Risa Lutfi. 2001. Pengaruh Pemberian Silase Ikan-Tape Terhadap Penampilan Itik
Lokal. Icarya Ilmiah, Fakulta:. Peternakan, Institut pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
:
Dr. Ir. Muhammad Ridla, M. Agr.
Pembimbing Anggota
.Ir. Rukmiasih, MS.
Penelitian ini bertujuan untukhengetahui pengaruh pen&gunaan silase ikan-
tape (yang diolah secara biologis) dalam ransum terhadap penampilan itik lokal.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Unggas Sektor C,
Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor dari tanggal 12 Juli 2000 sampai 10 September 2000.
Pada penelitiar~ ini digunakan 90 ekor itik lokal yang berumur 6 bulan.
Semua itik dipelihara dalam kandang sistem terkurung dengan lantai
litter
beralaskan
sekam.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
yang terdiri atas tiga perlakuan dengan tiga ulangan. Perlakuan tersebut dibedakan
berdasarkan tingkat penggunaan silase ikan-tape dalam ransum yaitu O%(RA),
20%(RE?) dan 40%(RC).
. .Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, konversi ransum, produksi
telur (duck-day), bobot telur, mortalitas dan
Iflcoine
Over
Feed
Cost
(IOFC).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan silase ikan-tape
sangat nyata (P< 0.01) menurunkan konsumsi ransum, nyata (P< 0.05) menurunkan
produksi telur (duck-day), dan bobot telur, serta penggunaan silase ikan-tape ini nyata
(P<: 0.05) meningkatkan konversi ransum.
Uji wilayah berganda Duncan menunjukkan bahwa konsumsi
RA
sangat
nyata (P< 0.01) lebih tinggi dibandingkan RB dan RC, tetapi antara RE? dan RC tidak
lnenunjukkan perbedaan. Produksi telur RA nyata (P< 0.05) lebih tinggi
dibandingkan
RB
dan RC, tetapi antara RB dan RC tidak menunjukkan perbedaan.
Dernikian pula dengan bobot telur RA nyata (P< 0.05) lebih tinggi dibandingkan RC,
tetapi bobot telur RB tidak menunjukkan perbedaan dengan RA dan RC. Serta
konversi ransum
RA
nyata
(P< 0.05) lehih rendah dibandingkan RC, tetapi RE? tidak
menunjukkan perbedaan dengan RA dan RC.
Angka kematian selama penelitian terdapat pada perlakuan RA, yaitu
sebanyak 1 ekor atau 1,11% dari jumlah populasi awal penelitian. IOFC secara
berurutan dari yang tertinggi sampai terendah adalah RA (Rp. 425. 688), RE (Rp.