• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HAM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian HAM ?

2. Bagaimana Perkembangan Perlindungan Hak Asasi Manusia Anak? 3. Apa yang dimaksud kekerasan terhadap perempuan ?

(2)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1Pengertian Hak Asasi Manusia

HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.[ CITATION Fad15 \l 1057 ]

Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh ham di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia.

Pada hakikatnya “Hak Asasi Manusia” terdiri atas dua hak dasar yang paling fundamental, ialah hak persamaan dan hak kebebasan. Dari kedua hak dasar inilah lahir hak-hak asasi lainnya atau tanpa kedua hak dasar ini, hak asasi manusia lainnya sulit akan ditegakkan.

Mengingat begitu pentingnya proses internalisasi pemahaman Hak Asasi Manusia bagi setiap orang yang hidup bersama dengan orang lainnya, maka suatu pendekatan historis mulai dari dikenalnya Hak Asasi Manusia sampai dengan perkembangan saat ini perlu diketahui oleh setiap orang untuk lebih menegaskan keberadaan hak asasi dirinya dengan hak asasi orang lain.

(3)

A. Sejarah Hak Asasi Manusia

Perjuangan dalam menegakkan hak asasi manusia telah dimulai pada abad 17 oleh seorang filsuf berkebangsaan Inggris bernama John Locke. Locke merumuskan hak-hak dasar yang dimiliki manusia sejak dilahirkan yakni hak atas hidup, hak milik, dan hak kebebasan.

Sejarah HAM di Indonesia Pada masa prakemerdekaan

Pemikiran modern tentang HAM di Indonesia baru muncul pada abad ke-19. Orang Indonesia pertama yang secara jelas mengungkapkan pemikiran mengenai HAM adalah Raden Ajeng Kartini. Pemikiran itu diungkapkan dalam surat-surat yang ditulisnya 40 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan.

Sejarah HAM di Indonesia Pada masa kemerdekaan  Pada masa orde lama

Gagasan mengenai perlunya HAM selanjutnya berkembang dalam sidang BPUPKI. Tokoh yang gigih membela agar HAM diatur secara luas dalam UUD 1945 dalam sidang itu adalah Mohammad Hatta dan Mohammad Sukiman. Tetapi, upaya mereka kurang berhasil. Hanya sedikit nilai-nilai HAM yang diatur dalam UUD 1945. Sementara itu, secara menyeluruh HAM diatur dalam Konstitusi RIS dan UUDS 1950.

 Pada masa orde baru

Pelanggaran HAM pada masa orde baru mencapai puncaknya. Ini terjadi terutama karena HAM dianggap sebagai paham liberal (Barat) yang bertentangan dengan budaya timur dan Pancasila. Karena itu, HAM hanya diakui secara sangat minimal. Komisi Hak Asasi Manusia dibentuk pada tahun 1993. Namun, komisi tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik karena kondisi politik. Berbagai pelanggaran HAM terus terjadi, bahkan disinyalir terjadi pula berbagai pelanggaran HAM berat. Hal itu akhirnya mendorong munculnya gerakan reformasi untuk mengakhiri kekuasaan orde baru.

 Pada masa reformasi

(4)

reformasi sekarang ini. Kemajuan itu ditandai dengan membaiknya iklim kebebasan dan lahirnya berbagai dokumen HAM yang lebih baik. Dokumen itu meliputi UUD 1945 hasil amendemen, Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Pada tahun 2005, pemerintah meratifikasi dua instrumen yang sangat penting dalam penegakan HAM, yaitu Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (ICESCR) menjadi Undang-Undang No. 11 tahun 2005, dan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (ICCPR) menjadi Undang-Undang No. 12 tahun 2005. [ CITATION Mat06 \l 1057 ]

B. Ciri dan Tujuan Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia pada dasarnya bersifat umum atau universal karena diyakini bahwa beberapa hak yang dimiliki manusia tidak memiliki perbedaan atas bangsa, ras, atau jenis kelamin.

Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang ciri pokok hakikat HAM, yaitu sebagai berikut :

a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM merupakan bagian dari manusia secara otomatis

b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik , atau asal usul social dan bangsanya

c. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk melanggar dan membatasi orang lain

Tujuan Hak Asasi Manusia,yaitu sebagai berikut:

a. HAM adalah alat untuk melindungi orang dari kekerasan dan kesewenang-wenangan.

b. HAM mengenmbangkan saling menghargai antar manusia

(5)

C. Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM)

a. Hak Asasi Pribadi (Perseonal Rights)

Hak Asasi Pribadi adalah hak yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, kebabasan dalam untuk aktif setiap organisasi atau perkumpulan dan sebagainya.

Contohnya :

 Hak Kebebasan dalam mengutarakan atau menyampaikan pendapat.

 Hak Kebebasan dalam menjalankan kepercayaan dan memeluk atau memilih agama.

 Hak Kebabasan dalam berpergian, berkunjung, dan berpindah-pindah tempat.

 Hak Kebabasan dalam memilih, menentukan organisasi dan aktif dalam organisasi tersebut.

b. Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)

Hak Asasi Ekonomi adalah Hak untuk memiliki, membeli dan menjual, serta memanfaatkan sesuatu.

Contohnya :

 Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam membeli.

 Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam mengadakan dan melakukan perjanjian Kontrak

 Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam memiliki sesuatu

 Hak Asasi Ekonomi tentang kebabasan dalam memiliki pekerjaan yang layak.

 Hak Asasi Ekonomi tentang kebabasan dalam melakukan transaksi

 Hak Asasi Ekonomi dalam bekerja

c. Hak Asasi Politik (Politik Rights)

(6)

Contohnya :

 Hak Asasi Politik dalam memilih dalam suatu pemilihan contohnya pemilihan presiden dan kepala daerah

 Hak Asasi Politik dalam Dipilih dalam pemilihan contohnya pemilihan bupati atau presiden

 Hak Asasi Politik tentang kebebasan ikut serta dalam kegiatan pemerintahan

 Hak Asasi Politik dalam mendirikan partai politik

 Hak Asasi Politik dalam membuat organisasi-organisasi pada bidang politik

 Hak Asasi Politik dalam memberikan usulan-usulan atau pendapat yang berupa usulan petisi.

d. Hak Asasi Hukum (Rights Of Legal Equality)

Hak Asasi Hukum adalah hak untuk mendapatkan perlakukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.

Contohnya :

 Hak dalam mendapatkan layanan dan perlindungan hukum

 Hak dalam mendapatkan dan memiliki pembelaan hukum pada peradilan.

 Hak yang sama dalam proses hukum

 Hak dalam perlakuan yang adil atau sama dalam hukum

e. Hak Asasi Sosial dan Budaya (Social and Culture Rights)

Hak Asasi Sosial dan Budaya adalah hak yang menyangkut dalam masyarkat yakni untuk memilih pendidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan dan sebagainya.

Contohnya :

 Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak

 Hak untuk mendapat pelajaran

 Hak untuk memilih, menentukan pendidikan

(7)

 Hak untuk mengembangkan Hobi

 Hak untuk berkreasi

f. Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)

Hak Asasi Peradilan adalah hak untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedural rights), misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan dan penggeledahan.

Contohnya :

 Hak mendapatkan perlakukan yang adil dalam hukum

 Hak mendapatkan pembelaan dalam hukum

 Hak untuk mendapatkan hal yang sama dalam berlangsungnya proses hukum baik itu penyelidikan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan[ CITATION ART15 \l 1057 ]

3.2 Perkembangan Perlindungan Hak Asasi Manusia Anak

Berbagai upaya yang ditujukan bagi perlindungan dan pemajuan HAM di Indonesia merupakan hal yang sangat strategis sehingga memerlukan perhatian dari seluruh elemen bangsa. Untuk mewujudkan perlindungan dan kesejahteraan anak diperlukan dukungan kelembagaan dan peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin pelaksanaannya. Berbagai batasan anak dapat ditemukan dalam beberapa peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, namun pada prinsipnya keragaman batasan tersebut mempunyai implikasi yang sama yaitu memberikan perlindungan pada anak.

Dari segi regulasi, peraturan terkait perlindungan terhadap hak asasi anak dimulai dengan Convention on the Rights of the Child/Konvensi tentang Hak-hak Anak (KHA). Konvensi ini disetujui oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 20 November 1989 dan diratifikasi oleh Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on The Rights of The Child (konvensi tentang hak-hak anak) tanggal 25 Agustus 1990.

(8)

dilihat dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dimana hak asasi anak mendapat tempat tersendiri dalam Undang-undang ini. Anak merupakan subjek hukum yang sangat rentan dalam proses penegakan hukum khususnya dalam proses peradilan. Hak anak dalam proses peradilan menurut Undang-Undang antara lain yaitu:

1. Tidak dianiaya, disiksa, atau dihukum secara tidak manusiawi; 2. Tidak dijatuhi pidana mati atau pidana seumur hidup:

3. Tidak dirampas kebebasannya secara melawan hukum;

4. Tidak ditangkap, ditahan atau dipenjara secara melawan hukum, atau jika sebagai upaya yang terakhir (measure of the last resort);

5. Diperlakukan secara manusiawi dalam proses peradilan pidana;

6. Hak atas bantuan hukum, untuk membela diri dan memperoleh keadilan di Pengadilan Anak yang bebas dan tidak memihak.

Perlindungan anak juga diatur dalam undang tersendiri yaitu Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002. Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera. Beberapa ketentuan yang diatur secara umum dalam Undang-Undang ini antara lain prinsip-prinsip dasar sesuai dengan Konvensi Hak-Hak Anak, Hak dan Kewajiban Anak, Kewajiban dan Tanggung Jawab Negara dan Pemerintah, Kewajiban dan Tanggung Jawab Masyarakat, Kewajiban dan Tanggung Jawab Keluarga dan Orang Tua, Kedudukan Anak, Pengasuhan dan pengangkatan anak, Penyelenggaraan perlindungan anak, Komisi Perlindungan Anak Indonesia.

(9)

Minimum untuk Sektor Agraria, dan Konvensi No. 33 Tahun 1932 mengenai Usia Minimum untuk Sektor Non Industri, menetapkan bahwa usia minimum untuk bekerja 14 (empat belas) tahun. Selanjutnya Konvensi No. 58 Tahun 1936 mengenai Usia Minimum untuk Kelautan, Konvensi No. 59 Tahun 1937 mengenai Usia Minimum untuk Sektor Industri, Konvensi No. 60 Tahun 1937 mengenai Usia Minimum untuk Sektor Non Industri, dan Konvensi No. 112 Tahun 1959 mengenai Usia Minimum untuk Pelaut, mengubah usia minimum untuk bekerja menjadi 15 (lima belas) tahun. Dalam penerapan berbagai Konvensi tersebut di atas di banyak negara masih ditemukan berbagai bentuk penyimpangan batas usia minimum untuk bekerja. Oleh karena itu ILO merasa perlu menyusun dan mengesahkan konvensi yang secara khusus mempertegas batas usia minimum untuk diperbolehkan bekerja yang berlaku di semua sektor yaitu 15 (lima belas) tahun.[ CITATION Dwi10 \l 1057 ]

3.3 Maksud Kekerasan terhadap perempuan

(10)

dunia yang berbahaya. Orang bisa menjadi berbahaya bagi sesamanya. Mulai dari tipu muslihat, pemerasan, penyerangan, pemerkosaan, penganiayaan, pengeroyokan, sampai pembunuhan. Menghadapi kenyataan ini, ada dua bentuk perlawanan yang dilakukan sejauh ini dengan bernafaskan ajaran cinta damai. Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap perbuatan yang dikenakan pada seseorang semata-mata karena dia perempuan yang berakibat atau dapat menyebabkan kesengsaraan/penderitaan secara fisik, psikologis atau seksual. Termasuk juga ancaman perbuatan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di muka umum maupun dalam kehidupan pribadi. (pasal 1, Deklarasi Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, 1993).

BISA TERJADI DI MANA SAJA?

Kekerasan fisik, psikologis-emosional, seksual dapat terjadi di :

 Lingkungan keluarga, misal kekerasan terhadap istri/anak, incest;

 masyarakat umum, misal: pelecehan seks oleh guru/orang lain, praktek-praktek budaya yang merugikan perempuan/anak perempuan.

 wilayah konflik/non konflik dan bencana, misal: kebijakan/fasilitas publik yang tidak peka gender yang memungkinkan untuk terjadinya kekerasan, maupun tindak kekerasan yang dilakukan oleh aparat.[ CITATION ayu14 \l 1057 ]

3.4 Dampak kekerasan terhadap perempuan

APA SAJA DAMPAKNYA? Pada Korban :

 Kesehatan Fisik: memar, cedera (mulai dari sobekan hingga patah tulang dan luka dalam), gangguan kesehatan yang khronis, gangguan pencernaan, perilaku seksual beresiko, gangguan makan, kehamilan yang tak diinginkan, keguguran/ melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, terinfeksi penyakit menular seksual, HIV/AIDS

(11)

 Produktivitas kerja menurun: sering terlambat datang ke tempat kerja, sulit berkonsentrasi, berhalangan kerja kare-na harus mendapat perawatan medis, atau memenuhi panggilan polisi/meng-hadiri sidang.

 Fatal: bunuh diri, membunuh/melukai pelaku, kematian karena aborsi/kegugur-an/AIDS

Pada Anak :

 Gangguan kesehatan dan perilaku anak di sekolah.

 Terhambatnya kemampuan untuk menjalin hubungan yang dekat dan positif dengan orang lain,

 Kecenderungan lari dari rumah, adanya keinginan bunuh diri

 Berkemungkinan menjadi pelaku atau cenderung menjadi korban kekerasan yang serupa di masa remaja/dewasanya

Pada Masyarat & Negara :

 Penurunan kualitas hidup dan kemampuan perempuan untuk aktif ikut serta dalam kegiatan di luar rumah, termasuk untuk berpenghasilan dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

 Besarnya biaya untuk penanganan kasus di kepolisian maupun pengadilan, serta biaya untuk perawatan kesehatan bagi korban

 Menguatnya kekerasan sebagai cara menyelesaikan konflik

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN

Pencegahan, penanganan korban dan pelaku adalah tanggung jawab semua pihak: laki-laki, perempuan, lingkungan tetangga, tokoh agama/masyarakat, lembaga pendidikan/ agama, dunia usaha maupun pemerintah. Kerjasama antara pusat penanganan krisis bagi perempuan korban (women’s crisis center) dengan masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah merupakan suatu kemutlakan.

Upaya pencegahan dan penanganan korban maupun pelaku yang ada masih jauh dari memadai. Bagi para perempuan penyandang cacat, kondisi ini lebih berat dirasakan.

(12)

bentuknya fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan korban, dan bersifat memberdayakan.[ CITATION ayu14 \l 1057 ]

3.5 Undang-Undang yang Mengatur HAM

Undang Undang Dasar Tahun 1945

Jaminan perlindungan atas hak asasi manusia yang terdapat dalam Undang Undang Dasar Tahun 1945, di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Hak atas persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, Pasal 27 Ayat (1)

2) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, Pasal 27 Ayat (2)

3) Hak berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, Pasal 28

4) Hak memeluk dan beribadah sesuai dengan ajaran agama, Pasal 29 Ayat (2)

5) Hak dalam usaha pembelaan negara, Pasal 30 6) Hak mendapat pengajaran, Pasal 31

7) Hak menikmati dan mengembangkan kebudayaan nasional dan daerah, Pasal 32

8) Hak di bidang perekonomi, Pasal 33

9) Hak fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, Pasal 34[ CITATION Pan16 \l 1057 ]

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 1) BAB I KETENTUAN UMUM: Pasal 1

2) BAB II ASAS - ASAS DASAR Pasal 2-8

3) BAB III HAK ASASI MANUSIA DAN KEBEBASAN DASAR MANUSIA: Pasal 9-66

4) BAB IV KEWAJIBAN DASAR MANUSIA: Pasal 67-70

5) BAB V KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH: Pasal 71-72

(13)

7) BAB VII KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA: Pasal 75-99 8) BAB VII PARTISIPASI MASYARAKAT: Pasal 100-103

9) BAB IX PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA: Pasal 104

10) BAB X KETENTUAN: [ CITATION sad15 \l 1057 ][ CITATION Dwi10 \l 1057 ][ CITATION Dwi10 \l 1057 ][ CITATION ayu14 \l 1057 ] [ CITATION Pan16 \l 1057 ][ CITATION DPR14 \l 1057 ]Pasal

(14)

DAFTAR PUSTAKA

1. Fadhillah. MAKALAH PKN TENTANG HAM. [Online] blogspot.co.id, 06 May 2015. http://tugasgalau.blogspot.co.id/2015/12/makalah-pkn-tentang-ham.html.

2. Ajar, Materi Bahan. Jelaskan Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia! [Online] 2014, 06 06.

http://suprijono.blogspot.com/2015/02/jelaskan-sejarah-perkembangan-hak-asasi-manusia-di-indonesia.html.

3. ega, sadega. MAKALAH. MAKALAH HAM. [Online] blogspot.co.id, 13 October 2015.

http://wwwmakalahkimiadasar.blogspot.co.id/2015/10/makalah-ham.html.

4. ARTIKELSIANA. Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM) dan Penjelasannya. [Online] artikelsiana.com, 17 01 2015.

http://www.artikelsiana.com/2014/11/macam-macam-hak-asasi-manusia-ham.html.

5. Yanto, Dwi. Perlindungan Hak Asasi Manusia Anak di Indonesia: Perkembangan, Implementasi, dan Rekomendasi. [Online]

wordpress.com, 28 October 2010.

https://nunutngombe.wordpress.com/2010/10/28/perlindungan-hak- asasi-manusia-anak-di-indonesia-perkembangan-implementasi-dan-rekomendasi-dwi-yanto/.

6. ayuresanf. Makalah Kekerasan Terhadap Perempuan. [Online] wordpress.com, 14 November 2014.

https://ayuresanf.wordpress.com/2014/11/14/makalah-kekerasan-terhadap-perempuan/.

7. Panji.ades. Undang Undang yang Mengatur tentang HAM : HAM. [Online] blogspot.co.id, 20 December 2016.

http://panjiades.blogspot.co.id/2016/11/undang-undang-yang-mengatur-tentang-ham.html.

8. RI, DPR. UU No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Instrumen HAM Nasional. [Online] elsam.or.id, 12 08 2014.

(15)

Referensi

Garis besar

HAM

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu keterampilan sosial siswa pada pembelajaran IPS di SMP Negeri 3 Pardasuka peserta didik sudah terlihat cakap dalam

Hasil prosedur yang disusun oleh peserta dinilai sesuai dan mampu telusur terhadap pedoman BNSP 201 tahun 2014 tentang Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi pada

Penentuan fungsi gaya bahasa menggunakan metode padan referensial dengan teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) dan teknik Hubung Banding Menyamakan (HBS). Fungsi

Bedak adalah sediaan kosmetika yg digunakan untuk memulas kulit wajah dengan sentuhan artitik untuk meningkatkan

Hal ini barulah merupakan tahap awal dari praktek etika bisnis yakni mengkodifikasi-kan nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis bersama-sama corporate-culture

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Akhsin (2004) yang menyatakan bahwa keberadaan kandang disekitar rumah yang buruk akan mempunyai

Nilai total ketakteraturan titik dari graf G ( total vertex irregularity strength ) dinotasikan dengan adalah nilai k minimum atau label terbesar minimum yang

Kajian tentang bencana dalam dekade terakhir menunjukkan perubahan orientasi yang pada awalnya lebih banyak membahas aspek- aspek teknis tentang kejadian yang memicu