perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
TUGAS AKHIR
PRARANCANGAN PABRIK ASETALDEHIDA DENGAN PROSES DEHIDROGENASI ETANOL
KAPASITAS 25.000 TON / TAHUN
Oleh :
1. Nur Khasanah I1506020
2. Putri Nuraini I1506023
PROGRAM STUDI S-1 NON REGULER TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan kasih-Nya,
penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir dengan judul
“Prarancangan Pabrik Asetaldehida dengan Proses Dehidrogenasi Etanol dengan
kapasitas 25.000 ton/tahun”.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis memperoleh banyak bantuan baik
berupa dukungan moral maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir Paryanto, M.S., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Non Reguler FT UNS.
2. Fadilah S.T., M.T., selaku dosen pembimbing I dan Ir Paryanto, M.S.,
sebagai Dosen Pembimbing II tugas akhir yang telah bersedia membimbing
dalam penyusunan tugas akhir.
3. Endang Kwartiningsih S.T., M.T., dan Ir. Muljadi, M.Si selaku dosen penguji
seminar pendadaran tugas akhir.
4. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik moral maupun
material.
5. Segenap Civitas Akademika, atas semua bantuannya.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis membuka diri terhadap segala saran dan kritik yang
membangun. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, April 2011
commit to user
iv
Kata Pengantar……… iii
Motto Persembahan... iv
Daftar Isi………. v
Daftar Tabel……… xii
Daftar Gambar……… xiv
Intisari………. xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik………....1
1.2. Kapasitas Rancangan………...………...……….. 2
1.3. Pemilihan Lokasi Pabrik………. 5
1.4. Tinjauan Pustaka………... 7
1.4.1. Macam – macam Proses……… 7
1.4.2 Kegunaan Produk………... 11
1.4.3 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk... 11
1.4.4 Tinjauan Proses secara Umum……….. 17
BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk……… 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.3. Diagram Alir Proses……… 24
2.3.1. Diagram Alir Kualitatif………. 24
2.3.2. Diagram Alir Kuantitatif………... 24
2.3.3. Langkah Proses………. 28
2.4. Neraca Massa dan Neraca Energi………. . 30
2.4.1. Neraca Massa……… 30
2.4.2. Neraca Panas………. 34
2.5. Tata Letak Pabrik dan Peralatan... 37
2.5.1. Tata Letak Pabrik... 37
2.5.2. Tata Letak Peralatan……….... 41
BAB III SPESIFIKASI ALAT……….. 44
3.1. Reaktor……….. 44
3.2. Absorber………... 45
3.3. Kolom Distilasi……….. 47
3.3.1. Kolom Distilasi I………... 48
commit to user
vi
3.5.1. Heater-01 ( HE-01 )……….. 53
3.5.2. Cooler-01 ……… 54
3.5.3. Cooler-02 ……….. 55
3.5.4. Cooler-03 ………….……….. 56
3.5.5. Cooler-04 ………….………. 57
3.5.6. Cooler-05 ……….. 58
3.6. Vaporizer-01………...……….. 59
3.7. Separator………..………. 60
3.8. Kondenser………..………...……… 61
3.8.1. Kondenser-01……….. 61
3.8.2. Kondenser-02……… 62
3.9. Reboiler………...……….. 63
3.9.1. Reboiler-01………... 63
3.9.2. Reboiler-02……… 64
3.10. Accumulator………... 65
3.10.1. Accumulator-01……… 65
3.10.2. Accumulator-02……… 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 4.1. Unit Pendukung Proses………... 75
4.1.1. Unit Pengadaan Air………...…… 76
4.1.1.1. Air pendingin……… 76
4.1.1.2. Air umpan boiler……….. 77
4.1.1.3. Air Konsumsi dan Sanitasi………... 81
4.1.2. Unit Pengadaan Steam……….. 83
4.1.3. Unit Pengadaan Udara Tekan……… 85
4.1.4. Unit Pengadaan Listrik……….. 86
4.1.4.1. Listrik untuk Keperluan Proses dan Utilitas. 86 4.1.4.2. Listrik untuk Penerangan... 88
commit to user
viii
4.1.7. Unit Pengolahan Limbah………... 94
4.2. Laboratorium……….. 95
4.2.1. Prosedur Analisa Bahan Baku………. 97
4.2.1.1. Infra Red Spectrofotometer(IRS)…………. 97
4.2.1.2. Densitas………. 97
4.2.1.3. Viskositas……….. 98
4.2.1.4. Analisis Water Content (kandungan air dalam bahan padat)…...………. 98
4.2.2. Prosedur Analisa Produk………. 98
4.2.2.1. Gas Chromatograph ( GC)... 98
4.2.2.2. Konsentrasi Produk Asetaldehida... 99
4.2.3. Analisa Air……….. 100
BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 5.1. Bentuk Perusahaan……….. 102
5.2. Struktur Organisasi………... 104
5.3. Tugas dan Wewenang………. 108
5.3.1. Pemegang Saham……… 108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5.4. Pembagian Jam Kerja Karyawan……… 118
5.4.1. Karyawan non shift/ harian……… 118
5.4.2. Karyawan Shift/Ploog………. 119
5.5. Status Karyawan dan Sistem Upah………. 120
5.6. Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan, dan Gaji………….. 121
5.6.1. Penggolongan Jabatan………. 121
5.6.2. Jumlah Karyawan dan Gaji………. 122
5.7. Kesejahteraan Sosial Karyawan……….. 124
5.8. Manajemen Perusahaan………... 126
5.8.1. Perencanaan Produksi………. 127
5.8.2. Pengendalian Produksi……… 128
BAB VI ANALISA EKONOMI 6.1. Penaksiran Harga Peralatan…...……...…… 131
6.2. Dasar Perhitungan………... 134
6.3. Penentuan Total Capital Investment (TCI)……… 134
6.4. Hasil Perhitungan……… 136
6.4.1. Fixed Capital Investment ( FCI )……….…….. 136
6.4.2. Working Capital Investment(WCI)……….…..…. 137
commit to user
x
6.4.8. General Expense(GE)……… 139 6.4.9. Total Production Cost(TPC)……….. 139 6.4.10. Analisa Kelayakan……….. 139
BAB VII KESIMPULAN
Daftar Pustaka……… xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data pabrik penghasil asetaldehida di dunia... 3
Tabel 1.2 Data impor asetaldehida di Indonesia... 3
Tabel 1.3 Data impor asam asetat di Indonesia... 4
Tabel 1.4 Data pabrik asam asetat di luar negeri... 4
Tabel 2.1 Neraca massa di Reaktor... 31
Tabel 2.2 Neraca massa Absorber... 31
Tabel 2.3 Neraca massa Kolom Distilasi I... 32
Tabel 2.4 Neraca massa Kolom Distilasi II... 32
Tabel 2.5 Neraca massa Total... 33
Tabel 2.6 Neraca panas Reaktor... 34
Tabel 2.7 Neraca panas Absorber... 34
Tabel 2.8 Neraca panas Kolom Distilasi I... 35
Tabel 2.9 Neraca panas Kolom Distilasi II... 35
Tabel 2.10 Neraca panas Total... 36
Tabel 2.11 Perincian Luas Area yang Dibangun... 39
Tabel 4.1 Kebutuhan Air Pendingin... 77
Tabel 4.2 Kebutuhan Air Umpan Boiler... 78
Tabel 4.3 Kebutuhan Air Konsumsi dan Sanitasi... 81
Tabel 4.4 Kebutuhan Total Air Sungai... 82
commit to user
xii
Tabel 5.1 Perincian Jumlah Karyawan Proses... 112
Tabel 5.2 Perincian Jumlah Karyawan Utilitas... 113
Tabel 5.4 Jumlah Karyawan Menurut Jabatan... 122
Tabel 5.5 Perincian golongan dan gaji karyawan... 124
Tabel 6.1 Indeks Harga Alat... 132
Tabel 6.2 Fixed Capital Invesment... 136
Tabel 6.3 Working Capital Investment... 137
Tabel 6.4 Direct Manufacturing Cost... 137
Tabel 6.5 Indirect Manufacturing Cost... 138
Tabel 6.6 Fixed Manufacturing Cost... 138
Tabel 6.7 General Expense... 139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Lokasi pabrik…………... 7
Gambar 2.1 Diagram Alir Proses... 25
Gambar 2.2 Diagram Alir Kualitatif... 26
Gambar 2.3 Diagram Alir Kuantitatif... 27
Gambar 2.4 Tata Letak Pabrik... 40
Gambar 2.5 Tata Letak Peralatan Proses... 42
Gambar 4.1 Skema Pengolahan Air... 82
Gambar 5.1 Struktur organisasi pabrik asetaldehida... 107
Gambar 6.1 Chemical Engineering Cost Index... 133
commit to user
xiv
Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, pada tahun 2014 dan mulai beroperasi pada tahun 2015. Asetaldehida banyak digunakan dalam industri kimia, yaitu sebagai bahan intermediete untuk menghasilkan bahan kimia yang lain, antara lain sebagai bahan baku pembuatan asam asetat, n-butanol, 2-hexyl ethanol, pentaerythrytol, trimethyrolpropane, pyridine, pericetic acid,cratonaldehyde,asetat anhidrid, chloral, 1,3-buthylene glycol,asam laktat.
Asetaldehida dibuat dari proses dehidrogenasi etanol dengan katalis Cu-Cr pada kisaran suhu 260-290 oC dan tekanan 1,2 atm dalam Reaktor Fixed Bed Multitube kondisi non isotermal dan non adiabatis. Reaksi berlangsung secara endotermis sehingga diperlukan pemanas dowtherm A. Bahan baku yang dibutuhkan adalah etanol 95% sebanyak 27.626,21 ton/tahun, konversi yang diperoleh sebesar 50% mol. Gas keluar reaktor diserap dengan penyerap air dalam absorber yang kemudian asetaldehida dimurnikan dalam menara distilasi, sehingga diperoleh asetaldehida dengan kemurnian 99,9% berat.
Kebutuhan utilitas meliputi air sungai sebanyak 53,27 m3/jam, bahan bakar (solar) sebanyak 238,99 L/jam, udara tekan sebanyak 45,83 m3/jam dan kebutuhan listrik sebesar 450 kW. Pabrik juga didukung laboratorium untuk menjaga kualitas produk agar sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT), dengan struktur organisasi line and staff. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian jam kerja yang terdiri dari karyawan shift dan non-shift. Pabrik direncanakan dibangun di atas tanah seluas 19.900 m2 di daerah Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah. Pabrik beroperasi selama 24 jam per hari dan 330 hari per tahun. Jumlah kebutuhan tenaga kerja sebanyak 190 orang.
Dari analisa ekonomi diperoleh modal tetap sebesar Rp 116.251.195.620 dan modal kerjanya Rp 669.477.072.064. Biaya produksi total per tahun sebesar Rp 2.402.859.026.497. Pabrik asetaldehida ini termasuk beresiko tinggi karena bahan baku dan produk bersifat mudah terbakar. Analisis kelayakan menunjukkan bahwa Return of Investment(ROI) sebelum dan sesudah pajak sebesar 97,75% dan 73,31 %. Pay Out Time (POT) sebelum dan sesudah pajak selama 0,95 tahun dan 1,24 tahun, Break Even Point(BEP) 49,88 %, dan Shut Down Point (SDP) 45,01%. Sedangkan Discounted Cash Flow (DCF) sebesar 11,08%. Berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka Pabrik Asetaldehida dengan Proses Dehidrogenasi Etanol dengan kapasitas 25.000 ton/tahun dinilai layak didirikan karena memenuhi standar persyaratan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik
Industri kimia di Indonesia belakangan ini memperlihatkan perkembangan
yang cukup baik. Semakin banyak bahan kimia yang diproduksi di dalam negeri baik
itu produk Up Stream (hulu), produk Mid Strean (antara/intermediate) maupun produk Down Stream (hilir). Produk antara atau intermediate diperkirakan memiliki prospek pasar yang cukup baik dan sekaligus memiliki peluang investasi yang cukup
besar. Sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan iklim industri,
maka pembangunan industri kimia dasar yang berwawasan masa depan mempunyai
prospek yang cukup cerah. Salah satu bahan kimia yang cukup penting adalah
Asetaldehida.
Asetaldehida dengan rumus molekul CH3CHO adalah salah satu senyawa
aldehid yang mempunyai sifat cairan tak berwarna, mudah terbakar dan mudah larut
dalam air.
Asetaldehida merupakan bahan yang mempunyai kegunaan yang sangat luas
dalam industri kimia. Produk ini digunakan dalam industri kimia sebagai bahan
Dapat menghemat devisa negara, dengan adanya pabrik asetaldehida di dalam
negeri maka impor asetaldehida dapat dikurangi dan jika berlebih dapat
diekspor.
Dapat memacu berdirinya pabrik-pabrik baru yang menggunakan bahan baku
asetaldehida.
Menggunakan bahan baku etanol yang mudah diperoleh di dalam negeri.
Dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, sehingga dapat
mengurangi pengangguran.
1.2. Kapasitas Rancangan
Dalam menentukan kapasitas rancangan pabrik asetaldehida perlu
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Ketersediaan bahan baku
Bahan baku yang digunakan untuk membuat asetaldehida yaitu etanol
yang diperoleh dari PT. Indo Acidatama. Dengan kapasitas produksi etanol
54.750 ton/tahun, PT. Indo Acidatama diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
bahan baku untuk pabrik ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Data-data kapasitas pabrik yang telah beroperasi penghasil
asetaldehida di dunia dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut
Tabel 1.1 Data pabrik penghasil asetaldehida di dunia
Pabrik
Kapasitas
(ton/tahun)
Celanese, Bay City, Texas
Celanese, Bishop, Texas
Celanese, Clear Lake City, Texas
Celanese, Pompa, Texas
3. Kebutuhan asetaldehida di Indonesia
Data impor asetaldehida di Indonesia sampai tahun 2009 dapat dilihat
2007
( sumber : Badan Pusat Statistik)
Dari data impor asetaldehida hanya dilihat kecenderungannya saja.
Asetaldehida paling banyak digunakan sebagai bahana baku pembuatan asam
asetat. Data impor asam asetat di Indonesia sampai tahun 2009 dapat dilihat pada
tabel 1.3. berikut
Tabel 1.3. Data impor asam asetat di Indonesia
Tahun Jumlah (kg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Dari data impor asam asetat dapat diperkirakan kebutuhan asam asetat
di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 65.379 kg. Untuk memenuhi kebutuhan
asam asetat tersebut dibutuhkan asetaldehida sebesar 47.944 kg. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa kebutuhan asetaldehida meningkat.
4. Pabrik asam asetat di luar negeri
Tabel 1.4. Data pabrik asam asetat di luar negeri
Negara Jumlah (juta ton/tahun)
asetaldehida diluar negeri sebesar 3 juta ton/tahun.
5. Pabrik yang sudah ada di Indonesia
Pabrik asetaldehida yang sudah ada di Indonesia yaitu di PT. Indo
Acidatama memproduksi sebesar 20.000 ton/tahun.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka kapasitas
pabrik yang akan dibangun sebesar 25.000 ton/tahun. Dengan demikian,
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan asetaldehida dalam negeri dan
ekonomis dimasa yang akan datang. Pendirian pabrik direncanakan di daerah
Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa tengah.
Pertimbangan-pertimbangan yang diambil untuk lokasi ini adalah :
1. Sumber bahan baku
Bahan baku merupakan faktor penting dalam penentuan lokasi pabrik.
Pabrik asetaldehida ini akan didirikan di daerah Plesungan, Gondangrejo,
Karanganyar, Jawa tengah karena dekat dengan sumber bahan baku yaitu
etanol. Bahan baku etanol diperoleh dari pabrik etanol PT. Indo Acidatama
yang terletak di daerah Janggalan Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, Jawa
Tengah. Dengan tersedianya bahan baku yang relatif besar diharapkan
kebutuhan bahan baku bisa tersedia.
2. Pasar
Dipilihkan daerah Karanganyar sebagai lokasi pabrik dengan
pertimbangan bahwa daerah ini sedang mengalami perkembangan dalam
bidang industri sehingga diharapkan kebutuhan akan asetaldehida bisa
tercukupi, juga membuka kesempatan berdirinya industri-industri lain yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
salah satu kota strategis yang mampu menyalurkan produk ke kota-kota
kawasan industri lainnya di Wilayah Jawa Tengah khususnya dan pulau Jawa.
3. Transportasi
Wilayah Karanganyar yang berada di Jawa Tengah merupakan
kawasan industri maka jalur perhubungan darat dan udara sudah tersedia.
Dengan adanya jalur perhubungan ini maka hubungan antar daerah tidak
mengalami hambatan, terutama ke daerah Indonesia bagian Timur.
4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dapat diperoleh dari masyarakat sekitar pabrik. Dengan
pendirian pabrik ini diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru, sehingga
mengurangi pengangguran di Indonesia, terutama di wilayah Karanganyar.
5. Utilitas
Ketersedian air sebagai air baku maupun sebagai air proses telah
tercukupi dari sumber-sumber air yang ada di sekitar Karanganyar yaitu
Gambar 1.1 Lokasi pabrik
1.4. Tinjauan Pustaka 1.4.1. Macam-Macam Proses
Secara komersial asetaldehida dapat diproduksi dengan proses sebagai
berikut:
1. Hidrasi Asetilen
Asetilen dengan kemurnian yang tinggi diumpankan ke dalam reaktor
yang berisi katalis merkuri yang dilarutkan dalam asam sulfat, suhu reaksi
dijaga 70-100˚C dan tekanan 15 psi. Konversi per pass 50-60%
C2H2+ H2O → C2H4O ∆H298˚K = 33 kkal/kmol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Asetilen yang tidak bereaksi dikompresi dan diserap untuk dipisahkan dengan
asetaldehida sebelum direcycle ke dalam reaktor. Pemurnian asetaldehida
dilakukan dengan cara distilasi. Proses ini dikenal dengan nama proses
German. ( Mc Ketta, 1976 )
2. Oksidasi n-butana
n-Butana, udara dan gas recycle dicampur dan dikompresi pada
tekanan 100 psig kemudian dipanaskan dalam furnace sampai suhu 370˚C lalu
dioksidasi dalam reaktor pada suhu 450˚C. Konversi n-butana per pass
25-35%. Gas hasil reaksi didinginkan dengan larutan formaldehid. Produk
diserap dengan air dan n-butana yang tidak bereaksi direcycle ke dalam
reaktor. Pemurnian dilakukan dengan distilasi. (Mc Ketta, 1976 )
3. Proses dari etanol
bereaksi dan asetaldehida diserap dari hasil gas dengan alkohol dingin.
Asetaldehida dengan etanol dipisahkan dengan distilasi, alkohol direcycle
kembali sebagai umpan reaktor. Hasil samping berupa asam asetat, etil asetat,
reaksi dikondensasi dan diserap untuk mengambil alkohol. Pemurnian
dilakukan dengan distilasi. Alkohol yang tidak bereaksi direcycle ke dalam
proses. ( Mc Ketta, 1976 )
3. Oksidasi Etilen
Proses ini dapat berlangsung dalam satu tahap (one stage process)atau
dua tahap (two stage process).
C2H4+ ½ O2→ C2H4O ∆H298˚K = -58 kkal/kmol
a. Proses satu tahap
Oksigen segar dan etilen diumpankan secara terpisah ke dalam reactor
Bubble yang berisi larutan katalis. Kandungan oksigen dalam recycle gas dibatasi maksimal 9 % mol. Reaktor beroperasi pada suhu 100-130˚C dan
tekanan sekitar 3 atm dengan katalis palladium. Panas reaksi dihilangkan
dengan penguapan asetaldehid dan air dari larutan katalis. Konversi etilen per
pass 75%.
Gas hasil diserap dengan air utnuk mengkondensasi dan menyerap
asetaldehida. Recycle gas digunakan untuk mengambil kembali etilen, tetapi
pembuangan gas digunakan untuk menghilangkan gas inert dari sistem.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
yang tinggi untuk meminimumkan kehilangan etilen. Residu dari scrubber diumpankan ke dalam kolom distilasi. Pada kolom distilasi astaldehida
sebagai hasil atas dan residu kolom ini terdiri dari air dan asetaldehida. Proses
ini dikenal dengan nama proses Hoechst.
( Mc Ketta, 1976 )
b. Proses dua tahap
Pada proses ini etilen dan oksigen dari udara direaksikan dalam dua
reaktor yang terpisah. Reaktor yang digunakan adalah plug flow tubular reactor. Reaksi dilakukan pada 125-130˚C dan tekanan 10 atm dengan katalis palladium, asetaldehida yang terbentuk dari reaktor pertama keluar dengan
cara adiabatic flashing dan memanfaatkan panas reaksi. Larutan katalis direcycle ke reaktor kedua atau reaktor oksidasi untuk mengoksidasi garam
cupro menjadi cupri. Jumlah cairan yang direcycle dibutuhkan dalam jumlah
besar karena kelarutan katalis logam rendah dan hasil asetaldehida per pass
dibatasi oleh konsentrasi garam. Konversi etilen per pass 99,5 %.( Mc Ketta,
1976 )
Dari berbagai uraian pembuatan asetaldehida diatas, proses yang dipilih
adalah proses dehidrogenasi etanol dengan pertimbangan antara lain, prosesnya
cukup ekonomis karena harga etanol yang relatif murah dan beroperasi pada tekanan
2. Bahan baku pembuatan n-butanol
3. Bahan baku pembuatan 2-hexyl ethanol
4. Bahan baku pembuatan pentaerythrytol
5. Bahan baku pembuatan trimethyrolpropane
6. Bahan baku pembuatan pyridine
7. Bahan baku pembuatan pericetic acid
8. Bahan baku pembuatan cratonaldehyde
9. Bahan baku pembuatan asetat anhidrid
10. Bahan baku pembuatan chloral
11. Bahan baku pembuatan 1,3-buthylene glycol,
12. Bahan baku pembuatan asam laktat.
( Mc Ketta, 1954 )
1.4.3. Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan produk A. Bahan Baku
Etanol
a. Sifat fisis
Rumus molekul : C2H5OH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Density kritis,gr/cm3 : 0,7893
Panas penguapan,kj/kg : 839328,717
Panas pembentukan,kj/kg : -270710,708
Kapasitas panas (Cp),kj/kg K : 0,579
Viskositas pada 20˚C, N.s/m2 : 1,17
b. Sifat kimia
Atom hidrogen dari hidroxyl group dapat diganti dengan metal aktif
membentuk methal ethoxide
Reaksi: 2C2H5OH + 2M → 2C2H5OM +H2
Misal reaksi antar alkohol dengan NaOH
C2H5OH + 2NaOH → C2H5ONa +H2O
Sodium ethoxide
Beradisi dengan asetilen membentuk ethyl vinil ether
Reaksi : C2H5OH + HC=CH→ C2H5OCH=CH2
Bereaksi dengan asam organik dan asam anorganik membentuk ester
Dehidrogenasi ethyl alkohol membentuk acetaldehyde
Reaksi : CH3CH2OH → CH3CHO + H2
Ethyl alkohol bereaksi dengan sodium hypociari membentuk
cloroform Reaksi :
CH3CH3OH + NaOCl → CHaCHO + NaCl + H2O
CH3CH3OH + 3NaOCl → CCl2CHO + 3NaOH
CCIaCHO + NaOH CHCI3 + HCOONa
B. Produk
1. Asetaldehida
a. Sifat Fisis
Rumus molekul : CH3CHO
Berat molekul : 44
Titik didih (1 atm),°C : 20,16
Titik lebur,°C : -123,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Panas peleburan, kj/kg : 71129,552
Panas penguapan, kj/kg : 581588,692
Suhu kritis, K : 461,0
Tekanan kritis, atm : 63,22
b. Sifat Kimia
Asetaldehida adalah senyawa yang sangat reaktif, yang
secara umum dipakai pada bidang manufaktur. Reaksi oksidasi,
reduksi, kondensasi, polimerisasi dan adisi adalah contoh-contoh
reaksi kereaktifannya.
Oksidasi
Oksidasi acetaldehyde fase cair dengan udara (oksigen)
merupakan reaksi yang penting dalam industri. Kebanyakan asam
asetat banyak diproduksi melalui cairan ini. Reaksi oksidasi adalah
reaksi rantai dimana asam perasetat dihasilkan dan kemudian
bereaksi dengan asetaldehida untuk menghasilkan asam asetat
melalui monoperasetat (AMP)
Reaksi :
CH3CHO + O2 → CH3COOH
CH3COOH +CH3CHO → AMP
AMP → 2CH3COOH
Reaksi Kondensasi
Larutan basa encer menyebabkan asetaldehida mengalami
aldol kondensasi menjadi asetadol. Aldol kondensasi adalah reaksi
yang sangat umum clan acetaldehyde.
Reaksi : 2CH3CHO + OH → CH3CHOHCH2CHO
Asetakiol adalah intermediate penting dalam pembuatan butyraldehyde dan 1-3 butanol melalui asetaldehida dan juga dalam pembuatan 1,3-butanediol. Juga reaksi yang penting adalah
aldol acetaldehyde dengan formaldehid berlebihan yang merupakan bagian dari pembuatan pentarythritolC(CH20H)4secara komersial.
Polimerisasi
Sedikit asam mineral akan mengkatalisasi rimetrisasi
aldehida menjadi garaidehid pada suhu ruang. Jika asetaldehida
dititrasi dengan HCl kering pada suhu rendah tetiamer,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dinamakan depolimerisasi. Depolimerisasi akan sempuna dengan
pemanasan pada tabung seal.
Reaksi Adisi
Meskipun sedikit acetaldehyde (kecuali cloral dan halogenased aldehid yang lain) yang membentuk hidrat yang
dapat diisolasikan, suatu larutan encer acetaldehyde mengandung
hidrat acetaldehyde (gem-diol) dalam keseimbangannya.
Reaksi : CH3CHO + H20 → CH3CH(OC2H5)
Dengan cara yang sama acetaldehyde sedikit terbentuk dan reaksi dengan g1ycol dan dengan senyawa polihidraksi yang lain.
Reaksi adisi merkaptal terhadap acetaldehyde akan membentuk merkaptal (CH3CHCSR)2 dimana suffat analog dengan asefial juga
H2 dapat digunakan untuk berbagai macam reaksi
hidrogenasi dan reaksi – reaksi yang lain.
1.4.4. Tinjauan Proses secara Umum
Reaksi pembentukan asetaldehida salah satunya adalah reaksi
dehidrogenasi dimana gugus H dilepaskan dalam bentuk gas H2 dari ikatan dalam
etanol (C2H5OH) sehingga didapat produk yang relatif lebih reaktif berupa
asetaldehida dengan rumus molekus C2H4O. Asetaldehida secara komersial dibuat
dengan dehidrogenasi fase uap etanol.
Reaksi:
260 - 290°C
C2H5OH(g) CH3CHO(g) + H2 ΔHr = 15 kkal/kmol
Etanol diuapkan dan direaksikan diatas katalis chrom clan tembaga pada
tekanan atmosfer dan suhu 260 - 290°C. Konversi 50 %. Pada suhu tersebut kondisi
reaktan adalah fase gas maka digunakan reaktor jenis Fixed Bed multitube.Pada
reaksi ini digunakan bahan baku etanol yang banyak terdapat dipasaran berupa
pabrik-perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pabrik yang ada di Indonesia. Reaksi katalitis berlangsung dalam 5 tahap, yaitu
sebagai berikut :
1. Difusi dari molekul zat pereaksi pada permukaan katalis.
2. Adsorbsi dari zat pereaksi pada permukaan.
3. Reaksi pada permukaan.
4. Desorpsi dari zat hasil.
5. Difusi dari zat hasil ke dalam fase gas.
Dalam hal ini langkah 1 dan 5 dapat diabaikan karena kecepatan difusi
sangat cepat. Sedangkan pengendali terbesar pada reaksi ini adalah reaksi
commit to user
20 2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku
Etanol
Kenampakan : Cair
Warna : Jernih
Kemurnian : 95% berat
Impuritas : H2O ( 5% berat )
Berat jenis : 0,8160 - 0,7937 g/cm3
Viskositas : 1,32 - 1,22 kg/l.dt
2.1.2. Spesifikasi Produk Asetaldehida
Kenampakan : Cair ( tekanan 1,95 atm )
Warna : Jernih
Kemurnian : 99,9% berat
Impuritas : Etanol ( 0,1% berat )
Berat Jenis : 0,7801 g/cm3
Viskositas : 0,12 - 0,16 kg/l.dt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Rumus Molekul : Cr-Cu
Kenampakan : Butiran bola
Diameter : 0,0051 m
Bulk density : 67 (kg/m3)
2.2. Konsep Proses 2.2.1. Dasar Reaksi
Asetaldehida secara komersial dibuat dengan cara dehidrogenasi fase
uap ethyl alcohol.
Reaksinya :
CH3CH2OH CH3CHO + H2
ΔHr298= 15 kkal
Etanol diuapkan dan direaksikan diatas katalis chrom clan tembaga
pada tekanan 1,2 atm dan temperatur 260-290˚C. Pada suhu tersebut kondisi
reaktan adalah fase gas, maka digunakan reaktor jenis fixed bed.
Reaksi bersifat endotermis dengan demikian diperlukan adanya
tambahan panas dari luar untuk mempertahankan suhu didalam reaktor.
Dalam hal ini digunakan dowtherm sebagai pemanas dan untuk mendapatkan
transfer panas yang baik, maka dipilih reaktor jenis fixed bed multitube.
Pada reaksi ini digunakan bahan baku etanol yang didapat dari
PT.Indo Acidatama dengan kadar 95%. 260–290˚C
3. Reaksi pada permukaan
4. Desorpsi dari zat hasil pada permukaan
5. Difusi dari zat hasil ke dalam fase gas.
Dalam hal ini langkah 1 dan 5 dapat diabaikan karena kecepatan
Penyusunan persamaan kecepatan reaksi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kecepatan reaksi pembentukan asetaldehida ditinjau dari segi kinetika
dinyatakan sebagai berikut :
CH3CH2OH CH3CHO + H2
A B C
lnKad = (-1.175 + 1166,6/T) lnKd = (1.057 + 690,2/T) lnKe = (11.82 – 6189,1/T)
(The Canadian Journal of Chemical Engineering, vol.57, April, 1979)
Keterangan :
rs : Kecepatan reaksi, (mol / kgcat.jam)
PA : Tekanan parsial etanol, (atm)
PB : Tekanan parsial asetaldehida, (atm)
PC : Tekanan parsial H2, (atm)
k : Konstanta kecepatan reaksi, (jam-1)
KAD : Konstanta kesetimbangan adsorpsi, (atm)
KD : Konstanta kesetimbangan desorpsi, (atm)
T : Temperatur, (K)
2. Tinjauan Termodinamika Reaksi yang terjadi adalah :
CH3CH2OH(g) CH3CHO(g) + H2(g)
ΔHr298= ΔHfoproduk- ΔHforeaktan
= -39,72 – (-54,23)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Ternyata ΔH menunjukkan harga positif, maka reaksinya bersifat
endotermis.
Apabila ditinjau dari energi Gibbs (ΔGfo):
GfoC2H5OH = - 31.46 kkal/mol
GfoC2H4O = - 40,23 kkal/mol
GfoH2 = 0 kkal/mol
ΔGfo = ΔGfoproduk- ΔGforeaktan
= ( -40,23 + 0) – (-31,46)
= -8,77 kkal
ΔGfo = -RT ln K
K298 = exp (ΔGfo/RT)
= exp (-8,77 / 0,001987*298)
= 2.706.148,164
2.3. Diagram Alir Proses
Diagram alir proses dapat dilihat pada gambar 2.1.
2.3.1. Diagram Alir Kualitatif
Diagram alir kualitatif dapat dilihat pada gambar 2.2.
2.3.2. Diagram Alir Kuantitatif
p
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2.3.3. Langkah Proses
Secara garis besar proses pembuatan asetaldehida dengan proses
dehidrogenasi etanol terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1. Penyiapan Bahan Baku
2. Reaksi Dehidrogenasi Etanol
3. Pemisahan dan Pemurnian Etanol sisa
1. Persiapan Bahan Baku
Tahap ini bertujuan untuk menyiapkan umpan reaktor pada fase gas
dengan suhu 290˚C dantekanan 1,2 atm dari etanol cair suhu 30oC.
Etanol disimpan dalam tangki penyimpanan etanol (T–01) yang
berbentuk silinder tegak dengan tutup conical pada fase cair suhu 30oC dan tekanan 1 atm. Etanol dari tangki penyimpanan dicampur dengan campuran
recyclekemudian diuapkan dalam vaporiser (VP-01).
Keluar dari vaporiser kemudian feed gas dipanaskan dalam heater (HE–01) dengan media pemanas dowtherm A sehingga suhunya sesuai dengan kondisi umpan reaktor (290oC, 1,2 atm).
2. Reaksi Dehidrogenasi Etanol
Proses dehidrogenasi etanol dilangsungkan dalam reaktor fixed bed multitube katalitik untuk menghasilkan asetaldehida. Reaktor beroperasi pada kondisi non isothermal, suhu umpan reaktor 290oC dan tekanan 1,2 atm,
C2H5OH C2H4O + H2
Konversi reaksi dalam reaktor yaitu 50 %. Reaksi tersebut
endothermic, panas reaksi disuplai dengan mengalirkan dowtherm A melalui sela-sela tube dalam shell. DowthermA masuk pada suhu 400˚Cmelalui pipa
pemasukan pada bagian atas shell.
3. Pemurnian Asetaldehida dan Isolasi Etanol
Pemisahan dan pemurnian produk dilakukan melalui dua tahapan
yaitu:
a. Pemurnian Asetaldehida
Pemurnian asetaldehida dimaksudkan untuk mendapatkan asetaldehida
dengan spesifikasi sesuai dengan pasaran. Produk keluar reaktor didinginkan
dalam cooler (CO–01) dengan menggunakan cairan hasil bawah absorber sehingga diperoleh suhu 108,16 oC yang kemudian didinginkan lagi dalam
cooler(CO-02 dan CO-03) hingga suhunya menjadi 70oC.
Gas dari cooler kemudian dimasukkan ke dalam absorber (AB-01) yang beroperasi pada tekanan 1,08 atm. Gas keluaran absorber yang berupa
hidrogen dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler sedangkan cairan produk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
bubble pointnya 94,66oC dan tekanan 1,95 atm untuk memurnikan asetaldehida. Kondisi atas kolom adalah 40oC, 1,95 atm. Produk asetaldehida
yang didapat memiliki kemurnian 99,9% yang kemudian disimpan dalam
tangki penyimpanan yang berbentuk silinder horisontal dengan head berbentuk torisphericalpada fase cair suhu 30oC dan tekanan 1,95 atm. b. Isolasi Etanol
Isolasi etanol bertujuan untuk mengambil sisa etanol yang tidak
bereaksi untuk direcycle. Produk bawah kolom distilasi I digunakan sebagai umpan kolom distilasi II. Hasil atas kolom didinginkan dengan kondensor dan
didapatkan etanol dengan kemurnian 95% yang kemudian direcycle. Sedangkan pada bagian bawah kolom distilasi II, cairan sebagian dialirkan ke
dalam cooler, sedangkan sebagian lagi berupa etanol dan air dalam jumlah sedikit dibuang sebagai waste.
2.4. Neraca Massa dan Neraca Energi 2.4.1. Neraca Massa
Basis :1 jam operasi
H2 0 0 143,4804 71,7402
C2H4O 3,1566 0,0717 3159,7254 71,8119
C2H5OH 6600,0984 143,4804 3300,0492 71,7402
H2O 344,2603 19,1256 344,2603 19,1256
Jumlah 6947,5153 162,6777 344,2603 234,4179
Total massa 6947,5153 6947,5153
2. Neraca Massa di Absorber Tabel 2.2 . Neraca Massa Absorber
Komp.
Input Output
Arus 3 Arus 11 Arus 4 Arus 5
Kg/jam Kgmol/jam Kg/jam Kgmol/jam Kg/jam Kgmol/jam Kg/jam Kgmol/jam
H2 143,4804 71,7402 0 0 143,4804 71,7402 0 0
C2H4O 3159,7254 71,8119 0 0 3,1597 0,0718 3156,5657 71,7401
C2H5OH 3300,0492 71,7402 32,4017 0,7044 9,7502 0,2120 3322,7007 72,2326 H2O 344,2603 19,1256 7105,7521 394,7640 0,3443 0,0191 7449,6681 413,8705 Jumlah 6947,5153 234,4179 7138,1538 395,4684 156,7346 72,0431 13928,9345 557,8432 Total
massa 14085,6691 14085,6691
3. Neraca Massa Kolom Distilasi I
Tabel 2.3. Neraca Massa Kolom Distilasi I
Komp.
Input Output
Arus 5 Arus 6 Arus 7
Kg/jam Kgmol/jam Kg/jam Kgmol/jam Kg/jam Kgmol/jam
C2H4O 3156,5657 71,7401 3153,4091 71,6684 3,1566 0,0717
C2H5OH 3322,7007 72,2326 3,1566 0,0686 3319,5441 72,1640
H2O 7449,6681 413,8705 0 0 7449,6681 413,8705
Jumlah 13928,9345 557,8432 3156,5657 71,73700 10772,368 8
486,1062
Total
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
4. Neraca Massa Kolom Distilasi II
Tabel 2.4. Neraca Massa Kolom Distilasi II
Komp.
Input Output
Arus 7 Arus 8 Arus 9
Kg/jam Kgmol/jam Kg/jam Kgmol/jam Kg/jam Kgmol/jam
C2H4O 3,1566 0,0717 3,1566 0,0717 0 0
C2H5OH 3319,5441 72,1640 3286,3487 71,4424 33,1954 0,7216
H2O 7449,6681 413,8705 169,8524 9,4362 7279,8157 404,4342
Jumlah 10772,3688 486,1062 3459,3577 80,9503 7313,0111 405,1558
Total
d
Jumlah 3.488,1576 m 81,7274 m 156,7346 3.156,5657 m174,8573
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2.4.2. Neraca Panas Basis : 1 jam operasi
Satuan : kJ
1. Neraca Panas Reaktor
Tabel 2.6 Neraca Panas Reaktor
Komponen Input(kj/jam) Output ( kj/jam )
H2 0 5,4269E+05
C2H4O 2,1003E+03 1,9780E+06
C2H5OH 5,4064E+06 2,5439E+06
H2O 1,9445E+05 1,8404E+05
panas reaksi 4913486,323
Pemanas 4,5593E+06
Total 1,0162E+07 1,0162E+07
2. Neraca Panas Absorber
Tabel 2.7 Neraca Panas Absorber
Komponen
H2 93172,7934 0,0000 20651,6265 0,0000
C2H4O 187800,3017 0,0000 40,5330 136124,2350
C2H5OH 224326,0211 761,4515 142,0262 142455,4517
H2O 29056,8342 297922,5901 6,4383 533619,6814
Total 534355,9504 298684,0416 20840,6239 812199,3681
Q condenser 2.651.753,5161
Jumlah 6.314.935,8228 Jumlah 6.314.935,8228
4. Neraca Panas Kolom Distilasi II
Tabel 2.9 Neraca Panas Kolom Distilasi II
Input kj/jam Output kj/jam
umpan cair masuk 2.764.359,0927 panas distilat 477.869,0187 Q reboiler 17.524.736,4718 panas cairan bottom 2.284.125,286
Total
p
Jumlah 5.209,322 2.43E+11 24.257.028,5 20.840,62 3.366,455 891,254
Total panas 2,43E+07 2,43E+07
aman. Untuk mendapatkan kondisi yang optimal, maka perlu dipertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Pabrik asetaldehida ini merupakan pabrik baru (bukan pengembangan)
sehingga dalam penentuan tata letak pabrik tidak dibatasi oleh bangunan
yang ada.
2. Perlu disediakan area perluasan produksi yang tidak jauh dari proses yang
lama.
3. Faktor keamanan terutama bahaya kebakaran, ledakan, asap/gas beracun.
Maka dalam merencanakan lay out selalu diusahakan untuk memisahkan sumber api dan panas dari sumber bahan yang mudah meledak. Unit-unit
proses dikelompokkan agar memudahkan pengalokasian bahaya kebakaran
yang mungkin terjadi.
4. Sistem konstruksi yang digunakan adalah outdoor untuk menekan biaya bangunan gedung, sedangkan jalannya proses dalam pabrik tidak
dipengaruhi perubahan musim.
5. Fasilitas untuk karyawan, seperti mushola, kantin dan sebagainya
diletakkan ditempat yang strategis sehingga tidak mengganggu jalannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
6. Jarak antara pompa dan peralatan proses harus diperhitungkan agar tidak
mengalami kesulitan dalam melakukan pemeliharaan dan perbaikan.
7. Disediakan tempat untuk pembersihan alat agar tidak mengganggu
peralatan yang lain.
8. Jarak antar unit proses yang satu terhadap unit proses yang lain diatur
hingga tidak saling mengganggu.
9. Alat kontrol supaya diletakkan pada kondisi yang mudah diawasi.
Tabel 2.11. Perincian luas area yang dibangun
Bangunan Luas, m
2
Luas, ft2 F U D Lumen
Pos keamanan 30 322.91 20.00 0.42 0.75 20502.18789
Parkir 500 5381.82 10.00 0.49 0.75 146444.1992
Musholla 100 1076.36 20.00 0.55 0.75 52187.38735
Kantin 100 1076.36 20.00 0.51 0.75 56280.51576
Kantor 1000 10763.65 35.00 0.60 0.75 837172.672
Poliklinik 100 1076.36 20.00 0.56 0.75 51255.46971
Ruang kontrol 200 2152.73 40.00 0.56 0.75 205021.8789
Laboratorium 400 4305.46 40.00 0.56 0.75 410043.7577
Proses 4000 43054.59 30.00 0.59 0.75 2918955.563
Utilitas 2000 21527.30 10.00 0.59 0.75 486492.5939 Ruang
generator 200 2152.73 10.00 0.51 0.75 56280.51576
Bengkel 300 3229.09 40.00 0.51 0.75 337683.0946
Safety 300 3229.09 41.00 1.51 1.75 50101.37305
Gudang 500 5381.82 5.00 0.51 0.75 70350.64471
Pemadam 200 2152.73 20.00 0.51 0.75 112561.0315
Jalan dan
taman 1000 10763.65 5.00 0.55 0.75 130468.4684
Area
perluasan 4000 43054.59 5.00 0.57 0.75 503562.5095
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Mengefektifkan penggunaan luas lantai.
2. Kelancaran proses produksi terjamin.
3. Jika peralatan proses diatur sedemikian rupa maka urut-urutan proses
produksi dapat berjalan dengan lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3 : Heater-01
4 : Reaktor
5 : Cooler-01
6 : Cooler-02
7 : Cooler-03
8 : Absorber
9 : Accumulator-01
10 : Kondenser-01
11 : Menara Distilasi-01
12 : Reboiler-01
13 : Cooler-04
14 : Accumulator-02
15 : Condenser-02
16 : Menara Distilasi-02
17 : Reboiler-02
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tipe : Fixed Bed Multitube
Fungsi : Mereaksikan Etanol membentuk Asetaldehida
dengan proses dehidrogenasi
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 gradeC
Kondisi operasi : - Suhu : 290oC
Triangular pitch : 0,0476 m
Clearance : 0,0095 m
Diameter dalam shell : 2,3114 m
Tinggi : 3,37 m
Tebal shell : 0,0063 m
Tipe head :Torispherical Dished Head
Jenis : Cr-Cu
Bentuk : Bola ( spherical)
Diameter katalis : 0,0053 m
E : 0,5
ρBulk : 67 kg/m3
Pemanas : Dowtherm A
Isolasi :
Bahan isolasi : Asbestos
Tebal isolasi : 0,5313 m
3.2. Absorber
Nama alat : Absorber
Kode : AB-01
Tipe : Menara bahan isian ( packed tower )
Fungsi : Menyerap gas C2H4O dengan penyerap H2O dari
hasil reaktor ( R-01 ).
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 gradeC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tebal shell : 0,0047 m
Tipe head : Torispherical Dished Head
Tebal head : 0,0063 m
Jumlah : 1
Bahan isian :
Bentuk : Raschig ring
Nominal size : 2 in
Bahan : ceramic
Packing factor : 65 Isolasi
Bahan isolasi : Asbestos
Tebal isolasi : 0,0838 m
3.3. Kolom Distilasi 3.3.1. Kolom Distilasi I
Kode : MD-01
Tipe : Menara plate( tray tower )
· Kolom bagian atas
Suhu : 40oC
Tekanan : 1,95 atm
· Kolom bagian bawah
Suhu : 115,03oC
Tekanan : 1,95 atm
Spesifikasi :
Diameter : 0,91 m
Tebal shell : 0,0079 m
Tebal head : 0,0063 m
Tipe head : Torispherical Dished Head
Tinggi menara : 13,36 m
Jumlah : 1
Lokasi umpan : 7
Spesifikasi plate:
· Kolom bagian atas
Jumlah plate : 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Diameter lubang : 0,005 m
Lubang pitch : 0,0135 m
Jumlah lubang : 2334 lubang
Bahan plate : Mild steel
Jarak antar plate : 0,4 m
Tebal plate : 0,005 m
· Kolom bagian bawah
Jumlah plate : 12
Diameter plate : 0,7672 m
Diameter lubang : 0,005 m
Lubang pitch : 0,013 m
Jumlah lubang : 1649 lubang
Bahan plate : Mild steel
Jarak antar plate : 0,4 m
Tebal plate : 0,005 m
3.3.2. Kolom Distilasi II
Kode : MD-02
Tipe : Menara plate( tray tower ).
Fungsi : Untuk memisahkan C2H5OH dari cairan MD I untuk
direcycle.
Jenis : Kolom distilasi sieve tray.
· Kolom bagian bawah
Suhu : 100,11oC
Tekanan : 1 atm
Spesifikasi :
Diameter : 1,83 m
Tebal shell : 0,0079 m
Tebal head : 0,0063 m
Tipe head : Torispherical Dished Head
Tinggi menara : 23,83 m
Jumlah : 1
Lokasi umpan : 8
Spesifikasi plate:
· Kolom bagian atas
Jumlah plate : 8
Diameter plate : 1,8345 m
Diameter lubang : 0,005 m
Lubang pitch : 0,014 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Bahan plate : Mild steel
Jarak antar plate : 0,5 m
Tebal plate : 0,005 m
· Kolom bagian bawah
Jumlah plate : 21
Diameter plate : 1,8345 m
Diameter lubang : 0,005 m
Lubang pitch : 0,0135 mm
Jumlah lubang : 5456 lubang
Bahan plate : Mild steel
Jarak antar plate : 0,5 m
Tebal plate : 0,005 m
3.4. Tangki
3.4.1. Tangki Penyimpan Etanol ( T-01 )
Kode : T-01
Tipe : Silinder vertikal dengan conical roofdan flat bottom
Fungsi : Menyimpan etanol selama 30 hari
Bahan konstruksi : Carbon steel SA 283 Grade C
Kondisi penyimpanan : - Suhu : 30oC
Course 2 : 0,0317 m
Course 3 : 0,0286 m
Course 4 : 0,0270 m
Course 5 : 0,0238 m
Tebal head : 0,0127 m
Tinggi head : 2,4686 m
Tinggi tangki : 11,6125 m
Jumlah : 1
3.4.2. Tangki Penyimpan Asetaldehida ( T-02 )
Kode : T-02
Tipe : Silinder horisontal dengan torispherical headdan flat
bottom
Fungsi : Menyimpan Asetaldehida selama 30 hari
Bahan konstruksi : Carbon steel SA 283 Grade C
Kondisi penyimpanan: - Suhu : 30oC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tebal head : 0,0159 m
Tinggi head : 1,3991 m
Fungsi : menaikkan suhu produk fase gas vaporiser sebagai
umpan reaktor
Tipe :Shell and Tube Heat Exchanger Bahan konstruksi : Carbon steel
Luas transfer : 65,4172 m2
Kondisi Operasi : -Hot fluid : 301,53 °C – 254,05°C - Cold fluid : 85,04 °C – 290 °C Spesifikasi :
Shell Side( Fluida Dingin ) : hasil vaporizer (VP-01)
- ID : 0,9906 m
- ID : 0,0297 m
- BWG : 8
- Pitch : 0,0476 m
-Passes (n) : 2
-Pressure Drop: 0,0656 Psi
- Jumlah pipa (Nt): 170
3.5.2. Cooler-01
Kode : CO-01
Fungsi : mendinginkan hasil bawah reaktor (R-01) untuk
dialirkan ke absorber (AB-01)
Tipe : Shell and Tube Heat Exchanger
Bahan konstruksi : Carbon steel
Luas transfer : 20,4211 m2
Kondisi Operasi : -Hot fluid : 227,83 °C – 108,16°C - Cold fluid : 43,18 °C – 94,66 °C Spesifikasi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tube Side( Fluida Dingin ) : Produk absorber (AB-01) - OD : 0,0317 m
Fungsi : mendinginkan hasil bawah reaktor (R-01) untuk
dialirkan ke absorber (AB-01)
Tipe : Double Pipe Heat Exchanger
Bahan konstruksi : Carbon steel
Luas transfer : 2,3169 m2
- SN : 40
-Pressure Drop: 0,2880 Psi
Inner Pipe( Fluida Panas ) : Water - OD : 0,0889 m
- ID : 0,0779 m
- SN : 40
- Panjang hairpin: 1,8288 m
- Jumlah hairpin: 6
-Pressure Drop: 0,0145 Psi 3.5.4. Cooler-03
Kode : CO-03
Fungsi : mendinginkan hasil bawah reaktor (R-01) untuk
dialirkan ke absorber (AB-01)
Tipe : Double Pipe Heat Exchanger
Bahan konstruksi : Carbon steel
Luas transfer : 2,3169 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Spesifikasi :
Anulus( Fluida Panas ) : Hasil bawah reaktor (R-01)
- OD : 0,1143 m
- ID : 0,1022 m
- SN : 40
-Pressure Drop: 0,2880 Psi
Inner Pipe( Fluida Panas ) : Water - OD : 0,0889 m
Fungsi : mendinginkan produk bawah MD-01 untuk
dialirkan ke MD-02.
Tipe : Double Pipe Heat Exchanger
Bahan konstruksi : Carbon steel
Luas transfer : 3,4440 m2
- SN : 40
-Pressure Drop: 8,7961 Psi Inner Pipe( Fluida Dingin ) : water - OD : 0,0889 m
- ID : 0,0779 m
- SN : 40
- Panjang hairpin: 1,8288 m
- Jumlah hairpin : 4
-Pressure Drop: 0,1374 Psi 3.5.6. Cooler-05
Kode : CO-05
Fungsi : mendinginkan produk bawah MD-02 untuk dialirkan
ke absorber (AB-01)
Tipe : Double Pipe Heat Exchanger
Bahan konstruksi : Carbon steel
Luas transfer : 9,2460 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Spesifikasi :
Anulus( Fluida Panas ) : Hasil bawah menara distilasi II (MD-02) - OD : 0,1143 m
Fungsi : menguapkan etanol sebagai umpan reaktor (R-01)
Tipe : Shell and Tube Heat Exchanger
Bahan konstruksi : Carbon steel
Luas transfer : 119,9256 m2
Kondisi Operasi : -Hot fluid : 130 °C
-Passes(n) : 1
- Pressure Drop : 0,0323 Psi
Tube Side( Fluida Panas ) : Steam - OD : 0,0191 m
- ID : 0,0165 m
- BWG : 18
-Pitch : 0,0238 m
-Passes (n) : 2
-Pressure Drop : 0,0027 Psi
- Jumlah pipa (Nt): 822
3.7. Separator
Kode : SP-01
Fungsi : memisahkan uap dan cairan dari vaporizer
Material : Carbon steel SA 283 Grade C
Jumlah : 1
Kondisi Operasi : - Tekanan : 1,2 atm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
- Tebal silinder : 1,0763 m
- Tebal head : 0,0064 m
3.8. Kondenser 3.8.1. Kondenser-01
Kode : CD-01
Fungsi : mengkondensasikan hasil atas menara distilasi I
( MD-01)
Tipe : Shell and Tube Heat Exchanger
Bahan konstruksi : Carbon steel
Luas transfer : 82,5261 m2
Kondisi Operasi : -Hot fluid : 40,19 °C – 39,6 °C - Cold fluid : 30 °C – 35 °C Spesifikasi :
Shell Side( Fluida Panas ) : hasil atas menara distilasi I (MD-01) - ID : 0,6858 m
-Baffle space : 0,5143 m -Passes(n) : 1
- Pressure Drop : 0,0011 Psi
-Passes (n) : 2
-Pressure Drop : 0,3259 Psi
- Jumlah pipa (Nt): 602
3.8.2. Kondenser-02
Kode : CD-02
Fungsi : mengkondensasikan hasil atas menara distilasi II
( MD-02)
Tipe : Shell and Tube Heat Exchanger
Bahan konstruksi : Carbon steel
Luas transfer : 179,1133 m2
Kondisi Operasi : -Hot fluid : 77,97 °C – 76,05 °C - Cold fluid : 30 °C – 45 °C Spesifikasi :
Shell Side( Fluida Panas ) : hasil atas menara distilasi II (MD-02) - ID : 0,9906 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
- Pressure Drop : 0,0034 Psi
Tube Side( Fluida Dingin ) :Water - OD : 0,0381 m
- ID : 0,0297 m
- BWG : 8
-Pitch : 0,0476 m
-Passes (n) : 1
-Pressure Drop : 0,0849 Psi
- Jumlah pipa (Nt): 307
3.9. Reboiler 3.9.1. Reboiler-01
Kode : RB-01
Fungsi : menguapkan sebagian hasil bawah menara distilasi I
(MD-01)
Tipe : Shell and Tube Heat Exchanger
Bahan konstruksi : Carbon steel
Luas transfer : 53,6756 m2
Kondisi Operasi : -Hot fluid : 130 °C
-Passes(n) : 1
- Pressure Drop : dapat diabaikan
Tube Side( Fluida Dingin ) : Steam - OD : 0,0381 m
- ID : 0,0347 m
- BWG : 16
-Pitch : 0,0476 m
-Passes (n) : 1
-Pressure Drop : 3,3083E-07 Psi
- Jumlah pipa (Nt): 184
3.9.2. Reboiler-02
Kode : RB-02
Fungsi : menguapkan sebagian hasil bawah menara distilasi II
(MD-02)
Tipe : Shell and Tube Heat Exchanger
Bahan konstruksi : Carbon steel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Shell Side( Fluida Panas ) : hasil bawah menara distilasi I (MD-01) - ID : 0,9398 m
-Baffle space : 0,7048 m -Passes(n) : 1
- Pressure Drop : dapat diabaikan
Tube Side( Fluida Dingin ) : Steam - OD : 0,0317 m
Diameter : 0,8310 m
Tinggi : 0,8103 m
Tebal shell : 0,0047 m
Tebal head : 0,0063 m
Panjang tangki: 2,4929 m
Jumlah : 1
3.10.2. Accumulator-2
Kode : ACC-02
Tipe : horisontal drum
Fungsi : menampung destilat dari kondenser II (CD-02)
Bahan konstruksi : Carbon steel
Kondisi operasi : - Suhu : 76,05oC
-Tekanan : 1 atm
Spesifikasi :
Diameter : 1,3371 m
Tinggi : 1,3371 m
Tebal shell : 0,0047 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Fungsi : Mengalirkan Fresh Etanol dari T-01 ke vaporizer
Tipe : Single Stage Centrifugal Pump
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel.
Kapasitas : 23,2679 gpm
Daya pompa : 0,39 HP
Daya motor : 0,5 HP
NPSH required : 0,7051 m
NPSH available : 18,7311 m
Spesifikasi pipa :
D nominal size : 0,0031 m
No.schedule : 10S
ID : 0,0078 m
OD : 0,0102 m
3.11.2. Pompa-02
Kode : P-02
Daya pompa : 0,12 HP
Daya motor : 0,17 HP
NPSH required : 0,4651 m
NPSH available : 3,0834 m
Spesifikasi pipa :
D nominal size : 0,0032 m
No.schedule : 10S
ID : 0,0078 m
OD : 0,0103 m
3.11.3. Pompa-03
Kode : P-03
Fungsi : Mengalirkan keluaran absorber ke CO-01
Tipe : Single Stage Centrifugal Pump
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel.
Kapasitas : 83,9982 gpm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Daya motor :1,5 HP
NPSH required : 1,6594 m
NPSH available : 16,3384 m
Spesifikasi pipa :
D nominal size : 0,0127 m
No.schedule : 10S
ID : 0,0171 m
OD : 0,0213 m
3.11.4. Pompa-04
Kode : P-04
Fungsi : Mengalirkan keluaran CO-01 ke MD-01
Tipe : Single Stage Centrifugal Pump
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel.
Kapasitas : 90,3636 gpm
Daya pompa : 0,89 HP
Daya motor : 1,5 HP
NPSH required : 1,7423 m
NPSH available : 7,0445 m
Spesifikasi pipa :
3.11.5. Pompa-05
Kode : P-05
Fungsi : Mengalirkan asetaldehida dari ACC-01 ke MD-01
dan tangki penyimpanan asetaldehida
Tipe : Single Stage Centrifugal Pump
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel.
Kapasitas : 38,2624 gpm
Daya pompa : 0,65 HP
Daya motor : 1 HP
NPSH required : 0,9824 m
NPSH available : 10,6845 m
Spesifikasi pipa :
D nominal size : 0,0508 m
No.schedule : 5S
ID : 0,0570 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
3.11.6. Pompa-06
Kode : P-06
Fungsi : Mengalirkan dari CO-04 ke MD-02
Tipe : Single Stage Centrifugal Pump
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel.
Kapasitas : 65,5280 gpm
Daya pompa : 1,69 HP
Daya motor : 3 HP
NPSH required : 1,4063 m
NPSH available : 17,1757 m
Spesifikasi pipa :
D nominal size : 0,0191 m
No.schedule : 5S
ID : 0,0234 m
OD : 0,0267 m
3.11.7. Pompa-07
Kode : P-07
Fungsi : Mengalirkan keluaran ACC-2 ke MD-02
Tipe : Single Stage Centrifugal Pump
Jumlah : 1
NPSH available : 20,5517 m
Spesifikasi pipa :
D nominal size : 0,1016 m
No.schedule : 5S
ID : 0,1101 m
OD : 0,1143 m
3.11.8. Pompa-08
Kode : P-08
Fungsi : Mengalirkan keluaran MD-02 ke vaporizer
Tipe : Single Stage Centrifugal Pump
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel.
Kapasitas : 24,6518 gpm
Daya pompa : 0,32 HP
Daya motor : 0,5 HP
NPSH required : 0,7329 m
NPSH available : 5,3987 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
D nominal size : 0,0032 m
No.schedule : 10S
ID : 0,0078 m
OD : 0,0103
3.11.9. Pompa-09
Kode : P-09
Fungsi : Mengalirkan hasil bawah MD-02 ke absorber
Tipe : Single Stage Centrifugal Pump
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : commercial steel.
Kapasitas : 48,4786 gpm
Daya pompa : 1,26 HP
Daya motor : 2 HP
NPSH required : 1,1503 m
NPSH available : 32,8785 m
Spesifikasi pipa :
D nominal size : 0,0508 m
No.schedule : 5S
ID : 0,0570 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
BAB IV
UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM
4.1. Unit Pendukung Proses
Unit pendukung proses atau sering disebut unit utilitas merupakan bagian
penting untuk menunjang berlangsungnya proses dalam suatu pabrik.
Unit-unit pendukung proses yang terdapat dalam pabrik asetaldehida antara lain :
1. Unit pengadaan air
Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk memenuhi kebutuhan
air sebagai berikut :
a. Air pendingin
b. Air umpanboiler
c. Air konsumsi dan sanitasi
2. Unit pengadaan steam
Unit bertugas menyediakan kebutuhan steam sebagai media pemanas untuk
heat exchangerdan reboiler.
3. Unit pengadaan udara tekan
Unit ini bertugas menyediakan udara tekan untuk kebutuhan instrumentasi
pneumatik controller, penyediaan udara tekan di bengkel, dan kebutuhan lain.
4. Unit pengadaan listrik
Unit ini bertugas menyediakan listrik sebagai tenaga penggerak untuk
4.1.1. Unit Pengadaan Air
Air pendingin, air umpan boiler, air konsumsi umum dan sanitasi yang
digunakan adalah air yang diperoleh dari sungai Bengawan Solo yang tidak jauh
dari lokasi pabrik.
4.1.1.1. Air pendingin
Air pendingin yang digunakan adalah air sungai yang diperoleh dari
Sungai Bengawan Solo yang tidak jauh dari lokasi pabrik. Alasan digunakannya
air sungai sebagai media pendingin adalah karena faktor-faktor sebagai berikut :
a. Air sungai dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dengan biaya murah.
b. Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya.
Air pendingin ini digunakan sebagai media pendingin padaheat exchanger
dan condenser.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
No. Kode Alat Nama Alat Kebutuhan (Kg/jam)
1 CD-01 Kondenser-01 86.828,3873
Kebutuhan air pendingin sebesar 416.433,4993 kg/jam adalah waktu start
up, sedangkan pada waktu pabrik berjalan kontinyu hanya dibutuhkan make upair
10 % dari kebutuhan total air pendingin sebesar 41.643,3499 kg/jam atau 41,8254
m3/jam.
Pada penggunaan air pendingin melibatkan penggunaan cooling tower
yaitu untuk mendinginkan kembali air pendingin yang telah digunakan
sebagai media pendingin.
4.1.1.2. Air umpan boiler
Sumber air untuk keperluan ini adalah air sungai. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penanganan air umpan boileradalah :
a. Kandungan yang dapat menyebabkan korosi
Korosi yang terjadi di dalam boiler disebabkan karena air mengandung
larutan - larutan asam dan gas - gas yang terlarut.
anorganik, dan zat - zat yang tidak larut dalam jumlah besar. Efek
pembusaan terjadi pada alkalinitas tinggi.
Air ini digunakan untuk produksi steam yang di umpankan ke alat
vaporizer dan reboiler.
Tabel 4.2 Kebutuhan air umpan boiler
No. Kode Alat Nama Alat Kebutuhan (kg/jam)
1 Vap Vaporizer 6.290,3434
2 R-01 Reboiler-01 1.011,0838
3 R-02 Reboiler-02 2.173,6000
Total 9.475,0272
Kebutuhan air umpan boiler sebesar 9.475,0272 kg/jam adalah waktu start
up, sedangkan pada waktu pabrik berjalan kontinyu hanya dibutuhkan make upair
20 % dari kebutuhan total air umpan boiler sebesar 1.895,0054 kg/jam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
1. Kation Exchanger
Kation exchanger berfungsi untuk mengikat ion-ion positif yang terlarut
dalam air lunak. Alat ini berupa silinder tegak yang berisi tumpukan
butir-butir resin penukar ion. Resin yang digunakan adalah jenis C-300 dengan
notasi RH2.
Adapun reaksi yang terjadi dalam kation exchangeradalah:
2NaCl + RH2 ---> RNa2 + 2 HCl
CaCO3 + RH2 ---> RCa + H2CO3
BaCl2 + RH2 ---> RBa + 2 HCl
Apabila resin sudah jenuh maka pencucian dilakukan dengan menggunakan
larutan H2SO42%. Reaksi yang terjadi pada waktu regenerasi adalah:
RNa2 + H2SO4 ---> RH2 + Na2SO4
RCa + H2SO4 ---> RH2 + CaSO4
RBa + H2SO4 ---> RH2 + BaSO4
2. Anion Exchanger
Alat ini hampir sama dengan kation exchanger namun memiliki fungsi yang
berbeda yaitu mengikat ion-ion negatif yang ada dalam air lunak. Dan resin
yang digunakan adalah jenis C - 500P dengan notasi R(OH)2. Reaksi yang
terjadi di dalam anion exchangeradalah:
R(OH)2 + 2 HCl ---> RCl2 + 2 H2O
R(OH)2 + H2SO4 ---> RSO4 + 2 H2O
3. Deaerasi
Merupakan proses penghilangan gas - gas terlarut, terutama oksigen dan
karbon dioksida dengan cara pemanasan menggunakan steam. Oksigen
terlarut dapat merusak baja. Gas – gas ini kemudian dibuang ke atmosfer.
4. Tangki Umpan Boiler
Unit ini berfungsi menampung air umpan boiler dengan waktu tinggal 24
jam. Ke dalam tangki ini ditambahkan bahan-bahan yang dapat mencegah
korosi dan kerak, antara lain:
a. Hidrazin (N2H4)
Zat ini berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa gas terlarut terutama gas
oksigen sehingga dapat mencegah korosi pada boiler. Adapun reaksi
yang terjadi adalah:
N2H4 (aq)+ O2 (g) N2 (g)+ 2 H2O (l)
b. NaH2PO4
Zat ini berfungsi untuk mencegah timbulnya kerak. Reaksi yang terjadi
adalah:
2 NaH2PO4+ 4 NaOH + 3 CaCO3 Ca3(PO4)2+ 3 Na2CO3+ 4 H2O
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
4.1.1.3. Air konsumsi dan sanitasi
Sumber air untuk keperluan konsumsi dan sanitasi berasal dari air sungai.
Air ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum, laboratorium, kantor,
perumahan dan pertamanan. Air konsumsi dan sanitasi harus memenuhi beberapa
syarat yang meliputi syarat fisik, syarat kimia, dan syarat bakteriologis.
Syarat fisik :
- Suhu di bawah suhu udara luar
- Warna jernih
- Tidak mempunyai rasa dan tidak berbau
Syarat kimia :
- Tidak mengandung zat organik maupun zat anorganik
- Tidak beracun
Syarat bakteriologis :
Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama bakteri yang patogen.
Kebutuhan air untuk konsumsi dan sanitasi
Tabel 4.3 Kebutuhun air konsumsi dan sanitasi
No. Keterangan Kebutuhan (kg/hari)
1 Air untuk karyawan kantor 8.750
2 Air untuk laboratorium 1.600
3 Kantin 3.000
4 Air untuk kebersihan, taman, dll 1.335
5 Air Poliklinik 800
Total 15.485
Total kebutuhan air untuk konsumsi dan sanitasi = 15.485 kg/hari
commit to user
Air konsumsi dan sanitasi 645,2083 0,6480
Total 44.183,5637 44.3767
Jumlah Kebutuhan air keseluruhan = 44.183,5637 kg/jam
Untuk keperluan keamanan dalam ketersediaan air,diambil over design = 20%
Maka Total Kebutuhan air sungai sebesar 53.020,2764 kg/jam
Skema Pengolahan air sungai