BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Laporan KKL
Desa Mandiri Pangan adalah desa yang masyarakatnya mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi melalui pengembangan subsistem ketersediaan, subsistem distribusi, dan subsistem konsumsi dengan memanfaatkan sumberdaya setempat secara berkelanjutan.
Produksi pangan di negara – negara sedang berkembang meningkat, tiap tahun penduduk yang tidak cukup makan makin besar jumlahnya. Dengan demikian masalah kurang gizi juga bertambah. Perencanaan untuk meningkatkan pengadaan pangan pada tingkat masyarakat yang tinggal didaerah pertanian adalah penting, baik untuk pembangunan nasional maupun untuk kesejahteraan manusia.
Perencanaan Program Aksi Desa Mandiri Pangan disusun secara berjenjang dari tingkat pusat, propinsi sampai dengan kabupaten. Perencanaan di tingkat Pusat dilakukan pada tahun sebelumnya (T-1) untuk menentukan kabupaten-kabupaten penerima dana tugas pembantuan (TP). Program disusun untuk tingkat pusat, propinsi dan kabupaten dengan kegiatan-kegiatan yang saling terintegrasi. Penyusunan program dilakukan dengan pendekatan partisipatif yang dikembangkan dengan menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau pusat pengembangan dimulai dari perencanaan tingkat desa yang kemudian diajukan kepada pokja di tingkat kabupaten untuk selanjutnya diajukan ke pusat. Dengan proses perencanaan ini masyarakat akan mampu menganalisis masalah dan peluang yang ada serta mencari jalan keluar sesuai tujuan yang mereka miliki. Mereka sendiri yang membuat keputusan-keputusan dan menyusun rencana, implementasi serta mengevaluasi keefektifan kegiatan yang dilakukan di tingkat global.
mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya alam secara efisien dan berkelanjutan, dan akhirnya tercapai kemandirian masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan menempatkan tenaga pendamping di setiap desa pelaksana selama empat tahun berturut-turut mulai tahap persiapan, penumbuhan, pengembangan dan kemandirian. Kegiatan difokuskan di daerah rawan pangan dengan mengimplementasikan berbagai model pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan ketahanan pangan yang telah ada di tingkat desa dengan melibatkan seluruh partisipasi masyarakat.
Dukungan kegiatan lintas sektoral melalui kerjasama dengan LSM, Perguruan Tinggi, instansi terkait dan stakeholder harus didorong dan ditingkatkan. Kegiatan ini merupakan kegiatan lintas pemerintah yang ditangani secara berjenjang antara pemerintah pusat dan daerah. dalam Penyelenggaraan pelatihan untuk petugas penyusun data awal desa (database desa) dan pelatih untuk aparat, dilaksanakan oleh pusat, selanjutnya provinsi melaksanakan pelatihan untuk petugas kabupaten/kota.
pemantauan dan uji faktual, sebagai bahan pertimbangan pemilihan dan penetapan desa.
Pendampingan merupakan suatu kegiatan dilakukan oleh pendamping yang menguasai pemberdayaan masyarakat untuk bersama-sama masyarakat menumbuhkan kelompok mandiri, mengajarkan cara mengenali potensi, masalah dan peluang yang ada serta menyusun rencana definitif kelompok untuk membangun atau mengembangkan usahanya. Pendamping harus berdomisili di lokasi dan diikat kontrak tahunan serta membuat pernyataan tidak menuntut menjadi pegawai sipil baik pusat maupun daerah, pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh kabupaten melalui pertemuan kelompok yang efektif dan efisien difasilitasi oleh pendamping sedapat mungkin tidak menganggu aktivitas usaha yang selama ini dilaksanakan.
merupakan unit pengorganisasian yang dibentuk atas dasar kebersamaan dan kesadaran masyarakat untuk menjalankan tujuan demi kepentingan bersama.
Kelompok afinitas yang dibentuk atau dikembangkan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah rawan pangan serta lembaga masyarakat yang menggerakkan usaha ekonomi produktif perdesaan seperti: penyedia sarana produksi, penyedia permodalan, melakukan pengolahan dan pemasaran hasil. Sifat kelembagaan ini mengandung unsur mengembangkan sistem ketahanan pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan masyarakat, yang sekaligus juga merupakan kegiatan ekonomi produktif sehingga harus mendapatkan nilai tambah terhadap kesejahteraan bersama.
Peningkatan kapasitas SDM bagi aparat penyuluh atau pendamping, aparat pelaksana program, anggota kelompok afinitas, anggota masyarakat pengelola usaha ekonomi produktif, dan anggota kelembagaan pelayanan dilakukan melalui pelatihan teknis, pengelolaan administrasi, pengorganisasian, peningkatan keterampilan masyarakat di bidang pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan kewirausahaan, serta melakukan proses magang kepada kelembagaan yang sudah eksis sehingga dapatmempelajari strategi pengembangan menuju kemandirian. Salah satu proses menuju kemandirian adalah pelaksanaan program kerja prioritas melalui perencanaan pembangunan desa partisipatif. Sehingga tahap penumbuhan (tahun II) mulai dirintis untuk melakukan berbagai kerjasama dan dukungan kegiatan lintas sektoral.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mencoba meneliti dengan mengajukan judul Laporan KKL sebagai berikut: PERANAN BADAN KETAHANAN PANGAN DAERAH DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI MELALUI PROGRAM AKSI DESA MANDIRI PANGAN DI PROPINSI JAWA BARAT.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk memfokuskan arah dan proses pembahasan dalam penyusunan laporan KKL ini, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Perencanaan BKPD Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi Melalui Program Aksi Desa Mandiri Pangan Di Provinsi Jawa Barat?
2. Bagaimana Pelaksanaan BKPD Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Gizi Melalui Program Aksi Desa Mandiri Pangan Di Provinsi Jawa Barat?
1.3 Maksud dan Tujuan Laporan Kuliah Kerja Lapangan
Laporan KKL ini dimaksudkan untuk mengetahui Peranan Badan Ketahanan Pangan Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Gizi Melalui Program Desa Mandiri Pangan Provinsi Jawa Barat.
1. Untuk mengetahui perencanaan BKPD Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Gizi Melalui Program Aksi Desa Mandiri Pangan.
2. Untuk mengetahui Pelaksanaan BKPD Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Gizi Melalui Program Aksi Desa Mandiri Pangan.
.
1.4 Kegunaan Laporan Kuliah Kerja Lapangan
Hasil laporan KKL ini diharapkan memiliki kegunaan yang bersifat teoritis dan praktis. Adapun kegunaan dari Laporan KKL ini sebagai berikut:
1. Kegunaan bagi penulis, dari hasil Laporan KKL ini diharapkan bermanfaat bagi penulis sebagai hal untuk menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan di bidang pemerintahan terutama mengenai Program Aksi Desa Mandiri Pangan.
2. Kegunaan teoritis, dari hasil Laporan KKL ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu sosial serta dapat dijadikan bahan acuan untuk masa yang akan datang bagi yang membuat laporan KKL mengenai pembahasan tentang Program Aksi Desa Mandiri Pangan.
dapat memberikan manfaat bagi BKPD Provinsi Jawa Barat sebagai suatu bahan masukan dan bahan pertimbangan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan Program Aksi Desa Mandiri Pangan di Provinsi Jawa Barat.
1.5 Kerangka Pemikiran
Berkaitan dengan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya dan sesuai dengan fokus laporan KKL, maka pada bagian ini penulis akan menjelaskan berbagai kerangka teori yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Teori-teori yang dikemukakan adalah teori-teori yang berhubungan dengan Peranan Badan Ketahanan Pangan Daerah Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Melalui Program Aksi Desa Mandiri Pangan. Menurut Soerjono Soekanto ( 2006 : 31 )
“Peranan adalah tindakan seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Peranan dianggap penting karena mengatur perilaku seseorang. Peranan memberi batasan batasan tertentu kepada orang agar dapat meramalkan perbuatan - perbuatan orang lain. Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku”.
“Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan”.
Berdasarkan pengertian perencanaan yang dikemukakan di atas, Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Setelah adanya rencana maka melakukan pelaksanaan dalam program aksi desa mandiri pangan, teori-teori yang berhubungan dengan pelaksanaan pangan dan gizi, pengungkapan teori ini dibuat sesuai dengan pedoman dalam menganalisa masalah yang diteliti. Solichin Abdul Wahab mengemukakan pendapatnya mengenai Pelaksanaan sebagai berikut:
yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan” (Wahab, 2001:65).
Berdasarkan pengertian pelaksanaan yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang/berkepentingan baik pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mewujudkan cita-cita/tujuan yang telah ditetapkan. pelaksanaan berkaitan dengan berbagai tindakan yang dilakukan untuk melaksanakan/merealisasikan program yang telah disusun demi tercapainya tujuan dari program yang telah direncanakan, karena pada dasarnya setiap rencana yang ditetapkan memiliki tujuan atau target yang hendak dicapai.
Berdasarkan judul diatas maka penulis akan menjelaskan lebih lanjut berbagai aspek yang menyangkut pembahasan tentang sebuah pelaksanaan dengan program ketahanan pangan sehingga tercipta penilaian untuk mengetahui perubahan atau perluasan rencana kerja.
Pengembangan kemampuan masalah yang berhasil merupakan suatu proses dimana orang belajar melakukan percobaan dengan suatu situasi dan melalui penilaian, menemukan cara yang lebih baik untk mencapai hasil – hasil yang diinginkan. Proses itu bukan merupakan usaha yang coba- coba dan tanpa pertimbangan.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis menyusun definisi operasional sebagai berikut:
penting karena mengatur perilaku seseorang. Peranan memberi batasan batasan tertentu kepada orang agar dapat meramalkan perbuatan - perbuatan orang lain. Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku.
Di dalam Peranan terdapat indikator-indikator pendukung yaitu : a. Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan
b. Pelaksanaan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu atau pejabat-pejabat, kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada terciptanya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan
Gambar 1.1
Model Kerangka Pemikiran
Proses Perencanaan Program yaitu membuat strategi untuk mencapai tujuan dan
mengembangkan aktivitas program aksi kerja pangan
Proses pelaksanaan yang diarahkan pada terciptanya tujuan-tujuan yang telah disepakati
Peranan BKPD
1.6 Metode Laporan KKL 1.6.1 Metode
Sesuai dengan masalah yang diteliti pada saat ini, berhubungan dengan yang terjadi sekarang, maka dasar-dasar yang digunakan untuk mencari kebenaran dalam Laporan KKL ini adalah berdasarkan suatu metode. Metode tersebut dapat lebih mengarahkan penyusunan dalam melakukan penelitian dan pengamatan.
Dalam penulisan laporan KKL ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode ini menggambarkan atau menjelaskan sesuatu hal kemudian diklasifikasikan sehingga dapat diambil suatu kesimpulan. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam memilih suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nasir,1998:5)
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam laporan KKL ini melalui:
2. Observasi, yaitu cara menghimpun data dengan melakukan praktek kerja lapangan langsung ke instansi yang terkait.
3. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan untuk informan atau nara sumber.
1.6.3 Analisis Data
Suatu kegiatan yang mengacu pada penelaahan atau pengujian yang sistematik mengenai suatu hal dalam rangka menentukan bagian-bagian, hubungan diantara bagian, dan hubungan bagian dalam keseluruhan.
Ada tiga unsur utama dalam proses analisis data pada laporan KKL kualititatif yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yaitu bentuk analisis untuk mempertegas, memperpendek, membuat focus, membuang hal yang tidak penting, dan mengatur data sehingga dapat dibuat kesimpulan.
2. Sajian Data
Sajian data adalah susunan informasi yang memungkinkan dapat ditariknya suatu kesimpulan.
perlu divertifikasi dengan cara melihat dan memepertanyakannya kembali, sambil meninjau secara sepintas pada catatan lapangan untuk memperoleh pemahaman yang lebih tepat.
1.7 Lokasi dan Jadwal Pelaporan Kuliah Kerja Lapangan
Lokasi Kuliah Kerja Lapangan yang penulis laksanakan yaitu pada Kantor Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jl. Ciumbuleuit 2 Tel.2031044 - 2031045 Bandung 40132.
Adapun jadwal waktu KKL dimulai dari bulan juli 2010 sampai November 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:
✁ ✂✂
✄✂ ☎✆✁✝✁ ☎✞ ✝✟ ✄✁✠✁
✡.☛. ✞☞✌✍✎✍ ✎
Peranan menurut Poerwadarminta adalah “tindakan yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa”
(Poerwadarminta, 1995:751). Berdasarkan pendapat di atas peranan
adalah tindakan yang dilakukan orang atau sekelompok orang dalam
suatu peristiwa, peranan merupakan perangkat tingkah laku yang
diharapkan, dimiliki oleh orang atau seseorang yang berkedudukan di
masyarakat. Kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan
pengetahuan, keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Menurut Soerjono Soekanto ( 2002;243 ) Pengertian Peranan
adalah sebagai berikut :
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan
suatu peranan.
Konsep tentang Peran (role) menurut Komarudin ( 1994;768 ) dalam buku
“ ensiklopedia manajemen “mengungkap sebagai berikut :
1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen 2. Pola prilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status 3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata 4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik
yang ada padanya
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa
peranan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian
dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran
mengenai hubungan 2 ( dua ) variabel yang merupakan hubungan sebab
akibat.
✏.✏ ✑✒✓ ✔✕✔✖✔✖ ✗✔✖ ✘✔✖
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi
rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik
jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Juga merupakan
suatu sistem yang terintregasi dari sub sistem ketersedaan. distribusi dan
konsumsi. Apabila salah satu tidak berfungsi dengan baik, maka akan
terjadi masalah kerawanan atau kerentanan pangan.
Ketahanan Pangan merupakan konsep yang kompleks terkait
dengan mata rantai sistem pangan dan gizi mulai dari produksi, distribusi,
konsumsi, dan status gizi. Oleh karena itu Ketahanan Pangan terdiri dari
Ketahanan Pangan Nasional, Regional dan Rumah Tangga. Konteks
mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga merupakan fokus
program prioritas yang perlu difasilitasi Pemerintah.
Aspek pengembangan diversifikasi pangan masyarakat merupakan
bagian penting dari upaya peningkatan kualifikasi konsumsi pangan
masyarakat. Mengingat dalam hal pengembangan diversifikasi pangan
diawali dengan produksi bahan pangan variatif, keanekaragaman pangan,
dan keberimbangan konsumsi yang terjamin keamanannya dari
unsur-unsur atau zat yang membahayakan.
Pencapaian kualitas konsumsi pangan masyarakat dapat diukur
selain dengan pendekatan konsumsi berimbang, beragam, bergizi secara
fisik dan kualitatif, juga yang lebih kuantitatif diukur dengan pendekatan
Pola Pangan Harapan (PPH).
Pemenuhan kebutuhan pangan diutamakan bersumber dari
produksi dalam negeri dan pengelolaan sistem pangan negeri
ditentukan sendiri sesuai kepentingan nasional.
Pemenuhan pangan untuk hidup sehat dan aktif diukur dengan
menggunakan tiga hal pokok yang meliputi aspek ketersediaan
pangan, yaitu tersedia cukup untuk seluruh penduduk, kemudian aspek
distribusi meliputi penyerapan pangan merata ke seluruh wilayah dengan
harga stabil dan terjangkau, kemudian aspek konsumsi pangan yaitu
masyarakat mampu mengakses cukup pangan dan mengelola konsumsi
sesuai dengan kecukupan status gizi dan kesehatan.
✙.✚ ✛✜✢ ✣✤✥✛ ✤✦ ✧★ ✧✢ ✧✢✩✧✢✪ ✧✢ ✫✧✢✛ ✤✬✭✮ ✭✥✧✢✩✧✢✪✧✢
Definisi Ketahanan-Pangan menurut Undang-Undang Pangan
No.7 Tahun 1996 adalah “kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi
rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik
Konsep ketahanan pangan tersebut paling tidak melingkupi lima
unsur pokok, yaitu:
(1) Berorientasi pada kebutuhan rumah tangga dan individu.
(2) Setiap saat bahan pangan tersedia dan dapat diakses
(3) Mengutamakan aksesibilitas pangan bagi rumah tangga dan individu
baik secara fisik, maupun sosial-ekonomi
(4) Bertujuan pada pemenuhan kebutuhan gizi secara aman
(5) sasaran akhir adalah hidup sehat dan produktif.
Indikator terpenuhinya kebutuhan pangan rumah tangga antara lain:
(1) tersedianya pangan secara cukup, kuantitas dan kualitasnya
(2) aman (dan halal)
(3) merata (menurut ruang dan waktu) dan
(4) terjangkau oleh individu dan/atau rumaghtangga.
Upaya mewujudkan ketahanan pangan minimal harus melingkupi empat
aspek berikut:
a. Penyediaan pangan dalam jumlah yang cukup, ketersediaan pangan
dalam arti luas, meliputi bahan pangan nabati dan hewani / ikani untuk
memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral
beserta derivatifnya, yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
b. Pemenuhan pangan dengan kondisi yang aman, bebas dari cemaran
biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan,
c. Penyediaan pangan dengan kondisi yang merata, dalam arti pangan
yang harus tersedia menurut dimensi waktu dan ruang.
d. Penyediaan pangan yang dapat dijangkau, bahan pangan mudah
diperoleh rumah tangga dan dengan harga yang terjangkau.
Konsep ketahanan-pangan lazimnya melingkupi lima konsep
utama, yaitu:
(1). Ketersediaan Pangan (food availability) : yaitu ketersediaan pangan
dalam jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk semua orang dalam
suatu negara baik yang berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan
pangan maupun bantuan pangan. Ketersediaan pangan ini harus
mampu mencukupi pangan yang didefinisikan sebagai jumlah kalori
yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat.
(2). Akses pangan (food access) : yaitu kemampuan semua rumah tangga
dan individu dengan sumberdaya yang dimilikinya untuk memperoleh
pangan yang cukup untuk kebutuhan gizinya yang dapat diperoleh
dari produksi pangannya sendiri, pembelian ataupun melalui bantuan
pangan. Akses rumah tangga dan individu terdiri dari akses ekonomi,
fisik dan sosial. Akses ekonomi tergantung pada pendapatan,
kesempatan kerja dan harga. Akses fisik menyangkut tingkat isolasi
daerah (sarana dan prasarana distribusi), sedangkan akses sosial
menyangkut tentang preferensi pangan.
(3). Penyerapan pangan (food utilization) yaitu penggunaan pangan untuk
dan kesehatan lingkungan. Efektifitas dari penyerapan pangan
tergantung pada pengetahuan rumahtangga/individu, sanitasi dan
ketersediaan air, fasilitas dan layanan kesehatan, serta penyuluhan
gisi dan pemeliharaan balita.
(4). Stabilitas pangan (food stability) merupakan dimensi waktu dari
ketahanan pangan yang terbagi dalam kerawanan pangan kronis
(chronic food insecurity) dan kerawanan pangan sementara (transitory
food insecurity). Kerawanan pangan kronis adalah ketidak mampuan
untuk memperoleh kebutuhan pangan setiap saat, sedangkan
kerawanan pangan sementara adalah kerawanan pangan yang terjadi
secara sementara yang diakibatkan karena masalah kekeringan
banjir, bencana, maupun konflik sosial.
(5). Status gizi (Nutritional status ) adalah outcome ketahanan pangan
yang merupakan cerminan dari kualitas hidup seseorang. Umumnya
satus gizi ini diukur dengan angka harapan hidup, tingkat gizi balita
dan kematian bayi.
Di Indonesia, kebijakan ketahanan pangan meliputi empat aspek, yaitu:
(i) ketersediaan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup bagi
seluruh penduduk,
(ii) distribusi pangan yang lancar dan merata (menurut dimensi ruang
dan waktu),
(iii) konsumsi pangan setiap individu yang memenuhi kecukupan gizi
(iv) status gizi dan kesehatan masyarakat.
✯.✰ ✱ ✲✳✴ ✲✵ ✶✷ ✸ ✳✹✷zi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
Status Gizi merupakan ekspresi satu aspek atau lebih dari nutriture
seorang individu dalam suatu variabel (Hadi, 2002:15). Status gizi adalah
ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau
perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa,
2001:19). Sedangkan menurut Gibson (1990:59) menyatakan status gizi
adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan
antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya.
2.5 Pengertian Program
Program merupakan suatu rencana yang terorganisir yang dimulai
dari beberapa tahap, yaitu menentukan sasaran yang akan dicapai atau
penetapan tujuan dan apabila telah dilaksanakan maka untuk mengurangi
kekurangan dilakukan evaluasi untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, mengacu pada program
dalam rangka meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi, khususnya bagi
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat kita
lihat bahwa untuk dapat mengukur keberhasilan suatu program yang telah
direncanakan dalam rangka meningkatkan Ketahanan Pangan dan gizi
masyarakat setidaknya ada hal-hal yang perlu diperhatikan seperti yang
dikemukakan di atas. Program Aksi Desa Mandiri Pangan merupakan
suatu program yang dilaksanakan oleh pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hasibuan dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah mengemukakan
bahwa:
”Program adalah sattu rencana yang pada dasarnya telah menggambarkan rencana yang kongkret. Rencana ini kongkret, karena dalam program sudah tercantum, baik sasaran, kebijaksanaan, prosedur, waktu maupun anggarannya” (Hasibuan, 1996:103).
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat
dikatakan bahwa program merupakan suatu rencana yang telah
ditetapkan yang berorientasi pada tujuan tertentu, dalam hal ini Program
Aksi Desa Mandiri Pangan merupakan suatu program yang telah
Gizi (mengurangi kerawanan pangan dan gizi) masyarakat melalui
pendayagunaan sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal di
perdesaan.
✺.✻ ✼✽✾✿❀✿❁ ❂❃ ❄❃❅✿❁ ❆✿❁
Berdasakan sumber dari Badan Ketahanan Pangan Daerah
Provinsi Jawa Barat Desa mandiri pangan adalah desa yang
masyarakatnya mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan
pangan dan gizi melalui pengembangan subsistem ketersediaan,
subsistem distribusi, dan subsistem konsumsi dengan memanfaatkan
sumber daya setempat secara berkelanjutan. .
Dengan adanya Desa Mandiri Pangan diharapkan masyarakat
Desa rawan pangan akan kembali mempunyai kemampuan untuk
mewujudkan ketahanan pangan dan gizi, sehingga dapat menjalani hidup
sehat dan produktif setiap harinya. Upaya tersebut dilakukan melalui
pemberdayaan masyarakat untuk mengenali potensi dan
kemampuannya, mencari alternative peluang dan pemecahan masalah
serta mampu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya
alam secara efisien dan berkelanjutan, dan akhirnya tercapai kemandirian
❇.❈.❉ ❊ ❋● ❋❍■❏❑▲❍▼❍■◆ ❖P ❖◗ ❍■❘❍■
Adapun tujuan dari Desa mandiri Pangan adalah Meningkatkan
Ketahanan Pangan dan Gizi (mengurangi kerawanan pangan dan gizi)
masyarakat melalui pendayagunaan sumberdaya, kelembagaan dan
budaya lokal di perdesaan dengan:
1. Melaksanakan kegiatan sosialisasi desa mandiri pangan tingkat
provinsi
2. Menyebarluaskan informasi terkait desa mandiri pangan sebagai upaya
pengembangan desa rawan pangan/ rawan daya beli
3. Melakukan fasilitasi upaya ketersediaan dan kelancaran distribusi
pangan
4. Meningkatkan kemampuan akses pangan rumah tangga
5. Meningkatkan fasilitasi kemampuan mengelola konsumsi pangan
dengan gizi seimbang dan aman
6. Meningkatkan kemampuan mengatasi masalah pangan
7. Melakukan pengembangan usaha produktif pedesaan dan Melakukan
pengembangan jaringan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam melawan kelaparan dan kemiskinan.
Sasaran :
Terwujudnya ketahanan pangan dan gizi tingkat desa yang ditandai
❙.❚.❙ ❯ ❱❲❳ ❨❩❬ ❭❪❫❴❵ ❴❪❛ ❩❜❳ ❝❩❱❞ ❪ ❭❡❪ ❩❢
Berdasarkan dari dokumen di Badan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Barat berikut indikator-indikator keberhasilan program yang harus di
capai dalam Program aksi Desa mandiri Pangan:
1. Berkembangnya usaha ekonomi produktif kelompok-kelompok afinitas.
2. Berfungsinya kelembagaan layanan masyarakat desa.
3. Tersedianya pangan yang cukup, menurunnya prevalensi kelaparan,
menurunnya prevalensi gizi buruk
4. Menurunnya prevalensi wabah penyakit
5. Terbentuknya jaringan usaha
6. Tersedianya distribusi pangan yang memadai.
7. Konsumsi pangan yang cukup, beragam, bergizi, seimbang dan aman.
8. Peningkatan pendapatan masyarakat miskin dari usaha on farm, off
farm dan non farm.
9. Berfungsinya peran koordinasi lintas sektor untuk mendukung
pembangunan wilayah pedesaan
❙.❚.❣ ❤❬❪ ❩❬ ❴❡ ❳ ❫❴❡❳ ❩ ❬❩❱❞ ❪ ❭❡❪ ❩❢
Strategi dalam Program Aksi Desa Mandiri Pangan yang akan
dilaksanakan dalam Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Desa Mandiri
Pangan dilakukan melalui Tahapan Kegiatan :
1. Persiapan
3. Pengembangan dan
4. Kemandirian
Keempat tahapan kegiatan tersebut dilakukan melalui proses
pemberdayaan masyarakat untuk mengenali potensi dan kemampuannya,
mencari alternatif peluang dan pemecahan masalah serta mampu
mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumberdaya alam secara
efisien dan berkelanjutan sehingga tercapai kemandirian.
✐.❥.❦ ❧ ♠♥ ♦ ♣qr♣♥ ♦ s tyaan
Sumber-sumber pendanaan untuk membiayai Program Aksi Desa
Mandiri Pangan berasal dari:
1. Pusat : APBN
2. Propinsi : APBN (dana dekonsentrasi), APBD I
3. Kabupaten : APBN (dana tugas pembantuan), APBD II
Dana dekonsentrasi digunakan untuk operasional pelatihan,
pembinaan dalam rangka Program Aksi Desa Mandiri Pangan. Dana
tugas pembantuan dialokasikan untuk setiap desa pelaksana, dengan
rincian penggunaan sebagai berikut:
1. 60 % merupakan bantuan masyarakat desa
2. 40 % untuk operasional desa dan kabupaten
Dalam pelaksanaannya,Desa Mandiri Pangan akan difasilitasi
manajemen kelompok dan usaha serta teknis, bantuan permodalan,
sarana dan prasarana, tenaga kerja serta teknologi.
Berbagai masukan tersebut akan digunakan untuk mendukung
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan seperti pemberdayaan
masyarakat (pendampingan, pelatihan, fasilitasi dan penguatan
kelembagaan), harmonisasi system ketahanan pangan dan
pengembangan keamanan pangan serta antisipasi maupun
penanggulangan kerawanan pangan. Melalui berbagai kegiatan tersebut,
diharapkan masyarakat desa mempunyai kemampuan dalam mengelola
aspek ketersediaan dan distribusi pangan dengan gizi seimbang dan
aman, dan mampu mengatasi masalah pangan serta mampu membentuk
aliansi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melawan
kelaparan dan kemiskinan, sehingga diharapkan dapat menurunkan
✇①✇ ②② ②
③✇④⑤ ⑥⑦ ①⑧③ ⑨①⑩ ⑥⑥⑦
❶❷❸ ❹❺❻ ❼❺ ❽❺ ❾ ❿❻ ➀❻ ⑥❺❾ ➁➂ ❽ ✇❺➃❺ ❾ ⑥➄ ➁❺➅❺ ❾❺ ❾ ⑧❺ ❾➆❺ ❾ ➇❺➄ ❽❺➅ ⑧❽➂ ➈➉ ❾➊➉➋❺➌ ❺✇❺ ❽❺➁
❶❷❸ ❷❸✇❺➃❺ ❾⑥➄ ➁❺➅ ❺ ❾❺ ❾⑧❺ ❾➆❺ ❾⑧ ❽➂ ➍➉❾➊➉④❺➌ ❺✇❺ ❽❺ ➁
Yang menjadi objek KKL adalah sebuah instansi pemerintah yaitu Dinas Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Barat, yang beralamat di Jl. Ciumbuleuit 2 Bandung.
❶❷❸ ❷➎ ➏➀➆❺➊ ⑧➂➐➂➐ ➃ ❺❾ Fu❾ ➆s➉ B❺d❺ ❾ K➄❺➅ ❺ ❾t ❺ ❾ ⑧❺ ❾➆❺ ❾ ⑧➂ ➍➉❾r ➉s J❺w❺ B❺r❺t ❷
Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat,mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang ketahanan pangan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut Badan Ketahanan Pangan Daerah mempunyai fungsi :
Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis bidang ketahanan pangan;
2. penyelenggaraan koordinasi dan pambinaan UPTB;
3. pelaksanaan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
➓➔→ ➔➓ ➣ ↔↔s d↕➙ M↔s↔ B↕d↕➙ K➛t↕➜ ↕➙↕➙➝ ↕➙➞ ↕➙ D↕➛r↕➜ ➟ BK➝D) ➝r➠v↔➙s↔ J↕w↕ B↕r↕t
3➔1➔3➔1 ➣ ↔s↔ B↕d↕➙ K➛t↕➜ ↕➙ ↕➙➝↕➙➞ ↕➙ D↕➛r↕➜ ➟BK➝D)
Berkaitan dengan tugas pokok BKPD dan pergeseran paradigma, maka diformulasikan Visi BKPD Provinsi Jawa Barat adalah : Tercapainya Jawa Barat sebagai Provinsi Bebas Rawan Pangan. Dimana fokus BKPD Provinsi jawa Barat yaitu ingin lebih meningkatkan kualitas pangan dan daya beli masyarakat Melalui Program Aksi Desa Mandiri Pangan demi tercapainya stabilitas dan ketahanan pangan di Provinsi Jawa Barat.
3➔1➔3➔ ➔➡M↔s↔ B↕d↕➙ K➛t↕➜ ↕➙ ↕➙➝ ↕➙➞↕➙ D↕➛r↕➜ ➟BK➝D)
1. Mewujudkan Kemandirian Masyarakat melalui Pengembangan usaha ekonomi produktif berbasis potensi lokal
2. Meningkatkan Pendistribusian Pangan yang merata ke seluruh Wilayah
3. Meningkatkan Konsumsi dan Keanekaragaman Pangan 4. Meningkatkan Kelembagaan dan kualitas Infrastruktur Pangan 5. Meningkatkan Sumber Daya Aparatur Bidang Ketahanan Pangan
yang Berbasis Kompetensi
Misi 1 : Mewujudkan Kemandirian Masyarakat melalui Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif bebasis potensi lokal
Tujuan : Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memperoleh pangan yang cukup, berigizi, berimbang, aman dan halal
Sasaran :
Tertanganinya Masalah Kerawanan Pangan baik yang bersifat kronis maupun transien
Indikator :
Jumlah Penerima Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Jumlah Desa Mandiri Pangan
Jumlah Lumbung Pangan
Jumlah cadangan beras pemerintah Meningkatkan daya beli petani Indikator : Nilai Tukar Petani
Misi 2 : Meningkatkan Pendistribusian Pangan yang merata ke seluruh Wilayah
Tujuan : Pangan tersedia dalam jumlah yang cukup di setiap wilayah, sehingga mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau
Sasaran : Tertatanya distribusi dan harga pangan Indikator :
Terjaganya stabilitas harga pangan Jumlah LDPM
Tujuan : Meningkatkan konsumsi masyarakat melalui penganekaragaman pangan
Sasaran :Meningkatkan konsumsi masyarakat melalui penganekaragaman pangan dalam upaya menurunkan ketergantungan terhadap pangan pokok beras.
Indikator :
Menurunnya konsumsi beras perkapita Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat
Misi 4 : Meningkatkan Kelembagaan dan kualitas Infrastruktur Pangan Tujuan : Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan pangan dan meningkatkan kualitas infrastruktur pangan.
Sasaran :
1. Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan pangan dan meningkatnya kualitas infrastruktur pangan
Indikator:Jumlah kelembagaan pangan
2. Meningkatnya Penelitian dan Pengembangan Bidang Ketahanan Pangan
Indikator : Jumlah Dokumen
Misi 5 : Meningkatkan Sumber Daya Aparatur Bidang Ketahanan Pangan yang Berbasis Kompetensi
Sasaran :
Terciptanya kualitas aparatur Bidang Ketahanan Pangan yang memenuhi kualifikasi untuk memenuhi kebutuhan tuntutan peningkatan produktivitas Indikator : Jumlah Pegawai yang mengikuti Pelatihan
➨➩➫ ➭ ➯ ➲➳➵ ➯➳ ➲ ➸ ➲➺ ➻➼➽ ➾➻ ➾➽ ➾➚ ➲➯➻ ➪ ➳➺ ➻ ➾ ➶➹➵➹ ➵➘ Fu➼➺➽ ➘s d➻ ➼ R➽➼c➽ ➻ ➼ Tu➺➻s B➻d➻ ➼ K➚➻➴➻ ➼➻ ➼t ➶➻ ➼➺➻ ➼ D➻➚r➻➴➷BK➶D) ➶r➹v➽ ➼s➽ J➻w➻ B➻r➻t
Organisasi merupakan wadah atau sarana untuk mencapai tujuan sedangkan stuktur organisasi merupakan kerangka bagian kerja yang menggambarkan tugas, wewenang, tanggungjawab, dan tugas pokok dari setiap bagian yang ada dalam organisasi tersebut dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
➱ ✃❐ ❒✃❮❰ÏÐ
Ñ Ò ❮ÓÔÒ Ó ❮Õ ❮Ö ✃×Ø Ù✃ÙØÚÛÜ Ý Ü❮ÕÞØ × ÙØß ✃à✃Ú✃❮✃Ò
ãäåäæäæ ç èéêë êìç íîíï ðñòóô òõ êö êìêï ê÷
Kepala BKPD provinsi Jawa Barat mempunyai tugas pokok merumuskan, menetapkan, memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok Badan serta mengkoordinasikan dan membina UPTB.
Rincian tugas kepala BKPD Provinsi Jawa Barat antara lain:
a. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan
b. Menyelenggarakan penetapan kebijakan teknis Badan sesuai dengan kebijakan umum Pemerintah Daerah.
c. Menyelenggarakan perumusan dan penetapan pemberian dukungan tugas atas penyelenggaraan pemerintahan Daerah di bidang ketahanan pangan.
d. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana pembangunan ketahanan pangan di Daerah.
e. Menyelenggarakan fasilitas yang berkaitan dengan penyelenggaraan program, kesekretariatan, kelembagaan dan infrastruktur, ketersediaan dan kerawanan pangan, konsumsi dan keamanan pangan, serta distribusi dan harga pangan.
g. Menyelenggarakan koordinasi penyusunan rencana strategis, LAKIP, LKP dan LPPD Badan serta pelaksanaan tugas-tugas teknis serta evaluasi dan pelaporan yang meliputi kesekretariatan, kelembagaan dan infrastruktur, ketersediaan dan kerawanan pangan, konsumsi dan keamanan pangan, serta distribusi dan harga pangan.
h. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis ketahanan pangan. i. Menyelenggarakan koordinasi dan pembinaan UPTB
j. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait
k. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
ùúû úüúû ý þÿ þ✁ ✂ ✄ ✂✁☎✆✝ ✞✝ ✟ ✠✄✡☛ ✄☞ ✂✌✂☎ ✂ ✂✁
Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan program Badan, pengkajian perencanaan dan program, pengelolaan, kepegawaian, dan umum.
Adapun rincian tugasnya sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pengkajian serta koordinasi perencanaan dan program Badan.
b. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan.
f. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian
g. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan.
h. Menyelenggarakan pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan.
i. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan pendokumentasian peraturan perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan, protokol dan hubungan masyarakat.
j. Menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan. k. Menyelenggarakan pembinaan jabatan fungsional
l. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan
m. Menyelenggarakan pengkajian bahan rencana strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP), LKPJ, dan LPPD Badan.
n. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait
o. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Sekretariat membawahi tiga Sub Bagian antara lain: 1) Sub Bagian Kepegawaian
Rincian tugas Subbagian Kepegawaian dan Umum :
a. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program Subbagian Kepegawaian dan Umum
b. Melaksanakan penyusunan, pengolahan data kepegawaian
c. Melaksanakan pengusulan gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai dan jabatan di lingkungan Badan
d. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan pensiun pegawai, peninijauan masa kerja dan pemberian penghargaan serta tugas/ijin belajar, pendidikan/pelatihan kepemimipinan teknis dan fungsional e. Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan disiplin pegawai
f. Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karir dan mutasi serta pemberhentian pegawai
g. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan kepada unit kerja di lingkunagan Badan
h. Melaksanakan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan
i. Melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat/naskah dinas dan arsip serta pengelolaan perpustakaan
j. Melaksanakan penggandaan naskah dinas
k. Melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat;
m. Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana, pengurusan rumah tangga, pemeliharaan/perawatan lingkungan kantor, kendaraan dan aset lainnya serta ketertiban, keindahan dan keamanan kantor
n. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Subbagian Kepegawaian dan Umum
o. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian pada UPTB
f. Melaksanakan pembinaan Jabatan Fungsional Badan dan UPTB g. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan
h. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait
i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok da fungsinya 2). Subbagian Keuangan
Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dilingkungan Badan.
Rincian tugas Subbagian Keuangan :
a. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program Subbagian Keuangan
b. Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anagaran Badan c. Melaksanakan pengadaministrasian dan pembukuan keungan Badan d. Melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan
Daerah serta pembayaran lainnya
f. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan administrasi keuangan g. Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak
langsung Badan dan UPTB
h. Melaksanakan verifikasi keuanagan
i. Melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan pertanggungjawaban keuanagan
j. Melaksanakan dan koordinasi penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan administrasi keuangan
k. Melaksanakan administrasi perjalanan dinas pegawai
l. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Subbagian keuangan m. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan
n. Melaksanakan koordinasi dengan unt kerja terkait
o. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya 3). Subbagian Perencanaan dan Program
Subbagian perencanaan dan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi perencanaan dan penyusunan program.
Rincian tugas Subbagian Perencanaan dan Program :
a. Melaksanakan penyusunan program kerja Subbagaian Perencanaan dan Program
ketersediaan dan kerawanan pangan, konsumsi dan keamanan pangan, serta distribusi dan harga pangan
c. Melaksanakan penyusunan bahan perencanaan umum bidang kelembagaan dan infrastruktur, ketersediaan dan kerawanan pangan, konsumsi dan keamanan pangan, serta distribusi dan harga pangan d. Melaksanakan penyusunan bahan Rencana Strategis, Kaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LKPJ dan LPPD Badan.
e. Melaksanakan pengelolaan sistem informasi ketahanan pangan. f. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Subbagian
Perencanaan dan Program
g. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan
h. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait
i. Melaksanakan tugas lain sesuai denagn tugas pokok dan fungsinya
✕). Bidang Kelembagaan dan Infrastruktur
Bidang Kelembagaan dan Infrastruktur mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan pembinaan Bidang Kelembagaan dan Infrastruktur.
Rincian Tugas Bidang Kelembagaan dan Infrastruktur :
b. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan nteknis pembinaan kelembagaan dan Infrastruktur.
c. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitas kelembagaan dan infrastruktur
d. Menyelenggarakan fasilitas kelembagaan dan infrastruktur e. Menyelenggarakan koordinasi kelembagaan dan infrastruktur
f. Menyelenggarakan fasilitas dan pengembangan kelembagaan dan infrastruktur
g. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan
h. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Kelembagaan dan Infrastruktur.
Bidang Kelembagaan dan Infrastruktur membawahi : 1). Sub Subbidang Kelembagaan pangan
Subbidang Kelembagaan pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis kelembagaan pangan.
2). Subbidang infrastruktur Pangan
Subbidang infrastruktur Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis infrastruktur pangan.
5). Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Rincian Tugas Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan :
a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan.
b. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis operasional pembinaan ketersediaan, cadangan pangan dan penanggulangan kerawanan pangan.
c. Menyelenggarakan fasilitas bidang ketersediaan, cadangan pangan dan penanggulangan kerawanan pangan.
d. Menyelenggarakan koordinasi penyelenggaraan ketersediaan, cadangan pangan dan penanggulangan kerawanan pangan.
e. Menyelenggarakan pengembangan ketersediaan, cadangan pangan dan penanggulangan kerawanan pangan.
f. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbagan pengambiulan kebijakan.
g. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan.
h. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit terkait.
i. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Subbidang Ketersediaan dan Cadangan Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitas penyelenggaraan ketersediaan dan cadangan pangan.
2). Subbidang Kerawanan Pangan
Subbidang Kerawanan Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitas penaggulangan kerawanan pangan
1. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan
Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitas peningkatan konsumsi dan keamanan pangan.
Rincian tugas Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan :
a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan
b. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pembinaan peningkatan konsumsi dan keamanan pangan
c. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitas tingkat konsumsi dan keamanan pangan
d. Menyelenggarakan fasilitas tingkat konsumsi dan keamanan pangan e. Menyelenggarakan koordinasi peningkatan konsumsi dan keamanan
pangan
g. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan
h. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah, dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten/Kota
i. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait
j. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan membawahi : 1). Subbidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan
Subbidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitas peningkatan konsumsi dan penganekaragaman pangan.
2). Subbidang Keamanan dan Mutu Pangan
Subbidang Keamanan dan Mutu Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitas peningkatan keamanan dan mutu pangan.
2. Bidang Distribisi dan Harga Pangan
Bidang Distribisi dan Harga Pangan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitas distribusi dan pengendalian harga pangan.
a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Distribusi dan Harga Pangan
b. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis distribusi dan pengendalian harga pangan
c. Menyelenggarakan pengkajian sistem distribusi dan pengendalian harga pangan
d. Menyelenggarakan pengkajian bahan penyusunan pedoman pengembangan distribusi dan pengendalian harga pangan
e. Menyelenggarakan fasilitas dan supervisi kegiatan distribusi dan pengendalian harga pangan
f. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan distribusi dan pengendalian harga pangan
g. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambulan kebijakan
h. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Distribusi dan Harga Pangan
i. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah, dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten/Kota
j. Menyelenggarakan koordinasi denganunit kerja terkait
k. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
1).Subbidang Distribusi
Subbidang Distribusi nmempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitas distribusi pangan.
2).Subbidang Harga dan Distribusi Pangan
✥ ✦✥ ✧V
H✦★ ✧✩✪ ✦✫✬ ✭✮ ✥ ✦H✦★✦✫✩✦✬ ✯✰ ✦✫ ✱✱✩
✲.✳ ✬✴✵✴✶✷✸ ✶✸✸ ✶ ✬✵✹✺ ✵✸ ✻ ✦✼s✽ ✪✴s✸ ✮✸ ✶✾✽✵✽ ✬✸ ✶✺✸ ✶ ✪✸✿✸ ✻ ✮✴✶✽✶✺ ✼✸❀ ✼✸ ✶ ✱✴❀ ✸❁✸ ✶✸ ✶ ✬✸ ✶✺✸ ✶ ✪✸ ✶ ❂✽z✽ ✮✴✿✸✿ ❃✽ ✬✵✹✺ ✵✸ ✻ ✦✼s✽ ✪✴s✸✮✸ ✶✾✽✵✽✬✸ ✶✺ ✸ ✶✪✽✬✵✹✽✶vs✽❄✸w✸✥✸ ✵✸❀ .
Melalui Program Aksi Desa Mandiri Pangan diharapkan
masyarakat desa mempunyai kemampuan untuk mewujudkan
ketahanan pangan dan gizi sehingga dapat menjalani hidup sehat
dan produktif dari hari ke hari secara berkelanjutan.
Upaya tersebut dilakukan melalui proses pemberdayaan
masyarakat untuk mengenali potensi dan kemampuannya, mencari
alternatif peluang dan pemecahan masalah serta mampu mengambil
keputusan untuk memanfaatkan sumberdaya alam secara efisien dan
berkelanjutan sehingga tercapai kemandirian.
Peningkatan ketersediaan pangan merupakan prioritas utama
kebijakan pembangunan pertanian dan perikanan di Jawa barat dan
menjadi prasyarat penting dalam pemantapan ketahanan pangan, agar
ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga dapat diwujudkan dengan
baik, maka ketersediaan bahan pangan harus terjamin dan terjangkau
oleh daya beli masyarakat. Kondisi demikian sangat didambakan oleh
seluruh masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan menengah
Berdasarkan data BKPD jabar ketersediaan pangan strategis di
Jawa Barat, jumlah produksi belum semua komoditas mencukupi
kebutuhan konsumsi pangan penduduk Jawa Barat, kecuali beberapa
komoditas seperti beras, sayuran dan buah-buahan (❅ ❆❇ ❈❉❆ ❅), dan komoditas jagung, kedele, daging sapi dan ikan masih defisit (❊❋ ●❆❅). ketersediaan pangan strategis dapat mencukup kebutuhan konsumsi
penduduk, bahkan berlebih. Melihat pencapaian produksi dan laju
penambahan produksi bahan pangan dibandingkan dengan laju
pertumbuhan penduduk, sehingga perlu dilakukan akselerasi peningkatan
produksi. Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kertersediaan bahan
pangan, maka pemerintah provinsi Jawa Barat, BKPD dan masyarakat
telah melaksanakan kegiatan untuk penguatan cadangan pangan melalui
pengadaan Cadangan Pangan melalui Program Aksi Desa Mandiri
Pangan yang pendanaannya disalurkan dalam bentuk bantuan keuangan
kepada Pemerintah Kabupaten.
Pengembangan lumbung pangan yang diharapkan dapat
memenuhi ketersediaan / cadangan pangan diwilayah rawan pangan
khususnya pada saat musim kering maupun untuk pembelian beras pada
saat panen raya dalam rangka lebih memantapkan pelaksanaan
cadangan pangan di tingkat rumah tangga guna memenuhi kebutuhan gizi
keluarga, telah dilaksanakan pengembangan pangan lokal.
Kegiatan distribusi pangan merupakan salah satu bagian dari
agar pangan dapat didistribusikan dari produsen sampai diterima
konsumen. Upaya pengelolaan distribusi pangan dapat mencapai hasil
yang optimal jika diikuti oleh peningkatan pendapatan petani produsen
secara nyata. Peningkatan pendapatan petani produsen dapat mencapai
optimal apabila produksi pertanian yang dihasilkan memperoleh imbalan
dengan harga yang layak.
Salah satu kebijakan Pemerintah Propinsi Jawa Barat, untuk
menjaga agar petani memperoleh harga gabah dan bahan pangan lain
yang layak dan tidak berfluktuasi secara tajam terutama pada saat terjadi
panen raya adalah melalui program pembelian gabah/bahan pangan
lainnya. Disamping itu, tujuan lainnya yaitu meningkatkan kesinambungan
penyediaan pangan, meningkatkan efektitas dan efisiensi distribusi
pangan antardaerah dan antar waktu; serta mengembangkan
kelembagaan pangan di pedesaaan. Fokus Pembangunan yang bertumpu
pada beras, telah menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi
kepada komoditas beras. Berdasarkan hasil olahan data BKPD Jabar
bahwa konsumsi beras masyarakat di Jawa barat, yang dicerminkan dari
cukup dominan sumbangan konsumsi energinya terhadap Angka
Kecukupan Gizi (AKG). Sehingga berakibat pada rentannya ketahanan
pangan masyarakat, bila kemampuan penyediaan beras terganggu karena
iklim, bencana alam, gejolak harga maupun sebab-sebab lainnya.
Berdasarkan hasil evalusi penyelenggaraan dan pelaksanaan
bahwa kapasitas penyediaan bahan pangan yang diproduksi oleh
masyarakat sudah cukup memadai namun masih terdapat kelemahan
dalam melakukan manajemen ketersediaan dan cadangan pangan.
Selanjutnya dalam pelaksanaan fasilitasi lembaga usaha ekonomi
pedesaan yang selama ini menggunakan pendekatan pendanaan dari
perbankan belum menunjukan keberhasilan dalam menangani distribusi
dan harga komoditi pangan (gabah). Oleh karena itu, ke depan fasilitasi
kegiatan sejenis ini perlu dilakukan pembenahan lebih maksimal. Apalagi
dana yang akan difasilitasi adalah dalam bentuk bantuan sosial, sehingga
dalam pelaksanaannya diharapkan bisa meningkatkan pendapatan
masyarakat serta terdistribusinya komoditi pangan secara efisien dan
efektif.
Berdasarkan pembahasan di atas maka di buatlah perencanaan
sebagai berikut
❍.■.■ ❏ ❑▲ ❑▼ ◆❖▼❖❖▼❏▲P ◗▲ ❖❘
Perencanaan Program Aksi Desa Mandiri Pangan disusun
secara berjenjang dari tingkat pusat, propinsi sampai dengan
kabupaten. Perencanaan di tingkat Pusat dilakukan pada tahun
sebelumnya untuk menentukan kabupaten-kabupaten penerima dana
tugas pembantuan. Program disusun untuk tingkat pusat, propinsi dan
kabupaten dengan kegiatan-kegiatan yang saling terintegrasi.
Penyusunan program dilakukan secara bottom up dengan pendekatan
sebagai pihak utama atau pusat pengembangan dimulai dari
perencanaan tingkat desa yang kemudian diajukan kepada pokja di
tingkat kabupaten untuk selanjutnya diajukan ke pusat. Dengan proses
perencanaan ini masyarakat akan mampu menganalisis masalah dan
peluang yang ada serta mencari jalan keluar sesuai tujuan yang mereka
miliki. Mereka sendiri yang membuat keputusan-keputusan (di tingkat
mikro-rumahtangga) dan menyusun rencana, implementasi serta
mengevaluasi keefektifan kegiatan yang dilakukan di tingkat makro
bahkan global.
❙.❚.❯ ❱ ❲❳❲❨ ❩❬❨❬❬❨ ❭❲❪ ❬
Rencana pembangunan desa secara umum dilakukan setiap
tahun oleh Lembaga Masyarakat Desa (LMD) dengan melibatkan
tokoh-tokoh masyarakat melalui Musyawarah Pembangunan Desa
(Musrenbangdes). Untuk mewujudkan ketahanan pangan di tingkat desa
diperlukan perencanaan pembangunan ketahanan pangan yang perlu
diintegrasikan kedalam perencanaan pembangunan di tingkat desa.
Perencanaan pembangunan ketahanan pangan dalam Program Aksi
Desa Mandiri Pangan dilaksanakan oleh Tim Pangan Desa dan
anggota masyarakat yang tergabung dalam kelompok afinitas serta
tokoh masyarakat dan difasilitasi oleh pendamping. Ragam usulan
kegiatan merupakan gabungan usulan kelompok yang disusun secara
yang mencakup tiga subsistem ketahanan pangan, yaitu subsistem
ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan yang dapat digunakan
untuk membangun wilayah perdesaan selama dan setelah
berakhirnya Program Aksi Desa Mandiri Pangan. Rencana pembangunan
ketahanan yang disusun harus memuat tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai, kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk mencapai
tujuan serta indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan. Perencanaan pembangunan
ketahanan pangan yang telah disusun ini selanjutnya dapat dijadikan
sebagai salah satu aspek di dalam rencana pembangunan desa.
Rencana pembangunan wilayah desa yang disusun dituangkan dalam
dokumen rencana pengembangan desa yang digunakan sebagai
acuan untuk pelaksanaan pembangunan perdesaan. Usulan rencana
pembangunan desa tersebut disampaikan kepada aparat desa dan
kecamatan serta penanggungjawab kegiatan di tingkat kabupaten
(Badan/ Dinas/Kantor/Unit kerja yang menangani ketahanan pangan).
❫.❴.❵ ❛ ❜❝❜❞ ❡❢❞❢❢❞ ❣❜❤ ✐❥❦ ✐❧
Kelompok dengan bantuan pendamping membuat rencana
kegiatan kelompok dan rencana usaha kelompok. Rencana kegiatan
kelompok disesuaikan dengan dinamika kelompok mencakup
kebutuhan peningkatan kapasitas anggota kelompok dalam hal
usaha kelompok disesuaikan dengan kebutuhan usaha produktif yang
meliputi usaha♠♥♦♣q r, ♠ ♦♦ ♦♣q r, s♣♥♥♠ ♥♦♣q r.
t.✉ ✈ ✇①②③④②⑤②②⑤ ✈⑥⑦ ⑧⑥②⑨ ⑩③④ ❶ ❷✇④ ② ❸②⑤ ❹❶⑥ ❶ ✈②⑤ ⑧②⑤ ❷② ①②⑨ ❸ ✇⑤ ❶⑤ ⑧③②❺ ③②⑤ ❻ ✇❺ ②❼②⑤ ②⑤ ✈②⑤ ⑧②⑤ ❷②⑤ ❽ ❶z❶ ❸ ✇①② ①❾ ❶ ✈⑥⑦⑧⑥②⑨ ⑩③s❶ ❷✇s② ❸②⑤ ❹❶⑥ ❶✈②⑤ ⑧②⑤❷❶✈⑥⑦v❶⑤s❶❿②w② ➀②⑥ ②❺.
Program Aksi Desa Mandiri Pangan dilaksanakan selama 4(empat)
tahun berturut-turut melalui empat tahapan pelaksanaan yaitu: tahap
persiapan, penumbuhan, pengembangan dan kemandirian. Tahap
persiapan merupakan tahap awal Pelaksanaan Program Aksi Desa
Mandiri Pangan dengan kegiatan sebagai berikut :
Seleksi Lokasi Sasaran
a. Kabupaten
Kriteria :
1) Memiliki unit kerja yang menangani ketahanan pangan
2) Telah terbentuk Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten
3) Bersedia menyediakan dana pendamping dari APBD (minimal 20
persen dari dana APBN)
4). Merupakan kabupaten rawan pangan
Pelaksanaan :
1) Seleksi kabupaten dilakukan BKP/Unit kerja yang menangani
ketahanan pangan di tingkat Propinsi kemudian diusulkan dan
2). Waktu : pada saat pengalokasian dana tugas pembantuan.
b. Kecamatan
Kriteria :
1). Adanya kelembagaan ekonomi dalam mendukung pengembangan
ketahanan pangan (pasar, KUD, dan lain-lain)
2). Memiliki SDM aparat (penyuluh) yang dapat mendukung
pelaksanaan program
Pelaksanaan:
1) Seleksi kecamatan dilakukan oleh Badan/Dinas/Kantor/Unit Kerja
yang menangani ketahanan pangan di tingkat kabupaten dan
diverifikasi oleh propinsi.
2). Waktu : Februari ñ Maret
c. Desa
Kriteria :
1). Termasuk desa rawan pangan (minimal 30 persen penduduknya
termasuk KK miskin) berdasarkan Survei DDRT
2). Memiliki potensi (SDA dan SDM) yang belum dikembangkan
3). Aparat desa dan masyarakat memiliki respon yang tinggi terhadap
pembangunan ketahanan pangan.
Pelaksanaan :
1). Membuat nominasi 5 (lima) desa rawan pangan yang dipilih oleh
Badan/Dinas/Kantor/Unit Kerja yang menangani ketahanan pangan
diverifikasi oleh Propinsi.
2). Melakukan identifikasi ulang pada lima desa yang sudah terpilih
dengan survei DDRT untuk mengetahui jumlah KK miskin.
3). Dari Hasil DDRT dipilih 2 desa yang memiliki jumlah KK miskin
minimal 30 persen dari KK total sebagai lokasi pelaksana Program
Aksi Desa Mandiri Pangan.
4). Dua Desa yang telah dipilih ditetapkan dengan Surat Keputusan
Bupati/Ketua Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten.
Kegiatan-kegiatan termasuk dalam tahap penumbuhan antara lain :
Pemberdayaan Masyarakat
a. Pelatihan-Pelatihan
1. Pelatihan di Tingkat Kabupaten
Pelatihan Teknis/Keterampilan bagi kelompok afinitas, lembaga
pangan dan gizi di perdesaan
1). Dilaksanakan oleh kabupaten
2). Pelatihan teknis yang diberikan berupa pelatihan untuk
meningkatkan keterampilan anggota kelompok afinitas, tenaga
pendamping serta kelembagaan penunjang
3). Pelatihan yang dibiayai dengan dana APBN sebanyak 5 kali.
4). Pelatihan teknis yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan
kelompok
Pelatihan-pelatihan Penunjang Penyelenggaraan pelatihan ditujukan
serta kelembagaan penunjang yang telah ada dan berkembang di
masyarakat seperti : Lumbung Pangan, kelembagaan pangan lokal dan
pekarangan, Koperasi Tani, KUD, Kelompok Tani, Kelompok Wanita
Tani, dan lain-lain. Pelatihan-pelatihan penunjang ini dilaksanakan
oleh kabupaten disesuaikan dengan ketersediaan dana APBD dan
dana dari instansi lain terkait. Jenis-jenis pelatihan yang dapat
diselenggarakan, antara lain:
1). Pelatihan Manajemen Keuangan
2). Pelatihan Kewirausahaan
3). dan lain-lain
➁➂➃➄➅ ➆.➇
➈➄➉➊➂ ➋➂ ➌ ➍ ➄➅➂ ➋➊ ➎➂ ➌ ➏➂ ➐➂ ➁➂➎ ➂➏ ➍ ➄ ➌➑➒➃ ➑➎ ➂ ➌ ➁➊ ➌➉➓➂ ➋➈ ➂➃ ➑➏➂ ➋➄ ➌
No Kegiatan Tempat Peserta
1 Pelatihan Teknis Kabupaten/Desa Kelompok afinitas,
TimPangan
Desa, pendampin
2 Pelatihan Penunjang Kabupaten/Desa Kelompok afinitas,
Tim Pangan Desa,
pendamping,
kelembagaan
penunjang
2. Pelatihan Petugas Pengelola Lembaga Keuangan Desa
1). Dilaksanakan oleh propinsi
a. Peserta : Petugas Pengelola Lembaga keuangan Desa pelaksana
desa mapan tahun 2006 yang dipilih oleh pendamping, anggota
kelompok dan Tim Pangan Desa
b. Pengajar : Perguruan Tinggi, Badan/Dinas/Kantor/Unit kerja
Ketahanan Pangan, dan instansi terkait tingkat propinsi, perbankan,
LSM
1). Manajemen Administrasi
2). Manajemen usaha
3). Manajemen Keuangan
4). Organisasi/kelembagaan
5). Waktu : 4 hari
b. Pendampingan
Pendampingan masyarakat dilakukan untuk penguatan kelembagaan
dan pemberdayaan kelompok afinitas. Ruang lingkup pendampingan
meliputi :
1). Pendampingan dalam rangka pengembangan dinamika kelompok
yang meliputi : organisasi kelompok, pembukuan, manajemen
keuangan dan permodalan, manajemen usaha, jaringan usaha dan
lain-lain.
2). Pendampingan dalam rangka penguatan kapasitas anggota
a. penguatan kapasitas di bidang pangan dan gizi
b. penguatan kapasitas di bidang kesehatan lingkungan
c. pengembangan kelembagaan dan jaringan usaha
d. penerapan teknologi tepat guna
3). Pendampingan dalam rangka penumbuhan dan pengembangan
usaha produktif kelompok yang meliputi usaha on farm, off farm,
maupun non farm. Kegiatan pendampinganuntuk menumbuhkan dan
mengembangkan usaha kelompok dilakukan melalui langkah-langkah :
a. Analisis potensi dan permasalahan
b. Analisis kelayakan usaha
c. Penetapan prioritas kegiatan usaha
d. Perencanaan pembiayaan usaha
e. Perencanaan kegiatan usaha
4). Evaluasi Kinerja Pendamping
Kinerja pendamping dievaluasi setiap tahun oleh kabupaten
berdasarkan rencana kerja yang dibuat pendamping, laporan
pendamping ke kabupaten, hasil monitoring kabupaten serta laporan
dari Tim Pangan Desa. Evaluasi kinerja pendamping dilaksanakan
pada bulan Desember. Hasil evaluasi kinerja pendamping digunakan
untuk menentukan keberlanjutan kontrak pendamping dengan Kepala
Dinas/ Badan/Kantor/Unit Kerja Ketahanan Pangan
c. Peningkatan Aksesibilitas Peningkatan aksesibilitas merupakan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Peningkatan aksesibilitas
masyarakat di daerah rawan pangan pangan diperlukan, karena pada
umumnya di daerah tersebut mempunyai karakteristik : tingkat
pendidikan rendah, daya beli dan peluang kerja masyarakat rendah,
ketersediaan sarana prasarana pendukung di perdesaan masih
kurang, dan lain-lain. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka
perlu diupayakanpeningkatan akses informasi, sarana prasarana,
teknologi, permodalan, pasar, dan sebagainya. Pembuka aksesibilitas
adalah aparat di tingkat kabupaten dan propinsi bekerjasama dengan
stakeholder lain yang terkait kepada masyarakat melalui pendamping
dan Tim Pangan Desa.
d. Penguatan Kelembagaan
1). Kelompok Kerja (Pokja) Desa Mandiri Pangan
Pokja Mandiri Pangan merupakan kelompok kerja di dalam
organisasi Dewan Ketahanan Pangan yang dibentuk di tingkat pusat,
propinsi dan kabupaten/kota
Pokja Mandiri terdiri dari instansi-instansi terkait ketahanan
pangan yang dapat mendukung pelaksanaan Program Aksi Desa
Mandiri Pangan
Bupati selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten
memiliki peran yang strategis dalam mengkoordinasikan dan
mensinergikan kegiatan lintas sektor, untuk itu pertemuan pokja di