• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan aplikasi penjadwalan kegiatan dengan menggunakan algoritma genetika : studi kasus Humas Departemen Agama RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan aplikasi penjadwalan kegiatan dengan menggunakan algoritma genetika : studi kasus Humas Departemen Agama RI"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KEGIATAN

DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

(STUDI KASUS : HUMAS KEMENTERIAN AGAMA RI)

ULISNA ADE RIFAI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KEGIATAN

DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

(STUDI KASUS : HUMAS DEPARTEMEN AGAMA RI)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.)

Oleh : Ulisna Ade Rifai Nim : 204093002671

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juni 2011

(6)

ABSTRAK

Ulisna Ade Rifai, Pengembangan Aplikasi Penjadwalan Kegiatan dengan Mengunakan Algoritma Genetika, Studi Kasus : Humas Kementerian Agama RI. (Dibawah bimbingan Zainuddin Bey Fananie dan Imam M Shofie).

Humas Kementerian Agama merupakan bagian dari salah satu bidang di Kementerian Agama yang bernama Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan (PIKMAS). Bagian Humas merupakan keharusan fungsional dalam rangka melaksanakan urusan dan koordinasi serta penyusunan bahan pembinaan hubungan kerjasama antara Kementerian dengan masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan Lembaga Negara (LN). Bidang Humas dalam menentukan jadwal kegiatan pertemuan telah sesuai dengan prosedur yang berlaku, namun prosesnya masih dilakukan secara manual. Oleh karena pentingnya penjadwalan kegiatan ini dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan maka dibutuhkan sistem informasi penjadwalan kegiatan. Berbanding terbalik dengan pentingnya penjadwalan ini, proses pembuatan jadwal ini merupakan proses yang menyulitkan, karena proses ini membutuhkan ketelitian dan waktu yang cukup banyak agar tidak terjadi adanya tumpang tindih antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain. Dalam pengembangan sistem ini, penulis menggunakan metodologi Rapid Application Development

(RAD) terdiri dari fase perencanaan syarat-syarat, fase konstruksi, fase implementasi. Untuk metodologi perancangan model menggunakan Algoritma Genetika yang terdiri dari teknik penyandian, prosedur inisialisasi, evaluasi, seleksi, rekomendasi dan mutasi. Selain itu teknik pengembangan yang digunakan

Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Normalisasi,

dan Kamus Data. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Visual Studio.NET

dan MySQL sebagai databasenya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem penjadwalan kegiatan sehingga pihak humas dapat menentukan jadwal kegiatan dengan mudah dan akurat. Aplikasi Sistem informasi penjadwalan kegiatan dapat menghasilkan jadwal yang tidak bentrok dan optimal sesuai yang direncanakan.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat selesai sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman nanti. Rasul yang melalui perjuangan dan keikhlasannya membuat kita bisa memiliki agama yang sempurna ini. Semoga kita bisa menjadi pengikutnya yang setia sampai akhir hayat.

Dengan selesainya penulisan laporan skripsi ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, karena tanpa bantuan, petunjuk, bimbingan dan saran-saran mungkin penulis tidak akan dapat menyusun laporan ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSi selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.

3. Bapak Zainuddin Bey Fananie, M.Sc selaku dosen pembimbing I dan Bapak Imam M Shofi, MT selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan guna terwujudnya laporan skripsi ini.

(8)

5. Bapak Saiful Huda S.Sos dan Bapak Boy Azhar, selaku pegawai bagian Humas Kementerian Agama RI.

6. Ayahku H. Hasan Rifai dan Ibuku Arjiati, kakakku Fafa dan ketiga adikku Umi, Anis, dan Aris, serta kekasihku Acum yang selalu memberikan doa, nasehat dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini.

7. Rekan-rekan Mahasiswa/I Sistem Informasi tahun 2004 non reguler khususnya kelas SIB yang begitu banyak memberikan do’a, motivasi dan dukungan.

8. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu terima kasih atas bantuannya.

Dalam penulisan Laporan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih belum mencapai kesempurnaan baik dari segi materi maupun dari segi penyajian, untuk itu penulis mengharapkaan kritik dan saran untuk membangun. Semoga dengan adanya Laporan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amien...

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, Juni 2011

(9)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... ii

Lembar Pengesahan Pembimbing... iii

Lembar Pengesahan Penguji... ... iv

Pernyataan ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel... ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xix

Daftar Simbol Notasi Flowchart ... xx

Daftar Simbol Notasi Data Flow Diagram ... xxi

Daftar Simbol Notasi Entity Relationship Diagram... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan Penelitian ... 4

1.5. Manfaat Penelitian ... 4

(10)

1.6.1. Metode Pengumpulan Data ... 5

1.6.2. Metode Pengembangan Sistem ... 6

1.7. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1. Konsep Dasar Sistem ………. 9

2.2. Konsep Dasar Informasi ……… 9

2.3. Pengembangan Sistem ... 10

2.3.1. Pengertian Pengembangan Sistem ... 10

2.3.2. Prinsip Pengembangan Sistem ... 10

2.4. Konsep Dasar Penjadwalan ... 11

2.4.1. Pengertian Penjadwalan ... 11

2.4.2. Tujuan Penjadwalan ……….. 12

2.4.3. Performasi Penjadwalan ... 12

2.5. Algoritma Genetika ... 13

2.5.1. Pengertian Algoritma Genetika ... 13

2.5.2. Struktur Umum Algoritma Genetika ... 14

2.5.3. Komponen Utama Algoritma Genetika ... 15

2.6. Metodologi Penelitian ... 19

2.6.1. Metode Pengumpulan Data ... 19

2.7.1.1 Studi Lapangan ... 19

(11)

2.6.2. Metode Pengembangan Sistem ... 21

2.6.3. RAD (Rapid Application Development) ……….. 21

2.7. Flowchart ... 23

2.8. STD (State Transition Diagram) ... 24

2.8.1. Pengertian STD (State Transition Diagram) ... 24

2.8.2. Komponen STD (State Transition Diagram) ... 25

2.9. Data Flow Diagram ... 26

2.9.1. Diagram Konteks ... 26

2.9.2. Diagram Zero ... 26

2.9.3. Diagram Rinci ... 27

2.10. Kamus Data ... 27

2.11. ERD (Entity Relationship Diagram) ... 27

2.11.1. Pengertian ERD (Entity Relationship Diagram) ... 27

2.11.2.Kardinalitas Relasi ………...……… 28

2.12. Normalisasi ... 30

2.13. Perangkat Lunak Pembangun Sistem ... 31

2.13.1. Visual Studio.NET ... 31

2.13.2. MySQL ... 33

2.13.3. Crystal Report ... 34

2.14. Pengujian Black-box ... 34

(12)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

3.1. Metode Pengumpulan Data ... 37

3.1.1. Studi Lapangan ... 37

3.1.2. Studi Literatur Sejenis ... 39

3.2. Metode Pengembangan Sistem ... 39

3.2.1. Fase Perencanaan Syarat-syarat ... 40

3.2.2. Workshop Design ... 40

3.2.3. Fase Pelaksanaan / Implementasi ... 41

3.3. Kerangka Berfikir ………... 42

3.4. Profil PIKMAS Kementerian Agama RI ... 43

3.4.1. Sejarah Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan ... 43

3.4.2. Struktur Organisasi ... 44

3.4.3. Uraian Tugas dan Fungsi ... 45

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1. Fase Perencanaan Syarat-syarat ... 51

4.1.1. Tujuan Sistem ... 51

4.1.2. Syarat-Syarat Informasi ... 51

4.1.3. Analisa Kebutuhan Sistem ... 52

4.1.4. Sistem Penjadwalan Yang Berjalan ... 53

4.1.5. Alternatif Penyelesaian Masalah ... 55

4.1.6. Sistem Penjadwalan Yang Diusulkan ... 55

(13)

4.2. Worshop Design / Fase Perancangan ... 57

4.2.1. Desain Sistem Algoritma Genetika ... 57

4.2.1.1. Teknik Penyandian ………. 58

4.2.1.2. Fungsi fitness ………. 61

4.2.1.3. Prosedur Inisialisasi ………... 61

4.2.1.4. Pembangkitan Populasi Awal ……… 65

4.2.1.5. Evaluasi ……….. 66

4.2.1.6. Kriteria Optimasi tercapai ……….. 66

4.2.1.7. Seleksi ……… 67

4.2.1.8. Rekomendasi (crossover) ………... 68

4.2.1.9. Mutasi ………. 69

4.2.1.10. Generasi Terakhir ……….. 69

4.2.2. Data Flow Diagram ... 71

4.3.3.1 Spesifikasi Proses Diagram Overview ... 78

4.3.3.2 Spesifikasi Proses Diagram Rinci level 1 ... 80

4.3.3.3 Spesifikasi Proses Diagram Rinci level 2 ... 86

4.2.3. Kamus Data ... 95

4.2.4. Entity Relationship Diagram ... 96

4.3.5.1. Normalisasi ... 97

4.3.5.2. Struktur Database ... 101

4.2.5. State Transition Diagram ... 106

(14)

4.3. Fase Pelaksanaan / Implementasi ... 122

4.4. Pengujian Sistem ... 123

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 124

5.1. Kesimpulan ... 124

5.2. Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 126

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik MySQL ... 38

Tabel 4.1 Flowchart sistem penjadwalan yang berjalan ... 54

Tabel 4.2 Flowchart sistem yang diusulkan ... 56

Tabel 4.3 Perbandingan Sistem ... 57

Tabel 4.4 Data Pembicara ... 62

Tabel 4.5 Data Kegiatan ... 62

Tabel 4.6 Pembangkitan Populasi (kesediaan pembicara) ... 65

Tabel 4.7 Evaluasi Kesediaan Nilai Fitness ... 66

Tabel 4.8 Kesediaan Waktu Pembicara Hasil Seleksi ... 67

Tabel 4.9 Jadwal (generasi ke-1) ... 68

Tabel 4.10 Populasi setelah crossover ... 68

Tabel 4.11 Jadwal Kegiatan (generasi terakhir) ... 70

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Informasi ………...……… 12

Gambar 2.2 Diagram Alir Genetic Algorithms Sederhana ... 19

Gambar 2.3 Siklus Pengembangan Sistem model RAD ... 27

Gambar 2.4 Kondisi Perubahan State ... 29

Gambar 2.5 Notasi Modul ... 30

Gambar 2.6 Notasi Tampilan ... 30

Gambar 2.7 Notasi Tindakan ... 30

Gambar 2.8 Cardinality one to one ... 33

Gambar 2.9 Cardinality one to many ... 34

Gambar 2.10 Cardinality many to many ... 34

Gambar 3.1 Siklus Pengembangan Sistem Model RAD ... ... 46

Gambar 3.2 Kerangka Berfikir ... 47

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal ... 49

Gambar 3.4 Struktur Organisasi PIKMAS ... 50

Gambar 4.1 Diagram Konteks Sistem Penjadwalan Kegiatan ... 71

Gambar 4.2 Diagram Overview Sistem Penjadwalan Kegiatan ... 72

Gambar 4.3 Diagram 1 Level 1 Sistem Yang Diusulkan ... 73

Gambar 4.4 Diagram 2 Level 1 Sistem Yang Diusulkan ... 73

Gambar 4.5 Diagram 3 Level 1 Sistem Yang Diusulkan ... 74

(17)

Gambar 4.7 Diagram 5 Level 1 Sistem Yang Diusulkan ... 75

Gambar 4.8 Diagram 1 Level 2 Proses 1.1 ... 75

Gambar 4.9 Diagram 1 Level 2 Proses 1.2 ... 76

Gambar 4.10 Diagram 1 Level 2 Proses 1.3 ... 76

Gambar 4.11 Diagram 1 Level 2 Proses 1.4 ... 76

Gambar 4.12 Diagram 1 Level 2 Proses 1.5 ... 77

Gambar 4.13. Diagram 1 Level 2 Proses 1.6 ... 77

Gambar 4.14. Diagram 1 Level 2 Proses 1.7 ... 77

Gambar 4.15. Diagram 1 Level 2 Proses 1.8 ... 78

Gambar 4.16 ERD Sistem Informasi Penjadwalan Kegiatan... 97

Gambar 4.17 Unnormalized Form (UNF) ... 98

Gambar 4.18 First Normal Form (1NF) ... 99

Gambar 4.19 Second Normal Form (2NF) ... 100

Gambar 4.20 STD Rancangan Menu Login Sistem ... 106

Gambar 4.21 STD Rancangan Menu Utama... 106

Gambar 4.22 STD Rancangan Menu File ... 106

Gambar 4.23 STD Rancangan Menu User ... ... 107

Gambar 4.24 STD Rancangan Modul Pembicara ... 107

Gambar 4.25 STD Rancangan Modul Kegiatan ... 107

Gambar 4.26 STD Rancangan Modul Ruang ... 108

Gambar 4.27 STD Rancangan Modul Shift ... 108

(18)

Gambar 4.29 STD Rancangan Modul Bidang …...…………... 109

Gambar 4.30 STD Rancangan Modul Gedung ... 109

Gambar 4.31 STD Rancangan Modul Kesediaan . ... 109

Gambar 4.32 STD Rancangan Modul Nilai Fitness ... 110

Gambar 4.33 STD Rancangan Modul Seleksi Jadwal ... 110

Gambar 4.34 STD Rancangan Menu Laporan ... 110

Gambar 4.35 Rancangan Form Login . ... 111

Gambar 4.36 Rancangan Tampilan Menu Utama ... 111

Gambar 4.37 Rancangan Tampilan Menu User ... 112

Gambar 4.38 Rancangan Form Pembicara ... 113

Gambar 4.39 Rancangan Form Kegiatan ... 114

Gambar 4.40 Rancangan Form Ruang ... 114

Gambar 4.41 Rancangan Form Shift ... 115

Gambar 4.42 Rancangan Form Biro ... 116

Gambar 4.43 Rancangan Form Bidang ... 116

Gambar 4.44 Rancangan Form Gedung ... 117

Gambar 4.45 Rancangan Form Kesediaan ... 118

Gambar 4.46 Rancangan Form Input Kesediaan ……....………... 119

Gambar 4.47. Rancangan Form Nilai Fitness ………...………. 120

Gambar 4.48. Rancangan Form Seleksi Jadwal ………...……. 121

Gambar 4.49 Rancangan Menu Laporan Kesediaan ... 121

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara ... 127

Lampiran 2 Tampilan Aplikasi ... 130

Lampiran 3 Kode Program... 143

Lampiran 4 Quesioner ... 174

Lampiran 5 Surat Permohonan Penelitian... 180

(20)

Daftar Simbol Notasi Flowchart

Simbol Keterangan

Input / output Merepresentasikan Input data atau Output data yang diproses atau Informasi.

Proses Mempresentasikan operasi

Anak panah Mepresentasikan alur kerja

Terminal point Awal atau akhir program

Dokumen Input / output dalam format yang dicetak

(21)

Daftar Simbol Notasi Data Flow Diagram

Nama Simbol Simbol DFD versi Yourdan, De Marco

Simbol DFD versi Gane and Sarson Arus Data

Proses

Penyimpanan Data

Entitas luar

(22)

Daftar Simbol

Notasi Entity Relationship Diagram

Notasi Keterangan

Entitas, adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai.

Relasi, menunjukan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang

berbeda.

Atribut, berfungsi mendeskripsikan karakter entitas.

Garis, sebagai penghubung antara relasi dengan entitas, relasi dan entitas dengan atribut.

Sumber : Al-Bahra bin ladjamudin, 2005

Entitas

Relasi

(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penjadwalan merupakan kegiatan yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk dapat membantu dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Terlebih lagi sebuah instansi atau lembaga yang memiliki agenda-agenda penting yang harus diselesaikan secara teratur dan rapi. Begitu pentingnya penjadwalan ini agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Berbanding terbalik dengan pentingnya penjadwalan ini, proses pembuatan jadwal ini merupakan proses yang menyulitkan, karena proses ini membutuhkan ketelitian dan waktu yang cukup banyak agar tidak terjadi adanya tumpang tindih antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain.

(24)

Berdasarkan pengumpulan data yang penulis lakukan di lapangan, kegiatan pertemuan dengan Menteri Agama telah sesuai dengan prosedur yang berlaku, namun prosesnya masih dilakukan secara manual. Hal tersebut mengakibatkan informasi hasil pengolahan data tidak berkualitas baik, dibuktikan dengan informasi yang dihasilkan kurang akurat dimana kesalahan-kesalahan dalam melakukan penjadwalan, informasi atau laporan tentang kegiatan sering terlambat atau tidak tepat waktu untuk disampaikan kepada Kepala Bidang Humas sehingga pegawai pun mengalami keterlambatan untuk pelaksanaan kegiatan yang lainnya.

Untuk memudahkan dalam proses penjadwalan tersebut, Humas Kementerian Agama Jakarta merasa perlu mengembangkan aplikasi yang memudahkan penjadwalan kegiatan. Penulis mengajukan algoritma genetika sebagai metode untuk mencari solusi yang terbaik dari suatu permasalahan penjadwalan kegiatan yang berkaitan dengan optimalisasi ruangan yang terbatas dengan kesiapan pembicara yang terbatas. Di dalam banyak kasus metode ini memiliki solusi yang optimal dan sangat efektif.

Oleh karenanya penulis bermaksud mengangkat masalah tersebut untuk menyusun Skripsi dengan judul ”PENGEMBANGAN APLIKASI

PENJADWALAN KEGIATAN DENGAN MENGGUNAKAN

(25)

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana sistem penjadwalan kegiatan menggunakan metode algoritma genetika.

2. Sistem penjadwalan kegiatan yang dilakukan menggunakan cara semi manual dan tidak adanya database.

3. Proses penjadwalan kegiatan belum optimal sesuai yang direncanakan. 4. Sering terjadinya kesalahan-kesalahan dalam melakukan penjadwalan, dan laporan tentang kegiatan yang sehingga mengalami keterlambatan untuk pelaksanaannya.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Fokus pada perancangan sistem penjadwalan kegiatan.

2. Menentukan penjadwalan berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan, periode waktu, dan ruangan yang tersedia pada Humas Kementerian Agama RI Jakarta.

3. Metode pengembangan sistem mengunakan RAD dan menggunakan metode Algoritma Genetika.

(26)

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menerapkan algoritma genetika dalam menyelesaikan masalah penjadwalan kegiatan pada Humas Kementerian Agama Jakarta. 2. Mengoptimalisasikan penjadwalan kegiatan dengan tepat waktu dan

sesuai dengan yang direncanakan, Agar tidak terjadinya kesalahan-kesalahan yang dapat menyebabkan keterlambatan pelaksanaan kegiatan.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Memberikan sumbangsih ilmiah dalam pengembangan sistem dengan metode algoritma genetika.

b. Mahasiswa dapat memahami masalah-masalah yang ada dalam sebuah perusahaan, terutama masalah penentuan jadwal kegiatan.

c. Tersedianya sistem penjadwalan kegiatan untuk mengolah data-data yang diperlukan, dimana sistem tersebut menggantikan sistem yang lama.

d. Memudahkan user khususnya bagian Humas dalam mengoptimalkan penjadwalan kegiatan dengan tepat waktu.

(27)

1.6. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang diperlukan sebagai bahan untuk menyusun tugas akhir ini adalah :

1.6.1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dengan menggunakan beberapa cara yaitu:

1). Studi Lapangan

Pada metode studi lapangan ini terdapat 3 cara yaitu : a. Observasi

Melalui observasi ke bagian yang berhubungan dengan kegiatan, untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan sistem berjalan.

b. Wawancara

Penulis melakukan serangkaian tanya jawab pada bagian-bagian yang berhubungan dengan masalah yang terkait, untuk mengetahui masalah-masalah yang menjadi kendala bagi para pengguna sistem lama.

c. Kuesioner

(28)

sistem yang sudah ada dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan kepada para responden tersebut.

2). Studi Literatur

Studi Literatur adalah cara penelitian yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku literatur sejenis yang dapat dijadikan pendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

1.6.2. Metode pengembangan sistem

Metode pengembangan sistem dilakukan dengan metode RAD (Rapid Application Development). RAD pertama kali diformulasikan oleh James Martin pada tahun 1991 (Hillary Berger, 2004). Dan penulis menerapkan empat tahap siklus pengembangan RAD (Kendal & Kendal, 2003), yaitu :

1. Fase Perencanaan Syarat – Syarat

(29)

2. Workshop Design

Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang dapat digambarkan sebagai workshop. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon working prototype yang ada dan analyst memperbaiki modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak berdasarkan respon pengguna.

3. Fase Implementasi

Pada fase ini dilakukan pengujian dan pengenalan terhadap sistem.

1.7. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mensajikan dalam 5 bab yang digambarkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

(30)

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan tentang konsep dasar sistem informasi (pengertian pengembangan sistem, pengertian penjadwalan, pengertian algoritma genetika, dan metode pengembangan sistem).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai pemaparan metode yang penulis pakai dalam pencarian data maupun perancangan sistem yang dilakukan pada penelitian, selain itu berisi tentang sejarah, visi, misi, dan struktur organisasi,.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan rancangan proses dengan menggunakan metode algoritma genetika dan menggunakan Flowchart, DFD usulan dan spesifikasi proses. Rancangan basis data yang berisikan ERD, normalisasi. Dalam bab ini juga membahas rancangan tampilan.

BAB V PENUTUP

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Sistem 1. Pengertian Sistem

Menurut (Jogiyanto, 2005), sistem adalah kumpulan dari komponen atau elemen yang saling berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Selain itu (sutabri, 2004) menyimpulkan sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannnya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2. Konsep Dasar Informasi 1. Pengertian Informasi

(32)

2.3. Pengembangan Sistem

2.3.1. Pengertian Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Menurut (Sutabri, 2004) Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti, disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut :

1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama seperti : adanya ketidak beresan atau adanya pertumbuhan organisasi.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan. Kesempatan ini dapat berupa peluang bisnis, pelayanan yang meningkat pada langganan.

3. Adanya instruksi-instruksi dari atasan atau pimpinan atau dari luar organisasi, seperti peraturan pemerintah.

2.4.2. Prinsip Pengembangan Sistem

Adapun prinsip dari pengembangan sistem adalah sebagai berikut (Sutabri, 2004) :

a. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.

b. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar. c. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik. d. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.

(33)

f. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.

2.4. Konsep Dasar Penjadwalan 2.4.1. Pengertian Penjadwalan

Time Tabling adalah suatu kegiatan administratif utama pada sebagian besar intitusi. Kegiatan operasi institusi akan bergantung sepenuhnya pada jadwal (timetable) yang dibuat. Menurut (Wren, 1996) penjadwalan didefinisikan sebagai berikut :

Penjadwalan adalah pengalokasian sumber daya pada objek-objek yang ada pada ruang waktu dan bergantung pada kendala-kendala yang sedemikian sehingga sedapat mungkin memenuhi sekumpulan sasaran yang diinginkan. Secara sederhana, penjadwalan dapat diartikan sebagai pengalokasian sumber-sumber daya yang tersedia pada ruang waktu yang ada sehingga memenuhi kondisi-kondisi tertentu.

(34)

Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai pengalokasian sumber daya dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan serangkaian tugas. Penjadwalan adalah proses pengorganisasian, pemilihan, dan penentuan waktu penggunaan sumber-sumber untuk mengerjakan semua aktifitas yang diperlukan yang memenuhi kendala aktifitas dan sumber daya. (Wren, 1996)

2.4.2. Tujuan Penjadwalan

Menurut (Ginting, 2009) mengidentifikasikan beberapa tujuan dari aktifitas penjadwalan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan penggunaan sumberdaya atau mengurangi waktu tunggunya, sehingga total waktu proses dapat berkurang, dan produktifitas dapat meningkat.

2. Mengurangi beberapa keterlambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu penyelesaian sehingga meminimisasi

penalty cost (biaya kelambatan). 2.4.3. Performasi Penjadwalan

Menurut (Wahyuni, 2007) terdapat tiga tujuan pembuatan keputusan yang umum dalam penjadwalan dan ketiganya menunjukkan ukuran dasar performasi jadwal, yaitu :

1. Pemanfaatan sumber daya yang efesien : minimum maksimum saat selesai.

(35)

waktu tinggal (flow time), atau minimum rata-rata waktu tunggu (waiting time).

3. Sesuai dengan batas waktu yang ditentukan: minimum rata-rata keterlambatan (tardiness), minimum maksimum keterlambatan, dan minimum jumlah job yang terlambat, (the number of tardy jobs).

2.5. Algoritma Genetika

2.5.1. Pengertian Algoritma Genetika

Menurut (Desiani dan Arhami, 2006) Algoritma genetika (AG) diperkenalkan pertama kali oleh John Holland (1975) dari Universitas Michigan, John Holland mengatakan bahwa setiap masalah yang berbentuk adaptasi (alami maupun buatan) dapat diformulasikan ke dalam terminology genetika.

(36)

1. AG bekerja dengan pengkodean dari himpunan solusi permasalahan berdasarkan parameter yang telah ditetapkan dan bukan parameter itu sendiri.

2. AG melakukan pencarian pada sebuah populasi dari sejumlah individu-individu yang merupakan solusi permasalahan bukan hanya dari sebuah individu.

3. AG merupakan informasi fungsi objektif (fitness), sebagai cara untuk mengevaluasi individu yang mempunyai solusi terbaik, bukan turunan dari suatu fungsi.

4. AG menggunakan aturan transisi peluang, bukan aturan-aturan deterministik.

2.5.2. Struktur Umum Algoritma Genetika

(37)

menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut. Proses ini dapat direpresentasikan dalam algoritma sederhana Algoritma Genetikasebagai berikut :

Gambar 2.2. Diagram Alir Genetic Algorithms Sederhana (Kusumadewi, 2003)

2.5.3. Komponen Utama Algoritma Genetika

Menurut (Kusumadewi, 2003) Terdapat 6 komponen utama dalam algoritma genetika, yaitu :

a. Teknik Penyandian

Teknik penyandian disini meliputi penyandian gen dari kromosom. Gen merupakan bagian dari kromosom. Satu gen biasanya akan mewakili satu variabel.

(38)

String Biner

0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 gen-1 gen-2 gen-3

b. Prosedur Inisialisasi

Ukuran populasi tergantung pada masalah yang akan dipecahkan dan jenis operator genetika yang akan diimplementasikan. Setelah ukuran populasi di tentukan, kemudian harus dilakukan inisialisasi terhadap kromosom yang terdapat pada populasi tersebut.

Inisialisasi kromosom dilakukan secara acak, namun demikian harus tetap memperhatikan domain solusi dan kendala permasalahan yang ada.

c. Fungsi Evaluasi

Ada 2 hal yang harus dilakukan dalam melakukan evaluasi kromosom, yaitu evaluasi fungsi objektif (fungsi tujuan) dan konversi fungsi objektif ke dalam fungsi fitness. Secara umum, fungsi fitness diturunkan dari fungsi objektif dengan nilai yang tidak negatif.

d. Seleksi

(39)

e. Operator genetika

Operator standar yang biasa digunakan dalam algoritma genetika adalah selection, crossover dan mutation. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing operator menurut (Desiani & arhami, 2006) yaitu :

1. Selection

Tujuan penggunaan algoritma genetika adalah untuk memilih solusi yang tersedia. Melalui proses evolusi, algoritma ini mengkombinasikan sejumlah solusi dari suatu generasi menjadi solusi lain digenerasi berikutnya. Solusi yang terpilih diharapkan memiliki karakteristik yang baik sehingga setelah dilakukan manipulasi, solusi generasi selanjutnya dapat memiliki karakter yang lebih baik.

2. Crossover

Crossover (Penyilangan) merupakan operator utama dalam Algoritma Genetika. Salah satu cara sederhana dalam

(40)

3. Mutation

Mutasi merupakan sekondari operator yang mereproduksi kromosom baru akibat perubahan secara acak dan kebetulan, dengan probabilitas yang sangat kecil.

Dalam algoritma genetika, mutasi diperlukan sebagai penjagaan terhadap konvergensi yang terlalu cepat akibat hilangnya variasi kromosom yang disebabkan oleh

crossover, dan untuk memastikan bahwa seluruh lokasi pada area pencarian dapat dijelajahi. Cara sederhana melakukan mutasi adalah dengan mengubah secara acak satu atau lebih gen dalam kromosom. Gen merupakan bit-bit yang menyusun kromosom (Ariani, 2003).

f. Penentuan Parameter

Menurut (Kusumadewi, 2006) Algoritma genetika membutuhkan beberapa nilai parameter yang menentukan kinerja program. Parameter yang biasa digunakan pada algoritma genetika adalah :

1. Populasi size, jumlah individu yang dilibatkan pada setiap generasi.

2. Crossover rate merupakan rasio perbandingan banyaknya

(41)

membuat eksplorasi area solusi semakin besar dan mngurangi kemungkinan kesalahan perolehan solusi optimum. Tetapi jika crossover rate ini terlalu tinggi akan terjadi pembuangan waktu komputasi karena area solusi yang tidak menjanjikan solusi pun akan dieksplorasi. 3. Mutation rate, merupakan presentasi terjadinya kromosom

baru sebagai akibat mutasi, dari keseluruhan population size. Jika mutation rate ini terlalu rendah, banyak kemungkinan solusi yang tidak akan dicoba sementara.

2.6. Metodologi Penelitian

2.6.1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002) dalam penelitian ini penulis menggunakan dua metode untuk pengumpulan data yaitu : studi lapangan, studi literatur.

2.6.1.1. Studi Lapangan

Pada studi lapangan di bagi menjadi 3 cara yaitu : 1. Observasi

(42)

mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung suatu kejadian yang sedang dilakukan. (Jogiyanto, 2005).

2. Wawancara (interview)

Wawancara (interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan data atau fakta yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarainya. (Jogiyanto, 2005).

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2008).

2.6.1.2. Studi Literatur

(43)

permasalahan yang sama yang dalam pengembangan sistem penjadwalan.

2.6.2. Metode Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan dan aturan-aturan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Dalam pengembangan sistem informasi perlu digunakan suatu metodologi yang dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan ini. Dengan mengikuti metode dan prosedur-prosedur yang diberikan oleh suatu metodologi, maka pengembangan sistem diharapkan akan dapat diselesaikan dengan berhasil. Urutan-urutan prosedur untuk memecahkan masalah ini dikenal dengan istilah algoritma (Sutabri, 2004).

2.6.3. RAD (Rapid Application Development)

(44)

pada akhirnya berkembang kedalam sistem final (atau sebuah versi) (Whitten, 2004).

RAD menekankan pada kecepatan pengembangan yang melibatkan peran user secara cepat, iterative dan meningkat dalam konstruksi prototype sebagai cikal bakal sistem final, (Kendall and Kendall, 2006). RAD memiliki 3 tahap siklus pengembangan sistem seperti berikut :

Fase Perancangan Syarat-syarat

Workshop design Umpan balik dari Pengguna

Fase Perancangan Fase Kontruksi

Menggunakan Masukkan dari Pengguna

Fase Pelaksanaan

Gambar 2.3. Siklus Pengembangan Sistem model RAD ( Kendal and Kendal 2006)

Tiga tahap siklus pengembangan sistem RAD, yaitu : 4. Perencanaan Syarat – Syarat

(45)

kedua kelompok tersebut. Selain itu juga melibatkan pengguna dari beberapa level yang berbeda dalam organisasi.

5. Workshop Design

Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang dapat digambarkan sebagai workshop. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon working prototype yang ada dan

analyst memperbaiki modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak berdasarkan respon pengguna.

6. Fase Implementasi

Pada fase ini dilakukan pengujian dan pengenalan terhadap sistem.

2.7. Flowchart

Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005). Terdapat dua macam flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer yaitu :

1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

Flowchart sistem adalah bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam sistem dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data.

(46)

Flowchat program adalah bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program.

2.8. STD (State Transition Diagram)

2.8.1. Pengertian STD (State Transition Diagram)

Menurut (Pressman, 2002). STD (State Transaction Diagram) mempresentasikan tingkah laku dari suatu sistem dengan menggambarkan keadaannya dan kejadian yang menyebabkan sistem mengubah keadaan.

State Transaction Diagram (STD) digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat muncul ketika pengguna sistem mengunjungi terminal (Whitten, 2004). Selain itu State transaction diagram (STD) menunjukkan bagaimana sistem bertingkah laku sebagai akibat dari kejadian eksternal, STD menunjukkan berbagai model tingkah laku sistem dan cara dimana transisi dibuat dari state satu ke state lainnya (Pressman, 2002).

Gambar 2.4. kondisi perubahan state (Pressman, 2002)

(47)

Adapun komponen atau simbol yang digunakan dalam diagram STD adalah sebagai berikut :

a. Modul

Menggunakan simbol lingkaran kecil (gambar 2.7) yang mewakili modul yang dipanggil apabila terjadi suatu tindakan.

Gambar 2.5. Notasi modul (Pressman, 2002) b. Tampilan kondisi (state)

Merupakan layer yang ditampilkan menurut keadaan atau atribut, untuk memenuhi suatu tindakan pada waktu tertentu yang mewakili suatu bentuk keberadaan atau kondisi tertentu.

Gambar 2.6. Notasi tampilan (Pressman, 2002) c. Tindakan (state transition)

Menggunakan simbol anak panah (gambar 2.9) disertai keterangan tindakan yang dilakukan.

Gambar 2.7. Notasi Tindakan (Pressman, 2002) 2.9. DFD (Data Flow Diagram)

(48)

satu keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan. Untuk memudahkan membaca DFD maka diperlukan proses penggambaran yang disusun secara bertingkat dari atas ke bawah. Tingkatan tersebut adalah :

2.9.1. Diagram Konteks (Context Diagram)

Digram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu system. Digram konteks merupakan level tertinggi dari Data Flow Diagram yang menggambarkan seluruh input ke sisetm atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam digram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada data store dalam diagram konteks (Ladjamudin, 2005).

2.9.2. Diagram Zero (Overview Diagram)

Diagram zero adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow diagram. Diagram zero memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entity. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya / digambarkannya data store yang digunakan (Ladjamudin, 2005).

(49)

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level diatasnya (Ladjamudin, 2005).

2.10. Kamus Data

Kamus data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengartikan aplikasi secara detail dan mengorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara persis sehingga pemakai dan penganalisis sistem mempunyai dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses. Kamus data sering disebut juga dengan sistem data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi (Ladjamudin, 2005).

2.11. ERD (Entity Relationship Diagram)

2.11.1. Pengertian ERD (Entity Relationship Diagram)

Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk mendokumentasikan data organisasi dengan mengidentifikasikan jenis entitas dan hubungannya (Fathansyah, 2001).

(50)

rincian yang merupakan representasi logika dari data pada suatu organisasi atau area bisnis tertentu (Ladjamudin, 2005).

2.11.2. Kardinalitas Relasi

Dalam ERD hubungan (relasi) dapat terdiri dari sejumlah entitas yang disebut dengan derajad relasi. Derajad relasi maksimum disebut dengan kardinalitas sedangkan derajad minimum disebut dengan modalitas. Jadi kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas lain. Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa (Ladjamudin, 2005):

1. Satu ke satu (one to one)

Setiap entitas pada himpunan entitas yang satu (A) berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas yang lain (B).

Gambar 2.8. Cardinalityone to one

(Ladjamudin, 2005) 2. Satu ke Banyak (one to many)

Yang berarti setiap sentitas pada himpunan entitas yang satu (A) dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas yang lain (B), tetapi tidak sebaliknya dimana entitas

(51)

pada himpunan entitas B paling banyak berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas.

Gambar 2.9. Cardinalityone to many

(Ladjamudin, 2005) 3. Banyak ke banyak (many to many)

Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B dan demikian juga sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak pada himpunan entitas A seperti dijelaskan pada gambar 2.12.

Gambar 2.10. Cardinality many to many

(Ladjamudin, 2005)

2.12. Normalisasi

Normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka

Nama entitas 1 Nama relasi M Nama entitas

(52)

sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi, Ada beberapa bentuk normalisasi yaitu, (Ladjamudin, 2005) :

1. Bentuk Normal I (First Normal Form / 1-NF)

Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel, dan setiap atribut harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic value). Syarat normal kesatu :

a. Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu record nilai dari field berupa “atomic value”. b. Tidak ada set atribute yang berulang atau bernilai ganda. c. Telah dibentuknya primary key untuk tabel/relasi tersebut. d. Tiap atribute hanya memiliki satu pengertian.

2. Bentuk Normal II (Second Normal Form / 2-NF). Suatu relasi memenuhi 2-NF jika dan hanya jika :

a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.

b. Atribute bukan kunci haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya pada kunci utama.

3. Bentuk Normal III (Third Normal Form / 3-NF).

(53)

b. Atribut bukan kunci haruslah tidak memiliki ketergantungan transitif, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.

2.14. Perangkat Lunak Pembangun Sistem

2.14.1.Visual Studio.NET

Microsoft Visual Studio.NET adalah salah satu bahasa pemrograman visual berdasarkan objek yang bekerja pada sistem operasi windows.

Visual Studi.NET selain disebut sebagai sebuah bahasa pemrograman, disebut juga sebagai sarana (tool) untuk menghasilkan program-program aplikasi berbasiskan windows.

Visual Studio.NET merupakan event driven programming

yang artinya program menunggu sampai adanya respon dari pemakai yang berupa event terdeteksi, kode yang berhubungan dengan event (prosedur event) akan dijalankan. Didalam Visual Studio.NET semuanya sudah disediakan dalam pilihan-pilihan yang tinggal diambil sesuai dengan kebutuhan bagi pemula dan tingkat lanjut.

(54)

yang berbasiskan OOP (Object-Oriented Programming). Dalam pemrograman berbasiskan OOP, sebuah program dibagi menjadi bagian-bagian kecil yang disebut dengan objek. Setiap objek mengandung tiga hal utama yaitu : (VisualStudioIndonesia.com)

1. Properti atau Atribut

Properti adalah karakteristik atau sifat dari sebuah objek. Misalnya property warna teks adalah hitam.

2. Metode

Metode adalah serangkaian prosedur yang dimiliki oleh suatu objek yang akan dijalankan sesuai dengan respon yang diberikan oleh suatu perintah atau kejadian.

Misalnya, objek tombol EXIT memiliki metode untuk keluar dari aplikasi.

3. Event

Event adalah “kejadian” atau segala sesuatu yang dapat dialami oleh sebuah objek.

2.14.2. MySQL

MySQL merupakan software sistem manajemen database

(55)

dikalangan pemrograman web, terutama di lingkungan Linux dengan menggunakan script PHP dan Perl (Sidik, 2005). Software database ini kini telah tersedia juga pada platform sistem operasi Windows. Adapun Karakteristik MySQL diantaranya :

Tabel 2.1 Karakteristik MySQL

No Karakteristik Deskripsi

1 Standar MySQL mendukung entry-level ANSI SQL92 ODBC level 0-2.

2 Character set MySQL secara default menggunakan ISO-8859-1 (Latin 1) character set untuk data dan pengurutan.

3 Bahasa Pemrograman

MySQL mendukung pemrograman aplikasi dalam bahasa Java, C, Perl, PHP, dan sebaginya. 4 Tabel besar MySQL menyimpan tiap relasi (table) pada file

terpisah di direktori basisdata. Ukuran maksimum tabel dibatasi kemampuan sistem operasi menangani ukuran file.

5 Kecepatan dan kemudahan pemakaian

MySQL kira-kira tiga sampai empat kali lebih cepat dibanding basisdata komersial, juga mudah dikelola.

6 MySQL MySQL adalah open-source relational DBMS

Sumber : Hariyanto, 2004

2.14.3.Crystal Report

(56)

laporan yang dihasilkan dapat disertakan pada banyak bahasa pemrograman, untuk memudahkan crystal report disingkat CR.

Crystal Report merupakan program khusus untuk membuat laporan yang terpisah dengan program Microsoft Visual Studio 2010, tetapi keduanya dapat dihubungkan (linkage). Hasil cetak menggunakan Crystal Report lebih baik dan lebih mudah, karena pada crystal report banyak tersedia objek maupun komponen yang mudah digunakan.

2.15. Pengujian Black-Box

Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk satu program. Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut, (Ladjamudin, 2005) :

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2. Kesalahan interface.

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

4. Kesalahan kinerja.

(57)

2.16. Literatur Sejenis

Dalam mengembangkan sistem penjadwalan kegiatan ini peneliti mendapatkan literatur sejenis yaitu Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Penjadwalan Kuliah pada STIE Muhammadiyah Pekalongan oleh Khusna Maria, Nim : 0612530 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer, Fakultas Sistem Informasi)

Salah satu bagian di bidang akademik yang sangat penting adalah jadwal kuliah. Semua kegiatan perkuliahan sangat bergantung padanya. Apabila ada kesalahan sedikit saja pada pembuatan jadwal kuliah, maka seluruh kegiatan perkuliahan akan terganggu bahkan dapat berhenti. Keterlambatan pembuatan jadwal kuliah akan berakibat fatal pada kegiatan perkuliahan. Bukan hanya mahasiswa yang dirugikan, tetapi dosen juga akan menerima dampaknya. Oleh karena itu pembuatan jadwal kuliah yang cepat dan tepat sangat diperlukan untuk mendukung proses perkuliahan.

(58)

saat ini yang masih berjalan tidak terdapat masalah tetapi dengan mengikuti perkembangan teknologi sekarang ini penulis mendapatkan sebuah peluang untuk membangun sebuah sistem penjadwalan kuliah yang terkomputerisasi.

(59)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Pada metode pengumpulan data ini penulis melakukan studi lapangan dan studi literatur sebagai berikut :

3.1.1. Studi Lapangan

Pada metode studi lapangan ini terdapat 3 cara yaitu : 1. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian (Gulo, 2002). Dalam hal ini penulis adalah peneliti dengan bertindak sebagai pengamat sempurna dimana peneliti hanya menjadi pengamat tanpa partisipasi dengan yang diamati (Gulo, 2002). Pengamatan dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di Kementerian Agama terutama bidang kehumasan.

Dalam hal ini yang penulis amati adalah : 1. Sistem berjalan dari bidang Humas.

(60)

Pelaksanaan pengamatan penelitian sebagai berikut : a). Waktu :

Waktu pelaksanaan adalah dilaksanakan selama bulan Desember 2009.

b). Tempat

Tempat yang menjadi obyek penelitian adalah : Nama : Kementrian Agama RI

Alamat : Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Pusat, Telp : (021) 3455347 2. Wawancara

Pada metode ini, penulis melakukan wawancara langsung kepada Bapak Syaiful Huda selaku Staff Pegawai Humas Kementerian Agama RI yang bertugas membuat rancangan kegiatan dalam jangka waktu panjang dan penulis mendapatkan informasi atau data-data seperti proses penjadwalan kegiatan yang sedang berjalan, data pembicara, data kegiatan dan data ruang.

3. Kuesioner

Kuesioner dilakukan sebelum dan setelah penelitian pada

bidang Humas Kementrian Agama RI Jakarta. Kuesioner

(61)

secara logis berhubungan dengan masalah penelitian. Daftar pertanyaan dari setiap kuisioner yang peneliti lakukan dapat dilihat pada lampiran

3.1.2. Studi Literatur

Pada tahap ini didapat literature atau penelitian sejenis dengan judul “Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Penjadwalan Kuliah pada STIE Muhammadiyah Pekalongan” oleh Khusna Maria, Nim : 0612530 untuk lebih lengkapnya sebagai landasan dan perbandingan ada di Bab II pada halaman 45.

3.2 Metodologi Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan sistem penjadwalan ini, penulis menggunakan model Rapid Application Development (RAD). Penulis memilih model RAD karena tahap-tahapnya sangat terstruktur, pengembangan perangkat lunak dapat dilakukan dalam waktu yang cepat dan alasan utama penggunaan model pengembangan RAD adalah pengembangan ini akan bekerja dengan baik bila diterapkan pada aplikasi yang berskala kecil.

(62)

3.2.1. Fase Perencanaan Syarat-syarat

Dalam fase ini penulis akan menjabarkan fase proses perencanaan syarat-syarat, yaitu mengidentifikasi tujuan-tujuan serta akan mengidentifikasi syarat-syarat dari tujuan tersebut.

3.2.2. Workshop Design

Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang dapat digambarkan sebagai workshop. Dalam fase ini penulis akan merancang sistem penjadwalan kegiatan pada Humas Depag RI sebagai solusi untuk pengembangan dari sistem yang berjalan berdasarkan dari analisa yang dilakukan sebelumnya.

Pada perancangan proses ditujukan untuk menentukan urutan kejadian, sehingga dihasilkan keluaran dan masukan yang diharapkan, meliputi :

a. Proses masukan, proses ini merupakan pemasukan data yaitu tambah data pembicara, kegiatan, ruang, dan kesediaan waktu pembicara.

b. Proses GAs ( Genetic Algorithms Sistem ), yaitu proses algoritma genetika untuk melakukan otomatisasi dan optimalisasi kesediaan pembicara, meliputi pembangkitan populasi, evaluasi, seleksi, crossover dan mutasi.

(63)

3.2.3. Fase Pelaksanaan / Implementasi

Menguji aplikasi yang yang telah dibuat dan diimplementasikan. Jika tidak sesuai dengan harapan maka dilakukan pengecekan data kembali dimulai dari analisa masalah.

Fase Perancangan Syarat-syarat

Workshop Design

Umpan balik dari Pengguna

Fase Perancangan Fase Konstruksi

Menggunakan Masukan dari Pengguna

Fase Pelaksanaan

Gambar 3.1. Siklus Pengembangan Sistem Model RAD Menentukan Tujuan dan

Syarat-syarat Informasi

Membangun Sistem Bekerja dengan pengguna

untuk sistem perancangan

(64)

3.3. Kerangka Berfikir

(65)

3.4. Profil PIKMAS Kementerian Agama RI

3.4.1. Sejarah Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan

Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan (PIKMAS) adalah unit kerja eselon II di lingkungan Sekretarian Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama yang dibentuk berdasarkan peraturan Menteri Agama RI No.3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Agama RI. PIKMAS merupakan unsur penunjang pelaksanaan tugas Kementrian Agama yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama melalui Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama.

(66)

3.4.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai pembagian tugas dan fungsi atau unit-unit yang ada mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai ketingkat yang paling rendah dalam suatu organisasi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 3 Tahun 2006 tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Agama dalam melaksanakan tugas PIKMAS bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal, sebagaimana bagan organisasi berikut :

(67)

Gambar 3.4. Struktur Organisasi PIKMAS Kementerian Agama RI

3.4.3. Uraian Tugas dan Fungsi

1. Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan Tugas :

a. Menyelenggarakan pelayanan dan pembinaan informasi keagamaan dan kehumasan berdasarkan kebijakan Sekretaris Jenderal.

b. pembinaan sistem informasi keagamaan dan kehumasan. SUBBID HUBUNGAN

LEMBAGA RESMI

DAN MEDIA MASSA MANAJEMEN SUBBID

(68)

c. Perencanaan, pembinaan dan pengembangan sistem dan jaringan serta penyelenggaraan informasi keagamaan.

d. Pembinaan dan pengembangan serta pengolahan dan penyajian data keagamaan;

e. Pelayanan kehumasan, penyampaian informasi keagamaan kepada masyarakat;

f. Pelaksanaan pelayanan tata usaha dan rumah tangga pusat g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Jenderal. 2. Bidang Kehumasan

Fungsi :

a. Pembinaan hubungan antar departemen dan lembaga negara

b. Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan bahan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan departemen untuk informasi kepada masyarakat.

c. Pembinaan hubungan kerjasama media massa dan pembinaan jabatan pranata kehumasan.

Tugas :

(69)

Bidang Kehumasan terdiri dari :

1. Subbidang Hubungan Lembaga Resmi dan Media Massa

Tugas : melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan pembinaan hubungan kerjasama antar departemen, lembaga negara dan media massa.

2. Subbidang Penerangan Masyarakat

Tugas : melakukan penyiapan bahan dan kodifikasi kebijakan dan kegiatan untuk informasi kepada masyarakat serta pembinaan pranata kehumasan.

3. Bidang pengembangan dan Analisis Data Keagamaan Tugas :

Melaksanakan perencanaan, pembinaan dan pengembangan sistem dan analisa data keagamaan berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang ditetapkan oleh kepala pusat.

Fungsi :

a. Pelaksana standarisasi dan komunikasi data; b. Penganalisaan data keagamaan;

c. Pembinaan ketenagaan dan penilaian jabatan fungsional pranata komputer dan statistisi;

(70)

4. Bidang Pengembangan dan Analisa Data Keagamaan terdiri dari : 1. Subbidang Standarisasi dan Komunikasi Data

Tugas : melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan penyusunan standarisasi instrumen, kodifikasi dan komunikasi serta penyiapan bahan perencanaan data serta pengintegrasikan dan pengembangan database.

2. Subbidang Analisa Data

Tugas : melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan pengolahan, penyimpanan, dan penganalisaan serta penyajian data dan informasi keagamaan.

5. Bidang Penyelengaraan Sistem Jaringan dan Aplikasi Tugas :

a. Melaksanakan pembinaan, pengembangan dan pengelolaan sistem informasi keagamaan dan jaringan komunikasi data serta penyelenggaraan website berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang ditetapkan oleh Kepala Pusat.

Fungsi :

a. Pengembangan aplikasi penyelenggaraan telematika

b. Perencanaan, pembinaan dan koordinasi bidang pengembangan jaringan informasi, layanan informasi dan website;

c. Pelaksaan pemeliharaan dan pengembangan manajemen sistem jaringan informasi dan komunikasi;

(71)

6. Bidang Penyelenggaraan Sistem Jaringan dan Aplikasi terdiri dari : 1. Subbidang Manajemen Jaringan

Tugas : melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan perencanaan, pengelolaan dan pengembangan sistem jaringan.

2. Subbidang Penyelenggaraan Website

Tugas : melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan perencanaan, pengelolaan dan pengembangan sarana dan prasarana jaringan informasi dan sistem komunikasi serta pembinaan, website dan jabatan fungsional pranata komputer.

7. Subbagian Tata Usaha

(72)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Fase Perencanaan Syarat-syarat

Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, fase ini adalah fase identifikasi tujuan, syarat-syarat dan kebutuhan sistem untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada.

4.1.1. Tujuan Sistem

Sistem ini bertujuan untuk membantu pihak Humas Depag RI untuk menentukan jadwal kegiatan dengan metode algoritma genetika dalam mencari solusi agar tidak terjadi kegiatan yang bentrok.

4.1.2. Syarat-syarat Informasi

Pengembangan sistem penjadwalan kegiatan ini harus memenuhi syarat-syarat yang meliputi kelengkapan data, software dan hardware. Kelengkapan data yang digunakan untuk pengembangan sistem penjadwalan kegiatan tersebut adalah :

(73)

Sedangkan kelengkapan software dan hardware yang digunakan untuk pengembangan sistem penjadwalan kegiatan tersebut adalah :

Software

1. Windows XP

2. Microsoft Visual Studio.NET 3. MySQL

4. SAP Crystal Report Hardware

a. Prosesor setara pentium III keatas b. Memory minimal 128MB

c. Monitor dengan resolusi 1024 x 768 d. Keybord dan Mouse

e. Printer

4.1.3. Analisa Kebutuhan Sistem

(74)

4.1.4. Sistem Penjadwalan yang Berjalan

Dalam mengatur penjadwalan kegiatan, bidang Humas Kementerian Agama memiliki beberapa prosedur yang berlaku, antara lain :

1. Proses pembuatan jadwal kegiatan mengenai penetapan waktu, kegiatan-kegiatan, penempatan ruangan/tempat dilakukan oleh staf bidang Humas, sedangkan kesiapan menjadi pembicara dilakukan oleh Sub bagian Tata Usaha.

2. Data yang digunakan adalah nama pembicara, nama kegiatan, waktu kesediaan pembicara, jumlah ruangan yang tersedia.

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis hanya akan menganalisa sistem penjadwalan yang ada di bidang Humas. Ada beberapa pihak yang terlibat dalam proses pembuatan dan penyusunan penjadwalan ini yaitu staf bidang Humas, dan Kepala Bidang Kehumasan.

Tahapan-tahapan dalam membuat penjadwalan kegiatan adalah : 1. Staf humas mendata semua kegiatan dan menentukan waktu

kegiatan, serta mendata jumlah ruangan/tempat yang akan digunakan.

(75)

3. Subbag tata usaha PIKMAS menerima laporan jadwal kegiatan dan mencocokkan kesediaan waktu pembicara satu dengan pembicara yang lain.

4. Setelah itu, Penjadwalan kegiatan di cetak untuk disimpan sebagai dokumentasi humas. Penjadwalan kegiatan yang telah di cetak ini diterapkan selama periode tahunan.

(76)

4.1.5. Alternatif Penyelesaian Masalah

Dengan melihat permasalahan yang ada, maka berikut ini adalah usulan solusi atas masalah yang dihadapi :

Pengembangan Sistem Informasi Penjadwalan Kegiatan dengan Metode Algoritma Genetika.

Pembuatan aplikasi ini memberikan keuntungan sebagai berikut : 1. Staf bidang Humas menjadi lebih mudah untuk membuat jadwal

kegiatan dengan menggunakan menu-menu yang terdapat dalam software aplikasi.

2. Terdapat database untuk sistem yang baru, sehingga data – data yang dibutuhkan untuk penjadwalan kegiatan menjadi lebih terstruktur.

3. Meningkatkan efektifitas dengan cara mengurangi kesalahan manusia (human error).

4.1.6. Sistem Penjadwalan Yang Diusulkan

(77)

data-data pembicara, data kegiatan, data ruang dan menginput data jadwal yang telah ditentukan.

Tabel 4.2. Flowchart sistem penjadwalan yang diusulkan

4.1.7. Perbandingan Sistem

(78)

Tabel 4.3. Perbandingan Sistem

NO Sistem berjalan Literature sejenis Sistem usulan 1. Penyimpanan data ruang, maupun data jadwal kegiatan. genetika untuk mencari solusi yang lebih optimal

Sistem aplikasi yang diusulkan dapat lebih baik dari sebelumnya karena menggunakan program terbaru, dan tampilannya lebih menarik.

4.2. Workshop Design / Fase Perancangan

Dalam fase ini, penulis secara aktif berinteraksi dengan pengguna untuk menggunakan prototype sistem.

4.2.1. Desain Sistem Algoritma Genetika

(79)

4.2.1.1. Teknik Penyandian

Kromosom / individu (Kesediaan waktu Pembicara) terdiri dari 3 gen yang meliputi :

a. Variabel Pembicara : Gen 1 b. Variabel Kegiatan : Gen 2 c. Variabel Hari : Gen 3

a. Variabel Pembicara

Variable pembicara (Gen1) merupakan Id pembicara yang diambil dari data pembicara pada Kehumasan Kementerian Agama RI. Variabel ini di sandikan / disimbolkan dengan Character yang direpresentasikan dalam struktur tabel pembicara pada database.

b. Variabel Kegiatan

Variabel kegiatan (Gen2) merupakan Id kegiatan yang diambil dari data kegiatan pada bagian Humas Kementerian Agama RI. Variabel ini di sandikan / disimbolkan dengan

Character yang direpresentasikan dalam struktur tabel kegiatan pada database.

(80)

Variabel Hari (Gen 3) merupakan nama hari yang berisikan waktu kesediaan dari kegiatan-kegiatan pada Kehumasan Kementerian Agama RI. Variabel ini disandikan / disimbolkan dengan number yang direpresentasikan dalam struktur tabel Hari pada database. Contoh :

a. Variabel Pembicara : Gen 1 Pembicara

Id_Pembicara Nama_Pembicara Gelar Jabatan Biro Bidang PM01 Suryadharma Ali Drs. H. Menag Menteri

Kabag PIKMAS kehumasan

PM04 Suparmin Drs. H.

M.Pd

Kabag PIKMAS Pengembangan dan analisa keagamaaan

PM05 Ferimeldi Pi.d Kabag PIKMAS Penyelenggaraan

SIS,Jar dan aplikasi

b. Variabel Kegiatan : Gen 2 Kegiatan

Id_Kegiatan Nama_ Kegiatan Uraian _Kegiatan K100 Rapat Koordinasi Antar Lembaga

(81)

c. Variabel Hari (kesediaan pembicara) : Gen 3 Kesediaan

Id_Pembicara Id_Kegiatan Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Kesediaan

PM01 K300 1 1 0 0 0 11000

PM02 K100 1 1 1 0 0 11100

PM03 K500 0 0 1 1 1 00110

PM04 K400 0 0 1 0 0 00100

PM05 K200 0 1 1 0 0 01100

Maka dari ketiga variabel (gen) diatas digabung menjadi sebuah kromosom (Individu) menjadi sebagai berikut :

Kromosom manjadi : PM01K3001100

K200 Orientasi & Evaluasi Pembekalan MCH K300 Rapat Kerja Komisi DPR RI K400 Monitoring

Kehumasan

Kunjungan kerja Antar daerah

K500 Workshop Pameran Keagamaan

PM01 K300 11000

Id_Kegiatan kesediaan

Gen 1 Gen 2 Id_ Pembicara

(82)

Maksud dari kromosom diatas adalah : Pembicara dengan nama Suryadharma Ali bersedia menjadi narasumber pada minggu Ke 1 dan Ke 2.

4.2.1.2. Fungsi Fitness

Dalam sistem ini, permasalahan optimasi adalah mengoptimalkan n Pembicara dengan n kegiatan pada n ruangan yang ada. Karena itu fungsi fitness yang digunakan dapat didefinisikan sebagai kesediaan waktu pembicara. Fungsi fitness tersebut dapat direpresentasikan oleh persamaan berikut.

F = Kesediaan Waktu pembicara Minggu

4.2.1.3. Prosedur Inisialisasi

Pada proses ini dilakukan inisialisasi kesiapan pembicara. Sebagai contoh diberikan 5 data pembicara dan 5 kegiatan (Tabel 4.3 dan Tabel 4.4) yang akan ditempatkan pada ruangan.

Tabel 4.4. Data Pembicara

Tabel 4.5. Data Kegiatan No Id_Pembicara Nama_Pembicara

1 PM01 Suryadharma Ali

2 PM02 Masyuri AM

3 PM03 Afrizal Zein

4 PM04 Suparmin

5 PM05 Ferimeldi

Gambar

Gambar 2.6. Notasi tampilan
tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka
Tabel 2.1  Karakteristik MySQL
Gambar  3.4.  Struktur Organisasi PIKMAS Kementerian Agama RI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Based on the background of the problem above, the researcher focuses the discussion on investigating the perception of the eleventh grade students’ of SMA Negeri 2 Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar unsur dan senyawa kimia limbah cangkang kerang Totok (Geloina sp.) hasil tangkapan masyarakat desa Bulupayung Cilacap di

[r]

Relief Sudamala di Candi Sukuh memiliki arti Sadewa yang membebaskan. Durga Ra Nini dari mala petaka atau kutukan Hyang Guru,

Pada studi ini menggunakan metode Quadratically Constrained Quadratic Program (QCQP) untuk menghitung biaya minimum pembangkitan energi listrik terhadap permintaan beban

Hal tersebut dilakukan untuk menaikkan Bosi (derajatnya), sehingga di akui oleh masyarakat yang berda di Desa tersebut. Foto

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kandungan logam berat Kromium (Cr) pada air, sedimen, dan Kerang Kijau ( Perna viridis ) serta untuk mengetahui

Fermentasi medium padat merupakan fermentasi medium yang digunakan tidak larut tetapi cukup mengandung air untuk keperluan mikroba, sedangkan fermentasi dengan medium cair