HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU MENYUSUI DALAM MENCEGAH BENDUNGAN ASI DI RSU. SUNDARI
TAHUN 2013
OLEH :
LINI DWI SARI PURBA 125102153
KARYA TULIS ILMIAH
POGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Ibu Menyusui Dalam Mencegah Bendungan ASI di RSU. Sundari Medan Tahun 2013
Abstrak Lini Dwi Sari Purba
Latar belakang : Bendungan ASI (Payudara Engorgement) adalah suatu kondisi dimana payudara terlalu penuh dengan susu yang berlebih, engorgement (bendungan ASI) sering terjadi ketika susu pertama tidak keluar, biasanya 3 sampai 7 hari setelah kelahiran bayi. Berdasarkan kasus bendungan ASI pada ibu menyusui pada umumnya ibu-ibu belum mengetahui tentang gejala, penyebab, dan cara penanggulangan bendungan ASI.
Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI.
Metodologi : Desain penelitian ini bersifat penelitian Deskriptif Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional jumlah sampel 123 orang dan metode pengambilan sampel Simple Random Sampling. Penelitian dilakukan di RSU. Sundari Medan Analisa data dengan Chi Square.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 62 orang (50,4%), diikuti dengan responden yang berpengetahuan tinggi sebanyak 48 orang (39%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 13 orang (10,6%). Tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI mayoritas positif sebanyak 79 orang (64,2%) dan responden yang memiliki tindakan positif sebanyak 44 orang (35,8%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,01 menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan dan tindakan ibu dalam mencegah bendungan ASI di RSU Sundari Medan Tahun 2013. Didapatkan juga nilai r = 0,497 menunjukkan kekuatan hubungan sedang antara pengetahuan dan tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI.
Kesimpulan : Dari penelitian ini diketahui bahwa tingkat pengetahuan dan tindakan ibu menyusui berhubungan dalam mencegah bendungan ASI. Diharapkan petugas kesehatan dapat terus meningkatkan program penyuluhan tentang cara pemberian ASI yang tepat dan cara mencegah terjadinya bendungan ASI bagi ibu menyusui
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Menyusui Dalam Mencegah Bendungan ASI”
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu tuntutan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan D-IV Kebidanan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat Ibu Dr.dr. Sarma N. Lumbanraja, SPOG (K) selaku Pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan kesungguhan telah membimbing penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada yang terhormat :
1. Dr. Dedi Ardinata, M. Kes. selaku Dekan pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.
6
4. Ibu Juliana, SST. Mars selaku dosen pembimbing Akademik peneliti. 5. Seluruh Staf Dosen dan pegawai administrasi pada Program Studi D-IV
Kebidanan Fakultas Keperawatan USU.
6. Orang tua, serta keluarga tercinta yang banyak menyumbangkan segala bantuan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Serta rekan-rekan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU seangkatan 2012 yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, dalam kesempatan ini penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dan mudah-mudahan tulisan ini dapat berguna bagi penulis sendiri dan para pembaca khususnya, semoga segala budi baik dari orang-orang yang peneliti sebut di atas mendapat imbalan dari Allah SWT.
Amin Ya Rabbal ’Alamin.
Medan, Juli 2013 Penulis
125102153
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... iv
1. Pengertian Pengetahuan ... 6
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 7
3. Tindakan ... 9
4. Anatomi Payudara ... 9
5. Fisiologi Laktasi ... 10
6. Jenis-jenis Posisi Menyusui ... 11
7. Cara Menyusui ... 12
8. Fisiologi Pengeluaran ASI ... 13
9. Masalah Yang Sering Muncul Seputar Laktasi ... 13
10. Bendungan ASI ... 14
BAB III KERANGKA KONSEP ... 17
8
B. Hipotesis ... 17
C. Defenisi Operasional ... 18
BAB IV METODE PENELITIAN ... 19
A. Desain Penelitian ... 19
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi karakteristik ibu menyusui dalam mencegah bendungan asi
diRSU sundari medan tahun 2013... 29
Tabel 5.2 Distribusio pengetahuan responden dalam mencegah bendungan asi
berdasarkan item kuesioner “pengetahuan” diRSU sundari medan tahun 2013... 30
Tabel 5.3 Distribusi pengetahuan ibu menyusui dalam mencegah bendungan asi
diRSU sundari tahun 2031... 31
Tabel 5.4. Distribusi tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan asi
berdasarkan butir item kuesioner”tindakan” diRSU sundari medan tahun
2013... 32
Tabel 5.5 Distribusi tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan asi
diRSU sundari medan tahun 2013... 32
Tabel 5.6 Hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam mencegah
10
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Kerangka konsep tingkat pengetahuan dan tindakan ibu menyusui dalam
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 2 : Lembar kuesioner
Lampiran 3 : Lembar konsultasi karya tulis ilmiah
Lampiran 4 : Surat izin data penelitian dari FK USU
4
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Ibu Menyusui Dalam Mencegah Bendungan ASI di RSU. Sundari Medan Tahun 2013
Abstrak Lini Dwi Sari Purba
Latar belakang : Bendungan ASI (Payudara Engorgement) adalah suatu kondisi dimana payudara terlalu penuh dengan susu yang berlebih, engorgement (bendungan ASI) sering terjadi ketika susu pertama tidak keluar, biasanya 3 sampai 7 hari setelah kelahiran bayi. Berdasarkan kasus bendungan ASI pada ibu menyusui pada umumnya ibu-ibu belum mengetahui tentang gejala, penyebab, dan cara penanggulangan bendungan ASI.
Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI.
Metodologi : Desain penelitian ini bersifat penelitian Deskriptif Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional jumlah sampel 123 orang dan metode pengambilan sampel Simple Random Sampling. Penelitian dilakukan di RSU. Sundari Medan Analisa data dengan Chi Square.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 62 orang (50,4%), diikuti dengan responden yang berpengetahuan tinggi sebanyak 48 orang (39%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 13 orang (10,6%). Tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI mayoritas positif sebanyak 79 orang (64,2%) dan responden yang memiliki tindakan positif sebanyak 44 orang (35,8%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,01 menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan dan tindakan ibu dalam mencegah bendungan ASI di RSU Sundari Medan Tahun 2013. Didapatkan juga nilai r = 0,497 menunjukkan kekuatan hubungan sedang antara pengetahuan dan tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI.
Kesimpulan : Dari penelitian ini diketahui bahwa tingkat pengetahuan dan tindakan ibu menyusui berhubungan dalam mencegah bendungan ASI. Diharapkan petugas kesehatan dapat terus meningkatkan program penyuluhan tentang cara pemberian ASI yang tepat dan cara mencegah terjadinya bendungan ASI bagi ibu menyusui
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui tercapainya masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia yang ditandai penduduknya, hidup dalam lingkungan dan prilaku yang sehat, memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Indonesia (Wahyuningsih. 2009. hlm. 36).
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan tersebut perlu diperhatikan kebijakan antara lain peningkatan prilaku, kemandirian masyarakat dan kemitraan swasta, perilaku hidup sehat dalam kaitan ini perlu ditingkatkan mulai dari sejak dini sehingga menjadi bagian dari norma hidup dan budaya masyarakat dalam meningkatkan kesadaran dan kemandirian untuk hidup sehat, peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan melalui penerapan konsep pembangunan kesehatan, salah satunya penerapan peningkatan prilaku adalah memberikan ASI dini (Wahyuningsih. 2009. hlm. 38).
13
Sekitar 40 tahun silam, jumlah wanita yang menyusui sendiri bayinya mulai berkurang, jumlah terendah ditahun-tahun awal 70-an ketika kurang dari 40% yang memilih ASI, dan pada minggu keenam setelah melahirkan kurang dari 20% memberikan ASI kepada bayinya, para wanita yang berorganisasi lebih tinggi alasan tidak memberikan ASI karena akan menggangu kehidupan social ibu (Llewllyn. 2002. hlm. 292).
Pada masa menyusui ibu sangat membutuhkan penyuluhan dan nasehat yang obyektif dan konsisten tentang pemberian ASI, baik tentang manfaat pemberian ASI, yakni bagi ibu dan keluarga, meskipun bukti menunjukkan bahwa ibu tahu cara yang benar untuk memposisikan bayinya pada payudara, namun penyuluahn harus tetap dilakukan (Anggraini. 2010. hlm. 13).
Bendungan ASI adalah pembendungan ASI karena penyempitan duktus laktiferus atau kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu, keluhannya adalah panas, bengkak, keras, dan nyeri pada payudara (Anggraini. 2010. hlm. 28).
Dalam pemberian ASI, The American Academy of Pediatrics merekomendasikan ASI diberikan selama 6 bulan pertama dan selanjutnya minimal selama 1 tahun. WHO dan UNICEF merekomendasikan ASI selama 6 bulan, menyusui dalam 1 jam pertamasetelah melahirkan, menyusui setiap kali bayi mau. Menyusui sebaiknya dilakukan sesgera mungkin setelah melahirkan (Rahmawati. 2010. hlm. 36).
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Hellen Keller International pada tahun 2002 diketahui di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar), dan pedesaan (Sumbar, Sumatera Utara, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB,Sulsel), menunjukkan bahwa bendungan ASI diperkotaan mencapai 4%-12% sedangkan dipedesaan 4%-25% kasus bendungan ASI pada ibu menyusui pada umumnya ibu-ibu belum mengetahui tentang gejala, penyebab, dan cara penanggulangan bendungan ASI (Prastyono. 2009. hlm. 25).
Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Menyusui Dalam Mencegah Bendungan ASI”.
B. Perumusan Masalah
15
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI di RSU. Sundari Medan Tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI.
2. Untuk mengidentifikasi tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI.
D. Manfaat Penelitian 1. Untuk Klinik
Sebagai informasi atau masukan untuk meningkatkan pelayanan khususnya pada perencanaan kesehatan ibu menyusui khususnya dalam upaya menurunkan angka kejadian bendungan ASI.
2. Untuk Ibu
Sebagai sumber informasi dan masukan bagi ibu untuk mengetahui cara penanggulangan bendungan ASI.
3. Untuk Penulis
4. Institusi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmojo. 2003).
Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehssention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterpretasikan secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kritetia yang telah ada.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan a. Faktor Internal
- Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan, pendidikan dapat mempengaruhi
31
- Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga, pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tapi merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan menyita waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
- Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun, menurut Hurlock yang dikutip dari Nursalam (2003), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
b. Faktor Eksternal 1. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan prilaku orang atau kelompok.
2. Sosial budaya
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (ovent behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan
factor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Tindakan dapat diberikan menjadi tiga tingkatan menurut kuantitasnya yaitu :
a. Praktik terpimpin (guided response), apabila subjek atau seseorang telah melakukan suatu tetap masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.
b. Praktik secara mekanisme (mechanisme), apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu hal secara oromatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.
c. Adopsi (adoption), adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas (Notoadmojo. 2005. hlm. 4).
4. Anatomi Payudara
33
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
Dalam korpus mammae terdapat alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman ditengah
Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya, dikalang payudara tersebut terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat penampungan air susu.
3. Papilla Mammae
Terletak antara inter kosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran payudara maka letaknya akan bervariasi, pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus (Maryunani. 2010. hlm. 349-350).
5. Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Payudara mulai dibentuk sejak embrio berumur 18-19 minggu, dan baru selesai ketika mulai menstruasi, dengan terbentuknya hormone estrogen dan progestron yang berfungsi untuk maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin adalah hormon yang berfungsi untuk produksi ASI disamping hormon lain seperti insulin, tiroksin, dan sebagainya.
(Maryunani. 2010. hlm. 351).
6. Jenis-Jenis Posisi Menyusui
Dapatkan posisi yang membuat ibu dan bayi merasa nyaman diantaranya yaitu: 1. Posisi Cradle hold
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan ibu, posisi ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu, kepala bayi berada didalam dekapan, sokong kepala bayi berada didalam dekapan, sokong belakang badan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada dibagian sisinya.
2. Cross-cradle hold
Posisi ini mirip dengan Cradle kecuali pada lengan dan tangan yang berlawanan payudara yang ibu gunakan, kepada bayi terletak antara ibu jari dan jari telunjuk dan kembali berada ditangan ibu, posisi ini bagus untuk bayi yang pertama menyusui.
3. Posisi football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan “Caesar”, memiliki mpayudara yang besar, menyusui bayi premature atau bayi yang kecil ukurannya untuk menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan, sokong kepala bayi dengan tangan, gunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu.
4. Posisi lying down
35
hari pertama, sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas.
7. Cara Menyusui
1. Cara menyusui dengan sikap duduk. Posisi santai dan tegak menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
2. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada areola mammae dan papilla mammae, cara ini bermanfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan puting susu.
3. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan diatas pangkuan.
4. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan payudara bagian atas areola.
5. Beri bayi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.
6. Segera setelah lahir membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan kemulut bayi, usahakan sebagian besar areola dimasukkan dalam mulut bayi sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola (Ambarwati.2009. hlm.39).
8. Fisiologi pengeluaran ASI
Prolaktin merupakan hormon yang ikut membantu mempercepat pertumbuhan, prolaktin dari adenohipofise/hipofise anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum, pada masa ini pengeluaran kolostrum dihambat oleh estrogen dan progesterone tetapi jumlah prolaktin meningkat karena pembuatan kolostrum yang ditekan, kadar proklaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut prolaktin tidak akan ada peningkatan walau ada isapan bayi, namun pengeluaran susu tetap berlangsung.
b. Pembentukan Air Susu
Ibu yang menyusui dikenai 2 refleks yang masing-masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu :
1. Refleks Prolaktin
2. Refleks Letdown (Maryunani. 2010. hlm. 352-353).
9. Masalah yang sering muncul seputar Laktasi
37
10. Bendungan ASI
1. Pengertian Bendungan ASI
a. Bendungan ASI adalah pembendungan ASI karena penyempitan duktus laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu, keluhannya adalah panas, bengkak, keras, dan nyeri pada payudara (Anggraini. 2010. hlm. 28).
b. Bendungan ASI (payudara engorgement) adalah suatu kondisi dimana payudara terlalu penuh dengan susu dan melembung, engorgement sering terjadi ketika susu pertama masuk, biasanya 3 sampai 7 hari setelah kelahiran bayi (Rahmawati. 2010. hlm. 87).
2. Gejala Bendungan ASI
Gejala bendungan ASI yang biasa muncul pada engorgement yaitu wanita merasa berat dan penuh, kulit menegang dan mengkilat serta merah, payudara hangat, nyeri tekan, dan keras, kendati ada ibu yang mengalami gejala ringan, dan gejala berat, nyeri tekan selama 2-14 hari, pembengkakan terkadang disertai demam (Sinclair. 2010. hlm. 398).
3. Faktor-faktor penyebab terjadinya bendungan ASI a. Posisi mulut bayi dan putting susu ibu salah
dan menyebabkan bendungan ASI.
c. Tekanan jari ibu saat menyusui, dapat menyebabkan saluran ASI tersumbat dan mengakibatkan bendungan ASI.
d. Terlambat menyusui dapat menyebabkan mammae membengkak dan dapat menyebabkan bendungan ASI.
e. Waktu menyusui yang terbatas dapat menyebabkan bendungan ASI. f. Pengeluaran ASI yang jarang dapat menyebabkan susu yang terkumpul
tidak segera dikeluarkan sehingga menyebabkan sumbatan dan mengakibatkan bendungan ASI.
4. Pencegahan bendungan ASI bisa dilakukan dengan beberapa tindakan :
a. Menyusui dini, pelekatan yang baik, menyusui “on demand”, bayi harus sering disusui, apabila terlalu tegang atau bayi tidak dapat menyusui dengan baik. ASI dikeluarkan dahulu agar ketegangan menurun.
b. Menggunakan Bra yang menopang atau sesuai ukuran bentuk payudara, yang dapat menyangga payudara dengan baik, disarankan mengenakan penyangga payudara sepanjang waktu, pagi sampai malam, karena peningkatan berat payudara pada saat tersebut bisa menyebabkan peregangan jaringan pendukung.
39
d. Mencari posisi yang nyaman saat menyusui, menggunakan salah satu dari posisi setiap kali menyusui, karena jika tidak dalam posisi yang tepat bayi mungkin tidak mendapatkan cukup ASI dan menyedot dengan keras (Rahmawati. 2010. hlm. 96).
e. Lakukan kompres air hangat dingin untuk mengurangi oedema f. Sebelum disusukan, lakukan pengurutan terlebih dahulu
g. Kosongkan payudara dengan pompa atau diurut bila bayi malas menyusui, agar tidak terjadi bendungan ASI
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti skema di bawah ini :
Variabel Independen Variabel Dependen
Tingkat Pengetahuan Ibu
Variable Independen (Bebas) dalam penelitian ini adalah variable tingkat pengetahuan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI, sedangkan variable Dependen (Terikat) adalah tindakan Ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI.
B. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Ha : ada hubungan tingkat pengetahuan dan tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI.
Tindakan Ibu Menyusui Dalam Mencegah Bendungan ASI
41
C. Defenisi Operasional
Variabel Defenisi
Operasional Alat Ukur Cara ukur Hasil ukur Skala Tingkat
Kuesioner Dengan menghitun
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Desain ini digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI di RSU. Sundari Medan
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo. 2005. hlm. 79). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0 sampai 6 bulan di RSU. Sundari
Medan dengan jumlah sebanyak 178 orang pada tahun 2012.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0 sampai 6 bulan di RSU. Sundari Medan yang berjumlah 178 orang pada tahun 2012 . Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling, yaitu setiap elemen diseleksi secara acak. Jika sampilng frame kecil,
43
Untuk pengambilan sampel diambil dengan rumus:
n= N
Adapun kriteria sampel inklusi adalah:
1. Ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0 sampai 6 bulan 2. Ibu dapat berkomunikasi dengan bahasa indonesia
3. Ibu bersedia diwawancarai dan bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan secara lisan maupun tulisan
4. Ibu bersedia memberikan persetujuan tanpa adanya paksaan atau dengan sukarela.
Adapun kriteria eksklusi adalah :
1. Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun interpretasi hasil penelitian.
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di RSU. Sundari Medan. Adapun pertimbangan penelitian lokasi ini adalah karena pertimbangan banyaknya ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0 sampai 6 bulan yang sedang melakukan imunisasi di RSU. Sundari tersebut pada setiap hari sabtu pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul: 12.00 WIB dijumpai untuk dijadikan sampel dan lokasi penelitian masih dapat di jangkau oleh peneliti.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai Februari sampai dengan Mei 2013.
3. Etika Penelitian
Penelitian dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara dan izin dari Direktur RSU Sundari. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan prinsip etika penelitian, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian, menjelaskan manfaat penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian.
45
Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian.
D. Alat Pengumpulan Data
Untuk memeperoleh informasi responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang telah disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Karakteristik Responden
Data demografi : Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Paritas 2. Data Pengetahuan
Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu dalam mencegah bendungan ASI. Terdiri dari 10 pertanyaan tertutup menggunakan pilihan berganda dari pilihan jawaban a, b, c. Untuk jawaban yang benar diberi skor 1 dan untuk jawaban salah diberi skor 0. Nilai minimum yang mungkin di dapat adalah 0 dan nilai maksimum adalah 10.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan rumus menurut Hidayat (2007. hlm. 104-106). Banyak Kelas = Jumlah kategori
dikategorikan :
Baik : 8-10 Cukup : 4-7 Kurang : 0-3
3. Data Tindakan
Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tindakan ibu dalam mencegah bendungan ASI. Terdiri dari 10 pernyataan yang terdiri dari pernyataan melakukan dan tidak melakukan. Aspek pengukuran tindakan dilakukan berdasarkan jawaban responden dari semua pernyataan tindakan yang dilakukan terdiri dari dua kategori yaitu, Ya atau Tidak.
Jika pernyataan positif (+) maka :
Ya :26-40
Tidak :10-25
Jika pernyataan negatif (-) pada maka :
Ya : 26-40
Tidak : 10-25
Total skor diperoleh nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 40 jadi, semakin tinggi skor semakin baik tindakan ibu dalam mencegah bendungan ASI. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan rumus menurut Hidayat (2007. hlm. 104-106).
Kelas Banyak
Rentang P=
Ket : P = Panjang kelas interval
47
Banyak Kelas = Jumlah kategori
Di mana diketahui skor maksimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban tertinggi dikali jumlah pernyataan (4x10) dan skor minimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban terendah dikali jumlah pernyataan (1x10). Rentang kelas sebesar 30 dan banyak kelas sebanyak 2 kelas maka didapatkan panjang kelas sebesar 15. Jika skor maksimum adalah 40 dan skor minimum adalah 10 dapat dikategorikan :
1. Positif : apabila mendapat skor : 26-40 2. Negatif : apabila mendapat skor : 10-25
1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Validitas
Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat-tingkat ke validan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarrti memiliki validitas yang rendah (Arikunto. 2006).
Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi (content validity) yaitu diberikan kepakar yang menguasai topik yang diteliti (Dempsey. 2002. h. 80). Dalam hal ini dokter spesialis obstetri ginekologi yaitu dr. Ichwanul Adenin SpOG (K) pada tanggal 15 januari 2003 didapatkan nilai validitas pada pertanyaan pengetahuan adalah 0,9 dan pada pernyataan tindakan adalah 0,89, diperoleh dari hasil perhitungan jumlah skor total dibagi jumlah seluruh item pertanyaan.
kekonsistenan jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur dimensi variabel yang diukur jika koefisien reliabilitasnya lebih dari 0,6. Reliabilitas dilakukan di satu klinik yaitu klinik masta terhadap 10 ibu menyusui yang memiliki kriteria yang sama dengan responden. Didapatkan hasil reliabilitas pengetahuan dengan nilai Cronbach’s alpha 0,707 dan untuk reliabilitas tindakan dengan nilai Cronbach’s alpha
0,726 yang menunjukkan kuesioner pengetahuan dan tindakan tentang bendungan ASI tersebut sangatlah reliabel.
E. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin penelitian dari program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan telah mendapat izin dari Direktur RSU. Sundari Medan.
49
selama responden masih berada di RSU. Sundari Medan. Responden diberi waktu untuk pengisian kuesioner selama 15 menit. Setelah kuesioner selesai diisi kemudian dikumpulkan dan diperiksa kembali untuk mencegah apabila terdapat kuesioner yang tidak dijawab maka kuesioner diperbaiki dan dilengkapi dengan melakukan pendataan ulang.
1. Pengolahan Data dan Analisis Data a. Editing
Melakukan pengecekan terhadap item isian kuesioner, apakah jawaban sudah lengkap, bila terdapat kesalahan atau kekurangan maka dilakukan perbaikan. b. Coding
Data yang telah diedit diubah kedalam angka (kode). c. Skoring
Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban sehingga setiap jawaban responden dapat diberikan kode.
d. Data entry
Kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, Kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan asi di RSU Sundari Medan Tahun 2013.
e. Tabulating
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program SPSS.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel dengan menghitung frekuensinya (Notoatmodjo. 2005. hlm. 188) . Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat tingkat pengetahuan dan tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI di RSU. Sundari Medan Tahun 2013.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap lebih dari dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi, dengan menggunakan uji chi square (Notoatmodjo. 2005. hlm. 188). Syarat uji chi square antara lain jumlah sampel harus cukup besar, pengamatan harus bersikap independen, dan hanya dapat digunakan pada data deskrit atau data kontinou yang telah dikelompokkan menjadi kategori dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan tingkat signifikan (nilai α) sebesar 95% dan untuk mengetahui serta melihat adakah Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Menyusui Dalam Mencegah Bendungan ASI: - Jika nilai p > α (0,05) maka hipotesis penelitian (H0) ditolak
51
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Ibu
Menyusui dalam Mencegah Bendungan ASI di RSU Sundari Medan Tahun
2013”, kuesioner diberikan kepada 123 orang ibu menyusui. Hasilnya dapat
disajikan seagai berikut:
1. Analisa Univariat
a) Karakteristik Ibu Postpartum
Berdasarkan karakteristik distribusi ibu menyusui, responden yang
dilibatkan dalam penelitian ini adalah ibu menyusui sebanyak 123 orang dengan
umur yang berbeda-beda. Rentang umur yang dimiliki ibu menyusui sebagai
responden dalam penelitian ini adalah umur <20 sampai dengan >31 tahun dengan
persentase sebagai berikut: umur di bawah 20 tahun sebanyak 4,9%, umur 21-30
tahun sebanyak 69,9%, dan umur di atas 31 tahun sebanyak 25,2%.
Dari seluruh responden yang dilibatkan dalam penelitian ini sebagian besar
berpendidikan SMA, di mana hasil yang diperoleh adalah yang berpendidikan SD
sebanyak 7 orang (5,7%), SMP sebanyak 40 orang (32,5%), SMA sebanyak 62
orang (50,4%), dan PT sebanyak 14 orang (11,4%).
Berdasarkan pekerjaan, sebagian besar ibu menyusui sebagai ibu rumah
tangga sebanyak 56 orang (45,5%), bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 53 orang
(43,1%), bekerja sebagai Pegawai Swasta sebanyak 8 orang (6,5%) dan bekeja
yaitu sebanyak 69 orang (56,1%), ibu yang memiliki 2 anak sebanyak 35 orang
(28,5%) dan ibu yang memiliki lebih dari 2 anak yaitu sebanyak 19 orang
(15,4%).
Hasil penelitian tentang karakteristik responden secara singkat dapat
dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Ibu Menyusui dalam Mencegah Bendungan ASI Di RSU Sundari Medan Tahun 2013 (n = 123)
Karakteristik Frekuensi(n) Persen(%)
Umur
b). Pengetahuan ibu Menyusui dalam Mencegah Bendungan ASI
Dari tabel 5.2, dapat di lihat deskripsi data yang diperoleh dari kuesioner
pengetahuan yakni soal yang paling banyak dijawab benar oleh responden adalah
53
sedikit jawaban benar terdapat pada soal no. 4 berjumlah 64 orang (52,0%).
Kemudian, responden yang memberikan jawaban paling banyak salah terdapat
pada soal no. 4 berjumlah 59 orang (48%).
Tabel 5.2
Distribusi Pengetahuan Responden dalam Mencegah Bendungan ASI Berdasarkan Item kuesioner “pengetahuan”di RSU Sundari Medan
Tahun 2013
Posisi mulut bayi saat menyusui sangat berpengaruh terhadap terjadinya bendungan ASI
78 63,4% 45 36,6%
7 Tindakan Pencegahan bendungan ASI
yang biasanya dilakukan 76 61,8% 47 38,2%
8 Tanda dan gejala bendungan ASI 90 73,2% 33 26,8%
9 Penyebab terjadinya bendungan ASI 82 66,7% 41 33,3%
10 Pengertian bendungan ASI 69 56,1% 54 43,9%
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu postpartum
sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 62 orang (50,4%), dan sebagian
kecil berpengetahuan kurang sebanyak 13 orang (10,6%). Hal ini dapat dilihat
Distribusi Pengetahuan Ibu Menyusui dalam Mencegah Bendungan ASI di RSU Sundari Medan Tahun 2013
Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)
Baik 48 39,0
Cukup 62 50,4
Kurang 13 10,6
Total 123 100
c) Distribusi Tindakan Ibu Menyusui dalam Mencegah Bendungan ASI
Dari tabel 5.4, dapat dilihat deskripsi data yang diperoleh dari kuesioner
tindakan yakni pernyataan yang paling banyak menjawab Ya dijawab oleh
responden adalah pernyataan no.1 berjumlah 113 orang atau (91,9%). Sedangkan
responden yang memberikan sedikit menjawab Ya terdapat pada soal no. 5
berjumlah 53 orang (43,1%). Kemudian, responden yang memberikan jawaban
Tidak paling banyak terdapat pada soal no. 5 sebanyak 70 orang (56,9%)
sedangkan responden yang memberikan sedikit menjawab Tidak terdapat pada
55
Tabel 5.4
Distribusi Tindakan Ibu Menyusui dalam Mencegah Bendungan ASI Berdasarkan Butir Item Kuesioner “Tindakan” di RSU Sundari Medan
Tahun 2013
No Pernyataan Ya Tidak
F % F %
1 Ibu menyusui bayi setiap 2 jam sekali 112 91,1% 11 8,9%
2 Jika Bra basah Ibu mengganti Bra 57 46,3% 66 53,7%
3 Sebelum menyusui putting susu harus
dibersihkan dengan minyak bayi 81 65,9% 42 34,1%
4 Setelah bayi disusukan disendawakan 106 86,2% 17 13,8%
5 Posisi mulut bayi saat menyusu, putting susu
setengah masuk ke mulut bayi 53 43,1% 70 56,9%
6 Jika terjadi bendungan ASI, ibu membiarkan
ASInya 60 48,8% 63 51,2%
7 Ibu memberikan ASI yang berwarna kunin
dan yang pertama kali keluar 98 79,7% 25 20,3%
8 Ibu memakai Bra yang menopang payudara 78 63,4% 45 36,6%
9 Ibu memberikan rangsangan jika akan
memberikan ASI 49 39,8% 74 60,2%
10 Jika Bra terlalu ketat, ibu mengganti Bra 112 91,1% 59 48,0%
Dari 123 orang responden sebagian besar memiliki tindakan positif dalam
mencegah bendungan ASI sebanyak 79 orang (64,2%) dan sebagian kecil
memiliki tindakan negatif sebanyak 44 orang (35,8%). Hal ini dapat dilihat pada
tabel 5.4.
Tabel 5.5
Distribusi Tindakan Ibu Menyusui dalam Mencegah Bendungan ASI di RSU Sundari Medan Tahun 2013
Tindakan Frekuensi (n) Persen (%)
Positif 79 64,2
Negatif 44 35,8
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui responden yang berpengetahuan baik
sebanyak 48 responden sebagian besar melakukan tindakan yang positif sebanyak
39 responden (31,7%) dan sebagian kecil melakukan tindakan negatif sebanyak 9
responden (7,3%). Responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 62
responden, sebagian besar melakukan tindakan yang positif dalam mencegah
bendungan ASI sebanyak 35 responden (28,4%) dan sebagian kecil melakukan
tindakan yang negatif sebanyak 27 responden (21,9%). Responden yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 13 responden, sebagian besar melakukan tindakan
yang negatif dalam mencegah bendungan ASI sebanyak 8 responden (6,5%) dan
sebagian kecil melakukan tindakan yang positif sebanyak 5 responden (4,1%).
Hasil analisis ada hubungan tingkat pengetahuan dan tindakan ibu dalam
mencegah bendungan ASI di RSU.Sundari Medan Tahun 2013 pada derajat
kemaknaan α = 0,005 diperoleh nilai r = 0,497 yang berarrti ada hubungan yang
sedang dengan arah positif dan searah. Maksudnya, jika pengetahuan naik, maka
tindakan akan naik, atau jika variabel bebas memiliki nilai besar maka variabel
terikatnya menjadi besar. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,01 maka
dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan
57
Tabel 5.6.
Hubungan Pengetahuan dengan tindakan Ibu dalam Mencegah Bendungan ASI di RSU Sundari Medan Tahun 2013
No Tingkat
Pembahasan hasil penelitian disajikan dengan mengacu pada tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan tindakan ibu
menyusui dalam mencegah bendungan ASI di RSU. Sundari Medan Tahun 2013.
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan adalah hasil dari tahu dan hal
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari pendidikan, pengalaman diri
sendiri maupun orang lain, media massa, maupun lingkungan. Pengetahuan baik
dan cukup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber informasi,
faktor pendidikan. Semakin banyak seseorang mendapatkan informasi baik dari
lingkungan keluarga, lingkungan tetangga, petugas kesehatan khususnya bidan
yang berada di poliklinik RSU. Sundari Medan dalam pemberian pelayanan
kesehatan ibu hamil (ANC) maupun dari media cetak. Hal ini akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang. Sama halnya dengan pendidikan, semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik juga tingkat pengetahuan
RSU Sundari Medan Tahun 2013
Pada tabel 5.3 dapat diamati bahwa pengetahuan ibu menyusui terhadap
pencegahan bendungan ASI sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 62
orang (50,4%) dan sebagian kecil berpengetahuan kurang sebanyak 13 orang
(10,6%).
Hal ini menyatakan bahwa ibu menyusui yang memiliki tingkat
pengetahuan cukup dan baik berarti sudah memperoleh informasi tentang
pencegahan bendungan ASI dari berbagai sumber seperti media elektronik, media
massa, keluarga, ataupun dari petugas kesehatan. Sedangkan ibu menyusui yang
memiliki tingkat pengetahun kurang disebabkan oleh kurangnya informasi dan
wawasan ibu menyusui yang diperoleh baik dari media elektronik, keluarga,
media massa, maupun dari petugas kesehatan.
2. Tindakan Ibu Menyusui dalam Mencegah Bendungan ASI di RSU
Sundari Medan Tahun 2013
Pada tabel 5.4 diperoleh data sebagian besar ibu menyusui melakukan
tindakan positif dalam mencegah bendungan ASI sebanyak 79 orang (64,2%) dan
sebagian kecil melakukan tindakan negatif sebanyak 44 orang (35,8%).
Dengan pengetahuan yang baik maka ibu akan memberikan ASI secara
eksklusif karena ibu tahu manfaat dan pentingnya ASI Eksklusif. Menurut
Notoatmodjo (2003), bahwa seseorang dapat bertindak atau berperilaku tanpa terlebih
dahulu mengetahui makna dari stimulus yang diterimanya. Dengan perkataan lain
tindakan seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan. Namun perilaku yang
59
didasari oleh pengetahuan. Jadi pengetahuan sangat dibutuhkan agar ibu dapat
mengetahui pentingnya manfaat pemberian ASI.
Menurut peneliti, hal ini menunjukkan bahwa ibu menyusui melakukan
tindakan positif karena didukung oleh pengetahuan yang baik dalam mencegah
bendungan ASI. Sedangkan ibu menyusui yang melakukan tindakan negatif
karena tidak di dukung dengan pengetahuan yang baik mengenai pencegahan
bendungan ASI. Hal ini dapat dilihat dari responden yang memiliki pengetahuan
kurang juga melakukan tindakan yang negatif sebanyak 8 orang, sementara
responden yang memiliki pengetahuan baik mayoritas juga melakukan tindakan
yang positif.
Tindakan yang positif dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang
dialami individu terhadap sesuatu hal dan tindakan tidak dibawa sejak lahir tetapi
dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perjalanan
perkembangan selama hidupnya. Tindakan tidak lepas dari pengaruh interaksi
manusia satu dengan yang lain.
3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Ibu Menyusui dalam
Mencegah Bendungan ASI di RSU Sundari Medan Tahun 2013
Berdasarkan table 5.5. diperoleh data bahwa responden yang
berpengetahuan baik sebanyak 48 responden sebagian besar melakukan tindakan
yang positif sebanyak 39 responden (31,7%) dan sebagian kecil melakukan
tindakan yang negatif sebanyak 9 responden (7,3%). Responden yang memiliki
pengetahuan cukup sebanyak 62 responden, sebagian besar melakukan tindakan
yang positif dalam mencegah bendungan ASI sebanyak 35 responden (28,4%) dan
sebagian kecil melakukan tindakan yang negatif sebanyak 27 responden (21,9%).
sebanyak 8 responden (6,5%) dan sebagian kecil melakukan tindakan yang positif
sebanyak 5 responden (4,1%).
Hasil analisis ada hubungan tingkat pengetahuan dan tindakan ibu dalam
mencegah bendungan ASI di RSU Sundari Medan Tahun 2013 pada derajat
kemaknaan α = 0,05 dengan nilai p value 0,01 (p<0,05) yang berarti Ho ditolak
dan Ha diterima dan diperoleh r = 0,497 yang berarti tingkat kekuatan hubungan
(korelasi) berukuran sedang. Kesimpulannya ada hubungan yang sedang dengan
arah positif dan searah. Dengan demikian, jika pengetahuan tentang pencegahan
bendunagan ASI baik, maka akan terbentuk tindakan yang positif pada ibu dalam
mencegah bendungan ASI di RSU. Sundari Medan Tahun 2013.
Menurut asumsi penulis responden yang berpengetahuan kurang
diakibatkan karena responden kurang mendapat informasi, penyuluhan dan
wawasan mengenai pencegahan bendungan ASI. Walaupun demikian
pengetahuan yang dimiliki responden belum tentu semuanya baik, untuk itu
seorang ibu harus lebih meningkatkan pengetahuannya tentang manfaat
pemberian ASI dan bagaimana pencegahan bendungan ASI.
Pengetahuan yang baik akan mendorong seseorang untuk bersikap baik
pula, karena melalui pengetahuan akan membentuk dan menampilkan sikap yang
sesuai dengan pengetahuan dan akhirnya akan digambarkan melalui tindakan yang
61
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pengetahuan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI di RSU Sundari
Medan mayoritas ada pada kategori cukup yaitu sebanyak 62 responden
(50,4%) dan minoritas berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 13 orang
(10,6%).
2. Tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI di RSU Sundari
Medan Tahun 2013 diperoleh sebagian besar melakukan tindakan positif
yaitu sebanyak 79 responden (64,2%) dan sebagian kecil melakukan tindakan
negatif yaitu sebanyak 44 responden (35,8%).
3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tindakan ibu
menyusui dalam mencegah bendungan ASI di RSU Sundari Medan Tahun 2013
dengan r = 0,497 dan nilai p sebesar 0,01 (p<0,05).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyusun
beberapa saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan
tindakan ibu menyusui dalam mencegah bendungan ASI. Saran yang peneliti
Diharapkan dapat terus meningkatkan program penyuluhan tentang cara
pemberian ASI yang tepat dan cara mencegah terjadinya bendungan ASI bagi ibu
menyusui serta dalam pemberian pelayanan kesehatan pada ibu hamil (ANC).
2. Untuk RSU. Sundari Medan
Diharapkan untuk dapat terus meningkatkan program penyuluhan tentang
cara pemberian ASI yang tepat dan cara mencegah terjadinya bendungan ASI bagi
para ibu-ibu menyusui yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan dan juga lebih
meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan pada ibu hamil (ANC) terutama di
poliklinik RSU. Sundari Medan.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan judul yang
sama dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi tambahan serta
menggunakan sampel yang lebih banyak dan dapat dilakukan di beberapa lokasi
63
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Aprillia, Yesie. 2010. Hipnostetri: Rileks,
Nyaman, dan Aman Saat Hamil dan Melahirkan. Jakarta Selatan: Gagas Media.
Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Arikunto, S. 2006. Penelitian Suatu Prosedur Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta
Dempsey, A. 2002. Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan.Jakarta: EGC Heryani, Reni, 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Surabaya
Kristyansari. 2009. .ASI, Menyusui dan SADARI. Yogyakarta: Nuha Medika. Llewellyn-Jones, Derek. 2002. Setiap Wanita(Panduan Terlengkap Tentang
Kesehatan, Kebidanan & Kandungan. Jakarta: Hipokrates.
Maryunani, Anik. 2010. Biologi Reproduksi Dalam Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Peneliktian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Prasteyono,Sunar. 2009. ASI Eksklusif, Pengenalan praktik, dan Kemanfaatan-kemanfaatannya. Jakarta: Diva Press.
Rahmawati, dkk. 2010. Kapita Selekta ASI Dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sulistyawati. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.
Sinclair. 2010. Masalah ASI Dan Penatalaksanaanya. Jakarta: Hipokrates. Wawan, A-Dewi. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku
Manusisia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wahyuningsih, dkk. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Kebidanan. Yogyakarta: Fitrayama.
Saya yang bernama LINI DWI SARI PURBA / 125102153 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Menyusui Dalam Mencegah Bendungan ASI Di RSU. Sundari Medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut saya memohon kesedian ibu-ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisi kuesioner dan lembar check list dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.
Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.
Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.
Medan, april 2013
Peneliti Responden
LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU MENYUSUI DALAM MENCEGAH BENDUNGAN ASI
IDENTITAS RESPONDEN: beri tanda silang (x) pada jawaban yang menurut anda benar.
I. PENGETAHUAN
1. Menurut yang ibu ketahui, air susu yang keluar pertama kali disebut? a. Colostrum
b. Air c. Susu
2. Menurut yang ibu ketahui, ASI bagi bayi adalah untuk ? a. Agar bayi gemuk
b. Melemahkan imun
c. Memberikan kekebalan tubuh
3. Menurut yang ibu ketahui, kapan sebaiknya bayi mulai menyusui? a. Setelah bayi lahir
b. 2 jam setelah bayi lahir c. Jika bayi menangis
4. Menurut ibu, apakah cara menyusui sangat penting diketahui? a. Ya
67
5. Menurut yang ibu ketahui, posisi menyusui sebaiknya? a. Berdiri
b. Tidur c. Duduk
6. Menurut yang ibu ketahui, posisi mulut bayi salah saat menyusui sangat berpengaruh terhadap terjadinya bendungan ASI?
a. Berpengaruh b. Tidak berpengaruh c. Tidak ada hubungannya
7. Menurut yang ibu ketahui, pencegahan bendungan ASI biasanya dilakukan dengan beberapa tindakan, yaitu:
a. Memakai BH yang menopang payudara b. Mencari posisi yang nyaman saat menyusui c. A dan B benar
8. Menurut yang ibu ketahui, apa tanda dan gejala bendungan ASI? a. Payudara panas, bengkak, nyeri, berat, dan terasa keras b. Payudara menegang dan lunak
c. Payudara panas dan lunak
9. Menurut yang ibu ketahui, apa penyebab terjadinya bendungan ASI? a. Pemakaian BH yang longgar
b. Pemakaian BH yang terlalu ketat c. Pemakaian BH yang tidak terlalu ketat
10. Menurut yang ibu ketahui, apa yang dimaksud dengan bendungan ASI? a. Payudara bengkak, nyeri, panas, karena adanya penyumbatan b. ASI keluar secara perlahan
II. TINDAKAN
11. Ibu menyusui bayi setiap 2 jam sekali Ya
Tidak
12. Jika Bra basah apakah ibu mengganti Bra Ya
Tidak
13. Sebelum menyusui puting susu harus dibersihkan dengan minyak bayi Ya
Tidak
14. Setelah bayi disusukan disendawakan Ya
Tidak
15. Posisi mulut bayi saat menyusu, puting susu setengah masuk ke mulut bayi Ya
Tidak
16. Jika terjadi bendungan ASI, ibu membiarkan ASInya Ya
Tidak
17. Ibu memberikan ASI yang berwarna kuning dan yang pertama kali keluar Ya
Tidak
18. Ibu memakai Bra yang menopang payudara Ya
Tidak
19. ibu memberikan rangsangan jika akan memberikan ASI Ya
Tidak
20. Jika Bra terlalu ketat, ibu mengganti Bra Ya
69
LEMBAR JAWABAN KUESIONER HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU MENYUSUI
DALAM MENCEGAH BENDUNGAN ASI
I. PENGETAHUAN II. TINDAKAN
1. A 11. YA
2. C 12. YA
3. B 13. YA
4. A 14. YA
5. B 15. TIDAK
6. A 16. TIDAK
7. C 17. YA
8. A 18. YA
9. B 19. YA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : Lini Dwi Sari Purba Tempat/Tanggal Lahir : Tg. Pura, 08 Juni 1989 Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke- : 1 (satu) dari 5 bersaudara
Agama : Islam
Nama Ayah : Model Purba Nama Ibu : Pindonta Sembiring
Alamat : Desa Gurukinayan, Kec. Payung, Kab. Karo
II. IDENTITAS PENDIDIKAN
- Tahun 1996 – 2002 : SD Negeri 01 (050724) - Tahun 2002 – 2005 : SLTP Negeri 2 Tg. Pura - Tahun 2005 – 2008 : SMA Negeri 1 Tg. Pura