• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran unit usaha bisnis barbeku (barang bekas) berkualitas yayasan imdad mustadh'afin (Yasmin) dala program sekolah gratis SMK Informatika Utama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran unit usaha bisnis barbeku (barang bekas) berkualitas yayasan imdad mustadh'afin (Yasmin) dala program sekolah gratis SMK Informatika Utama"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

(YASMIN) DALAM PROGRAM SEKOLAH GRATIS SMK

INFORMATIKA UTAMA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom. I)

Disusun oleh :

AHMAD SIBGOTULLAH

NIM : 107053001954

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya hasil penulis yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata S1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli penulis

atau merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang, 06 Juni 2011

(5)

Ahmad Sibgotullah.

Peran Unit Usaha Bisnis Barbeku (Barang Bekas Berkualitas) Yayasan Imdad Mustadh’afin (YASMIN) dalam Program Sekolah Gratis SMK Informatika Utama, di bawah bimbingan Drs M. Sungaidi MA

Perhatian terhadap pendidikan sangat diperhatikan akan tetapi di sisi lain kebutuhan yang harus dimiliki oleh peserta didik masih menjadi sebuah permasalahan tersendiri bagi mereka. Permasalahan terjadi bagi mereka yang berada di garis kemiskinan dan ketidakmampuan mereka untuk membiayai beban biaya pendidikan yang harus mereka keluarkan. Bukan tidak adanya keinginan mereka untuk menyekolahkan anak-anak mereka, akan tetapi ketidak mampuan mereka memikul beban biaya pendidikan yang mahal ditambah dengan perlengkapan untuk anak mereka yang mahal pula menjelang tahun pelajaran baru dimulai, terlebih lagi beban hidup yang semakin meningkat, seiring dengan banyaknya bahan kebutuhan pokok yang naik secara drastis dan tak terduga.

Yasmin adalah salah satu lembaga nirlaba yang membantu para kaum dhuafa atau masyarakat yang berada pada garis kemiskinan dengan program-program sosial yang mereka adakan. Lembaga tersebut membuat unit usaha bisnis dan meyalurkan keuntungannya kepada yang berhak, salah satu fokus penyaluran dana mereka adalah membiayai program, sekolah gratis SMK Informatika Utama yang mereka kembangkan,seperti yang diusung dalam Visi Yasmin yaitu : Social Enterprise (berbasis barang bekas) terkemuka di Indonesia pada tahun 2011 untuk pengembangan model pendidikan gratis berkualitas.

Dari uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran unit usaha Barbeku dalam membantu program sekolah gratis SMK Informatika Utama dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat unit usaha bisnis Barbeku dan Sekolah SMK Informatika Utama.

Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode deskriftif, dengan pengumpulan data, analisis data digunakan tehknik observasi, wawancara dan pengumpulan data, analisis data digunakan penaksiran logika yang dihubungkan dengan konteksaktivitasnya.

(6)

Bismillahirohmanirrohim

Alhamdulillah, penulis ucapkan puji syukur kehadirat Illahirabbi yang

telah memberikan Hidayah dan Inayahnya kepada penulis, sehingga dengan jalan

yang ditentukan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan Salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta

keluarganya, sahabatnya dan umatnya sampai akhir zaman. Skrisi berjudul “Peran

Unit Usaha Bisnis Barbeku (Barang Bekas Berkualitas) Yayasan Imdad

Mustadh’afin (YASMIN) dalam Program Sekolah Gratis SMK Informatika

Utama”.

Disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi pada

Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari Skripsi ini tidaklah mungkin dapat

terselesaikan tanpa dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu

penulis mengucapkan banyak terimakasih

1. Drs. Arief Subhan selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi

2. Drs. Cecep Castrawijaya M. A, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah

3. H. Mulkanasir BA. Spd. MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Dakwah

4. Drs. M. Sungaidi M.A selaku pembimbing, terima kasih banyak atas

(7)

dikemudian hari, Amien..

5. Kepada para Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Dosen

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen

Dakwah, beserta para Staff TU baik di Pusat atau Fakultas tidak hanya

Ilmu Pengetahuan yang dapat penulis raih, pengalaman dan nasehat pun

sangat berharga bagi Penulis.

6. Kepada para Staf Perpustakaan Dakwah dan Perpustakaan Umum yang

tidak pernah lelah meleyani pinjaman buku .

7. Sulistiyo dan Dewi S, yang telah memberikan kesempatan sehingga

penulis dapat melakukan penelitian di Yayasan Imdad Mustadh’afin dan

SMK Informatika Utama.

8. Kepada Ayahanda Hasan Basri dan Ibunda Husniah yang telah

memberikan dukungan moral dan Spiritual, yang selalu sabar menasehati

dan mendidik penulis, serta untuk Kakakku Firqotushalihah, M. Hizbullah

dan Adik-adikku tercinta Muslihatul Ummah dan Husnul Khotimah.

9. Kepada para sahabat Agus, Junet, Ardi, Oman, Iin, Rizky, Bandar,

Akhsan, Ikhlas, Ali, Ale dan teman-teman lainnya yang tak bisa Penulis

sebutkan namanya satu persatu, yang selalu sabar menghadapi pertanyaan

dari penulis dan selalu menemani penulis selama menyelesaikan Skripsi

ini. Khususnya pada Youma yang selalu mendorong Penulis untuk cepat

(8)

memberikan kontribusi pemikiran dan pengalaman, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, Penulis ucapkan banyak terima kasih

kepada semua pihak.

Akhirnya Penulis hanya dapat memanjatkan Do’a semoga semua

perhatian, motivasi dan bantuan mereka dibalas oleh Allah SWT sebagai amal

kebaikan dan kebajikan, Amien.. penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini

masih jauh dari sempurna, untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kesempurnaan. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi Penulis dan

bagi semua Pihak yang berkepentingan.

Jakarta, 06 Juni 2011

Penulis

(9)

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Metodologi Penelitian ... 9

E. Tinjauan Pustaka ... 12

F. Sistematika Penulisan... 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Peran ... 15

1. Pengertian Peran ... 15

2. Tinjauan Manajemen Tentang Barbeku ... 17

B. Unit Usaha Barbeku Yasmin ... 23

1. Pengertian Unit Usaha Bisnis Barbeku Yasmin ... 23

C. Program ... 23

1. Pengertian Program ... 23

2. Tujuan Program ... 24

(10)

B. Visi, Misi dan Legalitas Yasmin... 31

C. Struktur Organisasi Yasmin ... 32

D. Program Sosial Yasmin ... 34

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA LAPANGAN A. Peran Unit Usaha Bisnis Barbeku Yasmin dalam Membantu Program Sekolah Gratis SMK Informatika Utama ... 38

1. Menghimpun Dana ... 38

2. Pendistribusian Dana ... 41

3. Evaluasi Program SMK Informatika Utama ... 43

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Unit Usaha Bisnis Barbeku dan Sekolah Gratis SMK Informatika Utama... 44

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia yang memiliki harta banyak dapat menjadi miskin setelah

sebelumnya hidup dalam kemewahan, mulai dari akibat bencana alam dan

faktor krisis ekonomi global yang belakangan melanda dunia. Dalam Islam

kedudukan ekonomi sangat penting, karena ekonomi merupakan salah satu

faktor penting untuk mencukupi kebutuhan selama hidup di dunia.

Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka

orang Kaya karena memelihara diri dari minta-minta. kamu kenal mereka dengan melihat

sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. dan apa saja harta

yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka Sesungguhnya Allah Maha

(12)

Keberhasilan ekonomi dalam suatu masyarakat dapat dicapai antara

lain melalui lembaga nirlaba, terutama dalam dunia moderen. Sistem

lembaga nirlaba telah menjadi bagian dari kegiatan kehidupan

perekonomian masyarakat. Dewasa ini sistem lembaga nirlaba juga

berperan dalam usaha-usaha pengembangan ekonomi, guna meningkatkan

taraf kehidupan masyarakat.1 Pada masa moderen ini lembaga nirlaba telah

mulai banyak berkembang dalam meningkatkan ekonomi masyarakat yang

kurang mampu dan membantu mereka dari mulai bidang pendidikan,

kesehatan, pinjaman untuk pengembangan usaha kecil, dan lain

sebagainya.

Dalam hal ini lembaga nirlaba sangat membutuhkan peran

masyarakat untuk membantu mereka, dengan menyisihkan sebagian harta

masyarakat yang memang taraf kehidupannya lebih baik dari pada yang

lain. Untuk menjalankan program sosial yang ada pada lembaga nirlaba

tersebut, penggalangan dana dilakukan mulai dari menyadarkan

masyarakat dengan menanamkan rasa pentingnya membantu kepada yang

kurang mampu. Penggalangan dana yang dilakukan oleh lembaga-lembaga

nirlaba bepariasi, mulai dari penggalangan dana yang unik sehingga

membuat minat masyarakat yang awalnya tidak ingin menyisihkan

hartanya untuk membantu yang tidak mampu, menjadi tertarik dan

menyisihkan sebagian hartanya. Pada perkembangannya, lembaga nirlaba

1

(13)

mendirikan sebuah unit bisnis kemudian kuntungannya disalurkan kepada

program sosial yang mereka jalankan.

Telah banyak upaya-upaya penanggulangan kemiskinan yang

digulirkan baik oleh pemerintah ataupun lembaga-lembaga swadaya yang

bergerak atas nama “peduli masyarakat miskin” misalnya bantuan

langsung tunai (BLT) bantuan dana bergulir, koperasi, modal untuk usaha

kecil dan menengah (UKM) dan sebagainya adalah bentuk tanggung

jawab terhadap bangsa dan tanah air, yaitu Indonesia. Meski upaya di atas

telah banyak dilakukan, pada dasarnya upaya tersebut lebih banyak

diarahkan kepada sektor peningkatan ekonomi. Hal itu tidak dapat

disangkal bahwa upaya tersebut akan meningkatkan penghasilan

masyarakat miskin lebih baik. Tetapi tidak serta merta upaya itu akan

menyelesaikan persoalan kemiskinan. Kemiskinan tidak hanya dapat

dikatakan miskin dari ekonominya saja, tetapi kemiskinan itu mencakup

berbagai dimensi.

Menurut Agus Efendi ada tiga konteks pemberdayaan yang

mendesak untuk diperjuangkan dalam konteks ke umatan masa kini.

Yakni pemberdayaan dalam tatanan ruhaniah, intelektual dan ekonomi.2

Dalam pemberdayaan intelektual, menurutnya masyarakat Islam harus

berani mengedepankan jargon teologi sosial bahwa malas belajar adalah

dosa besar sosial Islam, bahwa pemberdayaan intelektual harus

2

(14)

merupakan gerakan semua lini keumatan, bahwa setiap dukungan

terhadap gerakan pemberdayaan intelektual harus dipandang sebagai

jihad besar yang harus dilakukan.

Salah satu lembaga nirlaba yang identik dengan ‘social enterprise’

yang mencari dana dengan membuat unit usaha bisnis yang dibangun

dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk disalurkan kepada

program-program sosial yang ada adalah Yasmin. Dalam hal ini Yasmin

mendirikan unit usaha bisnis yakni, BarBeKu (Barang Bekas Berkualitas).

Lembaga-lembag nirlaba sangat dibutuhkan apabila kita melihat

betapa masyarakat yang kurang mampu membutuhkan bantuan yang rill,

salah satu penyaluran dana yang dilakukan oleh Yasmin adalah dengan

membuat dan membiayai program sekolah gratis SMK Informatiaka

utama untuk para siswa yang memang orang tua mereka tidak mampu

membiayai mereka untuk bersekolah (miskin).

Yasmin adalah salah satu lembaga nirlaba yang membantu para

kaum dhuafa atau masyarakat yang berada pada garis kemiskinan dengan

program-program sosial yang mereka adakan. Lembaga tersebut membuat

unit usaha bisnis dan meyalurkan keuntungannya kepada yang berhak,

salah satu fokus penyaluran dana mereka adalah membiayai program,

sekolah gratis SMK Informatika yang mereka kembangkan,seperti yang

(15)

barang bekas) terkemuka di Indonesia pada tahun 2011 untuk

pengembangan model pendidikan gratis berkualitas.

Pendidikan bukan hanya sebuah hak semata bagi individu untuk

mendapatkan sebuah pendidikan, akan tetapi dengan pendidikan ini akan

terbentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu pendidikan mempunyai

tujuan untuk mengembangkan potensi tiap-tiap individu agar menjadi

manusia yang beriman, bertaqwa kepada Allah Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

Begitu pentingnya pendidikan itu bagi kelangsungan peradaban

dunia, sehingga pemerintah dan masyarakat berkewajiban untuk

memberikan perhatian penuh terhadap pendidikan tersebut. Menurut

pakar ilmu pendidikan Ahmad D Marimba, pendidikan adalah suatu

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama, suatu proses yang berkelanjutan untuk

mewariskan nilai-nilai kebudayaan yang dilakukan generasi tua, yang

meliputi aspek jasmaniah dan rohaniah generasi muda.3 Pendidikan ketika

ditinjau dari kacamata Islam terlebih merupakan pewaris nilai-nilai

keIslaman yang mengarah pada keseimbangan dan keserasian hidup

manusia, baik jasmani maupun rohania, menuju terbentuknya

keperibadian yang kamil, pendidikan Islam menururt Hasan Langgulung

3

(16)

didefinisikan sebagai suatu proses spiritual, Akhlak, Intelektual dan sosial

yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai,

prinsip-prinsip kehidupan.4

Di satu sisi perhatian terhadap pendidikan sangat diperhatikan akan

tetapi di sisi lain kebutuhan yang harus dimiliki oleh peserta didik masih

menjadi sebuah permasalahan tersendiri bagi mereka. Permasalahan

terjadi bagi mereka yang berada di garis kemiskinan dan ketidakmampuan

mereka untuk membiayai beban biaya pendidikan yang harus mereka

keluarkan. Bukan tidak adanya keinginan mereka untuk menyekolahkan

anak-anak mereka, akan tetapi ketidak mampuan mereka memikul beban

biaya pendidikan yang mahal ditambah dengan perlengkapan untuk anak

mereka yang mahal pula menjelang tahun pelajaran baru dimulai, terlebih

lagi beban hidup yang semakin meningkat, seiring dengan banyaknya

bahan kebutuhan pokok yang naik secara drastis dan tak terduga.

Salah satu langkah konkret yang seyogianya dilakukan secara

bersama-sama adalah membangun lembaga pendidikan bagi kaum dhuafa

yang berkualitas, tetapi terjangkau oleh kemampuan mereka atau lebih

baik lagi jika diberikan secara gratis, seperti halnya Yasmin yang

membeuat lembga pendidiakan gratis yang salah satu pendanaannya

didanai dari unit usaha bisnis BarBeKu (Barang Bekas Berkualitas)

4

(17)

Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, penulis sangat

tertarik untuk mengambil judul :

Peran Unit Usaha Bisnis BarBeku (Barang Bekas Berkualitas)

Yayasan Imdad Mustadh’afin (YASMIN) dalam Program Sekolah Gratis SMK Informatika Utama (Tahun 2009-2010)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penulisan skripsi ini akan lebih terarah apabila ada batasan yang

menjadi topik pembahasan, dan karena itu penulis membatasi masalah

sebagai berikut : Peran Unit Usaha Bisnis BarBeku Yayasan Imdad

Mustadh’afin dalam Membantu Program Sekolah Gratis SMK

Informatika Utama

2. Perumusan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang dibahas, maka penulis

merumuskan pada :

a. Bagaimana peran unit usaha bisnis Barbeku Yasmin dalam

membantu program sekolah gratis SMK Informatika Utama?

b. Apa saja faktor pendukung dan penghambat unit usaha bisnis

(18)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan bahasan dan perumusan masalah yang telah penulis

kemukakan di atas, maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk :

a. Mengetahui bagaimana peran unit usaha bisnis Barbeku Yayasan

Imdad Mustad’afin dalam program sekolah gratis SMK Informatika

Utama.

b. Mengetahui apa saja faktor penghambat dan pendukung unit usaha

bisnis Barbeku dan program sekolah gratis SMK Informatika Utama.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :

Penelitian ini memiliki nilai manfaat secara teoritis dan praktis

diantaranya:

a. Manfaat akademis

 Menambah khazanah keilmuan khususnya dalam unit usaha bisnis

Barbeku bagi Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah, dan

Mahasiswa FIDK pada umumnya.

b. Manfaat praktis

 Diharapkan penelitian ini dapat menjadi panduan bagi pihak-pihak

yang khususnya bergerak dalam pemberdayaan-pemberdayaan

masyarakat.

(19)

 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi

kemajuan Yayasan Imdad Mustadh’afin agar lebih berkembang

dalam upaya meningkatkan unit usaha bisnis Barbeku dan dapat

megembangkan program sekolah gratis SMK Informatika Utama.

D. Metodologi Penelitian

1. Model dan Desain Penelitian

Metode penelitian yaitu prosedur pencarian data, meliputi penentuan

populasi, sampling, penjelasan konsep dan pengukurannya, cara-cara

pengumpulan data dan teknik analisisnya.5

Dalam penelitian ini metode yang digunakan penulis adalah metode

deskriptif yang menggunakan metode kualitatif. Metode deskriptif dapat

diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian

pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya.6 Penulis mengumpulkan data faktual dan fakta yang

ada pada objek dan subjek penelitian dengan melakukan observasi secara

langsung atau pengamatan evidensi-evidensi, sambil mengumpulkan data

atau melakukan analisis, kemudian menarik kesimpulan dari analisisnya.

2. Subyek dan Objek penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang

memberikan informasi dan data-data kepada penulis dalam hal ini adalah

5

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah”, (Jakarta : Logos, 1997), h.59

6

(20)

para pengurus dan staff Yayasan Imdad Mustadh’afin, sedangkan

objeknya adalah unit usaha bisnis Barbeku dan program sekolah gratis

SMK Informatiak Utama.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengumpulkan data dengan

menggunakan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang

dilakukan di lapangan, tempat dimana objek penelitian itu berada, sebagai

pengambilan datanya dalam penelitian lapangan adalah dengan metode:

a. Observasi

Metode observasi adalah metode yang dilakukan penulis dengan

mengambil data-data di lapangan. Observasi bisa diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena

yang diselidiki.7 Contohnya dokumen yang diperoleh dari Yayasan

Imdad Mustadh’afin.

b. Interview

Interview yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab

sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada

tujuan penelitian. Adapun interview yang penulis gunakan adalah

interview bebas pemimpin, maksudnya dalam menyampaikan

interview dengan maksud meminta jawaban dengan bebas dan

terbuka. Dengan menggunakan jenis interview ini bertujuan untuk

mudah dipahami oleh individu secara langsung, sehingga dapat

7

(21)

menghasilkan data dan informasi yang memuaskan. Interview ini

langsung dengan mewawancarai responden.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai

variable-variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

notulen, agenda dan lainnya.8

d. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan suatu usaha untuk memperoleh data

skunder. Hal ini penting untuk mendapatkan teori-teori dan

data-data untuk memperkuat argumentasi. Selanjutnya penelitian

kepustakaan yang dilakukan dengan membaca buku-buku atau

sumber-sumber lainnya yang menjadi rujukan yang bersifat ilmiah

dan ada relevansi dengan masalah-masalah yang sedang diteliti atau

dibahas pada skripsi ini. Sedangkan teknik dan metode penulisan

dalam skripsi ini penulis berpedoman pada “Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Desertasi)” yang diterbitkan oleh

CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)

Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2007.

4. Teknik Analisis Data

Setelah data-data yang dikumpulkan, penulis melakukan klasifikasi

dari hasil temuan yang didapat. Kemudian melakukan analisis dari hasil

8

(22)

temuan tersebut dengan menyesuaikan antara temuan dengan teori yang

seharusnya, sehingga penulis dapat menyimpulkan penelitian ini

berdasarkan analisis deskriptif.

5. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Yayasan Imdad Mustadh’afin Graha Mitra

Dhu’afa Jl. Raya Purnawarman Blok A No.37 Bukit Cirendeu Ciputat

dan SMK Informatika Utama Cinere. Sedangkan waktu penelitiannya

selama 4 bulan terhitung mulai dari bulan Februari, Maret, April dan Mei

2011.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian

lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, penulis

menerima matakuliah yang membahas lembaga amil zakat salah satu

pembahasannya mengenai YASMIN, langkah penulis selanjutnya penulis

adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi terdahulu yang

mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Maksud

pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti

sekarang tidak sama atau berbeda dengan penelitian

Dari hasil tinjauan pustaka yang dilakukan tersebut penulis ingin

menyatakan hal-hal sebagai berikut :

1. Dari data-data yang didapatkan melalui perpustakaan Fakultas

Dakwah dan Komunikasi penulis tidak menemukan judul skripsi

(23)

2. Untuk mendukung kerangka teori dalam penelitian ini penulis

menggunakan atau mengacu kepada berbagai buku dan referensi

yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

F. Sistematika Penulisan

Sebagai suatu pembahasan ilmiah maka dalam penulisan tersusun

secara sistematis. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui urutan konsistensi

dan koherensi jalur pemikiran sehingga daya analisa, kemampuan syntesa

dan potensi nalar dari pemikiran tersebut mudah mencapai sasaran yang

dituju.

Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab yang masing-masing memiliki

sub-sub bab dengan penyusunan sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini Penulis mengutarakan tentang latar belakang masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN TEORITIS

Pada Bab ini Penulis mengutarakan tentang : Peran : Pengertian

peran, tinjauan manajemen tentang peran unit usaha bisnis barbeku, unit

usaha bisnis Barbeku : Pengertian unit usaha bisnis Barbeku. Program:

Pengertian program, macam-macam program, sistem dan proses penerapan

(24)

BAB III. GAMBARAN UMUM YAYASAN IMDAD MUSTADH’AFIN (YASMIN)

Pada bab ini Penulis memuat tentang : Gambaran umum tentang

Barbeku dan Yayasan Imdad Mustadh’afin, bagaimana latar belakang

sejarahnya, struktur organisasinya, tujuan yang tercantum dalam visi dan

misi, program Yayasan Imdad Mustadh’afin.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini Penulis menjelaskan tentang pembahasan inti :

Tentang peran unit usah bisnis Barbeku dalam program sekolah gratis

SMK Informatika Utama serta analis hambatan dan dukungan unit usaha

bisnis Barbeku Yasmin dan program sekolah gratis SMK Informatika

Utama.

BAB V. PENUTUP

(25)

15

A. PERAN

1. Pengertian Peran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah beberapa tingkah

laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di

masyarakat dan harus dilaksanakan.9 Dengan kata lain seseorang dapat

dikatakan memainkan perannya apabila memiliki status di masyarakat.

Peran tidak dapat dipisahkan dengan status atau kedudukan, walaupun

keduanya berbeda akan tetapi saling berhubungan erat antara satu dengan

yang lainnya. Karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.

Peran diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang berbeda, akan tetapi

kelekatannya sangat terasa sekali. Seseorang dikatakan berperan atau

memiliki peran karena dia atau orang tersebut mempunyai status dalam

masyarakat, walaupun kedudukannya itu berbeda antara satu orang dengan

orang lain, akan tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai dengan

statusnya.

Gross, Mason, dan A. W. Mc Eachern sebagaimana dikutip oleh David

Berry mendefinisikan peran sebagai seperangkat harapan-harapan yang

9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta :

(26)

dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.10

Harapan-harapan tersebut masih menurut David Berry, merupakan

pertimbangan dari norma-norma sosial oleh karena itu dapat dikatakan

peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat, artinya

seseorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh

masyarakat di dalam pekerjaannya dan dalam pekerjaan-pekerjaan

lainnya.

Sarlito Wirawan Sarwono pun mengemukakan hal yang sama bahwa

harapan tentang peran adalah harapan-harapan orang lain pada umumnya

tentang prilaku-prilaku yang pantas, yang seyogyanya ditentukan oleh

seseorang yang mempunyai peran tertentu.11

Peran sangat menentukan kelompok sosial masyarakat, dalam artian

diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar

menjalankan perannya yaitu menjalankan hak dan kewajiban sesuai

dengan kedudukan dalam masyarakat (lingkungan). Jadi seseorang

menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu

peran.12

10 N. Grass W. S. Masson and A. W. Mc eachen, Eksploration Role Analisi,dalam

David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta : Raja Grapindo Persada, 1995), cet. Ke-3, h. 99

11 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi sosial, (Jakarta : Rajawali, 1984)

cet ke-1, h.235

12 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja Grafindo

(27)

Dari penjelasan tersebut di atas terlihat suatu gambaran bahwa yang

dimaksud peran merupakan kewajiban-kewajiban dan

keharusan-keharusan yang dilakukan seseorang karena kedudukannya di dalam status

tertentu dalam suatu masyarakat atau lingkungan dimana dia berada.

2. Tinjauan Manajemen Tentang Peran Barbeku

a. Menghimpun Dana (Fundraising)

Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan menghimpun dana dan

sumber daya lainnya dari masyarakat yang akan digunakan untuk

membiayai program dan kegiatan oprasional dalam lembaga, yang pada

akhirnya adalah untuk mencapai misi dana tujuan dari lembaga tersebut.13

Penghimpunan dana merupakan tulang punggung sebuah organisasi,

karena pada akhirnya apa bila menghimpun dana tidak menghasilkan dana

maka tidak ada sumber daya dan lembaga akan menghilangkan

kemampuan untuk terus menjaga kelangsungan programnya sehingga

pada akhirnya lembaga akan melemah.

b. Penyaluran (Pendistribusian)

Kata distribusi berasal dari bahasa Inggris yaitu distribute yang berarti

pembagian atau penyaluran, secara terminologi distribusi adalah

penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau

kebebrapa tempat. Pengertian lain mendefinisikan distribusi sebagai

penyaluran barang keperluan sehari-hari (terutama dalam masa darurat)

13

(28)

oleh pemerintah kepada pegawai negri, penduduk, dan sebagainya.14

Distribusi artinya proses yang menunjukkan penyaluran barang dari

produsen sampai ke tangan masyarakat/konsumen. Produsen artinya orang

yang melakukan kegiatan produksi sedangkan konsumen ialah orang yang

menggunakan atau memakai barang/jasa dan orang yang melakukan

kegiatan distribusi disebut distributor.

Dari definisi distribusi atau penyaluran di atas, maka yang dimaksud

dengan pendistribusian dana Barbeku adalah suatu aktivitas atau kegiatan

dalam upaya menyalurkan dana Barbeku yang diperoleh dari keuntungan

penjualan Barang Bekas Berkualitas kepada program sosial yang ada

sehingga tercapainya tujuan organisasi atau lembaga nirlaba Yasmin

secara efektif.

c. Evaluasi

Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga mengevaluasi

artinya memberikan penilaian atau menilai.15 Sedangkan secara etimologi,

menurut Arikunto, evaluasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk

mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan. Dengan demikian

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas pelaksanaan

program pendidikan dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan

14

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisii ke-3 h.270

15 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke dua, (Jakarta: Balai

(29)

keterlaksanaan program tersebut.16 Dengan kata lain evaluasi adalah suatu

rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat

keberhasilan pelaksanaan dari suatu kegiatan atau program.

Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris (to

evalute-value=evaluation), secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian.

Namun, dari segi istilah ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan,

yakni:

1. Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan

sesuatu

2. Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik

dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.

3. Proses penelitian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil

pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.17

Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu

tujuan telah dapat dicapai. Devinisi tersebut menerangkan langsung

hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat,

dimana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan

16

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), Cet. Ke-1, h.8

17

(30)

proses memahami, memberi arti, mendapatkan dan mengomunikasikan

suatu informasi bagi keperluan pengambil keputusan.18

Menurut H.D. Sudjana, evaluasi merupakan kegiatan penting untuk

mengetahui apakah kegiatan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah

pelaksanaan program sesuai dengan rencana dan dampak apa yang terjadi

setelah program dilaksanakan.19

Sementara itu Ralph Tyler yang dikutip oleh Farida Yusuf Tayibnafis

dalam bukunya Evaluasi Program mengemukakan bahwa evaluasi adalah

proses yang menentukan sejauh mana tujuan dalam setiap program dapat

tercapai.20

Maka secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi

merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam pelaksanaan

program agar dapat diketahui secara jelas apakah sasaran yang dituju sudah

dapat tercapai apa belum. Segala bentuk program apapun baik itu dalam hal

profit maupun non profit ataupun nirlaba dalam pelaksanaan manajerialnya

sangatlah disyaratkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Fungsi

pengawas pada organisasi pada umumnya terkait dengan proses

18

M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Oporsionalnya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Edisi 1, Cet. Ke-3 h.1

19

Sudjana, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumberdaya Manusia, Evaluasi Program, (Bandung: Falah Production, 2000), h. 281

20

(31)

pemantauan (monitoring) dan evaluasi (evaluation).21 Monitoring atau

usaha pemantauan dapat dilakukan secara terus menerus agar dapat

diketahui proses perkembangan kegiatan yang dilakukan. Begitu juga

halnya dengan kegiatan evaluasi yang berupa penilaian program kegiatan

baik dari awal hingga akhir.

Dalam bidang manajemen, mengevaluasi tidak dapat dilepaskan dari

rangkaian kegiatan yang bermula dari perencanaan dan pelaksanaan suatu

program. Oleh karena itu, dalam manajemen sebuah organisasi selalu ada

sebuah unit yang dikenal dengan ME (monitoring dan evaluasi). Unit

tersebut bertugas memonitor dan mengevaluasi tingkat kesesuaian antara

proses kegiatan dengan rencana yang dibuat dan seberapa tinggi

pencapaian dari proses tersebut. Dalam melakukan monitoring dan evaluasi

tersebut petugas selalu menerapkan standar, kriteria, atau tolok ukur.22

Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi adalah suatu kesatuan

yang saling mengisi satu dengan yang lainnya dan juga sesuatu yang wajib

dilakukan dalam suatu program atau organisasi. Maka sudah dipastikan

bahwa melakukan evaluasi tidak terlepas dari pelaksanaan monitoring atau

21

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikaran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: FEUI Press), Cet.Ke-3, Edisi Revisi, h. 187

22

(32)

pemantauan bisa dilakukan pada proses pelaksanaan program maka

evaluasi adalah penilaian akhir pelaksanaan program.

Pengertian evaluasi dilaksanakan pada akhir pelaksanaan program

tidaklah suatu yang mutlak harus dilakukan sedemikian rupa. Melakukan

evaluasi tidak harus dilaksanakan menunggu tahap akhir program, tetapi

juga bisa dilakukan pertengahan program kegiatan apabila ditemukan

indikasi-indikasi kejanggalan atau penyimpangan-penyimpangan yang

tidak sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan. Hal ini didasarkan pada

pertimbangan jika hanya dilakukan pada akhir kegiatan, maka kesalahan

dan kekurangan pada proses pelaksanaan kegiatan semakin lama menjadi

besar dan semakin berat perbaikannya. Oleh karena itu melalui evaluasi

terhadap kekurangan dari yang kecil ini akan lebih mudah pemecahannya

dan tidak akan mengganggu kelancaran proses dan tahapan kegiatan

berikutnya. Penilaian hasil fungsinya adalah untuk membantu penanggung

jawab program dalam mengambil keputusan, meneruskan, memodifikasi

atau menghentikan program, penilaian hasil memerlukan perbandingan

hasil program dengan tujuan yang telah ditetapkan.23

23

(33)

B. UNIT USAHA BARBEKU YASMIN

1. Pengertian Unit Usaha Bisnis Barbeku Yasmin

Barbeku adalah murni unit usaha bisnis milik Yasmin yang dikelola

secara profesiona dan handal untuk membiayai pekerja dan membiayai

program sosial yang berada pada Yasmin. Pada dasarnya Yasmin

merupakan lembaga nirlaba yang menerima hibah barang bekas, yang

dijual di toko Barbeku milik Yasmin, kemudian setelah barang hibah

tersebut terjual maka seluruh hasilnya disalurkan kepada program sosial

yang dimiliki oleh Yasmin. Toko Barbeku selain jual barang hibah, unit

usaha ini juga melayani jual beli barang bekas dan, titip barang, yang

keuntungannya disisihkan untuk program sosial setelah dipotong

operasional.

C. PROGRAM

1. Pengertian Program

Program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha

(dalam ketata negaraan, perekonomian, dan sebagainya) yang akan

dijalankan.24 Secara bahasa program dikatakan merupakan sebuah istilah

yang digunakan oleh organisasi yang tidak digunakan dalam sebuah teori

pemikiran yang dipakai oleh pemikir siapapun, hanya sebagai kata

24

(34)

ungkapan. Kata program digunakan sebagai bentuk cara menjalankan

sebuah usaha atau kegiatan, dengan kata lain, program adalah sebuah

rancangan yang disusun secara sistematis.

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara. Jadi

seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara memiliki

suatu program. Suharsimi Arikunto mengemukakan program adalah

“sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai

suatu kegiatan tertentu”.

Dari paparan di atas, yang dimaksud program adalah sederetan

rancangan program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh sebuah

lembaga untuk mencapai tujuan kegiatan tertentu.

2. Tujuan Program

Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalamm

proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan

yang dikemukakan oleh Suharismi Arikunto, sebagai berikut:

“Tujuan Program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan

pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai

tujuan atau tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak

(35)

Tujuan program dibagi menjadi 2 bagian yaitu : Tujuan umum dan

tujuan khusus (objectives). Tujuan umum biasanya menunjukkan output

dari program jangka panjang, sedangkan tujuan khusus output-nya jangka

pendek.

3. Sistem dan Penerapan Program

Dalam menentukan sasaran program yang dicapai dapat berjalan

secara maksimal, diperlukannya sebuah sistem, sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Adapun berbicara sistem, banyak digunakan orang

untuk menggambarkan totalitas yang terdiri dari komponen-komponen

yang saling berinteraksi dan bergerak menuju ke suatu tujuan tertentu.

Adapun dalam sistem tersebut terdiri dari sub-sub sistem yang bediri

sendiri serta saling berkaitan.

Dalam pengertiannya, sistem merupakan suatu kesatuan dari

beberapa subsistem atau elemen untuk mencapai tujuan. Dalam

pengertian lainnya komponen-komponen atau subsistem yang saling

berinteraksi, di mana masing-masing bagian tesebut dapat bekerja secara

sendiri-sendiri (_system_dent) atau bersama-sama serta saling

berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran

sistem tesebut dapat tecapai secara keseluruhan.

Keterkaitannya dalam pelaksanaan program, sangat berpengaruh

(36)

berbagai program kegiatan dalam bentuk informasi yang diperoleh,

dengan cara menyimpan, memelihara dan menggunakan informasi

tesebut.

Dalam mengimplementasikan sebuah kegiatan atau program,

diperlukan metode yang alat penunjang jalannya sebuah kegiatan atau

program diantaranya dikemukakan oleh Schendel dan Hofer, sebagai

berikut: Pertama, struktur, termasuk di dalamnya struktur fisik, metode

spesialisasi, metode departementalisasi, koordinasi, delegasi wewenang

dan organisasi informal. Kedua, Proses, meliputi sistem alokasi sumber

daya, sistem informasi, sisitem evaluasi dan pengukuran, sistem imbalan,

prosedur pelaksanaan dan sistem promosi. Ketiga, berkenaan perilaku

antara pribadi dalam organisasi, gaya kepemimpinan, dan penggunaan

kekuasaan. Proses pelaksanaan program. Tertuang dalam pelaksanaan

satuan kegiatan di antaranya kegiatan layanan dan kegiatan pendukung

merupakan ujung tombak kegiatan secara keseluruhan. Proses yang perlu

ditempuh adalah:

a. Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung

direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi,

metode, waktu, tempat dan rencana penilaian.

b. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau

pendukung) dilaksananakan sesuai dengan perencanaannya.

(37)

d. Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui

aspek-aspek yang perlu, mendapat perhatian lebih lanjut.

e. Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil

analisis yang dilakukan sebelumnya. Melalui layanan dan atau

(38)

28

BAB III

PROFIL YASMIN

A. Sejarah Singkat Berdirinya Yasmin

Yasmin (Yayasan Imdad Mustadh’afin) berdiri sejak 1998, diarahkan

menjadi lembaga nirlaba yang identik dengan ‘Social Entrprise’. Berbagai

unit usaha dibangun dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk membiayai

program-program sosial. Melalui unit usaha ini, diharapkan kemandirian

lembaga dalam menyediakan dana dapat dipenuhi.

Menurut haidar Bagir, salah seorang pendiri, Barbeku didirikan karena

Yasmin memiliki mimpi, jika suatu saat program-program yang dilakukan

bisa dibiayai sendiri. Salah satunya program untuk memberikan bantuan pada

kaum tak mampu.27

Dalam hal ini unit usaha Barbeku sangat berperan penting dalam

memberikan dana untuk membiayai dan berjalannya program-program sosial.

Salah satu program-program sosial yang membantu para kaum yang tidak

mampu adalah program di bidang pendidiakn sekolah gratis yaitu SMK

Informatika Utama. Pada program pendidiakn sekolah gratis SMK

Informatika ini dikhususkan untuk siswa dhuafa (tidak mampu) Persyaratan

untuk menjadi siswa/siswi Sekolah Gratis SMK Informatika Utama adalah

anak-anak dhuafa yang pada umumnya memiliki ekonomi yang tidak cukup

27

(39)

untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang pendidikan. Dengan demikian

syarat mutlak bagi siswa yang ingin bersekolah di SMK Informatika Utama

adalah orang miskin atau kaum marginal.

Barbeku telah berperan membiayai program pendidikan gratis SMK

Informatika ini yang berdampak pada kemajuan masyarakat miskin untuk

mengubah perekonomian mereka dengan bersekolah gratis. Kemudian

Sekolah Gratis ini dirancang untuk disesuaikan dengan sekolah unggulan

yang didukung dengan fasilitas dan tenaga pengajar profesional,

Toko Barbeku Yasmin (Toko Barang Bekas Berkualitas) merupakan unit

usaha andalan. Bukan tanpa alasan ketika Yasmin menjatuhkan pilihan pada

usaha barang bekas. Tiga alasan utama yang mendasari adalah :

1) Potensi barang bekas cukup besar,

2) Belum ada lembaga nirlaba yang mendayagunakannya, serta

3) Dukungan SDM yang kompeten.

Pertimbangan lain, usaha ini lebih banyak ditekuni oleh pelaku bisnis

perorangan sehingga Yasmin memiliki potensi untuk bersaing. Apalagi

dengan misi bahwa seluruh keuntungan akan dialokasikan untuk membiayai

program sosial, maka jadilah Toko BarBeku menjadi unit bisnis yang

memiliki prospek menjanjikan dan menguntungkan.

Hal strategis lain yang hendak dicapai adalah memunculkan paradigma

baru bahwa ‘menyumbang melalui lembaga nirlaba tidak harus berupa uang’,

(40)

pun mengusung program ‘Hibah Barang Bekas untuk Pendidikan Gratis’

melalui program ini Yasmin menerima sumbangan barang bekas yang

memiliki nilai jual, misalnya alat rumah tangga, alat kantor, furnitur,

elektronik, perhiasan, kendaraan, pakaian, buku, koran, majalah dan

sebagainya. Barang bekas ini akan dijual melalui Toko BarbeKu yang hasil

penjualannya dialokasikan untuk membiayai program sosial.

B. Visi, Misi dan Legalitas Yasmin

1. Visi yasmin

“Social Enterprise” terkemuka di Indonesia untuk pengembangan

model pendidikan gratis berkualitas.

2. Misi Yasmin

a) Membangun kemandirian organisasi dalam bentuk “Sosial Enterprise”

yang unik yaitu Toko BarBeku (Barang Bekas Berkualitas) dan unit

usaha lain sesuai core competence.

b) Menyelenggarakan berbagai model pendidikan alternatif unggulan

bebas biaya, baik formal maupun non formal yang berpihak pada

keluarga tidak mampu.

c) Menyelenggarakan program pendampingan untuk peningkatan

(41)

d) Memfasilitasi berbagai program training dan workshop pendidikan

dengan biaya terjangkau dan materi yang relevan untuk peningkatan

kualitas pendidikan di Indonesia.

e) Menyelenggarakan berbagai model layanan kesehatan bebas biaya

bagi keluarga tidak mampu.

f) Membangun komunitas donatur sebagai salah satu penopang jalannya

organisasi melalui berbagai kegiatan pengembangan diri.

3. Legalitas

Perubahan akte pendirian oleh notaris Ny. Thilma Djohan, SH. No. 6

tanggal 26 Juni 2002 dan Edy Priyono, SH. No. 17, 10 Oktober 2006.

C. Struktur Organisasi Dan Pengurus Yasmin

Ketua Badan Pendiri : Haidar Bagir

Ketua Yayasan : Rahmad Riyadi

General Manger : Setiyo Iswoyo

Manajer Unit Usaha Barbeku : Bambang Irianto

Manajer Program Pendidikan dan program sosial : Sulistiyo

Manajer Promosi dan Fundraising : M. Badruzzaman

(42)

STRUKTUR ORGANISASI YASMIN

(SUMBER PENGURUS YASMIN PADA SAAT WAWANCARA)

(43)

D. Program Sosial Yasmin

Berbagai program pemberdayaan dikelola dengan dukungan sinergi dari

berbagai pihak dan diarahkan menjadi ‘pilot projet’, sehingga mudah repiklasi

di tempat lain. Program tersebut antara lain28:

1. Sekolah Gratis: 1 SMK informatika dan 2 SMP

Merupakan sekolah gratis yang dikhususkan bagi para siswa dari

kluarga tidak mampu. Selama masa pendidiakan, para siswa dibebaskan dari

seluruh biaya yang meliputi uang pangkal, uang SPP, praktikum, ujian, studi

tour. Bahkan seragam, buku pelajaran dan layanan kesehatan pun disediakan

dengan cuma-cuma. Fasilitas, kurikulum dan model pembelajaran didisain

sedemikian rupa sehingga mendekati indikator sekolah berkualitas. Didukung

oleh para guru yang kompeten dan memiliki dedikasi yang tinggi, sekolah ini

menjadi harapan baru bagi keluarga tidak mampu. Sekolah gratis ini

terselenggara atas kerja sama Yasmin, Yayasan Lazuardi Hayati, PT. PLN

(Persero) P3B jawa Bali dan LAZ PT. PLN (Persero) Jawa Bali.

2. SMK Alternatif Cendikia

Sebuah sekolah alternative gratis yang berfokus pada pengembangan

kearifan lokal. Kurikulum didesain berbasis life skill, mengedepankan

28

(44)

keasilan pertanian dan perikanan, yang didukung oleh penguasaan teknologi

informasi dan penguatan bahasa inggris.

3. Taman Kanak-kanak

Usia belia adalah usia emas yang sangat menentukan perkembangan

seorang anak di masa mendatang. Dengan demikian, pola pengasuhan dan

pendidikan pada usia dini memiliki nilai yang strategis. Bagaimana dengan

anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. Di beberapa wilayah yang

dibina, masih belum ada taman kanak-kanak (TK). Atas pertimbangan itulah

program TK gratis ini diselenggarakan.

4. Program Beasiswa

Program Beasiswa diarahkan untuk membantu para siswa agar dapat

menuntaskan program wajib belajar 12 tahun. Dana beasiswa didukung oleh

para donator melalui program orang tua asuh. Sementara penyaluran

beasiswa, dikerjasamakan dengan sekolah anak asuh.

5. Lembaga Pendidiakan Alhikmah

Akhlak mulia, life skill, penguasaan komputer dan bahasa asing

merupakan kompetensi yang sangat dibutuhkan oleh para siswa untuk meraih

masa depan yang lebih baik. Bagi siswa yang tidak mampu, penguasaan

kompetensi ini kurang mendapat perhatian karena keterbatasan biaya.

Lembaga pendidikan Alhikmah memberikan solusi atas kondisi ini. Para

(45)

keterampilan, Bahasa Inggris dan perpustakaan. Lembaga Pendidikan

Alhikmah merupakan kerjasama Yasmin dan Yayasan Tunas Bangsa Cinere

Depok.

6. Training Guru Gratis

Training ini diberikan secara gratis kepada guru-guru dari sekolah yang

memiliki keinginan untuk maju, namun terkendala dana. Telah menjangkau

lebih dari 15.000 guru di wilayah Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim,

NTB, Makasar, Kalimantan, dan Aceh. Merupakan program yang akan terus

dikembangkan di berbagai wilayah lain di Indonesia karena memiliki dampak

yang sangat positif.

7. Program Sekolah/Madrasah Mitra

Merupakan program pendampingan sekolah/madrasah yang tidak

mampu untuk meningkatkan kualitas manajarial dan pembelajaran. Salah satu

model yang dilakuakan adalah mensinergikan madrasah/sekolah yang tidak

mampu dengan sekolah unggulan dalam bentuk ‘Sister School’.

8. Pusat Terapi Autis Gratis

Para siswa yang memiliki kebutuhan khusus (autis) memerlukan

penanganan yang intensif, berkesinambungan dan jangka panjang. Biasanya

memerlukan biaya yang mahal, rata-rata Rp 1,5 s/d 2 juta per bulan atau

bahkan lebih. Biasanya anak autis dari kalangan yang tidak mampu mereka

pasrah dengan keadaan. Atas kondisi ini, Pusat Terapi Autis Yasmin didirikan

(46)

pusat terapi ini didukung oleh para sukarelawan yang kompeten serta

disupervisi oleh Pusat Terapi Pelangi Lazuardi Cinere Depok.

9. Klinik Kesehatan Gratis

Terdorong oleh kenyataan bahwa masih banyak masyarakat miskin yang

tidak bisa berobat karena kendala biaya, klinik kesehatan gratis menjadi salah

satu program Yasmin. Klinik ini melayani keluarga miskin dengan sistem

member. Saat ini mengelola 2 klinik yang representatif. Klinik ini juga

menangani advokasi kesehatan dan health on sport (layanan kesehatan

keliling dikantong-kantong kemiskinan). Klinik ini mendapat dukungan penuh

(47)

37

TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN

A.Peran Unit Usaha Bisnis Barbeku Yasmin dalam Membantu Program

Sekolah Gratis SMK Informatika Utama

Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap unit usaha bisnis Barbeku

Yasmin, penulis akan mecoba mengemukakan bagian-bagian terpenting yang

menyangkut peran unit usaha bisnis Barbeku Yasmin dalam program sekolah

gratis SMK Informatika Utama. Unit usaha bisnis Barbeku sangat berperan

penting dalam menghimpun dan memberikan dana untuk membiayai agar

berjalannya program-program sosial yang ada pada Yasmin.

1. Menghimpunan Dana (Fundraising)

Menghimpun dana atau fundraising digunakan untuk membiayai program

dan kegiatan oprasional dalam lembaga nirlaba yang pada akhirnya adalah

untuk mencapai misi dana tujuan dari lembaga tersebut.26 Pada penghimpunan

dana, unit usaha bisnis Barbeku Yasmin melakukan pembelian dan penjualan

kembali yang keuntungannya disalurkan pada program-program sosial,

setelah disisihkan untuk biaya oprasional. Penghimpunan dana dilakukan

sebagai berikut:

26

(48)

a. Perorangan

Dengan menelpon Barbeku kemudian, tim survei datang kepada

penelpon untuk memeriksa barang bekas tersebut, jika layak dijual

kembali maka akan dibeli sesuai harga. Cara ini ada karena Barbeku

melakukan pemasaran lewat media, seperti brosur dan lain-lain.

b. Lelang

Pada lelang terdapat 2 (dua) macam lelang.

1. Lelang terbuka

Lelang terbuka, tim Barbeku melakukan pembelian di

balailelang dengan melakukan pertarungan harga dengan

mempunyai jaminan, barang yang akan dibeli dapat dijual kembali

dengan mendapatkan hasil atau keuntungan.

2. Lelang tertutup

Lelang tertutup pihak Barbeku memasukan surat kepada

pihak-pihak seperti hotel, kantor, dan kedutaan untuk membeli barang

yang sudah mengalami penyusutan. Ini adalah salah satu cara

untuk mengmbangkan bisnis Barbeku yaitu mengikuti lelang yang

biasanya digelar oleh Hotel, perkantoran ataupun apartemen yang

biasanya meregenerasikan barang-barangnya yang rata-rata

memiliki kualitas yang tinggi.27

(49)

c. Porix

Barang Impor yang cacat atau barang yang tidak sesuai dengan

pesanan pembeli, atau pengrajin yang tidak dibayar oleh pembeli yang

membuthkan uang, itupun termasuk dalam pembelian yang dilakukan

oleh Barbeku barang-barang tersebut biasa dibeli oleh Barbeku di

daerah Jepara, Jogja dan Solo. Pengiriman yang dilakukan pun

mencapai 4 (empat) kontener perbulan.

Barang bekas yang dibeli dan dijual kembali adalah barang yang

berkaitan dengan isi sebuah ruangan, baik itu rumah, kantor, dan hotel.

Contoh barang bekas yang dibeli dan dijual kembali adalah furniture,

lukisan, TV dan lain sebagainya. Barang bekas yang dibeli dan dijual

kembali hampir 80% adalah furniture dan sisanya elektronik dan alat

perkantoran.28

d. Penjualan Barang Bekas Berkualitas

Barang bekas berkualitas adalah barang yang tidak rusak dan

masih layak pakai akan tetapi harga dari barang tersebut murah, Low

Buy dan High Sell. Diprioritaskan dalam pembelian barang bekas tidak

rusak. Jika ada pembelian yang dilakukan terdapat beberapa barang

rusak maka akan ditimbang kepda pengusaha barang rongsok. Barang

(50)

bekas yang terlihat dengan mata kepala tidak rusak dan tidak perlu

perbaikan kembali itu adalah barang bekas yang berkualitas.29

Omset Barbeku saat ini telah mencapai Rp 200 juta per bulan.30

Penjualan yang dilakukan dengan mensuplay barang bekas yang sudah

dibeli kepada tiga toko Barbeku yang masing-masing berda pada

tempat strategis yaitu Cirendeu, Cinere dan Pamulang untuk dijual

kembal.

2. Pendistribusian (Distribute)

Kata distribusi berasal dari bahasa inggris yaitu distribute yang berarti

pembagian atau penyaluran. Unit usaha bisnis Barbeku turut

mendistribusika dana lebih dari 50% pada program sekolah gratis SMK

Informatika Utama, sesuai dengan anggaran setiap bulan yang telah dibuat

oleh Koordinator program SMK Informatika Utama.31 Kemudian

pengeluaran yang dikeluarkan setiap bulan pada periode 2009 s/d 2010

rata-rata mencapai: Rp. 15.000.000 s/d 21.000.000.32

30 Wawancara Pribadi Penulis dengan Manager Barbeku Yasmin, Selasa 10 Mei 2011, Jam

15.00

31

Wawancara Pribadi Penulis dengan Manager Program Sosial Yasmin, Rabu 11 Mei 2011, Jam 10.00

(51)

(Pendistribusian Dana Yasmin Pada untuk SMK Informatika

2010 mendapat Rp. 8.712.000.’ Barbeku mengeluarkan dana pada setiap

bulan untuk membiayai program pendidikan sekolah gratis SMK

Informatika Utama menggunakan persentase lebih dari 50% dari dana

yang telah dianggarkan oleh koordinator program tersebut, dan sisa

anggaran tersebut mendapatkan bantuan dari BOS, PT PLN P3B, LAZ PT

PLN P3B, ZAKAT, INFAQ & SODAQOH, PENDAPATAN TRAINING

dan PENDAPATAN HIBAH.33

33 Program ini pun terselenggara atas kerjasama : YASMIN-PT PLN P3B : Kerjasama

Lahan Bangunan & Oprsional YASMIN-LAZ PT PLN P3B : Oprasional SMKI Utama- LAZ

(52)

Barbeku telah berperan mendistribusikan dana agar berjalannya

program sekolah gratis SMK Informatika ini yang berdampak pada

kemajuan masyarakat miskin untuk mengubah perekonomian mereka

dengan bersekolah gratis. Dana yang terhimpun dari unit usaha bisnis

Barbeku akan dipotong untuk oprasional kemudian seluruhnya akan

dialokasikan kepada program sosial yang ada. Setiap bulan seluruh

koordinator program sosial mengajukan anggaran kepada manager

program sosial Yasmin. Dalam berjalannya sebuah program yang

dijalankan akan berdampak kepada sasaran yang dituju, dari sebuah

pengamatan penulis dalam hal ini Barbeku dijadikan sebagai salah satu

penghimpun dana agar berjalnnya sebuah program sosial yang ada pada

Yasmin untuk memberdayakan dhuafa dan menciptakan lapangan

pekerjaan bagi masyarakat umumnya.

3. Evaluasi Program Sekolah Gratis SMK Informatika Utama

Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga mengevaluasi

artinya memberikan penilaian atau menilai.34 Sedangkan secara etimologi,

menurut Arikunto, evaluasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk

mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan. Dengan demikian

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas pelaksanaan

program pendidikan dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan

34 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke dua, (Jakarta: Balai Pustaka,

(53)

keterlaksanaan program tersebut.35 Dengan kata lain evaluasi adalah suatu

rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat

keberhasilan pelaksanaan dari suatu kegiatan atau program.

Program sekolah gratis SMK Informatika utama adalah sekolah

unggulan yang dikhususkan bagi para siswa dari keluarga tidak mampu.

Sekolah ini didesain sedemikian rupa sehingga mendekati indikator

sekolah berkualitas dengan memberi keterampilan para siswanya di

bidang teknik informasi. Para siswa SMK Informatika Utama Yasmin

100% lulus Ujian Nasional (UN) 2010 dan sebagian besar telah diterima

kerja di berbagai perusahaan. Dari 27 siswa yang lulus, 23 anak di

antaranya telah memasuki dunia kerja.36 Mayoritas lulusan SMK

Informatika Utama sejak lulusan pertama (tahun 2009) dan lulusan kedua

(2010) langsung diserap oleh dunia kerja yang berarti kualitas mereka

sudah memenuhi kebutuhan beberapa perusahaan. Di sisi lain, dengan

terserapnya lulusan SMK Informatika Utama bekerja, berarti program ini

telah mengantarkan mereka untuk membantu ekonomi keluarga. Lebih

dari itu, mereka setidaknya telah menyempurnakan visi bersama untuk

menjadikan siswa-siswi SMK Informatika Utama dari seorang mustahik

menjadi muzakki.

35 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), Cet.

Ke-1, h.8.

(54)

Para siswa yang telah lulus dari program sekolah gratis SMK Informatika

Utama ini berhasil memasuki dunia kerja, seperti yang terlampir.

Program sekolah gratis SMK Informatika Utama sangat efektif dalam

mengubah kehidupan masyarakat, kemiskinan tidak menjadi sebuah

penyakit yang turun menurun. Jika anak-anak dhuafa mempunyai

keterampilan maka merekapun mempunyai modal untuk bersaiang

ditengah masyarakat yang sangat sulit akan pekerjaan.

B. Faktor Penghambat dan Pendukung Unit Usaha Bisnis Barbeku Yasmin

dan Sekolah Gratis SMK Informatika Utama

1. Strengths (kekuatan) Yayasan Imdad Mustad’afin

Salah satu kelebihan dari sekolah SMK Informatiak ini adalah:

1. Tanaga guru yang handal dan professional

Tenaga guru yang handal dan professional, pengajar atau guru

merupakan hal penting dalam mendidik para siswa/siswinya, Guru

profesional mengajar sesuai bidang yang dikuasainya untuk

memberikan hasil maksimal kepada murid-muridnya.

2. Mendekati indikator sekolah berkualitas sekalipun bebas biaya

Secara kurikulum sekolah SMK Infromatika mendekati indicator

sekolah berkulitas.

(55)

Terserapnya para alumni pada dunia kerja, memberikan sedikit

gambaran tentang kurikulum yang sesuai dengan dunia kerja.

4. Pendidikan yang diimbangi dengan pengetahuan agama

Pendidikan yang diberikan tidak semata-mata mengejar dunia saja

akan tetapi diberikan pengarahan dan pengetahuan akan agama yang

memang mengandung nilai-nilai moraal seperti akhlak, kejujuran dan

lain sebagainya sehingga dapat mencapai kebahagian yang sejati yaitu

bahagia dunia dan akhirat.

2. Opportunities (peluang) Yayasan Imdad Mustadh’afin

1) Potensi barang bekas cukup besar

Potensi barang bekas sangat besar khusunya bagi kalangan ibu-ibu

menengah ke atas yang terbiasa bergonta-ganti furniture dikarnakan

bosan.

2) Belum ada lembaga nirlaba yang mendayagunakannya

Pada awal didirikannya unit usaha Barbeku belum ada lembaga

yang memanfaatkan bisnis barang bekas yang dapat dijual kembali

dengan kualitas tinggi.

3) Dukungan SDM yang kompeten

SDM yang berada pada Yasmin berkompeten dalam menilai dan

membeli barang bekas untuk dijula kembali, dalam hal ini Barbeku

(56)

masing-masing dalam penjual dan pembelian barang bekas. Pertimbangan lain,

usaha ini lebih banyak ditekuni oleh pelaku bisnis perorangan

sehingga Yasmin memiliki potensi untuk bersaing. Apalagi dengan

misi bahwa seluruh keuntungan akan dialokasikan untuk membiayai

program sosial, maka jadilah Toko BarBeku menjadi unit bisnis yang

memiliki prospek menjanjikan.

3. Weaknesses (kelemahan) Yayasan Imdad Mustadh’afin

Pada unit usaha Barbeku ini tidak pernah memiliki kesulitan untuk

menjual barang-barang, maksimal dua minggu barang-barang yang

ada sudah terjual. Namun yang menjadi kendala adalah pengadaan

barang bekas yang tidak memadai dan sangat sulit.37

Yasmin pernah mengalami kendala ketika seorang anak menjual

barang bekas kepemilikan ayahnya kepada Yasmin, ternyata barang

tersebut di jual tanpa sepengtahuan ayahnya. Masalah seperti ini telah

teratasi dengan telpon yasmin, dengan menelpon yasmin kemudian

barang yang akan dijual disurvei dan dicari kebenaran ats

kepemilikannya agara tidak terjadi kendala di atas.

(57)

4. Threats (ancaman) Yaysan Imdad Mustadh’afin

1. Pendanaan

Pendanaan sekolah ini membutuhkan dana ratusan juta, kesulitan

pada dana sehingga sekolah ini menganggarkan dana yang penting

terlebih dahulu dan dana yang dapat ditunda, maka akan ditunda

terlebih dahulu tidak dapat sekaligus menganggarkan dana yang

memang dibutuhkan.

2. Mengikuti perkembangan pendidikan

Mengikuti perkembangan pendidikan menjadikan sekolah ini harus

memperhatikan dan memperbaiki pengajar-pengajar yang terbaik.

Dunia pendidikan berkembang begitu pesat dan terus mengalami

peningkatan, para siswa harus menerima pengajar yang baik yang

disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dari sinilah pengajar

akan digantikan.

3. Kerjasama antara guru dan murid

Kerjasama yang tidak baik menjadi penghambat dikarnakan siswa

yang malas akan belajar. Siswa-siswa yang malas merupakan

penghambat, dikarnakan para siswa yang malas ini mengulang atau

menetap pada kelas yang sama, hal ini menjadi penghambat belajar

(58)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisa yang berhubungan dengan Pera Unit usaha bisnis

Barbeku Yasmin dalam Program pendidiakn gratis SMK Informatika

Utama ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Dalam hal ini unit usaha bisnis Barbeku sangat berperan penting dalam

menghimpun dan menyalurkan/mendistribusikan dana untuk membiayai

program-program sosial dibidang pendidikan. Salah satu program-program

sosial yang membantu para kaum yang tidak mampu adalah program di

bidang pendidikan sekolah gratis yaitu SMK Informatika Utama. Pada

program pendidikan sekolah gratis SMK Informatika ini dikhusukan untuk

siswa dhuafa (tidak mampu). Persyaratan untuk menjadi siswa/siswi

Sekolah Gratis SMK Informatika Utama adalah anak-anak dhuafa yang

pada umumnya memiliki ekonomi yang tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan dalam bidang pendidikan.

Dari beberapa daftar mahasiswa yang tidak mampu, setelah lulus dari

program pendidikan gratis SMK Informatika utama berhasil terserap

sebagai tenaga kerja. Sesuai dengan data di atas.

Program sekolah gratis SMK Informatika Utama sangat efektif dalam

mengubah kehidupan masyarakat, kemiskinan tidak menjadi sebuah

Gambar

gambaran tentang kurikulum yang sesuai dengan dunia kerja.

Referensi

Dokumen terkait