• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Retribusi Daerah Dan Ekspor Barang Konsumsi Terhadap Penerimaan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Retribusi Daerah Dan Ekspor Barang Konsumsi Terhadap Penerimaan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI DAERAH DAN EKSPOR

BARANG KONSUMSI TERHADAP PENERIMAAN

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

LELY FITRI HASIBUAN

102407008

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI DAERAH DAN EKSPOR

BARANG KONSUMSI TERHADAP PENERIMAAN

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh

Ahli Madya

LELY FITRI HASIBUAN

102407008

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : Analisis Pengaruh Retribusi Daerah Dan Ekspor

Barang Konsumsi Terhadap Penerimaan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Lely Fitri Hasibuan

Nomor Induk Mahasiswa : 102407008

Program Studi : D3 Statistika

Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara

Diluluskan di Medan, Juli 2013

Disetujui Oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

(4)

PERNYATAAN

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI DAERAH DAN EKSPOR BARANG

KONSUMSI TERHADAP PENERIMAAN PEMERINTAH

PROVINSI SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2013

LELY FITRI HASIBUAN

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha

Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Pengaruh Retribusi Daerah Dan Ekspor

Barang Konsumsi Terhadap Penerimaan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulölö,

M.Si selaku pembimbing dan Ketua Program Studi yang telah meluangkan

waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terimakasih kepada Bapak Drs.

Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku Sekretaris Program Studi D3 Statistika FMIPA

USU, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si. Ph.D dan Ibu Dra. Mardiningsih, M.Si selaku

Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan, Bapak Dr.

Sutarman M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan, seluruh staff dan Dosen

Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan

kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak Alm. Drs. Anwar Bey Hasibuan

dan Ibu Dervina Raya Harahap dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan

dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Daftar Isi iv

Daftar Tabel vi

Daftar Gambar vii

Daftar Lampiran viii

BAB 1. Pendahuluan 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 3

1.3. Batasan Masalah 3

1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 4

1.6. Lokasi Penelitian 5

1.7. Metode Penelitian 5

1.8. Tinjauan Pustaka 6

1.9. Sistematika Penulisan 7

BAB 2. Landasan Teori 10

2.1. Pengertian Regresi 10

2.2. Persamaan Regresi 11

2.3. Regresi Linier Sederhana 12

2.4. Regresi Linier Berganda 12

2.5. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda 14

2.6. Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda 15

2.7. Koefisien Determinasi 17

2.8. Koefisien Korelasi 18

2.9. Uji Regresi Linier Berganda 22

2.10. Uji Koefisien Regresi Berganda 23

BAB 3. Sejarah Singkat Tempat Riset 25

3.1. Sejarah Badan Pusat Statistik 25

3.2. Visi dan Misi 25

3.2.1 Visi 25

3.2.2 Misi 26

(7)

3.4. Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Badan Pusat Statistik 27

3.4.1 Tugas 27

3.4.2 Fungsi 27

3.4.3 Kewenangan 28

3.5. Landasan Hukum 28

3.6 Struktur Organisasi 29

BAB 4. Pengolahan Data 31

4.1. Pengolahan Data 31

4.2. Persamaan Regresi Linier Berganda 34

4.3. Analisis Residu 38

4.4. Koefisien Determinasi 40

4.5. Koefisien Korelasi 41

4.6. Uji Regresi Linier Berganda 43 4.7. Uji Koefisien Regresi Linier Berganda 46

BAB 5. Implementasi Sistem 49

5.1. Pengertian Implementasi Sistem 49

5.2. SPSS Dalam Statistika 49

5.3. Mengaktifkan SPSS 50

5.4. Mengoperasikan SPSS 51

5.5. Input Variabel (Variable View) 51

5.6. Input Data (Data View) 52

5.7. Pengolahan Data dengan Analisis Regresi 53

BAB 6. Kesimpulan Dan Saran 56

6.1. Kesimpulan 56

6.2. Saran 57

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

2.1. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r 21

4.1. Data Retribusi Daerah, Ekspor Barang Konsumsi 32 dan Penerimaan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2001-2011

4.2. Data Yang Telah Disederhanakan 33

4.3. Nilai-Nilai Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda 34

4.4. Penyimpangan Nilai Koefisien 39

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

5.1. Print Screen Tampilan Jendela Start Windows 50

5.2. Tampilan Jendela Awal SPSS 51

5.3. Tampilan Jendela Variable View 52

5.4. Tampilan Jendela Data View 53

5.5. Tampilan Pengolahan Data dengan Regresi Linier 53

5.6. Tampilan Jendela Regresi Linier 54

5.7. Tampilan Jedela Statistik Regresi Linier 54

5.8. Tampilan Jendela Regresi Linier Plot 55

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

lamp

1. Hasil Perhitungan Dari Program SPSS 2. Surat Permohonan Penelitian Tugas Akhir

3. Surat Riset Pengumpulan Data

4. Kartu Bimbingan Tugas Akhir Mahasiswa

5. Surat Keterangan Hasil Uji Program Tugas Akhir

6. Data Sumber Pengolahan

(11)

Kebutuhan masyarakat yang meningkat mendorong pemerintah

daerah untuk mengupayakan peningkatan penerimaan daerah dengan

memberi perhatian pada perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Sumber-sumber PAD adalah hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah,

hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain;

Pendapatan Asli Daerah yang sah. Komponen PAD tersebut secara penuh

dapat digunakan oleh daerah sesuai dengan kebutuhan dan prioritas

daerah, disamping itu memperlihatkan adanya upaya yang dilakukan oleh

pemerintah Propinsi Sumatera Utara dalam menggali sumber-sumber

pendapatan daerah. Hal ini semakin leluasa dilakukan Pemerintah Propinsi

Sumatera Utara setelah diberlakukan otonomi daerah.

Berbagai cara dilakukan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan

pendapatan daerahnya dalam upaya memenuhi kebutuhan belanja

pemerintah daerah bagi pelaksanaan kegiatannya. Pertama, Pemerintah

Daerah dapat memperoleh dana dari sumber-sumber yang dikategorikan

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kedua, memperoleh transfer dana dari

APBN yang dialokasikan dalam bentuk dana perimbangan yang terdiri

dari bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum, dan dana

alokasi khusus. Pengalokasian dana perimbangan ini selain ditujukan

untuk memberikan kepastian sumber pendanaan bagi APBD, juga

bertujuan untuk mengurangi/memperkecil perbedaan kapasitas fiskal antar

(12)

Disamping itu, banyak faktor lain yang juga dapat mempengaruhi

penerimaan pemerintah daerah seperti ekspor hasil kekayaan daerah

seperti ekspor bahan modal, bahan baku, dan barang konsumsi.

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis mengambil judul

tugas akhir yaitu “Analisis Pengaruh Retribusi Daerah dan Ekspor

Barang Konsumsi Terhadap Penerimaan Pemerintah Propinsi

Sumatera Utara”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah penelitian

adalah mencari seberapa besar nilai pengaruh dan mana yang lebih

dominan berpengaruh antara retribusi daerah dan ekspor barang konsumsi

terhadap penerimaan pemerintah Propinsi Sumatera Utara.

1.3Batasan Masalah

Untuk memberikan kejelasan dan memberikan kemudahan penelitian ini

agar tidak jauh menyimpang dari sasaran yang ingin dicapai, penulis hanya

meneliti pengaruh penerimaan pemerintah Propinsi Sumatera Utara

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu retribusi daerah dan ekspor

barang konsumsi. Data kuantitatif yang digunakan adalah data retribusi

daerah, data ekspor barang konsumsi dan data penerimaan pemerintah

(13)

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara

empiris seberapa besar pengaruh retribusi daerah dan ekspor barang

konsumsi terhadap penerimaaan pemerintah Propinsi Sumatera Utara dari

tahun 2001 sampai tahun 2011.

1.5Manfaat Penelitian

Kontribusi yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Kontribusi empiris pada pengaruh retribusi daerah dan ekspor barang

konsumsi terhadap penerimaan pemerintah Propinsi Sumatera Utara.

2. Konstribusi kebijakan untuk memberikan masukan bagi pemerintah

pusat maupun daerah dalam hal penyusunan kebijakan di masa yang

akan datang.

3. Konstribusi teori sebagai bahan referensi dan data tambahan bagi

peneliti-peneliti lainnya yang tertarik pada bidang kajian ini.

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian dan riset data dilakukan di Badan Pusat Statistik Propinsi

(14)

1.7 Metode Penelitian

Metode penelitian yaitu suatu cara yang terdiri dari langkah-langkah atau

urutan kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan

untuk melaksanakan penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari

penelitian itu dapat terwujud.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara sebagai

berikut:

a. Penelitian kepustakaan yaitu metode pengumpulan data untuk

memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan

membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis

yang mendukung penulisan tugas akhir.

b. Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, telah dilakukan oleh

penulis dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kantor

Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara. Data yang

dikumpulkan tersebut kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk

angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas

tentang sekumpulan data tersebut.

1.7 Tinjauan Pustaka

Menyatakan perubahan nilai variabel itu dapat pula disebabkan oleh

berubahnya variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk

(15)

variabel lain diperlukan alat analisis yang memungkinkan untuk membuat

perkiraan nilai variabel tersebut pada nilai tertentu variabel yang

mempengaruhinya (Algifari, 2000).

Dalam ilmu statistika, teknik yang umum digunakan untuk

menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisa regresi.

Model matematis dalam menjelaskan hubungan antara variabel dalam

analisis regresi menggunakan persamaan regresi.

Prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu

persamaan regresi adalah bahwa antara variabel dependen dengan variabel

independen mempunyai sifat hubungan sebab akibat, baik yang didasarkan

pada teori, hasil penelitian sebelumnya, ataupun yang berdasarkan pada

penjelasan logis tertentu.

Bentuk hubungan antara variabel dapat searah atau dapat

berlawanan arah. Hubungan antara variabel searah artinya perubahan nilai

yang satu dengan nilai yang lain searah. Hubungan antara variabel

berlawanan arah artinya perubahan nilai yang satu dengan nilai yang lain

berlawanan arah. (Usman, Husaini, 1995).

Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel

kriterium atau untuk mencari hubungan fungsional dua prediktor atau lebih

dengan variabel kriteriumnya atau untuk meramalkan dua variabel prediktor

atau lebih terhadap variabel kriteriumnya (Sudjana, 2001).

Setelah mengetahui hubungan fungsional antara variabel-variabel

di mana persamaan regresinya telah ditentukan dan telah melakukan

(16)

pengamatan terdiri dari banyak variabel adalah seberapa kuat hubungan

antara variabel-variabel itu. Dengan kata lain perlu ditentukan derajat

hubungan antara variabel-variabel tersebut.

Studi yang membahas derajat hubungan antara variabel-variabel

tersebut dikenal dengan nama analisis korelasi. Ukuran yang dipakai untuk

mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien

korelasi (Iswardono, 1981).

Jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan di

dalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut

mempunyai korelasi yang positip. Tetapi jika kenaikan di dalam suatu

variabel diikuti oleh penurunan di dalam variabel lain, maka dapat dikatakan

bahwa variabel tersebut mempunyai korelasi yang negatip. Dan jika tidak

ada perubahan pada variabel walaupun variabel lainnya berubah maka

dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran

dalam tugas akhir ini. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis membagi

enam bab di mana masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab. Adapun

sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metode

(17)

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang pengertian regresi, regresi

linier berganda, uji regresi linier berganda dan korelasi

regresi linier ganda serta uji koefisien regresi linier

berganda.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Bab ini menjelaskan tentang sejarah, visi, misi,

kedudukan, tugas, fungsi dan struktur organisasi Badan

Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara.

BAB 4 : PENGOLAHAN DATA

Bab ini menguraikan pengolahan data dengan

menggunakan metode analisis regresi linier berganda,

korelasi ganda, dan pengujian koefisien regresi linier

berganda.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang program atau software yang

digunakan untuk mengolah/menganalisis data. Penulis

menggunakan program SPSS (Statistic Product and

Service Solution).

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan

kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran penulis

(18)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Regresi

Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan untuk

mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang

berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada

tahun 1877, sehubungan dengan penelitiannya terhadap tinggi manusia, yaitu

antara tinggi anak dan tinggi orang tuanya. Dalam penelitiannya, Galton

menemukan bahwa tinggi anak dan tinggi orang tuanya cenderung meningkat atau

menurun dari berat rata-rata populasi. Garis yang menunjukkan hubungan tersebut

disebut garis regresi.

Analisis regresi lebih akurat dalam melakukan analisis korelasi, karena

pada analisis itu kesulitan dalam menunjukkan slop (tingkat perubahan suatu

variabel terhadap variabel lainnya dapat ditentukan). Jadi dengan analisis regresi,

peramalan atau perkiraan nilai variabel terikat pada nilai variabel bebas lebih

akurat pula. Karena merupakan suatu prediksi, maka nilai prediksi tidak selalu

tepat dengan nilai riilnya, semakin kecil tingkat penyimpangan antara nilai

prediksi dengan nilai riilnya, maka semakin tepat persamaan regresi yang

(19)

Dapat disimpulkan bahwa analisis regresi adalah metode statistika yang

digunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk hubungan antara

variabel-variabel, dengan tujuan pokok dalam penggunaan metode ini adalah untuk

meramalkan atau memperkirakan nilai dari suatu variabel lain yang diketahui.

2.2 Persamaan Regresi

Persamaan Regresi (regression equation) adalah suatu persamaan matematis yang

mendefenisikan hubungan antara dua variabel. Persamaan regresi yang digunakan

untuk membuat taksiran mengenai variabel dependen disebut persamaan regresi

estimasi, yaitu suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan

antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui dengan satu

variabel yang nilainya belum diketahui.

Sifat hubungan antar variabel dalam persamaan regresi merupakan

hubungan sebab akibat (causal relationship). Oleh karena itu, sebelum

menggunakan persamaan regresi dalam mejelaskan hubungan antara dua atau

lebih variabel, maka perlu diyakini terlebih dahulu bahwa secara teoritis atau

perkiraan sebelumnya, dua atau lebih variabel tersebut memiliki hubungan sebab

akibat. Variabel yang nilainya akan mempengaruhi nilai variabel lain disebut

dengan variabel bebas (independent variabel), sedangkan variabel yang nilainya

(20)

Ada dua jenis Persamaan Regresi Linier, yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Regresi Sederhana (simple analisis regresi)

2. Analisis Regresi Berganda (multiple analisis regresi)

2.3 Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan suatu proses untuk mendapatkan hubungan

matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal

dengan variabel bebas tunggal atau dengan kata lain, regresi linier yang hanya

melibatkan satu peubah bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas

Y. Bentuk umum model regresi linier sederhana yaitu:

Y= (2.1)

Di mana : = variabel tak bebas (dependen) = parameter intersep

= koefisien regresi (slop) = variabel bebas (independen) = kesalahan penduga

2.4 Regresi Linier Berganda

Disamping hubungan linier dua variabel, hubungan linier lebih dari dua variabel

dapat juga terjadi. Pada hubungan ini, perubahan satu variabel dipengaruhi oleh

lebih dari satu variabel lain. Maka regresi linier berganda adalah analisis regresi

yang menjelaskan hubungan antara peubah respon (variable dependent) dengan

faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu predaktor (variable

(21)

Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas

hubungan antara dua variabel atau lebih dan memuat prediksi/perkiraan nilai Y

atas nilai X. Bentuk umum persamaan regresi linier berganda yang mencakup dua

atau lebih variabel, yaitu :

Y= (2.2)

Model di atas merupakan model regresi untuk populasi, sedangkan

apabila hanya menarik sebagian berupa sampel dari populasi secara acak dan tidak

mengetahui regresi populasi untuk keperluan analisis, variabel bebas akan

dinyatakan dengan sedangkan variabel tidak bebas

dinyatakan dengan Y.

= (2.3)

Di mana :

Λ

Y

= variabel tidak bebas (dependent)

= Koefisien regresi

= variabel bebas (independent) e = kesalahan pengganggu

2.5 Uji Persyaratan Regresi Linier Berganda

Beberapa hal lain yang penting juga untuk dipahami dalam penggunaan analisis

regresi linier ganda yaitu perlunya melakukan uji asumsi klasik atau uji

persyaratan analisis regresi ganda sehingga persamaan garis regresi yang

diperoleh benar-benar dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen

atau kriterium. Uji persyaratan tersebut harus terpenuhi, apabila tidak maka akan

(22)

Sebelum masuk pada uji persyaratan perlu dipahami bahwa statistik

sebagai alat analisis dikelompokkan menjadi dua bagian yang berbeda, yaitu

kelompok statistik parametrik dan statistik parametrik. Pada statistik

non-parametrik tidak memerlukan persyaratan tertentu sedangkan pada statistik

parametrik memerlukan persyaratan yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, dalam

uji persyaratan regresi linier ganda yang harus dilakukan pada dasarnya juga

dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu uji persyaratan untuk masuk ke statistik

parametrik dan uji persyaratan untuk menggunakan regresi linier ganda.

Uji asumsi klasik yang secara minimal perlu dilakukan oleh penulis

menggunakan regresi linier ganda sebagai alat analisis yaitu berupa:

1. Uji persyaratan untuk statistik parametrik, yang berupa:

a. Uji normalitas

b. Uji homogenitas

2. Uji Persyaratan untuk regresi linier ganda, yang terdiri atas:

a. Uji linieritas garis regresi

b. Tidak terdapat saling hubungan antara variabel bebas (uji

multikolinieritas)

c. Tidak terdapat autokorelasi antar data pengamatan

(23)

2.6 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda

Dalam regresi linier berganda variabel tak bebas (Y), tergantung kepada dua atau

lebih variabel bebas (X). Bentuk persamaan regresi linier berganda yang

mencakup dua atau lebih variabel, yaitu :

+

Di mana:

Y = Variabel terikat (dependen)

= koefisien regresi

= Variabel bebas (independen)

e = kesalahan pengganggu (disturbance terma),

artinya nilai- nilai dari variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam persamaan. Nilai ini biasanya

tidak dihiraukan dalam perhitungan.

Untuk hal ini, penulis menggunakan regresi linier berganda dengan tiga

variabel, yaitu satu variabel tak bebas (dependent variable) dan dua variabel bebas

(independent variable). Bentuk umum persamaan regresi linier berganda tersebut

yaitu :

+ (2.5)

Nilai dari koefisien dapat ditentukan dengan metode kuadrat

terkecil (least squared) seperti berikut ini:

!

(24)

# $

Harga-harga yang telah didapat kemudian disubstitusikan ke

dalam persamaan (2.5) sehingga diperoleh model regresi linier berganda Y atas

dan Dalam persamaan model regresi linier yang diperoleh, maka antara nilai Y

dan akan menimbulkan perbedaan hasil yang sering disebut sebagai kekeliruan.

Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan

standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi

menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel

tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi,

makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan

nilai variabel tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai

kesalahan standar estimasi, makin rendah ketepatan persamaan estimasi yang

dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas sesungguhnya. Kesalahan

standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus:

%& '# (

Di mana: %& = Kesalahan baku Yi = nilai data sebenarnya

Λ

i

Y

= nilai taksiran

n = banyak ukuran sampel

(25)

2.7 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk

mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien

determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Koefisien determinasi yang

dinyatakan dengan ) untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam

variabel tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh

variabel-variabel bebas (X) yang ada dalam model persamaan regresi linier berganda

secara bersama-sama. Maka * akan ditetukan dengan rumus, yaitu:

R2 = 2

y

JK

reg

(2.10)

Dengan:

+,-./ 0 0 0

Harga ) yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi

yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja

(26)

2.8 Koefisien Korelasi

Setelah mengetahui hubungan fungsional antara variabel-variabel di mana

persamaan regresinya telah ditentukan dan telah melakukan pengujian maka

persoalan berikutnya yang perlu dirasakan yaitu, jika data hasil pengamatan terdiri

dari banyak variabel adalah seberapa kuat hubungan antara variabel-variabel itu.

Dengan kata lain perlu ditentukan derajat hubungan antara variabel-variabel

tersebut.

Studi yang membahas derajat hubungan antara variabel-variabel tersebut

dikenal dengan nama analisis korelasi. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui

derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi.

Besarnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yag lain dinyatakan

dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan “r” yang besarnya adalah akar

koefisien determinasi. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

r = 1* (2.12)

Koefisien korelasi (r) dapat digunakan untuk:

1. Mengetahui keeratan hubungan (korelasi linier) antara dua variabel.

2. Mengetahui arah hubungan antara dua variabel.

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dengan

menggunakan koefisien korelasi adalah dengan menggunakan nilai absolut dari

koefisien tersebut. Besarnya koefisien korelasi (r) antara dua variabel adalah nol

sampai dengan 1. Apabila dua buah variabel mempunyai nilai r = 0, berarti antara

(27)

mempunyai r = 2 1, maka dua buah variabel tersebut mempunyai hubungan yang sempurna.

Semakin tinggi nilai koefisien korelasi antara dua buah variabel (semakin

mendekati 1), maka tingkat keeratan hubungan antara dua variabel tersebut

semakin tinggi. Dan sebaliknya semakin rendah koefisien korelasi antara dua buah

variabel (semakin mendekati 0), maka tingkat keeratan hubungan antara dua

variabel tersebut semakin lemah. Hubungan antar variabel dapat dikelompokkan

menjadi 3 jenis hubungan sebagai berikut :

1. Korelasi Positif

Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu

diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama (berbanding

lurus). Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan

peningkatan variabel lain.

2. Korelasi Negatif

Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti

dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan (berbanding

terbalik). Artinya apabila variabel yag satu meningkat, maka akan diikuti dengan

(28)

3. Korelasi Nihil

Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti

perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak), artinya

apabila variabel yang satu meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan pada

variabel yang lain dan kadang diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain.

Selain diturunkan dari koefisien determinasi (3 ), koefisien korelasi (r) dapat pula ditentukan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:

4&56

#

7 # # 8

Di mana:

4&56 = koefisien korelasi antara Y dan X

= Variabel bebas (independen)

Y = Variabel terikat (dependen)

Untuk mencari korelasi antara variabel Y terhadap atay

4& dapat dicari dengan rumus:

4& =

(

)(

)

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

i i i i i i i i

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

(2.14)

Jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan variabel

lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasi

yang positif. Tetapi jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti oleh penurunan

di dalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut mempunyai

korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel walaupun

variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedaua variabel tersebut tidak

(29)

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

R Interpretasi

0

0,01 – 0,20

0,21 – 0,40

0,41 – 0,60

0,61 – 0,80

0,81 – 0,99

1 Tidak berkorelasi Sangat rendah Rendah Agak rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi

2.9 Uji Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis bagi koefisien-koefisien regresi linier berganda dapat

dilakukan secara serentak atau keseluruhan. Pengujian regresi linier perlu

dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersamaan

memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas. Langkah-langkah pengujiannya

adalah sebagai berikut:

1. Menentukan formulasi hipotesis

9 : : = : = : = ... = :; = 0 (< < <;=>?@A BCBDCEF@3GH> I

9 : minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol

atau mempengaruhi Y.

2. Penentuan nilai kritis. Nilai kritis dalam pengujian hipotesis terhadap

(30)

normal dengan memperhatikan tingkat signifikan (J dan banyaknya sampel digunakan serta nilai KLMNOP dengan derajat kebebasan Q = k dan Q = n-k-1

3. Menentukan kriteria pengujian

R diterima bila KSTLUVW XKLMNOP

R ditolak bila KSTLUVW YKLMNOP

4. Menentukan nilai statistik F dengan rumus :

K Z[ Z[\OW]A

\O^] E A _

Di mana:

+,-./ = jumlah kuadrat regresi

+,-.` = jumlah kuadrat residu (sisa)

# = derajat kebebasan

+,-./ 0 0

+,-.`

5. Membuat kesimpulan apakah 9 diterima atau ditolak.

2.10 Uji Koefisien Regresi Berganda

Keberartian adanya variabel-variabel bebas dalam regresi linier berganda perlu

(31)

tak bebas. Dan cara yang tepat untuk mengujinya adalah dengan menggunakan uji

statistik t (student).

Dimisalkan populasi mempunyai model regresi berganda sebagai berikut :

a& 5 + + + ... +

Yang akan ditaksir oleh regresi berbentuk : = + + + ... +

. Adanya kriteria bahwa variabel-variabel tersebut memberikan pengaruh

yang berarti atau tidak terhadap variabel tak bebas akan diuji hipotesis 9 melawan hipotesis tandingan 9 dalam bentuk:

9 = :T = 0 i = 1, 2, ... , k

9 = :Tb 0 i = 1, 2, ... , k

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan kekeliruan baku taksiran

%& . Jadi untuk melihat kekeliruan baku dari koefisien adalah :

% ' %&

c *c !

Di mana:

%& '#

0 c c

4c # c c

d # # c c

Kemudian dicari perhitungan statistik t yaitu:

e %

(32)

Dari tabel distribusi t-student serta dk = (n-k-1), =LMNOP = = Vg;g6

h , di mana kriteria

pengujian diperoleh:

9 : ditolak jika =T Y =LMNOP

(33)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1Sejarah Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah lembaga negara non departemen. BPS

melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian,

agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan,

pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal di atas BPS juga bertugas untuk

melaksanakan koordinasi dilapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik

dipusat maupun di daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang

serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan

definisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran lainnya.

3.2Visi dan Misi

3.2.1 Visi

Visi dari Badan Pusat Statistik adalah pelopor data statistik terpercaya untuk

(34)

3.2.2 Misi

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik

untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.

2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung

pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan

Indonesia.

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi,

pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap

penyelenggaraan statistik.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik

yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem

Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.

3.3 Kedudukan

BPS Propinsi Sumatera Utara adalah Perwakilan Badan Pusat Statistik RI di

Propinsi Sumatera Utara yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

(35)

3.4 Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Badan Pusat Statistik

Tugas, fungsi, dan kewenangan BPS telah menetapkan dalam Keputusan Presiden

RI (Keppres) Nomor 103 Tahun 2001. Dalam menjalankan tugas, fungsi, dan

kewenangannya seperti tercantum di bawah ini. BPS juga dibatasi oleh 10 prinsip

etika perstatistikaan yang tercantum dalam United Nations Fundamental

principles of Official Statistics.

3.4.1 Tugas

Tugas BPS Propinsi Sumatera Utara adalah melaksanakan penyelenggaraan

statistik dasar di Propinsi Sumatera Utara sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

3.4.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan

fungsi:

1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan dibidang statistik.

2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.

3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.

4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah dibidang

kegiatan statistik; dan

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang

(36)

keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah

tangga.

3.4.3 Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS mempunyai

kewenangan:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya

2. Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secara

makro

3. Penetapan sistem informasi dibidangnya

4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional

5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, yaitu:

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu dibidang kegiatan

statistik

2. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral

3.5 Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik menjamin

kepastian hukum bagi penyelenggara dan pengguna statistik baik

pemerintah maupun masyarakat. Dengan adanya Undang-Undang Statistik

ini maka kepentingan masyarakat pengguna statistik akan terjamin

(37)

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Statistik yang mengamanatkan bahwa BPS berkewajiban

menyelenggarakan kegiatan statistik dasar.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata

Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang menetapkan kedudukan

BPS sebagai lembaga pemerintah non departemen yang mempunyai tugas

menyelenggarakan kegiatan statistik dasar.

4. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah.

3.6 Struktur Organisasi

Bentuk strukur organisasi yang diterapkan Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi

Sumatera Utara adalah : Struktur Organisasi Garis (Line) dan staf. Wewenang

mengenai tugas dan tanggung jawab perusahaan dipegang sepenuhnya oleh

pejabat pimpinan (Kepala Kantor). Selanjutnya mengenai urusan–urusan dalam

fungsi organisasi atau perusahaan, pimpinan berwenang kepada pejabat staf

(Kepala Bagian) yang memberikan bahan masukan kepada pimpinan dalam

pengambilan keputusan dan tidak berwenang memberikan perintah kepada

pegawai yang ada dalam organisasi walaupun seorang pegawai termasuk ke dalam

satuan organisasi yang dipimpin oleh seorang pejabat lain. Berikut bagan struktur

(38)
(39)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Data dan Pembahasan

Data merupakan alat untuk mengambil suatu keputusan atau untuk memecahkan

suatu persoalan. Keputusan yang baik dapat dihasilkan jika pengambilan

keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik. Salah satu kegunaan dari data

adalah untuk memperoleh dan mengetahui gambaran tentang suatu

keadaan/permasalahan.

Untuk membahas dan memecahkan masalah tentang pengaruh

retribusi daerah dan ekspor barang konsumsi terhadap penerimaan pemerintah

Propinsi Sumatera Utara seperti yang diuraikan sebelumnya, penulis

mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang

dikumpulkan adalah data mengenai retribusi daerah, ekspor barang konsumsi dan

penerimaan pemerintah Propinsi Sumatera Utara dari tahun 2001 sampai tahun

(40)
[image:40.612.117.527.128.501.2]

Tabel 4.1 Data Retribusi Daerah, Ekspor Barang Konsumsi dan

Penerimaan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2001-2011

Tahun

Penerimaan Pemerintah

(Rp)

Retribusi Daerah

(Rp)

Ekspor Barang Konsumsi

(Ton)

2001 1.066.803.843 15.448.298 1.611.907

2002 1.179.912.701 7.127.396 1.598.623

2003 1.571.972.617 16.928.483 1.282.394

2004 1.882.698.582 23.756.055 2.018.135

2005 1.742.474.554 19.101.900 2.054.518

2006 2.517.402.983 11.714.728 2.083.985

2007 2.975.150.652 13.611.811 1.887.940

2008 3.620.112.147 29.409.174 2.099.783

2009 3.823.149.652 29.456.736 1.964.783

2010 4.232.169.601 35.813.385 1.913.848

2011 5.363.366.624 31.297.594 2.058.333

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada sebuah variabel dependen dan

dua buah variabel independen yang mempunyai nilai cukup besar dengan satuan

Rupiah dan Ton. Penulis menyederhanakan nilai-nilai tersebut ke dalam bentuk

(41)
[image:41.612.136.530.126.479.2]

Tabel 4.2 Data Yang Telah Disederhanakan

Tahun Penerimaan Pemerintah (Rp)

Retribusi Daerah (Rp)

Ekspor Barang Konsumsi (Ton)

2001 1.066,804 15,448 1,612

2002 1.179,913 7,127 1,599

2003 1.571,973 16,929 1,282

2004 1.882,700 23,756 2,018

2005 1.742,475 19,102 2,055

2006 2.517,403 11,715 2,084

2007 2.975,151 13,612 1,888

2008 3.620,112 29,409 2,100

2009 3.823,150 29,457 1,965

2010 4.232,170 35,813 1,914

2011 5.363,367 31,298 2,058

Keterangan:

Penerimaan Pemerintah (Rupiah) = Y

Retribusi Daerah (Rupiah) =

(42)

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda

Untuk mencari persamaan regresi linier berganda, terlebih dahulu dihitung

koefisien-koefisien regresinya dengan mencari penggandaan suatu variabel

dengan variabel lainnya. Dengan koefisien-koefisien yang didapat dari

perhitungan-perhitungan yang ada, maka dapat ditentukan untuk mencari

persamaan regresi linier bergandanya. Adapun nilai-nilai koefisiennya adalah

[image:42.612.134.532.283.654.2]

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Nilai-Nilai Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda

Tahun Y

2001 1.066,804 15,448 1,612 24,902 16.479,988

2002 1.179,913 7,127 1,599 11,396 8.409,240

2003 1.571,973 16,929 1,282 21,703 26.611,931

2004 1.882,700 23,756 2,018 47,940 44.725,421

2005 1.742,475 19,102 2,055 39,255 33.284,757

2006 2.517,403 11,715 2,084 24,414 29.491,376

2007 2.975,151 13,612 1,888 25,699 40.497,755

2008 3.620,112 29,409 2,100 61,759 106.463,874

2009 3.823,150 29,457 1,965 57,883 112.618,530

2010 4.232,170 35,813 1,914 68,546 151.566,704

2011 5.363,367 31,298 2,058 64,411 167.862,660

(43)

Sambungan Tabel 4.3

Tahun

2001

1.719,688 238,641 2,599 1.138.070,774

2002

1.886,681 50,794 2,557 1.392.194,688

2003

2.015,269 286,591 1,644 2.471.099,113

2004

3.799,289 564,348 4,072 3.544.559,290

2005

3.580,786 364,886 4,223 3.036.219,126

2006

5.246,268 137,241 4,343 6.337.317,864

2007

5.617,085 185,287 3,565 8.851.523,473

2008

7.602,235 864,889 4,410 13.105.210,893

2009

7.512,490 867,715 3,861 14.616.475,923

2010

8.100,373 1.282,571 3,663 17.911.262,909

2011

11.037,809 979,565 4,235 28.765.705,577

Total 58.117,974 5.822,527 39,172 101.169.639,628

Dari tabel di atas maka diperoleh:

n = 11 = 738.012,237

= 29.975,218 = 58.117,974

= 233,666 = 5.822,527

= 20,575 = 39,172

(44)

Persamaan regresi linier bergandanya adalah:

+ (4.1)

Nilai-nilai a, , ?@E dapat ditentukan dengan rumus metode kuadrat terkecil (least squared) sebagai berikut:

8

#

Di mana:

0 0 # _

_ $ _ " j 88 !!! $_$ (k(

0 0 # !

8( " j k _"_ k !$"

0 0 # "

" (k$ j 88 !!! k _"_ k $ !

0 0 # $

(45)

0 0 # (

_$ " (" j k _"_ ( ("_ $

= 2.050,691

0 0 j # k

k !( !8( ! $ j ( ("_ $

= 19.486.576,524

Dapat diperoleh:

k !$" k !" "_! k_k !( k $ ! $_$ (k( k !$" k $ !

" 8 ( _8 " 8_

100,188

$_$ (k( k_k !( k !" "_! k $ !

$_$ (k( k !$" k $ ! !!8 kk! $"

(46)

#

( ("_ $ kk $$ 88 !!! k "$ k _"_

(" _8

2.027,048

Dengan demikian, diperoleh persamaan regresi linier berganda atas

?@E atas Y adalah:

+

lm n onp oqr soo srr ts + 1.402,781 tn

Dengan menggunakan SPSS perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada

lampiran 1.

4.3 Analisis Residu

Dengan didapat persamaan regresi linier bergandanya, maka untuk

mengetahui seberapa besar diperkirakan penyimpangan tingkat penerimaan

pemerintah Propinsi Sumatera Utara, maka dapat dihitung dengan mencari

(47)
[image:47.612.131.529.80.495.2]

Tabel 4.4 Penyimpangan Nilai Koefisien

Tahun Y Y I

2001 1.066,804 1.781,939196 -715,135 511.418,349

2002 1.179,913 930,038695 249,874 62.437,168

2003 1.571,973 1.467,399894 104,573 10.935,534

2004 1.882,700 3.183,830186 -1.301,130 1.692.939,761

2005 1.742,475 2.769,458131 -1.026,983 1.054.694,351

2006 2.517,403 2.070,050024 447,353 200.124,685

2007 2.975,151 1.985,161584 989,989 980.079,044

2008 3.620,112 3.865,220992 -245,109 60.078,418

2009 3.823,150 3.680,654581 142,495 20.304,944

2010 4.232,170 4.245,907678 -13,738 188,724

2011 5.363,367 3.995,559322 1.367,808 1.870.897,844

Total 29.975,218 29.975,22028 -0,002 6.464.098,823

Sehingga kesalahan bakunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

%& '#

Dengan:

= 6.464.098,823

n = 11

(48)

Diperoleh:

%& '#

'! ! k($ $ 8

$($ $(_

Dengan penyimpangan nilai yang didapat, ini berarti bahwa rata-rata tingkat

penerimaan pemerintah Propinsi Sumatera Utara yang sebenarnya akan

menyimpang dari rata-rata tingkat penerimaan pemerintah yang diperkirakan

adalah sebesar 898,895 (perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 1).

4.4 Koefisien Determinasi

Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh retribusi daerah dan

ekspor barang konsumsi terhadap penerimaan pemerintah Propinsi Sumatera

Utara, maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

* +,-./ 8

Dengan:

+,-./ 0 0

kk $$ k !" "_! k8 8$ k_k !(

= 10.145.813,938128 + 2.877.902,836962 = 13.023.716,77509

(49)

Sehingga diperoleh:

* 8 k 8 " ! ""_k(( $! _"! _

* k !!$

* 7k !!$

* k $ "

Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien determinasi (* ) sebesar 0,668 berarti sekitar 66,8% tingkat penerimaan pemerintah Propinsi Sumatera Utara

dipengaruhi oleh retribusi daerah dan ekspor barang konsumsi.

Dengan mencari akar dari koefisien determinasi, maka didapat koefisien

korelasinya (R) sebesar 0,817 (perhitungan dapat dilihat pada output SPSS di

lampiran 1).

4.5 Koefisien Korelasi

Untuk mengukur besar pengaruh variabel terikat (dependen) terhadap variabel

bebas (independen), dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasinya, yaitu:

1. Koefisien korelasi antara Y (penerimaan pemerintah) dengan (retribusi

daerah).

4&56

#

7 # # _

"8$ k 8" ( ("_ $ 88 !!!

7u v k !( !8( ! $ ( ("_ $ w u v _ $ _ " 88 !!! w $ $ 8 !k" " kk $( $( $$

7 $!! k8_ (k$ $($ _ 8 !( "_ ! k " "(" _ _(( "((__! 8 ( _ 8 "$

(50)

8 ( _ 8 "$ 8 k(_ 8(8 k "$8

Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara Y

(penerimaan pemerintah) dengan (retribusi daerah), artinya jika semakin

meningkat retribusi daerah maka akan semakin meningkat pula penerimaan

pemerintah dan sebaliknya jika semakin menurun retribusi daerah maka akan

semakin menurun juga penerimaan pemerintah dengan hubungan antara Y dan

tergolong kuat dengan nilai r yang tinggi sebesar 0,783.

2. Koefisien korelasi antara Y (penerimaan pemerintah) dengan (ekspor

barang konsumsi).

4&5x

#

7 # # !

_$ " (" ( ("_ $ k _"_

7u v k !( !8( ! $ ( ("_ $ wu v 8( " k _"_ w !8( (" " ! ! " k k8_

7 $!! k8_ (k$ $($ _ 8 !( "_ 8k $( 8 88 __" !k8!_

7 8_ 8 "!k "! " _! __" !k8!_

k _$ 8 k _!k

Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara Y

(penerimaan pemerintah) dengan (ekspor barang konsumsi), artinya jika

semakin tinggi ekspor barang konsumsi maka akan semakin meningkat pula

(51)

ekspor barang konsumsi menurun maka penerimaan pemerintah akan menurun

juga dengan korelasi yang tergolong sedikit rendah dengan nilai r sebesar

0,560.

4.6 Uji Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis bagi koefisien-koefisien regresi linier berganda dapat

dilakukan secara serentak atau keseluruhan. Pengujian regresi linier perlu

dilakukan untuk mengetahui apakah retribusi daerah dan ekspor barang konsumsi

memiliki pengaruh terhadap penerimaan pemerintah Propinsi Sumatera Utara.

Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

1. Menentukan formulasi hipotesis

9 y : : k

Artinya (retribusi daerah) dan (ekspor) tidak mempengaruhi tingkat

penerimaan pemerintah Propinsi Sumatera Utara.

9 : : b : b k

Artinya minimal ada parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol

atau mempunyai pengaruh terhadap tingkat penerimaan pemerintah Propinsi

(52)

2. Menentukan taraf nyata z dan nilai KLMNOP dengan derajat kebebasan { = k dan

{ = n-k-1.

dengan :

z = 0,05

{ = 2

{ = n-k-1 = 11-2-1 = 8

Maka diperoleh KLMNOP sebesar 4,46.

3. Menentukan kriteria pengujian

9 diterima jika KSTLUVWX KLMNOP

9 ditolak jika KSTLUVW Y KLMNOP

4. Menentukan nilai statistik F dengan rumus:

K Z[ Z[\OW]A

\O^] E A "

Dengan:

+,-./ = jumlah kuadrat regresi

+,-.` = jumlah kuadrat residu (sisa)

# = derajat kebebasan

+,-./ 0 0

kk $$ k !" "_! k8 8$ k_k !(

(53)

+,-.` 6.464.098,823

Maka diperoleh:

| +, +,-./]

-.`] #

8 k 8 " ! ""_k(]

! ! k($ $ 8]

! _ _ (

! ! k($ $ 8 $]

! _ _ (

$k$ k 8_ $"_ $ k_$

Dapat dilihat nilai KSTLUVW = 8,058 Y KLMNOP = 4,46. Artinya R ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa minimal ada parameter koefisien regresi yang tidak

sama dengan nol atau retribusi daerah dan ekspor barang konsumsi mempunyai

pengaruh terhadap penerimaan pemerintah Propinsi Sumatera Utara (perhitungan

dapat diperoleh dengan mengguakan SPSS dengan output pada lampiran 1).

4.7 Uji Koefisien Linier Regresi Berganda

Keberartian adanya variabel-variabel bebas dalam regresi linier ganda perlu diuji

untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh yang diberikan pada variabel tak

bebas. Dan cara yang tepat untuk mengujinya adalah dengan menggunakan uji

statistik t (student).

(54)

4 #

7 # # $

4 " (k$ 88 !!! k _"_

7u v _ $ _ " 88 !!! wu v 8( " k _"_ w

4 ( ! ($$ $k" !""(_

7 ! k " "(" _ _(( "((! 8k $( 8 88

4 ( 8 kk_

7 ( " ((" " _!

4 ( 8 kk_!" "!

4 k !

4 k ($( !

%& = ($($ $(_ = 808.012,221 (Nilai tersebut di dapat dari rumus 4.12)

c c = 858,909

c c k !$"

[image:54.612.130.501.438.678.2]

Nilai di atas diperoleh dari tabel 4.5 berikut

Tabel 4.5 Perhitungan Jumlah Kuadrat

Tahun c c c c

(55)

Maka diperoleh:

%f ' %&

c 4

' $_$ (k($k$ k k ($( !

'$k$ k 8_8 !$$ k_$

8 !(

%f ' %&

c 4

' k !$"$k$ k k ($( !

'$k$ k 8_8k __k8 _

!$(

e %

f

kk $$

8 !( ( 8!

e %f k "$!$( _$

Dari tabel distribusi t dengan dk = Q # $ dan J k k_ maka dapat dilihat bahwa =LMNOP = 2,31.

Maka dari perhitungan =STLUVW di atas diperoleh:

= Y =LMNOP maka 9 ditolak

(56)

Dari kedua koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel

(retribusi daerah) memiliki pengaruh yang berarti atau signifikan terhadap

persamaan regresi yang ditentukan, sedangkan variabel (ekspor barang

konsumsi) tidak memiliki pengaruh yang berarti atau signifikan terhadap Y

(penerimaan pemerintah). Perhitungan ini dapat dilihat dengan menggunakan

(57)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem merupakan prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan

desain sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal dan memulai

sistem baru atau sistem yang diperbaiki.

Tahapan implementasi sistem merupakan tahapan-tahapan penerapan

hasil desain tertulis ke dalam programming. Dalam pengolahan data dalam hal ini

menggunakan software SPSS 17.0 for windows sebagai implementasi sistem

dalam memperoleh hasil perhitungan.

5.2 SPSS dalam Statistika

SPSS (Statistic Package for Service Solution) merupakan salah satu paket

program komputer yang digunakan dalam mengolah data statistik. SPSS

merupakan software yang paling populer, dan banyak digunakan sebagai alat

bantu dalam berbagai riset. SPSS pertama kali diperkenalkan oleh tiga mahasiswa

Standford University pada tahun 1968. SPSS sebelumnya dirancang untuk

(58)

singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences. Namun, dalam

perkembangan selanjutnya penggunaan SPSS diperluas untuk berbagai jenis user,

sehingga SPSS yang sebelumnya disingkat dari Statistical Package for the Social

Sciences berubah menjadi Statistical Product and Service Solutions. Penggunaan

SPSS dimaksudkan untuk melakukan analisis dengan praktis, cepat dan akurat.

5.3Mengaktifkan SPSS

Harus dipastikan terlebih dahulu bahwa SPSS telah terinstal pada komputer. Jika

pada menu pilihan windows sudah tersedia SPSS, maka SPSS dapat dibuka

dengan cara memilih menu start kemudian klik SPSS 17.0, seperti gambar

[image:58.612.233.444.388.658.2]

berikut.

(59)

5.4 Mengoperasikan SPSS

Setelah mengklik pilihan SPSS Statistics 17.0, maka akan muncul tampilan

[image:59.612.214.466.170.329.2]

jendela seperti gambar 5.2 berikut ini:

Gambar 5.2 Tampilan Jendela Awal SPSS

5.5 Input Variabel (Variable View)

Setelah jendela Variable View terbuka, maka lakukan pengisian variabel-variabel

yang akan dianalisis seperti berikut:

a. Name : digunakan untuk memberikan nama

variabel

b. Type : digunakan untuk menentukan tipe data

c. Width : digunakan untuk menentukan lebar kolom

d. Decimals : digunakan untuk memberikan nilai desimal

e. Label : digunakan untuk memberi nama variabel

f. Value : digunakan untuk menjelaskan nilai data

pada kolom

g. Missing : digunakan untuk menentukan data yang

(60)

h. Columns : digunakan menentukan lebar kolom

i. Align : digunakan untuk menentukan rata kanan,

kiri, atau tengah

j. Measure : digunakan untuk menentukan tipe atau

ukuran data, yaitu nominal, ordinal atau

[image:60.612.195.484.246.355.2]

skala.

Gambar 5.3 Tampilan Jendela Variable View

5.6Input Data (Data View)

Setelah selesai mengisi Variable View, klik pilihan Data View dan masukkan data

berdasarkan jenis variabel yang telah didefinisikan terlebih dahulu pada Variable

[image:60.612.216.465.542.686.2]

View.

(61)

5.7 Pengolahan Data dengan Analisis Regresi

Pada layar kerja Data View, klik Analyze yang terdapat pada menu kemudian pilih

[image:61.612.219.461.196.432.2]

Regression dan klik Linier, seperti gambar 5.5 dibawah ini:

Gambar 5.5 Tampilan Pengolahan Data dengan Regresi Linier

Kemudian dilanjutkan untuk melengkapi jendela-jendela Linier

Regression. Pada kotak dependen isikan variabel Y (Penerimaan Pemerintah)

sedangkan pada kotak independen isikan dengan variabel (Retribusi Daerah)

dan (Ekspor Barang Konsumsi). Pilih Methode: Enter, seperti pada gambar 5.6

(62)
[image:62.612.217.460.78.255.2]

Gambar 5.6 Tampilan Jendela Regresi Linier

Kemudian klik Statistics dan pilih Estimates, Durbin Watson,

Descriptive, dan Collinierity Diagnostics, lalu klik continue, seperti gambar 5.7

berikut ini:

Gambar 5.7 Tampilan Jendela Statistik Regresi Linier

Kemudian dilanjutkan dengan memilih Plots, maka pada layar akan

tampak tampilan Windows Linier Regression: Plots. Masukkan variabel

SDRESID pada kotak pilihan Y, dan masukkan variabel ZPRED pada kotak

pilihan X. Pada kolom Standarized Residual Plots pilih Histogram dan Normal

[image:62.612.265.413.383.532.2]
(63)
[image:63.612.214.467.78.232.2]

Gambar 5.8 Tampilan Jendela Regresi Linier Plot

Dilanjutkan klik Save dan pilih Residual Standardized dan terakhir klik

OK, seperti gambar 5.9 di bawah ini:

[image:63.612.242.437.328.521.2]
(64)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Persamaan regresi linier berganda yang diperoleh adalah: Im k $ k $

kk $$ < + 1402,781 < . Atau dengan kata lain, Penerimaan Pemerintah

2.028,048 + 100,188 Retribusi Daerah + 1.402,781 Ekspor Barang

Konsumsi.

2. Dari hasil analisis didapat antara Y (penerimaan pemerintah) dengan < (Retribusi Daerah) memiliki korelasi yang kuat sebesar 0,783. Sedangkan

korelasi antara Y (peerimaan pemerintah) dengan < (Ekspor Barang Konsumsi) sedikit lemah dengan nilai 0,560.

3. Koefisien determinasi () ) sebesar 0,668 berarti sekitar 66,8% tingkat penerimaan pemerintah Propinsi Sumatera Utara dipengaruhi oleh retribusi

daerah dan ekspor barang konsumsi dan 33,2% dipengaruhi oleh faktor lain.

(65)

dan ekspor barang konsumsi mempunyai pengaruh terhadap penerimaan

pemerintah Propinsi Sumatera Utara.

5. Berdasarkan gambar histogram dan normal P-P Plot of Regression

Standardlized Residual pada lampiran dapat juga dipastikan bahwa model

regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.

6.2 Saran

Penulis memberikan beberapa saran terhadap hasil penelitian sebagai berikut:

1. Peningkatan retribusi tiap daerah perlu dilakukan untuk meningkatkan

penerimaan pemerintah Propinsi Sumatera Utara.

2. Penulis menyarankan agar metode regresi linier dapat dipakai untuk mencari

pengaruh penerimaan pemerintah terhadap retribusi daerah maupun

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari.1997. Analisis Regresi, Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

Algifari. 2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta.

[BPS] Badan Pusat Statistik, Provinsi Sumatera Utara. 2012. Statistik

Keuangan Pemerintah Daerah Sumatera Utara. BPS PROVSU, Medan. Hasan, Ir.M.Iqbal.2003. Pokok-Pokok Materi Statistik 1. Bumi Aksara.

Jakarta.

Sri Adiningsih, M.Sc, Dra. 1999. Statistik. BPFE. Yogyakarta.

Sudarmanto, Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda Dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika, Edisi Keenam. Tarsito. Bandung. Suharjo, Bambang. 2008. Analisis Regresi Terapan dengan SPSS. Graha

Ilmu.Yogyakarta.

[USU] Univaersitas Sumatera Utara, FMIPA. 2013. Panduan Tata Cara Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. FMIPA USU, Medan.

Walpole, E. Ronald. 1995. Pengantar Statistika. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.

Wibisono, Yusuf.2005. Metode Statistik. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Yamin, Sofyan., Rachmach, Lien,A., dan Kurniawan, Heri. 2011. Regresi Dan Korelasi Dalam Genggaman Anda. Salemba Empat. Jakarta.

(67)

Lampiran 1

Variables Entered/Removedb

odel Variable s Entered Variable s Removed M ethod Ekspor,

Retribusi_Daeraha .

E

nter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Penerimaan_Pemerintah

Correlations

Penerimaan_Pemerintah Retribusi_Daerah Eekspor

Pearson Correlation Penerimaan_Pemerintah 1.000 .783 .561

Retribusi_Daerah .783 1.000 .447

Ekspor .561 .447 1.000

Sig. (1-tailed) Penerimaan_Pemerintah . .002 .036

Retribusi_Daerah .002 . .084

Ekspor .036 .084 .

N Penerimaan_Pemerintah 11 11 11

Retribusi_Daerah 11 11 11

Ekspor

11 11 11

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .817a .668 .585 898.895254 1.405

a. Predictors: (Constant), Ekspor, Retribusi_daerah

(68)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.302E7 2 6511238.392 8.058 .012a

Residual 6464101.425 8 808012.678

Total 1.949E7 10

a. Predictors: (Constant), Ekspor, Retribusi_daerah

b. Dependent Variable: penerimaan_pemerintah

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients ig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance IF

(Constant)

-2027.048 2065.836

981 355

Retribusi_daerah

100.188 34.277 .665

.923 019 .801 249

Ekspor

1402.781 1211.821 .263

158 280 .801 249

a. Dependent Variable:

penerimaan_pemerintah

Collinearity Diagnosticsa

Model

imensio

n Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) Retribusi_daerah Ekspor

2.902 1.000 .00 .01 .00

.090 5.672 .04 .88 .02

.008 19.146 .96 .11 .98

(69)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 9.30039E2 4.24591E3 2.72502E3 1141.160672 11

Residual -1.301131E3 1.367809E3 .000000 803.996357 11

Std. Predicted Value -1.573 1.333 .000 1.000 11

Std. Residual -1.447 1.522 .000 .894 11

(70)

Gambar

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Tabel 4.1 Data Retribusi Daerah, Ekspor Barang Konsumsi dan
Tabel 4.2 Data Yang Telah Disederhanakan
Tabel 4.3 Nilai-Nilai Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan beberapa saran yang diberikan adalah sebagai berikut: peninjauan kembali atas pemisahan tanggung jawab dari setiap divisi dalam perusahaan untuk mencegah penyalahgunaan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut; adanya ion sianida (CN - ) dengan jumlah mol yang lebih kecil dari

Penelietian mencakup empat perguruan tinggi Islam yaitu di UIN Sunan Kalijaga, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Universitas Wahid

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan saya bersedia dijatuhkan sanksi apabila saya melanggar pernyataan tersebut. Saya juga bersedia menanggung konsekuensi

Korizija habanjem (slika 17. ) također može biti od značajnog utjecaja pri izboru materijala za fiksacijske uređaje. Pasivizirani sloj koji štiti materijal regenerira se u

Hal tersebut menunjukkan bahwa pohon suren memiliki dominansi yang tinggi pada Habitat 3 sekaligus menunjukkan bahwa suren mempunyai tingkat kesesuaian terhadap

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Thoyibah (2015) tentang Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause di Desa Kembangringgit Kecamatan Pungging

Meski situasi tidak selalu berpihak, para musisi justru bangkit untuk bersama membangun ekosistem industri musik yang lebih baik... Musik dapat menjadi identitas bangsa yang