• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Proses Pengolahan Video Pada Program Acara Morning Tea di BBS TV.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Proses Pengolahan Video Pada Program Acara Morning Tea di BBS TV."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PROSES PENGOLAHAN VIDEO PADA PROGRAM ACARA MORNING TEA DI BBS TV

Oleh

Nama

: Lucy Kusuma Putri

NIM

: 10.51016.0026

Program Studi

: DIV Komputer Multimedia

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

iii

masyarakat karena mulai bermunculannya stasiun-stasiun televisi lokal. Yang mengakibatkan stasiun televisi dituntut untuk semakin kreatif dan inovatif dalam mengolah suatu pembuatan program acara yang mempunyai tujuan menghibur dan memberikan suatu inspirasi kepada masyarakat. Program acara yang banyak diminati oleh masyarakat adalah program acara berita dan talkshow yang dapat menginspirasi masyarakat. Tujuan kerja praktik ini untuk mengimplementasikan sebuah proses pengolahan video pada program acara Morning Tea di BBS TV Surabaya.

Program berita dan talkshow yang disajikan oleh stasiun televisi lokal BBS TV ini memiliki ciri khas dan nilai tersendiri bagi masyarakat di daerah Gerbang Kertasusila. Ciri khas yang ditonjolkan oleh program acara Morning Tea di stasiun televisi lokal dapat dilihat melalui konsep dari program acaranya yang mengangkat suatu fenomena yang ada atau sedang terjadi di wilayah sekitar tempat siaran untuk lebih mendekatkan dan menarik minat masyarakat.

Sebagai sebuah stasiun televisi lokal yang bersifat biro, BBS TV Surabaya memiliki beberapa program acara yang diproduksi sendiri dan khusus untuk penayangan di wilayah Gerbang Kertasusila. Salah satu program yang diproduksi oleh BBS TV Surabaya adalah program acara Morning Tea. Program acara morning tea ini adalah merupakan salah satu program acara televisi perpaduan antara program berita dan talkshow yang mengangkat fenomena yang ada di daerah Jawa Timur khususnya Gerbang Kertasusila, selain itu juga menjadikan sebagai sumber inspirasi masyarakat karena telah mengadakan

talkshow dimana selalu mengundang narasumber yang hebat didalam masing-masing bidangnya. Penulis berkesempatan untuk melakukan Kerja Praktik di BBS TV Surabaya pada bagian production department. Sehingga penulis dapat mengetahui lebih jelas mengenai proses produksi dalam pembuatan program

STIKOM

(3)

iv

acara Morning Tea. Mulai pra-produksi hingga pasca produksi khususnya dalam pengambilan gambar.

Dalam pengambilan gambar teknik produksi yang digunakan BBS TV Surabaya, yaitu multi camera dan single camera. Teknik pengambilan gambar secara multi camera dianggap paling tepat untuk proses pengambilan gambar program acara Morning Tea di studio. Teknik multi camera memiliki sistem yang digunakan pada Morning Tea, yaitu sistem EFP (Electronic Field Production) dimana sistem EFP (Electronic Field Production) ini adalah sebuah sistem dari penggabungan beberapa alat seperti, VTR (Video Tape Recorder),

Comunicator, Mixer Video, dan lain-lain yang menjadi satu kesatuan alat yang berfungsi sebagai switcher atau pengambilan gambar yang dipilih dari berbagai sudut pandang kamera.

Setelah mengetahui keseluruhan dari bagaimana proses memproduksi suatu acara hingga ditayangkan ke layar televisi pemirsa, maka penulis memiliki gambaran konsentrasi bagian yang akan dikerjakan dalam Kerja Praktik. Sehingga dalam penulisan laporan Kerja Praktik ini penulis mengambil judul “Proses Pengolahan Video Pada Program Acara Morning Tea di BBS TV”. Kata Kunci: Pengolahan Video, Program Berita, Talkshow, Morning Tea.

STIKOM

(4)

vii

Halaman

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat ... 4

1.6 Pelaksanaan ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1. Jenis Program Acara Televisi ... 8

2.1.1 Teknik Produksi Studio ... 8

2.2. Sistem EFP ... 10

2.2.1 Pengertian Sistem EFP ... 10

2.2.2 Tujuan Penggunaan Sistem EFP ... 15

2.2.3 Teknis Pengambilan Gambar ... 16

STIKOM

(5)

viii

2.3. Produksi Program Televisi ... 16

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 19

3.1 Metode Penelitian ... 19

3.2 Analisis Data ... 21

3.3 Metode Perancangan Karya ... 22

3.4 Teknik Pengambilan Gambar dengan Sistem EFP ... 24

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 27

4.1 Sekilas Sejarah dan Profil BBS TV Surabaya ... 27

4.2 Visi dan Misi BBS TV Surabaya ... 28

BAB V IMPLEMENTASI KARYA ... 31

5.1 Produksi ... 31

5.2 Pengenalan Lapangan ... 34

BAB VI PENUTUP ... 59

6.1. Kesimpulan ... 41

6.2. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

LAMPIRAN ... 44

STIKOM

(6)

ix

Halaman

Gambar 2.1 Posisi Kamera Program Acara Morning Tea. ... 12

Gambar 2.2 Long Shot ... 13

Gambar 2.3 Medium Shot ... 13

Gambar 2.4 Two Shot ... 14

Gambar 3.1Skema Tahapan Kerja Proses Produksi Program Morning tea ... 23

Gambar 3.2 Switcher Sistem EFP ... 24

Gambar 3.3 VTR (Video Tape Recorder) ... 25

Gambar 3.4 Sistem EFP (Electronic Field Production) ... 26

Gambar 4.1 Logo BBS TV Lama ... 29

Gambar 4.2 Logo BBS TV Baru ... 29

Gambar 4.3 Wilayah Jangkauan BBS TV Surabaya ... 20

Gambar 5.1 Title Box ... 34

Gambar 5.2 CG (Character Generator) ... 35

Gambar 5.3 Character Generator ... 36

Gambar 5.4 Switcher dan Televisi Preview ... 37

Gambar 5.5 Mixer Audio ... 38

Gambar 5.6 Kamera ... 39

Gambar 5.7 Communicator ... 39

STIKOM

(7)

x

Gambar 5.8 Teleprompter ... 40

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Form Surat Balasan Penerimaan Kerja Praktik ... 44

Lampiran 2 Form KP 5 Acuan Kerja 1 ... 45

Lampiran 3 Form KP 5 Acuan Kerja 2 ... 46

Lampiran 4 Form Garis Rencana Mingguan ... 47

Lampiran 5 Form KP 6 Log Harian 1 ... 48

Lampiran 6 Form KP 6 Log Harian 2 ... 49

Lampiran 7 Form KP 6 Log Harian 3 ... 50

Lampiran 8 Form KP 7 Kehadiran Kerja Praktik 1 ... 51

Lampiran 9 Form KP 7 Kehadiran Kerja Praktik 2 ... 52

Lampiran 10 Form KP 7 Kehadiran Kerja Praktik 3 ... 53

Lampiran 11 Kartu Bimbingan Kerja Praktik Bagian Depan ... 54

Lampiran 12 Kartu Bimbingan Kerja Praktik Bagian Belakang ... 55

STIKOM

(8)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Televisi berasal dari kata tele yang berarti jauh dan vision yang berarti tampak, jadi televisi adalah sesuatu yang tampak atau dapat dilihat dari jauh. Secara sederhana televisi didefinisikan sebagai media massa yang berupa gambar bergerak dan suara dari jarak jauh. Salah seorang pengamat televisi waktu itu, Marshall McLuhan dalam bukunya, Understanding Media-The Extensions of Man

menyatakan bahwa, the medium is the message. Bahwa media yang dipakai untuk menyampaikan informasi dan pesan itu sendiri. McLuhan menganggap media sebagai perluasan manusia. Kehadiran televisi dalam tahun 1960-an sempat men-gundang penelitian, studi, dan perbincangan. Pengaruh media dengan adanya kemajuan tekhnologi menjadi sangat kuat terhadap manusia karena media telah menyatu dalam kehidupan manusia secara lebih cepat daripada sebelumnya, juga memperpendek jarak diantara bangsa..

Analogi dari peryataan McLuhan jika dilihat kondisi sekarang, dapat dikata-kan sebagai technology is the message yang dapat diartikan sebagai teknologi itu-lah yang menghasilkan media baru atau meitu-lahirkan the new media. Media telah berubah menjadi subyek komunikasi yang interaktif dan menjadi sahabat baru manusia. Adanya kemajuan tekhnologi informasi dan komunikasi, media menjadi sangat maju lalu kemudian akan disebut tekhnologi informasi dan komunikasi.

STIKOM

(9)

2

Perkembangan televisi dalam dunia tekhnologi saat ini sudah sangat maju, hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya jumlah stasiun televisi lokal yang bermunculan. Sehingga, seluruh stasiun televisi dituntut semakin kreatif dan inovatif dalam membuat program tayangan. Program tayangan yang sering menjadi pesaing diantara televisi lokal adalah program berita.

Program berita pada stasiun televisi lokal memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat, karena program berita di stasiun televisi lokal selalu mengangkat kejadian atau fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat. Di Surabaya terdapat beberapa stasiun televisi lokal seperti SBO TV, JTV, Surabaya TV, Kompas TV, BBS TV, MHTV dan TV Sembilan. Sebagai sebuah stasiun televisi lokal BBS TV Surabaya sudah tayang perdana sejak 2008. BBS TV adalah salah satu stasiun televisi di Surabaya mempunyai keistimewaan yaitu memiliki beberapa program acara yang diproduksi sendiri. Salah satu program acara yang diproduksi adalah Morning Tea. Morning Tea ini merupakan salah satu program acara yang memberikan motivator kepada masyrakat, karena banyak pengusaha muda sukses yang menjadi narasumber pada acara talkshow Morning Tea tersebut. Selain sebagai motivator, program acara ini juga mengangkat berita ringan, sehingga masyarakat juga dapat terus mengikuti program berita dalam program acara Morning Tea. Program ini merupakan program acara baru di BBS TV Surabaya, karena dalam program acara ini menggabungkan antara program acara lintas berita dan program acara talkshow.

STIKOM

(10)

Dari pemaparan tersebut penulis diberi kesempatan untuk melakukan Kerja Praktik di BBS TV Surabaya, dan diawal penulis ditempatkan di bagian

Kamerawati. Sehingga penulis dapat mengetahui secara jelas mengenai proses pengolahan, pengambilan video dan penayangan program tersebut.

Setelah penulis mengetahui bagaimana proses pembuatan semua program acara, maka penulis memiliki sebuah gambaran tentang apa yang akan dikerjakan dalam Kerja Praktik. Sehingga dalam penulisan laporan Kerja Praktik ini penulis mengambil judul “Proses Pengolahan Video Dalam Program Acara “MORNING TEA” di BBS TV Surabaya.”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas yang berjudul “Proses Pengolahan Video Dalam Program Acara “MORNING TEA” di BBS TV Surabaya.”. Maka rumusan masalah yang dapat diangkat, yaitu:

1. Bagaimana cara pengambilan video untuk memproduksi program acara Morning Tea pada BBS TV Surabaya ?

2. Apa saja yang harus dipersiapkan saat akan melakukan produksi sebuah program acara Morning Tea?

3. Bagaimana cara mengambil sebuah tayangan yang baik sehingga bisa dikonsumsi oleh masyarakat di Jawa Timur khususnya di Surabaya?

STIKOM

(11)

4

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka batasan masalah yang akan dikerjakan dalam kerja Praktik ini adalah:

1. Melakukan persiapan dari setting lokasi syuting hingga setting kamera.

2. Mengambil gambar berupa video pada program acara Morning Tea dengan baik sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat di Jawa Timur, khususnya Surabaya..

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam kerja Praktik ini adalah:

1. Dapat memberikan tontonan yang bermanfaat bagi masyarakat jawa timur, khususnya Surabaya.

2. Dapat mengimplementasi karya berupa video dengan tekhnik pengambilan gambar berupa video yang dapat dinikmati masyarakat.

3. Memotivator masyarakat untuk terus berusaha dan berinovasi untuk menuju kejenjang kesuksesan dengan melihat tayangan program acara Morning Tea.

1.5 Manfaat

1. Teoritis

a. Mengetahui tentang bagaimana cara proses editing yang layak untuk di-tonton bagi pemirsa.

b. Mendapatkan banyak pembelajaran dalam dunia pertelevisian khususnya di bidang editing sebuh Program Tv.

STIKOM

(12)

2. Praktis

a. Program yang ditayangkan diharapkan dapat diterima oleh masyarakat. b. Dapat bermanfaat bagi pihak khususnya BBS TV sendiri.

b. Bisa menjadi tayangan yang menginspirasi masyarakat Jawa Timur.

1.6 Pelaksanaan

Kerja Praktik ini dilaksanakan di BBS TV Surabaya pada Production De-partement, yang beralamat di Jl. . Raya Dukuh Kupang no. 109-129. Waktu pe-laksanaannya dari tanggal 8 Juli sampai tanggal 8 september Tahun 2013 dari hari Senin sampai Jum’at mulai dari pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB, tetapi dengan menyesuaikan keadaan dan kebutuhan, terkadang penulis juga masuk pada hari sabtu dan untuk membantu menjadi kamerawati pada program Fashion Icons dari pukul 09.00 WIB – 16.00 WIB.

Adapun kegiatan yang dilakukan adalah: 1. Menjadi time keeper

2. Menjadi cameramen 3. Menjadi floor director 4. Menjalankan CG

STIKOM

(13)

6

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Laporan Kerja Praktik ini akan disusun sebagai beri-kut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab I ini ada beberapa materi yang akan dijelaskan, yaitu: 1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan

1.5 Manfaat 1.6 Pelaksanaan

1.7 Sistematika Penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada Bab II ini akan dijabarkan tentang berbagai macam teori yang menjadi dasar dalam perancangan karya pada Kerja Praktik ini.

BAB III : METODE PERANCANGAN

Pada Bab III ini akan dijabarkan metode penelitian yang sesuai untuk mendu-kung metode peranangan karya yang akan dikerjakan pada Kerja Praktik ini.

STIKOM

(14)

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab IV ini berisi penjelasan umum tentang gambaran perusahaan tempat Ker-ja Praktik ini, yaitu gambaran umum tentang BBS TV Surabaya.

BAB V : IMPLEMENTASI KARYA

Bab V ini merupakan hasil implementasi hasil karya dari metode perancangan pada Bab III.

BAB VI : PENUTUP

Pada Bab VI ini akan dijelaskan beberapa hal, meliputi: 6.1 Simpulan

Bagian ini akan dijelaskan inti sari dari seluruh kegiatan selama Kerja Pratek, khususnya akan dijabarkan secara singkat dari masalah yang diangkat atau yang dikerjakan.

6.2 Saran

Bagian ini akan dijelaskan tentang kelebihan dan kekurangan selama kegia-tan Kerja Praktik berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang daftar referensi yang digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan Kerja Praktik, bisa berupa buku, koran, majalah, e-book dan lain-lain.

STIKOM

(15)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Jenis Program Televisi

Morning Tea adalah salah satu program acara BBS TV Surabaya. Menurut Edwi Arief dalam situsnya, bahwa Morning Tea dapat dikatakan sebuah program acara televisi karena Morning Tea menampilkan suatu hal yang disiarkan oleh stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audience (http://edwi.dosen.upnyk.ac.id/DASBRO_10.pdf). Program televisi juga dapat digolongkan menjadi beberapa jenis program yang dapat mewakili karakter yang menunjukkan segmentasi dari program televisi tersebut.

Edwi mengungkapkan, program televisi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu program informasi dan program hiburan, masing-masing program televisi memiliki definisi yang berbeda. Program informasi adalah sebagai bentuk siaran yang memberikan informasi penting yang disiarkan dan bersifat mudah basi sehingga perlu disiarkan secepatnya. Sedangkan program hiburan adalah siaran yang memiliki tujuan untuk menghibur audience melalui berbagai bentuk dan tidak semua harus disiarkan secara langsung.

Dari pengertian di atas maka, Program Morning Tea tersebut masuk dalam jenis program hiburan karena menyambungkan konsep dari alur cerita dan talkshow pembawaan dari presenter dan nara sumber. Sedangkan program hiburanpun masih dibagi menjadi empat jenis, seperti:

STIKOM

(16)

1. Permainan: suatu program pertunjukan yang mengikutsertakan sejumlah orang secara individu maupun kelompok untuk bersaing mendapatkan sesuatu yang disediakan dari program teersebut.

2. Drama: suatu program pertunjukan yang menunjukkan cerita kehidupan atau karakter satu atau beberapa tokoh yang diperankan oleh artis yang melibatkan suatu konflik dan emosi sebagai bumbu cerita. Di dalam dramapun masih dibagi menjadi dua jenis, yaitu : Sinetron dan film.

3. Pertunjukan: suatu program yang menampilkan kemampuan khusus dari seorang individu atau kelompok di suatu lokasi.

4. Musik: suatu program pertunjukan yang memperlihatkan kemampuan seorang individu atau kelompok pada suatu lokasi dalam bermusik yang dikemas secara apik sehingga menarik perhatian dari penontonnya.

Dari berbagai jenis penggolongan jenis program televisi yang telah dijelaskan tersebut, maka program Morning Tea termasuk dalam kategori pertunjukkan.

2.1.1 Teknik Produksi Studio

Dalam suatu produksi pada program televisi terdapat pola penyiaran yang berbeda tergantung pada tiap-tiap jenis dan konsep dari program televisi tersebut. Dalam buku yang berjudul Dasar-dasar Produksi Televisi dalam karya Andi Fachruddin menjelaskan dalam program televisi terdapat dua jenis teknik dalam produksinya, yaitu:

1. Live, yang biasa disebut on air sebagai program yang disiarkan secara langsung, merupakan tahapan akhir dari proses produksi penyiarannya.

STIKOM

(17)

10

Biasanya progam yang disiarkan secara langsung adalah program berita,

talkshow, upacara kenegaraan, olahraga dan lain-lain.

2. Taping, yang dapat juga disebut sebagai proses produksi yang berlangsung tanpa henti hingga di akhir program acara. Taping sama dengan teknik live, hanya saja sebelum ditayangkan akan melalui pasca produksi terlebih dahulu, yaitu editing dalam beberapa hal khusus (insert edit) dan akan ditayangkan sesegera mungkin di lain waktu (2012: 25).

2.2 Sistem EFP

2.2.1 Pengertian Sistem EFP

Teknik produksi pada suatu program acara khususnya program TV Morning Tea di BBS TV Surabaya, menggunakan teknik pengambilan gambar sistem EFP, sistem EFP ini termasuk dalam teknik multi camera. Multi camera

adalah perekaman suatu gambar atau adegan yang terdapat di dalam suatu cerita dengan menggunakan lebih dari satu kamera, dan digunakan secara bersamaan dimana semuanya terhubung dalam satu sistem atau pusat kontrol, yaitu sistem EFP (Electronic Field Production) (al-Firdaus, 2010: 75).

Penggunaan teknik multi camera pada program Morning Tea dikarenakan jumlah pemain lebih dari satu dan adegan serta percakapan yang ada di dalamnya tidaklah diatur untuk sesuai secara akurat pada script yang telah diberikan, melainkan murni berasal dari ekspresi dan improvisasi pemain dalam pengembangan serta pendalaman dari script yang didapatkan oleh masing-masing pemain. Oleh karena itu menurut Naratama Rukmananda proses pengambilan

STIKOM

(18)

gambar menggunakan teknik multi camera agar gambar yang dihasilkan tersebut merupakan pengambilan dari berbagai sudut pandang kamera yang bervariasi dan menarik sehingga pesan tersampaikan pada audience dengan baik.

Teknik produksi dengan multi camera ini dibagi menjadi dua sistem yaitu sistem ENG (Electronic News Gathering) dan EFP (Electronic Field Pro-duction), menurut Fajar Setiawan. Sistem EFP (Electronic Field Production) adalah sebuah sistem berupa gabungan dari beberapa alat seperti, Video Tape Recorder, Mixer Video, Communicator, dan lain-lain menjadi satu alat yang memiliki fungsi sebagai switcher atau pemilih gambar dari berbagai sudut pandang kamera pada sebuah produksi suatu program. Dalam sistem produksinya Morning Tea menggunakan kamera jenis ENG (Electronic News Gathering) untuk media pengambilan gambarnya yang kemudian ditransfer ke dalam EFP melalui VTR (Video Tape Recorder) karena program yang diproduksi adalah program studio atau indoor.

2.2.2 Kamera

Sebagai media dalam pengambilan gambar pada program Morning Tea memiliki penempatan posisi kamera yang berbeda. Dalam Program acara Morning Teaa menggunakan Tiga kamera sebagai media dan teknik dari pengambilan gambar yang akan dihubungkan pada sistem EFP dengan posisi kamera sebagai berikut:

1. Kamera 1: digunakan untuk mengambil insert atau posisi dari presenter atau narasumber yang berada pada sisi kanan frame.

STIKOM

(19)

12

2. Kamera 2 / kamera promter: digunakan sebagai master untuk mengambil keseluruhan gambar atau full shot, selain itu kamera pronter ini digunakan untuk presenter membaca lintas berita pagi sebelum memasuki segment talkshow.

3. Kamera 3: digunakan untuk mengambil presenter atau narasumber yang berada pada sisi kiri frame.

Agar lebih jelas mengenai posisi kamera pada program Morning Tea saat menggunakan multiple camera, maka akan dijelaskan melalui gambar 2.1 ini:

Gambar 2.1 Posisi Kamera Pada Program Acara Morning Tea

Dalam posisi kamera seperti di atas kamera 1 dan kamera 3 ini sering kali disebut dengan istilah cross shot, yaitu pengambilan gamabar dengan cara penyilangan lokasi gambar dari posisi kamera yang berseberangan. Sedangkan insert yang dimaksudkan dalam pengambilan gambar adalah mengenai tipe shot

yang berbeda, ekspresi, situasi inframe, out of frame, properti yang digunakan, dan lain-lain.

Sebagai pendukung penempatan posisi kamera, dalam produksi juga harus memperhatikan beberapa teknik dalam pengambilan gambar:

Presenter

nar

asu

mer 1

2

3

STIKOM

(20)

1. Shot Size (Ukuran Gambar)

Dalam setiap pengambilan gambar perlu memperhatikan shot size. Agar gambar terasa lebih dinamis dan menarik untuk dilihat masyarakat, sehingga memerlukan variasi shot size dari berbagai angle.

Ukuran shot size: a. Long Shot

Gambar 2.2 Long Shot

Keterangan: Long Shot adalah memperlihatkan kepala hingga kaki obyek.

b. Medium Shot

Gambar 2.3 Medium Close Up

Keterangan: Medium Shot adalah gambar yang memperlihatkan kepala hingga perut dari obyek.

STIKOM

(21)

14

c. Two Shot

Gambar 2.4 Two Shot

Keterangan: Two Shot adalah pengambilan gambar untuk dua obyek dalam satu frame.

2. Komposisi Gambar

Susunan obyek visual secara keseluruhan pada bidang gambar, agar gambar dapat berbicara dengan sendirinya melalui gambar yang diambil merupakan satu-kesatuan dari komposisi gambar. Ada beberapa untuk menghasilkan komposisi yang baik, diantaranya Looking space dan Walking space, Head Room, out dan in of, potongan gambar, Rule of Thirds, Aturan Sepertiga.

Walking Space dan Looking Space merupakan saat pengambilan obyek pada visual yang sedang berjalan, maka perlu juga memperhatikan ruang dimana obyek tersebut menghadap. Head Room adalah komposisi pada bagian atas kepala dari obyek, hal ini perlu diperhatikan agar mendapatkan sisi estetika yang pas dan enak unttuk dilihat. In dan Out of adalah komposisi yang menunjukkan jika obyek

STIKOM

(22)

tersebut bergerak mendekat atau menjauh dari kamera. Potongan gambar perlu juga diperhatikan sehingga tidak memotong gambar pada persendian atau bagian yang penting, agar gambar tidak seakan dipenggal. Rule of Thirds merupakan acuan dalam membuat komposisi, komposisinya dibagi menjadi 3 bagian. Sepertiga bagian adalah teknik dalam penempatan objek menjadi fokus, berada diantara salah satu dari 3 bagian yang ada.

3. Pergerakan Kamera

Dalam pengambilan gambar, pergerakan dari kamera juga penting sebagi penunjang penampilan gambarnya. Beberapa pergerakan kamera yang banyak dikenal antara lain: Tilting (gerakan dari atas kebawah atau sebaliknya), Panning

(pergerakan dari kiri ke kanan), Tracking (pergerakan maju dan mundur yang diikuti oleh badan kamera), Zooming (memperbesar atau memperkecil ukuran gambar tetapi background tetap statis),.

2.2.3 Tujuan Penggunaan Sistem EFP

Pengambilan gambar melalui sistem EFP pada program acara Morning Tea dikarenakan memiliki tujuan, sebagai berikut:

1. Memudahkan PD dan proses editing di pasca produksi. 2. Sebagai sarana editing di tempat.

3. Mempercepat proes editing.

4. Agar gambar yang dihasilkan lebih dinamis.

STIKOM

(23)

16

2.2.4 Teknis Pengambilan Gambar

Menurut Fajar Setiawan, teknik yang perlu diperhatikan saat pengambilan gambar menggunakan sistem EFP pada program Morning Tea tidak jauh berbeda dengan program acara lainnya, seperti:

1. Berdasar siapa yang sedang melakukan ekspresi atau dialog.

2. Berdasar moment yang dipilih untuk melakukan pergantian shot satu dengan lainnya.

3. Dalam pergantian frame juga harus memperhatikan proses cutting frame pada

switcher, yaitu dari master-insert-insert-insert-master untuk menghasilkan gambar yang dinamis dan enak dilihat.

2.3 Produksi Program Televisi

Menurut Wibowo dalam bukunya yang berjudul Teknik Produksi Program Televisi mempunyai pengertian bahwa dalam memproduksi program televisi seorang produser dihadapkan pada 5 hal yang memerlukan pemikiran mendalam yakni sarana produksi, materi produksi, biaya produksi (Financial), Organisasi pelaksana produksi dan tahapan pelaksanaan produksi.

1. Sarana Produksi

Sarana menjadikan penunjang terwujudnya sebuah ide untuk menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Hasil produksi yang bagus memerperlukan kualitas alat standar yang dapat menghasilkan gambar dan suara yang bagus. Ada tiga perlengkapan yang diperlukan saat atau sebagai alat produksi, yaitu perekam gambar, peralatan perekam suara, dan pencahayaan.

STIKOM

(24)

2. Materi Produksi

Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja. Seorang produser profesional dapat dengan cepat mengetahui tentang apakah materi atau bahan yang akan digunakannya akan menjadi materi yang baik atau tidak. Seorang produser saat berhadapan dengan suatu karya cipta seperti musik, atau lukisan, gagasannya mulai tergerak. Berawal dari hal-hal seperti itulah mulai muncul ide atau tema yang kemudian diwujudkan menjadi treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program. Oleh karena itu treatment pada setiap program berbeda-beda. Dari treatment akan diciptakan sebuah naskah atau script dan langsung dilaksanakan produksi program. Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan sehingga menghasilkan naskah atau program yang berkualitas atau baik.

3. Organisasi Pelaksanaan Produksi

Suatu produksi program televisi melibatkan banyak orang misalnya crew, artis, dan fungsionaris. Polisi aparat setempat dimana lokasi shooting dilaksa-nakan dan pejabat bersangkut paut dengan masalah perijinan. Sehingga memerlukan suatu organisasi pelaksanaan produksi yang tersusun rapi. Dalam hal ini produser dibantu oleh production manager, ia mendampingi sutradara dalam mengendalikan organisasi. Produser pelaksana membawahi bendahara yang mengatur keuangan. Lalu ada sekretaris yang bertugas dan berhubungan dengan surat menyurat, kontrak dan perijinan. Tanggung jawab pelaksanaan dari organisasi yang bersifat dilapangan dipikul oleh bagian yang disebut unit

STIKOM

(25)

18

manager. Bidang yang langsung dibawah oleh unit manager, misalnya perijinan, transportasi, konsumsi dan akomodasi. Properti, kostum dan make-up.

4. Biaya Produksi

Dalam sebuah produksi program tentunya diperlukan perencanaan biaya untuk menunjang jalannya sebuah produksi. Oleh karena itu, biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan yaitu financial oriented dan quality oriented. a. Quality Oriented

Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini tidak ada masalah keuangan. Produksi dengan orientasi budget semacam ini biasanya prestige. Produksi yang diharapkan mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun finansial. b. Financial Oriented

Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada. Kalau keuangan terbatas berarti tuntunan tuntunan tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula dibatasi, missal tidak menggunakan artis yang pembayarannya mahal, konsumsi yang tidak terlalu mewah, dsb.

STIKOM

(26)

19 BAB III

METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

3.1 Metode Penelitian

Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, sehinggadiharapkan dapat menjadi dasar dan sumber dalam penyusunan laporan.

Diharapkan dengan menggunakan metode kualitatif penelitian ini dapat menghasilkan data yang bersifat deskriptif, seperti hasil catatan lapangan, wawancara, rekaman video, gambar, dan lain-lainnya.

Metode penelitan kualitatif ini memerlukan kedekatan dengan orang-orang yang ahli dalam bidangnya, agar mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai keadaan dan kenyataan di lapangan.

Beberapa teknik pengambilan data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah:

1. Observasi

Metode observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yaitu sistem EFP (Electronic Field

Production) dan teknik pengolahan videonya dalam periode dua bulan dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang cara pengambilan gambarnya dan hal-hal penting yang yang berkaitan dengan sistem EFP

STIKOM

(27)

20

(Electronic Field Production) dan teknik pengolahan video pada periode tersebut.

2. Wawancara

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah suatu metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada beberapa seorang responden mengenai topik yang akan dibahas dengan bercakap-cakap secara tatap muka, karena itu metode ini memerlukan kedekatan kepada narasumber agar mendapatkan hasil sesuai dengan seperti yang diharapkan.

Metode wawancara ini dilakukan oleh penulis guna mencari informasi mengenai dunia pertelevisian, pengoperasian alat-alat di studio dan alat apa saja yang diperlukan untuk sebuah penyiaran dari beberapa narasumber: 1. Bapak Firman, beliau adalah salah satu pemegang Master Control Room

yang membantu menjelaskan masing-masing Control Panel, seperti

Mixer, Switcher, dan lain-lainnya sebelum program acara disiarkan di televisi.

2. Bapak Reza, beliau merupakan producer dan PD (Program Director)

dalam program acara Morning Tea yang banyak membantu tentang bagaimana pemindahan posisi kamera yang benar juga membimbing bagaimana mengoperasikan CG (character generator).

3. Bapak Setiawan, merupakan salah editor pada divisi produksi BBS Tv Surabaya. Beliau banyak menjelaskan bagaimana mengedit program acara lintas berita maupun acara talkshow yang masing-masing memiliki

STIKOM

(28)

perbedaan pada segi editingnya, selain itu karena tidak semua gambar layak untuk ditayangkan.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari referensi, literatur atau bahan-bahan teori yang diperlukan dari berbagai sumber wacana yang berkaitan dengan penyusunan laporan.

Studi pustaka dalam penyusunan laporan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui internet, mencari buku-buku yang membahas penyiaran televisi, serta buku-buku tentang kamera.

3.2 Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan membaca beberapa sumber (hasil-hasil metode penelitian) yang masih bersifat acak, kemudian dipelajari, dan dipahami secara signifikan. Langkah selanjutnya adalah mengurutkan, mengukur, mengkategorikan, dan mengumpulkannya menjadi satu sekumpulan informasi yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dari hasil wawancara dan dokumentasi. Setelah ditarik kesimpulan, hasil wawan cara dan dokumentasi akan dianalisis ulang agar dapat mudah dipahami, dan dilanjutkan dengan pencatatan, pengertian serta penyutingan yang kemudian dikelompokkan kedalam ciri-ciri yang sama lalu dibuatlah satu kesimpulan. Jika masih terdapat data penting dan belum dimasukkan, maka prosesnya diulang kembali mulai dari pengumpulan

STIKOM

(29)

22

data, pemeriksaan data, dan seterusnya. Hal ini merupakan proses yang bersamaan dari satu tahap ke tahap lainnya.

3.3 Metode Peracancangan Karya

Program Morning Tea yang akan ditayangkan merupakan program hiburan yang memadukan antara acara talkshow dan lintas berita yang telah me-lalui berbagai proses produksi sehingga dianggap layak untuk disiarkan atau dipu-blikasikan oleh stasiun televisi dan dinikmati oleh masyarakat.

Salah satu proses produksi yang paling penting adalah pada saat pengam-bilan gambar atau video dengan menggunakan sistem EFP (Electronic Field Production) atau editing video ditempat untuk memilih gambar-gambar mana saja yang bagus untuk diambil dan disiarkan agar terjadi kesinambungan antar adegan dan dapat menjadi sumber informasi dan edukasi yang menghibur masyarakat sebagai penonton atau pemirsa serta dapat memudahkan proses editing selan-jutnya yang masuk pada tahap pasca produksi. Tahapan-tahapan dalam perancangan program Morning Tea dapat digambarkan, seperti pada gambar 3.1.

STIKOM

(30)

Gambar 3.1 Skema Tahapan Kerja Proses Produksi Program Morning Tea Dari skema tahapan proses produksi program Morning Tea di atas, penulis akan membahas mengenai pengambilan gambar dengan menggunakan sistem EFP

Produksi

Pasca Produksi

Pembuatan konsep, alur, dan script

(Producer dan PD)

Production Meeting & List Properties

Penjadwalan & Budgeting (Producer dan PD) Eksekusi

PD (Program Director)

Producer

Supervisi penataan setlokasidan peralatan yang digunakan

Cameraman

Pengoperasian kamera dengan komando dari PD

Soundman

Pengoperasian mixer audio& kontrol audio Time Keeper

Menjaga waktu tiap segmen dan koordinasi PD & FD FD (Floor Director)

Koordinasi dengan PD & Time Keeper, memandu produksi, dan mengarahkan talent

Editing insert

Pengambilan Gambar dengan Sistem EFP

Memberi komando pada cameraman untuk pengambilan gambar melalui kamera

STIKOM

(31)

24

(Electronic Field Production) yang memiliki tanda warna merah dalam skema tersebut.

1.3 Teknik Pengambilan Gambar dengan Sistem EFP

Gambar 3.2 Switcher Sistem EFP (Electronic Field Production)

Switcher adalah suatu alat yang berfungsi untuk memindah-mindahkan pemilihan gambar dari kamera yang digunakan sebagai media pengambilannya. Setiap kamera memiliki tombol tersendiri untuk proses pemilihan gambar secara cepat untuk mengejar adegan yang dilakukan pemain.

STIKOM

(32)

Gambar 3.3 VTR (Video Tape Recorder)

VTR adalah alat yang digunakan untuk merekam (rcord), menyimpan hasil produksi atau rekaman (video), dan memutar (playback) dari program acara yang diproduksi di dalam Studio. Sebelum memulai proses tayang, VTR harus disiapkan. Sebelum memulai produksi PD (Program Director) harus mengecek terlebih dahulu berapa giga sisa dari VTR (Video Tape Recorder) agar tidak mengganggu proses produksi. Setelah proses produksi program acara selesai data video yang telah diproduksi akan dicopy untuk proses editing insert.

STIKOM

(33)

26

Gambar 3.4 Sistem EFP (Electronic Field Production)

Seperti yang dijelas sebelumnya, merupakan satu-kesatuan dari sistem EFP. EFP (Electronic Field Production) adalah sebuah sistem yang merupakan gabungan dari beberapa alat seperti, VTR (Video Tape Recorder), Comunicator, Mixer Video, dan lain-lain menjadi satu kesatuan alat yang kemudian berfungsi sebagai switcher atau pemilih gambar dari berbagai sudut pandang kamera pada sebuah produksi suatu program.

STIKOM

(34)

27 4.1 Sekilas Sejarah dan Profil BBS TV Surabaya

PT. Bama Berita Sarana Televisi atau yang biasa dikenal sebagai BBS TV adalah sebuah stasiun televisi swasta lokal yang memperoleh ijin mengudara secara lokal di Surabaya dan memulai siaran resmi pada tanggal 1 September 2008. Usahanya dibawah kepemilikan BBS GRUP. Kemudian BBS TV telah

mendapatkan Izin Penyelenggara Penyiaran pada bulan oktober 2009, berdasarkan keputusan Mentri Komunikasi dan Informatika R.I Nomor :

371/KEP/M.KOMINFO/10/2009.

BBS TV akan selalu berusaha memberikan sarana informasi kepada masya-rakat Surabaya dan sekitarnya untuk dapat mengkonsumsi informasi yang bermu-tu dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan, hukum, sosial, agama dan hiburan yang sifatnya informatif, komunikatif, edukatif dan tetap menjadi sebuah produk kreatif yang mampu menghibur khalayaknya pada media pertelevisian.

BBS TV dapat dinikmati pada channel 46 UHF dengan coverage area wilayah Surabaya dan sekitarnya. Selain Surabaya ada beberapa kota lainnya yang dapat dijangkau oleh BBS TV yakni kota Gerbang Kertasusila, antara lain: Gre-sik, Bangkalan, Mojokerto, Pasuruan, Sidoarjo, dan Lamongan. Meskipun terlihat baru, BBS TV serius menggarap bisnis televisi local yang dapat dilihat dari bebe-rapa program acara yang merupakan program unggulan BBS TV yakni, Morning

STIKOM

(35)

28

Tea, Dari Hati Yukem, In Fokus, CANTIK , Fashion Icons, Bincang-bincang San-tai, Ramadhan Dress Up, Karomah, Kiki Kaka dan masih banyak yang lainnya.

Logo BBS TV mempunyai bentuk lingkaran elipse yang berarti keseimban-gan antara kehidupan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia seba-gai simbol panutan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Jalur Rotasi disebelah kanan menandakan jalur-jalur yang akan ditempuh berlandaskan pada kebenaran dan agama. Huruf dari BBS TV merupakan jenis myriad pro yang mencerminkan karakter abadi, sederhana, klasik, namun akrab dan mudah dikenal. BBS TV menggunakan 2 (dua) warna dalam logonya yaitu biru dan putih. Warna biru melambangkan sebuah stabilitas, kepercayaan, cerdas, damai dan spiritual. Warna putih melambangkan sebuah awal baru, kesucian dan ketepatan.

4.2 Visi dan Misi BBS TV 1. Visi

Menjadikan BBS TV sebagai saluran televisi lokal terdepan yang menyaji-kan berita, pendidimenyaji-kan, informasi dan hiburan, secara professional, bertanggung jawab dan bermutu serta mendidik kepada masyarakat dengan tidak meninggalkan budaya daerah dan aturan yang berlaku.

2. Misi

Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dan menjadikannya sebagai bagian dari pengembangan televisi yang tidak terpisahkan dengan tidak meninggalklan aspek agama, sosial, politik dan budaya.

STIKOM

(36)

Gambar 4.1 Logo Lama dari BBS TV Surabaya

Gambar 4.2 Logo BBS TV Surabaya Baru

STIKOM

(37)

30

a. Wilayah Jangkauan BBS TV Surabaya

Gambar 4.3 Peta Wilayah Jangkauan BBS TV Surabaya

Jangkauan siarannya bertahap akan meliputi kota Surabaya, Gresik, Bang-kalan, Mojokerto, Sidoarjo, Lamongan dan Pasuruan (Gerbang Kertasusila).

STIKOM

(38)

31 BAB V

IMPLEMENTASI KARYA

Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar program acara Morning Tea, seperti yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini proses produksi pengambilan gambar pada program acara Morning Tea, sebagai berikut:

5.1 Produksi

Sebelum sampai di layar kaca pemirsa, perjalanan dari sebuah program acara Morning Tea telah melalui banyak hal. Melihat dari ide cerita pada pada pra produksi, dan prosesnya yang panjang, pemantauan di setiap tahapan menjadi sangat penting disaat produksi proses pengambilan gambarnya. Proses penyajian dari pengambilan gambar pada program acara di setiap stasiun televisi selalu berbeda satu sama lainnya. Proses produksi dilakukan dengan cara:

1. Supervisi

Peran producer di sini sangatlah penting untuk memantau kesiapan dari set lokasi, camera, audio, switcher, dan peralatan lainnya kemudian mengingatkan jika ada yang kurang sehingga proses produksi berjalan lancar. 2. Cameraman

Cameraman adalah seseorang yang bertanggung jawab atas gambar terlihat di monitor televisi. Seseorang cameraman harus menguasai teknik-teknik kamera dan komposisi gambar. Cameraman tidak boleh bergerak sebelum mendapat perintah dari PD.

STIKOM

(39)

32

3. Soundman

Seorang soundman adalah orang yang bertanggung jawab atas semua aspek dalam perekaman suara. Dalam proses penayangan sebuah acara televisi

soundman duduk di belakang alat audio mixer, alat itu yang digunakan untuk mengatur tinggi rendahnya suara dari pemain atau home band. Selain mengatur tinggi rendahnya volume, soundman juga bertugas untuk menyiapkan clip on dan mengecek apakah clip on tersebut berfungsi dengan baik atau tidak. Sebelum dilakukan proses pengambilan gambar, perlu untuk memasangkan clip on pada pemain supaya suara dari pemain keluar secara bersamaan saat proses pengambilan gambar berlangsung, serta mengontrol suara pada alat yang digunakan oleh home band yang ada. Supaya kualitas suara lebih baik, maka soundman juga perlu untuk mengatur kualitasnya melalui mixer saat pengambilan gambar berlangsung.

4. Time keeper

Time keeper adalah seseorang yang bertugas untuk mengawasi dan menghitung durasi, selain itu time keeper juga bertugas mengingatkan PD dan Floor Director supaya program acara tersebut sesuai dengan pembagian sewaktu pada setiap segmen yang telah ditentukan dan supaya acara tersebut tidak mengalami over durasi atau melebihi duruasi yang telah ditentukan oleh

producer. Time keeper juga bertugas untuk membantu proses komunikasi dari

Program Director pada Floor Director apa yang dibutuhkan atau aba-aba untuk pemain mana yang akan memauki lokasi saat berlangsungnya proses pengambilan gambar.

STIKOM

(40)

5. PD (Program Director)

PD adalah seseorang yang ditunjuk untuk bertanggung jawab secara teknis dalam pelaksanaan produksi suatu mata acara siaran, menyutradarai program acara televisi, dan bertanggung jawab atas kelancaran suatu program acara televisi. Kedudukan PD akan terkait langsung dengan penampilan program acara televisi saat ditayangkan.

PD bertugas dengan memberi perintah kepada cameraman, seperti gambar apa yang harus diambil. Selain itu PD juga harus memiliki sense of art atau rasa seni tentang dunia sinematografi, karena bagus atau tidaknya suatu gambar yang ditayangkan bergantung kepada PD. PD juga harus menguasai teknik-teknik kamera, seperti paning, zooming, tilting,dll. PD biasanya bertugas dengan menghadap monitor dan sebuah alat switcher. Alat inilah yang digunakan seorang PD untuk memindahkan kamera satu ke kamera yang lain, guna mendapatan hasil siar yang bagus

6. FD (Floor Director)

Pengarahan Narasumber dan Gueststar pada saat berlangsungnya proses produksi sangatlah perlu untuk menjaga kelancaran proses pengambilan gambar, terlebih jika pemain hampir melewati batas waktu segmen akan tetapi ada point-point tertentu yang belum dibahas.

STIKOM

(41)

34

5.2 Pengenalan Lapangan

Selain memperhatikan proses penyajian dan pengolahan suatu program aca-ra, penulis juga perlu untuk memperhatikan disekitar untuk penunjang suatu pro-duksi dalam 1 (satu) program acara tertentu. Melihat dari berbagai konsep dan ide cerita yang matang, maka sebagai pembentuk dari satu-kesatuan yang kokoh ma-ka dapat diperhatima-kan sebagai berikut alat-alat yang digunama-kan saat memproduksi suatu program acara sebelum sampai pada layar kaca pemirsa.

5.2.1MCR (Master Control Room)

Master Control Room adalah ruangan kendali yang merupakan suatu jan-tung dari suatu program acara karena ruang kendali ini sebagai perantara dari sua-tu program yang sudah di edit yang kemudian siap ditayangkan dilayar televise. Adapun peralatan yang berada di dalam MCR adalah sebagai berikut:

[image:41.595.43.443.466.713.2]

1. Title Box

Gambar 5.1 Title Box

STIKOM

(42)

Title Box merupakan sebuah aplikasi pada 1 (satu) komputer khusus yang berfungsi sebagai penentu waktu atau durasi kapan suatu program acara, atau ik-lan ditampilkan pada layar televisi. Jika dilihat secara sekilas, title box ini terlihat seperti sebuah aplikasi musik winamp yang terdapat pada komputer pada umum-nya karena selain penampilan, fungsi dan penggunaanumum-nyapun hampir sama. 2. Character Generator (CG)

Gambar 5.2 Character generator

Character Generator adalah nama dari sebuah aplikasi yang terdapat pada salah 1 (satu) komputer di ruang kendali. Fungsi dari character generator ini ada-lah untuk menampilkan suatu keterangan pada gambar yang ditampilkan secara live dilayar televisi, seperti yang dapat kita lihat pada contoh di Gambar 5.3

STIKOM

(43)

36

Gambar 5.3 Character Generator

Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5.3, tulisan LIVE, BBS TV, serta logo dan grafis MORNING TEA adalah dengan menggunakan Character Genera-tor. Semua tulisan tersebut tidak asal langsung dapat ditampilkan, melainkan ha-rus disesuaikan dengan gambar yang ditampilkan.

3. Televisi Preview

Televisi preview adalah salah satu alat penting pada ruang kendali, karena te-levisi preview merupakan monitor bagi para crew untuk melihat hasil jadi dari karya yang telah dibuat. Televisi preview ini berupa televisi biasa yang dipasang-kan khusus pada channel BBS TV. Televisi preview dapat kita lihat pada contoh gambar 5.4.

STIKOM

(44)

4. Switcher

Switcher adalah sebuah alat untuk memilah-milah hasil gambar yang diha-silkan dari video yang kemudian diambil bagian terbaiknya untuk disiarkan di-layar televisi pemirsa. Pada stasiun televisi BS TV, switcher ini dipegang lang-sung oleh PD (Program Director). Switcher ini dapat kita lihat pada contoh gam-bar 5.4.

Gambar 5.4 Switcher dan Televisi Preview 5. Mixer Audio

[image:44.595.44.557.164.662.2]

Digunakan untuk mengatur audio yang akan diaplikasikan langsung pada saat syuting program acara berlangsung. Audio ini sangat penting karena selain gambar televisi juga memerlukan sarana audio untuk menyampaikan pesan dan informasi secara akurat.

STIKOM

(45)

38

Gambar 5.5 Mixer Audio 5.2.2 Peralatan Studio

Setelah mengenal berbagai peralatan dalam ruang kendali, penulis mulai menjelaskan tentang peralatan pada studio. Peralatan didalam studio jelas sekali berbeda, karena diruang studio akan menemukan peralatan yang besar dan tidak ditemui pada ruang kendali. Berikut adalah beberapa alat yang dapat ditemui di studio:

1. Kamera

Kamera salah satu modal utama dan terpenting untuk suatu perusahaan per-televisian karena kamera mempunyai fungsi untuk mengambil gambar agar dapat digunakan sebagai pembuatan sebuah karya atau program acara televisi.

STIKOM

(46)

Gambar 5.6 Kamera 2. Communicator

[image:46.595.48.459.472.712.2]

Seperti namanya, communicator adalah alat komunikasi penghubung antara PD (pada ruang kendali) kepada kameraman sehingga kemungkinan terjadi kesa-lahpahaman antara PD dan kameraman sangat kecil karena tidak terputusnya ko-munikasi diantara keduanya.

Gambar 5.7 Communicator

STIKOM

(47)

40

3. Kamera Teleprompter

Kamera teleprompter adalah kamera yang digunakan untuk membaca berita pada suatu program acara tertentu yang diletakkan didepan kamera dengan layar lcd bening sehingga tidak mengganggu pemirsa yang sedang menyaksikan acara tersebut. Kamera prompter membantu para pembaca berita untuk memberikan in-formasi kepada pemirsa tnpa harus menghafal atau bahkan sibuk untuk membaca pada media lainnya.

Gambar 5.8 Teleprompter

STIKOM

(48)

41

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat penulis ambil dari “Pengolahan Video pada Program Acara morning Tea di BBS TV Surabaya ini” adalah:

1. Tidaklah mudah mengkomunikasikan yang diinginkan PD (Program Director) kepada FD (Floor Director) sambil menjaga waktu dan memperhatikan jalan cerita yang akan diaba-abakan pada PD (Program Director).

2. Time keeper harus benar-benar memahami durasi setiap segmen dan situasinya agar tidak terjadi over durasi atau under durasi.

3. Cameraman harus memahami komposisi gambar, pergerakan kamera, perintah PD dan ukuran-ukuran gambar.

4. Adanya script cerita yang akan sangat membantu dalam proses produksi pada program acara Morning Tea.

5. Adanya kerja tim yang baik dan persamaan persepsi sangat membantu dalam proses produksi secara Taping.

6. Soundman harus sudah menyiapkan alat-alat untuk mendukung kelancaran penyiaran seperti clip on, mic, dan audio mixer. Sebelum proses produksi taping dimulai terlebih ketika home band dan pemain checksound.

STIKOM

(49)

42

6.2 Saran

Adapun saran penulis setelah melakukan kerja praktik di BBS TV Surabaya: 1. Perlunya dilakukan briefing dan evaluasi setiap sebelum dan sesudah produksi

untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi di setiap episode.

2. Pembaharuan alat, sehingga dapat membantu kelancaran proses produksi.

3. Bagi mahasiswa atau teman-teman SMK yang baru melakukan Kerja Praktik perlu disediakan orang yang khusus untuk mengajari dasar-dasar pemakaian alat sebelum mereka memegang alat tersebut.

4. Untuk teman-teman yang sedang melakukan Kerja Praktik, lakukanlah sebaik-baiknya dan berikan hasil yang paling maksimal.

5. Perlunya penyaringan untuk mahasiswa atau siswa-siwa SMK yang akan melakukan Kerja Praktik supaya jangan terlalu banyak, jika terlalu banyak yang melakukan Kerja Praktik maka akan menyulitkan untuk pembagian jadwal tugas saat produksi.

6. Time Management untuk masing-masing peserta magang agar lebih efektif dan tidak overtime dalam menjalankan tugas-tugasnya.

STIKOM

(50)

61

Fachruddin, Andi. 2012. Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Gunawan, Haryadi. 2000. Ilmu Pertelevisian: Balik Layar Dunia Entertainment.

Jakarta: Grasindo.

Indah Rahmawati,danDodoyRusnandi. 2011. Berkarier di Dunia Broadcast. Bekasi: Laskar Aksara.

Jeremy, Thomas. 1999. The Technologi Of Broadcaster and Cinematography.

United States: Journal Media

Laminantang, Franciscus Theojunior. 2013. Pengantar Ilmu Broadcasting dan Cinematography. Jakarta: In Media

Leli Achlina, dan Purnama Suwardi. 2011. Kamus Istilah Pertelevisian. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Rukmananda, Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi: Dengan Single dan Multi Camera. Jakarta: Grasindo.

Laminantang, Franciscus Theojunior. 2013. Pengantar Ilmu Broadcasting dan Cinematography. Jakarta: In Media.

Sumber Internet:

Definisi Program Televisi. http://programsiaran.blogspot.com/2008/12/jenis-program.html.

Diakses tanggal 27 Juli 2013

Definisi Perfilman. http://belajarfilmindie.blogspot.com/2007/11/jenis-jenis_film.html.

Diakses tanggal 27 Juli 2013

Definisi Program Televisi. http://edwi.dosen.upnyk.ac.id/DASBRO_10.pdf. Diakses tanggal 27 Juli 2013

Definisi dan jenis-jenis Sinetron. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47342/BAB%20I

I%20Pendekatan%20Teoritis_%20I11dca.pdf?sequence=5. Diakses tanggal 14 Maret 2013

STIKOM

Gambar

Gambar 5.8 Teleprompter ...............................................................................
gambar, peralatan perekam suara, dan pencahayaan.
Gambar 5.1 Title Box
gambar televisi juga memerlukan sarana audio untuk menyampaikan pesan dan
+2

Referensi

Dokumen terkait