• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang pada Gudang PT.Kamadjaja Logistic dengan Menggunakan Metode Shared Storage.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang pada Gudang PT.Kamadjaja Logistic dengan Menggunakan Metode Shared Storage."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARED STORAGE

TUGAS AKHIR

Nama : Dihan Woro Pamungkas NIM : 06.41010.0178

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(2)

PT. Kamadajaja Logistic Surabaya adalah perusahaan penyedia jasa

pengelolaan gudang. Dalam melaksanakan kegiatan operasinya, PT. Kamadjaja

Logistics menggunakan peralatan forklift dalam menempatkan barang.

Penempatan barang yang sesuai dengan lokasi negara konsumen, hanya mampu

ditampung sesuai dengan kapasitas normal. Hal ini menyebabkan proses inbound

dan outbound terganggu karena kesulitan dalam melakukan putaway dan picking

darang.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka diperlukan aplikasi

penataan barang yang dapat membantu mengoptimalkan kapasitas daya tampung

gudang. Aplikasi ini juga dapat menghasilkan laporan-laporan yang dapat

membantu dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan keluar dan masuk

barang.

Dengan adanya aplikasi optimalisasi penataan barang ini diperoleh

kesimpulan bahwa aplikasi ini mampu membantu proses penataan barang dengan

mengoptimalkan kapasitas slot yang ada pada gudang. Manfaat lainnya yaitu

membantu petugas gudang dalam melakukan proses maintenance data inbound,

transfer barang, maintenance outbound dan membuat report. Dan diharapkan

aplikasi ini nantinya dapat terintegrasi dengan wms atau gudang lainnya, sehingga

informasi bisa diakses lebih cepat, dan dapat memudahkan dalam pemantauan aset

secara optimal.

Kata kunci : Rancang Bangun Aplikasi, Optimalisasi, Pallet, Warehouse.

(3)

PT. Logistic Kamadajaja Surabaya is a leading provider of warehouse

management services . In carrying out its operations , PT . Logistics Kamadjaja

using forklift equipment in placing the goods . Placement of goods in accordance

with the location of the consumer countries , only able to be accommodated in

accordance with the normal capacity . This leads to process inbound and outbound

disrupted due to the difficulty in performing putaway and picking flocked .

Based on the description above problems , it is necessary arrangement of

goods applications that can help optimize the capacity of the warehouse capacity .

This application can also generate reports that can help in controlling the activities

of the outgoing and incoming goods .

With the application of optimizing the arrangement of these items can be

concluded that the application is able to assist in the arrangement of goods by

optimizing the capacity of the existing slot in the warehouse . Other benefits of

helping in the warehouse personnel perform maintenance process inbound data ,

transfer of goods , maintenance outbound and create a report . And this

application is expected later can be integrated with other wms or warehouse , so

that information can be accessed more quickly , and can facilitate the optimal

asset monitoring .

Keywords : Design Develop Applications, Optimization, Pallet, Warehouse.

(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...vi

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Perumusah Masalah ...2

1.3 Pembatasan Masalah ...2

1.4 Tujuan ...3

1.5 Sistematika Penulisan ...3

BAB II LANDASAN TEORI ...5

2.1 Rancang Bangun ...5

2.2 Aplikasi ...6

2.3 Optimalisasi ...6

2.4 Pallet ...7

2.5 Gudang ...8

2.5.1 Movement...9

2.5.2 Storage ...11

2.6 Klasifikasi Persediaan Gudang ...11

2.6.1 Fungsi Barang ...11

(5)

2.6.2 Aliran Arus Barang ...12

2.7 Shared Storage ...14

2.8 PHP ...15

2.8.1 Pengenalan PHP ...16

2.8.2 Konsep Kerja PHP ...16

2.8.3 SQL ...17

2.9 Skala Likert ...18

BAB III PERANCANGAN SISTEM ...21

3.1 Analisa Permasalahan ...21

3.2 Analisa Kebutuhan ...22

3.3 Perancangan Sistem ...22

3.3.1 Blok Diagram ...23

3.3.2 System Flow ...23

3.3.3 Data Flow Diagram (DFD) ...27

3.3.4 Entity Relationship Diagram (ERD) ...31

3.3.5 Struktur Tabel ...34

3.3.6 Desain Interface, Input dan Output ...41

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ...56

4.1 Implementasi ...56

4.2 Kebutuhan Sistem ...56

4.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras ...56

4.2.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ...57

4.3 Implementasi Sistem ...57

4.4 Implementasi Aplikasi ...71

(6)

4.4.1 Pengoperasian Aplikasi ...72

4.4.2 Uji Coba Angket...96

BAB V PENUTUP ...98

5.1 Kesimpulan ...98

5.2 Saran ...98

DAFTAR PUSTAKA ...99

LAMPIRAN ...100

(7)

1.1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, persaingan dunia usaha terjadi di berbagai bidang, baik di

bidang industri produk maupun industri jasa. Persaingan yang ada membuat

sebuah perusahaan harus menerapkan berbagai macam strategi agar dapat

bersaing dengan perusahaan lainnya, demikian halnya dengan PT. Kamadjaja

Logistics. Penyediaan aplikasi yang dapat meningkatkan kapasitas tampung dan

memberikan informasi yang cepat dan akurat bagi perusahaan dalam kegiatan

pengelolaan barang pada gudang merupakan hal yang penting. Langkah awal

untuk meningkatkan kapasitas tampung adalah dengan mengoptimalkan kapasitas

daya tampung yang ada. Seiring berkembangnya teknologi informasi saat ini,

menjadikan aplikasi optimalisasi penataan barang dapat digunakan untuk

meningkatkan kapasitas daya tampung dengan memanfaatkan jumlah kapasitas

daya tampung yang sudah ada.

PT. Kamadjaja Logistics adalah perusahaan jasa penyewaan dan

pengelolaan gudang yang berlokasi di Krembangan Makam, Surabaya. Dalam

melaksanakan kegiatan operasinya, PT. Kamadjaja Logistics menggunakan

peralatan forklift dalam menempatkan barang. Pada kegiatan pengelolaan barang

di gudang menerapkan aturan dalam proses penentuan penempatan lokasi bagi

barang, dimana setiap barang yang diterima oleh pihak gudang akan ditempatkan

sesuai dengan lokasi negara konsumen yang telah disediakan. Penempatan barang

yang harus sesuai dengan lokasi negara konsumen menyebabkan keterbatasan

daya tampung barang, dimana hanya mampu menampung sesuai dengan kapasitas

(8)

tampung membuat barang harus ditempatkan pada lorong-lorong diantara lokasi

tampung barang, dimana lorong-lorong tersebut dijadikan sebagai lokasi

penempatan tambahan. Hal ini membuat lorong semakin sempit akibat dari

penumpukan barang pada lorong. Penempatan barang pada lorong dikarenakan

kapasitas daya tampung yang penuh pada salah satu lokasi padahal ada beberapa

lokasi penempatan lain yang kapasitas daya tampungnya masih memadai tetapi

tidak bisa digunakan karena berbeda area/negara konsumen. Kelancaran proses

penerimaan dan pengiriman barang sangat diperlukan. Proses penerimaan dan

pengiriman barang yang terhambat mengakibatkan kegiatan pemenuhan

kebutuhan akan produk ke pihak konsumen terganggu.

Sistem informasi yang baik akan memberikan keuntungan besar bagi

perusahaan, terutama keuntungan dalam pengguanaan waktu untuk melakukan

suatu proses atau kegiatan. Dalam hal ini, PT. Kamadjaja Logistics sudah

memiliki sistem informasi berupa warehousemanagementsystem, hanya saja ada

beberapa hal yang membutuhkan penambahan - penambahan fungsionalitas,

misalnya dalam hal penataan barang atau palet dan pemantauan lokasi barang atau

palet. Hal ini menyebabkan terjadinya beberapa permasalahan dalam hal penataan

pallet yang mengakibatkan terjadinya penumpukan barang, sehingga pada

akhirnya beberapa barang mengalami kerusakan kemasan ataupun fisik produk.

Permasalahan lainnya adalah penumpukan barang pada lorong, dikarenakan

kapasitas slot yang penuh pada salah satu area padahal ada beberapa area

penumpukan lain yang kapasitas slotnya masih memadai, tetapi tidak bisa

(9)

optimalisasi penataan barang. Dengan adanya aplikasi optimalisasi, maka dapat

membantu proses penempatan barang pada lokasi yang sudah ditentukan dan

dapat menyediakan lokasi yang tersedia apabila lokasi yang seharusnya tidak

mencukupi daya tampungnya. Manfaat lainnya adalah dapat membantu

administrasi gudang terkait berbagai informasi mengenai kegiatan pengelolaan

barang dari proses penerimaan, penempatan dan pengiriman.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan,

sebagai berikut, yaitu: Bagaimana merancang dan membangun sistem yang

mampu mengoptimalkan penataan barang pada Gudang PT.Kamadjaja Logistics

dengan menggunakan Metode Shared Storage?

1.3. Pembatasan Masalah

Dalam sistem ini, agar tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai

maka pembahasan masalah dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Aplikasi ini hanya membahas sistem penataan pallet di gudang PT.

Kamadjaja Logistics Surabaya.

2. Sistem ini menangani barang jenis sabun mandi padat.

3. Satuan yang digunakan dalam penataan produk adalah pallet.

4. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangun program adalah

PHP dan database management system yang digunakan adalah MySQL.

1.4. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

Merancang dan membangun aplikasi optimalisasi penataan pallet pada

(10)

Sistematika penulisan tugas akhir yang berjudul “Rancang Bangun

Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang pada Gudang PT.Kamadjaja Logistics

dengan menggunakan Metode Shared Storage” sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan

masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan, antara lain latar belakang,

perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, kontribusi dan

sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Untuk menghasilkan Rancang Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang

diperlukan beberapa ruang lingkup, yaitu : konsep dasar sistem, konsep

dasar sistem informasi, analisis dan perancangan sistem, system flow,

data flow diagram, konsep dasar basis data, dan web application.

BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Untuk merumuskan permasalahan pada Sistem Optimalisasi Penataan

Barang dibutuhkan analisis sistem yang terdiri dari perumusan

permasalahan dan di gambarkan pada blok diagram. Setelah itu dapat

dibuatkan : System Flow Terkomputerisasi, Document Flow Diagram

(DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), struktur tabel, Desain

Input/Output dan Desain Uji Coba dan Analisis.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dalam bab ini menjelaskan tentang hasil implementasi Aplikasi.

Dilengkapi dengan perbaikan hasil yang dicapai dibandingkan dengan

(11)

Pada bab ini dibahas tentang hasil dari implementasi Aplikasi

Optimalisasi Penataan Barang yang telah dibuat, apakah telah sesuai

dengan hasil yang diharapakan? Dan lengkapi dengan kesimpulan dan

saran dari penggunaan program aplikasi untuk pengembangan program

(12)

2.1.Rancang Bangun

Menurut George M Scott yang diterjemahkan oleh Jogiyanto HM dalam

bukunya yang berjudul Analisa dan Desain Sistem Informasi, perancangan

didefinisikan sebagai berikut: “Perancangan adalah desain yang menentukan

bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan dalam

tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat

lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem

akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir

tahap analis sistem” (Jogiyanto, 2005).

Rancang bangun dapat didefinisikan sebagai suatu proses membuat

sesuatu dengan cara mengetahui sesuatu yang ada didalamnya (Suharso, 2009).

Rancang bangun merupakan usaha menciptakan suatu program atau software yang

efektif dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan user.

Perangkat Lunak adalah program yang berisi perintah-perintah untuk

melakukan pengolahan data. Perangkat lunak atau software merupakan hasil dari

pengolahan rancang bangun. Untuk mencapai keinginan tersebut dirancanglah

suatu susunan logika, logika yang disusun ini diolah melalui perangkat lunak,

yang disebut juga dengan program beserta data-data yang diolahnya. Pengolahan

pada software ini melibatkan beberapa hal,diantaranya adalah sistem operasi,

program, dan data. Software ini mengatur sedemikian rupa sehingga logika yang

ada dapat dimengerti oleh mesin komputer (Jogiyanto, 2005).

(13)

2.2. Aplikasi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002 : 52) Aplikasi adalah suatu

penerapan dari rancangan sistem pengolahan data yang menggunakan aturan atau

ketentuan bahasa pemrograman tertentu.

Aplikasi adalah suatu sistem yang dirancang dan disusun sedemikian rupa

untuk menghasilkan informasi yang terpadu dengan menggunakan komputer

sebagai sarana penunjang. (Jogiyanto, 2000 : 13). Dalam penerapannya aplikasi

terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1. Input, menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data yang akan

diproses.

2. Proses, menggambarkan bagaimana suatu data diolah untuk menghasilkan

suatu informasi yang bernilai tambah.

3. Output, kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas.

4. Penyimpanan, kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data

5. Kontrol, aktifitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut berjalan

sesuai dengan yang diharapkan.

2.3. Optimalisasi

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (1991:626), optimasi berarti

menjadikan paling baik, menjadikan paling tinggi. Secara umum, pengertian

optimasi adalah pencarian nilai terbaik dari beberapa fungsi yang diberikan

pada suatu konteks. Oleh karenanya, optimasi dapat dipahami sebagai upaya

untuk meningkatkan kinerja sehingga mempunyai kualitas yang baik dan hasil

(14)

dengan hasil dan keuntungan yang paling baik, tanpa harus mengurangi mutu dan

kualitas dari suatu pekerjaan.

Optimalisai dalam rancang bangun aplikasi ini adalah upaya peningkatan

kapasitas lokasi daya tampung dengan memanfaatkan lokasi yang sudah tersedia,

tanpa mengubah struktur lokasi. Adapun upaya dalam mengoptimalkan kapasitas

daya tampung dilakukan dengan memanfaatkan lokasi negara konsumen lain

sebagai lokasi tampung sementara waktu. Upaya peningkatan kapasitas jumlah

lokasi dilakukan dengan menghitung jumlah barang yang akan diletakan dan

menghitung jumlah lokasi yang tersedia. Jika jumlah barang lebih banyak

dibanding jumlah lokasi yang tersedia, maka akan dilakukan proses perhitungan

lokasi alternative yang memiliki jumlah lebih dari atau sama dengan jumlah

barang yang akan diletakkan.

Adapun contoh kasus dalam hal ini, di mana pada saat proses receipt

barang berupa sabun mandi dengan satuan pallet sebanyak 40 pallet, sedangkan

lokasi yang tersedia di negara X hanya dapat menampung sebanyak 10 pallet saja

dan 30 pallet sisa akan diletakkan di lorong-lorong, padahal pada lokasi negara

lain terdapat slot yang mampu menampung sisa pallet. Dengan mengoptimalkan

lokasi yang ada nantinya akan dilakukan pencarian lokasi alternative yang dapat

menampung pallet dari negara X, sehingga pallet tidak perlu diletakkan pada

lorong tetapi dapat ditempatkan di lokasi negara lainnya.

2.4. Pallet

Sistem gudang yang baik tidak dapat terlepas dari penggunaan pallet.

Pallet adalah struktur transportasi yang berbentuk datar untuk meletakkan

(15)

Negara-negara maju menerapkan metode transportasi yang paling efisien yaitu

sistem bongkar muat barang dalam satu unit, dimana pallet memiliki peran yang

sangat penting untuk memudahkan memuat barang tersebut dengan bantuan

forklift untuk dipindahkan ke truk atau container.

Penggunaan pallet memberikan beberapa keuntungan diantaranya adalah

penghematan tenaga kerja dan waktu. Dengan menggunakan pallet, kebutuhan

akan tenaga kerja dan waktu akan berkurang sepersepuluhnya, karena satu orang

pengemudi forklift dapat menggantikan 10 orang. Selain itu, beberapa keuntungan

dari penggunaan pallet adalah mengurangi resiko kerusakan kargo, berkurangnya

kerusakan produk, dan pekerjaan lebih cepat.

Saat ini, berbagai ukuran pallet digunakan di berbagai negara di dunia.

Untuk memutuskan ukuran pallet yang akan digunakan oleh suatu perusahaan

atau negara, salah satu cara termudah adalah dengan cara memilih ukuran pallet

yang paling banyak digunakan perusahaan-perusahaan perdagangan yang ada.

Standarisasi pallet di asia dimulai pada tahun 1998 di Hongkong.

Pengurus ECR mengesahkan standar pallet dalam rangka memberikan fasilitas

perdagangan antar negara. Beberapa pengurus ECR mulai mempromosikan

standarisasi pallet dan melakukan percobaan untuk menentukan ukuran optimal

sebagai standar umum. Pada tahun 2000, ECR Singapura melakukan percobaan

untuk mengevaluasi biaya yang dapat dihemat secara nyata dalam penggunaan

standar umum pallet berukuran 1.200 x 1.000 mm (Hartati, 2007).

Tabel 2.1 Ukuran Pallet Negara Asia

No Negara Ukuran No Negara Ukuran

(16)

2 Jepang 1.100 x 1.100 mm 12 1.100 x 1.100 mm

3 Taiwan 1.100 x 1.100 mm 13 China 1.200 x 1.000 mm

4 1.200 x 1.000 mm 14 1.200 x 800 mm

5 Singapura 800 x 1.200 mm 15 1.140 x 1.140 mm

6 1.200 x 1.000 mm 16 1.1219 x 1.016

mm

7 1.100 x 1.100 mm 17 Indonesia 1.200 x 1.000 mm

8 1.100 x 1.400 mm 18 1.500 x 1.500 mm

9 1.200 x 1.200 mm 19 1.150 x 985 mm

10 1.200 x 1.800 mm

2.5. Gudang

Gudang dapat didefinisikan sebagai tempat yang dibebani tugas untuk

menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam produksi sampai barang

diminta sesuai dengan jadwal produksi. Menurut David E.Mulcahy, gudang

adalah suatu fungsi penyimpanan berbagai macam produk yang memiliki unit-unit

penyimpanan dalam jumlah yang besar maupun yang kecil, dalam jangka waktu

saat produksi oleh pabrik dan saat produk dibutuhkkan oleh pelanggan atau

stasiun kerja dalam fasilitas produksi.

Dari kata gudang maka didapatkan istilah pergudangan yang berarti

merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan gudang. Menurut Holy dan

Santika (2005) kegiatan tersebut dapat meliputi kegiatan movement

(perpindahan), storage (penyimpanan) dan information transfer (transfer

Informasi).

Menurut Holy dan Santika (2005), dalam bukunya menyebutkan beberapa

(17)

1. Manufacturing plant warehouse adalah gudang yang ada di pabrik.

Transaksi di dalam gudang ini meliputi penerimaan dan penyimpanan

material, pengambilan material, penyimpanan barang jadi ke central

warehouse, distribution warehouse, atau langsung ke konsumen.

2. Central warehouse adalah gudang pokok. Transaksi di dalam central

warehouse meliputi penerimaan barang jadi (dari manufacturing

warehouse, langsung dari pabrik atau dari supplier), penyimpanan

barang jadi dan pengiriman barang jadi ke distribution warehouse.

3. Distribution warehouse adalah gudang distribusi. Transaksi di dalam

distribution warehouse meliputi penerimaan barang jadi (dari central

warehouse, langsung dari pabrik atau dari supplier), penyimpanan

barang jadi dan pengiriman barang jadi ke konsumen.

2.5.1 Movement

Fungsi movement ini merupakan fungsi utama, salah satu

kegiatannya adalah memperbaiki perputaran inventory dan mempercepat

proses pesanan dari produksi hingga ke pengiriman utama.

Menurut Holy dan Santika (2005) fungsi Movement dibagi

menjadi aktivitas-aktivitas yang meliputi:

1. Receiving (Penerimaan) merupakan aktivitas penerimaan barang

dimana didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas seperti pembongkaran

muatan, penghitungan kuantitas yang diterima dan inspeksi kualitas

dan kerusakan, juga aktivitas lain yang berkaitan dengan penerimaan

(18)

2. Putaway merupakan proses pemindahan barang dari dok penerimaan

ke gudang penyimpanan.

3. Customer Order Picking merupakan aktivitas pemindahan barang dari

gudang penyimpanan atau dari lokasi picking untuk kemudian

disiapkan untuk proses pengiriman.

4. Packing merupakan kegiatan pengepakan barang yang akan dikirim ke

konsumen. Proses ini dilakukan apabila barang yang akan dikirim

harus di kemas dalam ukuran tertentu.

5. Cross Docking merupakan proses ini merupakan proses pemindahan

barang dari area receiving langsung ke lokasi shipping tanpa melalui

aktivitas penyimpanan di gudang.

6. Shipping merupakan kegiatan pengiriman dan meliputi pembuatan

dokumen barang yang akan dikirim.

2.5.2 Storage

Storage merupakan aktivitas penyimpanan barang, baik yang

merupakan bahan baku ataupun barang hasil produksi. Penyimpanan

barang dilakukan di dalam gedung gudang.

2.6. Klasifikasi Persediaan Gudang

Gudang seperti kegunaannya secara umum merupakan suatu tempat

untuk menyimpan barang, barang yang disimpan di dalam gudang ini dapat pula

disebut persediaan. Secara umum persediaan atau inventory dapat

(19)

barang dalam gudang dan klarisifikasi barang berdasarkan kecepatan arus aliran

barang.

2.6.1 Fungsi barang

Dalam dunia industri persediaan yang disimpan dalam gudang

dapat bermacam-macam fungsinya. Dalam klasifikasi ini akan dibagi-bagi

sesuai dengan barang apa saja yang disimpan dalam gudang tersebut.

Secara umum berdasarkan fungsi fisiknya, persediaan dapat dibagi

menjadi 4 fungsi yang meliputi:

1. Sebagai raw material, merupakan barang yang akan diproses dan

diberi nilai tambah untuk kemudian dapat dijual dengan nilai yang

lebih tinggi. Raw material dapat berbeda-beda untuk setiap

perusahaan, tergantung jenis usaha dan tujuan usahanya. Barang yang

menjadi raw material disuatu perusahaan belum tentu menjadi raw

material pula di perusahaan lain. Dapat saja raw material di suatu

perusahaan menjadi finished goods diperusahaan lain. Sebagai contoh

dalam perusahaan roti, barang yang menjadi raw material di

perusahaan itu adalah tepung. Akan tetapi bagi sebuah pabrik tepung,

tepung adalah finished goods yang dihasilakan dari proses-proses

rumit yang mengubah biji gandum menjadi tepung.

2. Sebagai Work In Process, barang work in process dalam bahasa

sehari-hari dikenal dengan nama barang setengah jadi. Barang work in

process ini adalah raw material yang dikenai proses untuk menjadi

suatu produk, hanya saja belum selesai atau dapat dikatakan masih

(20)

3. Sebagai Finished Goods, merupakan barang yang siap untuk disajikan

atau siap untuk dipasarkan kepada konsumen. Finished goods ini

merupakan barang yang diperoleh dari bahan dasar berupa raw

material yang telah diproses dan diberi nilai tambah.

4. Sebagai sparepart adalah barang yang tidak meberikan nilai tambah

kepada suatu raw material untuk menjadi finished goods, akan tetapi

sparepart akan sangat berguan sekali untuk mendukung kelancaran

proses pemberian nilai tambah kepada raw material untuk

menghasikan finished goods.

2.6.2 Aliran Arus Barang

Dalam gudang baik gudang yang merupakan gudang raw

material, gudang WIP, gudang finished goods ataupun gudang sparepart

pasti akan terdapat perbedaan arus aliran barang-barang yang ada di

dalamnya. Dalam suatu gudang misalnya gudang finished goods ada

terdapat bermacam-macam finished goods yang disimpan dalam gudang

tersebut yang berbeda jenisnya, dengan adanya perbedaan jenis tersebut

maka aliran setiap barang tidak akan sama.

Dalam klasifikasi ini persediaan akan dipandang berdasarkan aliran

barang tersebut, apakah barang tersebut merupakan golongan fast moving,

medium moving dan slow moving.

1. Sebagai fast moving adalah barang-barang yang disebut sebagai fast

moving adalah barang dengan aliran yang sangat cepat, atau dengan

kata lain barang fast moving ini akan berada di gudang dalam waktu

(21)

2. Barang medium moving adalah barang-barang yang aliran barangnya

sedang-sedang saja, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Biasanya

barang ini akan berada di gudang dalam waktu yang relatif lebih lama

jika dibanding dengan barang-barang fast moving.

3. Barang-barang slow moving merupakan barang dengan arus aliran

barang yang sangat lambat, sehinga biasanya barang-barang yang

slow moving ini akan tersedia di gudang dalam jangka waktu yang

cukup lama.

Aliran barang ini harus sangat diperhatikan dalam menjalankan

manajemen pergudangan secara efektif atau belum. Dengan

memperhatikan kecepatan aliran barang tersebut diharapkan aliran barang

yang ada di gudang menjadi lancar. Untuk barang fast moving dijaga agar

stock digudang tidak kehabisan sehingga tidak mengecewakan konsumen,

sedang untuk barang yang slow moving dijaga agar tidak terjadi

penumpukan barang yang tidak perlu digudang sehinga kapasitas gudang

dapat digunakan sebaik dan seefektif mungkin.

2.7. Shared Storage

Shared storage bisa dianggap sebagai sistem pemindahan barang yang

cepat terhadap suatu produk, jika masing-masing pallet diisi di dalam area gudang

yang berbeda dari waktu ke waktu. Tergantung pada jumlah dari produk di dalam

gudang pada waktu pengiriman tiba, memiliki kemungkinan palet yang terisi akan

berada di ruang simpan hanya 1 hari. Sedangkan palet yang lain di dalam

pengiriman yang sama akan berada di gudang untuk 5 hari. Dari perspektif

(22)

simpan 1 hari akan bersifat sangat cepat berpindah dan palet sisa dipandang

menjadi lebih lambat, mungkin perpindahan bersifat sedang. Shared storage dapat

mengambil keuntungan dari perbedaan-perbedaan yang tidak bisa dipisahkan

yaitu lamanya waktu dari palet secara individu untuk tinggal di dalam gudang.

Kebutuhan ruang simpan untuk shared storage mencakup dari yang

diperlukan untuk randomized storage dan yang diperlukan untuk dedicated

storage, tergantung pada banyaknya informasi yang tersedia mengenai tingkat

persediaan dari waktu ke waktu untuk masing-masing produk. Shared storage dan

dedicated storage berbeda karena pembedaan yang dibuat berdasarkan waktu dari

masing-masing jumlah suatu produk memenuhi tempat di dalam ruang simpan.

Dedicated storage digunakan untuk pengisian kembali total kelompok suatu

produk terhadap sejumlah ruang simpan yang didasarkan pada rata-rata waktu

lamanya di dalam ruang simpan untuk melakukan pengisian kembali.

Proses penempatan produk pada metode shared storage adalah dengan

menyusun area-area penyimpanan berdasarkan kondisi luas lantai gudang,

kemudian diurutkan area yang paling dekat sampai area yang terjauh dari pintu

keluar masuk sehingga penempatan barang yang akan segera dikirim diletakkan

pada area yang paling dekat dan begitu seterusnya.

Bartholdi (2010) dalam bukunya “warehouse & distribution science”,

sebuah gudang mungkin memiliki ribuan atau puluhan ribu lokasi penyimapanan.

Jika menggunakan dedicated storage, masing-masing area penyimpanan akan

ditempati oleh produk yang tetap, masing-masing produk mempunyai siklus yang

berbeda-beda. Saat memasuki gudang, satu produk mungkin menempati area

(23)

hal ini, satu strategi dapat diaplikasikan yaitu metode shared storage. Yaitu untuk

menempatkan satu produk kepada lebiha dari satu lokasi penyimpanan (slot).

Ketika satu area penyimpanan kosong, maka dapat ditempati oleh produk yang

berbeda, dari pada ruangan ini diisi kembali produk aslinya, sehingga suatu lokasi

penyimpanan yang kosong akan langsung dapat diisi dan dapat meningkatkan

utilitas ruang penyimpanan di gudang.

START

Proses penentuan pallet location

Apakah negara tersedia ? Menentukan negara

konsumen

Menentukan lokasi pallet

Yes

No

Print doc. putaway

Menampilkan lokasi negara lain

Apakah kapasitas lokasi tersedia ?

Yes

No

END Apakah kapasitas

lokasi tersedia ? No

Yes

(24)

2.8. PHP

2.8.1 Pengenalan PHP

PHP adalah sebuah bahasa script server side yang dapat digunakan

dengan bahasa HTML atau dokumen secara bersamaan untuk membangun

sebuah aplikasi web. Bahasa PHP.

Pada saat ini PHP cukup popular sebagai piranti pemrograman

WEB di lingkungan Linux. Walaupun demikian PHP sebenarnya juga

dapat berfungsi pada server-server yang berbasis UNIX, Windows dan

Macintosh. Pada awalnya PHP dirancang untuk berintegrasi dengan Web

Server Apache, tetapi sekarang ini PHP juga bekerja pada Web Server

lainnya seperti IIS dan PWS. PHP bersifat freeware, artinya bebas untuk

dipakai tanpa harus membayar lisensi.

2.8.2 Konsep Kerja PHP

Konsep PHP diawali dengan tanda lebih kecil (<) dan diakhiri

dengan tanda lebih besar (>). Ada beberapa cara untuk menuliskan scrip

PHP yaitu :

Prinsipnya serupa dengan kode HTML, hanya saja ketika berkas

PHP dan mesin inilah yang memproses dan memberikan hasilnya ( Berupa

kode HTML ) ke web Server untuk selanjutnya disampaikan ke client yang

(25)

Gambar 2.2 Konsep kerja PHP.

2.8.3 MySQL

MySQL adalah multi user database yang menggunakan bahasa

Structured Query Language (SQL). MySQL dalam operasi client – server

melibatkan server daemon, MySQL di sisi server dan berbagai macam

program serta library yang berjalan di sisi client.

SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses

database server. Bahasa ini pada awalnya dikembangkan oleh IBM, namun

telah diadopsi dan digunakan sebagai standar industri. Dengan

menggunakan SQL, proses akses database menjadi user-friendly

dibandingkan dengan menggunakan perintah–perintah pemrograman.

MySQL merupakan software database yang paling populer dilingkungan

LINUX, kepopuleran ini karena ditunjang performa query dari

databasenya yang saat ini bisa dikatakan paling cepat dan jarang

bermasalah. MySQL ini juga sudah dapat berjalan pada lingkungan

(26)

3.1 Analisis Permasalahan

PT. Kamadjaja Logistics merupakan salah satu perusahaan yang

mempunyai usaha jasa penyewaan gudang untuk industri. PT. Kamadjaja

Logistics adalah perusahaan jasa penyewaan dan pengelolaan gudang yang

berlokasi di Krembangan Makam, Surabaya. Dalam melaksanakan kegiatan

operasinya, PT. Kamadjaja Logistics menggunakan peralatan forklift dalam

menempatkan barang. Pada kegiatan pengelolaan barang di gudang menerapkan

aturan dalam proses penentuan penempatan lokasi bagi barang, dimana setiap

barang yang diterima oleh pihak gudang akan ditempatkan sesuai dengan lokasi

negara konsumen yang telah disediakan.

Penempatan barang yang harus sesuai dengan lokasi negara konsumen

menyebabkan keterbatasan daya tampung barang, dimana hanya mampu

menampung sesuai dengan kapasitas yang telah ditetapkan. Dengan keterbatasan

jumlah daya tampung pada lokasi tampung membuat barang harus ditempatkan

pada lorong-lorong diantara lokasi tampung barang, dimana lorong-lorong

tersebut dijadikan sebagai lokasi penempatan tambahan. Hal ini membuat lorong

semakin sempit akibat dari penumpukan barang pada lorong. Penempatan barang

pada lorong dikarenakan kapasitas daya tampung yang penuh pada salah satu

lokasi padahal ada beberapa lokasi penempatan lain yang kapasitas daya

tampungnya masih memadai tetapi tidak bisa digunakan karena berbeda

area/negara konsumen. Kelancaran proses penerimaan dan pengiriman barang

(27)

sangat diperlukan. Proses penerimaan dan pengiriman barang yang terhambat

mengakibatkan kegiatan pemenuhan kebutuhan akan produk ke pihak konsumen

terganggu.

Gudang memiliki karakteristik tertentu dalam setiap kegiatannya,

sehingga dibutuhkan sistem yang memiliki kesesuaian terhadap proses

pergudangan. Untuk memenuhi tujuan pengelolaan atau penataan barang pada

gudang secara optimal dan mampu menyediakan informasi yang sesuai dengan

kebutuhan, maka diperlukan suatu sistem aplikasi yang mampu mengoptimalkan

penataan barang di gudang dengan menggunakan metode shared storage.

Pemanfaatan dan pengelolaan kapasitas slot atau rak yang tersedia saat ini

merupakan hal yang mutlak dilakukan. Dengan diterapkannya sistem ini dapat

mengoptimalkan seluruh kapasitas slot yang tersedia. Karena penempatan pallet

tidak lagi terbatas pada area tujuan pengiriman.

3.2 Spesifikasi Kebutuhan

Beberapa perangkat dibutuhkan sebagai sarana dalam penyelesaian

permasalahan yang terjadi. Sistem optimalisasi penataan barang yang dirancang

membutuhkan dukungan perangkat-perangkat dalam implementasinya. Perangkat

yang dibutuhkan meliputi software dan hardware, antara lain sebagai berikut:

1. Software

a. Sistem operasi menggunakan Microsoft Windows XP.

b. Database untuk pengolahan data menggunakan MySQL.

c. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP.

d. Browser menggunakan Chrome atau Firefox.

(28)

a. Processor Intel Pentium IV, atau lebih

b. Memory 512 Mb atau lebih.

c. Harddisk 40 Gb atau lebih.

d. Monitor dengan resolusi minimal 1024 x 768.

VGA Card 64 MB, Printer, Mouse, dan keyboard.

3.3. Perancangan Sistem

Perancangan sistem dimaksudkan agar sistem yang dibuat dapat berfungsi

sesuai dengan yang diharapkan dan mempelancar proses pembuatan aplikasi itu

sendiri. Perancangan sistem dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang

berkenaan dengan sistem yang dibangun serta untuk memudahkan pemahaman

terhadap sistem. Pemodelan yang digunakan dalam perancangan sistem adalah

system flow, data flow diagram (DFD) dan entity relational diagram (ERD).

Arsitektur dari sistem yang dibuat menggunakan teknologi client-server.

Client-server digunakan untuk mendukung sistem yang terintegrasi. Data disimpan pada

satu lokasi server dan dapat diakses oleh semua bagian yang terlibat dalam

kegiatan administrasi pembelian dan pemakaian barang.

Berdasarkan analisis kebutuhan sistem yang dijelaskan pada DFD, ERD

dan proses pelengkap berikut disajikan gambaran sistem aplikasi optimalisasi

penataan barang, berikut disajikan Block Diagram seperti ditunjukan pada gambar

(29)

3.3.1. Block Diagram

Gambar 3.1 Block Diagram Optimalisasi Penataan Barang.

Pada Gambar 3.1 diatas menjelaskan tentang alur proses rancang bangun

aplikasi optimalisasi penataan barang dengan pengolahan data mulai dari

input data, proses dan output yang diolah menjadi informasi agar dapat

dikaitkan dengan permasalahan yang ada dan kebutuhan dari pengguna.

3.3.2. System Flow

Penggambaran arus informasi akan dijabarkan pada alur sistem yang akan

diimplementasikan dengan komputer berupa penjaluran antara data, proses dan

(30)

A. System Flow Inbound

Inbound

Checker Administrasi

START

Sesuai ?

Input data ASN

No

Database

Putaway List

Receipt Report

Putaway List

END ASN

Suttle

Input data receipt

Input Putaway Yes

Print Putaway List

Putaway confirm Receipt confirm

Receipt report

Gambar 3.2 System flow Inbound

System flow Inbound merupakan gambaran aliran proses data barang

masuk dari aplikasi optimalisasi penataan barang. Adapun proses yang termasuk

didalamnya adalah proses asn, proses receipt dan proses putaway.

B. System Flow Outbound

System flow outbound menggambarkan alur proses pengiriman/keluarnya

barang dari gudang kedalam container. Setiap data barang keluar dari gudang

(31)

pada proses outbound adalah data shipment order, data pick dan data shipment.

Alur proses outbound dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Outbound

Checker Administrasi

START

Tersedia ?

No

Database

Picking List

Shipment Report

Picking List

END SO

Input data SO

Input Picking Yes

Print Picking

Picking confirm Input Shipment

Shipment report

Gambar 3.3 System flow Outbound.

C. System Flow Pallet Location

System flow pallet location adalah gambaran proses penentuan lokasi

pallet berdasarkan ketersediaan lokasi pada gudang. Pada proses ini lokasi yang

tersedia untuk pallet tidak bersifat tetap, dimana pallet untuk salah satu negara

konsumen dapat diletakan di lokasi konsumen negara lain dengan beberapa

aturan. Tampilan proses penentuan pallet location dapat dilihat pada gambar

(32)

Pallet Location

Checker Administrasi

START

Proses penentuan pallet location

Apakah negara tersedia ? Menentukan negara

consumen

Menentukan lokasi pallet Menentukan lokasi

alternatif by location dan kapasitas

Apakah kapasitas lokasi tersedia ?

Yes

No

Simpan doc. receiving Apakah kapasitas

lokasi tersedia ?

No

Yes

Gambar 3.4 System flow Location

3.3.3. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) menunjukkan aliran data dalam rancang

bangun aplikasi optimalisasi penataan barang.

A. Context diagram

(33)

Gambar 3.5 Context Diagram Optimalisasi Penataan Barang

Context diagram menggambarkan proses sistem aplikasi optimalisasi

penataan barang. Context diagram diatas mempunyai 2 entity yaitu admin wms

dan checker. Admin wms melakukan input data-data master sebagai dasar dari

sistem. Admin wms menerima hasil proses sistem berupa laporan stock, laporan

inbound, laporan outbound dan laporan transfer. Checker mempunyai tugas

melakukan konfirmasi terhadap data barang yang masuk dan keluar gudang.

Detail dari context diagram dapat dilihat pada data flow diagram level 0.

B. Level 0

Rancangan level 0 dari data flow diagram sistem rancang bangun aplikasi

optimalisasi penataan barang dapat dilihat pada gambar dibawah.

Shipment Confirm Shipment List Data Location

Data Whs Zone Data Container

Sistem Optimalisasi Penataan Barang pada Gudang PT Kamadjaja Logistics

+

Unilever

(34)

Gambar 3.6 DFD level 0 Optimalisasi Penataan Barang

C. Level 1 maintenance data inbound

Gambar 3.7 DFD level 1 Inbound [Shipment Confirm]

[Shipment List]

[Data Location] [Data Whs Zone]

[Data Container]

Data Whs Zone

Data Location Data Location

Data Whs Zone Data Whs Zone

Data Location

Menerima Barang atau Inbound

+

1.3

Mengeluarkan Barang atau Outbound

+

1.4 Memindahkan

Barang atau Transfer

6 Warehouse Zone

7 ASN

[Data Whs Zone]

[Data ASN]

5 Location 6 Warehouse Zone

7 ASN

(35)

Level 1 inbound menggambarkan alur data proses maintenance data

inbound. Level 1 inbound merupakan detail dari level 0 proses optimalisasi

penataan barang. Pada level 1 inbound terdapat proses expected receiving/ASN,

receiving dan putaway.

D. Level 1 maintenance data transfer

Gambar 3.8 DFD level 1 Maintenance Data Transfer

Level 1 maintenance data transfer merupakan detail dari proses transfer

location pada level 0. Pada level 1 maintenance data transfer terdapat proses

transfer location untuk pemindahan lokasi barang.

E. Level 1 maintenance data outbound

Gambar 3.9 DFD level 1 Maintenance Data Outbound

Level 1 maintenance data outbound merupakan alur data secara detail dari

proses outbound pada level 0. Level 1 maintenance data outbound memiliki tiga

proses yaitu proses shipment order, picking product dan shipment.

[Data Transfer] [Transfer Confirm]

[Transfer List]

Checker 15 Transfer

1.4.1

[Data Whs Zone] [Data Location]

6 Warehouse Zone

10 SO

Membuat Picking List 1.3.3

(36)

F. Level 1 maintenance data master

Gambar 3.10 DFD level 1 Maintenance Data Master

Level 1 maintenance data master merupakan alur data secara detail dari

proses maintenance master pada level 0. Level 1 maintenance data master

memiliki lima proses yaitu proses maintenance product, maintenance country,

maintenance customer, maintenance location dan maintenance countainer.

[Data Whs Zone]

[Data Location]

[Data Whs Zone] [Data State]

Unilever 1 Customer

2 Country

3 Product 4 Container

(37)

G. Level 1 reporting

Gambar 3.11 DFD level 1 Reporting

Level 1 reporting merupakan alur data secara detail dari proses reporting

pada level 0. Level 1 reporting memiliki empat proses yaitu proses pembuatan

report inbound, report transfer, report stock dan report outbound.

3.3.4. Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) yaitu alat untuk mempresentasikan

semua kebutuhan-kebutuhan sistem yang berkaitan dengan field-field yang

digunakan berupa tipe dan atribut dari field-field tersebut, serta relationship dari

tabel-tabel yang mendukung sistem.

Flow_260

Membuat Transfer Report

1.5.4

(38)

a. Conceptual Data Model (CDM)

Gambar 3.12 Conceptual Data Model Rancang Bangun Aplikasi Optimalisasi

Penataan Barang

Pada CDM terdapat 17 table yang masing-masing berisi atribut-atribut

yang berfungsi sebagai data pada sistem informasi ini, kemudian diolah menjadi

PDM yang dihasilkan dari proses generate model dari table yang terdapat pada

CDM. detail info receiving

detail info rcv id quantity

info rcv id info date plan rcv date status procces detail rcv id quantity rcv detail picking id quantity picking order shipment

order shipment id order date plan shipment date

shipment shipment id date shipment vehicle number driver

detail order shipment detail order shipment id quantity shipment detail putaway id pallet id

(39)

b. Physical Data Model (PDM)

Gambar 3.13 Physical Data Model Rancang Bangun Aplikasi Optimalisasi

Penataan Barang

DETAIL_PUTAWAY_ID = DETAIL_PUTAWAY_ID

CUSTOMER_ID = CUSTOMER_ID COUNTRY_ID = COUNTRY_ID

PRODUCT_ID = PRODUCT_ID

LOCATION_ID = LOCATION_ID COUNTRY_ID = COUNTRY_ID

ORDER_SHIPMENT_ID = ORDER_SHIPMENT_ID

PRODUCT_ID = PRODUCT_ID

PUTAWAY_ID = PUTAWAY_ID

LOCATION_ID = LOCATION_ID INFO_RCV_ID = INFO_RCV_ID

COUNTRY_ID = COUNTRY_ID COUNTRY_ID = COUNTRY_ID

CUSTOMER_ID = CUSTOMER_ID PRODUCT_ID = PRODUCT_ID

LOCATION_ID = LOCATION_ID

RECEIVING_ID = RECEIVING_ID CONTAINER_ID = CONTAINER_ID

ORDER_SHIPMENT_ID = ORDER_SHIPMENT_ID

ORDER_SHIPMENT_ID = ORDER_SHIPMENT_ID

PRODUCT_ID = PRODUCT_ID

PICKING_ID = PICKING_ID

PRODUCT_ID = PRODUCT_ID RECEIVING_ID = RECEIVING_ID INFO_RCV_ID = INFO_RCV_ID

PRODUCT_ID = PRODUCT_ID

COUNTRY_ID = COUNTRY_ID

(40)

3.3.5. Struktur Tabel

Struktur database menggambarkan data-data yang ada dalam database

beserta tipe dan kegunaannya. Dalam pembuatannya menggunakan aplikasi

database MYSQL yang sudah umum digunakan dalam membuat database aplikasi

berbasis PHP. Struktur database dapat dilihat dalam table-tabel berikut :

Nama Tabel : Customer

Primary Key : Customer_Id

Foreign Key : Country_Id

Fungsi : Untuk menyimpan data Customer

Tabel 3.1 Struktur tabel Customer

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Customer_Id Varchar 8 PK

2 Country_Id Varchar 3 FK

3 Name Varchar 20

4 Address Varchar 50

5 City Varchar 20

6 State Varchar 20

7 Zip_Code Varchar 10

8 Email Varchar 50

9 Telp Varchar 20

10 Description Text 20

Nama Tabel : Country

Primary Key : Country_Id

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data Country

Tabel 3.2 Struktur tabel Country

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Country_Id Integer 3 PK

(41)

Nama Tabel : Location

Primary Key : Location_Id

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data Location

Tabel 3.3 Struktur tabel Location

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Location _Id Integer 11 PK

2 Location_Zone Varchar 50

3 Floor_No Varchar 50

4 Aisle_No Varchar 50

5 Row_No Varchar 50

6 Col_No Integer 11

7 Quantity_Allocation Integer 11

Nama Tabel : Container

Primary Key : Container_Id

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data Container

Tabel 3.4 Struktur tabel Container

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Container_Id Varchar 10 PK

2 Name Varchar 50

3 Max_Weight Double

4 Max_Volume Double

5 Description Text

Nama Tabel : Product

Primary Key : Product_Id

Foreign Key : -

(42)

Tabel 3.5 Struktur tabel Product

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Product_Id Integer 50 PK

2 Name Varchar 200

3 Weight Integer

4 Volume Integer

Nama Tabel : ASN

Primary Key : Asn_Id

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data ASN

Tabel 3.6 Struktur tabel ASN

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Asn_Id Integer 10 PK

2 Asn_Date Date 10

3 Promise_Date Date 50

4 Po_No Varchar

5 Po_Date Date

6 Status Integer 11

7 Description Text

Nama Tabel : Asn Line

Primary Key : Asn_Line_Id

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data Asn Line

Tabel 3.7 Struktur tabel Asn Line

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Asn_line_Id Varchar 50 PK

2 Product_Id Varchar 50

3 Country_Id Varchar 50

4 Status Integer 11

(43)

Nama Tabel : Receipt

Primary Key : Receipt_Id

Foreign Key : Asn_Id

Fungsi : Untuk menyimpan data Receipt

Tabel 3.8 Struktur tabel Receipt

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Receipt_Id Varchar 50 PK

2 Asn Varchar 10 FK

3 Receipt_Date Varchar 10

4 Vehicle_No Varchar 10

5 Container_No Varchar 10

6 Status Varchar 10

7 Description Varchar 50

Nama Tabel : Receipt Line

Primary Key : Receipt_line_Id

Foreign Key : Product_Id, Country_Id

Fungsi : Untuk menyimpan data Receipt Line

Tabel 3.9 Struktur tabel Receipt Line

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Receipt_Line_Id Varchar 50 PK

2 Product Varchar 10 FK

3 Country Varchar 10 FK

4 Quantity Varchar 10 FK

5 Status Varchar 10 FK

6 Description Varchar 10 FK

Nama Tabel : Putaway

Primary Key : Putaway_Id

Foreign Key : Asn_Id, Receipt_Id

(44)

Tabel 3.10 Struktur tabel Putaway

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Putaway_Id Varchar 50 PK

2 Asn_Id Varchar 10 FK

3 Receipt_Id Varchar 10 FK

4 Putaway_Date Date

5 Status Integer 11

6 Description Varchar 50

Nama Tabel : Putaway Line

Primary Key : Putaway_line_Id

Foreign Key : Product_Id, Country_Id, Warehouse Zone_Id

Fungsi : Untuk menyimpan data Putaway Line

Tabel 3.11 Struktur tabel Putaway Line

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Putaway_Line_Id Varchar 50 PK

2 Product_Id Varchar 50 FK

3 Country_Id Varchar 50 FK

4 Warehouse_Zone_Id Varchar 50 FK

5 Quantity Integer 11

6 Status Integer 11

7 Description Text 50

Nama Tabel : Shipment Order

Primary Key : So_Id

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data Shipment Order

Tabel 3.12 Struktur tabel Shipment Order

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 So_Id Varchar 50 PK

2 So_date Date

3 Promise_Date Date

4 Customer Varchar 50

(45)

6 Status Integer 11

7 Description Varchar 50

Nama Tabel : Shipment Order Line

Primary Key : So_line_Id

Foreign Key :

Fungsi : Untuk menyimpan data Shipment Order Line

Tabel 3.13 Struktur tabel Shipment Order Line

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 So_Line_Id Varchar 50 PK

2 Product Varchar 50 FK

3 Country Varchar 50 FK

4 Quantity Integer 11

5 Status Integer 11

Nama Tabel : Pick

Primary Key : Pick_Id

Foreign Key : So_Id

Fungsi : Untuk menyimpan data Pick

Tabel 3.14 Struktur tabel Pick

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Pick_Id Varchar 50 PK

2 So_Id Varchar 50 FK

3 Pick_Date date

4 Status Integer 11

5 Description Varchar 50

Nama Tabel : Shipment

Primary Key : Shipment_Id

Foreign Key : So_Id, Pick_Id

(46)

Tabel 3.15 Struktur tabel Shipment

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Shipment_Id Varchar 50 PK

2 So_Id Varchar 50 FK

3 Pick_Id Varchar 50 FK

4 Vehicle_No Varchar 10

5 Container_No Varchar 10

6 Shipment_Date Date 10

7 Status Integer 11

8 Description Varchar 50

Nama Tabel : Shipment Line

Primary Key : Shipment_Line_Id

Foreign Key : Product_Id, Country_Id

Fungsi : Untuk menyimpan data Shipment Line

Tabel 3.16 Struktur tabel Shipment Line

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Shipment_Line_Id Varchar 50 PK

2 Product_Id Varchar 50 FK

3 Country_Id Varchar 50 FK

4 Quantity Integer 11

5 Status Integer 11

6 Description Text

Nama Tabel : Stock

Primary Key : Receipt_Id

Foreign Key : Asn_Id

Fungsi : Untuk menyimpan data Receipt

Tabel 3.17 Struktur tabel Stock

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Receipt_Id Varchar 50 PK

2 Asn_Id Varchar 10 FK

3 Receipt_Date Varchar 10

(47)

5 Container_No Varchar 10

6 Status Varchar 10

7 Description Varchar 10

3.3.6. Desain Interface, Input dan Output

Dalam sub bab ini akan dijelaskan rancangan antar muka dari form-form

yang ada serta penjelasan singkat aplikasi.

A. Rancangan Antar Muka Halaman Utama

Halaman utama aplikasi merupakan tampilan awal saat aplikasi dijalankan.

Halaman utama aplikasi terdapat beberapa menu, yaitu Administration, Inbound,

Outbound, Transfer dan Reporting. Pada gambar 3.14 merupakan tampilan dari

halaman utama aplikasi. Pada bagian atas merupakan tempat untuk menu aplikasi

dijalankan. Sehingga semua menu yang dijalankan akan berada di dalam bagian

content tersebut.

(48)

B. Rancangan Antar Muka Login

Halaman login berfungsi untuk masuk ke dalam aplikasi. Pada halaman ini

pengguna diharuskan memasukan username dan password untuk dapat mengakses

aplikasi. Desain halaman login dapat dilihat pada gambar 3.15

Gambar 3.15 Rancangan Antar Muka Login

C. Rancangan Antar Muka Product

Pada halaman product dapat digunakan untuk menambahkan data produk

baru atau mengupdate produk yang sudah ada. Tampilan halaman product dapat

(49)

Gambar 3.16 Rancangan Antar Muka Product

D. Rancangan Antar Muka Customer

Halaman ini berfungsi untuk menambah data customer baru atau

meng-update data yang sudah ada. Desain dari halaman customer dapat dilihat pada

gambar 3.17

(50)

E. Rancangan Antar Muka Container

Halaman ini berfungsi untuk menambah data container. Pada halaman ini

berisi data jenis dan kapasitas container yang nantinya akan digunakan dalam

shipment. Desain dari halaman container dapat dilihat pada gambar 3.18

Gambar 3.18 Rancangan Antar Muka Container

F. Rancangan Antar Muka Warehouse Zone

Halaman ini berfungsi untuk menambah data warehouse zone. Halaman

warehouse zone berguna untuk pengelompokan lokasi dengan bentuk area, baik

berdasarkan zone, aisle, row dan colomn. Desain dari halaman master kode

(51)

Gambar 3.19 Rancangan Antar Muka Warehouse Zone

G. Rancangan Antar Muka Location

Halaman ini berfungsi untuk menambah lokasi untuk menambah kapasitas

penyimpanan barang dalam gudang. Desain dari halaman location dapat dilihat

pada gambar 3.20

(52)

H. Rancangan Antar Muka Country

Halaman ini berfungsi untuk mengelola data negara tujuan pengiriman

barang. Pada halaman ini dapat digunakan untuk menambah, mengubah dan

menghapus data sesuai dengan kebutuhan. Desain dari halaman country dapat

dilihat pada gambar 3.21

Gambar 3.21 Rancangan Antar Muka Country

I. Rancangan Antar Muka State

Halaman ini berfungsi untuk mengelola data provinsi atau state. Pada

halaman ini dapat digunakan untuk menambah, mengubah dan menghapus data

(53)

Gambar 3.22 Rancangan Antar Muka State

J. Rancangan Antar Muka City

Halaman ini berfungsi untuk menambah data kota tujuan pengiriman

barang. Halaman ini dapat digunakan untuk menambah, mengubah dan

menghapus data kota. Desain dari halaman city dapat dilihat pada gambar 3.23

(54)

K. Rancangan Antar Muka ASN

Halaman ini berfungsi untuk menambah data info receiving yang nantinya

digunakan untuk mendukung transaksi receipt. Pada halaman ini terdapat data

mengenai info penerimaan barang dari pihak konsumen yang nantinya akan

disimpan di dalam gudang. Desain dari halaman ASN dapat dilihat pada gambar

3.24

Gambar 3.24 Rancangan Antar Muka ASN

L. Rancangan Antar Muka Receipt

Halaman ini berfungsi untuk menambah data receipt barang yang masuk

ke gudang. Pada halaman ini mencatat penerimaan barang setiap hari yang dikirim

menggunakan container, dimana data diambil dari ASN akan dilakukan proses

pengecekan dan proses konfirmasi barang. Desain dari halaman receipt dapat

(55)

Gambar 3.25 Rancangan Antar Muka Receipt

M. Rancangan Antar Muka Putaway

Halaman ini berfungsi untuk memproses data dari receipt untuk disediakan

lokasi penempatan di dalam gudang. Pada halaman ini setiap barang yang masuk

akan ditempatkan di lokasi yang sesuai dengan negara tujuannya. Desain dari

halaman putaway dapat dilihat pada gambar 3.26

(56)

N. Rancangan Antar Muka Shipment Order

Halaman ini berfungsi untuk menambah data permintaan pengiriman dari

pihak konsumen. Pada halaman ini akan dicatat secara detail tujuan pengiriman,

nama barang, jumlah yang dikirim dan tanggal pengiriman. Desain dari halaman

shipmentorder dapat dilihat pada gambar 3.27

Gambar 3.27 Rancangan Antar Muka Shipment Order

O. Rancangan Antar Muka Pick

Halaman ini berfungsi untuk memproses pemilihan barang yang di-order.

Pada halaman ini akan menentukan barang mana yang akan dikirim sesuai dengan

(57)

Gambar 3.28 Rancangan Antar Muka Pick

P. Rancangan Antar Muka Shipment

Halaman ini berfungsi untuk mencatat data pengiriman. Pada halaman ini

terdapat data kendaraan dan container yang digunakan untuk pengiriman. Desain

dari halaman shipment dapat dilihat pada gambar 3.29

(58)

Q. Rancangan Antar Muka Transfer

Halaman ini berfungsi untuk memindahkan barang dari zona tunggu atau

negara lain ke negara yang sesuai dengan tujuan pengiriman barang. Desain dari

halaman transfer dapat dilihat pada gambar 3.30

Gambar 3.30 Rancangan Antar Muka Transfer

R. Rancangan Antar Muka Putaway List

Halaman ini berfungsi untuk mencetak putaway list dari barang yag akan

dikirim. Desain dari halaman putawaylist dapat dilihat pada gambar 3.31

Putaway List

PutawayNo: _______ Page :___

Supplier : _______ Run (date) :___

No Product Name Country ID Quantity To Location CHECKS

_______ ____________ ________ _______ _________ [_____]

_______ ____________ ________ _______ _________ [_____ ]

(59)

S. Rancangan Antar Muka Picking List

Halaman ini berfungsi untuk mencetak pickinglist dari barang yang akan

dikirim. Desain dari halaman pickinglist dapat dilihat pada gambar 3.32

Picking List

Picking No : _______ Page :___

Supplier : _______ Run (date) :___

No Product Name Country ID Quantity To Location CHECKS

_______ ____________ ________ _______ _________ [_____]

_______ ____________ ________ _______ _________ [_____ ]

Gambar 3.32 Rancangan Antar Muka Picking List

T. Rancangan Antar Muka Inbound Report

Halaman ini berfungsi untuk mencetak laporan barang yang masuk ke

gudang. Pada halaman ini report yang dihasilkan dapat berupa inbound report

harian atau bulanan. Desain dari halaman inbound report dapat dilihat pada

gambar 3.33

(60)

U. Rancangan Antar Muka Outbound Report

Halaman ini berfungsi untuk mencetak laporan barang yang keluar dari

gudang. Pada halaman ini tercatat data negara, tanggal keluar, jenis dan jumlah

barang yang keluar. Desain dari halaman outbound report ini dapat dilihat pada

gambar 3.34

Gambar 3.34 Rancangan Antar Muka Outbound Report

V. Rancangan Antar Muka Stock Report

Halaman ini berfungsi untuk mencetak stock barang yang ada di dalam

gudang. Pada halaman ini data yang akan dimunculkan adalah data negara beserta

dengan nama produk dan jumlah yang ada di dalam gudang. Desain dari halaman

(61)

Gambar 3.35 Rancangan Antar Muka Stock Report

W. Rancangan Antar MukaTransfer Report

Halaman ini berfungsi untuk mencetak detail transfer barang. Pada

halaman ini data mengenai barang yang dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain

akan dicatat secara detail. Desain dari halaman transfer report dapat dilihat pada

gambar 3.36

(62)

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil implementasi Aplikasi

Optimalisasi Penataan Barang pada Gudang PT. Kamadjaja Logistics adalah

sebagai berikut:

1. Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang dapat membantu mengoptimalkan

pemanfaatan kapasitas slot sehingga meningkatkan jumlah pallet yang dapat

disimpan pada gudang. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya kapasitas

lokasi bagi suatu negara hingga lebih dari 200 tier.

2. Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang dapat memfasilitasi kegiatan yang

terdiri dari maintenance inbound, transfer barang, maintenance outbound dan

membuat report sehingga data barang bisa tersimpan dengan baik.

5.2 Saran

Dalam pengembangan aplikasi Optimalisasi Penataan Barang ini, dapat

diajukan beberapa saran, yaitu:

1. Aplikasi dapat dikembangkan menjadi aplikasi berbasis web agar sistem dapat

terintegrasi ke dalam WMS.

2. Aplikasi ini dapat dikembangkan dengan menambahkan modul peramalan

agar dapat membantu pengambilan keputusan mengenai kapan dan berapa

banyak jumlah barang yang akan dikirimkan ke gudang.

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pustaka, 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, Jakarta.

Bartholdi, Jhon J dan Hackman, Steven T. 2011. Warehouse and Distribution Science, George Institute of Technology, Atlanta.

Edy Winarno, Ali Zaki. 2010. Easy Web Programming With PHP plus HTML 5,

PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Holy Icun Yunarto & Martinus Getty Santika. Business Concepts Implementation Series in Inventory Management, Jakarta, 2005.

Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi III. Andi, Yogyakarta.

Mulcahy, David E. 1996. Warehouse and Distribution Operation Handbook International Edition. McGraw Hill, New York.

Rizky, Soetam, 2006, Interaksi Manusia dan Komputer, STIKOM, Surabaya.

Romeo, 2003, Testing dan Implementasi Sistem, STIKOM, Surabaya.

Yunarto, Holy I dan Santika, Martinus G. 2005. Business Concepts Implementation Series in Inventory Management, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

.

Gambar

Gambar 3.2 System flow Inbound
Gambar 3.3 System flow Outbound.
Gambar 3.4 System flow Location
Gambar 3.5 Context Diagram Optimalisasi Penataan Barang
+7

Referensi

Dokumen terkait