrete pile) ;
c. Tiang pancang baja (steel pile);
d. Tiang pancang komposit (composite pile);
2. Berdasarkan teknik pemasangan, dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
yaitu:
a. Tiang pancang beton pracetak
3. Berdasarkan cara penyaluran beban tiang, dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis yaitu:
a. Pondasi tiang dengan tahanan ujung (end bearing pile)
b. Pondasi tiang dengan tahanan gesekan (friction pile)
c. Pondasi tiang dengan tahanan lekat (adhesive pile)
II.2.2. Pemancangan Tiang
Pemancngan Tiang adalah usaha yang dilakukan untuk menempatkan
tiang pancang di dalam tanah sehingga berfungsi sesuai perencanaannya
Pada umumnya pemancangan dapat dibagi menjadi tiga tahap pelaksanaan
yaitu :
1. Tahap pertama adalah pengaturan posisi tiang pancang, yang meliputi
kegiatan:
a. mengangkat tiang;
b. mendirikan tiang pemandu rangka pancang;
c. membawa tiang pada titik pemancangan;
d. Mengatur arah, kemiringan tiang dan percobaan pemancangan
2. Tahap kedua adalah pemancangan tiang hingga mencapai kedalaman yang
direncanakan, dimana pada tahap ini dilakukan pencatatan data
pemancangan, yaitu jumlah pukulan pada tiap penurunan tiang sebesar
0.25 m atau 0.5 m. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan apakah tiang
telah mencapai tanah keras seperti yang telah direncanakan.
3. Tahap ketiga adalah pengaturan tiang, yaitu pengaturan pengukuran
II.2.3. Hydraulic Jacking System
Hydraulic Jacking System adalah sistem pemancangan tiang dalam yang
cukup unik dengan mempergunakan Indirect Hydraulic Jacking Technology,
dimana sistem ini telah mendapatkan hak patent dari Amerika Serikat, Inggris
Raya,dan Selandia Baru.
Sistem ini terdiri dari suatu Hydraulic Ram yang ditempatkan paralel
dengan tiang yang akan dipancang, dimana untuk menekan tiang tersebut,
ditempatkan sebuah mekanisme berupa pelat penekan yang berada pada puncak
tiang.
Dengan sistem ini tiang akan tertekan secara kontiniu kedalam tanah tanpa
suara, tanpa pukulan, dan tanpa getaran.
Penempatan sistem penekan hydraulic yang senyawa dan menjepit pada
dua sisi tiang menyebakan didapatnya posisi titik pancang yang cukup presisi dan
akurat.
Sebagai pembeban ditempatkan balok–balok beton atau pelat–pelat besi
pada dua sisi bantaran alat yang pembebanannya disesuaikan dengan muatan yang
dibutuhkan tiang.
II.2.3.1 Keunggulan Hydraulic Jacking System
a Bebas Getaran
Dengan sistem Hydraulic Ram yang ditempatkan paralel dengan
tiang yang akan dipancang, tiang akan tertekan secara kontiniu kedalam
b Bebas Pengotoran Lokasi Kerja dan Udara serta Bebas Kebisingan
Teknologi pemancangannya bersih dari asap dan partikel debu
(jika menggunakan drop hammer) serta terbebaskan dari kebecekan (jika
menggunakan bore–piles). Oleh karena itu sistem ini juga tidak bising
oleh suara pukulan pancang (seperti drop hammer). Teknologi ini disebut
Teknologi berwawasan lingkungan (Environment Friendly).
c. Daya Dukung Pertiang Diketahui
Sama–sama kita ketahui bahwa kondisi tanah asli di bawah
rencana pondasi yang akan dibangun umumnya terdiri dari lapisan yang
berbeda tebal, jenis tanahnya maupun daya dukungnya, sedangkan jumlah
titik soil investigation seperti sondir diadakan dalam jumlah sangat
terbatas. Sehingga pada sistem drop hammer untuk mengetahui daya
dukung per tiang masih menggunakan dan mempercayakan cara tidak
langsung (indirect means).
Sedang pada sistem V–pile, daya dukung setiap pancang dapat
diketahui dan dimonitori langsung dari manometer yang dipasang pada
peralatan Hydraulic Jacking System sepanjang proses pemancangan
berlangsung.
d Harga yang Ekonomis
Teknologi Indirect Hydraulic Jacking tidak memerlukan
pemasangan tulangan ekstra penahan impack pada kepala tiang pancang
seperti pada tiang pancang konvensional.
Disamping itu dengan system pemancangan yang simple dan cepat,
e Lokasi Kerja yang Terbatas
Dengan tinggi alat yang relatf rendah, V–pile sistem ini dapat
digunakan pada basement, ground floor atau lokasi kerja yang terbatas,
dimana sistem lain tidak mungkin.
Alat V–pile ini dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen
sehingga memudahkan untuk dapat dibawa masuk atau keluar lokasi kerja.
f Loading Test Secara Langsung
Mengingat beban penekan berupa balok beton / plat besi adalah
merupakan terpadu dari alat V–pile tersebut dengan berat sebesar 2 (dua)
kali beban maksimum yang dapat dipikul per tiang dan berfungsi juga
sebagai beban test, maka prosedur, jadwal dan jumlah titik loading test
dapat dengan mudah diputuskan pelaksanaanya sesuai dengan kebutuhan
di lapangan.
II.2.3.2 Kekurangan Hydraulic Jacking System
a. Apabila terdapat batu atau lapisan tanah keras yang tipis pada ujung
tiang yang ditekan, maka hal tersebut akan mengakibatkan kesalahan
pada saat pemancangan;
b. Karena Hydraulic Jacking System ini mempunyai berat sekitar 70 ton
dan saat permukaan tanah yang tidak sama daya dukungnya, maka hal
tersebut akan dapat mengakibatkan posisi alat menjai miring bahkan
tumbang. Kondisi ini akan sangat berbahaya terhadap keselamatan
para pekerja.
c. Sulitnya mobilisasi alat pada daerah lunak ataupun pada daerah
d. Pergerakan alat Hydraulic Jacking System ini sedikit lambat, proses
pemindahan relatif lama untuk pemncangan titik yang berjauhan.
II.2.3.3 Spesifikasi dari Prestressed Concrete V – Pile
II.2.3.3.a Spesifikasi material :
Ready Mix Concrete : JIS 5308, PBI
Prestressing Wire : JIS , PBI
Steel End Plate : PBI
II 2.3.3.b Karakteristik, Kuat Material :
Beton (Concrete) : 500 kg/cm2 (compressive)
Prestresing Wire : 16.500 kg/cm2 (tensile)
Steel End Plate : 2.400 kg/cm2 ( yield strength )
II.2.3.3.c Propertis dari Precast Prestressed V – pile :
Cross Section : Eguilateral Triangle
Panjang sisi nominal : 225 mm
Panjang standar dari Pile Element : 4.50 m
Area Crossectional : 203 cm2
No. Prestressing wire : 3 Ø 7mm
Berat per pile element : 210 kg
II.2.3.3.d. Beban Kerja :
Formula Following ACI 543
II.2.3..e Sambungan
Ujung pile terdiri dari steel end plate yang dilindungi ke pile searah
ujung . Ujung end plates berhubungan ketika plate yang berbeda
disambung sepanjang sisi panjang untuk membentuk hubungan yang rigid.
II.2.2.f. Kualitas Kontrol Pabrikan
Bahan dari segitiga V – pile adalah subjek untuk kelengkapan
program kualitas kontrol. Dengan program ini, keseragaman untuk
merelevansi standar dari semua material digunakan dalam bahan semen,
agregat dan baja yang aman.
Selama proses produksi, pelaksanaan kualitas kontrol dikembangkan dari
persiapan mould, prestressing concreting, curing (steam curing), demoulding,
II.3 Sondir ( Dutch Cone Penetrometer )
Penyondiran adalah pemasukkan batang tusuk kedalam tanah dengan
bantuan manometer yang terdapat pada alat sondir tersebut. Kita dapat membaca
atau mengetahui kekuatan tanah pada kedalaman tertentu dan dalamnya berbagai
lapisan mempunyai kekuatan yang berbeda.
Penyelidikan dengan penyondiran tersebut disebut dengan penetrasi dan
alat yang dipakai disebut penetrometer yaitu alat sondir (Dutch Cone
Penetrometer).
Berdasarkan hasil pengujian penetrasi sondir yaitu dari data perlawanan
konus cone resistant (CR), tingkat kepadatan relatif dari lapisan tanah dapat
diketahui yaitu
CR (kg/cm2) 0 - 16 Sangat Lepas
CR (kg/cm2) 16 - 40 Lepas
CR (kg/cm2) 40 - 120 Sedang
CR (kg/cm2) 120 - 200 Padat
CR (kg/cm2) > 200 Sangat Padat
Adapun dua macam ujung penetrometer yang biasa dipakai, yaitu :
a. Standard Type (Mantel Konus)
Pada jenis ini yang diukur adalah perlawanan ujung konus, hal ini
dilakukan hanya dengan menekan ujung konus tersebut ke bawah
sedangkan seluruh casing tersebut luar tetap di dalam. Gaya yang
dibutuhkan untuk menekan konus tersebut ke bawah diukur dengan suatu
Setelah pengukuran dilakukan, konus (stang) dalam dan casing
luar dimajukan sampai kedalaman berikutnya, dimana pengukuran
selanjutnya dilakukan hanyan dengan menekan stang dalamnya saja.
b Friction Sleeve (Adhesion Jacket Type atau Bikonus)
Pada penggunaan alat ini, konus dan hambatan lekat keduanya
diukur. Ini dilakukan dengan menekan stang dalam seperti biasa.
Ujungnya sendiri adalah sebuah kerucut 600 dengan alas penampang 10
cm2.
Pada permukaan, hanya konus yang ditekan ke bawah dengan
demikian nilai konus yang diukur. Bila konus telah digerakkan sejauh 4
cm, maka dengan sendirinya ia akan mengait selubungnya. Konus serta
selubung tersebut kemudian di tekan kebawah, bersama–sama sedalam 4
cm. Jadi nilai konus dan hambatan lekat diukur bersama–sama. Nilai
hambatan lekat didapat dengan mengurangkan besarnya nilai konus dari
nilai jumlah keseluruhannya.
Kemudian dengan menekan casing luarnya saja, selubung dan
stang secara keseluruhan akan tertekan kebawah sampai kedalaman
dimana akan dilakukan pembacaan berikutnya. Hal ini secara otomatis
akan mengembalikkan konus dan selubungnya pada posisi yang siap untuk
pengukuran berikutnya.
Perlu diketahui dengan jelas bahwa nilai konus yang diperoleh dengan alat
ini tidak boleh disamakan dengan daya dukung tanah yang bersangkutan. Nilai
Misalnya nilai sondir pada lapisan pasir dapat dipakai sebagai petunjuk kepadatan
relatiif dari pasir tersebut.
II.3.1 Maksud dan Tujuan Sondir
Adapun maksud dan tujuan dari uji penetrasi konus sondir (sondering test)
adalah untuk mengetahui perlawanan/tahanan penetrasi konus/ujung (end
resistance atau cone resistant) dari lapisan tanah pendasar yang dinyatakan dalam
kg/cma dan hambatan lekat (skin friction) yaitu gaya perlawanan konus atau
bikonus yang dinyatakan dalam kg/cm yang merupakan indikasi dari kekuatan
tanahnya dan juga dapat menetukan dalamnya berbagai lapisan yang berbeda.
II.3.2 Peralatan Sondir
a Mesin sondir ringan (2 ton)
b. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai dengan
kebutuhan panjang masing – masing satu meter.
c. Manometer 2 (dua ) buah, dengan kapasitas :
• 0 – 50 kg/cma
• 0 – 250 kg/cma
diputar manometer
Angker
II.3.3. Prosedur Pelaksanaan Sondir
a. Memasang anchor sebagai penahan agar sondir dapat berdiri statis
b. Mendirikan sondir dalam arah tegak lurus (vertical) dengan bantuan
waterpass.
c. Mempersiapkan mesin sondir dengan memasang manometer dan
pengisian minyak hidrolik (Oli SAE 10).
d. Pengambilan data dengan melakukan penetrasi batang stik sondir
kedalam tanah.
e. Pembacaan PPK dan HL kita lakukan setiap kedalaman penetrasi 20 cm
dan dihentikan apabila bacaan PPK minimal 150 kg/cm2 atau lebih.
f. Apabila pembacaan kurang dari 150 kg/cm2 dan sudah mencapai
kedalam 25 meter atau lebih pengujian dihentikan dan disarankan untuk
menggunakan sondir berat yang berkapasitas 500 kg/cm2.
II.3.4 Keuntungan dan Kerugian Sondir
a. Keuntungan yang diperoleh pada penggunaan alat ini, adalah :
• Baik untuk lapisan tanah lempung.
• Dapat dengan cepat menentukan lapisan tanah keras.
• Dapat menentukan atau memperkirakan perbedaan lapisan
tanah.
• Dapat digunakan untuk menghitung daya dukung lapisan tanah
lempung dengan mempergunakan rumus empiris.
b. Kerugian yang diperoleh pada penggunaan alat ini, adalah :
• Tidak dapat dipergunakan pada lapisan tanah berbutir kasar,
terutama lapisan tanah yang mengandung kerikil dan batu.
• Hasil penyondiran sangat diragukann apabila letak alat tidak
vertical, atau konus bikonus tidak bekerja dengan baik.
II.3.5 Daya dukung dari penetrasi kerucut (CPT) atau Sondir.
Perencanaan pondasi dengan sondir dapat diklasifikasikan atas beberapa
metode analitis yaitu :
• Metode langsung
• Metode Meyerhoff
• Metode Schertmnn
• Metode Nottingham
• Metode Tomlinson
• Metode Lambda Cone
Pada penyelesaian tugas akhir ini penulis hanya akan memfokuskan pada
penggunaan metode langsung saja karena banyaknya data hasil sondir yang tidak
memungkin penulis untuk mencoba semua metode yang ada
Metode langsung ini dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya :
- Daya dukung tiang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
Qu = qc * Ac + JHL * K
dimana :
Qu = Kapasitas Daya Dukung
qc = Perlawanan Penetrasi Konus (Tahanan Ujung Sondir) dapat
digunakan Faktor Koreksi Meyerhoff :
qc 1 = Rata-rata PPK (qc) 8D diatas ujung tiang
qc 2 = Rata-rata PPK (qc) 4D dibawah ujung tiang
JHL = Jumlah Hambatan Lekat
K = Keliling tiang (dalam hal ini V-pile)
A = Luas Penampang Tiang (dalam hal ini V-pile)
- Daya dukung izin tiang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
Quizin = qc * Ac + JHL * K
F1 F2
dimana :
Qa = Daya dukung pondasi dalam
PPK = Penetrasi Perlawanan Konus (Kg/cm2)
Ac = Luas Penampang tiang pancang (Kg/cm)
JHL = Jumlah Hambatan Lekat (Kg/cm)
K = Keliling tiang pancang (cm)
F1&F2= Faktor Keamanan (3 & 5)
Dari hasil uji sondir ditunjukkan bahwa tahanan ujung sondir (harga tekan
daya dukung diujung tiang perlu dipertimbangksn dalam menentukan daya
dukungnya.
Menurut Meyerhoff :
qp = qc → untuk keperluan praktis
qp = (2/3 – 2/3) qc
dimana :
qp = Tahanan ujung ultimate
qc = Harga rata-rata tahanan ujung konus dalam daerah 2D dibawah ujung
tiang
Tabel II.3.1 Faktor Keamanan Berdasarkan Jenis Tanah dan Kondisi
Beban
Soil or load condition SF
Cohesionless Soils
Cohesive Soils
Sumber : Bowles, Joseph E.,”Analytical and Computer methods in
Tabel II.3.2 Jangkauan Nilai Daya Dukung Aman (qa)
Jenis Tanah
Daya dukung aman
(Kg/cm2) Keterangan
a. Tanah-tanah Granuler
Kerikil padat/pasir bercampur
Kerikil padat
Kerikil kepadatan sedang/pasir
Berkerikil kepadatan sedang
Kerikil tak padat/pasir
Berkerikil tak padat
Pasir padat
Pasir kepadatan sedang
Pasir tak padat
b. Tanah-tanah kohesif
Lempung keras
Lempung pasir dan Lempung
Kelompok (a), Lebar
pondasi B > 1 m.
Kedalaman muka air
tanah > B dari dasar
pondasi
Kelompok (b) sangat
dipengaruhi oleh
konsolidasi jangka
panjang.
II. 4. Standard Penetration Test (SPT)
Standard Penetration Test (SPT) sering digunakan untuk mendapatkan
daya dukung tanah secara langsung dilokasi. Metode SPT merupakan percobaan
dinamis yang dilakukan dalam suatu lobang bor dengan memasukkan tabung
sample yang berdiameter dalam 35 mm sedalam 305 mm dengan menggunakan
massa pendorong (palu) seberat 63.5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760 mm.
Banyaknya pukulan palu tersebut untuk memasukkan tabung sample sedalam 305
mm dinyatakan sebagai nilai N.
Tujuan dari percobaan Standard Penetration Test (SPT) ini adalah untuk
menentukan kepadatan relatif lapisan tanah dari pengambilan contoh tanah
dengan tabung sehingga jenis tanah dan ketebalan tiap–tiap lapisan kedalaman
tanah dan untuk memperoleh data yang kualitatif pada perlawanan penetrasi tanah
serta menetapkan kepadatan tanah dari tanah yang tidak berkohesi yang biasa sulit
diambil samplenya. Percobaan Standard Penetration Test (SPT) ini dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Siapkan peralatan SPT yang dipergunakan seperti : mesin bor, batang bor,
split spoon sampler, hammer dan lain – lain;
2. Letakkan dengan baik penyanggah (tripod), tempat bergantungnya beban
penumbuk;
3. Lakukan pengeboran sampai kedalaman testing, lobang dibersihkan dari
kotoran hasil pengeboran dari tabung segera dipasangkan pada bagian
dasar lobang bor
5. dengan pertolongan mesin bor, tumbuklah batang bor ini dengan pukulan
palu seberat 63.5 kg dan ketinggian jatuh 76 cm hingga kedalaman
tersebut dicatat jumlah pukulan untuk memasukkan penetrasi setiap 15 cm
(N Value);
Contoh:
N1 = 10 pukulan/ 15 cm
N2 = 5 pukulan/ 15 cm
N3 = 8 pukulan/ 15 cm
Maka total jumlah pukulan adalah jumlah N2 dengan N3 adalah 5 + 8 = 13
pukulan = nilai N. N1 tidak diperhitungkan karena dianggap 15 cm
pukulan pertama merupakan sisa kotoran pengeboran yang tertinggal pada
dasar lobang bor sehingga perlu dibersihkan untuk memperkecil efiseinsi
gangguan;
6. Hasil pengambilan contoh dari tabung tersebut dibawa ke permukaan dan
dibuka. Gambarkan contoh jenis – jenis tanah yang meliputi komposisi,
struktur, konsistensi, warna, dan kemudian masukkan ke dalam botol tanpa
dipadatkan atau kedalam plastik, lalu ke cover box;
7. Gambarkan grafik hasil percobaan SPT:
Catatan : Pengujian dihentikan bila nilai N SPT ≥ 50 untuk 4x interval
pengambilan dimana interval pengambilan SPT = 2m
Berdasarkan pengalaman yang cukup lama, berbagai korelasi empiris dengan
parameter tanah telah dipadatkan. Harga N dari pasir yang diperoleh dari
pengujian Standard Penetration Test (SPT) an hubungan antara kepadatan relatif
Tabel II.4.1. Hubungan Dγ, ф dan N dari Pasir
Nilai N Kepadatan Relatif
Sudut Geser Dalam
Peck Meyerhoff
0 - 4 Sangat lepas 0.0 - 0.2 <28.5 <30
4 - 10 Lepas 0.2 – 0.4 28.5 – 30 30 – 35
10 - 30 Sedang 0.4 – 0.6 30 – 36 35 – 40
30 - 50 Padat 0.6 – 0.8 36 – 41 40 – 45
>50 Sangat Padat 0.8 – 1.0 >41 >45
Sumber : Ir. Suyono Sudarsono, 1983 “Mekanika Tanah & Teknik Pondasi”
II.4.1. Menghitung Kapasitas Daya Dukung Tiang dari Data SPT
A. Daya Dukung Ujung Pondasi Tiang pada tanah non kohesif
Qp = 40*N-SPT*Lb/D*Ap
Dimana : Qp = Tahanan Ujung Ultimate (kN)
Ap = Luas Penampang Tiang (m)
N-SPT : (N1+N2)/2 (meyerhoff)
N1 = Harga rata-rata dari dasar ke 10D ke atas
N2 = Harga rata-rata dari dasar ke 4D ke bawah
- Tahanan Geser Selimut Tiang
Qs = 2*N-SPT* p*Li
Dimana : Li = Panjang lapisan tanah
B. Daya Dukung Pondasi Tiang pada tanah kohesif
Qp = 9*cu*Ap
Dimana : Ap = Luas Penampang Tiang
Cu = Kohesi Undrained
: N-SPT*2.3*10
- Tahanan Geser Selimut Tiang Pancang pada Tanah Kohesif Cu
Qs = α*cu*p*Li
Dimana : α = Koefien adhesi antara tanah dana tiang
Cu = Kohesi undrained
: N-SPT*2.3*10
Li = Panjang lapisan tanah
P = Keliling tiang
- Skin Friction (Qs) = c*Cu*parimeter*L ---(c-soil)
= 2* N*parimeter*L ---(Ф-soil)
- End Bearing (Qp) = 9*Cu*Apile ---(c-soil)
= 40*N*L/D*Apile ---(Ф-soil)
≤ 400*N* Apile
Qult = Qs + Qp
Qizin = Qult / SF
SF = Faktor Keamanan (2.5) untuk metode ini
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III. 1 Data Umum
Data umum dari proyek Rumah Sakit Haji Medan adalah sebagai berikut :
1. Nama Proyek : Rumah Sakit Haji Medan
2. Lokasi Proyek : Jl. Willem Iskandar Medan, Sumatera Utara
3. Sumber Dana : Swasta
4. Sifat Kontrak : Unit Price
5. Konsultan : PT. PERINTIS PONDASI TEKNOTAMA
6. Kontraktor Utama : CV. SAGA UTAMA
7. Waktu Pelaksanaan : Lumpsump
III. 1. 1. Data Teknis
Data ini diperoleh dari lapangan menurut perhitungan dari pihak
Konsultan, dengan data sebagai berikut :
III.1.1.a Spesifikasi material :
Ready Mix Concrete : JIS 5308, PBI
Prestressing Wire : JIS , PBI
Steel End Plate : PBI
III 1.1.b Karakteristik, Kuat Material :
Beton (Concrete) : 500 kg/cm2 (compressive)
Prestresing Wire : 16.500 kg/cm2 (tensile)
III.1.1.c Propertis dari Precast Prestressed V – pile :
Cross Section : Eguilateral Triangle
Panjang sisi nominal : 225 mm
Panjang standar dari Pile Element : 4.50 m
Area Crossectional : 203 cm2
No. Prestressing wire : 3 Ø 7mm
Berat per pile element : 210 kg
III. 2. Metode Pengumpulan Data
Untuk mencapai maksud dan tujuan studi ini dilakukan beberapa tahapan
yang dianggap perlu dan secara garis besar diuraikan sebagai berikut :
a. Tahapan Pertama adalah melakukan review dan studi kepustakaan
terhadap text book dan jurnal-jurnal terkait dengan daya dukung dengan
menggunakan sondir dan dari datra borlog serta tentang pondasi v-pile.
b. Tahapan Kedua adalah meninjau langsung ke lokasi proyek dan
menentukan lokasi pengambilan data yang dianggap perlu.
c. Tahapan ketiga adalah pelaksanaan pengumpulan data-data dari pihak
konsultan maupun kontraktor .Data-data yang diperoleh adalah :
• Data hasil sondir pada empat titik yang ditinjau
• Data hsail borlog
• Data pemancangan v-pile
d. Tahapan Keempat adalah mengadakan analisis data dengan
e. Tahapan Kelima adalah mengadakan analisis terhadap hasil perhitungan
Gbr Denah Lokasi Proyek
Jl. Willem Iskandar, Medan
gudang
ke rumah sakit
ket : lokasi berada di dalam areal RS. Haji Medan
Skema pelaksanaan studi ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Review dan studi kepustakaan serta pembahasan teori-teori yang berkaitan
dengan pemancangan
Peninjauan langsung ke lokasi pengambilan data (lokasi proyek)
Pengumpulan data-data dari lokasi meliputi data sondir, Borelog, dan
pemancangan V-pile
Analisis data berdasarkan formula yang ada
III.3. Kondisi Umum Lokasi Studi
Lokasi studi adalah Jalan willem Iskandar Medan Propinsi Sumatera Utara
Data yang diperoleh pada lokasi ini adalah sebagai berikut:
a. Data sondir tanah asli sebanyak 4 titik
b. Data borlog tanah asli sebanyak 2 titik
c. Data pemancangan mini pile sebanyak 4 titik
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1. Pendahuluan
Pada bab ini akan diaplikasikan metode perhitungan daya dukung tanah .
Perhitungan metode daya dukung dari metode yang dilakukan dengan memakai data hasil
uji lapangan dari sondir dan lab yang dilaksanakan di lokasi proyek.
IV. 2. Perhitungan Daya Dukung Tiang Dengan Metode Analitis.
IV. 2.1. Perhitungan daya dukung berdasarkan data sondir
Pada lokasi proyek pembangunan diperoleh data sondir S-1 sampai S-4
sebagai berikut (Sebagai contoh perhitungan diambil dari data sondir S-1) :
b. qc 1 kedalaman 2.0 meter =
Selanjutnya perhitungan daya dukung untuk sondir S-1 sampai dengan S-4 adalah
sebagai berikut:
Tabel. IV.2.1.1 Perhitungan Daya Dukung Pondasi V-Pile
Sondir Titik 1 (S-10)
IV. 2.2. Perhitungan daya dukung berdasarkan hasil SPT
Dari hasil penelitian Standar Penetration Test (SPT) kita dapatkan hasil
perhitungan sebagai berikut :
Tabel IV.2.2.1 Hasil Perhitungan Daya Dukung dari Data Borlog HB-1
Depth
h (m)
Soil
Layer N
Cu
(kN/m2)
α
Skin Friction EndBearing
Qult
Qizin
(kN)
Local Cumm
0.0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
1.0 1 2.5 16.67 1 21.17 21.17 29.40 55.57 22.23
2.0 1 2.5 16.67 1 52.33 78.50 29.40 107.90 43.16
3.0 1 3.5 23.33 1 109.9 188.40 41.16 229.56 91.83
4.0 2 12.5 - - 157.00 345.40 785 1130.60 452.24
5.0 2 10 - - 157.00 502.40 785.2 835.44 334.18
Tabel IV.2.2.1 Hasil Perhitungan Daya Dukung dari Data Borlog HB-2
IV. 2.3. Perhitungan daya dukung berdasarkan hasil pemancangan V-Pile
Kapasitas daya dukung tiang V-pile dapat diketahui berdasarkan bacaan
manometer yang tersedia pada alat pancang. Kapasitas daya dukung tiang dapat dihitung
dengan menggunakan dengan rumus :
Q = P * A
Keterangan : Q = kapasitas daya dukung tiang pada saat pemancangan (ton)
P = Bacaan alat manometer (kg/cm2)
A = Total luas efektif penampang piston (cm2)
Luas piston (A) untuk mesin kap. 50 = 335.302 cm2
Luas piston (A) untuk mesin kap. 70 = 558.2232 cm2
Pult = 200% * Pizin
= 200% * 25 = 50 ton
A. Daya Dukung Berdasarkan Bacaan Manometer Dengan Mesin Kapasitas 50 Ton
Q = P * A
= P * 335.302
= 335.302P kg = 0.335302P ton
Tabel. IV.2.3.1. Perhitungan Daya Dukung Pondasi Berdasarkan Bacaan Manometer
No
Bacaan Manometer
(Kg/cm2)
Daya Dukung Mesin Kap. 50 Ton
Pada mesin kapasitas 50 ton, daya dukung 50 ton diperoleh pada bacaan
manometer 150 kg/cm2
B. Daya Dukung Berdasarkan Bacaan Manometer Dengan Mesin Kapasitas 70 Ton
Q = P * A
= P * 558.2232
= 558.2232P kg = 0. 5582232P ton
Tabel. IV.2.3.2. Perhitungan Daya Dukung Pondasi Berdasarkan Bacaan Manometer
No
Bacaan Manometer
(Kg/cm2)
Daya Dukung Mesin Kap. 50 Ton
(ton)
1 20 11.1644
2 30 16.7466
3 40 22.3289
4 50 27.9111
5 60 33.4933
6 70 39.0756
7 80 44.6578
8 90 50.2400
9 100 -
Pada mesin kapasitas 70 ton, daya dukung 50 ton diperoleh pada bacaan
Tabel. IV.2.3.3. Perhitungan Daya Dukung Pondasi V-Pile
Titik Pemancangan
Lokasi : Rumah Sakit Haji Medan
Titik Kedalaman
(m)
IV.3.1 Kelebihan dan kelemahan dari metode – metode pengujian
Setelah membahas mengenai pengujian sondir, SPT, dan bacaan manometer pada
saat pemancangan, maka dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari masing – masing
metode tersebut.
A. Sondir (Cone Penetration Test)
1. Kelebihan Sondir
a. Pengujian dapat dilakukan dengan cepat dan ekonomis;
b. Gangguan dari tanah sekelilingnya lebih kecil;
c. Sangat baik untuk pengujian pada tanah lunak yang sulit
pengambilan samplenya;
d. Baik juga untuk pengujian tanah lempung;
2. Kelemahan Uji Sondir
a. Contoh tanah tidak dapat diambil, sehingga perlu dilakukan
berdampingan dengan pengeboran dan SPT.Dengan demikian
segala keraguan dari pengujian yang satu dapat diatasi dengan
pengujian lain;
b. Tidak cocok digunakan pada pengujian tanah berbutir kasar
terutama lapisan tanah yang mengandung kerikil atau batu –
batuan;
c. Jenis tanah tidak dapat diketahui secara langsung.
B. SPT (Standard Penetration Test)
1. Kelebihan SPT
a. Pengujian dapat dilakukan dengan cepat;
b. Alat dan cara operasinya lebih sederhana;
c. Biaya relatif murah;
d. Sample tanah terganggu dapat diperoleh untuk identifikasi jenis
tanah;
e. Uji SPT ini dapat dilakukan untuk semua jenis tanah;
2. Kelemahan Uji SPT yaitu interprestasi hasil SPT bersifat empiris.
C. Bacaan manometer pada saat pemancangan
1. Kelebihan Uji Bacaan Manometer
a. Benbas getaran;
b. Bebas pengotoran lokasi kerja dan udara serta bebas dari
kebisingan;
c. Daya dukung actual pertiang diketahui;
d. Harga ekonomis;
e. Lokasi kerja yang terbatas;
2. Kelemahan Uji Bacaan Manometer
a. Apabila terdapat batu atau lapisan tanah keras yang tipis pada
ujung tiang yang ditekan, maka hal tersebut akan mengakibatkan
kesalahan pada saat pemancangan;
b. Sulitnya mobilisasi alat pada daerah lunak ataupun pada daerah
berlumpur (biasanya pada areal tanah timbunan);
c. Karena alat tersebut mempunyai berat sebesar 70 ton dan sat
permukaan tanah yang tidak sama daya dukungnya, mak hal
tersebut dapat mengakibatkan posisi alat pancang miring bahkan
tumbang. Kondisi ini akan sangat berbahaya terhadap
keselamatan pekerja;
d. Pergrakan alat tersebut sedikit lambat, proses pemindahannya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
.
1. Kesimpulan
Hasil perhitungan daya dukung berdasarkan data sondir, SPT dan bacaan
manometer pada saat pemancangan adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan data sondir
2. Berdasarkan data SPT
3. Berdasarkan bacaan manometer
Kapasitas Mesin
4. Dari data sondir, Spt dan bacaan manometer, yang sebaiknya digunakan adalah
data SPT karena akan menghasilkan data tanah yang lebih akurat.
5. Perbedaan daya dukung tersebut dapat disebabkan karena :
a. Jenis dan sifat tanah yang berbeda pada jarak yang terdekat sekalipun pada
lokasi penelitian bias menyebabkan perbedaan kepadatan tanah sehingga
mempengaruhi daya dukung tiang;
b. Pelaksanaan pengujian tanah yang bergantung pada ketelitian dan keahlian
2. Saran
1. Untuk memaksimalkan perhitungan daya dukung harus memperhatikan
parameter – parameter yang digunakan di laboratorium dan di lapangan;
2. Lebih teliti dalam melaksanakan pengujian baik dalam penggunaan peralatan
ataupun pembacaan hasil yang tertera pada sebagian alat uji hingga pada
pengolahan data;
3. Oleh hal tersebut diatas, penyelidikan dilapangan dengan sondir dan SPT untuk
perencanaan daya dukung pondasi tiang masih kurang akurat, sehingga masih
perlu digunakan alat uji yang lain seperti : Uji pembebanan tiang, uji
laboratorium, dan uji yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bowless, J.E (1982) : Analisa dan desain pondasi, terjemahan : Pantur Silaban,
Ph.D (1983)
2. Bowless, J.E (1984) : Sifat-sifat fisis dan geoteknis tanah, terjemahan : IR. Johan
K Hainim (1989), Penerbit Erlangga.,Jakarta.
3. Petunjuk Praktikum Mekanika Tanah
4. Sosrodarsono dan Nkazam (1988) : Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta
5. Braja M. Das : Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis), Jilid 2,
DRILLING LOG
Rumah Sakit Haji Medan
North Latitude
Undisturbed Sample Sand Tuff Rock
SPT Silt Gravel
Disturbed Sample Clay GWL
PROJECT
22 Juni 2004 Periode
Begin
Bore Hole : BH I Location
Boring Log
Bore Machine Pump
(Cm/Sec)
IN - SITU TEST
Boring Depth
Engine
STANDARD PENETRATION TEST
Ground Water Level Client
UDS/SPT Blows Penetration
Each 15 Cm
Lempung , abu-abu
kecoklatan, 15
-02
-2007
22 Juni
Lempung, coklat tua
Lempung , abu-abu coklat
Laboratorium Mekanika Tanah
CV. TIRTA ANEKA KONSTRUKSI
Jl. Krakatau No. 75 Medan
Pasir berkerikil,abu-abu
DRILLING LOG
Rumah Sakit Haji Medan
North Latitude
Undisturbed Sample Sand Tuff Rock
SPT Silt Gravel
Disturbed Sample Clay GWL
PROJECT
22 Juni 2004 Periode
Begin
Bore Hole : BH II Location
Boring Log
Bore Machine Pump
(Cm/Sec)
IN - SITU TEST
Boring Depth
Engine
STANDARD PENETRATION TEST
Ground Water Level Client
UDS/SPT Blows Penetration
Each 15 Cm
Lempung , abu-abu
kecoklatan, 15
-02
-2007
22 Juni
Lempung, coklat tua
Lempung , abu-abu coklat
Laboratorium Mekanika Tanah
CV. TIRTA ANEKA KONSTRUKSI
Jl. Krakatau No. 75 Medan
Pasir berkerikil,abu-abu
DESCRIPTION
0,00
0,10 Lapisan Top Soil NO. TITIK : BH-2
0,25 Lempung berpasir, coklat tua, plastisitas sedang TANGGAL : 22 JUNI 2004
0,50 Lempung berpasir, coklat tua, plastisitas sedang DIKERJAKAN : Azis
0,75 Lempung berpasir, coklat tua, plastisitas sedang
1,00 Pasir berlempung, hitam kecoklatan, plastisitas sedang Sket Situasi
1,25 Lanau berpasir, hitam kecoklatan, plastisitas sedang
1,50 Lanau, abu-abu kecoklatan, plastisitas rendah
1,75 Lanau, abu-abu kecoklatan, plastisitas rendah
2,25 Pasir berlanau, abu-abu kecoklatan, platisitas sedang
2,50 Pasir berlanau, abu-abu kecoklatan, platisitas sedang
3,00
TABUNG I (Undisturbed Sample)
3,25 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis
3,50 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis
3,75 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis
4,00 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis
4,25 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis
4,50 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis
5,00 Lanau berpasir, kerikil keabuan, plastisitas sedang
5,50 Lanau berpasir, kerikil keabuan, plastisitas sedang
6,00
TABUNG II (Undisturbed Sample)
M.A.T = - 1.50 m
Terganggu Lokasi : RS. Haji
Jl. Willem Iskandar, Medan
Tidak terganggu LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
CV. TIRTA ANEKA KONSTRUKSI MEDAN - SUMATERA UTARA
BORING LOG
Jl. Willem Iskandar, Medan
gudang
ket : lokasi berada di dalam areal RS. Haji Medan
CV. TIRTA ANEKA KONSTRUKSI
DESCRIPTION
0,00
0,10 Lapisan Top Soil NO. TITIK : BH-1
0,25 Lanau berpasir, hitam kecoklatan, plastisitas sedang TANGGAL : 21 JUNI 2006
0,50 Lanau, abu-abu kecoklatan, plastisitas sedang DIKERJAKAN : Azis
0,75 Lanau, abu-abu kecoklatan, plastisitas sedang
1,00 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis Sket Situasi
1,25 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis
1,50 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis
1,75 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis
2,25 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis
2,50 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis
3,00
TABUNG I (Undisturbed Sample)
3,25 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis
3,50 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis
3,75 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis
4,00 Pasir berkerikil, abu-abu, non plastis
4,25 Lanau berpasir, kerikil keabuan, plastisitas tinggi
4,50 Lanau berpasir, kerikil keabuan, plastisitas tinggi
5,00 Lanau berpasir, kerikil keabuan, plastisitas tinggi
5,50 Lanau berpasir, kerikil keabuan, plastisitas tinggi
6,00
TABUNG II (Undisturbed Sample)
M.A.T = - 1.00 m
Terganggu Lokasi : Rumah Sakit Haji, Medan
Sumatera Utara
Tidak terganggu LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
MEDAN - SUMATERA UTARA
BORING LOG
Jl. Willem Iskandar, Medan gudang
ket : lokasi berada di dalam areal RS. Haji Medan
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
LAMPIRAN III
0,00
Perlawanan Penetrasi Konus (PPK) kg/cm2
Grafik Sondir
No. Titik S - 10
PPK
Lokasi : Rumah Sakit Haji Medan
JHL
Jumlah Hambatan Lekat x 20 (kg/cm)
Laboratorium Mekanika Tanah
0,00
Perlawanan Penetrasi Konus (PPK) kg/cm2
Grafik Sondir
No. Titik S - 8
PPK
Lokasi : Rumah Sakit Haji Medan
JHL
Jumlah Hambatan Lekat x 20 (kg/cm)
Laboratorium Mekanika Tanah
0,00
Perlawanan Penetrasi Konus (PPK) kg/cm2
Grafik Sondir
No. Titik S - 7
PPK
Lokasi : Rumah Sakit Haji Medan
JHL
Jumlah Hambatan Lekat x 20 (kg/cm)
Laboratorium Mekanika Tanah
CV. TIRTA ANEKA KONSTRUKSI Medan
SONDIR TEST
Pb 0101 76
No titik : S4 Proyek : Ruamha Sakit Haji Medan
Tanggal : 28 Desember 2007 Dikerjakan : Azis
Kapasitas : 2,5 ton Dihitung :Janner Napitupulu
Kedalaman Perlawanan penetrasi Jlh.perlawanan Hambatan Lekat (HL) HL * 20/10 Jumlah HS=HL/10 Daya Dukung Pon. (meter) konus ppk konus(jpk) HL=jpk-ppk Hambatan Lekat Hambatan se- (V Pile 22,5 Cm)
kg/cm² kg/cm² kg/cm² kg/cm (JHL) kg/cm tempat (kg/cm) (kg)
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0 0,00
.20 3,00 3,00 0,00 0,00 0,00 0,0 203,00
.40 4,00 5,00 1,00 2,00 2,00 0,1 297,67
.60 7,00 9,00 2,00 4,00 6,00 0,2 554,67
.80 10,00 12,00 2,00 4,00 10,00 0,2 811,67
1.00 15,00 20,00 5,00 10,00 20,00 0,5 1285,00
.20 25,00 30,00 5,00 10,00 30,00 0,5 2096,67
.40 28,00 34,00 6,00 12,00 42,00 0,6 2461,67
.60 30,00 36,00 6,00 12,00 54,00 0,6 2759,00
80 38,00 46,00 8,00 16,00 70,00 0,8 3516,33
2,00 45,00 52,00 7,00 14,00 84,00 0,7 4179,00
.20 48,00 56,00 8,00 16,00 100,00 0,8 4598,00
.40 50,00 58,00 8,00 16,00 116,00 0,8 4949,33
.60 45,00 50,00 5,00 10,00 126,00 0,5 4746,00
80 42,00 48,00 6,00 12,00 138,00 0,6 4705,00
3,00 40,00 46,00 6,00 12,00 150,00 0,6 4731,67
.20 35,00 40,00 5,00 10,00 160,00 0,5 4528,33
.40 30,00 36,00 6,00 12,00 172,00 0,6 4352,00
.60 25,00 30,00 5,00 10,00 182,00 0,5 4148,67
80 38,00 46,00 8,00 16,00 198,00 0,8 5244,33
4,00 40,00 48,00 8,00 16,00 214,00 0,8 5595,67
.20 45,00 52,00 7,00 14,00 228,00 0,7 6123,00
.40 55,00 62,00 7,00 14,00 242,00 0,7 6988,67
.60 60,00 68,00 8,00 16,00 258,00 0,8 7543,00
80 70,00 78,00 8,00 16,00 274,00 0,8 8435,67
5,00 105,00 112,00 7,00 14,00 288,00 0,7 10993,00
.20 120,00 128,00 8,00 16,00 304,00 0,8 12224,00
.40 145,00 152,00 7,00 14,00 318,00 0,7 14104,67
.60 160,00 168,00 8,00 16,00 334,00 0,8 15335,67
80 175,00 185,00 10,00 20,00 354,00 1,0 16620,67
6,00 180,00 190,00 10,00 20,00 374,00 1,0 17229,00
.20 195,00 205,00 10,00 20,00 394,00 1,0 18514,00
.40 210,00 225,00 15,00 30,00 424,00 1,5 19934,00
.60 213,00 224,00 11,00 22,00 446,00 1,1 20434,00
80 218,00 228,00 10,00 20,00 466,00 1,0 21042,33
7,00
LOKASI : Rumah Sakit Haji Tanpa Perancah M.A.T = 3.40 m