• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman Modal Untuk Usaha Kecil Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus : PT. Telkom Surabaya Barat).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman Modal Untuk Usaha Kecil Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus : PT. Telkom Surabaya Barat)."

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PEMBERIAN PINJAMAN MODAL UNTUK USAHA KECIL

DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

(STUDI KASUS : PT. TELKOM SURABAYA BARAT)

Oleh :

Nama

: BAYU ANDY LESMANA

NIM

: 98.41010.5003

Program

: S1 (Strata Satu)

Jurusan

: Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

2004

(2)

ABSTRKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1

Latar Belakang Masalah ... 1

1.2

Perumusan Masalah ... 2

1.3

Pembatasan Masalah ... 2

1.4

Tujuan ... 3

1.5

Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ... 5

2.2

Sistem Pendukung Keputusan ... 7

2.3

Analytical Hierarchy Process ...

8

2.4

Analisis dan Perancangan Sistem ... 16

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 20

3.1

Uraian Permasalahan ... 20

3.2

Analisa Permasalahan ... 21

3.3

Perancangan Sistem ... 22

(3)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 38

4.4

Instalasi Program ... 38

4.5

Implementasi Program ... 39

4.6

Evaluasi Program ... 50

BAB V PENUTUP ... 55

5.1 Kesimpulan ... 55

5.2

Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(4)

Tabel 2.1 Skala Prioritas AHP ... 13

Tabel 2.2 Nilai Random Indeks ... 15

Tabel 3.1 Pemohon ... 31

Tabel 3.2 Struktur Organisasi ... 31

Tabel 3.3 Pemasaran ... 32

Tabel 3.4 Administrasi ... 33

Tabel 3.5 Perijinan ... 34

Tabel 3.6 Data Usaha ... 34

Tabel 3.7 Pengembalian ... 35

Tabel 3.8 Penetapan ... 36

Tabel 3.9 Alternatif ... 36

Tabel 3.10 Kriteria ... 37

Tabel 3.11 Proses Bobot Alternatif Terhadap Kriteria ... 37

Tabel 3.12 User ... 37

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Organisasi Telkom Community Development Center ... 6

Gambar 2.2 External Entity ... 16

Gambar 2.3 Data Flow ... 16

Gambar 2.4 Process ... 17

Gambar 2.5 Data Store ... 17

Gambar 2.6 Himpunan Entity ... 18

Gambar 2.7 Attribut ... 18

Gambar 2.8 Hubungan Attribut ... 19

Gambar 2.9 Garis Hubung ... 19

Gambar 3.1 Diagram Alir ... 23

Gambar 3.2 Context Diagram ... 24

Gambar 3.3 DFD Level 0 ... 25

Gambar 3.4 DFD Level 1 Pengolahan Data Pemohon ... 26

Gambar 3.5 DFD Level 1 Proses AHP ... 27

Gambar 3.6 DFD Level 2 Input Data Kriteria ... 27

Gambar 3.7 DFD Level 2 Input Data Alternatif ... 28

Gambar 3.8 ERD Conceptual Data Model ... 29

Gambar 3.9 ERD Physical Data Model ... 30

Gambar 4.1 Form Login ... 39

Gambar 4.2 Form Menu Utama ... 40

Gambar 4.3 Tampilan Input Data Pemohon ... 41

Gambar 4.4 Tampilan Input Kriteria dan Alternatif ... 42

(6)

Gambar 4.6 Tampilan Matrik Normalisasi ... 43

Gambar 4.7 Tampilan Matrik Vektor Eigen ... 44

Gambar 4.8 Tampilan Mencari Nilai Konsistensi... 44

Gambar 4.9 Tampilan Keterangan ... 45

Gambar 4.10 Tampilan Input Bobot Alternatif ... 45

Gambar 4.11 Tampilan Keterangan Data Konsisten... 46

Gambar 4.12 Tampilan Keterangan Data Tidak Konsisten ... 46

Gambar 4.13 Tampilan Prioritas Global ... 47

Gambar 4.14 Tampilan Proses Penetapan Pemohon ... 48

Gambar 4.15 Grafik Bobot Kriteria ... 48

Gambar 4.16 Grafik Bobot Prioritas Global ... 49

Gambar 4.17 Laporan Hasil Proses AHP ... 49

Gambar 4.18 Laporan Bobot Kriteria ... 50

Gambar 4.19 Input Bobot Awal ... 51

Gambar 4.20 Laporan Hasil Proses Perhitungan Bobot Kriteria ... 52

Gambar 4.21 Proses Input Bobot Persepsi Alternatif Tiap Kriteria... 53

Gambar 4.22 Laporan Hasil Proses AHP ... 53

(7)

DAFTAR

LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Survey ... 58

Lampiran 2. Laporan proses AHP ... 59

Lampiran 3. Listing program ... 60

(8)

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada akhir tahun 2001 PT. Telkom membentuk suatu program yang

diberi nama Program Kemitraan dan Bina Lingkungan(PKBL) yang dikelola oleh

TELKOM Community Development Center disingkat TELKOM CDC dengan

tujuan untuk membantu atau membina para pengusaha kecil, dengan cara

menyalurkan dana pinjaman untuk modal usaha dan melakukan pembinaan

sehingga banyak yang telah mencapai kemandiriannya.

Penyaluran dana pinjaman tersebut dilakukan setiap tiga bulan sekali

dengan dana yang disediakan tidak tentu jumlahnya. Dana yang disediakan

tersebut sering kurang dibandingkan dengan jumlah dana yang diminta oleh

pemohon. Oleh karena itu sebelum petugas PKBL mengambil keputusan untuk

menetapkan penyaluran dana pinjaman tersebut, maka diperlukan seleksi secara

matang tentang pemohon mana yang diprioritaskan untuk menerima dana

pinjaman tersebut, sesuai dengan kriteria yang dibuat, sehingga waktu yang

diperlukan untuk pengambilan keputusan tersebut menjadi agak lama.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu adanya suatu metode

penyelesaian dalam pengambilan keputusan tersebut. Karena ada

bermacam-macam kriteria yang ada dan juga berbermacam-macam-bermacam-macam alternatif yang ada, maka

metode yang sesuai untuk masalah ini adalah metode Analytical Hierarchy

Process yang disingkat AHP, karena metode ini mempunyai kemampuan untuk

memecahkan masalah yang multiobjective dan multicriteria.

(9)

2

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka perumusan

masalahnya sebagai berikut:

1.

Bagaimana membuat suatu sistem pendukung keputusan dalam pemberian

pinjaman modal untuk usaha kecil secara efektif dan efisien.

2.

Bagaimana membuat suatu sistem pendukung keputusan dalam pemberian

modal untuk usaha kecil dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy

Process.

1.3. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dari sistem ini adalah:

1.

Data yang digunakan diambil dari PT. Telkom Surabaya Barat, periode bulan

April, Mei, Juni tahun 2004.

2.

Pinjaman modal ini hanya ditunjukan untuk usaha kecil dengan kriteria

menurut keputusan direksi perusahaan perseroan (persero) PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk Nomor : KD. 61/PS150/CTG-10/2003 sebagai

berikut:

a.

Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta

rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b.

Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu

milyar rupiah).

c.

Milik warga negara Indonesia.

(10)

e.

Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,

ataupun badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

f.

Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun, serta mempunyai

potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan.

3.

Kriteria-kriteria yang digunakan dalam tahap seleksi mengikuti aturan yang

ditetapkan oleh PKBL Telkom, yaitu sebagai berikut:

a.

Struktur organisasi.

b.

Administrasi.

c.

Bidang usaha.

d.

Pemasaran.

e.

Perijinan.

4.

Jumlah kriteria yang digunakan minimal tiga kriteria dan bisa ditambah

maksimal sepuluh kriteria dan alternatif yang digunakan minimal tiga

alternatif dan maksimal sepuluh alternatif.

5.

Pada sistem ini tidak dapat memutuskan kelayakan dari segi administrasi.

1.4. Tujuan

Tujuan dari pembuatan sistem ini adalah membuat sistem pendukung

keputusan pemberian pinjaman modal untuk usaha kecil dengan menggunakan

metode Analytical Hierarchy Process.

(11)

4

1.5.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada buku laporan ini disusun sebagai berikut:

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah dan

penjelasan permasalahan secara umum, perumusan masalah serta

batasan masalah yang dibuat, tujuan dari pembuatan tugas akhir ini dan

sistematika penulisan buku ini.

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas secara singkat teori-teori yang berhubungan

dan mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini menguraikan tentang perancangan sistem, analisis sistem,

Diagram Alir, Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram serta

struktur database yang digunakan dalam pembuatan aplikasi.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Pada bab ini membahas mengenai implementasi dari aplikasi yang

dibuat secara keseluruhan dan berisikan penjelasan dari rancangan

input dan output. Melakukan pengujian terhadap aplikasi yang dibuat

untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut telah dapat menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang diharapkan.

BAB V

PENUTUP

(12)

2.1.

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Menurut keputusan direksi perusahaan perseroan (persero) PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk Nomor : KD. 61/PS150/CTG-10/2003 tentang

Pembentukan Organisasi Pusat Pengelola Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan Pasal I Program kemitraan adalah suatu program Telkom sebagai

salah satu bentuk pelaksanaan Good Corporate Citizenship untuk meningkatkan

kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan

dana dari bagian laba perusahaan, sedangkan program bina lingkungan adalah

suatu program TELKOM sebagai salah satu bentuk pelaksanaan Good Corporate

Citizenship

untuk pemberdayaan kondisi sosial masyarakat di wilayah usaha

perusahaan melalui pemanfaatan dana dari bagian laba perusahaan.

Yang dimaksud usaha kecil, menurut keputusan direksi perusahaan

perseroan (persero) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Nomor : KD.

61/PS150/CTG-10/2003 tentang Pembentukan Organisasi Pusat Pengelola

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Pasal I adalah kegiatan ekonomi rakyat

yang berskala kecil dengan kriteria sebagai berikut:

a.

Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta

rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b.

Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu

milyar rupiah).

c.

Milik warga negara Indonesia.

(13)

6

KADIVRE I s/d VII

KEPALA PUSAT TELKOM CDC

KAUR SEKRETARIAT

SM PRANDAL SM SHARED SERVICE

GM SUB CENTER PROGRAM KEMITRAAN

GM SUB CENTER PROGRAM BINA LINGKUNGAN

Kepala Unit CDC DIVRE I s/d VII

BAGAN ORGANISASI TELKOM CDC

Keterangan :

Garis Komando Garis Koordinasi

d.

Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung

dengan usaha menengah atau besar.

e.

Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,

ataupun badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

f.

Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun, serta mempunyai

potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan.

Pengelolaan dari program kemitraan dan bina lingkungan di lakukan oleh

Pusat Pengelola Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, untuk selanjutnya

disebut TELKOM Community Development Center, disingkat TELKOM CDC,

yang struktur organisasinya pada gambar 2.1 dibawah ini:

Gambar 2.1. Bagan Organisasi TELKOM CDC

(14)

binaan yang berada diseluruh Indonesia. Jumlah ini direncanakan akan semakin

bertambah menjadi 18.200 pada tahun 2004.

Prosedur untuk mendapatan dana bantuan adalah sebagai berikut:

1.

Mengajukan proposal kepada kelompok kerja PKBL Telkom tingkat

daerah/propinsi dengan mengisi formulir yang disediakan.

2.

Kelompok kerja PKBL Telkom tingkat daerah/propinsi melakukan prosedur

seleksi sebagai berikut:

a.

Seleksi dan penilaian terhadap proposal usulan.

b.

Mengumumkan hasil seleksi kepada masyarakat secara transparan,

dengan memasang di papan pengumuman.

c.

Penetapan UKM terpilih, melalui surat yang ditujukan kepada para

pemohon.

d.

Melaporkan hasil pemilihan UKM terpilih kepada kelompok kerja PKBL

Telkom tingkat propinsi/divisi dengan tembusan PKBL Telkom tingkat

pusat.

3.

UKM penerima bantuan dana harus menandatangani naskah perjanjian dengan

kelompok kerja PKBL Telkom tingkat daerah/propinsi dan dengan bank

pelaksana setempat.

2.2.

Sistem Pendukung Keputusan

(15)

8

penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan

masalah-masalah yang sifatnya semi tersetruktur dan tidak tersetruktur. (Dadan Umar

Dhaini, 2001).

Dari dua definisi diatas terlihat bahwa sistem pendukung keputusan

bertujuan untuk menghasilkan informasi yang berkaitan langsung dengan proses

pengambilan keputusan baik yang bersifat semi tersetruktur maupun yang tidak

tersetruktur. Perbedaan utama antara sistem pendukung keputusan dengan sistem

informasi manajemen adalah bahwa sistem informasi manajemen menghasilkan

informasi yang lebih bersifat rutin dan terprogram, sedangkan sistem pendukung

keputusan sudah dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan yang spesifik.

Salah satu contoh sistem pendukung keputusan adalah sistem yang akan

dibuat ini, dimana manajemen sering kali dihadapkan pada proses pengambilan

keputusan yang cukup rumit untuk menetapkan pemohon mana yang didahulukan

penyaluran dana pinjamannya karena dana yang turun dari pusat sangatlah

terbatas, tidak sebanding dengan permohonan para pemohon. Dalam kondisi

seperti itu dibutuhkan perhitungan-perhitungan yang matang. Kesalahan

pengambilan keputusan dapat mengakibatkan kerugian. Oleh karena itu, suatu

sistem yang mampu memberikan berbagai alternatif keputusan dalam waktu yang

cepat sangat dibutuhkan. Di sinilah sistem pendukung keputusan yang berbasis

komputer dapat berperan dengan baik.

2.3.

Analytical Hierarchy Process

(16)

semua kekurangan dari model-model sebelumnya. Peralatan utama dari model ini

adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya presepsi manusia.

Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dan tidak tersetruktur dipecah

kedalam kelompok-kelompoknya dan kemudian kelompok-kelompok tersebut

diatur menjadi suatu bentuk hirarki.

Perbedaan mencolok antara model AHP dengan model pengambilan

keputusan lainnya terletak pada jenis inputnya. Model-model yang sudah ada

umumnya memakai input yang kuantitatif atau berasal dari data sekunder.

Otomatis, model tersebut hanya dapat mengolah hal-hal kuantitatif pula. Model

AHP memakai presepsi manusia yang dianggap Expert sebagai input utamanya.

Kriteria expert disini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah genius, pintar,

bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti

benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya

kepentingan terhadap masalah tersebut. Karena merupakan input yang kualitatif

(presepsi manusia) maka model ini dapat mengolah juga hal-hal kualitatif

disamping hal-hal yang kuantitatif. Pengukuran hal-hal kualitatif, seperti

dijelaskan diatas, menjadi hal-hal yang sangat penting mengingat makin

kompleksnya permasalahan didunia dan tingkat ketidak pastian yang makin

tinggi. Jadi bisa dikatakan bahwa model AHP adalah suatu model pengambilan

keputusan yang komprehensif, memperhitungkan hal-hal kuantitatif dan kualitatif

sekaligus.

(17)

10

dengan multicriteria. Model Linear Programming misalnya, memakai satu tujuan

dengan banyak kendala. Kelebihan model AHP ini lebih disebabkan oleh

fleksibelitasnya yang tinggi terutama dalam pembuatan hirarkinya. Sifat fleksibel

tersebut membuat modeel AHP dapat menangkap beberapa tujuan dan beberapa

kriteria sekaligus dalam sebuah model atau sebuah hirarki.

2.3.1.

Dasar-dasar Analytical Hierarchy Process

Model AHP pendekatannya hampir identik dengan model perilaku

politis, yaitu merupakan model keputusan dengan menggunakan pendekatan

kolektif dari proses pengambilan keputusan.

Ada kalanya timbul masalah keputusan yang di rasakan dan di amati

perlu diambil secepatnya, tetapi variasinya rumit sehingga datanya tidak mungkin

dapat dicatat secara numerik, hanya secara kualitatif saja yang dapat di ukur, yaitu

berdasarkan persepsi pengalaman dan intuisi. Namun, tidak menutup

kemungkinan, bahwa model pendukung keputusan lainnya ikut di pertimbangkan

pada saat proses pengambilan keputusan dengan pendekatan AHP.

Adapun model umum dari AHP adalah sebagai berikut:

1.

Goal / Tujuan, merupakan tujuan akhir dari permasalahan yang ada yaitu

menentukan pemohon mana yang di dahulukan untuk penyaluran dana.

(18)

3. Alternatif, merupakan beberapa pertimbangan tiap-tiap pemohon yang di ambil

untuk di olah melalui perhitungan matriks dengan tidak mengabaikan nilai kriteria

untuk menghasilkan hasil rangking dari pemohon yang terbaik.

2.3.2. Aksioma-aksioma Analytical Hierarchy Process

Aksioma adalah sesuatu yang tidak dapat dibantah kebenarannya atau pasti

terjadi. Ada empat buah aksioma yang harus diperhatikan oleh pemakai model

AHP dan pelanggaran dari setiap aksioma berakibat tidak validnya model yang

dipakai. Keempat aksioma tersebut adalah:

Aksioma 1 : Resiprocal Comparison, artinya si pengambil keputusan harus bisa

membuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensinya itu sendiri

harus memenuhi syarat resiprokal yaitu kalau A lebih disukai dari B dengan skala

x, maka B lebih disukai dari A dengan skala 1/x.

Aksioma 2 : Homogenity, artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan

dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan

satu sama lain.

Aksioma 3 : Independence, artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan

bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh

obyektif secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan atau

pengaruh dalam model AHP adalah searah ke atas. Artinya perbandingan antara

elemen-elemen dalam satu level dipengaruhi atau bergantung oleh elemen-elemen

level di atasnya.

(19)

12

pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria dan atau obyektif yang

tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.

2.3.3. Langkah pembentukan model Analytical Hierarchy Process

Secara garis besar, aplikasi dari model AHP dilakukan dalam dua tahap

yaitu: Penyusunan Hirarki dan Evaluasi Hirarki. Penyusunan hirarki merupakan

bagian terpenting karena dari sinilah

validitas dan keampuhan model dapat di uji.

Proses penyusunan hirarki secara praktis adalah sebagai berikut:

1.

Medefinisikan masalah dan menentukan solusi yang di inginkan.

2.

Membuat struktur hirarki yang di awali dengan tujuan umum, di lanjutkan

dengan kriteria dan kemungkinan alternatif pada tingkatan kriteria yang paling

bawah.

3.

Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi

relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan dan

kriteria yang setingkat di atasnya. Perbandingan di lakukan berdasarkan

penilaian dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu

elemen di bandingkan dengan elemen lainnya.

4.

Melakukan perbandingan berpasangan sehingga di peroleh penilaian sebanyak

x [(n-1)/2] buah, dengan n banyaknya elemen yang di bandingkan.

5.

Menghitug nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka

pengambilan data di ulangi.

6.

Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

(20)

penilaian dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki

terendah sampai pencapaian tujuan.

8.

Memeriksa konsistensi hirarki, jika nilai lebih dari 10 % maka penilaian data

harus diperbaiki.

2.3.4 Skala prioritas

Skala prioritas menyatakan ukuran perbandingan diantara alternatif yang

menyatakan preferensi, terdapat pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1. Skala Prioritas AHP

Skala

Prioritas

9

Satu elemen mutlak lebih penting dibanding yang lain

7

Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lain

5

Elemen yang satu sangat penting dibanding yang lain

3

Elemen yang satu sedikit lebih penting dibanding yang lain

1

Kedua elemen sama penting

2,4,6,8

Skala diantara nilai-nilai tersebut

Resiprokal Nilai kebalikan dari preferensi

Adanya suatu standar atau batasan tertentu dalam skala pada table 2.1

diatas didasarkan beberapa alasan sebagai berikut:

(21)

14

2.

Bahwa secara umum seseorang dapat menyatakan perbedaan hal-hal kualitatif

dalam lima istilah yaitu sama, lemah, kuat, sangat kuat dan mutlak. Dengan

mendasarkan pada kelima istilah tersebut dan kompromi diantara istilah-istilah

tersebut maka secara keseluruhan dibutuhkan sembilan nilai yang berurutan untuk

menyatakan persepsi manusia secara jelas dan tepat.

2.3.5 Konsistensi

Pengukuran konsistensi dalam AHP dilakukan dalam dua tahap, yaitu

mengukur konsistensi setiap matriks perbandingan dan mengukur konsistensi

keseluruhan hirarki.

Konsistensi adalah jenis pengukuran yang tak dapat terjadi begitu saja atau

mempunyai syarat tertentu. Suatu matriks, misalnya dengan tiga unsur (i, j dan k)

dan setiap perbandingannya dinyatakan dengan a, akan konsisten 100% apabila

memenuhi syarat pada rumus 1 berikut ini:

ij

a

.

a

jk

=

a

ik

...1

k

j

i

A =

k

j

i

Dengan syarat rumus 1 maka matriks A dapat dinyatakan konsisten karena telah

memenuhi kaidah rumus 1 yaitu:

ij

a

.

a

jk

=

a

ik

---

4 . ½ = 2

ik

a

.

a

kj

=

a

ij

---

2 . 2 = 4

jk

a

.

a

ki

=

ji

a

---

½. ½ = ¼

1

2

2

/

1

2

/

1

1

4

/

1

(22)

Apabila ketiga syarat pada rumus 1 di atas sudah dipenuhi maka bisa

dikatakan bahwa matriks A tersebut konsistensi 100% atau dapat dikatakan

tingkat inkonsistensinya 0%.

Pengukuran konsistensi keseluruhan hirarki dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus dari rasio konsistensi / inkonsistensi:

CR = CI/RI ...2

CI = (maks-n) / (n-1)

Dimana: CI

= Consistency Indeks

RI

= Random Indeks

CR

= Consistency Rasio

Dengan nilai RI terdapat pada tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2.2. Nilai Random Indeks

N

2

3

4

5

6

7

8

9

10

RI

0

0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49

Bila CI/RI < = 0,1 maka hasil preferensi cukup baik sedangkan untuk CI/RI > 0,1

berarti terdapat inkonsistensi (hasil AHP tidak valid), harus ada revisi penilaian

karena tingkat inkonsistensi yang terlalu besar dapat menjurus pada suatu

kesalahan.

(23)

16

2.4.

Analisis Dan Perancangan Sistem

Sebelum menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang dihadapi,

terlebih dahulu dilakukan suatu analisis terhadap permasalahan tersebut, dicari

bagaimana cara solusi pemecahannya dan dibuatlah suatu perancangan sistem

yang nantinya dapat membantu proses untuk penyelesaian masalah yang dihadapi

tersebut.

2.4.1.

Data Flow Diagram

Data flow diagram atau yang untuk selanjutnya disebut DFD, adalah

sebuah alat dokumentasi grafis yang menggunakan beberapa simbol untuk

menggambarkan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang terhubung.

Untuk memahami suatu DFD maka akan dijelaskan sebagai berikut:

1.

External Entity (Kesatuan Luar) atau Boundary (Batas Sistem)

Gambar 2.2. External Entity

Gambar 2.2 diatas menunjukan kesatuan dilingkungan luar sistem yang

dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lain yang berada dilingkungan luarnya

yang akan memberikan pengaruh berupa input atau menerima output dari sistem.

2.

Data Flow (Aliran Data)

(24)

Gambar 2.3. diatas merupakan simbol dari aliran data yang masuk atau

keluar dari sistem. Aliran data digambarkan dengan tanda panah dan garis yang

diberi nama dari aliran data tersebut.

3.

Process (Proses)

Gambar 2.4. Process

Pada gambar 2.4 tersebut akan dituliskan proses yang akan dikerjakan

oleh sistem dari transformasi aliran data yang masuk menjadi aliran data yang

keluar. Suatu proses mempunyai satu atau lebih input data yang menghasilkan

satu atau lebih output data.

4.

Data Store (Simpanan Data)

Gambar 2.5. Data Store

Gambar 2.5 diatas merupakan simpanan dari data yang dapat berupa file

atau

database disistem komputer, arsip atau catatan manual, suatu agenda atau

buku. Digunakan untuk menyimpan data sebelum dan sesudah proses lebih lanjut.

2.4.2.

Entity Relationship Diagram

(25)

18

1.

One to one (1 : 1) relationship

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu banding

satu.

2.

One to many (1 : N) relationship

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding

banyak atau dapat juga berbanding terbalik, yaitu banyak berbanding satu.

3.

Many to many (M : N) relationship

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah banyak

berbanding banyak.

Struktur logika secara keseluruhan dari sebuah basis data / database

dapat dinyatakan secara grafis melalui ERD yang terdiri dari

komponen-komponen sebagai berikut:

1.

Persegi panjang yang melambangkan himpunan entity

Gambar 2.6. Himpunan Entity

2.

Elips yang melambangkan atribut atau field atau column.

Gambar 2.7. Atribut

(26)

Gambar 2.8. Hubungan Atribut

4.

Garis yang menghubungkan atribut-atribut pada himpunan entity

dan

himpunan entity pada himpunan hubungan.

Gambar 2.9. Garis Hubung

2.4.3.

Basis data

Basis data merupakan tempat penyimpanan informasi kedalam komputer

yang berupa tabel-tabel yang saling berhubungan antar satu dengan yang lainnya.

Disetiap tabel, terdapat field-field untuk menentukan tipe (string,

date/time,

character,

numeric dan boolean) dan panjang dari masing-masing

field. Didalam

database terdapat istilah record yaitu merupakan kelompok dari beberapa field

yang ada pada tabel (file).

(27)

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1.

Uraian Permasalahan

Identifikasi masalah yang ada adalah pemilihan pemohon yang

didahulukan untuk penyaluran dananya karena keterbatasan dana pinjaman. Pada

saat ini dalam pengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan

satu per satu dari formulir yang diisi oleh para pemohon, dan berdasarkan persepsi

dari seorang pengambil keputusan maka terpilihlah pemohon mana yang

didahulukan. Keputusan yang mereka ambil dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

1.

Struktur organisasi, mencakup apakah ada tidaknya struktur organisasi dan

jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan.

2.

Administrasi, mencakup tentang ada tidaknya rencana jangka panjang, catatan

keuangan, rencana penggunaan dana, jumlah dana pinjaman, dan barang yang

dijaminkan.

3.

Bidang usaha, mencakup tentang jenis bidang usaha, peralatan yang dimiliki,

barang yang diproduksi.

4.

Pemasaran, mencakup tentang tempat pemasaran, daerah pemasaran.

5.

Perijinan, mencakup tentang perijinan-perijinan yang dimiliki.

Dari kriteria-kriteria yang disebutkan diatas seorang pengambil

keputusan akan memilih pemohon mana yang terbaik, yang sesuai dengan

kriteria-kriteria tersebut.

(28)

3.2.

Analisa Permasalahan

Seorang pengambil keputusan memiliki tugas untuk menentukan

pemohon mana yang diprioritaskan untuk peminjaman dananya berdasarkan lima

kriteria, yaitu struktur organisasi, administrasi, bidang usaha, pemasaran dan

perijinan.

Setelah dilakukan analisa permasalahan ternyata dalam pengambilan

keputusan dibutuhkan waktu yang agak lama karena membandingkan beberapa

pemohon yang permohonan dananya cukup besar berdasarkan kriteria-kriteria

tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu model pengambilan keputusan yang

tepat dan akurat, yang mampu menyelesaikan masalah dengan sederhana.

Salah satu model pengambilan keputusan tersebut adalah Analytical

Hierarchy Process atau disingkat AHP. AHP juga memiliki kemampuan untuk

memecahkan masalah yang multi-objektif dan multi-kriteria yang berdasar pada

perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini

merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif.

(29)

22

3.3.

Perancangan Sistem

Sebelum membuat program aplikasi tersebut, dibuat rancangan sistem

program aplikasi terlebih dahulu sehingga program aplikasi yang dibuat dapat

berfungsi sesuai dengan yang diharapkan yaitu mampu membantu menyelesaikan

permasalahan dengan hasil perhitungan data yang akurat. Selain itu ditentukan

model pendukung keputusan apa yang akan diterapkan dalam program aplikasi

untuk menyelesaikan permasalahan pengambilan keputusan tersebut.

AHP merupakan salah satu bentuk dari model pengambilan keputusan

yang pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model

pengambilan keputusan lainnya. Model ini pendekatannya hampir identik dengan

model perilaku politis, yaitu menggunakan pendekatan kolektif dari proses

pengambilan keputusan. AHP ini dapat memecahkan masalah yang kompleks

dimana aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak.

Dengan adanya model AHP ini, diharapkan dapat membantu dalam

menyelesaikan permasalahan diatas, yaitu menentukan pemohon mana yang akan

diprioritaskan dalam penyaluran dana pinjaman dengan memperhatikan beberapa

kriteria yang sangat mempengaruhi dalam dalam hal tersebut.

(30)

3.3.1.

Diagram alir

Diagram alir pada gambar 3.1 di bawah ini menggambarkan tentang

alur proses perhitungan AHP.

Mulai

Data Kriteria

Input Data Kriteria Input Data Alternatif

Proses Normalisasi Matrik Kriteria

Proses Indeks Konsistensi

Matrik Kriteria

Data Alternatif

Input Data Perbandingan Presepsi

antar Kriteria

Cek Inkonsistesi <= 0,1 Tidak

Proses Penyimpanan Bobot Kriteria

Ya

Input Data Perbandingan Presepsi

Alternatif Terhadap Kriteria

Proses Normalisasi Matrik Alternatif

Proses Indeks Konsistensi

Matrik Alternatif

Cek Inkonsistesi <= 0,1

Proses Penyimpanan Bobot Alternatif Terhadap Kriteria

Ya Tidak

Data Bobot Alternatif Terhadap

Kriteria Proses Perhitungan

Bobot Global Rangking Pilihan

Alternatif

[image:30.595.121.512.155.555.2]

Selesai

Gambar 3.1. Diagram Alir Proses Perhitungan AHP

3.3.2.

Data Flow Diagram

(31)

24

LOGIN

LOGIN

LAPORAN DATA PENETAPAN PEMOHON LAPORAN DATA PENETAPAN PEMOHON

DATA PENETAPAN PEMOHON LAPORAN DATA PENGEMBALIAN LAPORAN DATA PENGEMBALIAN DANA

LAPORAN DATA PEMOHON

LAPORAN DATA PEMOHON

DATA PEMOHON

DATA PENGEMBALIAN DANA

DATA PENGEMBALIAN DANA

DATA ALTERNATIF DATA KRITERIA

DATA PEMOHON

0

SPK PEMBERIAN PINJAMAN MODAL UNTUK USAHA KECIL

+ USER

[image:31.595.116.507.112.315.2]

MANAGER

Gambar 3.2. Context Diagram

(32)

DATA PENETAPAN DATA PEMOHON

DATA PENGEMBALIAN DANA

DATA PENGEMBALIAN DANA

LAPORAN DATA PENETAPAN PEMOHON

DATA PENETAPAN PEMOHON

LAPORAN DATA PENETAPAN PEMOHON LAPORAN DATA PENGEMBALIAN DANA LAPORAN DATA PENGEMBALIAN

LAPORAN DATA PEMOHON

LAPORAN DATA PEMOHON DATA PEMOHON

DATA PENGEMBALIAN DANA DATA PENGEMBALIAN DANA DATA HASIL AHP

DATA PENETAPAN PEMOHON DATA PEMOHON DATA ALTERNATIF DATA KRITERIA DATA PEMOHON DATA USER DATA PEMOHON DATA USER LOGIN LOGIN USER MANAGER MANAGER USER MANAGER MANAGER USER MANAGER USER MANAGER MANAGER USER MANAGER 1 AUTHENTIFIKASI USER USER MANAGER

1 DATA USER

[image:32.595.115.513.84.419.2]

2 PENGOLAHAN DATA PEMOHON + 3 PROSES AHP + 4 INPUT PENETAPAN PEMOHON 5 INPUT PENGEMBALIA N DANA 6 LAPORAN 3 PENGEMBALIAN 6 PENETAPAN

Gambar 3.3. DFD Level 0

(33)

26

mendapatkan hasil proses analisis yang akurat. Setelah proses analisis berakhir,

pengguna akan memperoleh alternatif pemohon mana yang diprioritaskan dalam

pengucuran dananya. Proses input penetapan data pemohon yaitu proses

memasukan data pemohon yang ditetapkan untuk penyaluran dana, data tersebut

diambil dari data pemohon dan data hasil perhitungan AHP. Proses pengembalian

dana yaitu proses untuk pengembalian dana oleh masing-masing peminjam,

sehingga didapat laporan tentang bagaimana pengembalian dananya.

Gambar 3.4. DFD Level 1 Pengolahan Data Pemohon

(34)
[image:34.595.124.507.81.272.2]

Gambar 3.5. DFD Level 1 Proses AHP

Pada gambar 3.5 DFD Level 1 proses AHP terdapat 3 proses yaitu input

data kriteria, input data alternatif dan perhitungan global. Manager memasukkan

data kriteria dan data alternatif yang diambil dari data pemohon untuk melakukan

perhitungan global sehingga manager akan mendapatkan hasil dari proses AHP.

Gambar 3.6. DFD Level 2 Input Data Kriteria

(35)

28

data bobot kriteria setelah itu data tadi dinormalisasi dan selanjutnya dicek

konsistensinya, dan dimasukkan ke data store kriteria.

Gambar 3.7. DFD Level 2 Input Data Alternatif

Pada gambar 3.7 DFD level 2 input data alternatif terdapat 3 proses, yaitu

input bobot alternatif, normalisasi, pengecekan konsistensi. Manager memasukkan

data bobot alternatif setelah itu data tadi dinormalisasi dan selanjutnya dicek

konsistensinya, dan dimasukkan ke data store alternatif.

3.3.3.

Entity Relationship Diagram

(36)

Ref_2224 Ref_2220 Relation_4262 Relation_291 Relation_28922 Relation_27922 Relation_27822 Relation_26022 Relation_24622 Relation_23422 AHP2 AHP AHP PEMOHON Nomor Nama Alamat Kota Prop StatTmpTgl Ktp StatPemohon Telpon Tanggal Periode Tahun Status KRITERIA IdKrt Nama Bobot STRORG StrOrg NmPimpinan TtSD TtSmp TtSma TtPt ThSD ThSmp ThSma ThPt TbSd TbSmp TbSma TbPt ADMINISTRASI RJP RKA PA CatKeuangan RPD1 RPD2 RPD3 RPD4 RPD5 DanaPinjaman Lama Jaminan Jml1 Jml2 Jml3 Jml4 Jml5 BIDUSAHA BtkUsh AlmUsh StatTmpUsh BidUsh Npwp MulaiTh Prod1 Prod2 Prod3 Alat1 Alat2 Alat3 JAlat1 JAlat2 Jalat3 Omset PEMASARAN TmpPem CrPem DrhPem Ekspor Pesanan PERIJINAN Ijin1 Ijin2 Ijin3 Ijin4 Ijin5 Ijin6 Ijin7 Ijin8 PENGEMBALIAN Bulan Tahun Jumlah Status Tgl PENETAPAN Tgl JmlDana Status Bunga Cicilan ALTERNATIF Bobot USER Uid NIK Nama Pass Level

(37)

30

UID = UID UID = UID

IDKRT = IDKRT NOMOR = NOMOR

NOMOR = NOMOR

NOMOR = NOMOR

NOMOR = NOMOR

NOMOR = NOMOR NOMOR = NOMOR

NOMOR = NOMOR

NOMOR = NOMOR NOMOR = NOMOR

[image:37.595.113.527.85.427.2]

PEMOHON NOMOR varchar(10) NAMA varchar(35) ALAMAT varchar(50) KOTA varchar(50) PROP varchar(15) STATTMPTGL varchar(10) KTP varchar(15) STATPEMOHON datetime TELPON varchar(15) TANGGAL datetime PERIODE varchar(35) TAHUN numeric STATUS varchar(25) KRITERIA IDKRT varchar(3) NAMA varchar(35) BOBOT numeric STRORG NOMOR varchar(10) STRORG varchar(10) NMPIMPINAN varchar(35) TTSD numeric TTSMP numeric TTSMA numeric TTPT numeric THSD numeric THSMP numeric THSMA numeric THPT numeric TBSD numeric TBSMP numeric TBSMA numeric TBPT numeric ADMINISTRASI NOMOR varchar(10) RJP varchar(10) RKA varchar(10) PA varchar(10) CATKEUANGAN varchar(10) RPD1 varchar(50) RPD2 varchar(50) RPD3 varchar(50) RPD4 varchar(50) RPD5 varchar(50) DANAPINJAMAN numeric(8,2) LAMA numeric JAMINAN varchar(25) JML1 money JML2 money JML3 money JML4 money JML5 money BIDUSAHA NOMOR varchar(10) BTKUSH varchar(15) ALMUSH varchar(50) STATTMPUSH varchar(15) BIDUSH varchar(15) NPWP varchar(20) MULAITH numeric PROD1 varchar(50) PROD2 varchar(50) PROD3 varchar(50) ALAT1 varchar(25) ALAT2 varchar(25) ALAT3 varchar(25) JALAT1 numeric(2) JALAT2 numeric(2) JALAT3 numeric(2) OMSET money PEMASARAN NOMOR varchar(10) TMPPEM varchar(15) CRPEM varchar(15) DRHPEM varchar(15) EKSPOR varchar(25) PESANAN varchar(35) PERIJINAN NOMOR varchar(10) IJIN1 varchar(50) IJIN2 varchar(50) IJIN3 varchar(50) IJIN4 varchar(50) IJIN5 varchar(50) IJIN6 varchar(50) IJIN7 varchar(50) IJIN8 varchar(50) PENGEMBALIAN NOMOR varchar(10) UID numeric BULAN numeric TAHUN numeric JUMLAH numeric(8,2) STATUS varchar(25) TGL datetime PENETAPAN UID numeric TGL datetime JMLDANA money NOMOR varchar(10) BUNGA f CICILAN f STATUS varchar(10) ALTERNATIF NOMOR varchar(10) BOBOT numeric AHP NOMOR varchar(10) IDKRT varchar(3) BOBOT numeric USER UID numeric NIK varchar(15) NAMA varchar(35) PASS varchar(9)

Gambar 3.9. ERD Physical Data Model

3.3.4.

Struktur database

Software yang digunakan dalam pengelolaan database dari aplikasi AHP

yang dibuat adalah SQL Server. SQL Server ini baik dalam hal keamanan datanya

selain itu juga memiliki kompatibilitas dengan software

yang digunakan dalam

membangun aplikasi ini yaitu Delphi 5.0. Adapun tabel-tabel yang digunakan

dalam aplikasi AHP adalah:

1.

Nama

: Pemohon

Primary Key : Nomor

Foreign Key : -

(38)
[image:38.595.109.517.114.402.2]

Tabel 3.1. Pemohon

No

Field

Data Type

Length

Constraint

Keterangan

1

Nomor

Varchar

30

PK

Nomor

2

Nama

Varchar

35

Nama

3

Alamat

Varchar

50

Alamat

4

Kota

Varchar

50

Kota

5

Prop

Varchar

30

Propinsi

6

StatTmpTgl

Varchar

10

Status tempat

tinggal

7

Ktp

Varchar

15

Nomor KTP

8

StatPemohon

Varchar

10

Status pemohon

9

Telpon

Varchar

15

Nomor telepon

10 Tanggal

Datetime

Tanggal input

11 Periode

Varchar

35

Periode pinjaman

12 Tahun

Datetime

Tahun input

13 Status

Varchar

25

Status data

2.

Nama

: StrOrg

Primary Key : Nomor

Foreign Key : Pemohon (Nomor)

Fungsi

: Untuk menyimpan data-data struktur organisasi pemohon

Tabel 3.2. Struktur Organisasi

No

Field

Data Type

Length Constraint

Keterangan

1

Nomor

Varchar

10

PK,FK

Nomor pemohon

2

StrOrg

Varchar

10

Struktur Organisasi

3

NmPimpinan

Varchar

35

Nama Pimpinan

4

TtSd

Numeric

2

Jumlah tenaga tetap

lulusan SD

5

TtSmp

Numeric

2

Jumlah tenaga tetap

lulusan SMP

6

TtSma

Numeric

2

Jumlah tenaga tetap

[image:38.595.110.515.564.742.2]
(39)

32

No

Field

Data Type

Length Constraint

Keterangan

7

TtPt

Numeric

2

Jumlah tenaga tetap

lulusan PT

8

ThSd

Numeric

2

Jumlah tenaga harian

lulusan SD

9

ThSmp

Numeric

2

Jumlah tenaga harian

lulusan SMP

10 ThSma

Numeric

2

Jumlah tenaga harian

lulusan SMA

11 ThPt

Numeric

2

Jumlah tenaga harian

lulusan PT

12 TbSd

Numeric

2

Jumlah tenaga

borongan lulusan SD

13 TbSmp

Numeric

2

Jumlah tenaga

borongan lulusan SMP

14 TbSma

Numeric

2

Jumlah tenaga

borongan lulusan SMA

15 TbPt

Numeric

2

Jumlah tenaga

borongan lulusan PT

3.

Nama

: Pemasaran

Primary Key : Nomor

Foreign Key : Pemohon (Nomor)

[image:39.595.109.518.522.670.2]

Fungsi

: Untuk menyimpan data-data tentang pemasaran pemohon

Tabel 3.3. Pemasaran

No

Field

Data Type

Length

Constraint

Keterangan

1

Nomor

Varchar

10

PK,FK

Nomor Pemohon

2

TmpPem

Varchar

15

Tempat

pemasaran

3

CrPem

Varchar

15

Cara pemasaran

4

DrhPem

Varchar

15

Daerah pemasaran

5

Ekspor

Varchar

25

Ekspor ke negara

(40)

4.

Nama

: Administrasi

Primary Key : Nomor

Foreign Key : Pemohon (Nomor)

[image:40.595.114.512.227.709.2]

Fungsi

: Untuk menyimpan data-data administrasi pemohon

Tabel 3.4. Administrasi

No

Field

Data Type

Length Constraint

Keterangan

1

Nomor

Varchar

10

PK,FK

Nomor Pemohon

2

Rjp

Varchar

10

Rencana jangka

panjang

3

Rka

Varchar

10

Rencana kerja dan

anggaran

4

Pa

Varchar

10

Pengerjaan

Administrasi

5

CatKeuangan

Varchar

10

Catatan Keuangan

6

Rpd1

Varchar

50

Rencana penggunaan

dana pinjaman

7

Rpd2

Varchar

50

Rencana penggunaan

dana pinjaman

8

Rpd3

Varchar

50

Rencana penggunaan

dana pinjaman

9

Rpd4

Varchar

50

Rencana penggunaan

dana pinjaman

10 Rpd5

Varchar

50

Rencana penggunaan

dana pinjaman

11 DanaPinjaman

Numeric

8,2

Jumlah dana

pinjaman

12 Lama

Numeric

1

Lama pinjaman

13 Jaminan

Varchar

25

Jaminan

14 Jml1

Money

Jumlah penggunaan

dana pinjaman

15 Jml2

Money

Jumlah penggunaan

dana pinjaman

16 Jml3

Money

Jumlah penggunaan

dana pinjaman

17 Jml4

Money

Jumlah penggunaan

dana pinjaman

18 Jml5

Money

Jumlah penggunaan

(41)

34

5.

Nama

: Perijinan

Primary Key : Nomor

Foreign Key : Pemohon (Nomor)

Fungsi

: Untuk menyimpan data-data tentang perijinan pemohon

Tabel 3.5. Perijinan

No

Field

Data Type

Length Constraint

Keterangan

1

Nomor

Varchar

10

PK,FK

Nomor Pemohon

2

Ijin1

Varchar

50

Perijinan yang dimiliki

3

Ijin2

Varchar

50

Perijinan yang dimiliki

4

Ijin3

Varchar

50

Perijinan yang dimiliki

5

Ijin4

Varchar

50

Perijinan yang dimiliki

6

Ijin5

Varchar

50

Perijinan yang dimiliki

7

Ijin6

Varchar

50

Perijinan yang dimiliki

8

Ijin7

Varchar

50

Perijinan yang dimiliki

9

Ijin8

Varchar

50

Perijinan yang dimiliki

6.

Nama

: BidUsaha

Primary Key : Nomor

Foreign Key : Pemohon (Nomor)

[image:41.595.107.516.222.438.2]

Fungsi

: Untuk menyimpan data-data tentang usaha pemohon

Tabel 3.6. Data Usaha

No

Field

Data Type Length Constraint

Keterangan

1

Nomor

Varchar

10

PK,FK

Nomor pemohon

2

BtkUsh

Varchar

15

Bentuk usaha

3

AlmUsh

Varchar

50

Alamat tempat usaha

4

KotaUsh

Varchar

35

Kota tempat usaha

(42)

No

Field

Data Type Length Constraint

Keterangan

6

StatTmpUsh

Varchar

15

Status tempat usaha

7

BidUsh

Varchar

15

Bidang usaha

8

Npwp

Varchar

20

Nomor Pokok Wajib

Pajak

9

Mulaith

Numeric

4

Mulai usaha

10 Prod1

Varchar

50

Produk yang dihasilkan

11 Prod2

Varchar

50

Produk yang dihasilkan

12 Prod3

Varchar

50

Produk yang dihasilkan

13 Alat1

Varchar

50

Alat yang dimiliki

14 Alat2

Varchar

50

Alat yang dimiliki

15 Alat3

Varchar

50

Alat yang dimiliki

16 Jalat1

Numeric

2

Jumlah alat

17 Jalat2

Numeric

2

Jumlah alat

18 Jalat3

Numeric

2

Jumlah alat

19 Omset

Numeric

8,2

Omset per bulan

7.

Nama

: Pengembalian

Primary Key : Nomor, Bulan, Tahun

Foreign Key : Pemohon (Nomor), User (Uid)

[image:42.595.103.516.557.720.2]

Fungsi

: Untuk menyimpan data-data tentang pengembalian dana

Tabel 3.7. Pengembalian Dana Pinjaman

No

Field

Data Type

Length

Constraint

Keterangan

1

Nomor

Varchar

10

PK,FK

Nomor

2

Uid

Numeric

6

FK

User Id

3

Bulan

Datetime

PK

Bulan pengembalian

4

Tahun

Datetime

PK

Tahun pengembalian

5

Jumlah

Numeric

8,2

Jumlah pengembalian

6

Status

Varchar

25

Status pengembalian

(43)

36

8.

Nama

: Penetapan

Primary Key : Nomor

Foreign Key : Pemohon (Nomor), User(Uid)

Fungsi

: Untuk menyimpan data-data tentang pemohon yang akan

disalurkan dananya.

Tabel 3.8. Penetapan Pemohon

No

Field

Data Type Length Constraint

Keterangan

1

Uid

Numeric

6

FK

User Id

2

Nomor

Varchar

10

PK,FK

Nomor pemohon

3

Tgl

Datetime

Tanggal penetapan

4

JmlDana

Numeric

8,2

Jumlah dana yang ditetapkan

5

Bunga

flaot

Bunga pinjaman per tahun

6

Cicilan

Money

Jumlah Cicilan per bulan

9.

Nama

: Alternatif

Primary Key : Nomor

Foreign Key : Pemohon (Nomor)

Fungsi

: Untuk menyimpan data alternatif

Tabel 3.9. Alternatif

No

Field

Data Type

Length

Constraint

Keterangan

1

Nomor

Varchar

10

PK,FK

Nomor pemohon

2

Bobot

Float

Bobot alternatif

10.

Nama

: Kriteria

Primary Key : IdKrt

Foreign Key : -

(44)

Tabel 3.10. Kriteria

No

Field

Data Type

Length

Constraint

Keterangan

1

IdKrt

Varchar

3

PKFK

Id kriteria

2

Nama

Varchar

35

Nama kriteria

3

Bobot

Float

Bobot kriteria

11.

Nama

: AHP

Primary Key : Nomor, IdKrt

Foreign Key : Pemohon (Nomor), Kriteria (IdKrt)

Fungsi

: Untuk menyimpan data dari proses pembobotan alternatif

terhadap kriteria

Tabel 3.11. Proses Bobot Alternatif Terhadap Kriteria

No

Field

Data Type Length Constraint

Keterangan

1

Nomor

Varchar

10

PK,FK

Nomor pemohon

2

IdKrt

Varchar

3

PK,FK

Id Kriteria

3

Bobot

Float

Bobot alternatif per kriteria

12.

Nama

: User

Primary Key : Uid

Foreign Key : -

Fungsi

: Untuk menyimpan data User

Tabel 3.12. User

No

Field

Data Type

Length

Constraint

Keterangan

1

Uid

Numeric

6

PK

Id user

2

NIK

Varchar

15

Nomor induk karyawan

3

Nama

Varchar

35

Nama user

4

Pass

Float

Password user

(45)
(46)

4.1.

Instalasi Program

Sebelum mengimplementasi dan menjalankan program aplikasi Sistem

Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman Modal Untuk Usaha Kecil tersebut

maka komponen-komponen utama komputer yang akan mendukung setiap proses

harus sudah terpasang.

4.1.1.

Kebutuhan perangkat keras

Kebutuhan perangkat keras minimal yang dibutuhkan untuk

mengimplementasi dan menjalankan program aplikasi ini adalah:

a.

CPU Pentium II 333 MHz atau lebih.

b.

Memory minimum 64 MB.

c.

Harddisk minimum berkapasitas 7,5 GB.

d.

VGA Card 8 MB.

e.

Monitor SVGA dengan resolusi 800 x 600.

f.

Keyboard, mouse dan printer.

4.1.2.

Kebutuhan perangkat lunak

Kebutuhan perangkat lunak yang diperlukan untuk pembuatan program

aplikasi adalah:

a.

Microsoft Windows 98.

b.

Power Designer.

c.

Borland Delphi versi 5.0.

d.

Microsoft SQL Server 7.

(47)

39

4.2.

Implementasi Program

Setelah semua komponen-komponen komputer yang mendukung proses

aplikasi terinstall, proses selanjutnya adalah implementasi program. Implementasi

program merupakan tahap memanfaatkan program Aplikasi

Analytic Hierarchy

Process untuk pemilihan pemohon mana yang akan didahulukan. Ketika program

aplikasi pertama kali dijalankan, yang pertama kali tampil adalah Form User

Login.

4.2.1.

Login

Login

digunakan pengguna untuk masuk ke dalam program aplikasi.

Pengguna diminta menginputkan Username

dan Password

pada field

yang telah

disediakan. Setelah semua terisi, tekan tombol OK untuk mengecek

[image:47.595.230.396.597.689.2]

Username

dan

Password

yang telah diinputkan. Bila Username

dan

Password

tidak terdaftar, maka akan timbul pesan kesalahan. Dalam contoh ini

Username-nya Admin dan Password-nya admin. Bila pengguna menginputkan

Username Admin tetapi Passwordnya selain admin, maka akan muncul pesan

kesalahan. Untuk membatalkan atau keluar dari Form User Login tekan tombol

Batal

.

Tampilan dari Form User Login

dan dialog box

pesan kesalahan login

dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini:

(48)

4.2.2.

Menu utama

Setelah proses login sukses, Form Utama akan tampil. Form ini berisi

menu-menu pilihan untuk menjalankan fasilitas yang terdapat di dalam program

ini. Bentuk tampilan Form Utama dapat dilihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Form Menu Utama

4.2.3.

Menu input data pemohon

(49)

41

[image:49.595.114.512.137.426.2]

menyimpan dan tekan tombol hapus jika akan menghapus. Tampilannya dapat

dilihat pada gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3. Tampilan Input Data Pemohon

4.2.4.

Proses Analytical Hierarchy Process

(50)
[image:50.595.114.512.83.368.2]

Gambar 4.4. Tampilan Input Kriteria dan Alternatif

(51)
[image:51.595.131.497.83.345.2]

43

Gambar 4.5. Tampilan Input Bobot Kriteria

Setelah terisi semua, lalu matrik tersebut dinormalisasi. Tampilannya

seperti pada gambar 4.6 dibawah ini:

[image:51.595.131.494.453.713.2]
(52)
[image:52.595.130.494.468.695.2]

Setelah matrik normalisasi, lalu klik tombol lanjutkan untuk mencari

vektor eigen. Tampilannya seperti pada gambar 4.7 dibawah ini:

Gambar 4.7. Tampilan Matrik Vektor Eigen

Setelah mendapatkan prioritas dan nilai eigen, maka dapat dicari nilai

konsistensinya, seperti pada gambar 4.8 berikut ini:

(53)

45

Jika konsisten, maka akan muncul keterangan, seperti pada gambar 4.9

dibawah ini:

Gambar 4.9. Tampilan Keterangan

[image:53.595.113.522.381.672.2]

Proses selanjutnya adalah proses input bobot alternatif. Pada proses ini

pengguna diminta untuk memasukkan nilai bobot perbandingan alternatif

berdasarkan kriteria yang ada. Tampilan input bobot alternatif dapat dilihat pada

gambar 4.10 dibawah ini.

(54)
[image:54.595.215.410.278.368.2]

Proses pengisian bobot alternatif hampir sama dengan proses pengisian

bobot kriteria tapi pada proses pengisian bobot alternatif pengguna diminta untuk

memasukkan nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria yang dibandingkan.

Pengguna diminta untuk memasukkan sebanyak jumlah kriteria yang ada. Pada

tiap perpindahan pengisian ke alternatif lain dilakukan pengecekan indeks

inkonsistensi data. Jika konsisten maka dapat melanjutkan ke alternatif lain,

seperti pada gambar 4.11 berikut ini.

Gambar 4.11. Tampilan Keterangan Data Konsisten

Jika tidak akan muncul tampilan seperti pada gambar 4.12 berikut ini, dan

diharuskan mengisi kembali nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria tersebut.

Gambar 4.12. Tampilan Keterangan Data Tidak Konsisten

[image:54.595.224.400.481.566.2]
(55)

47

4.13. Tampilan Prioritas Global

[image:55.595.131.496.83.345.2]

Pada Form Prioritas Global pada gambar 4.13 diatas, akan tampak vektor

prioritas secara keseluruhan. Dapat diambil kesimpulan dari gambar 4.13 diatas

tabel bobot prioritas bahwa pemohon dengan nomor TEL701 mendapat prioritas

utama dan selanjutnya nomor TEL702 mendapat prioritas kedua begitupun

seterusnya berdasarkan bobot prioritas diatas.

Vektor prioritas global ini

merupakan proses terakhir dari proses analisis AHP.

4.2.5.

Proses penetapan pemohon

(56)
[image:56.595.131.494.84.346.2]

Gambar 4.14. Tampilan Proses Penetapan Pemohon

4.2.6.

Grafik

[image:56.595.112.513.540.699.2]

Grafik hasil perhitungan proses analisis AHP yang telah dilakukan oleh

pengguna dapat dilihat dengan menggunakan menu grafik. Menu ini mempunyai

dua submenu yaitu grafik bobot kriteria dan grafik bobot prioritas global.

Tampilan grafik seperti pada gambar 4.15 dan 4.16 dibawah ini.

(57)
[image:57.595.116.510.86.244.2]

49

Gambar 4.16. Grafik Bobot Prioritas Global

4.2.7.

Laporan

Dari proses yang telah dilakukan maka dihasilkan beberapa keluaran

berupa laporan tentang proses hasil AHP, seperti pada gambar 4.17 dibawah ini:

[image:57.595.113.523.382.677.2]
(58)
[image:58.595.112.523.138.437.2]

Gambar 4.17 merupakan laporan dari proses akhir perhitungan AHP,

sehingga didapat bobot prioritas terhadap alternatif yang dimasukkan.

Gambar 4.18. Laporan Bobot Kriteria

Gambar 4.18 merupakan laporan dari proses input bobot kriteria, sehingga

didapat bobot prioritas terhadap kriteria yang dimasukkan.

4.3.

Evaluasi Program

(59)

51

Syaiful Ashar, Retno Haruminingsih, Andreas Wahyu Saputra, Suyanto, Adi

Sujianto.

[image:59.595.113.512.191.481.2]

Dari evaluasi program aplikasi proses analisis AHP yang dilakukan di

dapat suatu hasil perhitungan sebagai berikut:

Gambar 4.19. Input Bobot Awal Matrik Kriteria

(60)
[image:60.595.113.526.84.381.2]

Gambar 4.20. Hasil Proses Penghitungan Bobot Kriteria

Dari proses perhitungan kriteria seperti pada gambar 4.20 menunjukan

bahwa adminsitrasi memiliki bobot tertinggi yaitu 39,2 %, kedua bidang usaha

dengan bobot 24,7 %, ketiga pemasaran dengan bobot 17,1 %, keempat perijinan

dengan bobot 14 %, dan yang terakhir struktur organisasi dengan bobot 5 %.

(61)
[image:61.595.132.496.83.346.2]

53

Gambar 4.21. Proses Input Persepsi Bobot Alternatif Tiap Kriteria

Setelah melalui proses tersebut maka diperoleh hasil seperti pada gambar

4.22 dibawah ini:

[image:61.595.130.493.455.717.2]
(62)

Dari data-data hasil pengujian program aplikasi AHP di atas dapat

dihasilkan suatu analisis mengenai hal-hal yang mempengaruhi dalam pemilihan

pemohon mana yang didahulukan seperti pada gambar 3.22.

(63)

BAB V

PENUTUP

5.1.

Kesimpulan

Dari hasil evaluasi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.

Kriteria administrasi yang memiliki nilai bobot prioritas tertinggi,

pengaruhnya terhadap suatu alternatif lebih besar dibanding kriteria yang lain,

karena nilai bobot prioritas kriteria sangat mempengaruhi nilai bobot prioritas

alternatif. Semakin tinggi nilai bobot prioritas suatu kriteria, maka semakin

besar pula pengaruhnya terhadap alternatif.

2.

Penerapan model pendukung keputusan Analytic Hierarchy Process (AHP)

dalam program aplikasi ini akan membantu seorang pengambil keputusan

untuk menentukan pemohon mana yang didahulukan, karena waktu yang

digunakan untuk pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan data yang

dihasilkan menjadi lebih akurat.

5.2.

Saran

Model pengambilan keputusan Analytical Hierarchy Process tidak hanya

digunakan dalam permasalahan ini, tapi dapat dikembangkan untuk pengambilan

keputusan yang lain, dengan syarat permasalahan tersebut memiliki beberapa

alternatif dan beberapa kriteria.

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Permadi S, SE, 1992, “AHP”, Pusat Antar Universitas – Studi Ekonomi

Universitas Indonesia, Jakarta.

Dadan Umar Dhaini, 2001, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, PT. Elex

Media Komputindo, Jakarta.

Fathansyah, Ir., 2002, Basis Data, CV. Informatika, Bandung.

Kadarsah Suryadi, Dr. Ir, dan M. Ali Ramdhani, Ir, M.T, 1998, Sistem Pendukung

Keputusan Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep

Pengambilan Keputusan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Kendall, Kenneth E. dan Kendall, Julie E., 2003, Analisis dan Perancangan

Sistem, Pearson Education Asia Pte. Ltd. dan PT Prenhallindo, Jakarta.

Thomas L. Saaty, 1993, Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT.

(65)

57

BIODATA PENULIS

Nama

: Bayu Andy Lesmana

Alamat

: Griya Kebraon Utara Blok W -

22 Surabaya (60222)

Tempat / Tgl. Lahir : Surabaya, 08 Januari 1980

Telepon

: (031) 7666767

Riwayat Pendidikan :

1.

SD Negeri Ciujung II - Bandung

Lulus Tahun 1992.

2.

SMP Negeri 7 - Bandung

Lulus Tahun 1995.

3.

SMA Negeri 9 - Surabaya

Lulus Tahun 1998.

(66)

Lampiran 1. Data Hasil Survey.

1.

Data Pemohon.

(67)

59

Lampiran 2. Listing Program.

unit mstAltKrt;

interface

uses

Windows, Messages, SysUtils, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs,

jpeg, ExtCtrls, StdCtrls, Grids, DBGrids, Buttons;

type

(68)
(69)

61

Shape10: TShape; btnTutup: TSpeedButton; kbs7: TShape; kbs5: TShape; kbs3: TShape; Shape12: TShape; kbs4: TShape; kbs6: TShape; kbs8: TShape; kbs10: TShape; L9: TLabel; L7: TLabel; L5: TLabel; L3: TLabel; L1: TLabel; L2: TLabel; L4: TLabel; L6: TLabel; L8: TLabel; L10: TLabel; T10: TShape; Shape29: TShape; Label6: TLabel; Label7: TLabel; Label8: TLabel; Label9: TLabel;

procedure txtKdKtrKeyDown(Sender: TObject; var Key: Word; Shift: TShiftState);

procedure txtNmKtrKeyDown(Sender: TObject; var Key: Word; Shift: TShiftState);

procedure btnHirarkiClick(Sender: TObject); procedure FormActivate(Sender: TObject); procedure btnInAltClick(Sender: TObject); procedure DBGrid1DblClick(Sender: TObject); procedure btnTutupClick(Sender: TObject); procedure DBGrid2DblClick(Sender: TObject); procedure DBGrid3DblClick(Sender: TObject); private

{ Private declarations } public

{ Public declarations } end; var frmAltKrt: TfrmAltKrt; implementation Uses MasterData; {$R *.DFM}

procedure TfrmAltKrt.txtKdKtrKeyDown(Sender: TObject; var Key: Word;

Shift: TShiftState); begin

if key = 13 then begin With DataModul do begin

Query.Close; Query.SQL.Clear;

(70)

Query.Parameters.ParamByName('Kd').Value := txtKdKtr.Text; Query.Open;

if Query.RecordCount <> 0 then begin

if Application.MessageBox('Data Sudah Ada, Apakah Akan Dikoreksi ?','Konfirmasi',Mb_YesNo+MB_IconQuestion)=IdYes then begin txtNmKtr.Text := Query.FieldByName('NmKriteria').AsString; txtNmKtr.SetFocus; end end else txtNmKtr.SetFocus; end end end;

procedure TfrmAltKrt.txtNmKtrKeyDown(Sender: TObject; var Key: Word;

Shift: TShiftState); begin

if key = 13 then begin With DataModul do begin

if qryKriteria.RecordCount < 10 then begin

Perintah.CommandText := 'Insert into kriteria(idkrt,nama) values(:Kd,:Nm)';

Perintah.Parameters.ParamByName('Kd').Value := txtKdKtr.Text;

Perintah.Parameters.ParamByName('Nm').Value := txtNmKtr.Text;

Perintah.Execute; qryKriteria.Close; qryKriteria.Open; btnHirarki.Click;

end

else begin

Application.MessageBox('Kriteria Tidak Boleh Lebih dari 10','Peringatan',0+MB_IconError);

end;

txtKdKtr.Text := ''; txtNmKtr.Text := ''; txtKdKtr.SetFocus; end;

end end; end;

procedure TfrmAltKrt.FormActivate(Sender: TObject); begin

btnHirarki.Click; end;

procedure TfrmAltKrt.btnInAltClick(Sender: TObject); begin

With DataModul do begin

Query.Close; Query.SQL.Clear;

Query.SQL.Text := 'Select Nomor from Alternatif Where Nomor=:nm';

Query.Parameters.ParamByName('nm').Value := qryPemohon.FieldByName('Nomor').AsString;

Query.Open;

(71)

63

Perintah.CommandText := 'Insert into Alternatif(Nomor) values(:Nm)';

Perintah.Parameters.ParamByName('Nm').Value := qryPemohon.FieldByName('Nomor').AsString;

Perintah.Execute; qryAlternatif.Close; qryAlternatif.Open; btnHirarki.Click;

Perintah.CommandText := 'Update Pemohon Set Status=:st Where Nomor=:nm';

Perintah.Parameters.ParamByName('St').Value := 'AHP'; Perintah.Parameters.ParamByName('Nm').Value :=

qryPemohon.FieldByName('Nomor').AsString;

Perintah.Execute; qryPemohon.Close; qryPemohon.Open; end

else begin

Application.MessageBox('Alternatif Tidak Boleh Lebih dari 10 atau Data Sudah Ada!','Peringatan',0+MB_IconError);

end; end; end;

procedure TfrmAltKrt.DBGrid1DblClick(Sender: TObject); begin

BtnInAlt.Click; end;

procedure TfrmAltKrt.btnTutupClick(Sender: TObject); begin

Close; end;

procedure TfrmAltKrt.DBGrid2DblClick(Sender: TObject); begin

With DataModul do begin

If Application.MessageBox('Apakah Data Akan Dihapus ?','Konfirmasi',MB_YesNo+MB_IconQuestion) = IdYes then begin Perintah.CommandText := 'Delete From Kriteria where IdKrt=:Kd';

Perintah.Parameters.ParamByName('kd').Value := Dbgrid2.Fields[0].AsString;

Perintah.Execute; qryKriteria.Close; qryKriteria.Open; end;

btnHirarki.Click; end

end;

procedure TfrmAltKrt.DBGrid3DblClick(Sender: TObject); begin

With DataModul do begin

If Application.MessageBox('Apakah Data Akan Dihapus ?','Konfirmasi',MB_YesNo+MB_IconQuestion) = IdYes then begin Perintah.CommandText := 'Delete From Alternatif where Nomor=:Kd';

Perintah.Parameters.ParamByName('kd').Value := Dbgrid3.Fields[0].AsString;

Perintah.Execute; qryAlternatif.Close; qryAlternatif.Open; Perintah.CommandText := 'Update Pemohon Set Status=:st Where Nomor=:Kd ';

(72)

Perintah.Parameters.ParamByName('kd').Value := Dbgrid3.Fields[0].AsString;

Perintah.Execute; qryAlternatif.Close; qryAlternatif.Open; qryPemohon.Close; qryPemohon.Open; end; btnHirarki.Click; end end; end. unit bbtAlt; interface uses

Windows, Messages, SysUtils, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs,

StdCtrls, ExtCtrls, Grids, Buttons, jpeg, TeeProc

Gambar

Gambar 3.1. Diagram Alir Proses Perhitungan AHP
Gambar 3.2.  Context Diagram
Gambar 3.3. DFD Level 0
Gambar 3.5. DFD Level 1 Proses AHP
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lembaga Amil Zakat manapun memerlukan orang yang terampil dan energik dalam menjalankan tugasnya untuk menghimpun dana, karena bagian inilah yang menjadi penggerak sebuah LAZ /

No Peneliti Judul penelitian Metode Hasil Persamaan dan Perbedaan beberapa Hotel di Medan 4 Wijaya Mukti Sri Utari Universita s Muhamm adiyah Surakarta 2012 Pengaruh

Oleh sebab itu, hasil yang diperoleh dengan melakukan uji komputasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi algoritme metode Newton, Aturan Trapesium dan metode

yang kuat dalam masyarakat, juga merupakan faktor yang dapat. membentuk negara-bangsa.

Hasil analisis kualitatif ( Gambar 4 ) menyatakan bahwa, dari empat sumur yang digunakan sebagai input pengolahan data seismik terdapat dua sumur yang

menunjukkan 50% terjadi degenerasi melemak pada sebagian sel hepar, 12,25% degenerasi melemak hampir pada keseluruhan sel hati, 12,25% degenerasi melemak yang disertai

Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh promotion effects terhadap semua aspek switching barriers (interpersonal relationship, attractiveness of

Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa Semakin lama benda yang diplating di celup pada larutan plating maka semakin tinggi tingkat ketahanan lapisan tersebut jika di uji