• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi Budidaya Cabai Merah (Capsicum annuum L.) di Kabupaten Blitar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi Budidaya Cabai Merah (Capsicum annuum L.) di Kabupaten Blitar"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BUDIDAYA CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

DI KABUPATEN BLITAR

HASAN JUHRI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi Budidaya Cabai Merah (Capsicum annuum L.) di Kabupaten Blitar adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

HASAN JUHRI. Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi Budidaya Cabai Merah (Capsicum annuum L.) di Kabupaten Blitar. Dibimbing oleh MOHAMAD SOLAHUDIN dan LIYANTONO.

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang dibutuhkan di Indonesia. Salah satu masalah adalah harga di pasar masih berfluktuasi walaupun produksi cabai merah nasional tahunan memiliki nilai lebih. Informasi untuk optimasi budidaya cabai merah masih sedikit. Selama ini data total luasan lahan yang ditanami dan produksi cabai merah masih berada di pusat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) atau pada level asosiasi seperti AACI (Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia) kabupaten Blitar. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk pemetaan sebaran jumlah luas tanam dan sebaran prediksi produksi pada pertanian cabai merah di tiap kecamatan kabupaten Blitar secara spasial. Sistem yang dibangun merupakan pengembangan dari Sistem Informasi Cabai Merah di kabupaten Blitar. Sistem informasi geografis yang dibangun mampu menampilkan informasi pemetaan sebaran jumlah luas tanam dan sebaran prediksi produksi pada pertanian cabai merah di tiap kecamatan kabupaten Blitar secara spasial. Peta yang dihasilkan berupa peta dinamik dimana properties warna dari peta tiap kecamatan disesuaikan dengan nilai dan waktu yang didapat dari database sesuai input data yang akan ditampilkan.

Kata kunci: cabai merah, pemetaan spasial, SIG

ABSTRACT

HASAN JUHRI. Development of Geographic Information System for Red Chili (Capsicum annuum L.) Cultivation in Blitar Distric. Supervised by MOHAMAD SOLAHUDIN and LIYANTONO.

Red chilli (Capsicum annuum L.) is one of the most important agricultural commodities in Indonesia. One of the problem is the price in market still fluctuates even the annual national red chilli production have surplus value. Information for red chili cultivation optimization is still few among the farmers. Until this time, total land area for cultivation and production data of red chilli are still at the center farmer groups (Gapoktan) or at the level of associations such of AACI (Association Agribusiness Chilli Indonesia) Blitar. The objective of this research is to develop Geographic Information System (GIS) for spatial mapping the number of cropping area and prediction of total production in red chilli cultivation in blitar. This GIS can present the spatial map of total cropping area and total prediction of red chilli production in Blitar. The map produced in dynamic where properties of polygons color adapted to value obtained from dynamic database correspond input data to be displayed.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

pada

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BUDIDAYA CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

DI KABUPATEN BLITAR

HASAN JUHRI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi Budidaya Cabai Merah (Capsicum annuum L.) di Kabupaten Blitar

Nama : Hasan Juhri NIM : F14100059

Disetujui oleh

Dr. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si Pembimbing I

Dr. Liyantono, S.TP, M.Agr Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Desrial, M.Eng Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 sampai Juni 2014 ini ialah budidaya cabai merah, dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi Budidaya Cabai Merah (Capsicum annuum L.) di Kabupaten Blitar.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si dan Dr. Liyantono, S.TP, M.Agr selaku pembimbing, serta Supriyanto, S.TP, M.Kom yang telah banyak memberi saran dan bantuan. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Sarwi Riyanto dan Bapak Nawrin dari AACI Blitar, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya, dan rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 9

Latar Belakang 9

Tujuan 9

Ruang Lingkup 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Sitem Informasi Geografis (SIG) 2

System Development Life Cycle (SDLC) 2 Sistem Informasi Cabai Merah di AACI kabupaten Blitar 4

Google Maps API 5

METODE 5

Bahan 5

Alat 6

Metodologi 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Investigasi Sistem 8

Analisis Sistem 10

Desain Sistem 11

Implementasi Sistem 18

Pemeliharaan Sistem 27

Kelebihan dan Kekurangan Sistem 27

SIMPULAN DAN SARAN 28

Simpulan 28

Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 28

(10)

DAFTAR TABEL

1 Spesifikasi perangkat keras dan lunak komputer server dan client 11

DAFTAR GAMBAR

1 Informasi Sederhana SDCL 3

2 Model Iterasi System Development Life Cycle 4

3 Konfigurasi SI cabai merah AACI Blitar 5

4 Tampilan sistem informasi yang sudah ada 10

5 Pola kerja sistem informasi cabai merah Kab. Blitar 11 6 Diagram forester submodel pertumbuhan tanaman 13 7 Perbandingan nilai panen tiap tahap antara hasil observasi dengan

simulasi 14

8 Regresi linear dari hasil observasi dengan simulasi 14 9 Produktivitas cabai merah di kabupaten Blitar selama satu tahun

hasil simulasi berdasarkan tanggal tanam 15

10 Grafik distribusi persentase produksi cabai merah 15 11 ERD dari sistem informasi geografis yang dibangun 16

12 Pola aliran informasi sistem 17

13 Desain interface 17

14 Tampilan halaman utama sistem 18

15 Tampilan halaman tentang cabai merah di Blitar 19 16 Tampilan halaman peta sebaran luas tanam varietas TR bulan Maret

2014 20

17 Tampilan halaman peta sebaran luas tanam varietas TR bulan April

2014 21

18 Tampilan halaman peta sebaran prediksi produksi varietas TR bulan

Juli 2014 21

19 Tampilan halaman peta sebaran prediksi produksi varietas TR bulan

Agustus 2014 22

20 Tampilan halaman peta rata-rata luas tanam varietas TR bulan Maret

2014 22

21 Tampilan halaman penyusun 23

22 Halaman untuk menampilkan data luasan tanam secara tabular 24 23 Halaman untuk menampilkan data luasan tanam secara grafik 24

24 Tampilan sistem pada Mozilla Firefox 30.0 25

25 Tampilan pemetaan pada Google Chrome 26

26 Eror dalam menampilkan data pemetaan pada IE8 26

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Produksi tahunan cabai merah nasional sekitar 1.378.000 ton, sementara itu kebutuhan dalam negeri sekitar 800.000 ton sehingga terjadi surplus 578.000 ton (Parwadi 2013). Namun nilai surplus tersebut tidak terjadi secara merata sepanjang tahun. Surplus panen terjadi ketika panen raya dan sebaliknya terjadi kekurangan pasokan cabai merah pada saat jumlah panen berkurang, sehingga harga cabai merah di pasaran masih fluktuatif.

Salah satu cara menanggulangi fluktuasi harga cabai merah nasional adalah dengan mengetahui besarnya nilai pasokan dan permintaan. Permintaan cabai merah akan meningkat saat datangnya hari besar seperti pada saat menjelang hari besar nasional dan keagamaan. Permintaan akan kembali normal pada hari-hari biasa. Kenaikan harga terjadi ketika permintaan banyak namun pasokan cabai merah yang ada kurang mencukupi. Demikian pula sebaliknya, harga akan turun ketika permintaan akan cabai merah normal sedangkan pasokan berlebih. Oleh karena itu, untuk menyeimbangkan atara pasokan dan permintaan secara kontinyu diperlukan sistem informasi yang menyediakan informasi jumlah luasan lahan dan prediksi produksi beberapa bulan ke depan berdasarkan waktu penanaman.

Sistem informasi produksi cabai merah telah dibangun oleh Solahudin pada tahun 2013. Sistem informasi tersebut berisi simulasi produksi, informasi jumlah tanam, perkiraan produksi, persentase serangan hama dan informasi cuaca Blitar. Akan tetapi dari sistem informasi tersebut belum dilengkapi dengan peta yang menunjukan sebaran luas tanam dan produksi secara spasial.

Informasi lokasi, waktu, dan kuantitas sebaran penggunaan lahan dan produksi cabai merah secara spasial masih belum bisa diinformasikan secara aktual dan bisa diakses kapanpun dan dimanapun oleh para petani. Sehingga informasi untuk optimasi budidaya cabai merah masih sedikit. Selama ini data total luasan lahan yang ditanami dan produksi cabai merah masih berada di pusat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) atau pada level asosiasi seperti AACI (Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia) kabupaten Blitar. Oleh karena itu dibutuhkan sistem informasi grografis untuk pemetaan sebaran jumlah luas tanam dan sebaran prediksi produksi pada pertanian cabai merah di tiap kecamataan kabupaten Blitar secara spasial.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Membangun SIG untuk pemetaan sebaran jumlah luas tanam.

(12)

2

Ruang Lingkup

Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada pembuatan sistem informasi geografis yang merupakan pengembangan dari Sistem Informasi (SI) cabai merah kabupaten Blitar. Input untuk sistem yang dibangun mengacu pada input SI cabai merah kabupaten Blitar berupa SMS data tanam. Data output yang berupa data luas tanam dan prediksi produksi dari SI cabai merah di kabupaten Blitar digunakan sebagai sumber data untuk pengembangan sistem informasi geografis yang dibangun. Pengembangan ini berfokus pada pembuatan sistem lanjutan untuk menampilkan data luas tanam dan prediksi produksi secara spasial.

TINJAUAN PUSTAKA

Sitem Informasi Geografis (SIG)

Salah satu cara penyampaian informasi adalah dengan cara pemetaan lahan dan menggunakan SIG. Secara istilah pengertian Sistem Informasi Geografi adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan) yang terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis atau data geospasial untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan suatu wilayah (Yani 2009).

Salah satu model SIG yang sering digunakan dalam pengembangnnya adalah SIG yang berbasis ke internet atau WebGIS. Menurut Irwansyah (2011), SIG web atau sering juga disebut dengan WebGIS atau InternetGIS, didefinisikan sebagai suatu network berbasis layanan informasi geografis yang memanfaatkan internet baik menggunakan kabel (wired) maupun tanpa kabel (wireless) untuk mengakses informasi geografis maupun tools guna melakukan analisis spasial.

System Development Life Cycle (SDLC)

(13)

3

Gambar 1 Informasi sederhana SDLC (O’Brien 2011)

System Development Life Cycle (SDLC) merupakan metode yang sederhana untuk membangun dan memodifikai GIS secara berkelajutan. SDLC ini merupakan sebuah model konseptual yang digunakan untuk mengelola kegiatan yang menggambarkan tahapan-tahapan yang dilibatkan dalam kegiatan pengembangan sistem informasi dari studi kelayakan awal sampai maintenance dari suatu aplikasi (Sukamto 2011).

Menentukan bagaimana

penyampaian peluang penelitian dan prioritas

Melakukan studi kelayakan untuk menentukan sistem informasi

Mengembangkan model logika dari

Membangun desain sistem sehingga hasil informasi yang dibangun memenuhi persyaratan fungsional

Mengembangkan model logika dari sistem yang baru

Membangun sumber data, hardware, software, jaringan

Menguji sistem dan melatih

pengguna untuk mengoperasikan dan menggunakan sistem

Mengelola hasil yang didapat dari perilaku sistem terhadap perubahan data pada pengguna akhir

(14)

4

SDLC banyak digunakan karena aplikasi ataupun sistem yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan penggunaan sistem, lebih efisien dan efektif dalam pengembangan dan penggunaannya, berkualitas tinggi, serta hemat biaya dan waktu dalam perawatan (Indriyani 2012). Tahapan SDLC yang dikembangkan menurut Indriyani (2012) adalah sebagaimana tertera pada Gambar 2.

Gambar 2 Model Iterasi System Development Life Cycle (Indriyani 2012)

Sistem Informasi Cabai Merah di AACI Kabupaten Blitar

Sistem informasi cabai merah di AACI kabupaten Blitar merupakan sistem informasi untuk budidaya cabai merah di kabupaten Blitar. Sistem ini dibangun oleh Solahudin pada tahun 2013. Sistem informasi yang dibangun bertujuan untuk memprediksi pasokan cabai merah melalui pengumpulan data menggunakan teknologi Short Messaging Services (SMS). Pola informasi dan konfigurasi sistem informasi cabai merah ini dapat dilihat pada Gambar 3.

(15)

5

Gambar 3 Konfigurasi SI cabai merah AACI Blitar (Solahudin 2013)

Google Maps API

Menurut Yusro (2013) Google Maps adalah layanan gratis yang diberikan oleh Google dan sangat popular. Google Maps adalah suatu peta dunia yang dapat kita gunakan untuk melihat suatu daerah. Dengan kata lain, Google Maps merupakan suatu peta yang dapat dilihat dengan menggunakan suatu browser. Kita dapat menambahkan fitur Google Maps dalam web yang telah kita buat atau pada blog kita yang berbayar maupun gratis sekalipun dengan Google Maps API (Application Programming Interface). Google Maps API adalah suatu library yang berbentuk JavaScript.

Sementara itu API adalah sekumpulan perintah, fungsi, dan protokol yang dapat digunakan oleh programmer saat membangun perangkat lunak untuk sistem operasi tertentu (Ichwan 2011).

Google Maps JavaScript API memungkinkan untuk dikembangkan dengan cepat dan mudah. Hal ini dikarenakan keunggulan dan kelengkapan data dan kualitas topografinya yang bagus karena selalu diperbaharui secara kontinyu pada data vektor dan data satelit. Selain itu Google Maps API memiliki dukungan yang besar dalam peta-peta dasar, gambar satelit, dan overlay (Dincer 2013).

METODE

Bahan

Bahan untuk penelitian ini yaitu:

1. Peta administratif dari tiap kecamatan di kabupaten Blitar. 2. Data informasi jumlah luasan tanam cabai merah.

(16)

6

Alat

Peralatan yang digunakan diantaranya:

1. Laptop Intel Core I5-3210M, 2.5Ghz RAM 4GB 2. Komputer server

3. SMS Gateway 4. Telepon selular

Software yang digunakan diantaranya: 1. ArcGIS 10.0

2. Notepad++ 3. Ms. Excel

4. XAMPP for Windows v3.2.1 5. Mozzila Firefox 30.0

Metodologi

Sistem informasi geografis yang dibangun merupakan pengembangan dari Sistem Informasi Cabai Merah di AACI kabupaten Blitar. SI Cabai Merah di AACI kabupaten Blitar dibangun oleh Solahudin pada tahun 2013. Dalam rancang bangun sistem informasi geografis ini didasarkan pada pendekatan tahap perancangan sistem informasi dengan metode pengembangan SDLC (System Development Life Cycle) oleh O’Brien (2011). Metode tersebut memiliki beberapa tahapan dalam pembuatan sistem informasi pemetaan ini. Metode yang digunaan dapat dilihat pada Gambar 1.

Investigasi Sistem

Tahap investigasi dilakukan untuk merumuskan permasalahan dan peluang yang ada didalam sistem informasi budidaya cabai merah Kab. Blitar. Kegiatan investigasi yang dilakukan meliputi pemantauan, seleksi dan studi awal mengenai tujuan pemecahan masalah dalam sistem informasi budidaya cabai merah yang ada. Tahapannya antara lain meliputi tahapan perencanaan dan studi kelayakan. 1. Tahapan Perencanaan

Perencanaan sistem informasi geografis budidaya cabai merah (Capsicum annuum L.) di kabupaten Blitar didasari karena diperlukannya kemudahan dalam pembacaan data tanam dan prediksi produksi. Data yang ditampilkan sekarang ini masih berupa data per kecamatan secara tabular. Informasi yang disajikan dalam sistem informasi geografis ini diharapkan dapat mempermudah petani dalam pengambilan keputusan pada proses produksi cabai merah. 2. Studi Kelayakan

Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi sistem informasi geografis budidaya cabai merah yang dibangun untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Uji kelayakan yang dikerjakan meliputi kelayakan teknis, kelayakan organisasi, kelayakan ekonomis, dan kelayakan operasional.

(17)

7 organisasi dinilai dari segi organisasi atau segi integrasi pengguna informasi. Kelayakan ekonomis menyatakan layak atau tidaknya sistem yang dibangun, dinilai dari segi keuangan dengan membandingkan nilai kegunaan dan biayanya. Kelayakan operasional menyatakan apakah rancangan akan didukung oleh orang-orang yang akan menggunakannya.

Analisis Sistem

Tahapan analisis sistem melakukan analisis terhadap informasi yang dibutuhkan dari organisasi dan end user serta petani cabai merah ataupun pengguna sistem informasi geografis cabai merah. Kemampuan sistem yang dibangun ditujukan untuk mempertemukan kebutuhan pengguna dengan fungsi operasional sistem yang akan dikembangkan. Melalui tahap ini dapat diketahui kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, juga akan diketahui sumber dari informasi yang dibutuhkan dapat bersumber dari buku dan data sekunder lain mengenai sistem informasi geografis ini. Pada tahapan siklus hidup sistem ini, analisis mengumpulkan dokumen dari sistem yang ada, menelaah dan menambahakan dokumen baru jika diperlukan.

Desain Sistem

Pada tahapan ini menjelaskan bagaimana sistem dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna.

1. Desain pola kerja sistem

Aktifitas desain pola kerja sistem adalah mendesain kebutuhan program dan prosedur bagi sistem informasi geografis yang dibangun. Tampilan peta disesuaikan dengan program yang digunakan. Kemudian mengembangkan spesifikasi detail dari program yang akan dikembangkan agar sejalan dengan desain user interface dan desain data. Data yang digunakan menggunakan data hasil pengolahan didalam SI Cabai Merah di AACI kabupaten Blitar.

2. Desain database

Desain database berguna untuk membuat sistem basis data yang efektif dan memudahkan administrator basis data dalam menggunakan program aplikasi. Sistem ini didesain untuk memenuhi seluruh atau sebagian informasi yang dibutuhkan oleh user. Pada tahap ini, database yang dibangun tidak sepenuhnya dari awal. Data-data diambil dari database Sistem Informasi Cabai di kabupaten Blitar kemudian ditambahkan database polygon per kecamatan kabupaten Blitar.

3. Desain user interface

Desain user interface dilakukan untuk membuat tampilan halaman dari sistem. Tampilan dibuat dengan mengutamakan kemudahan dalam penggunaan dan pencarian informasi, serta menarik.

Implementasi Sistem

(18)

8

uji sistem dan prosedurnya untuk mengetahui kinerja dari program yang dibangun, serta pembuatan dokumentasi untuk kelengkapan sistem.

Perawatan Sistem

Tahapan ini adalah tahapan tahapan akhir dari siklus daur hidup sistem (SDLC), yang meliputi kegiatan pengawasan, evaluasi dan modifikasi sistem yang sesuai. Perawatan sistem akan dilakukan selama dan setelah proses perancangan sistem berlangsung.

Pada tahap ini pula sistem langsung diuji secara on-line maupun off-line untuk mengetahui apakah ada bug-bug dan kesalahan pada program. Perbaikan akan dilakukan apabila terdapat kesalahan yang terjadi saat pengujian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Investigasi Sistem

Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah penghasil cabai merah. Dalam budidaya cabai merah, untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan informasi-informasi yang mendukung untuk budidaya cabai merah tersebut. Oleh karena untuk mendukung kegiatan budidaya cabai merah diperlukan sistem informasi budidaya cabai merah yang baik.

Sistem informasi cabai merah di Kab. Blitar telah dibangun oleh Solahudin pada tahun 2013. Sistem informasi cabai merah yang telah dibangun mempunyai fungsi memberikan informasi menegnai data tanam, data prediksi produksi, data persentase serangan hama, dan video tentang cara budidaya cabai merah yang baik. Data yang ditampilkan oleh sistem informasi yang sudah ada masih berupa tabular dan grafik. Sistem informasi ini juga dibangun dengan menggunakan kombinasi bahasa pemrograman PHP (PHP Hypertext Preprocessor) dan Database MySql yang diolah pada PHP MyAdmin, serta dengan HTML (HyperTextMarkupLanguage).

Studi kelayakan yang dilakukan antara lain studi kelayakan teknis, organisasi, ekonomi, dan operasional.

Studi Kelayakan Teknis

(19)

9

Studi Kelayakan Organisasi

Menurut Supriyanto (2008) permasalahan yang dihadapi oleh kalangan petani, kelompok tani, produsen produk pertanian, akademisi, dan masyarakat terutama konsumen adalah sulitnya mencari informasi mengenai produk pertanian di Indonesia. Tidak banyak produsen produk pertanian yang memiliki sistem informasi berbasis web.

Di Kab. Blitar sendiri sudah ada organisasi yang mengumpulkan para petani cabai merah untuk saling bertukar informasi dalam budidaya cabai merah yaitu Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Kab. Blitar. AACI Kab. Blitar ini terintegrasi dengan AACI Jawa Timur sehingga dapat mengumpulkan dan menginformasikan informasi mengenai budidaya cabai merah di Jawa Timur. Informasi yang diberikan AACI untuk petani meliputi cara-cara budidaya cabai merah yang baik, informasi luasan tanam di daerah lain, informasi kemungkinan harga jual cabai merah, kemungkinan potensi serangan hama dan cara pengendaliannya.

Ada 2 pihak secara organisasi yang layak untuk memelihara dan mengembangkan sistem ini, yaitu AACI dan Dinas Pertanian dan Holtikultura. Dilihat dari sisi pengembangan, Dinas Pertanian dan Holtikultura memiliki potensi untuk pengembangan sistem dengan lingkup yang lebih besar. Hal ini dikarenakan informasi pertanian dari setiap daerah di Indonesia bisa didapatkan di Dinas Pertanian dan Holtikultura dan tidak bisa didapat oleh AACI karena tidak semua daerah di Indonesia ada AACI. Oleh karena itu secara organisasi sistem informasi geografis cabai merah Kab. Blitar layak untuk dikembangkan.

Studi Kelayakan Ekonomis

Biaya untuk pembuatan sistem informasi geografis ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu biaya pembangunan sistem dan pengoperasian sistem. Biaya pembangunan sistem meliputi biaya penggunaan peralatan, dan perlengkapan (developer dan hardware). Sedangkan biaya pengoperasian sistem meliputi biaya pemakaian komputer, biaya layanan internet, dan biaya pemeliharaan sistem. Untuk biaya pembangunan dan pengoperasian, peralatan dan perlengkapan didapat dari sistem informasi yang ada. Sementara itu biaya pengoperasian hanya ditambahkan dari layanan internet. Biaya akses internet saat ini cukup murah antara Rp. 50.000 – Rp. 100.000 / bulan. Keuntungan yang didapat yaitu tampilan peta secara spasial sehingga memudahkan dalam pembacaan data dari sistem. Oleh karena itu sistem informasi geografis ini layak dikembangkan.

Studi Kelayakan Operasional

(20)

10

Sistem informasi yang ada masih harus dibaca dengan jeli. Oleh karena itu penampilan data secara spasial akan memberikan kemudahan dalam pembacaan data. Hasil wawancara yang ditanyakan langsung ke penani cabai merah AACI Kab. Blitar, 6 dari 8 orang petani menyatakan penampilan data secara spasial lebih cepat untuk dimengerti karena lebih mudah dipahami, lebih mudah dalam pembacaan lokasi, serta lebih menarik. Oleh karena itu, secara operasional sistem informasi geografis ini layak dikembangkan.

Analisis Sistem

Analisis kebutuhan yang dilakukan dalam pengembangan sistem informasi geografis ini meliputi analisis kebutuhan informasi, dan analisis kebutuhan spesifikasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer server dan client.

Kebutuhan Informasi

Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sistem meliputi data sebaran luasan tanam per kecamatan, dan data prediksi produksi per kecamatan di kabupaten Blitar secara spasial. Sementara itu pihak yang membutuhkan informasi secara global adalah antara lain:

1. Pihak petani cabai merah AACI kabupaten Blitar: untuk dapat mengoptimalkankan penjadwalan dalam budidaya cabai merah.

2. Petani cabai merah diluar anggota AACI kabupaten Blitar: untuk informasi sebaran budidaya cabai merah.

3. Pemerintahan: untuk membantu dalam pembuatan kebijakan-kebijakan dalam agribisnis cabai merah.

4. Pengusaha alsin dan agribisnis cabai merah: untuk membantu mengoptimalkan agribisnis cabai merah.

(21)

11 Kebutuhan Perangkat

Perangkat keras dan lunak yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem ini ditampilkan pada Tabel 1. Perangkat dari sisi server di dapat dari server sistem informasi cabai merah yang sudah ada.

Tabel 1 Spesifikasi perangkat keras dan lunak komputer server dan client

Jenis Perangkat Server* Client**

Perangkat

Sistem informasi geografis yang dibangun merupakan pengembangan dari Sistem Informasi Cabai Merah di AACI kabupaten Blitar yang dibangun oleh Solahudin pada tahun 2013. Sistem informasi yang telah dibangun berisikan tentang informasi luas tanam, jadwal, dan prediksi produksi sesuai dengan kebutuhan petani atau user. Data input berupa data luasan dan tanggal tanam, serta varietas cabai merah yang ditanam didapat langsung dari petani AACI Kab. Blitar melalui teknologi SMS. Data SMS tersebut kemudian diolah sehingga mendapatkan jumlah panen, pola sebaran panen dan prediksi pola ketersediaan cabai merah untuk 3-5 bulan ke depan. Proses didalam sistem dari Solahudin (2013) ini dapat dilihat pada Gambar 5.

(22)

12

Sistem Informasi Cabai Merah yang telah dibangun oleh Solahudin (2013), untuk mendapatkan data prediksi produksi ini meliputi:

1. Pengembangan simulasi model

Model simulasi perkembangan dan pertumbuhan cabai merah ini di buat dengan dasar pengembangan dari hasil simulasi perkembangan dan perkembangan dan pertumbuhan tanaman dari Handoko (1994), dengan mengubah nilai koefisien pertumbuhan dan pemeliharaan dengan laju pertumbuhan relatif tanaman cabai merah. Simulasi model ini mengacu pada produksi biomassa tanaman. Simulasi tersebut memiliki beberapa input, diantaranya curah hujan, kondisi tanah, suhu maksimal tanah, suhu minimal tanah, RH, kecepatan angin, dan irigasi.

Kondisi lingkungan yang menjadi input berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman terutama pada respirasi. Semakin besar respirasi suatau tanaman maka laju pertumbuhan tanaman tersebut semakin berkurang. McCree (1970, 1974) dalam Handoko (1994) menunjukkan hubungan antara respirasi selama pemeliharaan dengan suhu dan massa tanaman sebagai berikut:

�� = � � Q

Jumlah air yang diintersepsikan tajuk tanaman tergantung oleh curah hujan dan indeks luas daun. Karena resolusinya harian, model ini tidak membahas intesitas hujan ataupun lamanya hujan. Selain itu jumlah air yang diintersepsikan oleh tanaman bergantung pada neraca air. Perhitungan neraca air dilakukan pada tiap lapisan tanah. Ini dikarenakan evaporasi dan juga masuknya air irigasi terjadi pada lapisan permukaan (m=1), maka neraca air ini dibagi menjadi lapisan atas dan bawah sebagai berikut:

Lapisan atas : � = ��− − �� − � + � − ��

t : Hari pada saat perhitungan dilakukan

Produksi biomassa potensial dihitung secara harian berdasarkan jumlah radiasi yang diitersepsi (Qint) tanaman cabai merah serta efisiensi penggunaan

radiasi oleh tajuk (ε). Radiasi yang diiterpresikan oleh tajuk tanaman (Qint)

diduga menggunakan hukum Beer yang merupakan fungsi dari radiasi surya yang datang (Q0) dan indeks luas daun (ILD). Perhitungan produksi biomassa

selengkapnya dapat dilihat dibawah ini menurut Handoko (1994)

�� = ε Qint = ε Qo 1 − e−k.ILD)

Keterangan :

(23)

13 ε : Efisiensi penggunaan radiasi (kg MJ-1)

k : Koefisien pemadaman

Produksi biomassa aktual (Pa) dialokasikan ke daun, batang, akar yang perbandingannya tergantung pada fase perkembangan tanaman (s). Sebagian dari biomassa yang terkumpul pada masing-masing organ tanaman tersebut akan hilang dalam proses respirasi pertumbuhan (Rg) dan pemiliharaan (Rm). Respirasi pemeliharaan dihitung dari fungsi berat dan suhu udara (Handoko 1994), sehingga perubahan berat dari masing-masing (daun, batang, akar, dan buah) sebagai berikut:

dWx = ηx Ba - Rg - Rm = ηx (l-kg) Ba - km WxQ sedangkan,

Q10 = 2 (T-20)/10

Keterangan:

dWx : Penambahan berat organ x (kg ha-1d-1) Ba : Produksi biomassa actual (kg ha-1d-1)

ηx : Proporsi biomassa yang dialokasikanke organ x kg : Koefisien respirasi pertumbuhan

km : Koefisien respirasi pemeliharaan Wx : Berat organ x (kg ha-1)

T : Suhu udara (°C)

(24)

14

Gambar 7 Perbandingan nilai panen tiap tahap antara hasil observasi dengan simulasi (Solahudin 2013)

Gambar 8 Regresi linear dari hasil observasi dengan simulasi (Solahudin 2013) 2. Perkiraan panen sepanjang tahun

Perkiraan panen sepanjang tahun diperoleh dengan cara menjalankan simulasi perkembangan dan pertumbuhan tanaman yang telah dibangun oleh Solahudin pada tahun 2013 dengan input tanggal tanam mulai dari tanggal 1 Januari sampai 31 Desember. Hasil simulasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 9.

(25)

15

Gambar 9 Produktivitas cabai merah di kabupaten Blitar selama satu tahun hasil simulasi berdasarkan tanggal tanam (Solahudin 2013)

3. Data pola sebaran panen

Pola sebaran panen menampilkan distribusi dari persentase produksi cabai merah per panennya. Data tersebut diperoleh dari observasi lapang di kabupaten Blitar. Data ini dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Grafik distribusi persentase produksi cabai merah (Solahudin 2013) Data-data dari hasil proses Sistem Informasi Cabai Merah yang djalankan oleh Solahudin (2013) tersebut kemudian dikembangkan dari sisi penampilan data yaitu menggunakan sistem pemetaan. Data yang ditampilkan pada sistem pemetaan diantaranya data luas tanam, dan data prediksi produksi hasil dari simulasi.

Desain basis data

Dalam pembuatan model data yang memenuhi kebutuhan sistem, maka perlu dilakukan aktivitas perancangan basis data. Salah satu bentuk model yang sering digunakan untuk mendeskripsikan kebutuhan data adalah Entity Relationship Diagram (ERD).

Menurut Edi (2009) Entity Relationship Diagram adalah sekumpulan cara atau peralatan untuk mendeskripsikan data-data atau objek-objek yang dibuat berdasarkan dan berasal dari dunia nyata yang disebut entitas (entity) serta hubungan (relationship) antar entitas-entitas tersebut dengan menggunakan

0,0

105 118 131 144 157 170 183 196 209 222 235 248 261 274 287 300 313 326 339 352 365

Pro

(26)

16

beberapa notasi. Supriyanto (2008) menyatakan bahwa entitas adalah sebuah kelas dari orang, tempat, objek, event, atau konsep tentang apa yang dibutuhkan untuk mengambil dan menyimpan data.

Basis data yang digunakan merupakan pengembangan dari database Sistem Informasi Cabai di kabupaten Blitar yang sudah ada. Data input SMS, luasan tanam, dan prediksi produksi diambil dari database SI Cabai di kabupaten Blitar. Input data dari sistem menggunakan input SMS langsung dari petani cabai merah AACI Blitar. Data input tersebut merupakan data input tanam yang selanjutnya diolah di database sehingga menghasilkan data prediksi produksi. Data-data tersebut kemudian dihubungkan dengan database sistem pemetaan kabupaten Blitar. Sehingga didapatkan pengembangan database. ERD dari sistem informasi yang dibangun dapat dilihat pada Gambar 11. Sementara itu pola dari aliran informasi sistem ini mengikuti sistem informasi cabai merah Blitar, terlihat sepeti pada Gambar 12.

(27)

17

Gambar 12 Pola aliran informasi sistem Desain Tampilan Antar Muka (Interface)

Antar muka (interface) Sistem Informasi Geografis Cabai Merah dirancang untuk menghasilkan tampilan yang menarik dan memenuhi kebutuhan dari pengguna. Desain halaman ini dibagi menjadi 4 bagian utama yaitu area menu sebelah kiri (sidebar), bagian utama (main side), header, dan footer. Desain interface dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Desain interface Header

Side

Bar Main Side

(28)

18

Implementasi Sistem

Instalasi Sistem Pada Lokal Intranet dan Internet

Sebelum melakukan instalasi sistem, terlebih dahulu dilakukan instalasi browser, PHP, MySQL, dan webserver Apache. Pada penelitian kali ini digunakan berbagai macam browser yaitu Mozilla Firefox 30.0, Google Chrome, Internet Explorer 8.0, dan Opera 22.0. Setelah instalasi palikasi server dan sistem, sistem dapat diakses pada jaringan lokal dengan mengetikkan alamat pada browser menuju URL sistem yaitu http://localhost/hasan/SIGcabai/. Browser akan secara otomatis membuka halaman utama. Apabila diakses menggunakan komputer lain yang terhubung jaringan intranet maka alamat yang dituju adalah http://172.18.33.22/hasan/ atau pada jaringan internet dengan alamat http://hasan.penyuluhcabe.com.

Tampilan Website

Tampilan website dibuat menggunakan CSS (Cascading Style Sheet) yang didapat dari Templete CSS gratis di internet dan dimodifikasi secara sederhana menggunakan bantuan Notepad++, Photoshop, dan Macromedia Dreamwiever. Tampilan website mempunyai lebar tetap 1350 pixels. Tampilan halaman front end sistem yang dibangun dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Tampilan halaman utama sistem

Halaman front end terdiri dari menu-menu navigasi dan penjelasan umum tentang sistem informasi geografis. Halaman ini terbagi menjadi 4 bagian utama yaitu area menu sebelah kiri, bagian utama, header, dan footer.

Berikut adalah penjelasan dari masing masing komponen yang ada di halaman front end:

1. Area header

(29)

19

a) Halaman Utama

Halaman ini menampilkan gambar pola informasi dari sistem yang dibuat. Halaman ini dapat dilihat pada Gambar 14.

b) Halaman Tentang Cabai Merah di Blitar

Halaman ini berisikan tentang cabai merah dan Sistem Informasi Cabai yang sudah ada di kabupaten Blitar. Tampilan halaman ini dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Tampilan halaman tentang cabai merah di Blitar c) Halaman Map

(30)

20

dengan waktunya. Klasifikasi perbedaan warna dibuat untuk memudahkan user ataupun petani yang mengunakan program dari sistem ini, dimana nilai batasan dari tiap perbedaan warna merupakan nilai yang mudah diingat oleh user atau petani. Klasifikasi pembagian warna yang digunakan diantaranya:

 Peta luasan tanam

 0 ha, warna putih

 0 < luas tanam ≤ 10 ha, warna hijau tua

 10 < luas tanam ≤ 20 ha, warna hijau muda

 20 < luas tanam ≤ 30 ha, warna kuning

 30 < luas tanam ≤ 40 ha, warna orange

 40 < luas tanam ≤ 50 ha, warna merah muda

 > 50 ha, warna merah  Peta prediksi produksi

 0 ton, warna putih

 0 < jumlah produksi ≤ 25 ton, warna hijau tua

 25 < jumlah produksi ≤ 50 ton, warna hijau muda

 50 < jumlah produksi ≤ 100 ton, warna kuning

 100 < jumlah produksi ≤ 150 ton, warna orange

 150 < jumlah produksi ≤ 200 ton, warna merah muda

 > 200 ha, warna merah

Gambar 16 Tampilan halaman peta sebaran luas tanam varietas TR bulan Maret

(31)

21

Gambar 17 Tampilan halaman peta sebaran luas tanam varietas TR bulan April 2014

v

(32)

22

Gambar 19 Tampilan halaman peta sebaran prediksi produksi varietas TR bulan Agustus 2014

Selain itu dibuat juga halaman untuk menampilkan peta rata-rata luas tanam per kecamatan dan peta rata-rata prediksi produksi. Halaman ini menampilkan peta dan nilai rata-rata luas tanam maupun prediksi produksi per kecamatan serta menampilkan nilai jumlah total dari luas tanam maupun prediksi produksi. Halaman peta rata-rata luas tanam maupun prediksi produksi dapat dilihat pada Gambar 20.

(33)

23 d) Halaman Penyusun

Halaman ini berisikan tentang riwayat hidup dari penyusun Sistem Informasi Geografis Cabai Merah. Tampilan dari halaman penyusun dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 21 Tampilan halaman penyusun 2. Area menu sebelah kiri

Area menu sebelah kiri memuat beberapa navigasi-navigasi untuk tiap halaman di website ini, diantaranya:

a. SIG Cabai Merah

Navigasi SIG Cabai Merah akam membawa pengguna menuju halaman depan dari Sistem Informasi Geografis ini. Halaman ini berisi penjelasan singkat sistem yang dibangun. Halaman ini secara default akan muncul saat pengguna membuka halaman web SIG Cabai Merah ini. Halaman ini dapat dilihat pada Gambar 14.

b. Pemetaan

Navigasi ini akan membawa pengguna masuk ke halaman pilihan pemetaan. Pada halaman peta ini terdapat 2 navigasi yang mengarahkan pengguna ke halaman pemetaan luas tanam dan halaman pemetaan prediksi produksi. c. Peta Luas Tanam

Navigasi ini merupakan short cut menu yang akan membawa pengguna ke halaman pemetaan luas tanam. Halaman pemetaan luas tanam dapat dilihat pada Gambar 16.

d. Peta Prediksi Produksi

Navigasi ini merupakan short cut menu yang akan membawa pengguna ke halaman pemetaan prediksi produksi. Halaman pemetaan prediksi produksi dapat dilihat pada Gambar 18.

e. Data Tanam

(34)

24

berupa data tabular dan grafik sebaran luas tanam tiap kecamatan. Halaman ini dapat dilihat seperti pada Gambar 22 dan Gambar 23.

Gambar 22 Halaman untuk menampilkan data luasan tanam secara tabular

Gambar 23 Halaman untuk menampilkan data luasan tanam secara grafik f. Data Prediksi Produksi.

Navigasi Data Prediksi Produksi akan membawa pengguna ke halaman penampilan data prediksi produksi tiap kecamatan. Data-data yang ditampilkan dipilih berdasarkan jenis varietas cabai merah dan waktu (bulan dan tahun).

Kompatibilitas Sistem Pada Berbagai Browser Enggine

(35)

25 macam browser. Ada beberapa browser yang support untuk Google Maps API berdasarkan developer Google Maps API, yaitu:

1. Firefox versi saat ini dan sebelumnya (Windows, Mac OS X, Linux) 2. Chrome versi saat ini dan sebelumnya (Windows, Mac OS X, Linux) 3. Safari versi saat ini dan sebelumnya (Mac OS X)

Pengujian dilakukan pada web browser Mozilla Firefox 30.0, Google Chrome 36.0, Internet Explorer 8 (IE8), dan Opera 22.0.

1. Mozilla Firefox 30.0

Browser ini digunakan saat pembangunan sistem. Dari hasil uji coba, browser ini dapat menampilkan semua halaman website dari sistem sesuai dengan desain layout. Fungsi-fungsi yang dibangun dapat berjalan sesuai dengan desain sistem. Tampilan sistem pada Mozilla Firefox 30.0 dapat dilihat pada Gambar 24.

Gambar 24 Tampilan sistem pada Mozilla Firefox 30.0 2. Google Chrome 36.0

(36)

26

Gambar 25 Tampilan pemetaan pada Google Chrome 3. Internet Explorer 8 (IE8)

Untuk uji browser IE8, tampilan konten dasar dapat ditampilkan seluruhnya. Namun pada saat menampilkan data pemetaan, peta dasar dari Google Maps dapat ditampilkan tetapi polygon dari data tiap kecamatan tidak bisa ditampilkan. Hal ini disebabkan karena Compatibility View IE8 tidak di-support. Tampilan sistem di IE8 dapat dilihat pada Gambar 26.

Gambar 26 Eror dalam menampilkan data pemetaan pada IE8 4. Opera 22.0

(37)

27 dibangun dapat berjalan sesuai dengan desain sistem. Tampilan pada Opera 22.0 dari website yang dibangun dapat dilihat pada Gambar 27.

Gambar 27 Tampilan website pada Opera 22.0

Pemeliharaan Sistem

Pemeliharaan sistem merupakan salah satu dari tahapan proses SDLC. Pemeliharaan ini dilakukan pada bagian software dan hardware. Pemeliharaan yang dilakukan pada software adalah perawatan terhadap database yang meliputi penyimpanan data historis sebagai backup data, dan update data terkini sebagai pembaharuan data input dari SMS, serta update koordinat dari tiap polygon kecamatan-kecamatan Kab. Blitar bila ada perubahan, dan penambahan atau modifikasi fungsi agar sesuai untuk keperluan. Selain itu, perawatan pada bagian hardware berupa perawatan ataupun penggantian komponen hardware agar sistem dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem

(38)

28

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sistem Informasi Geografis Cabai Merah di kabupaten Blitar yang telah dibangun adalah aplikasi berbasis web. Informasi yang disajikan berupa pemetaan sebaran jumlah luas tanam dan sebaran prediksi produksi pada pertanian cabai merah di tiap kecamatan kabupaten Blitar secara spasial. Peta yang dihasilkan berupa peta dinamik dimana properties warna dari tiap kecamatan disesuaikan dengan nilai yang didapat dari database. Sistem yang dibangun merupakan hasil pengembangan dari Sistem Informasi Cabai Kab. Blitar. Sistem yang dibangun memiliki database yang merupakan pengembangan dari database sistem yang sudah ada.

Sistem yang dikembangkan ini dapat di akses secara intranet dengan alamat http://172.18.33.22/hasan/ dan dapat diakses juga melalui internet pada alamat http://hasan.penyuluhcabe.com. Sistem ini memiliki kompabilitas yang baik pada berbagai macam browser seperti Mozilla Firefox, Google Chrome, dan Opera. Namun belum bisa berjalan optimal dengan menggunakan browser Internet Exlporer.

Saran

Penambahan-penambahan untuk perbaikan dan penyempurnaan diantaranya meliputi:

1. Penambahan informasi tentang data persentase serangan hama per kecamatan secara spasial agar sesuai dengan sistem informasi yang sudah ada.

2. Perubahan pada peta dasar agar sistem pemetaan tidak bergantung pada aplikasi lain seperti Google Maps API.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan Erlan. 2011. Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum Annuum.L) Berbasis Mobile [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Dincer, Alper and Balkan Uraz. 2013. Google Maps JavaScript API Cookbook.

Birmingham. Packt Publishing Ltd.

Edi, Doro dan Stevalin Betshani. 2009. Analisis Data dengan Menggunakan ERD dan Model Konseptual Data Warehouse. J informatika 5(1):75.

[Google] Google(US). 2014. Google Maps API [internet]. [diunduh 26 Februari 2014]. Tersedia pada: https://developers.google.com/maps/

Handoko. 1994. Dasar Penyusunan dan Aplikasi Model Simulasi Komputer Untuk Pertanian. Bogor(ID) : FMIPA-IPB

(39)

29 Ichwan, M dan Fifin Hakiky. 2011. Pengukuran Kinerja Goodreads Application Programming Interface (Api) Pada Aplikasi Mobile Android. Teknik Informatika Institut Teknologi Nasional Bandung. J Informatika 2(2):15. Indriyani Ni Made. 2012. Analisis Sistem Informasi OnlineBooking ‘Trobex

Android’. J Elekkom 1(2): 60.

Irwansyah Edy, Sena Adhinugraha, Tri Datara Wijaya. 2011. Pengembangan Sistem Informasi Geografis (SIG) Pada Platform Google Untuk Penanggulangan Kebakaran Di Jakarta Selatan.Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011 (SNATI 2011) Yogyakarta, 17-18 Juni 2011.

O’Brien James A. 2011. Management Information System. New York (US): McGraw-Hill Irwin.

Parwadi Soekam. 2013. Stabilitas Harga Cabai & Bawang Merah [internet]. (diperbaharui 30 Desember 2013, [diunduh 4 Februari 2014]):

http://www.paskomnas.com/id/berita/Stabilisasi-harga-Cabe-Bawang-Merah.php

Solahudin, M. 2013. Development of Chili Information System to Support TCP 3303 “Strengthening Value Chains for Chili Products in Indonesia” [report]. Research And Community Services Institution. Bogor Agricultural University. Sukamto, Wahyu Sulistyo, Budi Suyanto, Tri R Yudantoro, Taufiq Yulianto. 2011.

Pemanfaatan E-Learning Sebagai Pendukung Program PolinesSmartcampus. J Informatika 5(2): 533.

Supriyanto. 2008. Sistem Informasi Pertanian Organik Berbasis Web [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.

Yani Ahmad, Djakaria M Nur. 2009. Pengembangan Model Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Pengelolaan Pendidikan Dalam Era Otonomi Daerah. Penelitian Strategis Nasional Tahun 2009. Universitas Pendidikan Indonesia, siap terbit.

(40)

30

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahir di Cirebon pada tanggal 23 Januari 1992 sebagai anak ketiga dari 4 bersaudara dari bapak Namisa dan ibu Rupi’ah. Penyusun telah menempuh pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Jatigede dan lulus pada tahun 2007. Selanjutnya menempuh pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 1 Cimalaka dan lulus pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2010 terdaftar sebagai mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Institiut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) .

Kegiatan penulis di luar akademik berupa keanggotaan organisasi yang meliputi Perkumpulan Komti TPB IPB pada tahun ajaran 2010 - 2011, anggota organisasi daerah WAPEMALA Sumedang (2010 – sekarang), Persatuan Tenis Meja IPB (2010 – 2013), dan anggota pengurus Engineering Design Club (2012-2014). Selain itu penulis memiliki prestasi non akademik berupa Juara 1 Tenis Meja Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) 2011, Juara 2 Tenis Meja OMI 2012, dan juara 1 Tenis Meja OMI 2013.

Penulis melakukan kegiatan praktek lapang di Pabrik Gula (PG) Kebon Agung pada tahun 2013 dengan judul Aspek Mekanisasi Pertanian pada Budidaya Tebu di PG Kebon Agung Malang, Jawa Timur.

Gambar

Grafik distribusi persentase produksi cabai merah
Gambar 1  Informasi sederhana SDLC (O’Brien 2011)
Gambar 2  Model Iterasi System Development Life Cycle (Indriyani 2012)
Gambar 3  Konfigurasi SI cabai merah AACI Blitar (Solahudin  2013)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mengetahui lama pemulihan fisiologis (denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu rektal), konsumsi pakan dan bobot badan pada domba muda dan

Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan metode pembelajaran tahfidh ul Qur’an di pondok tahfidh putri anak-anak Yanaabii'ul

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa jawaban responden terbanyak adalah memilih obat saat pertama kali nyeri kepala berlangsung dengan hasil 63%. 5.3.5.6 Pengalaman

Jika Penawar yang Berjaya ingkar dalam mematuhi mana-mana syarat di atas atau membayar apa-apa wang yang harus dibayar, maka Pihak Pemegang Serahhak/Pemberi Pinjaman boleh (tanpa

Akan tetapi dalam menafsirkan kata murka , Nasrul tidak menyebutkan surat dan ayat yang ia kutip, sehingga orang yang membacanya tidak mengetahui ayat yang tertulis dalam

Merk barang CANON PIXMA MG 2570 Print, Copy, Scan Cetak.

Berdasarkan Hasil Penetapan Pemenang Nomor : 819.1 /Pokja ULP/APBK/BMCK/2015 tanggal 03 September 2015, Pokja ULP Kabupaten Aceh Tenggara Dinas Bina Marga dan Cipta Karya

[r]