TUGAS AKHIR
TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PAJAK RESORAN DI DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN
OLEH :
NAMA : AKHBAR HABIBI NIM : 092600074
Untuk memenuhi salah satu syarat menamatkan studi pada Program Diploma III
Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, berkah serta hidayah NYA kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan mandiri ini sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih serta penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada ayahanda Drs. Marasi Tambunan dan ibunda tersayang
Eli Serimastati Siregar, S.pd yang telah membimbing dengan penuh cinta dan kasih
sayang, memelihara dan memperhatikan penulis sejak kecil serta selalu mencukupi
segala keperluan baik secara moril maupun materil hingga akhirnya penulis mampu
menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Selanjutnya penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik
secara moril dan materil dalam menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan mandiri
ini, terutama sekali kepada :
1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Sumatera Utara, Bapak
2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara,Msi Selaku Ketua Jurusan Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU, Bapak Dan Ibu Dosen Serta
Staf Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Arlina, SH, M.hum selaku dosen pembimbing saya yang telah
membimbing untuk menyelesasikan tugas Akhir ini.
4. Seluruh Staf Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FISIP USU.
5. Bapak H. Ahmad Buchori Siregar Kepala Dinas Pendapatan Pengelolan
Keuangan Dan Asset Daerah Kota Padangsidimpuan.
6. Bapak Alfian, S,sos Selaku Supervisor Lapangan yang telah membantu
penulis dalam memberikan data-data yang berhungan dengan penyelesaian
laporan tugas akhir penulis ini.
7. Buat Mbungku tercinta Septi Rulisni Pulungan yang selalu bisa memberi
semangat dan dukungan kepada penulis.
8. Buat Adik-Adikku Tersayang Dinda, Rian Dan Lola yang telah memberikan
semangat kepada penulis dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.
9. Buat Kakanda Hari Surya Darma yang membantu dalam penyelesaian Tugas
Akhir ini.(tkns ya bg)
10.Buat Tulang Rahmat Bahagia Siregar, Tulang Lokot Ahmad Enda Siregar,
Dan Tulang Lukman Hakim Siregar yang selalu membimbing dan
Terimakasih banyak ya tulang.. semoga aiy bisa menjadi orang yang berhasil
seperti tulang dan bisa membahagiakan mama.
11.Buat Roni Rahmat dan seluruh teman-teman angkatan 2009 yang selama ini
telah menjadi keluarga dan sahabat penulis . love you all guys….
Laporan ini sudah selesai, namun penulis menyadari bahwa masih ada
kekurangan didalamnya karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
penulis. Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
semua yang membaca sebagai wacana dalam memperluas cakrawala
pengetahuan.
Kiranya Allah SWT memberikan hidayah NYA kepada kita semua sehingga
sukses dalam menggapai cita-cita yang diinginkan. Amin.
Medan,05 Agustus 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI...iv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri...1
B. Tujuan Dan Mamfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri...4
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri...4
2. Mamfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri...5
C. Uraian Teoritis ...6
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri...9
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )...9
F. Metode Pengumpulan Data...11
BAB II : GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan………...15
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Dinas Pendapatan
Kota Medan………...19
D. Gambaran Jumlah Pegawai Dinas Pendaptan Kota Medan……...31
E. Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan
golongan………32
BAB : III GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN
A. Defenisi Pajak Restoran………33
B. Objek Pajak Restoran………34
C. Cara Perhitungan Pajak Restoran………..35
D. Mekanisme Pemungutan Pajak Restoran Di Dinas Pendapatan
Kota Medan………...36
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI
A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Restoran Di Kota Medan……..39
B. Faktor-Faktor Yang Menghambat Penerimaan Pajak Restoran…42
C. Upaya-Upaya yang dilakukan untuk Meningkatkan Penerimaan
Pajak Restoran………..43
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………..45
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
disebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki sumber pendapatan asli Daerah,
berasal dari hasil pajak Daerah, hasil retribusi Daerah dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 juga menjelaskan tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara. Pendatan Asli Daerah yang antara lain berupa Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan
penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan Daerah, untuk meningkatkan dan
meratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, daerah mampu
melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya
Berdasarkan kutipan tersebut jelas diketahuai salah satu sumber
pendapatan asli daerah berasal dari Pajak Daerah. Pajak Daerah adalah pungutan
daerah menurut peratuan yang di tetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah
sebagai badan hukum publik yang di atur dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dimana Pajak Daerah terbagi menjadi
dua jenis, yaitu pajak provinsi yang terdiri dari :
1. Pajak Kenderaan Bermotor
2. Bea Balik Naman Kenderaan Bermotor
3. Pajak Bahan bakar kederaan bermotor
4. Pajak Air Permukaan
5. Pajak Rokok
Pajak Kabupaten dan Kota yang terdiri dari :
Pajak hotel
1. Pajak Restoran
2. Pajak Hiburan
3. Pajak Reklame
4. Pajak Penerangan Jalan
5. Pajak Parkir
6. Pajak Air Tanah
8. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Pajak Rstoran adalah salah satu pajak yang dikelola langsung oleh
Pemerintah Daerah, yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli
daerah guna mendukung kesinambungan kota Medan. Pajak restoran juga
sangat potensial dalam meningkatkan penerimaan daerah, maka dalam
menyelenggarakan Pajak Restoran tersebut, Pemerintah Daerah mealau Dinas
Pendapatan Daerah kota Medan harus mengawasi proses pelaksanaan pajak
Restoran ini sesuai dengan peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah yang
telah di tetapkan.
Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan mempunyai peranan yang
sangat besar dalam menyelenggarakan Pajak Restoran di Kota Medan.
Bagaimana sebenarnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar dan
melaporkan Pajak Restor pada Dinas Pendapatan Kota Medan, dimana pihak
Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan harus melakukankegiatan yang lebih
intensif dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD)
Dalam pelaksanaan Pajak Restoran tersebut tentunya masih banyak di
temukan permasalahan-permasalahan dan hambatan-hambatan terutama bagi
Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, petugas yang berwenang dalam
pelaksanaan Pajak Restoran ini harus lebih meningkatkan kinerjanya,
tersebut dapat diatasi, tentunya akan dapat meningkatkan Penerimaan Daerah,
yang nantinya akan dapat digunakan sebagai pembangunan daerah.
Hal inilah yang menjadikan penulis tertarik dalam memilih kantor Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan sebagai tempat Praktik Kerja Lapangan
Mandiri ( PKLM ), dan “Tingkat Kepatuhan Dalam Pembayaran Pajak Restoran Di Dinas Pendapatan Daerah Kota medan” sebagai objek pajak yang menarik untuk di jadikan wadah praktik kerja lapangan.
B. Tujuan dan Mamfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) merupakan suatu kegiatan
penerapan ilmu yang di peroleh mahasiswa selama bangku perkuliahan agar
mengenal situasi dunia kerja sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa
itu sendiri. Kegiatan PKLM ini memiliki beberapa tujuan dan mamfaat bagi
mahasiswa, pihak universitas, instansi atau badan yang dijadikan tempat
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri tersebut.
Adapun tujuan diadakannya PKLM, yaitu:
1.1Untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran
Pajak Restoran di Dinas Pendapatan Kota Medan.
1.2Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat penerimaan
penerimaan Pajak Restoran dalam meningkatkan pendapatan asli Daerah
1.3Untuk mengetahui upaya-upaya untuk mengoptimalkan penerimaan Pajak
Restoran Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah pada Dinas
Pendapatan daerah Kota Medan.
2. Mamfaat Praktik kerja Lapangan Mandiri
2.1Mamfaat Bagi mahasiswa yaitu :
a. Dapat mempraktikkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah ke
dalam dunia kerja.
b. Dapat melaksanakan observasi tentang pengelolaan Pajak Restoran.
c. Mengetahui dan memahami cara Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
dalam meningkatkan pendapatan asli daerah khusunya Pajak Restoran.
d. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa menyangkut sistem dan
prosedur dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Restoran di Dinas
Pendapatan Kota Medan.
2.2 Mamfaat bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yaitu :
a. Menambah hubungan kerjasama antar Universitas khususnya Program
Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan Pemerintah Kota
Medan Khususnya Dinas Pendapatan Kota Medan.
b. Mempromosikan Sumber Daya Manusia yang potensial di Program Studi
Diploma III administrasi Perpajakan.
2.3 Mamfaat Bagi Instansi Pemerintah Khusunya di Dinas Pendapatan Daerah
a. Diharapkan dapat memberi masukan dan saran bagi penyempurnaan
sistem administrasi dan pemungutan Pajak Restoran di Dinas Pendapatan
Daerah Kota Medan.
b. Dapat meningkatkan hubungan baik dan kerja sama dengan pihak
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
c. Agar dapat membantu Dinas Pendapat Daerah Kota Medan dalam hal
mensosialisasikan pentingny Pajak Restoran terhadap pembangunan Kota
Medan Kepada Masyarakat.
C. Uraian Teoritis 1. Defenisi pajak
1.1Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2007 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah konstribusi wajib
kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi dan badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
1.2Menurut Prof.DR.Rochmat Soemitro, SH, Pajak adalah iuaran kepada
kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontrapretasi) yang langsung
dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
1.3Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak
Daerah, Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
1.4Berdasarkan Perda Kota Medan No. 12 tahun 2003, Pajak Restoran
adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran
adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut
bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung,
bar dan sebagainya termasuk jasa boga/katering.
2. Objek dan Subjek Pajak Restoran
Berdasarkan Perda Kota Medan No. 12 tahun 2003 adapun yang menjadi
objek dan subjek Pajak Restoran yakni meliputi:
2.1Objek Pajak Restoran
Objek Pajak Restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan
pembayaran di restoran termasuk rumah makan, kafetaria, kantin,
warung, bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering dan meliputi
pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi
oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat
lain.
a. Pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai
penjualannya tidak melebihi Rp.600.000
b. Penjualan makanan dan/atau minuman di tempat yang
disertai dengan fasilitas penyantapan di hotel.
2.2Subjek Pajak
a. Subjek pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan pembayaran atas pelayanan restoran.
b. Wajib Pajak restoran adalah penguasa restoran.
3. Tarif Pajak Restoran
3.1Dasar pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang
dilakukan kepada restoran.
3.2Tarif Pajak Restoran adalah sebesar 10% (sepuluh persen)
3.3Besarnya pokok Pajak Restoran dihitung dengan cara mengalikan tarif
pajak dengan dasar pengenaan Pajak Restoran.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik kerja lapangan Mandiri yaitu:
1. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam pembayaran Pajak Restoran.
2. Data penerimaan Pajak Restoran pada dinas pendapatan daerah Kota
Medan tahun 2007-2011
3. Peran dan upaya yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
dalam mengoptimalkan kepatuhan Wajib Pajak dalam pembayaran Pajak
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi metode dalam melaksanakan praktik kerja
lapangan mandiri ini, penulis akan melakukan metode-metode terapan yang
telah dibuat sesuai dengan ketentuan Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan yaitu:
1. Tahapan Persiapan
Tahap persiapan yang akan dilakukan penulis adalah mencari judul yang
tepat. Kemudian mengajukan judul untuk mendapatkan persetujuan dari
Ketuan Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
2. Persiapan Studi Literatur
Persiapan studi literatur yang akan dilakukan penulisan adalah persiapan
dalam mencari dan mempersiapkan sesuatu yang berhubungan dan dapat
dijadikan sumber oleh penulis dalam menjalankan praktik kerja lapangan
mandiri ini.
3. Observasi Lapangan
Penulis dalam melakukan observasi lapangan sesuai dengan peraturan
yang berlaku, dimana dalam observasi ini penulis mencari data dan
informasi pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan. Serta mempelajari
data-data yang berhubungan dengan masalah-masalah yang akan dibahas
4. Pengumpulan Data
Dalam hal ini yang menjadikan laporan penulis sesuai adalah data yang
diperoleh, darimana dan bagaimana data tersebut diperoleh. Dengan
memperlihatkan lokasi, penulis mengadakan praktik kerja lapangan
mandiri dan sumber-sumber yang digunakan penulis untuk penambahan
data, misalnya buku-buku mengenai materi yang akan dibahas, wawancara
yang akan dilakukan penulis, dan lainnya.
Penulis melakukan pengumpulan data melalui:
4.1Data Primer : data yang diperoleh melalui wawancara terhadap
orang-orang yang dianggap mampu memberikan masukan dan
informasi serta observasi penulis di lapangan tempat objek Praktik
Kerja Lapangan mandiri.
4.2Data Sekunder : data/informasi yang dioeroleh melalui studi
literatur seperti sumber-sumber pustaka, Undang-Undang,
dokumentasi maupun literatur lain yang berhubungan dengan
objek Praktikum Kerja Lapangan Mandiri.
5. Analisa Data dan Evaluasi
Data yang berhasil dikumpulkan oleh penulis, terlebih dahulu dianalisis
untuk mengetahui kebenaran akan data tersebut, dan sesuai atau tidaknya
dengan materi. Pengamatan data ini akan dilakukan dengan evaluasi akan
sumber data dan banyaknya data yang akan diperoleh.
Pengumpulan data yang akan dilakukan penulis masih berdasarkan prosedur yang yang ditetapkan, yaitu dengan cara memaparkan hal-hal yang
akan dibawakan. Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan
dalam praktik kerja lapangan mandiri ini, penulis menggunakan 3 (tiga)
teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Daftar wawancara, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan
pada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap masalah yang diteliti.
2. Daftar observasi, yaitudengan cara pengamatan dan pencatatan langsung
terhadap fenomena yang terjadi di Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan.
3. Daftar dokumentasi, yaitu data yang berisikan dokumentasi yang didapat
oleh penulis selama melakukan praktik kerja lapangan mandiri di tempat
yang ditentukan.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Untuk mempermudah pembahasan maka sistematika penulisan laporan
PKLM ini dibuat dalam 5 (lima) bab yang terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah PKLM,
tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis, serta ruang lingkup, metode
praktik kerja lapangan mandiri dari sistematika penulisan laporan
PKLM.
Pada bab ini diberikan gambaran umum mengenai lokasi penulis
melakukan praktik kerja lapangan mandiri. Dalam bab ini juga akan
diuraikan mengenai struktur ortanisasi, tugas dan fungsi dari Kantor
Dinas Pendapatan Kota Medan.
BAB III : GAMBARAN DATA PKLM
Pada bab ini diuraikan dan dideskripsikan mengenai tingkat
kepatuhan wajib Pajak membayar Pajak restoran serta peran dan upaya
yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan untuk
mengoptimalkan Pajak Restoran di Kota Medan
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis menganalisis dan mengevaluasi masalah yang
dihadapi mengenai masalah yang timbul dan alternatif pemecahan
masalah tersebut.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan kesimpulan dari semua yang telah diuraikan
pada bab-bab sebelumnya, dan akan diberikan saran-saran terhadap
BAB II
GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN
A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan
Pada mulanya Dinas Pendapatan Kota Medan adalah suatu Sub Bagian pada Bagian Keuangan yang mengelolah bidang penerimaan dan pendapatan Daerah. Pada
sub ini tidak terdapat lagi sub seksi, karena pada saat ini Wajib Pajak/Wajib Pajak
Retribusi yang berdomisili di daerah Kota Medan belum begitu banyak.
Mempertimbangkan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan
penduduk di kota Medan melalui Peraturan Daerah sub bagian keuangan tersebut di
ubah menjadi bagian IX/Pendapatan. Pada Bagian IX/Pendapatan dibentuklah
beberapa seksi yang mengelola Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah yang
merupakan para Wajib Pajak / Wajib Pajak Retribusi Daerah Kota Medan
Sehubungan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor
KUPD/7/12/41-10 tentang penyeragaman struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah diseluruh
Indonesia, maka Pemerintah Daerah Kota Medan berdasarkan PERDA Nomor 12
tahun 1987, menyesuaikan atau membentuk struktur organisasi Dinas Pendapatan
Bagian Tata Usaha terdiri dari 3 Kepala Sub Bagian. Peningkatan penerimaan
pendapatan daerah melalui Sub Sektor Perpajakan, Retribusi Daerah, Pendapatan
Daerah lainnya serta peningkatan pemungutan Pajak Parkir yang merupakan
kontribusi yang cukup penting bagi Pemerintah Daerah.
Meningkatnya Pendapatan Daerah hendaknya tidak harus ditempuh dengan
cara menaikkan tarif saja, tetapi yang lebih penting dengan memperbaiki atau
menyempurnakan administrasi, sistem dan prosedur serta organisasi dari Dinas
Pendapatan Daerah yang ada sekarang. Namun kondisi saat ini dirasakan tuntutan
untuk perlunya meninjau kembali dan penyempurnaan Manual Pendapatan Daerah
(MAPATDA) dimaksud seiring dengan tuntutan gerak pembangunan yang sedang
berjalan terutama dari pola pendekatan yang selama ini dilakukan secara sektorat
perlu diubah secara fungsional dan disesuaikan dengan kebijaksanaan pemerintah
yang paling akhir dibidang Perpajakan, maka penyempurnaan telah dilaksanakan
secara sungguh-sungguh sehingga berhasil disusun Manual Pendapatan Daerah
(MAPATDA).
Adapun penyempurnaan dimaksudkan dituangkan didalam :
1. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973/442 Tahun 1988 tanggal 26
Mei 1988, tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan, Retribusi Daerah dan
Pendapatan Daerah lainnya serta pemungutan Pajak Parkir diseluruh
Indonesia
2. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 10 tanggal 26 Mei 1988, tentang
3. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1988, tentang pelaksanaan
organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Kota Medan.
Penyempurnaan sistem dan prosedur perpajakan dan Organisasi Pendapatan Kota
Medan atau Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA) yang dilaksanakan bertahap
dan penyempurnaan ini merupakan berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Nomor 061/1867/PUOD, tanggal 2 Mei 1988, Instruksi Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Sumetera Utara Nomor 188.342.20/1991, tanggal 11 Maret 1991, yang
terakhir diubah dengan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor
188.342/790/SK/1991, tentang pelaksanaan PERDA Nomor 16 tahun 1991 tentang
susunan organisasi dan tata cara kerja Dinas Pendapatan Kota Medan.
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan
Untuk memperlancar dan mengatur kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan
aktifitasnya, Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan telah membuat struktur
organisasi. Stuktur organisasi merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan
yang efektif yakni terciptanya garis koordinasi yang baik serta adanya hubungan yang
baik antara pimpinan dengan bawahan.
Untuk menunjang seluruh kegiatan yang ada pada Dinas Pendapatan Kota
Medan dan untuk pencapaian tujuan maka diadakan pembagian tugas dan fungsi
masing-masing sehingga memudahkan mengawasi pekerjaan. Dengan adanya
pembagian tugas yang dituangkan dalam struktur organisasi akan memberikan
Struktur organisasi yang digunakan untuk Dinas Pendapatan Kota Medan
adalah bentuk organisasi garis dimana bentuk tersebut menggunakan sistem
koordinasi mengalir dari pimpinan ke bawahan secara langsung dimana pihak
bawahan bertanggung jawab kepada pimpinan atas pekerjaaan yang diberikan
kepadanya.
Adapun susunan organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan terdiri dari :
1. Dinas
2. Sekretariat, membawahkan :
1.1.Sub Bagian Umum
1.2.Sub Bagian Keuangan
1.3.Sub Bagian Penyusunan Program
3. Bidang Pendapatan dan Penetapan,
3.1.Seksi Pendatann dan Pendaftaran
3.2.Seksi Pemeriksaan
3.3.Seksi Penetapan
3.4.Seksi Pengolahan dan Informasi
4. BidangPenagihan, Membawahkan:
4.1.Seksi Pembukuan dan Vertifikasi
4.2.Seksi Penagihan dan Perhitungan
4.3.Seksi Pertimbangan dan Restitusi
5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan, Terdiri Atas:
5.2.Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
5.3.Seksi Penatausahaan Bagi Hasil
5.4.Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan
6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah, Terdiri Atas:
6.1.Seksi Pengembangan Pajak
6.2.Seksi Pengembangan Retribusi
6.3.Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain
7. Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)
8. Kelompok Jabatan Fungsional
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan Adapun susunan organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan
Keputusan Walikota Medan Nomor 1 tahun 2010, pasal 2 tentang Rincian Tugas
Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan.
Dalam Peraturan Walikota, yang dimaksud yaitu :
1. Daerah adalah Kota Medan
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan
3. Walikota adalah Walikota Medan
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Medan
5. Dinas adalah Dinas Pendapatan Kota Medan
7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah unsure pelaksan teknis pada Dinas yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
8. Kelompok Jabatan Fungsional adalah pemegang jabatan fungsional yang
tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu sesuai
kebutuhan daerah.
Adapun tugas pokok dari Kepala Dinas Dinas dan masing-masing seksi pada
Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan adalah sebagai berikut :
1. Dinas
Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah, yang dipimpin oleh
Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan daerah berdasarkan asas otonomi
dan tugas pembantuan.
Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas menyelenggarakan fungsi :
1.1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan.
1.2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendapatan.
1.3. Pembinaan dan pelaksanaan tgas di bidang pendapatan.
2. Sekretariatan
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administasi
umum, keuangan dan penyusunan program.
Adapun fungsi sekretarian adalah sebagai berikut:
2.1. penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan.
2.2. pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas.
2.3. pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan
Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan
kerumahtanggaan Dinas.
2.4. pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan
organisasi, dan ketatalaksanaan.
2.5. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas.
2.6. penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.
2.7. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan.
2.8. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Bagian sekretariatan terdiri dari beberapa sub dan tugas-tugas pokok, yaitu:
Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
sekretariat lingkup administrasi Umum.
b. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan.
c. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas sekretariatlingkup penyusunan program dan pelaporan.
3. Sub Bidang Pendataan dan Penetapan
Bidang Pendataan dan Penetapan dipimpin oleh Kepala Bidang,yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :
3.1. Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pendataan, pendaftaran, pemeriksaan
penetapan, dan pengolahan data informasi.
3.2. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pendataan dan Penetapan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pendataan dan
Penetapan.
b. penyusunan petunjuk teknis ruang lingkup pendataan, pendaftaran,
c. melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh wajib pajak, wajib
retribusi dan pendapatan daerah lainnya.
d. pelaksanaan pengolahan dan informasi baik dari Surat Pemberitahuan
Pajak Daerah (SPTPD), Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah
(SPTRD), hasil pemeriksaan dari instansi yang terkait.
e. pelaksanaan proses penetapan pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan daerah lainnya.
f. perencanaan dan penatausahaan hasil pemeriksaan terhadap Wajib
Pajak dan Wajib Retribusi.
g. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
pendataan dan penetapan.
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Adapun Bidang pendataan dan pendaftaran terdiri dari beberapa seksi
dan tugas-tugas pokok, yaitu:
a. Seksi pendataan dan pendaftaran
Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
bidang pendataan dan penetapan lingkup pendataan dan pendaftaran.
b. Seksi pemeriksaan
Seksi ini mempunyai tugas pokok sebagian bidang pendataan dan
penetapan lingkup pemeriksaan.
Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
bidang pendataan dan penetapan pokok pajak daerah / pokok retribusi
daerah.
d. Seksi pengolahan data
Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
bidang pendataan dan penetan lingkup data dan informasi.
4. Bidang Penagihan
Bidang Penagihan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Bagian Penagihan mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :
4.1.Bidang Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Dinas lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan, perhitungan, pertimbangan,
dan restitusi.
4.2.Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Penagihan mempunyai tugas dan
fungsi yaitu :
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Penagihan.
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup pembukuan, verifikasi,
penagihan, perhitungan, pertimbangan dan restitusi
c. pelaksanaan pembukuan dan verifikasi atas pajak daerah, retribusi
d. pelaksanaan penagihan dan tunggakan pajak daerah, retribusi daerah
dan pendapatan daerah lainnya.
e. pelaksanaan perhitungan restitusi dan atau pemindahbukuan atas pajak
daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.
f. pelaksanaan telaan dan saran pertimbangan terhadap keberatan wajib
pajak atas permohonan wajib pajak.
g. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
penagihan.
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepada Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Adapun bidang pelaksanaan terdiri dari beberapa seksi dan tugas-tugas
pokok, yaitu :
a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi
Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pertimbangan
dan restitusi.
b. Seksi Penagihan dan Perhitungan
Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas pokok
melaksanakan tugas Bidang Penagihan dan Perhitungan.
Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pertimbangan
dan restitusi.
5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan
Bidang Bagi Hasil Pendapatan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu:
5.1.Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak,
penatausahaan bagi hasil dan perundang-undangan dan pengkajian
pandapatan .
5.2.Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Bagi Hasil Pendapatan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Bagi Hasil Pendapatan.
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasi pajak dan bukan
pajak, penata usahaan bagi hasil dan perundang-undangan dan
pengkajian pendapatan.
c. pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan
d. pelaksanaan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan
bukan pajak, DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah.
e. pelaksanaan perhitungan penerimaan dari dana bagi hasil pajak/ bukan
pajak provinsi dan dana bagi hasil pajak/bukan pajak pusat, DAU,
DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah.
f. pelaksanaan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang-undangan
dan pengkajian hasil pendapatan daerah dibidang dana perimbangan,
dan lain-lain pendapatan yang sah.
g. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
bagi hasil pendapatan.
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya .
Adapun bidang pelaksanaan terdiri dari beberapa seksi dan tugas-tugas
pokok, yaitu:
a. Seksi Bagi Hasil Pajak
Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil pajak.
b. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil bukan
pajak.
Seksi Penatausahaan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup
penatausahaan bagi hasil.
d. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan
Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi
Hasil Pendapatan lingkup peraturan perundang-undangan dan kajian
pendapatan.
6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok dan
fungsi, yaitu:
6.1. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengembangan pajak, retribusi
dan pendapatan lain-lain.
6.2. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah menyelenggarakan fungsi :
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak,
retribusi dan pendapatan lain-lain.
c. pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan lainnya.
d. penghitungan potensi pajak dan retribusi daerah.
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaoran lingkup bidang
pengembangan pendapatan daerah.
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Adapun bidang pelaksanaan terdiri dari beberapa seksi beserta
tugas-tugas pokok, yaitu :
a. Seksi Pengembangan Pajak
Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup
pengembangan pajak.
b. Seksi Pengembangan Retribusi
Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup
pengembangan retribusi.
Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain memiliki tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan
lain-lain.
7. Unit Pelaksana Teknis
Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis
ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
Adapun peraturan yang berlaku, yaitu :
8.1. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
8.2. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional, dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior yang ditunjuk.
8.3. Jumlah tenaga kerja fungsional, ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
D. Gambaran Jumlah Pegawai Dinas Pendaptan Kota Medan
NO Bagian/ Subdis/ Bendahara/ Swakelola Jumlah
1 Sekretariat 71 Orang
Dinas 1 Orang
Bagian Umum /Keuangan/Penyusunan Program 36 Orang
Bendahara Penerimaan/Pengeluaran 20 Orang
Penyimpan Barang Berharga, Penyimpan Barang
& Pengurus Barang
14 Orang
2 Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah 26 Orang
3 Bidang Penagihan 49 Orang
4 Bidang Pendataan dan Penetapan (DATAP) 77 Orang
5 Bidang Bagi Hasil Pendapatan (BHP) 85 Orang
6 Unit Pelaksana Teknis (UTS) 336 Orang
7 Security 18 Orang
E. Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan golongan
No Golongan Jumlah
1 IV/b 1 orang
2 IV/a 5 orang
3 III/d 35 orang
4 III/c 37 orang
5 III/b 62 orang
6 III/a 70 orang
7 II/d 8 orang
8 II/c 17 orang
9 II/b 6 orang
10 II/a 51 orang
Jumlah Keseluruhan 292 orang
Keterangan:
Pegawai Negeri Sipil : 292 orang
Pegawai Honor : 59 orang
Yang dikaryakan : 1 orang
Pegawai Outsourcing : 310 orang
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN
A. Definisi Pajak Restoran
Berdasarkan Perda Kota Medan No. 12 tahun 2003, Pajak Restoran
adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran, Restoran adalah
Fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang
mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya
termasuk jasa boga /katering.
Dasar hukum Pemungutan pajak restoran pada suatu kabupaten atau kota adalah
sebagai mana di bawah ini :
1. Undang - Undang No.34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas
Undang – Undang No. 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi daerah.
2. Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah.
3. Keputusan Menteri Keuangan No.43 Tahun 1999 Tentang Sistem dan
Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan
Pendapatan lain-lain.
4. Peraturan Daerah No.12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah Kota Medan.
5. Undang-Undang No.28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
6. Keputusan Bupati/Walikota yang mengatur tentang Pajak Restoran sebagai
aturan Pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak Restoran pada
Kabupaten/Kota di maksud.
B. Objek dan Subjek Pajak Restoran
Berdasarkan Perda Kota Medan No.12 tahun 2003 adapun yang menjadi
objek dan subjek Pajak Restoran yakni meliputi :
1.1Objek Pajak Restoran
Objek Pajak Restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan
pembayaran di restoran termasuk rumah makan, kafetaria, kantin,
warung, bar dan sejenisnya serta meliputi pelayanan penjualan makanan
dan/atau minuman yang dikomsumsi oleh pembeli, baik di komsumsi di
tempat pelayanan maupun di tempat lain.
Dikecualikan dari objek Pajaka Restoran adalah :
a. Pelayan jasa boga/katering (berdasarkan UU No.28 Tahun 2009
Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pelayanan jasa
boga/katering sudah termasuk objek pajak.
b. Pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai penjualannya
tidak melebihi Rp.600.000.
c. Penjualan makanan dan atau minuman ditempat yang disertai
dengan fasilitas penyantapan di hotel.
a. Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan pembayaran atas pelayanan restoran.
b. Wajib Pajak Restoran adalah Pengusaha restoran
C. Cara Penghitungan Pajak Restoran 1.1Cara Perhitungan
Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif
dengan dasar pengenaan pajak
Secara umum perhitungan pajak restoran adalah sebagai berikut :
Pajak Terutang = Tarif pajak x Dasar Pengenaan Pajak
= Tarif Pajak x Jumlah Pembayaran yang dilakukan
Pada Restoran
Misalnya dasar pengenaan pajaknya sebesar 1.000.000,00 dikali dengan
Tarif pajak restoran sebesar 10%
Besar pajak = Rp. 1.000.000,00 x 10%
= Rp. 100.00,00
1.2Masa pajak adalah jangka waktu yang lama 1 ( satu ) bulan tahun takwim
1.3Pajak terutang dalam masa pajak terjadi atau timbul pada saat kegiatan
pelayanan di restoran dilakukan.
Setiap wajib pajak wajib mengisisurat pemberitahuan Pajak Daerah
(SPTPD). SPTPD tersebut harus di isi dengan jelas, benar dan lengkap serta
kepada Dispenda selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya
masa pajak.
D. Mekanisme Pemungutan Pajak Restoran Di Dinas Pendapatan Kota Medan
Pemungutan pajak restoran adalah suatu rangkaian mulai dari
penghimpunan data objek pajak restoran dan subjek pajak restoran, dengan
penentuan besarnya pajak restoran yang terutang sampai kegiatan menerima
pembayaran pajak restoran tersebut dari wajib pajak. Untuk itu wajib pajak
terlebih dahulu melaporkan jenis usahanya kepada Dinas Pendapatan Daerah
dengan mekanisme sebagai berikut :
1.1Pengukuhan Wajib Pajak
Wajib pajak restoran wajib mendaftarkan usahanya kepada Dinas
Pendapatan Daerah Kota medan dalam jangka waktu tertentu
selambat-lambatnya 30 (tiga Puluh ) hari sebelum dimulainya kegiatan usaha, untuk di
kukuhkan dan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWPD). Jangka waktu ini
sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan bupati atau walikota dimana pajak
restoran dipungut. Surat keputusan pengukuhan yang dikeluarkan kepala dinas
pendapatan daerah tidak merupakan dasar untuk menentukan mulai saat pajak
tentang pajak restoran, tetapi hanya merupakan sarana administrasi dan
pengawasan bagi petugas dinas pendapatan daerah. Apabila pengusaha restoran
atau rumah makan tidak mendaftarkan usahanya dalam jangka waktu yang di
sebgai wajib pajak secara jabatan. Penetapan secara jabatan dimaksudkan untuk
pemberian nomor pengukuhan dan NPWPD dan bukan merupakan penetapan
besarnya pajak terutang. Tata car pelaporan dan pengukuhan wajib pajak di
tetapkan oleh bupati/walikota dengan surat keputusan.
1.2Pendaftaran dan pendataan
Untuk mendapatkan data wajib pajak dilaksanakan pendaftaran dan
pendataan terhadap wajib pajak. Kegiatan pendataan dan pendaftaran diawali
dengan mempersiapkan dokumen yang diperlukan, berupa formulir pendataan
dan pendaftaran, kemudian diberi kepada wajib pajak. Setelah dokumen di
sampaikan kepada wajib pajak mengisi formulir pendaftaran dengan jelas
lengkap serta mengembalikan kepada petugas pajak. Selanjutnya petugas pajak
mencatat formulir pendataan dan pendaftaran yang dikembalikan oleh waib pajak
dalam daftar induk wajib pajak berdasarkan nomor urut yang digunakan sabagai
dasar untuk menerbitkan NPWPD.
1.3Pelaporan Pajak dan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (STPD)
Wajib pajak restoran wajib melaporkan kepada bupati/walikota, dalam
praktiknya kepada kepala dinas pendapatan daerah kabupaten/kota tentang
perhitungan pembayaran pajak restoran yang terutang. Wajib pajak yang telah
memiliki NPWPD setiap awal masa pajak wajib mengisi SPTPD. SPTPD diisi
dengan jelas, lengkap dan benar serta di tanda tangani oelh wajib pajak atau
sesuai dengan jangka waktu yang di tentukan. Umumnya SPTPD harus
disampaikan selambat-lambatnya lima belas hari (15) setelah berakhirnya masa
pajak. Seluruh data perpajakan yang diperoleh dari daftar isian tersebut dihimpun
dicatat atau dituangkan dalam berkas kartu data yang merupaka hasil, yang akan
di jadika sebagai dasar dalam perhitungan dan penetapan pajak terutang.
Ketentuan dan dokumen harus dicantumkan dan atau dilampirkan pada SPTPD
di tetapkan oleh walikota medan.
1.4Penetapan Pajak Restoran
Berdasarkan SPTPD yang di sampaikan oleh wajib pajak dan pendataan
yang dilakukan oleh petugas dinas pendapatan daerah, walikota atau pejabat yang
ditunjuk menetapkan pajak restoran yang terutang dengan menerbitkan surat
ketetapan pajak daerah (SKPD). SKPD harus dilunasi oleh wajib pajak paling
lama tiga puluh hari sejak diterimanya SKPD oleh wajib pajak atau jangka waktu
lain yang telah di tetapkan walikota. Apabila setelah lewat waktu yang di
tentukan wajib pajak tidak atau kurang membayar pajak terutang dalam SKPD,
wajib pajak dikenakan sangsi.
1.5Pembayaran Pajak Restoran.
Pajak restoran terutang dilunasi dalam jangka waktu ditentukan dalam
peraturan daerah. Penentuan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran
pajak ditetapkan oleh walikota. Pembayaran pajak restoran yang terutang
dilakukan ke kas daerah, bank, atau tempat lain yang telah di tunjuk oleh
Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak
(SSP). Pembayaran harus dilakukan sekaligus atau lunas. Kepada wajib pajak
yang telah melakukan pembayaran pajak diberikan tanda bukti pembayaran dan
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Restoran Di Kota Medan
Pajak restoran meruapaka salah satu komponen dari pendapatan asli daerah.
Pajak restoran memberikan kontribusi yang besar bagi PAD kota medan, dimana
pajak restoran dipergunakan untuk mendukung dan membiayai penyelengaraan
pemerintahan dan pembangunan kota medan.
Berikut ini tabel jumlah wajib pajak restoran dan target serta realisasi pajak
[image:44.612.109.507.441.692.2]restoran.
TABEL 3
Jumlah Wajih Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan Tahun Anggaran 2011 S/D Mei 2012
Jenis Pajak Restoran
Wajib Pajak
jumlah Self assessment Official assessment
1 Restoran cepat saji 83 - 83
2 Restoran nasional 157 - 157
3 Restoran khas daerah 74 - 74
4 War, nasi, kopi dll - 1.357 1.357
hiburan
jumlah 353 1.357 1.710
[image:45.612.107.507.112.181.2]Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan TABEL 4
Target dan realisasi Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Tahun 2007-2011
Tahun Target Realisasi Persentase (%)
2007 36.756.400.000 37.430.647.555,98 101.11
2008 38.594.220.000 43.026.546.385,34 111.11
2009 45.750.127.000 48.513.407.067,68 106.04
2010 71.772.950.000 63.001.970.875,10 87.78
2011 96.209.441.389 70.485.458.322,22 73,26
Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan
Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisa bahwa pada tahun 2007 target penerimaan pajak restoran yang di tetapkan APBD adalah sebesar
Rp.36.756.400.000 dengan realisasi sebesar Rp. 37.430.647.555,98. Artinya
penerimaan pajak restoran tahun 2007 dapat di capai dengan persentase sebesar
101,11% ini menunjukkan bahwa penerimaan pajak restoran tealh memenuhi
Pada tahun 2008 realisasi penerimaan pajak restoran adalah
Rp.43.026.546.385,34. Realisasi ini juga melebihi target yang tealh di tentukan
APBD yakni sebesar Rp.38.594.220.000 dengan kata lain penerimaan tahun ini
melebihi target sebesar Rp.4.432.326.385,34.
Pada tahun 2009 realisasi penerimaan pajak restoran mencapai
Rp.45.750.127.000 dengan realisasi sebesar Rp.48.513497.067,68. Disini bisa
kita lihat, walaupun target yang di tetapkan APBD naik sebesar hampir 19% dari
target pada tahun sebelumnya namun realisasi penerimaan pajak restoran masih
dapat melewati target yang di tetapkan, bahkan persentase kelebihannya
mencapai 6,04%.
Kemudian pada tahun 2010, target yang ditentukan APBD adalah sebesar
Rp.71.772.950.000, sementara realisasi penerimaan pajaknya hanya
Rp.63.001.970.875,10. Presentasi yang dicapai pada tahun ini hanya 87,78% dari
target yang ditetapkan atau dengan kata lain target yang ditetapkan tidak dapat
dipenuhi. Salah satu faktor utama sehingga tercapainya target adalah, penetapan
target yang terlalu besar oleh APBD, dari tabel di atas dapat kita analisa, bahwa
kenaikan target dari tahun 2009-2010 hampir sekitar Rp 25 milyar, walaupun
jumlah wajib pajak tiap tahunnya terus bertambah namun target ini masih terlalu
besar untuk direalisasikan, karena pertambahan wajib pajak tiap tahunnya lebih
cepat saji yang notabene sebagai wajib pajak dengan jumlah pajak yang besar
setiap tahunnya.
Selanjutnya tahun 2011 realisasi penerimaan pajak restoran adalah
Rp.70.485.458.322,22. Realisasi kurang dari target yang telah ditetapkan APBD
yakni sebesar Rp.96.209.441.389,00 dengan kata lain target yang ditetapkan
tidak dapat dipenuhi.
Dari data dan uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa tingkat
kepatuhan wajib pajak Restoran dari tahun anggaran 2007-2011 berada pada
level yang bagus (patuh) mengacu daripada realisasi yang hampir disetiap
tahunnya meningkat dan melebihi target yang ada. Peningkatan jumlah
pendapatan pajak Restoran ini juga disebabkan oleh bertambahnya objek pajak
Restoran di daerah kota Medan.
B. Faktor-Faktor Yang Menghambat Penerimaan Pajak Restoran
Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pemungutan pajak
restoran yang ada di kota Medan adalah:
1. Masih terdapatnya Wajib Pajak yang menyampaikan SPTPD-nya
tidak tepat waktu.
2. Masih terdapatnya Wajib Pajak yang belum menyampaikan SPTPD,
3. Masih terdapatnya Wajib Pajak yang belum sepenuhnya melaporkan
dan membayarkan Pajak Restoran yang terutang.
4. Wajib Pajak yang menutup usahanya dan tidak melaporkannya ke
Dispenda.
C. Upaya-Upaya yang dilakukan untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak Restoran.
Agar penerimaan Pajak Restoran selalu mencapai target yang ditentukan,
maka diperlukan upaya-upaya yang dilakukan demi peningkatan penerimaan
Pajak Restoran. Upaya-upaya tersebut antara lain:
1. Melaksanakan pendataan ulang terhadap potensi atau aset wajib pajak
yang sudah terdaftar, serta melakukan upaya ekstensifikasi untuk
mendata calon-calon Wajib Pajak baru.
2. Melaksanakan upaya pendekatan persuasif kepada Wajib Pajak yang
melaksanakan pembayaran tidak sesuai dengan nilai yang tercantum
dalam SKPD.
3. Mengembalikan SPTPD yang belum sepenuhnya menggambarkan
potensi atau aset yang dimiliki oleh wajib pajak.
4. Menyampaikan surat teguran kepada Wajib Pajak yang belum
5. Melaksanakan pemeriksaan langsung terhadap Wajib Pajak.
6. Melaksanakan penagihan langsung kepada Wajib Pajak yang belum
menyetorkan pajak sesuai dengan yang dilaporkan serta memberikan
sanksi bagi wajib pajak yang menghindar dari beban pajaknya.
7. Mengarahkan dan meningkatkan kinerja petugas lapangan untuk
dapat bekerja optimal dengan cara memberikan pembinaan dan
pelatihan khusus.
8. Memberikan penyuluhan dan sosialisasi mengenai Pajak Daerah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penyajian yang disampaikan penulis di dalam laporan akhir ini
maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.
Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman denga
dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin,
warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering.
2. Sistem yang dilakukan dalam pemungutan pajak restoran adalah self
assesment dan official assesment system.
3. Dispenda kota medan merupaka unsur pelaksana pemerintah daerah dalam
melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab walikota medan dibidang
pengelolaan dan pendapatan daerah.
4. Tingkat kepatuhan wajib pajak restoran berada dalam tahap aman (patuh)
karena dalam priode 2006-2009, realisasi penerimaan pajak restoran selalu
melebihi target yang di tetapkan APBD, namun pada tahun 2010 realisasi
yang ada tidak mencapai target yang telah di tetapkan karena tingginya
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah dibuat maka penulis dapat memberikan
beberapan saran yakni sebagai berikut :
1. Para pegawai dinas pendapatan kota medan hendaknya lebih
meningkatkan kinerja dan disiplin agar dapat mengoptimalkan
penerimaan pajak daerah.
2. Dispenda kota medan hendaknya lebih meningkatkan pengawasan
terhadap objek pajak restoran dan pendataan terhadap potensi-potensi
objek pajak baru agar dapat lebih meningkatkan penerimaan dari sektor
pajak restoran.
3. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini para pegawai dispenda kota
medan, perlu ditingkatkan lagi kualitas dan disiplin kerjanya dengan
diberikan pelatihan-pelatihan khusus dan intensif dalam bidang
perpajakan.
4. Dispenda kota medan harus lebih meningkatkan sosialisasi dan
penyuluhan kepada masyarakat mengenai pajak daerah.
5. Dispenda kota medan hendaknya lebih tegas dalam memberikan sanksi
DAFTAR PUSTAKA
Resmi, Siti. 2008. pPerpajakan: Teori dan Kasus Edisi $. Jakarta: salemba Empat. Siahaan, Marihot. P. 2005. Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah . PT.Grafindo Persada Jakarta
PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daearah dan Retribusi daerah