• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelimpahan Dan Distribusi Kepiting Bakau (Scylla Spp) Serta Keterkaiatannya Dengan Karakteristik Biofisik Hutan Mangrove Di Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut Propinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kelimpahan Dan Distribusi Kepiting Bakau (Scylla Spp) Serta Keterkaiatannya Dengan Karakteristik Biofisik Hutan Mangrove Di Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut Propinsi Sumatera Utara"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

RINGKASAN

MISWAR BUDI MULYA. Kelimpahan

dan Distribusi Kepiting Bakau

(Scylla

spp) serta Keterkaitannya dengan

Karakteristik Biofisik Rutan

Mangrove di Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut

Propinsi Sumatera Utara (dibawah bimbingan Prof. Dr. H. Muhammad

Eidman, MSc dan Dr. Ir. Dietriech G. Bengen, DEA )

Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut merupakan

satu-satunya kawasan konservasi di Propinsi Sumatera Utara yang ditumbuhi hutan

mangrove dan merupakan daerah potensial dalam menunjang kehidupan kepiting

bakau. Berkenaan dengan permintaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap

komoditi ini menyebabkan intensitas penangkapan kepiting bakau pada lima tahun

terakhir juga semakin tinggi pada kawasan ini. Selain itu pada kawasan ini juga telah

terjadi konflik kepentingan berupa pengkonversian lahan menyebabkan terjadinya

perubahan peruntukan kawasan yang berdampak pada perubahan fungsi ekologis

maupun ekonomisnya, yang secara tidak langsung berdampak terhadap penurunan

populasi kepiting bakau di alam, sehingga akan susalt dicari

dan

ditemukan di masa

mendatang. Untuk mempertahankan kelestarian populasi kepiting bakau di a1am

dan

untuk memenuhi pangsa pasar maka usaha budidaya perlu diupayakan. Guna

menunjang hal tersebut dibutuhkan informasi maupun data-data mengenai aspek

ekologis terutama menyangkut karakteristik biofisik alarni kepiting bakau yang

terkait dengan aspek budidaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendapatkan informasi mengenai

struktur ekologis kepiting bakau

(Scylla spp) yang mencakup kelimpahannya menurut

(5)

jenis, ukuran serta nisbah jenis kelamin perjenis; mendeterminasi pola distribusi

kepiting bakau berdasarkan karakteristik biofisiknya.

Penelitian ini dilakukan selama lebih kurang 4 bulan mulai

dari

bulan

Februari sampai

Juni

2000 di peraian hutan mangrove Suaka Margasatwa Karang

Gading dan Langkat Timur Laut, kawasan Karang Gading Keeamatan Labuhan Deli

Kabupaten Deli Serdang. Ditetapkan 10 stasiun dengan kriteria 5 stasiun (stasiun I, 2,

3, 4 dan 5) mewakili daerah mangrove kurang terdegradasi sedang stasiun 6, 7, 8, 9

dan 10 mewakili daerah mangrove lebih terdegradasi.

Hasil pengukuran yang telah dilakukan mendapatkan rata-rata suhu air pada

tiap stasiun berkisar 28.00°C - 29.25°C, rata-rata pH air berkisar 6.83 - 7.00 dan

pH substrat berkisar 6.88 - 7.00, rata-rata kedalaman air berkisar 12.53 em-20.70 em,

rata-rata salinitas air berkisar 16.70

%p -

23.95

%0

dan salinitas substrat berkisar

17.18

%0 -

24.95

%0.

Substrat dasar perairan pada kawasan ini digolongkan kedalam

tekstur lumpur. Kerapatan jenis mangrove pada daerah yang kurang terdegradasi

lebih

tinggi

dibanding

daerah

lebih

terdegradasi.

Didapatkan

11

jenis

makrozoobentos yang terbagi atas 2 kelas (Gastropoda dan Bivalvia) serta 10 famili

yaitu:

Corbiculidae,

Potamididae,

Melampidae,

Littorinidae,

Neritidae,

Isognomonidae, Muricidae, Thaididae, Melongenidae

dan Veneridae. Rata-rata bobot

serasah yang didapat pada tiap stasiun berkisar 495.19 gr/m" - 2199.89

gr/m

2.

Hasil pengukuran terhadap kelimpahan dan distribusi kepiting bakau serta

keterkaitannya dengan karakteristik biofisik memperlihatkan hampir pada tiap stasiun

dijumpai

3 jenis kepiting bakau, keeuali stasiun 7 (sub stasiun 7-4) yang tidak

(6)

dijumpai satu jenispun kepiting bakau. Kelimpahan kepiting bakau pada seluruh

stasiun berkisar 69 indlha- 218 ind/ha Kelimpahan individu pada stasiun 1,2, 3,4

dan 5 lebih tinggi dibanding stasiun 6, 7, 8, 9 dan 10.

Pola distribusi kepiting bakau berdasarkan jenis, ukuran dan nisbah jenis

kelamin perjenis pada lokasi penelitian digolongkan ke dalam pola distribusi

bergerombol. Pada stasiun 1, 2, 3 dan 4 kepiting bakau jenis

Scylla tranquebarica

berukuran besar (Iebar karapas

>

12 em) dan berukuran sedang

(lebar karapas

9 - 12 em) serta jenis S.

serrata

berukuran besar dijumpai melimpah pada daerah

depan dan tengah hutan mangrove yang berdekatan dengan tepi sungai Karang

Gading, paluh sungai alami dan tambak alami (sub stasiun 1 dan 2). Pada stasiun 5

jenis S.

oceanica

berukuran besar (lebar karapas

>

12 em) dijumpai melimpah pada

daerah depan hutan mangrove yang berdekatan dengan tepi lautJ Kuala Karang

Gading (sub stasiun 1) sedangkan S.

oceanica

berukuran sedang dan kecil melimpah

pada daerah tengah dan belakang hutan mangrove yang letaknya agak jauh dari tepi

lautJ Kuala Karang Gading, Pada stasiun 7 jenis S.

serrata

berukuran sedang (lebar

karapas 9 - 12 em) dijumpai melimpah pada daerah depan hutan mangrove yang

berdekatan dengan paluh sungai buatan (sub stasiun I dan 2), sedang pada stasiun 6,

8, 9 dan 10 jenis S.

serrata

dan S.

tranquebarica

berukuran keeil (Iebar karapas

<

9 em) dijumpai melimpah pada daerah belakang hutan mangrove yang letaknya

jauh dari tambak alami maupun intensif (sub stasiun 4).

Hasil pengukuran juga mendapatkan bahwa kepiting bakau berukuran besar

berjenis kelamin betina dijumpai melimpah pada daerah depan hutan mangrove yang

(7)

berdekatan denngan tepi sungai Karang Gading lebih ke hulu maupun ke hilir, dekat

tepi lautJ Kuala Karang Gading, dekat paluh sungai alami dan tambak alami (sub

stasiun 1 dan 2) sedang kepiting bakau berjenis kelamin jantan dijumpai melimpah

pada daerah tengah dan belakang hutan mangrove (sub stasiun 3 dan 4).

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)

Referensi

Dokumen terkait

Data terkait dengan variabel-variabel yang terdapat pada penelitian ini, yaitu kinerja jangka panjang, underwriter reputation, earnings management dan size atau ukuran

Pelayanan Sosial yang diberikan kepada para lanjut usia dalam panti.. adalah sebagai

Oleh karena itu, hasil pengukuran kecepatan arus pada perairan Sei Carang yang memiliki kisaran sebesar 0,1 m/s sampai 0,26 m/s dapat disimpulkan juga terdapat

Sesuai dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa di Posyandu Lansia di RW I Pagesangan Surabaya di dapatkan bahwa sebanyak 22 lansia (36,7%) mengalami de- presi ringan dan

pengendalian internal pada penggajian yang diterapkan oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dalam melaksanakan setiap proses transaksi pembayaran gaji

Dalam novel Jejak Langkah proses resistensi pribumi yang dilakukan oleh figur resistensi: Minke dan nyai Ontosoroh, dimulai dengan mimikri yaitu melalui pendidikan formal

[r]

[r]