• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab pada majlis ta'lim Jami Al-Ishlah Jakarta Pusat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Metode dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab pada majlis ta'lim Jami Al-Ishlah Jakarta Pusat"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I) Program Starata Satu (S I)

Oleh:

SITI MASYITOH

107053002485

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Metode Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada

Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah Jakarta Pusat telah diujikan dalam Sidang

Munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada . Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjan Sosial Islam (S.Sos.I) pada hari kamis tanggal 29 September 2011 program Studi Komunikasi Penyiaran Islam.

Jakarta, 21 september 2011 Sidang Munaqosyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. Cecep Castrawijaya, MA H. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM

NIP: 19670818 199803 1 002 NIP: 19550101 198302 1 001

Penguji 1 Penguji 2

Drs. Study Rizal LK, MA Drs. M. Hudri, MA

NIP: 19640428 199303 1 002 NIP: 19720606 199803 1 003

Pembimbing

(3)

iii

PADA MAJLIS TA’LIM JAMI AL

-ISHLAH

JAKARTA PUSAT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Program Starata Satu (S1)

Oleh:

SITI MASYITOH

107053002485

Di Bawah Bimbingan

Dr. H. A. Wahib Mu’thi, MA

NIP: 19481212 197803 1 001

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

(4)

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar starata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika bahwa karya ini hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 21 juli 2011

(5)

iv

Siti Masyitoh, Metode Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah Jakarta Pusat, di bawah Bimbingan Dr. H. A. Wahib Mu’thi MA

Metode dakwah adalah cara–cara dakwah yang di pergunakan oleh seseorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah yaitu al Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai kegiatan tertentu. Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah (Islam), dalam menyampaikan pesan suatu pesan dakwah metode sangat penting perannya suatu peran walaupun baik tetapi disampaikannya lewat metode yang tidak benar pesan itu bisa saja ditolak oleh sipenerima pesan.

Metode dakwah yang digunakan Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah yaitu dengan metode bil hikmah yang mencakup metode ceramah, metode bil hal dan metode bil qalam. Cara penyampain metode ceramah dalam bentuk uraian dan penjelasan secara lisan oleh da’i sedangkan jama’ahnya duduk melihat, mendengarkan dan menyimak apa yang disampaikan. Sedangkan metode bil hal bagian yang terpenting dari metode ceramah dengan perbuatan–perbuatan yang baik. Metode bil qalam adalah penyampaian dakwah dengan tulisan–tulisan yang dibantu dengan media.

Metode hikmah artinya dengan dalil atau hujjah yang nyata atau jelas. Sehingga menampakan kebenaran dan menghilangkan kesamaran. Cara ini tertuju kepada mereka yang ingin mengetahui hakikat kebenaran yang sesungguhnya, yakni mereka yang memiliki kemampuan berfikir yang tinggi atau sempurna, seperti para ulama, pemikir dan para cendikiawan.

Metode dakwah merupakan proses penyampaian atau cara–cara tertentu yang dilakukan seorang da’i kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang. Metode juga merupakan cara dakwah seorang da’i kepada mad’unya dalam menyampaikan materi atau pengajian di majelis ta’lim. Hal ini juga yang dilakukan oleh Habib Rizieq Bin Husein Syihab dalam menyampaikan materi dakwah di Majelis Ta’lim Jami Al-Ishlah. Lalu bagaimana metode yang di gunakan oleh Habib Rizieq Bin Husein Syihab dalam menyampaikan ajaran Islam melalui Majelis Ta’lim Jami Al-Ishlah? Adapun metodologi yang digunakan dalam pembahasan ini ialah menggunakan metode deskriftif analisis yang bersifat kualitatif yaitu menggambarkan kenyataan sebagaimana adanya.

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetaui bagaimana metode dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab dalam menyampaikan materi dakwah di Majelis Ta’lim Jami Al-Ishlah dan aktifitas dakwah majelis Ta’lim Jami Al-Ishlah dalam menjalankan aktifitasnya.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah, atas segala rahmat dan nikmat serta hidayah yang telah di berikannya kepada peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Metode Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah Jakarta Pusat ”. Skripsi ini dibuat sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Starata 1 (S1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada manusia yang mengangkat manusia dari peradaban jahiliyah menuju peradaban cahaya yaitu Islam, beliau Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, serta mereka yang istiqomah mengikuti ajarannya.

Dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah peneliti untuk mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan tak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Drs. Wahidin Saputra, MA., selaku Pembantu Dekan I. Drs. Mahmud Djalal, MA selaku Pembantu Dekan II. Drs. Study Rizal, LK, MA.

(7)

vi

4. Bapak Dr. H. A. Wahib Mu’thi, MA., selaku pembimbing. Terimakasih yang sebesar- besarnya atas kesabaran, bimbingan dan perhatian beliau semoga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Manajemen dakwah yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan pengalaman yang sangat berharga.

6. Pemimpin dan karyawan Perusahaan Utama UIN Jakarta, Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

7. Kedua orang tua Bapak Misan dan Ibu Hayati, yang tak kenal lelah berjuang dan berkorban memberikan yang terbaik kepada peneliti. Setiap untaian do’a yang mereka ucapkan di saat sujud mereka merupakan sumber

kekuatan bagi peneliti untuk menjalani segala cobaan dan rintangan dalam menjalani hidup dan mencapai masa depan. Mereka yang selalu memberikan semangat untuk menjadi lebih maju. Untuk kakakku Abdul Hakim S.Fil.I atas segala do’a dan bantuannya. Untuk sahabatku Yoga dan

Dwi yang sudah membantu peneliti, terimakasih atas waktunya.

(8)

vii

paling cantik (Istri habib Rizieq) yang membantu untuk menemui peneliti dan habib.

9. Bang Ahmad adalah seorang jama’ah dari Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah, terimakasih sebanyak-banyaknya atas bantuannya. Dan maafkan saya jika sering memberi celotehan–celotehan yang kurang menyenangkan pada saat wawancara. sukses terus.

10. Sahabat-sahabatku, yang selalu memberikan keceriaan dalam hari-hari peneliti, Dien makasih sudah baik banget sama aku makasih bangat atas dukungan dan supportnya selama ini dan makasih juga sudah mau dengerin semua keluhan, tangisan, dan tawa selama ini. Tak lupa pula saya haturkan terimakasih kepada sahabat-sahabat civitas di kelas: mila, ika, rina, dara, lutfi, eka, kholiah, ani, hiqmah, abi, fery, woro, nia, omen pokonya semua teman-teman yang sudah membantu skripsi aku dan MD B angkatan 2007 yang telah menemani hari-hari ku selama 4 tahun, dan temikasih juga buat ade kelas MD khususnya Omar yang tiap malam mendengarkan curhatan aku. Buat ka rizki apriansyah terimakasih banget buat bantuannya walaupun kaka lagi di Istanbul turki dan sibuk dengan kuliah juga kerjaan kaka, kaka masih sempet buat membantu aku walau Cuma lewat telfon terimaksih atas waktunya.

(9)

viii

sebesar-besarnya dan terimakasih yang tak terhinggga, semoga tuhan membalas semuanya. Amien.

Peneliti berharap skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi diri sendiri dan para pembaca. Amien.

Jakarta, Agustus 2011

(10)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 7

D. Metodologi Penelitian ... 8

1. Metode Penelitian ... 8

2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 9

3. Tehnik Pengumpulan Data ... 9

4. Tehnik Analisis Data ... 9

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Dakwah ... 11

1. Pengertian Metode Dakwah ... 11

(11)

x

2. Unsur–Unsur Dakwah ... 23

C. Majlis Ta’lim ... 28

1. Pengertian Majlis Ta’lim ... 28

2. Fungsi Majlis Ta’lim ... 29

3. Macam –macam Majlis Ta’lim ... 29

BAB III PROFIL HABIB RIZIEQ BIN HUSEIN SYIHAB dan GAMBARAN UMUM MAJLIS TA’LIM JAMI AL -ISHLAH A. Riwayat Hidup Habib Rizieq Bin Husein Syihab ... 29

1. Sejarah Singkat Kehidupan Habib Rizieq Bin Husein Syihab ... 29

2. Perjuangan Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab ... 33

3. Pendidikan dan Karier Habib Rizieq Bin Husein Syihab .. 34

4. Tujuan Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab ... 35

5. Karya Tulis Habib Rizieq Bin Husein Syihab ... 36

B. Gambaran Umum Majlis Ta’lim ... 35

1. Letak Geografis Majlis Ta’lim ... 35

2. Sejarah dan Perkembangan Majlis Ta’lim ... 36

3. Visi Misi dan Tujuan Majlis Ta’lim ... 36

4. Tujuan Majlis Ta’lim ... 38

5. Struktur Organisasi majlis Ta’lim ... 39

(12)

xi

BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Metode Dakwah Habib Riziq Bin Husein Syihab... 42 B. Analisis Metode Dakwah Habib Rizieq Pada Jama’ah

Majlis Jami Al-Ishlah ... 49

BAB V PENUTUP

(13)

1

A. Latar Belakang Masalah

Kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti ajakan, seruan, panggilan, undangan. Dakwah menurut Islam adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang sesuai dengan ajaran Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat. 1

Menurut W Arnold dakwah merupakan bagian dalam kehidupan umat beragama. Oleh karena itu dakwah sangat penting dalam Islam, kegiatannya menyatu dengan kehidupan manusia di dunia yang menjadi bukti adanya hubungan manusia dengan sesama, dan hubungan manusia dan alam semesta. Sehingga Islam menjadi agama dakwah dalam teori dan praktiknya yang telah dicontohkan oleh junjungan nabi Muhammad S.A.W dalam kehidupannya.2

Islam adalah agama dakwah3. Artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah, mengajak dan menyeru orang lain untuk menerima Islam, dan meyakininya dengan cara tersendiri.4

Dakwah harus dikemas dengan metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang disampaikan. Dakwah harus disampaikan dengan aktual, faktual

1

M. Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah, (Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima, 2004), Cet. 1,

h. 67

2

Thomas w Arnold, Sejarah Dakwah Islam, (Jakarta: PT. Bumirestu, 1985), Cet. 1, h.4

3

M. Mansyur Amin, Dakwah Islam Dalam Pesan Moral, Jakarta Al- Amin Press, 1997

4

(14)

2

dan konsektual. Aktual dalam arti konkrit memecahkan masalah yg sedang terjadi dan hangat di tengah masyarakat. Faktual dalam arti konkrit dan nyata. Konsektual dalam arti relevan dan menyangkut problematika yang sedang dihadapi masyarakat.

Oleh karena itu, para da’i haruslah memilih metode yang tepat agar

dakwah menjadi aktual, faktual dan kontektual. Sedangkan materi dakwah itu mencakup segala aspek kehidupan manusia dengan landasan agama Islam. Pada kenyataannya, dalam berdakwah tidak bisa terlepas dari berbagai godaan atau problematika. Namun dengan niat yang ikhlas untuk menjunjung tinggi kalimat-kalimat Allah Swt, apapun bentuk problematika dakwah yang kita hadapi bukan menjadi penghalang aktivitas dakwah. Bahkan dakwah haruslah senantiasa ditingkatkan untuk perbaikan kualitas dengan tidak lupa mengkoreksi kelemahan-kelemahannya. 5

Dakwah merupakan suatu yang harus dilaksanakan oleh pribadi muslim sesuai dengan perintah Allah yang Artinya “Dan hendaklah ada diantara kamu golongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang –

orang yang beruntung (Q.s Ali- imran: 104).”

Artinya: Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.

5

(15)

Islam merupakan agama yang berisi dengan petunjuk-petunjuk agar manusia secara individual menjadi manusia yang baik, beradab, dan berkualitas. Selalu berbuat baik sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang maju, sebuah tatanan kehidupan yang manusiawi dalam arti kehidupan yang adil, maju, bebas dari berbagai ancaman, penindasan, dan berbagai kekhawatiran, agar mencapai yang diinginkan tersebut diperlukan apa yang dinamakan sebagai dakwah.6

Tugas kewajiban dakwah dalam Islam bukan sesuatu yang difikirkan sambil lalu, melainkan sesuatu sejak semula diwajibkan bagi pengikut-pengikutnya. 7

Berdasarkan hal tersebut, setiap muslim berkewajiban menegakan agama Allah dan menjalankanya yaitu jalan yang diridhai Allah swt. Karena amar ma’ruf nahi munkar mengajak manusia ke jalan yang benar yaitu jalan

yang diridhai Allah S.W.T. Sebagai firman Allah dalam surat an-Nahl: 125

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Ayat ini menjelaskan sekurang – kurangnya ada 3 metode dakwah, yakni metode hikmah, mau’izatil hasanah, dan mujadalah. Ketiga metode ini

6

Muhammad Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet ke-1, h. 1

7

(16)

4

dapat dipergunakan sesuai dengan objek yang dihadapi seorang da’i di tempat ia berdakwah. 8

Ayat di atas memberikan pedoman atau ajaran – ajaran pokok untuk dijadikan patokan bagaimana seharusnya cara-cara melaksanakan dakwah, yakni harus dilakukan dengan metode dan pendekatan yang bersifat persuasif penuh hikmah dengan cara pengajaran yang baik, serta tidak dibenarkan dengan adanya cara yang bersifat memaksa. Oleh karena itu, dalam penyampaiannya dakwah seorang da’i memerlukan disiplin keilmuan dan metode dalam penyampaian. Sedangkan dakwah dalam arti yang luas adalah kewajiban yang harus dipikul oleh tiap-tiap muslim muslimah menghindar darinya. Tidak boleh seorang muslim dan muslimah menghindar darinya.

Dalam dakwah, banyak faktor yang dapat menyebabkan berhasil atau tidaknya da’i dalam mempengaruhi mad’u. meskipun keberhasilan dakwah

tidak hanya ditentukan oleh faktor da’i atau da’iyah itu sendiri, akan tetapi da’iatau da’iyah memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan da’i dalam berdakwah.

Al-Qur’an adalah kitab Allah terakhir yang diwahyukan kepda nabi Muhammad S.A.W, guna memberikan pedoman hidup kepada manusia sepanjang masa al-Quran memberikan pedoman hidup dalam bidang akhlak, ibadah, aqidah dan muamalah, dunia atau pembinaan masyarakat dalam pembinaan masyarkat dan pengelolaan dunia yang menjalin para penganutnya untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat,

8

(17)

Al-Qur’an juga memberikan petunjuk hidup kepada umat manusia untuk menjalin hidup di dunia secara tepat sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk ciptaan Allah yang akhirnya akan kembali kepadanya untuk memetik hasil perbuatan yang baik dan buruk pula.

Selanjutnya dalam suasana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, masalah hakekat manusia dan kewajiban manusia semakin banyak dibahas. Masalah ini memang cukup penting, karena itu memang merupakan titik tolak dalam memberikan pembatasan fungsi manusia dalam kehidupan ini, urgensi pembahasan ini lebih terasa lagi setelah disadari bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi selama ini nilai-nilai spiritual.

Kepentingan-kepentingan yang berimbang akan selalu berjolak dipermukaan antara kehidupan dunia dan akhirat. Menonjolnya kepentingan duniawi akan selalu muncul disegala aspek kehidupan tidak terkecuali dibidang dakwah. Budaya meniru dan mengadopsi sistem jahiliyah terus berkembang dikalangan masyarakat modern tanpa pertimbangan sesuai atau tidaknya sistem tersebut. Berhasil atau tidaknya sebuah aktivitas sangat ditentukan oleh faktor metode. Sebab dengan adanya metode dapat dikemukakan hasil yang optimal dan maksimal. 9

Al-Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Syihab atau populer dengan panggilan Habib Rizieq lahir di Jakarta 24 Agustus 1965 adalah salah satu pendiri FPI. Kini ia menjabat sebagai ketua umum Majelis Tanfidzi dewan pimpinan pusat FPI periode 2003-2008, dan pendiri majlis ta’lim.

9

(18)

6

Otoritas Rizieq sendiri berasal dari pengikut lokalnya di daerah sekitar tempat tinggalnya di Jakarta, Betawi karena mereka percaya bahwa Habib Rizieq adalah keturunan Nabi Muhammad. Walaupun pengikut Habib Rizieq kebanyakan lokal namun FPI sendiri mengklaim didukung oleh 15 juta simpatisan.

Basis pesantren FPI adalah pesantren Al-Umm, namun hampir seluruh aktivitas FPI berasal dari markasnya di Petamburan dekat rumah Habib Rizieq. Organisasi FPI yang dipimpinnya termasuk kontroversial karena aksi-aksinya, dan Habib Rizieq sendiri cukup vokal dalam menyuarakan pendapatnya seperti yang dimuat dalam media.

Pada bulan Juni 2008 Habib Rizieq ditangkap sebagai tersangka Insiden monas dan dijerat pasal berlapis yaitu Pasal 221 KUHP tentang melindungi atau menyembunyikan pelaku kejahatan, pasal permusuhan dan penghasutan, serta organisasi yang kerap melakukan aksi anarki. Sementara anggota FPI lainnya yang ikut ditahan dijerat dengan pasal 170 KUHP tentang penyerangan.

(19)

Dalam upaya meninjau bagaimana format metode dakwah terhadap seorang da’i dalam menyampaikan pesan kepada mad’unya. Maka penulis

tertarik untuk mengkajinya dalam bentuk skripsi yang berjudul ” Metode

Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada Jama’ah Majelis Ta’lim

Jami Al-Ishlah Jakarta Pusat” . Dan penulis tertarik untuk meneliti lebih

jauh mengenai dakwah yang dilakukan beliau terhadap masyarakat terutama mengenai metode dakwah di masyarakat luas.10

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pada uraian latar belakang di atas dapat dipahami bahwa batasan masalah hanya pada Metode Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah saja, berdasarkan pembatasan di atas maka

permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:

“Bagaimana metode dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

“Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui metode dakwah apa

yang digunakan Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah”.

1. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis: Memberikan wawasan dan pengetahuan dalam upaya

10

(20)

8

mengembangkan studi komunikasi dan dakwah. Sehingga pesan dakwah dapat diterima oleh masyarakat sesuai dengan tujuan.

b. Manfat Praktis: Untuk menambah wawasan aktivitas akademik dan praktis dakwah agar dapat mengembangkan metode dakwahnya dilapangan serta dakwah yang disampaikannya mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Pada penyusunan proposal ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, maksudnya yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang dapat diamati.

Penelitian kualitatif yaitu menghimpun data, mengelola, menganalisis dan menafsirkan, angka–angka hasil perhitungan statistik.11 Kirk dan Miller (1986:9) bahwa penelitian kualitatif yaitu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.12

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah, cara menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati, dengan desain penelitiannya deskriftif

11

Wardhi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), Cet ke-1, h. 21

12

(21)

analisis, yaitu kegiatan penelitian yang pencarian faktanya dengan mengembangkan langsung dilapangan mengenai objek yang akan diteliti.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di rumah Habib Rizieq Bin Husein Syihab dan di Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah di Petamburan Jakarta pusat. Pengamatan ini langsung melalui Habib Rizieq sendiri dan salah satu jama’ah majlis.

3. Teknik pengumpulan data

Untuk mengumpulkan data penelitian dilakukan melalui:

a. Wawancara (interview), yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang langsung secara lisan, di mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi–informasi atau keterangan.13

b. Observasi dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan, peneliti berposisi sebagai jama’ah non partisipan (ikut menjadi jama’ah tetapi tidak terlibat dalam kegiatan) pada acara keagamaan di Majlis Ta’lim Jami Al-ishlah.

c. Dokumentasi, yakni dengan mencari data berupa buku, catatan, arsip, dan sebagainya yang berkaitan dengan perusahaan dan produknya, terutama mengenai proses ataupun rapat-rapat kerja manajemen yang sangat dibutuhkan sebagai pendukung hasil wawancara

4. Tekhnik Analisis Data

Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis kualitatif deskriftif, yaitu upaya

13

(22)

10

analisis dengan mengumpulkan data dengan melakukan tahap wawancara dan studi dokumentasi.

E. Tinjauan Pustaka

Penulis ini terilhami dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, seperti berikut ini:

1. Pada tahun 2009, Siti Nurjanah, NIM 104051001878, dengan judul “Metode Dakwah K.H Abdullah Gyimnastiar” dalam skripsi ini

menganalisa terhadap metode dakwah K. H Abdullah Gymnastiar.

2. Pada tahun 2010, Samsuri, dengan Judul “Metode dakwah Ali Bin Abi Thalib” dalam skripsi ini menganalisa terhadap dakwah Ali bin Abi Thalib.

Secara umum pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah sama yaitu mengenai metode dakwah seorang tokoh. Namun perbedaan dan yang menjadi kelebihan dari penelitian ini yaitu terletak pada objek penelitian, yakni seorang da’i yang sudah dikenal pada masyarakat luas yakni Al-Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Syihab.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bab. Dimana masing–masing bab dibagi kedalam sub–sub dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I, Pendahuluan, Yang meliputi Latar Belakang, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian , Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

(23)

Dakwah, Macam–Macam Dakwah, Tujuan dan Landasan Dakwah.

Pengertian Dakwah, yang meliputi Pengertian, Unsur–Unsur Dakwah. Pengertian Majlis Ta’lim, meliputi Pengertian, Fungsi Majlis Ta’lim, Macam-Macam Majlis Ta’lim.

BAB III, Pembahasan Mengenai Riwayat Hidup Habib Rizieq Bin

Husein Syihab, Perjuangan Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab

BAB IV, Pembatasan Mengenai Konsep Metode Dakwah Habib

Rizieq Bin Husein Syihab, Hambatan–Hambatan yang dihadapi serta penanggulangannya

BAB V, Penutup Meliputi, Kesimpulan Saran, Daftar Pustaka, dan

(24)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Metode Dakwah

1. Pengertian Metode Dakwah

Secara etimologi, istilah metodologi berasal dari bahasa yunani yakni dari kata “metodos” yang berarti cara atau jalandan “logos” artinya

ilmu..1

Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Efektif artinya antara biaya, tenaga dan waktu seimbang. Dan efisien artinya suatu yang berkenaaan dengan pencapaian suatu hasil.2

Dari beberapa pengertian di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa pengertian metode adalah suatu cara atau jalan dengan sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang dinginkan sehingga tujuan tersebut dapat diperoleh dengan semaksimal mungkin.

Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa metode adalah cara yang sistematis dan teratur pelaksanaan suatu cara dan dakwah adalah cara yang digunakan subjek dakwah untuk menyampaikan materi dakwah. Jadi dapat diartikan metode dakwah adalah cara–cara dakwah yang dipergunakan oleh seseorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah

1

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h, 99.

2

(25)

yaitu al Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai kegiatan tertentu.3 Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah (Islam), dalam menyampaikan pesan suatu pesan dakwah metode sangat penting perannya suatu peran walaupun baik tetapi disampaikannya lewat metode yang tidak benar pesan itu bisa saja ditolak oleh sipenerima pesan.4

Menurut beberapa ahli metode dakwah yaitu:

a. Raifuddin, metode dakwah adalah cara berdakwah yang tepat sehingga materi dakwah dapat diterima oleh objek dakwah.5

b. Dr Abdul Karim Zaidan, metode dakwah yaitu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara penyampaian dan berusaha menyelamatkan yang akan merintangi.6

2. Macam–Macam Metode Dakwah

Pada prinsipnya metode berpijak pada dua aktivitas yaitu aktivitas bahasa lisan atau tulisan dan aktivitas badan. Aktivitas lisan dalam menyampaikan pesan dapat berupa metode ceramah, diskusi, dialog, petuah, nasehat, wasiat, ta’lim, peringatan, dan lain–lain. Aktivitas tulisan

berupa penyampaian pesan dakwah melalui berbagai media massa cetak (buku, majalah, Koran, pamplet, dan lain-lain). Aktivitas badan dalam menyampaikan pesan dakwah dapat berupa berbagai aksi amal sholeh, contohnya tolong menolong melalui materi, lingkungan, penataan organisasi atau lembaga-lembaga keIslaman.

3

Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Perenada Media, 2004), Cet. Ke- 1,h. 122

4

Ibid., h. 123

5

Raipuddin, Prinsip Dan Strategi Dakwah, (Bandung Pustaka Setia, 1997), Cet. ke-1,h. 48

6

(26)

14

Ada tiga pokok menjelaskan tentang pembagian metode dakwah yang terdapat dalam surat An-Nahl 125 adalah sebagai berikut:

a. Metode Hikmah (kebijaksanan)

Yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga didalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.7

Kata “hikmah” dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak 20 kali baik dalam bentuk nakiroh atau m’rifat. Bentuk masdarnya adalah “hukman” yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah. Jika

dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kezaliman, dan jika dikaitkan dengan dakwah maka berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas dakwah.

Metode ini sasarannya adalah orang-orang yang berpendidikan. Terhadap mereka harus dengan ucapan yang tepat, logis, diiringi dengan dalil-dalil yang sifatnya memperjelas bagi kebenaran yang disampaikan, sehingga menghilangkan keraguan mereka. Untuk itu diharapkan bahwa ucapan dihadapan mereka itu benar-benar sesuai dengan daya fikir mereka, yakni jelas, tepat, tegas dan ringkas.

b. MetodeMau’idzah Hasanah (Nasehat yang Baik)

Secara bahasa, mau’idzah hasanah terdiri dari dua kata yaitu mau’idzah dan hasanah. Kata mau’idzah berasal dari kata wa’adza -ya’idzu-wa’adzan-‘idzatan yang berarti nasihat, bimbingan,

7

(27)

pendidikan dan peringatan, sementara hasanah merupakan kebalikan dari sayyi’ah yang artinya kebalikan lawannya kejelekan. Maka dapat

dipahami bahwa mauidzah dapat berupa kebaikan dapat juga berupa kejahatan. Hal ini tergantung pada isi yang disampaikan pada seseorang dalam memberikan nasihat dan anjuran, juga tergantung pada metode yang dipakai pada pemberi nasihat.

Sasaran metode ini adalah orang-orang awam, materi yang akan disampaikan kepada mereka harus sesuai dengan daya tangkap mereka. Dihadapan mereka penyesuaian kata-kata harus logis dan mudah difahami.

Dalam metode ini Mereka membutuhkan pelajaran yang baik (mauidzah hasanah) ucapan yang mengenalkan (qaul baligh) serta penjelasan tentang kebaikan mengikuti kebenaran, serta ancaman (tarhib) mengikuti kebatilan, serta penjelasan atas dosa dan nista yang terdapat dalam kebatilan. Begitu pula seterusnya sampai benar-benar jelas kepada mereka ke jalan yang lurus dan cahaya yang terang serta dapat menghilangkan keraguan mereka untuk masuk kedalam barisan orang-orang mukmin di bawah panji Nabi dan Rasulallah yang paling mulia.

c. Metode Mujadalah/mujaddalah billati hiya ahsan (berdebat

dengan cara yang lebih baik)

(28)

16

Mujaddalah yaitu berdiskusi atau bertukar fikiran, diantara manusia ada golongan yang tidak mudah menerima panggilan dan keterangan hikmah, ilmiyah, filsafat, juga tidak mudah dipanggil dengan seruan mau’idah hasanah. Mereka ini harus dihadapi dengan mujadalah atau diskusi dan bertukar fikiran. Kepadanya harus ditunjukan hujjah dan argumentasi yang meyakinkan. 8

Dapat difahami bahwa metode dakwah adalah cara bagaiman seseorang da’i biasa menempatkan posisi ketika menyampaikan pesan-pesan dakwah sesuai dengan pendengar (mad’u) yang sedang dan akan dihadapi. Oleh karena itu, seorang da’i diharapkan dapat mengetahui latar belakang mad’u sebelum menyampaikan materinya.

B. Pengertian Dakwah dan Unsur - Unsurnya

1. Pengertian Dakwah

Dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti ajakan, seruan, panggilan, undangan. Jadi definisi ilmu dakwah secara umum ialah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara–cara dan tuntunan–tuntunan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk pendapat pekerjaan yang tertentu.

Dakwah menurut Islam ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.9

8

Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencan, 2004), Cet ke-1, h.137

9

(29)

Selain Pengertian di atas, Dakwah secara bahasa mempunyai makna yang bermacam – macam:

a. Memanggil dan menyeru, seperti dalam firman Allah surat Yunus ayat 25:

Artinya: Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (syurga) dan memberikan petunjuk kepada orang yang dikehendaki-nya kepada jalan yang lurus (Islam).

b. Menegaskan atau membela, baik terhadap yang benar maupun yang salah yang positif maupun yang negatif.

c. Suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuatan untuk menarik seseorang kepada suatu aliran atau agama tertentu.

d. Do’a (Permohonan), seperti dalam firman Allah;

“... Aku mengabulkan permohonan jika ia meminta kepada ku....”

e. Meminta dan mengajak seperti ungkapan, do’a bi-asyai’i yang meminta dihidangkan makanan atau minuman.

Dakwah menurut istilah, mengandung beberapa arti yang beraneka ragam. Banyak ahli ilmu dakwah memberikan definisi dakwah yang berbeda–beda. Hal ini terkait dari sudut mana mereka memberikan pandangannya tentang dakwah. Untuk lebih jelasnya penulis akan mengemukakan beberapa definisi menurut para ahli di antaranya:

a. Menurut M Quraisy Shihab.

(30)

18

maupun masyarakat.10 Ia Melihat bahwa dakwah bukanlah hanya sekedar amar ma’ruf nahi munkar, tetapi merupakan usaha penyadaran manusia sehingga bersedia diajak kepada kehidupan yang lebih baik dan lebih sempurna, dengan melaksanakan ajaran Islam dalam seluruh aspek kehidupan.

b. Menurut Amin Rais

Dakwah adalah setiap usaha reskontruksi masyarakat yang masih mengandung unsur–unsur jahili agar menjadi masyarakat yang Islam. Oleh karena itu, dakwah juga berarti Islamisasi seluruh kehidupan manusia. Menurut Muhammad Naquib Al-Attas Islamisasi adalah proses pembebasan manusia, pertama–tama dari segenap tradisi yang bersifat animistis dan budaya nasional yang irasional. 11

c. Menurut M. Natsir

Dakwah adalah usaha–usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat. Konsepsi Islam dalam pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar

ma’ruf nahi munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang

diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam perikehidupan dalam berumah tangga (usrah), perikehidupan bermasyarakat dan kehidupan bernegara.12

d. Menurut H.M.S. Nasrudin Latief

Dakwah artinya setiap usaha atau aktifitas dengan lisan atau tulisan

10

Quraisy shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Jakarta: Mizan, 1993), Cet ke- 19, h. 194

11

Amien Rais, Cakrawala Islam, (Bandung: Mizan, 1996), h. 25-26

12

(31)

yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil, manusia lainnya untuk beriman dan menta’ati Allah SWT sesuai dengan garis–garis aqidah, dan syari’ah akhlak Islamiyah.13

Dari beberapa pendapat di atas tentang pengertian dakwah. Sebenarnya masih banyak lagi pengertian–pengertian dakwah yang dikemukakan oleh para ulama yang lain akan tetapi beberapa pengertian di atas sudah dapat memberikan gambaran pengertian dakwah itu.

Walaupun beberapa pengertian dakwah di atas berbeda redaksinya, akan tetapi setiap redaksinya memiliki tiga unsur pengertian pokok yaitu:

1) Dakwah adalah proses penyampaian agama Islam dari seorang kepada orang lain

2) Dakwah adalah penyampaian ajaran Islam tersebut dapat berupa

amar ma’ruf nahi munkar (ajaran kepada kebaikan dan mencegah

kemunkaran).

3) Usaha tersebut dilakukan secara sadar dengan tujuan terbentuknya suatu individu atau masyarakat yang taat dan mengamalkan sepenuhnya seluruh ajaran Islam.

4) Dakwah adalah interaksi dan dakwah adalah merupakan perubahan.

5) Dengan demikian dakwah merupakan proses penyelenggaraan

13

(32)

20

suatu usaha yang dilakukan dengan sadar dan sengaja yang berisi cara-cara dan tuntutan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan, suatu ideologi, untuk mengajak manusia kepada ajaran Allah SWT menuju kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.14

2. Unsur – Unsur Dakwah

Agama Islam dapat bertahan sampai saat ini berkat adanya kegiatan–kegiatan Karena dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajarkan dan mewariskan suatu kewajiban bagi pemeluk setiap agama, tidak hanya menjadi kewajiban setiap da’i. Hal ini di sadari pada tugas dasar manusia yang hidup di muka bumi ini, yaitu:

a. Sebagai hamba Allah SWT b. Sebagai khalifah di muka bumi c. Berdakwah di jalan Allah

Dari tugas manusia di atas jelaslah bahwa berdakwah merupakan sebuah kewajiban. Dalam kegiatan dakwah kebutuhan adanya saling mendukung antara unsur–unsur dakwah tersebut. Dan unsur–unsur dakwah antara lain:

a. Subjek Dakwah (Da’i)

Faktor subjek dakwah sangat menentukan keberhasilan aktifitas dakwah. Maka subjek dakwah dalam hal ini da’i atau lembaga dakwah

14

(33)

hendaklah mampu menjadi penggerak dakwah yang professional. Baik gerakan dakwah yang dilakukan individu maupun kolektif. Profesionalisme sangat dibutuhkan, termasuk profesionalisme lembaga-lembaga dakwah.15

Disamping professional kesiapan subjek dakwah baik penguasaan terhadap materi, maupun penguasaan terhadap metode, media dan psikologi sangat menentukan gerakan dakwah untuk mencapai keberhasilannya.

Seorang da’i harus memiliki bekal yang cukup dalam berdakwah dan harus mampu membimbing untuk memahami realitas, memaksimalkan potensi yang mereka miliki dan akhirnya memperbaiki objek dakwah (mad’u). Dengan demikian dakwah yang di sampaikan

oleh da’i menjadi luas, tidak terbatas hanya sekedar penyampaian ayat-ayat Allah SWT secara harafiah semata–mata, lebih dari itu bagaimana da’i bisa mengantarkan mad’u dari yang buruk menjadi lebih baik,

dengan menggunakan segala metode yang benar dan dapat di pertanggung jawabkan.

Selain itu didalam berdakwah seorang da’i harus memiliki akhlakul karimah sebagaimana yang terkandung di dalam al-Qur’an dan As-Sunnah, di antaranya adalah: jujur, ikhlas, arif, sabar, lembut, kasih sayang, pemaaf, rendah hati, tepat janji, wara’ dan sebagainya. Sebagaimana di wariskan oleh Rasulallah SAW.

15

(34)

22

b. Objek Dakwah (Mad’u)

Mad’u (penerima dakwah) sebagai objek dakwah, perlu

diklasifikasi oleh da’i dalam aktivitas dakwahnya, sehingga dengan klasifikasi tersebut, akan memudahkan da’i dalam menyampaikan pesan–pesan dakwahnya.16

Objek dakwah (mad’u) Merupakan penerima pesan dakwah dari

subjek dakwah. Keberadaan mad’u yang sangat heterogen baik dalam

ideology, pendidikan, status sosial, serta pekerjaan dan sebagainya. Dalam kegiatan dakwah unsur ini harus diperhatikan karena ini merupakan sasaran dakwah yang melaksanakan tujuan dakwah. Oleh sebab itu, dalam berdakwah seorang da’i harus memahami karakteristik objek dakwah agar dakwah yang disampaikan dapat diterima dan diamalkan.

d. Message Dakawah ( Materi Dakwah)

Adapun Message atau pesan-pesan dakwah, harus disampaikan secara menarik tidak monoton sehingga merangsang objek dakwah untuk mengkaji tema–tema islam yang pada gilirannya objek dakwah ingin mengkaji materi agama Islam dan meningkatkan kualitas pengetahuan ke Islaman untuk pengalaman keagamaan objek dakwah.17 Hal yang terpenting dalam pemberian materi (Pesan Dakwah) adalah tidak boleh menyimpang dari Al-Qur’an dan hadits.

16

Ibid. 28

17

(35)

e. Media Dakwah

Selain materi, media dakwah juga menentukan sebuah keberhasilan dakwah. Penggunaan media dan alat–alat modern bagi pengembangan dakwah adalah suatu keharusan, antara lain: media cetak, media broadcasting, film, media, audio visual, internet, maupun media elektronik lainnya.18

Media juga bisa dijadikan perantara. Maka sebagai perantara atau alat bantu yang digunakan oleh da’i untuk menyampaikan dakwahnya kepada mad’u itulah yang disebut sebagai media dakwah. Media

dakwah saat ini mulai berkembang tidak hanya mimbar ke mimbar tetapi telah mengikuti perkembangan zaman. Dakwah kini biasa dilakukan diberbagai media, mulai dari media cetak sampai media elektronik seperti internet. Oleh karena itu da’i harus mampu memanfaatkan berbagai hal yang dapat mendukung proses dakwah termasuk media–media yang saat ini mulai digandrungi.

f. Metode Dakwah

Metode dakwah artinya cara atau jalan yang ditempuh untuk menarik atau mengajak manusia baik dengan perkataan atau perbuatan menuju jalan yang diridhoi Allah ta’ala secara efektif dan efisien. Metode dakwah dalam menjalankan fungsinya memiliki beberapa bentuk yang setiap bentuknya memiliki fungsi masing–masing. Bentuk metode dakwah bersumber pada al-qur’an surah An-Nahl. Ayat 125:

18

(36)

24

Artinya: Serulah pada jalan tuhanmu dengan Hikmah, dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya tuhanmu. Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalannya.

g. Tujuan Dakwah

Dalam melaksanakan usaha dakwah agar sesuai dengan rencana harus memiliki tujuan yang jelas.

Tujuan merupakn pernyataan bermakna, keinginan yang dijadikan pedoman manajemen puncak organisasi untuk meraih hasil tertentu atas kegiatan yang dilakukan dalam dimensi waktu tertenu. Tujuan dakwah itu adalah tujuan yang diturunkan ajaran Islam bagi umat manusia itu sendiri, yaitu untuk membuat manusia memiliki kualitas aqidah, ibadah serta akhlak yang tinggi.19

Ada beberapa faktor yang mengartikan tujuan dakwah yaitu sebagai berikut:

1) Sesuai (suitable), tujuan dakwah bisa selaras dengan misi dan visi dakwah itu sendiri.

2) Berdimensi waktu (measurable time), tujuan dakwah haruslah konkrit dan bisa diantisipasi kapan terjadinya.

3) Layak (feasible) tujuan dakwah hendaknya berupa suatu tekad yang bisa diwujudkan (realitas).

4) Luwes (fleksibel), itu senantiasa bisa disesuaikan atau peka (sensitive) terhadap perubahan situasi dan kondisi umat.

19

(37)

5) Bisa di pahami (undrenstandable), tujuan dakwah haruslah mudah di pahami dan di cerna.

Secara umum tujuan dakwah dalam al-Qur’an yaitu bertujuan untuk menghidupkan hati yang mati, surah al-Anfal 24

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan.20

C. Majlis Ta’lim

1. Pengertian Majlis Ta’lim

Majlis ta’lim adalah lembaga swadaya masyarakat murni, yang

dikelola, dipelihara, dikembangkan dan didukung oleh anggotanya. Oleh karena itu merupakan wadah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. 21

2. Fungsi Majlis Ta’lim

Manfaat majlis akan terasa mempunyai makna bagi jama’ahnya apabila kebutuhan masing–masing jama’ah terpenuhi. Para mubaligh atau da’i sangat penting untuk mengetahui kebutuhan–kebutuhan

mereka, agar ia dapat menyesuaikan atau mengarahkan jama’ah pada tujuan yang ingin dicapai.22

20

Moh Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet ke-1, h. 61-62

21

Tuty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Ta’lim, (Bandung: Mizan, 1997), h. 75

22

(38)

26

Majlis ta’lim hanya akan mampu memeuhi kebutuhan sesuai

kemampuan dan fungsinya, adapun beberapa fungsi majlis ta’lim

sebagai berikut:23

1) Tempat memberi dan memperoleh tambahan ilmu dan kemampuan 2) Tempat mengadakan kontak dan pergaulan sosial

3) Tempat bersama–sama mewujudkan minat sosial

4) Tempat untuk mendorong agar lahir kesadaran dan pengamalan yang menyejahterakan hidup rumah tangga.

3. Macam–Macam Majlis Ta’lim

Majlis ta’lim yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat

Indonesia jika di kelompokan ada berbagai macam yaitu.24 a. Dilihat dari dari Jama’ahnya

Bila dilihat dari jama’ah atau anggota masyarakat yang mengikuti majlis ta’lim, ada beberapa macam yaitu:

1) Majlis ta’lim kaum ibu/muslimah/perempuan 2) Majlis ta’lim kaum bapa/muslimin/laki-laki 3) Majlis ta’lim kaum remaja

4) Majlis ta’lim anak–anak

5) Majlis Ta’lim campuran laki–laki dan perempuan/kaum bapak dan ibu

(39)

1) Majlis ta’lim biasa

Majlis ta’lim ini hanya di bentuk oleh masyarakat atau lingkungan

setempat tanpa memiliki legalitas formal, kecuali hanya memberitahu kepada lembaga pemerintah setempat.

2) Majlis ta’lim berbentuk yayasan

Majlis ta’lim ini telah resmi dijadikan yayasan yang telah terdaftar

dan telah memiliki akte notaris. 3) Majlis ta’lim berbentuk ormas

Majlis ta’lim dapat berbentuk ormas jika sudah memiliki pimpinan

ditingkat pusat, wilayah, dan daerah hingga cabang dan ranting. 4) Majlis ta’lim di bawah ormas

Majlis ta’lim ini di bawah naungan ormas keagamaan atau dakwah,

yang mana pengurusnya ditetapkan oleh pimpinan ormas tersebut. 5) Majlis ta’lim di bawah orsospol

Majlis ta’lim ini dibawah naungan orsospol tertentu dan

pengurusnya merupakan aktifis atau pengurus orsospol tersebut. c. Dilihat dari Tempatnya

Bila dilihat dari tempatnya yang di gunakan dalam melaksanakan kegiatannya, majlis ta’lim ada beberapa macam yaitu:

1) Majlis ta’lim masjid atau mushola

Majlis ta’lim ini berada dilingkungan masjid atau mushola dan

(40)

28

2) Majlis ta’lim perkantoran

Majlis ta’lim ini berada dilingkungan perkantoran dan umumnya

merupakan salah satu kegiatan dari organisasi rohis di perkantoran tersebut

3) Majlis ta’lim perhotelan

Majlis ta’lim ini berada dilingkungan perhotelan dan umumnya

merupakan salah satu kegiatan dari organisasi rohis di perhotelan tersebut

4) Majlis ta’lim industri/pabrik

Majlis ta’lim ini berada dilingkungan pabrik dan umumnya

merupakan salah satu kegiatan dari organisasi rohis dipabrik tersebut

5) Majlis ta’lim perumahan

Majlis ta’lim ini berada dilingkungan komplek perumahan yang di

(41)

29

MAJELIS TA’LIM JAMI AL-ISHLAH JAKARTA PUSAT

A. Riwayat Hidup Habib Rizieq Bin Husein Syihab.

1. Sejarah Singkat Kehidupan Habib Rizieq Bin Husein Syihab

Seorang habib merupakan kelompok elit dari sebagian masyarakat, baik dilihat dari segi pemahaman ke agamaan (ilmu agama) ataupun dari segi sosial ekonomi.1 Sebab sebagai suatu kelompok para habib/kiai memiliki pengaruh yang sangat kuat di dalam masyarakat.

Sebutan atau gelar habib dikalangan Arab-Indonesia dinisbatkan secara khusus terhadap keturunan Nabi Muhammad melalui Fatimah az-Zahra (berputra Husain dan Hasan) dan Ali bin Abi Thalib atau keturunan dari orang yang bertalian keluarga dengan Nabi Muhammad (sepupu Nabi Muhammad). Habib yang datang ke Indonesia mayoritas adalah keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib dan Fatimah bin Nabi Muhammad. Dilain pihak Ali bin Abi Thalib juga memiliki keturunan dari isteri-isteri lainnya. Gelar Habib tersebut terutama ditujukan kepada mereka yang memiliki pengetahuan agama Islam yang mumpuni dari golongan keluarga tersebut. Gelar Habib juga berarti panggilan kesayangan dari cucu kepada kakeknya dari golongan keluarga tersebut. Diperkirakan di Indonesia terdapat sebanyak 1,2 juta orang yang masih

1

(42)

30

hidup yang berhak menyandang sebutan ini. Di Indonesia, habib semuanya memiliki moyang yang berasal dari Yaman, khususnya Hadramaut. Berdasarkan catatan organisasi yang melakukan pencatatan silsilah para habib ini, Ar-Rabithah, ada sekitar 20 juta orang diseluruh dunia yang dapat menyandang gelar ini (disebut muhibbin) dari 114 marga. Hanya keturunan laki-laki saja yang berhak menyandang gelar habib.

Dalam perkembangannya, khususnya dikalangan masyarakat muslim Indonesia, gelar ini tidak hanya disandang oleh para da’i dari Yaman saja, karena warga telah memuliakan mereka sebagai pemimpin mereka tanpa melihat asal-usul keturunan dengan alasan seorang menjadi alim tidak diakibatkan oleh asal keturunannya. Selain itu terjadi pula pelanggaran terhadap aturan, dengan menarik garis keturunan secara matrilineal (keturunan dari perempuan juga diberi hak menyandang "habib") walaupun akhirnya pernyataan ini hanyalah sebuah fitnah dari kaum orientalis untuk menghilangkan rasa hormat masyarakat idonesia terhadap kaum kerabat Nabi Muhammad.

(43)

Beberapa habib yang populer

a. Habib Ali Kwitang, pendiri Majelis Ta'lim Kwitang Jakarta. b. Habib Ali Alatas, mantan menteri luar negri

c. Habib Rizieq, pendiri dan ketua FPI

d. Husein Ali Alhabsi, ulama tuna netra ketua Ikhwanul Muslimin Indonesia

e. Habib Hasan Bin Ja'far Assegaf, Pemimpin Majelis Ta'lim Nurul Musthofa Jakarta

f. Habib Munzir AlMusawa, pemimpin Majelis Ta'lim Majelis Rasululloh SAW Jakarta

g. Habib Nabil Al Musawa (adik Habib Munzir) wakil rakyat Kalimantan Selatan di DPR dari Partai Keadilan Sejahtera

h. Habib Aboe Bakar Alhabsi, wakil rakyat Kalimantan Selatan di DPR dari Partai Keadilan Sejahtera

i. Habib Salim Segaf Al-Jufri, Menteri Sosial Kabinet Indonesia Bersatu II

j. Habib Muhammad Ridwan Al-Jufrie, Qari & Hafidz Muda dari Jawa Barat yang Kuliah di Al-Azhar University Cairo

Al-Habib Mohammad Rizieq bin Husein Syihab atau populer dengan panggilan Habib Rizieq lahir di Jakarta 24 Agustus 1965 adalah salah satu pendiri FPI. Kini ia menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ta’lim Tanfidzi Dewan Pimpinan Pusat FPI periode 2003-2008. Otoritas

(44)

32

tinggalnya di Jakarta/ Betawi karena mereka percaya Rizieq adalah keturunan Nabi Muhammad. Walaupun pengikut Rizieq kebanyakan lokal namun FPI sendiri mengklaim di dukung oleh 15 juta simpatisan.2 Selain itu juga beliau seorang pendiri Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah Petamburan Jakarta Pusat. 3

Habib Rizieq Bin Husein Syihab sudah berkeluarga dan memiliki tujuh orang anak, satu laki – laki dan enam perempuan. Istri Habib Rizieq bernama Syarifah Fadlun Binti Yahya. Habib Rizieq mempunyai tujuh orang anak, pertama Rufaidah, kedua Humaira, ketiga Zulfa, keempat Najwa, kelima Mumtaz, keenam Fairus, ketuju Zahra.4 Di dalam keluarga beliau memiliki keluarga yang romantis dan sangat humoris, cara beliau bertutur sapa kepada anak istri sangatlah halus di tengah-tengah kesibukannya. Beliau melaksanakan dakwah islamiah biarpun membagi waaktunya untuk keluarga kepada putra dan putrinya dan beliau sangat menekankan pendidikan agama sejak kecil. 5

Al-habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab adalah generasi ke-38 dari Rasulallah SAW. Ia menyelesaikan pendidikan S1 bidang Fiqih dan Ushul di King Saud University Riyadh Saudy Arabia dan meraih S2 bidang Syari’ah di University Malaya Kuala Lumpur Malaysia. Kini kandidat Doktor di bidang dan universitas yang sama.

Penulis adalah seorang Sarjana yang aktif sebagai pendidik di

2

Pofil Pendiri dan Pengasuh Majlis Ta’lim Jami AL-Ishlah. (Amar Ma’ruf Nahi Munkar, 2008), Edisi. Kedua

3

Irfan Syaifuddin, Jama’ah Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah, Jakarta, mei 2011

4

Profi, Pendiri dan Pengasuh Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah, ( Amar Ma’ruf Nahi Munkar 2008), Edisi ke dua, h.

5

(45)

sekolah, Pengajar di Majelis Ta’lim da’i diatas mimbar, pimpinan

organisasi, orator dalam aksi, panglima di medan juang, mengubah Syair Islami, penulis buku dan Pembina para preman dan narapidana diberbagai lembaga permasyarakatan.

2. Perjuangan Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab

Sejak mendeklarasikan dan memimpin Front Pembela Islam tahun 1998 hingga kini dirinya senantiasa menjadi sasaran tembak, kritik, kecaman, tuduhan, tudingan, hinaan, fitnah dan caci maki, bahkan teror, ancaman dan intimidasi serta target pembunuhan. 6

Ditahun 2002, penulis dijebloskan dalam sel tahanan salemba kini di tahun 2008 kembali dikurung dalam sel tahanan polda meto jaya. Sebabnya sederhan yaitu dakwahnya dianggap provokasi dan hasutan, Amar Ma’ruf Nahi Munkarnya dianggap radikal dan anarkis, sedangkan

kritik dan protesnya dianggap penghinaan dan penistaan terhadap penguasa.

Sejarah mencatat, di akhir tahun 2004 pasca Tsunami, Habib Rizieq memimpin langsung seribu relawan FPI ke aceh untuk mengevakuasi, mengurus dan memakamkan tidak kurang dari 70.000 mayat, selama empat bulan.

Sikap hidupnya lembut terhadap ikhwan keras terhadap kejahatan santun dalam kema’rufan tegas melawan kemunkaran penuh canda riang dalam keseharian geram menggetarkan para ahli kezhaliman karenanya ia disegani kawan ditakuti lawan.

6

(46)

34

Basis pesantren FPI adalah Pesantren Al-Umm, namun hampir seluruh aktivitas FPI berasal dari markasnya di Petamburan dekat rumah Rizieq. Organisasi FPI yang dipimpinnya termasuk kontroversial karena aksi-aksinya, dan Rizieq sendiri cukup vokal dalam menyuarakan pendapatnya seperti yang dimuat dalam media.

Pada bulan Juni 2008 Rizieq ditangkap sebagai tersangka Insiden Monas dan dijerat pasal berlapis yaitu Pasal 221 KUHP tentang melindungi atau menyembunyikan pelaku kejahatan pasal permusuhan dan penghasutan, serta organisasi yang kerap melakukan aksi anarki. Sementara anggota FPI lainnya yang ikut ditahan dijerat dengan pasal 170 KUHP tentang penyerangan.

3. Pendidikan dan Karir Habib Rizieq Bin Husein Syihab

Habib Rizieq tidak dididik di pesantren. Namun sejak berusia empat tahun, ia sudah rajin mengaji di masjid-masjid. Ibunya yang sekaligus berperan sebagai bapak dan bekerja sebagai penjahit pakaian serta perias pengantin, sangat memperhatikan pendidikan Habib Rizieq dan satu anaknya yang lain.

(47)

University Arab Saudi, jurusan studi agama islam (fikih dan ushul) yang di selesaikan dalam waktu empat tahun dengan predikat cum-laude. Tahun 1990 beliau mengambil S2 di bidang Syari’ah di University Malaya di Malaysia di universitas antar bangsa dan kini kandidat Doktor di bidang dan Universitas yang sama.

Sekarang beliau menjabat sebagai kepsek Madrasah Aliyah Jamiat Kheir Jakarta, Dewan Syariat BPRS At-Taqwa Tangerang, Pimpinan/pembina sejumlah majelis ta’lim Jabotabek, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI).

Ayah Habib Rizieq bernama Husein Syihab (Almarhum) Ibunya bernama Sidah Alatas dan istrinya bernama Fadlun Yahya. Beliau mempunyai tujuh orang anak yaitu Rufaidah Syihab, Humaira Syihab, Zulfa Syihab, Najwa Syihab, Muntaz Syihab, Fairus Syihab, Zahra Syihab.

4. Tujuan Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab

Tujuan Dakwah Habib Rizieq bin Husein Syihab adalah amar

ma’ruf nahi munkar, yaitu menyeru kepada kebajikan mencegah

kemunkaran dan mengajak para muslimin dan muslimat untuk: a. Membaca Al-Qur’an.

b. Mengenalkan berbagai kitab–kitab dan menjelaskannya.

c. Mengenalkan dengan cara mempraktekan shalat, haji dan sebagainya. d. Mengagungkan dan membesarkan nama Rasulallah SAW dengan

pembacaan maulid dan shalawat.

(48)

36

5. Karya-Karya Tulis Habib Rizieq Bin Husein Syihab

Adapun karya–karya yang telah dicapai adalah:

1. Koleksi MP3 ceramah. CD ini berisi kumpulan dakwah ceramah al Habib Rizieq Shihab. Isi dalam CD ini adalah:

a. Kajian ilmiah kritik tafsir liberal b. Hikmah haji dan umroh

c. Kemaksiatan terorganisir

d. Ketika amar makruf nahi mungkar ditinggalkan e. Membongkar kebohongan ahmadiyah

2. Kumpulan–kumpulan shalawat yang disusun oleh Habib Rizieq Bin Husein Syihab.

3. Karangan buku Habib Rizieq Bin Husen Syihab dengan judul “Amar

Ma’ruf Nahi Munkar” cetakan pertama dan ke dua, tentang perjuangan

Front Pembela Islam (FPI), profil dan Tanya jawab tentang berbagai tuduhan terhadap gerakan nasional anti ma’siat di Indonesia

B. Gambaran Umum Majelis Ta’lim Jami Al-Ishlah

1. Letak Geografis Majelis Ta’lim Jami Al-Ishlah

Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah terletak didekat rumah Habib Rizieq

tempatnya di masjid, di jalan petamburan III rt.004 rw.04 kel. Petamburan Kec. tanah abang Jakarta pusat. Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah ini

(49)

2. Sejarah dan Perkembangan Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah

Sejarah terbentuknya majlis ta’lim Jami Al-Ishlah pada tahun 1993 oleh Habib Rizieq Bin Husein Syihab dan dibantu oleh ust dan habib-habib lain, pada awalnya majlis ta’lim jami al-Ishlah diikuti hanya 10 sampai 20 jama’ah saja. Pada tahun 1998 jama’ah Majlis Ta’lim Jami Al -Ishlah mulai berkembang dan jama’ahnya lebih dari 200 orang.

3. Visi, Misi dan Tujuan Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah

Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah ialah organisasi keagamaan yang yang mayoritas jama’ahnya adalah pemuda pemudi. Dari hal demikian

dapat diselaraskan dengan visi, misi dan tujuan Majlis Ta’lim Jami Al -Ishlah yaitu:

a. Visi Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah

1. Sebagai wadah organisasi keagamaan yang berfungsi untuk mengajak dan menyeru kaum muslimin dan muslimat khususnya para pemuda untuk lebih mengenal islam secara kaffah.

2. Sebagai wadah organisasi keagamaan yang mengajak dan menyeru kepada kaum muslimin dan muslimat khususnya para Pemuda untuk menteladani akhlak dan sifat Rasulalalah.

b. Misi Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah

(50)

38

c. Tujuan Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah

1. Menjadi wadah organisasi yang memberikan manfaat kepada masyarakat baik dunia maupun akhirat

2. menegakan hisbah dalam rangka untuk menerapkan syari’at islam secara kaffah

4. Tujuan Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah

Setiap majlis ta’lim tentunya memiliki tujuan yang luhur dalam

meningkatkan kwalitas ketakwaan dan mensyiarkan islam. Tujuannya adalah berusaha menyampaikan pesan Al-Qur’an dan Al-Hadist dan sunan-sunah Rasulallah Saw dalam satu wadah atau perkumpulan agar mereka mengerti hukum-hukum Allah SWT sehingga mereka mau menjalankan perintah Allah Swt dan menjauhi larangan Allah Swt agar terhindar dari azab Allah Swt dari tujuan inilah Majlis ta’lim Shalawat

menyampaikan dakwah islam, adapun tujuan tersebut adalah: a. Untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan kpada Allah SWT

b. Untuk membentuk jama’ah Majlis Jami Al-Ishlah dan masyarakat yang islami yang melaksanakan ajaran agama islam dengan penuh kesadaran. mewujudkan rasa ukhuwah islamiyah diantara para jama’ah majlis Jami Al-Ishlah dan mempererat tali silaturahmi masyarakat dan mempersatukan ulama di antaranya habib KH dan Ustad.

c. Menambah tempat pendidikan nonformal berupa majlis ta’lim guna membantuk masyarakat setempat untuk belajar.

(51)

e. Untuk melaksanakan dakwah, dalam rangka untuk menerapkan islam secara kaffah.

5. Struktur Organisasi Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah

Pelindung : KH. Drs. Misbahul Anam

Pembina : Al-Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Syihab Penasehat : Al-Habib Ali Bin Sahil

Al-Habib Muhsin Umar Alatas.Lc Pengawas : KH. Cecep Bustomi

Ketua Umum : KH. Drs. Munif Ahmad

Sekretariat Umum : Ust. Sholeh Mahmud (Ust. Solmet) Bendhara Umum : Sobari

Divisi – Divisi

Divisi Keagamaan : Ust. Ahmad Muhaimin Divisi Sosial : Bahri

Irfan Syaifuddin Divisi Keuangan : Imron Khusyairi

Rifky

Divisi Humas : Ma’mun Salim, Ahmad yani

C. Program Kerja Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah

Dalam rangka mengembangkan konsep dakwah yang dimiliki Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah, maka segenap pengurus merumuskan dan menyusun

(52)

40

Berhasil atau tidaknya ditentukan oleh perencanaan dan perumusan yang matang.

Adapun Program kerja Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah terdiri dari:

1. Program Jangka Pendek

a. Mengajarkan ta’lim muta’alim b. Syarah arba’ain nawawiyah c. Fiqhul haji karangan imam syafi’i

d. Shalawat-shalawat yang diiringi dengan hadroh dan marawis e. Praktek shalat dan haji

f. Ujian setiap enam bulan sekali 2. Program Jangka Panjang

a. Peringatan Maulid

b. Perayaan haplah Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah c. Buka puasa bersama

d. Santunan anak yatim piatu dan kaum duafa e. Baksos sekaligus menjadi relawan bencana alam f. Takling (Takbir keliling)

g. Halal Bihalal di kediaman Habib Rizieq Bin Husein Syihab 3. Kegiatan Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah

Kegiatan Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah setiap malam kamis ba’da

magrib sampai selesai, ta’lim ditutup minimal jam 10 malam, sebelum ta’lim di mulai, di buka dengan shalawat hadroh dan marawis setelah itu ta’lim dimulai dengan pelajaran Ta’lim Muta’alim yang d iajarkan oleh

(53)

pelajaran Syarah Arba’in Nawawiyah, dan kemudian beberapa Ustad

lainnya seperti Ustad Misbah mengajarkan Kitab-kitab yang lainnya seperti aqidah akhlak.

Ba’da isya baru dimulai ta’lim inti yang diajarkan oleh habib rizieq

yaitu kitab Fiqih haji yaitu kitab utama, stelah ta’lim selesai baru didakan tanya jawab, setiap selesai membuka kitab fiqih selalu ada sesi tanya jawabnya, dan setelah tanya jawab selesai lalu di buka sesi mimbar bebas, sesi mimbar bebas itu maksudnya jika ada ustad yang mau menyampaikan ilmu atau pesannya kepada jamaa’ah dipersilahkan untuk menyampaikan. Ta’lim selesai minimal jam 10 malam. Setelah pembahasan materi yang

diajarkan habib rizieq selesai maka di adakan sesi praktek, sesi praktek biyasanya di ajarkan satu bulan sekali. Sesi praktek diguna agar para jama’ah lebih memahami teori yang telah di ajarkan.

4. Fasilitas Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah

Diantara fasilitas Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah yaitu:

a. Infocus, b. Laptop. c. OHP.

d. Set sound system.

e. Layar slide dengan power point. f. Lembar foto copy.

g. Marawis dan hadroh. h. White board.

(54)

42 BAB IV

TEMUAN DATA DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Metode Dakwah Habib Rizieq

Da’i adalah subyek dalam kegiatan dakwah. Da’i memiliki peranan

yang dominan dalam menentukan keberhasilan dakwah. Maka seorang da’i

harus benar–benar memiliki kemampuan yang baik dalam bidang dakwah Islam. Kemampuan seorang da’i dapat dilihat dari ilmu yang dimilikinya dan

metode yang digunakannya dalam berdakwah. Metode dakwah adalah salah satu komponen utama dakwah yang penting diketahui bagi seorang da’i. Da’i yang baik akan mampu memilih metode yang menurutnya baik dan sesuai dengan kemampuannya dan sasaran mad’unya.

Di dalam surat an-Nahl ayat 125 dijelaskan beberapa metode dakwah yang dapat digunakan seorang da’i dalam menyampaikan dakwahnya. Metode–metode tersebut adalah bil hiqmah, mauidzah hasanah, dan mujaddalah. Sebagaimana telah tertera dalam Al-Qur’an surat an-Nahl ayat 125.

(55)

bil hikmah itu merupakan salah satu metode pendekatan komunikasi yang dilakukan atas dasar persuasif.1

Metode dakwah bil hikmah ini sesuai digunakan terutama bagi mad’u

yang memiliki intelektual yang tinggi. Prinsip-prinsip metode dakwah bil hikmah ini ditunjukan terhadap mad’u yang kapasitas intelektual pemikirannya terkategorikan khas, cendikiawan, atau ilmuan.2

Dengan berpedoman kepada kitab suci al-qur’an dan Hadits Nabi SAW bagi manusia perintah dakwah wajib bagi muslim dan muslimat yang sudah terkena hukum syara dalam Islam maka wajib hukumnya menegakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan mengajak atau berdakwah kepada

kebenaran dan mengajak manusia kepada jalan yang lurus yang dirahmati dan diridhoi Allah SWT.

Adapun metode dakwah Habib Rizieq yang direalisasikan dan dikembangkan di dalam Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah yaitu metode bil hikmah.

Kata “hikmah” dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak 20 kali baik

dalam bentuk nakiroh atau ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah “hukman” yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kedzaliman dan jika dikaitkan dengan dakwah maka berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas dakwah.

1

Toto Tasamara, Kominikasi Dakwah ( Jakara:Gaya Media Pratama, 1997), cet Ke-1, h.

2

(56)

44

Al-Hikmah diartikan pula sebagai al’adl (keadilan), al-haq

(kebenaran), al-hilm (ketabahan), al’ilm (pengetahuan), dan an nubuwwah

(kenabian).

Metode hikmah artinya dengan dalil atau hujjah yang nyata atau jelas. Sehingga menampakan kebenaran dan menghilangkan kesamaran.

Cara ini tertuju kepada mereka yang ingin mengetahui hakikat kebenaran yang sesungguhnya, yakni mereka yang memiliki kemampuan berfikir yang tinggi atau sempurna, seperti para ulama, pemikir dan para cendikiawan

Orang yang memiliki hikmah disebut al-hakim yaitu orang yang memiliki pengetahuan yang paling utama dari segala sesuatu.

Sebagai metode dakwah, al-hikmah diartikan bijaksana akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang kepada agama dan tuhan.

Sesuai yang dijelaskan dalam al-qur’an surat An-Nahl ayat 125 bahwa ketika berdakwah serulah mereka dengan hikmah yaitu dengan perkataan yang jelas dan benar yang dapat membedakan yang hak dengan yang bathil. Setiap orang yang berdakwah dalam penyampaian materi dakwahnya tentunya harus dibawakan dengan tegas dan benar agar mad’u yang diseru dapat memahami betul apa yang disampaikan da’i tersebut.

Gambar

GAMBARAN UMUM MAJLIS TA’LIM JAMI  AL-

Referensi

Dokumen terkait