• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklan A Mild "Yang Lebih mudah Gak Dipercaya" Terhadap Minat Beli ( Studi Korelasi Antara Iklan A Mild Versi " Yang Lebih Muda Yang Gak Dipercaya" Terdapat Minat Beli Mahasiswa FISIP USU )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Iklan A Mild "Yang Lebih mudah Gak Dipercaya" Terhadap Minat Beli ( Studi Korelasi Antara Iklan A Mild Versi " Yang Lebih Muda Yang Gak Dipercaya" Terdapat Minat Beli Mahasiswa FISIP USU )"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Darmaningtyas, Pendidikan Yang Memiskinkan, Galang Press, Yoyakarta, 2004.

Dapertemen Pendidikan, Acuan Proses Pelakasanaan Dan Pembelajaran

Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B Dan Paket C, Jakarta,

2006.

Murtinisi, Siti, Pendidikan Alat Perlawanan: Teori Pendidikan Radikal Pauolo

Freire, Resist Book, Yokyakarta, 2006.

Nawawi, Hardi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada Universitas Press, Yokyakarta,1991.

Sinaga, Roslina Et Al, Acuan Pelaksanaan Pendidikan Kesetaraan Program

Paket A B C, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2004.

Undang-Undang Republik Indonesia (Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional)

Wahab, Abdul, Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi

Kebijaksanaan Negara, Bumi Aksara, Jakarta, 1990.

Soejono, Ag, Aliran Baru Dalam Pendidikan, C.V Ilmu, Bandung,1978.

Freire, Paulo, Pendidikan Kaum Tertidas, LP3ES, Jakarta,1985.

Samba, Sujono, Lebih Baik Tidak Sekolah, LkiS, Yoyakarta, 2007.

Macpherson, Stewart, Kebijaksanaan Sosial Di Dunia Ketiga, Aksara Persada Indonesia, Jakarta, 1987.

Arifin E. Zainal, Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah, PT Grasindo Jakarta, 2004.

Singarimbun, Masrani dan Sofyan Efendi, metode penelitian survey, LP3S, 1989.

Kartono, Kartini, Sistim Pendidikan Nasional, PT Pradanya Paramita, Jakarta, 1997.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga

(2)

Harian global, 07 Juni 2006

Kompas, 27 Juni 2007

Kompas, 24 Agustus, 2007

Tempo Interaktif, 12 Juni 2006

Sumut Pos, Juni 2007

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. KONSEP TENTANG IMPLEMENTASI PROGAM II.1.1. Pengertian Implementasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI edisi ketiga 2002)

Implementasi sama dengan pelaksanaan atau penerapan.

Kamus Webste, merumuskan secara pendek bahawa to implent

(mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying out;

(menyediakan sarana untuk sesuatu); to give practical effect to (menimbulkan

dampak/akibat terhadap sesuatu), maka implementasi kebijaksanaan dapat

dipandang sebagai sesuatu proses melaksanakan keputusan kebijaksanaan dalam

bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan, perintah

eksekutif, atau dekrit persiden. ( Wahab 1990: 50 )

Sedangkan Cheema dan Rondinelli dalam Wibawa (1994:19),

Implementasi dalam pengertian luas, implementasi maksudnya adalah

pelaksanaan dan melakukan suatu suatu program kebijaksanaan. Dan dijelaskan

bahwa suatu proses interaksi diantara merancang dan menentukan sasaran yang

diinginkan.

Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier dalam Wahab (1990:51),

menjelaskan makna implementasi adalah:

(4)

Implementasi kebijaksanaan merupakan aspek yang penting dari

keseluruhan proses kebijaksanaan. Bahkan Udoji dalam Wahab (1990:45) dengan

tegas mengatakan bahwa pelaksanaan kebijaksanaan adalah sesuatu yang penting,

bahkan mungkin jauh lebih penting dari pada pembuatan kebijaksanaan.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan akan sekedar berupa impian atau rencana bagus

yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan.

Lebih jauh Van Meter dan Van Horn dalam Wahab (1990:51)

merumuskan proses implementasi adalah: tindakan-tindakan yang dilakukan baik

oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau

swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan

dalam keputusan kebijaksanaan.

Mazmanian dan Sabatier dalam Wahab (1990:54) merumuskan proses

kebijasanaan negara ini dengan lebih rinci, yaitu:

Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Lazimnya, tersebut mengindentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan/sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan/mengatur proses implementasinya. Proses ini berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu, biasanya diawali dengan tahapan pengesahan undang-undang, kemudian output kebijaksanaan dalam bentuk pelaksanaan keputusan oleh intansi pelaksanaan, kesediaan dilaksanakannya keputusan-keputusan tersebut oleh kelompok-kelompok sasaran, dampak nyata – baik yang dikehendaki atau yang tidak – dari output tersebut, dampak keputusan dipersepsikan sebagi oleh badan-badan yang mengambil keputusan, dan akhirnya perbaikan-perbaikan penting terhadap undang-undang/peraturan yang bersangkutan.

II.1.2. Program

Program merupakan dalam peyelesaian rangkaian kegiatan yang berisi

(5)

unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Program

akan menunjang implementasi, karena dalam program tersebut telah dimuat

berbagai aspek antara lain:

1. Adanya tujuan yang ingin dicapai.

2. Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan diambil dalam mencapai

tujuan itu.

3. Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus

dilalui.

4. Adanya perkiran anggaran yang dibutuhkan.

5. Adanya strategi dalam pelaksanaan. ( Manila, 1996:43).

II.1.3. Implementasi Program

Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam proses implementasi program

yaitu adanya kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program, sehingga

masyarakat merasa ikut dilibatkan dan membawa hasil dari program yang

dijalankan, adanya perubahan dan peningkatan dalam kehidupanya. Tanpa

memberikan manfaat kepada masyarakat maka program tersebut telah gagal

dilaksanakan.

Berhasil atau tidaknya suatu program diimplementasikan tergantung dari unsur

pelaksanaannya. Unsur pelaksanaan ini merupakan unsur ketiga. Pelaksanaan

penting artinya karna pelaksanaan baik, organisasi maupun perorangan

bertanggung jawab dalam pengelolaan maupun pengawasan dalam proses

(6)

Dalam tahap implementasi, eksekutif melaksanakan rencana yang

tercantum dalam anggaran dalam bentuk kegiatan nyata. Anggaran merupakan

kegiatan bagian dari program, dan program merupakan penjabaran dari strategic

objectives dan strategic initiatives. Oleh karena itu, eksekutif harus menyadari

keterkaitan erat antara implementasi, anggaran, program, strategic objectives dan

stratgic intatives dan startegi mewujudkan visi organisasi.

Dengan kata lain, dalam implementasi progam, khususnya yang banyak

melibatkan banyak organisasi dan intasi pemerintah atau berbagi tingkatan

struktur organisasi pemerintah sebenarnya dapat dilihat dari tiga sudut pandang,

yakni:

1. Pemarakasa kebijaksana atau pembuat kebijaksanaan(the center atau

pusat).

2. Pejabat-pejabat pelaksana dilapangan (the periphery).

3. Aktor-aktor perorangan diluar badan-badan pemerintahan kepada siapa

program itu ditujukan, yakni kelompok sasaran (target group) Wahab

(1990:49).

Dilihat dari sudut pandang pusat, maka fokus analisis implementasi

kebijakasanaan itu mencakup usaha-usaha yang dilakukan oleh pejabat-pejabat

atasan atau lembaga-lembaga ditingkat pusat untuk mendapat kepatuhan dari

lembaga-lembaga atau pejabat-pejabat ditingkat yang lebih rendah atau daerah

dalam upaya mereka untuk memberikan pelayanan atau untuk mengubah perilaku

(7)

II.2. Konsep Pendidikan II.2.1 Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terus menerus oleh manusia dalam

menyelarakan kepribadiannya dengan keyakinan dan nilai-nilai yang beredar dan

berlaku dalam masyarakat berikut kebudayaannya (Murtiningsih 2006:1)

Bertrand Russell dalam (Murtiningsih 2006:1) menyatakan bahwa ciri

pendidikan ada pada nilai-nilai kejujuran dan keberanian. Seperti tertuang dalam

peryataannya:

Pendidikan dimaksud supaya manusia mencerminkan lingkungannya dengan tepat lewat pengetahuannya yang diperoleh dengan kecerdasan supaya ia melibatkan diri secara emosional dengan cinta, keramahan, dan keadilan pada sesama. Akhirnya, supaya ia mengembangkan kehendak dan kemampuannya untuk proyek-proyek kemanusian dan tidak mengalami kendala chauvinisme sempit.

Menurut Prof. Dr Imam Barnadib dalam (Darmaningtyas 2004:1)

mengatakan pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf

hidup atau kemajuan yang lebih baik.

Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003. Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada

nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan

(8)

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,Pendidikan dibagi

dalam 3 jalur, yaitu:

1. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang

yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan

tinggi.

2. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal

yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

3. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

II.2.2. Pendidikan Nonformal

1. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang

memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,

penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka

mendukung pendidikan sepanjang hayat.

2. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik

dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan

fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

3. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan

anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan

perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan

pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang

ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

4. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga

(9)

majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

5. Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan

bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk

mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,

dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program

pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh

lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau pemerintah daerah dengan

mengacu pada standar nasional pendidikan.

II.3. PENDIDIKAN KESETARAAN II.3.1 Pengertian Pendidikan Kesetaraan

Pendidikan kesetaraan merupakan pendidikan nonformal yang mencakup

progam Paket A Setara SD/MI, Paket B Setara SMP/MTs dan Paket C Setara

SMA/MA dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan, ketrampilan

fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional peserta didik.

Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil progam

pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga

yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada

standar nasional pendidikan (UU Sidiknas Pasal 26 Ayat 6 ).

Setiap peserta didik yang lulus ujian kesetaraan Paket A, Paket B dan

Paket C mempunyai hak eligibilitas yang sama dan setara dengan pemegang

ijazah SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA untuk dapat mendaftar pada satuan

(10)

yang sama dengan lulusan pendidikan formal dalam memasuki lapangan

pekerjaan.

II.3.2. Progam Pendidikan Kesetaraan

1. Progam Paket A

Progam Paket A adalah progam pendidikan dasar pada jalur pendidikan

nonformal setara SD/MI bagi siapapun yang terkendala kependidikan formal atau

berminat untuk memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan.

Pemegang ijazah Progam Paket A memiliki hak eligibilitas yang sama dengan

pemegang ijazah SD/MI.

2. Progam Paket B

Progam Paket B adalah progam pendidikan dasar pada jalur pendidikan

nonformal setara SMP/MTs bagi siapapun yang terkendala kependidikan formal

atau berminat untuk memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan

dasar. Pemegang ijazah Progam Paket B memiliki hak eligibilitas yang sama

dengan pemegang ijazah SMP/MTs.

3. Progam Paket C

Progam Paket C adalah progam pendidikan dasar pada jalur pendidikan

nonformal setara SMA/MA bagi siapapun yang terkendala kependidikan formal

atau berminat untuk memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan

menengah. Pemegang ijazah Progam Paket C memiliki hak eligibilitas yang sama

dengan pemegang ijazah SMA/MA.

II.3.3. Tujuan Pendidikan Kesetaraan

(11)

nonformal program Paket A setara SD/MI dan Paket B setara SMP/MTs

yang menekankan pada ketrampilan fungsioanal dan kepribadian

professional.

• Memperluas akses pendidikan menengah melalui jalur pendidikan

nonformal program Paket C setara SMA/MA yang menekankan pada

ketrampilan fungsional dan kepribadian profesional.

• Meningkatkan mutu daya saing lulusan serta relavansi program dan daya

saing pendidikan kesetaraan progam Paket A, Paket B dan Paket C.

• Menguatkan tata kelola, akutanbilitas dan citra publik terhadap

penyelenggara dan penilaian program pendidikan kesetaraan.

II.3.4. Sasaran Pendidikan Kesetaraan

1. Penduduk usia tiga tahun diatas usia SD/MI (13-15 tahun) untuk

Paket A dan tiga tahun diatas usia SMP/MTs (16-18 tahun) untuk

Paket B.

2. penduduk usia sekolah yang bergabung dalam komunitas elerning,

sekolah rumah, dan sekolah alternatif, serta komunitas yang

berpotensi khusus seperti pemusik, atlet, pelukis dan lain-lain.

3. penduduk usia sekolah yang terkendala kejalur formal karna

berbagai hal berikut:

• Ekonomi seperti penduduk miskin dari kalangan petani,

nelayan, penduduk kumuh dan miskin perkotaan, pekerja

rumah tangga, tenaga kerja wanita, pengerajin, buruh dan

pekerja lainnya.

(12)

• Keyakinan seperti warga pondok pesantren yang tidak

menyelenggarakan pendidikan formal.

• Mengalami masalah sosial/hukum seperti anak jalanan, korban

NAPZA, dan anak Lapas.

4. Penduduk usia 15-44 tahun yang belum tuntas wajib belajar

pendidikan dasar 9 tahun.

5. Penduduk usia SMA/MA yang berminat mengikuti program Paket

C terutama karna masalah ekonomi.

6. Penduduk diatas usia 18 tahun yang berminat mengikuti program

Paket C karna berbagai alasan.

II.3.5. Kurikulum Pendidikan Kesetaraan

Kurikulum tingkat satuan pendidikan kesetaraan progam Paket A, Paket B

dan Paket C dikembangkan berdasarkan pada prinsip berikut; berpusat pada

kehidupan beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni, menyeluruh dan berkesinambungan, dan prinsip

belajar sepanjang hayat.

Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan kesetaraan memuat

komponen mata pelajaran baik yang diujikan pada ujian nasional (UN) maupun

yang tidak diujikan, ketrampilan fungsional, muatan lokal, seni budaya,

pendidikan jasmani, olah raga, kesehatan dan pendidikan pengembangan diri.

Kedalam muatan kurikulum pada program pendidikan kesetaran dituangkan

dalam kompetensi yang terdiri dari standar kompetensi (SK) dan kopetensi dasar

(KD) pada tingkat atau semester. Standar kopetensi dan kopetensi dasar

(13)

lebih tinggi. Sementara, pemenuhan kebutuhan maksimal SK dan KD di isi

dengan ketrampilan fungsional.

Beban belajar pada pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam Satuan Kredit

Kopetensi (SKK) yang menujukkan satuan kompetensi yang dicapai oleh peserta

didik dalam mengikuti program pemeblajaran melelalui sistim tatap muka,

praktek ketrampilan dan kegiatan mandiri yang terstruktur.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus pendidikan kesetaraan

ditetapkan oleh dinas yang bertanggung jawab dibidang pendidikan sesuai dengan

tingkat kewenangan, berdasar kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi

lulusan, dan dikembangkan dilibatkan dengan pemangku kepentingan serta

pedoman pada panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan

kesetaraan yang disusun oleh Badan Standarisi Nasional Pendidikan (BSPN).

II.3.6. Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Pendidik pada pendidikan kesetaraan harus memiliki kompentensi

pedagogi, personal, professional, sosial serta didukung dengan kualifikasi

pendidikan yang sesuai:

1. Kompetensi pedagogic, personal, professional, dan sosial.

Pendidik pada pendidikan kesetaraan harus memiliki kompentensi

pedagogi adan adrogogik. Dengan demikian dapat mengelola pembalajaran

nonformal menggunakan metode partisipatif, kelas campuran, ketuntasan belajar,

dan melayani perbedaan individual dalam menerapkan maju keberlanjutan.

2. Kualifikasi Akademik

(14)

adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan minimal D-IV atau S1 yang sederjat untuk Paket A, Paket B

dan Paket C. Namun untuk tidak daerah yang tak memiliki sumberdaya

manusia (SDM) yang sesuai, pendidikan minimal D-II dan yang sederjat

untuk Paket A dan Paket B, dan D-III untuk Paket C

b. Guru SD/MI untuk Paket A, guru SMP/MTs untuk Paket B dan guru

SMA/MA untuk Paket C

c. Kyai, Ustad di pondok pesantren dan tokoh masyarakat dengan

kompetensi yang sesuai dengan pelajaran yang berkaitan.

d. Nara sumber teknis dengan kompentensi dan kualifikasi dengan mata

pelajaran keterampilannya.

Tenaga kependidikan pada pendidikan kesetaran sekurang-kurangnya

terdiri atas pengelola kelompok belajar, tenaga administratifdan tenaga

perpustakan.

II.3.7. Peserta Didik

1. Peserta didik program Paket A Setara SD/MI adalah warga

masyarakat yang:

a. Belum menempuh pendidikan di SD/MI dengan prioritas usia

usia 13-15, kecuali bagi peserta didik yang menentukan Paket

A atas pilihan sendiri.

b. Putus Sekolah Dasar.

c. Tidak menempuh sekolah formal karna pilihan sendiri.

d. Tidak dapat bersekolah karna berbagai faktor (waktu, geografi,

(15)

2. Peserta didik program Paket B Setara SMP/MTs adalah warga

masyarakat yang:

a. Lulus Paket A/SD/MI.

b. Belum menempuh pendidikan di SMP/MTs dari kelompok

usia 15-44 tahun dengan prioritas usia 16-18 tahun.

c. Putus SMP/MTs

d. Tidak menempuh sekolah formal karena pilihan sendiri.

e. Tiadak dapat bersekolah karna berbagai faktor (waktu,

geografi, ekonomi sosial dan hukum, dan keyakinan)

3. Peserta didik program Paket C Setara SMA/MA adalah warga

masyarakat yang:

a. Lulus Paket B/SMP/MTs.

b. Putus SMA/MA, SMK/MAK

c. Tidak menempuh sekolah formal karna pilihan sendiri

d. Tidak dapat bersekolah karna berbagai faktor ( waktu,

geografi, ekonomi, sosial dan hukum dan keyakinan).

II.3.8. Sarana dan Prasarana

1. Tempat Belajar

Proses belajar mengajar dapat dilaksanakan diberbagi lokasi dan tempat

yang sudah ada baik milik pemerintah, masyarakat maupun pribadi, seperti

gedung sekolah, madrasah, sarana-prasarana yang dimiliki pondok pesantren,

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sanggar Kegiatan Belajar

(16)

organisasi-organisasi kemasyarakat, rumah penduduk dan tempat-tempat lainnya

yang layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

2. Adminitarsi

Untuk menunjang kelancaran pengelolaan kelompok belajar diperlukan

sarana adminitrasi sebagai berikut:

1) Papan nama kelompok belajar.

2) Papan struktur organisasi penyelenggara.

3) Kelengakapan adminitrasi penyelenggara dan pembelajaran (format

terlampir) yang meliput i:

a. Buku induk peserta didik, tutor dan tenaga kependidikan.

b. Buku daftar hadir peserta didik, tutor dan tenaga kependidikan.

c. Buku keuangan/kas umum

d. Buku daftar inventaris.

e. Buku agenda pembelajaran.

f. Buku laporan bulanan tutor.

g. Buku agenda surat masuk dan keluar.

h. Buku daftar nilai peserta didik.

i. Buku tanda terima ijazah

II.3.9. Pengelolaan

1. Pembinaan dan Pengawasan

a. Direktorat pendidiakan kesetaraan, Jendral pendidikan luar

sekolah melaksanakan pembinaan terhadap penyelenggaran

pendidikan kesetaran program Paket A, Paket B, dan Paket C.

(17)

membina pelaksanaan penyelenggaraan, kegiatan belajar,

evaluasi, dan kegiatan lain yang berkaitan.

c. Penilik PLS di kecamatan memantau pelaksanaan kegiatan

pendidikan dan pembelajaran secara rutin.

2. Proses Pelaksanaan

a. Tahap Persiapan

1) Kasubdin Kabupaten/Kota yang membidangi PLS dan

penilik PLS di kecamatan mengadakan komunikasi dengan

tokoh masyarakat dan kepala desa/ kelurahan.

2) Kasubdin Kabupaten/Kota yang membidangi PLS dan

penilik PLS di Kecamatan dengan para tokoh masyarakat

mengadakan sosialisasi program kepada masyarakat luas.

3) Kabsudin Kabupaten/Kota yang membidangi PLS dan

penilik PLS di Kecamatan dengan para tokoh masyarakat

mengindentifikasi penyelengara program, tempat belajar,

calon peserta didik dan tutor/pendidik.

4) Penyelengara program membuat kesepakatan dengan

tenaga pendidik dan peserta didik tentang kegiatan belajar.

5) Penyelenggara program menyiapkan tempat kegiatan

belajar, modul, bahan dan peralatan praktek dan

pendidikan ketrampilan, dan perlengkapan lain.

b. Tahap Pelaksnaan

1) Tutor dan peserta didik mulai kegitan belajar sesuai dengan

(18)

2) Tutor dan peserta didik melaksanakan kegiatan belajar.

3) Tutor memberi bimbingan baik secara individu maupun

kelompok.

4) Tutor melaksanakan kegiatan evaluasi.

c. Pasca Pembelajaran

1) Penyelenggara dan tutor membantu memfasilitasi peserta

didik yang melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih

tinggi.

2) Penyelenggara dan tutor membantu peserta didik yang

telah lulus/tamat belajar untuk menciptakan kegiatan

usaha.

3) Penyelengara dan tutor membantu peserta didik telah

lulus/tamat untuk mendapatkan lapangan kerja.

4) Mendata peserta didik yang telah kerja.

II.3.10. Pembiayaan

Pembiayaan penyelenggaran program diambil dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),

swadaya masyrakat dan sumber dana lain yang sah dan tak mengikat. Diantra

komponen pendanaan yang perlu mendapat perhatian adalah:

a. Pengadaan bahan dan peralatan belajar; buku/modul dan alat tulis.

b. Pengadaan bahan dan peralatan praktek dan ketrampilan.

c. Honorarium pendidik dan tenaga kependidikan.

(19)

e. Pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan.

f. Evaluasi dan ujian.

g. Beasiswa bagi peserta didik yang cemerlang.

h. Monitoring dan evaluasi program.

II.3.11. Dasar Hukum

Dasar hukum penyelenggaran pendidikan kesetaraan program Paket A, Paket B,

dan Paket C adalah:

1) Undang-Undang Dasar 1945

2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional.

3) Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan.

4) Intruksi Persiden :

• No. 1 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9

Tahun

• No. 5 Tahun 2006 Tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan

Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta

Aksara

5) Keputusan Mendikbud Nomor 0131/U1994 Tentang Program Paket A Dan

Paket B

6) Keputusan Mendiknas No 0132/U/2004 Tentang program paket C

(20)

II.3.12. Pendekatan Pendidikan Kesetaraan

Proses pembelajaran pendidikan kesetaraan menggunakan pendekatan

induktif, tematik, partisipatif (andragogis), konstruktif dan berbasis lingkungan.

a. Indukif; adalah pendekatan yang membangun pengetahuan melalui

kejadian atau fenomena empirik dengan menekankan pada belajar dan

pengalaman langsung. Pendekatan ini mengembangkan pengetahuan

peserta didik dari permasalahannya yang paling dekat dengan dirinya.

Membangunm pengetahuan dari serangkaian permasalahan dan fenomena

yang dialami oleh peserta didik dan yang diberikan oleh tutor, sehingga

peserta didik dapat membuat kesimpulan dari serangkaian penyelesaian

masalah yang dibuat.

b. Tematik; adalah pendekatan yang mengorganisasikan

pengalaman-pengalaman dan mendorong terjadinya pengalamn belajar yang meluas

tidak hanya tersekat-sekat oleh batasan pokok bahasan, sehingga dapat

mengaktifkan peserta didik dan menumbuhkan kerja sama .

c. Konstruktif; merupakan suatu pendekatan yang sesuai dalam

pembelajaran berbasis kompetensi, dimana peserta didik membangun

pengetahuannya sendiri. Dalam pendekatan ini peserta didik telah

mempunyai ide tersendiri tentang suatu konsep yang belum dipelajari.

Peran tutor yaitu untuk membetulkan konsep yang ada pada peserta didik

atau untuk membentuk konsep baru.

d. Partisipatif andragogis; adalah pendekatan yang membantu menumbuhkan kerja sama dalam menemukan dan menggunakan

(21)

pendidikan yang dapat merangsang pertumbuhan dan kesehatan individu,

maupun masyarakat.

PEDAGOGI ANDRAGOGI

Kategori Usia Peserta Didik

Anak Orang Dewasa

Konsep Diri Bergantung Lebih Mandiri

Pengalaman Pengalaman yang dapat

dijadikan sumber belajar

Kesiapan Belajar Bergantung pada

ketertarikan sesuai rasa ingin tahu, perkembangan fisik, dan emosinya

Diorentasikan pada tugas peran dan fungsinya dimasyarakat.

Orientasi Belajar Lebih berpusat pada

subjek, bila tutornya tidak menarik perhatiannya dari berpusat pada subjek keberpusat lebih pada masalah.

e. Berbasis Lingkungan\Kontekstual; adalah pendekatan yang

meningkatkan relevansi dan kebermanfaatan pembelajaran bagi peserta

didik sesusai potensi dan kebutuhan lokal. Pendekatan pembelajaran ini

harus terkait dengan lingkungan dimana peserta didik hidup dan bekerja.

Peserta didik merasa bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajarinya terkait

(22)

II.4. PKBM (Pusat Kegitan Belajar Masyarakat)

PKBM (Pusat Kegitan Belajar Masyarakat) merupakan institusi

pendidikan nonformal yang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat atau ormas,

atau organisasi keagamaan. Pemerintah berperan sebagai faslitator. PKBM

didirikan untuk pemberdayaan masyarakat; dalam aspek ekonomi, budaya, sosial.

Ia adalah tempat atau pusat belajar masyarakat; oleh, dari dan untuk masyarakat

yang netral dan fleksibel. PKBM sebagi lembaga pendidikan nonformal, yang

tersebar diberbagai desa dan kota, melayani berbagai program pendidikan

nonformal, yang diantaranya adalah pendidikan anak usia dini, keaksaraan

fungsional, kursus, dan pendidikan kesetaraan Paket A, B,dan C.

PKBM Emphaty Medan merupakan penyelenggara program Paket B Dan

Paket C yang dilaksanakan oleh Yayasan Empahaty medan yang beralamat Jl.

(23)

II.5. KERANGKA PEMIKIRAN

Sadar akan pentingnya pendidikan para pendiri bangsa merumuskannya

dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

yang diatur dengan undang-undang. Ini tercantum dalam UUD 45 Pasal 31 disini

tertulis bahawa setiap warga negara berhak dapat pendidikan dan warga negara

wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

Dan lebih jauh diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Pasal 26 mengenai pendidikan nonformal. Pendidikan

nonformal diselengarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan

yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal

dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Menajadi sasaran disini

adalah mereka yang tidak merasakan pendidikan formal karna berbagai alasan.

Dalam hal ini Yayasan Emaphaty medan bekerja sama dengan dinas

pendidikan dan pemerintah daerah sebagai pengawas dan penyalur dana demi

terwujudnya amanat Undang-Undang Dasar. Yayasan Emphaty sebagai

penyelengara dan pengelola wajib menerima dan mengorganisasi masyarakat

tanpa memungut biaya(gratis) tehadap peserta didik (warga belajar), dan

melakukan proses belajar dan menyelengarakan Ujian Nasional UN pendidikan

(24)

Urain dalam kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam bagan

dibawah ini:

PKBM EMPHATY

Warga Belajar Program

Paket B

Progam Paket C Masyarakat luas

(25)

II.6. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional II.6.1. Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah atau defenisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak kejadian, keadan, kelompok atau individu yang

menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1993:33).

Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang digunakan secara

mendasar dan penyamaan persepsi tentang apa yang diteliti serta menghindari

salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian:

Ada pun pembatasan konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Implementasi adalah suatu kegiatan guna melaksanakan sebuah program

baik dilakukan secara individu, kelompok, organisasi, lembaga, maupun

pemerintahan.

2. Pendidikan kesetaraan adalah pendidikan nonformal yang mencakup

program Paket A Setara SD/MI, Paket B Setara SMP/MTs dan Paket C

Setara SMA/MA dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan,

ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian

professional peseta didik.

3. PKBM Emphaty adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang

dikelola oleh Yayasan Emphaty Medan yang beralamat di Jl. Jamin

(26)

II.6.2. Defenis Oprasional

Defenisi oprasional adalah petunjuk bagaimana suatu variable diukur

dengan membaca suatu defenisi oprasional dalam suatu penelitian, seorang

peneliti akan tahu pengukuran suatu variable, sehingga ia dapat mengetahui baik

buruknya pengukuran (Singarimbun, 1989:46).

Untuk melihat variable dalam penelitian ini adalah:

1. Pelaksanaan program pendidikan kesetaraan

• Program Paket B

• Program Paket C

2. Keterlibatan PKBM Emphaty Medan dalam pelaksanaan Program

Pendidikan Kesetaraan

• Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK)

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Tipe Penelitian

Ada pun tipe penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, yaitu suatu

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan suatu

keadan subjek/objek penelitian ( seorang, lembaga, masyarkat, dan lain-lain) pada

saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagai mana adanya

(Nawawi, 1990:63).

Usaha mendeskripsikan fakta-fakta itu pada tahap permulaan tertuju pada

usaha mengemukakan gejala-gejala secara lengkap di dalam aspek yang diselidiki

agar jelas keadaan atau kondisinya.

III.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Yayasan Emphaty Sumut Medan yang beralamat di

Jl. Jamin Ginting No. 807 Padang Bulan Medan Kel. Beringin. Alasan penulis

memilih lokasi ini, karna Yayasan Emphaty Medan memiliki warga belajar di

Pusat Kegitan Belajar Masyarakatnya dan memiliki izin sebagi penyelenggara

pendidikan kesetaraan juga melakukan proses belajar dengan rutin. Dimana juga

penulis terlibat langsung dalam proses pelaksanaan program pendidikan

kesetaraan PKBM Emphaty Medan.

III.3. Subjek Penelitian

Penelitian menggunakan subjek penelitian sebagai sumber informasi dan data

(28)

yang akan diwawancarai secara mendalam digunakan pertimbangan tertentu.

Adapun yang menjadi criteria informan dalam penelitian ini antara lain:

• Informan yang menjadi sumber data adalah pimpinan, staf dan pekerja

sosial yang ada di Yayasan Emphaty Medan yang merupakan pelaksana

program penedidiikan kesetaraan.

• Informan lain sebagai sumber data adalah warga belajar yang menjadi

sasaran dari program pendidikan kesetaraan yang dilakasanakan oleh

Yayasan Emphaty Medan.

III.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapat informasi yang dibutuhakan penelitian menggunakan

metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Data Primer, yang terdiri dari:

• Wawancara yaitu dengan cara berdialog langsung dengan warga belejar

dan staf Yayasan Emphaty Medan.

• Observasi yaitu pengumpulan data tentang gejala-gejala tertentu yang

dilakukan dengan mengamati dan mencatan kejadian-kejadian yang

menjadi sasaran penelitian.

• Partisifativ yaitu Penulis ikut serta dalam melakukan proses pelaksanaan

pendidikan kesetaraan di Yayasan EMPHATY Medan

2.Data Sekunder

Studi kepustakaan, yaitu denagan cara mengumpulkan data-data informasi

yang ada baik yang diperoleh dari buku-buku, majalah, artikel, jurnal

penelitian, surat kabar, internet, jurnal-jurnal dan pendapat para ahli/pakar

(29)

III.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik

deskriptif dengan pendekatan kualitatif diamana pengolahan data dilakukan

dengan manual. Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara mendalam dan

observasi.

Informasi yang diperoleh dari lapangan dikelompokkan dan

disederhanakan dengan sistematis untuk membuat diskripsi kualitatif yang jelas

tuk menggambarkan proses impelementasi Program Pendidikan Kesetaraan oleh

Yayasan Empahty Medan, sehingga hasil wawancara dan observasi yang

(30)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Pelaksanan lokasi penelitian dilakukan Yayasan Emphaty Medan yang

beralamat di Jalan. Jamin Ginting No. 807 Padang Bulan Medan Kel. Beringin.

Dalam hal ini penulis akan menggambarkan lokasi penelitian yang meliputi

sejarah singkat lembaga, lokasi lembaga struktur organisasi, sarana dan parasarana

lembaga dan kondisi sumber daya dalam Yayasan Emphaty Medan.

IV.1. Sejarah Berdirinya Yayasan Empathy Medan

Yayasan Emphaty Medan adalah suatu Lembaga Swadaya Masyarakat

yang mendapingi masyarakat miskin perkotaan khususnya anak-anak yang

beraktifitas dan penghidupan dijalan. Lembaga ini muncul disaat pendiri yayasan

mengadakan investigasi dan melihat tingkat persaingan hidup serta banyak anak

turun kejalan akibat keris ekonomi yang berkepanjangan dan adanya PHK oleh

pihak perusahaan.

Melihat masalah tersebut , maka pada tahun 1999 didirikanlah Lembaga

Swadaya Masyarakat Emphaty Medan dan dinotariskan pada tanggal 26

November oleh Lolita Pulungan SH. Kemudian berubah pada tanggal 5 April

2002 oleh Merci Rumiris SH, yang didirikan oleh Drs Bukti Nainggolan (USU),

Pendeta N. Sihite(Pelayan Gereja), Electa S.Sos (USU), Hamdan Surbakti

(31)

IV.2. Visi dan Misi Yayasan Emphaty Medan

Visi

- Mengangkat hak anak sesuai dengan Konvensi Hak Anak dan

eksploitasi yang terjadi pada anak harus segera dihentikan dan setiap

anak harus mendapat haknya masing-masing.

Misi

- Turut serta dalam membantu dan meningkatkan keseimbangan daya

tahan anak jalanan dan keluarga miskin dan menanggulangi

masalah-masalah sosial yang dihadapi.

- Berdedikasi untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan manusia

Indonesia khususnya anak yang beraktivitas di jalan, serta

memobilisasi usaha-usaha untuk mempromosikan seluruh hak-hak

anak terutama untuk memperoleh pendidikan yang bebas dan

melindungi anak dari seluruh pekerjaan dan kegiatan yang

membahayakan perkembangan fisik maupun mental dan sprituan anak.

- Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat akan pentingnya

(32)

IV.3. Susunan Kepengurusan

Susunan kepengurusan di LSM Emphaty Medan Sumut yaitu : A. Penasehat/ Pembina :

• Gunawan Harsono MBA

• Pdt. M. Saragih Sth

• Merci Rumiris SH SN

• Drs. Tunggul Siagian

• P. Simamora

• Hj. Riris Hasibuan

• Heri Zulkarnaen SE

B. Staff Ahli :

• Dra. Ria Manurung M

• Drs. Adri Sembiring

• Swanto, SH

• M. Silaban

C. Direktur Eksekutif : Drs. Bukti Nainggolan Sekretaris Eksekutif : M. Dariaman A. Md E. Tutor Teknisi Keterampilan (Program Life Skill)

(33)

Bidang pembekalan : Eko Bidang kompueter : Donna

Bidang salon : N Br Napitupulu

F. Pengelola Sanggar Binembamng ( Rumah Singgah) Koordinator : Drs. Bukti Nainggolan Administrasi : Dewi

Pekerja Sosial : Tiur Malum, S.Sos Mulak Amd Electa, S. Sos Nuel Silalahi

(34)

IV.4. Struktur Organisasi

IV.4.1. Sturuktur Organisasi Yayasan Emphaty

Koordinasi Rumah Singgah Yayasan Emphaty Drs. Bukti Nainggolan

Staf Administrasi

Tiur MN Ssos

PEKSOS PEKSOS PEKSOS PEKSOS PEKSOS Desnal SE B.Damanik Electa A. Iskandar Seprin

(35)

IV.4.2. Struktur PKBM Emphty Medan

Sumber: Yayasan Emphaty Medan

PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) EMPHATY MEDAN

Pengelola Electa S. Sos

Paud :

Labora Siregar

Kejar Paket B Binsar Damanik

Kejar Paket C Tiur MN Ssos

Program KF Irmawaty Hrp

TBM Desnal SE

(36)

IV.5. Program Kerja Yayasan Emphaty Medan

Bertitik tolak dari investigasi yang telah dilakukan, maka LSM Yayasan Emphaty merncanakan akan mencapai tujauan umumnya yaitu sebahagian penarik becak dan anak yang bekerja akan diharapkan terbantu untuk mengurangi penderitaan dankesulitan yang dialami mereka selama ini yang juga membantu pemerintah Indonesia didalam menangani persoalan-persoalan sosial yang melahirkan tercipanya masyarakat madani. Metode yang dilaksanakan dalam program mereka adalah penelitian, investasi pemberdayan yang dilakukan melalui kunjungan, diskusi, pertemuan, supervisor dan evaluasi kerja. Metode ini dipilih agar mereka dapat secara langsung berssahabat, menngetahui masalah dan karakter.

Program-program kegiatan di LSM Emphaty Medan Sumut Yaitu : 1. Program Penyuluhan Narkoba

2. Program Pelatihan Keterampilan Komputer, menjahit, bengkel, mengemudi, belajar bahasa inggris serta matematika

3. Program Pemberian Bantuan Sekolah ( bea siswa) 4. Program Pembagian Sembako

5. Program Tambahan Belajar (Privet Les) 6. Program Belajar Paket

7. Program Bina Mental, Rohani dan Konseling

Adapun program yang sudah dilaksanakan adalah : 1. Tahun 1999

- Penannganan anak jalanan/ terlantar sebanyak 40 oranng bekerja sama dengan Depsos

- Pelatihan sumber daya manusia bekerja sama dengan Handal Mahardika

2. Tahun 2000

- Penanganan anak jalanan sebanyak 30 orang

(37)

- Pemjberian les tambahan/tentor umum bagi anak jalanan bekerja sama dengan tentor BT/ BS Bima dan Medica

3. Tahun 2001

- Penanganan anak jalanan sebanyak 200 orang bekerja sama dengan dinas sosial Sumut

- Pemberian beasiswa sebanyak sebanyak 130 orang anak jalanan bekerjasama dengan Dinas Sosial

- Pemberdayan orng tua anak jalanan bekerja sama dengan Dinas Sosial

- Pelatihan bidang kesehatan bekerja sama dengan koalisi untuk Indonesia sehat

4. Tahun 2002.

- Penanganan anak jalanan sebanyak 200 orang bekerja sama dengan Dinas Sosial

- Pelatihan ketarampilan bagi pemuda pengganguran untuk dapat mandiri sebanyak 20 orang bekerja sama dengan Dikrakernas

- Pemberdayan usaha bagi anak jalanan bekerjasama dengan Dinas Sosial

- Program Life Skill (Kursus menjahit, perbengkelan, elektonika) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Medan

- Pelatihan SDM bekerjasama dengan PPAI

(38)

5. Tahun 2003

Pada tahun 2003 dibentuklah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Emphaty dengan program belajar Keaksaraan Fungsional (KF), Kejar Paket A, Kejar Paket B, dan Kejar Paket C.

6. Tahun 2004

- Pemberdayaan anak jalanan sebanyak 25 orang bekerja sama

dengan Dinas Sosial.

- Program Pendidikan Kesetaraan

- Bimbingan les kepada anak kurang mampu.

7. Tahun 2005

- Program Pendidikan kesetaraan

- Pembagian sembako bagi warga miskin didaerah Setarban

- Program pengurusan AKESKIN

- Bimbingan les bagi anak kurang mampu.

8. Tahun 2006

- Sebagai penyelenggara Program Pendidikan Kesetaraan

Kejar Paket B dan Paket C sebanyak 60 warga belajar.

- Program Keaksaraan Fungsional (KF).

(39)

9. Tahun 2007

- Sebagai penyelenggara Program pendididikan Kesetaraan

Kejar Paket B dan Paket C sebanyak 90 warga belajar.

- Pelaksana Program Keakasraan Fungsional (KF)

- Bimbingan les komputer bekerja sama dengan Yayasan

BINANIKA Medan.

-

IV.6. Sasaran program • Warga miskin.

• Anak-anak putus sekolah.

• Anak-anak gagal Ujian Nasional (UN).

• Anak jalanan (anjal).

• Masyarakat Buta Aksara.

IV.7. Lokasi Binaan

• Jalan Jamin Ginting No.807

• Jalan DR Mansyur Gang Sipirok

• Prumnas Simalingkar

(40)

IV.8. Sarana dan Prasarana Lembaga

Sarana dan prasana adalah unsure yang sangat mempengaruhi tujuan dari

suatu organisasi. Berhasilnya usha pencapaian dari tujuan program suatu

oraganisasi tidak terlepas dari pengaruh sarana dan parasana suatu organisasi.

Adapun yang menjadi sarana dan prasaran yang ada di yayasan emphaty

medan adalah sebagi berikut:

Table 1

Sarana Yayasan Emphaty Medan:

No. Nama Jumlah

1. Kantor 1

2. Ruang Belajar 2

3. Perpustakaan 1

4. Ruang Konseling anak 1

5. Ruang Tutor 1

7. Kantin 1

8. Dapur 1

9. Ruang istirahat anak 1

10. Kamar mandi 1

11. Ruang Komputer 1

(41)

Tabel 2

Prasarana Yayasan Emphaty Medan: No Nama Barang Merek Jumlah

26 - Ilmu Pengetahuan Sosial 29 Buah Milik Yayasan Baik

27 - Kerohanian Agama Kristen 392

Buah

Milik Yayasan Baik

28 - Kesenian & Kesehatan 16 Buah Milik Yayasan Baik

29 - Ekonomi 26 Buah Milik Yayasan Baik

30 - Pengetahuan umum 79 Buah Milik Yayasan Baik

31 - Keterampilan 29 Buah Milik Yayasan Baik

32 - Majalah 79 Buah Milik Yayasan Baik

(42)

BAB V ANALISA DATA

Semua anak memiliki impian dapat sekolah setinggi mungkin untuk

meraih cita-citanya. Namun ini tidak lah mudah untuk digapai karena banyak

faktor yang harus dipenuhi. Salah satu faktor yang utama adalah ekonomi, faktor

ini tak semua anak bisa memenuhinya sehingga banyak anak yang harus

menggantung impiannya. Karna mereka harus membantu perekonomian orang

tua dengan turut serta bekerja., sehingga mereka harus mengorbankan pendidikan.

Adanya program pendidikan kesetaraan (nonformal) memberikan solusi

dan secercah harapan untuk menjawab kondisi anak-anak yang tidak dapat

merasakan pendidikan formal. Berangkat dari realita ini pusat kegiatan belajar

masyarakat (PKBM EMPHATY) Medan membanggun kerja sama dengan dinas

terkait guna mengelola dan menyelenggarakn pendidikan kesetaraan.

V.1. Program Pendidikan Kesataraan

Pendidikan kesetaran merupakan pendidikan nonformal yang mencakup program Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/MTs, Paket C setara

SMA/MA. Dengan penekanan pada pengengtahuan, keterampilan fungsional,

serta pengmbangan sikap dan kepribadian profesional peserta didik.

Sumber daya manusia (SDM) yang berkwalitas, merupakan kebutuhan

mutlak bagi suatu bangsa atau negara, jika ingin berpartisipasi aktif dalam

pembangunan di era globalisasi ini. Dalam rangka peningkatan sumber daya

manusia Indonesia, pemerintah melakukan berbagai upaya, yang salah satu

upaya-upaya tersebut adalah melalui pembangunan pendidikan, karna pendidikan

merupakan kebutuhan dasar manusia dan merupakan langkah yang paling

(43)

Didalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003, tentang sistim pendidikan

nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional di selenggarakan melalui tiga

jalur, yaitu: pendidikan formal, nonformal dan informal. Melalui pendidikan

nonformal, pemerintah dalam hal ini Direktorat jendral pendidikan luar sekolah

dan pemuda, departemen pendidikan nasional, menyelenggarakan berbagi

program yang salah satu diantarnya adalah pendidikan kesetaraan yang terdiri atas

Program Paket A, yaitu program yang memberikan pelayanan Setara Sekolah

Dasar (SD), Program Paket B, yaitu, program yang memberikan pelayanan

pendidikan Setara Sekolah Menengah Pertam (SMP), Program Paket C, yaitu,

program yang memberikan pelayanan pendidikan Setara Sekolah Menengah Atas

(SMA).

Hasil pendidikan nonformal dihargai setara dengan pendidikan formal

setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga pemerintah dan

pemerintah daerah (PEMDA) dengan mengacu pada standar pendidikan nasional.

Setiap peserta didik yang lulus ujian kesetaraan Paket A, Paket B, Paket C,

Mempunyai hak egibilitas yang sama dan setara dengan pemegang ijazah SD/MI,

SMP/MTs dan SMA/MA untuk dapat mendaftarkan pada satuan pendidikan yang

lebih tinggi. Status kelulusan Paket C mempunyai hak egibilitas yang setara

dengan pendidikan formal dalam memasuki lapangan pekerjaan.

Secara umum, sasaran dari program-progarm pendidikan nonformal adalah

mereka yang tergolong kurang beruntung, baik dari aspek ekonomis, geografis,

dan sosial budaya. Oleh karna itu, aspek akademis dan kecakapan hidup dalam

kecakapan hidup dalam pendidikan nonfolmal selalu dibelajarkan secara

(44)

Pendidikan kesetaran sebagai bagian dari pendidikan nonformal,

disamping memberikan kemampuan akademik sesuai dengan jenjangnya, secara

terintergrasi juga memberikan berbagai kecakapan hidup, yang nantinya setelah

peserta didik lulus dari pendidikan kesetaran, mereka dapat memanfaatkanya

untuk bekal mencari nafkah dan melanjutkan jenjang yang lebih tinggi dalam

rangka peningkatan kwalitas hidupnya.

Yayasan Emphaty sebagi salah satu lembaga yang ikut serta mengelola

dan menyelenggarakan pendidikan kesetaraan di Pusat Kegitan Belajar

Masyarakat (PKBM EMPHATY). Pada tahun 2003 pusat kegitan belajar

masyarakat Emphaty Medan telah terbentuk. Sejak itu telah banyak warga belajar

yang medapatkan ijazah pendidikan kesetaraan, dari mereka yang mendapatkan

ijazah tersebut kembali melanjutkan kependidikan formal dan bekerja menjadi

buruh pabrik dengan menggunakan ijazahnya. Seorang warga belajar yang telah

lulus Paket C bernama Norma boru sinaga yang telah lulus dari ujian nasional

pendidikan kesetaraan melanjutkan ke akademi perawat (AKPER).

Pusat Kegiataan Belajar Masyarakat Emphaty Medan hanya

menyelenggarakan dua program dari pendidikan kesetraan yakni, Progam Paket B

dan Paket C, tidak menyelenggarakan Program Paket A.

Berdasarkan wawancara dengan Pimpinan dari Yayasan Emphaty Medan Pak

Bukti Nainggolan mengaatkan:

“Paket A sangat jarang muridnya, karna biasanya rata-rata mereka mampu

untuk tingkatan SD saja. Semisal pun kalau ada yang mendaftar Paket A ke

PKBM Emphaty kami terima, tapi kami alihkan ke PKBM Pakpak Mandiri yang

(45)

Pelakasanaan program pendidikan kesetaraan yang diselenggarakan oleh

PKBM Empahaty Medan yakni program Paket B dan Paket C memiliki warga

belajar yang cukup banyak. Bahkan kapasitas ruko yang tidak terlalu besar kurang

lebih hanya 5x15 meter tidak mampu menampung warga belajar yang mencapai

126 warga belajar dari Paket B dan Paket C dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3.

Program Paket B digabung dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 mejadi satu dalam

satu ruangan dan begitu juga Program Paket C.

Berdasarkan wawancar dengan Pimpinan Yayasan Emphaty Medan, kenapa

kondisi ini bisa terjadi. Beliau mengatakan:

“Kami tidak bisa menyewa gedung lagi karna keterbatasan dana yang diberikan

dari dinas pendidikan. Sedangkan sewa gedung ini saja sudah berat dimana kami

harus bayar 12 juta pertahun dan anggaran untuk itu tidak ada…”

V.1.1 Program Paket B

Program Paket B adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan

nonformal setara SMP/MTs bagi siapapun yang terkendala ke pendidikan formal

atau berminat dan memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan

dasar. Pemegang ijazah Program Paket B memiliki hak egibilitas yang sama

dengan ijazah SMP/MTs.

V.1.1.1 Peserta Didik

Peserta didik Program Paket B Setara SMP/MTs adalah warga masyarakat:

(46)

• belum menempuh pendidikan di SMP/MTs dari kelompok usia 15-44

tahun dengan prioritas usia 16-18 tahun, kecuali bagi peserta didik yang

mentukan Paket B atas pilihan sendiri .

• Putus SMP/MTs

• Tidak menempuh sekolah formal atas karena pilihan sendiri

• Tidak dapat sekolah karna berbagai faktor ekonomi, waktu, keyakinan

sosial dan hukum)

Sayrat adminitrasi yang harus dipenuhi warga belajar yang mengikuti Program

Paket B di Yayasan Emphaty Medan:

• Membawa ijazah asli setara SD/MI yang dilegalisir.

• Rapot SMP/MTs bagi mereka yang putus sekolah.

• Photo 3x4 hitam putih 10 lembar.

Jumlah peserta warga belajar Program Paket B di Yayasan Emphaty

Medan ada sekitar 44 orang yang tergabung antara kelas 1, kelas 2, kelas 3 yang

membedakan dimana mereka ditempatkan adalah berdasarkan ijazahnya saja,

dilihat dari berapa lama tamat dari sekolah dasar (SD), jika anak yang baru tamat

dari sekolah dasar (SD) mereka ditempatkan di kelas 1. Mereka yang dua tahun

tamat dari sekolah dasar mereka ditempatkan di kelas 2. Mereka yang berada

dikelas 3 adalah mereka yang telah tamat sekolah dasar (SD) tiga tahun atau lebih.

Warga belajar yang berada di kelas 1 biasanya mereka adalah anak yang

baru tamat dari sekolah dasar formal, namun karna faktor ekonomi mereka tidak

mampu melanjutkan SMP formal mereka mengambil jalur nonformal yang tanpa

(47)

belajar bernama Tionar Mandalahi yang sekarang duduk dikelas 2 mengatakan

kepada penulis mengapa masuk PKBM EMPHATY:

“Bapak aku gak mampu membiyayai uang sekolah, karna kami banyak bang dan

bapak hanya pemulung.

Dan mereka yang berada di kelas 2 dan kelas 3 biasanya mereka adalah

anak-anak yang putus sekolah dari sekolah-sekolah formal. Namun ada juga diantara

mereka sudah lama tamat dari sekolah dasar (SD) karena berbagai alasan

kemudian tidak melanjutkan ke kejenjang yang lebih tinggi dijalur formal sekolah

menengah pertama (SMP). Berbagai alasan mereka masuk pusat kegiatan belajar

masyarakat untuk melanjutkan pendidikannya.

Seperti yang diungakapkan seorang warga belajar bernama Agus Syahputara

kelas 3 Paket B kepada penulis kenapa dia masuk PKBM Emphaty:

“Aku dipecat dari sekolah karna sering cabut, kemudian ada kawan yang ngajak

sekolah disini yang aku ikut aja bang, karna mamak pun nyuruh sekolah lagi”

Warga belajar yang ada di Yayasan Emphaty Medan tidak hanya mereka yang

tiadak mampu ekonominya, tetapi berapa dari mereka adalah anak-anak putus

sekolah bukan karna tidak mampu melainkan karna dipecat dari sekolah formal

disebabkan kenakalan remaja.

Ada juga warga belajar seorang atlit angkat besi bernama Dodi yang masuk Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat Emphaty, Dia mengatakan:

“Aku butuh ijazah karana pengurus kami minta untuk direkomendasikan untuk

(48)

Banyak dari warga belajar yang tidak mengikuti proses belajar di PKBM karna

sudah bekerja dan mereka sangat jarang mengikuti proses belajar bahkan hanya

dua kali bahkan tidak sama sekali mengikuti proses pembelajaran.

Pihak yayasan memaklumi hal ini seperti yang dikatakan Pak Bukti Nainggolan:

“Kami tidak bisa melarang mereka untuk harus mengikuti proses belajar, mau

saja dia melanjutkan sekolah sudah bagus…”

Tabel 3

DAFTAR NAMA WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B PKBM EMPHATY TAHUN 2007/2008

6 Imam Fadly Pasaribu L Jakarta,30 January 1993

7 David Amanda Silalahi L Medan, 14 Mei 1993

22 Warnida Aritonang P Medan, 17 February 1991

23 Bagus Prianto Sembiring L Medan, 11 Agusus 1992

24 Melda Hotnauli Manik P Tangkahan, 17 Sept. 1994

(49)

37 Fadillah P Delitua, 24 April 1995

38 Admal Pratama A.N L Medan, 12 Juli 1994

39 Reza Andika L Medan, 15 Sept. 1994

40 Iis Iskandar Muda L Medan, 29 Mei 1993

41 Ramayani P Medan, 07 Juni 1991

42 Sarah Hutagaol P Medan, 23 Sept. 1992

43 Christina S P Balige, 10 Mei 1989

44 Happy Susanti Padang P Sidikalang, 04 Oktober 1993

Sumber: Yayaysan Emphaty

V.1.1.2 Jadwal Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu, bahwa sebagian besar

perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar dapat

diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh

perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman

individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Moh. Surya, 1997).

Menyadari pentingnya proses pembelajaran Yayasan EMPHATY

melakukan proses pembelajaran guna membina warga belajar yang masuk ke

pusat kegiatan belajar masyarakat. Mereka dibekali dengan ilmu pengetahuan dan

kecakapan hidup (life skill). Jadwal belajar Paket B yang dilakukan di Yayasan

Emphaty Medan adalah setiap hari senin hingga kamis yang dimulai dari jam

8.00-12.00 WIB. Mata pelajaran yang diberikan sama dengan formal yakni IPS,

IPA, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, PPKN. Sebelum melakukan

pembelajaran warga belajar diberi konseling dan bimbingan anak ini dilakukan

guna memotivasi warga belajar. Setiap Jumat dilakukan ceramah agama muslim

(50)

Menurut Pengelola Buk Electa S. Sos kenapa dilakukan bimbingan dan ceramah

agama, Beliau mengatakan:

“Bimbingaan dan ceramah dilakukan karna banyak dari mereka latar

belakangnya adalah anak putus sekolah dan anak jalanan, maka kami

memberikan motivasi dan penekanan moral. Kami juga mengajari mereka

komputer untuk life skillnya.

Dalam pelaksanaan ceramah agama yang terjadawal jarang dilakukan

karna tidak dipaksakan bagi warga belajar, hanya berapa warga belajar saja yang

mengikuti ceramah agama dan tidak setiap minggu dilakukan. Bila les komputer

warga belajar banyak yang mengikutinya.

Seperti yang di ungkapkan salah satu warga belajar Mustika Nurpandi kepada

penulis, mengatakan:

(51)

Tabel 4

JADWAL BELAJAR KEJAR PAKET B SETARA SMP

PKBM EMPHATY TAHUN AJARAN 2007 / 2008

NO HARI JAM MATA PELAJARAN

01 SENIN 08.00 – 08.15 Konseling dan bimbingan anak

08.15 – 09.30 Ekonomi

09.30 – 09.45 Istirahat

09.45 – 11.30 Matematika

11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok

02 SELASA 08.00 – 08.15 Konselingdan bimbingan anak

08.15 – 09.30 PPKN

09.30 – 09.45 Istirahat

09.45 – 11.30 Bahasa Indonesia

11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok

03 RABU 08.00 – 08.15 Konseling dan bimbingan anak

08.15 – 09.30 Bahasa Inggris

09.30 – 09.45 Istirahat

09.45 – 11.30 Biologi

11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok

04 KAMIS 08.00 – 08.15 Konseling dan bimbingan anak

08.15 – 09.30 Fisika

09.30 – 09.45 Istirahat

09.45 – 11.30 Geografi/Sejarah

11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok

05 JUMAT 10.00 – 11.00 Ceramah Agama Muslim

06 SABTU 15.00 – 16.30 Ceramah Agama Kristen

(52)

V.1.2 Program Paket C

Progam Paket C adalah progam pendidikan dasar pada jalur pendidikan

nonformal setara SMA/MA bagi siapapun yang terkendala kependidikan formal

atau berminat untuk memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan

menengah. Pemegang ijazah Progam Paket C memiliki hak eligibilitas yang sama

dengan pemegang ijazah SMA/MA.

V.1.2.1 Peserta Didik

Peserta didik program Paket C Setara SMA/MA adalah warga masyarakat yang:

• Lulus Paket B/SMP/MTs.

• Putus SMA/MA, SMK/MAK

• Tidak menempuh sekolah formal karna pilihan sendiri

• Tidak dapat bersekolah karna berbagai faktor ( waktu, geografi, ekonomi,

sosial dan hukum dan keyakinan).

Syarat pendaptaran untuk Paket C di Yayasan Emphaty Medan:

• Membawa ijazah asli setara SMP/MTs yang dilegalisir.

• Rapot SMP/MTs bagi mereka yang putus sekolah.

• Photo 3x4 hitam putih 10 lembar.

Penempatan Peserta Didik

Penempatan yang dilakukan Yayasan Emphaty Medan:

• Verifikasi hasil pendidikan terakhir yang diperoleh (dibuktikan dengan

rapot dan ijazah).

• Seleksi melalui wawancara atau tes tertulis yangt dilakukan oleh tutor atau

petugas yang ditunjuk oleh penyelenggara,

(53)

ditempatkan.

• Tes digunakan untuk menempatkan kelas sesuai kemapuan untuk

menempatkan kelas sesuai sengan kemampuan yang tidak dapat

dibuktikan syarat pertama dan kedua.

Dalam pelaksanannya biasanya dilakukan pihak pengelola hanya

berdasakan ijazah saja untuk dimana calon peserta didik ditempatkan pada kelas

berapa. Warga belajar yang sudah tamat dari pendidikan formal atau nonformal

setara SMP/MTs selama tiga tahun atau lebih ditempatkan pada kelas 3 dan bagi

mereka tamat dari pendidikan formal atau nonformal baru satu atau dua tahun

yang dibuktikan berdasarkan tahun tamat ijazah besangkutan.

Dalam pelaksanaan Program Paket C dan Paket B di Yayasan Emphaty

Medan sering dimanfaatkan orang yang hanya mencari ijazah demi kepentingan

tertentu. Ada dari mereka berani bayar sampai 1.000.000 hingga 1.500.000 rupiah.

Biasanya mereka tidak mengikuti proses belajar hanya mengikuti ujian nasional

pendidikan kesetaraan saja. Pihak pengelola memanfaatkan ini sebagi uang masuk

sampingan dari dana anggaran pemerintah. Hal seperti ini udah menjadi rahasia

umum di PKBM yang ada di Medan bahkan pihak dinas pendidikan mengetahui

hal ini. Dalih dari pihak pengelola adalah keterbatasan dana yang diberikan oleh

pemerintah, sehingga tidak memadai untuk biaya oprasional dalam

menyelenggarakan pendidikan kesetaraan.

Seperti yang diungkapkan oleh Pengelola Electa S.Sos. Wawancara dengan

penulis:

“Selama ini hanya Paket B saja yang dibiyayai oleh pemerintah daerah, kalau

(54)

pusat dan proposal kita gak jebol…”

Bahkan pihak pengelola dan penyelenggara mematok harga kepada

mereka yang mau mengikuti pendidikan kesetaraan program Paket B dan Paket C.

besarnya biaya yang harus mereka keluarkan sebesar 500.000 hingga 1.500.000

rupiah. Biasanya ini dipatokan bagi mereka yang hanya mengikuti ujian nasional

pendidikan kesetaraan, tanpa harus mengikuti proses pembelajaran.

Biasanya mereka punya kebutuhan akan ijazah untuk kepentingan sesuatu dan

mereka lakukan dengan jalan pintas. Seperti seorang bapak bernama Kabister

Girsang yang berasal dari desa Sumbul. Bapak tersebut membutuhkan ijazah

untuk menjadi Kepala Desa didesanya.

Bapak tersebut mengatakan kepada Penulis:

“Warga meminta Saya menjadi Kepala Desa. Namun Saya tidak memiliki ijazah

dan kebetulan Saya mengenal Pak Bukti, Dia menyuruh Saya mengikuti ujian

nasional pendidikan kesetaraan di PKBM EMPHATY ini…”

Ada juga seorang bapak bernama Abdul Rahmat seorang kader partai yang mau

menjadi anggota dewan namun terbentur karma tidak memiliki ijazah. Dengan

(55)

Tabel 5

DAFTAR NAMA WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C

PKBM EMPHATY TAHUN 2007/2008

NO NAMA WARGA L/P T/TGL.LAHIR

17. Janial Swandi Sihombing L Nagatimbul, 03 Feb 1989

18. Beraspati Ginting L Medan, 10 Oktober 1988

19. Imam Safii L Medan, 10 Mei 1990

20. Asri Ramadani P Medan, 24 April 1989

21. Chairul Saleh L Medan, 8 Agustus 1991

22. Oktavianus Waruwu L Onozalukku, 12 Okt.1989

(56)
(57)

V.1.2.2. Jadwal Belajar

Jadwal belajar untuk Paket C sama dengan Paket B namun hanya mata

pelajaran yang berbeda. Warga belajar Paket C juga masuk mulai pagi hari.

Kecakapan hidup untuk Paket C di berikan berupa les komputer bekerja sama

dengan Kampus BINANIKA.

Tabel 6

JADWAL BELAJAR KEJAR PAKET C SETARA SMA

PKBM EMPHATY TAHUN AJARAN 2007 / 2008

NO HARI JAM MATA PELAJARAN

01 SENIN 08.00 – 08.15 Konseling dan bimbingan anak

08.15 – 09.30 Sosiologi

09.30 – 09.45 Istirahat

09.45 – 11.30 Ekonomi

11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok

02 SELASA 08.00 – 08.15 Konselingdan bimbingan anak

08.15 – 09.30 Bahasa Indonesia

09.30 – 09.45 Istirahat

09.45 – 11.30 Tata Negara

11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok

03 RABU 08.00 – 08.15 Konseling dan bimbingan anak

08.15 – 09.30 PPKN

09.30 – 09.45 Istirahat

09.45 – 11.30 Bahasa Inggris

11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok

04 KAMIS 08.00 – 08.15 Konseling dan bimbingan anak

08.15 – 09.30 Sejarah

09.30 – 09.45 Istirahat

09.45 – 11.30 Matematika

11.30 – 13.00 Diskusi Kelompok

05 JUMAT 10.00 – 11.00 Ceramah Agama Muslim

(58)

V1.2.3. Tenaga Pengajar

Tenaga pengajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Emphaty

Medan di sebut tutor. Jumlah tutor yang ada di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

Emphaty berdasarakan data dari yayasan ada sekitar 14 orang tenaga pengajar

(tutor). Tutor yang ada di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Emphaty sebagian

berasal dari sekolah formal yang ada di Medan, mereka turut serta dalam proses

pembelajaran warga belajar. Namun ada juga yang menjadi tutor tetap yang

pekerjaannya hanya mengajar di pusat kegitan belajar masyarakat emphaty

medan.

Tutor yang ada di pusat kegitan belajar masyarakat direkut oleh Pimpinan

Yayasan Emphaty, mereka mengajar berdasarkan kerelaan di Pusat Kegiataan

Belajar Masyarakat Emphaty Medan. Tutor yang mengajar di pusat kegitan

belajar masayarakat masih memilikki hubungan saudara dan juga anggota dari

gereja yang sama dengan Pimpinan yayasan.

Seperti yang dikatakan pak B. Panjaitan BA seorang guru formal di SMP kepada

penulis saat wawancara:

“Saya mengajar disini hari kamis dan selasa karna gak ngajar di sekolah formal,

sambil turut serta membantu anak-anak ini lah…”

Berbeda dengan pak B. Damanik salah satu tutor dan merupakan tutor tetap yang

juga penyelenggara Paket B. Beliau mengatakan saat wawncara dengan Penulis:

“Mengajar disini karna diminta oleh Pak Bukti, karna kami satu gereja. Dan

sebelum mengajar disini saya sudah mengajar di PKBM AMUBA jadi saya tau

betul seluk beluk bagaimana mengenai pendidikan kesetaraan ini. Dan warga

(59)

Selama penulis turut serta dalam pelaksanaan program di pusat kegiatan

belajar masyarakat Emphaty Medan, Penulis melihat hal pertalian saudara yang

ada menimbulkan konflik anatara penyelenggara dan penglola pusat kegiatan

belajar tersebut.

Peran dan tugas tutor

Keberhasilan dalam pembelajaran dalam derajat pembelajaran sangat

tergantung pada kecakapan dan keterampilan totor dalam merancang dan

melaksanakan kegitan pembelajaran dan pengajaran. Totor diharapkan memiliki

kemahiran tertentu dalam mendorong belajar peserta didik yang memiliki

berbagai kemampuan.

1. Tutor sebagai perancang pembelajaran

Peran tutor disini lebih sebagai pemberian layanan pembelajaran,

yaitu:

• Tutor memberi peluang dan waktu yang cukup bagi setiap peserta

didik yang membutuhkan tutorial untuk menguasai suatu hasil

pembelajaran.

• Tutor sebagai pemimpin, pembimbing, pengajar dan fasilitator

pembelajaran. Peran ini dapat disesuaikan dengan strategi yang

digunakan tutor. Jika dalam tutorial, tutor akan lebih beperan

sebagai pemimpin dan pengajar, dalam diskusi kelompk belajar,

peran tutor lebih sebagai seorang fasilitator.

• Tutor merancang dan mengenal dengan pasti hasil pembelajaran

(60)

• Tutor memilih, menyesuaikan, dan merancang berbagai strategi,

kegitan dan bahan untuk pembelajaran, kegiatan pengayaan dan

pemulihan bagi peserta didik yang sudah menguasai hasil

pembelajaran.

2. Tutor sebagai penilai pembelajaran

• Totor merancang dan melaksanakan ujian formatif, sumatif, dan

penilaian lainnya serta membuat analis item ujian dan respon

peserta didik agar mendapatkan informasi tentang tahap penguasan

peserta didik.

• Tutor sebaiknya melihat penilaian formatif dan sumatif sebagai

alat perbaikan belajar. Hal ini bertujuan untuk meningkat mutu

belajar serta memotivasi warga belajar.

• Tutor mendapat informasi tentang apa yang telah dikuasai dan

(61)

Hakekat Guru dan Tenaga Kependidikan menurut ( Nunu Heryanto, 2002) adalah:

• Guru dan tenaga kependidikan merupakan agen pembaharuan.

• Guru dan tenaga kependidikan berperan sebagai pemimpin dan pendukung

nilai-nilai masyarakat.

• Guru dan tenaga kependidikan sebagai fasilitator memungkinkan

terciptanya kondisi yang baik bagi subjek didik untuk belajar.

• Guru dan tenga kependidikan bertanggungjawab atas tercapainya hasil

belajar subjek didik.

• Guru dan tenaga kependidikan dituntut untuk menjadi contoh dalam

pengelolaan proses belajar-mengajar bagi calon guru yang menjadi subjek

didiknya.

• Guru dan tenaga kependidikan bertanggungjawab secara professional

untuk terus-menerus meningkatkatkan kemampuannya.

(62)

Tabel 7

Daftar Tutor Pkbm Emphaty Tahun Ajaran 2007 / 2008

No Nama Tutor Keterangan

1 Dra. Saidah Gurning SMA Dharma Bakti Medan

2 R. Sagala SPd. SMA Neg. 01 Medan

3 B. Panjaitan BA SMP Neg. 24 Medan

4 Binsar Damanik Tutor PKBM

5 Tiur MN Ssos Tutor PKBM

6 Desnal SE Tutor PKBM

7 . Anjuaris St Tutor PKBM

8 Tamaria SPd Tutor PKBM

9 . Nesty Pane SPd. Tutor PKBM

10 Dra. Sarmauli Sirait Tutor PKBM

11 R. Sinambela SPd SMP Neg. 10 Medan

12 Seprin SGS SPd. Tutor PKBM

13 Esty Sitanggang BA SMP Angkasa Medan

Gambar

Table 1 Sarana Yayasan Emphaty Medan:
Tabel 2 Prasarana Yayasan Emphaty Medan:
Tabel 3 DAFTAR NAMA WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B
Tabel 4 JADWAL BELAJAR
+7

Referensi

Dokumen terkait