• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Tindakan Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Murid SD Shafiyyatul Amaliyyah Pada Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Tindakan Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Murid SD Shafiyyatul Amaliyyah Pada Tahun 2011"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI

DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN

GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL

AMALIYYAH PADA TAHUN 2011.

Oleh:

IZZATI AFIFAH AZMI

080100307

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI

DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN

GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL

AMALIYYAH PADA TAHUN 2011.

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

IZZATI AFIFAH AZMI

080100307

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Tindakan Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Murid SD Shafiyyatul Amaliyyah

Pada Tahun 2011. NAMA : IZZATI AFIFAH AZMI

NIM : 080100307

Pembimbing

(dr. Rina Amelia, MARS)

Penguji I

(dr.Nurfida Khairina Arrasyid, MKes)

Penguji II

(dr. Bugis Mardina, SpA)

Mengetahui:

Universitas Sumatera Utara Fakultas Kedokteran

Dekan

(4)

ABSTRAK

Kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah terjadinya penyakit-penyakit rongga mulut. Terjadinya gangguan kesehatan rongga mulut dapat disebabkan faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan terutama anak-anak tentang perawatan gigi dan mulut yang baik.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut pada murid SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Disain penelitian yang dilakukan adalah survei bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan studi potong lintang (cross-sectional study). Populasi penelitian ini adalah murid SD SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan, sampel berjumlah 70 yang daimbil dengan tehnik random sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, data primer didapatkan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden, dan selanjutnya data diolah dengan menggunakan uji Chi Squre.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan anak SD Shafiyyatul Amaliyyah tentang kesehatan gigi dan mulut adalah baik sebanyak 67 orang (95,7%), tindakan murid SD Shafiyyatul Amaliyyah dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah baik sebanyak 69 orang (98,6%). Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan murid SD Shafiyyatul Amaliyyah tentang kesehatan gigi dan mulut dengan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut (p=0,831).

Disarankan untuk penelitian yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi sebelum melakukan pengambilan data, misalnya melakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut kemudian dinilai tindakan responden sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.

(5)

ABSTRACT

Oral hygiene is very important in preventing oral diseases. The occurrence

of oral health problems can be caused by behavioral factors or neglect of oral

hygiene. This can be caused by a lack of knowledge, especially the in

children about dental care and good oral hygiene.

The purpose of this study was to analyze the relationship of

knowledge about oral health with oral hygiene actions and in the elementary

students of Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Design of research is via a

survey conducted using descriptive analysis and cross-sectional study

approach (cross-sectional study). The study population is elementary students of

Shafiyyatul Amaliyyah Medan, and the sample was 70 person. Data were taken

using random sampling techniques. The data used were primary and secondary

data, where the primary data obtained using a questionnaire given to respondents

were further processed using Chi squre test.

The results showed the level of elementary school students of

Shafiyyatul Amaliyyah’s knowledge about oral health is good as many as 67

people (95.7%), while their action in maintaining oral hygiene is good as many as 69

people (98.6%). There is no relationship between knowledge of oral health in

Shafiyyatul Amaliyyah elementary students with dental hygiene actions and

mouth (p = 0.831).

It is recommended that for further research, intervention can be done prior to

data collecting, in a way to evaluate respondents’ oral hygiene action before and

after intervention is done.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan program studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam karya tulis ini, dipaparkan landasan pemikiran dan segala konsep serta hasil yang diperoleh dari penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Tindakan Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Anak SD Shafiyyatul Amaliyyah Pada Tahun 2011”.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Rina Amelia, MARS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran selama penulisan karya tulis ilmiah ini.

3. dr. Nurfida Khairina Arrasyid, MKes dan dr. Bugis Mardina, SpA selaku dosen penguji I dan dosen penguji II.

4. Keluarga penulis yang tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dan doa selama menyiapkan karya tulis ilmiah ini.

5. Seluruh dosen dan staf Program Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

(7)

7. Teman-teman seperjuangan penulis yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan selama penulis menyiapkan karya tulis ilmiah ini.

8. Semua pihak yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam proses penyusunan dan penyiapan karya tulis ilmiah ini

Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan di masa akan dating dan kiranya dapat menjadi rujukan untuk penulisan yang lebih baik.

Kepala Batas, 05 Disember 2011 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan..………..i

Abstrak……….. ..ii

Abstract………. .iii

Kata Pengantar………...iv

Daftar Isi……….…vi

Daftar Tabel………....ix

Daftar Gambar………....x

Daftar Lampiran………. ...xi

BAB 1 PENDAHULUAN………... …... 1

1.1Latar Belakang………... 1

1.2 Rumusan Masalah………...……. 3

1.3 Tujuan Penelitian………. 4

1.4 Manfaat Penelitian………... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………. 5

2.1 Pengetahuan……… 5

2.2 Tindakan………... 7

(9)

2.4 Kesehatan Gigi dan Mulut……….. 9

2.5 Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut…....………. 12

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.…... 19

3.1 Kerangka Konsep……….. 19

3.2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran………. 19

3.3 Hipotesa………. 21

BAB 4 METODE PENELITIAN……….. 22

4.1 Jenis Penelitian……….. 22

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian……… 22

4.3 Populasi dan Sampel……….. 22

4.4 Metode Pengumpulan Data……… 24

4.5 Pengolahan dan Analisa Data………. 24

4.6 Uji Validitas……… 25

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 38

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………. 25

5.2 Hasil Penelitian ……….. 25

5.2.1 Karekteristik Responden……….…. 25

(10)

5.2.3 Tindakan Responden Menjaga Kebersihan Gigi Mulut.. 27

5.3 Hasil Analisis Statistik……… 28

5.3.1 Hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut ……… 28

5.4 Pembahasan……… 29

5.4.1 Tingkat Pengetahuan Anak SD………... 29

5.4.2 Tindakan Anak SD……….. 30

5.4.3 Hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut………... 30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……….… 31

6.1. Kesimpulan………..…....…. 31

6.2. Saran………. 31

DAFTAR PUSTAKA………... 32

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……… 35

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.1: Definisi operasional dan skala pengukuran……… 19

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan jenis kelamin…….. 25

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan umur………….….. 26 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi jawaban responden……….………… 26

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden…………. 27 Tabel 5.5 Tindakan responden menjaga kebersihan gigi……… 28

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1 Cara menyikat gigi……… 16

Gambar 2 Cara untuk flossing………... 18

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Komisi Etik (Ethical Clearance) Lampiran 3. Surat Izin Penelitian

Lampiran 4. Lembar Persetujuan Penelitian Lampiran 5. Kuesioner Penelitian

Lampiran 6. Surat Keterangan SD Shafiyyatul Amaliyyah Lampiran 7. Uji Validitas Isi

Lampiran 8. Data Induk

(14)

ABSTRAK

Kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah terjadinya penyakit-penyakit rongga mulut. Terjadinya gangguan kesehatan rongga mulut dapat disebabkan faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan terutama anak-anak tentang perawatan gigi dan mulut yang baik.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut pada murid SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Disain penelitian yang dilakukan adalah survei bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan studi potong lintang (cross-sectional study). Populasi penelitian ini adalah murid SD SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan, sampel berjumlah 70 yang daimbil dengan tehnik random sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, data primer didapatkan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden, dan selanjutnya data diolah dengan menggunakan uji Chi Squre.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan anak SD Shafiyyatul Amaliyyah tentang kesehatan gigi dan mulut adalah baik sebanyak 67 orang (95,7%), tindakan murid SD Shafiyyatul Amaliyyah dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah baik sebanyak 69 orang (98,6%). Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan murid SD Shafiyyatul Amaliyyah tentang kesehatan gigi dan mulut dengan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut (p=0,831).

Disarankan untuk penelitian yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi sebelum melakukan pengambilan data, misalnya melakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut kemudian dinilai tindakan responden sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.

(15)

ABSTRACT

Oral hygiene is very important in preventing oral diseases. The occurrence

of oral health problems can be caused by behavioral factors or neglect of oral

hygiene. This can be caused by a lack of knowledge, especially the in

children about dental care and good oral hygiene.

The purpose of this study was to analyze the relationship of

knowledge about oral health with oral hygiene actions and in the elementary

students of Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Design of research is via a

survey conducted using descriptive analysis and cross-sectional study

approach (cross-sectional study). The study population is elementary students of

Shafiyyatul Amaliyyah Medan, and the sample was 70 person. Data were taken

using random sampling techniques. The data used were primary and secondary

data, where the primary data obtained using a questionnaire given to respondents

were further processed using Chi squre test.

The results showed the level of elementary school students of

Shafiyyatul Amaliyyah’s knowledge about oral health is good as many as 67

people (95.7%), while their action in maintaining oral hygiene is good as many as 69

people (98.6%). There is no relationship between knowledge of oral health in

Shafiyyatul Amaliyyah elementary students with dental hygiene actions and

mouth (p = 0.831).

It is recommended that for further research, intervention can be done prior to

data collecting, in a way to evaluate respondents’ oral hygiene action before and

after intervention is done.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah dari terjadinya penyakit-penyakit rongga mulut. Jika ditinjau dari segi fungsinya, gigi dan mulut mempunyai peran yang besar dalam mempersiapkan makanan sebelum melalui proses pencernaan yang selanjutnya. Oleh karena gigi dan mulut merupakan salah satu kesatuan dari anggota tubuh yang lain, kerusakan pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara langsung atau tidak langsung. Selain itu, kebersihan gigi dan mulut juga berperan penting dalam menentukan gambaran dan penampilan diri seseorang tersebut, sekaligus berkaitan dengan kepercayaan atau keyakinan terhadap dirinya. (Pratiwi, 2007).

Menurut World Health Organization (WHO), penyakit rongga mulut yang sering dihadapi oleh anak-anak umumnya adalah penyakit gigi berlubang (dental cavity) atau karies gigi dan penyakit periodontal yaitu penyakit pada penyangga gigi. Kira-kira 60-90% anak-anak sekolah di seluruh dunia mengalami karies gigi dan penyakit periodontal dijumpai pada 5-20% usia dewasa muda, walaupun angka kejadiannya sedikit berbeda pada kawasan geografi yang berbeda. Untuk kanker mulut pula, insidensinya diperkirakan antara satu hingga 10 kasus bagi setiap 100 000 populasi di kebanyakan negara di seluruh dunia. (WHO, 2010).

(17)

Missing Filling-Teeth) sebanyak 3 namun nilai DMF-T masyarakat Indonesia berkisar di antara 6,44 dan 7,8, berarti telah melebihi nilai normal yang ditetapkan. Bagi penyakit periodontal pula, prevalensi pada tahun 1995 seperti yang telah dikemukan SKRT adalah 42,8%. Rahardjo (2007), membuktikan dalam SKRT tahun 2001 terdapat 76,2 persen anak Indonesia pada kelompok usia 12 tahun (kira-kira 8 dari 10 anak) mengalami gigi berlubang.

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi angka penyakit gigi dan mulut yang tinggi saat ini. Menurut SKRT 1995 dan juga Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1998, masyarakat masih belum mengetahui kepentingan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal yang demikian dapat dilihat dari nilai penduduk Indonesia yang tidak menyikat gigi adalah sebanyak 22,8% dan dari 77,2 % yang menyikat gigi tersebut, cuma 8,1 % yang menyikat gigi tepat pada waktunya. Notoatmodjo (2004), juga menjelaskan bahwa penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Perkara ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan anak-anak tentang perawatan gigi dan mulut yang sebenarnya.

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus karena pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Bila ditinjau dari berbagai upaya pencegahan karies gigi melalui kegiatan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) tersebut seharusnya pada usia-usia anak sekolah dasar memiliki angka karies rendah, akan tetapi dilihat dari kenyataan yang ada dan berdasarkan laporan-laporan penelitian yang telah dilakukan sebagian besar datanya menunjukkan adanya tingkat karies gigi pada anak sekolah yang cukup tinggi (Wahyuningrum,2002).

(18)

dalam sehari dan hanya 17% yang menggunakan pasta gigi yang mengandungi florida. (International Dental Journal 2003). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 186 murid di Sekolah Dasar Negeri Kleco II Kecamatan Laweyan Kota Surakarta didapatkan data murid yang memiliki gigi berlubang yaitu sekitar 68,3% sedangkan murid yang giginya tidak berlubang yaitu sekitar 31,7%. Sebagian besar murid yang memiliki gigi berlubang mengatakan bahwa mereka kurang mengerti cara menjaga kesehatan gigi dan mulut. (Uji Kawuryan, 2008).

Jadi berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat dilihat bahwa penyakit gigi dan mulut terutamanya karies gigi sering dialami pada anak dan perkara ini bisa dipengaruhi oleh tindakan perawatan kebersihan gigi yang agak kurang sempurna. Tindakan perawatan gigi pula dapat dipengaruhi oleh pengetahuan anak-anak tentang kesehatan gigi dan mulut itu sendiri. Oleh yang demikian, penulis tertarik untuk mencari tau hubungan antara pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut dengan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Untuk lokasi penelitian, penulis memilih untuk melaksanakan penelitian di SD Shafiyyatul Amaliyyah.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang dapat ditentukan adalah:

(19)

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk menganalisis hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut pada anak-anak SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus,

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak-anak SD tentang kesehatan gigi dan mulut.

2. Untuk mengetahui tindakan anak-anak SD dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi institusi sekolah, dengan adanya hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk lebih meningkatkan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di lingkungan sekolah masing-masing.

2. Bagi populasi penelitian, penelitian ini dapat merupakan tambahan pengetahuan dan wawasan terhadap masalah yang terkait pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut serta kepentingannya.

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2003), pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraaan meliputi proses penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagaian besar dari pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu:

a. Tahu

Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, misalnya mengingat kembali terhadap sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami

Memahami berarti suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Seseorang yang paham terhadap sesuatu materi seharusnya dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajarinya.

c. Aplikasi

(21)

menggunakan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks situasi yang lain.

d. Analisis

Analisis merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, yang masih ada kaitannya dengan satu sama lain. Kemampuan analisis dilihat dari kemampuan menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis

Sintesis merupakan kemampuan menghubungkan bagian-bagian menjadi suatu bentuk keseluruhan yang baru, yaitu menyusun formulasi yang baru dari formulasi-formulasi yang sedia ada.

f. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian haruslah berdasarkan suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah sedia ada.

(22)

2.2. Tindakan

Menurut Notoadmojo (2003), suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut tindakan. Tindakan dapat dibagikan mengikut tingkatan:

a. Persepsi

Tindakan tingkat pertama adalah dapat mengenal dan memilih berbagai objek syang berhubungan dengan tindakan yang akan diambil.

b. Respon terpimpin

Tindakan tingkat kedua diindikasikan apabila seseorang dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai contoh.

c. Mekanisme

Tindakan tingkat ketiga tercapai apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan baginya.

d. Adaptasi

(23)

2.3. Anatomi gigi

Gigi merupakan organ aksesori bagi sistem pencernaan yang terletak di dalam soket tulang mandibula dan maksilaris. Soket atau ruang tersebut diselaputi oleh gingival atau gusi dan dilapisi dengan ligament periodontal. Jaringan ikat inilah yang melekatkan gigi kepada tulang.

Gigi yang biasa mempunyai tiga kawasan eksternal: mahkota, akar dan leher. Mahkota adalah bagian yang terlihat di atas kawasan gusi. Akar terdiri daripada satu hingga tiga projeksi yang tertanam di dalam soket. Leher pula adalah garisan penemu antara mahkota dan akar.

(24)

Gigi tersusun di atas lapisan-lapisan yaitu:

1. Email: lapisan terluar yang keras dan kuat.

2. Dentin: lapisan di bawah email yang lebih lunak dan mudah rusak. 3. Pulpa: lapisan yang berisi pembuluh darah dan saraf.

4. Gusi: lapisan lunak yang terdapat dalam mulut. 5. Cementum: lapisan luar akar gigi.

6. Jaringan periodontal: jaringan yang memegang gigi sehingga melekat pada tulang rahang.

7. Tulang alveolar: tulang tempat melekatnya gigi.

Gigi terbagi kepada beberapa jenis yaitu:

1. Gigi seri yaitu gigi yang berbentuk seperti pahat. 2. Gigi taring yang berbentuk runcing.

3. Gigi geraham yang mempunyai permukaan berlekuk-lekuk.

2.4. Kesehatan gigi dan mulut

(25)

Menurut Albert (2008), terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk memastikan gigi dan mulut berada dalam keadaan yang sehat:

1. Memahami kebutuhan gigi dan mulut sendiri.

Perkara ini meliputi jenis makanan yang dimakan, jumlah air liur di dalam mulut, perilaku dan status kesehatan menyeluruh serta tindakan penjagaan kebersihan gigi dan mulut seseorang individu. Perubahan terhadap status kesehatan menyeluruh akan mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Misalnya, terdapat lebih dari 300 jenis obat-obatan yang dapat menyebabkan air liur di dalam mulut menjadi kurang dan menjadikan mulut kering. anak-anak yang menderita asma misalnya, akan bernafas melalui mulut semasa tidur, dan ini juga bisa menyebabkan mulut menjadi kering.

2. Lakukan rutin kesehatan gigi mulut harian.

Diharuskan untuk berjumpa dengan dokter gigi untuk berbicara mengenai tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut yang benar. Panduan tersebut haruslah senang diikuti dan sudah diambil kira faktor individu seseorang, misalnya penggunaan obat yang mengeringkan mulut, sedang hamil atau menderita penyakit kencing manis dan sebagainya.

3. Menggunakan pasta gigi mengandungi florida.

Setiap individu akan mendapat hasil yang baik dari penggunaan florida, bukan cuma anak-anak. Florida menghindar pereputan gigi pada anak dan usia dewasa. Pasta gigi dan obat kumur merupakan sumber florida yang baik.

4. Menyikat gigi dan menggunakan floss untuk menghilangkan plak.

(26)

penggunaan floss sekali sehari karena dapat menghilangkan plak, yaitu masa bakteri yang kompleks yang terbentuk secara terus di dalam mulut. Jika plak tidak dibuang setiap hari, ia dapat menukarkan gula yang terdapat dalam makanan dan minuman menjadi asam dan mempercepat pereputan gigi. Bakteri pada plak juga dapat menyebabkan gingivitis dan penyakit periodontal yang lainnya. Adalah penting untuk menyikat gigi dengan benar dan bersungguh-sungguh. Plak harus dibuang pada setiap sisi gigi dan di mana gigi bertemu dengan gusi.

5. Membataskan jumlah jajan, terutama yang tinggi kandungan gula ringkas, dan mengamalkan pemakanan yang seimbang.

Setiap kali makan, sisa makanan akan tertumpuk di sekitar gigi dan member medium yang baik bagi pertumbuhan bakteri yang menghasilkan asam. Setiap kali makan makananan yang tinggi kadar gula, gigi akan terpapar pada asam ini dan pemaparan yang berulang dapat mengikis bagian permukaan gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Makanan yang seimbang juga penting, karena jika tidak mendapatkan vitamin dan mineral yang mencukupi, ia dapat mempengaruhi bukan saja status kesehatan menyeluruh namun juga kesehatan gigi dan mulut.

6. Berhenti menggunakan nikotin dalam apa jua bentuk.

Merokok dapat meningkatkan resiko untuk terjadinya kanker mulut, gingivitis, periodontitis dan pereputan gigi. Penggunaan nikotin juga dapat menyebabkan bau nafas yang busuk dan meninggalkan kesan warna pad gigi.

7. Melakukan pemeriksaan gigi yang reguler.

(27)

setahun, sedangkan seseorang dapat memeriksa giginya sendiri setiap minggu untuk mendeteksi perubahan seperti:

• Pembengkakan gusi • Kerusakan gigi • Perubahan warna gigi

• Ulkus atau luka pada gusi, pipi atau lidah

8. Bertemu dengan dokter gigi secara regular.

Berbincang dengan dokter gigi tentang sekerap mana seharusnya dilakukan kunjungan. Jika mempunyai riwayat merokok, penyakit gula, maka harus diperiksa giginya lebih sering berbanding individu normal. Individu dengan sistem imun yang menurun juga harus melakukan kunjungan yang lebih sering untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut yang baik.

2.5. Menjaga kebersihan gigi dan mulut

(28)

2.5.1. Menyikat gigi

Kebanyakan orang belajar menyikat gigi pada usia anak sehingga tindakan yang sama tersebut kekal sampai usia dewasa. Masalahnya, kebanyakan orang belajar menyikat gigi dengan cara yang tidak benar. Dan walaupun belajar menyikat gigi dengan cara yang benar, seseorang itu mungkin tidak mengamalkan atau meneruskan tindakan tersebut. Menyikat gigi dengan cara yang benar adalah sedikit sukar dilakukan, karena kita harus menghilangkan plak tanpa menyikat gigi dengan terlalu kuat sehingga dapat merusakkan gusi.

Terdapat pelbagai cara untuk menyikat gigi dengan benar, antaranya adalah metode Bass yang dilakukan pada orang dewasa. Ibu bapa harus memonitor anak-anak menyikat gigi sehingga usia 9 hingga 10.

1. Menyikat gigi paling sedikit dua kali sehari.

Salah satunya adalah sebelum tidur pada malam hari. Apabila tidur, mulut menjadi kering dan menyebabkan asam yang dihasilkan bakteri lebih mudah untuk menyerang gigi. Harus juga menyikat gigi pada waktu pagi, sama ada sebelum ataupun seseudah sarapan, yang lebih baiknya adalah sesudah sarapan.

2. Menyikat gigi tidak lebih dari tiga kali sehari

Menyikat gigi selepas makan siang dapat memberikan oembersihan gigi yang baik tetapi penyikatan gigi yang terlalu sering dapat menyebabkan kerusakan gusi.

3. Menyikat gigi dengan ringan atau lembut

(29)

sikat gigi yang lembut. Sekiranya plak telah mengeras membentuk kalkulus (tartar), menyikat gigi tidak dapat menghapuskannya. Jika merasakan menyikat gigi dengan terlalu kuat, sikat gigi dapat dipegang mirip cara memegang pen untuk menghasilkan sikatan yang lebih lembut dan halus.

4. Menyikat gigi paling sedikit selama 2 menit.

Tetapkan masa jika perlu, asalkan tidak kurang dari masa yang seharusnya. 2 menit adalah masa yang minimum yang diperlukan untuk membersihkan semua gigi. Kebanyakan orang menyikat gigi sambil mendengar music atau sebuah lagu, karena cara ini dapat mengingatkannya untuk menyikat setiap gigi dengan benar.

5. Mempunyai kebiasaan standar untuk menyikat gigi.

Coba untuk menyikat gigi dengan urutan yang sama dalam setiap hari, perkara ini dapat membantu kita menjadikannya sebagai rutin dan akhirnya menjadi kebiasaan. Misalnya, jika menyikat gigi dari arah luar dari arah kiri ke kanan, sambung dengan menyikat gigi dari arah dalam dumulai dari arah kanan ke kiri. Ulangi hal yang sama pada gigi di rahang bawah.

6. Gunakan sikat gigi dengan rambut yang halus.

Semakin keras atau kasar rambut sikat gigi, semakin bertambah resiko untuk merusak gusi.

7. Tukar sikat gigi secara reguler.

(30)

8. Pilih sikat gigi yang dipersetujui asosiasi kesehatan gigi

Jenis dari sikat gigi tidaklah terlalu penting berbanding cara menyikat gigi yang benar dan frekuensi dua kali sehari. Penggunaan mana-mana sikat gigi yang telah dipersetujui adalah cukup memadai, asalkan dapat menggunakannya dengan benar.

Kebanyakan pasta gigi mengandungi florida, yang telah terbukti dapat mencegah terjadi gigi berlubang. Florida juga dapat menghalang lubang kecik dari menjadi lebih parah dan membalikkan proses pereputan gigi. Pasta gigi dengan kontrol tartar berguna pada orang yang cenderung membentuk tartar dengan lebih cepat. Bisa juga seseorang menggunakan pasta gigi yang dapat memutihkan gigi. Pasta gigi yang memutihkan cuma membuang kotoran pada permukaan seperti yang terhasil pada individu yang merokok, kopi atau teh. Untuk pemutihan gigi yang lebih dalam, harus dikonsultasi dengan dokter gigi terlebih dahulu.

Kebutuhan seseorang bisa berubah dengan usia, jadi dokter gigi bisa merekomendasikan pasta gigi yang berbeda seiring dengan penambahan usia. Jika pasta gigi didapati mengiritasi mulut selepas menyikat gigi, dianjurkan untuk menukar pasta gigi yang lain. Jika masalah berlanjutan, diharuskan untuk berjumpa dengan dokter gigi.

Cara menyikat gigi dengan metode Bass yang dimodifikasi:

1. Pegang sikat gigi ke arah gigi dengan sedikit bulunya menyentuh gusi. 2. Condongkan sikat gigi supaya rambutnya mengarah ke garisan gusi.

(31)

yang sehat, gerakan ini seharusnya tidak menyebabkan nyeri. Jika timbul nyeri, sikat dengan lebih perlahan.

4. Arahkan bulu-bulu sikat gigi ke arah luar dari arah gusi menuju ke kawasan permukaan atas gigi. Ini dapat membantu menghapuskan plak pada garisan gusi.

5. Ulang pada setiap gigi, pada bagian dalam dan juga luar.

6. Pada gigi bagian dalam, mungkin lebih sukar untuk memegang sikat gigi dengan cara horizontal, jadi dapat dipegang cara vertikal.

7. Untuk membersihkan permukaan mengunyah pada atas gigi, pegang sikat gigi sehingga bulu-bulu sikat gigi menghadap permukaan gigi.

8. Dengan lembut gerakkan sikat gigi ke depan dan ke belakang sehingga semua permukaan mengunyah gigi telah dicuci.

9. Bilas dengan air

10. Untuk menghilangkan lagi bakteri dari mulut, lidah juga dapat disikat. Sikat dengan lembut dari arah belakang ke arah depan. Jangan mengarah terlalu ke bagian dalam tenggorok karena dapat menyebabkan muntah.

11. Bilas sekali lagi.

Gambar 2: Cara menyikat gigi. Condongkan sikat gigi ke

arah garisan gusi dan arahkan sikat gigi menjauhi arah gusi.

Sikat dengan lembut bagian dalam dan luar dan

permukaan mengunyah setiap gigi dengan gerakan ke depan dan belakang secara pendek.

(32)

2.5.2. Flossing

Kebanyakan individu belajar flossing dari saat usia anak, namun flossing sangat penting untuk kesehatan gusi dan masih tidak terlalu lambat untuk melakukanya pada usia dewasa. Beberapa aturan umum tentang flossing:

1. Sehari sekali: kebanyakan dokter gigi merekomendasi flossing sekali dalam sehari. Jika terdapat sisa makanan di celah gigi, dapat dilakukan lebih dari sekali, tergantung keperluan.

2. Ambil masa, tidak perlu tergesa-gesa.

3. Jangan mengguna ulang benang floss: gunakan sepanjang yang boleh untuk mencuci kedua celah gigi untuk mengeluarkan sisa makanan yang tertinggal. Penggunaan benang yang sama dapat memindahkan bakteri pada kawasan yang digunakan seterusnya.

4. Pilih jenis yang sesuai: terdapat pelbagai jenis benang floss, yang berperisa dan tidak, dan bahan yang digunakan juga bisa berbeda.

Cara untuk flossing.

(33)

Gambar 3: Cara untuk flossing.

Gunakan benang kira-kira ukuran panjang18 inci , sisakan di ujung sebanyak 2 inci.

Dengan perlahan uruti lengkungan gigi.

(34)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian, berikut merupakan hal-hal yang telah diteliti yaitu:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1: Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Tabel 3.1 : Definisi operasional dan skala pengukuran No. Variabel Definisi

operasional

Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

1. Pengetahuan Pengetahuan anak SD Pengetahuan anak SD tentang

kesehatan gigi dan mulut

(35)
(36)

Bagi variabel pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut terdapat 10 soalan dengan jumlah skor sebanyak 20.

1. Untuk jawaban yang benar diberi nilai 2. 2. Untuk jawaban yang salah diberi nilai 1.

Bagi variabel tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut, terdapat 7 soalan dengan jumlah skor sebanyak 14.

1. Untuk tindakan yang benar, diberi nilai 2.

2. Untuk tindakan yang kurang benar, diberi nilai 1.

3.3. Hipotesa.

(37)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang telah dilakukan adalah survei bersifat deskriptif analitik untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut pada anak-anak sekolah dasar. Desain penelitian yang telah digunakan adalah studi potong lintang (cross-sectional study).

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian yang dilakukan adalah bermula dari Juni 2011 dan berakhir pada Agustus 2011 dimana telah dilakukan pengumpulan data di lapangan sehingga penulisan laporan akhir.

Penelitian ini atelah dilakukan bertempat di sebuah sekolah yaitu Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Dalam penelitian populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu.(Wahyuni). Populasi penelitian adalah pelajar SD Shafiyyatul Amaliyyah kelas IV dan V.

4.3.2 Sampel

(38)

penelitian ini diambil berdasarkan rumus estimasi perhitungan besar sampel pada populasi finit (terbatas) yaitu:

n = N. Z

= nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu

P = harga proporsi di populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

N = jumlah di populasi

(39)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Responden pada penelitian ini adalah murid sekolah dasar yang terpilih sebagai sampel pada penelitian ini. Metode yang digunakan adalah random sampling. Untuk pengukuran pengetahuan, pengukuran dilakukan dengan menggunakan angket yang mengandungi 10 soalan. Pengukuran tindakan juga dilakukan dengan menggunakan angket yang mengandungi 7 soalan.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data dari setiap pengukuran akan diperiksa silang (cross-checked). Setiap ketidakkonsistenan dan ketidaklengkapan informasi akan diperbaiki sebelum meninggalkan lokasi penelitian. Data yang lengkap akan dimasukkan ke dalam computer. Pada proses pemasukan data akan dilakukan analisis hubungan pengetahuan dengan tindakan dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 17. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

4.6. Uji Validitas

(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi lokasi

Penelitian ini telah dijalankan di SD Shafiyyatul Amaliyyah yang terletak di Jl. Setiabudi, Medan. SD Shafiyyatul Amaliyyah terletak di bawah naungan Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) yang berlandaskan pendidikan berintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum. SD Shafiyyatul Amalaiyyah terdiri dari kelas 1 hingga kelas 6.

5.2Hasil penelitian

5.2.1 Karekteristik responden

Sampel dalam penilitian ini adalah murid SD kelas 4 dan 5 yang mengikuti pendidikan di SD Shafiyyatul Amaliyyah. Karekeristik yang dinilai dalam penilitian ini adalah menurut umur dan jenis kelamin. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan jenis kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

Laki-laki 37 52.9

Perempuan 33 47.1

Jumlah 70 100

(41)

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan umur. Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

8-9 24 34.3

10-11 46 65.7

Jumlah 70 100

Berdasarkan Tabel 5.2 responden yang berusia 8 hingga 9 tahun adalah sebanyak 24 orang (34,3%) sedangkan responden berusia 10 hingga 11 tahun adalah sebanyak 46 orang (65,7%).

5.2.2 Pengetahuan responden terhadap kesehatan gigi dan mulut.

Untuk menilai pengetahuan responden dalam penilitian ini, diajukan 10 pertanyaan. Dari 10 pertanyaan tersebut dapat diketahui jawaban responden apakah benar atau salah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi jawaban responden.

Pertanyaan Benar Salah

(42)

Dari Tabel 5.3 dapat diketahui daripada 10 pertanyaan mengenai pengetahuan responden tentang kesehatan gigi dan mulut, pertanyaan yang paling banyak dijawab benar oleh responden adalah pertanyaan pertama yaitu tentang pengertian gigi sehat sebanyak 66 orang (94,3%) dan soalan ke-8 tentang makanan yang bisa merusakkan gigi sebanyak 70 orang (100%). Sedangkan soal yang paling banyak dijawab salah oleh responden adalah soalan keempat tentang frekuensi mengganti sikat gigi, sebanyak 47 orang (67,1%) yang menjawab dengan salah.

Dari hasil jawaban responden tersebut dapat kita kelompokkan tingkat pengetahuan responden menjadi pengetahuan baik, cukup dan kurang. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tingkat pengetahuan Jumlah (orang) Persentase (%)

Kurang 0 0

Cukup 3 4.3

Baik 67 95.7

Total 70 100

Dari Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden paling banyak berada pada kategori yang baik sebanyak 67 orang (95,7%). Sedangkan tiga orang (4,3 %) mempunyai tingkat pengetahuan cukup dan tidak ada responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang buruk.

5.2.3 Tindakan responden dalam menjaga kebersihan gigi mulut

(43)

Tabel 5.5 Tindakan responden menjaga kebersihan gigi. Tindakan Bilangan (orang) Persentase (%)

Kurang baik 1 1.4

Baik 69 98.6

Total 70 100

Dari Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa tindakan responden dalam menjaga kebersihan gigi mulut mayoritas berada dalam tindakan baik yaitu sebanyak 69 orang (98,6%). Sedangkan Cuma satu responden (1,4%) mempunyai tindakan yang kurang baik.

5.3 Hasil analisis statistik

5.3.1 Hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut

Dari hasil pengetahuan dan tindakan responden kemudian dilakukan analisis apakah terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut dengan menggunakan Chi Square.

(44)

Dari tabel 5.6 dapat dilihat dari responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik, sebanyak 66 orang (98,5%) mempunyai pengetahuan yang baik dan hanya satu orang (1,5%) mempunyai tindakan yang kurang baik. Manakala dari responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup, hanya tiga orang yang mempunyai tindakan yang baik. Dari hasil statistik Chi Square, didapat nilai p=0,831 yang berarti tidak terdapat hubungan antara pengetahuan responden tentang kebersihan gigi dan mulut dengan tindakan responden menjaga kebersihan gigi dan mulut.

5.4 Pembahasan

5.4.1 Tingkat pengetahuan anak SD

Dari penelitian, didapat tingkat pengetahuan murid SD tentang kesehatan gigi dan mulut mayoritasnya baik yaitu sebanyak 67 orang (95,7%). Ini mungkin disebabkan karena murid SD Shafiyyatul Amaliyyah rata-ratanya mempunyai latar belakang tingkat sosial ekonomi menengah ke atas sehinggakan mereka lebih sadar tentang kegiatan menjaga kebersihan gigi dan mulut dan telah menjadi kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan di rumah yang diawasi oleh orang tua. Jadi mungkin hal ini menjadi salah satu penyebab kenapa pengetahuan mereka tentang kesehatan gigi mulut itu sudah cukup baik. Sehingga siswa siswi itu sudah mengerti dan faham tentang kebesihan gigi dan mulut.

(45)

5.4.2 Tindakan anak SD

Didapat dari penelitian yang dijalankan, hanya satu orang responden mempunyai tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut yang kurang baik sedangkan selebihnya, 69 orang responden (98,6%) mempunyai tindakan yang baik. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh latar belakang responden yang rata-ratanya dari tingkat sosial menengah ke atas sehingga membuatkan mereka mempunyai disiplin dan kebiasaan sikat gigi yang baik di rumah. Akibatnya, tindakan sikat gigi telah menjadi sebagian dari rutinitas mereka sehari-hari.

5.4.3 Hubungan antara pengetahuan dengan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut pada anak SD

(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan anak SD Shafiyyatul Amaliyyah tentang kesehatan gigi dan mulut, 97,5% adalah baik dan 4,3% adalah cukup.

2. Tindakan anak SD Shafiyyatul Amaliyyah dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut 98,6% adalah baik dan hanya 1,4% kurang baik.

3. Menurut uji Chi Square, didapatkan nilai p=0,831 (p>0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan anak SD tentang kesehatan gigi dan mulut dengan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut.

6.2 Saran

1. Kepada pihak sekolah

a. Lebih disosialisasikan pengetahuan supaya yang berpengetahuan cukup menjadi baik

b. Memperbanyakkan program di sekolah untuk meningkatkan dan mempertahankan kebersihan gigi dan mulut yang baik

c. Pemeriksaan gigi berkala

2. Kepada murid

Disarankan supaya tindakan yang baik ini dipertahankan

3. Kepada orangtua

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Albert D.A., 2009. Eight Steps to Dental Health, available from

http://www.colgate.com/app/CP/US/EN/OC/Information/Articles/Oral-and

Dental-Health-Basics/Oral-Hygiene/Oral-Hygiene-Basics/article/Eight-Steps

to-Dental-Health.cvsp [access on 17 April 2011].

Bhat P., Kumar A., Aruna C.N, 2010. Preventive Oral Health Knowledge, Practice and Behaviour of Patients Attending Dental Institution in Bangalore, India. India: Journal of International Oral Health.

Budiarto E., 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. Jakarta: EGC.

Harris N.O., Christen A.G., 1987. Primary Preventive Dentistry, Second Edition. Texas: Appleton & Lange.

Hobdel M., Peterson P.E., Clarkson J., Johnson N., 2003. Global Goals for Oral Health 2020. United States of America: International Dental Journal.

Hamissi J., Bakianian P.V., Davalloo A., 2009. Evaluating Oral Hygiene Knowledge and Attitude of Pregnant Women. Iran: Iranian Journal Public Health.

Humagain N., 2011. Evaluation of Knowledge, Attitude and Practice (KAP) About Oral Health Among Secondary Level Students of Rural Nepal – A

Questionnaire Study. India: WebMed Cental Dentristry.

(48)

Kasjono H.S., Yasril, 2009. Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan. Indonesia: Graha Ilmu.

Kawuryan U., 2008. Hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Kejadian Karies Gigi Anak SDN Kleco II Kelas V dan VI Kecamatan

Laweyan Surakarta. Indonesia: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kearns R., Brewer A., Booth M., 2009. Oral hygiene practices in Scottish Intensive Care Units - a National Survey. Scotland: Journal of Intensive Care Society.

Khalid A., Al-Hawish A., Al-Khamis W., 2003. Oral Hygiene Practices, Smoking Habits, and Self-Perceived Oral Malodor Among Dental Students. Saudi Arabia: The Journal of Contemporary Dental Practise.

Krawczyk D., Pels E., Prucia G., Kosek K., Hoehne D., 2006. Students’ Knowledge of Oral hygiene vs its Use in Practice. Poland: Medical University of Lublin.

Malik I., 2008. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jawa Barat: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran Bandung.

Mani S.A., Aziz A.A., John J., Ismail N.M., 2010. Knowledge, Attitude and Practice of Oral Health Promoting Factors among Caretakers of Children Attending

Day-care Centers in Kubang Kerian, Malaysia. Malaysia: Indian Society of Pedodontics and Preventive Dentistry.

Notoadmodjo S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

(49)

Sastroasmoro S., Ismael S., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.

Scully C., Cawson R.A., 1987. Medical Problems in Dentistry, Second Edition. Texas: Wright Bristol.

Shenoy R.P., Sequeira P.S., 2010. Effectiveness of a School Dental Education Program in Improving Oral Health Knowledge and Oral Hygiene Practices

and Status of 12- to 13-year-old School Children. India: Indian Journal Dental Research.

Sikri V., Sikri P., 1999. Community Dentistry. New Delhi: CBS Publishers and Distributors.

Tortora G.J., Derrickson B., 2007. Introduction to Human Body, The Essentials of Anatomy and Physiology, 7th Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Wahyuni A.S., 2011. Statistika Kedokteran. Indonesia: Bamboedoea Communication.

Warni L., 2010. Hubungan Perilaku Murid SD Kelas V dan VI pada Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi di Wilayah Kecamatan Delitua

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009. Indonesia: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Zhu L., Peterson P.E., Wang H.Y., Bian J.Y., Zhang B.X., 2003. Oral Health Knowledge, Attitudes and Behaviour of Children and Adolescents in China. China: International Dental Journal.

(50)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Izzati Afifah Azmi

Tempat/ Tanggal Lahir : Kedah, Malaysia/ 5 Mei 1990

Agama : Islam

Alamat : 104 Jalan Pipit 1 off Jalan Sultanah, 05350 Alor Setar, Kedah Darul Aman

Riwayat Pendidikan : 1. Tadika PASTI Taman Rakyat, Kedah, Malaysia 2. Sekolah Kebangsaan Taman Rakyat, Kedah,

Malaysia

3. Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Kedah, Malaysia

4. Sekolah Menengah Sultan Abdul Halim, Kedah, Malaysia

5. Allianze College of Medical Sciences

Riwayat Pelatihan : 1. Program Sunatan Massal dan Pengobatan Umum Anjuran Medical Emergency Team 2. Program Bakti Sosial

(51)

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

Hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut pada anak SD Shafiyyatul

Amaliyyah, Medan Tahun 2011.

Saya, Izzati Afifah Azmi dengan NIM 080100307 merupakan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tujuan saya melakukan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut pada siswa kelas SD.

Untuk mendukung penelitian ini, saya memerlukan jasa baik saudara untuk mengisi kuesioner ini. Pengisian kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis. Kerahsiaan semua informasi yang saudara berikan akan dijaga oleh saya dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian sahaja.

Jawablah segala pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner ini dengan benar mengikut pandapat saudara. Sekiranya ada soalan yang tidak dipahami bolehlah ditanya langsung kepada saya. Jika saudara bersetuju menjadi responden bagi penelitian ini, sila turunkan tanda tangan saudara di tempat yang disediakan. Saudara juga berhak menolak sekiranya saudara tidak mahu menjadi responden bagi penelitian ini. Atas perhatian dan kesediaan saudara, saya dahului dengan ucapan terima kasih.

Medan, …………. Juni 2011. Indonesia

(52)

Responden, Peneliti,

( ) ( Izzati Afifah Azmi )

Lampiran 5

Kuesioner Penelitian Tanggal hari ini:

Nama:

Umur:

Jenis kelamin:

(53)

Bagi setiap pertanyaan, pilihlah jawaban yang menurut anda paling tepat dan

sesuai dengan kondisi anda. Bulat atau tandakan jawaban yang anda pilih pada

pilihan jawaban yang telah diberikan.

Pengetahuan

1. Apakah yang dimaksudkan dengan gigi yang sehat?

A. Gigi yang putih dan bersinar

B. Gigi yang kuat dan tidak berlubang

2. Menurut anda apakah kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi

kesehatan tubuh secara menyeluruh?

A. Ya

B. Tidak

3. Tahukah anda seharusnya berapa kali gigi perlu disikat dalam sehari?

A. Setiap kali selesai makan

B. Dua kali sehari

C. Satu kali sehari

D. Kurang dari satu kali sehari

4. Tahukah anda sebarapa seringkah seharusnya sikat gigi ditukar?

A. Setiap bulan

B. Setiap 3 bulan

C. Setiap 6 bulan

D. Kurang dari 6 bulan

(54)

A. 1 menit

B. 2-3 menit

C. 10 menit

6. Menurut anda penggunaan bulu sikat gigi yang bagaimanakah dianggap

baik?

A. Pasta gigi dengan florida

B. Pasta gigi tanpa florida

C. Pasta gigi berperisa

D. Tidak tahu arti florida

8. Makanan apakah yang bisa merusakkan gigi?

A. Gorengan

B. Makanan manis

C. Susu dan keju

D. Ais krim dan minuman dingin

9. Apa saja tindakan menurut anda yang bisa kita lakukan untuk menghindar

dari terjadinya penyakit pada gigi?

A. Menyikat gigi

B. Mengelakkan makan makanan manis

C. Sering ke dokter gigi

D. Menggunakan pasta gigi berflorida

E. Semua di atas

(55)

A. Dokter gigi

G. Teman-teman dan keluarga

H. Buku

I. Sekolah

J. Pamplet

Tindakan

1. Apakah anda menyikat gigi?

A. Ya

B. Tidak

2. Berapa kalikah anda menyikat gigi dalam sehari?

A. Sekali sehari

B. Dua kali sehari

C. Lebih dari 2 kali dalam sehari

3. Berapa lamakah masa yang diambil untuk anda menyikat gigi?

A. 1 menit

B. 2-3 menit

C. 5 menit

4. Bagaimanakah jenis bulu pada sikat gigi anda?

A. Lembut

B. Sedang

(56)

A. Setiap bulan

B. Setiap 3 bulan

C. Setiap 6 bulan

D. Kurang dari 6 bulan

6. Apakah anda menggunakan benang floss?

A. Ya

B. Tidak

7. Seberapa seringkah anda menggunakan benang floss?

A. Setiap kali selesai makan

B. Sekali sehari

C. Dua kali sehari

D. Lebih dari 2 kali dalam sehari

E. Dua hari sekali

F. 1-2 kali seminggu

G. 1-2 kali sebulan

8. Seberapa seringkah anda mengunjungi dokter gigi?

A. Sekali dalam setahun

B. Dua kali dalam setahun

C. Apabila sakit gigi

(57)

Lampiran 7

Hasil uji validitas isi

Telah dilakukan Uji Validitas Isi (Content Validity) terhadap kuesioner untuk

penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dan

Mulut dengan Tindakan Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Anak SD

Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2011 dan dinyatakan butir-butir pertanyaan

sebanyak 10 buah pertanyaan adalah valid dan dapat digunakan untuk

pengambilan data penelitian.

Uji validitas dilakukan oleh: dr Rina Amelia, MARS selaku dosen pembimbing.

Peneliti Yang melakukan Uji Validitas

(58)
(59)
(60)
(61)

Lampiran 7

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .088 1 .766

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 37 52.9 52.9 52.9

perempuan 33 47.1 47.1 100.0

(62)

pengetahuan yg dikelompokkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid cukup 3 4.3 4.3 4.3

baik 67 95.7 95.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

tindakan yg dikelompokkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang baik 1 1.4 1.4 1.4

baik 69 98.6 98.6 100.0

Gambar

Gambar 1: Bagian-bagian gigi.
Gambar 3.1: Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan umur.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian serupa dengan hasil penelitian Riska tentang hubungan antara pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi

Senyawa asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi)benzoat menurunkan efek nekrosis pada histopatologi organ ginjal, pada mencit jantan, bila dibandingkan dengan asam

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara sebagai berikut : data sikap siswa setelah penerapan kurikulum yang bermuatan pendidikan antikorupsi pada mata pelajaran PKn

Fraksi etil asetat memiliki kandungan total fenolik dan aktivitas penangkal radikal bebas lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi butanol, etanol 70% dan n-heksan selain itu

Model Oyster Perpetual Datejust 41 generasi baru klasiknya sekarang tersedia dalam baja 904L, bersama dengan versi Rolesor putih (sebuah perpaduan dari baja 904L dan emas putih

Pencapaian efektivitas yang tinggi pada aktivitas fungsi produksi dalam sebuah perusahaan meng- gambarkan keberhasilan perusahaan dalam mengelola kegiatan produksinya.

Uygulama 10: Perspektif resmi verilen parçanın ön, solyan ve üst görünü ş lerini, verilen ipuçlarından yararlanarak çiziniz... Bu görünü ş lerin nasıl elde

Sasaran ketiga yang diampu oleh Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul adalah meningkatnya kualitas dan kuantitas sumberdaya peternakan, dengan