• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi Semen Eeku Dan Pengembangan Teknik Inse-Minasi Buatan Pada Badak Sumatra Untuk K~nse~wasi Plasma Nutlah Dan Keanekaragarnan Hayati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produksi Semen Eeku Dan Pengembangan Teknik Inse-Minasi Buatan Pada Badak Sumatra Untuk K~nse~wasi Plasma Nutlah Dan Keanekaragarnan Hayati"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

A. JuduI Penelitian

Produksi Semen Eeku Dan Pengembangan Teknik Inse-Minasi Buatan

Pada

Badak Sumatra Untuk K ~ n s e ~ w a s i Plasma Nutlah Dan

Keanekaragarnan Hayati

B. Ketua Peneliti

a. Nama Cengkap : Drh. Muhammad Agil, M.Sc.Agr b.

Jenis

Kefamin : Laki-laki

d. Bidang Keahlian

:

Comparative Reproductive Endocrinology

e. FakultaslJurusan : Fakultzs Kedokteran HewanfBagian Reproduksi dan Kebidanan

f. Perguruan Tinggi : lnstitut Pertanian Bogor (IPB)

C. Tim Peneliti -

Biologi Reprdu ksi Nama dan Gelar Akademik

1.

1

2.

1

Dr. Barnbang Purwantara. M.Sc Fisiologi dan Bidang Keahlian

Dr. lman Supriatna

Biotek Rep rod u ksi

FakultaslJurusan

r-

FKHIJurusan

Reproduksi dan Kebidanan

I

FKHlJunrsan Reproduksi dan

Kebidanan

Perguruan

Tinggi

IPB

1

3.

)

Drh. Marcellus Adi C.T. Riyanto

/

Kurator Badak

I

SRS Way-

I

Yayasan

I

Jangka waktu penelitian

yang

diusulkan : 3 tahun

Biaya total yang diusulkan : Rp. 110.000.000,-

Biaya yang disetujui tahun 2002

:

Rp.

37.500.000,-

Bogor, 17 OMober 20I12 Ketua Peneliti,

SRS

Sumatra

- , 4-. .. . . ,

_

.. .

' \ . Drh. Muhammad Agil, MSc.Agr

NIP.

132

006

"19 Menyetujui,

Ketua Lembaga Penelitian

, -,

. .

13.

Pendanaan dan Jangka waktu penelitian
(2)

SUMMARY

THE FROZEN SEMEN PRODUCTION AND DEVELOPMENT

OF

ARTlFlClAL lNSEMlNATlON :N THE SUMATRAN RHINO FOR CONSERVATION

GERMINAL

PLASM

A N D

THE BlOD IVERSITY (Muhammad Agil, lman Supriama, Barnbang

Purwantara

dan Marcellus

Adi

C.T

Riyanto,

2002,

viii+25

pages)

Breeding program of the Sumatran rhino does not

success,

neither

in the natural habitat

nor

in the captivity. Population numbers in their habitat always decline

due

to the habitat dectruction, illegal hunting

and also

because of slow breeding. The only one born in captivity is "Andafas" from Cincinnati

Zoo,

USA

(borr? on 1

3m

of September 2001) since the beginning of captive breeding

program

started in 1985. Breeding failure is probably caused by a) pathological formation in the utery of the female rhino, b) dificulty in detection of mating time, and c) fertility of

the male rhino in captivity is not yet k n o w wll. Therefore, semen collection, freezing and artificial insemination is a new hope approach in propagation and conservation of the Sumatran rhino.

Objectives of the

second

year research programme are including

a)

the establishment of an appropriate semen collection, freezing and artificial insemination, b) the development of non-invasive monitoring reproductive status in

the

rhino. R~search method is use an explorative method to compare the first year semen collection method with the open artificial vagina (Hannover type). The assessed variables w r e a)

s~ccessful

of the semen collection and quality of

ejaculate, b) changes and growth of reproductive organ activity. Penile erection was

better

in the morning stimulation compare to the afternoon.

Semen collected was same whether it was collected in the morning or in the afternoon, ejaculation has been obtained

about

60% (6110) and 60%

(Y5)

respectively. Although, full penile erection was obtained 80% in the morning but

only 60% obtained in the aftemmn.

Complate semen

mllectiun mettrod has

performed

the

best result in obtaining an ejaculation (85,71°h) compare to other combination with less than 40%. After several collection, there was an improvement ~f the semen q~ality (sperm consentration and mophology). A number of sperm with proximal cytop!asmic droplet reduced from 00% to only 5% after several collection. Although, the ejaculation volume did not increase to reach the maximum volume as in other rhino, maximum volume reached was only 12 4 ml (oligospermia).
(3)

Badak Sumatra

(Dicerorhinus

sumatrensis) merupakan spesies badak yang paling

terancain punah, sehingga sangat

penting

untuk

dihndungi

heberadaan dan

kelangsungan hidupnya untuk rnemperta hankan keanekaragaman hayati kekayasn

bangsa

Indonesia.

Untuk

konsenrasi

keznekaragaman hayati maka perlu tindakan baik konservasi

in-situ

maupun ex-sit

u.

Usaha-usaha konsewasi rnembuiuhkan teknologi konservasi yang didukung oleh iptek terapan. Salah satu iptek terapan di bidang reproduksi yaitu penampungan, pembekuan semen dan inseminasi buatan,

serta monitoring status reproduksi pada satm. Teknik tersebut telah terbukti dapat dipakai dalarn pelestarian pIasfia nutfah ternak bernilai ekonomis dan satwa liar.

TcknoIogi reproduksi terapan tersebut dapat juga dimanfaarkan sebagai alat bantu atau metoda dalam usaha konssrvasi badak Sumatra

yang

terancam punah.

Laporan hsil penelitian tahun 2002 ini merupakan infmasi

dan

data penelitian eksploratif untuk rnengetahui fertilitas pejantan dan betina rnelalui pemeriksaan kualitas semen dan fungsi organ reproduksinya. Aplikasi metoda penampungan

semen

pada badak sevagai

dasar metoda

biologis untuk mengatasi masalah reproduksi.
(4)

DAFTAR

I

5

1

.

Halaman [image:4.842.43.465.105.709.2]

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ...

R1

NGKASAN DAN SUMMARY ...

...

P

RA KATA

DAFTAR TABEL ... + ...

DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...

I

.

PENDAHULUAN ... I1 . TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TAHUN KE -2 ... Ill . TINJAUAN PUSTAKA ...

1V . METODA PENELITIAN ...

V . HASlL DAN PEMBAHASAN ...

VI

.

KESIMPULAN DAN SARAN ...

VII

.

RENCANNPENELITIAN TAHAP SELANJUTNYA ...

A . TUJUAN ...

8 . METODE ...

C

. JADWAL KERJA

...

D AFTAR P U STAKA ... LAMPIRAN ...

vii

(5)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Proses penampungan semen dengan vagina buatan system

tertutup.. ... 15

2.

Ejakulat hasil penampungan dengan vagian buatan.. ... I?

3. Mi krofotografr spermatozoa badak Sumatra yang belum

matang.

...

17 4. Spermatozoa yang memiliki proximal cytoplasmic droplet.. ... 18 5. Mikrofotografi sy>ermatozoa badak yang telah rnengalarni 18

...

kematangan.

6. Pemeriksaan organ reproduksi dengan USG pada badak

betina.. ... 20 7.

Uterus

Bina (tidak buntinglnormal) berdasarkan perneriksaan

USG ... ...

.

.

... 24 8. Hasil pemeriksaan USG pada ovarium Bina yang menunjukkan

adanya folikel dan CL..

... 2 1

9. Fotografi dinding vagina Bina hasil pemeriksaan dengan

endoskapi.. ... 22

10. Profil oetradiol

17p

dan perubahan perilaku seksual dan

morfologi

alat kelamin ... 23 1 Saat pertemuan antara jantan dan betina menunjukkan
(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Teks

1

.

Pubiikasi dalam Konferensi Ilrniah Veteriner Nasional VII!

.

. . . .

. . .

32

2.

Publikasi dalarn "11 lternational Elephant and Rhino Research
(7)

I. PENDAHULUAN

Teknik penampungan dan pembettuan semen serta inseminasi

buatan

pada badak Sumatra merupakan upaya baru dalam

usaha

konservasi atau penyelamatan ppulasi satwa tersebut. Pembiakan

secara alami

di penangkaran telah mengalami kegagalan sejak pertarna kali badak Sumatra ditangkarkan 1 00 tahun yang

lalu

sedangkan populasi dihabitat

adinya

terus berkurang menuju kepunahan tinggal 300 ekor di seturuh dunia. Hambatan utarna pengembangbiakan di penangkaran dikarenakan teaatasnya jumlah pejantan (tinggal 4 ekor, 2 ekor di Malaysia, 1 ekor di Amerika dan 1 ekor di Indonesia) dan

hambatan fisik postur tu buh pejantan lebih kecil dari betinanya.

Target khusus penelitian ini adalah: a) perbaikan dan penyederhanaan teknik penampungan dan pembekuan semen untuk badak Sumatra, b) pengembangan metoda non-invasiv penentuan status reproduksi (fertilitas) badak

jantan dan betina dan c)

pengembangan

teknik inseminasi buatan khusus untuk badak Sumatra. Penelitian tersebut terbagi atas dua tahap (tahun).

Pada tahap (tahun) pertarna kegiatan penelitian meliputi a) penentuan

salah

satu teknik penampungan semen, b) perneriksaan kualitas semen segar hasil penampungan c ) penentuan fertilitas pejantan dengan teknik ultrasonqrafi dan analisa homon dari urin dan feces (metoda non-invasiv). Pada tahun kedua
(8)

Penelitian dilaksanakan di dua lokasi yaitu 1) di Laboratorium Fisiolcgi Reproduksi dan IS, Laboratorium Kebidanan dan Kemajiran, Bagian reproduksi dan Kebidanan FKH IPB, 2) di

Sumatfan

Rhino

Sanctuary (SRS) Way Kzrnbas,

Larnpung.

Pada tahun kedua, sempat dilakukan kunjungan ke Sumatran Rhino Conservation Centre (SRCC) di Sungai

Dusun,

Selangor, Malaysia trntuk menajajagi kernungkinan menampung

semen dari

satu jantan yang ada dan sekaligus rnelakukan pemeri ksaan fisik potensi reproduksinya. Hasil

yang

diharapkan

pada tahun kedua adalah:

1. Pengembangan metoda penampungan semen

2.

Penentusn status reproduksi badak betina dan

jantan

dengan teknik USG dan metoda analisa hormon non-invasiv.

3. Aplikasi metoda pembekuan semen

4. Evaluasi via bilitas spermatozoa pascapencairan (post-thawing)

5.

Pengembangan teknik inseminasi buatan badak Sumatra.

11. TUJUAN DAN MANFAAT PENELlTlAN TAHUN KE-2

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Melestarikan plasma nutfah satwa yang hampir punah.

2 . Pengembangan teknik penampungan, pembekuan semen dan teknik inseminasi buatan yang tepat untuk bacizk Sumatra.

3. Pengembangan tekni k monitoring status reproduksi secara non- invasiv.

Manfaat penelitian yang telah dilakukan adalah:

1. Memberikan kontrlbusi pada pengembangbiakan badak Sumatra sebagai alternatif dari kawir: alam yang selalu gagal.

2.

Mengembangkan teknik penampungan, pembekuan sernen dan

inseminasi

buatan yang rnenrpakan irtovasi baru untuk pelestarian badak Sumatra.

3. Mengoptimalkan pelestarian plasma nutfah dan mengatasi keterbatasan dalam pengembangbiakan satwa yang hampir punah.

(9)

Ill. TIHJAUAN PCSTAKA

3.1 Program Ko~servasi Badak Sumatra

Populasi badak Sumatra mempakan yang paling kritis hampir punah di bandingkan dengan spesies badak

lainnya,

badak hitam Afrika terdapat 2.800 ekor, badak putih Afrika 8.465 ekor dan badak India 2000 ekw. Disamping populasi badak Sumatra sangat terancarn rnencapai kepunahan dengan populasi kurang dari 300 badak juga tingkat penurunannya sangat

drastis

2

50% populasinya telah berkurang dalam 10 tahun terakhir ini (http:ll~.rhinos- irf.orglprograrnslsumatranprograms. htm I). Sementara itu program penangkaran yang telah dimulai sejak 100 tahun (satu abad) yang lalu sampai saat ini dinilai gagal karena baru menghasilkan satu anak badak. Setain itu untuk menghasilkan perkawinan yang diikuti dengan kebuntingan sangat sulit diperoleh. Anak- badak yang lahir di Cincinnati Zoo (USA) pada 13 September 2001, berasal dari induk

yang

telah mengalami 20 kali perkawinan dan sembilan kali kegagalan kmsepsi. Selain itu dari hasil pemantauan program breeding, badak jantan Torgamba telah melakukan kopulasi dengan badak betina Bina

secara

sempurna sebanyak empat kali dari tanggal 23 Februari 2002 sampai sekarang. Akan tetapi dari hasil pemeriksaan USG, belum dihasilkan kebunting-an. Berdasarkan pengalaman di Cincinnati Zoo, keberhasilan pengembangbiakan badak adalah merupakan hasil dari observasi dan pecelitian yang intensif dari kedua jenis kelamin badak yang fertil. Sehubungan dengan itu observasi dan evaluasi tingkat fertiliias dari badak di

Way Kambas rnerupakan faktor penentu keberhasilan pengembangbiakan untuk mendukung konsenrasi spesies tersebut.

Program penangkaran badak Sumatra dianggap telah gagal, harnpir 50 %

populasi mati sampai sekarang tinggal 17 badak terdiri dari 5 jantan

dan

12

betina
(10)

Populasi badak Sumtra di penangkaran juga sangat kecit (17 ekor) dibandingkan dengan badak hitam Afrika yang bequmlah 242 ekor, badak putih Afrika 658 ekor dan badak

India

130

ekor.

KetPerhasilan pengembangbiakan secara alami di penangkaran bagi badak lain juga rnerupakan

cerita

yang sukses dalam 2 tahun terakhir ditandai dengan kehadiran anak hasil perkawinan alam di penangkaran berjurnlah 32 ekor (!~!tp:!!:~n.~.n:!. rh!ms-!rf .orq!SS P -TP.G-GP.SP!ssk -

-taq-qasp html#husbandryJ. -

Program pengem bangbiakan badak Sumatra baik di Ameri ka, Malaysia maupun Indonesia sampai saat ini baru rnenghasilkar, satu

anak,

bahkan akibat tidak tepatnya menyatukan badak jantan dan betina tidak pada saat optimum untuk kawin telah mengakibatkan satu betina terluka parah dan satu mati karena

munculnya tingkah laku ganas dari jantan. Sejak tahun 1997 sampai sekarang beberapa kali proses perkawinan badak Sumatra di SRS Way Kambas, Lampung semuanya tidak diikuti dengan keberhasilan intromisilpenetrasi penis

ke

dalam vagina. Kegagalan tersebut adalah dikarenakan terbatasnya pejantan (hanya 1 ekor) dan keterbatasan kondisi fisik pejantan lebih kecil atau pendek dari bet inanya sehingga tidak mampu menunggangi betinanya

secara

penuh akibatnya tidak dapat

melakukan penetrasi

(intromisi) penis ke daiam vagina (Riyanto

1999.

Personal

komuni kasi ).

Secara umum kegagalan program pengembangbiakan untuk konservasi badak Sumatra adalah karena sangat terbatasnya pengetahuan tentang biologi reproduksi sahva tersebut (Foose 2002a). Sehubungatl dengan ha1 tersebut para ahli

dalam

bidang biologi rerprduksi untuk konservasi badak Sumatra merekomendasikan pene!itian dalam bidang a) pengembangan metoda penifaian iertilitas reproduksi baik

pada

jantan maupun betina, b) penentuan karakteristik reproduksi normal dan abnormal, c ) pengembangan metoda penarnpungan dan prosesing sperma untuk pernbekuan danlatau inseminasi buatan, d) pengembangan rnetoda inseminasi buatan dan e) pengembangan metoda monitoring aktivitas ovariurn dan wakfu ovulasi serta monitoring kebuntingan
(11)

.eAuumay ~ouop undneu ~oje~ado 16eq y!eq ueuecueay 16as

qelepe Gu!guad Gu~led

6ueh

uep

'!se)ny~!a

uep !syaJa nyel q~36u!l 'u~tue! u!ruelay

ue6~o ynluaq 'umaq Jesaq

e p ~ d

6unlu~6~el u!el 6ueA sa!sads leped uey~un6!p

ledep

nlual wnlq sa!sads riles eped

ewd

ueyeun61p ~ed~p 6ueh epolacu nlens

umaq

undnew y!pawop

umay

eped y!eq ueynyel!p ese!q 6ueA ualuas ue6undweuad epolaw yehueg +sa!sads njes eped 81 lue~b~d uqlseyJaqay

GUP!U~U~UJ ynlun Gutguad 6ueA JOJ~EJ u~yedn~alu uelenq !seu!uasu! ~popur

ue6ueqwa6uad ynlun qe~ehs~dd !e6eqas uauas ue6undweuad

y!uyal

uaujas ue6undueuad epolaw 2.c

'(92002 asooj) eAueu!laq !lep I P qqal ~ uwue!ad eueulip wele

u

~

eped

q

y ~ s ! ~ uepqweq 1sele6uau

ueu!y6unuay uep '(1) e!sauopul uep (2)

e!sAejen

''(1)

ey!laurv

!p JeqasJal

uetu~! Joya p dueq e!pasJaj

6ueh

ueque[ad qeluinl sliuse$eq~a$le6ues ie6u!6uaw

lnqasml

wes

ueye!q6uequra6uad

uel!seyaqay

6ueunuau~ ynlun 6u1luad

~6ues

sJleurnS

yepeq ep~d uelenq !seu!urasu! y!uyal ue6uequa6uad

'uelue!ad

uee~elplauad !6ue~n6uaw (6 uep

'yyehuad

ueleqaAuad qe6a~uaw

(4

'y!sy

seyleuuouqe

uelequrey ue6uap WES u~ye!q6ueqcua6u& eped ueyeun61p

pdep (a 'epq epnu y~seur !se~aua6 yeras ueyleejueu!p led~p sullads (p

'!leu qepns 6ueA ~ouop !Jep ueyleeJueuJ!p ledep eul~ads (3 'epaqJaq 6u~h !seyol

eped m e s ueye!q6uequra6uad (q 'y!gaua6 ueue&e~~yaueay ueloquo6uad

we yep nlueqfflalu { :ye)epe Jell

w e s

uwe!q6uequa6uad

ynlun uelenq

!seu!luasu! y !uyal ue~ee~uswad yep ue6unlunay '(566 1) Ila-lopj JnJnuayy

'(666 1 ua!Ja,O uep

ulo~

'it3 la

lagey~s)

e!es uenyaqruad uep ue6undweuad

y!uyal

ue6uequ~a6uad

deyel

eped meq uqnyel!p I!seyaq Lunlaq

eJieulng yepeq eped ueJenq !seutu;rasu! y!uyal uewejueuad nl! eJquawaS '(€66 t

'le

Ja ~oluol4) JaaP s,PP

ueP

(886 1 'le

Ja

110~) WnQi=lelq '( 186

c

'le 39 J~~OIS)

I

asmy !yslmaud '(966 1 'je $a Gu!l~apan)O sAay uaur lasowJew

'(~86

1 -p ?a plno3)

elt!~o6 u~p aazuedu!y~ epled uEynyel!p

I!seylaq

qelal Jell

w e s

eped ueqlenq

I

!seu!utasu! y!uyal uEIwlueluad 'ue~ey6ueuad !p yepeq ~leye~qGuequaGuad

I

eqesn luelep nleq eAsdn ueyedn~alu (91) uelenq !seu!uJasu!yue)enq U W E ) ~
(12)

-JEpuels ~aua6uad ueyeq u~6uap u~y6u!pueq!p

LpJnLu y !qa( s!urouoya

emas

euew!p npeu

~aua6uad

ueyeq ueyaun66uaur u~6uap I!sewaq qelal (snquenef sog) 6ua)ueq uep (s!straolu!j

sn~a3)

mey

RsnJ ualuas uenyaqwad eped my~q uey~nqaAuaw (!sey!unuroy

leuos~ad

'6661.)

U!JnEl nl! PJEJUaUaS -(665 L lJ3lJfldO Uep WO~) UEqnyaq!p UnlaqaS ~OZO~EWJ~~S

y!~s!~app~ey yep %DL !Jep Jesq q!qal

seyleny

!y!l!wauJ y!seuJ

6 u ! ~ e y l

yelasas

eozopw~ads seyleny utq~tsey6uaw IU

5'0

MW:S

!pw

y!gsqd welep

s~way!p

ualuas clep sjuepa]o~docCl3 !e6eqas

%s

~~fla

uep 1o~s~A16

u~qeun66uaru

ue6uap

nyeA

'BUIME~J qelalas nyaq uawas seyleny ueyl~y6u1uau ndtuew

qetal qepeq uawas uenyaqwad ehedn welep mecpal tle6ueqway~d

-yepeq uawas uenyaqluad tuelep

ye]eseul !s~yz6uaur ynlun uauras

p~~6uod

wn!pau npns uey6uequa6uaur

ndu~m Yela3 (0661) 'P JaWWS '(0861 Aa~ead I6~61

'le

Ja

zleld) q!JW

weqy yepeq

eped

MEJ~ uep japd tuelep u~nyaquad epolaw ue6uap %OE-OZ

elelue

qepual p6ues 6ui~eyj

qelalas

sel!l!yolu ~!sey ue6uap uey~odq~p qeu~ad

6ueA yy~pas qe6ues 'ueynyeI!p yeAueq lunlaq yepeq uauras uenyaqulad

uauJaS uenyaqwad

epolau

p * ~

'(!sey!unwoy ~WOSJ&

'666

1 WO~) EU!~EA UE~ nsequrad

epoaau

u~6uap ue6undueuad uwnyel!p ~qm!p ysu~ad eJJeurng yepeq eped

nl! RJe)uawaS '(6~6 1 'le la zlqd 1066 t

'le

ja J~U-S)

%m

!66u!l

dny

n3 sel!lllou,

elra-e]eJ ue6uap y~rCueqal

eozoleuuads

lelol yelwn! 'y~Aueq dnyn~ 6ueA

!selnye!a qeluln! uey!Jaqulaw InqasJal Epolaw quad u~l~t!ulad u~6uap

!masye

~e!ualay ue~e!!uad !seu!qwoy ~polaw

u~6uap

414epe y!eq dnym !selnye!a

11sey uey!Jaquaw

6ueA

uawas ue6undu1euad epolau ~y~ur eyy~ q!gnd yepeq

uep ~ q ! 4 ~ UIEI!~ yepeq 'e~put yepeq eped u~!g!lauad I!sey ueqmepJag '(0661 'js

ja j a g e m )

posasye

~elualay uep

q u a d

ue+e!!urad !seu!quroy (a uep (~86

c

-!e ja

~awd) uelenq W ~ A(P '( 1861 'P

la

~3~01s

-Ie

~a

PJWOH) !selnye!ao~7yala

(3 '(1861 SUBA~ wp eqny-ovnsaa) quad uel~fjwad epolaw (q '(9661

'-I@ 4s Gu!papany) ueqnsequtad epolw (e yelepe

wes

~ped uey6uequray1p
(13)

ueyledepuaur +Anlun ( ~ 1 3 )

Xesseouniu@awAzua

ue6uap es!leue ueynyellp Guenlad uey yquJaur ehuenpay 6ueA

saDa4

uq~p eweln UOJ~JS~~OJ~ yloqeaaur

!a6eqas auolar~uBadd~ u~p

d~

L-lo!peJpao 1e6eqas u!Jn urejep

ua60~lsao

yloqeaaru uespemqay uey!lssd!p pdep nJeq elleurns yepq eped

uey6uepas

'(266~ -1e ?a al~u!H) (mnu!s wn!JsqJole~a3) ey!JN Y ! W ~ W P W ueP (99661

'€661

'P

~a6~wuaumqas

Xz66 I .je ~3 aypu!~)

(s!u~wq

so~a!u) ey!djtj uwiq yepeq

eped e6nl

nyBaq

'(686

1 W W J ~ uep sa6po~ t ~86 1 h l s ~ j uep wesssy)

(s!u~m!un

sarau!y~)

e!pul

yepeq ep~d ue6u!gunqay uep wnueho

snly!s

ewelas

uotu~o y y !IS yay(eJey

6uelua~

Ielejuelulaq

le6ues

6ueA Jesep !s~w;o4u! u~y yaquraur nduw qelq sa3aj uep utJn p!oJa$s es!leuv -(E= 1 'je la ~ a 6 ~ a q u a u m q 3 ~

f 5 6 6 ~ la uueu_rals!aH lt66 1 ~~!~led>l~!y uep hapel) ueyyepuay!p ynlun

yjns uep saqs yepnw le6ues InqasJe) uwaq ~~6u!6uaw eAuu!el JE!l w e s ep~d

uep

u!Jn

welEp uo~alsa6o~d uep ua60Jlsao ~~loqelaur Jepey ~nyn6ualu ueBuap

BJ)EUnS yepEq ya&s y!iosya umaq salsads eped !synpo~da~

6u!~oltuow

.uedap eseur tp eJleujng

yepeq

u~ye!q6uequa6uad

tu~~6o~d ynlun ueyeun6!p ueye Isynpolda~ !Mlouya~ el!qede Gu!guad 1~6~13s

e6n!

I

!synpo~da~

snws

6uelual ~sstu~oju! eycw 'wep uv~y ue6uap ueyetq6ueqcua6uad

uel!seq-raqay Gunynpuau y n$un 6u!dwes10 . '(~661 asooj) !JEW

~hueu!laq ue!pefay rips eped uep snuas

Gueh

ueeyelaxy ueyleq!yeBualu 4e1al

uep ehuenpay

ejelue

seue6

nyej

qey6u13

tsyelalu!

ueylnqw!uauJ ueye uweylsnqsa

I

luncu!~do nlyehrl

eped

yep!$ ueluel u~p euyaq eJlewnS yepeq ueyn$eAuaur

I

dedn !?yew jnqasml uen y

ela6uad

6uny np!p

duel

'(866 \

-/e

la uueut~a~s!a~) u~~~y6ueuad !p uejuel uep eugaq JE uey6unqe6uua~u ynlun ledal
(14)

-1slenleAa Jeu!uras eped

ue!~!lauad

l!seq ue~ed~wad

lees

eped !sZnlena u~!g uep uEJes ue6uap !ensas pqasJa) j t ? ~

'IE3uo!seua#u!

e6~qwal u ~ p PUEP ueknynp

ueyaedepuaw

sl!qedle e!sAep~ uep riles

qequreyp

uEye 6undulle~!p

6u~A ueju~[ad

yelurny

'y epeq

6uqepq

ue!6eq qnqnl

ewd

Gun~ueB!p u~p ledat u!ey 6un~~s ue6uap sny6unqlp DqasJal ulelenq

eu!6e~ !seyy!po~ 'quad eped ueBue6elay ue6u~stiue~ !Jaquaw ledep

~e6~

wpn ueydn!)!p

uep

3,~p

le6ueq

ne ue6uap !s!!p pdep 'laJey usp

lenqa)

6ueA

uepnq eu!6~~ slele u!pJal

!u!

jejv 'yepeq qnqnl eped u~y6unlue61p ledep 6ueA ueyenq eu!6en ueyeun66uaw ue6uap ueynyel!p uEye uawas uesundueuad

.ueqnyaq!p ueye

6ueh

uauras ue6undlueuad ynlun Jepuejs epolau !e6~qas

uey eun6!p ueye JnqasJaq y !eqJal 6u~A ue6undweuad epolalu !~ep Isenlena llsey . .

'eqeuns yepeq !6eq y!eq Gu!led 6ueA epolaw ueyjedepuau ynlun eAue~elue!p

!seu~quroy neje syosase ~e!ualay

uep

s~uad uelej!wad 'uelenq E U ! ~ E A spolau

EJEJUE uey6u!puequraur ue6uap ueynyel!p ueye uawes ue6undcueuad

uatuas ue6und ureuad epolaw ue6uequra6uad 'p

!&

NV11113N3d WOOL3 W -A1

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)

Gambar

TABEL .................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Asetaldehida banyak digunakan dalam industri kimia, yaitu sebagai bahan intermediete untuk menghasilkan bahan kimia yang lain, antara lain sebagai bahan baku pembuatan

Status nutrisi yang kurang pada subjek penelitian cenderung lebih banyak terjadi pada kelompok berisiko, seperti jumlah paritas > 2, jarak kehamilan < 2 tahun

Keunggulan dari pembelajaran college ball menurut Martina Wijayanti (2011) dapat menyebabkan terbentuknya prestasi yang lebih mantap pada diri siswa

Pada gendhing pepeling Ki Anom Suroto tidak terkesan membawa agama Islam dalam unsur ke arab-araban, namun lebih mem- berikan citra kearifan lokal masyarakat

Berdasarkan hasil pengujian aplikasi menggunakan metode Black-box , implementasi MultiPoint Mouse SDK berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dengan ditunjukkan oleh

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui konsumsi zat gizi dan daya terima pasien rawat inap penyakit kardiovaskular terhadap makanan yang disajikan RSUP H..

Selain daging buah jambu biji getas merah yang rasanya manis, daging Buah Tanaman Jambu biji getas merah ini juga memiliki khasiat yang sangat baik, di dalam daging buah jambu

Walaupun kami berjaya menjual produk yang boleh dikira agak banyak, tetapi kami masih perlu mencari alternatif lain untuk menarik minat pelanggan agar mereka membeli produk kami