• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan komik edukasi Burung Julang Sulawesi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan komik edukasi Burung Julang Sulawesi"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Teguh Rinaldi Jenis Kelamin : Laki-Laki Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 30 September 1991

Agama : Islam

Alamat :Komp. Purifajar Blok C no 42 Cibeber, Cimahi Selatan RT. 09 RW. 09

Telepon : 085624563560

Email : tooyoungtodies@yahoo.com

PENDIDIKAN

1997-2003 :SD Sudirman IV, Cimahi

2003-2006 :SMPN 2 Cimahi

2006-2009 :SMAN 3 Cimahi

KEMAMPUAN

1. Kemampuan menggunakan software untuk keperluan illustrasi dan painting (Adobe Photoshop, Paint Tool SAI, dan Adobe Illustrator)

(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KOMIK EDUKASI BURUNG JULANG SULAWESI

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2012-2013

Oleh :

Teguh Rinaldi 51909023

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. Karena berkat karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan pengantar tugas akhir yang berjudul “PERANCANGAN KOMIK EDUKASI BURUNG JULANG SULAWESI” sebagai salah satu syarat untuk mencapai kelulusan mata kuliah Tugas Akhir di Fakultas Desain Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Pada Kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Deni Albar M.Ds selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penyusunan tugas akhir ini sehingga tugas akhir ini dapat tersusun dan terselesaikan. tidak lupa penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf dosen dan asisten pada fakultas desain Universitas Komputer Indonesia yang telah banyak membantu dalam proses penyempurnaan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa laporan pengantar proyek tugas akhir masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Akhir kata penulis berharap semua amal baik, bantuan serta dorongan dari semua pihak yang membantu selalu diberikan Rahmat dan Hidayah-Nya. Amin.

.

Bandung, 22 Juli 2013

(7)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

SURAT KETERANGAN HAK EKSKLUSIF ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Perancangan ... 4

BAB II JULANG SULAWESI BURUNG ENDEMIK INDONESIA II.1 Burung rangkong endemic ... 5

II.2 Burung Julang Sulawesi ... 6

II.3 Wilayah Penyebaran Julang Sulawesi ... 8

II.4 Hasil Penelitian Terkait Julang Sulawesi. ... 9

II.5 Pengertian Komik. ... 11

(8)

viii BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan ... 14

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 15

III.1.1.1 Sinopsis Cerita ... 16

III.1.2 Strategi Kreatif ... 17

III.1.3 Strategi Media ... 17

III.1.2 Strategi Distribusi ... 19

III.2 Konsep Visual ... 19

III.2.1 Format Desain ... 20

III.2.2 Tata Letak(Layout) ... 20

III.2.3 Huruf ... 23

III.2.4 Illustrasi ... 25

III.2.5 Warna ... 39

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1. Proses Pembuatan Buku Komik... 42

IV.2. Media Utama ... 44

IV.2.1 Cover ... 44

IV.2.2 Isi Buku ... 45

IV.3. Media Pendukung ... 47

DAFTAR PUSTAKA. ... 52

LAMPIRAN ... 53

(9)

52

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alikodra,H.S. (2010). Teknik Pengelolaan Satwaliar Dalam Rangka

Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Bogor: IPB Press.

Kinnaird, M.F., O’Brien, T.G., & Suryadi,S. (Apr., 1996). The Auk (Vol. 113, No 2., pp.431-440). California:University of California Press.

Mccloud.S.(2008).Membuat Komik-Rahasia Bercerita Dalam Komik, Manga ,dan Novel Grafis.Jakarta:Gramedia Pustaka Umum

Website

Burung Indonesia. (2011). Rangkong:Petani Hutan Tropis yang Terlupakan Tersedia di:http://burung.org/Artikel/rangkong-petani-hutan-tropis-yang-dilupakan.html [7 November 2012]

Ginting, R. (2011). Makalah Burung Rangkong. Tersedia di:

http://gintingryan.blogspot.com/2011/12/makalah-burung-rangkong.html [15 Oktober 2012]

Naish, D.(2011).An Introduction to Hornbills.Tersedia di:

http://scienceblogs.com/tetrapodzoology/2011/06/22/hornbill-introduction/ [23 Oktober 2012]

Mustajab, A.(2011).Jenis – Jenis Komik.Tersedia di:

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki kekayaan fauna yang sangat beragam. Banyak rekor dan catatan kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia. Namun, Indonesia adalah salah satu penyumbang kepunahan fauna di dunia karena masih banyaknya perburuan-perburuan liar dan perdagangan ilegal yang dilakukan. Burung Rangkong merupakan salah satu dari sekian banyak kekayaan fauna yang jumlah populasinya dari tahun ke tahun semakin berkurang. Burung Rangkong dikenal juga dengan nama Julang, Enggang, Kangkareng, atau dalam bahasa Inggris disebut Hornbill, jenis burung ini tergabung dalam suku Bucerotidae. Burung Rangkong atau Julang mempunyai ciri khas pada paruhnya yang mempunyai bentuk menyerupai tanduk sapi. Burung ini sering menjadi target buruan karena tergolong burung yang memiliki banyak keunikan dan dianggap sebagai jenis burung yang memiliki harga jual tinggi di pasar gelap. Indonesia sendiri memiliki spesies Rangkong yang dinyatakan endemik, karena penyebarannya hanya terdapat di Sulawesi.

Gambar I.1 Julang Sulawesi Salah Satu Rangkong Endemik

Sumber : http://ayukpiyuk.blogspot.com/2011/11/burung-anggang-Rangkong-endemik.html

(11)

2 Idealnya, kekayaan fauna endemik yang berasal dari Sulawesi ini dapat dilestarikan dan dijaga kelangsungan hidupnya. Julang Sulawesi yang memiliki kekhasan pada ciri fisik tubuhnya ini seharusnya dapat menjadi salah satu ikon kekayaan fauna yang dimiliki Indonesia. Habitat Julang Sulawesi ini harus dijaga dan tidak dirusak untuk menjaga kelestarian populasinya agar tidak mengalami kepunahan. Masyarakat bersama pemerintah harus mampu ikut andil dalam proses pelestariannya dikarenakan keberadaan burung Rangkong dapat membantu menjaga kondisi hutan tetap stabil. Selain itu, pengetahuan mengenai Julang Sulawesi seharusnya dapat disampaikan melalui media-media informatif sekaligus persuasif dan menarik secara visual agar memberikan pengetahun sekaligus menekankan pentingnya menjaga kelestarian Rangkong endemik Indonesia .

(12)

3 Dengan adanya kondisi yang terjadi saat ini maka dibutuhkan perancangan media informasi yang bersifat persuasif mengenai burung Julang Sulawesi. Dengan tujuan memberi pengetahuan lebih serta menekankan pentingnya menjaga kelestarian populasi Rangkong endemik yang statusnya terancam punah karena merupakan salah satu kekayaan fauna di Indonesia.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang dapat disimpulkan mengenai burung Julang Sulawesi, yaitu:

• Julang Sulawesi merupakan salah satu jenis kekayaan fauna yang dimiliki Indonesia, namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestariannya mengakibatkan tidak adanya rasa memiliki bahkan mengakibatkan Julang Sulawesi terancam mengalami kepunahan.

• Pengetahuan masyarakat Indonesia khususnya anak-anak Indonesia mengenai burung Julang Sulawesi masih sangat kurang.

• Kurangnya media informasi mengenai burung Julang Sulawesi yang mudah dimengerti orang awam.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dapat disimpulkan rumusan masalah mengenai Julang Sulawesi,yaitu:

“Bagaimana cara menyampaikan informasi mengenai burung Julang Sulawesi kepada anak-anak Indonesia dengan cara yang mudah dipahami dan dimengerti?”

1.4. Batasan Masalah

(13)

4 1.5. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan media informasi ini adalah:

• Meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai keberadaan Julang Sulawesi, fauna endemik yang statusnya terancam punah.

• Menginformasikan kepada masyarakat Indonesia khususnya anak-anak tentang burung Julang Sulawesi yang merupakan hewan endemik Indonesia. • Merancang sebuah media informasi mengenai Julang Sulawesi yang mudah

(14)

5 BAB II

JULANG SULAWESI BURUNG ENDEMIK INDONESIA

2.1 Burung Rangkong Endemik

Burung Rangkong merupakan jenis burung yang populasinya tersebar diseluruh dunia. Berdasarkan data-data penelitian mengenai burung Rangkong, terdapat lima puluh tujuh spesies burung Rangkong. Burung Rangkong merupakan kelompok burung yang mudah dikenali karena ciri fisik tubuhnya. Ciri khas ini dapat ditemui pada ukuran paruhnya yang besar dengan struktur tambahan di bagian atasnya yang disebut dengan balung (casque). Di Indonesia terdapat tiga jenis burung Rangkong yang dinyatakan endemik.

Gambar II.1 Salah Satu Jenis Rangkong Endemik Penelopides exarhatus

Sumber :

http://leesbirdblog.files.wordpress.com/2011/05/98-sulawesi-hornbill-penelopides-exarhatus-by-lee-lpz-c.jpg (30/03/2013)

Spesies endemik merupakan gejala dimana sebuah biota menjadi unik di wilayah geografis tertentu. Sebuah spesies dapat dinyatakan endemik hanya jika spesies tersebut merupakan spesies asli yang hanya bisa ditemukan di sebuah tempat tertentu dan tidak dapat ditemui di wilayah lain. Wilayah itu dapat berupa negara, pulau, atau zona-zona tertentu. Rangkong endemik yang dapat ditemui di Indonesia antara lain yaitu Julang Sulawesi (Aceros cassidix), Julang Sumba

(15)

6 2.2 Burung Julang Sulawesi

Burung Julang Sulawesi merupakan salah satu hewan endemik yang terdapat di Indonesia. Julang Sulawesi lebih dikenal oleh masyarakat disekitar habitatnya dengan sebutan Rangkong Buton, burung Taonn , atau burung Alo. Julang Sulawesi memiliki keunikan yang terletak pada paruhnya yang memiliki tonjolan berkeriput berwarna merah dan kuning, tonjolan atau balung pada paruhnya ini berfungsi sebagai pembeda antara Julang Sulawesi jantan dan betina. balung Julang Sulawesi jantan berwarna merah sedangkan Julang Sulawesi betina berwarna kuning. Selain itu perbedaan karakteristik menonjol yang terdapat pada Julang Sulawesi jantan dan betina adalah warna bulu di kepalanya dimana sang jantan memiliki warna bulu di kepala yang didominasi warna kuning sedangkan sang betina memiliki bulu di kepala yang berwarna hitam.

Gambar II.2 Julang Sulawesi (Aceros cassidix)

Sumber :

(16)

7 Klasifikasi Ilmiah Julang Sulawesi:

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Aves

Ordo : Bucerotiformes

Suku : Bucerotidae

Genus : Aceros

Spesies :Aceros cassidix

Di Indonesia, ukuran tubuh Julang Sulawesi berkisar antar 40 cm sampai 150 cm, dengan Julang terberat mencapai 3.6 Kilogram. Selain itu Julang Sulawesi memiliki ciri khas lain yaitu suaranya yang terdengar seperti orang yang sedang terbahak-bahak. Suara Julang Sulawesi tergolong keras karena dapat terdengar dari jarak 3 kilometer dari sumber suara.

Gambar II.3 Julang Sulawesi Jantan

Sumber : http://ibc.lynxeds.com/photo/knobbed-hornbill-aceros-cassidix/portrait-male

(30/03/2013)

(17)

8 Gambar II.4 Julang Sulawesi Betina

Sumber : http://www.biolib.cz/IMG/GAL/190798.jpg (30/03/2013)

Selama masa perkembangbiakan semua jenis burung Rangkong termasuk Julang Sulawesi bersarang di pohon berlubang yang terbentuk secara alami. Berdasarkan hasil penelitian, pohon berlubang yang tersedia di alam memiliki diameter pohon lebih besar dari 45 cm. Pada saat bersarang, Julang Sulawesi betina akan masuk kedalam lubang yang kemudian ditutup oleh lumpur dan kotorannya. Hal ini menyebabkan hanya tersisa sedikit celah pada sarang yang fungsinya untuk mengambil makanan dari Julang Sulawesi Jantan atau anggota kelompok lainnya dengan menggunakan paruh.

2.3 Wilayah Penyebaran Julang Sulawesi

(18)

9 Gambar II.5 Peta Penyebaran Julang Sulawesi

2.4 Hasil Penelitian Terkait Julang Sulawesi

Status Julang Sulawesi awalnya tidak dalam kondisi rentan kepunahan, seperti dikutip dari (del Hoyo et al. 2001 hal 436) spesies Julang Sulawesi dinyatakan spesies lokal yang jumlahnya banyak dan mudah ditemui di habitatnya. Berdasarkan sejarah status yang dikeluarkan oleh lembaga IUCN (Internasional Union for Conservation of Nature) sejak tahun 2004 hingga 2009 Julang Sulawesi masih berada dalam kategori Least Concern yang berarti jumlahnya masih sangat berlimpah. Namun kini Julang Sulawesi telah dinyatakan masuk dalam kategori Vulnerable yaitu kondisi dimana Julang Sulawesi rentan mengalami kepunahan seperti dilansir dari data status yang dipublikasian oleh IUCN red listpada tahun 2012.

(19)

10 dikutip IUCN red list, 2012 para 1) angka kerusakan hutan Sulawesi per sepuluh tahun mencapai angka 16.9% pada tahun 1985 hingga 1997 dan meningkat menjadi 36.1% dari tahun 1997 hingga tahun 2001.

Menurut dr. Evi selaku dokter hewan di Kebun Binatang Bandung, deforestasi hutan menyebabkan Julang Sulawesi kehilangan tempat untuk melakukan proses reproduksi dan kondisi hutan yang semakin rusak menyebabkan Julang Sulawesi kesulitan untuk memperoleh makanan karena sumber makanannya yang kian hilang.

Dokter Evi menuturkan bahwa Julang Sulawesi merupakan hewan yang dianggap mampu menjaga kestabilan dan membantu pada proses regenerasi hutan agar potensi yang ada di dalamnya tidak hilang. Hal ini dikarenakan Julang Sulawesi memiliki sifat unik, dimana seekor Julang Sulawesi akan menebarkan biji bekas pakannya kembali ke hutan, sifat yang akan sangat bermanfaat bagi lingkungan disekitarnya. Ini semua didukung oleh daya jelajah Julang Sulawesi yang sangat jauh. Seekor Julang Sulawesi mampu terbang sejauh seratus kilometer persegi yang mana setara dengan seratus kilometer jauhnya.

Hal ini membuktikan bahwa Julang Sulawesi mampu melakukan proses timbal balik yang baik antara populasi Julang Sulawesi dengan habitatnya. Perburuan liar menempati posisi kedua sebagai penyebab utama penurunan jumlah populasi Julang Sulawesi. Julang Sulawesi biasa diburu karena Julang Sulawesi termasuk jenis hewan eksotis yang diperjualbelikan di pasar gelap.

Tabel II.1 Penyebab Kepunahan Julang Sulawesi

Species Penyebab kepunahan

Aceros Cassidix ( Julang Sulawesi) Deforestasi hutan Sulawesi yang sangat cepat

(20)

11 2.5 Pengertian Komik

Komik memiliki definisi yang luas. Menurut Eisner, W. dalam bukunya Graphic Storytelling (seperti dikutip oleh Anggara, 2011) komik adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan sedangkan menurut Scott McCloud dalam buku

Understanding Comics bahwa komik merupakan gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya. Dapat dikatakan, komik sebagai produk budaya karena dibuat atas dasar kreasi yang dipresentasikan secara visual.

Pada awalnya, sebutan komik ditujukan untuk serangkaian gambar yang berurutan dan memiliki keterkaitan antara gambar yang satu dengan lainnya, terkadang dibantu dengan tulisan yang berfungsi untuk memperkuat gagasan yang ingin disampaikan. Secara bahasa komik yang berasal dari bahasa yunani adalah cerita bergambar berbentuk dua dimensi yang bercerita bermacam- macam bahkan hal yang dianggap mustahil untuk terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Pada umumnya komik dicetak diatas kertas dan dilengkapi teks atau balon kata. Komik merupakan media yang unik, menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif, media yang sanggup menarik perhatian semua orang dari segala usia, karena memiliki kelebihan, yaitu mudah dipahami.

Bagian-bagian yang terdapat pada komik antara lain cover, halaman isi yang berisi panel-panel dan dialog, juga back cover dimana biasanya memuat synopsis cerita dari isi sebuah komik.

Adapun jenis -jenis komik (seperti dikutip oleh Ade, 2011) antara lain sebagai berikut:

• Komik per issue:

(21)

12 • Trade Paper Back:

Komik ini merupakan kompilasi dari komik per issue dimana ceritanya memuat sebuah arc cerita secara keseluruhan sehingga memiliki jumlah halaman yang banyak seperti format manga pada umumnya.

• Majalah komik:

Merupakan komik yang contentnya tidak hanya komik tapi juga memuat informasi-informasi lainnya, selain itu majalah komik biasanya memunculkan beberapa judul komik dalam satu buku.

• Komik edukasi

Komik jenis ini merupakan jenis komik yang dari unsure ceritanya memuat pengetahuan-pengetahuan dan informasi yang informatif untuk pembacanya.

• Komik instruksional

Merupakan jenis komik yang berisi panduan akan sesuatu hal namun di kemas dalam format komik, dengan tujuan memudahkan penyampaian informasi agar mudah dipahami oleh pembaca.

• Manga

Merupakan jenis komik yang formatnya seperti trade paper back comic dimana contentnya berisi keseleruhan babak cerita pada sebuah komik sehingga memiliki jumlah halaman yang banyak, dimana pada masing-masing chapternya terdiri dari 20-23 halaman.

2.6 Kesimpulan dan Solusi

(22)
(23)

14 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan

Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana yang berfokus pada tujuan jangka panjang, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Permasalahan yang ditemukan mengenai satwa Julang Sulawesi yaitu tidak adanya media informasi yang mudah dipahami oleh anak-anak khususnya di Indonesia, yang menyebabkan ketidaktahuan anak-anak mengenai satwa Julang Sulawesi yang merupakan hewan endemik di Indonesia. Sehingga dibutuhkan perancangan komik mengenai Julang Sulawesi sebagai media informasi bersifat persuasif dengan tujuan untuk menginformasikan segala hal berkenaan dengan burung Julang Sulawesi sekaligus menanamkan kecintaan akan spesies Julang Sulawesi. Yang pada akhirnya bertujuan untuk menanamkan rasa kecintaan akan kekayaan fauna yang dimiliki Indonesia, agar tertanam rasa memiliki dan kesadaran untuk menjaga kelestariannya.

Adapun pemilihan target audiens dari komik edukasi Julang Sulawesi dipandang dari segi demografis, psikografis, dan geografisnya adalah sebagai berikut:

a. Demografis

• Usia : anak-anak usia 8-13 tahun

Freud menyatakan pada tahapan usia ini anak sudah menaruh perhatian pada kondisi dunia dan sekitarnya. Selain itu menurut Piaget seorang ahli psikologis, pada tahapan usia 8-13 tahun anak sudah mampu mempertimbangkan beberapa aspek yang terdapat pada suatu permasalahan

• Status ekonomi sosial : segala kalangan

(24)

15 • Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan

• Pendidikan : Sekolah dasar b. Psikografis

Ditinjau dari segi psikografis, komik edukasi Julang Sulawesi ditujukan kepada anak-anak yang menyukai satwa dan menggemari bentuk bacaan seperti komik.

c. Geografis

Pemilihan target audiens berdasarkan geografis ditujukan kepada anak-anak di wilayah Sulawesi khususnya di kawasan penyebaran Julang Sulawesi yaitu kepulauan Lembeh, Togian, Muna, dan Butung.

d. Target sekunder

Target sekunder untuk komik edukasi Julang Sulawesi adalah anak-anak di kota-kota besar di Indonesia yang gemar mengunjungi kebun binatang dan tertarik dengan keanekaragaman satwa.

3.1.1 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang digunakan dalam strategi perancangan media informasi mengenai Julang Sulawesi adalah melalui media komik yang berisi informasi mengenai Julang Sulawesi mulai dari informasi mengenai pola hidup,habitat, hingga penyebab penurunan populasinya.

a) Tujuan komunikasi

• Mengenalkan spesies Julang Sulawesi (Aceros cassidix) kepada anak, agar anak memahami tentang keberadaan Julang Sulawesi sebagai salah satu jenis burung endemik di Indonesia. Sehingga diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki akan burung Julang Sulawesi.

• Menekankan pentingnya menjaga kelestarian populasi dan habitat Julang Sulawesi agar salah satu burung endemik ini tidak mengalami kepunahan.

b) Materi pesan

(25)

16 menjadi media pembelajaran mengenai pentingnya menjaga dan melindungi satwa hampir punah dan habitatnya.

Adapun point materi yang disampaikan pada komik edukasi Julang Sulawesi adalah:

• Pengenalan tempat wilayah penyebaran Julang Sulawesi • Pengenalan habitat Julang Sulawesi

• Pengenalan Ciri fisik dan pola hidup Julang Sulawesi

• Pengenalan penyebab berkurangnya populasi Julang Sulawesi

c) Pendekatan komunikasi visual

Bahasa visual yang digunakan berupa gambar dalam panel yang bersambung ke panel berikutnya seperti format komik pada umumnya, adapun gaya penggambarannya mengikuti gaya penggambaran komik-komik kartun amerika agar penggambaran morfologi dan habitat Julang Sulawesi dapat tersampaikan dengan jelas.

d) Pendekatan komunikasi verbal

Bahasa verbal yang digunakan adalah bahasa Indonesia dikarenakan target dari medianya merupakan anak-anak Indonesia. Namun penggunaan bahasa Indonesia yang diterapkan bukan bahasa Indonesia baku, hal ini disesuaikan dengan penggunaan bahasa tidak baku pada kalangan anak-anak.

3.1.1.1 Sinopsis Cerita

(26)

17 Dalam petualangannya Berto akan mengajak pembaca menyusuri rimba Sulawesi, menunjukan kondisi alamnya dan memberi informasi tentang kekayaan fauna yaitu Julang Sulawesi. Selain itu Berto juga akan memberikan informasi seputar penyebab semakin menurunnya populasi Julang Sulawesi dan bagaimana cara mengatasinya.

3.1.2 Strategi Kreatif

Pendekatan kreatif pada media komik Julang Sulawesi adalah dengan menampilkan informasi mengenai Julang Sulawesi melalui cara storytelling atau bercerita melalu gambar dengan sisipan-sisipan keterangan pada dialog antar karakter maupun caption dibawah panel untuk pengertian bahasa ilmiah atau bahasa tidak baku yang digunakan.

Unsur humor akan dimasukan pada komik dengan tujuan membuat komik tidak terkesan terlalu serius, sehingga pembaca anak tidak akan cepat bosan dan tertarik untuk membaca lebih jauh. Selain itu akan disisipkan juga data-data faktual beserta teori agar isi konten komik mampu menjadi sarana pembelajaran bagi anak.

3.1.3 Strategi Media

Media yang akan digunakan berupa komik edukasi yang isinya berisi tentang burung Julang Sulawesi. Konten ceritanya meliputi morfologi umum, pola hidup, serta habitat Julang Sulawesi dan penyebab penurunan jumlah populasinya. Segmentasinya ditujukan untuk anak usia 8-13 tahun karena dianggap sudah mampu mengolah informasi baik secara visual maupun verbal.

(27)

18 Media pendukung yang dipilih untuk komik edukasi Julang Sulawesi berupa:

• Mini Poster

Mini Poster disertakan pada komik sebagai bonus komik karena ukurannya yang lebih kecil dari poster pada umumnya

• Baju

Sebagai bonus yang diberikan pada saat event pembagian komik edukasi burung Julang Sulawesi dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

• Sticker

Sticker berukuran kecil yang disertakan pada komik sebagai bonus • Pembatas buku

Media ini disertakan sebagai bonus komik • Gantungan tas

Gantungan tas disertakan sebagai bonus komik dan dapat digunakan oleh anak-anak di tas mereka yang berfungsi sebagai media sosialisasi dan pengingat akan Julang Sulawesi.

• Pin

Pin disertakan pada komik sebagai bonus yang fungsinya sebagai aksesoris sekaligus media sosialisasi komik edukasi Julang Sulawesi.

• Poster A2

Poster dipilih sebagai media promosi komik edukasi Julang Sulawesi yang mana penyebarannya ditempatkan di sekolah-sekolah serta kebun binatang.

• Lembar Mewarnai

(28)

19 3.1.4 Strategi Distribusi

Produksi dan pendistribusian komik edukasi Julang Sulawesi akan bekerja sama dengan pihak dinas margasatwa dan lembaga sosial pemerhati burung seperti burung Indonesia. proses pendistribusiannya akan dilakukan selama 2 bulan utamanya pada masa-masa liburan sekolah agar dapat mengenai target Audiens secara tepat. Adapun pendistribusiannya dilakukan di sekitar kawasan taman nasional Tangkoko Sulawesi dan kebun binatang di kota besar seperti kebun binatang Bandung dengan cara dibagikan secara cuma-Cuma.

Adapun jadwal pendistribusiannya sebagai berikut:

Tabel III.1 Jadwal dan Tempat Penyebaran

MEDIA JADWAL PENYEBARAN

APRIL MEI JUNI

(29)

20 Bahan studi visual yang dipakai:

Gambar III.1 Bahan Studi Visual

3.2.1 Format Desain

Format desain dari komik edukasi Julang Sulawesi adalah portrait dengan ukuran 148 mm x 210 mm atau ukuran A5 seperti format komik-komik jepang pada umumnya. Format A5 sendiri dipilih agar pembaca tidak kesulitan untuk membacanya karena ukurannya disesuaikan dengan komik yang berada di pasaran.

3.2.2 Tata Letak (Layout)

(30)

21 Gambar III.2 Tata Letak Panel Berikut Cara Membacanya

(31)

22 Gambar III.3 Sketsa Cover Komik Julang Sulawesi

Untuk layout cover, komik edukasi Julang Sulawesi mengadaptasi pola layout

(32)

23 3.2.3 Huruf

Pemilihan font pada komik ini disesuaikan dengan tema cerita dan konsep komik, maka untuk komik edukasi Julang Sulawesi dipilih jenis-jenis font yang memiliki karakter kuat dan memiliki kesan petualangan di dalamnya seperti berikut ini:

a) Judul komik

Font yang digunakan pada bagian judul komik adalah font “Amsterdam Graffiti”. Adapun pemilihan font ini dikarenakan jenis font ini memiliki karakter yang unik. Selain itu font ini sangat cocok digunakan untuk judul komik karena dari segi bentuk yang tidak kaku sehingga memiliki kesan bermain dan berpetualang

Gambar III.4 Font “Amsterdam Graffiti” dan Pengaplikasiannya Pada Judul

b) Isi teks

Font yang digunakan pada bagian isi teks pada halaman adalah font “SF action man”. Font ini dipilih karena merupakan font standar yang sering digunakan pada media-media komik yang telah dipublikasi.

(33)

24 Pada bagian teks di cover sampul depan dimana terdapat nama pengarang digunakan font “orator std”. font ini dipilih karena jenis font ini bersifat formal dan netral sehingga tidak mengganggu komposisi pada cover.

Gambar III.6 Font “orator std”

c) Teks efek suara

Font yang digunakan untuk kebutuhan teks efek suara adalah font “zartz”. Font ini dipilih karena bentuknya yang unik dan berbeda-beda sehingga sangat cocok untuk digunakan pada teks efek suara.

(34)

25 3.2.4 Illustrasi

Gaya illustrasi yang digunakan pada komik edukasi rangkong adalah gaya komik amerika, gaya illustrasi ini dipilih karena gaya penggambarannya dinilai cocok untuk memvisualisasikan ide cerita. Selain itu gaya penggambaran komik amerika memiliki ciri khas pada jenis tarikan garisnya yang membuat gambar terlihat dinamis dan tidak monoton.

Studi Karakter

Pada komik edukasi Julang Sulawesi hanya terdapat satu karakter yaitu Berto Rawallangi, ini dikarenakan sifat komunikasi pada komik edukasi Julang Sulawesi bersifat monolog. Pemilihan nama karakter Rawallangi didasari oleh penamaan dari suku Bugis di Sulawesi dimana Rawallangi memiliki arti “dibawah langit” sementara Berto berarti terkenal, sehingga ketika dipadukan nama arti Berto Rawallangi memiliki arti “terkenal dibawah langit”. Gaya penggambaran yang dijadikan acuan adalah gaya gambar kartun.

Gambar III.8 Bahan Studi Karakter

Sumber : http://hodori.deviantart.com/art/red-turnaround-265183760

(35)

26 Adapun penggambaran sifat karakter berto adalah berani, tangkas, dan berjiwa petualang. Berdasarkan penjabaran sifat dan bahan acuan studi karakter diatas maka berto digambarkan sebagai sosok anak lelaki petualang. Penegasan peran dan sifat juga akan ditunjukan dari segi pakaian dan aksesoris yang dikenakan yaitu aksesoris dan pakaian yang biasa digunakan oleh para pendaki gunung atau pecinta alam seperti topi, syal berwarna, sepatu hiking, celana kargo, serta ransel . selain itu pada bagian slayer ditambahkan motif khas Sulawesi.

Gambar III.9 Studi Karakter Berto

Studi Lokasi

(36)

27 Gambar III.10 Setting Lokasi Komik

Sumber : http://awsassets.panda.org/img/sulawesi_moist_forest_103198_356040.jpg

(16/04/2013)

Adapun pemilihan ini dimaksudkan agar settingnya sesuai dengan ide cerita dan mendekatkan pembaca dengan cara membuat pembaca seakan-akan tengah berada di kawasan tersebut.

(37)

28 Ilustrasi Halaman

Tabel III.2 Penjabaran Halaman

Halaman 1

Pada halaman pertama tiap panel berisikan gambar suasana Tam an Nasional Tangkoko yang didapat dari studi lokasi. Halaman ini memberikan gambaran kepada pembaca tentang keadaan Taman Nasional Tangkoko yang berada di Sulawesi.

Halaman 2

(38)

29 Halaman 3

Pada halaman ini tiap panel berisi gambaran hutan yang asri dengan sungai yang mengalir menggambarkan suasana lain di Taman Nasional Tangkoko. Pada kotak narasi diberikan sedikit penjelasn tentang Burung Julang Sulawesi.

Halaman 4

Pada halaman ini sang tokoh utama,Berto muncul. Pada panel satu,dua,dan tiga, Berto mengenalkan dirinya kepada pembaca dan berdialog seolah berbicara kepada pembaca. Lalu di panel terakhir terlihat berto mulai bergerak mengajak

(39)

30 Halaman 5

Pada halaman ini disetiap panel digambarkan Berto sedang berjalan menyusuri hutan dan melewati air terjun untuk mencari Burung Julang Sulawesi.

Pada kotak dialog berisi narasi yang memberikan penjelasan singkat tentang Burung Julang Sulawesi beserta Habitat,dan makanannya.

Halaman 6

(40)

31 Halaman 7

Pada panel satu digambarkan Burung Julang Sulawesi yang terbang melintas di atas pepohonan. Panel dibawahnya menggambarkan Berto yang masih penasaran dan sudah mulai

sedikit lelah karena perjalanannanya cukup jauh. Pada panel terakhir Berto digambarkan terkejut karena mendengar suara yang mencurigakan.

Halaman 8

(41)

32 Halaman 9

Pada halaman ini Berto akhirnya menemukan Burung Julang Sulawesi. Panel satu,dua,dan tiga digambarkan Berto yang berusaha naik ke atas pohon agar bisa melihat Burung Julang Sulawesi dengan jelas. Sedangkan pada panel selanjutnya Berto sudah di atas pohon dan melihat Burung Julang Sulawesi dengan teropong. Dan pada panel lima,enam,dan tujuh digambarkan aktivitas Burung Julang Sulawesi secara dekat seolah dilihat dari teropong milik Berto.

Halaman 10

(42)

33 Halaman 11

Pada halaman ini pembaca diberikan gambar Burung Julang Sulawesi dalam tiga buah panel. Dua panel di atas masing-masing menggambarkan secara close up Burung Julang Sulawesi jantan dan betina. Sedangkan di panel terakhir gambar Burung Julang Sulawesi secara keseluruhan. Di bantu dengan kotak dialog berisi narasi yang membantu menjelaskan perbedaan Burung Julang Sulawesi jantan dan betina.

Halaman 12

Pada panel pertama Berto digambarkan sedang berpikir dan bertanya kepada pembaca. Panel selanjutnya digambarkan hutan yang merupakan habitat dari Burung Julang Sulwesi. Siluet hitam yang digambarkan sebagai orang jahat yang mengancam dan Burung Julang Sulawesi yang terlihat sedang memberi makan anaknya tanpa tahu dalam keadaan sedang terancam oleh orang-orang jahat.

(43)

34 Halaman 13

Panel pertama menggambarkan keadaan hutan yang sepi dan sisa-sisa pohon yang sudah di tebang dengan tanah yang gersang. Lalu pada panel selanjutnya Berto yang sedang memandangi Hutan yang gundul dari atas pohon seolah keadaan hutan itu sangat sepi dan gersang. Pada panel berikutnya berto terlihat sedih. Dan di panel terakhir gambar awan sebagai transisi cerita untuk halaman dan penjelasan selanjutnya.

Halaman 14

(44)

35 Halaman 15

Panel pertama memperlihatkan tanah yang gersang karena imbas dari perusakan hutan. Pada panel selanjutnya memperlihatkan Burung Rangkong yang menjadi korbannya. Lalu Berto yang sedang menjelaskan kepada pembaca. Di panel terakhir halaman ini digambarkan banyak batang pohon yang di telah di tebang,menggambarkan

pengrusakan hutan yang parah.

Halaman 16

Pada panel pertama Berto digambarkan sedang melihat bagian hutan yang sudah di tebang dan terlihat tandus,berbanding terbalik dengan tempat ia berdiri di bagian hutan yang masih subur. Panel

berikutnya menggambarkan penebangan hutan yang dilakukan

secara asal oleh penebang tidak bertanggung jawab. Dan pada panel terakhir menggambarkan alat berat

(45)

36 Halaman 17

Pada panel pertama terlihat sebuah Truk yang mengangkut batang pohon yang sudah ditebang untuk di jual secara illegal ke luar negri atau kepada perusahaan gelap. Lalu panel selanjutnya terlihat Berto memperingatkan pembaca bahwa masih ada hal lain yang mengancam Burung Julang Sulawesi. Dan pada panel selanjutnya digambarkan seorang pemburu yang sedang membidik mangsanya,lalu tempat perkemahan para pemburu tersebut yang terdapat beberapa kotak kayu berisi hasil buruannya.

Halaman 18

(46)

37 Halaman 19

Panel pertama menggambarkan orang jahat bersiluet hitam yang geram jika langkahnya terhalang oleh kebenaran yang merusak bisnisnya. Lalu pada panel selanjutnya Berto mengajak pembaca untuk menindak orang yang tidak bertanggung jawab. Panel kecil yang menunjukan tangan orang yang diborgol mengilustrasikan bahwa orang yang melakukan kejahatan dalam hal pengrusakan hutan dan membahayakan Satwa langka harus ditindak tegas. Dan panel terakhir terdapat sepasang Burung Julang Sulawesi jantan dan betina yang terlihat sedang bercengkrama sebagai Satwa langka yang harus dilindungi.

Halaman 20

Pada halaman ini berto mengajak pembaca untuk melestarikan hutan dengan cara sederhana,yaitu menanam pohon.

(47)

38 Halaman 21

(48)

39 3.2.5 Warna

penggunaan warna pada komik ini akan mengikuti penggunaan warna pada komik-komik amerika, yaitu perpaduan antara banyak warna yang disesuaikan dengan setting latar , suasana, dan pencahayaan pada illustrasinya. Warna-warna yang digunakan akan mengacu pada warna-warna dari object gambar sesungguhnya.

Gaya pewarnaan dengan prinsip naturalist sendiri dipilih agar warna pada illustrasi dapat memperkuat penggambaran suasana lokasi agar tidak terkesan berbeda dari kenyataan, maka warna – warna yang dipilih akan disesuaikan dengan kondisi sebenarnya.

Gambar III.12 Bahan Studi Pewarnaan Naskah Komik

(49)

40 Adapun teknik pewarnaan yang dilakukan adalah dengan teknik pewarnaan digital menggunakan software adobe photoshop. Pewarnaan sendiri mengacu pada teknik

cel shading yaitu proses pewarnaan dimana proses render gambarnya tidak serumit digital painting sehingga terlihat simpel namun tetap menarik. Pemilihan teknik cel shading juga mengacu pada teknik pewarnaan yang digunakan pada komik-komik amerika namun untuk beberapa bagian seperti background akan digunakan teknik semi painting guna memperoleh hasil gambar yang mendekati realita.

(50)

41 Dari keseluruhan warna yang digunakan, akan ada beberapa warna-warna

dominan yang akan sering muncul, adapun warna yang dominan muncul tersebut adalah sebagai berikut:

(51)

42 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

4.1. Proses Pembuatan Buku Komik

Proses pembuatan buku Komik ini dimulai dari pengembangan sinopsis yang kemudian menjadi storyline yang mencakup teks dialog dan deskripsi. Setelah

storyline dibuat, baru kemudian dikembangkan kembali menjadi storyboard

yang dimana pada proses storyboard ini memadukan sketsa dan dialog, pada

storyboard pula sketsa dibuat layout sedemikian rupa untuk menjaga keseimbangan antara dialog dan sketsa. Sketsa pada storyboard juga menggambarkan tingkah laku atau gestur pada karakter.

Setelah storyboard selesai, baru kemudian dibuatlah sketsa awal yang telah di studi terlebih dahulu yang akan menjadi hasil akhir dari visual yang akan dijadikan buku komik. Proses selanjutnya adalah proses pemindaian dengan menggunakan scanner. Seluruh sketsa yang telah dipindai kemudian dibersihkan dari noise dan melalui proses inking untuk menebalkan sekaligus merapihkan garis pada gambar dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS6.

(52)

43 Setelah proses inking digital selesai, naskah komik kemudian diberi warna, warna yang digunakan mengacu pada studi karakter dan studi lokasi yang telah dilakukan. Setelah pemberian warna dasar selesai, naskah komik kemudian diberi shading dan lighting agar terlihat unsure kedalaman pada komiknya.

Gambar IV.2 Proses Pewarnaan Naskah Komik

Setelah proses pewarnaan selesai, maka kemudian naskah yang telah diwarnai memasuki tahap akhir yaitu pemberian text dan balon kata. Selain itu pada beberapa bagian gambar dilakukan pemberian detail misalnya pola pada slayer karakter.

(53)

44 4.2. Media Utama

Gambar IV.4 Buku Komik Edukasi Julang Sulawesi

4.2.1. Cover

Gambar IV.5 Cover Depan Komik

(54)

45 Pada cover komik depan terdapat judul utama komik dan nama pengarang untuk memudahkan identifikasi judul buku, selain itu pada cover terdapat illustrasi tokoh utama komik yaitu Berto yang sedang bermain dengan burung Julang Sulawesi, hal ini dimaksudkan agar cover komik dapat merepresentasikan keseluruhan isi komik.

Gambar IV.6 Cover Belakang Komik

Pada cover belakang komik terdapat sinopsis dari keseluruhan cerita yang terdapat pada komik, selain itu pada bagian ini dibubuhkan logo funco, burung Indonesia , serta logo dinas pendidikan selaku sponsor komik.

4.2.2. Isi Buku

Ukuran : 14.8 x 21 cm Material : Art Paper 120 gram Jumlah halaman : 21 halaman

(55)

46 Gambar IV.7 Contoh Halaman Komik

(56)

47 4.3. Media Pendukung

Gambar IV.8 Poster

Media Pendukung : Poster Ukuran : 42 x 59,4 cm Material : Kertas Glossy Teknis produksi : Digital Printing

(57)

48 Gambar IV.9 Gantungan Kunci

Media Pendukung : Gantungan Kunci Ukuran : 4,5 x 4,5 cm Material : Plastik

Gambar IV.10 Pembatas Buku

Media Pendukung : pembatas buku

Ukuran : 3 x 17 cm

(58)

49 Gambar IV.11 Pin

Media Pendukung : Pin Ukuran : 6 x 6 cm Material : Plastik

Gambar IV.12 Mini Poster

(59)

50 Gambar IV.13 Lembar Mewarnai

Media Pendukung : lembar mewarnai Ukuran : 11 x 15,8 cm Material : concord

Gambar IV.14 Stiker

Media Pendukung : Stiker

Ukuran : 5,2 x 18,5 cm Material : Stiker Plastic

(60)

51 Gambar IV.15 T-shirt

Media Pendukung : T-shirt

Ukuran : Small

Material : cotton combed 20 s

Gambar

Gambar I.1 Julang Sulawesi Salah Satu Rangkong Endemik
Gambar II.1 Salah Satu Jenis Rangkong Endemik Penelopides exarhatus
Gambar II.2 Julang Sulawesi (Aceros cassidix)
Gambar II.3 Julang Sulawesi Jantan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sistem bangunan tinggi (high rise building), terdapat beberapa sistem utama yang bekerja secara terpadu demi terbentuknya bangunan tinggi utuh yang berdaya guna,

Dewasa ini dalam praktek peradilan yang menerapkan pengertian melawan hukum materiel dalam fungsinya yang positif atau mengartikan melawan hukum dalam hukum pidana

Pelatihan PKP Pertama didesain sistematis untuk dapat meningkatkan kompetensi peserta dalam melakukan kegiatan pendampingan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) untuk

Setelah menggali informasi, peserta didik dapat menyiapkan tempat, alat dan bahan untuk pembuatan desain rok sesuai dengan konsep kolase dengan teknik konsep

2) Kontrak Harga Satuan adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan

Penelitian ini merupakan penelitian sosiologi sastra, yaitu mendeskripsikan secara sosiologis data yang tersedia dari teks sastra dalam novel Ketika Lampu Berwarna

Temuan data tentang penggunaan superpolite form, avoidance of strong swear words, dan tag question dalam fungsi tindak tutur memuji untuk memperhalus teguran oleh

Sifat bekantan sebagai primata arboreal sangat berkebalikan dengan aktivitas pergerakan dengan menelusuri lantai hutan, kegiatan tersebut menunjukkan betapa