(YASMIN) DALAM PROGRAM SEKOLAH GRATIS SMK
INFORMATIKA UTAMA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom. I)
Disusun oleh :
AHMAD SIBGOTULLAH
NIM : 107053001954
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya hasil penulis yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata S1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli penulis
atau merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tangerang, 06 Juni 2011
Ahmad Sibgotullah.
Peran Unit Usaha Bisnis Barbeku (Barang Bekas Berkualitas) Yayasan Imdad Mustadh’afin (YASMIN) dalam Program Sekolah Gratis SMK Informatika Utama, di bawah bimbingan Drs M. Sungaidi MA
Perhatian terhadap pendidikan sangat diperhatikan akan tetapi di sisi lain kebutuhan yang harus dimiliki oleh peserta didik masih menjadi sebuah permasalahan tersendiri bagi mereka. Permasalahan terjadi bagi mereka yang berada di garis kemiskinan dan ketidakmampuan mereka untuk membiayai beban biaya pendidikan yang harus mereka keluarkan. Bukan tidak adanya keinginan mereka untuk menyekolahkan anak-anak mereka, akan tetapi ketidak mampuan mereka memikul beban biaya pendidikan yang mahal ditambah dengan perlengkapan untuk anak mereka yang mahal pula menjelang tahun pelajaran baru dimulai, terlebih lagi beban hidup yang semakin meningkat, seiring dengan banyaknya bahan kebutuhan pokok yang naik secara drastis dan tak terduga.
Yasmin adalah salah satu lembaga nirlaba yang membantu para kaum dhuafa atau masyarakat yang berada pada garis kemiskinan dengan program-program sosial yang mereka adakan. Lembaga tersebut membuat unit usaha bisnis dan meyalurkan keuntungannya kepada yang berhak, salah satu fokus penyaluran dana mereka adalah membiayai program, sekolah gratis SMK Informatika Utama yang mereka kembangkan,seperti yang diusung dalam Visi Yasmin yaitu : Social Enterprise (berbasis barang bekas) terkemuka di Indonesia pada tahun 2011 untuk pengembangan model pendidikan gratis berkualitas.
Dari uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran unit usaha Barbeku dalam membantu program sekolah gratis SMK Informatika Utama dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat unit usaha bisnis Barbeku dan Sekolah SMK Informatika Utama.
Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode deskriftif, dengan pengumpulan data, analisis data digunakan tehknik observasi, wawancara dan pengumpulan data, analisis data digunakan penaksiran logika yang dihubungkan dengan konteksaktivitasnya.
Bismillahirohmanirrohim
Alhamdulillah, penulis ucapkan puji syukur kehadirat Illahirabbi yang
telah memberikan Hidayah dan Inayahnya kepada penulis, sehingga dengan jalan
yang ditentukan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan Salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya, sahabatnya dan umatnya sampai akhir zaman. Skrisi berjudul “Peran
Unit Usaha Bisnis Barbeku (Barang Bekas Berkualitas) Yayasan Imdad
Mustadh’afin (YASMIN) dalam Program Sekolah Gratis SMK Informatika
Utama”.
Disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi pada
Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari Skripsi ini tidaklah mungkin dapat
terselesaikan tanpa dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih
1. Drs. Arief Subhan selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi
2. Drs. Cecep Castrawijaya M. A, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
3. H. Mulkanasir BA. Spd. MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah
4. Drs. M. Sungaidi M.A selaku pembimbing, terima kasih banyak atas
dikemudian hari, Amien..
5. Kepada para Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Dosen
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen
Dakwah, beserta para Staff TU baik di Pusat atau Fakultas tidak hanya
Ilmu Pengetahuan yang dapat penulis raih, pengalaman dan nasehat pun
sangat berharga bagi Penulis.
6. Kepada para Staf Perpustakaan Dakwah dan Perpustakaan Umum yang
tidak pernah lelah meleyani pinjaman buku .
7. Sulistiyo dan Dewi S, yang telah memberikan kesempatan sehingga
penulis dapat melakukan penelitian di Yayasan Imdad Mustadh’afin dan
SMK Informatika Utama.
8. Kepada Ayahanda Hasan Basri dan Ibunda Husniah yang telah
memberikan dukungan moral dan Spiritual, yang selalu sabar menasehati
dan mendidik penulis, serta untuk Kakakku Firqotushalihah, M. Hizbullah
dan Adik-adikku tercinta Muslihatul Ummah dan Husnul Khotimah.
9. Kepada para sahabat Agus, Junet, Ardi, Oman, Iin, Rizky, Bandar,
Akhsan, Ikhlas, Ali, Ale dan teman-teman lainnya yang tak bisa Penulis
sebutkan namanya satu persatu, yang selalu sabar menghadapi pertanyaan
dari penulis dan selalu menemani penulis selama menyelesaikan Skripsi
ini. Khususnya pada Youma yang selalu mendorong Penulis untuk cepat
memberikan kontribusi pemikiran dan pengalaman, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, Penulis ucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak.
Akhirnya Penulis hanya dapat memanjatkan Do’a semoga semua
perhatian, motivasi dan bantuan mereka dibalas oleh Allah SWT sebagai amal
kebaikan dan kebajikan, Amien.. penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi Penulis dan
bagi semua Pihak yang berkepentingan.
Jakarta, 06 Juni 2011
Penulis
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
D. Metodologi Penelitian ... 9
E. Tinjauan Pustaka ... 12
F. Sistematika Penulisan... 13
BAB II LANDASAN TEORI A. Peran ... 15
1. Pengertian Peran ... 15
2. Tinjauan Manajemen Tentang Barbeku ... 17
B. Unit Usaha Barbeku Yasmin ... 23
1. Pengertian Unit Usaha Bisnis Barbeku Yasmin ... 23
C. Program ... 23
1. Pengertian Program ... 23
2. Tujuan Program ... 24
B. Visi, Misi dan Legalitas Yasmin... 31
C. Struktur Organisasi Yasmin ... 32
D. Program Sosial Yasmin ... 34
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA LAPANGAN A. Peran Unit Usaha Bisnis Barbeku Yasmin dalam Membantu Program Sekolah Gratis SMK Informatika Utama ... 38
1. Menghimpun Dana ... 38
2. Pendistribusian Dana ... 41
3. Evaluasi Program SMK Informatika Utama ... 43
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Unit Usaha Bisnis Barbeku dan Sekolah Gratis SMK Informatika Utama... 44
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 49
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia yang memiliki harta banyak dapat menjadi miskin setelah
sebelumnya hidup dalam kemewahan, mulai dari akibat bencana alam dan
faktor krisis ekonomi global yang belakangan melanda dunia. Dalam Islam
kedudukan ekonomi sangat penting, karena ekonomi merupakan salah satu
faktor penting untuk mencukupi kebutuhan selama hidup di dunia.
Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka
orang Kaya karena memelihara diri dari minta-minta. kamu kenal mereka dengan melihat
sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. dan apa saja harta
yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka Sesungguhnya Allah Maha
Keberhasilan ekonomi dalam suatu masyarakat dapat dicapai antara
lain melalui lembaga nirlaba, terutama dalam dunia moderen. Sistem
lembaga nirlaba telah menjadi bagian dari kegiatan kehidupan
perekonomian masyarakat. Dewasa ini sistem lembaga nirlaba juga
berperan dalam usaha-usaha pengembangan ekonomi, guna meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat.1 Pada masa moderen ini lembaga nirlaba telah
mulai banyak berkembang dalam meningkatkan ekonomi masyarakat yang
kurang mampu dan membantu mereka dari mulai bidang pendidikan,
kesehatan, pinjaman untuk pengembangan usaha kecil, dan lain
sebagainya.
Dalam hal ini lembaga nirlaba sangat membutuhkan peran
masyarakat untuk membantu mereka, dengan menyisihkan sebagian harta
masyarakat yang memang taraf kehidupannya lebih baik dari pada yang
lain. Untuk menjalankan program sosial yang ada pada lembaga nirlaba
tersebut, penggalangan dana dilakukan mulai dari menyadarkan
masyarakat dengan menanamkan rasa pentingnya membantu kepada yang
kurang mampu. Penggalangan dana yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
nirlaba bepariasi, mulai dari penggalangan dana yang unik sehingga
membuat minat masyarakat yang awalnya tidak ingin menyisihkan
hartanya untuk membantu yang tidak mampu, menjadi tertarik dan
menyisihkan sebagian hartanya. Pada perkembangannya, lembaga nirlaba
1
mendirikan sebuah unit bisnis kemudian kuntungannya disalurkan kepada
program sosial yang mereka jalankan.
Telah banyak upaya-upaya penanggulangan kemiskinan yang
digulirkan baik oleh pemerintah ataupun lembaga-lembaga swadaya yang
bergerak atas nama “peduli masyarakat miskin” misalnya bantuan
langsung tunai (BLT) bantuan dana bergulir, koperasi, modal untuk usaha
kecil dan menengah (UKM) dan sebagainya adalah bentuk tanggung
jawab terhadap bangsa dan tanah air, yaitu Indonesia. Meski upaya di atas
telah banyak dilakukan, pada dasarnya upaya tersebut lebih banyak
diarahkan kepada sektor peningkatan ekonomi. Hal itu tidak dapat
disangkal bahwa upaya tersebut akan meningkatkan penghasilan
masyarakat miskin lebih baik. Tetapi tidak serta merta upaya itu akan
menyelesaikan persoalan kemiskinan. Kemiskinan tidak hanya dapat
dikatakan miskin dari ekonominya saja, tetapi kemiskinan itu mencakup
berbagai dimensi.
Menurut Agus Efendi ada tiga konteks pemberdayaan yang
mendesak untuk diperjuangkan dalam konteks ke umatan masa kini.
Yakni pemberdayaan dalam tatanan ruhaniah, intelektual dan ekonomi.2
Dalam pemberdayaan intelektual, menurutnya masyarakat Islam harus
berani mengedepankan jargon teologi sosial bahwa malas belajar adalah
dosa besar sosial Islam, bahwa pemberdayaan intelektual harus
2
merupakan gerakan semua lini keumatan, bahwa setiap dukungan
terhadap gerakan pemberdayaan intelektual harus dipandang sebagai
jihad besar yang harus dilakukan.
Salah satu lembaga nirlaba yang identik dengan ‘social enterprise’
yang mencari dana dengan membuat unit usaha bisnis yang dibangun
dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk disalurkan kepada
program-program sosial yang ada adalah Yasmin. Dalam hal ini Yasmin
mendirikan unit usaha bisnis yakni, BarBeKu (Barang Bekas Berkualitas).
Lembaga-lembag nirlaba sangat dibutuhkan apabila kita melihat
betapa masyarakat yang kurang mampu membutuhkan bantuan yang rill,
salah satu penyaluran dana yang dilakukan oleh Yasmin adalah dengan
membuat dan membiayai program sekolah gratis SMK Informatiaka
utama untuk para siswa yang memang orang tua mereka tidak mampu
membiayai mereka untuk bersekolah (miskin).
Yasmin adalah salah satu lembaga nirlaba yang membantu para
kaum dhuafa atau masyarakat yang berada pada garis kemiskinan dengan
program-program sosial yang mereka adakan. Lembaga tersebut membuat
unit usaha bisnis dan meyalurkan keuntungannya kepada yang berhak,
salah satu fokus penyaluran dana mereka adalah membiayai program,
sekolah gratis SMK Informatika yang mereka kembangkan,seperti yang
barang bekas) terkemuka di Indonesia pada tahun 2011 untuk
pengembangan model pendidikan gratis berkualitas.
Pendidikan bukan hanya sebuah hak semata bagi individu untuk
mendapatkan sebuah pendidikan, akan tetapi dengan pendidikan ini akan
terbentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu pendidikan mempunyai
tujuan untuk mengembangkan potensi tiap-tiap individu agar menjadi
manusia yang beriman, bertaqwa kepada Allah Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.
Begitu pentingnya pendidikan itu bagi kelangsungan peradaban
dunia, sehingga pemerintah dan masyarakat berkewajiban untuk
memberikan perhatian penuh terhadap pendidikan tersebut. Menurut
pakar ilmu pendidikan Ahmad D Marimba, pendidikan adalah suatu
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama, suatu proses yang berkelanjutan untuk
mewariskan nilai-nilai kebudayaan yang dilakukan generasi tua, yang
meliputi aspek jasmaniah dan rohaniah generasi muda.3 Pendidikan ketika
ditinjau dari kacamata Islam terlebih merupakan pewaris nilai-nilai
keIslaman yang mengarah pada keseimbangan dan keserasian hidup
manusia, baik jasmani maupun rohania, menuju terbentuknya
keperibadian yang kamil, pendidikan Islam menururt Hasan Langgulung
3
didefinisikan sebagai suatu proses spiritual, Akhlak, Intelektual dan sosial
yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai,
prinsip-prinsip kehidupan.4
Di satu sisi perhatian terhadap pendidikan sangat diperhatikan akan
tetapi di sisi lain kebutuhan yang harus dimiliki oleh peserta didik masih
menjadi sebuah permasalahan tersendiri bagi mereka. Permasalahan
terjadi bagi mereka yang berada di garis kemiskinan dan ketidakmampuan
mereka untuk membiayai beban biaya pendidikan yang harus mereka
keluarkan. Bukan tidak adanya keinginan mereka untuk menyekolahkan
anak-anak mereka, akan tetapi ketidak mampuan mereka memikul beban
biaya pendidikan yang mahal ditambah dengan perlengkapan untuk anak
mereka yang mahal pula menjelang tahun pelajaran baru dimulai, terlebih
lagi beban hidup yang semakin meningkat, seiring dengan banyaknya
bahan kebutuhan pokok yang naik secara drastis dan tak terduga.
Salah satu langkah konkret yang seyogianya dilakukan secara
bersama-sama adalah membangun lembaga pendidikan bagi kaum dhuafa
yang berkualitas, tetapi terjangkau oleh kemampuan mereka atau lebih
baik lagi jika diberikan secara gratis, seperti halnya Yasmin yang
membeuat lembga pendidiakan gratis yang salah satu pendanaannya
didanai dari unit usaha bisnis BarBeKu (Barang Bekas Berkualitas)
4
Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, penulis sangat
tertarik untuk mengambil judul :
“Peran Unit Usaha Bisnis BarBeku (Barang Bekas Berkualitas)
Yayasan Imdad Mustadh’afin (YASMIN) dalam Program Sekolah Gratis SMK Informatika Utama (Tahun 2009-2010)
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penulisan skripsi ini akan lebih terarah apabila ada batasan yang
menjadi topik pembahasan, dan karena itu penulis membatasi masalah
sebagai berikut : Peran Unit Usaha Bisnis BarBeku Yayasan Imdad
Mustadh’afin dalam Membantu Program Sekolah Gratis SMK
Informatika Utama
2. Perumusan Masalah
Untuk memperjelas masalah yang dibahas, maka penulis
merumuskan pada :
a. Bagaimana peran unit usaha bisnis Barbeku Yasmin dalam
membantu program sekolah gratis SMK Informatika Utama?
b. Apa saja faktor pendukung dan penghambat unit usaha bisnis
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan bahasan dan perumusan masalah yang telah penulis
kemukakan di atas, maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk :
a. Mengetahui bagaimana peran unit usaha bisnis Barbeku Yayasan
Imdad Mustad’afin dalam program sekolah gratis SMK Informatika
Utama.
b. Mengetahui apa saja faktor penghambat dan pendukung unit usaha
bisnis Barbeku dan program sekolah gratis SMK Informatika Utama.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :
Penelitian ini memiliki nilai manfaat secara teoritis dan praktis
diantaranya:
a. Manfaat akademis
 Menambah khazanah keilmuan khususnya dalam unit usaha bisnis
Barbeku bagi Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah, dan
Mahasiswa FIDK pada umumnya.
b. Manfaat praktis
 Diharapkan penelitian ini dapat menjadi panduan bagi pihak-pihak
yang khususnya bergerak dalam pemberdayaan-pemberdayaan
masyarakat.
 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi
kemajuan Yayasan Imdad Mustadh’afin agar lebih berkembang
dalam upaya meningkatkan unit usaha bisnis Barbeku dan dapat
megembangkan program sekolah gratis SMK Informatika Utama.
D. Metodologi Penelitian
1. Model dan Desain Penelitian
Metode penelitian yaitu prosedur pencarian data, meliputi penentuan
populasi, sampling, penjelasan konsep dan pengukurannya, cara-cara
pengumpulan data dan teknik analisisnya.5
Dalam penelitian ini metode yang digunakan penulis adalah metode
deskriptif yang menggunakan metode kualitatif. Metode deskriptif dapat
diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya.6 Penulis mengumpulkan data faktual dan fakta yang
ada pada objek dan subjek penelitian dengan melakukan observasi secara
langsung atau pengamatan evidensi-evidensi, sambil mengumpulkan data
atau melakukan analisis, kemudian menarik kesimpulan dari analisisnya.
2. Subyek dan Objek penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang
memberikan informasi dan data-data kepada penulis dalam hal ini adalah
5
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah”, (Jakarta : Logos, 1997), h.59
6
para pengurus dan staff Yayasan Imdad Mustadh’afin, sedangkan
objeknya adalah unit usaha bisnis Barbeku dan program sekolah gratis
SMK Informatiak Utama.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengumpulkan data dengan
menggunakan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang
dilakukan di lapangan, tempat dimana objek penelitian itu berada, sebagai
pengambilan datanya dalam penelitian lapangan adalah dengan metode:
a. Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan penulis dengan
mengambil data-data di lapangan. Observasi bisa diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena
yang diselidiki.7 Contohnya dokumen yang diperoleh dari Yayasan
Imdad Mustadh’afin.
b. Interview
Interview yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada
tujuan penelitian. Adapun interview yang penulis gunakan adalah
interview bebas pemimpin, maksudnya dalam menyampaikan
interview dengan maksud meminta jawaban dengan bebas dan
terbuka. Dengan menggunakan jenis interview ini bertujuan untuk
mudah dipahami oleh individu secara langsung, sehingga dapat
7
menghasilkan data dan informasi yang memuaskan. Interview ini
langsung dengan mewawancarai responden.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai
variable-variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
notulen, agenda dan lainnya.8
d. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan suatu usaha untuk memperoleh data
skunder. Hal ini penting untuk mendapatkan teori-teori dan
data-data untuk memperkuat argumentasi. Selanjutnya penelitian
kepustakaan yang dilakukan dengan membaca buku-buku atau
sumber-sumber lainnya yang menjadi rujukan yang bersifat ilmiah
dan ada relevansi dengan masalah-masalah yang sedang diteliti atau
dibahas pada skripsi ini. Sedangkan teknik dan metode penulisan
dalam skripsi ini penulis berpedoman pada “Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Desertasi)” yang diterbitkan oleh
CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)
Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2007.
4. Teknik Analisis Data
Setelah data-data yang dikumpulkan, penulis melakukan klasifikasi
dari hasil temuan yang didapat. Kemudian melakukan analisis dari hasil
8
temuan tersebut dengan menyesuaikan antara temuan dengan teori yang
seharusnya, sehingga penulis dapat menyimpulkan penelitian ini
berdasarkan analisis deskriptif.
5. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Yayasan Imdad Mustadh’afin Graha Mitra
Dhu’afa Jl. Raya Purnawarman Blok A No.37 Bukit Cirendeu Ciputat
dan SMK Informatika Utama Cinere. Sedangkan waktu penelitiannya
selama 4 bulan terhitung mulai dari bulan Februari, Maret, April dan Mei
2011.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian
lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, penulis
menerima matakuliah yang membahas lembaga amil zakat salah satu
pembahasannya mengenai YASMIN, langkah penulis selanjutnya penulis
adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi terdahulu yang
mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Maksud
pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti
sekarang tidak sama atau berbeda dengan penelitian
Dari hasil tinjauan pustaka yang dilakukan tersebut penulis ingin
menyatakan hal-hal sebagai berikut :
1. Dari data-data yang didapatkan melalui perpustakaan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi penulis tidak menemukan judul skripsi
2. Untuk mendukung kerangka teori dalam penelitian ini penulis
menggunakan atau mengacu kepada berbagai buku dan referensi
yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.
F. Sistematika Penulisan
Sebagai suatu pembahasan ilmiah maka dalam penulisan tersusun
secara sistematis. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui urutan konsistensi
dan koherensi jalur pemikiran sehingga daya analisa, kemampuan syntesa
dan potensi nalar dari pemikiran tersebut mudah mencapai sasaran yang
dituju.
Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab yang masing-masing memiliki
sub-sub bab dengan penyusunan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini Penulis mengutarakan tentang latar belakang masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
Pada Bab ini Penulis mengutarakan tentang : Peran : Pengertian
peran, tinjauan manajemen tentang peran unit usaha bisnis barbeku, unit
usaha bisnis Barbeku : Pengertian unit usaha bisnis Barbeku. Program:
Pengertian program, macam-macam program, sistem dan proses penerapan
BAB III. GAMBARAN UMUM YAYASAN IMDAD MUSTADH’AFIN (YASMIN)
Pada bab ini Penulis memuat tentang : Gambaran umum tentang
Barbeku dan Yayasan Imdad Mustadh’afin, bagaimana latar belakang
sejarahnya, struktur organisasinya, tujuan yang tercantum dalam visi dan
misi, program Yayasan Imdad Mustadh’afin.
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini Penulis menjelaskan tentang pembahasan inti :
Tentang peran unit usah bisnis Barbeku dalam program sekolah gratis
SMK Informatika Utama serta analis hambatan dan dukungan unit usaha
bisnis Barbeku Yasmin dan program sekolah gratis SMK Informatika
Utama.
BAB V. PENUTUP
15
A. PERAN
1. Pengertian Peran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah beberapa tingkah
laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di
masyarakat dan harus dilaksanakan.9 Dengan kata lain seseorang dapat
dikatakan memainkan perannya apabila memiliki status di masyarakat.
Peran tidak dapat dipisahkan dengan status atau kedudukan, walaupun
keduanya berbeda akan tetapi saling berhubungan erat antara satu dengan
yang lainnya. Karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.
Peran diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang berbeda, akan tetapi
kelekatannya sangat terasa sekali. Seseorang dikatakan berperan atau
memiliki peran karena dia atau orang tersebut mempunyai status dalam
masyarakat, walaupun kedudukannya itu berbeda antara satu orang dengan
orang lain, akan tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai dengan
statusnya.
Gross, Mason, dan A. W. Mc Eachern sebagaimana dikutip oleh David
Berry mendefinisikan peran sebagai seperangkat harapan-harapan yang
9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta :
dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.10
Harapan-harapan tersebut masih menurut David Berry, merupakan
pertimbangan dari norma-norma sosial oleh karena itu dapat dikatakan
peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat, artinya
seseorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh
masyarakat di dalam pekerjaannya dan dalam pekerjaan-pekerjaan
lainnya.
Sarlito Wirawan Sarwono pun mengemukakan hal yang sama bahwa
harapan tentang peran adalah harapan-harapan orang lain pada umumnya
tentang prilaku-prilaku yang pantas, yang seyogyanya ditentukan oleh
seseorang yang mempunyai peran tertentu.11
Peran sangat menentukan kelompok sosial masyarakat, dalam artian
diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar
menjalankan perannya yaitu menjalankan hak dan kewajiban sesuai
dengan kedudukan dalam masyarakat (lingkungan). Jadi seseorang
menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu
peran.12
10 N. Grass W. S. Masson and A. W. Mc eachen, Eksploration Role Analisi,dalam
David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta : Raja Grapindo Persada, 1995), cet. Ke-3, h. 99
11 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi sosial, (Jakarta : Rajawali, 1984)
cet ke-1, h.235
12 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Dari penjelasan tersebut di atas terlihat suatu gambaran bahwa yang
dimaksud peran merupakan kewajiban-kewajiban dan
keharusan-keharusan yang dilakukan seseorang karena kedudukannya di dalam status
tertentu dalam suatu masyarakat atau lingkungan dimana dia berada.
2. Tinjauan Manajemen Tentang Peran Barbeku
a. Menghimpun Dana (Fundraising)
Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan menghimpun dana dan
sumber daya lainnya dari masyarakat yang akan digunakan untuk
membiayai program dan kegiatan oprasional dalam lembaga, yang pada
akhirnya adalah untuk mencapai misi dana tujuan dari lembaga tersebut.13
Penghimpunan dana merupakan tulang punggung sebuah organisasi,
karena pada akhirnya apa bila menghimpun dana tidak menghasilkan dana
maka tidak ada sumber daya dan lembaga akan menghilangkan
kemampuan untuk terus menjaga kelangsungan programnya sehingga
pada akhirnya lembaga akan melemah.
b. Penyaluran (Pendistribusian)
Kata distribusi berasal dari bahasa Inggris yaitu distribute yang berarti
pembagian atau penyaluran, secara terminologi distribusi adalah
penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau
kebebrapa tempat. Pengertian lain mendefinisikan distribusi sebagai
penyaluran barang keperluan sehari-hari (terutama dalam masa darurat)
13
oleh pemerintah kepada pegawai negri, penduduk, dan sebagainya.14
Distribusi artinya proses yang menunjukkan penyaluran barang dari
produsen sampai ke tangan masyarakat/konsumen. Produsen artinya orang
yang melakukan kegiatan produksi sedangkan konsumen ialah orang yang
menggunakan atau memakai barang/jasa dan orang yang melakukan
kegiatan distribusi disebut distributor.
Dari definisi distribusi atau penyaluran di atas, maka yang dimaksud
dengan pendistribusian dana Barbeku adalah suatu aktivitas atau kegiatan
dalam upaya menyalurkan dana Barbeku yang diperoleh dari keuntungan
penjualan Barang Bekas Berkualitas kepada program sosial yang ada
sehingga tercapainya tujuan organisasi atau lembaga nirlaba Yasmin
secara efektif.
c. Evaluasi
Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga mengevaluasi
artinya memberikan penilaian atau menilai.15 Sedangkan secara etimologi,
menurut Arikunto, evaluasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan. Dengan demikian
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas pelaksanaan
program pendidikan dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan
14
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisii ke-3 h.270
15 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke dua, (Jakarta: Balai
keterlaksanaan program tersebut.16 Dengan kata lain evaluasi adalah suatu
rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat
keberhasilan pelaksanaan dari suatu kegiatan atau program.
Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris (to
evalute-value=evaluation), secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian.
Namun, dari segi istilah ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan,
yakni:
1. Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan
sesuatu
2. Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik
dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.
3. Proses penelitian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil
pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.17
Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu
tujuan telah dapat dicapai. Devinisi tersebut menerangkan langsung
hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat,
dimana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan
16
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), Cet. Ke-1, h.8
17
proses memahami, memberi arti, mendapatkan dan mengomunikasikan
suatu informasi bagi keperluan pengambil keputusan.18
Menurut H.D. Sudjana, evaluasi merupakan kegiatan penting untuk
mengetahui apakah kegiatan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah
pelaksanaan program sesuai dengan rencana dan dampak apa yang terjadi
setelah program dilaksanakan.19
Sementara itu Ralph Tyler yang dikutip oleh Farida Yusuf Tayibnafis
dalam bukunya Evaluasi Program mengemukakan bahwa evaluasi adalah
proses yang menentukan sejauh mana tujuan dalam setiap program dapat
tercapai.20
Maka secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi
merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam pelaksanaan
program agar dapat diketahui secara jelas apakah sasaran yang dituju sudah
dapat tercapai apa belum. Segala bentuk program apapun baik itu dalam hal
profit maupun non profit ataupun nirlaba dalam pelaksanaan manajerialnya
sangatlah disyaratkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Fungsi
pengawas pada organisasi pada umumnya terkait dengan proses
18
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Oporsionalnya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Edisi 1, Cet. Ke-3 h.1
19
Sudjana, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumberdaya Manusia, Evaluasi Program, (Bandung: Falah Production, 2000), h. 281
20
pemantauan (monitoring) dan evaluasi (evaluation).21 Monitoring atau
usaha pemantauan dapat dilakukan secara terus menerus agar dapat
diketahui proses perkembangan kegiatan yang dilakukan. Begitu juga
halnya dengan kegiatan evaluasi yang berupa penilaian program kegiatan
baik dari awal hingga akhir.
Dalam bidang manajemen, mengevaluasi tidak dapat dilepaskan dari
rangkaian kegiatan yang bermula dari perencanaan dan pelaksanaan suatu
program. Oleh karena itu, dalam manajemen sebuah organisasi selalu ada
sebuah unit yang dikenal dengan ME (monitoring dan evaluasi). Unit
tersebut bertugas memonitor dan mengevaluasi tingkat kesesuaian antara
proses kegiatan dengan rencana yang dibuat dan seberapa tinggi
pencapaian dari proses tersebut. Dalam melakukan monitoring dan evaluasi
tersebut petugas selalu menerapkan standar, kriteria, atau tolok ukur.22
Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi adalah suatu kesatuan
yang saling mengisi satu dengan yang lainnya dan juga sesuatu yang wajib
dilakukan dalam suatu program atau organisasi. Maka sudah dipastikan
bahwa melakukan evaluasi tidak terlepas dari pelaksanaan monitoring atau
21
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikaran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: FEUI Press), Cet.Ke-3, Edisi Revisi, h. 187
22
pemantauan bisa dilakukan pada proses pelaksanaan program maka
evaluasi adalah penilaian akhir pelaksanaan program.
Pengertian evaluasi dilaksanakan pada akhir pelaksanaan program
tidaklah suatu yang mutlak harus dilakukan sedemikian rupa. Melakukan
evaluasi tidak harus dilaksanakan menunggu tahap akhir program, tetapi
juga bisa dilakukan pertengahan program kegiatan apabila ditemukan
indikasi-indikasi kejanggalan atau penyimpangan-penyimpangan yang
tidak sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan. Hal ini didasarkan pada
pertimbangan jika hanya dilakukan pada akhir kegiatan, maka kesalahan
dan kekurangan pada proses pelaksanaan kegiatan semakin lama menjadi
besar dan semakin berat perbaikannya. Oleh karena itu melalui evaluasi
terhadap kekurangan dari yang kecil ini akan lebih mudah pemecahannya
dan tidak akan mengganggu kelancaran proses dan tahapan kegiatan
berikutnya. Penilaian hasil fungsinya adalah untuk membantu penanggung
jawab program dalam mengambil keputusan, meneruskan, memodifikasi
atau menghentikan program, penilaian hasil memerlukan perbandingan
hasil program dengan tujuan yang telah ditetapkan.23
23
B. UNIT USAHA BARBEKU YASMIN
1. Pengertian Unit Usaha Bisnis Barbeku Yasmin
Barbeku adalah murni unit usaha bisnis milik Yasmin yang dikelola
secara profesiona dan handal untuk membiayai pekerja dan membiayai
program sosial yang berada pada Yasmin. Pada dasarnya Yasmin
merupakan lembaga nirlaba yang menerima hibah barang bekas, yang
dijual di toko Barbeku milik Yasmin, kemudian setelah barang hibah
tersebut terjual maka seluruh hasilnya disalurkan kepada program sosial
yang dimiliki oleh Yasmin. Toko Barbeku selain jual barang hibah, unit
usaha ini juga melayani jual beli barang bekas dan, titip barang, yang
keuntungannya disisihkan untuk program sosial setelah dipotong
operasional.
C. PROGRAM
1. Pengertian Program
Program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha
(dalam ketata negaraan, perekonomian, dan sebagainya) yang akan
dijalankan.24 Secara bahasa program dikatakan merupakan sebuah istilah
yang digunakan oleh organisasi yang tidak digunakan dalam sebuah teori
pemikiran yang dipakai oleh pemikir siapapun, hanya sebagai kata
24
ungkapan. Kata program digunakan sebagai bentuk cara menjalankan
sebuah usaha atau kegiatan, dengan kata lain, program adalah sebuah
rancangan yang disusun secara sistematis.
Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara. Jadi
seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara memiliki
suatu program. Suharsimi Arikunto mengemukakan program adalah
“sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
suatu kegiatan tertentu”.
Dari paparan di atas, yang dimaksud program adalah sederetan
rancangan program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh sebuah
lembaga untuk mencapai tujuan kegiatan tertentu.
2. Tujuan Program
Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalamm
proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Suharismi Arikunto, sebagai berikut:
“Tujuan Program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan
pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai
tujuan atau tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak
Tujuan program dibagi menjadi 2 bagian yaitu : Tujuan umum dan
tujuan khusus (objectives). Tujuan umum biasanya menunjukkan output
dari program jangka panjang, sedangkan tujuan khusus output-nya jangka
pendek.
3. Sistem dan Penerapan Program
Dalam menentukan sasaran program yang dicapai dapat berjalan
secara maksimal, diperlukannya sebuah sistem, sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Adapun berbicara sistem, banyak digunakan orang
untuk menggambarkan totalitas yang terdiri dari komponen-komponen
yang saling berinteraksi dan bergerak menuju ke suatu tujuan tertentu.
Adapun dalam sistem tersebut terdiri dari sub-sub sistem yang bediri
sendiri serta saling berkaitan.
Dalam pengertiannya, sistem merupakan suatu kesatuan dari
beberapa subsistem atau elemen untuk mencapai tujuan. Dalam
pengertian lainnya komponen-komponen atau subsistem yang saling
berinteraksi, di mana masing-masing bagian tesebut dapat bekerja secara
sendiri-sendiri (_system_dent) atau bersama-sama serta saling
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran
sistem tesebut dapat tecapai secara keseluruhan.
Keterkaitannya dalam pelaksanaan program, sangat berpengaruh
berbagai program kegiatan dalam bentuk informasi yang diperoleh,
dengan cara menyimpan, memelihara dan menggunakan informasi
tesebut.
Dalam mengimplementasikan sebuah kegiatan atau program,
diperlukan metode yang alat penunjang jalannya sebuah kegiatan atau
program diantaranya dikemukakan oleh Schendel dan Hofer, sebagai
berikut: Pertama, struktur, termasuk di dalamnya struktur fisik, metode
spesialisasi, metode departementalisasi, koordinasi, delegasi wewenang
dan organisasi informal. Kedua, Proses, meliputi sistem alokasi sumber
daya, sistem informasi, sisitem evaluasi dan pengukuran, sistem imbalan,
prosedur pelaksanaan dan sistem promosi. Ketiga, berkenaan perilaku
antara pribadi dalam organisasi, gaya kepemimpinan, dan penggunaan
kekuasaan. Proses pelaksanaan program. Tertuang dalam pelaksanaan
satuan kegiatan di antaranya kegiatan layanan dan kegiatan pendukung
merupakan ujung tombak kegiatan secara keseluruhan. Proses yang perlu
ditempuh adalah:
a. Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung
direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi,
metode, waktu, tempat dan rencana penilaian.
b. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau
pendukung) dilaksananakan sesuai dengan perencanaannya.
d. Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui
aspek-aspek yang perlu, mendapat perhatian lebih lanjut.
e. Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan sebelumnya. Melalui layanan dan atau
28
BAB III
PROFIL YASMIN
A. Sejarah Singkat Berdirinya Yasmin
Yasmin (Yayasan Imdad Mustadh’afin) berdiri sejak 1998, diarahkan
menjadi lembaga nirlaba yang identik dengan ‘Social Entrprise’. Berbagai
unit usaha dibangun dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk membiayai
program-program sosial. Melalui unit usaha ini, diharapkan kemandirian
lembaga dalam menyediakan dana dapat dipenuhi.
Menurut haidar Bagir, salah seorang pendiri, Barbeku didirikan karena
Yasmin memiliki mimpi, jika suatu saat program-program yang dilakukan
bisa dibiayai sendiri. Salah satunya program untuk memberikan bantuan pada
kaum tak mampu.27
Dalam hal ini unit usaha Barbeku sangat berperan penting dalam
memberikan dana untuk membiayai dan berjalannya program-program sosial.
Salah satu program-program sosial yang membantu para kaum yang tidak
mampu adalah program di bidang pendidiakn sekolah gratis yaitu SMK
Informatika Utama. Pada program pendidiakn sekolah gratis SMK
Informatika ini dikhususkan untuk siswa dhuafa (tidak mampu) Persyaratan
untuk menjadi siswa/siswi Sekolah Gratis SMK Informatika Utama adalah
anak-anak dhuafa yang pada umumnya memiliki ekonomi yang tidak cukup
27
untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang pendidikan. Dengan demikian
syarat mutlak bagi siswa yang ingin bersekolah di SMK Informatika Utama
adalah orang miskin atau kaum marginal.
Barbeku telah berperan membiayai program pendidikan gratis SMK
Informatika ini yang berdampak pada kemajuan masyarakat miskin untuk
mengubah perekonomian mereka dengan bersekolah gratis. Kemudian
Sekolah Gratis ini dirancang untuk disesuaikan dengan sekolah unggulan
yang didukung dengan fasilitas dan tenaga pengajar profesional,
Toko Barbeku Yasmin (Toko Barang Bekas Berkualitas) merupakan unit
usaha andalan. Bukan tanpa alasan ketika Yasmin menjatuhkan pilihan pada
usaha barang bekas. Tiga alasan utama yang mendasari adalah :
1) Potensi barang bekas cukup besar,
2) Belum ada lembaga nirlaba yang mendayagunakannya, serta
3) Dukungan SDM yang kompeten.
Pertimbangan lain, usaha ini lebih banyak ditekuni oleh pelaku bisnis
perorangan sehingga Yasmin memiliki potensi untuk bersaing. Apalagi
dengan misi bahwa seluruh keuntungan akan dialokasikan untuk membiayai
program sosial, maka jadilah Toko BarBeku menjadi unit bisnis yang
memiliki prospek menjanjikan dan menguntungkan.
Hal strategis lain yang hendak dicapai adalah memunculkan paradigma
baru bahwa ‘menyumbang melalui lembaga nirlaba tidak harus berupa uang’,
pun mengusung program ‘Hibah Barang Bekas untuk Pendidikan Gratis’
melalui program ini Yasmin menerima sumbangan barang bekas yang
memiliki nilai jual, misalnya alat rumah tangga, alat kantor, furnitur,
elektronik, perhiasan, kendaraan, pakaian, buku, koran, majalah dan
sebagainya. Barang bekas ini akan dijual melalui Toko BarbeKu yang hasil
penjualannya dialokasikan untuk membiayai program sosial.
B. Visi, Misi dan Legalitas Yasmin
1. Visi yasmin
“Social Enterprise” terkemuka di Indonesia untuk pengembangan
model pendidikan gratis berkualitas.
2. Misi Yasmin
a) Membangun kemandirian organisasi dalam bentuk “Sosial Enterprise”
yang unik yaitu Toko BarBeku (Barang Bekas Berkualitas) dan unit
usaha lain sesuai core competence.
b) Menyelenggarakan berbagai model pendidikan alternatif unggulan
bebas biaya, baik formal maupun non formal yang berpihak pada
keluarga tidak mampu.
c) Menyelenggarakan program pendampingan untuk peningkatan
d) Memfasilitasi berbagai program training dan workshop pendidikan
dengan biaya terjangkau dan materi yang relevan untuk peningkatan
kualitas pendidikan di Indonesia.
e) Menyelenggarakan berbagai model layanan kesehatan bebas biaya
bagi keluarga tidak mampu.
f) Membangun komunitas donatur sebagai salah satu penopang jalannya
organisasi melalui berbagai kegiatan pengembangan diri.
3. Legalitas
Perubahan akte pendirian oleh notaris Ny. Thilma Djohan, SH. No. 6
tanggal 26 Juni 2002 dan Edy Priyono, SH. No. 17, 10 Oktober 2006.
C. Struktur Organisasi Dan Pengurus Yasmin
Ketua Badan Pendiri : Haidar Bagir
Ketua Yayasan : Rahmad Riyadi
General Manger : Setiyo Iswoyo
Manajer Unit Usaha Barbeku : Bambang Irianto
Manajer Program Pendidikan dan program sosial : Sulistiyo
Manajer Promosi dan Fundraising : M. Badruzzaman
STRUKTUR ORGANISASI YASMIN
(SUMBER PENGURUS YASMIN PADA SAAT WAWANCARA)
D. Program Sosial Yasmin
Berbagai program pemberdayaan dikelola dengan dukungan sinergi dari
berbagai pihak dan diarahkan menjadi ‘pilot projet’, sehingga mudah repiklasi
di tempat lain. Program tersebut antara lain28:
1. Sekolah Gratis: 1 SMK informatika dan 2 SMP
Merupakan sekolah gratis yang dikhususkan bagi para siswa dari
kluarga tidak mampu. Selama masa pendidiakan, para siswa dibebaskan dari
seluruh biaya yang meliputi uang pangkal, uang SPP, praktikum, ujian, studi
tour. Bahkan seragam, buku pelajaran dan layanan kesehatan pun disediakan
dengan cuma-cuma. Fasilitas, kurikulum dan model pembelajaran didisain
sedemikian rupa sehingga mendekati indikator sekolah berkualitas. Didukung
oleh para guru yang kompeten dan memiliki dedikasi yang tinggi, sekolah ini
menjadi harapan baru bagi keluarga tidak mampu. Sekolah gratis ini
terselenggara atas kerja sama Yasmin, Yayasan Lazuardi Hayati, PT. PLN
(Persero) P3B jawa Bali dan LAZ PT. PLN (Persero) Jawa Bali.
2. SMK Alternatif Cendikia
Sebuah sekolah alternative gratis yang berfokus pada pengembangan
kearifan lokal. Kurikulum didesain berbasis life skill, mengedepankan
28
keasilan pertanian dan perikanan, yang didukung oleh penguasaan teknologi
informasi dan penguatan bahasa inggris.
3. Taman Kanak-kanak
Usia belia adalah usia emas yang sangat menentukan perkembangan
seorang anak di masa mendatang. Dengan demikian, pola pengasuhan dan
pendidikan pada usia dini memiliki nilai yang strategis. Bagaimana dengan
anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. Di beberapa wilayah yang
dibina, masih belum ada taman kanak-kanak (TK). Atas pertimbangan itulah
program TK gratis ini diselenggarakan.
4. Program Beasiswa
Program Beasiswa diarahkan untuk membantu para siswa agar dapat
menuntaskan program wajib belajar 12 tahun. Dana beasiswa didukung oleh
para donator melalui program orang tua asuh. Sementara penyaluran
beasiswa, dikerjasamakan dengan sekolah anak asuh.
5. Lembaga Pendidiakan Alhikmah
Akhlak mulia, life skill, penguasaan komputer dan bahasa asing
merupakan kompetensi yang sangat dibutuhkan oleh para siswa untuk meraih
masa depan yang lebih baik. Bagi siswa yang tidak mampu, penguasaan
kompetensi ini kurang mendapat perhatian karena keterbatasan biaya.
Lembaga pendidikan Alhikmah memberikan solusi atas kondisi ini. Para
keterampilan, Bahasa Inggris dan perpustakaan. Lembaga Pendidikan
Alhikmah merupakan kerjasama Yasmin dan Yayasan Tunas Bangsa Cinere
Depok.
6. Training Guru Gratis
Training ini diberikan secara gratis kepada guru-guru dari sekolah yang
memiliki keinginan untuk maju, namun terkendala dana. Telah menjangkau
lebih dari 15.000 guru di wilayah Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim,
NTB, Makasar, Kalimantan, dan Aceh. Merupakan program yang akan terus
dikembangkan di berbagai wilayah lain di Indonesia karena memiliki dampak
yang sangat positif.
7. Program Sekolah/Madrasah Mitra
Merupakan program pendampingan sekolah/madrasah yang tidak
mampu untuk meningkatkan kualitas manajarial dan pembelajaran. Salah satu
model yang dilakuakan adalah mensinergikan madrasah/sekolah yang tidak
mampu dengan sekolah unggulan dalam bentuk ‘Sister School’.
8. Pusat Terapi Autis Gratis
Para siswa yang memiliki kebutuhan khusus (autis) memerlukan
penanganan yang intensif, berkesinambungan dan jangka panjang. Biasanya
memerlukan biaya yang mahal, rata-rata Rp 1,5 s/d 2 juta per bulan atau
bahkan lebih. Biasanya anak autis dari kalangan yang tidak mampu mereka
pasrah dengan keadaan. Atas kondisi ini, Pusat Terapi Autis Yasmin didirikan
pusat terapi ini didukung oleh para sukarelawan yang kompeten serta
disupervisi oleh Pusat Terapi Pelangi Lazuardi Cinere Depok.
9. Klinik Kesehatan Gratis
Terdorong oleh kenyataan bahwa masih banyak masyarakat miskin yang
tidak bisa berobat karena kendala biaya, klinik kesehatan gratis menjadi salah
satu program Yasmin. Klinik ini melayani keluarga miskin dengan sistem
member. Saat ini mengelola 2 klinik yang representatif. Klinik ini juga
menangani advokasi kesehatan dan health on sport (layanan kesehatan
keliling dikantong-kantong kemiskinan). Klinik ini mendapat dukungan penuh
37
TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN
A.Peran Unit Usaha Bisnis Barbeku Yasmin dalam Membantu Program
Sekolah Gratis SMK Informatika Utama
Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap unit usaha bisnis Barbeku
Yasmin, penulis akan mecoba mengemukakan bagian-bagian terpenting yang
menyangkut peran unit usaha bisnis Barbeku Yasmin dalam program sekolah
gratis SMK Informatika Utama. Unit usaha bisnis Barbeku sangat berperan
penting dalam menghimpun dan memberikan dana untuk membiayai agar
berjalannya program-program sosial yang ada pada Yasmin.
1. Menghimpunan Dana (Fundraising)
Menghimpun dana atau fundraising digunakan untuk membiayai program
dan kegiatan oprasional dalam lembaga nirlaba yang pada akhirnya adalah
untuk mencapai misi dana tujuan dari lembaga tersebut.26 Pada penghimpunan
dana, unit usaha bisnis Barbeku Yasmin melakukan pembelian dan penjualan
kembali yang keuntungannya disalurkan pada program-program sosial,
setelah disisihkan untuk biaya oprasional. Penghimpunan dana dilakukan
sebagai berikut:
26
a. Perorangan
Dengan menelpon Barbeku kemudian, tim survei datang kepada
penelpon untuk memeriksa barang bekas tersebut, jika layak dijual
kembali maka akan dibeli sesuai harga. Cara ini ada karena Barbeku
melakukan pemasaran lewat media, seperti brosur dan lain-lain.
b. Lelang
Pada lelang terdapat 2 (dua) macam lelang.
1. Lelang terbuka
Lelang terbuka, tim Barbeku melakukan pembelian di
balailelang dengan melakukan pertarungan harga dengan
mempunyai jaminan, barang yang akan dibeli dapat dijual kembali
dengan mendapatkan hasil atau keuntungan.
2. Lelang tertutup
Lelang tertutup pihak Barbeku memasukan surat kepada
pihak-pihak seperti hotel, kantor, dan kedutaan untuk membeli barang
yang sudah mengalami penyusutan. Ini adalah salah satu cara
untuk mengmbangkan bisnis Barbeku yaitu mengikuti lelang yang
biasanya digelar oleh Hotel, perkantoran ataupun apartemen yang
biasanya meregenerasikan barang-barangnya yang rata-rata
memiliki kualitas yang tinggi.27
c. Porix
Barang Impor yang cacat atau barang yang tidak sesuai dengan
pesanan pembeli, atau pengrajin yang tidak dibayar oleh pembeli yang
membuthkan uang, itupun termasuk dalam pembelian yang dilakukan
oleh Barbeku barang-barang tersebut biasa dibeli oleh Barbeku di
daerah Jepara, Jogja dan Solo. Pengiriman yang dilakukan pun
mencapai 4 (empat) kontener perbulan.
Barang bekas yang dibeli dan dijual kembali adalah barang yang
berkaitan dengan isi sebuah ruangan, baik itu rumah, kantor, dan hotel.
Contoh barang bekas yang dibeli dan dijual kembali adalah furniture,
lukisan, TV dan lain sebagainya. Barang bekas yang dibeli dan dijual
kembali hampir 80% adalah furniture dan sisanya elektronik dan alat
perkantoran.28
d. Penjualan Barang Bekas Berkualitas
Barang bekas berkualitas adalah barang yang tidak rusak dan
masih layak pakai akan tetapi harga dari barang tersebut murah, Low
Buy dan High Sell. Diprioritaskan dalam pembelian barang bekas tidak
rusak. Jika ada pembelian yang dilakukan terdapat beberapa barang
rusak maka akan ditimbang kepda pengusaha barang rongsok. Barang
bekas yang terlihat dengan mata kepala tidak rusak dan tidak perlu
perbaikan kembali itu adalah barang bekas yang berkualitas.29
Omset Barbeku saat ini telah mencapai Rp 200 juta per bulan.30
Penjualan yang dilakukan dengan mensuplay barang bekas yang sudah
dibeli kepada tiga toko Barbeku yang masing-masing berda pada
tempat strategis yaitu Cirendeu, Cinere dan Pamulang untuk dijual
kembal.
2. Pendistribusian (Distribute)
Kata distribusi berasal dari bahasa inggris yaitu distribute yang berarti
pembagian atau penyaluran. Unit usaha bisnis Barbeku turut
mendistribusika dana lebih dari 50% pada program sekolah gratis SMK
Informatika Utama, sesuai dengan anggaran setiap bulan yang telah dibuat
oleh Koordinator program SMK Informatika Utama.31 Kemudian
pengeluaran yang dikeluarkan setiap bulan pada periode 2009 s/d 2010
rata-rata mencapai: Rp. 15.000.000 s/d 21.000.000.32
30 Wawancara Pribadi Penulis dengan Manager Barbeku Yasmin, Selasa 10 Mei 2011, Jam
15.00
31
Wawancara Pribadi Penulis dengan Manager Program Sosial Yasmin, Rabu 11 Mei 2011, Jam 10.00
(Pendistribusian Dana Yasmin Pada untuk SMK Informatika
2010 mendapat Rp. 8.712.000.’ Barbeku mengeluarkan dana pada setiap
bulan untuk membiayai program pendidikan sekolah gratis SMK
Informatika Utama menggunakan persentase lebih dari 50% dari dana
yang telah dianggarkan oleh koordinator program tersebut, dan sisa
anggaran tersebut mendapatkan bantuan dari BOS, PT PLN P3B, LAZ PT
PLN P3B, ZAKAT, INFAQ & SODAQOH, PENDAPATAN TRAINING
dan PENDAPATAN HIBAH.33
33 Program ini pun terselenggara atas kerjasama : YASMIN-PT PLN P3B : Kerjasama
Lahan Bangunan & Oprsional YASMIN-LAZ PT PLN P3B : Oprasional SMKI Utama- LAZ
Barbeku telah berperan mendistribusikan dana agar berjalannya
program sekolah gratis SMK Informatika ini yang berdampak pada
kemajuan masyarakat miskin untuk mengubah perekonomian mereka
dengan bersekolah gratis. Dana yang terhimpun dari unit usaha bisnis
Barbeku akan dipotong untuk oprasional kemudian seluruhnya akan
dialokasikan kepada program sosial yang ada. Setiap bulan seluruh
koordinator program sosial mengajukan anggaran kepada manager
program sosial Yasmin. Dalam berjalannya sebuah program yang
dijalankan akan berdampak kepada sasaran yang dituju, dari sebuah
pengamatan penulis dalam hal ini Barbeku dijadikan sebagai salah satu
penghimpun dana agar berjalnnya sebuah program sosial yang ada pada
Yasmin untuk memberdayakan dhuafa dan menciptakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat umumnya.
3. Evaluasi Program Sekolah Gratis SMK Informatika Utama
Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga mengevaluasi
artinya memberikan penilaian atau menilai.34 Sedangkan secara etimologi,
menurut Arikunto, evaluasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan. Dengan demikian
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas pelaksanaan
program pendidikan dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan
34 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke dua, (Jakarta: Balai Pustaka,
keterlaksanaan program tersebut.35 Dengan kata lain evaluasi adalah suatu
rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat
keberhasilan pelaksanaan dari suatu kegiatan atau program.
Program sekolah gratis SMK Informatika utama adalah sekolah
unggulan yang dikhususkan bagi para siswa dari keluarga tidak mampu.
Sekolah ini didesain sedemikian rupa sehingga mendekati indikator
sekolah berkualitas dengan memberi keterampilan para siswanya di
bidang teknik informasi. Para siswa SMK Informatika Utama Yasmin
100% lulus Ujian Nasional (UN) 2010 dan sebagian besar telah diterima
kerja di berbagai perusahaan. Dari 27 siswa yang lulus, 23 anak di
antaranya telah memasuki dunia kerja.36 Mayoritas lulusan SMK
Informatika Utama sejak lulusan pertama (tahun 2009) dan lulusan kedua
(2010) langsung diserap oleh dunia kerja yang berarti kualitas mereka
sudah memenuhi kebutuhan beberapa perusahaan. Di sisi lain, dengan
terserapnya lulusan SMK Informatika Utama bekerja, berarti program ini
telah mengantarkan mereka untuk membantu ekonomi keluarga. Lebih
dari itu, mereka setidaknya telah menyempurnakan visi bersama untuk
menjadikan siswa-siswi SMK Informatika Utama dari seorang mustahik
menjadi muzakki.
35 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), Cet.
Ke-1, h.8.
Para siswa yang telah lulus dari program sekolah gratis SMK Informatika
Utama ini berhasil memasuki dunia kerja, seperti yang terlampir.
Program sekolah gratis SMK Informatika Utama sangat efektif dalam
mengubah kehidupan masyarakat, kemiskinan tidak menjadi sebuah
penyakit yang turun menurun. Jika anak-anak dhuafa mempunyai
keterampilan maka merekapun mempunyai modal untuk bersaiang
ditengah masyarakat yang sangat sulit akan pekerjaan.
B. Faktor Penghambat dan Pendukung Unit Usaha Bisnis Barbeku Yasmin
dan Sekolah Gratis SMK Informatika Utama
1. Strengths (kekuatan) Yayasan Imdad Mustad’afin
Salah satu kelebihan dari sekolah SMK Informatiak ini adalah:
1. Tanaga guru yang handal dan professional
Tenaga guru yang handal dan professional, pengajar atau guru
merupakan hal penting dalam mendidik para siswa/siswinya, Guru
profesional mengajar sesuai bidang yang dikuasainya untuk
memberikan hasil maksimal kepada murid-muridnya.
2. Mendekati indikator sekolah berkualitas sekalipun bebas biaya
Secara kurikulum sekolah SMK Infromatika mendekati indicator
sekolah berkulitas.
Terserapnya para alumni pada dunia kerja, memberikan sedikit
gambaran tentang kurikulum yang sesuai dengan dunia kerja.
4. Pendidikan yang diimbangi dengan pengetahuan agama
Pendidikan yang diberikan tidak semata-mata mengejar dunia saja
akan tetapi diberikan pengarahan dan pengetahuan akan agama yang
memang mengandung nilai-nilai moraal seperti akhlak, kejujuran dan
lain sebagainya sehingga dapat mencapai kebahagian yang sejati yaitu
bahagia dunia dan akhirat.
2. Opportunities (peluang) Yayasan Imdad Mustadh’afin
1) Potensi barang bekas cukup besar
Potensi barang bekas sangat besar khusunya bagi kalangan ibu-ibu
menengah ke atas yang terbiasa bergonta-ganti furniture dikarnakan
bosan.
2) Belum ada lembaga nirlaba yang mendayagunakannya
Pada awal didirikannya unit usaha Barbeku belum ada lembaga
yang memanfaatkan bisnis barang bekas yang dapat dijual kembali
dengan kualitas tinggi.
3) Dukungan SDM yang kompeten
SDM yang berada pada Yasmin berkompeten dalam menilai dan
membeli barang bekas untuk dijula kembali, dalam hal ini Barbeku
masing-masing dalam penjual dan pembelian barang bekas. Pertimbangan lain,
usaha ini lebih banyak ditekuni oleh pelaku bisnis perorangan
sehingga Yasmin memiliki potensi untuk bersaing. Apalagi dengan
misi bahwa seluruh keuntungan akan dialokasikan untuk membiayai
program sosial, maka jadilah Toko BarBeku menjadi unit bisnis yang
memiliki prospek menjanjikan.
3. Weaknesses (kelemahan) Yayasan Imdad Mustadh’afin
Pada unit usaha Barbeku ini tidak pernah memiliki kesulitan untuk
menjual barang-barang, maksimal dua minggu barang-barang yang
ada sudah terjual. Namun yang menjadi kendala adalah pengadaan
barang bekas yang tidak memadai dan sangat sulit.37
Yasmin pernah mengalami kendala ketika seorang anak menjual
barang bekas kepemilikan ayahnya kepada Yasmin, ternyata barang
tersebut di jual tanpa sepengtahuan ayahnya. Masalah seperti ini telah
teratasi dengan telpon yasmin, dengan menelpon yasmin kemudian
barang yang akan dijual disurvei dan dicari kebenaran ats
kepemilikannya agara tidak terjadi kendala di atas.
4. Threats (ancaman) Yaysan Imdad Mustadh’afin
1. Pendanaan
Pendanaan sekolah ini membutuhkan dana ratusan juta, kesulitan
pada dana sehingga sekolah ini menganggarkan dana yang penting
terlebih dahulu dan dana yang dapat ditunda, maka akan ditunda
terlebih dahulu tidak dapat sekaligus menganggarkan dana yang
memang dibutuhkan.
2. Mengikuti perkembangan pendidikan
Mengikuti perkembangan pendidikan menjadikan sekolah ini harus
memperhatikan dan memperbaiki pengajar-pengajar yang terbaik.
Dunia pendidikan berkembang begitu pesat dan terus mengalami
peningkatan, para siswa harus menerima pengajar yang baik yang
disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dari sinilah pengajar
akan digantikan.
3. Kerjasama antara guru dan murid
Kerjasama yang tidak baik menjadi penghambat dikarnakan siswa
yang malas akan belajar. Siswa-siswa yang malas merupakan
penghambat, dikarnakan para siswa yang malas ini mengulang atau
menetap pada kelas yang sama, hal ini menjadi penghambat belajar
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisa yang berhubungan dengan Pera Unit usaha bisnis
Barbeku Yasmin dalam Program pendidiakn gratis SMK Informatika
Utama ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Dalam hal ini unit usaha bisnis Barbeku sangat berperan penting dalam
menghimpun dan menyalurkan/mendistribusikan dana untuk membiayai
program-program sosial dibidang pendidikan. Salah satu program-program
sosial yang membantu para kaum yang tidak mampu adalah program di
bidang pendidikan sekolah gratis yaitu SMK Informatika Utama. Pada
program pendidikan sekolah gratis SMK Informatika ini dikhusukan untuk
siswa dhuafa (tidak mampu). Persyaratan untuk menjadi siswa/siswi
Sekolah Gratis SMK Informatika Utama adalah anak-anak dhuafa yang
pada umumnya memiliki ekonomi yang tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan dalam bidang pendidikan.
Dari beberapa daftar mahasiswa yang tidak mampu, setelah lulus dari
program pendidikan gratis SMK Informatika utama berhasil terserap
sebagai tenaga kerja. Sesuai dengan data di atas.
Program sekolah gratis SMK Informatika Utama sangat efektif dalam
mengubah kehidupan masyarakat, kemiskinan tidak menjadi sebuah