A. JuduI Penelitian
Produksi Semen Eeku Dan Pengembangan Teknik Inse-Minasi Buatan
Pada
Badak Sumatra Untuk K ~ n s e ~ w a s i Plasma Nutlah DanKeanekaragarnan Hayati
B. Ketua Peneliti
a. Nama Cengkap : Drh. Muhammad Agil, M.Sc.Agr b.
Jenis
Kefamin : Laki-lakid. Bidang Keahlian
:
Comparative Reproductive Endocrinologye. FakultaslJurusan : Fakultzs Kedokteran HewanfBagian Reproduksi dan Kebidanan
f. Perguruan Tinggi : lnstitut Pertanian Bogor (IPB)
C. Tim Peneliti -
Biologi Reprdu ksi Nama dan Gelar Akademik
1.
1
2.1
Dr. Barnbang Purwantara. M.Sc Fisiologi dan Bidang KeahlianDr. lman Supriatna
Biotek Rep rod u ksi
FakultaslJurusan
r-
FKHIJurusanReproduksi dan Kebidanan
I
FKHlJunrsan Reproduksi danKebidanan
Perguruan
Tinggi
IPB
1
3.)
Drh. Marcellus Adi C.T. Riyanto/
Kurator BadakI
SRS Way-I
YayasanI
Jangka waktu penelitian
yang
diusulkan : 3 tahunBiaya total yang diusulkan : Rp. 110.000.000,-
Biaya yang disetujui tahun 2002
:
Rp.37.500.000,-
Bogor, 17 OMober 20I12 Ketua Peneliti,
SRS
Sumatra
- , 4-. .. . . ,
_
.. .' \ . Drh. Muhammad Agil, MSc.Agr
NIP.
132
006
"19 Menyetujui,Ketua Lembaga Penelitian
, -,
. .
13.
Pendanaan dan Jangka waktu penelitianSUMMARY
THE FROZEN SEMEN PRODUCTION AND DEVELOPMENT
OF
ARTlFlClAL lNSEMlNATlON :N THE SUMATRAN RHINO FOR CONSERVATIONGERMINAL
PLASMA N D
THE BlOD IVERSITY (Muhammad Agil, lman Supriama, BarnbangPurwantara
dan Marcellus
AdiC.T
Riyanto,
2002,
viii+25pages)
Breeding program of the Sumatran rhino does not
success,
neither
in the natural habitatnor
in the captivity. Population numbers in their habitat always declinedue
to the habitat dectruction, illegal huntingand also
because of slow breeding. The only one born in captivity is "Andafas" from CincinnatiZoo,
USA(borr? on 1
3m
of September 2001) since the beginning of captive breedingprogram
started in 1985. Breeding failure is probably caused by a) pathological formation in the utery of the female rhino, b) dificulty in detection of mating time, and c) fertility ofthe male rhino in captivity is not yet k n o w wll. Therefore, semen collection, freezing and artificial insemination is a new hope approach in propagation and conservation of the Sumatran rhino.
Objectives of the
second
year research programme are includinga)
the establishment of an appropriate semen collection, freezing and artificial insemination, b) the development of non-invasive monitoring reproductive status inthe
rhino. R~search method is use an explorative method to compare the first year semen collection method with the open artificial vagina (Hannover type). The assessed variables w r e a)s~ccessful
of the semen collection and quality ofejaculate, b) changes and growth of reproductive organ activity. Penile erection was
better
in the morning stimulation compare to the afternoon.Semen collected was same whether it was collected in the morning or in the afternoon, ejaculation has been obtained
about
60% (6110) and 60%(Y5)
respectively. Although, full penile erection was obtained 80% in the morning butonly 60% obtained in the aftemmn.
Complate semen
mllectiun mettrod hasperformed
the
best result in obtaining an ejaculation (85,71°h) compare to other combination with less than 40%. After several collection, there was an improvement ~f the semen q~ality (sperm consentration and mophology). A number of sperm with proximal cytop!asmic droplet reduced from 00% to only 5% after several collection. Although, the ejaculation volume did not increase to reach the maximum volume as in other rhino, maximum volume reached was only 12 4 ml (oligospermia).Badak Sumatra
(Dicerorhinus
sumatrensis) merupakan spesies badak yang palingterancain punah, sehingga sangat
penting
untukdihndungi
heberadaan dan
kelangsungan hidupnya untuk rnemperta hankan keanekaragaman hayati kekayasn
bangsa
Indonesia.
Untukkonsenrasi
keznekaragaman hayati maka perlu tindakan baik konservasiin-situ
maupun ex-situ.
Usaha-usaha konsewasi rnembuiuhkan teknologi konservasi yang didukung oleh iptek terapan. Salah satu iptek terapan di bidang reproduksi yaitu penampungan, pembekuan semen dan inseminasi buatan,serta monitoring status reproduksi pada satm. Teknik tersebut telah terbukti dapat dipakai dalarn pelestarian pIasfia nutfah ternak bernilai ekonomis dan satwa liar.
TcknoIogi reproduksi terapan tersebut dapat juga dimanfaarkan sebagai alat bantu atau metoda dalam usaha konssrvasi badak Sumatra
yang
terancam punah.Laporan hsil penelitian tahun 2002 ini merupakan infmasi
dan
data penelitian eksploratif untuk rnengetahui fertilitas pejantan dan betina rnelalui pemeriksaan kualitas semen dan fungsi organ reproduksinya. Aplikasi metoda penampungansemen
pada badak sevagaidasar metoda
biologis untuk mengatasi masalah reproduksi.DAFTAR
I
5
1
.
Halaman [image:4.842.43.465.105.709.2]LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ...
R1
NGKASAN DAN SUMMARY ......
P
RA KATADAFTAR TABEL ... + ...
DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...
I
.
PENDAHULUAN ... I1 . TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TAHUN KE -2 ... Ill . TINJAUAN PUSTAKA ...1V . METODA PENELITIAN ...
V . HASlL DAN PEMBAHASAN ...
VI
.
KESIMPULAN DAN SARAN ...VII
.
RENCANNPENELITIAN TAHAP SELANJUTNYA ...A . TUJUAN ...
8 . METODE ...
C
. JADWAL KERJA...
D AFTAR P U STAKA ... LAMPIRAN ...vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Proses penampungan semen dengan vagina buatan system
tertutup.. ... 15
2.
Ejakulat hasil penampungan dengan vagian buatan.. ... I?3. Mi krofotografr spermatozoa badak Sumatra yang belum
matang.
...
17 4. Spermatozoa yang memiliki proximal cytoplasmic droplet.. ... 18 5. Mikrofotografi sy>ermatozoa badak yang telah rnengalarni 18...
kematangan.6. Pemeriksaan organ reproduksi dengan USG pada badak
betina.. ... 20 7.
Uterus
Bina (tidak buntinglnormal) berdasarkan perneriksaanUSG ... ...
.
.
... 24 8. Hasil pemeriksaan USG pada ovarium Bina yang menunjukkanadanya folikel dan CL..
... 2 19. Fotografi dinding vagina Bina hasil pemeriksaan dengan
endoskapi.. ... 22
10. Profil oetradiol
17p
dan perubahan perilaku seksual danmorfologi
alat kelamin ... 23 1 Saat pertemuan antara jantan dan betina menunjukkanDAFTAR LAMPIRAN
Halaman Teks
1
.
Pubiikasi dalam Konferensi Ilrniah Veteriner Nasional VII!.
. . . .. . .
32
2.
Publikasi dalarn "11 lternational Elephant and Rhino ResearchI. PENDAHULUAN
Teknik penampungan dan pembettuan semen serta inseminasi
buatan
pada badak Sumatra merupakan upaya baru dalamusaha
konservasi atau penyelamatan ppulasi satwa tersebut. Pembiakansecara alami
di penangkaran telah mengalami kegagalan sejak pertarna kali badak Sumatra ditangkarkan 1 00 tahun yanglalu
sedangkan populasi dihabitatadinya
terus berkurang menuju kepunahan tinggal 300 ekor di seturuh dunia. Hambatan utarna pengembangbiakan di penangkaran dikarenakan teaatasnya jumlah pejantan (tinggal 4 ekor, 2 ekor di Malaysia, 1 ekor di Amerika dan 1 ekor di Indonesia) danhambatan fisik postur tu buh pejantan lebih kecil dari betinanya.
Target khusus penelitian ini adalah: a) perbaikan dan penyederhanaan teknik penampungan dan pembekuan semen untuk badak Sumatra, b) pengembangan metoda non-invasiv penentuan status reproduksi (fertilitas) badak
jantan dan betina dan c)
pengembangan
teknik inseminasi buatan khusus untuk badak Sumatra. Penelitian tersebut terbagi atas dua tahap (tahun).Pada tahap (tahun) pertarna kegiatan penelitian meliputi a) penentuan
salah
satu teknik penampungan semen, b) perneriksaan kualitas semen segar hasil penampungan c ) penentuan fertilitas pejantan dengan teknik ultrasonqrafi dan analisa homon dari urin dan feces (metoda non-invasiv). Pada tahun keduaPenelitian dilaksanakan di dua lokasi yaitu 1) di Laboratorium Fisiolcgi Reproduksi dan IS, Laboratorium Kebidanan dan Kemajiran, Bagian reproduksi dan Kebidanan FKH IPB, 2) di
Sumatfan
Rhino
Sanctuary (SRS) Way Kzrnbas,
Larnpung.
Pada tahun kedua, sempat dilakukan kunjungan ke Sumatran Rhino Conservation Centre (SRCC) di SungaiDusun,
Selangor, Malaysia trntuk menajajagi kernungkinan menampungsemen dari
satu jantan yang ada dan sekaligus rnelakukan pemeri ksaan fisik potensi reproduksinya. Hasilyang
diharapkanpada tahun kedua adalah:
1. Pengembangan metoda penampungan semen
2.
Penentusn status reproduksi badak betina danjantan
dengan teknik USG dan metoda analisa hormon non-invasiv.3. Aplikasi metoda pembekuan semen
4. Evaluasi via bilitas spermatozoa pascapencairan (post-thawing)
5.
Pengembangan teknik inseminasi buatan badak Sumatra.11. TUJUAN DAN MANFAAT PENELlTlAN TAHUN KE-2
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Melestarikan plasma nutfah satwa yang hampir punah.
2 . Pengembangan teknik penampungan, pembekuan semen dan teknik inseminasi buatan yang tepat untuk bacizk Sumatra.
3. Pengembangan tekni k monitoring status reproduksi secara non- invasiv.
Manfaat penelitian yang telah dilakukan adalah:
1. Memberikan kontrlbusi pada pengembangbiakan badak Sumatra sebagai alternatif dari kawir: alam yang selalu gagal.
2.
Mengembangkan teknik penampungan, pembekuan sernen daninseminasi
buatan yang rnenrpakan irtovasi baru untuk pelestarian badak Sumatra.3. Mengoptimalkan pelestarian plasma nutfah dan mengatasi keterbatasan dalam pengembangbiakan satwa yang hampir punah.
Ill. TIHJAUAN PCSTAKA
3.1 Program Ko~servasi Badak Sumatra
Populasi badak Sumatra mempakan yang paling kritis hampir punah di bandingkan dengan spesies badak
lainnya,
badak hitam Afrika terdapat 2.800 ekor, badak putih Afrika 8.465 ekor dan badak India 2000 ekw. Disamping populasi badak Sumatra sangat terancarn rnencapai kepunahan dengan populasi kurang dari 300 badak juga tingkat penurunannya sangatdrastis
2
50% populasinya telah berkurang dalam 10 tahun terakhir ini (http:ll~.rhinos- irf.orglprograrnslsumatranprograms. htm I). Sementara itu program penangkaran yang telah dimulai sejak 100 tahun (satu abad) yang lalu sampai saat ini dinilai gagal karena baru menghasilkan satu anak badak. Setain itu untuk menghasilkan perkawinan yang diikuti dengan kebuntingan sangat sulit diperoleh. Anak- badak yang lahir di Cincinnati Zoo (USA) pada 13 September 2001, berasal dari indukyang
telah mengalami 20 kali perkawinan dan sembilan kali kegagalan kmsepsi. Selain itu dari hasil pemantauan program breeding, badak jantan Torgamba telah melakukan kopulasi dengan badak betina Binasecara
sempurna sebanyak empat kali dari tanggal 23 Februari 2002 sampai sekarang. Akan tetapi dari hasil pemeriksaan USG, belum dihasilkan kebunting-an. Berdasarkan pengalaman di Cincinnati Zoo, keberhasilan pengembangbiakan badak adalah merupakan hasil dari observasi dan pecelitian yang intensif dari kedua jenis kelamin badak yang fertil. Sehubungan dengan itu observasi dan evaluasi tingkat fertiliias dari badak diWay Kambas rnerupakan faktor penentu keberhasilan pengembangbiakan untuk mendukung konsenrasi spesies tersebut.
Program penangkaran badak Sumatra dianggap telah gagal, harnpir 50 %
populasi mati sampai sekarang tinggal 17 badak terdiri dari 5 jantan
dan
12
betinaPopulasi badak Sumtra di penangkaran juga sangat kecit (17 ekor) dibandingkan dengan badak hitam Afrika yang bequmlah 242 ekor, badak putih Afrika 658 ekor dan badak
India
130ekor.
KetPerhasilan pengembangbiakan secara alami di penangkaran bagi badak lain juga rnerupakancerita
yang sukses dalam 2 tahun terakhir ditandai dengan kehadiran anak hasil perkawinan alam di penangkaran berjurnlah 32 ekor (!~!tp:!!:~n.~.n:!. rh!ms-!rf .orq!SS P -TP.G-GP.SP!ssk --taq-qasp html#husbandryJ. -
Program pengem bangbiakan badak Sumatra baik di Ameri ka, Malaysia maupun Indonesia sampai saat ini baru rnenghasilkar, satu
anak,
bahkan akibat tidak tepatnya menyatukan badak jantan dan betina tidak pada saat optimum untuk kawin telah mengakibatkan satu betina terluka parah dan satu mati karenamunculnya tingkah laku ganas dari jantan. Sejak tahun 1997 sampai sekarang beberapa kali proses perkawinan badak Sumatra di SRS Way Kambas, Lampung semuanya tidak diikuti dengan keberhasilan intromisilpenetrasi penis
ke
dalam vagina. Kegagalan tersebut adalah dikarenakan terbatasnya pejantan (hanya 1 ekor) dan keterbatasan kondisi fisik pejantan lebih kecil atau pendek dari bet inanya sehingga tidak mampu menunggangi betinanyasecara
penuh akibatnya tidak dapatmelakukan penetrasi
(intromisi) penis ke daiam vagina (Riyanto1999.
Personal
komuni kasi ).Secara umum kegagalan program pengembangbiakan untuk konservasi badak Sumatra adalah karena sangat terbatasnya pengetahuan tentang biologi reproduksi sahva tersebut (Foose 2002a). Sehubungatl dengan ha1 tersebut para ahli
dalam
bidang biologi rerprduksi untuk konservasi badak Sumatra merekomendasikan pene!itian dalam bidang a) pengembangan metoda penifaian iertilitas reproduksi baikpada
jantan maupun betina, b) penentuan karakteristik reproduksi normal dan abnormal, c ) pengembangan metoda penarnpungan dan prosesing sperma untuk pernbekuan danlatau inseminasi buatan, d) pengembangan rnetoda inseminasi buatan dan e) pengembangan metoda monitoring aktivitas ovariurn dan wakfu ovulasi serta monitoring kebuntingan.eAuumay ~ouop undneu ~oje~ado 16eq y!eq ueuecueay 16as
qelepe Gu!guad Gu~led
6ueh
uep'!se)ny~!a
uep !syaJa nyel q~36u!l 'u~tue! u!ruelayue6~o ynluaq 'umaq Jesaq
e p ~ d
6unlu~6~el u!el 6ueA sa!sads leped uey~un6!pledep
nlual wnlq sa!sads riles epedewd
ueyeun61p ~ed~p 6ueh epolacu nlensumaq
undnew y!pawopumay
eped y!eq ueynyel!p ese!q 6ueA ualuas ue6undweuad epolaw yehueg +sa!sads njes eped 81 lue~b~d uqlseyJaqayGUP!U~U~UJ ynlun Gutguad 6ueA JOJ~EJ u~yedn~alu uelenq !seu!uasu! ~popur
ue6ueqwa6uad ynlun qe~ehs~dd !e6eqas uauas ue6undweuad
y!uyal
uaujas ue6undueuad epolaw 2.c
'(92002 asooj) eAueu!laq !lep I P qqal ~ uwue!ad eueulip wele
u
~
epedq
y ~ s ! ~ uepqweq 1sele6uauueu!y6unuay uep '(1) e!sauopul uep (2)
e!sAejen
''(1)ey!laurv
!p JeqasJaluetu~! Joya p dueq e!pasJaj
6ueh
ueque[ad qeluinl sliuse$eq~a$le6ues ie6u!6uawlnqasml
wes
ueye!q6uequra6uaduel!seyaqay
6ueunuau~ ynlun 6u1luad~6ues
sJleurnS
yepeq ep~d uelenq !seu!urasu! y!uyal ue6uequa6uad'uelue!ad
uee~elplauad !6ue~n6uaw (6 uep'yyehuad
ueleqaAuad qe6a~uaw(4
'y!syseyleuuouqe
uelequrey ue6uap WES u~ye!q6ueqcua6u& eped ueyeun61ppdep (a 'epq epnu y~seur !se~aua6 yeras ueyleejueu!p led~p sullads (p
'!leu qepns 6ueA ~ouop !Jep ueyleeJueuJ!p ledep eul~ads (3 'epaqJaq 6u~h !seyol
eped m e s ueye!q6uequra6uad (q 'y!gaua6 ueue&e~~yaueay ueloquo6uad
we yep nlueqfflalu { :ye)epe Jell
w e s
uwe!q6uequa6uad
ynlun uelenq!seu!luasu! y !uyal ue~ee~uswad yep ue6unlunay '(566 1) Ila-lopj JnJnuayy
'(666 1 ua!Ja,O uep
ulo~
'it3 lalagey~s)
e!es uenyaqruad uep ue6undweuady!uyal
ue6uequ~a6uaddeyel
eped meq uqnyel!p I!seyaq LunlaqeJieulng yepeq eped ueJenq !seutu;rasu! y!uyal uewejueuad nl! eJquawaS '(€66 t
'le
Ja ~oluol4) JaaP s,PPueP
(886 1 'leJa
110~) WnQi=lelq '( 186c
'le 39 J~~OIS)I
asmy !yslmaud '(966 1 'je $a Gu!l~apan)O sAay uaur lasowJew
'(~86
1 -p ?a plno3)elt!~o6 u~p aazuedu!y~ epled uEynyel!p
I!seylaq
qelal Jellw e s
eped ueqlenqI
!seu!utasu! y!uyal uEIwlueluad 'ue~ey6ueuad !p yepeq ~leye~qGuequaGuadI
eqesn luelep nleq eAsdn ueyedn~alu (91) uelenq !seu!uJasu!yue)enq U W E ) ~-JEpuels ~aua6uad ueyeq u~6uap u~y6u!pueq!p
LpJnLu y !qa( s!urouoya
emas
euew!p npeu~aua6uad
ueyeq ueyaun66uaur u~6uap I!sewaq qelal (snquenef sog) 6ua)ueq uep (s!straolu!jsn~a3)
mey
RsnJ ualuas uenyaqwad eped my~q uey~nqaAuaw (!sey!unuroy
leuos~ad
'6661.)U!JnEl nl! PJEJUaUaS -(665 L lJ3lJfldO Uep WO~) UEqnyaq!p UnlaqaS ~OZO~EWJ~~S
y!~s!~app~ey yep %DL !Jep Jesq q!qal
seyleny
!y!l!wauJ y!seuJ6 u ! ~ e y l
yelasas
eozopw~ads seyleny utq~tsey6uaw IU
5'0
MW:S!pw
y!gsqd weleps~way!p
ualuas clep sjuepa]o~docCl3 !e6eqas%s
~~fla
uep 1o~s~A16u~qeun66uaru
ue6uap
nyeA
'BUIME~J qelalas nyaq uawas seyleny ueyl~y6u1uau ndtuewqetal qepeq uawas uenyaqwad ehedn welep mecpal tle6ueqway~d
-yepeq uawas uenyaqluad tuelep
ye]eseul !s~yz6uaur ynlun uauras
p~~6uod
wn!pau npns uey6uequa6uaurndu~m Yela3 (0661) 'P JaWWS '(0861 Aa~ead I6~61
'le
Ja
zleld) q!JWweqy yepeq
eped
MEJ~ uep japd tuelep u~nyaquad epolaw ue6uap %OE-OZelelue
qepual p6ues 6ui~eyjqelalas
sel!l!yolu ~!sey ue6uap uey~odq~p qeu~ad6ueA yy~pas qe6ues 'ueynyeI!p yeAueq lunlaq yepeq uauras uenyaqulad
uauJaS uenyaqwad
epolau
p * ~'(!sey!unwoy ~WOSJ&
'666
1 WO~) EU!~EA UE~ nsequradepoaau
u~6uap ue6undueuad uwnyel!p ~qm!p ysu~ad eJJeurng yepeq epednl! RJe)uawaS '(6~6 1 'le la zlqd 1066 t
'le
ja J~U-S)%m
!66u!l
dny
n3 sel!lllou,elra-e]eJ ue6uap y~rCueqal
eozoleuuads
lelol yelwn! 'y~Aueq dnyn~ 6ueA!selnye!a qeluln! uey!Jaqulaw InqasJal Epolaw quad u~l~t!ulad u~6uap
!masye
~e!ualay ue~e!!uad !seu!qwoy ~polaw
u~6uap
414epe y!eq dnym !selnye!a11sey uey!Jaquaw
6ueA
uawas ue6undu1euad epolau ~y~ur eyy~ q!gnd yepequep ~ q ! 4 ~ UIEI!~ yepeq 'e~put yepeq eped u~!g!lauad I!sey ueqmepJag '(0661 'js
ja j a g e m )
posasye
~elualay uepq u a d
ue+e!!urad !seu!quroy (a uep (~86c
-!e ja~awd) uelenq W ~ A(P '( 1861 'P
la
~3~01s
-Ie
~a
PJWOH) !selnye!ao~7yala(3 '(1861 SUBA~ wp eqny-ovnsaa) quad uel~fjwad epolaw (q '(9661
'-I@ 4s Gu!papany) ueqnsequtad epolw (e yelepe
wes
~ped uey6uequray1pueyledepuaur +Anlun ( ~ 1 3 )
Xesseouniu@awAzua
ue6uap es!leue ueynyellp Guenlad uey yquJaur ehuenpay 6ueAsaDa4
uq~p eweln UOJ~JS~~OJ~ yloqeaaur!a6eqas auolar~uBadd~ u~p
d~
L-lo!peJpao 1e6eqas u!Jn urejepua60~lsao
yloqeaaru uespemqay uey!lssd!p pdep nJeq elleurns yepq eped
uey6uepas
'(266~ -1e ?a al~u!H) (mnu!s wn!JsqJole~a3) ey!JN Y ! W ~ W P W ueP (99661
'€661
'P
~a6~wuaumqas
Xz66 I .je ~3 aypu!~)(s!u~wq
so~a!u) ey!djtj uwiq yepeqeped e6nl
nyBaq'(686
1 W W J ~ uep sa6po~ t ~86 1 h l s ~ j uep wesssy)(s!u~m!un
sarau!y~)e!pul
yepeq ep~d ue6u!gunqay uep wnuehosnly!s
ewelasuotu~o y y !IS yay(eJey
6uelua~
Ielejuelulaqle6ues
6ueA Jesep !s~w;o4u! u~y yaquraur nduw qelq sa3aj uep utJn p!oJa$s es!leuv -(E= 1 'je la ~ a 6 ~ a q u a u m q 3 ~f 5 6 6 ~ la uueu_rals!aH lt66 1 ~~!~led>l~!y uep hapel) ueyyepuay!p ynlun
yjns uep saqs yepnw le6ues InqasJe) uwaq ~~6u!6uaw eAuu!el JE!l w e s ep~d
uep
u!Jn
welEp uo~alsa6o~d uep ua60Jlsao ~~loqelaur Jepey ~nyn6ualu ueBuapBJ)EUnS yepEq ya&s y!iosya umaq salsads eped !synpo~da~
6u!~oltuow
.uedap eseur tp eJleujng
yepeq
u~ye!q6uequa6uadtu~~6o~d ynlun ueyeun6!p ueye Isynpolda~ !Mlouya~ el!qede Gu!guad 1~6~13s
e6n!
I
!synpo~da~
snws
6uelual ~sstu~oju! eycw 'wep uv~y ue6uap ueyetq6ueqcua6uaduel!seq-raqay Gunynpuau y n$un 6u!dwes10 . '(~661 asooj) !JEW
~hueu!laq ue!pefay rips eped uep snuas
Gueh
ueeyelaxy ueyleq!yeBualu 4e1aluep ehuenpay
ejelue
seue6nyej
qey6u13tsyelalu!
ueylnqw!uauJ ueye uweylsnqsaI
luncu!~do nlyehrl
eped
yep!$ ueluel u~p euyaq eJlewnS yepeq ueyn$eAuaurI
dedn !?yew jnqasml uen y
ela6uad
6uny np!pduel
'(866 \-/e
la uueut~a~s!a~) u~~~y6ueuad !p uejuel uep eugaq JE uey6unqe6uua~u ynlun ledal-1slenleAa Jeu!uras eped
ue!~!lauad
l!seq ue~ed~wadlees
eped !sZnlena u~!g uep uEJes ue6uap !ensas pqasJa) j t ? ~'IE3uo!seua#u!
e6~qwal u ~ p PUEP ueknynp
ueyaedepuaw
sl!qedle e!sAep~ uep rilesqequreyp
uEye 6undulle~!p
6u~A ueju~[adyelurny
'y epeq6uqepq
ue!6eq qnqnlewd
Gun~ueB!p u~p ledat u!ey 6un~~s ue6uap sny6unqlp DqasJal ulelenqeu!6e~ !seyy!po~ 'quad eped ueBue6elay ue6u~stiue~ !Jaquaw ledep
~e6~
wpn ueydn!)!p
uep
3,~ple6ueq
ne ue6uap !s!!p pdep 'laJey usplenqa)
6ueAuepnq eu!6~~ slele u!pJal
!u!
jejv 'yepeq qnqnl eped u~y6unlue61p ledep 6ueA ueyenq eu!6en ueyeun66uaw ue6uap ueynyel!p uEye uawas uesundueuad.ueqnyaq!p ueye
6ueh
uauras ue6undlueuad ynlun Jepuejs epolau !e6~qasuey eun6!p ueye JnqasJaq y !eqJal 6u~A ue6undweuad epolalu !~ep Isenlena llsey . .
'eqeuns yepeq !6eq y!eq Gu!led 6ueA epolaw ueyjedepuau ynlun eAue~elue!p
!seu~quroy neje syosase ~e!ualay
uep
s~uad uelej!wad 'uelenq E U ! ~ E A spolauEJEJUE uey6u!puequraur ue6uap ueynyel!p ueye uawes ue6undcueuad
uatuas ue6und ureuad epolaw ue6uequra6uad 'p
!&
NV11113N3d WOOL3 W -A1