IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2 MODEL
MEDAN, SUMATERA UTARA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh: IRRIJAL
NIM. 8146131005
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Irrijal, NIM.8146131005 “Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Madrasah
Aliyah Negeri 2 Model Medan, Sumatera Utara”. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam komponen sistem pendidikan yang meliputi input yang terdiri dari raw input atau siswa, instrumental input, proses, dan output madrasah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif naturalistik yang menekankan pada sistem yang diamati secara alamiah. fokus penelitian pada raw input, instrumental input, proses dan output, Subjek penelitian adalah kepala madrasah, komite, wakil kepala madrasah, guru, dan siswa, instrumen penelitian ini adalah penelitian sendiri. Tekhnik pengumpulan data dengan wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi, hal ini dilakukan untuk memperoleh data informasi yang saling menunjang tentang implementasi Manajemen Mutu Terpadu. Hasil penelitian ini dapat diuraikan bahwa raw input di MAN 2 Model Medan dilakukan melalui dua jalur yaitu jelur tes dan undangan, untuk tercapainya proses berkualitas madrasah mengoptimalkan Instrumental input dengan meningkatkan kompetensi diri tenaga pendidik, menambah sarana dan prasarana pendukung, menyesuaikan kurikulum dengan memperhatikan kearifan lokal dan harapan masyarakat, meningkatkan pengelolaan pembiayaan, dan administrasi madrasah berjalan dengan baik. Proses kegiatan belajar mengajar berjalan secara efektif dan produktif, fungsi manajerial kepala madrasah berjalan dengan baik, MGMP berjalan aktif dan fungsional, pembinaan dan pengembangan bakat dan minat siswa dilakukan secara berkesinambungan, budaya mutu dikembangkan dengan nuansa islami, networking terjalin luas didalam dan luar negeri, dan manajemen mutu terpadu terimplementasi dengan baik. Output madrasah secara akademik terus meningkan, nilai rata rata hasil UN 8,78, lulusan madrasah banyak diterima di PTN melalui jalur SNMPTN, menjuarai berbagai kejuaraan dan olimpiade ilmiah ditingkat regional dan nasional, prestasi siswa dalam bidang non akademik juga sangat meningkat. Keberhasilan implementasi manajemen mutu terpadu di MAN 2 Model Medan membuat madrasah ini mendapat kepercayaan masyarakat luas dan menjadi madrasah percontohan yang unggul di kota medan, Sumatera Utara.
ii
ABSTRACT
Irrijal, NIM. 8146131005 “Implementation of Total Quality Management in Hight School (MAN) 2 Model Medan North Sumatera”. Thesis: Postgraduated Program, State University of Medan, 2017. The aims of this research to determine the Implementation Total Quality Management in education components system such as input consist of raw input in this case students, instrumental input, process and output. The method used in this research is qualitative naturalistic, simple and more emphasis to naturally system observed, this research focus on raw input, instrumental input, process and output, subject this research are principal, school committee, vice principal, teachers and students at MAN 2 Model Medan. The instruments is researcher himself. data collection techniques used were interview, field notes and study document. This is done to obtain data supporting each other information about the implementation total quality management. The results of this research can be described that the raw input in MAN 2 Model is through two lines first by invitations second by regular test, to achievement of quality processes the school optimize Instrumental input by improving teachers competence self, adding facilities and infrastructure supporting, adjusting the curriculum by observing local wisdom and expectations of the community, improving finance management and school administration runs well. The process of teaching and learning activities effectitively and produktively, the principal managerial functions have been running well, teachers discussion subjects (MGMP) efective and functional, continues improvement students talents, quality culture of Islamic nuances, networking has been entwined well inside and outside the country, and total quality management has been implemented well. The academic output continue increse, it can be seen to the median results of students 8.78 in final examinations, graduates of the madrasah also accepted in some National State Universities (PTN) through nasional selection sign in universities (SNMPTN), won various Championships and the Olympics present regional and national scientific, student achievement in non academic also greatly increased, the success implementated total quality mangement make madrasah MAN 2 Model got public trust from societies and became a superior madrasah in medan, North Sumatra.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis ucapkan atas kelimpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan thesis yang berjudul “Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di MAN 2 Model Medan Sumatera Utara”. Selanjutnya selawat dan salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena berkat perjuangan beliaulah kita
dapat menikmati alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Penulisan thesis ini merupakaan tugas akhir guna memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Universitas Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada Dr. Arif
Rahman, M.Pd selaku pembimbing I dan Dr. Restu, M.S selaku pembimbing II yang telah
banyak memberikan pengarahan serta bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
sesuai dengan petunjuk dan pedoman yang berlaku. Selanjutnya Penulis ucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di Program
Pascasarjana UNIMED.
2. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., Selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
3. Dr. Darwin, S.T, M.Pd, Selaku Ketua Program Studi Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Negeri Medan sekaligus penguji.
4. Prof. Dr Paningkat Siburian, M.Pd, Sebagai penguji, beliau banyak memberikan masukan
iv
5. Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd, sebagai penguji, beliau banyak memberikan saran, masukan,
dan spirit kepada penulis.
6. Bapak/Ibu dosen Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas
Negeri Medan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, arahan dan bimbingan
selama penulis mengikuti perkuliahan.
7. Dr. Burhanuddin, M.Pd, Selaku Kepala Sekolah MAN 2 Model Medan, guru-guru dan
staf pegawai serta siswa-siswi MAN 2 Model Medan yang banyak membantu
memberikan informasi dalam pengumpulan data penulisan tesis.
8. Istri tercinta, Ayahanda dan Ibu mertua serta ananda tersayang Syuhara Naumi Rijaldy
dan Rais Aqyla Rijaldy yang telah mendoakan dan pengertiannya selama penulis
menyelesaikan perkuliahan.
9. Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan khususnya Prodi
Administrasi Pendidikan yang telah banyak memberikan bantuan moral dalam
penyelesaian perkuliahan dan penelitian ini.
Semoga amal baik dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis
mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pendidikan dimasa kini dan yang akan datang, Amin.
Medan, April 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Fokus Masalah ... 13
1.3. Rumuan Masalah ... 13
1.4. Tujuan Penelitian ... 14
1.5. Manfaat Penelitian ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Mutu Terpadu ... 15
2.1.1. Pengertian Manajemen ... 15
2.1.2. Tujuan dan Fungsi Manajemen dalam pendidikan 19 2.1.3. Pengertian Mutu ... 25
2.1.4. Tujuan dan Fungsi Manajemen Mutu Sekolah 27 2.1.5. Aspek Aspek dasar Manajemen Mutu Sekolah 33 2.1.6. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu ... 36
2.1.7. Prinsip dan Komponen MMT ... 40
2.1.8. Kelompok Kerja Meraih Mutu ... 48
2.1.9. Langkagh– langkah Penerapan MMT ... 50
2.1.10. Kepemimpinan Dalam Manajemen Mutu ... 54
vi
2.3. Standar Nasional Pendidikan ... 75
2.3.1. Komponen Standar Pengelolaan Pendidikan .. 78
2.4. Penelitian Relevan ... 90
3.4.1. Tehnik Pengumpulan Data... 93
3.4.2. Observasi ... 94
3.6.1. Uji Kredibilitas (Credibility) ... 101
3.6.2. Uji Keteralihan (Transferability) ... 103
3.6.3. Uji Ketergantungan (Dependability) ... 103
3.6.4. Ketegasan (Confirmabiliti) ... 103
3.7. Waktu Penelitian ... 104
BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data ... 105
4.1.1. Profil Madrasah ... 105
4.1.2. Raw Input Madrasah ... 112
vii
4.1.4. Proses ... 145
4.1.5. Output Madrasah ... 200
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 203
4.2.1. Raw Input ... 203
4.2.2. Instrumental Input ... 207
4.2.3. Proses ... 215
4.2.4. Output Madrasah ... 226
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 236
5.2. Saran ... 237
DAFTAR PUSTAKA ... 238
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Fungsi Manajemen ... 20
Tabel 4.1 Tenaga Pendidik MAN 2 Model Medan ... 108
Tabel 4.2 Tenaga Kependidikan MAN 2 Model Medan... 108
Tabel 4.3 Keadaan Murid TP 2016-2017 ... 109
Tabel 4.4 Rekapitulasi Siswa Berdasarkan Kelas, Jurusan, dan Rombel .... 120
Tabel 4.5 Kompetensi Siswa Jurusan IA ... 127
Tabel 4.6 Kompetensi Siswa Jurusan IPS ... 131
Tabel 4.7 Kompetensi Siswa Jurusan IPA ... 132
Tabel 4.8 Kompetensi Siswa Jurusan IPB... 134
Tabel 4.9 Target Kemampuan Berbahasa Asing Jurusan IPB ... 134
Tabel 4.10 Kelengkapan Prasarana dan Sarana ... 136
Tabel 4.11 Waktu Pelaksanaan Fullday School ... 150
Tabel 4.12 Jenis Kegiatan Ektrakurikuler ... 159
Tabel 4.13 Keordinator MGMP Litbang Jurusan ... 164
Tabel 4.14 Jadwal Pertemuan MGMP ... 164
Tabel 4.15 Kabid dan Keordinator Mutu ... 179
Tabel 4.16 Tim penilaian kinerja Guru dan pegawai ... 181
Tabel 4.17 Perencanaan Stretegik melalui Analisis SWOT ... 186
Tabel 4.18 Nilai UN Siswa MAN 2 Medan TP: 2015-2016 ... 201
Tabel 4.19 Status Kepegawaian Tenaga Pendidik ... 209
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Peningkatan kualitas menurut Ralph G Lewis ... 59
Gambar 2.2 Kerangka konseptual ... 91
Gambar 3.1 Alur Analisis Data ... 99
Gambar 4.1 Struktur Organisasi MAN 2 Model Medan ... 111
Gambar 4.2 Struktur Komite ... 112
Gambar 4.3 Grafik Pendanaan Madrasah ... 194
Gambar 4.4 Jumlah siswa 3 tahun terakhir ... 205
Gambar 4.5 Asal Sekolah Yang Mendaftar 3 tahun terakhir ... 206
Gambar 4.6 Jumlah PPDB Yang Lulus jalur Undangan dan Tes ... 206
Gambar 4.7 Kualifikasi pendidikan tenaga pendidik ... 208
Gambar 4.8 Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kependidikan ... 208
Gambar 4.9 Jumlah lulusan 3 tahun terakhir ... . 227
Gambar 4.10 Jumlah lulusan yang diterima di PTN ... . 228
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pedoman Observasi ... 241
Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi ... 242
Lampiran 3. Pedoman Wawancara ... 243
Lampiran 4. Catatan Lapangan Observasi Izin Penelitian ... 245
Lampiran 5. Catatan Lapangan Observasi WKM Humas ... 246
Lampiran 6. Catatan Lapangan Observasi WKM Kesiswaan ... 247
Lampiran 7. Catatan Lapangan Observasi Kepala Madrasah ... 248
Lampiran 8. Catatan Lapangan Observasi Kunjungan SMK Sepang ... 249
Lampiran 9. Transkip Wawancara Kepala Madrasah ... 251
Lampiran 10. Transkip Wawancara Komite Madrasah ... 256
Lampiran 11. Transkip Wawancara WKM Humas ... 258
Lampiran 12.Transkip Wawancara WKM Kurikulum ... 262
Lampiran 13. Transkip Wawancara WKM Kesiswaan... 266
Lampiran 14. Transkip Wawancara WKM SARPRAS ... 270
Lampiran 15. Transkip Wawancara Guru ... 273
Lampiran 16. Transkip Wawancara Murid ... 276
Lampiran 17. RENSTRA Madrasah ... 278
Lampiran 18. Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 296
Lampiran 19. Tenaga Pendidik Fullday School ... 299
Lampiran 20. Kalender Pendidikan Madrasah ... 301
Lampiran 21. Struktur Kurukulum Madrasah ... 302
xi
Lampiran 23. Prilaku dan Budaya Mutu ... 312
Lampiran 24. Perangkat Kegiatan Belajar Mengajar ... 317
Lampiran 25. Hasil Penilaian Kinerja Guru ... 368
Lampiran 26. Jadwal Supervisi Guru ... 370
Lampiran 27. Tim Penulis Buku Pelajaran ... 373
Lampiran 28. Akreditas Madrasah ... 377
Lampiran 29. Hasil PPDB 2016 ... 378
Lampiran 30. Siswa Yang Lulus SNMPTN ... 380
Lampiran 31. Proposal Hasil Riset (LKTI) Siswa ... 385
Lampiran 32. Data Siswa Berprestasi ... 408
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peningkatan kualitas merupakan salah satu pilar pembangunan dalam
bidang pendidikan, disamping pemerataan dan perluasa akses serta peningkatan
efektifitas, efisiensi tata kelola pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan
semakin mendapat penekanan, dikarenakan adanya kesadaran bahwa masa depan
suatu bangsa tergantung pada keberhasilan bangsa menciptakan pendidikan yang
berkualitas, oleh karena itu, tidak mengherankan kalau keberhasilan peningkatan
kualitas sekolah sangat ditentukan oleh sekolah itu sendiri dalam meningkatkan
kualitas manajemen sekolah. Dari pernyataan diatas maka dapat kita pahami
bahwa administrasi pendidikan merupakan uapya proses pengarahan dan
pengintegrasi semua komponen yang terlibat untuk pencapaian tujuan pendidikan
baik makro maupun mikro dengan mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokrasi serta bertanggung jawab ( UU No 20 tahun 2003).
Pergeseran paradigma pembangunan dari sentralisasi ke desentralisasi
melalui pelaksanaan otonomi daerah termasuk dalam bidang pedidikan, diera
otonomi sekarang pendidikan menghadapai beberapa persoalan yang berhubungan
dengan kemampuan sekolah dalam menjamin anggaran sekolah, sumber daya
manusia yang bermutu, ketersediaan sarana dan prasarana sekolah dalam jumlah
2
partisipasi orang tua siswa serta masyarakat yang tinggi. Sekolah merupakan unit
pelaksana pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi peserta
didik yang memerlukan layanan pendidikan yang beragam pula dengan kondisi
geografis dan lingkungan yang berbeda satu dengan yang lain, maka satuan
pendidikan semestinya harus dinamis dan kreatif dalam menjalankan perannya
dan tetap mengupayakan peningkatan kualitas/ mutu pendidikan. Hal ini akan
memberikan efek positif yang signifikan jika jika instansi pendidikan dan unit
sekolah diberikan kepercayaan untuk mengatur dan mengelola dirinya sendiri
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak didiknya. kendati demikian agar mutu
pendidikan tetap terjaga tetap harus ada peran dan control dari pemerintah, maka
harus ada standar yang mengikat dan disepakati secara nasional untuk dijadikan
indicator evaluasi keberhasilan peningkatan mutu tersebut.
Menurut Darwin dan Irsan (2012;5-6) istilah mutu mengandung makna
derajat (tingkat) keunggulan suatu produk baik berupa barang maupun jasa, mutu
dalam arti yang relatif, ukuran mutu adalah kebutuhan pelanggan dengan kata
lainpelanggaan pada hakikatnya menentukan mutu, kebutuhan pelanggan bisa
berubah ubah sesuai dengan perkembangan dan masyarakat. Dalam Konteks
pendidikan Pengertian mutu mengacu pada proses pendidikan dan hasil
pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu melibatkan berbagai input,
seperti; bahan ajar, metodelogi, sarana dan prassaraan sekolah, Suasana sekolahn
yang kondusif, Manajemen sekolah. Mutu dalam konteks hasil pendidikan
mengacu pada prestasi yang dicaai sekolah pada setiap kurun waktu tertentu,
prestasi yang dicapai baik itu akademik ataupun non akademik. Secara umum
3
pendidikan dan kompetensi lulusan yang sesuai atau melebihi harapan masyarakat
sesuai dengan kebutuhan pasar kerja
Menurut Umedi (2004:3). Ada dua faktor yang dapat menjelaskan
mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang optimal. Pertama,
strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi
yang demikian lebih bersandar pada asumsi bahwa bila mana semua input
pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku buku ( materi ajar) dan alat
alat lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga
kependidika lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan akan dapat
menghasilkan Ouput yang bermutu sebagaimana yang diharapkan. Kedua
pengelolaaan pendidikan selam ini lebih bersifat macro oriented, diatur oleh
jajaran birokrasi di tingkat pusat. Banyak faktor - faktor yang diproyeksikan di
tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di
tingkat mikro. Dengan kata lain, bahwa kompleksitas cakupan permasalahan
pendidikan sering kali tidak terakomodir secara utuh dan akurat oleh pemerintah
pusat.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 2 tentang Standar
Nasional Pendidikan meliputi; a) standar isi, b) standar proses, c) standar
kompetensi lulusan, d) standar pendidik dan tenaga kependidikan, e) standar
sarana dan prasarana, f) standar pengelolaan, g) standar pembiayaan, h) standar
penilaian pendidikan. Standar Pengelolaan Pendidikan pada bagian kesatu tentang
standar pengelolaan oleh satuan pendidikan dijelaskan bahwa pengelolaan satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen
4
partisipasi, 4) keterbukaan, 5) akuntabilitas. Setiap pengelolaan pendidikan perlu
memperhatikan dan menempatkan mutu sebagai alat untuk memperoleh manfaat
terhadap perkembangan pendidikan yang dapat memperbaiki dan
menyempurnakan kegiatan pendidikan. Dalam hal peningkatan mutu, fokus yang
terpenting adalah berkenaan dengan proses pendidikan tersebut sehingga
mempunyai nilai yang bermanfaat bagi setiap pengguna jasa pendidikan
umumnya.
Peraturan Pemerintah tersebut merupakan bagian dari penerapan
manajemen mutu yang mengimplementasikannya melalui perangkat-perangkat
seperti perencanaan mutu (quality planning), pengendalian mutu(quality control),
jaminan mutu (quality assurance), dan peningkatan mutu (quality improvement),
oleh karena itu, setiap lembaga pendidikan hendaknya mengedepankan
penjaminan mutu dalam proses pembelajaran maupun manajemennya. Dalam
konteks inilah, kehadiran paradigma baru yang dikenal dengan manajemen mutu
terpadu, Total Quality Management (TQM) sebagai solusi alternatif bagi
peningkatan dan penjaminan mutu lembaga pendidikan
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba memaksimalkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus-menerus, Selain itu, TQM juga didefinisikan sebagai sistem
manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan yang melibatkan seluruh
anggota organisasi. Konsep ini berasal dari Amerika Serikat selama PD II, ketika
W. Edwad Deming menolong para insinyur dan teknisi untuk menggunakan teori
statistik dalam memperbaiki mutu produksi, kemudian lebih banyak
5
Jadi TQM mengintegrasikan keterampilan teknikal dan analisis dari Amerika,
keahlian implementasi dan pengorganisasian Jepang, serta tradisi keahlian dan
integritas dari Eropa dan Asia. Menurut Rivai, dkk (2013:407) manajemen mutu
terpadu sangat populer di lingkungan organisasi profit, khususnya di lingkungan
berbagi badan usaha/perusahaan dan industri, yang telah terbukti keberhasilannya
dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya masing – masing
dalam kondisi bisnis yang kompetitif, kondisi seperti ini telah mendorong
berbagai pihak untuk mempraktekannya di lingkungan organisasi non profit
termasuk di lingkungan lembaga pendidikan
Menurut Hadari Nawari (2005:46) Manajemen Mutu Terpadu adalah
manejemen fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskan
pada peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari
masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum (public
service) dan pembangunan masyarakat (community development). Konsepnya
bertolak dari manajemen sebagai proses atau rangkaian kegiatan
mengintegrasikan sumber daya yang dimiliki, yang harus diintegrasi pula dengan
pentahapan pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen, agar terwujud kerja sebagai
kegiatan memproduksi sesuai yang berkualitas. Setiap pekerjaan dalam
manajemen mutu terpadu harus dilakukan melalui tahapan perencanaan, persiapan
(termasuk bahan dan alat), pelaksanaan teknis dengan metode kerja/cara kerja
yang efektif dan efisien, untuk menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang
bermanfaat bagi masyarakat.
Di lingkungan organisasi non profit, khususnya pendidikan, penetapan
6
yang tidak mudah dalam pengimplementasian Manajemen Mutu Terpadu (TQM).
Kesulitan ini disebabkan oleh karena ukuran produktivitasnya tidak sekedar
bersifat kuantitatif, misalnya hanya dari jumlah lokal dan gedung sekolah atau
laboratorium yang berhasil dibangun, tetapi juga berkenaan dengan aspek kualitas
yang menyangkut manfaat dan kemampuan memanfaatkannya, demikian juga
jumlah lulusan yang dapat diukur secara kuantitatif, sedang kualitasnya sulit
untuk ditetapkan kualifikasinya. Sehubungan dengan itu di lingkungan organisasi
bidang pendidikan yang bersifat non profit.
Nawari (2005:47) ukuran produktivitas organisasi bidang pendidikan
dapat dibedakan sebagai berikut; Pertama. Produktivitas Internal, berupa hasil
yang dapat diukur secara kuantitatif, seperti jumlah atau prosentase lulusan
sekolah, atau jumlah gedung dan lokal yang dibangun sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan, Kedua. Produktivitas Eksternal, berupa hasil yang tidak
dapat diukur secara kuantitatif, karena bersifat kualitatif yang hanya dapat
diketahui setelah melewati tenggang waktu tertentu yang cukup lama.
Masih menurut Hadari Nawawi (2005 : 47), bagi organisasi pendidikan,
adaptasi manajemen mutu terpadu dapat dikatakan sukses, jika menunjukkan
gejala – gejala sebagai berikut; 1). Tingkat konsistensi produk dalam memberikan
pelayanan umum dan pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan peningkatan
kualitas SDM terus meningkat. 2) Kekeliruan dalam bekerja yang berdampak
menimbulkan ketidakpuasan dan komplain masyarakat yang dilayani semakin
berkurang, 3) Disiplin waktu dan disiplin kerja semakin meningkat, 4)
Inventarisasi aset organisasi semakin sempurna, terkendali dan tidak
7
efektif terutama dari atasan langsung melalui pengawasan melekat, sehingga
mampu menghemat pembiayaan, mencegah penyimpangan dalam pemberian
pelayanan umum dan pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, 6)
Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah, 7) Peningkatan
ketrampilan dan keahlian bekerja terus dilaksanakan sehingga metode atau cara
bekerja selalu mampu mengadaptasi perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sebagai cara bekerja yang paling efektif, efisien dan
produktif, sehingga kualitas produk dan pelayanan umum terus meningkat.
Menurut Sallis (2015: 12) Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan
berlandaskan pada kepuasan pelanggan sebagai sasaran utama, pelanggan dapat
dibedakan menjadi pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Dalam dunia
pendidikan pelanggan internal adalah pengelola institusi pendidikan itu sendiri,
misalnya kepala sekolah, guru, staff, dan tenaga kependidikan. Pelanggan
eksternal adalah masyarakat, pemerintah dan dunia kerja, jadi suatu institusi
pendidikan disebut bermutu apabila antara pelanggan interternal dan eksternal
telah terjalin kepuasan atas jasa yang diberikan.
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu dalam
bidang pendidikan tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas, daya saing bagi
output (lulusan) dengan indikator adanya kompetensi baik intelektual maupun
skill serta kompetensi sosial siswa/lulusan yang tinggi. Dalam mencapai hasil
tersebut, Implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan (sekolah) perlu
dilakukan dengan sebenar-benarnya tidak dengan setengah hati. Dengan
melaksanakan semua fungsi – fungsi dari manajemen (Perencanan,
8
yang ada dalam organisasi maka pendidikan kita tidak akan jalan di tempat seperti
saat ini.
Ada empat alasan utama dalam adopsi TQM di lembaga pendidikan,
antara lain; Pertama, para pendidik harus bertanggung jawab terhadap tugas dan
fungsi mereka, karena para pendidik merupakan faktor utama bagi peningkatan
sekolah. Para pendidik harus mengendalikan proses penyelesaian masalah yang
berdampak pada lingkungan belajar di sekolah. Kedua, pendidikan membutuhkan
proses pemecahan masalah yang peka dan fokus pada identifikasi dan
penyelesaian penyebab utama yang menimbulkan masalah tersebut. Semua akar
dalam masalah pendidikan bersifat sistemik, yaitu berasal dari akar masalah yang
berada dari komunitas sekolah dan berimplikasi pada kegiatan belajar mengajar di
sekolah itu sendiri. Ketiga, organisasi sekolah harus menjadi model organisasi
belajar semua organisasi. Keempat, melalui integrasi TQM di lembaga
pendidikan, masyarakat dapat menemukan mengapa sistem pendidikan yang ada
saat ini tidak berjalan dengan baik.
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu dalam
bidang pendidikan tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas, daya saing bagi
output (lulusan) dengan indikator adanya kompetensi baik intelektual maupun
skill serta kompetensi sosial siswa/lulusan yang tinggi. Dalam mencapai hasil
tersebut, Implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan (sekolah) perlu
dilakukan dengan sebenar-benarnya tidak dengan setengah hati. Dengan
melaksanakan semua fungsi – fungsi dari manajemen (Perencanan,
9
yang ada dalam organisasi maka pendidikan kita tidak akan jalan di tempat seperti
saat ini.
Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah sebagian dari jenjang
pendidikan yang diatur dalam Sistim Pendidikan Nasional merupakan jenjangg
vital yang harus dipersiapkan untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik.
Implikasi era globalisasi menuntut manusia berkualitas untuk mampu
memecahkan persoalan persoalan dan memenuhi hidupnya secara individu dan
pada gilirannya memberikan solusi dalam mewujudkan sasaran kebijakan
pembangunan bangsa kearah yang lebih produktif terlebih lagi dalam
mengahadapi masyarakat ekonomi asean (MEA).
Salah satu lembaga pendidikan yang bercirikan agama Islam di Indonesia
kehadiran madrasah dipandang menjadi salah satu indikator penting bagi
perkembangan positif kemajuan prestasi budaya umat Islam, mengingat realitas
pendidikan sebagaimana terlihat pada fenomena madrasah yang sedemikian maju
sejak abad kemajuan Islam, adalah cerminan dari keunggulan capaian keilmuan,
intelektual dan kultural. oleh karenanya timbul kebanggaan terhadap madrasah,
karena lembaga ini mempunyai citra eksklusif dalam penilaian masyarakat. Dalam
catatan sejarah, madarasah pernah menjadi lembaga pendidikan par excellence di
dunia Islam.
Madrasah model adalah madrasah yang secara khusus diintervensi untuk
meningkatkan kualitas. Madrasah model didirikan sebagai magnet school yang
diharapkan menularkan keberhasilannya kepada madrasah-madrasah lain di
sekitarnya. Pada tingkat tertentu program madrasah model ini telah berhasil
10
Madrasah model ini telah menunjukkan keberhasilannya antara lain;
terjadinya peningkatan kualitas guru melalui berbagai program pendidikan (S2
dan S3) dan program pelatihan; meningkatnya mutu lulusan yang tampak dengan
kecilnya kesenjangan prestasi siswa madrasah dengan siswa sekolah umum,
meningkatnya animo orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke madrasah ini,
mulai terbentuknya networking antara madrasah dengan berbagai perguruan
tinggi, khususnya di PTAIN maupun lainnya. Kondisi demikian menunjukkan
adanya peningkatan prestasi produk (output) madrasah sehingga menimbulkan
pencitraan bagi mutu pendidikan madrasah, menghasilkan produk (output) untuk
memenuhi kepuasan pelanggan atau stakeholder internal maupun eksternal.
Alasan mengapa peneliti memilih MAN 2 Model sebagai tempat yang
potensial untuk diteliti karena berdasarkan observasi awal (grand-tour
observation) Madrasah Aliyah Negeri 2 Model (MAN 2 Model) telah
menerapkan manajemen mutu terpadu dalam peningkatan mutu sejak tahun 2014
sampai sekarang, mengingat madrasah memiliki peran penting dalam menunjang
aktivitas roda pendidikan di Sumatera Utara dan kota Medan. Urgensi
pengembangan mutu pendidikan Islam dengan melihat pada kondisi realitas yang
berkembang, tidak dapat ditunda lagi. Ilmu pengetahuan semakin berkembang.
Pendidikan Islam di Indonesia perlu melakukan inovasi agar sejajar dengan
kemajuan bangsa-bangsa, dibelahan dunia. Dalam pengembangan pendidikan
Islam diperlukan sistem manajemen mutu, sehingga mampu meraih prestasi
terbaik, dapat mengeluarkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing.
MAN 2 Model Medan juga telah mengukir banyak prestasi baik di tingkat
11
diantara; (1) bidang akademik, Juara III siswa berprestasi Honda Tingkat nasional,
2010, Juara III karya tulis ilmiah antar siswa SMU/MA se – Sumatera, Univ
Andalas 2010, Juara II olimpiade kimia se Sumatera bagian Utara ( NAD, Sumut,
Riau, Kep.Riau, Sumbar) 2010, Juara I dan II Olimpiade MIPA se Kota Medan
2010, Juara I Olimpiade IPS Se Kota Medan 2010, Juara II dan III Olimpiade
Bahasa Inggris se Kota Medan 2010, Peringkat 5 dan 6 Olimpiade UN IPA se
Sumatera bagian Utara ( NAD, Sumut, Riau, Kep.Riau, Sumbar) 2011, Juara II
Kompetisi Kimia Kota Medan 2011, Juara I Olimpiade sains Madrasah Kimia tkt
Sumut 2013, Juara I Olimpiade sains Madrasah Biologi tingkat Sumut 2013.
Sebagai wujud komitmen dalam pengembangan mutu pendidikan dalam
sains dan teknologi yang berkarakter, MAN 2 Model Medan bekerjasama dengan
Japan International Cooperation Center (JICA) guna melakukan pertukaran
pelajar dan guru ke Jepang dalam program Jenesys 2016 yang dilakukan
baru-baru ini, 20-26 Januari 2016. Kegiatan ini menekankan pertukaran informasi dan
pengalaman dalam bidang budaya, sejarah, dan teknologi, ( 2) di bidang non
akademik antara lain; Juara Umum Marching Band se Sumatera Utara 2010, Juara
Umum Tim Lingkungan Hidup Tkt SUMUT 2011, Juara Umum Paskibra se Kota
Medan 2011, Juara Umum Kepramukaan Tingkat Kabupaten/ Kota 2010, Juara II
MTQ Tingkat Sumater Utara, Madina 2010, Juara III MFQ Kota Medan 2011,
Peserta MTQ Tingkat Nasional di Bengkulu 2010, Petugas Pengibar Bendera dan
Paduan suara MTQ kota medan (2009 –2013), Juara I Paskibra Pangdam I Bukit
Barisan 2012, Juara Umum Marching Band Nasional (BMBC), Bandung 2013,
juara VIII Roket Air se SUMUT di USU Medan 2013, Juara II (runner-up)
12
Olahraga Petanque Indonesia (FOPI), Juara I Lomba Orasi Politik pada Gebyar
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tingkat Pelajar SLTA
se-Sumatera Utara, UNIMED, 2015. Disamping itu juga, Lembaga Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Indonesia menetapkan MAN 2 Model Medan sebagai Sekolah
dengan Aktivasi Tabungan Simpanan Pelajar Terbanyak di Bank Muamalat Tahun
2015. Atas prestasi ini MAN 2 Model Medan memperoleh penghargaan dari
Otoritas Jasa Keuangan dan PT. Bank Muamalat Indonesia yang diserahkan oleh
Plt. Gubernur Sumatera Utara Ir. T. Erry Nuradi, M.Si pada saat acara Aktivasi
Program Tabungan Simpanan Pelajar (Simpel) Bank Muamalat
Kurikulum yang digunakan MAN 2 Model telah mengalami pergantian
beberapa kali, sesuai dengan peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Nasional. Pada tahun 2004, MAN 2 Model Medan menggunakan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Kemudian pada tahun 2007, kurikulum pendidikan
yang dipakai adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan( KTSP), pada tahun
2013 sampai sekarang, kurikulum yang dipakai adalah Kurikulum 2013( K13).
Guru-guru yang mengajar di sekolah ini memiliki jenjang pendidikan S1dan S2.
Kualitas pendidikan yang dimiliki sekolah ini tidak kalah saing dengan
sekolah-sekolah yang ada di wilayah kota Medan. Sehingga, gelar sekolah-sekolah model favorit
berbasis islami layak diraih oleh MAN 2 Model Medan hingga saat ini.
1.2. Fokus Masalah
Bedasarkan latar belakang diatas, maka dapat dilihat bahwa adaptasi
manajemen mutu terpadu dalam peningkatan mutu sistem pendidikan terdiri dari
13
Anggaran, Sarana & prasarana), Proses, dan output (lulusan). Keseluruhan
komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional
1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini dapat diuraikan dalam pertanyaan
penelitian sebagai berikut ini:
1. Bagaimana peningkatan raw input sebagai animo masyarakat di MAN
2 Model Medan,?
2. Bagaimana komponen peningkatan Instrumental input pendukung
proses di MAN 2 Model Medan.?
3. Bagaimana efisiensi proses di MAN 2 Model Medan.?
4. Bagaimana capaian peningkatan Output di MAN 2 Model Medan,?
5. Bagamana bentuk sistem implementasi Manajemen Mutu terpadu di
MAN 2 Model Medan,?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang :
1. Peningkatan raw input sebagai animo masyarakat di MAN 2 Model
Medan.
2. Komponen peningkatan Instrumental input di MAN 2 Model Medan.
3. Efisiensi proses di MAN 2 Model Medan.
14
5. Bentuk sistem implementasi Manajemen Mutu terpadu di MAN 2
Model Medan.
1.5. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian dapat memberikan banyak sumbangsih konseptual kepada
lembaga pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di MAN 2
Model Medan dan menghasilakan lulusan yang berkualitas serta dapat menambah
khazanah teoritis terhadap mutu pendidikan di Madrasah Aliyah
2. Secara Praktis, penelitian ini dapat dijadikan :
a. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pengawas Madrasah,
kepala sekolah, dan guru instansi pendidikan terkait dengan upaya
peningkatan mutu pendidikan.
b. Sebagai bahan referensi atau perbandingan bagi peneliti lain yang
berminat untuk mengembangkan hasil penelitian dalam bidang yang sama
235 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Manajemen mutu terpadu merupakan konsep manajemen modern yang
memberikan respon tepat terhadap setiap perubahan yang ada. Sekolah / Madrasah
sebagai lembaga pendidikan sudah semestinya mengetahui dan memahami
pentingnya mengupayakan lulusan yang berkualitas. Pelaksanaan manajemen
mutu terpadu di MAN 2 Model Medan mengintegrasikan semua komponen sistem
pendidikan, ini dilihat dari input, proses dan output madrasah.
Berdasarkan hasil analisi data yang telah dilakukan, maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Raw input madrasah melalui dua jalur, pertama jalur undangan bagi
siswa/I berprestasi di MTsN/S atau SMPN/S yang tersebar di kota medan
dan sumatera utara, rasio siswa yang ingin masuk ke MAN 2 Model
Medan adalah 1:2, adanya peningkatan raw input dikarenakan tingginya
animo masyarakat yang ingin anaknya memiliki ilmu dan iman.
2. Instrumental input didukung dengan tenaga pendidik yang professional
dengan kualifikasi pendidikan S1, S2 dan S3, kurikulum dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kearifan lokal, sarana dan
prasarana yang memenuhi standar, pembiayaan yang baik, dan
administrasi madrasah yang efektif.
3. Dengan penerapan manajemen mutu terpadu, efisiensi proses mampu
236
managerial madrasah yang baik, pembinaan siswa yang produktif,
penguatan nilai dan budaya sejalan dengan tujuan madrasah.
4. Peningkatan Output terlihat dari hasil akademik siswa berupa nilai UN
dengan nilai rata rata 8,78 dan lulus 100%, meningkatnya produktifitas
siswa berbasi riset, jumlah siswa madrasah yang diterima di berbagai PTN
melalui jalu SMNPTN terus meningkat , serta prestasi nonakademik baik
loka maupun nasional.
5.2. Saran
Madrasah tidak boleh cepat merasa puas dan berbangga diri dengan hasil
yang dicapai sekarang melainkan harus terus melakukan perbaikan secara terus
menerus, terobosan dan inovasi agar tetap bisa mempertahankan prestasi yang
telah diraih dalam persaingan antara madrasah dan sekolah, tantangan madrasah
kedepannya semakin besar mengingat arus persaingan global semakin ketat dan
tidak bisa dihindari terutama Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Berdasarkan hasil kesimpulan yang ada, maka dikemukan saran – saran
sebagai berikut:
1. Mengingat semakin meningkatnya raw input animo masyarakat yang ingin
sekolah di madrasah, MAN 2 Model Medan perlu melakukan pendekatan
dengan Pemprovsu untuk perluasan luas lahan dalam hal pengembangan
sarana dan prasarana madrasah.
2. Mengingat banyak output siswa di bidang akademik yang berbasis riset,
maka madrasah perlu menjalin kerjasama dengan instansi atau perusahaan
237
DAFTAR PUSTAKA
Amtu Onisimus. 2013. Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah, Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: Alfabeta
Arikunto Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ahmad Darmadji. 2008. Implemetasi Total Quality Management Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di MAN Model Yogyakarta, (Online) Jurnal Pendidikan Islam El Tarbawi, Vol.1, No.2, Tahun 2008, (http://jurnal.uii.ac.id. Diakses 17 April 2017 jam 21.17).
Aini Husna. 2014. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu dan Dampaknya di SD Budi Mulia Dua Sedayu Bantul. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, (Online), Vol. 7, No. 1, (https://jurnal.unj.ac.id, Diakses 21 Maret 2017 jam 23.11).
Achmad Supriyanto. 2011. Implementasi Total Quality Management Dalam Sistem Manajemen Mutu Pembelajaran Di Institusi Pendidikan. Jurnal Ilmiah Pendidikan. (Online) Cakrawala Pendidikan Edisi Feb 2011, Th. XXX, No.1, (https://jurnal.uny.ac.id, Diakses 15 Mei 2017 jam 23.00 WIB).
Darwin dan Irsan. 2012. Penjaminan Mutu Pendidikan dan Pengawasan. Medan: Unimed Press.
Dikmenum, 1999, Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis sekolah :Suatu Konsepsi Otonomi Sekolah (paper kerja), Jakarta:Depdikbud.
David Wijaya. 2008. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah, (Online) Jurnal Pendidikan Penabur - No.10,Tahun ke-7, Juni 2008, (http://bpkpenabur.or.id upload 2015, Diakses 15 Mei 2017 Jam 23. 11 WIB)
Engkoswara. 2010. Menuju Indonesia Modern 2020. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
E. Mulyasa. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda karya.
. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosda karya.
238
of Interdisciplinary Research (IJIR), Vol-2, Issue-10, , ISSN: 2454-1362, (https://scholar.google.co.id, diakses 17 Maret 2017 jam 22. 19 WIB).
Farikhah Siti. 2015. Manajemen Lembaga Pendidikan. Slamen Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Faisal Mubarak. Faktor dan Indikator Mutu Pendidikan Islam. (Online) Jurnal Management of Education, Volume 1, Issue 1, ISSN 977- 244204, (http://jurnal.iain-antasari.ac.id. Diakses 15 Mei 2017 jam 20. 50).
Huberman Milles. 1992, Terj Tjetjep Rohendi Rohidi. Quality Data Analisis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Hadi Masyhur. The Development Of Quality Management Strategy To Senior High School (A Case Study at Some Public Senior High Schools and Vocational High School in Bandung City). International Journal of Education, Vol. 5, No. 1, Nov 2010, 101-119, (https://scholar.google.co.id, diakses 15 Mei 2017 jam 21. 38 WIB).
Jerome S. Arcaro. 2006. Pendidikan Berbasis Mutu . Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
. 2007. Pendidikan Berbasi Mutu, Prinsip Prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan. Terjemahan Yosal Iriantara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kanji G. K., & A. Tambi, A. M. (1998). Total Quality Management And Higher Education In Malaysia. Total Quality Management, 9(4/5), 130–132. (https://scholar.google.co.id, diakses 17 April 2017 jam 22. 19 WIB).
Kemendiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan . Diakses dari (http://www.kemdikbud.go.id//, tanggal 23 Maret 2016 jam 19.30 WIB).
Kemendiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan. Diakses dari (http://www.kemdikbud.go.id//, tanggal 23 Maret 2016 jam 19.30 WIB).
Kemendiknas. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Diakses dari (http://www.kemdikbud.go.id//, tanggal 23 Maret 2016 jam 20.00 WIB
Kemendiknas. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar dan menengah di Kabupaten/Kota. (http://www.kemdikbud.go.id// pada tanggal 23 Maret 2016 jam 20.15 WIB).
239
Milles dan huberman, 1987. Qualitative Data Analysis. A Sourcebook of New Method. Sage Publication Beverly Hills, London, New Delhi
Muloeng, J Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya
Maryadi, dan Lantip Diat Prasojo. 2016. Implementasi Sistem Manajemen Mutu
(SMM) ISO 9001:2008 Di SMK MA’ARIF 1 Wates Kilon Progo. (Online)
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Vol 9, No. 2, September 2016. (https://jurnal.uny.ac.id, Diakses 15 Mei 2017 jam 21. 40 WIB).
Marus Suti. 2011. Strategi Peningkatan Mutu Di Era Otonomi Pendidikan, (Online) Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011, http://ft-unm.net, Diakses 17 April 2017 jam 22. 18 WIB)
Nasution, M.N. 2001. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Jakarta: Gahlia Indonesia
Nawawi Hadari.2005. Manajemen Strategik. Yogyakarta. Gajah Mada Press.
Nur Retnoningsih. 2012. Pelaksanaan TQM Di Sekolah Islam Terpadu MI LUQMAN AL HAKIM TEGAL. (Online) Educational Management 1 (2) (2012), ISSN 2252-7001, (http://journal.unnes.ac.id. Diakses 15 Mei 2017 jam 20. 37 WIB)
Purwanto, Ngalim, 2007, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung:Rosdakarya.
Prasad, R.V.S. 2017. Total Quality Management in Higher Education. (Online), Statistical Approaches on Multidisciplinary Research, Volume I, DOI://doi.org/10.5281/zenodo.262983, (https://scholar.google.co.id, diakses 17 Maret 2017 jam 21. 20 WIB).
Pragya Aggarwal. 2016. Total quality management and teacher education. (Online) IJAR 2016; 2(1): 600-601, Vol 5.2, ISSN Online: 2394-5869, (https://scholar.google.co.id, diakses 17 Maret 2017 jam 21. 16 WIB).
Sallis, E. 2015. Total Quality Managemen in Education Model, Tehnik, dan Implementasinya. Terjemahan Ahmad Ali Riyadi dan Fakhrurrazi. Yogyakarta: IRCiSoD.
,2006. Total Quality Management In Education. Yogyakarta: IRCisod.
240
Sagala Syaiful. 2011. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
, 2004. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Rakasta Semesta.
Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan; Konsep, Strategi dan Aplikasi, Jakarta: Grasindo
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfbeta
Semiawan,Conny R, dan Soedijarto,1991, Mencari Strategi:Strategi Pendidikan Nasional Manajemen Abad XXI, Jakarta:PT.Grasindo.
Subiantoro. 2016. Strategi Kepemimpinan Pendidikan Dalam Pengembangan MAN Provinsi DIY Derspektif Total Quality Managament (TQM), (Online), Vol. 1, No. 2, (https://scholar.google.co.id, diakses 10 Maret 2017 Jam 19. 15 WIB).
Suprapto, A. 2016. Manajemen Pencitraan di Madrasah Berprestasi MAN Bangil dan MAN Kraton Pasuruan. Jurnal MPI. (Online), Vol. 1, No. 2, (https://scholar.google.co.id, diakses 10 Maret 2017 Jam 21.20 WIB).
Setya Raharja. 2010. Mengkreasi Pendidikan Multikultural Di Sekolah Dengan Menerapkan Manajemen Mutu Sekolah Secara Total. (Online), JMP No:02/Th VI/Oktober/2010, (https://jurnal.uny.ac.id, Diakses 21 April 2017 jam 19.45 WIB).
Tjutju Yuniarsih. 2003. Implementasi Konsep Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan. (Online), Vol.1, No.2, Jan 2003, (http://jurnal.upi.edu. Diakses 15 Mei 2017 jam 20.05 WIB).
Umedi. 2004. Manajemen Mutu Berbasi Sekolah/Madrasah (MMBS/M). Jakarta: Pusat Kajian Mutu pendidikan
Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistim Pendidikan Nasional. Diakses dari (http://www.kemdikbud.go.id//, tanggal 23 Maret 2016 jam 20.15 WIB).
Wirawan, 2014. Kepemimpinan : Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
Zainal Veithzal Rivai. 2014. The Economics of Education, Mengelola Pendidikan Secara Profesional Untuk Meraih Mutu Dengan Pendekatan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.