DI PAUD SALSABILA KABUPATEN DELI SERDANG
T.A 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Jurusan PG-PAUD S-1
OLEH :
NUR HUSNA AZIZAH HARAHAP
NIM 1123313022
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
I. DATA PRIBADI
Nama
: Nur Husna Azizah Harahap
Tempat/Tanggal Lahir
: Medan, 24 Juni 1995
Agama
: Islam
Anak ke
: 1 dari 4 bersaudara
Alamat
: Jalan Tangguk Bongkar X Gg. Sekolah
No.19 Medan
II. NAMA ORANG TUA
Nama Ayah
: Ongku Indra Mora Harahap M.H
Nama Ibu
: Fitriani Hutasuhut S.Farm, Apt
Pekerjaan
: PNS
Alamat
: Jalan Tangguk Bongkar X Gg.Sekolah
No.19 Medan
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
Sekolah Dasar
: SD Islam AN-NIZAM
Tahun (2000-2006)
Sekolah Menengah Pertama
: SMP Islam AN-NIZAM
Tahun (2006-2009)
Sekolah Menengah Atas
: SMA Negri 8 Medan
Tahun (2009-2012)
Perguruan Tinggi
: S-1 PG PAUD UNIMED
ABSTRAK
NUR HUSNA AZIZAH HARAHAP. NIM: 1123313022. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengenalan Geometri Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Permainan Puzzle Di PAUD Salsabila Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2015/2016.
Permasalahan pada penelitian ini adalah: (1) Kemampuan anak mengenali bentuk dasar masih kurang, (2) Kemampuan anak membedakan bentuk-bentuk geometri masi rendah, (3) Kemampuan anak menghubungkan nama bentuk geometri dengan bentuk geometri masi rendah, (4) Kemampuan anak menggolongkan bentuk dalam suatu kelompok sesuai dengan bentuknya masi rendah, (5) Kemampuan anak mengenali bentuk-bentuk benda yang ada di lingkunganya sendiri masi rendah, (6) Media yang digunakan masi terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengenalan geometri anak usia 5-6 tahun dengan melalui permainan puzzle di PAUD Salsabila Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Dalam setiap siklus dilakukan melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Alat pengumpulan data yang dugunakan adalah observasi. Subjek penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun di PAUD Salsabila Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2015/2016, yang berjumlah 20 orang anak yang terdiri dari 15 anak laki-laki dan 5 anak perempuan.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh bahwa hasil belajar anak selama proses pembelajaran, berlangsung menunjukkan adanya peningkatan yang baik. Peningkatan pengenalan geometri anak pada siklus I pertemuan 1 yang tergolong dalam kemampuan pengenalan geometri pada anak sangat baik 0 (0%) , anak yang tergolong baik 0 (0%) , anak yang tergolong cukup 15 (75%) , dan anak yang kurang 5 (25%). Hasil pengamatan pertemuan II, anak yang tergolong sangat baik 0 (0%) anak, yang tergolong baik 2 (10%) yang tergolong cukup 16 (80%), dan 2 (10%) orang anak kemampuan pengenalan geometri kurang.
Pada siklus II pertemuan I, Diperoleh nilai rata-rata anak 13,1% anak yang tergolong sangat baik 2 (10%) orang anak, anak yang tergolong baik 14 (70%) orang anak, 4 (20%) orang anak yang kemampuan pengenalan geometri cukup, dan 0 orang anak kemampuan pengenalan geometri kurang. Hasil pengamatan pertemuan II anak yang tergolong sangat baik 8 (40%) orang anak, tergolong baik 12 (60%) orang anak, 0 orang anak yang kemampuan pengenalan geometri cukup, dan 0 orang anak kemampuan pengenalan geometri kurang.Pada siklus I terjadi perkembangan yang signifikan sebesar 1,35%, siklus II ini terjadi perkembangan yang signifikan sebesar 1,8 %.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan, nikmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengenalan
Geometri Anak Usia 5-6 tahun Melalui Permainan Puzzle di PAUD Salsabila
Kabupaten Deli Serdang T.A 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar
sarjana Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis dapat memperoleh bantuan dan
bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak, oleh karenanya penulis
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Nasrun, M.S selaku Dekan FIP UNIMED
2. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S dan Bapak Drs. Aman Simaremare, M.S, Dan
Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan FIP UNIMED.
3. Ibu Kamtini, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Prodi PG PAUD.
4. Ibu Dra. Nasriah, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu
dan kasih sayangnya sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Sariana Marbun, M.Pd, Bapak Drs. Aman Simaremare, M.S, dan Ibu
Dra. Nurmaniah, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan serta saran-saran mulai dari perencanaan penelitian hingga
6. Bapak/ibu dosen yang telah banyak memberikan berbagai bekal pengetahuan
kepada penulis.
7. Bapak dan ibu Dosen dan staf pegawai Jurusan PLS dan Prodi PG-PAUD
Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kelancaran selama
penyusunan skripsi ini.
8. Ibu Hj. Deliana Harahap selaku kepala sekolah PAUD Salsabila Kabupaten
Deli Serdang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian, guru kelas Atik Pohan dan para guru PAUD Salsabila Kabupaten
Deli Serdang yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
9. Teristimewa penulis ucapkan kepada Papa Ongku Indra Mora Harahap dan
Mama Fitriani Hutasuhut yang tak pernah henti memberikan cinta dan kasih
sayang yang tidak ternilai serta do’a, dorongan, motivasi, semangat serta
dukungan moril atauupun moteril dan kesabaran dalam membimbing untuk
setiap langkah penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di
fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
10. Teristimewa juga Ompung, Nenek, dan Adikku Dina Adelina Azzah
Harahap, M. Farhan Husein Harahap, dan Raihanna Namora Harahap dan
semua sepupu yang telah memberikan do’a dan semangat sehingga membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
11. Yang terkhusus buat sahabatku Rizki Amelia,Adila Gani, Rajaniya Aini, Putri
Ayu Lestari, Tri Suci Utami, yang telah senantiasa selalu bersama,
menghibur, memberikan do’a dan semangat sampai akhir penulis dapat
12. Buat Teman-teman seperjuanganku Iis Damayanti Pratiwi, Ika Zulviana, Dian
Mirza, Karina Bancin, Devi Muliana Sari, Nurhani Chan, Vera Andriani dan
terima kasih kepada seluruh teman-teman rekan-rekan sesama kuliah
khususnya Ekstensi Konversi PG-PAUD 2012, yang tidak bisa saya tuliskan
satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas kebersamaannya selama
ini yang telah banyak mendukung dan memberikan do’a dan semangat
sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
13. Terimah kasih untuk seluruh teman dan saudara yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, penulis ucapkan terimah kasih, semoga Allah SWT selalu
memberikan rahmat dan karunianya serta kesehatan, sehingga kita bisa
meraih cita-cita dan menjadi insan yang bermanfaat.
Dengan segala keterbatasan, penulis telah berupaya semaksimal mungkin
dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi tata bahasa, penulisan, isi, dan
sebagainya. Untuk itu penulis sangat berterimakasih apabila ada masukkankritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan skripsi ini.
Dan akhirnya Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan bermanfaat untuk dunia pendidikan khususnya pada pendidikan anak usia
dini.
Medan, 18 Januari 2016
Penulis
Nur Husna Azizah Harahap
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 5
2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Pengenalan Geometri Anak Usia Dini ... 9
2.1.1.2 Tahap-tahap Pengenalan Geometri Anak Usia Dini ... 10
2.1.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Pengenalan Geometri
Anak Usia Dini ... 11
2.1.2 Permainan Puzzle ... 12
2.1.2.1 Pengertian Permainan Puzzle ... 12
2.1.2.2 Tujuan Permainan Puzzle ... 13
2.1.2.3 Manfaat Permainan Puzzle ... 14
2.1.2.4 Bentuk-bentuk Puzzle ... 15
2.1.2.5 Langkah-langkah Memainkan Permainan Puzzle ... 17
2.2 Kerangka Konseptual ... 19
2.3 Hipotesis Penelitian ... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21
3.1 Jenis Penelitian ... 21
3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 21
3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 21
3.4 Desain Penelitian ... 22
3.5 Prosedur Penelitian ... 23
3.6 Tekhnik Pengumpulan Data ... 27
3.7 Teknik Analisis Data ... 29
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 32
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 32
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 48
5.1 Kesimpulan ... 48
5.2 Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 51
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 28
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian ... 30
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 31
Tabel 4.1 Data Kemampuan Pengenalan Geometri Anak Pada Siklus I... 37
Tabel 4.2 Rekapitulasi Kemampuan Pengenalan Geometri Anak Pada Siklus I ... 38
Tabel 4.3 Data Kemampuan Pengenalan Geometri Anak Pada Siklus II ... 44
Tabel 4.4 Rekapitulasi Kemampuan Pengenalan Geometri Anak Pada Siklus II ... 44
Tabel 4.5 Rangkuman Data Kemampuan Pengenalan Geometri Pada Siklus I dan Siklus II Pertemuan 1 dan 2 ... 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1Puzzle Angka ... 16
Gambar 2.2Puzzle Geometri ... 16
Gambar 2.3Puzzle Transportasi ... 17
Gambar 2.4Puzzle... 18
Gambar 2.5 Mengacak Kepingan Puzzle ... 18
Gambar 2.6 Menyusun Kepingan Puzzle ... 18
Gambar 2.7 Mengadakan menyusun kepingan puzzle ... 19
Gambar 3.1 Skema pelaksanaan tindakan kelas model Kemmis dan Taggart ... 22
Gambar 4.1 Guru menyampaikan kegiatan yang akan di lakukan oleh anak ... 34
Gambar 4.2 Guru menjelaskan bagaimana cara menyusun kepingan puzzle ... 34
Gambar 4.3 Anak sedang bermain permainan puzzle ... 35
Gambar 4.4 Anak menyusun kepingan puzzle ... 35
Gambar 4.5 Grafik peningkatan pengenalan geometri anak pada siklus I pertemuan 1 dan 2 ... 38
Gambar 4.6 Grafik peningkatan pengenalan geometri anak pada siklus II pertemuan 1 dan 2 ... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rancangan Kegiatan Harian (RKH)
Lampiran 2 : Daftar Nama Anak Kelas B
Lampiran 3 : Lembar Observasi Perkembangan Moral Anak
Lampiran 4 : Tabel Hasil Observasi Siklus I
Lampiran 5 : Tabel Hasil Observasi Siklus II
Lampiran 6 : Dokumentasi Penelitian
- Surat Izin Penelitian FIP
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu upaya yang
dilakukan adalah menyelenggarakan pendidikan melalui jenjang pendidikan yang
paling dasar yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang merupakan pondasi
atau dasar dari jenjang pendidikan selanjutnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu
upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai pada usia 6
tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dengan kata lain, PAUD merupakan
suatu kebutuhan mendasar dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Dalam proses belajar mengajar Anak usia dini membutuhkan upaya-upaya
pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan yang
menggambarkan harapan pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak pada
rentang usia tertentu, yang di dalamnya terdapat lima aspek perkembangan.
Aspek-aspek perkembangan tersebut yaitu: (1) aspek perkembangan Nilai Moral
dan Agama, (2) aspek perkembangan Fisik/Motorik, (3) aspek perkembangan
Kognitif, (4) aspek perkembangan Bahasa, (5) aspek perkembangan Sosial
Salah satu tugas di aspek perkembangan yang harus distimulasi adalah
perkembangan kognitif yaitu pengembangan pembelajaran matematika. Seperti
yang telah dikemukakan oleh Sriningsih (dalam Estiwi Enggar 2013: 2) bahwa
praktek-praktek pembelajaran matematika untuk anak usia dini di berbagai
lembaga pendidikan anak usia dini jalur formal maupun non formal sudah sering
dilaksanakan. Istilah-istilah yang dikenal diantaranya pengembangan kognitif,
daya pikir atau ada juga yang menyebutnya sebagai pengembangan kecerdasan
logika matematika.
Kegiatan pengembangan pembelajaran matematika untuk anak usia dini
dirancang agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan atau untuk
mengembangkan berbagai potensi intelektual yang dimilikinya serta dapat
dijadikan sebagai sarana untuk menumbuhkan berbagai sikap dan perilaku positif
dalam rangka meletakkan dasar-dasar kepribadian sedini mungkin seperti sikap
(kritis, ulet, mandiri, ilmiah, rasional), dan keterampilan matematika yang
memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja pada abad mendatang yang
menekankan pada kemampuan memecahkan berbagai permasalahan yang di
temuinya setiap hari. Kemampuan matematika anak tersebut meliputi,
kemampuan, mengenal angka, geometri, pengukuran, analisis dan probability
(National Council of Teacher Mathematics NCTM 1996).
Sedangkan yang penulis teliti adalah melakukan dengan kemampuan
pengenalan geometri kepada anak didik merupakan modal awal yang penting
untuk dipelajari anak. Salah satu kemampuan dalam perkembangan kognitif anak
yaitu anak harus dapat membedakan bentuk-bentuk geometri seperti lingkaran,
Enggar 2013: 5). Bentuk geometri yang perlu di ketahui anak PAUD yaitu:
lingkaran, bujur sangkar, persegi panjang, segitiga, trapezium, jajar genjang, dan
belah ketupat.
Pentingnya anak memahami geometri sejak usia dini diharapkan tidak
hanya berkaitan dengan kemapuan kognitif saja tetapi kesiapan mental sosial dan
emosional. Pengenalan bentuk geometri di PAUD diperlukan untuk
mengembangkan pengetahuan dasar matematika. Sehingga anak secara mental
siap mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut di sekolah dasar seperti
konsep bilangan, lambang bilangan, hitungan, warna bentuk, ukuran, ruang dan
posisi.
Berdasarkan upaya yang telah dilakukan oleh guru dalam pembelajaran
anak untuk mengenai pemahaman geometri pada anak, antara lain: guru telah
memberikan media gambar yang berbentuk geometri, guru menerapkan metode
demonstrasi tentang bentuk-bentuk geometri, dan melalui pemberian lembar kerja,
misalnya menebalkan gambar bentuk geometri.
Namun hasil pengamatan yang dilakukan di PAUD Salsabila pada
kelompok B dalam proses pembelajaran ditemukan masih rendah kemampuan
anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri. Melalui pengalaman peneliti dari
hasil pengamatan terhadap 20 anak ditemui hanya 3 anak yang dapat mengenal
bentuk geometri: persegi, segitiga, persegi panjang, lingkaran dengan baik.
Sedangkan 17 anak yang lain belum mampu mengenal geometri dengan baik. Hal
tersebut dapat terlihat dari kemapuan pengenalan geometri anak:
1. Kemampuan anak membedakan bentuk-bentuk geometri masi rendah, dapat
contoh anak belum bisa membedakan bentuk persegi dan bentuk persegi
panjang.
2. Kemampuan anak menghubungkan nama bentuk geometri dengan bentuk
geometri masi rendah, ketika guru memegang bentuk lingkaran,anak
menyebutkan bentuk segitiga.
3. Kemampuan anak menggolongkan bentuk dalam suatu kelompok sesuai
dengan bentuknya masih rendah, dapat dilihat ketika anak menggolongkan
bentuk segitiga anak meletakkan bentuk persegi.
4. Kemampuan anak mengenali bentuk-bentuk benda yang ada di lingkunganya
sendiri masi rendah.
Permasalahan yang telah dipaparkan diatas disebabkan oleh penyampaian
materi mengenal bentuk-bentuk geometri hanya menggunakan media
pembelajaran yang sederhana yang biasa di lakukan oleh guru umumnya
misalnya: menggunakan gambar, bentuk geometri dengan tulisan nama bentuk
geometri di papan tulis, guru hanya memberikan pengenalan bentuk geometri
melalui dengan mengerjakan lembar kerja misalnya menebalkan nama bentuk
geometri dan bentuk-bentuk geometri, dan guru hanya menyuru anak untuk
mewarnai bentuk-bentuk geometri. Peneliti sebagai guru PAUD selama ini
cenderung menggunakan metode metode ceramah, yang merupakan salah satu
metode yang paling banyak digunakan dalam proses belajar mengajar dengan cara
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan
secara lisan, mengakibatkan anak-anak belum dapat mengenal dan memahami
Sehubung dengan permasalahan tersebut diatas peneliti mencoba
meningkatkannya melalui kegiatan permainan puzzle. Permainan puzzle
merupakan salah satu permainan yang lawas, dengan cara menyusun dan
mencocokan bentuk dan tempatnya sesuai dengan gambar yang sebenarnya.
Diharapkan melalui permainan puzzle ini dapat merangsang kemampuan logika
matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar kepingan puzzle
berdasarkan pasangannya. Sehingga anak dapat mengenali bentuk-bentuk dasar
geometri, membedakan bentuk geometri, menghubungkan nama geometri dengan
bentuk geometri, menggolongkan bentuk dalam suatu kelompok sesuai dengan
bentuknya dan mengenali bentuk-bentuk benda yang ada di lingkungan anak.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengadakan penelitian dengan
judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengenalan Geometri Melalui
Permainan Puzzle Di Paud Salsabila Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran
2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka muncul berbagai persoalan, yang
dapat diidentifikasi yaitu:
1. Kemampuan anak mengenali bentuk-bentuk dasar seperti lingkaran, segitiga,
persegi dan persegi panjang masi rendah. Dimana anak belum bisa
meneganali duah bentuk geometri. Sebagai contoh anak tidak bisa mengenali
bentuk persegi dan persegi panjang.
2. Kemampuan anak membedakan bentuk-bentuk geometri masi rendah. Dapat
contoh anak belum bisa membedakan bentuk persegi dan bentuk persegi
panjang.
3. Kemampuan anak menghubungkan nama bentuk geometri dengan bentuk
geometri masi rendah. Ketika guru memegang bentuk lingkaran,anak
menyebutkan bentuk segitiga.
4. Kemampuan anak menggolongkan bentuk dalam suatu kelompok sesuai
dengan bentuknya masi rendah. Dapat dilihat ketika anak menggolongkan
bentuk geometri segitiga anak meletakkan bentuk geoemetri belah ketupat.
5. Kemampuan anak mengenali bentuk-bentuk benda yang ada di lingkunganya
sendiri masi rendah.
6. Pemahaman anak tentang geometri masih cendrung abstrak. Kegiatan ini
dapat dilihat ketika guru menerangkan pembelajaran tidak di jelaskan secara
detail.
7. Media yang digunakan masi terbatas. Hal ini terlihat pada saat pemebalajaran
hanya menggunakan lembar kerja, misalnya menebalkan nama bentuk
geometri dan bentuk-bentuk geometri.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini hanya
membatasi pada upaya meningkatkan kemampuan pengenalan geometri dengan
pemanfaatan permainan puzzle . Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang
hendak di teliti lebih terfokus pada peningkatan geometri yang dilaksanakan pada
kelompok B PAUD Salsabila Kabupaten Deli Serdang tahun ajaran 2015/2016.
1.4 Rumusan Masalah
permasalahannya yaitu: “Bagaimana penerapan permainan puzzle dapat
meningkatkan kualitas hasil geometri anak usia 5-6 tahun PAUD Salsabila?”
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pengenalan
geometri melalui permainan puzzle pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Salsabila
Kabupaten Deli Serdang.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
terkait, baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan dan untuk penelitian-penelitian lebih
lanjut. Secara spesifik manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan pemasukan teori model pembelajaran untuk menambah
informasi dan memberikan sumbangan keilmuan dalam meningkatkan
kemampuan pengenalan geometri melalui permainan puzzle.
2. Manfaat Praktis
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
Melalui permainan puzzle dalam pengajaran anak dapat meningkatkan
geometri dan keaktifan belajar siswa sebagai alternatif dalam belajar untuk
meningkatkan geometri anak.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung pada guru-guru
berorientasi pada proses sehingga membantu meningkatkan geometri dan
meningkatkan kualitas pembelajaran anak.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi
pembelajaran bagi guru-guru lain dan juga memotivasi mereka untuk selalu
melakukan inovasi untuk menemukan permainan-permainan dalam
pembelajaran yang paling tepat dan efektif.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pemilihan permainan
pembelajaran yang sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangan anak serta
sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang lain berkaitan
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan peneliti
selama 2 siklus diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Peningkatan pengenalan geometri anak pada siklus I pertemuan 1 yang
tergolong dalam kemampuan pengenalan geometri pada anak sangat baik 0
(0 %) , anak yang tergolong baik 0 (0 %) , anak yang tergolong cukup 15
(75%) , dan anak yang kurang 5 (25 %). Hasil pengamatan pertemuan II, anak
yang tergolong sangat baik 0 (0%) anak, yang tergolong baik 2 (10%) yang
tergolong cukup 16 (80%), dan 2 (10%) orang anak kemampuan pengenalan
geometri kurang
2. Pada siklus II pertemuan I, Diperoleh nilai rata-rata anak 13,1% anak yang
tergolong sangat baik 2 (10%) orang anak, anak yang tergolong baik 14
(70%) orang anak, 4 (20%) orang anak yang kemampuan pengenalan
geometri cukup, dan 0 orang anak kemampuan pengenalan geometri kurang.
Hasil pengamatan pertemuan II anak yang tergolong sangat baik 8 (40%)
orang anak, tergolong baik 12 (60%) orang anak, 0 orang anak yang
kemampuan pengenalan geometri cukup, dan 0 orang anak kemampuan
pengenalan geometri kurang. Melalui permainan puzzle dapat meningkatkan
kemampuan pengenalan geometri anak usia 5-6 tahun di PAUD Salsabila
Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2015/2016.
3. Dengan melakukan kegiatan melalui permainan puzzle dapat meningkatkan
yang menyenangkan, dan meningkatkan berbagai bentuk geometri. Berbagai
upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan pengenalan geometri
pada anak salah satunya adalah dengan permainan puzzle. Menurut Yulianty, I rani (2008: 42) Puzzle adalah permainan menyusun dan mencocokan bentuk
dan tempatnya sesuai dengan gambar yang sebenarnya. Disimpulkan bahwa
permainan puzzle adalah permainan yang dapat merangsang kemampuan
logika matematika anak salah satunya kemampuan pengenalan geometri anak,
yang dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzle
berdasarkan pasangannya. Selain dari peningkatan kemampuan pengenalan
geometri permainan puzzle dapat meningkatkan kreativitas anak dalam
menyusun kepingan puzzle.
4. Berdasarkan pengamatan ini adalah selain meningkatkan kemampuan
pengenalan geometri. Permainan puzzle dapat meningkatkan kreativitas anak,
meningkatkan kemmapuan kerjasama anak, meningkatkan kemampuan anaka
dalam memahami huruf, meningkatkan kemampuan berhitung anak.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan simpulan di atas, maka peneliti mengajukan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi guru hendaknya dapat meningkatkan pengenalan geometri kepada anak
melalui permainan yang menarik yaitu menggunakan permainan puzzle yang
dikemas dalam bentuk pembelajaran sesuai dengan usia anak.
2. Bagi pihak sekolah bisa memberi motivasi pada guru agar mampu memilih
permainan puzzle sehingga anak-anak PAUD meningkat pengenalan
geometrinya.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian ini.
bahwa keterkaitan faktor yang mempengaruhi kemampuan pengenalan
bentuk geometri tidak lepas dari faktor yang mempengaruhi perkembangan
kognitif pada anak. kemampuan berpikir secara simbolis dan kemampuan
spasial yang di pengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan, asupan gizi,
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : YramaWidya.
Daitin Tarigan. 2006. Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Estiwi Enggar. 2013. “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak TK A Melalui Pemanfaatan Alam dan Lingkungan Sekitar Di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD.” Skripsi S1, Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Diambil dari http://repository.upi.edu/8228/ (diakses tanggal 16 November 2015).
Lestari K.W. 2011. Konsep Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini.
Muzamil.2009. http://permainananakmuslim.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-macam-macam dan-fungsi.html (diakses tanggal 2 September 2015).
Purba, Widya Adelina (2015) “Pengaruh Bermain Puzzle Terhadap Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia 5-6 Tahun Di YP.Putri Hati Kudus TK. Katolik Assisi T.A 2014/2015.” Skripsi S1, Medan: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Medan.
Rosmala Dewi, 2010. Profesionalisasi Guru Melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Medan. Pasca Sarjana Universitas Negri Medan
Rustiyanti, Desy Wahyu (2014) “Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok A di TK Arum Puspita Triharjo Pandak Bantul.” Skripsi S1, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Soebachman, Agustina. 2012. Pemainan Asyik Bikin Anak Pintar. Yogyakarta: IN AzNa Books.
Sunarti, Euis dan Rulli Purwanti. 2005. Ajarkan Anak Keterampilan Hidup Sejak Dini. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Suharsimi, Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
UU RI No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisidiknas).
Wasik, Barbara A. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini, Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta: Indeks.