i
ANALISIS CHANT DALAM ACARA NONTON BARENG
PADA KOMUNITAS CHELSEA INDONESIA SUPPORTERS
CLUB REGIONAL MEDAN
SKRIPSI SARJANA
O
L
E
H
NAMA: INDRA SUHERIANTO SIHOTANG
NIM:
100707012
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
MEDAN
ii
ANALISIS CHANT DALAM ACARA NONTON BARENG
PADA KOMUNITAS CHELSEA INDONESIA SUPPORTERS
CLUB REGIONAL MEDAN
SKRIPSI SARJANA
O
L
E
H
NAMA: INDRA SUHERIANTO SIHOTANG NIM:
100707012
Disetujui
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D. Drs. Perikuten Tarigan, M.Si.
NIP 196512211991031001 NIP 195804021987031003
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
MEDAN
iii
KATA PENGANTAR
Segala pujian, syukur, homat, dan kemulian hanya dalam Tuhan Yesus
Kristus, yang atas berkat penyertaan-Nya yang begitu besar menyertai
kehidupan penulis. Dimana oleh karena kekuatan yang dari pada-Nya dan
hadirat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Analisis Chant Dalam Acara Nonton Bareng Pada
Komunitas Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan.” Skripsi ini
diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Seni pada
Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
Utara.
Penulis menyadari banyak hambatan dalam penulisan penyelesaian
skripsi. Hal ini tidak lepas dari rasa bosan, letih, jenuh yang penulis rasakan.
Tetapi berkat dorongan motivasi dan semangat orang-orang disekitar, membuat
penulis kembali bangkit untuk bersemangat dalam proses penyelesaian skripsi
ini.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orangtua yang sangat saya kasihi ayahanda St. Abdon Rianto Sihotang dan
ibunda Hermina Sembiring. Terima kasih buat kasih sayang, nasihat, motivasi
kalian. Terima kasih telah memberikan semangat dan doa yang tiada putusnya
sehingga saya bisa meyelesaikan skripsi ini. Terimakasih kepada adik Hakrie
Rio Afriandi Sihotang yang pada saat ini mengemban tugas sebagai
mahasiswa, semoga cepat menyusul gelar sarjana. Dan terima kasih juga
iv
Terima kasih kepada keluarga besar Sihotang, Bapauda Erick Sihotang
dan Inanguda Yasinta beserta adik-adik Joy Sihotang, Josafat Sihotang, Josua
Sihotang. Kepada Amangboru Parsaoran Pasaribu S. Pd, Inangboru Flora
Sihotang M. Pd. K, dan adik-adik Reynald Pasaribu, Sofia Pasaribu. Kepada
Bapauda Pdt. Bonarmanjaya Sihotang, Inanguda Raskita Brutu, dan adik
Divandra Sihotang. Kepada Amangboru Moko Manurung, Inangboru Erni
Sihotang dan adik Nimo Manurung. Kepada Bapauda Judika Sihotang,
Inanguda Duma Riris Silalahi dan adik Cleo Sihotang. Kepada Tiroy Sihotang
S.Pd yang banyak memberikan pengalaman dalam proses pembelajaran ke arah
yang lebih baik dalam kehidupan saya.
Terima kasih kepada keluarga besar Sembiring, Ibu Tua, adik Dara, dan
adik Nora. Tulang Javet dan Nantulang, Bapauda Jon Henri Purba, ibuk Teti
Jusniar Sembiring, dan adik Nia serta adik Ioka. Kepada Tulang Eva,
Nantulang dan kepada adik-adik Aza, Dinda dan Adam. Terimakasih buat doa
dan kasih sayang kalian. Semoga Tuhan selalu beserta kita.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat
Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU
Medan. Begitu juga segenap jajaran di Dekanat Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Sumatera Utara.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat Bapak
Drs. M. Takari, M.Hum., Ph.D. sebagai Ketua Departemen Etnomusikologi
dan juga sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I penulis yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih untuk nasehat-nasehat, ilmu serta pengalaman yang telah Bapak
v
semua kebaikan yang Bapak berikan. Kepada Bapak Drs. Perikuten Tarigan,
M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar mendidik penulis
dengan ilmu pengetahuan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Terima kasih untuk perhatian yang Bapak berikan. Kiranya Tuhan membalas
semua kebaikan Bapak.
Terima kasih juga kepada Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd. selaku
sekretaris Departemen Etnomusikologi FIB USU, yang telah membantu
lancarnya administrasi kuliah saya selama ini, serta ilmu yang diberikan.
Terima kasih juga ditujukan kepada yang terhormat seluruh seluruh
staf pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah banyak
memberikan pemahaman-pemahaman baru dan wawasan kepada penulis
selama penulis menjalani perkuliahan. Kepada seluruh dosen di
Etnomusikologi, Bapak Drs. Muhammad Takari, M.Hum, Ph.D., Ibu Drs.
Heristina Dewi, M.Pd., Bapak Prof. Mauly Purba, M.A.,Ph.D, Bapak Drs.
Irwansyah Harahap, M.A., Ibu Drs. Rithaony Hutajulu, M.A., Bapak Drs.
Fadlin, M.A., Bapak Drs. Bebas Sembiring, M.Si., Ibu Arifni Netrosa,
SST,M.A., Ibu Dra. Frida Deliana, M.Si., Bapak Drs. Perikuten Tarigan, M.Si.,
Bapak Drs. Dermawan Purba, M.Si., Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum..
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu sekalian yang telah
membagikan ilmu dan pengalaman hidup Bapak/Ibu sekalian. Sungguh ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan karena telah belajar dari
orang-orang hebat seperti Bapak/Ibu sekalian. Biarlah kiranya ilmu yang saya
dapatkan dari bapak-ibu sekalian bisa saya aplikasikan dalam kehidupan dan
pendidikan selanjutnya. Biarlah Tuhan membalaskan semua jasa-jasa
vi
Kepada semua informan dalam penyelesaian skripsi ini : Rekan-rekan
CISC Medan, Bang Ichsan, Ade Wicaksono, terkhusus Bang Dani Chairu yang
senantiasa membantu saya dalam pengerjaan skripsi ini.
Terimakasih kepada kawan-kawan Etnomusikologi satu stambuk 2010,
kepada abang kakak senior dan alumni Etnomusikologi, dan kepada adik-adik
junior Etnomusikologi yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga
kekompakan tetap ada dalam kita.
Terima kasih kepada sahabat-sahabat sekaligus teman sepermainan
saya : Samuel, Denata, Bincar, Supri, Rony, Tumpak yang sedikit banyaknya
membantu proses penyelesaian skripsi ini.
Terimakasih kepada rekan-rekan seperjuangan dan sepelayanan
IMPERATIF yang tiada henti memberikan semangat kepada saya : abang
Daniel Zai selaku kakak rohani, Denata Rajagukguk, Samuel Aritonang dan
Bincar Pasaribu selaku sahabat sekaligus Kelompok Tumbuh Bersama dalam
pelayanan rohani. Kepada Candra Ritonga, Candra Silitonga, Ezra Mendrofa,
dan Reinhard Hutapea selaku sahabat sekaligus adik rohani saya. Kepada
Binawati Parhusip, Aseng Pasaribu, Myke Milala selaku sahabat sekaligus
rekan satu tim dalam Panitia Pemilihan Umum IMPERATIF 2015. Kepada
pengurus IMPERATIF, kepada teman-teman Anggota Biasa IMPERATIF,
abang kakak Anggota Luar Biasa IMPERATIF, dan simpatisan IMPERATIF
yang senantia membantu saya. SALAM PEMIMPIN !
Terimakasih kepada rekan-rekan satu band saya HARMONI : Denata,
Samuel, bang Daniel Zai, bang Nielson, kak Yanti, Ayu, dan Lia. Semoga tetap
vii
Terkhusus kepada kekasih, sahabat, Tety Novitasari Panjaitan yang
membatu terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Semoga Tuhan Yesus semakin memberkatimu.
Kepada adik junior Etnomusokologi Yomi yang secara langsung
membantu saya dalam penelitian skripsi ini. Semoga Tuhan membalas
kebaikan saudara.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari masih belum
sempurna. Oleh karena itu sebuah harapan bagi penulis terhadap saran dan
kritik dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap
skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan, terkhusus
dalam disiplin ilmu Etnomusikologi.
Medan, 5 Mei 2015
Penulis,
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Analisis Chant dalam Acara Nonton Bareng pada Komunitas Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan.” Tujuan utama skripsi ini adalah menganalisis melodi chant (nyanyian yel) dan makna tekstualnya yang dinyanyikan oleh para suporter Chlesea di Kota Medan yang terorganisasikan di dalam Komunitas Chelsea Indoneia Supporters Club (CISC) Regional Medan. Ada 17 chant yang disajikan CISC Regional Medan ini.
Metode yang penulis gunakan dalam menganalisis chant tersebut adalah: studi pustaka, media sosial, situs web resmi Chelsea, dan internet, pengamatan terlibat, wawancara, perekaman data baik berupa audio, visual, maupun audio visual. Data-data lapangan kemudian diolah di laboratorium yang bersifat etnomusikologis.Teori yang penulis gunakan pada dasarnya adalah dua teori utama. Untuk mengkaji struktur melodis chat digunakan teori weighted scale—kemudian untuk menganalisis teks chant tersebut digunakan teori semiotik.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (a) secara melodis 17 chant tersebut dapat dikategorikan kepada dua jenis: (a) Chant yang menggunakan melodi dan teks sekali gus sebanyak 14; (b) Chant yang hanya menggunakan teks tanpa dikaitkan dengan melodi, yaitu sebanyak 3 buah. Untuk chant yang menggunakan melodi dan teks, maka tangga nada yang digunakan adalah sebagai berikut: (i) tritonik satu chant saja; (ii) pentatonik sebanyak 4 chant; (iii) heksatonik tiga chant, dan selebihnya (iv) empat chat adalah heptatonik. Keseluruhannya masih mengacu kepada tangga nada diatonik dalam budaya musik Barat.
Dari sudut analisis teks, chant yang dimainkan dalam aktivitas nonton bareng CISC Medan ditonton dan mengikuti langsung dari stadion tempat pertandingan sepakbola Chelsea Football Club bertanding. Chant ini bisa berbentuk pujian atau dukungan kepada Chelsea Football Club, skuat pemain dan pelatih Chelsea Football Club atau berbentuk hinaan bagi tim lawan. Peran chant dalam nonton bareng sebagai bentuk eksplorasi kecintaan terhadap
ix
BAB II CHELSEA INDONESIA SUPPORTERS CLUB REGIONAL MEDAN 2.1 Gambaran Umum Chelsea Football Club ... 25
2.2 Chelsea Indonesia Supporters Club ... 34
2.3 Sejarah dan Perkembangan Chelsea Indonesia Suppoters Club Regional Medan ... 36
2.4 Stuktur Kepengurusan Chelsea Indonesia Supporters Club Medan ... 39
2.5 Program Kegiatan Chelsea Indonesia Supporters Club regional Medan ... 40
2.5.1 Nonton Bareng ... 40
2.5.2 Fun Futsal ... 43
2.5.3 Aksi Sosial ... 45
2.5.4 National Gathering ... 47
BAB III DESKRIPSI CHANT DALAM ACARA NONTON BARENG PADA KOMUNITAS CHELSEA INDONESIA SUPPORTERS CLUB MEDAN 3.1 Nonton Bareng ... 48
3.2 Komponen Nonton Bareng ... 51
3.2.1 Tempat dan Fasilitas ... 51
3.2.2 Waktu dan Kategori Pertandingan ... 54
x
3.3 Chant ... 56
3.3.1 Tahap-Tahap Penyajian Chant ... 58
BAB IV ANALISIS TEKSTUAL 4.1 Bentuk Teks Chant ... 61
4.2 Analisis Semiotik Pragmatik Tekstual Chant ... 62
BAB V TRANSKRIPSI DAN ANALISIS MUSIKAL CHANT 5.1 Transkripsi ... 82
5.2 Analisis ... 95
5.2.1 Tangga Nada (Scale) ... 95
5.2.1.1Rangkuman Tangga Nada ... 101
5.2.2 Wilayah Nada (Range) ... 102
5.2.2.1 Rangkuman Wilayah Nada ... 107
5.2.3 Formula Melodik (Melody Formula) ... 108
BAB VI PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 113
5.2 Saran ... 116
DAFTAR PUSTAKA ... 117
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Logo Chelsea Football Club ... Gambar 2.2 : Logo Chelsea Indonesia Supporters Club ... Gambar 2.3 : Logo CISC Medan ... Gambar 2.4 : Aktivitas Nonton Bareng ... Gambar 2.5 : Aktivitas Nonton Bareng ... Gambar 2.6 : Aktivitas Nonton Bareng ... Gambar 2.7 : Aktivitas Nonton Bareng ... Gambar 2.8 : Berfoto Bersama Selesai Nonton Bareng ...
Gambar 2.9 : Contoh Suasana Pertandingan Futsal ...
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 : Representasi Skematis Bahasa sebagai Semiotik
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Analisis Chant dalam Acara Nonton Bareng pada Komunitas Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan.” Tujuan utama skripsi ini adalah menganalisis melodi chant (nyanyian yel) dan makna tekstualnya yang dinyanyikan oleh para suporter Chlesea di Kota Medan yang terorganisasikan di dalam Komunitas Chelsea Indoneia Supporters Club (CISC) Regional Medan. Ada 17 chant yang disajikan CISC Regional Medan ini.
Metode yang penulis gunakan dalam menganalisis chant tersebut adalah: studi pustaka, media sosial, situs web resmi Chelsea, dan internet, pengamatan terlibat, wawancara, perekaman data baik berupa audio, visual, maupun audio visual. Data-data lapangan kemudian diolah di laboratorium yang bersifat etnomusikologis.Teori yang penulis gunakan pada dasarnya adalah dua teori utama. Untuk mengkaji struktur melodis chat digunakan teori weighted scale—kemudian untuk menganalisis teks chant tersebut digunakan teori semiotik.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (a) secara melodis 17 chant tersebut dapat dikategorikan kepada dua jenis: (a) Chant yang menggunakan melodi dan teks sekali gus sebanyak 14; (b) Chant yang hanya menggunakan teks tanpa dikaitkan dengan melodi, yaitu sebanyak 3 buah. Untuk chant yang menggunakan melodi dan teks, maka tangga nada yang digunakan adalah sebagai berikut: (i) tritonik satu chant saja; (ii) pentatonik sebanyak 4 chant; (iii) heksatonik tiga chant, dan selebihnya (iv) empat chat adalah heptatonik. Keseluruhannya masih mengacu kepada tangga nada diatonik dalam budaya musik Barat.
Dari sudut analisis teks, chant yang dimainkan dalam aktivitas nonton bareng CISC Medan ditonton dan mengikuti langsung dari stadion tempat pertandingan sepakbola Chelsea Football Club bertanding. Chant ini bisa berbentuk pujian atau dukungan kepada Chelsea Football Club, skuat pemain dan pelatih Chelsea Football Club atau berbentuk hinaan bagi tim lawan. Peran chant dalam nonton bareng sebagai bentuk eksplorasi kecintaan terhadap
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Musik berkembang berdampingan dengan kehidupan masyarakat, dan
menjadi kebutuhan yang penting terhadap berlangsungnya kegiatan masyarakat
sampai pada era modern ini. Kebutuhan penting tersebut mencakup berbagai
bidang, seperti: kebudayaan, pendidikan, agama, kedokteran, psikologi,
olahraga, dan lain-lain.
Dalam bidang olahraga, fungsi musik sediri sangatlah beragam. Sebagai
contoh dalam bidang olahraga senam aerobik, yang menggunakan musik
sebagai pengiring untuk melakukan berbagai gerakan yang telah disusun sesuai
aturan. Biasanya disesuaikan dengan ritme yang diinginkan oleh peserta senam
aerobic ini. Contoh lain misalnya pada olahraga rugby.1 Para cheerleders2
Yang menarik dalam situasi olahraga internasional saat ini, menurut
penulis olahraga yang paling banyak peminatnya dan paling banyak melibatkan
bisnis adlaah olahraga sepakbola. Di dunia ini setiap lima thun sekali selalu
dipergelarkan pertandingan Piala Dunia (World Club). Seterusnya setiap
negara juga berlomba-lomba untuk membuat pertandingan-pertandingan yang melakukan bermacam-macam gerakan enerjik sambil bersorak meneriaki tim
atau pemain sebagai bentuk dukungan atau penyemangat.
1
Rugby adalah salah satu cabang olahraga yang bertujuan memasukkan bola ke garis
pertahanan lawan baik dengan cara ditendang, dipegang sambil membawa lari bola, Olahraga ini amat diminati di Amerika dan Eropa.
2
Cheerleders adalah kumpulan atau kelompok orang dalam beberapa cabang olahraga
2
berlingkup nasional atau juga kawasan dan antarkawasan. Di peringkat
nasional di negara-negara Eropa, selalu dipergelarkan
pertandingan-pertandingan sepak bola antar klub di setiap negara. Misalnya di Spanyol
dikelola dalam La Liga yang diikuti oleh klub-klub sepakbola seperti:
Barcelona, Real Madrid, Atletico Madrid, Valencia, Sevilla, Villareal, Malaga,
Athletic Club, Celta de Vigo, Espanyol, Rayo Valecano, dan lain-lainnya.
Kemudian di Jerman terdapat pertandingan nasionalnya yang disebut
Bundesliga, yang diikuti oleh tim-tim sepakbola Jerman seperti: Werder
Bremen, Bayern Munchen, Freiburg, Schalke, Hoffenheim, Eintrach Frankfurt,
Stuttgart, Paderborn, Borrusia Dortmunt, Köln, Hannover, dan lain-lainnya.
Demikian pula di Inggris terdapat pergelaran
pertandingan-pertandingan sepakbola, yang dikelola dalam English Premiere League (Liga
Primer Inggris) yang diikuti oleh klusb-klub sepakbola seperti: Leichester City,
New Castle, Swansea City, Stoke City, Liverpool, Sunderland, South
Hampton, West Ham, Burnley FS, Aston Villa, Manchester City, Manchester
United, Arsenal, Chlesea, dan lainnya. Dalam skripsi ini, penulis akan
memfokuskan perhatian pada bagaimana para pencinta (fans) Chelsea di kota
Medan menmpertunjukkan yel-yel (chant) untuk tim kesayangan mereka.
Hampir di semua negara terdapat liga-liga yang mempertandingkan
antar klub sepakbola di negara tersebut. Ada negara-negara yang demi
kemajuan sepakbolanya melakukan transfer pemain secara internasional. Ada
pula negara yang membatasi transfer pemain ini. Itu semua tergantung dari
kebijakan nasionalnya. Ada pula selain di peringkat dunia dan nasional, digelar
3
dipergelarkan liga piala Asia, SEA Games, dan lainnya. Demikian pula ada liga
Eropa, ada pula liga antara negara-negara di benua Amerika.
Dalam rangka mengarahkan pengelalaan persepakbolaan, para pencinta
sepakbola ini membentuk organisasi persepakbolaan baik di peringkat, daerah,
nasional, kawasan intranasional, dan internasional atau dunia. Namun agak
berbeda dengan bidang-bidang olahraga lainnya, seperti tinju yang diwadahi
oleh beberapa badan tinju dunia seperti WBA, WBC, IBF, WBO, maka
organisasi sepakbola dunia hanya dikelola oleh FIFA (Federation International
Football Association).
Dalam konteks nasional Indonesia, kita mengenal adanya induk
organisasi sepakbola yang disebut dengan PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh
Indonesia). Kemudian klub-klub sepak bola di Indonesia di antaranya adalah:
Persija Jakarta, PSMS Medan, PSDS Deli Serdang, PSPS Riau, Mitra Kukar,
Semen Padang, Persib bandung, PSIS Semarang, Persebaya Surabaya, PSM
Makasar, Persipura Jayapura, dan lain-lainnya. Persepakbolaan nasional
Indonesia juga menggunakan sistem pengelolaan selain menggunakan pemain
lokal juga menggunakan pemain asing dalam sistem kontrak kerja.
Intinya adalah sepakbola merupakan hasrat atau keinginan manusia
untuk menghibur dirinya melalui olahraga, yang paling banyak peminatnya di
dunia ini. Di dalam kegiatan sepakbola ini terjadi berbagai aktivitas-aktivitas,
seperti: ekonomi dan bisnis, seperti jualan makanan dan minuman, jualan
karcis pertandingan, pembuat kaos sepakbola, persahabatan dan “perseturuan”
sosial antar pendukung, transmisi kebudayaan, nonton bareng, sampai juga
dampak-dampak negatifnya seperti judi bola baik secara manual atau online,
4
dan lain-lainnya. Itulah fenomena sepakbola dilihat dari perspektif ilmu
budaya.
Pada olahraga sepakbola, musik sangat berperan penting dalam
perkembangannya. Untuk memulai suatu pertandingan sepakbola, terlebih
dahulu diadakan opening ceremonial (upacara pembukaan). Dimana pada
bagian ini berisi para pemain yang sambil memasuki lapangan dan berbaris
akan diiringi musik. Selain itu, musik juga tidak lepas dari para penonton dan
pendukung tim yang sedang bertanding dalam stadion. Umumnya mereka
menampilkan nyanyian atau permainan musik berbentuk marching.3
Labih rincinya chant merupakan jenis yel atau yel-yel yang dimainkan
untuk memberikan semangat kepada orang lain, baik secara individu maupun
kelompok dalam lingkungan sepakbola. Namun seiring perkembangannya,
chant bukan saja bertujuan untuk memberikan semangat, namun juga bertujuan
menghina pihak lain. Bahkan sampai menggunakan lirik-lirik yang
mengandung unsur rasisme.
Pertunjukan yang mereka mainkan tersebut disebut chant.
Sebuah chant bisa berbentuk nyanyian atau vokal, ensambel,
ataupun gabungan vokal dengan ensambel. Chant juga memiiliki aturan
permainan. Chant dimainkan mengikuti alur pertandingan. Dimulai dari
upacara pembukaan sebelum pertandingan (opening ceremony) sampai kepada
akhir pertandingan.
Pada masa kini, chant tidak hanya dimainkan dalam stadion
sepakbola, di mana pertandingan sepakbola sedang berlangsung. Chant juga
dimainkan secara tidak langsung dalam sebuah tempat dimana para pendukung
3
Marching merupakan salah satu cabang musik yang penuh gairah dan sifatnya
5
menonton bersama dalam sebuah layar lebar. Biasanya tempat yang dimaksud
seperti kafe, bioskop, gedung olahraga, dan lain-lain. Istilah permainan chant
adalah chanting.
Kegiatan menonton bersama dalam layar yang lebar tersebut
biasanya disebut nonton bareng yang umum disingkat nonbar atau nobar.
Kegiatan ini biasanya diadakan ketika tim yang di diidolakan sedang
bertanding. Sebelum acara nobar dilakukan, biasanya telah dipublikasikan
terlebih dahulu lewat media sosial seperti twitter, facebook, path, BlackBerry
Massanger, Instagram.4
Terdapat suatu komunitas di Indonesia dimana komunitas ini
merupakan komunitas penggemar tim sepakbola Chelsea Football Club yang
berasal dari London, Inggris. Komunitas ini bernama Chelsea Indonesia
Supporters Club yang umum di sebut CISC.
Tujuannya agar masyarakat tau kegiatan nobar akan
dilaksanakan.
CISC merupakan komunitas pendukung Chelsea Football Club di
Indonesia yang resmi dan telah mendapat lisensi resmi dari Chelsea Football
Club (official fans club of Indonesia). CISC berpusat di Jakarta dan telah
memiliki banyak anak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Anak cabang
tersebut selanjutnya disebut sebagai regional.
Salah satu regional CISC terbesar di Sumatera, terdapat di kota
Medan, yang bernama Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan
atau biasa disebut CISC Medan. CISC Medan bermarkas di kafe Pit Stop
Coffee Jl. Setia Budi Titi Bobrok no. 14/15 Medan
4
6
CISC Medan rutin mengadakan kegiatan nonton bareng apabila ada
jadwal pertandingan sepakbola antara tim Chelsea Football Club melawan tim
lain. Kepengurusan CISC akan mengumumkan lewat media sosial acara nonton
bareng yang akan datang. Acara nonton bareng yang diadakan CISC Medan
terbuka untuk umum, tidak hanya anggota resmi tetapi bisa juga dari
simpatisan dan non anggota.
Acara nonton bareng merupakan salah satu agenda kerja dari
kepengurusan CISC. Acara ini tergolong unik karena di dalam acara ini
terdapat bentuk kekompakan seperti menggunakan seragam yang sama,
memainkan chant secara bersama, dan lain-lain. Apalagi acara ini berlangsung
secara rutin. Karena adanya hal tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengangkat chant lebih lanjut dalam sebuah penelitian.
Fakta-fakta tersebut sangatlah relevan dan menarik untuk dikaji
secara etnomusikologi. Sebagai disiplin ilmu pengetahuan yang penulis pelajari
selama beberapa tahun belakangan ini. Seperti dikemukakan oleh para
pakarnya etnomusikologi merupakan disiplin ilmu pengetahuan yang mengkaji
musik di dalam kebudayaan. Secara kesejarahan, etnomusikologi merupakan
sebuah disiplin ilmu yang merupakan fusi dari musikologi dan antropologi
(etnologi). Secara eksplisit apa itu etnomusikologi sebagai sebuah disiplin ilmu
pengetahuan manusia, didefinisikan oleh Merriam, sebagai berikut.
7
wider whole. At approximately the same time, other scholars, influenced in considerable part by American anthropology, which tended to assume an aura of intense reaction against the evolutionary and diffusionist schools, began to study music in its ethnologic context. Here the emphasis was placed not so much upon the structural components of music sound as upon the part music plays in culture and its functions in the wider social and cultural organization of man. It has been tentatively suggested by Nettl (1956:26-39) that it is possible to characterize German and American "schools" of ethnomusicology, but the designations do not seem quite apt. The distinction to be made is not so much one of geography as it is one of theory, method, approach, and emphasis, for many provocative studies were made by early German scholars in problems not at all concerned with music structure, while many American studies heve been devoted to technical analysis of music sound (Merriam 1964:3-4).5
Apa yang dikemukakan oleh Merriam seperti kutipan di atas, bahwa
para pakar atau ahli etnomusikologi membawa dirinya sendiri kepada
benih-benih pembagian ilmu, yaitu musikologi dan antropologi. Selanjutnya dalam
memfusikan kedua disiplin ini, maka dalam etnomusikologi akan menimbulkan
kemungkinan-kemungkinan masalah besar dalam rangka mencampur kedua
disiplin itu, tentu saja setiap etnomusikolog akan berada dalam fokus keahlian
ilmu pada salah satu bidangnya saja, tetapi tetap mengandung kedua disiplin
tersebut.
Sifat dualisme lapangan studi etnomusikologi ini, dapat ditandai dari
bahan-bahan bacaan yang dihasilkannya. Katakanlah seorang sarjana
etnomusikologi menulis secara teknis tentang struktur suara musik sebagai
suatu sistem tersendiri. Di lain sisi, sedangkan sarjana lain memilih untuk
memperlakukan musik sebagai suatu bagian dari fungsi kebudayaan
5
8
manusia, dan sebagai bagian yang integral dari keseluruhan kebudayaan.
Di dalam masa yang sama, beberapa sarjana dipengaruhi secara luas oleh
para pakar antropologi Amerika, yang cenderung untuk mengasumsikan
kembali suatu reaksi terhadap aliran-aliran yang mengajarkan teori-teori
evolusioner difusi, dimulai dengan melakukan studi musik dalam
konteks etnologisnya. Dalam kerja yang seperti ini, penekanan etnologis yang
dilakukan para sarjana ini lebih luas dibanding dengan kajian struktur
komponen suara musik sebagai suatu bagian dari permainan musik dalam
kebudayaan, dan fungsi-fungsinya dalam organisasi sosial dan kebudayaan
manusia yang lebih luas.
Hal tersebut telah disarankan secara bertahap oleh Bruno Nettl yaitu
terdapat kemungkinan karakteristik "aliran-aliran" etnomusikologi di
Jerman dan Amerika, yang sebenarnya tidak persis sama. Mereka
melakukan studi etnomusikologi ini, tidak begitu berbeda, baik dalam
geografi, teori, metode, pendekatan, atau penekanannya. Beberapa studi
provokatif awalnya dilakukan oleh para sarjana Jerman. Mereka
memecahkan masalah-masalah yang bukan hanya pada semua hal yang
berkaitan dengan struktur musik saja. Para sarjana Amerika telah
mempersembahkan teknik analisis suara musik.
Dari kutipan di atas tergambar dengan jelas bahwa etnomusikologi
dibentuk dari dua disiplin ilmu dasar yaitu antropologi dan musikologi.
Walaupun terdapat variasi penekanan bidang yang berbeda dari
masing-masing ahlinya. Namun terdapat persamaan bahwa mereka sama-sama
9
Secara khusus, mengenai beberapa definisi tentang etnomusikologi
telah dikemukakan dan dianalisis oleh para pakar etnomusikologi. Pada tulisan
edisi berbahasa Indonesia, Rizaldi Siagian dari Universitas Sumatera Utara
(USU) Medan, dan Santosa dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)
Surakarta, telah mengalihbahasakan berbagai definisi etnomusikologi, yang
terangkum dalam buku yang bertajuk Etnomusikologi, tahun 1995, yang diedit
oleh Rahayu Supanggah, terbitan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, yang
berkantor pusat di Surakarta. Dalam buku ini, Alan P. Merriam mengemukakan
42 definisi etnomusikologi dari beberapa pakar, menurut kronologi sejarah
dimulai oleh Guido Adler 1885 sampai Elizabeth Hesler tahun 1976.6
Dari semua penujelasan tentang apa itu etnomusikologi, maka
dapatlah ditarik kesimpulan bahwa etnomusikologi adalah sebuah disiplin ilmu
pengetahuan yang merupakan nhasil fusi dari antropologi (etnologi) dan
musikologi, yang mengkaji musik baik secara struktural dan juga sebagai
fenomenal sosial dan budaya manusia di seluruh dunia. Para ahlinya (lulusan
sarjana etnomusikologi atau peringkat magister dan doktoral) disebut sebagai
etnomusikolog.
6
Buku ini diedit oleh R. Supanggah, diterbitkan tahun 1995, dengan tajuk
Etnomusikologi. Diterbitkan di Surakarta oleh Yayasan bentang Budaya, Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia. Buku ini merupakan kumpulan enam tulisan oleh empat pakar etnomusikologi (Barat) seperti: Barbara Krader, George List, Alan P. Merriam, dan K.A. Gourlay; yang dialihbahasakan oleh Santosa dan Rizaldi Siagian. Dalam buku ini Alan P. Merriam menulis tiga artikel, yaitu: (a) “Beberapa Definisi tentang ‘Musikologi Komparatif’ dan ‘Etnomusikologi’: Sebuah Pandangan Historis-Teoretis,” (b) “Meninjau Kembali Disiplin Etnomusikologi,” (c) “Metode dan Teknik Penelitian dalam Etnomusikologi.” Sementara Barbara Krader menulis artikel yang bertajuk “Etnomusikologi.” Selanjutnya George List menulis artikel “Etnomusikologi: Definisi dalam Disiplinnya.” Pada akhir tulisan ini K.A. Gourlay menulis artikel yang berjudul “Perumusan Kembali Peran Etnomusikolog di dalam Penelitian.” Buku ini barulah sebagai alihbahasa terhadap tulisan-tulisan etnomusikolog (Barat). Ke depan, dalam konteks Indonesia diperlukan buku-buku panduan tentang etnomusikologi terutama yang ditulis oleh anak negeri, untuk kepentingan perkembangan disiplin ini. Dalam ilmu antropologi telah dilakukan penulisan buku seperti Pengantar Ilmu
Antropologi yang ditulis antropolog Koentjaraningrat, diikuti oleh berbagai buku antropologi
10
Kembali kepada chant dalam acara nonton bareng dalam komunitas
CISC Regional Medan, maka dapat dikaji secara etnomusikologi dengan
alasan-alasan berikut ini.
1. Chant adalah nyanyian yel untuk memberikan semangat kepada tim
sepakbola dalam konteks permainan (pertunjukan dalam olahraga),
nyanyan adalah salah satu bidang kajian dalam etnomusikologi.
2. Chant adalah mengandung nilai-nilai budaya, dalam hal ini adalah budaya
masyarakat Inggris, khususnya para pencinta atau komunitas klub
sepakbola Chlesea.
3. Chant yang disajikan oleh CISC Regional Medan didukung oleh warga
Negara Indonesia, terutama di kalangan generasi muda, yang berminat
dalam bidang sepakbola, khususnya pencinta klub sepakbola peringkat
dunia Chelsea, yang berasal dari Inggris dan termasuk ke dalam daftar
papan atas klub sepakbola dunia. Yang menarik dalam hal ini bagaimana
mereka ini pada fans klub menginternalisasi chant tersebut dalam nonton
bareng.
4. Chant ini merupakan proses globalisasi peradaban secara umum, dan
khususnya dalam konteks olahraga sepakbola, yang memperlihatkan
internalisasinya di seluruh dunia termasuk di Kota Medan, Sumatera Utara.
Hal-hal seperti terurai tersebut di ataslah, yang menjadi latar
belakang penulis tertarik untuk membahas chant lebih lanjut dan mengangkat
judul Analisis Chant dalam Acara Nonton Bareng pada Komunitas
Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan dalam laporan penelitian
ini untuk melihat hasil analisis struktur musik chant dalam acara nonton bareng
11
1.2 Pokok Permasalahan
Dari hasil latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat
menyimpulkan pokok permasalahan yang menjadi topik bahasan dalam tulisan
ini, yaitu:
1. Bagaimana proses penyajian chant dalam acara nonton bareng pada
Komunitas CISC Medan ?
2. Bagaimana makna tekstual yang terdapat dalam chant dalam acara
nonton bareng pada Komunitas CISC Medan ?
3. Bagaimana struktur musikal chant dalam acara nonton bareng pada
Komunitas CISC Medan ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui jenis dan struktur musik chant dalam acara
nonton bareng pada Komunitas CISC Medan
2. Untuk mengetahui proses penyajian chant dalam acara nonton
bareng pada Komunitas CISC Medan
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat darihasil penyusunan penelitian ini adalah :
1. Sebagai bentuk langkah awal penulis untuk mengasah
kemampuan selaku mahasiswa Etnomusikologi Universitas
Sumatera Utara
12
3. Sebagai bahan dokumentasi bagi peneliti atau etnomusikolog
untuk dikembangkan berikutnya
4. Sebagai bentuk dokumenetasi tentang chant bagi Departemen
Etnomusikologi yang mana referensi tentang chant belum
pernah dibuat sebelumnya
1.4 Konsep dan Teori
1.4.1 Konsep
Konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep
menentukan antara variabel-variabel mana kita ingin menentukan adanya
hubungan empiris (R. Merton dalam buku Koetjaraningrat 1983:21).
Sedangkan Koentjaraningrat (2009:85) sendiri mengatakan bahwa, konsep
merupakan penggabungan dan perbandingan bagian-bagian dari suatu
penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang
sejenis, berdasarkan asas-asas tertentu secara konsisten. Berdasarkan
pengertian di atas, penulis menggambarkan hubungan beberapa konsep yang
berkaitan dengan tulisan ini melalui definisinya.
Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia 1995:93). Kata analisis diserap melalui kata analisa yang berarti
hasil dari sebuah analisa. Dengan kata lain, analisis bisa berbentuk suvei atau
penelitian terhadap suatu masalah atau peristiwa sehingga latar belakang dan
proses permasalahannya tersebut dapat diketahui. Analisis yang dimaksudkan
13
proses penyajian chant dalam acara nonton bareng pada komunitas Chelsea
Indonesia Supporters Club Regional Medan; seperti meter, tangga nada, nada
dasar, wilayah nada, jumlah nada, inerval, formula melodik, kontur, dan
sebagainya. Sdangkan untuk proses penyajian, yang dianalisis adalah tempat,
waktu, peserta, dan di saat-saat seperti apa chant pada nobar disajikan.
Chant dalam acara nonton bareng pada komunitas CISC Medan dapat
penulis nyatakan sebagai objek kajian etnomusikologi karena terbentuk dari
bunyi-bunyian, emosi, struktur, dan bentuk sehingga dapat diklasifikasikan
sebagai nyanyian. Selain itu, chant juga mengandung elemen melodi, ritme,
dan tekstur.
Nonton atau menonton berarti menyimak dan menyaksikan secara
langsung suatu objek peristiwa. Hal ini berarti berkaitan dengan indera
penglihatan dan pendengaran. Sedangkan bareng merupakan kata serapan yang
diambil dari bahasa Jawa yang berarti bersama-sama, beramai-ramai. Dapat
disimpulkan nonton bareng berarti nonton secara bersama-sama. Dimana objek
nonton bareng yang penulis maksudkan dalam tulisan ini adalah pertandingan
sepakbola tim Chelsea Football Club secara tidak langsung menurut tempat
yakni pada sebuah layar lebar namun masih dalam waktu yang bersamaan saat
pertandingan berlangsung.
Komunitas merupakan kelompok organisme yang hidup saling
berinteraksi di suatu daerah tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2005:260). Komunitas yang menjadi objek kajian penelitian penulis dalam
tulisan ini adalah komunitas Chelsea Indonesia Supporters Club. Komunitas
ini merupakan komunitas penggemar atau fans tim Chelsea Football Club dari
14
1.4.2 Kerangka Teori
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:1041), teori merupakan
pendapat yang dikemukakan sebagai sesuatu keterangan mengenai sesuatu
peristiwa, kejadian dan sebagainya. Teori bisa muncul dari analisis hubungan
fakta yang satu dengan fakta lain pada sekumpulan fakta-fakta7
Teori digunakan sebagai patokan untuk melakukan kerja penelitian.
Tujuannya agar pembahasan tentang penelitain tersebut tidak melebar. Teori
merupakan analisis kuat tentang suatu fakta. Hal ini dikarenakan adanya
simpulan para ahli ataupun peneliti tentang kumpulan dari beberapa peristiwa.
Suwardi (2006:107) mengatakan, teori harus dibangun secara terstruktur,
sejalan dengan apasaja yang mungkin akan digunakan.
.
Pada tulisan ini, yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas
adalah pola melodi pada chant. Teori yang tepat untuk menganalisis struktur
musik pada chant adalah teori deskripsi musik (description of musical
compositions) yang dikemukakan oleh Bruno Nettl (1964:1450-1550). Dalam
teorinya terdapat hal yang perlu diperhatikan, diantaranya (1) tonalitas, (2)
ritme, (3) bentuk, (4) tempo, dan (5) kontur melodi.
Penulis juga menggunakan metode transkripsi untuk membantu proses
analisa struktur melodi pada chant. Transkripsi adalah proses menotasikan
bunyi yang terdengar ke dalam bentuk simbol.
Chant tidak lepas dari teks. Untuk menganalisa makna-makna teks
dalam chant, penulis menggunakan teori semiotik, yaitu sebuah teori yang
berbicara tentang lambang yang dikomunikasikan. Dalam bahasa Yunani,
istilah semiotik disebut dengan semeion. Ferdinand de Saussure (perintis
7
15
semiotika dan ahli bahasa) mengatakan, semiotik adalah the study of “the life
of signs within society”.
Semiotik (juga disebut studi semiotik dan dalam tradisi Saussurean
disebut semiologi) adalah studi tentang makna keputusan. Ini termasuk studi
tentang tanda-tanda dan proses tanda (semiosis), indikasi, penunjukan,
kemiripan, analogi, metafora, simbolisme, makna, dan komunikasi. Semiotika
berkaitan erat dengan bidang linguistik, yang untuk sebagian, mempelajari
struktur dan makna bahasa yang lebih spesifik. Namun, berbeda dari linguistik,
semiotika juga mempelajari sistem-sistem tanda non-linguistik. Semiotika
sering dibagi menjadi tiga cabang:
(a) Semantik: hubungan antara tanda dan hal-hal yang mereka lihat;
denotata mereka, atau makna;
(b) Sintaksis: hubungan antara tanda-tanda dalam struktur formal; dan
(c) Pragmatik: hubungan antara tanda dan tanda-menggunakan agen.
Semiotik sering dipandang memiliki dimensi antropologis penting;
misalnya, Umberto Eco mengusulkan bahwa setiap fenomena budaya dapat
dipelajari sebagai komunikasi. Namun, beberapa ahli semiotik fokus pada
dimensi logis dari ilmu pengetahuan. Mereka juga menguji area untuk ilmu
kehidupan— seperti bagaimana membuat prediksi tentang organisme, dan
beradaptasi. Secara umum, teori-teori semiotik mengambil tanda-tanda atau
sistem tanda sebagai objek studi mereka: komunikasi informasi dalam
organisme hidup tercakup dalam biosemiotik (termasuk zoosemiotik).
Sintaksis adalah cabang dari semiotik yang berhubungan dengan
16
aturan yang mengatur bagaimana kata-kata digabungkan untuk membentuk
frasa dan kalimat.
Charles Morris menambahkan bahwa semantik berkaitan dengan
hubungan tanda-tanda untuk designata mereka dan benda-benda yang
memungkinkan atau menunjukkan; dan, penawaran pragmatik dengan aspek
biotik dari semiosis, yaitu dengan semua fenomena psikologis, biologis, dan
sosiologis yang terjadi dalam fungsi tanda-tanda.
Semiotik secara harfiah dapat diartikan dengan studi dari tanda-tanda
kehidupan dalam masyarakat. Selain itu Halliday berteori pendekatan semiotik
sosial (social semiotics), menyatakan bahwa bahasa adalah sistem arti dan
sistem lain (yaitu sistem bentuk dan ekspresi) untuk merealisasikan arti
tersebut. Berdasarkan hal ini, kedua teori tersebut akan mengarahkan penulis
untuk menganalisis makna tersurat dan tersirat pada chant.
Dalam ilmu bahasa, terjadi pengembangan teori semiotik, yang
kemudian disebut dengan teori Linguistik Sistemik Fungsional disingkat LSF.
Teori ini mencoba dua pendekatan utama dalam konteks memaknai perilaku
manusia, terutama perilaku dalam berbahasa, yaitu struktural dan fungsional.
Kemudian dalam perkembangan belakangan ini, dalam ilmu bahasa teori LSF
ini banyak digunakan dalam mengkaji bahasa-bahasa di seluruh dunia, baik
yang sifatnya partikular maupun universal.
Teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) dalam sejarah ilmu
bahasa dikenalkan awal kalinya oleh Halliday. Menurut teori LSF ini,
linguistik berperan di dalam menganalisis teks dengan tujuan untuk
membedakan makna dalam konteks paradigma dan makna dalam mkonteks
17
sistem, sementara konteks sistematika dikenal dengan struktur bahasa. Manusia
dapat menginterpretasikan hubungan secara paradigma dengan sistem.
Teori pendekatan semiotik sosial yang dikenalkan oleh Halliaday tahun
1985 memandang bahasa sebagai sistem arti dan sistem lain, yaitu sistem
bentuk dan ekspresi untuk merealisasikan arti tersebut. Sistem semiotik sosial
adalah sistem makna yang direlaisasikan melalui sistem linguistik. Sementara
sistem semiotik linguitik adalah semantik, yaitu sebagai suatu bentuk realisasi
dari semiotik sosial (Sinar, 2010:28).
Selanjutnya menurut Sinar (2010:17) LSF juga menjelaskan bahasa
terdiri dari tiga strata yaikni: strata fonologi yang membicarakan bunyi bahasa;
leksikogramatika yang membicarakan konstruksi pembentukan klausa; dan
semantik yang menyangkut penyatuan klausa menjadi wacana yang bermakna.
LSF berpandangan bahwa bahasa adalah sistem semiotik sosial, yang
keberhasilan menganalisis wacana dan teks tergantung kepada konteks sosial
yang dihubungkan dengan konteks situasi, budaya, dan ideologi. Sistem
semiotik sosial adalah sistem makna yang direalisasikan melalui sistem
linguistik. Sistem semiotik linguistik adalah semantik, yaitu sebagai suatu
bentuk realisasi dari semiotik sosial.
Konsep semiotik sosial adalah bahwa hubungan setiap manusia dengan
lingkungan manusia penuh dengan arti. Kemudian arti-arti tersebut dipelajari
melalui interaksi seorang dengan orang lain yang melibatkan lingkungan arti
tersebut (Sinar, 2011:21). Maka setiap manusia atau indovidu selalu melakukan
interaksi satu dengan yang lainnya, dan apa yang dihasilkan tersebut akan
18
Bahasa adalah semiotik sosial dengan pengertian bahwa petanda dan
penanda dalam bahasa ditentukan oleh masyarakat pemakai bahasa tersebut.
Makna yang dibuat dalam suatu bahasa merupakan kesepakatan atau konvensi
antar manusia sebagai anggota masyarakatnya. Demikian juga realisasi arti ke
dalam penanda ditentukan oleh aturan masyarakat. Dengan kata lain petanda
dan penanda dalam bahasa ditentukan oleh masyarakat pemakai bahasa melalui
evolusi bahasa, budaya, dan peradaban manusia. Nilai atau hikmah dalam
budaya manusia telah menyatu dalam bahasa. Hal ini menegaskan dan
menguatkan bahwa bahasa adalah semiotik sosial.
Pada prinsipnya masyarakat diatur oleh berbagai sistem, salah satunya
semiotik sebagai teori tentang tanda. Maka dengan demikian masyarakat dapat
dikatakan berdimensi semiotik. Masyarakat yang berwujud manusia dikelilingi
oleh tanda, diatur oleh tanda, ditentukan oleh tanda, bahkan dipengaruhi oleh
tanda, sehingga dengan demikian terdapat kelompok semiotik dalam
masyarakat. Misalnya kelompok pedagang yang diatur oleh tanda-tanda
tertentu yang berlaku dalam kelompok mereka sendiri dan secara
19
Bagan 1:
Representasi Skematis Bahasa sebagai Semiotik Sosial
Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan masing-masing elemen
sesuai dengan peran masing-masing sebagai berikut. Konsep teks adalah
semua kegiatan yang sifatnya linguistik atau kebahasaan baik bentuk ujaran
maupun tulisan, dalam konteks operasional dapat dibedakan berdasarkan
konteks situasi seperti yang terdapat dalam kamus. Teks merupakan bagian
paling penting dari proses semantik. Itu berarti dapat dikatakan bahwa teks
dapat merupakan pilihan pada waktu yang bersamaan, dengan kata lain teks
dapat didefinisikan sebagai perwujudan dari maksud atau arti apa yang kita
maksud.
Konteks sosial merupakan peran masyarakat dalam melakukan interaksi
20
konteks sosial dengan konteks situasi. Di mana konsep teks yang disampaikan
itu berupa teks lisan yang mana setiap kata atau kalimat yang disampaikan
mengandung makna tersendiri. Dari konteks sosial maka akan muncul
pemaknaan terhadap teks berdasarkan kepada konteks situasi dan konteks
budaya.
Konteks situasi adalah lingkungan yang mana di dalamnya ada teks
yang berperan terhadap hidup. Ini merupakan konsep yang telah ditetapkan
dalam linguistik. Konteks situasi tidak hanya diinterpretasikan dalam istilah
kongkrit sebagai sebuah laporan singkat tentang audiovisual melainkan lebih
jauh lagi, sebuah representasi dari lingkungan tertentu memiliki hubungan yang
relevan dengan teks. Konteks sosial merupakan salah satu jenis situasi
(situation type). Struktur semiotik yang merupakan sebuah jenis situasi
mempunyau tiga dimensi, yaitu aktivitas sosial yang sedang berlangsung (on
going social activity, peran hubungan (the role relationship involved), dan
sarana simbolik atau retorik (the symbolic) yang merujuk pada medan (field),
sarana (mode), dan pelibat (tenor).
Sementara Sinar (2010:24) mengatakan dalam konteks situasi terdapat
tiga variabel sebagai penentu faktor siatuasi yakni: (1) medan, (2) sarana, dan
(3) pelibat. Medan dapat diartikan sebagai membicarakan kegiatan berinteraksi
yang mempunyai dua dimensi yakni apa yang dibicarakan dan untuk apa
dibicarakan, pelibat merujuk kepada siapa yang dibicarakan atau siapa yang
terlibat dalam pembicaraan tersebut, dan sarana adalah bagaimana
pembicaraan itu dilakukan.
Dalam mengkaji proses pertunjukan chant, penulis menggunakan teori
21
dalam manusia bisa berpindah dikarenakan rasa kebersamaan. Sebagai contoh,
ketikadalam konser para penonton ikut bernyanyi bersama dengan orang
maupun kelompok orang yang sedang bernyanyi di atas panggung.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah urutan cara atau urutan langkah yang akan
dilaksanakan dalam penyelidikan untuk mendapatkan fakta-fakta secara
sistematis. Yang kemudian proses pemecahannya diperlukan kumpulan dan
tafsiran data, termasuk juga didalamnya, pengolahan data, lokasi penelitian,
studi kepustakaan, dan kerja laboratorium.
Dalam tulisan ini, penulis melakukan penelitian yang menggunakan
metode penelitan kualitatif yaitu penelitian yang mengutamakan data yang
bersifat analisis, memanfaatkan teori para ahli.
Sebagai gambaran penelitiannya, metode penelitian kualitatif bergerak
dari pengumpulan data ke lapangan yang kemudian dianalisis dengan teori para
ahli dan pada akhirnya akan menghasilkan simpulan penelitian berupa laporan
atau skripsi.
1.5.1 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah satu langkah yang baik dalam pengumulan
informasi atau data dalam sebuah penelitian. Studi kepustakaan dapat
dilakukan dengan mengumpulkan sumber bacaan yang bisa berasal dari buku,
artikel, majalah, laporan penelitian, dan lain-lain. Dengan langkah studi
kepustakaan, penulis menjadi lebih mudah melakukan penelitian sehingga
22
Studi kepustakaan juga merupakan langkah yang paling utama
dilakukukan oleh penulis dalam megumpulan informasi yang berkaitan dengan
objek permasalahan, yaitu dengan melihat dan mempelajari skripsi dari para
alumni Etnomusikologi USU. Selain itu, penulis juga memanfaatkan
kecanggihan teknologi seperti internet dalam memperoleh informasi.
1.5.2 Kerja Lapangan
Kerja lapangan adalah cara yang sangat penting untuk dilaksanakan
dalam melakukan penelitian. Dengan melakukan kerja lapangan, seorang
peneliti bisa terjun langsung ke lapangan sebagai bentuk pengumpulan data
mengenai permasalahan yang sedang dibahas. Keuntungannya peneliti bisa
melihat langsung peristiwa atau kejadian. Dengan demikian, peneliti bisa
mengumpulkan data lewat apa yang langsung dilihatnya.
1.5.2.1Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara wartawan dengan orang
terkemuka dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:637). Tujuan
dari metode wawancara adalah untuk mendapatkan data. Metode wawancara
menggunakan alat bantu seperti alat tulis dan alat perekam. Hal ini
dimaksudkan untuk menjaga keutuhan data awal agar peneliti bisa melakukan
simpulan selanjutnya.
Koentjaraningrat mengatakan ada tiga pembagian metode wawancara,
yaitu: wawancara berfokus (focused interview), wawancara bebas (free
interview), dan wawancara sambil lalu (casual interview). Dengan berpatok
23
Adapun persiapan penulis sebelum melakukan wawancara adalah
dengan terlebih dahulu membuat urutan pertanyaan yang akan ditujukan
kepada informan dan mempersiapkan alat perekam berupa kamera. Pertanyaan
yang penlis ajukan bisa beralih dari satu topik ke topik lain sesuai dengan
kebutuhan data.
Sebelum melakukan wawancara, penulis juga mempersiapkan alat yang
dibutuhkan pada saat wawancara, seperti alat tulis dan alat perekam berupa
kamera. Hal ini bertujuan untuk mempermudah penyimpanan data, baik secara
tulisan, audio, visual, maupun secara audio-visual
Dalam penelitian ini, penulis menentukan Dani Chairu sebagai
informan kunci karena beliau adalah pengurus CISC Medan divisi Nonton
Bareng, dan sekaligus juga penggerak atau pimpinan dalam chanting dalam
acara nobar. Dan sebagai informan pangkal, penulis menentukan Ade karena
beliau juga merupakan pengurus CISC Medan divisi Humas. Dalam hal ini ia
bertugas mempublikasikan informasi dan kegiatan CISC Medan lewat media
sosial.
1.5.3 Kerja Laboratorium
Kerja laboratorium berawal dari proses pengumpulan data, baik data
lisan, data tulisan, audio, maupun data video. Data yang telah terkumpul
tersebut kemudian diolah sehingga didapat suatu gambaran yang baik. Hasil
pengolahan tersebut kemudian disusun dalam suatu laporan ilmiah yang
berbentuk skripsi (Meriam 1995:85).
Penulisan laporan dalam skripsi berasal dari data-data yang terkumpul
24
rekaman akan disimpulkan dalam bentuk transkripsi yang kemudian dianalisis
untuk memperoleh hasil laporan.
1.6 Lokasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis lakukan berlokasi di Kota
Medan di wilayah Setia Budi Titi Bobrok tepatnya di kafe Kede Kopi Kami,
kafe Pit Stop Coffee, dan tempat sejenisnya yang merupakan tempat
berlangsungnya acara nobar dimana pada saat berlangsungnya nobar selalu
25
BAB II
CHELSEA INDONESIA SUPPORTERS CLUB REGIONAL MEDAN
2.1 Gambaran Umum Chelsea Football Club
Chelsea Football Club merupakan tim sepakbola yang bersal dari
London, Inggris. Tim sepakbola ini berdiri pada 10 Maret 1905 dan bermarkas
di Stamford Bridge, Fulham Road¸ London.
Chelsea Football Club adalah salah satu tim sepakbola terbesar di
dunia. Chelsea Football Club memiliki penghasilan sebesar US $ 388 juta
menurut pengamatan terakhir pada bulan Januari 2015 oleh Football Money
League Deloitte8
8
Football Money League Deloitte merupakan situs internet yang berisi informasi
tentang pendapatan tim sepakbola
yang menjadikannya tim sepakbola ke tujuh sebagai tim
sepakbola yang memiliki pendapatan terbesar di dunia sekaligus tim sepakbola
ke tiga tertinggi dengan pendapatan terbesar di Inggris. Chelsea Football
Club memiliki tropi empat gelar juara Barclays Premier League atau liga
utama sepakbola domestik Inggris, dua gelar juara Football League
Championship atau ligadivisi satu sepakbola domestik Inggris, tujuh gelar juara
FA Cup, lima gelar juara piala liga Inggris, empat gelar juara FA Community
Shield, satu gelar juaraUEFA Champions League, satu gelar juara UEFA
Europe League, dan satu gelar juara UEFA Super Cup sejak 1854 sampai 2015
(situs resmi Chelsea Football Club). Chelsea Football Club berada pada
26
dibawah standar UEFA9 dan sekaligus membuat Chelsea Football Club
menempati peringkat pertama di Inggris (Maret 2015). Sementara IFFHS10
mencatat Chelsea Football Club berada pada peringkat ke sembilan dunia
sekaligus menempati posisi ke dua di Inggris (Januari 2015). Dari sisi skuat
pemainnya, Chelsea Football Club diisi oleh pemain-pemain sepakbola kelas
dunia. Seperti John Terry yang merupakan pemain bertahan terbaik dan pemain
pemain bertahan dengan gol terbanyak di kompetisi Premier League sejauh ini,
Francesc Fabregas yang sejauh ini berada pada daftar teratas dengan
pengumpan terbanyak di Premier League, dan Eden Hazard yang sekarang
menjadi dribbleler atau pengiring bola terbaik di dunia.
Gambar 2.1 Logo Chelsea Football Club
Sumber : chelseafc.com
9
UEFA atau Union of European Football Associations adalah badan administrasi
asosiasi sepakbola di Eropa dan sebagian Asia.
10
IFFHS atau International Federation Football History & Statistic adalah organisasi
27
Chelsea Football Club /ˈtʃɛlsiː/ adalah sebuah klub sepak bola Inggris
yang bermarkas di Fulham, London. Chelsea didirikan pada tahun 1905 dan
kini berkompetisi di Liga Utama Inggris.
Sepanjang sejarah penampilan dalam dunia sepak bola di Inggris dan
Eropa, klub ini telah meraih empat gelar juara Liga Utama Inggris, tujuh Piala
FA, empat Piala Liga, satu trofi Liga Champions UEFA, dua Piala Winners
UEFA, satu Liga Eropa UEFA dan satu Piala Super UEFA.[3] Stadion
kandang mereka Stamford Bridge, berkapasitas 41.837 kursi penonton,[2] telah
digunakan sebagai stadion kandang sejak Chelsea didirikan. Sejak tahun 2003,
Chelsea dimiliki oleh Roman Abramovich seorang miliuner asal Rusia.
Kesuksesan pertama Chelsea diraih saat meraih gelar juara liga pada
tahun 1955. Beberapa gelar dari berbagai kompetisi juga berhasil diraih pada
dekade 1960an, 1970an, 1990an, dan 2000an. Dalam periode lima belas tahun
terakhir merupakan periode terbaik kesuksesan Chelsea; yang ditutup dengan
untuk pertama kali meraih gelar juara Double winner, Liga Utama Inggris dan
Piala FA pada tahun 2010 dan gelar juara Liga Champions UEFA pada tahun
2012.
Kostum utama Chelsea adalah kaus dan celana berwarna biru royal
dengan kaus kaki berwarna putih. Kombinasi tersebut telah digunakan sejak
dekade 1960an. Lambang klub telah berganti beberapa kali dalam upaya
memodernisasi dan mengubah pencitraan. Lambang yang kini digunakan, yang
menampilan seekor singa seremonial memegang sebuah tongkat, merupakan
modifikasi dari lambang yang pernah digunakan pada dekade 1950an.[7]
Rata-rata jumlah penonton liga pada laga kandang musim 2011–12 sebanyak 41.478
28
Pada tahun 1904 H.A. Mears mengakuisisi stadion atletik Stamford
Bridge dengan tujuan mengubah menjadi stadion sepak bola. Ia kemudian
merencanakan pendirian sebuah klub sepak bola baru setelah tawaran yang
diberikan kepada Fulham untuk menggunakan stadion tersebut ditolak.
Mengingat telah ada sebuah klub bernama Fulham, nama Chelsea yang
merupakan sebuah kota kecil yang berdekatan dengan stadion dipilih sebagai
nama klub baru tersebut. Nama-nama lain seperti Kensington FC, Stamford
Bridge FC dan London FC sempat dipertimbangkan untuk dipilih.[9] Chelsea
didirikan oleh pada 10 Maret 1905 di sebuah pub The Rising Sun (kini restoran
The Butcher's Hook) dan pertama kali bermain pada kompetisi Football
League.
John Robertson seorang pemain timnas Skotlandia berusia 28 tahun
saat itu dipilih merangkap jabatan pemain-manajer pertama Chelsea. Sejumlah
pemain direkrut dari berbagai klub untuk memperkuat tim, seperti penjaga
gawang William "Fatty" Foulke dari Sheffield United, Jimmy Windridge dan
Bob McRoberts dari Small Heath, dan Frank Pearson dari Manchester City.
Pertandingan pertama mereka terjadi pada 2 September 1905, sebuah laga
tandang menghadapi Stockport County. Chelsea kalah dengan skor 0–1.
Sedangkan pertandingan kandang pertama mereka adalah sebuah kemenangan
4–0 pada laga persahabatan menghadapi Liverpool. Robertson juga merupakan
pencetak gol pertama Chelsea pada laga kompetitif saat kemenangan 1–0 atas
Blackpool.
Chelsea mengalami sejumlah promosi-degragasi pada Divisi Satu dan
Divisi Dua Liga Inggris setelah berhasil meraih promosi ke Divisi Satu pada
29
adalah berhasil melaju hingga ke babak final Piala FA 1915 namun dikalahkan
Sheffield United di Old Trafford dan saat mengakhiri Divisi Satu pada posisi
tiga klasemen akhir tahun 1920. Chelsea memiliki reputasi mendatangkan
pemain-pemain terkenal dan jumlah penonton yang besar, tetapi kesuksesan
masih belum menghampiri mereka pada masa-masa Perang Dunia I dan II.
Mantan penyerang Arsenal dan Inggris Ted Drake menjadi manajer
pada tahun 1952. Drake mulai memodernisasi klub baik di dalam dan di luar
lapangan. Ia mengganti logo Chelsea pensioner, meningkatkan sistem pelatihan
dan pembinaan tim usia muda, dan memperkuat kedalaman tim dengan
kelihaian mendatangkan sejumlah pemain dari divisi-divisi bawah dan liga-liga
amatir hingga berhasil membawa Chelsea meraih trofi juara pertama mereka,
gelar juara Divisi Satu Liga Inggris 1954–55. Pada musim berikut, UEFA
mengadakan kejuaraan antar klub juara liga di Eropa, Piala Champions, namun
ketidaksetujuan otoritas Liga Sepak Bola Inggris dan FA membuat Chelsea
menarik diri dari kejuaraan tersebut sebelum dimulai. Chelsea gagal
melanjutkan kesuksesan tersebut dan hanya menjadi penghuni papan tengah
klasemen liga pada dekade 1950an. Drake dipecat pada tahun 1961 dan
digantikan oleh Tommy Docherty yang merangkap jabatan pemain-manajer.
Grafik yang menunjukkan kemajuan liga Chelsea selesai di musim
1905-1906 ke 2007–2008. Chelsea kembali menjadi juara Liga Utama Inggris
50 tahun kemudian, yaitu pada tahun 2005, pada masa jabatan manajer Jose
Mourinho (2004 - 2007), yang saat itu mendapat dukungan penuh dari pemilik
miliuner minyak berkebangsaan Rusia, Roman Abramovich.
Pada tahun yang sama (2005), Chelsea juga menjuarai Piala Carling
30
berhasil menjuarai Liga Utama Inggris. Dan pada tahun 2007, Chelsea juga
kembali berhasil menjuarai Piala Carling setelah mengalahkan Arsenal 2-1 dan
menjadi juara Piala FA setelah mengalahkan Manchester United 1-0 lewat
babak perpanjangan waktu.
Namun karena beberapa penampilan yang buruk pada awal kompetisi
2007/2008 ditambah dengan ketidak sesuaian dengan sang pemilik, akhirnya
Jose Mourinho mengundurkan diri dari jabatan manager, dan kemudian
digantikan oleh Avram Grant mantan manajer tim nasional Israel.
Di awal masa kepelatihan Grant, banyak kalangan yang memandangnya
sebelah mata. Meski demikian, Avram Grant mampu membawa Chelsea
menjadi treble runner-up yaitu di ajang Piala Carling sebelum dikalahkan
Tottenham Hotspur dengan skor 2-1. Disusul menjadi runner-up Liga Utama
Inggris dibawah Manchester United dan menjadi runner-up di ajang Liga
Champions setelah kalah adu penalti 6-5 dari Manchester United. Namun
prestasi tersebut dianggap tidak cukup baik sehingga Grant terpaksa dipecat di
akhir musim.
Pada akhir Januari 2009, Avram Grant digantikan oleh pelatih asal
Brasil, Luiz Felipe Scolari. Namun, Scolari juga tidak mampu memberikan
prestasi yang memuaskan. Sehingga pada akhir April 2009 mengalami nasib
yang sama dengan Grant. Posisi kosong manajer Chelsea kemudian diisi oleh
pelatih Rusia saat itu, Guus Hiddink, sampai akhir musim 2008–09. Pada akhir
bulan Mei, sebelum meninggalkan Chelsea, Guus Hiddink memberikan
kenangan manis dengan membawa gelar Piala FA kelima Chelsea.
Di awal musim kompetisi 2009–10, Chelsea mengumumkan Carlo
31
Ancelotti langsung memberikan gelar dengan membawa Chelsea menjuarai
Community Shield 2009 setelah mengalahkan Manchester United dalam adu
penalti. Kemenangan dalam adu penalti tersebut merupakan pertama kalinya
bagi Chelsea sejak 1998, saat Chelsea menghadapi Ipswich Town di Piala
Liga. Pada akhir musim, Chelsea berhasil menjuarai Liga Utama Inggris dan
Piala FA, yang merupakan pencapaian pertama dalam sejarah Chelsea. Chelsea
juga menjadi klub ketujuh yang berhasil mendapat rekor mengawinkan gelar
Double winner tersebut. Striker Chelsea, Didier Drogba berhasil mendapatkan
Golden Boot sebagai Pencetak Gol Terbanyak dengan torehan 29 gol. Pada
pertandingan terakhir liga pada 9 Mei 2010, Chelsea mempermalukan Wigan
dengan skor telak 8–0 dengan Drogba mencetak 3 gol. Chelsea juga mencetak
rekor menang mutlak 100% terhadap semua tim empat besar Premier League
(Manchester United, Liverpool, dan Arsenal). Pada musim keduanya, Ancelotti
dipecat Chelsea pada Mei 2011 setelah kekalahan 1-0 dari Everton di
pertandingan terakhir musim 2010–2011. Para pemain Chelsea merayakan
gelar juara Liga Champions UEFA untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.
Pada awal musim 2011–12, André Villas-Boas ditunjuk sebagai pelatih
Chelsea. Setelah sejumlah hasil buruk yang dialami Chelsea, Villas-Boas
dipecat pada bulan Maret 2012. Asistennya, Roberto Di Matteo yang
merupakan mantan pemain Chelsea kemudian ditunjuk sebagai pelatih utama
ad interim. Dibawah arahan Di Matteo Chelsea menunjukkan hasil impresif
dengan berhasil meraih gelar juara Piala FA untuk ketujuh kalinya, dan Liga
Champions UEFA untuk pertama kalinya dalam sejarah klub–yang sekaligus
32
Liga Eropa UEFA 2012–13, Chelsea menjadi klub Inggris pertama yang
memenangkan semua empat piala Eropa.
Tabel 2.1
Pemasok Kostum, dan Sponsor Utama darai Waktu ke Waktu
Periode Pemasok kostum Sponsor utama
1968–1981 Umbro
Tidak ada
1981–1983
Le Coq Sportif
1983–1984
1984–1986 Tidak ada
1986–1987 The Chelsea Collection Grange Farms, Bai Lin Tea, SIMOD
33
Tabel 2.2
Skuat Utama Per Agustus 2014
No.
Punggung Posisi Nama
1
GK (Goal Keeper) : Penjaga Gawang (Kiper)
DF (Defender) : Pemain Bertahan (Bek)
MF (Midfilder) : Pemain Tengah (Gelandang)
34
Tabel 2.3
Prestasi Chelsea FC
NAMA KEJUARAAN JUMLAH GELAR RUNNER UP
Premier League 4 4
2.2 Chelsea Indonesia Supporters Club
Pendapatan, prestasi, atau skuat pemain yang dimiliki Chelsea Football
Club menjadikannya populer didunia. Hal ini memicu banyaknya penduduk di
dunia yang kagum akan pencapaian tim sepakbola ini. Dan ini jugalah yang
membuat Chelsea Football Club memiliki supporter ke empat terbanyak di
dunia.
Karena melihat banyaknya penggemar sepakbola di dunia ini, maka
tidaklah heran apabila ada organisasi atau komunitas penggemar sepakbola
football fansclub di tengah-tengah masyarakat. Demikian pula halnya pada
penggemar tim sepakbola Chelsea Football Club. Tersebar berbagai fansclub
Chelsea Football Club di seluruh dunia.
Di berbagai negara di dunia sudah banyak tersebar fansclub Chelsea
Football Club. Beberapa diantaranya berstatus official sementara selebihnya
35
diakui secara resmi oleh pihak Chelsea Football Club. Sedangkan status
nonofficial merupakan kebalikan dari status official yang tidak mendapat status
resmi dari pihak Chelsea Football Club. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
nama baik Chelsea Football Club dan untuk mengatur menejemen official
supporters dengan baik. Dalam situs resmi Chelsea Football Club dimuat ada
sembilan puluh dua official supporter Chelsea Football Club yang tersebar di
lima puluh tiga negara termasuk Indonesia.
Di negara Indonesia sendiri terdapat dua official supporter Chelsea
Football Club yaitu Chelsea Indonesia Supporters Club atau biasa disingkat
CISC, dan True Blue Indonesia atau TBI. CISC Lebih dahulu berdiri daripada
TBI dari pihak Chelsea Football Club. CISC berdiri pada 2003 sedangkan TBI
berdiri sepuluh tahun setelah CISC berdiri yaitu pada tahun 2013. CISC
berpusat di Senayan Trade Center lantai dua 1060-1061, Senayan, Jakarta.
Sedangkan TBI berpusat di Lapangan Futsal Pondok Jagung, Tanggerang.
Masalah popularitas, CISC jauh lebih unggul dibandingkan TBI. Hal ini bisa
dibuktikan lewat predikat yang diberikan oleh pihak Chelsea Football Club
kepada setiap official supporter-nya. CISC mendapat predikat silver atau perak
dari pihak Chelsea Football Club. Sedangkan TBI mendapat predikat bronze
atau perunggu. Dari segi banyaknya members atau anggota dari official
supporters CISC juga lebih unggul daripada TBI. Dalam situs resmi Chelsea
Football Club memuat CISC beranggotakan lebih dari tujuh ribu members,
36
Gambar 2.2 Logo Chelsea Indonesia Supporters Club
Sumber : chelseaindo.or.id
2.3 Sejarah dan Perkembangan Chelsea Indonesia Suppoters Club
Regional Medan
CISC tidak hanya berhenti sampai pada Jakarta saja. Dalam
perkembangannya, CISC memiliki banyak anak cabang tersebar hampir di
seluruh kota besar di Indonesia. CISC membaginya dalam aturan regional.
Jadi, setiap anak cabang CISC akan disebut sebagai regional sesuai dengan
nama daerah kedudukannya. Misalnya, Chelsea Indonesia Supporters Club
Regional Samarinda pada Kota Samarinda, Chelsea Indonesia Supporters Club
Regional Solo pada Kota Solo, Chelsea Indonesia Supporters Club Regional
Ternate pada daerah Teernate, dan lain-lain. Sama halnya dengan aturan
tersebut, CISC memiliki anak cabang di Kota Medan yang disebut Chelsea
Indonesia Supporters Club Regional Medan yang biasa disebut CISC Medan.
CISC Medan sendiri berdiri pada Juni 2003 yang pada saat itu masih
belum berstatus official supporter. Berdasarkan hasil wawancara penulis