FAKTOR-FA
KOMUNIKAS
DENGA
(Studi pada AnaJURU
FAKULTAS IL
UNIVERSIT
FAKTOR YANG MEMPENGARU
ASI INTERPERSONAL ANAK PU
GAN ORANG TUA KANDUNG
nak Komunitas Punk Jalan Sigura-Gura Malan
SKRIPSI
Oleh: CONNY BERTHA
06220417
RUSAN ILMU KOMUNIKASI
S ILMU SOSIAL DAN ILMU POLI
ITAS MUHAMMADIYAH MALAN
2011
UHI
PUNK
lang)
LEMBAR PENGESAHAN Nama : CONNY BERTHA
NIM : 06220417
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Anak Komunitas Punk dengan Orang Tua Kandung (Studi pada Anak Komunitas Punk Jalan Sigura-Gura Malang)
Telah diuji dihadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Ilmu Komunikasi
Dan Dinyatakan LULUS
Pada hari : Senin
Tanggal : 14 November 2011 Tempat : Ruang 609
Mengetahui, Dekan FISIP UMM
Dr. Wahyudi Winaryo, M.Si Dosen Penguji:
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Conny Bertha
Tempat, Tanggal Lahir : Kotabaru, 19 Juni 1987
NIM : 06220417
Jurusan : Ilmu komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI ANAK KOMUNITAS PUNK DENGAN ORANG TUA KANDUNG (Studi pada Anak Komunitas Punk Jalan Sigura-Gura Malang)
adalah bukan karya ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 11 November 2011 Yang menyatakan,
L
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunik Komunitas Punk dengan Orang Tua Kandung (S Anak Komunitas Punk Jalan Sigura-Gura Malan
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
6. Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Anak Komunitas Punk dengan Orang Tua Kandung (Studi Pada Anak Komunitas Punk Jalan Sigura-Gura Malang) 7. Pembimbing : 1. Drs. Farid Rusman, M.Si
24 Januari 2010 Seminar Proposal
17 Mei 2010 ACC Bab I
17 Mei 2010 ACC Bab II
17 Mei 2010 ACC Bab III
31 Oktober 2011 ACC Bab IV
31 Oktober 2011 ACC Bab V
31 Oktober 2011 Abstraksi
Malang, 31 Oktober 2011 Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
DAFTAR ISI
2.1.1. Pengertian Komunikasi ... 7
2.1.2. Komunikasi Verbal dan Non Verbal ... 8
2.1.3. Komunikasi Interpersonal ... 9
2.1.4. Hubungan Komunikasi Interpersonal dalam Keluarga ... 11
2.2. Komunikasi Keluarga ... 16
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Efektif Antara Anak Komunitas Punk dengan Orangtua Kandung ... 21
2.4. Teori Fundamental Interpersonal Relations Orientation(FIRO) ... 23
2.5. Pola Asuh Orang Tua ... 25
2.6. Remaja ... 28
2.7. Komunikasi Punk ... 29
2.8. Defisi Operasional ... 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian ... 33
3.2. Lokasi Penelitian ... 33
3.3. Populasi dan Sampel ... 34
3.5. Teknik Pengukuran Data ... 35
3.6. Pengujian Instrumen ... 36
3.7. Analisa Data ... 37
BAB IV SAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Identitas Responden ... 39
4.2. Uji Instrumen ... 41
4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Antara Anak Punk dengan Orang Tua Kandung ... 44
4.3.1. Faktor Inklusi ... 44
4.3.2. Faktor Kontrol ... 50
4.3.3. Faktor Afeksi ... 56
4.4. Analisa Rata-rata ... 62
BAB IV SAJIAN DAN ANALISA DATA 5.1. Kesimpulan ... 67
5.2. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
DeVito, J. A (1997) Komunikasi Antar Manusia, edisi kelima . Jakarta: Professional Books.
Effendy, Onong Uchjana M.A (2002). Ilmu, teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Hurlock, E.B. (1996). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Hamidi, (2008). Metode Penelitian Kualitatif, Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan penelitian. Malang: UMM Press.
Kartini, Kartono. 1985. Pengantar Patologi Psikologi.
Mulyana, Deddy M.A. Ph.D.2007. Suatu Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Marshal, George, (2005), Skinhead, Alinea, Yogyakarta.
Rakhmat, Jalaludin, Drs, M. Sc. (2007). Psikologi Komunikasi edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
_____________________________ 2002. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Karya
Sanituti, S. & Bagong. (1999). Anak Jalanan di Jawa Timur: Masalah dan Upaya Penanganannya. Surabaya: Airlangga University Press.
Singarimbun, Masri & Effendi Sofian (editor). 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta
Titing., & Munarti. (1999). Mereka Berharap Aku Ada di Rumah. Jakarta: Unika Atma Jaya.
Widya, G. 2010. PUNK. Ideologi yang Disalahpahami. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media Group
Wright, H.N (1991). Menjadi Orangtua yang Bijaksana. Penerjemah: Christine Sujana. Yogyakarta: Yayasan Andi.
Yusuf, Syamsu LN., M. Pd (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
NON BUKU :
http://www.pikiran-rakyat.com diakses pada tanggal 10 Oktober 2010, pukul 19.41
http://aton29.wordpress.com/2010/04/27/komunikasi-kelompok/, diakses tanggal 20 Agustus 2011
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komunikasi adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia, sejak pertama manusia itu dilahirkan manusia sudah melakukan proses
komunikasi dan sampai matipun manusia akan tetap melakukan kegiatan komunikasi.
Manusia adalah mahluk sosial, artinya manusia itu hidup dengan manusia lainnya
yang satu sama lain saling membutuhkan, untuk tetap melangsungkan kehidupannya
manusia perlu berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan antar manusia akan
tercipta melalui komunikasi, baik komunikasi verbal (bahasa) maupun nonverbal
(simbol, gambar, atau media komunikasi lainnya).
Dalam lingkungan keluargapun komunikasi juga merupakan suatu hal yang
sangat penting, komunikasi sebagai alat atau sebagai penjembatan dalam hubungan
antara sesama anggota keluarga. Di dalam kondisi keluarga komunikasi antara orang
tua dengan anggota keluarga lainnya harus saling memberikan rasa aman,
memberikan harapan, adanya sikap saling dihargai dan menghargai, serta rasa
dibutuhkan adalah faktor yang sangat penting dalam terciptanya lingkungan yang
kondusif didalam keluarga (Yatim dan Irwanto 1991:72).
Adapun pengertian komunikasi dalam keluarga menurut Hurlock (1996:198)
komunikasi keluarga adalah pembentukan pola kehidupan keluarga dimana di
dalamnya terdapat unsur pendidikan, pembentukan sikap dan prilaku anak yang
2 Dalam dunia modern ini menyebabkan perubahan dalam berbagai aspek
kehidupan keluarga, akibatnya pola keluarga telah berubah secara radikal (drastis).
Dari sekian banyak perubahan hubungan dengan anggota keluarga, menjadi landasan
sikap terhadap orang dan kehidupan secara umum. Dengan demikian maka seorang
akan belajar menyesuaikan diri pada kehidupan atas dasar pada peraturan di dalam
keluarga. Dampaknya terjadi kepada seluruh komponen keluarga yang ada, yaitu
dipihak ayah, ibu, anak maupun keluarga yang ikut didalamnya seperti nenek dan
anggota lainnya. Ikatan dengan keluarga yang renggang, dan kontak keluarga yang
berkurang, berkurangnya pekerjaan yang dilakukan di rumah, anak lebih banyak
menghabiskan waktunya di luar rumah dari pada di dalam rumah, perceraian atau
pernikahan kedua atau ketiga semakin meningkat, para ayah memegang peran yang
lebih besar dalam pengasuhan anak, orangtua mempunyai ambisi lebih besar bagi
anak dan bersedia mengorbankan kepentingan pribadi mereka demi pendidikan anak
dalam mempersiapkan mereka dimasa depan, dan adanya lebih banyak interaksi
dengan orang luar dari pada anggota keluarga. Disamping itu terjadi perubahan
pendidikan anak yang otoriter ke yang lebih permisif dan pengendoran kontrol orang
dewasa terhadap prilaku anak dimana tanggung jawab untuk kontrol lebih banyak
dibebankan pada anak itu sendiri. Dilihat pada uraian diatas, maka anak pun memikul
dampak dari perubahan yang terjadi pada keluarga.
Komunikasi keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya
mengembangkan pribadi anak. Perawatan orangtua yang penuh kasih sayang dan
pendidikan yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan,
baik agama maupun sosial budaya yang diberikan merupakan faktor yang kondusif
3 Disini peran keluarga merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan
anggota keluarganya, terutama perkembangan anak. Hubungan antar anggota
keluarga juga meliputi pemeliharaan rasa tanggungjawab, perhatian, pemahaman
respek dan keinginan untuk menambah menumbuh kembangkan anak yang
merupakan bagian dari anggota keluarga, sehingga hubungan antar anggotanya yang
tidak harmonis, penuh konfik atau gap communisation dapat mengembangkan
masalah-masalah bagi anak dalam Yusuf (2001:37).
Kecenderungan remaja mengutarakan masalahnya kepada teman sebayanya
ini menimbulkan efek negatif bagi remaja. Hal ini dikarenakan teman sebayanya
tidak dapat memberikan solusi dari masalah yang dihadapi (Sigelman & Shaffer
dalam Yusuf, 2001:60). Untuk solusi atas masalah yang terjadi pada remaja adalah
hubungan yang sehat antara orangtua dengan remaja itu sendiri akan dapat
melindungi remaja dari pengaruh teman sebaya yang tidak begitu sehat. Seperti
contoh anak yang cenderung memilih untuk keluar dari aturan keluarga dan
mengikuti komunitas anak “Punk” adalah salah satu bukti bahwa dengan buruknya
kualitas komunikasi dalam keluarga dan juga sebagai pengaruh negatif dari teman
sebaya mereka.
Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya,
kelompok Punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun
1980-an, saat Punk merajalela di Amerika, golongan Punk dan skinhead seolah-olah
menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti
jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti
4 Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan
segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang
dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat
pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa
dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana
namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan Punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena
di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir
yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra Punk karena banyak
dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang
mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong
ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan
spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial,
kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak
yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut
sebagai Punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang
berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian Punk dalam melihat
suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah
politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan kepada sekumpulan anak punk
5 beberapa informasi yang memperkuat data sekunder yang berkaitan tentang
bagaimana komunikasi antara orangtua kandung dengan anak mereka yang mengikuti
komunitas punk itu sendiri. Dari penelitian ini, peneliti menginterpretasikan
kecenderungan anak punk lebih peduli kepada komunitas mereka sendiri dari pada
orangtuanya. Suatu permasalahan komunikasi yang tidak efektif dalam keluarga
terjadi ketika proses penyampaian komunikasi antara orangtua terhadap anak tidak
mendapat timbal balik dan tidak berjalan dengan semestinya. Seperti yang terlihat
dari permasalahan yang terjadi di komunitas punk sigura-gura, ini merupakan suatu
bentuk perwujudan yang terjadi dari suatu bentuk penyampaian komunikasi yang
salah diterapkan oleh orangtua para anak komunitas punk disana. Jika komunikasi
yang digunakan oleh orangtua tepat, maka dengan sendirinya anak tidak melakukan
hal-hal yang negatif. Sehingga anak dapat merasa memiliki dalam keluarga mereka
dan juga mereka dapat terhindar dari pengaruh buruk lingkungan dan teman
sebayanya. Komunikasi tidak efektif dalam keluarga ini pun didukung oleh
pengertian menurut Effendy (2002:8), bahwa komunikasi yang efektif dapat
menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin
baik dan tindakan, sehingga setiap nasehat yang dilontarkan oleh orangtua tersebut
tidak dianggap angin lalu.
Fenomena sosial tentang anak punk inilah yang membuat peneliti ingin
mengetahui lebih dalam mengenai apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi antara orangtua kandung dengan anaknya yang mengikuti komunitas
punk. Dari latarbelakang di atas maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian
6 judul penelitian “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Antara
Anak Komunitas Punk dengan Orangtua Kandung”
1.2. Rumasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu, Apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal antara anak
komunitas Punk dengan orang tua kandungnya?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan mendeskripsikan faktor
faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal antara anak komunitas Punk
dengan orang tua kandungnya.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
menambah pengetahuan tentang dasar-dasar komunikasi khususnya
faktor-faktor komunikasi dalam keluarga bagi pihak-pihak yang berkepentingan
untuk mengembangkan ilmu komunikasi.
b. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
kepada orangtua bagaimana sebenarnya cara berkomunikasi yang baik
terhadap anak, sehingga komunikasi antara anak dengan orangtua bisa