• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWAKELAS IV SDN 034814 NANTIMBO T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWAKELAS IV SDN 034814 NANTIMBO T.A 2015/2016."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

PADA SISWAKELAS IV SDN 034814

NANTIMBO T.A 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

HAMIDAH SINAMO

NIM.114522314015

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN(FIP)

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Hamidah Sinamo. 114522314015. PENERAPAN METODE KOOPERATIF

TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

BERCERITA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS IV SDN 034814 NANTIMBO TAHUN AJARAN 2015/2016.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan bercerita pada siswa kelas IV SDN 034814 Nantimbo; (2) peningkatan kualitas hasil pembelajaran keterampilan bercerita pada siswa kelas IVSDN 034814 Nantimbo.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVSDN 034814 Nantimbo yang berjumlah 24 orang. Sumber data yang digunakan, yaitu: (1) tempat dan peristiwa,

(2) informan, dan (3) dokumen. Tempat dan peristiwa dalam penelitian ini yakni kegiatan pembelajaran keterampilan bercerita dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IVSDN 034814 Nantimbo. Informan dalam penelitian ini adalah guru kelas dan siswa kelas IVSDN 034814 Nantimbo. Dokumen yang digunakan berupa rekaman aktivitas komunikatif pembelajaran keterampilan bercerita, hasil tes siswa, buku pendamping pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, buku dongeng anak bergambar, rancangan pedoman pembelajaran yang dibuat peneliti dan guru, silabus yang ditetapkan oleh pihak sekolah, serta hasil angket yang diisi oleh siswa. Teknik pengumpulan data yang diterapkan, yaitu: (1) teknik wawancara mendalam; (2) observasi/ pengamatan; (3) teknik tes atau tugas; dan (4) teknik nontes berupa angket. Uji validitas yang digunakan

adalah: triangulasi metode, sumber data, dan review informan. Data yang

terkumpul dianalisis dengan teknik analisis interaktif, terdiri atas empat komponen yang mencakup komponen pengumpulan data dan tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain yang meliputi reduksi data, beberan (display) data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa metode kooperatif

tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas IVSDN

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis penjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas

akhir untuk memenuhi perrsyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Kependidikan Bagi Guru

dalam Jabatan di Universitas Negeri Medan.

Banyak sudah dukungan dan bantuan yang didapatkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Tanpa bantuan, dukungan, dan kemudahan-kemudahan yang diperoleh, penulis tidak dapat

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, rasa hormat dan ucapan terima kasih disampaikan kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan yakni Bapak Prof. Dr. SYAWAL GULTOM, M.Pd,

beserta Wakil Rektor di Unimed yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk

melaksanakan studi Program Sarjana (S-1) Kependidikan Guru dalam Jabatan (PSKGJ) di

Unimed.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yakni Bapak Dr. NASRUN, M.S

3. Bapak Drs. KHAIRUL ANWAR, M.Pd. selaku ketua Jurusan PPSDP FIP UNIMED

4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan PPSDP FIP UNIMED dan seluruh Dosen

PSKGJ FIP UNIMED.

5. Bapak SYAMSUL GULTOM, SKM, M.Kes, Selaku Dosen Pembimbing yang selalu

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis Ucapkan Terima

Kasih.

6. Bapak Dr. ABIL MANSYUR, M.Si selaku koordinator Wilayah Kabupaten Pakpak Bharat

(8)

iii

7. Ketua pelaksana PSKGJ yakni bapak Prof. Dr. BORNOK SINAGA, M.Pd beserta para

stafnya yang telah memberikan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan, penulis

ucapkan terima kasih.

8. Bapak Bupati Kabupaten Pakpak Bharat REMIGO YOLANDO BERUTU, MBA. Yang

telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Pra

Sekolah dan Sekolah Dasar dan sekaligus menyediakan biaya pendidikan dari APBD.

9. Bapak JALAN BERUTU, S.Pd, MM. Selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pakpak

Bharat yang telah memberi kesempatan dan memfasilitasi terlaksananya perkuliahan dan

memiliki konsiten untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi guru-guru di Kabupaten

Pakpak Bharat melalui penyelenggaraan PSKGJ yang bekerjasama dengan Universitas

Negeri Medan.

10.Kepada keluarga besar SDN 034814 Nantimbo Kecamatan STTU JEHE Kabupaten

Pakpak Bharat yang telah memberikan bantuannya, penulis ucapkan terima kasih.

11.Kepada Ibunda tercinta “ Alimah Boang Menalu”, dan keluarga teristimewa “Suami

tercinta,Hadi Wijaya Damanik” yang selalu setia memberikan doa, support dan semangatnya

penulis ucapkan terima kasih

12.Kepada Anandaku tersayang ”Haritsyah Damanik dan Ahra Almaira Damanik yang telah

mengerti tentang kesibukan Ibu.

13.Kepada rekan-rekan seperjuangan PSKGJ Kabupaten Pakpak Bharat yangtelah tulus dan

ikhlas memberikan bantuan dan dorongan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

sesuai dengan harapan serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, baik secara langsung

(9)

iv

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu yang turut serta

memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis mengikuti perkuliahan.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin, namun penulis masih banyak kekurangannya,

untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca

demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya

khazanah ilmu pendidikan.

Akhir kata, atas segala bantuan dan bimbingan serta dorongan yang telah Bapak/Ibu serta

rekan-rekan berikan. Mudah-mudahan amal baik Bapak dan Ibu serta teman-teman sekalian

dapat diterima oleh Allah S.WT.

Salak, 2016 Penulis

(10)

v

2.1.1 Hakikat Pembelajaran Berbicara ... 8

a. Pengertian Berbicara ... 8

b. Efektivitas Keterampilan Berbicara ... 10

2.2 Hakikat Pembelajaran Bercerita di SD ... 11

2.2.1 Pengertian Pembelajaran Bercerita bagi Siswa SD ... 11

2.2.2 Bentuk-bentuk Pembelajaran Keterampilan Bercerita di SD ... 13

(11)

vi

2.3 Tes Keterampilan Bercerita untuk Siswa SD ... 16

2.3.1 Penilaian Keterampilan Bercerita ... 16

2.3.2 Penilaian Sikap ... 21

2.4 Hakikat Pembelajaran Kooperatif ... 25

2.4.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 25

2.4.2 Unsur – unsur pokok Pembelajaran Kooperatif ... 28

2.4.3 Jenis – jenis Metode dalam Pembelajaran Kooperatif ... 31

2.5 Hakikat metode Jigsaw ... 34

2.5.1 Hakikat Metode Kooperatif tipe jigsaw ... 34

2.6 Penelitan yang relevan ... 44

2.7 Kerangka Berfikir ... 46

2.8 Hipotesis Tindakan ... 50

BAB III METODEPENELITIAN ... 51

3.1 Jenis Penelitian ... 51

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 51

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 51

3.4 Operasional Variabel Penelitian... 51

(12)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

4.1 Hasil Penelitian ... 63

4.1.1 Kemampuan awal siswa ... 63

4.1.2 Siklus I ... 65

4.1.3 Siklus II ... 70

4.2 Pembahasan ... 73

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran ... 76

(13)

viii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian ... 5

Tabel 2. Rubrik Pengamatan Penilaian Keterampilan Bercerita... 18

Tabel 3. Rubrik Pengamatan Penilaian Keaktifan Siswa ... 23

Tabel 4. Jadwal Penelitian ... 62

Tabel 5. Nilai Pra Siklus ... 63

Tabel 6. Hasil pengamatan kemampuan Guru Siklus I ... 66

Tabel 7. Perolehan nilai Siswa Siklus I ... 68

Tabel 8. Hasil pengamatan kemampuan Guru Siklus II ... 70

Tabel 9. Perolehan nilai Siswa siklus II... 72

(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw ... 38

Gambar 2. Ilustrasi Desain Jigsaw ... 39

Gambar 3. Bagan alur kerangka berfikir ... 49

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 . Nama Siswa Kelas IV ... 81

Lampiran 2 . Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 82

Lampiran 3 . Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ... 86

Lampiran 4 . Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 88

Lampiran 5 . Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ... 91

Lampiran 6 . RPP Siklus I ... 93

Lampiran 7 . RPP Siklus II ... 98

Lampiran 8 . Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ... 103

(16)

x

DAFTAR GRAFIK

Hal

Grafik 1. Kemampuan Awal siswa ... 65

Grafik 2. Perbandingan Nilai Pra Siklus, Siklus I dan II ... 75

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ada beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus terus dibina untuk

meningkatkan mutu pembelajaran bahasa sekarang ini. Kita mengenal ada

berbagai macam atau beberapa macam cabang dari keterampilan berbahasa, mulai

dari tingkat paling sederhana yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Keterampilan berbahasa tidak dapat diperoleh melalui kegiatan menghafalkan,

melainkan diperoleh dari latihan menggunakan bahasa secara terus-menerus,

tetapi hal itu belum mencukupi untuk menjadikan seorang terampil berbahasa.

Selain latihan, siswa perlu dibawa ke pengalaman melakukan kegiatan berbahasa

dalam konteks yang sesungguhnya.

Kegiatan bercerita sebagai bagian dari keterampilan berbahasa sangat

penting, baik di dalam pengajaran bahasa maupun kehidupan sehari-hari. Oleh

karena itu, penguasaan keterampilan berbicara harus dimiliki oleh setiap orang.

Berkomunikasi secara lisan dengan teman, mengikuti pelajaran, kuliah, diskusi,

seminar, menuntut kemahiran seseorang untuk berbicara (Henry Guntur Tarigan,

1986: 21). Disadari atau tidak, kegiatan berbahasa kedua yang dilakukan manusia

adalah kegiatan bercerita.

Sehubungan dengan pernyataan di atas, di dalam kegiatan belajar dan

mengajar di sekolah dasar keterampilan bercerita menjadi salah satu bagian

keterampilan berbahasa yang harus diajarkan kepada siswa dan dikuasai oleh

siswa. Keterampilan bercerita memiliki beberapa manfaat bagi siswa (khususnya

siswa SD) yaitu untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

dengan baik, membentuk karakter siswa, memberikan sentuhan manusiawi, dan

mengembangkan keterampilan siswa dalam berbahasa.

Namun, berdasarkan dari hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran bercerita dalam mata pelajaran

(18)

2

rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa kelas IV dalam tes mata

pelajaran.

bahasa Indonesia pada semester 1 yang hanya mencapai nilai 55 (standar

ketuntasan belajar minimal untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

adalah 60).

Berdasarkan hasil wawancara dan sharing ideas dengan ibu guru walikelas

IVSDN 034814 Nantimbo, rendahnya keterampilan berbicara khususnya bercerita

siswa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) siswa kurang berminat pada

pembelajaran keterampilan bercerita. Sebagian besar siswa menyatakan bahwa

pembelajaran bercerita merupakan materi yang tidak menyenangkan. Menurut

mereka, cara mengajar guru dalam pembelajaran berbicara kurang menarik; (2)

guru mengalami kesulitan untuk membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran

keterampilan bercerita. Guru mengeluhkan bahwa konsentrasi sebagian besar

siswa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung tidak terfokus pada

pelajaran. Pada umumnya, hanya siswa yang duduk di tempat duduk deretan

depan yang dengan seksama memperhatikan penjelasan guru, sementara itu siswa

yang duduk di tempat duduk di tempat duduk deretan tengah dan belakang lebih

banyak melakukan aktivitas lain selain memperhatikan materi yang disampaikan

guru seperti berbicara dengan teman sebangku atau saling melempar kertas dan

alat tulis dengan teman yang lain; (3) sebagian besar siswa mengalami kesulitan

dan tampak takut untuk mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik dan

benar ketika guru memberi pertanyaan atau meminta siswa untuk tampil di depan

kelas, serta siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran yang sedang

berlangsung; (4) guru mengalami kesulitan untuk menemukan alternatif metode

dan media pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan keterampilan bercerita

kepada siswa selain buku teks Bahasa Indonesia yang biasa dipergunakannya.

Merefleksi fenomena di atas peneliti menetapkan untuk menerapkan

metode kooperatif tipe jigsaw pada kegiatan pengajaran keterampilan bercerita

dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Adapun alasan pemilihan strategi tersebut

sebagai berikut, metode jigsaw merupakan salah satu unit dari metode

(19)

3

kelompokatau belajar bekerja sama biasa. Dalam kerja kelompok guru biasanya

memberikelompok lalu memberikan tugas kelompok tanpa rancangan tertentu

yang dapat membuat setiap siswa menjadi aktif. Akibatnya, siswa ada yang

bekerja aktif tetapi ada juga yang pasif, ataupun bahkan ada yang main-main atau

ngobrol.

Dalam pembelajaran cooperative learning, setiap siswa dituntut untuk

bekerja dalam kelompok melalui rancangan-rancangan tertentu yang sudah

dipersiapkan oleh guru sehingga seluruh siswa harus bekerja aktif. Salah satu

alasan penting mengapa pembelajaran kooperatif peneliti pilih bahwa para guru

pada umumnya menggunakan metode persaingan yang sering digunakan di dalam

kelas, hal ini berdampak negatif bagi para siswa. Pada kenyataannya jika diatur

dengan baik, persaingan di antara para pesaing yang sesuai dapat menjadi sarana

yang efektif dan memotivasi siswa melakukan yang terbaik.

Langkah tersebut diambil karena dengan menggunakan metode belajar

kooperatif, siswa akan termotivasi untuk dapat mengungkapkan ide di dalam

wadah kelompok. Dengan kata lain mereka memiliki tempat untuk curah pendapat

dengan teman mereka, selain itu tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi

dimana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka

adalah jika kelompok mereka bisa sukses dapat mendorong mereka untuk

melakukan usaha maksimal. Pada akhirnya, dengan menerapkan metode jigsaw di

dalam proses pembelajaran keterampilan bercerita, konsentrasi siswa menjadi

lebih terfokus terhadap proses pembelajaran, motivasi dan minat siswa terhadap

pembelajaran berbicara dapat lebih ditingkatkan, mendorong peningkatan kualitas

proses pembelajaran keterampilan bercerita, serta kualitas hasil pembelajaran

keterampilan bercerita semakin meningkat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa perlu untuk

meneliti penerapan metode kooperatrif tipe jigsaw sebagai sarana untuk

meningkatkan keterampilan keterampilan bercerita. Oleh sebab itu, penelitian ini

akan mengkaji tentang peningkatan keterampilan bercerita dalam pembelajaran

(20)

4

1.2. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran keterampilan bercerita pada siswa kelas IVSDN 034814

Nantimbo?

2. Apakah metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kualitas hasil

pembelajaran keterampilan bercerita pada siswa kelas IVSDN 034814

Nantimbo?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan membuktikan.

1. Peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan bercerita pada siswa

kelas IVSDN 034814 Nantimbo dengan metode kooperatif tipe jigsaw.

2. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran keterampilan bercerita pada siswa

(21)

5

1.4. Indikator Ketercapaian Tujuan

Untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian di atas, dapat dilihat

dari indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut:

Tabel 1.1. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian.

Aspek yang diukur Kondisi Kondisi Persentase Indikator keberhasilan

Awal Akhir target

keterampilan bercerita

yang dilakukan guru.

b. Motivasi Rendah Tinggi 70% Siswa Tampak antusias

siswa dalam Aktivitas bercerita

dan mengerjakan tugas

yang diberikan guru.

c. Perhatian Rendah Tinggi 70% Perhatian Siswa terfokus

siswa pada pembelajaran

keterampilan bercerita dan

cooperative learning pada

saat mengerjakan tugas

dari guru.

d. Keaktifan Kurang Aktif 70% Siswa tampak aktif dalam

dan Aktif menjawab pertanyaan dan

keberanian mengungkapkan gagasan

(22)

6

menjawab pembelajaran.

pertanyaan

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dipakai untuk.

a. Memperluas wawasan dalam khasanah keilmuan pembelajaran

Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran keterampilan bercerita;

b. Sebagai acuan pembelajaran keterampilan bercerita dengan model

pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,dan menyenangkan

(PAIKEM);

c. Sebagai acuan pembelajaran keterampilan bercerita dengan penerapan

metode kooperatif tipe jigsaw.

2. Ketuntasan Rendah Tinggi 80% Mencapai standart

Hasil belajar ketuntasan belajar minimal

(kemampuan untuk Mata pelajaran

siswa bahasa Indonesia yaitu 60.

(23)

7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Memberikan kemudahan siswa dalam mengemukakan ide yang

mereka punya dalam kelompok jigsaw;

2) Meningkatnya keterampilan bercerita siswa;

3) Menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga

siswa termotivasi dan merasa antusias dalam mengikuti

pembelajaran.

b. Bagi guru

1) Meningkatnya kemampuan guru dalam mengatasi kendala

pembelajaran keterampilan bercerita dan mengelola kelas;

2) Dapat mengembangkan pembelajaran keterampilan bercerita

dengan penggunaan metode pembelajaran yang inovatif.

c. Bagi sekolah

1) Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan

inovasi pembelajaran bagi para guru lain dalam mengajarkan

materi menulis;

2) kualitas hasil pembelajaran meningkat, terutama hasil

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas IV SD Negeri

034814 Nantimbo, Kabupaten Pakpak Bharat, maka di peroleh Kesimpulan

sebagai berikut :

a. Pembelajaran dengan menggunakan metode Kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan hasil belajar pada pada materi bercerita di kelas IV SD

Negeri 034814 Nantimbo.

b. Dari hasil tes awal yang dilakukan peneliti, nilai rata – rata siswa 49,13

dengan ketuntasan belajar pada mata pelajaran matematika 16,66 %.

c. Hasil tes siklus I yang dilakukan peneliti, nilai rata – rata siswa menjadi

50,2 dengan ketuntasan belajar mencapai 16,56%.

d. Dari hasil tes siklus II yang dilakukan peneliti, nilai rata – rata siswa

meningkat dar siklus I menjadi 78,33 dengan ketuntasan belajar 87,50 %.

Dan dapat disimpulkan siswa yang lulus adalah 21 orang siswa dengan rata rata

78,33 dan ketuntasan klasikalnya adalah 87,50 %

1.1 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan saran sebagai

berikut :

a. Agar guru dapat menggunakan Metode Kooperatif tipe jigsaw dalam

proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain, untuk melakukan penelitian

dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui penelitian tindakan

kelas (PTK).

(25)

77

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. 2005. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative

Learning diruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Abdul Samat Banin. 2006. Teknik Bercerita dalam Pengajaran Bahasa.

Dalam www.brunet.bn/news/pelita/06julai/didik.html, diakses

pada 30 April 2007pukul 12.56 WIB

Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuchdi. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Tinggi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Aminbojonegoro. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Dalam

http://aminbojonegoro.blogspot.com/2009/04/kaedah-pembelajaran-kooperatif.html. diakses 15 Mei 2009 pukul 15.25

WIB.

Arends, Richard I. 2001. Classroom Instruction and Management. New

York: McGraw Hill Companies.

Aronson. 2000. Jigsaw in 10 steps. www.jigsaw.org. Diakses pada 5

September 2008 pukul 15.09 WIB .

Budhi Setiawan. 2007. ”Penelitian Tindakan Kelas (PTK): Classroom

ActionReseach”. Makalah disampaikan pada acara Pelatihan Classroom Action Reseacrh bagi guru-guru SD, SMP, dan SMA Se-Kabupaten yangdiselenggarakan oleh Forum Guru Kabupaten

Sragen pada Senin, 20 Agustus 2007 di Aula Depdiknas

(26)

78

Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Chaedar A. Alwasilah. 2006. Pengajaran Berbasis Sastra. Dalam

www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/122006/27/0901.htm, diakses

pada 23 Februari2007 pukul 09.30 WIB.

Dandan Supratman. 1985. “Pengaruh keterampilan Berpikir Verbal dan Bimbingan Menyusun Perangkat Pertanyan terhadap Keterampilan bercerita Mahasiswa IKIP Semarang.” Tesis. Jakarta: (TidakDipublikasikan) Fak. Pascasarjana IKIP Jakarta.

Djago Tarigan. 1992. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I Buku

II.4Modul 1-6. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

e-BinaAnak. 2002. Beberapa Prinsip Pemikiran Metode Mengajar.

Dalam http://lead.sabda.org/pemikiran_sekitar_metode_mengajar.

Diakses pada 5September 2008 pukul 15.09 WIB.

Gorys Keraf. 2001. Komposisi: Sebuah suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Penerbit Angkasa.

Gomleksis, M.N. 2007. “Effectiveness of Cooperative Learning (Jigsaw II)Method in Teaching English as a Foreign Language to Engineering Students (Case of Firat University, Turkey)”.

European Journal ofEngineering Education, v32 n5 p613-625 Oct

2007. http:www.eric.ed.gov. Diakses pada tangga 20 Mei 2009

(27)

79

Henry Guntur Tarigan. 1986. Menyimak: Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Henry Guntur Tarigan. 1985. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran

Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Johan Yunus. 2005. ”Efekifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawdalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa di SLTP”.Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Bidang Pendidikan Vol.7, No. 1, Maret 2005, 1-12.

Kilic, Durmus. 2008. ”The Effect of the Jigsaw Technique on Learning theConcept of the Principles of Teaching Kazim Karabekir Education Faculty Erzurum, Ataturk University, Turkey”. World

Applied Sciences Journal 4(Supple 1 ): 109-114, 2008ISSN

1818-4952© IDO SI Publications, 2008.

http:www.jigsaw.org/pdf/basics.Diakses pada tanggal 23 April

2009pukul 13.12 WIB.

Kusumo Priyono. 2001. Terampil Mendongeng. Jakarta: Grasindo.

Larkin, Chuck. 2000. Diskusi, Terbaik Tingkatan Kemampuan Berbicara. Dalam

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/042007/02/99forumguru.htm,diakses pada 10 Mei

2007 pukul 13.45 WIB

Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1991. Keterampilan bercerita

(28)

80

Milles, Matthew B. Dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data

Kualitatif(edisi terjemahan oleh Tjeptjep Rohendi Rohidi). Jakarta: UI Press.

Suharsimi Arikunto, Suhardjo, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Utami Widiati. 1999. ”Meningkatkan Kemahiran Berbicara Mahasiswa JurusanBahasa Inggris dengan Menggunakan Model Penutur Asli Melalui Kaset: Kombinasi antara Listening dan Speaking. Forum Penelitian Pendidikanth. 11, no. 1, juni 1999, hlm. 26-37.

Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Yusuf. 2003. Kualitas Proses dan Hasil Belajar Biologi Melalui Pengajaran

Gambar

Tabel 1. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian .................................................
Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw  .....................................................................
Grafik 1. Kemampuan Awal siswa  ...........................................................................
Tabel 1.1. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Ingat bahwa pola dari setiap subbarisan pembangkit dari kode baru adalah benar-benar sama dengan satu dari kode gray terrefleksi terkait, dengan menggunakan batas bawah yang

Pada tanggal 7 April 2016, Ridduwan mewawancari Kepala Dinas Pendidikan Kota Dumai atas nama Syaari yang menyatakan “sesuai dengan peraturan Kementerian dan Kebudayaan

Jl.. ketinggian manakah metode yang dianggap lebih akurat tersebut efektif perhitungannya. Efisiensi perencanaan gedung ini akan dibandingkan melalui indikator biaya.

Motivasi belajar siswa pada materi larutan penyangga untuk siswa kelompok tinggi tergolong kategori sangat baik pada indikator durasi kegiatan; persistensi pada

Wahai kaum guru semua Bangunkan rakyat dari gulita Kita lah penyuluh bangsa. Pembimbing melangkah

Teman-teman TIN 42 dan Qoinkerz yang telah memberikan dorongan dan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi

Pertama , sebagai mahasiswa Program Studi Penerbitan, penulis ingin mengaplikasikan pengetahuan tentang buku pada umumnya dan pengetahuan tentang ilustrasi pada

output-outputnya, dan sebaliknya bank yang nilai efisiensinya dibawah 100% harus dapat melakukan efisiensi dalam penggunaan input dan atau harus memaksimalkan semua kemampuan