• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGENALAN GEOMETRI ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PERMAINAN PUZZLE DI PAUD SALSABILA KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGENALAN GEOMETRI ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PERMAINAN PUZZLE DI PAUD SALSABILA KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

DI PAUD SALSABILA KABUPATEN DELI SERDANG

T.A 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Jurusan PG-PAUD S-1

OLEH :

NUR HUSNA AZIZAH HARAHAP

NIM 1123313022

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

I. DATA PRIBADI

Nama

: Nur Husna Azizah Harahap

Tempat/Tanggal Lahir

: Medan, 24 Juni 1995

Agama

: Islam

Anak ke

: 1 dari 4 bersaudara

Alamat

: Jalan Tangguk Bongkar X Gg. Sekolah

No.19 Medan

II. NAMA ORANG TUA

Nama Ayah

: Ongku Indra Mora Harahap M.H

Nama Ibu

: Fitriani Hutasuhut S.Farm, Apt

Pekerjaan

: PNS

Alamat

: Jalan Tangguk Bongkar X Gg.Sekolah

No.19 Medan

III. RIWAYAT PENDIDIKAN

Sekolah Dasar

: SD Islam AN-NIZAM

Tahun (2000-2006)

Sekolah Menengah Pertama

: SMP Islam AN-NIZAM

Tahun (2006-2009)

Sekolah Menengah Atas

: SMA Negri 8 Medan

Tahun (2009-2012)

Perguruan Tinggi

: S-1 PG PAUD UNIMED

(5)

ABSTRAK

NUR HUSNA AZIZAH HARAHAP. NIM: 1123313022. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengenalan Geometri Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Permainan Puzzle Di PAUD Salsabila Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2015/2016.

Permasalahan pada penelitian ini adalah: (1) Kemampuan anak mengenali bentuk dasar masih kurang, (2) Kemampuan anak membedakan bentuk-bentuk geometri masi rendah, (3) Kemampuan anak menghubungkan nama bentuk geometri dengan bentuk geometri masi rendah, (4) Kemampuan anak menggolongkan bentuk dalam suatu kelompok sesuai dengan bentuknya masi rendah, (5) Kemampuan anak mengenali bentuk-bentuk benda yang ada di lingkunganya sendiri masi rendah, (6) Media yang digunakan masi terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengenalan geometri anak usia 5-6 tahun dengan melalui permainan puzzle di PAUD Salsabila Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Dalam setiap siklus dilakukan melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Alat pengumpulan data yang dugunakan adalah observasi. Subjek penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun di PAUD Salsabila Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2015/2016, yang berjumlah 20 orang anak yang terdiri dari 15 anak laki-laki dan 5 anak perempuan.

Berdasarkan analisis data yang diperoleh bahwa hasil belajar anak selama proses pembelajaran, berlangsung menunjukkan adanya peningkatan yang baik. Peningkatan pengenalan geometri anak pada siklus I pertemuan 1 yang tergolong dalam kemampuan pengenalan geometri pada anak sangat baik 0 (0%) , anak yang tergolong baik 0 (0%) , anak yang tergolong cukup 15 (75%) , dan anak yang kurang 5 (25%). Hasil pengamatan pertemuan II, anak yang tergolong sangat baik 0 (0%) anak, yang tergolong baik 2 (10%) yang tergolong cukup 16 (80%), dan 2 (10%) orang anak kemampuan pengenalan geometri kurang.

Pada siklus II pertemuan I, Diperoleh nilai rata-rata anak 13,1% anak yang tergolong sangat baik 2 (10%) orang anak, anak yang tergolong baik 14 (70%) orang anak, 4 (20%) orang anak yang kemampuan pengenalan geometri cukup, dan 0 orang anak kemampuan pengenalan geometri kurang. Hasil pengamatan pertemuan II anak yang tergolong sangat baik 8 (40%) orang anak, tergolong baik 12 (60%) orang anak, 0 orang anak yang kemampuan pengenalan geometri cukup, dan 0 orang anak kemampuan pengenalan geometri kurang.Pada siklus I terjadi perkembangan yang signifikan sebesar 1,35%, siklus II ini terjadi perkembangan yang signifikan sebesar 1,8 %.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan, nikmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengenalan

Geometri Anak Usia 5-6 tahun Melalui Permainan Puzzle di PAUD Salsabila

Kabupaten Deli Serdang T.A 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar

sarjana Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis dapat memperoleh bantuan dan

bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak, oleh karenanya penulis

menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Nasrun, M.S selaku Dekan FIP UNIMED

2. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S dan Bapak Drs. Aman Simaremare, M.S, Dan

Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan FIP UNIMED.

3. Ibu Kamtini, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Prodi PG PAUD.

4. Ibu Dra. Nasriah, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu

dan kasih sayangnya sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Sariana Marbun, M.Pd, Bapak Drs. Aman Simaremare, M.S, dan Ibu

Dra. Nurmaniah, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan serta saran-saran mulai dari perencanaan penelitian hingga

(7)

6. Bapak/ibu dosen yang telah banyak memberikan berbagai bekal pengetahuan

kepada penulis.

7. Bapak dan ibu Dosen dan staf pegawai Jurusan PLS dan Prodi PG-PAUD

Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kelancaran selama

penyusunan skripsi ini.

8. Ibu Hj. Deliana Harahap selaku kepala sekolah PAUD Salsabila Kabupaten

Deli Serdang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian, guru kelas Atik Pohan dan para guru PAUD Salsabila Kabupaten

Deli Serdang yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

9. Teristimewa penulis ucapkan kepada Papa Ongku Indra Mora Harahap dan

Mama Fitriani Hutasuhut yang tak pernah henti memberikan cinta dan kasih

sayang yang tidak ternilai serta do’a, dorongan, motivasi, semangat serta

dukungan moril atauupun moteril dan kesabaran dalam membimbing untuk

setiap langkah penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di

fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

10. Teristimewa juga Ompung, Nenek, dan Adikku Dina Adelina Azzah

Harahap, M. Farhan Husein Harahap, dan Raihanna Namora Harahap dan

semua sepupu yang telah memberikan do’a dan semangat sehingga membantu

penulis menyelesaikan skripsi ini.

11. Yang terkhusus buat sahabatku Rizki Amelia,Adila Gani, Rajaniya Aini, Putri

Ayu Lestari, Tri Suci Utami, yang telah senantiasa selalu bersama,

menghibur, memberikan do’a dan semangat sampai akhir penulis dapat

(8)

12. Buat Teman-teman seperjuanganku Iis Damayanti Pratiwi, Ika Zulviana, Dian

Mirza, Karina Bancin, Devi Muliana Sari, Nurhani Chan, Vera Andriani dan

terima kasih kepada seluruh teman-teman rekan-rekan sesama kuliah

khususnya Ekstensi Konversi PG-PAUD 2012, yang tidak bisa saya tuliskan

satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas kebersamaannya selama

ini yang telah banyak mendukung dan memberikan do’a dan semangat

sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

13. Terimah kasih untuk seluruh teman dan saudara yang tidak dapat disebutkan

satu persatu, penulis ucapkan terimah kasih, semoga Allah SWT selalu

memberikan rahmat dan karunianya serta kesehatan, sehingga kita bisa

meraih cita-cita dan menjadi insan yang bermanfaat.

Dengan segala keterbatasan, penulis telah berupaya semaksimal mungkin

dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi tata bahasa, penulisan, isi, dan

sebagainya. Untuk itu penulis sangat berterimakasih apabila ada masukkankritik

dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan skripsi ini.

Dan akhirnya Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan bermanfaat untuk dunia pendidikan khususnya pada pendidikan anak usia

dini.

Medan, 18 Januari 2016

Penulis

Nur Husna Azizah Harahap

(9)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 5

2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Pengenalan Geometri Anak Usia Dini ... 9

2.1.1.2 Tahap-tahap Pengenalan Geometri Anak Usia Dini ... 10

(10)

2.1.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Pengenalan Geometri

Anak Usia Dini ... 11

2.1.2 Permainan Puzzle ... 12

2.1.2.1 Pengertian Permainan Puzzle ... 12

2.1.2.2 Tujuan Permainan Puzzle ... 13

2.1.2.3 Manfaat Permainan Puzzle ... 14

2.1.2.4 Bentuk-bentuk Puzzle ... 15

2.1.2.5 Langkah-langkah Memainkan Permainan Puzzle ... 17

2.2 Kerangka Konseptual ... 19

2.3 Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 21

3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 21

3.4 Desain Penelitian ... 22

3.5 Prosedur Penelitian ... 23

3.6 Tekhnik Pengumpulan Data ... 27

3.7 Teknik Analisis Data ... 29

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 32

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 32

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 40

(11)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

5.1 Kesimpulan ... 48

5.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 28

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian ... 30

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 31

Tabel 4.1 Data Kemampuan Pengenalan Geometri Anak Pada Siklus I... 37

Tabel 4.2 Rekapitulasi Kemampuan Pengenalan Geometri Anak Pada Siklus I ... 38

Tabel 4.3 Data Kemampuan Pengenalan Geometri Anak Pada Siklus II ... 44

Tabel 4.4 Rekapitulasi Kemampuan Pengenalan Geometri Anak Pada Siklus II ... 44

Tabel 4.5 Rangkuman Data Kemampuan Pengenalan Geometri Pada Siklus I dan Siklus II Pertemuan 1 dan 2 ... 45

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Puzzle Angka ... 16

Gambar 2.2Puzzle Geometri ... 16

Gambar 2.3Puzzle Transportasi ... 17

Gambar 2.4Puzzle... 18

Gambar 2.5 Mengacak Kepingan Puzzle ... 18

Gambar 2.6 Menyusun Kepingan Puzzle ... 18

Gambar 2.7 Mengadakan menyusun kepingan puzzle ... 19

Gambar 3.1 Skema pelaksanaan tindakan kelas model Kemmis dan Taggart ... 22

Gambar 4.1 Guru menyampaikan kegiatan yang akan di lakukan oleh anak ... 34

Gambar 4.2 Guru menjelaskan bagaimana cara menyusun kepingan puzzle ... 34

Gambar 4.3 Anak sedang bermain permainan puzzle ... 35

Gambar 4.4 Anak menyusun kepingan puzzle ... 35

Gambar 4.5 Grafik peningkatan pengenalan geometri anak pada siklus I pertemuan 1 dan 2 ... 38

Gambar 4.6 Grafik peningkatan pengenalan geometri anak pada siklus II pertemuan 1 dan 2 ... 44

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rancangan Kegiatan Harian (RKH)

Lampiran 2 : Daftar Nama Anak Kelas B

Lampiran 3 : Lembar Observasi Perkembangan Moral Anak

Lampiran 4 : Tabel Hasil Observasi Siklus I

Lampiran 5 : Tabel Hasil Observasi Siklus II

Lampiran 6 : Dokumentasi Penelitian

- Surat Izin Penelitian FIP

(15)

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia yang

berkualitas. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu upaya yang

dilakukan adalah menyelenggarakan pendidikan melalui jenjang pendidikan yang

paling dasar yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang merupakan pondasi

atau dasar dari jenjang pendidikan selanjutnya.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu

upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai pada usia 6

tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dengan kata lain, PAUD merupakan

suatu kebutuhan mendasar dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

Dalam proses belajar mengajar Anak usia dini membutuhkan upaya-upaya

pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan yang

menggambarkan harapan pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak pada

rentang usia tertentu, yang di dalamnya terdapat lima aspek perkembangan.

Aspek-aspek perkembangan tersebut yaitu: (1) aspek perkembangan Nilai Moral

dan Agama, (2) aspek perkembangan Fisik/Motorik, (3) aspek perkembangan

Kognitif, (4) aspek perkembangan Bahasa, (5) aspek perkembangan Sosial

(16)

Salah satu tugas di aspek perkembangan yang harus distimulasi adalah

perkembangan kognitif yaitu pengembangan pembelajaran matematika. Seperti

yang telah dikemukakan oleh Sriningsih (dalam Estiwi Enggar 2013: 2) bahwa

praktek-praktek pembelajaran matematika untuk anak usia dini di berbagai

lembaga pendidikan anak usia dini jalur formal maupun non formal sudah sering

dilaksanakan. Istilah-istilah yang dikenal diantaranya pengembangan kognitif,

daya pikir atau ada juga yang menyebutnya sebagai pengembangan kecerdasan

logika matematika.

Kegiatan pengembangan pembelajaran matematika untuk anak usia dini

dirancang agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan atau untuk

mengembangkan berbagai potensi intelektual yang dimilikinya serta dapat

dijadikan sebagai sarana untuk menumbuhkan berbagai sikap dan perilaku positif

dalam rangka meletakkan dasar-dasar kepribadian sedini mungkin seperti sikap

(kritis, ulet, mandiri, ilmiah, rasional), dan keterampilan matematika yang

memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja pada abad mendatang yang

menekankan pada kemampuan memecahkan berbagai permasalahan yang di

temuinya setiap hari. Kemampuan matematika anak tersebut meliputi,

kemampuan, mengenal angka, geometri, pengukuran, analisis dan probability

(National Council of Teacher Mathematics NCTM 1996).

Sedangkan yang penulis teliti adalah melakukan dengan kemampuan

pengenalan geometri kepada anak didik merupakan modal awal yang penting

untuk dipelajari anak. Salah satu kemampuan dalam perkembangan kognitif anak

yaitu anak harus dapat membedakan bentuk-bentuk geometri seperti lingkaran,

(17)

Enggar 2013: 5). Bentuk geometri yang perlu di ketahui anak PAUD yaitu:

lingkaran, bujur sangkar, persegi panjang, segitiga, trapezium, jajar genjang, dan

belah ketupat.

Pentingnya anak memahami geometri sejak usia dini diharapkan tidak

hanya berkaitan dengan kemapuan kognitif saja tetapi kesiapan mental sosial dan

emosional. Pengenalan bentuk geometri di PAUD diperlukan untuk

mengembangkan pengetahuan dasar matematika. Sehingga anak secara mental

siap mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut di sekolah dasar seperti

konsep bilangan, lambang bilangan, hitungan, warna bentuk, ukuran, ruang dan

posisi.

Berdasarkan upaya yang telah dilakukan oleh guru dalam pembelajaran

anak untuk mengenai pemahaman geometri pada anak, antara lain: guru telah

memberikan media gambar yang berbentuk geometri, guru menerapkan metode

demonstrasi tentang bentuk-bentuk geometri, dan melalui pemberian lembar kerja,

misalnya menebalkan gambar bentuk geometri.

Namun hasil pengamatan yang dilakukan di PAUD Salsabila pada

kelompok B dalam proses pembelajaran ditemukan masih rendah kemampuan

anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri. Melalui pengalaman peneliti dari

hasil pengamatan terhadap 20 anak ditemui hanya 3 anak yang dapat mengenal

bentuk geometri: persegi, segitiga, persegi panjang, lingkaran dengan baik.

Sedangkan 17 anak yang lain belum mampu mengenal geometri dengan baik. Hal

tersebut dapat terlihat dari kemapuan pengenalan geometri anak:

1. Kemampuan anak membedakan bentuk-bentuk geometri masi rendah, dapat

(18)

contoh anak belum bisa membedakan bentuk persegi dan bentuk persegi

panjang.

2. Kemampuan anak menghubungkan nama bentuk geometri dengan bentuk

geometri masi rendah, ketika guru memegang bentuk lingkaran,anak

menyebutkan bentuk segitiga.

3. Kemampuan anak menggolongkan bentuk dalam suatu kelompok sesuai

dengan bentuknya masih rendah, dapat dilihat ketika anak menggolongkan

bentuk segitiga anak meletakkan bentuk persegi.

4. Kemampuan anak mengenali bentuk-bentuk benda yang ada di lingkunganya

sendiri masi rendah.

Permasalahan yang telah dipaparkan diatas disebabkan oleh penyampaian

materi mengenal bentuk-bentuk geometri hanya menggunakan media

pembelajaran yang sederhana yang biasa di lakukan oleh guru umumnya

misalnya: menggunakan gambar, bentuk geometri dengan tulisan nama bentuk

geometri di papan tulis, guru hanya memberikan pengenalan bentuk geometri

melalui dengan mengerjakan lembar kerja misalnya menebalkan nama bentuk

geometri dan bentuk-bentuk geometri, dan guru hanya menyuru anak untuk

mewarnai bentuk-bentuk geometri. Peneliti sebagai guru PAUD selama ini

cenderung menggunakan metode metode ceramah, yang merupakan salah satu

metode yang paling banyak digunakan dalam proses belajar mengajar dengan cara

menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan

secara lisan, mengakibatkan anak-anak belum dapat mengenal dan memahami

(19)

Sehubung dengan permasalahan tersebut diatas peneliti mencoba

meningkatkannya melalui kegiatan permainan puzzle. Permainan puzzle

merupakan salah satu permainan yang lawas, dengan cara menyusun dan

mencocokan bentuk dan tempatnya sesuai dengan gambar yang sebenarnya.

Diharapkan melalui permainan puzzle ini dapat merangsang kemampuan logika

matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar kepingan puzzle

berdasarkan pasangannya. Sehingga anak dapat mengenali bentuk-bentuk dasar

geometri, membedakan bentuk geometri, menghubungkan nama geometri dengan

bentuk geometri, menggolongkan bentuk dalam suatu kelompok sesuai dengan

bentuknya dan mengenali bentuk-bentuk benda yang ada di lingkungan anak.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengadakan penelitian dengan

judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengenalan Geometri Melalui

Permainan Puzzle Di Paud Salsabila Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran

2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka muncul berbagai persoalan, yang

dapat diidentifikasi yaitu:

1. Kemampuan anak mengenali bentuk-bentuk dasar seperti lingkaran, segitiga,

persegi dan persegi panjang masi rendah. Dimana anak belum bisa

meneganali duah bentuk geometri. Sebagai contoh anak tidak bisa mengenali

bentuk persegi dan persegi panjang.

2. Kemampuan anak membedakan bentuk-bentuk geometri masi rendah. Dapat

(20)

contoh anak belum bisa membedakan bentuk persegi dan bentuk persegi

panjang.

3. Kemampuan anak menghubungkan nama bentuk geometri dengan bentuk

geometri masi rendah. Ketika guru memegang bentuk lingkaran,anak

menyebutkan bentuk segitiga.

4. Kemampuan anak menggolongkan bentuk dalam suatu kelompok sesuai

dengan bentuknya masi rendah. Dapat dilihat ketika anak menggolongkan

bentuk geometri segitiga anak meletakkan bentuk geoemetri belah ketupat.

5. Kemampuan anak mengenali bentuk-bentuk benda yang ada di lingkunganya

sendiri masi rendah.

6. Pemahaman anak tentang geometri masih cendrung abstrak. Kegiatan ini

dapat dilihat ketika guru menerangkan pembelajaran tidak di jelaskan secara

detail.

7. Media yang digunakan masi terbatas. Hal ini terlihat pada saat pemebalajaran

hanya menggunakan lembar kerja, misalnya menebalkan nama bentuk

geometri dan bentuk-bentuk geometri.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini hanya

membatasi pada upaya meningkatkan kemampuan pengenalan geometri dengan

pemanfaatan permainan puzzle . Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang

hendak di teliti lebih terfokus pada peningkatan geometri yang dilaksanakan pada

kelompok B PAUD Salsabila Kabupaten Deli Serdang tahun ajaran 2015/2016.

1.4 Rumusan Masalah

(21)

permasalahannya yaitu: “Bagaimana penerapan permainan puzzle dapat

meningkatkan kualitas hasil geometri anak usia 5-6 tahun PAUD Salsabila?”

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pengenalan

geometri melalui permainan puzzle pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Salsabila

Kabupaten Deli Serdang.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

terkait, baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi perkembangan ilmu

pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan dan untuk penelitian-penelitian lebih

lanjut. Secara spesifik manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan pemasukan teori model pembelajaran untuk menambah

informasi dan memberikan sumbangan keilmuan dalam meningkatkan

kemampuan pengenalan geometri melalui permainan puzzle.

2. Manfaat Praktis

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

Melalui permainan puzzle dalam pengajaran anak dapat meningkatkan

geometri dan keaktifan belajar siswa sebagai alternatif dalam belajar untuk

meningkatkan geometri anak.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung pada guru-guru

(22)

berorientasi pada proses sehingga membantu meningkatkan geometri dan

meningkatkan kualitas pembelajaran anak.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi

pembelajaran bagi guru-guru lain dan juga memotivasi mereka untuk selalu

melakukan inovasi untuk menemukan permainan-permainan dalam

pembelajaran yang paling tepat dan efektif.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pemilihan permainan

pembelajaran yang sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangan anak serta

sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang lain berkaitan

(23)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan peneliti

selama 2 siklus diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan pengenalan geometri anak pada siklus I pertemuan 1 yang

tergolong dalam kemampuan pengenalan geometri pada anak sangat baik 0

(0 %) , anak yang tergolong baik 0 (0 %) , anak yang tergolong cukup 15

(75%) , dan anak yang kurang 5 (25 %). Hasil pengamatan pertemuan II, anak

yang tergolong sangat baik 0 (0%) anak, yang tergolong baik 2 (10%) yang

tergolong cukup 16 (80%), dan 2 (10%) orang anak kemampuan pengenalan

geometri kurang

2. Pada siklus II pertemuan I, Diperoleh nilai rata-rata anak 13,1% anak yang

tergolong sangat baik 2 (10%) orang anak, anak yang tergolong baik 14

(70%) orang anak, 4 (20%) orang anak yang kemampuan pengenalan

geometri cukup, dan 0 orang anak kemampuan pengenalan geometri kurang.

Hasil pengamatan pertemuan II anak yang tergolong sangat baik 8 (40%)

orang anak, tergolong baik 12 (60%) orang anak, 0 orang anak yang

kemampuan pengenalan geometri cukup, dan 0 orang anak kemampuan

pengenalan geometri kurang. Melalui permainan puzzle dapat meningkatkan

kemampuan pengenalan geometri anak usia 5-6 tahun di PAUD Salsabila

Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2015/2016.

3. Dengan melakukan kegiatan melalui permainan puzzle dapat meningkatkan

(24)

yang menyenangkan, dan meningkatkan berbagai bentuk geometri. Berbagai

upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan pengenalan geometri

pada anak salah satunya adalah dengan permainan puzzle. Menurut Yulianty, I rani (2008: 42) Puzzle adalah permainan menyusun dan mencocokan bentuk

dan tempatnya sesuai dengan gambar yang sebenarnya. Disimpulkan bahwa

permainan puzzle adalah permainan yang dapat merangsang kemampuan

logika matematika anak salah satunya kemampuan pengenalan geometri anak,

yang dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzle

berdasarkan pasangannya. Selain dari peningkatan kemampuan pengenalan

geometri permainan puzzle dapat meningkatkan kreativitas anak dalam

menyusun kepingan puzzle.

4. Berdasarkan pengamatan ini adalah selain meningkatkan kemampuan

pengenalan geometri. Permainan puzzle dapat meningkatkan kreativitas anak,

meningkatkan kemmapuan kerjasama anak, meningkatkan kemampuan anaka

dalam memahami huruf, meningkatkan kemampuan berhitung anak.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dan simpulan di atas, maka peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi guru hendaknya dapat meningkatkan pengenalan geometri kepada anak

melalui permainan yang menarik yaitu menggunakan permainan puzzle yang

dikemas dalam bentuk pembelajaran sesuai dengan usia anak.

2. Bagi pihak sekolah bisa memberi motivasi pada guru agar mampu memilih

(25)

permainan puzzle sehingga anak-anak PAUD meningkat pengenalan

geometrinya.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian ini.

bahwa keterkaitan faktor yang mempengaruhi kemampuan pengenalan

bentuk geometri tidak lepas dari faktor yang mempengaruhi perkembangan

kognitif pada anak. kemampuan berpikir secara simbolis dan kemampuan

spasial yang di pengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan, asupan gizi,

(26)

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : YramaWidya.

Daitin Tarigan. 2006. Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Estiwi Enggar. 2013. “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak TK A Melalui Pemanfaatan Alam dan Lingkungan Sekitar Di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD.” Skripsi S1, Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Diambil dari http://repository.upi.edu/8228/ (diakses tanggal 16 November 2015).

Lestari K.W. 2011. Konsep Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini.

Muzamil.2009. http://permainananakmuslim.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-macam-macam dan-fungsi.html (diakses tanggal 2 September 2015).

Purba, Widya Adelina (2015) “Pengaruh Bermain Puzzle Terhadap Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia 5-6 Tahun Di YP.Putri Hati Kudus TK. Katolik Assisi T.A 2014/2015.” Skripsi S1, Medan: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Medan.

Rosmala Dewi, 2010. Profesionalisasi Guru Melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Medan. Pasca Sarjana Universitas Negri Medan

Rustiyanti, Desy Wahyu (2014) “Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok A di TK Arum Puspita Triharjo Pandak Bantul.” Skripsi S1, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Soebachman, Agustina. 2012. Pemainan Asyik Bikin Anak Pintar. Yogyakarta: IN AzNa Books.

Sunarti, Euis dan Rulli Purwanti. 2005. Ajarkan Anak Keterampilan Hidup Sejak Dini. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Suharsimi, Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

UU RI No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisidiknas).

(27)

Wasik, Barbara A. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini, Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta: Indeks.

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ......................................................
gambaran tentang

Referensi

Dokumen terkait

Orang tua kurang memotivasi anak, hal ini ditunjukkan dengan masih banyak anak yang kurang mandiri (masih ditunggui ibunya), masih sering dilarang melakukan ini-itu, dan

BENTUK GEOMETRI MELALUI PERMAINAN PUZZLE PADA ANAK KELOMPOK A TKIT AISYIYAH LABAN MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015.. Skripsi, Fakultas Keguruan dan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk- bentuk geometri melalui permainan kotak pos pada anak kelompok B di TK Aisyiyah Troketon III Pedan

Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui peningkatan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri dengan menggunakan metode permainan melompat bentuk yang diterapkan

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru tentang kemampuan kognitif anak dalam mengenal bentuk geometri melalui bermain papan berpaku dengan kartu geometri,

Cara meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri anak usia 3-4 tahun di KB Tunas Bangsa Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar yakni dengan menggunakan penelitian tindakan kelas

1) Membuat lembar observasi yang digunakan untuk mengamati anak saat melakukan pembelajaran mengenal bentuk geometri dengan pembelajaran permainan puzzle.. 2)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi tentang peningkatan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak usia 4 – 5 tahun dengan menggunakan