• Tidak ada hasil yang ditemukan

. Pengaruh Demografi, Sosial-Ekonomi, Gaya Hidup, Serta Gizi Dan Kesehatan Terhadap Kejadian Obesitas Sentral Pada Ibu Rumah Tangga.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan ". Pengaruh Demografi, Sosial-Ekonomi, Gaya Hidup, Serta Gizi Dan Kesehatan Terhadap Kejadian Obesitas Sentral Pada Ibu Rumah Tangga."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DEMOGRAFI, SOSIAL-EKONOMI, GAYA HIDUP,

STATUS GIZI DAN KESEHATAN TERHADAP KEJADIAN

OBESITAS SENTRAL PADA IBU RUMAH TANGGA

ASRI LESTARI ROSDIANA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Demografi, Sosial-Ekonomi, Gaya Hidup, Status Gizi dan Kesehatan terhadap Kejadian Obesitas Sentral pada Ibu Rumah Tangga adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)
(5)

ABSTRAK

ASRI LESTARI ROSDIANA. Pengaruh Demografi, Sosial-Ekonomi, Gaya Hidup, serta Gizi dan Kesehatan terhadap Kejadian Obesitas Sentral pada Ibu Rumah Tangga. Dibimbing oleh RIMBAWAN.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian obesitas sentral pada ibu rumah tangga di Desa Tanjungjaya, Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Penelitian ini dilakukan pada 96 contoh ibu rumah tangga pada bulan April sampai dengan Juni 2014. Analisis data yang dilakukan meliputi uji deskriptif, uji korelasi Spearman, uji korelasi Kontingensi dan uji regresi logistik biner metode forward stepwise. Persentase obesitas sentral pada contoh ditemukan sebesar 69.8%. Sebagian besar contoh (63.5%) memiliki pendapatan per kapita di atas garis kemiskinan. Aktivitas fisik contoh sebagian besar (84.4%) termasuk ke dalam kategori ringan. Konsumsi buah dan sayur sebanyak 97.9% masih berada di bawah rekomendasi Pedoman Gizi Seimbang. Sebanyak 51% contoh mengonsumsi makanan jajanan sedikitnya satu kali per hari. Tekanan darah contoh rata-rata (62.5%) berada pada kategori prehipertensi. Terdapat hubungan yang signifikan (p<0.05) antara pendapatan per kapita, konsumsi sayur, dan status gizi dengan obesitas sentral. Pendapatan per kapita per bulan yang berada di bawah garis kemiskinan merupakan faktor penghambat kejadian obesitas sentral pada contoh (OR=0.397).

Kata kunci: faktor risiko, ibu rumah tangga, obesitas sentral

ABSTRACT

ASRI LESTARI ROSDIANA. The Effect of Demography, Socio-Economy, Life Styles, Nutritional and Health Status on Rate of Central Obesity Among Housewives. Supervised by RIMBAWAN.

This study aims to analyze the factors that affect the central obesity on housewife in the village of Tanjungjaya, distric Tanjungjaya, Tasikmalaya Regency. Design of this study was a cross sectional and method of interview was applied using questionnaire. This study was conducted on 96 housewives in April-June 2014. Data analysis performed include descriptive test, Spearman correlation test, the correlation of contingency test and binary logistic regression test using forward stepwise method. The percentage of central obesity in the subject was 69.8%. The income of most of subjects (63.5%) were higher than poverty line. Most of the subjects (84.4%) have low physical activity, and fruit and vegetable consumption lower than Indonesian Nutrition Guideline, and 51% subjects consume snack food at least one time a day. The average of blood pressure of the subjects (62.5%) can be categorized as pre-hypertension. There was a significant relationship (p<0.05) between income per capita, vegetable consumption, and nutritional status with central obesity. Income per capita per month under the poverty line is the inhibiting factor of central obesity observed in this study (OR=0.397).

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi

dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat

PENGARUH DEMOGRAFI, SOSIAL-EKONOMI, GAYA HIDUP,

STATUS GIZI DAN KESEHATAN TERHADAP KEJADIAN

OBESITAS SENTRAL PADA IBU RUMAH TANGGA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)
(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penelitian ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah obesitas sentral, dengan judul Pengaruh Demografi, Sosial-Ekonomi, Gaya Hidup, Status Gizi dan Kesehatan terhadap Kejadian Obesitas Sentral pada Ibu Rumah Tangga. Penelitian ini dilaksanakan pada April sampai Juni 2014.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Rimbawan selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran dan masukan serta motivasi kepada penulis selama menuntut ilmu di Departemen Gizi Masyarakat IPB. Selain itu terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Kementerian Agama Republik Indonesia selaku penyandang dana Penerimaan Beasiswa Santri Berprestasi yang telah memberikan beasiswa penuh kepada penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada almarhum bapak, mamah, bapak Daryat, seluruh keluarga, keluarga CSS MoRA IPB, sahabat Gizi Masyarakat IPB47, dosen-dosen dan staf Departemen Gizi Masyarakat IPB, guru-guru, seluruh staf kantor Desa Tanjungjaya, tim medis dalam pengukuran tekanan darah, serta seluruh responden atas segala doa, bantuan, kasih sayang dan kerja sama yang telah diberikan kepada penulis.

Semoga penelitian ini bermanfaat.

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Tujuan Umum 2

Tujuan khusus 2

Hipotesis 3

KERANGKA PEMIKIRAN 3

METODE PENELITIAN 5

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 5

Teknik Penarikan Contoh 5

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 6

Pengolahan dan Analisis Data 7

Definisi Operasional 9

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Gambaran Umum Wilayah 10

Karakteristik Demografi dan Sosial Ekonomi Contoh 10

Gaya Hidup Contoh 11

Status Gizi dan Status Kesehatan Contoh 12

Status Gizi Berdasarkan IMT 12

Lingkar Perut 13

Tekanan Darah 13

Riwayat Obesitas Keluarga 13

Profil Sebaran Obesitas Sentral 14

Hubungan Karakteristik Demografi dan Sosial Ekonomi dengan Obesitas

Sentral 15

(14)

Ukuran Keluarga 15

Pendidikan 16

Pekerjaan 16

Pendapatan Per Kapita Per Bulan 16

Hubungan Gaya Hidup Contoh dengan Obesitas Sentral 16

Aktivitas Fisik 16

Konsumsi Sayur dan Buah 17

Konsumsi Makanan Jajanan 17

Hubungan Status Gizi dan Status Kesehatan Contoh dengan Obesitas Sentral 18

Status Gizi Berdasarkan IMT 18

Tekanan Darah 18

Riwayat Obesitas Keluarga 18

Faktor Risiko Obesitas Sentral 19

SIMPULAN DAN SARAN 19

Simpulan 19

Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 20

(15)

DAFTAR TABEL

1 Jenis dan cara pengumpulan data 6

2 Pengategorian variabel penelitian 8

3 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik demografi dan sosial-ekonomi 11

4 Sebaran contoh berdasarkan gaya hidup 12

5 Sebaran contoh berdasarkan status gizi dan status kesehatan 13

6 Profil sebaran obesitas sentral 14

DAFTAR GAMBAR

1 Bagan kerangka pemikiran faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian obesitas sentral. 4

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil analisis bivariat korelasi Spearman dan Kontingensi 23

2 Hasil analisis regresi logistik 24

(16)
(17)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Obesitas pada zaman dahulu dianggap sebagai simbol dari kemakmuran seseorang, namun saat ini obesitas lebih cenderung dianggap sebagai salah satu penyebab munculnya berbagai penyakit degeneratif di kemudian hari. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa status gizi pada penduduk Indonesia kelompok umur di atas 18 tahun paling banyak adalah masalah obesitas. Prevalensi obesitas pada perempuan sebesar 26.9%, lebih tinggi dibandingkan prevalensi obesitas pada laki-laki yaitu 16.3% (Depkes RI 2010).

Menurut WHO (2010) obesitas merupakan salah satu faktor penyebab tingginya angka mortalitas dan morbiditas. Menurut WHO (2000) obesitas sentral adalah kondisi kelebihan lemak perut. Prevalensi obesitas sentral di Indonesia cukup tinggi. Menurut Kemenkes RI (2013) prevalensi obesitas sentral pada penduduk Indonesia umur 15 tahun ke atas adalah 18.8% pada tahun 2007, dan meningkat menjadi 26.6% pada tahun 2013. Prevalensi obesitas sentral pada penduduk umur di atas 15 tahun lebih tinggi pada perempuan (42.1%) dibandingkan pada laki-laki, yaitu 11.3% (Kemenkes RI 2013).

Kejadian obesitas sentral erat kaitannya dengan sindroma metabolik dan berdampak pada munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, Diabetes Melitus tipe-2 dan penyakit kardiovaskuler (Depkes RI 2008). Laki-laki dengan Lingkar Perut (LP) lebih dari 90 cm atau perempuan dengan LP lebih dari 80 cm dinyatakan sebagai obesitas sentral (WHO Asia –Pasifik 2008).

Obesitas sentral disebabkan oleh banyak faktor. Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada pegawai pemerintahan di daerah Jenepoto, Sulawesi Selatan, faktor yang mempengaruhi obesitas sentral adalah kebiasaan hidup sedentarian (tidak banyak bergerak) serta tingginya akses terhadap alat transportasi (Istiqamah et al. 2013). Prevalensi obesitas sentral di DKI Jakarta tertinggi antara lain ditemukan pada subjek berumur 45-54 tahun, perempuan, ukuran keluarga 1-2 orang, tidak sekolah, tidak beraktivitas fisik berat serta cukup mengonsumsi sayuran dan buah (Sugianti 2009). Konsumsi makanan yang digoreng berhubungan positif dengan kejadian obesitas umum dan obesitas sentral pada kelompok orang dewasa dengan asupan tinggi energi dari makanan gorengan di Spanyol (Guallar-Castillon et al. 2007).

Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi obesitas sentral yang mendekati prevalensi nasional. Prevalensi obesitas sentral pada penduduk umur di atas 15 tahun di Jawa Barat menurut data Riskesdas 2013 adalah sebesar 26.4%. Desa Tanjungjaya merupakan sebuah desa yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat dengan jumlah penduduk sekitar 6 714 jiwa dan jumlah ibu rumah tangga sekitar 2 334 jiwa.

(18)

2

sendenter dan jarang melakukan olahraga rutin. Peranan ibu rumah tangga sebagai salah satu penggerak utama dan pencetak generasi berkualitas dalam sebuah keluarga sangat penting, sehingga kesehatan mereka merupakan hal utama yang harus dipelihara.

Menurut Sugianti et al. (2009) laporan Riskesdas 2007 baru memberikan informasi tentang obesitas sentral sebatas prevalensi dan belum menyajikan informasi tentang faktor-faktor risikonya. Selain itu masih belum terdapat kajian ilmiah mengenai faktor risiko obesitas sentral pada ibu rumah tangga khususnya di Desa Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti masalah ini.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan pokok permasalahan yang dijadikan fokus penelitian adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara faktor demografi dan sosial-ekonomi dengan kejadian obesitas sentral pada ibu rumah tangga di Desa Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya?

2. Apakah terdapat hubungan antara gaya hidup dengan kejadian obesitas sentral pada ibu rumah tangga di Desa Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya?

3. Apakah terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan IMT dengan kejadian obesitas sentral pada ibu rumah tangga di Desa Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya?

4. Apakah terdapat hubungan antara tekanan darah dengan kejadian obesitas sentral pada ibu rumah tangga di Desa Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya? 5. Apakah terdapat hubungan antara riwayat obesitas keluarga dengan kejadian

obesitas sentral pada ibu rumah tangga di Desa Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya?

Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian obesitas sentral pada ibu rumah tangga di Desa Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya.

Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik contoh yang meliputi umur, ukuran keluarga, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan per kapita per bulan;

2. Menganalisis hubungan karakteristik demografi dan sosial-ekonomi terhadap kejadian obesitas sentral pada contoh;

3. Menganalisis hubungan antara gaya hidup dengan kejadian obesitas sentral pada contoh;

(19)

3 5. Menganalisis hubungan antara riwayat obesitas keluarga dengan kejadian

obesitas sentral pada contoh;

6. Menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian obesitas sentral pada contoh.

Hipotesis

H1: Ada hubungan antara faktor demografi dan sosial-ekonomi dengan kejadian obesitas sentral.

H2: Ada hubungan antara gaya hidup dengan kejadian obesitas sentral.

H3: Ada hubungan antara status gizi berdasarkan IMT dengan kejadian obesitas sentral.

H4: Ada hubungan antara tekanan darah dengan kejadian obesitas sentral.

H5: Ada hubungan antara riwayat obesitas keluarga dengan kejadian obesitas sentral.

KERANGKA PEMIKIRAN

Faktor risiko merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan peningkatan kemungkinan terjadinya suatu penyakit. Terdapat beberapa faktor risiko terjadinya obesitas sentral, antara lain adalah faktor demografi dan sosial ekonomi keluarga, gaya hidup (Sugianti 2009), status gizi (Gierach et al. 2014), serta status kesehatan. Faktor demografi dan sosial-ekonomi meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, ukuran keluarga, dan pendapatan. Faktor gaya hidup meliputi aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur serta konsumsi makanan jajanan. Faktor status kesehatan meliputi tekanan darah dan riwayat obesitas keluarga.

Perempuan memiliki risiko mengalami obesitas sentral lebih tinggi dibandingkan laki-laki (Kemenkes RI 2013). Ibu rumah tangga memegang peranan yang sangat penting dalam suatu rumah tangga. Sehingga kesehatan ibu perlu diperhatikan demi keberlangsungan keluarga. Ibu rumah tangga rentan memiliki gaya hidup tidak sehat. Kegiatan yang dilakukan ibu rumah tangga sebagian besar merupakan kegiatan yang dilakukan di dalam rumah, seperti memasak, mencuci, membereskan rumah dan mengurus anak.

Faktor umur mempengaruhi kejadian obesitas sentral. Semakin bertambah umur seseorang semakin tinggi risiko terjadinya obesitas sentral. Penelitian yang dilakukan Kantachuvessiri (2005) pada karyawan sebuah perusahaan negara di Thailand menunjukkan bahwa contoh yang berumur di atas 40 tahun memiliki risiko mengalami obesitas dibandingkan dengan contoh yang berumur di bawah 40 tahun. Penurunan masa otot yang terjadi seiring bertambahnya umur berpengaruh pada peningkatan masa lemak.

(20)

4

Semakin rendah pendidikan seseorang semakin tinggi risikonya terkena obesitas sentral.

Ukuran keluarga berhubungan dengan kejadian obesitas sentral. Ukuran keluarga mempengaruhi frekuensi dan jumlah makanan yang dikonsumsi setiap anggota keluarga. Semakin sedikit jumlah anggota keluarga maka semakin tinggi frekuensi makan dan jumlah makanan yang di konsumsi setiap anggota keluarga, sehingga semakin tinggi pula risiko mengalami obesitas sentral. Selain itu pendapatan juga berpengaruh terhadap pilihan makanan yang akan dikonsumsi oleh suatu keluarga (Cahyono 2008). Semakin besar total pendapatan keluarga maka semakin tinggi risiko terkena obesitas sentral.

Faktor gaya hidup meliputi aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah serta konsumsi makanan jajanan. Penelitian yang dilakukan Sugianti (2009) menunjukkan bahwa aktivitas fisik serta konsumsi sayur dan buah memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian obesitas sentral pada ibu rumah tangga. Aktivitas fisik yang rendah dan bersifat sedentary atau sedikit bergerak mengakibatkan terjadinya keseimbangan energi negatif, sehingga energi yang dikeluarkan tidak sebanding dengan asupan energi. Semakin rendah aktivitas fisik semakin tinggi risiko seseorang terkena obesitas sentral.

Konsumsi buah dan sayur berhubungan dengan kejadian obesitas sentral (Sugianti 2009). Rendahnya konsumsi buah dan sayur mengakibatkan jumlah serat

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral.

Riwayat obesitas keluarga Status gizi

Faktor demografi dan sosial ekonomi:

- Umur - Pendidikan - Pekerjaan

- Pendapatan per kapita per bulan

Gaya hidup: - Aktivitas fisik

- Konsumsi sayur dan buah - Konsumsi makanan

jajanan

Obesitas sentral LP > 80 cm

Tekanan darah

Keterangan:

(21)

5 yang dikonsumsi sedikit dan lemak yang diserap tubuh lebih banyak, sehingga risiko terjadinya obesitas sentral semakin tinggi. Makanan jajanan seperti siomay, bakso, dan gorengan merupakan makanan yang tinggi energi dan lemak. Semakin tinggi konsumsi makanan jajanan semakin tinggi pula risiko terjadinya obesitas sentral.

Obesitas sentral merupakan salah satu kriteria dari sindroma metabolik yang dihubungkan dengan kejadian hipertensi (Depkes RI 2008). Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan kejadian hipertensi.

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian dilaksanakan di Desa Tanjungjaya, Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan peneliti menilai terdapat banyaknya ibu rumah tangga yang mengalami obesitas sentral di daerah tersebut, serta berdasarkan pertimbangan kemudahan komunikasi peneliti dengan warga setempat.

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama yaitu pengambilan data sosial ekonomi, gaya hidup serta pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut dan tekanan darah ibu rumah tangga. Tahap kedua yaitu pengolahan data. Penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2014.

Teknik Penarikan Contoh

Kategori inklusi dalam penelitian ini yaitu ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Tanjungjaya, umur lebih dari 15 tahun (disesuaikan kategori pada Riskesdas), tidak hamil, serta bersedia menjadi responden dan mengikuti keseluruhan penelitian. Teknik penarikan contoh dilakukan secara simple random sampling. Teknik ini dipilih agar semua data contoh dapat mewakili populasi dan tidak terjadi bias. Jumlah minimal contoh diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

n = � + N �2

n =

+ . 2 = 95.9

Keterangan : N = besar populasi n = besar contoh

(22)

6

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka contoh minimal yang harus dipenuhi adalah sebanyak 96 orang. Contoh akhir yang diteliti berjumlah 106 orang, namun data akhir yang dapat diolah adalah sebanyak 96 contoh setelah dikurangi data yang tidak lengkap saat pengambilan data. Data yang tidak lengkap meliputi data Food Frequency Questionaire dan data pengukuran berat badan, tinggi badan serta lingkar perut.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data antropometri (tinggi badan, berat badan, lingkar perut), tekanan darah, karakteristik demografi dan sosial ekonomi keluarga (umur, pendidikan, pekerjaan, ukuran keluarga dan pendapatan per kapita per bulan), gaya hidup (aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, serta konsumsi makanan jajanan), serta riwayat obesitas keluarga.

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data

Jenis Data Variabel Cara Pengumpulan Data

Antropometri dan

- Timbangan digital dengan ketelitian 100 g - Pita pengukur

- Pendidikan terakhir ibu - Ukuran keluarga

- Pendapatan keluarga per bulan

- Pengisian kuesioner

dengan metode

wawancara terstruktur

Gaya hidup - Aktivitas fisik ibu

- Konsumsi buah dan sayur - Konsumsi makanan

Jajanan

- Pengisian kuesioner

dengan metode

wawancara terstruktur

- Food Frequency

Questionnaire

Status kesehatan - Tekanan darah

- Riwayat obesitas keluarga

- Pengukuran langsung menggunakan tensimeter jarum

- Pengisian kuesioner

dengan metode

wawancara terstruktur

(23)

7 diperoleh dengan cara wawancara terstruktur menggunakan kuesioner dan Food Frequency Questionaire (FFQ). Data sekunder meliputi gambaran umum wilayah dan karakteristik sosial ekonomi penduduk diperoleh dengan melakukan studi pustaka yang diperoleh dari Kantor Desa Tanjungjaya serta melalui wawancara dengan kepala desa.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dan dianalisis menggunakan program komputer Microsoft Excel Office 2013 dan program statistika SPSS (Statistical Program for Social Science) 16.0 for Windows. Tahap pengolahan data meliputi pemilihan variabel, cleaning data, entry data, serta recoding variabel menjadi kategori. Pengategorian variabel penelitian disajikan pada Tabel 2.

Variabel umur dikategorikan menjadi dua, yaitu umur di bawah 41 tahun dan umur di atas 41 tahun, hal ini didasarkan karena rata-rata umur contoh adalah 41 tahun. Menurut BKKBN (1998) keluarga dikategorikan menjadi tiga, yaitu keluarga kecil (≤ 4 orang), keluarga sedang (5-7 orang), serta keluarga besar yang memiliki anggota keluarga lebih dari tujuh orang.

Aktivitas fisik contoh diukur melalui wawancara menggunakan kuesioner berdasarkan aktivitas fisik yang biasa dilakukan contoh selama 24 jam. Data aktivitas yang diambil merupakan aktivitas contoh selama satu hari. Hal ini disebabkan oleh karakteristik contoh sebagian besar sama jika dilihat dari faktor aktivitasnya, artinya tidak ada perbedaan aktivitas yang mencolok setiap harinya. Hasil dari wawancara tersebut kemudian diolah menggunakan Microsoft Excel berdasarkan Physical Activity Ratio (PAR) atau rasio energi yang dikeluarkan dari masing-masing aktivitas fisik pada suatu waktu (menit atau jam) yang kemudian menghasilkan Physical Activity Level (PAL). Nilai PAR yang digunakan sesuai dengan FAO/WHO/UNU (2001). Menurut FAO/WHO/UNU (2001) level aktivitas fisik (PAL) dikategorikan menjadi empat, yaitu gaya hidup dengan aktivitas fisik sangat ringan (PAL <1.40), gaya hidup dengan aktivitas fisik ringan (PAL 1.40-1.69), gaya hidup dengan aktivitas fisik sedang (PAL 1.70-1.99), serta gaya hidup dengan aktivitas fisik kuat (PAL 2.0-2.4). Rumus yang digunakan untuk menghitung PAL adalah sebagai berikut.

PAL= ⅀ � � � �� � � ���

Keterangan:

PAL = Physical activity level

Time allocation = alokasi waktu masing-masing aktivitas fisik PAR = Physical activity ratio (energi yang dikeluarkan

untuk setiap aktivitas fisik per jam)

(24)

8

Tabel 2 Pengategorian variabel penelitian

Variabel Kategori

(Sumber: WHO Asia-Pasifik 2005)

1. Kurus IMT < 18.5 kg/m2

2. Normal IMT ≥ 18.5 – < 24.9 kg/m2 3. Kegemukan IMT ≥ 25.0 - < 27.0 kg/m2 4. Obesitas IMT ≥ 27.0 kg/m2

Lingkar perut ibu

( Sumber: Depkes RI 2010)

1. ≤ 80 cm

2. >80 cm (obesitas sentral)

Pendidikan ibu 1. Tidak sekolah

2. Tidak tamat SD 3. Tamat SD 4. Tamat SMP 5. Tamat SMA

6. Tamat Perguruan Tinggi (PT)

Pekerjaan ibu 1. Tidak bekerja

2. Buruh, Petani

3. Pedagang, Wiraswasta 4. Lainnya

Pendapatan per kapita per bulan (Sumber: BPS 2014) 2. Ringan (PAL 1.40-1.69) 3. Sedang (PAL 1.70-1.99) 4. Berat (PAL 2.00-2.40)

Konsumsi sayur

(Sumber: Kemenkes RI 2014)

1. < 3 kali sehari 2. ≥ 3 kali sehari

Konsumsi buah

(Sumber: Kemenkes RI 2014)

1. < 2 kali sehari 2. ≥ 2 kali sehari

Konsumsi makanan jajanan 1. ≤ 1 kali sehari 2. > 1 kali sehari

Tekanan darah (TD)

(Sumber: James et al. 2014)

1. Normal (TD < 120/80 mmHg) 2. Prehipertensi (TD < 140/90 mmHg) 3. Stadium I (TD < 160/100 mmHg) 4. Stadium II (TD ≥ 160/100 mmHg)

Riwayat obesitas keluarga 1. Ada 2. Tidak

(25)

9 umur, pendidikan, pekerjaan, ukuran keluarga, pendapatan keluarga, aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, konsumsi makanan jajanan, tekanan darah, serta riwayat obesitas keluarga, sedangkan variabel terikat adalah obesitas sentral. Uji korelasi Spearman digunakan untuk menguji hubungan variabel terikat dengan variabel bebas yang tergolong data ordinal (umur, ukuran keluarga, pendidikan, pendapatan per kapita, aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, konsumsi makanan jajanan, status gizi, tekanan darah), sedangkan untuk jenis data nominal (pekerjaan dan riwayat obesitas keluarga) diuji menggunakan uji korelasi Kontingensi.

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan analisis regresi logistik. Analisis ini menggunakan model binary logistic regression dengan metode forward stepwise. Variabel yang dimasukan ke dalam model ini adalah variabel yang memiliki hubungan parsial yang signifikan (p<0.25), yaitu variabel ukuran keluarga, pekerjaan, pendapatan per kapita, serta riwayat obesitas keluarga.

Definisi Operasional

Ibu rumah tangga adalah wanita yang telah menikah, umur > 15 tahun, tidak hamil, baik mempunyai anak maupun tidak serta melakukan pekerjaan rumah tangga selain pekerjaan di luar rumah.

Obesitas sentral adalah kelebihan lemak pada daerah perut yang diukur melalui pengukuran lingkar perut serta ditentukan berdasarkan cut off point Depkes RI (2010) untuk laki-laki >90 cm dan perempuan >80 cm.

Lingkar perut adalah besarnya lingkar perut ibu rumah tangga (cm) yang diukur di antara tulang rusuk dengan tulang pinggul menggunakan pita ukur.

Faktor demografi adalah faktor yang terdiri dari umur contoh.

Faktor sosial-ekonomi adalah faktor yang diteliti dalam penelitian ini yang meliputi variabel pendidikan ibu, pekerjaan ibu, ukuran keluarga, pendapatan per kapita per bulan.

Pendidikan ibu adalah jenis pendidikan formal terakhir yang telah diperoleh contoh, misalkan SD, SMP, SMA dan tamat Perguruan Tinggi.

Pekerjaan ibu adalah jenis pekerjaan yang dimiliki contoh yang tergolong ke dalam kategori tidak bekerja, buruh/petani, pedagang/wiraswasta, serta kategori lainnya (selain dari ketiga kategori sebelumnya).

Ukuran keluarga adalah jumlah keluarga inti yang tinggal di dalam satu rumah yang sama dan menggunakan sumber daya bersama.

Pendapatan per kapita per bulan adalah jumlah pendapatan total yang merupakan penghasilan dari seluruh anggota rumah tangga contoh, yang diperoleh selama satu bulan, dibagi dengan jumlah anggota keluarga contoh.

Gaya hidup adalah faktor yang meliputi aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur serta konsumsi makanan jajanan.

Aktivitas fisik adalah seluruh aktivitas fisik atau gerak motorik yang dilakukan ibu rumah tangga baik yang termasuk ke dalam aktivitas fisik ringan, aktivitas fisik sedang maupun aktivitas fisik berat.

(26)

10

kurang (< 3 porsi sehari) untuk sayur, dan dikategorikan menjadi cukup (≥ 2 porsi sehari) atau kurang (< 2 porsi sehari) untuk buah.

Konsumsi makanan jajanan adalah frekuensi makanan jajanan yang (seperti bakso, siomay, batagor, gorengan) yang dikonsumsi ibu rumah tangga selama satu dan dikategorikan menjadi: jarang (≤ 1 kali sehari), atau sering (>1 kali sehari). Status gizi adalah perbandingan antara berat badan (kg) terhadap kuadrat tinggi badan contoh (m2) yang diklasifikasikan berdasarkan cut off point WHO Asia – Pasifik 2005.

Status kesehatan adalah keadaan kesehatan contoh yang meliputi tekanan darah dan riwayat obesitas keluarga.

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah di atas batas normal yang diukur secara langsung menggunakan tensimeter dan ditentukan berdasarkan cut off point menurut James et al. (2014) yaitu di atas 140/90 mmHg.

Riwayat obesitas keluarga adalah data riwayat keluarga contoh (ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi) yang mengalami obesitas yang diperoleh melalui wawancara mendalam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Wilayah

Desa Tanjungjaya merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Desa Tanjungjaya memiliki luas wilayah 412 ha, terdiri dari empat dusun (Cibeureum, Cikalapa, Cikawungluwuk, dan Talun) serta delapan belas kampung (Cibeureum, Kiarakoneng, Rancakalong, Cibengang, Cikalapa, Kalapanunggal, Pasirangin, Cikawungluwuk, Cisadap, Cimenyan, Tanjungsari, Pasirjaya, Leuwimulang, Rancagede, Talun, Cidamar, Bungursari, Babakan).

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tanjungjaya 2010, jumlah penduduk Desa Tanjungjaya adalah sebanyak 6 714 jiwa yang terdiri dari 3 368 laki-laki dan 3 346 perempuan. Menurut data rekapitulasi Nomor Induk Keluarga (NIK) yang diperoleh dari Sekretaris Desa, penduduk perempuan umur lebih dari 15 tahun dan telah menikah berjumlah 2 334 jiwa yang tersebar di delapan belas kampung. Tingkat pendidikan penduduk paling banyak adalah lulusan SD (60.1%), sedangkan mata pencaharian penduduk paling banyak sebagai petani, buruh dan pedagang.

Karakteristik Demografi dan Sosial Ekonomi Contoh

(27)

11 Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik demografi dan sosial-ekonomi

Karakteristik demografi dan sosial ekonomi na %b Umur (tahun)

Lainnya (PNS, guru, perawat)

47 Pendapatan per kapita per bulan

< Rp 286 097

≥ Rp 286 097 35 61

36.5 63.5 aJumlah contoh; bPersentase sebaran contoh berdasarkan karakteristik demografi dan sosial-ekonomi terhadap total contoh

Sebanyak 44.8% contoh merupakan lulusan sekolah dasar (SD). Hal ini sesuai dengan proporsi terbanyak pendidikan yang dijalani penduduk menurut RPJMDes Tanjungjaya (2010). Sebanyak 48.9% contoh tidak bekerja, atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga saja.

Tabel 3 menunjukkan sebanyak 36.5% contoh memiliki pendapatan per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan nasional. Penduduk dikatakan miskin jika pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan. Menurut Badan Pusat Statistika Indonesia (2014), garis kemiskinan Indonesia pada Maret 2014 adalah sebesar Rp 286 097 per kapita per bulan.

Gaya Hidup Contoh

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebanyak 84.4% contoh memiliki gaya hidup dengan aktivitas fisik ringan. Aktivitas yang paling banyak dilakukan contoh adalah tidur (rata-rata 7.5 jam per hari) dan duduk (rata-rata 3.2 jam per hari).

(28)

12

dikonsumsi contoh adalah gorengan (sembilan kali per minggu), aneka es (dua kali per minggu), dan bakso (dua kali per minggu). Hasil ini kemungkinan akan berbeda jika data konsumsi sayur dan buah yang diteliti tidak sekedar menggambarkan frekuensi konsumsinya saja, tetapi disertai dengan rata-rata jumlah (gram) sayur dan buah yang biasa dikonsumsi contoh. Menurut anjuran Pedoman Gizi Seimbang seseorang dianjurkan mengonsumsi sayur sebanyak tiga sampai lima porsi dan buah sebanyak dua sampai tiga porsi sehari (Kemenkes RI 2014).

Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan gaya hidup

Gaya hidup na %b

Aktivitas fisik

Sangat ringan (PAL 1.40-1.69) Ringan (PAL 1.70-1.99) aJumlah contoh; bPersentase sebaran contoh berdasarkan gaya hidup terhadap total contoh

Menurut data Riskesdas 2013, Provinsi Jawa Barat memiliki proporsi penduduk yang cukup tinggi dalam konsumsi makanan manis dan makanan berlemak. Proporsi penduduk Jawa Barat umur di atas 10 tahun yang mengonsumsi makanan manis dan makanan berlemak lebih dari satu kali per hari adalah sebanyak 50.1%. Konsumsi sayur dan buah penduduk Jawa Barat umur di atas 10 tahun, sebanyak 96.5% kurang mengonsumsi sayur dan buah (< 5 porsi per hari dalam seminggu). Selain itu Jawa Barat merupakan salah satu dari lima provinsi di Indonesia yang memiliki proporsi penduduk dengan perilaku sedentari lebih dari 6 jam per hari di atas proporsi nasional, yaitu sebanyak 33% (Kemenkes RI 2013).

Status Gizi dan Status Kesehatan Contoh Status Gizi Berdasarkan IMT

(29)

13 2010. Prevalensi obesitas pada perempuan umur lebih dari 18 tahun di Jawa Barat adalah sebesar 35%, lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional.

Lingkar Perut

Variabel selanjutnya yang diukur adalah lingkar perut. Lingkar perut (LP) contoh dapat menggambarkan keadaan obesitas sentral (LP > 80 cm). Contoh dalam penelitian ini sebagian besar mengalami obesitas sentral (69.8%). Artinya, sebagian besar contoh dalam penelitian ini memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi metabolik atau sindroma metabolik. Data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi obesitas sentral nasional pada tahun 2013 mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 26.6%, meningkat dibandingkan tahun 2007 (18.8%).

Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan status gizi dan status kesehatan

Variabel na %b

aJumlah contoh; bPersentase sebaran contoh berdasarkan status gizi terhadap total contoh.

Tekanan Darah

Hasil dari pengukuran tekanan darah disesuaikan dengan kategori tekanan darah menurut James et al. (2014). Sebanyak 62.5% contoh memiliki tekanan darah yang termasuk ke dalam kategori prehipertensi, dan 24% status tekanan darah contoh berada pada kategori normal. Data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi hipertensi di Jawa Barat (29.4%) lebih tinggi dibandingkan prevalensi hipertensi nasional (26.5%).

Riwayat Obesitas Keluarga

(30)

14

Profil Sebaran Obesitas Sentral

Tabel 6 menunjukkan sebaran contoh yang mengalami obesitas sentral menurut karakteristik demografi dan sosial ekonomi, gaya hidup, serta status gizi dan status kesehatan contoh. Menurut karakteristik demografi dan sosial ekonomi contoh, persentase obesitas sentral tertinggi berada pada contoh berumur kurang dari 41 tahun (35.4%), termasuk ke dalam keluarga kecil (46.9%), tamat SD (30.2%), tidak bekerja (34.4%), serta pada pendapatan per kapita per bulan di atas garis kemiskinan (48.9%).

Tabel 6 Profil sebaran obesitas sentral

Variabel na %b Variabel na %b

Pendapatan per kapita per bulan

(31)

15 Menurut gaya hidup, persentase obesitas sentral tertinggi ditemukan pada contoh dengan aktivitas fisik ringan sebanyak 61.5%, konsumsi sayur kurang dari tiga kali sehari sebanyak 69.8%, konsumsi buah kurang dari dua kali sehari (68.8%), serta pada contoh dengan konsumsi makanan jajanan kurang dari satu kali sehari sebanyak 35.4%. Menurut status gizi, persentase obesitas sentral tertinggi berada pada contoh dengan status gizi obesitas (26%). Sebaran obesitas sentral tertinggi berdasarkan tekanan darah ditemukan pada contoh dengan kategori tekanan darah prehipertensi (41.7%). Menurut riwayat obesitas keluarga, persentase obesitas sentral tertinggi berada pada contoh yang memiliki riwayat keluarga dengan obesitas (45.8%).

Hubungan Karakteristik Demografi dan Sosial Ekonomi dengan Obesitas Sentral

Umur

Penurunan masa otot yang terjadi seiring bertambahnya umur berpengaruh pada peningkatan masa lemak. Proporsi lemak yang disimpan di perut meningkat seiring perubahan bentuk tubuh menjadi bentuk android (menyerupai buah pir) yang salah satunya dipengaruhi faktor umur yang salah satunya disebabkan otot dinding perut yang semakin kendur (Diaz et al. 2009). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur contoh dengan obesitas sentral (r= 0.009, p= 0.931). Kecenderungan yang tampak dari hasil uji hubungan tersebut adalah hubungan positif, meskipun tidak signifikan. Artinya semakin tinggi umur contoh, semakin tinggi lingkar perutnya. Tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara umur contoh dengan kejadian obesitas sentral dalam penelitian ini diduga disebabkan persentase contoh yang mengalami obesitas sentral memiliki perbedaan yang tidak begitu besar antara contoh yang berumur kurang dari 41 tahun (35.4%) dengan contoh yang berumur lebih dari 41 tahun (34.4%). Hasil uji statistik tersebut sesuai dengan penelitian Harikedua dan Tando (2012) pada tokoh agama di Kota Manado yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan obesitas sentral. Ukuran Keluarga

(32)

16

Pendidikan

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan contoh dengan obesitas sentral (r=0.225, p=0.164). Penelitian yang dilakukan Rahmawati dan Sudikno (2008) terhadap subjek di Kota Depok menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap status obesitas. Tingkat pendidikan belum tentu menggambarkan pengetahuan seseorang mengenai gizi. Penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan dan Zuraida (2012) menunjukkan bahwa variabel pengetahuan memiliki pengaruh yang kuat terhadap status gizi. Data penelitian ini menunjukkan bahwa 44.8% contoh merupakan lulusan SD yang memungkinkan kurangnya pengetahuan contoh mengenai gizi.

Pekerjaan

Tidak terdapat hubungan signifikan antara pekerjaan contoh dengan obesitas sentral (r= 0.072, p= 0.486). Hal ini diduga disebabkan sebaran pekerjaan contoh yang homogen. Data penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar (48.9%) contoh merupakan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Menurut Kantachuvessiri et al. (2005), pengeluaran energi bervariasi dalam beberapa pekerjaan yang berbeda. Beberapa pekerjaan melibatkan pengeluaran energi yang tinggi, sementara pekerjaan yang lain melibatkan pengeluaran energi yang rendah. Pekerjaan yang dimiliki contoh dalam penelitian ini yaitu, tidak bekerja, buruh, petani, pedagang, wiraswasta, guru dan perawat. Contoh yang memiliki pekerjaan sebagai petani tidak bertani setiap hari, namun merupakan petani musiman atau hanya bertani pada musim panen atau musim tanam saja. Aktivitas rutin yang lebih banyak dilakukan contoh dalam penelitian ini adalah aktivitas di dalam rumah tangga. Menurut Diana et al. (2013),

Pendapatan Per Kapita Per Bulan

Terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan per kapita per bulan dengan obesitas sentral (r=0.209, p=0.041). Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa pendapatan per kapita per bulan berhubungan positif dengan obesitas sentral. Semakin besar pendapatan per kapita per bulan, semakin besar lingkar perutnya. Menurut Cahyono (2008), membaiknya tingkat ekonomi dapat mengubah pola makan atau jenis makanan yang dikonsumsi seseorang. Subjek dengan pendapatan menengah ke atas memiliki risiko mengalami kegemukan lebih tinggi dibandingkan subjek yang memiliki pendapatan menengah ke bawah (Diana et al. 2013). Hal ini diduga berhubungan dengan daya beli pangan contoh, contoh yang memiliki pendapatan per kapita per bulan yang lebih tinggi akan memiliki daya beli pangan yang lebih tinggi pula.

Hubungan Gaya Hidup Contoh dengan Obesitas Sentral Aktivitas Fisik

(33)

17 pada perempuan dewasa muda menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat aktivitas dengan ukuran lingkar pinggang. Berdasarkan data penelitian sebanyak 84.4% contoh memiliki aktivitas fisik ringan. Contoh lebih banyak melakukan aktivitas rutin ibu rumah tangga, seperti tidur, memasak, membereskan rumah, beribadah, menonton televisi, duduk, dan mengobrol. Menurut Faisal (2010) obesitas dapat diartikan sebagai keadaan tubuh akibat ketidakseimbangan jumlah energi yang masuk dengan pengeluaran energi oleh tubuh, hal ini berarti terjadi ketidakseimbangan negatif antara asupan dengan pengeluaran energi. Kegemukan dapat disebabkan oleh energi yang diasup lebih banyak dibanding energi yang dikeluarkan. Energi yang diasup berasal dari pangan yang dikonsumsi, sementara energi yang dikeluarkan salah satunya berasal dari aktivitas fisik yang dilakukan subjek.

Konsumsi Sayur dan Buah

Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi sayuran dengan obesitas sentral (r= -0.222, p= 0.030). Hasil uji statistik tersebut menunjukkan adanya kecenderungan hubungan negatif antara konsumsi sayuran contoh dengan obesitas sentral. Artinya, semakin sedikit konsumsi sayuran contoh, semakin tinggi kemungkinan contoh mengalami obesitas sentral. Makanan yang mengandung serat tinggi yang berasal dari sayur dan buah-buahan dapat mengurangi kemungkinan kegemukan karena mempunyai efek mengenyangkan, rendah kalori, tetapi mengandung banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh (Arisandi dan Andriani 2009). Esmaillzadeh dan Azadbakht (2008) pada perempuan Iran, penelitian ini menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki pola makan yang sehat disertai asupan serat tinggi memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami obesitas umum dan obesitas sentral. Selain sayur, buah-buahan juga merupakan jenis pangan sumber serat. Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi buah contoh dengan obesitas sentral (r= -0.063, p= 0.543). Tidak adanya hubungan antara konsumsi buah dengan kejadian obesitas sentral pada contoh diduga karena konsumsi buah contoh 97.9% tergolong kurang (Diana et al. 2013), serta karena kandungan serat dari buah yang dikonsumsi contoh tidak mencukupi kebutuhan. Menurut Rozaline (2006) kandungan serat makanan pada sayuran lebih banyak dibandingkan pada buah-buahan.

Konsumsi Makanan Jajanan

(34)

18

Bahan Makanan 2010, kandungan energi dalam 100 gram taoge-tahu goreng adalah sebesar 392 kkal. Hal ini berarti jika kebutuhan energi contoh dalam sehari adalah 2200 kkal, makan kontribusi energi dari 50 gram makanan jajanan jenis taoge-tahu goreng adalah 8.9%.

Penelitian yang dilakukan Guallar-Castillon et al. (2007) menunjukkan bahwa kontribusi energi terhadap kebutuhan energi sehari dari makanan yang digoreng adalah 12.6% pada wanita. Selain itu terdapat hubungan positif antara konsumsi makanan yang digoreng dengan kejadian obesitas umum dan obesitas sentral, prevalensi obesitas umum dan obesitas sentral meningkat dengan meningkatnya asupan energi dari makanan yang digoreng.

Hubungan Status Gizi dan Status Kesehatan Contoh dengan Obesitas Sentral

Status Gizi berdasarkan IMT

Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi contoh (r=0.656, p=0.000) dengan obesitas sentral. Status gizi contoh berhubungan positif dengan obesitas sentral. Semakin tinggi indeks massa tubuh contoh (semakin gemuk contoh), lingkar perutnya semakin besar. Hal ini berarti adanya peningkatan berat badan akan meyebabkan peningkatan lingkar perut. Penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan Gierach et al. (2014) pada pasien dengan sindroma metabolik yang menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dengan ukuran lingkar pinggang pasien. IMT dapat digunakan untuk mengukur estimasi lemak viseral, komplikasi yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat ketika nilai IMT mencapai 25 kg/m2.

Tekanan Darah

Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tekanan darah contoh dengan obesitas sentral (r= -0.078, p=0.450). Sebagian besar contoh (62.4%) dalam penelitian ini memiliki kategori tekanan darah yang termasuk dalam prehipertensi, sedangkan sebanyak 24% contoh memiliki tekanan darah normal. Menurut Sugianti et. al (2009), obesitas sentral berhubungan dengan peningkatan sindrom metabolik dan hipertensi. Penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng dan Tuminah (2009) menunjukkan bahwa seseorang yang mengalami obesitas sentral berisiko 1.40 kali mengalami hipertensi.

Riwayat Obesitas Keluarga

(35)

19 serta adanya interaksi antara gen dengan lingkungan (Kantachuvessiri et al. 2005), sehingga lingkungan diduga memiliki pengaruh yang lebih besar.

Faktor Risiko Obesitas Sentral

Menurut Depkes RI (2008) kejadian obesitas sentral erat kaitannya dengan sindroma metabolik dan berdampak pada munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus dan penyakit kardiovaskular. Obesitas sentral disebabkan oleh banyak faktor. Banyak penelitian yang dilakukan untuk menganalisis faktor risiko obesitas sentral. Banyak faktor yang diduga berhubungan dengan obesitas sentral pada ibu rumah tangga di Desa Tanjungjaya, Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya. Namun setelah dilakukan analisis bivariat, tidak semua faktor signifikan untuk dimasukkan ke dalam model regresi.

Uji regresi logistik biner metode Forward Stepwise digunakan untuk mengetahui variabel yang menjadi faktor risiko obesitas sentral pada contoh. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa contoh yang memiliki pendapatan per kapita per bulan yang berada di bawah garis kemiskinan berpeluang 0.397 kali mengalami obesitas sentral dibandingkan contoh yang memiliki pendapatan per kapita di atas garis kemiskinan (r= -0.923, p=0.044, OR=0.397). Hal ini berarti pendapatan per kapita per bulan yang berada di bawah garis kemiskinan merupakan faktor yang dapat menghambat kejadian obesitas sentral pada contoh. Uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan signifikan positif antara pendapatan per kapita per bulan dengan lingkar perut contoh, artinya semakin besar pendapatan per kapita per bulan contoh, semakin besar lingkar perutnya. Hasil penelitian ini menunjukkann bahwa contoh memiliki konsumsi sayur dan buah yang berada di bawah anjuran Pedoman Gizi Seimbang, selain itu sebagian besar contoh setidaknya mengonsumsi makanan jajanan satu kali dalam sehari. Menurut Cahyono (2008) membaiknya tingkat ekonomi merubah gaya hidup seseorang, salah satunya dalam pemilihan makanan. Makanan fast food yang berlemak tinggi, makanan tinggi karbohidrat dan kalori saat ini lebih digemari untuk dikonsumsi dibandingkan makanan tradisional yang lebih menyehatkan.

Adanya faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap obesitas sentral diduga menjadi penyebab beberapa variabel dalam penelitian ini tidak signifikan dalam analisis multivariat. Adanya confounding factor yang saling berinteraksi dalam analisis dapat menyebabkan suatu variabel menjadi tidak signifikan. Menurut Hastono (2006), confounding merupakan kondisi bias dalam estimasi efek pajanan terhadap kejadian masalah kesehatan, akibat dari perbandingan yang tidak seimbang antara kelompok ekspos dengan kelompok non ekspos.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(36)

20

bawah 41 tahun, ukuran keluarga ≤ 4 orang, tingkat pendidikan tamat SD, tidak bekerja, pendapatan per kapita per bulan di atas garis kemiskinan, aktivitas fisik ringan, konsumsi sayur kurang dari tiga kali sehari, konsumsi buah kurang dari dua kali sehari, konsumsi makanan jajanan kurang dari satu kali sehari, status gizi obesitas, tekanan darah prehipertensi, serta memiliki riwayat keluarga dengan obesitas.

Hasil analisis korelasi Spearman menunjukkan terdapat hubungan nyata positif antara pendapatan per kapita per bulan dan status gizi dengan obesitas sentral. Selain itu terdapat hubungan nyata negatif antara konsumsi sayur dengan obesitas sentral. Hasil uji regresi logistik menunjukkan faktor risiko obesitas sentral pada ibu rumah tangga di Desa Tanjungjaya Kecamatan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya adalah pendapatan per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Saran

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat masih memiliki gaya hidup yang kurang baik jika dilihat dari aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, serta konsumsi makanan jajanan. Masyarakat disarankan untuk lebih memperhatikan gaya hidup, terutama dalam pola makan dan aktivitas fisik. Obesitas sentral dapat dicegah dan ditanggulangi dengan melaksanakan pola hidup sehat, misalnya membiasakan olahraga, meningkatkan konsumsi sayur dan buah, serta membatasi konsumsi makanan yang berisiko. Pemerintah dapat menggunakan hasil Riskesdas dan hasil penelitian terkait sebagai referensi untuk meningkatkan aksi promosi mengenai pola hidup sehat kepada masyarakat. Selain itu penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan menganalisis variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap kejadian obesitas sentral pada ibu rumah tangga di Desa Tanjungjaya Kecamatan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya (seperti faktor stres, kebiasaan merokok).

DAFTAR PUSTAKA

Arisandi Y, Andriani Y. 2009. Pengaruh Makanan terhadap Kesehatan. Jakarta (ID): Eska Media.

Beck M.E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet. Kristiani, penerjemah; Hartanto D.A, editor. Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI. Terjemahan dari: Nutrition and Dietetics for Nurses.

[BKKBN] Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1998. Buku Pegangan untuk Petugas Lapangan Mengenai Reproduksi Sehat. Jakarta (ID): BKKBN Boediman D. 2009. Sehat Bersama Gizi. Jakarta (ID): CV Sagung Seto.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi, Maret 2014. [internet]. [diacu 20 Agustus

2014]. Tersedia dari:

(37)

21 Cahyono J.B.S.B. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta (ID):

Penerbit Kanisius.

[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia (RISKESDAS) 2010. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Diaz M.E, Jimenez S, Garcia R.G, Bonet M, Wong I. 2009. Overweight, obesity, central adiposity and associated chronic diseases in Cuban adult. MEDICC Review. 11(4):23-28.

Esmaillzadeh A, Azadbakht L. 2008. Major dietary patterns in relation to general obesity and central adiposity among Iranian women. J. Nutr. 138:358-363. Faisal Y. 2010. Kendalikan Obesitas dan Diabetes. Jakarta: Indocamp.

FAO/WHO/UNU. 2001. Human Energy Requirements. Rome (IT): Food and Agriculture of United Nation, World Health Organization, and United Nation University.

Gierach M, Gierach J, Ewertowska M, Arndt A, Junik R. 2014 correlation between body mass index ana waist circumference in patients alt metabolic syndrome. IRSN Endocrinology. 2014:1-6

Guallar-Castillon P, Rodrigues-Artalejo F, Fornes NS, Banegas JR, Extezarreta PA, Ardanaz E, Barricarte A, Chirlaque M, Iraeta MD, Jakszyn P et al. 2007. Intake of fried foods is associated with obesity in the Cohort of Spanish Adults from The European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition. Am J Clin Nutr. 86:198 –205.

Hastono S.P. 2006. Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Harikedua V.T, Tando N.M. 2012. Aktivitas fisik dan pola makan dengan obesitas sentral pada tokoh agama di Kota Manado. GIZIDO. 4:289-298.

Istiqamah N, Sirajuddin S, Indriasari R. 2013. Hubungan pola hidup sedentarian dengan kejadian obesitas sentral pada pegawai pemerintahan di Kantor Bupati Kabupaten Jeneponto. MKMI. 1:1-13

James PA, Oparril S, Carter BL, Pharm D, Cushman WC, Himmelfarb CD, Handler J, Lackland DT, LeFevre ML, MacKenzie TD, et al. 2014. Evidence-based guideline for the management of high blood preassure in adults: report from The Panel Members Appointed to The Eighth Joint National Commitee (JNC8). JAMA. 311(5):507-520.doi:10.1001/jam.2013.284427.

Kantachuvessiri A, Sirivichayakul C, KaewKungwal J, Tungtrongchitr R, Lotrakul M. 2005. Factors associated obesity among worker in a metropolitan waterworks authority. South Asizn J Trop Med Public Health. 36: 1057-1065.

[Kemenkes RI] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

[Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta (ID): Kemenkes RI.

(38)

22

Nainggolan J, Zuraida R. 2012. Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan status gizi balita di wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung. Majority. 1:62-72

Paramita I. 2013. Analisis hubungan konsumsi buah dan sayur dengan ukuran lingkar pinggang pada perempuan usia dewasa muda [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

___. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Tanjungjaya 2010.

Poirier P. 2006. Abdominal obesity: an important risk factor in clinical and interventional cardiology. CMReJournal. 2:7-14.

Rahajeng E, Tuminah S. 2009. Prevalensi hipertensi dan determinannya di Indonesia [catatan penelitian]. Maj Kedokt Indon. 59:580-587.

Rahmawati, Sudikno. 2008. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status gizi obesitas orang dewasa di Kota Depok tahun 2007. Gizi Indon. 31(1): 35-48. Rozaline H, Sekarindah T. 2006. Terapi Jus Buah dan Sayur. Depok (ID): Niaga

Swadaya.

Sugianti E. 2009. Faktor risiko obesitas sentral pada orang dewasa di Sulawesi Utara, Gorontalo dan DKI Jakarta [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Sugianti E, Hardinsyah, Afriansyah N. 2009. Faktor risiko obesitas sentral pada orang dewasa di DKI Jakarta: analisis lanjut data riskesdas. Gizi Indon. 32(2):105-116.

[WHO]. World Health Organization. 2000. Obesity: Preventing and Managing The Global Epidemic. Report of a WHO consultation. Geneva (CH).

[WHO]. World Health Organization. 2008. Waist Circumference and Waist-Hip Ratio: Report of A WHO Consultation. Geneva (CH).

(39)

23

Lampiran 1 Hasil analisis bivariat korelasi Spearman dan Kontingensi

A B C D E F G H I J K L M

A 1.000

B −.170 1.000

C .156 .196 1.000

D .056 .140 .070 1.000

E .656 (**) −.055 .066 .152 1.000

F −.078 .113 −.157 .003 .137 1.000

G .009 −.147 −.352

(**)

−.082 −.006 .438

(**)

1.000

H .209 (*) −.317

(**)

.244 (*) −.033 .237(*) .005 −.124 1.000

I .222 (*) −.286(**) −.179 .163 .180 −.031 −.003 .041 1.000

J .063 −.174 −.179 −.384

(**)

−.040 −.031 .143 −.110 −.021 1.000

K .009 .195 .261 (*) .019 .007 −.055 −.125 .049 −.149 −.149 1.000

L .225 1.000

M .161 1.000

** korelasi signifikan pada p<0.01; * korelasi signifikan pada p<0.05

(40)

24

Lampiran 2 Hasil analisis regresi logistik

Block 1: Metode = Forward Stepwise (Likelihood Ratio) Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R Square

1 113.523a .042 .059

a. Estimasi dihentikan di iterasi nomor 4 karena parameter estimasi berubah kurang dari 0.001

Case Processing Summary

Unweighted Cases a N Percent

Selected Cases Included in Analysis 96 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 96 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 96 100.0

a. Jika pertimbangan berlaku, lihat tabel klasifikasi untuk jumlah total kasus.

Variable in Equation

B S.E Wald df Sig. Exp(B) 95.0% C.I for EXP (B) Lower Upper Step

1a

pendapatan per kapita < Rp 286097

-.923 .458 4.073 1 0.44 .397 .162 .974

Konstanta 1.211 .304 15.822 1 .000 3.357 a. Variabel yang dimasukkan pada step 1: pendapatan per kapita < Rp 286 097

Variable not in the Equation

Score df Sig.

Step 1 Variable Keluarga kecil 2.847 2 .241

Keluarga sedang .737 1 .391

Keluarga besar .018 1 .894

Tidak bekerja 3.551 3 .314

Buruh, petani .011 1 .917

Pedagang, wiraswasta 2.370 1 .124

Lainnya 1.494 1 .222

Terdapat riwayat obesitas keluarga 2.633 1 .105

(41)

25 Lampiran 3 Kuesioner penelitian

Kode Responden :

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR RISIKO OBESITAS SENTRAL DI DESA TANJUNGJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA

“Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi objek penelitian dan bersedia mengisi data berikut dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan dari siapapun.”

Tanda tangan

(...) Sheet 1: COVER

A. Halaman Muka

A1. Nama Pewawancara : ... A2. Nama Responden : ... A3. Umur : ...tahun A4. Tanggal Lahir :... A5. Nomor telepon/HP :... A6. Nama Kepala Keluarga :... A7. Nama Kampung RT/RW : ... A8. Kode responden/contoh : ... A9. Tanggal wawancara : ...

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(42)

26

Kode Responden : Sheet 2: OBSERVASI

B. Observasi dan Pengukuran B1. Berat Badan :...kg

B2. Tinggi Badan :...cm B3. IMT :...kg/m2 B3. Lingkar Perut :...cm B4. Tekanan Darah :...mmHg

Sheet 3: SOSEK

C. Sosial / Ekonomi

C1. Pendidikan terakhir ibu : TIDAK TAMAT SD/SD/SMP/SMA/S1/S2/S3* C2. Pekerjaan ibu : ... C3. Ukuran keluarga : ...orang C4. Pendapatan / bulan

1. Ayah = Rp. …………...

2. Ibu = Rp. …………...

3. Anak = Rp. …………...

4. Anggota keluarga lainnya = Rp. …………... 5. Total Pendapatan = Rp. …………... *) coret yang tidak perlu

Sheet 4: RwytKlrg

D. Riwayat Keluarga

Apakah ada dari keluarga ibu (ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, dll) salah seorang atau lebih yang mengalami obesitas sentral?

a. Ya, sebutkan: ……… b. Tidak ada

E. Gaya Hidup Sheet 5: RecallAktvFsk

E11. Aktivitas fisik sehari-hari (24 jam)

Isilah sesuai aktivitas yang dikerjakan sehari-hari.

Contoh:

Waktu Aktivitas Durasi (jam)

Pagi

(bangun tidur – 12.00)

(43)

27 Tanggal wawancara:

Waktu Aktivitas Durasi (jam)

Pagi (bangun tidur -12.00)

Pagi (bangun tidur -12.00)

Siang (12.00 – 16.00)

Sore (16.00 – 19.00)

Malam (19.00 - tidur

Mohon diisi dengan durasi Anda tidur malam

Jumlah durasi selama 1 (satu) hari 24

Sheet 6: FFQ

E12. Frekuensi Pangan

Isilah pada salah satu kolom (Frekuensi ...per)

FOOD FREQUENCY (FFQ)

No. Klp

Pangan Jenis Pangan

Frekuensi ....per Jumlah

(URT)

Hari Minggu Bulan Tahun

1. Serealia dan Umbi-umbian

a. Nasi b. Singkong c. Jagung d. Ubi e. Kentang f. ...

2. Protein Hewani

a. Ayam

(44)

28

No. Klp

Pangan Jenis Pangan

Frekuensi ....per Jumlah

(45)

29

No. Klp

Pangan Jenis Pangan

Frekuensi ....per Jumlah

(URT)

Hari Minggu Bulan Tahun

r. Manggis s. Stroberi t. Pear u. Apel

v. Buah lainnya...

5. Kacang-kacangan

a. Tahu b. Tempe c. Kacang hijau d. Kacang tanah e. Kacang merah f. Oncom g. ...

6. Jajanan

a. Bakso b. Siomay c. Batagor d. Mie ayam e. Gorengan f. Ketoprak g. Es krim

h. Aneka es (sirop, es lilin,dll) i. ...

7. Lain – lain

(46)

30

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 17 Januari 1992 dari (Alm) Bapak Nasihin dan Ibu Yeni Rosyanti. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Wali penulis bernama Daryat.

Tahun 2010 penulis lulus dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Cipasung Tasikmalaya, dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama RI (BUD Kemenag). Penulis memilih mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di keorganisasian Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSS MoRA) IPB. Tahun 2010 penulis merupakan anggota Klab Kulinari di bawah keorganisasian Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi, serta aktif sebagai pengurus di keorganisasian CSS MoRA IPB sebagai bendahara Departemen Pengembangan dan Sumber Daya Manusia periode 2011-2012 dan sebagai staf Departemen Sosial dan Lingkungan periode 2012-2013. Penulis juga aktif sebagai panitia di beberapa acara seperti staf Divisi Publikasi Pekan Santri Berprestasi Nasional 2010, ketua Divisi Konsumsi Gebyar Prestasi Santri Nasional 2011 dan sebagai bendahara Bina Pesantren 2013 yang diadakan oleh CSS MoRA IPB. Selain itu penulis juga aktif sebagai panitia maupun peserta pada beberapa acara dan seminar yang berlangsung di departemen, fakultas dan IPB.

Gambar

Gambar  1 Bagan kerangka pemikiran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral
Tabel 1  Jenis dan cara pengumpulan data
Tabel 2  Pengategorian variabel penelitian
Tabel 3  Sebaran contoh berdasarkan karakteristik demografi dan sosial-ekonomi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Rontgen foto thorak PA dan lateral yang dilakukan pada tanggal 24 Desember 2014 menunjukkan torak dalam batas normal, tampak bayangan radioopak berbentuk garis

Smoker’s melanosis disebabkan karena efek fisik tembakau pada jaringan mulut oleh panas dan atau karena efek langsung dari nikotin yang menstimulasi melanosit yang

Perkiraan Tanggal Terakhir perdagangan IDKM di Bursa 24 April 2013 Tanggal Efektif Penggabungan 01 Mei 2013 Perkiraan Tanggal Perdagangan saham di Bursa hasil Penggabungan 06

Untuk mendekskripsikan serta mengkaji struktur upacara perkawinan pada penelitian ini, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1981:241), yang

26 Senang bisa kasih ibu sama bapak uang dari jualan Membahagiakan keluarga 27 Uangnya bisa buat makan sama beli kardus buat nembel rumah Membahagiakan keluarga 28 Kalau

Penulis sangat bersyukur dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Diksi dan Citraan dalam Kumpulan Puisi Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita Karya

A.3 Iterasi Rancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat dengan Pencatuan Aperture Coupled.. Gambar A.3.1 Iterasi Ukuran

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan