PERAN GENDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN
RAKYAT DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PETANI
DI DESA SUKAMAHI KABUPATEN CIANJUR
ABDUL MUIS
DEPARTEMEN
MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul ‘Peran Gender dalam Pengelolaan Hutan Rakyat dan Kesejahteraan Petani di Desa Sukamahi
Kabupaten Cianjur’ adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014
Abdul Muis
ABSTRAK
ABDUL MUIS. Peran Gender dalam Pengelolaan Hutan Rakyat dan Kesejahteraan Keluarga Petani di Desa Sukamahi Kabupaten Cianjur. Dibimbing LETI SUNDAWATI
Perkembangan hutan rakyat di Jawa Barat menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki areal hutan rakyat yang cukup luas yaitu sekitar 28 287 ha yang tersebar di 32 kecamatan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi peran gender dalam aktivitas domestik dan produktif, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan pendapatan keluarga serta mengidentifikasi kesejahteraan keluarga petani hutan rakyat. Penelitian dilakukan di Desa Sukamahi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur dengan jumlah responden sebanyak 100 dengan komposisi laki-laki dan perempuan sebesar 50:50. Dari hasil penelitian diketahui bahwa laki-laki memiliki peran yang lebih tinggi secara nyata dalam kegiatan produktif, pengambilan keputusan kegiatan domestik, pengambilan keputusan kegiatan produktif, dan kontribusi terhadap pendapatan total keluarga. Sementara itu, karakteristik responden yang berkorelasi dengan tingkat kesejahteraan keluarga adalah tingkat pendidikan, luas lahan dan jumlah anggota keluarga. Kata kunci: gender, kegiatan domestik dan produktif, pendapatan, kesejahteraan
ABSTRACT
ABDUL MUIS. E14100140. Gender Roles on the Community Forest Management and Forest Farmer Household welfare in Sukamahi Village Cianjur Regency. Supervised by LETI SUNDAWATI
Cianjur Regency is one of the regencies in West Java Province that has community forest area about 28 287 hectares located at 32 districts. This research aims to identify the role of the household of community forest farmer on domestic and productive activities, decision making in the family, and household income and welfare of household farmer. The research is enducted at Sukamahi Village Cianjur Regency, survey method with 100 respondent consist of 50 male and 50 female respondent. The research result showed that men had a higher role significantly in productive activity, decision making on domestic activities, decision making on productive activities, and contribute to the total family income. Meanwhile, caracteristics of respodent that were correlated with the level of household welfare is the level of education, land area, and the number of family members.
PERAN GENDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN
RAKYAT DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PETANI
DI DESA SUKAMAHI KABUPATEN CIANJUR
ABDUL MUIS
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
Pada
Departemen Manajemen Hutan
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIANBOGOR
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian : Peran Gender dalam Pengelolaan Hutan Rakyat dan Kesejahteraan Keluarga Petani di Desa Sukamahi Kabupaten Cianjur
Nama Mahasiswa : Abdul Muis
NIM : E14100140
Disetujui oleh
Dr Ir Leti Sundawati, MScFTrop Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Ahmad Budiaman, MScFTrop Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2014 ini ialah gender, dengan judul Peran Gender dalam Pengelolaan Hutan Rakyat dan Kesejahteraan Keluarga Petani di Desa Sukamahi Kabupaten Cianjur.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Leti Sundawati, MScFTrop selaku pembimbing. Disamping itu, penulis ucapkan terima kasih kepada warga Desa Sukamahi Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur dan kepada para pihak yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu dan seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TBEL viii
DAFTAR LAMPIRAN viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 1
METODE
Kerangka Pemikiran 2
Lokasi dan Waktu Penelitian 2
Alat Dan Bahan Penelitian 3
Pemilihan Daerah Contoh dan Jumlah responden 3
Jenis Data yang Dikumpulkan 3
Pengolahan dan Analisis Data 4
Uji Validitas dan Reabilitas 5
Uji Korelasi dan Hubungan antar Peubah 6
Uji Beda antar Variabel 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden 7
Pembagian Kerja antara Laki-Laki dan Perempuan 8
Pengambilan Keputusan dalam Keluarga 10
Peran Gender dalam Pendapatan Keluarga 12
Uji Beda antar Variabel 13
Kesejahteraan Keluarga 14
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan 15
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 17
DAFTAR GAMBAR
1 Diagram aliran kerangka pemikiran penelitian 2
DAFTAR TABEL
1 Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach 5
2 Tingkat keeratan hubungan antar variabel 6
3 Distribusi responden berdasarkan karakteristik individu 7 4 Curahan waktu kerja anggota keluarga dalam kegiatan domestik 8 5 Curahan waktu kerja anggota keluarga dalam kegiatan produktif 9 6 Peran suami istri dalam penambilan keputusan dalam kegiatan domestik 10 7 Peran suami istri dalam penambilan keputusan dalam kegiatan produktif 11 8 Kontribusi pendapatan rata-rata anggota keluarga terhadap pendapatan
total keluarga
12 9 Tingkat perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan 13 10 Distribusi responden berdasarkan tingkat kesejahteraan keluarga petani
hutan rakyat
14 11 Korelasi antara karakteristik responden dengan tingkat kesejahteraan
keluarga
15
DAFTAR LAMPIRAN
1 Lokasi penelitian 18
2 Indikator kesejahteraan mennurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN)
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan hutan rakyat di Jawa Barat menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Berdasarkan data statistik tahun 2012, Jawa Barat memiliki luas hutan rakyat sekitar 271 802.83 ha. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten yang memiliki areal hutan rakyat yang cukup luas yaitu sekitar 28 287 ha yang tersebar di 32 kecamatan, dan menduduki peringkat ke-4 setelah Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, dan Sukabumi. Kecamatan Cikalongkulon, Kecamatan Sukaresmi, dan Kecamatan Takokak merupakan 3 kecamatan yang memiliki areal hutan rakyat terluas, masing-masing sebesar 4 476 ha, 3 841 ha dan 2 803 ha (BPS Kabupaten Cianjur 2013).
Salah satu faktor penting dalam peningkatan luas hutan rakyat adalah petani hutan rakyat. Di Kabupaten Cianjur, terdapat 3 363 rumah tangga petani pengelola hutan rakyat. Dengan jumlah sebanyak itu, Kabupaten Cianjur menduduki posisi ketiga sebagai kabupaten dengan jumlah petani hutan rakyat terbanyak setelah Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis. Penyebaran petani hutan rakyat tidak merata di setiap kecamatannya. Kecamatan Sukaresmi merupakan kecamatan di Kabupaten Cianjur dengan jumlah rumah tangga petani hutan rakyat yang terbanyak kedua setelah Kecamatan Cikalongkulon.
Peningkatan luas hutan rakyat itu sendiri tidak terlepas dari peran anggota keluarga dalam pengelolaannya. Keterlibatan anggota keluarga dalam pengelolaan hutan rakyat perlu dilakukan, apalagi jika melihat tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Cianjur masih rendah (BPS 2013). Dengan adanya keterlibatan dari setiap anggota keluarga dalam pengelolaan hutan rakyat, diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
a. Mengidentifikasi pembagian peran gender dalam keluarga petani hutan rakyat b. Mengidentifikasi kontribusi ekonomi anggota keluarga dari kegiatan hutan
rakyat terhadap pendapatan total keluarga
c. Mengidentifikasi tingkat kesejahteraah keluarga petani hutan rakyat Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai acuan bagi pembaca dan peneliti lain dengan topik yang sama
2
METODE
Kerangka Pemikiran
Setiap anggota keluarga petani hutan rakyat memiliki peranan masing-masing baik dalam kegiatan domestik maupun kegiatan produktif. Dalam kegiatan domestik, anggota keluarga petani hutan rakyat berperan dalam pengambilan keputusan dan curahan waktu yang ia gunakan untuk kegiatan domestik. Sementara itu, dalam kegiatan produktif anggota keluarga memiliki peran dalam pengambilan keputusan dan curahan tenaga kerja yang ia luangkan serta peran dalam pendapatan yang diperoleh. Pembagian peran dan besarnya peran anggota keluarga tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan keluarga petani hutan rakyat. Kerangka pemikiran penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Diagram aliran kerangka pemikiran penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sukamahi, Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur. Desa Sukamahi dipilih menjadi lokasi penelitian karena merupakan salah satu desa yang memiliki hutan rakyat yang cukup luas di Kecamatan Sukaresmi. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai September 2014.
Kegiatan domestik Kegiatan Produktif dalam Hutan Rakyat Keluarga petani hutan rakyat
Hutan rakyat
Suami Suami Istri Anak
Istri Anak
a. Pengambilan keputusan b. Curahan tenaga kerja
a. Pengambilan keputusan b.Curahan tenaga kerja c.Pendapatan
3
Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, alat tulis, alat rekam, dan kamera yang dilakukan dalam pengambilan data di lapangan. Kuisioner digunakan dalam proses wawancara dengan responden, alat tulis dan alat rekam digunakan dalam membantu proses wawancara, serta kamera digunakan untuk dokumentasi. Sementara itu untuk menganalisis data menggunakan laptop, software SPSS (Statistical Program for Social Science) 20.0, Microsoft Excel dan Microsoft Word.
Penentuan Jumlah Responden
Penentuan jumlah responden dilakukan dengan menggunakan metode Slovin (Sujarweni 2014). Persamaan dari metode Slovin adalah:
n = N
1 +�e2
keterangan:
n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi
e : Batas toleransi kesalahan (maksimal 10%)
Jumlah penduduk di Desa Sukamahi yang berprofesi sebagai petani adalah sebanyak 2 861 orang. Dengan menggunakan persamaan Slovin, dari jumlah petani tersebut didapatkan jumlah responden terpilih sebanyak 96.62 orang dan di bulatkan menjadi 100 orang. Dengan menggunakan perbandingan reponden laki-laki dan perempuan dalam satu keluarga adalah 1:1, maka jumlah responden yang diambil sebanyak 50 laki-laki dan 50 orang perempuan, sehingga banyaknya keluarga contoh yang diambil adalah sebanyak 50 keluarga. Pengambilan contoh dari responden dilakukan secara sengaja dengan menggunakan teknik purposive sampling dimana responden dipilih secara sengaja pada petani yang memiliki kriteria yang sesuai dengan yang diharapkan. Penggunaan teknik ini dikarenakan belum adanya informasi lebih terkait petani hutan rakyat di Desa Sukamahi Kecamatan Sukaresmi ini.
Jenis Data yang Dikumpulkan
4
merupakan data yang berkaitan dengan penelitian namun diperoleh secara tidak langsung dari responden namun informasi yang diperoleh dari dokumen, arsip, buku-buku, artikel, internet, dan literatur yang dikeluarkan lembaga-lembaga terkait serta bahan pustaka yang diambil dari hasil penelitian sebelumnya
Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data penelitian ini dilakukan menjadi beberapa tahapan yaitu : 1.Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi faktor-faktor dari dalam diri manusia (masyarakat) seperti umur, tingkat pendidikan, pelatihan, jumlah anggota keluarga, luas lahan dan pengalaman bertani.
2. Peranan anggota keluarga dalam kegiatan domestik dan produktif menurut perspektif gender.
Mosher (1991) menyatakan bahwa peranan gender adalah peranan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan sesuai status, lingkungan, budaya, dan struktur masyarakat. Peranan gender mencakup tiga kegiatan, yaitu kegiatan domestik, kegiatan produktif, dan kegiatan sosial. Dalam penelitian ini hanya dua kegiatan yang diamati yaitu peranan gender dalam kegiatan domestik dan kegiatan produktif. Pembagian peran antara laki-laki dan perempuan diamati melalui curahan waktu kerja yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan dalam kegiatan domestik dan kegiatan produktif. Peran anggota keluarga dalam kegiatan domestik dan kegiatan produktif dapat diketahui dengan melihat curahan waktu kerja untuk kegiatan tertentu. Beberapa kegiatan domestik yang diamati dalam penelitian ini adalah memasak, membersihkan rumah, mencuci pakaian, menyetrika pakaian, belanja kebutuhan sehari-hari, menyapu halaman, dan mencuci piring. Sedangkan beberapa kegiatan produktif yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan mempersiapkan lahan, membeli bibit, menanam pohon, memberi pupuk, pemanenan, dan pemasaran hasil.
3. Pengambilan keputusan dalam keluarga.
5
keputusan yang diamati dalam kegiatan produktif adalah penentuan jenis tanaman, pemeliharaan tanaman, investasi peralatan pertanian, kegiatan pemupukan, penentuan pemanfaatan hasil panen, penjualan hasil panen, biaya usaha hasil panen, dan pengelola uang hasil usaha.
4. Kontribusi pendapatan anggota keluarga terhadap pendapatan total keluarga Kontribusi pendapatan anggota keluarga dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan responden terkait pendapatan yang diperoleh masing-masing anggota keluarga dalam satuan waktu tertentu. Kontribusi ekonomi contoh terhadap pendapatan anggota keluarga diolah dengan menggunakan rumus:
Kontribusi ekonomi (%)=Pendapatan anggota keluarga (
Rp bulan )
Pendapatan total keluarga ( Rp
bulan )
x 100%
5. Indikator Kesejahteraan
Indikator kesejahteraan yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Dalam hal ini, BKKBN membagi tingkat kesejahteraan kedalam beberapa tingkatan, yaitu tingkat keluarga pra sejahtera (sangat miskin), keluarga sejahtera I (miskin), keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III, dan keluarga sejahtera III+. Indikator kesejahteraan menurut BKKBN terlampir pada Lampiran 2.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji data yang menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner untuk melihat pertanyaan dalam kuisioner yang diisi apakah layak atau belum. Uji validitas dilakukan pada setiap pertanyaan. Suatu pertanyaan akan valid jika nilai validasi kurang dari 0.05. Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat ukuran kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab pertanyaan. Uji reliabilitas juga dilakukan pada setiap pertanyaan. Suatu pertanyaan akan dianggap reliabel apabila nilai alpha lebih dari 0.06.
Tabel 1 Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach
Nilai alpha Tingkat relialibilitas
6
diketahui jumlah pertanyaan valid sebanyak 7 pertanyaan dengan nilai reabilitas sebesar 0.880. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pertanyaan yang diajukan kepada responden valid dan reliabel untuk pertanyaan pengambilan keputusan kegiatan domestik, dan valid dan sangat reliabel untuk pertanyaan pengambilan keputusan kegiatan produktif. Pengecualian terjadi pada pertanyaan 5 pada pertanyaan pengambilan keputusan kegiatan produktif dimana nilai validitasnya lebih kecil dari pada r tabel sehingga pertanyaan yang diajukan tidak valid.
Uji Korelasi dan Hubungan antar Peubah
Metode pengolahan dan analisis yang digunakan adalah pendekatan metode integratif (mixed methods approaches) yaitu metode penelitian yang menggunakan gabungan metode kuantitatif deskriptif dan metode kualitatif. uji korelasi Spearman digunakan untuk analisis kuantitatif. Uji korelasi Spearman merupakan alat uji statistik yang bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang berdata ordinal. Untuk mengetahui adanya hubungan atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikan dan seberapa besar hubungannya dapat dilihat dari nilai r (Sujarweni 2014).
Setelah dilakukan uji validitas, reliabilitas dan uji korelasi pada data, maka diperlukan pengambilan kesimpulan mengenai keeratan hubungan antar variabel dengan mengacu pada pedoman Sarwono (2006):
Tabel 2 Tingkat keeratan hubungan antar variabel Interval koefisien Tingkat hubungan
Dalam penelitian ini, dilakukan analisis uji beda untuk melihat tingkat perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan. Terdapat dua jenis data yang didapatkan dari penelitian ini, yaitu data parametrik dan data non parametik. Data yang termasuk pada data parametrik adalah data peran gender dalam kegiatan domestik, kegiatan produktif, dan kontribusi pendapatan keluarga. Untuk peran dalam kegiatan domestik dan kegiatan produktif menggunakan uji t. Uji beda untuk tingkat pendapatan menggunakan statistik uji tanda karena tingkat pendapatan tidak tersebar secara normal. Sementara itu, peran gender dalam pengambilan keputusan kegiatan domestik dan kegiatan produktif menggunakan uji Friedman. Uji Friedman termasuk salah satu alat uji dalam statistik non parametrik yang sering digunakan untuk menguji dua atau lebih sampel yang saling berhubungan (Sujarweni 2014). Pengolahan data menggunakan SPSS 20.00
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Distribusi responden berdasarkan umur, tingkat pendidikan, lama bertani dalam hutan rakyat, pelatihan, jumlah anggota keluarga, dan luas hutan rakyat tersaji pada Tabel 3.
8
Pembagian Kerja antara Laki-Laki dan Perempuan
Curahan Waktu Kerja dalam Kegiatan Domestik
Kegiatan domestik yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari tujuh kegiatan, yaitu memasak, membersihkan rumah, belanja kebutuhan sehari-hari, mencuci pakaian, menyetrika pakaian, menyapu halaman, mencuci piring. Tabel 4 menyajikan curahan waktu kerja setiap anggota keluarga dalam kegiatan domestik.
Tabel 4 Curahan waktu kerja anggota keluarga dalam kegiatan domestik Kegiatan
Keterangan: S = Suami; I = Istri; AL = Anak laki-laki; AP = Anak perempuan
Total curahan waktu kerja dalam kegiatan domestik adalah selama 8.75 jam/hari. Istri merupakan anggota keluarga yang paling banyak mencurahkan waktu untuk kegiatan domestik dengan rata-rata curahan selama 7.29 jam/hari atau sebesar 83%. Sisanya rata-rata selama 0.1125 jam/hari atau sebesar 1% dikerjakan oleh suami, rata-rata selama 0.21 jam/hari atau sebesaar 2% oleh anak laki-laki, dan selama 1.17 jam/hari atau sebesar 13% oleh anak perempuan.
9
Curahan Waktu Kerja dalam Pengelolaan Hutan Rakyat
Kegiatan produktif di hutan rakyat yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari enam kegiatan, yaitu mempersiapkan lahan, membeli bibit, menanam pohon, memberi pupuk, pemanenan, dan pemasaran hasil yang dihitung dalam hari orang kerja (HOK). Waktu kerja di Desa Sukamahi ini adalah 7 jam/hari yaitu dimulai dari jam 07.00 WIB sampai jam 14.00 WIB. Curahan waktu kerja setiap anggota keluarga dalam kegiatan produktif di hutan rakyat yang diamati disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Curahan waktu kerja anggota keluarga dalam kegiatan produktif Kegiatan Keterangan: S = Suami; I = Istri; AL = Anak laki-laki; AP = Anak perempuan
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa pekerjaan produktif di hutan rakyat ini masih didominasi oleh laki-laki. Hal ini dikarenakan pekerjaan produktif merupakan mata pencaharian utama dari setiap suami dan suami memiliki tanggung jawab untuk menafkahi keluarga. Hal ini sesuai dengan penelitian Pratiwi (2007) yang menyatakan bahwa kegiatan pertanian yang sifatnya merupakan pekerjaan berat dan kasar maka suami dominan dalam melakukan kegiatan tersebut. Sementara itu, anggota keluarga lainnya dalam kegiatan produktif ini sifatnya hanya membantu. Dominasi laki-laki (suami) dalam kegiatan produktif ini sebesar 23.68 HOK/bulan atau sebesar 84.57% dari total curahan waktu kerja keseluruhan sebesar 28 HOK/bulan
Kegiatan mempersiapkan lahan dalam pengelolaan hutan dilakukan bersama-sama oleh semua anggota keluarga. Kegiatan mempersiapkan lahan ini meliputi kegiatan pembersihan lahan dan pengolahan lahan agar siap ditanami. Pengolahan lahan dengan mencangkul masih didominasi oleh suami dengan curahan waktu sebesar 16.77 HOK/bulan. Sementara itu, anggota lainnya membantu dalam membersihkan lahan dari tanaman yang tidak diinginkan seperti rumput dan ilalang.
Bibit yang akan ditanam bisa dibeli baik di pasar maupun masyarakat yang menjual bibit. Pembelian bibit didominasi oleh suami dengan curahan waktu kerja sebesar 0.92 HOK/bulan. Akan tetapi, pada saat suami tidak bisa membeli bibit ini digantikan oleh istri atau anak laki-laki di pasar.
10
sebesar 2.40 HOK/bulan. Adapun kegiatan pemberian pupuk hanya dilakukan oleh suami, istri, dan anak laki-laki.
Kegiatan pemanenan di Desa Sukamahi ini biasanya dilakukan dengan cara sistem borongan dan sistem tebang butuh. Kegiatan pemanenan terbagi menjadi dua cara, yaitu memanen sendiri atau diserahkan kepada pemborong yang dalam pengerjaannya melibatkan suami dan terkadang dibantu oleh anak laki-laki. Curahan waktu suami dalam kegiatan ini menjadi yang terbesar dengan curahan waktu kerja sebesar 0.92 HOK/bulan.
Adapun kegiatan pemasaran, karena hal ini menyangkut pada pendapatan sehingga hanya melibatkan suami dan istri saja. Pemasaran dilakukan dengan cara menjualnya ke tengkulak atau langsung ke konsumen. Kegiatan pemasaran didominasi oleh suami dengan curahan waktu kerja sebesar 0.96 HOK/bulan.
Anak perempuan dalam kegiatan produktif ini tidak begitu banyak dilibatkan. Hal ini dikarenakan anak perempuan lebih banyak dilibatkan dalam kegiatan domestik di rumah.
Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
Kegiatan Domestik
Pengambilan keputusan kegiatan domestik dalam penelitian ini terdiri dari merencanakan keuangan keluarga, mengelola uang keluarga, memutuskan untuk membelanjakan uang, jumlah anak, pendidikan anak, penentuan makanan, dan pembelian ala-alat rumah tangga. Peran suami dan istri mengambil keputusan dalam kegiatan domestik ini disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Peran suami istri dalam pengambilan keputusan dalam kegiatan domestik
No Kegiatan Jumlah (n) Persentase (%)
Keterangan: S = Suami; I = Istri; Sd = Suami dominan; Id = Istri dominan; Br = Bersama-sama
11
Besarnya peran suami saja dalam penentuan dan pembelian makanan ini adalah sebesar 42%. Sedangkan pengambilan keputusan dalam pembelian alat-alat rumah tangga dominan diputuskan oleh istri saja dengan persentase sebesar 54%.
Besarnya rumah tangga petani hutan rakyat yang melakukan pengambilan keputusan bersama menandakan bahwa suami dan istri melakukan diskusi dalam pengambilan keputusan sehingga dominansi dari salah satu pihak baik dari suami maupun istri tidak ada.
Pengambilan keputusan yang dilakukan istri secara dominan dengan melibatkan suami merupakan pengambilan keputusan yang paling sedikit dilakukan oleh keluarga petani hutan rakyat. Hal ini terlihat pada Tabel 6 yang disajikan, hampir dalam setiap kegiatan nilainya merupakan yang terkecil dibandungkan dengan cara pengambilan keputusan yang lainnya. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh istri yang dominan dan melibatkan suami hanya terdapat dalam mengelola keuangan keluarga, memutuskan untuk membelanjakan uang, pembelian dan penentuan makanan, dan pembelian alat-alat rumah tangga. Kegiatan Produktif
Pengambilan keputusan dalam kegiatan produktif terdiri dari penentuan jenis tanaman, investasi peralatan untuk bertani, pemeliharaan tanaman, kegiatan pemupukan, penentuan pemanfaatan hasil panen, penjualan hasil panen, biaya usaha pertanian dan pengelolaan uang hasil usaha. Peran antara laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan kegiatan produktif tersaji pada Tabel 7.
Tabel 7 Peran suami istri dalam penambilan keputusan dalam kegiatan produktif
No Kegiatan Jumlah (n) Persentase (%)
Keterangan: S = Suami; I = Istri; Sd = Suami dominan; Id = Istri dominan; Br = Bersama-sama
12
antara suami dan istri dengan persentase masing-masing sebesar 36%, 40%, dan 44%.
Dominasi suami dalam hal ini memperlihatkan bahwa istri belum banyak dilibatkan dalam pengambilan keputusan kegiatan produktif. Selain itu, istri yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga memiliki pengetahuan yang masih minim dalam bidang pertanian, sehingga banyak istri yang mempercayakan sepenuhnya kepada suami dalam pengambilan keputusan kegiatan produktif.
Kontribusi Anggota Keluarga dalam Pendapatan Total Keluarga
Pendapatan total keluarga didapatkan oleh seluruh anggota keluarga dari berbagai kegiatan produktif. Besarnya kontribusi pendapatan rata-rata anggota keluarga terhadap pendapatan total keluarga dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Kontribusi pendapatan rata-rata anggota keluarga terhadap pendapatan di hutan rakyat dan pendapatan total keluarga
Anggota
Dari Tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa total pendapatan rata-rata keluarga petani perbulan adalah sebesar Rp1 724 000. Kontribusi pendapatan terbesar keluarga dihasilkan suami dengan pendapatan sebesar 86.02% atau rata-rata sebesar Rp1 483 000/bulan. Pendapatan istri rata-rata sebesar 11,54% yang didapat dari usaha sampingan keluarga seperti membuka warung di rumah. Pendapatan rata-rata anak laki-laki adalah sebesar 2,44% dari total pendapatan keluarga, sedangkan anak perempuan tidak berperan dalam pendapatan keluarga.
Pendapatan total keluarga merupakan pendapatan yang berasal dari lahan hutan, lahan non hutan, dan pekerjaan lainnya seperti warung. Adapun besarnya pendapatan rata-rata keluarga yang berasal dari lahan hutan rakyat adalah sebesar Rp849 000/bulan atau sebesar 49.25% dari pendapatan total keluarga. Pendapan rata keluarga dari lahan hutan diperoleh oleh suami dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp813 000/bulan atau sebesar 47.16% dari pendapatan total keluarga. Pendapatan rata-rata istri adalah sebesar Rp3 000/bulan atau sebesar 0.17% dari pendapatan total keluarga dan pendapatan rata-rata anak laki-laki adalah sebesar Rp33 000/bulan atau sebesar 1.91% dari pendapatan total keluarga.
13
dikarenakan anak perempuan lebih banyak membantu dalam kegiatan domestik daripada kegiatan produktif.
Uji Beda antar Variabel
Uji beda variabel dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga. Tabel 9 merupakan nilai hasil dari pengujian antara peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga.
Tabel 9 Tingkat perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan
Peran gender Chi square F hit T hit Keterangan Hitung Tabel
Kegiatan domestika (jam/ hari) - - 9.74 0.22 Tidak berbeda nyata Kegiatan domestika (jam/ bulan) - - 9.74 0.02 Berbeda nyata Kegiatan produktifa - - 53.33 0.03 Berbeda nyata Pengambilan keputusan domestikb 13.38 7.81 - - Berbeda nyata Pengambilan keputusan produktifb 30.75 7.81 - - Berbeda nyata Kontribusi pendapatanc - - - 0.00 Berbeda nyata a
)uji beda menggunakan uji t; b)uji beda menggunakan uji Friedman; c) uji beda menggunakan uji tanda
Tabel 9 menunjukkan nilai uji beda peran gender pada masing-masing kategori. Nilai F hitung pada kegiatan domestik dan produktif masing-masing memiliki nilai > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua varian yang diuji yaitu antara peran laki-laki dan perempuan dalam hal ini identik. Nilai t hitung pada peran gender dalam kegiatan domestik dengan satuan jam/ hari memiliki nilai t hitung > 0.05, yang berarti peran antara perempuan dan laki-laki tidak berbeda nyata. Hal ini dikarenakan pada peran gender dalam kegiatan domestik dengan menggunakan satuan jam/ hari, jarak waktu curahan kerja antara laki-laki dan perempuan tidak terlalu jauh walaupun secara persentase terlihat jauh berbeda. Setelah digunakan satuan jam/ bulan peran gender dalam kegiatan domestik memiliki nilai t hitung < 0.05, sehingga peran gender dalam kegiatan domestik menjadi berbeda nyata. Peran gender dalam kegiatan produktif memiliki nilai t hitung < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa peran laki-laki dan perempuan dalam kegiatan produktif memiliki peran yang berbeda.
Kontribusi antara laki-laki dan perempuan dalam pendapatan keluarga ini di uji dengan menggunakan uji tanda dimana nilai t hitung sebesar 0.00. Nilai ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara laki-laki dan perempuan dalam kontribusi terhadap pendapatan keluarga.
14
Kesejahteraan Keluarga
Menurut BKKBN (1999) dalam BPS (2008) tingkat kesejahteraan keluarga di masyarakat terbagi menjadi lima, yaitu keluarga prasejahtera (sangat miskin), keluarga sejahtera tingkat I (miskin), keluarga sejahtera tingkat II, keluarga sejahtera tingkat III, dan keluarga sejahtera tingkat III plus (Lampiran 2). Tingkat kesejahteraan keluarga petani hutan rakyat di Desa Sukamahi Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Distribusi responden berdasarkan tingkat kesejahteraan keluarga petani hutan rakyat di Desa Sukamahi Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur
Tingkat kesejahteraan Jumlah keluarga (n) Persentase (%)
Prasejahtera 0 0
Sejahtera I 2 4
Sejahtera II 32 64
Sejahtera III 6 12
Sejahtera III Plus 10 20
Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 50 keluarga petani hutan rakyat yang di ambil, mayoritas keluarga petani hutan rakyat di Desa Sukamahi Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur ini berada pada tingkat sejahtera II yaitu sebanyak 32 keluarga atau sebesar 64%. Tingkat kesejahteraan keluarga lainnya berturut-turut adalah keluarga sejahtera tingkat III plus sebanyak 10 keluarga atau sebesar 20%, keluarga sejahtera tingkat III sebanyak 6 keluarga atau sebesar 12%, dan keluarga sejahtera tingkat I hanya 2 keluarga atau sebesar 4%. Dari data yang didapatkan juga memperlihatkan bahwa di Desa Sukamahi ini tidak terdapat keluarga prasejahtera.
Tabel 11 Korelasi antara karakteristik responden dengan tingkat kesejahteraan keluarga
Karakteristik
Tingkat kesejahteraan
Laki-laki Perempuan
Sig. (2-tailed) Koefisien korelasi Sig. (2-tailed) Koefisien korelasi
Umur 0.239 -0.170 0.482 - 0.102
Lama bertani 0.260 0.162 -a -a
Tingkat Pendidikan 0.017* 0.335 0.034* 0.301 Jumlah anggota
keluarga 0.013* 0.348 0.013* 0.348
Pelatihan 0.502 - 0.097 0.575 - 0.081
Luas lahan hutan
rakyat 0.049* 0.280 0.049* 0.280
**) Korelasi signifikan pada taraf nyata 0.10 (2 - tailed); *) Korelasi signifikan pada taraf nyata 0.05 (2 - tailed); a )Tidak ada nilai
15
jumlah anggota keluarga memiliki koefisien korelasi sebesar 0.348. Nilai koefisien korelasi dari semua karakteristik ini berada pada selang nilai 0.25 – 0.40 yang berarti bahwa tingkat korelasi antara tingkat pendidikan, luas lahan hutan rakyat, dan jumlah anggota keluarga dengan kesejahteraan keluarga berada pada tingkat hubungan yang cukup berkorelasi. Sementara itu, untuk karakteristik umur, lama bertani, dan keikutsertaan dalam pelatihan tidak memiliki korelasi dengan kesejahteraan keluarga.
Korelasi antara tingkat pendidikan, luas lahan dan jumlah anggota keluarga dengan tingkat kesejahteraan keluarga bernilai positif yang menunjukkan bahwa korelasi yang searah. Semakin tinggi tingkat pendidikan baik laki-laki maupun perempuan, maka tingkat kesejahteraan keluarga akan semakin tinggi. Begitu juga dengan luas lahan hutan dan jumlah anggota keluarga. Semakin luas lahan hutan yang dikelola maka tingkat kesejahteraan keluarga akan meningkat dan semakin banyak jumlah anggota keluarga maka tingkat kesejahteraan keluarga akan meningkat.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Dilihat dari curahan waktu kerjanya, istri mendominasi kegiatan domestik dengan curahan waktu sebesar 83% dari total waktu kerja 8.75 jam/hari. Sedangkan suami mendominasi kegiatan produktif dengan curahan waktu kerja sebesar 84.57% dari total curahan waktu kerja sebesar 28 HOK/bulan. 2. Pengambilan keputusan kegiatan domestik didominasi oleh keputusan
bersama antara suami dan istri sedangkan pengambilan keputusan kegiatan produktif lebih banyak dilakukan oleh suami tanpa melibatkan istri.
3. Suami merupakan anggota keluarga yang memiliki kontribusi terbesar dalam pendapatan total keluarga yaitu sebesar 86.02%, sedangkan pendapatan suami dari hutan rakyat adalah sebesar 47.16% dari pendapatan total keluarga.
4. Mayoritas keluarga petani hutan rakyat di Desa Sukamahi merupakan keluarga sejahtera tingkat II (64%). Adapun karakteristik responden yang berkorelasi dengan tingkat kesejahteraan keluarga adalah tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan luas hutan rakyat.
Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2008. Jakarta. Badan Pusat Statistik
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik indonesia 2013. Badan Pusat Statistik [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. 2013. Statistik Daerah Kabupaten
Cianjur 2013. Badan Pusat Statistik Cianjur
Mosher. 1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta (ID): CV Yasaguna
Nurjaman.2013. Analisis gender dan kesetaraan gender pada usaha tani padi sawah dan padi ladang di Kabupaten Karawang [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Pratiwi N. 2007. Analisis gender pada rumah tangga petani monokultur sayur (Kasus Desa Sigorogunung, Kecamatan Ngagoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sarwono J. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13. Bandung (ID):
Andi Media
Sajogyo P. 1992. Peranan Wanita dalam Perhutanan Sosial Suatu Studi Integrasi Wanita dalam Pembangunan Kehutanan Menuju Era Tinggal Landas. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sujarweni V Wiratna. 2014. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
17
18
19
Lampiran 2. Indikator kesejahteraan berdasarkan kriteria Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (BPS 2008)
Indikator tingkat kesejahteraan keluarga BKKBN adalah sebagai berikut : 1. Keluarga prasejahtera (sangat miskin)
Belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi : a. Indikator ekonomi:
Makan dua kali atau lebih sehari.
Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas (misalnya di rumah, berkerja, sekolah dan bepergian)
Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah. b. Indikator non-ekonomi:
Melaksanakan ibadah
Bila anak sakit dibawa ke sarana kesehatan 2. Keluarga sejahtera I (miskin)
Adalah keluarga yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator meliputi:
a. Indikator ekonomi
Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telor
Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru
Luas lantai rumah paling kurang 8m untuk tiap penghuni b. Indikator non-ekonomi
Ibadah teratur.
Sehat tiga bulan terakhir Punya penghasilan tetap
Usia 10-60 tahun dapat baca tulis hurup Usia 6-15 tahun bersekolah
Anak lebih dari 2 orang, ber-KB 3. Keluarga sejahtera II
Adalah keluarga yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator meliputi :
Memiliki tabungan keluarga
Makan bersama sambil berkomunikasi. Mengikuti kegiatan masyarakat.
Rekreasi bersama (6 bulan sekali). Meningkatkan pengetahuan agama.
Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah Menggunakan sarana transporstasi.
4. Keluarga sejahtera III
Sudah dapat memenuhi beberapa indikator, meliputi: Memiliki tabungan kelurga
Makan bersama sambil berkomunikasi Mengikuti kegiatan masyarakat
Rekreasi bersama (6 bulan sekali) Meningkatkan pengetahuan agama
20
Menggunakan sarana transporstasi
Belum dapat memenuhi beberapa indikator. meliputi : Aktif memberikan sumbangan material secara teratur Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan. 5. Keluarga sejahtera III plus
Sudah dapat memenuhi indikator meliputi :
21
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cianjur pada tanggal 31 Oktober 1991 dari ayah H. Kosasih (Alm.) dan Ibu Hj. Rohimah. Penulis adalah anak kedelapan dari delapan bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 10 Bandung dan pada tahun yang sama penulis lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima di Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah menjadi anggota DPM Fakultas Kehutanan pada tahun 2011-2012, anggota MPM KM IPB 2011-2012, dan pengurus DKM Ibaadurrahman pada tahun 2011-2013. Selain itu, penulis juga pernah melakukan kegiatan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Kamojang-Sancang Barat, Praktek Pengenalan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, dan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. INHUTANI II Unit Manajemen Malinau.