• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN PENERAPAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASONAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP USAHAN EKSTRA KARYAWAN PADA INDUSTRI MANUFAKTUR SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN PENERAPAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASONAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP USAHAN EKSTRA KARYAWAN PADA INDUSTRI MANUFAKTUR SURAKARTA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dunia usaha yang sedang berkembang dengan pesat dan marak diera globalisasi ini sangat membutuhkan dukungan kebijakan dan gagasan–gagasan dari seorang pemimpin (manajer) yang mumpuni. Hal ini dimaksudkan untuk menghadapi persaingan yang semakin tajam dalam percaturan bisnis, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Pada era globalisasi dan pasar bebas ini hanya perusahan yang mampu melakukan perbaikan terus menerus (continuous improvement) dalam pembentukan keunggulan kompetitif yang mampu untuk berkembang, sedangkan perusahan atau organisasi yang merasa puas dengan kondisis yang ada dan mempertahankan status quo akan tenggelam daan selanjutnya tinggal menunggu saat-saat kematiannya.

Organisasi sekarang harus dilandasi oleh keluwesan, team kerja yang baik, kepercayaan, dan peyebaran informasi yang memadai. Dalam hal ini kepemimpinan menduduki peranan yang strategis dalam upaya memandu usaha kearah perbaikan yang terus menerus kearah depan. Kepemimpinan sebagai penentu arah dan tujuan organisasi harus mampu mensikapi perkembangan zaman. Pemimpin yang tidak dapat mengantisipasi dunia yang selalu berubah ini, besar kemungkinan organisasinya akan mengalami situasi stagnasi dan pada akhirnya mengalami keruntuhan.

(2)

pemimpin, bawahan-atasan, organisasi, serta lingkungan. Pengalaman pada diri seseorang sangat mempengaruhi cara pengambilan keputusan dan kinerja dari organisasi yang dipimpin. Setiap pemimpin akan memperlihatkan model kepemimpinan kedalam situasi tertentu melalui ucapan, sikap dan tingkah laku yang dirasakan diri sendiri maupun oleh orang lain sehingga menimbulkan motivasi atau dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki organisasi. Kondisi demikianlah yang menjadikan sebab keterkaitan antara kepemimpinan dengan kinerja bawahan. Keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakan orang lain atau pengikutnya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu dalam menciptakan motivasi di dalam diri setiap bawahan, kolega, maupun atasan pemimpin itu sendiri.

Teori kepemimpinan telahpun banyak diteliti dan dikaji, terutama dari aspek keefektivan kepemimpinan. Keefektivan dalam arti bagaimana model kepemimpinan tersebut mampu mempengaruhi kinerja bawahannya baik dari segi motivasi kerja, kepusaan, produktivitas dan usaha lebih dari seorang bawahan. Berbagai penelitian tersebut melahirkan berbagai teori antara lain kepemimpinan antara lain salah satunya kepemimpinan transformasional.

(3)

motive. Burns (1978) menjelaskan kepemimpinan transformasional sebagai proses

yang padanya “para pemimpin dan pengikut saling menaikan diri ketingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi”. Para pemimpin tersebut mencoba meimbulkan

kesadran dari para pengikut dengan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nilai moal seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan bukan berdasarkan atas emosi, seperti keserakahan, kecemburuan, atau kebencian.

Kepemimpinan tranformasional menunjuk kepada proses membangun komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Kepemimpinan tranformasional juga menunjuk bagaiamana pemimpin mengubah budaya dan struktur organisasi agar lebih konsisten dengan strategi-strategi manajemn untuk mencapai sasaran organisasional (Yukl, 1994). Kepemimpinan ini didefinisikan sebagai kepemimpinan yang melibatkan perubahan dalam organisasi. Diyakini bahwa gaya ini akan mengarah pada kinerja superior dalam organisasi yang sedang menghadapi tuntutan pembaharuan dan perubahan. Dalam hubungannya dengan hirarki kebutuhan Maslow (1954), maka para pemimpin transformasional menggerakan kebutuhan-kebutuhan tingkatan yang lebih tinggi dari pada pengikut. Para pengikut dinaikan dari “diri sehari-hari” ke “diri yang lebih baik” bagi mereka. Menurut Burns (1978),

(4)

Beberapa peneliti kepemimpinan tranformasional telah menemukan hasil antara lain bahwa kepemimpinan tranformasional mempunyai dampak yang kuat atas hasil kepemimpinan (leadership outcomes), seperti usaha ekstra para bawahan terhadap organisasi, kepuasan terhadap pemimpin, dan penilaian bawahan terhadap ketrampilan kepemimpinan (Bass, 1990 seperti dikutip oleh Tjiptono dan Syakhroza, 1999). Menurut Bass (1985) mengusulkan tingkat sejauh mana seseorang pemimpin disebut transformasional terutama dukur daam hbungannya dengan efek pemimpin tersebu terhadap pengikut. Para bawahan merasakan adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan horamat pada pemimpin tersebut dan mereka termotivasi untuk melakukan usaha yang lebh daripada awalnya diharapkan dari mereka. Bass (1985) juga menemukan kepemimpinan kharismatik merupaka elemen penting bagi kepemimpinan efektif artinya model kepemimpinan tersebut berperan sebagai hal yang penting tetapi tidak cukup bagi kepemimpinan transformasional.

(5)

karakteristik utama yaitu : 1) merumuskan visi baru mengenai masa depan organisasi (menciptakan visi baru, menghentikan kerangka lama dan mendemonstrasikan komitmen pribadi atas visi tersebut), 2) mengkomunikasikan visi baru (mengkomunikasikan visi baru, berfokus pada SDM, dan memanfaatkan momentum khusus), dan 3) mengimplementasikan visi baru (membentuk tim yang efektif, melakukan reorganisasi, dan membentuk budaya baru).

Podsakooff, Mackenzie, Mormann, dan Fetter (1990) mengembangkan sebuah kuisioner untuk mengukur perilaku kepemimpinan kharismatik dan transformasional. Kuisioner tersebut telah digunakan oleh para bawahan manajer dalam sebuah perusahaan petrokimia untuk menjelaskan perilaku para manajernya. Hasilnya memperlihatkan bahwa para bawahan dari manajer-manajer yang telah menggunakan tiga buah perilaku transformasional yaitu menekankan kepada visi, pemodelan perilaku yang diinginkan, mengkomunikasikan harapan-harapan mengenai kinerja yang tinggi, mempercayai para manajer mereka, mempunyai kesetiaan yang lebih tinggi terhadap manajer mereka, dan memperlihatkan lebih banyak perilaku warga organisasi yang baik (misalnya melakukan pekerjaan ekstra, mengambil tanggung jawab dalam mencegah masalah, mentoleransi kondisi-kondisi yang tidakmenguntungkan tanpa mengeluh).

(6)

(enhances the leader’s image), keyakinan terhadap kompetensi pengikut (assures followers of their competency) dan perilaku penciptaan peluang bagi pengikut untuk

mengalami kesuksesan (provides followers with opportunities to experience succes) akan mempengaruhi keyakinan pengikut (follower belief ).

Seting penelitian ini semula telah diterapkan di dunia organisasi sosial, agama dan politik dimana karakteristik organisasinya kebanyakan bercorak non profit. Pada saat ini peneliti akan berusaha menerapkan kepemimpinan transformasional model Behling dan Mc Fillen (1996) pada dunia industri manufaktur yang berkarakter profit. Sehingga penelitian ini berusaha untuk menguji pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap usaha ekstra bawahan di industri manufaktur Surakarta, Sekaligus pula penelitian ini berusaha menerapkan pada dunia industri sebagai upaya untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan.

B. PERUMUSAN MASALAH

Sebagaiamana di uraikan dalam latar belakang masalah, peneloitian ini bermaksud untuk menguji sebuah model Behling dan Mc Fillen (1996) secara spesifik pada dunia dunia industri manufaktur, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah :

(7)

2. Dari keenam dimensi kepemimpinan transformasional manakah yang mepengaruhi dominan terhadap usaha ekstra bawahan di industri manufaktur surakarta.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Ackoff, R.L (1999), Transformational Leadership, Strategy & Leadersip, Jan/ Feb, PP. 20-25

Arikanto, Suharsiwi (1991), Manajemen Penelitian, Penerbit Rhineka Cipta, Jakarta Bass, B.M. (1990), Handbook of Leadership : A survey of theory and research, 3rd

ed. New York : Free Press

Behling, O & Mc Fillen, JM. (1996), A Syncretical Model Of Charismatic / Transformational Leadership. Group and Organizational management Studies

(9)

Conger, JA & Kanungo, RN & Menon , ST (2000), Charismatic Leadership and Follower Effects, Journal of Organization Behavior,21, 747 – 767

Dhofier, Zamakhsyari.1985, Tradisi Pesantren, Studi Pandangan Hidup kiyai, LP3ES, Edisi Ke empat, Jakarta

Dubinsky, AJ Yammarino, FJ & Jolson , MA (1995), An Examination Of Linkages Between Personal Characteristic And Dimension Of Transformational Leadership. Journal Of Business And Psychology Vol. 9 ( 3 ) : 315 – 335 Fiedler, F.E (1973), The Contingency Model : A Reply to Ashour. Organizational

Behavior and Human Performance, 9,356 - 368

Gibson. L & Ivancevich JM & Donelly JH (1995), Organizations . Richard D. Irwin, Inc. ( terjemah PT. Binarupa aksara, Jakarta, 1997 )

Handoko, H Dan Tjiptono, F . 1996. Kepemimpinan Tranformasional Dan Pemberdayaan. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia1 ( 1 ) : 23 –24

Heru, Tri. (2002), Pengaruh Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional Terhadap Keefektifan Pemimpin, Kepuasan Bawahan, dan Upaya Ekstra Bawahan : pengujian Argumentation Hypothesis, Tesis Pascasarjana UGM, Yogyakarta

House, R.J & Howel, J.M (1992), Personality and Charismatic Leadership. Leadershig Quarterly, 3 (2), 81 –108

Kreitner R & Kinicki A (2001), Organizational Behavior, Mc Graw Hill companies, Inc. New York

Podsakoff, P.M.,Mckenzy, S.B.,Moorman, R. H. & Petter, R (1990), Transformational Leader Behaviors and Their Effects and Follower’s trust in Leader, Satisfaction, and Organizational citizenship Behaviors.Leadersip Quartelly, 1, 107 – 142

Ralp M. Stogdill (1974), Handbook of Leadership, Free Press, New York , Hal 43 -44

Shamir,B (1991), The Charismatic Relationship: Alternative Explanations and predictions. Leadership Quartely, 2, 81 - 104

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan (1995), Metode Penelitian Survey, Cetakan Kedua, PT Pustaka LP3S, Jakarta

(10)

Tjiptono , F dan Syakhroza, A (1999), Kepemimpinan Transformasional. Usahawan Th. XXIII ( 9 ) : 5 - 13

(11)

LAPORAN PENELITAN DOSEN MUDA

,

PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN PENERAPAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASONAL DAN PENGARUHNYA

TERHADAP USAHAN EKSTRA KARYAWAN PADA INDUSTRI MANUFAKTUR SURAKARTA

Oleh :

Lukman Hakim, SE., M.Si. Zulfa Irawati, SE., M.Si.

Soepatini., M.Si.

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

(12)
(13)

Penelitian ini merupakan penelitian perilaku keorganisasian dengan tema kepemimpinan transformasional. Tujuan penelitian ini untuk menerapkan konsep kepemimpinan transformasional modelnya Behling dan Mc Fillen (1996) pada dunia industri manufaktur di Surakarta. Konsep kepemimpinan model Behling Mc Fillen (1996) merupakan konsep kepemimpinan transformasional yang relatif menyatukan berbagi konsep kepemimpinan transformasional. Konsep banyak diterapkan pada kepemimpinan di industri Amerika Serikat dan terbukti dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan.

Penelitian ini juga dalam rangka menganalisis pengaruh dimensi kepemimpinan transformasional terhadap usaha ekstra bawahan industri manufaktur di Kota Surakarta. Ada enam variabel independen kepemimpinan transformasional yang terdiri dari kemampuan berempati, penyampaian misi, kepercayaan diri, penciptaan kesan, kepercayaan terhadap kompetensi bawahan dan penciptaan peluang kesuksesan karir bawahan, sedangkan variabel dependennya adalah usaha ekstra bawahan.

Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian

ini

adalah

kepemimpinan

transformasional,

terdiri

kemampuan berempati, penyampaian misi, kepercayaan

diri, penciptaan kesan, kepercayaan terhadap kompetensi

bawahan dan penciptaan peluang kesuksesan karir

(14)

usaha ekstra bawahan. Usaha ekstra bawahan adalah usaha

yang lebih dari seorang bawahan dimana dalam bekerja

penuh optimisme dan antusiasme (semangat tinggi)

sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih dari yang

diharapkan bawahan.

Peneltian ini merupakan penelitian survey, yaitu mengadakan kunjungan langsung ke lokasi industri manufaktur di Kota Surakarta. Jenis data adalah data primer yaitu data yang merupakan hasil pengisian angket dari para responden. Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling didapatkan rsponden sebanyak 90 reponden. Dari 90 reponden, kuisioner yang kembali dan dapat dianalisis 80 responden. Hipotesis di uji dengan analisis regresi linier berganda, dengan serangkaian uji F test dan t test.

(15)

SUMMARY

The research examined the impact transformational leadership that be aplicated at manufacturing industries in Surakarta. It was really to re-examine The research once conducted by Behling & Mc Fillen (1996) using organizational commitment called “ a Syncretical Model” comprising two different types of variables respectively attributes of top leader’s behavior and beliefs of midlle-level leader’s. It was also related to that conducted by Bass (1990) as a dependent variabel.

The objective was to analyze whether the variable of behavioral attributes model of transformational leadership consisting of displays empathy, dramatizes the mission, projects self- assurances, enhances the leader’s image, assures follower of their competency and provides followers with opportunities to experience succes and significanly affecting the follower extra effort.

The research object was the industries of manufacturing in Surakarta. The sampling as many as 90 persons was taken by using purposive method. They comprised the top managers whose qualifications were as follows : they had two- year work period and their administrative status was valid. of the 90 persons taken as samples through questioner sheets, 81 quistioner sheets were returned but one of them was damaged. Therefore, there wereonly 80 quistioner sheets which were valid to be analyzed.

The result of regression analysis by using the instrument called the program SPSS of tenth version showed that displays empathy, projects self assurances, and enhances the leader’image, and significanly affecting the follower’s extra efforts. Whereas the behaviors such as dramatizes the mission, assures folloers of competency and provides opportunities to experience succes had no significant influence toward the followers’ extra effort in industries of manufacturing Surakarta.

(16)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirohmaanirrohiim.

Alhamdulillahirobbil ‘alamiin, Segala puji bagi Allah Swt. Yang telah

melimpahkan cucuran rahmat serta hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan sebagai laporannya dalam bentuk buku laporan.

Dalam penelitian ini masalah yang dibahas adalah bagaimana menerapkan teori kepemipinan tranformasional dengan serangkaian uji di industri manufaktur Surakarta. Dimensi kepemimpinan transformasional terdiri dari kemampuan berempati, penyampaian misi, kepercayaan diri, penciptaan kesan, kepercayaan terhadap kompetensi bawahan dan penciptaan peluang kesuksesan karir bawahan. Penelitian ini sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen sumberdaya manusia dan studi perilaku keorganisasian. Penelitian ini juga bermanfaat bagi praktisi khusunya pengelola industri manufaktur Surakarta dalam hal mempengaruhi bawahannya sehingga mempunyai usaha ekstra.

Tim peneliti menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini masih banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan yang dimiliki oleh tim peneliti. Dengan segala kerendahan hati, peneliti menerima kritik dan saran demi sempurnanya penelitian ini.

Surakarta, Oktober 2009

(17)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...i

RINGKASAN HASIL PENELTIAN DAN SUMMARY………...ii

KATA PENGANTAR………...iv

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...8

A. KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL...8

B. KEPEMIMPINAN KHARISMATIK...9

C. KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL...18

D. USAHA EKSTRA BAWAHAN...22

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN...24

E. TUJUAN PENELITIAN...24

F. MANFAAT PENELITIAN...24

BAB IV. METODE PENELITIAN...25

A. KERANGKA PENELITIAN...25

B. HIPOTESIS PENELITIAN...26

C. DEFINISI OPERASIOAL VARIABEL...26

D. SUMBER DATA...30

E. METODE PENGUMPULAN DATA...30

F. POPULASI AN TEHNIK PENENTUAN SAMPEL...31

G. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS...31

(18)

I. TEHNIK ANALISIS...33

BAB V. HASIL DANPEMBAHASAN...35

A. DESKRIPSI RESPONDEN...35

B. UJI INSTRUMEN PENELITIAN...37

C. ANALISIS HASIL PENELITIAN...39

D. PEMBAHASAN...42

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN...46

A. KESIMPULAN...46

B. SARAN...46

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1 Karakteristik Jenis Kelamin...35

Tabel 5.2 Karakteristik Usia Responden...35

Tabel 5.3 Karakteristik Tingkat Pendidikan...36

Tabel 5.4 Karakteristik Tingkat Jabatan Responden...36

Tabel 5.5 Masa Kerja Responden...37

Tabel 5.6 Uji Validitas Variabel Independen...38

Tabel 5.7 Uji Validitas Variabel Dependen...38

(19)

Tabel 5.9 Hasil Uji Multikolinearitas...40

Tabel 5.10 Signifikansi Uji t...42

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1...25

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Kuisioner Untuk direspon Karyawan Lampiran 2. Lembar Kuisioner Untuk direspon Karyawan Lampiran 3. Hasil Analisis Regresi Berganda

(20)

Lampiran 10. Validitas dan Reliabilitas Y

Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas dan Heterokedastisitas Lampiran 12. Hasil Uji Multikolinearitas X1

(21)

1

kepemimpinan transformasional. Tujuan penelitian ini untuk menerapkan konsep kepemimpinan transformasional modelnya Behling dan Mc Fillen (1996) pada dunia industri manufaktur di Surakarta. Konsep kepemimpinan model Behling Mc Fillen (1996) merupakan konsep kepemimpinan transformasional yang relatif menyatukan berbagi konsep kepemimpinan transformasional. Konsep banyak diterapkan pada kepemimpinan di industri Amerika Serikat dan terbukti dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan.

Penelitian ini juga dalam rangka menganalisis pengaruh dimensi kepemimpinan transformasional terhadap usaha ekstra bawahan industri manufaktur di Kota Surakarta. Ada enam variabel independen kepemimpinan transformasional yang terdiri dari kemampuan berempati, penyampaian misi, kepercayaan diri, penciptaan kesan, kepercayaan terhadap kompetensi bawahan dan penciptaan peluang kesuksesan karir bawahan, sedangkan variabel dependennya adalah usaha ekstra bawahan.

(22)

2

kultur organisasi. Pengukuran variabel ini mengadopsi model karakteristik yang dikembangkan oleh Behling dan Mc Fillend (1996), dengan lima poin skala likert (sangat setuju – sangat tidak setuju). 3) kepercayaan diri (project self- assurance), yaitu perilaku pemimpin yang bertindak dengan percaya diri dan penuh keyakinan dan bertindak memperlihatkan hal yang bersifat kepastian. 4) penciptaan kesan, yaitu perilaku pemimpin yang mempertunjukan kemampuan dan keberhasilan dirinya sehingga memberikan kesan mendalam bagi bawahannya, misalnya tindakan pemimpin yang mempertunjukkan kemampuan-kemampuannya yang tinggi atau luar biasa seperti kecerdasan, kewibawaan, supranatural, dan sebagainya. 5) kepercayaan terhadap kompetensi bawahan (assures followers of competency), yaitu perilaku pemimpin yang percaya terhadap kompetensi pengikutnya antara lain bahwa bawahan dapat meningkatkan kinerjanya, mengatasai hambatan dan mengendalikan situasi disekitar mereka. Karakteristik pemimpin tipe ini menyampaikan pujian yang biasa dilakukan pemimpin terhadap bawahan yang menunjukkan kinerja yang baik. 6) penciptaan peluang bagi pengikut untuk mengalami kesuksesan, yaitu perilaku pemimpin yang mendelegasikan tanggung jawab kepada bawahan dengan cara memberikan target atau sasaran yang dapat dicapai oleh bawahannya, memberikan kesempatan pada bawahan untuk menyelesaikan segala sesuatu dengan caranya sendiri dan menciptakan kesempatan untuk merasakan keberhasilan.

(23)

3

Peneltian ini merupakan penelitian survey, yaitu mengadakan kunjungan langsung ke lokasi industri manufaktur di Kota Surakarta. Jenis data adalah data primer yaitu data yang merupakan hasil pengisian angket dari para responden. Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling didapatkan rsponden sebanyak 90 reponden. Dari 90 reponden, kuisioner yang kembali dan dapat dianalisis 80 responden. Hipotesis di uji dengan analisis regresi linier berganda, dengan serangkaian uji F test dan t test.

Referensi

Dokumen terkait

Syamsul Arifin, Kepala SMP Al Falah Ketintang Surabaya, wawancara pribadi, Surabaya, 14 Mei 2012.. bukunya Administrasi Pendidikan bahwa kepala sekolah di Sekolah Menengah

Reformasi birokrasi mutlak harus dilakukan oleh setiap institusi pemerintah namun sebelumnya para pelaksana reformasi birokrasi harus memahami terlebih dahulu apa itu hakikat

Disini nasabah tersebut merasa tidak akan mendapatkan kerugian apabila tidak melunasi pinjamannya karena jumlah pinjaman yang diberikan dengan taksiran harga barang

Penelitian ini merupakan penelitian pengaruh penggunaan modul pembelajaran berbasis Problem Based Learning pada materi ekonomi kelas XI semester 2 untuk meningkatkan

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan adanya kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) tidak adanya pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas ( current ratio dan quick

Lebih lanjut kajian ini juga memperhatikan sebaran situs arkeologi sebagai satu kesatuan dalam sebuah ruang (kawasan) yang memiliki hubungan satu sama lain yakni sebagai sebuah

Perlakuan dengan konsentrasi natrium metabisulfit memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kerenyahan stik uwi putih sedangkan untuk perlakuan waktu blanching berpengaruh