DAFTAR PUSTAKA
Darmaningtyas, Pendidikan Yang Memiskinkan, Galang Press, Yoyakarta, 2004.
Dapertemen Pendidikan, Acuan Proses Pelakasanaan Dan Pembelajaran
Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B Dan Paket C, Jakarta,
2006.
Murtinisi, Siti, Pendidikan Alat Perlawanan: Teori Pendidikan Radikal Pauolo
Freire, Resist Book, Yokyakarta, 2006.
Nawawi, Hardi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada Universitas Press, Yokyakarta,1991.
Sinaga, Roslina Et Al, Acuan Pelaksanaan Pendidikan Kesetaraan Program
Paket A B C, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2004.
Undang-Undang Republik Indonesia (Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional)
Wahab, Abdul, Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara, Bumi Aksara, Jakarta, 1990.
Soejono, Ag, Aliran Baru Dalam Pendidikan, C.V Ilmu, Bandung,1978.
Freire, Paulo, Pendidikan Kaum Tertidas, LP3ES, Jakarta,1985.
Samba, Sujono, Lebih Baik Tidak Sekolah, LkiS, Yoyakarta, 2007.
Macpherson, Stewart, Kebijaksanaan Sosial Di Dunia Ketiga, Aksara Persada Indonesia, Jakarta, 1987.
Arifin E. Zainal, Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah, PT Grasindo Jakarta, 2004.
Singarimbun, Masrani dan Sofyan Efendi, metode penelitian survey, LP3S, 1989.
Kartono, Kartini, Sistim Pendidikan Nasional, PT Pradanya Paramita, Jakarta, 1997.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga
Harian global, 07 Juni 2006
Kompas, 27 Juni 2007
Kompas, 24 Agustus, 2007
Tempo Interaktif, 12 Juni 2006
Sumut Pos, Juni 2007
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. KONSEP TENTANG IMPLEMENTASI PROGAM II.1.1. Pengertian Implementasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI edisi ketiga 2002)
Implementasi sama dengan pelaksanaan atau penerapan.
Kamus Webste, merumuskan secara pendek bahawa to implent
(mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying out;
(menyediakan sarana untuk sesuatu); to give practical effect to (menimbulkan
dampak/akibat terhadap sesuatu), maka implementasi kebijaksanaan dapat
dipandang sebagai sesuatu proses melaksanakan keputusan kebijaksanaan dalam
bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan, perintah
eksekutif, atau dekrit persiden. ( Wahab 1990: 50 )
Sedangkan Cheema dan Rondinelli dalam Wibawa (1994:19),
Implementasi dalam pengertian luas, implementasi maksudnya adalah
pelaksanaan dan melakukan suatu suatu program kebijaksanaan. Dan dijelaskan
bahwa suatu proses interaksi diantara merancang dan menentukan sasaran yang
diinginkan.
Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier dalam Wahab (1990:51),
menjelaskan makna implementasi adalah:
Implementasi kebijaksanaan merupakan aspek yang penting dari
keseluruhan proses kebijaksanaan. Bahkan Udoji dalam Wahab (1990:45) dengan
tegas mengatakan bahwa pelaksanaan kebijaksanaan adalah sesuatu yang penting,
bahkan mungkin jauh lebih penting dari pada pembuatan kebijaksanaan.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan akan sekedar berupa impian atau rencana bagus
yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan.
Lebih jauh Van Meter dan Van Horn dalam Wahab (1990:51)
merumuskan proses implementasi adalah: tindakan-tindakan yang dilakukan baik
oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau
swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan
dalam keputusan kebijaksanaan.
Mazmanian dan Sabatier dalam Wahab (1990:54) merumuskan proses
kebijasanaan negara ini dengan lebih rinci, yaitu:
Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Lazimnya, tersebut mengindentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan/sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan/mengatur proses implementasinya. Proses ini berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu, biasanya diawali dengan tahapan pengesahan undang-undang, kemudian output kebijaksanaan dalam bentuk pelaksanaan keputusan oleh intansi pelaksanaan, kesediaan dilaksanakannya keputusan-keputusan tersebut oleh kelompok-kelompok sasaran, dampak nyata – baik yang dikehendaki atau yang tidak – dari output tersebut, dampak keputusan dipersepsikan sebagi oleh badan-badan yang mengambil keputusan, dan akhirnya perbaikan-perbaikan penting terhadap undang-undang/peraturan yang bersangkutan.
II.1.2. Program
Program merupakan dalam peyelesaian rangkaian kegiatan yang berisi
unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Program
akan menunjang implementasi, karena dalam program tersebut telah dimuat
berbagai aspek antara lain:
1. Adanya tujuan yang ingin dicapai.
2. Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan diambil dalam mencapai
tujuan itu.
3. Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus
dilalui.
4. Adanya perkiran anggaran yang dibutuhkan.
5. Adanya strategi dalam pelaksanaan. ( Manila, 1996:43).
II.1.3. Implementasi Program
Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam proses implementasi program
yaitu adanya kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program, sehingga
masyarakat merasa ikut dilibatkan dan membawa hasil dari program yang
dijalankan, adanya perubahan dan peningkatan dalam kehidupanya. Tanpa
memberikan manfaat kepada masyarakat maka program tersebut telah gagal
dilaksanakan.
Berhasil atau tidaknya suatu program diimplementasikan tergantung dari unsur
pelaksanaannya. Unsur pelaksanaan ini merupakan unsur ketiga. Pelaksanaan
penting artinya karna pelaksanaan baik, organisasi maupun perorangan
bertanggung jawab dalam pengelolaan maupun pengawasan dalam proses
Dalam tahap implementasi, eksekutif melaksanakan rencana yang
tercantum dalam anggaran dalam bentuk kegiatan nyata. Anggaran merupakan
kegiatan bagian dari program, dan program merupakan penjabaran dari strategic
objectives dan strategic initiatives. Oleh karena itu, eksekutif harus menyadari
keterkaitan erat antara implementasi, anggaran, program, strategic objectives dan
stratgic intatives dan startegi mewujudkan visi organisasi.
Dengan kata lain, dalam implementasi progam, khususnya yang banyak
melibatkan banyak organisasi dan intasi pemerintah atau berbagi tingkatan
struktur organisasi pemerintah sebenarnya dapat dilihat dari tiga sudut pandang,
yakni:
1. Pemarakasa kebijaksana atau pembuat kebijaksanaan(the center atau
pusat).
2. Pejabat-pejabat pelaksana dilapangan (the periphery).
3. Aktor-aktor perorangan diluar badan-badan pemerintahan kepada siapa
program itu ditujukan, yakni kelompok sasaran (target group) Wahab
(1990:49).
Dilihat dari sudut pandang pusat, maka fokus analisis implementasi
kebijakasanaan itu mencakup usaha-usaha yang dilakukan oleh pejabat-pejabat
atasan atau lembaga-lembaga ditingkat pusat untuk mendapat kepatuhan dari
lembaga-lembaga atau pejabat-pejabat ditingkat yang lebih rendah atau daerah
dalam upaya mereka untuk memberikan pelayanan atau untuk mengubah perilaku
II.2. Konsep Pendidikan II.2.1 Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terus menerus oleh manusia dalam
menyelarakan kepribadiannya dengan keyakinan dan nilai-nilai yang beredar dan
berlaku dalam masyarakat berikut kebudayaannya (Murtiningsih 2006:1)
Bertrand Russell dalam (Murtiningsih 2006:1) menyatakan bahwa ciri
pendidikan ada pada nilai-nilai kejujuran dan keberanian. Seperti tertuang dalam
peryataannya:
Pendidikan dimaksud supaya manusia mencerminkan lingkungannya dengan tepat lewat pengetahuannya yang diperoleh dengan kecerdasan supaya ia melibatkan diri secara emosional dengan cinta, keramahan, dan keadilan pada sesama. Akhirnya, supaya ia mengembangkan kehendak dan kemampuannya untuk proyek-proyek kemanusian dan tidak mengalami kendala chauvinisme sempit.
Menurut Prof. Dr Imam Barnadib dalam (Darmaningtyas 2004:1)
mengatakan pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf
hidup atau kemajuan yang lebih baik.
Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,Pendidikan dibagi
dalam 3 jalur, yaitu:
1. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
2. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
3. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
II.2.2. Pendidikan Nonformal
1. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat.
2. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
3. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
4. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga
majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
5. Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan
bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau pemerintah daerah dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan.
II.3. PENDIDIKAN KESETARAAN II.3.1 Pengertian Pendidikan Kesetaraan
Pendidikan kesetaraan merupakan pendidikan nonformal yang mencakup
progam Paket A Setara SD/MI, Paket B Setara SMP/MTs dan Paket C Setara
SMA/MA dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan, ketrampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional peserta didik.
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil progam
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga
yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan (UU Sidiknas Pasal 26 Ayat 6 ).
Setiap peserta didik yang lulus ujian kesetaraan Paket A, Paket B dan
Paket C mempunyai hak eligibilitas yang sama dan setara dengan pemegang
ijazah SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA untuk dapat mendaftar pada satuan
yang sama dengan lulusan pendidikan formal dalam memasuki lapangan
pekerjaan.
II.3.2. Progam Pendidikan Kesetaraan
1. Progam Paket A
Progam Paket A adalah progam pendidikan dasar pada jalur pendidikan
nonformal setara SD/MI bagi siapapun yang terkendala kependidikan formal atau
berminat untuk memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan.
Pemegang ijazah Progam Paket A memiliki hak eligibilitas yang sama dengan
pemegang ijazah SD/MI.
2. Progam Paket B
Progam Paket B adalah progam pendidikan dasar pada jalur pendidikan
nonformal setara SMP/MTs bagi siapapun yang terkendala kependidikan formal
atau berminat untuk memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan
dasar. Pemegang ijazah Progam Paket B memiliki hak eligibilitas yang sama
dengan pemegang ijazah SMP/MTs.
3. Progam Paket C
Progam Paket C adalah progam pendidikan dasar pada jalur pendidikan
nonformal setara SMA/MA bagi siapapun yang terkendala kependidikan formal
atau berminat untuk memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan
menengah. Pemegang ijazah Progam Paket C memiliki hak eligibilitas yang sama
dengan pemegang ijazah SMA/MA.
II.3.3. Tujuan Pendidikan Kesetaraan
nonformal program Paket A setara SD/MI dan Paket B setara SMP/MTs
yang menekankan pada ketrampilan fungsioanal dan kepribadian
professional.
• Memperluas akses pendidikan menengah melalui jalur pendidikan
nonformal program Paket C setara SMA/MA yang menekankan pada
ketrampilan fungsional dan kepribadian profesional.
• Meningkatkan mutu daya saing lulusan serta relavansi program dan daya
saing pendidikan kesetaraan progam Paket A, Paket B dan Paket C.
• Menguatkan tata kelola, akutanbilitas dan citra publik terhadap
penyelenggara dan penilaian program pendidikan kesetaraan.
II.3.4. Sasaran Pendidikan Kesetaraan
1. Penduduk usia tiga tahun diatas usia SD/MI (13-15 tahun) untuk
Paket A dan tiga tahun diatas usia SMP/MTs (16-18 tahun) untuk
Paket B.
2. penduduk usia sekolah yang bergabung dalam komunitas elerning,
sekolah rumah, dan sekolah alternatif, serta komunitas yang
berpotensi khusus seperti pemusik, atlet, pelukis dan lain-lain.
3. penduduk usia sekolah yang terkendala kejalur formal karna
berbagai hal berikut:
• Ekonomi seperti penduduk miskin dari kalangan petani,
nelayan, penduduk kumuh dan miskin perkotaan, pekerja
rumah tangga, tenaga kerja wanita, pengerajin, buruh dan
pekerja lainnya.
• Keyakinan seperti warga pondok pesantren yang tidak
menyelenggarakan pendidikan formal.
• Mengalami masalah sosial/hukum seperti anak jalanan, korban
NAPZA, dan anak Lapas.
4. Penduduk usia 15-44 tahun yang belum tuntas wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun.
5. Penduduk usia SMA/MA yang berminat mengikuti program Paket
C terutama karna masalah ekonomi.
6. Penduduk diatas usia 18 tahun yang berminat mengikuti program
Paket C karna berbagai alasan.
II.3.5. Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan kesetaraan progam Paket A, Paket B
dan Paket C dikembangkan berdasarkan pada prinsip berikut; berpusat pada
kehidupan beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, menyeluruh dan berkesinambungan, dan prinsip
belajar sepanjang hayat.
Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan kesetaraan memuat
komponen mata pelajaran baik yang diujikan pada ujian nasional (UN) maupun
yang tidak diujikan, ketrampilan fungsional, muatan lokal, seni budaya,
pendidikan jasmani, olah raga, kesehatan dan pendidikan pengembangan diri.
Kedalam muatan kurikulum pada program pendidikan kesetaran dituangkan
dalam kompetensi yang terdiri dari standar kompetensi (SK) dan kopetensi dasar
(KD) pada tingkat atau semester. Standar kopetensi dan kopetensi dasar
lebih tinggi. Sementara, pemenuhan kebutuhan maksimal SK dan KD di isi
dengan ketrampilan fungsional.
Beban belajar pada pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam Satuan Kredit
Kopetensi (SKK) yang menujukkan satuan kompetensi yang dicapai oleh peserta
didik dalam mengikuti program pemeblajaran melelalui sistim tatap muka,
praktek ketrampilan dan kegiatan mandiri yang terstruktur.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus pendidikan kesetaraan
ditetapkan oleh dinas yang bertanggung jawab dibidang pendidikan sesuai dengan
tingkat kewenangan, berdasar kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi
lulusan, dan dikembangkan dilibatkan dengan pemangku kepentingan serta
pedoman pada panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan
kesetaraan yang disusun oleh Badan Standarisi Nasional Pendidikan (BSPN).
II.3.6. Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pendidik pada pendidikan kesetaraan harus memiliki kompentensi
pedagogi, personal, professional, sosial serta didukung dengan kualifikasi
pendidikan yang sesuai:
1. Kompetensi pedagogic, personal, professional, dan sosial.
Pendidik pada pendidikan kesetaraan harus memiliki kompentensi
pedagogi adan adrogogik. Dengan demikian dapat mengelola pembalajaran
nonformal menggunakan metode partisipatif, kelas campuran, ketuntasan belajar,
dan melayani perbedaan individual dalam menerapkan maju keberlanjutan.
2. Kualifikasi Akademik
adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan minimal D-IV atau S1 yang sederjat untuk Paket A, Paket B
dan Paket C. Namun untuk tidak daerah yang tak memiliki sumberdaya
manusia (SDM) yang sesuai, pendidikan minimal D-II dan yang sederjat
untuk Paket A dan Paket B, dan D-III untuk Paket C
b. Guru SD/MI untuk Paket A, guru SMP/MTs untuk Paket B dan guru
SMA/MA untuk Paket C
c. Kyai, Ustad di pondok pesantren dan tokoh masyarakat dengan
kompetensi yang sesuai dengan pelajaran yang berkaitan.
d. Nara sumber teknis dengan kompentensi dan kualifikasi dengan mata
pelajaran keterampilannya.
Tenaga kependidikan pada pendidikan kesetaran sekurang-kurangnya
terdiri atas pengelola kelompok belajar, tenaga administratifdan tenaga
perpustakan.
II.3.7. Peserta Didik
1. Peserta didik program Paket A Setara SD/MI adalah warga
masyarakat yang:
a. Belum menempuh pendidikan di SD/MI dengan prioritas usia
usia 13-15, kecuali bagi peserta didik yang menentukan Paket
A atas pilihan sendiri.
b. Putus Sekolah Dasar.
c. Tidak menempuh sekolah formal karna pilihan sendiri.
d. Tidak dapat bersekolah karna berbagai faktor (waktu, geografi,
2. Peserta didik program Paket B Setara SMP/MTs adalah warga
masyarakat yang:
a. Lulus Paket A/SD/MI.
b. Belum menempuh pendidikan di SMP/MTs dari kelompok
usia 15-44 tahun dengan prioritas usia 16-18 tahun.
c. Putus SMP/MTs
d. Tidak menempuh sekolah formal karena pilihan sendiri.
e. Tiadak dapat bersekolah karna berbagai faktor (waktu,
geografi, ekonomi sosial dan hukum, dan keyakinan)
3. Peserta didik program Paket C Setara SMA/MA adalah warga
masyarakat yang:
a. Lulus Paket B/SMP/MTs.
b. Putus SMA/MA, SMK/MAK
c. Tidak menempuh sekolah formal karna pilihan sendiri
d. Tidak dapat bersekolah karna berbagai faktor ( waktu,
geografi, ekonomi, sosial dan hukum dan keyakinan).
II.3.8. Sarana dan Prasarana
1. Tempat Belajar
Proses belajar mengajar dapat dilaksanakan diberbagi lokasi dan tempat
yang sudah ada baik milik pemerintah, masyarakat maupun pribadi, seperti
gedung sekolah, madrasah, sarana-prasarana yang dimiliki pondok pesantren,
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sanggar Kegiatan Belajar
organisasi-organisasi kemasyarakat, rumah penduduk dan tempat-tempat lainnya
yang layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
2. Adminitarsi
Untuk menunjang kelancaran pengelolaan kelompok belajar diperlukan
sarana adminitrasi sebagai berikut:
1) Papan nama kelompok belajar.
2) Papan struktur organisasi penyelenggara.
3) Kelengakapan adminitrasi penyelenggara dan pembelajaran (format
terlampir) yang meliput i:
a. Buku induk peserta didik, tutor dan tenaga kependidikan.
b. Buku daftar hadir peserta didik, tutor dan tenaga kependidikan.
c. Buku keuangan/kas umum
d. Buku daftar inventaris.
e. Buku agenda pembelajaran.
f. Buku laporan bulanan tutor.
g. Buku agenda surat masuk dan keluar.
h. Buku daftar nilai peserta didik.
i. Buku tanda terima ijazah
II.3.9. Pengelolaan
1. Pembinaan dan Pengawasan
a. Direktorat pendidiakan kesetaraan, Jendral pendidikan luar
sekolah melaksanakan pembinaan terhadap penyelenggaran
pendidikan kesetaran program Paket A, Paket B, dan Paket C.
membina pelaksanaan penyelenggaraan, kegiatan belajar,
evaluasi, dan kegiatan lain yang berkaitan.
c. Penilik PLS di kecamatan memantau pelaksanaan kegiatan
pendidikan dan pembelajaran secara rutin.
2. Proses Pelaksanaan
a. Tahap Persiapan
1) Kasubdin Kabupaten/Kota yang membidangi PLS dan
penilik PLS di kecamatan mengadakan komunikasi dengan
tokoh masyarakat dan kepala desa/ kelurahan.
2) Kasubdin Kabupaten/Kota yang membidangi PLS dan
penilik PLS di Kecamatan dengan para tokoh masyarakat
mengadakan sosialisasi program kepada masyarakat luas.
3) Kabsudin Kabupaten/Kota yang membidangi PLS dan
penilik PLS di Kecamatan dengan para tokoh masyarakat
mengindentifikasi penyelengara program, tempat belajar,
calon peserta didik dan tutor/pendidik.
4) Penyelengara program membuat kesepakatan dengan
tenaga pendidik dan peserta didik tentang kegiatan belajar.
5) Penyelenggara program menyiapkan tempat kegiatan
belajar, modul, bahan dan peralatan praktek dan
pendidikan ketrampilan, dan perlengkapan lain.
b. Tahap Pelaksnaan
1) Tutor dan peserta didik mulai kegitan belajar sesuai dengan
2) Tutor dan peserta didik melaksanakan kegiatan belajar.
3) Tutor memberi bimbingan baik secara individu maupun
kelompok.
4) Tutor melaksanakan kegiatan evaluasi.
c. Pasca Pembelajaran
1) Penyelenggara dan tutor membantu memfasilitasi peserta
didik yang melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih
tinggi.
2) Penyelenggara dan tutor membantu peserta didik yang
telah lulus/tamat belajar untuk menciptakan kegiatan
usaha.
3) Penyelengara dan tutor membantu peserta didik telah
lulus/tamat untuk mendapatkan lapangan kerja.
4) Mendata peserta didik yang telah kerja.
II.3.10. Pembiayaan
Pembiayaan penyelenggaran program diambil dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
swadaya masyrakat dan sumber dana lain yang sah dan tak mengikat. Diantra
komponen pendanaan yang perlu mendapat perhatian adalah:
a. Pengadaan bahan dan peralatan belajar; buku/modul dan alat tulis.
b. Pengadaan bahan dan peralatan praktek dan ketrampilan.
c. Honorarium pendidik dan tenaga kependidikan.
e. Pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan.
f. Evaluasi dan ujian.
g. Beasiswa bagi peserta didik yang cemerlang.
h. Monitoring dan evaluasi program.
II.3.11. Dasar Hukum
Dasar hukum penyelenggaran pendidikan kesetaraan program Paket A, Paket B,
dan Paket C adalah:
1) Undang-Undang Dasar 1945
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
3) Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4) Intruksi Persiden :
• No. 1 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9
Tahun
• No. 5 Tahun 2006 Tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta
Aksara
5) Keputusan Mendikbud Nomor 0131/U1994 Tentang Program Paket A Dan
Paket B
6) Keputusan Mendiknas No 0132/U/2004 Tentang program paket C
II.3.12. Pendekatan Pendidikan Kesetaraan
Proses pembelajaran pendidikan kesetaraan menggunakan pendekatan
induktif, tematik, partisipatif (andragogis), konstruktif dan berbasis lingkungan.
a. Indukif; adalah pendekatan yang membangun pengetahuan melalui
kejadian atau fenomena empirik dengan menekankan pada belajar dan
pengalaman langsung. Pendekatan ini mengembangkan pengetahuan
peserta didik dari permasalahannya yang paling dekat dengan dirinya.
Membangunm pengetahuan dari serangkaian permasalahan dan fenomena
yang dialami oleh peserta didik dan yang diberikan oleh tutor, sehingga
peserta didik dapat membuat kesimpulan dari serangkaian penyelesaian
masalah yang dibuat.
b. Tematik; adalah pendekatan yang mengorganisasikan
pengalaman-pengalaman dan mendorong terjadinya pengalamn belajar yang meluas
tidak hanya tersekat-sekat oleh batasan pokok bahasan, sehingga dapat
mengaktifkan peserta didik dan menumbuhkan kerja sama .
c. Konstruktif; merupakan suatu pendekatan yang sesuai dalam
pembelajaran berbasis kompetensi, dimana peserta didik membangun
pengetahuannya sendiri. Dalam pendekatan ini peserta didik telah
mempunyai ide tersendiri tentang suatu konsep yang belum dipelajari.
Peran tutor yaitu untuk membetulkan konsep yang ada pada peserta didik
atau untuk membentuk konsep baru.
d. Partisipatif andragogis; adalah pendekatan yang membantu menumbuhkan kerja sama dalam menemukan dan menggunakan
pendidikan yang dapat merangsang pertumbuhan dan kesehatan individu,
maupun masyarakat.
PEDAGOGI ANDRAGOGI
Kategori Usia Peserta Didik
Anak Orang Dewasa
Konsep Diri Bergantung Lebih Mandiri
Pengalaman Pengalaman yang dapat
dijadikan sumber belajar
Kesiapan Belajar Bergantung pada
ketertarikan sesuai rasa ingin tahu, perkembangan fisik, dan emosinya
Diorentasikan pada tugas peran dan fungsinya dimasyarakat.
Orientasi Belajar Lebih berpusat pada
subjek, bila tutornya tidak menarik perhatiannya dari berpusat pada subjek keberpusat lebih pada masalah.
e. Berbasis Lingkungan\Kontekstual; adalah pendekatan yang
meningkatkan relevansi dan kebermanfaatan pembelajaran bagi peserta
didik sesusai potensi dan kebutuhan lokal. Pendekatan pembelajaran ini
harus terkait dengan lingkungan dimana peserta didik hidup dan bekerja.
Peserta didik merasa bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajarinya terkait
II.4. PKBM (Pusat Kegitan Belajar Masyarakat)
PKBM (Pusat Kegitan Belajar Masyarakat) merupakan institusi
pendidikan nonformal yang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat atau ormas,
atau organisasi keagamaan. Pemerintah berperan sebagai faslitator. PKBM
didirikan untuk pemberdayaan masyarakat; dalam aspek ekonomi, budaya, sosial.
Ia adalah tempat atau pusat belajar masyarakat; oleh, dari dan untuk masyarakat
yang netral dan fleksibel. PKBM sebagi lembaga pendidikan nonformal, yang
tersebar diberbagai desa dan kota, melayani berbagai program pendidikan
nonformal, yang diantaranya adalah pendidikan anak usia dini, keaksaraan
fungsional, kursus, dan pendidikan kesetaraan Paket A, B,dan C.
PKBM Emphaty Medan merupakan penyelenggara program Paket B Dan
Paket C yang dilaksanakan oleh Yayasan Empahaty medan yang beralamat Jl.
II.5. KERANGKA PEMIKIRAN
Sadar akan pentingnya pendidikan para pendiri bangsa merumuskannya
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang diatur dengan undang-undang. Ini tercantum dalam UUD 45 Pasal 31 disini
tertulis bahawa setiap warga negara berhak dapat pendidikan dan warga negara
wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Dan lebih jauh diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pasal 26 mengenai pendidikan nonformal. Pendidikan
nonformal diselengarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan
yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal
dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Menajadi sasaran disini
adalah mereka yang tidak merasakan pendidikan formal karna berbagai alasan.
Dalam hal ini Yayasan Emaphaty medan bekerja sama dengan dinas
pendidikan dan pemerintah daerah sebagai pengawas dan penyalur dana demi
terwujudnya amanat Undang-Undang Dasar. Yayasan Emphaty sebagai
penyelengara dan pengelola wajib menerima dan mengorganisasi masyarakat
tanpa memungut biaya(gratis) tehadap peserta didik (warga belajar), dan
melakukan proses belajar dan menyelengarakan Ujian Nasional UN pendidikan
Urain dalam kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam bagan
dibawah ini:
PKBM EMPHATY
Warga Belajar Program
Paket B
Progam Paket C Masyarakat luas
II.6. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional II.6.1. Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah atau defenisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadan, kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1993:33).
Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang digunakan secara
mendasar dan penyamaan persepsi tentang apa yang diteliti serta menghindari
salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian:
Ada pun pembatasan konsep dalam penelitian ini adalah:
1. Implementasi adalah suatu kegiatan guna melaksanakan sebuah program
baik dilakukan secara individu, kelompok, organisasi, lembaga, maupun
pemerintahan.
2. Pendidikan kesetaraan adalah pendidikan nonformal yang mencakup
program Paket A Setara SD/MI, Paket B Setara SMP/MTs dan Paket C
Setara SMA/MA dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan,
ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian
professional peseta didik.
3. PKBM Emphaty adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang
dikelola oleh Yayasan Emphaty Medan yang beralamat di Jl. Jamin
II.6.2. Defenis Oprasional
Defenisi oprasional adalah petunjuk bagaimana suatu variable diukur
dengan membaca suatu defenisi oprasional dalam suatu penelitian, seorang
peneliti akan tahu pengukuran suatu variable, sehingga ia dapat mengetahui baik
buruknya pengukuran (Singarimbun, 1989:46).
Untuk melihat variable dalam penelitian ini adalah:
1. Pelaksanaan program pendidikan kesetaraan
• Program Paket B
• Program Paket C
2. Keterlibatan PKBM Emphaty Medan dalam pelaksanaan Program
Pendidikan Kesetaraan
• Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK)
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. Tipe Penelitian
Ada pun tipe penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, yaitu suatu
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan suatu
keadan subjek/objek penelitian ( seorang, lembaga, masyarkat, dan lain-lain) pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagai mana adanya
(Nawawi, 1990:63).
Usaha mendeskripsikan fakta-fakta itu pada tahap permulaan tertuju pada
usaha mengemukakan gejala-gejala secara lengkap di dalam aspek yang diselidiki
agar jelas keadaan atau kondisinya.
III.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Yayasan Emphaty Sumut Medan yang beralamat di
Jl. Jamin Ginting No. 807 Padang Bulan Medan Kel. Beringin. Alasan penulis
memilih lokasi ini, karna Yayasan Emphaty Medan memiliki warga belajar di
Pusat Kegitan Belajar Masyarakatnya dan memiliki izin sebagi penyelenggara
pendidikan kesetaraan juga melakukan proses belajar dengan rutin. Dimana juga
penulis terlibat langsung dalam proses pelaksanaan program pendidikan
kesetaraan PKBM Emphaty Medan.
III.3. Subjek Penelitian
Penelitian menggunakan subjek penelitian sebagai sumber informasi dan data
yang akan diwawancarai secara mendalam digunakan pertimbangan tertentu.
Adapun yang menjadi criteria informan dalam penelitian ini antara lain:
• Informan yang menjadi sumber data adalah pimpinan, staf dan pekerja
sosial yang ada di Yayasan Emphaty Medan yang merupakan pelaksana
program penedidiikan kesetaraan.
• Informan lain sebagai sumber data adalah warga belajar yang menjadi
sasaran dari program pendidikan kesetaraan yang dilakasanakan oleh
Yayasan Emphaty Medan.
III.4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapat informasi yang dibutuhakan penelitian menggunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Data Primer, yang terdiri dari:
• Wawancara yaitu dengan cara berdialog langsung dengan warga belejar
dan staf Yayasan Emphaty Medan.
• Observasi yaitu pengumpulan data tentang gejala-gejala tertentu yang
dilakukan dengan mengamati dan mencatan kejadian-kejadian yang
menjadi sasaran penelitian.
• Partisifativ yaitu Penulis ikut serta dalam melakukan proses pelaksanaan
pendidikan kesetaraan di Yayasan EMPHATY Medan
2.Data Sekunder
Studi kepustakaan, yaitu denagan cara mengumpulkan data-data informasi
yang ada baik yang diperoleh dari buku-buku, majalah, artikel, jurnal
penelitian, surat kabar, internet, jurnal-jurnal dan pendapat para ahli/pakar
III.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik
deskriptif dengan pendekatan kualitatif diamana pengolahan data dilakukan
dengan manual. Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara mendalam dan
observasi.
Informasi yang diperoleh dari lapangan dikelompokkan dan
disederhanakan dengan sistematis untuk membuat diskripsi kualitatif yang jelas
tuk menggambarkan proses impelementasi Program Pendidikan Kesetaraan oleh
Yayasan Empahty Medan, sehingga hasil wawancara dan observasi yang
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Pelaksanan lokasi penelitian dilakukan Yayasan Emphaty Medan yang
beralamat di Jalan. Jamin Ginting No. 807 Padang Bulan Medan Kel. Beringin.
Dalam hal ini penulis akan menggambarkan lokasi penelitian yang meliputi
sejarah singkat lembaga, lokasi lembaga struktur organisasi, sarana dan parasarana
lembaga dan kondisi sumber daya dalam Yayasan Emphaty Medan.
IV.1. Sejarah Berdirinya Yayasan Empathy Medan
Yayasan Emphaty Medan adalah suatu Lembaga Swadaya Masyarakat
yang mendapingi masyarakat miskin perkotaan khususnya anak-anak yang
beraktifitas dan penghidupan dijalan. Lembaga ini muncul disaat pendiri yayasan
mengadakan investigasi dan melihat tingkat persaingan hidup serta banyak anak
turun kejalan akibat keris ekonomi yang berkepanjangan dan adanya PHK oleh
pihak perusahaan.
Melihat masalah tersebut , maka pada tahun 1999 didirikanlah Lembaga
Swadaya Masyarakat Emphaty Medan dan dinotariskan pada tanggal 26
November oleh Lolita Pulungan SH. Kemudian berubah pada tanggal 5 April
2002 oleh Merci Rumiris SH, yang didirikan oleh Drs Bukti Nainggolan (USU),
Pendeta N. Sihite(Pelayan Gereja), Electa S.Sos (USU), Hamdan Surbakti
IV.2. Visi dan Misi Yayasan Emphaty Medan
Visi
- Mengangkat hak anak sesuai dengan Konvensi Hak Anak dan
eksploitasi yang terjadi pada anak harus segera dihentikan dan setiap
anak harus mendapat haknya masing-masing.
Misi
- Turut serta dalam membantu dan meningkatkan keseimbangan daya
tahan anak jalanan dan keluarga miskin dan menanggulangi
masalah-masalah sosial yang dihadapi.
- Berdedikasi untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan manusia
Indonesia khususnya anak yang beraktivitas di jalan, serta
memobilisasi usaha-usaha untuk mempromosikan seluruh hak-hak
anak terutama untuk memperoleh pendidikan yang bebas dan
melindungi anak dari seluruh pekerjaan dan kegiatan yang
membahayakan perkembangan fisik maupun mental dan sprituan anak.
- Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat akan pentingnya
IV.3. Susunan Kepengurusan
Susunan kepengurusan di LSM Emphaty Medan Sumut yaitu : A. Penasehat/ Pembina :
• Gunawan Harsono MBA
• Pdt. M. Saragih Sth
• Merci Rumiris SH SN
• Drs. Tunggul Siagian
• P. Simamora
• Hj. Riris Hasibuan
• Heri Zulkarnaen SE
B. Staff Ahli :
• Dra. Ria Manurung M
• Drs. Adri Sembiring
• Swanto, SH
• M. Silaban
C. Direktur Eksekutif : Drs. Bukti Nainggolan Sekretaris Eksekutif : M. Dariaman A. Md E. Tutor Teknisi Keterampilan (Program Life Skill)
Bidang pembekalan : Eko Bidang kompueter : Donna
Bidang salon : N Br Napitupulu
F. Pengelola Sanggar Binembamng ( Rumah Singgah) Koordinator : Drs. Bukti Nainggolan Administrasi : Dewi
Pekerja Sosial : Tiur Malum, S.Sos Mulak Amd Electa, S. Sos Nuel Silalahi
IV.4. Struktur Organisasi
IV.4.1. Sturuktur Organisasi Yayasan Emphaty
Koordinasi Rumah Singgah Yayasan Emphaty Drs. Bukti Nainggolan
Staf Administrasi
Tiur MN Ssos
PEKSOS PEKSOS PEKSOS PEKSOS PEKSOS Desnal SE B.Damanik Electa A. Iskandar Seprin
IV.4.2. Struktur PKBM Emphty Medan
Sumber: Yayasan Emphaty Medan
PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) EMPHATY MEDAN
Pengelola Electa S. Sos
Paud :
Labora Siregar
Kejar Paket B Binsar Damanik
Kejar Paket C Tiur MN Ssos
Program KF Irmawaty Hrp
TBM Desnal SE
IV.5. Program Kerja Yayasan Emphaty Medan
Bertitik tolak dari investigasi yang telah dilakukan, maka LSM Yayasan Emphaty merncanakan akan mencapai tujauan umumnya yaitu sebahagian penarik becak dan anak yang bekerja akan diharapkan terbantu untuk mengurangi penderitaan dankesulitan yang dialami mereka selama ini yang juga membantu pemerintah Indonesia didalam menangani persoalan-persoalan sosial yang melahirkan tercipanya masyarakat madani. Metode yang dilaksanakan dalam program mereka adalah penelitian, investasi pemberdayan yang dilakukan melalui kunjungan, diskusi, pertemuan, supervisor dan evaluasi kerja. Metode ini dipilih agar mereka dapat secara langsung berssahabat, menngetahui masalah dan karakter.
Program-program kegiatan di LSM Emphaty Medan Sumut Yaitu : 1. Program Penyuluhan Narkoba
2. Program Pelatihan Keterampilan Komputer, menjahit, bengkel, mengemudi, belajar bahasa inggris serta matematika
3. Program Pemberian Bantuan Sekolah ( bea siswa) 4. Program Pembagian Sembako
5. Program Tambahan Belajar (Privet Les) 6. Program Belajar Paket
7. Program Bina Mental, Rohani dan Konseling
Adapun program yang sudah dilaksanakan adalah : 1. Tahun 1999
- Penannganan anak jalanan/ terlantar sebanyak 40 oranng bekerja sama dengan Depsos
- Pelatihan sumber daya manusia bekerja sama dengan Handal Mahardika
2. Tahun 2000
- Penanganan anak jalanan sebanyak 30 orang
- Pemjberian les tambahan/tentor umum bagi anak jalanan bekerja sama dengan tentor BT/ BS Bima dan Medica
3. Tahun 2001
- Penanganan anak jalanan sebanyak 200 orang bekerja sama dengan dinas sosial Sumut
- Pemberian beasiswa sebanyak sebanyak 130 orang anak jalanan bekerjasama dengan Dinas Sosial
- Pemberdayan orng tua anak jalanan bekerja sama dengan Dinas Sosial
- Pelatihan bidang kesehatan bekerja sama dengan koalisi untuk Indonesia sehat
4. Tahun 2002.
- Penanganan anak jalanan sebanyak 200 orang bekerja sama dengan Dinas Sosial
- Pelatihan ketarampilan bagi pemuda pengganguran untuk dapat mandiri sebanyak 20 orang bekerja sama dengan Dikrakernas
- Pemberdayan usaha bagi anak jalanan bekerjasama dengan Dinas Sosial
- Program Life Skill (Kursus menjahit, perbengkelan, elektonika) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Medan
- Pelatihan SDM bekerjasama dengan PPAI
5. Tahun 2003
Pada tahun 2003 dibentuklah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Emphaty dengan program belajar Keaksaraan Fungsional (KF), Kejar Paket A, Kejar Paket B, dan Kejar Paket C.
6. Tahun 2004
- Pemberdayaan anak jalanan sebanyak 25 orang bekerja sama
dengan Dinas Sosial.
- Program Pendidikan Kesetaraan
- Bimbingan les kepada anak kurang mampu.
7. Tahun 2005
- Program Pendidikan kesetaraan
- Pembagian sembako bagi warga miskin didaerah Setarban
- Program pengurusan AKESKIN
- Bimbingan les bagi anak kurang mampu.
8. Tahun 2006
- Sebagai penyelenggara Program Pendidikan Kesetaraan
Kejar Paket B dan Paket C sebanyak 60 warga belajar.
- Program Keaksaraan Fungsional (KF).
9. Tahun 2007
- Sebagai penyelenggara Program pendididikan Kesetaraan
Kejar Paket B dan Paket C sebanyak 90 warga belajar.
- Pelaksana Program Keakasraan Fungsional (KF)
- Bimbingan les komputer bekerja sama dengan Yayasan
BINANIKA Medan.
-
IV.6. Sasaran program • Warga miskin.
• Anak-anak putus sekolah.
• Anak-anak gagal Ujian Nasional (UN).
• Anak jalanan (anjal).
• Masyarakat Buta Aksara.
IV.7. Lokasi Binaan
• Jalan Jamin Ginting No.807
• Jalan DR Mansyur Gang Sipirok
• Prumnas Simalingkar
IV.8. Sarana dan Prasarana Lembaga
Sarana dan prasana adalah unsure yang sangat mempengaruhi tujuan dari
suatu organisasi. Berhasilnya usha pencapaian dari tujuan program suatu
oraganisasi tidak terlepas dari pengaruh sarana dan parasana suatu organisasi.
Adapun yang menjadi sarana dan prasaran yang ada di yayasan emphaty
medan adalah sebagi berikut:
Table 1
Sarana Yayasan Emphaty Medan:
No. Nama Jumlah
1. Kantor 1
2. Ruang Belajar 2
3. Perpustakaan 1
4. Ruang Konseling anak 1
5. Ruang Tutor 1
7. Kantin 1
8. Dapur 1
9. Ruang istirahat anak 1
10. Kamar mandi 1
11. Ruang Komputer 1
Tabel 2
Prasarana Yayasan Emphaty Medan: No Nama Barang Merek Jumlah
26 - Ilmu Pengetahuan Sosial 29 Buah Milik Yayasan Baik
27 - Kerohanian Agama Kristen 392
Buah
Milik Yayasan Baik
28 - Kesenian & Kesehatan 16 Buah Milik Yayasan Baik
29 - Ekonomi 26 Buah Milik Yayasan Baik
30 - Pengetahuan umum 79 Buah Milik Yayasan Baik
31 - Keterampilan 29 Buah Milik Yayasan Baik
32 - Majalah 79 Buah Milik Yayasan Baik
BAB V ANALISA DATA
Semua anak memiliki impian dapat sekolah setinggi mungkin untuk
meraih cita-citanya. Namun ini tidak lah mudah untuk digapai karena banyak
faktor yang harus dipenuhi. Salah satu faktor yang utama adalah ekonomi, faktor
ini tak semua anak bisa memenuhinya sehingga banyak anak yang harus
menggantung impiannya. Karna mereka harus membantu perekonomian orang
tua dengan turut serta bekerja., sehingga mereka harus mengorbankan pendidikan.
Adanya program pendidikan kesetaraan (nonformal) memberikan solusi
dan secercah harapan untuk menjawab kondisi anak-anak yang tidak dapat
merasakan pendidikan formal. Berangkat dari realita ini pusat kegiatan belajar
masyarakat (PKBM EMPHATY) Medan membanggun kerja sama dengan dinas
terkait guna mengelola dan menyelenggarakn pendidikan kesetaraan.
V.1. Program Pendidikan Kesataraan
Pendidikan kesetaran merupakan pendidikan nonformal yang mencakup program Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/MTs, Paket C setara
SMA/MA. Dengan penekanan pada pengengtahuan, keterampilan fungsional,
serta pengmbangan sikap dan kepribadian profesional peserta didik.
Sumber daya manusia (SDM) yang berkwalitas, merupakan kebutuhan
mutlak bagi suatu bangsa atau negara, jika ingin berpartisipasi aktif dalam
pembangunan di era globalisasi ini. Dalam rangka peningkatan sumber daya
manusia Indonesia, pemerintah melakukan berbagai upaya, yang salah satu
upaya-upaya tersebut adalah melalui pembangunan pendidikan, karna pendidikan
merupakan kebutuhan dasar manusia dan merupakan langkah yang paling
Didalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003, tentang sistim pendidikan
nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional di selenggarakan melalui tiga
jalur, yaitu: pendidikan formal, nonformal dan informal. Melalui pendidikan
nonformal, pemerintah dalam hal ini Direktorat jendral pendidikan luar sekolah
dan pemuda, departemen pendidikan nasional, menyelenggarakan berbagi
program yang salah satu diantarnya adalah pendidikan kesetaraan yang terdiri atas
Program Paket A, yaitu program yang memberikan pelayanan Setara Sekolah
Dasar (SD), Program Paket B, yaitu, program yang memberikan pelayanan
pendidikan Setara Sekolah Menengah Pertam (SMP), Program Paket C, yaitu,
program yang memberikan pelayanan pendidikan Setara Sekolah Menengah Atas
(SMA).
Hasil pendidikan nonformal dihargai setara dengan pendidikan formal
setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga pemerintah dan
pemerintah daerah (PEMDA) dengan mengacu pada standar pendidikan nasional.
Setiap peserta didik yang lulus ujian kesetaraan Paket A, Paket B, Paket C,
Mempunyai hak egibilitas yang sama dan setara dengan pemegang ijazah SD/MI,
SMP/MTs dan SMA/MA untuk dapat mendaftarkan pada satuan pendidikan yang
lebih tinggi. Status kelulusan Paket C mempunyai hak egibilitas yang setara
dengan pendidikan formal dalam memasuki lapangan pekerjaan.
Secara umum, sasaran dari program-progarm pendidikan nonformal adalah
mereka yang tergolong kurang beruntung, baik dari aspek ekonomis, geografis,
dan sosial budaya. Oleh karna itu, aspek akademis dan kecakapan hidup dalam
kecakapan hidup dalam pendidikan nonfolmal selalu dibelajarkan secara
Pendidikan kesetaran sebagai bagian dari pendidikan nonformal,
disamping memberikan kemampuan akademik sesuai dengan jenjangnya, secara
terintergrasi juga memberikan berbagai kecakapan hidup, yang nantinya setelah
peserta didik lulus dari pendidikan kesetaran, mereka dapat memanfaatkanya
untuk bekal mencari nafkah dan melanjutkan jenjang yang lebih tinggi dalam
rangka peningkatan kwalitas hidupnya.
Yayasan Emphaty sebagi salah satu lembaga yang ikut serta mengelola
dan menyelenggarakan pendidikan kesetaraan di Pusat Kegitan Belajar
Masyarakat (PKBM EMPHATY). Pada tahun 2003 pusat kegitan belajar
masyarakat Emphaty Medan telah terbentuk. Sejak itu telah banyak warga belajar
yang medapatkan ijazah pendidikan kesetaraan, dari mereka yang mendapatkan
ijazah tersebut kembali melanjutkan kependidikan formal dan bekerja menjadi
buruh pabrik dengan menggunakan ijazahnya. Seorang warga belajar yang telah
lulus Paket C bernama Norma boru sinaga yang telah lulus dari ujian nasional
pendidikan kesetaraan melanjutkan ke akademi perawat (AKPER).
Pusat Kegiataan Belajar Masyarakat Emphaty Medan hanya
menyelenggarakan dua program dari pendidikan kesetraan yakni, Progam Paket B
dan Paket C, tidak menyelenggarakan Program Paket A.
Berdasarkan wawancara dengan Pimpinan dari Yayasan Emphaty Medan Pak
Bukti Nainggolan mengaatkan:
“Paket A sangat jarang muridnya, karna biasanya rata-rata mereka mampu
untuk tingkatan SD saja. Semisal pun kalau ada yang mendaftar Paket A ke
PKBM Emphaty kami terima, tapi kami alihkan ke PKBM Pakpak Mandiri yang
Pelakasanaan program pendidikan kesetaraan yang diselenggarakan oleh
PKBM Empahaty Medan yakni program Paket B dan Paket C memiliki warga
belajar yang cukup banyak. Bahkan kapasitas ruko yang tidak terlalu besar kurang
lebih hanya 5x15 meter tidak mampu menampung warga belajar yang mencapai
126 warga belajar dari Paket B dan Paket C dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3.
Program Paket B digabung dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 mejadi satu dalam
satu ruangan dan begitu juga Program Paket C.
Berdasarkan wawancar dengan Pimpinan Yayasan Emphaty Medan, kenapa
kondisi ini bisa terjadi. Beliau mengatakan:
“Kami tidak bisa menyewa gedung lagi karna keterbatasan dana yang diberikan
dari dinas pendidikan. Sedangkan sewa gedung ini saja sudah berat dimana kami
harus bayar 12 juta pertahun dan anggaran untuk itu tidak ada…”
V.1.1 Program Paket B
Program Paket B adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan
nonformal setara SMP/MTs bagi siapapun yang terkendala ke pendidikan formal
atau berminat dan memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan
dasar. Pemegang ijazah Program Paket B memiliki hak egibilitas yang sama
dengan ijazah SMP/MTs.
V.1.1.1 Peserta Didik
Peserta didik Program Paket B Setara SMP/MTs adalah warga masyarakat:
• belum menempuh pendidikan di SMP/MTs dari kelompok usia 15-44
tahun dengan prioritas usia 16-18 tahun, kecuali bagi peserta didik yang
mentukan Paket B atas pilihan sendiri .
• Putus SMP/MTs
• Tidak menempuh sekolah formal atas karena pilihan sendiri
• Tidak dapat sekolah karna berbagai faktor ekonomi, waktu, keyakinan
sosial dan hukum)
Sayrat adminitrasi yang harus dipenuhi warga belajar yang mengikuti Program
Paket B di Yayasan Emphaty Medan:
• Membawa ijazah asli setara SD/MI yang dilegalisir.
• Rapot SMP/MTs bagi mereka yang putus sekolah.
• Photo 3x4 hitam putih 10 lembar.
Jumlah peserta warga belajar Program Paket B di Yayasan Emphaty
Medan ada sekitar 44 orang yang tergabung antara kelas 1, kelas 2, kelas 3 yang
membedakan dimana mereka ditempatkan adalah berdasarkan ijazahnya saja,
dilihat dari berapa lama tamat dari sekolah dasar (SD), jika anak yang baru tamat
dari sekolah dasar (SD) mereka ditempatkan di kelas 1. Mereka yang dua tahun
tamat dari sekolah dasar mereka ditempatkan di kelas 2. Mereka yang berada
dikelas 3 adalah mereka yang telah tamat sekolah dasar (SD) tiga tahun atau lebih.
Warga belajar yang berada di kelas 1 biasanya mereka adalah anak yang
baru tamat dari sekolah dasar formal, namun karna faktor ekonomi mereka tidak
mampu melanjutkan SMP formal mereka mengambil jalur nonformal yang tanpa
belajar bernama Tionar Mandalahi yang sekarang duduk dikelas 2 mengatakan
kepada penulis mengapa masuk PKBM EMPHATY:
“Bapak aku gak mampu membiyayai uang sekolah, karna kami banyak bang dan
bapak hanya pemulung.
Dan mereka yang berada di kelas 2 dan kelas 3 biasanya mereka adalah
anak-anak yang putus sekolah dari sekolah-sekolah formal. Namun ada juga diantara
mereka sudah lama tamat dari sekolah dasar (SD) karena berbagai alasan
kemudian tidak melanjutkan ke kejenjang yang lebih tinggi dijalur formal sekolah
menengah pertama (SMP). Berbagai alasan mereka masuk pusat kegiatan belajar
masyarakat untuk melanjutkan pendidikannya.
Seperti yang diungakapkan seorang warga belajar bernama Agus Syahputara
kelas 3 Paket B kepada penulis kenapa dia masuk PKBM Emphaty:
“Aku dipecat dari sekolah karna sering cabut, kemudian ada kawan yang ngajak
sekolah disini yang aku ikut aja bang, karna mamak pun nyuruh sekolah lagi”
Warga belajar yang ada di Yayasan Emphaty Medan tidak hanya mereka yang
tiadak mampu ekonominya, tetapi berapa dari mereka adalah anak-anak putus
sekolah bukan karna tidak mampu melainkan karna dipecat dari sekolah formal
disebabkan kenakalan remaja.
Ada juga warga belajar seorang atlit angkat besi bernama Dodi yang masuk Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat Emphaty, Dia mengatakan:
“Aku butuh ijazah karana pengurus kami minta untuk direkomendasikan untuk
Banyak dari warga belajar yang tidak mengikuti proses belajar di PKBM karna
sudah bekerja dan mereka sangat jarang mengikuti proses belajar bahkan hanya
dua kali bahkan tidak sama sekali mengikuti proses pembelajaran.
Pihak yayasan memaklumi hal ini seperti yang dikatakan Pak Bukti Nainggolan:
“Kami tidak bisa melarang mereka untuk harus mengikuti proses belajar, mau
saja dia melanjutkan sekolah sudah bagus…”
Tabel 3
DAFTAR NAMA WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B PKBM EMPHATY TAHUN 2007/2008
6 Imam Fadly Pasaribu L Jakarta,30 January 1993
7 David Amanda Silalahi L Medan, 14 Mei 1993
22 Warnida Aritonang P Medan, 17 February 1991
23 Bagus Prianto Sembiring L Medan, 11 Agusus 1992
24 Melda Hotnauli Manik P Tangkahan, 17 Sept. 1994
37 Fadillah P Delitua, 24 April 1995
38 Admal Pratama A.N L Medan, 12 Juli 1994
39 Reza Andika L Medan, 15 Sept. 1994
40 Iis Iskandar Muda L Medan, 29 Mei 1993
41 Ramayani P Medan, 07 Juni 1991
42 Sarah Hutagaol P Medan, 23 Sept. 1992
43 Christina S P Balige, 10 Mei 1989
44 Happy Susanti Padang P Sidikalang, 04 Oktober 1993
Sumber: Yayaysan Emphaty
V.1.1.2 Jadwal Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu, bahwa sebagian besar
perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar dapat
diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman
individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Moh. Surya, 1997).
Menyadari pentingnya proses pembelajaran Yayasan EMPHATY
melakukan proses pembelajaran guna membina warga belajar yang masuk ke
pusat kegiatan belajar masyarakat. Mereka dibekali dengan ilmu pengetahuan dan
kecakapan hidup (life skill). Jadwal belajar Paket B yang dilakukan di Yayasan
Emphaty Medan adalah setiap hari senin hingga kamis yang dimulai dari jam
8.00-12.00 WIB. Mata pelajaran yang diberikan sama dengan formal yakni IPS,
IPA, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, PPKN. Sebelum melakukan
pembelajaran warga belajar diberi konseling dan bimbingan anak ini dilakukan
guna memotivasi warga belajar. Setiap Jumat dilakukan ceramah agama muslim
Menurut Pengelola Buk Electa S. Sos kenapa dilakukan bimbingan dan ceramah
agama, Beliau mengatakan:
“Bimbingaan dan ceramah dilakukan karna banyak dari mereka latar
belakangnya adalah anak putus sekolah dan anak jalanan, maka kami
memberikan motivasi dan penekanan moral. Kami juga mengajari mereka
komputer untuk life skillnya.
Dalam pelaksanaan ceramah agama yang terjadawal jarang dilakukan
karna tidak dipaksakan bagi warga belajar, hanya berapa warga belajar saja yang
mengikuti ceramah agama dan tidak setiap minggu dilakukan. Bila les komputer
warga belajar banyak yang mengikutinya.
Seperti yang di ungkapkan salah satu warga belajar Mustika Nurpandi kepada
penulis, mengatakan:
Tabel 4
JADWAL BELAJAR KEJAR PAKET B SETARA SMP
PKBM EMPHATY TAHUN AJARAN 2007 / 2008
NO HARI JAM MATA PELAJARAN
01 SENIN 08.00 – 08.15 Konseling dan bimbingan anak
08.15 – 09.30 Ekonomi
09.30 – 09.45 Istirahat
09.45 – 11.30 Matematika
11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok
02 SELASA 08.00 – 08.15 Konselingdan bimbingan anak
08.15 – 09.30 PPKN
09.30 – 09.45 Istirahat
09.45 – 11.30 Bahasa Indonesia
11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok
03 RABU 08.00 – 08.15 Konseling dan bimbingan anak
08.15 – 09.30 Bahasa Inggris
09.30 – 09.45 Istirahat
09.45 – 11.30 Biologi
11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok
04 KAMIS 08.00 – 08.15 Konseling dan bimbingan anak
08.15 – 09.30 Fisika
09.30 – 09.45 Istirahat
09.45 – 11.30 Geografi/Sejarah
11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok
05 JUMAT 10.00 – 11.00 Ceramah Agama Muslim
06 SABTU 15.00 – 16.30 Ceramah Agama Kristen
V.1.2 Program Paket C
Progam Paket C adalah progam pendidikan dasar pada jalur pendidikan
nonformal setara SMA/MA bagi siapapun yang terkendala kependidikan formal
atau berminat untuk memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan
menengah. Pemegang ijazah Progam Paket C memiliki hak eligibilitas yang sama
dengan pemegang ijazah SMA/MA.
V.1.2.1 Peserta Didik
Peserta didik program Paket C Setara SMA/MA adalah warga masyarakat yang:
• Lulus Paket B/SMP/MTs.
• Putus SMA/MA, SMK/MAK
• Tidak menempuh sekolah formal karna pilihan sendiri
• Tidak dapat bersekolah karna berbagai faktor ( waktu, geografi, ekonomi,
sosial dan hukum dan keyakinan).
Syarat pendaptaran untuk Paket C di Yayasan Emphaty Medan:
• Membawa ijazah asli setara SMP/MTs yang dilegalisir.
• Rapot SMP/MTs bagi mereka yang putus sekolah.
• Photo 3x4 hitam putih 10 lembar.
Penempatan Peserta Didik
Penempatan yang dilakukan Yayasan Emphaty Medan:
• Verifikasi hasil pendidikan terakhir yang diperoleh (dibuktikan dengan
rapot dan ijazah).
• Seleksi melalui wawancara atau tes tertulis yangt dilakukan oleh tutor atau
petugas yang ditunjuk oleh penyelenggara,
ditempatkan.
• Tes digunakan untuk menempatkan kelas sesuai kemapuan untuk
menempatkan kelas sesuai sengan kemampuan yang tidak dapat
dibuktikan syarat pertama dan kedua.
Dalam pelaksanannya biasanya dilakukan pihak pengelola hanya
berdasakan ijazah saja untuk dimana calon peserta didik ditempatkan pada kelas
berapa. Warga belajar yang sudah tamat dari pendidikan formal atau nonformal
setara SMP/MTs selama tiga tahun atau lebih ditempatkan pada kelas 3 dan bagi
mereka tamat dari pendidikan formal atau nonformal baru satu atau dua tahun
yang dibuktikan berdasarkan tahun tamat ijazah besangkutan.
Dalam pelaksanaan Program Paket C dan Paket B di Yayasan Emphaty
Medan sering dimanfaatkan orang yang hanya mencari ijazah demi kepentingan
tertentu. Ada dari mereka berani bayar sampai 1.000.000 hingga 1.500.000 rupiah.
Biasanya mereka tidak mengikuti proses belajar hanya mengikuti ujian nasional
pendidikan kesetaraan saja. Pihak pengelola memanfaatkan ini sebagi uang masuk
sampingan dari dana anggaran pemerintah. Hal seperti ini udah menjadi rahasia
umum di PKBM yang ada di Medan bahkan pihak dinas pendidikan mengetahui
hal ini. Dalih dari pihak pengelola adalah keterbatasan dana yang diberikan oleh
pemerintah, sehingga tidak memadai untuk biaya oprasional dalam
menyelenggarakan pendidikan kesetaraan.
Seperti yang diungkapkan oleh Pengelola Electa S.Sos. Wawancara dengan
penulis:
“Selama ini hanya Paket B saja yang dibiyayai oleh pemerintah daerah, kalau
pusat dan proposal kita gak jebol…”
Bahkan pihak pengelola dan penyelenggara mematok harga kepada
mereka yang mau mengikuti pendidikan kesetaraan program Paket B dan Paket C.
besarnya biaya yang harus mereka keluarkan sebesar 500.000 hingga 1.500.000
rupiah. Biasanya ini dipatokan bagi mereka yang hanya mengikuti ujian nasional
pendidikan kesetaraan, tanpa harus mengikuti proses pembelajaran.
Biasanya mereka punya kebutuhan akan ijazah untuk kepentingan sesuatu dan
mereka lakukan dengan jalan pintas. Seperti seorang bapak bernama Kabister
Girsang yang berasal dari desa Sumbul. Bapak tersebut membutuhkan ijazah
untuk menjadi Kepala Desa didesanya.
Bapak tersebut mengatakan kepada Penulis:
“Warga meminta Saya menjadi Kepala Desa. Namun Saya tidak memiliki ijazah
dan kebetulan Saya mengenal Pak Bukti, Dia menyuruh Saya mengikuti ujian
nasional pendidikan kesetaraan di PKBM EMPHATY ini…”
Ada juga seorang bapak bernama Abdul Rahmat seorang kader partai yang mau
menjadi anggota dewan namun terbentur karma tidak memiliki ijazah. Dengan
Tabel 5
DAFTAR NAMA WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C
PKBM EMPHATY TAHUN 2007/2008
NO NAMA WARGA L/P T/TGL.LAHIR
17. Janial Swandi Sihombing L Nagatimbul, 03 Feb 1989
18. Beraspati Ginting L Medan, 10 Oktober 1988
19. Imam Safii L Medan, 10 Mei 1990
20. Asri Ramadani P Medan, 24 April 1989
21. Chairul Saleh L Medan, 8 Agustus 1991
22. Oktavianus Waruwu L Onozalukku, 12 Okt.1989
V.1.2.2. Jadwal Belajar
Jadwal belajar untuk Paket C sama dengan Paket B namun hanya mata
pelajaran yang berbeda. Warga belajar Paket C juga masuk mulai pagi hari.
Kecakapan hidup untuk Paket C di berikan berupa les komputer bekerja sama
dengan Kampus BINANIKA.
Tabel 6
JADWAL BELAJAR KEJAR PAKET C SETARA SMA
PKBM EMPHATY TAHUN AJARAN 2007 / 2008
NO HARI JAM MATA PELAJARAN
01 SENIN 08.00 – 08.15 Konseling dan bimbingan anak
08.15 – 09.30 Sosiologi
09.30 – 09.45 Istirahat
09.45 – 11.30 Ekonomi
11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok
02 SELASA 08.00 – 08.15 Konselingdan bimbingan anak
08.15 – 09.30 Bahasa Indonesia
09.30 – 09.45 Istirahat
09.45 – 11.30 Tata Negara
11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok
03 RABU 08.00 – 08.15 Konseling dan bimbingan anak
08.15 – 09.30 PPKN
09.30 – 09.45 Istirahat
09.45 – 11.30 Bahasa Inggris
11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok
04 KAMIS 08.00 – 08.15 Konseling dan bimbingan anak
08.15 – 09.30 Sejarah
09.30 – 09.45 Istirahat
09.45 – 11.30 Matematika
11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok
05 JUMAT 10.00 – 11.00 Ceramah Agama Muslim
V1.2.3. Tenaga Pengajar
Tenaga pengajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Emphaty
Medan di sebut tutor. Jumlah tutor yang ada di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
Emphaty berdasarakan data dari yayasan ada sekitar 14 orang tenaga pengajar
(tutor). Tutor yang ada di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Emphaty sebagian
berasal dari sekolah formal yang ada di Medan, mereka turut serta dalam proses
pembelajaran warga belajar. Namun ada juga yang menjadi tutor tetap yang
pekerjaannya hanya mengajar di pusat kegitan belajar masyarakat emphaty
medan.
Tutor yang ada di pusat kegitan belajar masyarakat direkut oleh Pimpinan
Yayasan Emphaty, mereka mengajar berdasarkan kerelaan di Pusat Kegiataan
Belajar Masyarakat Emphaty Medan. Tutor yang mengajar di pusat kegitan
belajar masayarakat masih memilikki hubungan saudara dan juga anggota dari
gereja yang sama dengan Pimpinan yayasan.
Seperti yang dikatakan pak B. Panjaitan BA seorang guru formal di SMP kepada
penulis saat wawancara:
“Saya mengajar disini hari kamis dan selasa karna gak ngajar di sekolah formal,
sambil turut serta membantu anak-anak ini lah…”
Berbeda dengan pak B. Damanik salah satu tutor dan merupakan tutor tetap yang
juga penyelenggara Paket B. Beliau mengatakan saat wawncara dengan Penulis:
“Mengajar disini karna diminta oleh Pak Bukti, karna kami satu gereja. Dan
sebelum mengajar disini saya sudah mengajar di PKBM AMUBA jadi saya tau
betul seluk beluk bagaimana mengenai pendidikan kesetaraan ini. Dan warga
Selama penulis turut serta dalam pelaksanaan program di pusat kegiatan
belajar masyarakat Emphaty Medan, Penulis melihat hal pertalian saudara yang
ada menimbulkan konflik anatara penyelenggara dan penglola pusat kegiatan
belajar tersebut.
Peran dan tugas tutor
Keberhasilan dalam pembelajaran dalam derajat pembelajaran sangat
tergantung pada kecakapan dan keterampilan totor dalam merancang dan
melaksanakan kegitan pembelajaran dan pengajaran. Totor diharapkan memiliki
kemahiran tertentu dalam mendorong belajar peserta didik yang memiliki
berbagai kemampuan.
1. Tutor sebagai perancang pembelajaran
Peran tutor disini lebih sebagai pemberian layanan pembelajaran,
yaitu:
• Tutor memberi peluang dan waktu yang cukup bagi setiap peserta
didik yang membutuhkan tutorial untuk menguasai suatu hasil
pembelajaran.
• Tutor sebagai pemimpin, pembimbing, pengajar dan fasilitator
pembelajaran. Peran ini dapat disesuaikan dengan strategi yang
digunakan tutor. Jika dalam tutorial, tutor akan lebih beperan
sebagai pemimpin dan pengajar, dalam diskusi kelompk belajar,
peran tutor lebih sebagai seorang fasilitator.
• Tutor merancang dan mengenal dengan pasti hasil pembelajaran
• Tutor memilih, menyesuaikan, dan merancang berbagai strategi,
kegitan dan bahan untuk pembelajaran, kegiatan pengayaan dan
pemulihan bagi peserta didik yang sudah menguasai hasil
pembelajaran.
2. Tutor sebagai penilai pembelajaran
• Totor merancang dan melaksanakan ujian formatif, sumatif, dan
penilaian lainnya serta membuat analis item ujian dan respon
peserta didik agar mendapatkan informasi tentang tahap penguasan
peserta didik.
• Tutor sebaiknya melihat penilaian formatif dan sumatif sebagai
alat perbaikan belajar. Hal ini bertujuan untuk meningkat mutu
belajar serta memotivasi warga belajar.
• Tutor mendapat informasi tentang apa yang telah dikuasai dan
Hakekat Guru dan Tenaga Kependidikan menurut ( Nunu Heryanto, 2002) adalah:
• Guru dan tenaga kependidikan merupakan agen pembaharuan.
• Guru dan tenaga kependidikan berperan sebagai pemimpin dan pendukung
nilai-nilai masyarakat.
• Guru dan tenaga kependidikan sebagai fasilitator memungkinkan
terciptanya kondisi yang baik bagi subjek didik untuk belajar.
• Guru dan tenga kependidikan bertanggungjawab atas tercapainya hasil
belajar subjek didik.
• Guru dan tenaga kependidikan dituntut untuk menjadi contoh dalam
pengelolaan proses belajar-mengajar bagi calon guru yang menjadi subjek
didiknya.
• Guru dan tenaga kependidikan bertanggungjawab secara professional
untuk terus-menerus meningkatkatkan kemampuannya.
Tabel 7
Daftar Tutor Pkbm Emphaty Tahun Ajaran 2007 / 2008
No Nama Tutor Keterangan
1 Dra. Saidah Gurning SMA Dharma Bakti Medan
2 R. Sagala SPd. SMA Neg. 01 Medan
3 B. Panjaitan BA SMP Neg. 24 Medan
4 Binsar Damanik Tutor PKBM
5 Tiur MN Ssos Tutor PKBM
6 Desnal SE Tutor PKBM
7 . Anjuaris St Tutor PKBM
8 Tamaria SPd Tutor PKBM
9 . Nesty Pane SPd. Tutor PKBM
10 Dra. Sarmauli Sirait Tutor PKBM
11 R. Sinambela SPd SMP Neg. 10 Medan
12 Seprin SGS SPd. Tutor PKBM
13 Esty Sitanggang BA SMP Angkasa Medan