• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Program

1. Pengertian Program

Program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (dalam ketata negaraan, perekonomian, dan sebagainya) yang akan dijalankan.24 Secara bahasa program dikatakan merupakan sebuah istilah yang digunakan oleh organisasi yang tidak digunakan dalam sebuah teori pemikiran yang dipakai oleh pemikir siapapun, hanya sebagai kata

24

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Cet. Ke-9, h. 414

ungkapan. Kata program digunakan sebagai bentuk cara menjalankan sebuah usaha atau kegiatan, dengan kata lain, program adalah sebuah rancangan yang disusun secara sistematis.

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara. Jadi seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara memiliki suatu program. Suharsimi Arikunto mengemukakan program adalah

“sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu kegiatan tertentu”.

Dari paparan di atas, yang dimaksud program adalah sederetan rancangan program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh sebuah lembaga untuk mencapai tujuan kegiatan tertentu.

2. Tujuan Program

Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalamm proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharismi Arikunto, sebagai berikut:

“Tujuan Program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan atau tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan karena tujuan menentukan apa yang akan diraih”

Tujuan program dibagi menjadi 2 bagian yaitu : Tujuan umum dan tujuan khusus (objectives). Tujuan umum biasanya menunjukkan output

dari program jangka panjang, sedangkan tujuan khusus output-nya jangka pendek.

3. Sistem dan Penerapan Program

Dalam menentukan sasaran program yang dicapai dapat berjalan secara maksimal, diperlukannya sebuah sistem, sebagai alat untuk mencapai tujuan. Adapun berbicara sistem, banyak digunakan orang untuk menggambarkan totalitas yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi dan bergerak menuju ke suatu tujuan tertentu. Adapun dalam sistem tersebut terdiri dari sub-sub sistem yang bediri sendiri serta saling berkaitan.

Dalam pengertiannya, sistem merupakan suatu kesatuan dari beberapa subsistem atau elemen untuk mencapai tujuan. Dalam pengertian lainnya komponen-komponen atau subsistem yang saling berinteraksi, di mana masing-masing bagian tesebut dapat bekerja secara sendiri-sendiri (_system_dent) atau bersama-sama serta saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tesebut dapat tecapai secara keseluruhan.

Keterkaitannya dalam pelaksanaan program, sangat berpengaruh pada pentingnya kualitas informasi yang digunakan untuk menyusun

berbagai program kegiatan dalam bentuk informasi yang diperoleh, dengan cara menyimpan, memelihara dan menggunakan informasi tesebut.

Dalam mengimplementasikan sebuah kegiatan atau program, diperlukan metode yang alat penunjang jalannya sebuah kegiatan atau program diantaranya dikemukakan oleh Schendel dan Hofer, sebagai berikut: Pertama, struktur, termasuk di dalamnya struktur fisik, metode spesialisasi, metode departementalisasi, koordinasi, delegasi wewenang dan organisasi informal. Kedua, Proses, meliputi sistem alokasi sumber daya, sistem informasi, sisitem evaluasi dan pengukuran, sistem imbalan, prosedur pelaksanaan dan sistem promosi. Ketiga, berkenaan perilaku antara pribadi dalam organisasi, gaya kepemimpinan, dan penggunaan kekuasaan. Proses pelaksanaan program. Tertuang dalam pelaksanaan satuan kegiatan di antaranya kegiatan layanan dan kegiatan pendukung merupakan ujung tombak kegiatan secara keseluruhan. Proses yang perlu ditempuh adalah:

a. Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi, metode, waktu, tempat dan rencana penilaian.

b. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau pendukung) dilaksananakan sesuai dengan perencanaannya.

d. Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu, mendapat perhatian lebih lanjut.

e. Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya. Melalui layanan dan atau kegiatan pendukung yang relevan.

28

BAB III PROFIL YASMIN

A. Sejarah Singkat Berdirinya Yasmin

Yasmin (Yayasan Imdad Mustadh’afin) berdiri sejak 1998, diarahkan menjadi lembaga nirlaba yang identik dengan ‘Social Entrprise’. Berbagai unit usaha dibangun dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk membiayai program-program sosial. Melalui unit usaha ini, diharapkan kemandirian lembaga dalam menyediakan dana dapat dipenuhi.

Menurut haidar Bagir, salah seorang pendiri, Barbeku didirikan karena Yasmin memiliki mimpi, jika suatu saat program-program yang dilakukan bisa dibiayai sendiri. Salah satunya program untuk memberikan bantuan pada kaum tak mampu.27

Dalam hal ini unit usaha Barbeku sangat berperan penting dalam memberikan dana untuk membiayai dan berjalannya program-program sosial. Salah satu program-program sosial yang membantu para kaum yang tidak mampu adalah program di bidang pendidiakn sekolah gratis yaitu SMK Informatika Utama. Pada program pendidiakn sekolah gratis SMK Informatika ini dikhususkan untuk siswa dhuafa (tidak mampu) Persyaratan untuk menjadi siswa/siswi Sekolah Gratis SMK Informatika Utama adalah anak-anak dhuafa yang pada umumnya memiliki ekonomi yang tidak cukup

27

untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang pendidikan. Dengan demikian syarat mutlak bagi siswa yang ingin bersekolah di SMK Informatika Utama adalah orang miskin atau kaum marginal.

Barbeku telah berperan membiayai program pendidikan gratis SMK Informatika ini yang berdampak pada kemajuan masyarakat miskin untuk mengubah perekonomian mereka dengan bersekolah gratis. Kemudian Sekolah Gratis ini dirancang untuk disesuaikan dengan sekolah unggulan yang didukung dengan fasilitas dan tenaga pengajar profesional,

Toko Barbeku Yasmin (Toko Barang Bekas Berkualitas) merupakan unit usaha andalan. Bukan tanpa alasan ketika Yasmin menjatuhkan pilihan pada usaha barang bekas. Tiga alasan utama yang mendasari adalah :

1) Potensi barang bekas cukup besar,

2) Belum ada lembaga nirlaba yang mendayagunakannya, serta 3) Dukungan SDM yang kompeten.

Pertimbangan lain, usaha ini lebih banyak ditekuni oleh pelaku bisnis perorangan sehingga Yasmin memiliki potensi untuk bersaing. Apalagi dengan misi bahwa seluruh keuntungan akan dialokasikan untuk membiayai program sosial, maka jadilah Toko BarBeku menjadi unit bisnis yang memiliki prospek menjanjikan dan menguntungkan.

Hal strategis lain yang hendak dicapai adalah memunculkan paradigma baru bahwa ‘menyumbang melalui lembaga nirlaba tidak harus berupa uang’, ada potensi yang dapat didayagunakan misalnya barang bekas. Maka Yasmin

pun mengusung program ‘Hibah Barang Bekas untuk Pendidikan Gratis’ melalui program ini Yasmin menerima sumbangan barang bekas yang memiliki nilai jual, misalnya alat rumah tangga, alat kantor, furnitur, elektronik, perhiasan, kendaraan, pakaian, buku, koran, majalah dan sebagainya. Barang bekas ini akan dijual melalui Toko BarbeKu yang hasil penjualannya dialokasikan untuk membiayai program sosial.

Dokumen terkait