commit to user
i
TUGAS AKHIR
PRARANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DARI
TOLUEN DAN UDARA DENGAN PROSES OKSIDASI
KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN
Disusun Oleh :
1. Ester Volina Kim ( I 0508039 )
2. Merry Erlinda Christanti ( I 0508055 )
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan sebab oleh kasih
karunia-Nya saja penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas
akhir dengan judul “Prarancangan Pabrik Asam Benzoat dari Toluen dan Udara
dengan Proses Oksidasi Kapasitas 35.000 Ton/Tahun” ini.
Adapun selama proses penyusunan laporan ini, penulis memperoleh
banyak bantuan baik berupa dukungan materi maupun moral dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga atas dukungan doa, materi dan semangat
yang senantiasa diberikan tanpa kenal lelah.
2. Dwi Ardiana S., S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I dan Inayati, S.T.,
M.T., Ph. D. selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan dan bantuannya
dalam proses pengerjaan tugas akhir.
3. Inayati, S.T., M.T., Ph. D. selaku Pembimbing Akademik.
4. Dr. Sunu H. Pranolo selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia FT UNS.
5. Segenap Civitas Akademika atas semua bantuannya.
6. Teman-teman mahasiswa Teknik Kimia FT UNS khususnya angkatan 08.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini tidak sempurna. Oleh
karena itu, penulis membuka diri terhadap segala saran dan kritik yang
membangun. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun para pembaca sekalian.
Surakarta, Juli 2012
commit to user
xiii
INTISARI
Ester Volina Kim dan Merry Erlinda C., 2012, Prarancangan Pabrik Asam Benzoat dari Toluen dan Udara dengan Proses Oksidasi Kapasitas 35.000 Ton/Tahun, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Asam benzoat merupakan senyawa kimia organik produk industri kimia yang dapat menjadi bahan baku untuk industri kimia lain, misalnya: bahan pengawet makanan, dalam farmasi sebagai antiseptik, bahan pembuatan fenol, kaprolaktam, glikol benzoat, sodium dan potasium benzoat. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, maka dirancang pabrik asam benzoat dengan kapasitas 35.000 ton/tahun dengan bahan baku toluen 29.494,79 ton/tahun dan udara 65.000,56 ton/tahun. Lokasi pabrik yang dipilih adalah di kawasan industri Tuban, Jawa Timur.
Peralatan proses yang ada antara lain reaktor, dekanter, menara distilasi, kristalizer, filter, dryer . Asam benzoat dihasilkan dari reaksi oksidasi toluen dalam reaktor bubble column pada kondisi isotermal non adiabatik pada suhu 160
o
C dan tekanan 7 atm; konversi yang diperoleh sebesar 50 %. Reaksi menghasilkan asam benzoat dan benzaldehid. Asam benzoat dikristalkan sampai kemurnian 99,8% dan benzaldehid dipekatkan hingga kemurnian 98 %.
Unit pendukung proses pabrik meliputi unit pengadaan air pendingin sebanyak 34.666,09 kg/jam, unit pengadaan air konsumsi umum dan sanitasi sebanyak 459,92 kg/jam, unit pengadaan steam sebanyak 820,34 kg/jam, udara
tekan sebanyak 100 m3/jam, tenaga listrik sebesar 469,70 kW, bahan bakar solar
sebanyak 103,08 L/jam. Pabrik juga didukung laboratorium yang mengontrol mutu bahan baku dan produk.
Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan struktur organisasi line and staff. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian jam kerja yang terdiri dari karyawan shift dan non shift.
Hasil analisis ekonomi terhadap prarancangan pabrik asam benzoat
diperoleh modal tetap sebesar Rp. 102.490.185.403 dan modal kerjanya sebesar
commit to user
viiiDAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi ... iv
Daftar Tabel ... ix
Daftar Gambar ... xii
Intisari ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik ... 1
1.2. Kapasitas Perancangan ... 2
1.3. Lokasi ... 5
1.4. Tinjauan Pustaka ... 7
1.4.1 Pemilihan Proses ... 7
1.4.2 Kegunaan Produk ... 10
1.4.3 Tinjauan Proses secara Umum ... 11
1.4.4 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk ... 12
BAB II DESKRIPSI PROSES ... 18
2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk ... 18
2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku ... 18
2.1.2 Spesifikasi Produk ... 19
commit to user
viii2.2.1 Dasar Reaksi ... 19
2.2.2 Kondisi Operasi ... 21
2.2.3 Tinjauan Kinetika ... 22
2.2.4 Tinjauan Termodinamika... 22
2.3. Langkah Proses ... 25
2.3.1 Diagram Alir Proses ... 25
2.4. Tahapan Proses ... 29
2.5. Neraca Massa dan Neraca Panas ... 31
2.5.1 Neraca Massa ... 32
2.5.2 Neraca Panas ... 37
2.6. Lay Out Pabrik dan Peralatan Proses ... 42
2.6.1 Lay Out Pabrik ... 42
2.6.2 Lay Out Peralatan ... 45
BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES ... 48
commit to user
viii3.10.Reboiler ... 61
3.11.Accumulator ... 61
3.12.Heat Exchanger ... 64
3.13.Pompa... 65
3.14.Compressor ... 70
3.15.Blower ... 71
3.16.Expansion Valve ... 72
BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM...73
4.1. Unit Pendukung Proses ... 73
4.1.1 Unit Pengadaan Air dan Pendingin Kristalizer ... 73
4.1.2 Unit Pengadaan Steam ... 81
4.1.3 Unit Pengadaan Udara Tekan ... 82
4.1.4 Unit Pengadaan Listrik ... 83
4.1.5 Unit Pengadaan Bahan Bakar ... 86
4.2. Laboratorium ... 88
4.2.1 Laboratorium Fisik ... 90
4.2.2 Laboratorium Analitik ... 90
4.2.3 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan ... 90
4.3. Unit Pengolahan Limbah... 91
4.4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 92
BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN... .. 93
5.1 Bentuk Perusahaan ... 93
commit to user
5.3.5 Penelitian dan Pengembangan (Litbang) ... 101
5.3.6 Kepala Bagian ... 101
5.4 Pembagian Jam Kerja Karyawan ... 105
5.4.1 Karyawan non shift / harian ... 105
5.4.2 Karyawan Shift ... 105
5.5 Status Karyawan dan Sistem Upah ... 107
5.6 Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan, dan Gaji ... 107
5.7 Kesejahteraan Sosial Tenaga Kerja ... 112
5.8 Manajemen Perusahaan ... 113
5.8.1 Perencanaan Produksi ... 114
5.8.2 Pengendalian Produksi ... 115
BAB VI ANALISA EKONOMI... 117
6.1 Dasar Perhitungan ... 117
6.2 Penaksiran Harga Peralatan ... 118
6.3 Penentuan Total Capital Investment (TCI)... 120
6.3.1 Modal Tetap (Fixed Capital Investment) ... 121
6.3.1 Modal Kerja (Working Capital Investment) ... 121
commit to user
viii6.4.1 Direct Manufacturing Cost (DMC) ... 122
6.4.2 Indirect Manufacturing Cost (IMC) ... 122
6.4.3 Fixed Manufacturing Cost (FMC) ... 122
6.5 General Expense (GE) ... 123
6.6 Keuntungan Produksi ... 123
6.7 Analisa Kelayakan ... 124
Daftar Pustaka ... 128
commit to user
Bab I Pendahuluan
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik
Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia telah
mengalami peningkatan baik kualitas maupun kuantitas sehingga kebutuhan akan
bahan baku, bahan pembantu, maupun tenaga kerja semakin meningkat seiring
dengan berjalannya waktu.
Dengan melihat kenyataan tersebut, industri asam benzoat memiliki
prospek ke depan yang cerah. Hal ini karena asam benzoat merupakan senyawa
kimia organik produk industri kimia yang dapat menjadi bahan baku untuk
industri kimia lain seperti industri makanan, farmasi, dan lain - lain. Kegunaan
asam benzoat antara lain sebagai bahan pengawet makanan, dalam farmasi
sebagai antiseptik, bahan pembuatan fenol, kaprolaktam, glikol benzoat, sodium
dan potasium benzoat.
Asam benzoat terdapat di alam dalam bentuk turunan seperti garam, ester
dan amida. Getah benzoin (
styrax benzoin
) mengandung 20% asam benzoat atau
kombinasinya yang dapat dipecah dengan pemanasan. Resin Acaroid
(
Xanthorrhoca haslilis
) mengandung 4,5
–
7% asam benzoat. Sejumlah kecil
terdapat pada kelenjar bau dari berang-berang, kulit kayu cherry, berry, prem,
cengkeh matang dan minyak biji adas. Balsam dari Peru dan Tolu mengandung
benzil benzoat dan juga asam benzoat. Urin herbivora mengandung sejumlah kecil
commit to user
Bab I Pendahuluan
& Othmer, 1989).
Pada saat ini kebutuhan asam benzoat di Indonesia sebagian besar diimpor
dari negara
–
negara lain seperti: Cina, Hongkong, USA, Belanda, Jepang,
Perancis dan Jerman.
Kebutuhan bahan baku merupakan faktor penting yang menentukan
kelangsungan produksi. Toluena dan oksigen merupakan bahan baku dalam
pembuatan asam benzoat ini. Oksigen terdapat bebas di udara dan kebutuhan
toluena di Indonesia dipenuhi oleh PT Trans Pacific Petrochemical Indotama,
Tuban Jawa Timur dengan kapasitas produksi 100.000 ton/tahun.
Kebutuhan dunia akan asam benzoat setiap tahun mengalami kenaikan
sebesar 2% per tahun (Kirk & Othmer, 1989). Dengan demikian, peluang pasar
asam benzoat masih luas dan dapat diperebutkan.
Dengan
pertimbangan-pertimbangan
tersebut
maka
direncanakan
pendirian pabrik asam benzoat di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pasar
dalam negeri.
1.2. Kapasitas Perancangan
Dalam perancangan kapasitas rancangan pabrik asam benzoat ada
beberapa pertimbangan ;
commit to user
Bab I Pendahuluan
oleh impor. Berdasarkan volume keseluruhan Indonesia mengimpor sebesar
7.269,02 ton/tahun pada tahun 2011 (tabel 1.1) dari berbagai negara.
Tabel 1.1 Kebutuhan Asam Benzoat di Indonesia berdasarkan Data Impor
(www.bps.go.id)
Bahan baku berupa toluen dibeli dari PT. Trans Pasific Petrochemical
Indotama yang memiliki kapasitas sebesar 100.000 ton/tahun dan oksigen terdapat
bebas di udara. Kebutuhan katalis
cobalt acetate
dibeli dari American Elements.
c. Kapasitas minimal (skala komersial)
Daftar pabrik asam benzoat yang terdapat di Amerika Utara disajikan
dalam Tabel 1.2 sebagai berikut:
Tabel 1.2 Daftar Pabrik Asam Benzoat di Amerika Utara
(Kirk & Othmer, 1998)
Pabrik
Kapasitas (Ton/ tahun)
Kalama Chemical
80.000
Chatterton Petrochemical
65.000
Velsicol Chemical
32.500
Pabrik direncanakan berdiri pada tahun 2017 dan beroperasi pada tahun
commit to user
Bab I Pendahuluan
benzoat dari luar negeri. Dari data impor di atas, kemudian dilakukan regresi
linier untuk mendapatkan nilai kenaikan impor asam benzoat di Indonesia. Data
impor dan regresi linier untuk data impor ditunjukkan dalam Gambar I.1
Gambar I.1 Data Impor Asam Benzoat di Indonesia Tahun 2006
–
2011
Dari regresi linier terhadap data impor asam benzoat didapatkan
persamaan empiric seperti terlihat pada persamaan (I-1) :
y = 451,1 x + 900430
(I-1)
Berdasarkan persamaan dapat diperoleh bahwa kebutuhan impor asam
benzoat di Indonesia pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 8.987,60 ton/tahun.
Dari pertimbangan di atas maka pemilihan kapasitas produksi yang diambil adalah
berdasarkan kapasitas minimal skala komersial pabrik yang telah berdiri, yaitu
Velsicol Chemical dengan kapasitas 32.500 ton/tahun, maka kapasitas produksi
pabrik asam benzoat adalah 35.000 ton/tahun. Hal ini karena pabrik dengan
y = 451,1x - 900430
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
commit to user
Bab I Pendahuluan
digunakan untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, mengurangi ketergantungan
impor serta diekspor. Asam Benzoat akan diekspor ke Negara India, China,
Jepang, dan Thailand dengan data impor Negara tersebut dapat dilihat di tabel 1.3
Tabel 1.3 Data Impor Asam Benzoat di Beberapa Negara
(www.bps.go.id)
Lokasi suatu pabrik mempengaruhi keberhasilan tercapainya tujuan
pendirian. Lokasi suatu pabrik hendaknya pada suatu daerah yang sedemikian
sehingga biaya produksi dan distribusi seminimal mungkin. Pabrik asam benzoat
direncanakan akan didirikan di daerah Tuban, provinsi Jawa Timur dengan
pertimbangan sebagai berikut:
a. Ketersediaan bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah toluene yang berasal dari PT Trans Pasific
Petrochemical Indotama yang berlokasi di Tuban.
b. Tempat pemasaran
Daerah Tuban merupakan daerah yang strategis untuk pendirian suatu pabik
karena dekat dengan kawasan industri, pabrik makanan, dan farmasi yang
menggunakan asam benzoat sebagai bahan baku. Selain itu dengan pelabuhan
commit to user
Bab I Pendahuluan
Transportasi sangat penting bagi suatu industri. Daerah Tuban dekat dengan
pelabuhan untuk keperluan transportasi impor-ekspor serta jalan raya dan jalan
tol yang memadai sehingga memudahkan pengangkutan bahan baku dan
produk.
d. Keadaan geografis
Daerah Tuban berada dalam daerah yang beriklim tropis, sehingga cuaca dan
iklim relatif stabil. Begitu pula keadaan tanah yang relatif stabil.
e. Regulasi dan perijinan
Karena terletak dalam daerah industri, maka segala macam perijinan menjadi
lebih mudah. Adanya dorongan dari pemerintah daerah dalam pengembangan
industri juga diharapkan dapat memberikan keuntungan tersendiri.
f.
Ketersediaan sarana pendukung
Fasilitas pendukung berupa air, energi, dan bahan bakar tersedia cukup
memadai. Kebutuhan utilitas dapat dipenuhi oleh perusahaan penyedia jasa
pemenuhan kebutuhan utilitas. Kebutuhan tenaga listrik dipenuhi oleh P.T.
PLN yang jalurnya terdapat di kawasan ini dan air dapat diambil dari air
sungai.
g. Ketersediaan tenaga kerja
commit to user
Bab I Pendahuluan
Gambar I.2 Lokasi Pabrik Asam Benzoat
I.4. Tinjauan Pustaka
I.4.1. Pemilihan Proses
Asam benzoat C
6H
5COOH merupakan senyawa kimia organik golongan
asam karboksiklik aromatis. Asam benzoat pertama kali digambarkan tahun 1618
oleh fisikawan Perancis, dan strukturnya digambarkan oleh Wohler dan Liebig
(1932). Asam benzoat berbentuk kristal monoklin berwarna putih.
Ada tiga macam proses yang telah dikembangkan untuk pembuatan asam
benzoat dengan bahan baku yang berbeda, yaitu:
1. Proses Dekarboksilat Phtalat Anhidrat
Reaksi : C
6H
4(CO)
2O + H
2O C
6H
5COOH + CO
2(I-2)
Dalam proses ini phtalat anhidrat mengalami dekarboksilasi setelah
direaksikan dengan
steam
dalam suatu
batch kettle
tertutup yang dilengkapi
commit to user
Bab I Pendahuluan
yang dipergunakan adalah sodium dikromat yang mengandung sedikit nikel
oksida dan disodium phtalat. Mula-mula campuran phtalat anhidrid dan katalis
dalam reaktor dipanaskan sampai diatas suhu 200
oC. kemudian
steam
diinjeksikan
sambil dilakukan pengadukan pada reaktor agar
steam
terdispersi merata. Untuk
100 bagian phtalat anhidrid diperlukan
steam
dengan rata 2-20 bagian/jam.
Karena reaksi bersifat eksotermis, maka diperlukan
reflux
kondensor untuk
mengembalikan air, asam phtalat dan asam benzoat yang terbentuk. Gas yang
keluar dari kondensor sebagian besar terdiri dari CO
2dan sisanya adalah uap air
dan asam benzoat. Reaksi ini berlangsung beberapa saat, sampai kandungan
phtalat anhidrid kurang dari 5%. Asam benzoat yang diperoleh selanjutnya
dipisahkan dengan cara destilasi. Hasil yang diperoleh pada proses ini sebesar 80
–
85% dari phtalat anhidrid yang ada.
2. Proses klorinasi toluen
Pembuatan asam benzoat dari reaksi klorinasi toluen. Kondisi reaktan
toluen berupa cairan dan gas (pada 01) untuk berupa cairan (pada
reaktor-02).
Reaksi :
C
6H
5CH
3+ 3 Cl
2C
6H
5CCl
3+ 3 HCl
(I-3)
C
6H
5CH
3+ 2 H
2O
C
6H
5COOH+ 3 HCl
(I-4)
(Faith, et. all., 1975)
Toluen diklorinasi dengan bantuan sinar matahari pada suhu 100-150
oC
commit to user
Bab I Pendahuluan
hasil reaksi untuk menetralkan sebagaian sisa HCl yang bisa diabsorbsi dalam air
untuk menghasilkan asam hidroklorid benzo-triklorid dan katalisator yang telah
dimurnikan kemudian diumpankan pada hidrolisis tingkat I yang beraksi dengan
asam benzoat membentuk benzo-triklorid. Penghidrolisis II dibagi menjadi 2
aliran yang satu dikembalikan ke hidrolisator untuk menghasilkan benzo-triklorid
yang lebih banyak dan yang satu dimurnikan atau untuk membuat natrium
benzoat. Asam benzoat yang dihasilkan sebesar 74-80% berat muatan
benzotriklorid.
3. Proses oksidasi toluen
Bahan baku yang digunakan adalah toluen, dimana toluen dioksidasi
menggunakan udara (oksigen dalam udara) dan ditambahkan katalis Cobalt atau
Mangaan. Proses dijalankan pada suhu 150
oC-250
oC dan tekanan 5,5 atm.
Konversi toluen dikontrol 50% dan yield yang dihasilkan adalah 90%.
Reaksi :
C
6H
5CH
3+ 3/2 O
2C
6H
5COOH + H
2O
(I-5)
commit to user
Katalis
Sodium dikromat
SnCl
2Cobalt/ Mangan
Kondisi
konversi
Konversi= 94 %
Yield=75-80 %
Yield=90 %
Dengan melihat perbandingan keempat proses di atas, maka pada perancangan
pabrik asam benzoat ini dipilih proses oksidasi toluen dengan pertimbangan:
1. Proses lebih sederhana dibandingkan dengan proses dekarboksilat phtalat
anhidrat dan klorinasi toluen karena berjalan pada tekanan dan suhu tidak
terlalu tinggi dan bahan baku murah.
2. Tidak menghasilkan klorin, karena dalam prosesnya tidak menggunakan
senyawa klorin.
1.4.2. Kegunaan Produk
Asam benzoat secara komersil digunakan pada berbagai macam industri,
di antaranya :
a. Digunakan pada industri makanan, yaitu pengawet makanan (misal :
pembuatan saus, margarin, keju, sari apel, sirup) dan industri minuman
commit to user
Bab I Pendahuluan
atau tambahan sebagai
flavouring agent
, juga sebagai bahan intermediet
pembuatan obat-obatan (misalkan
antiseptic
, asam salisilat, dll.)
c. Pada industri kosmetik sebagai
flavouring agent
(misal : untuk bahan
pembuatan pasta gigi, dll.)
d. Sebagai bahan baku pembuatan plastik
e. Pada industri pertanian sebagai bahan dasar pembuatan senyawa benzoat
(herbisida yang berfungsi untuk sebagai kontrol tumbuhnya tanaman)
f.
Sebagai bahan intermediet pada pewarna, benzyl benzoat, cinamic acid
g. Sebagai bahan baku industri phenyl prophyl alcohol, phenyl aceton, sodium
derivate, dll.
(Kirk Othmer, 1982).
I.4.3
Tinjauan Proses secara Umum
Pembuatan asam benzoat dari reaksi oksidasi toluen. Kondisi reaktan
toluen berupa cairan dan gas untuk udara.
Reaksi :
C
6H
5CH
3+ 3/2 O
2C
6H
5COOH + H
2O
(I-6)
Reaksi ini terjadi dalam reaktor gelembung yang beroperasi pada suhu
150-250°C dan tekanan 4,4-11,2 atm. Toluen dan katalis
cobalt acetate
dialirkan ke
dalam reaktor lewat atas, bersamaan dengan itu dialirkan udara dari kompresor
commit to user
Bab I Pendahuluan
dikontrol. Pada kondisi suhu dan tekanan lingkungan, oksigen dapat direaksikan
dengan bahan organik, tetapi kecepatan reaksi sangat lambat.
Untuk
mempercepat reaksi, perlu penambahan katalis, menaikkan suhu operasi atau
dengan melakukan keduanya. Pada reaksi fase cair, katalis dilarutkan secara
sempurna untuk memastikan kontak dengan gelembung udara yang mengandung
oksigen yang digelembungkan ke dalam cairan yang mengalami oksidasi.
Setelah konversi reaksi 50% dicapai, campuran reaksi masuk ke dalam
flash drum
, dekanter (untuk memisahkan katalis dan air dari toluen yang tidak
bereaksi, asam benzoat dan benzaldehid) dan menara distilasi, dimana hasil atas
menara distilasi yang berupa toluen yang tidak bereaksi dikembalikan ke reaktor.
Sedangkan hasil bawah menara distilasi dialirkan ke kristaliser untuk
memperoleh kristal asam benzoat (Mc Ketta, 1977).
I.4.4. Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk
Bahan Baku
1. Toluen
Sifat Fisis :
Massa Molar
: 92,14 gr/mol
Temperatur leleh normal
: 178,15 K
Titik didih normal
: 383,15 K
Densitas Padat pada 93,15 K
: 11,18 L/mol
commit to user
Bab I Pendahuluan
Temperatur kritis
: 591,8 K
Volume kritis
: 0,316 L/mol
Faktor kompresibilitas kritis
: 0,264
Viskositas
: 0,548 mPa.s (cPa)
Panas pembentukan
: 50,17 kJ/mol
Panas penguapan
: 33,59 kJ/mol
Panas pembakaran
: -3734 kJ/mol
(Kirk & Othmer, 1989)
Kelarutan dalam air
: 0,05
(Perry, 1984)
Sifat Kimia
Reaksi hidrogenasi, dengan katalis nikel, platinum atau paladium
dapat menjenuhkan cincin aromatik sebagian maupun keseluruhan,
menghasilkan benzena, metana dan bifenil.
Reaksi oksidasi, dengan katalis kobalt, mangan atau bromida pada
fase cair menghasilkan asam benzoat.
C
6H
5CH
3+ 3/2 O
2C
6H
5COOH + H
2O
Reaksi substitusi oleh metil, pada temperatur tinggi dan reaksi
radikal bebas. Klorinasi pada 100
oC atau dengan ultraviolet
commit to user
Bab I Pendahuluan
benzena, 3- fenil pentana, dan 3-etil-3-fenil pentana.
(Kirk & Othmer, 1989)
2. Udara
Sifat fisis udara disajikan pada Tabel 1.4 sebagai berikut:
Tabel 1.5 Sifat Fisis Udara (Perry, 1984)
Sifat gas
N
2O
2Melting point,
oC
-209,86
-214,8
Boiling point,
oC
-195,8
-183
Temperatur kritis, K
126,1
154,58
Tekanan kritis, bar
33,5
49,8
Volume kritis (cm
3/ mol)
90,1
73,4
Liquid density (gr/cm
3)
805
1149
Sifat Kimia
Oksigen bereaksi dengan semua elemen kecuali dengan gas-gas
seperti He, Ne, dan Rn. Reaktor biasanya diaktifkan dengan
pemanasan sebelum reaksi berlangsung. Oksigen akan melepaskan
elektro negatif valensi dua dalam kombinasi dengan elemen kimia
lainnya. Sebagian besar elemen yang bergabung dengan oksigen dalam
lebih satu rasio karena variabel valensi dalam elemen ini atau adanya
struktur molekul oksigen (udara). Bahan baku yang dibakar dengan
oksigen menghasilkan produk yang berupa panas, CO
2, air dan sisa
commit to user
Bab I Pendahuluan
teroksida.
3. Cobalt asetat (Co(C2H3O2)2.4H2O)
Berfungsi sebagai katalis
Berat Molekul
: 249,09 kg/kmol
Densitas
: 1,7755 g/cm
3
Kelarutan dalam air
: larut sempurna
Warna
: merah bata
Titik leleh
: 140
oC dengan melepas air
kristal
(
www.americanelemens.com)
Produk
1. Asam Benzoat
Sifat Fisis :
Berat molekul
: 122,124 kg/kmol
Densitas (padat)
: 1316 kg/m
3
Viskositas
: 1,26 cp
Titik didih
: 522,4
oK
Titik Lebur
: 395,52
oK
Temperatur kritis
: 751
oK
Tekanan kritis
: 4,47 Mpa
commit to user
Bab I Pendahuluan
Panas pembentukan
: -385 kJ/mol
Panas pembakaran
: 3227 kJ/mol
(Kirk & Othmer, 1989)
Kelarutan dalam air
: 0,2
(Perry, 1984)
Sifat Kimia :
Asam benzoat mempunyai cincin dengan letak meta, sehingga
dapat untuk reaksi substitusi lebih lanjut. Reaksi cincin yang terjadi
adalah sulfonasi, nitrasi dan klorinasi, tetapi agak sulit pada
deaktivasi cincin karena adanya gugus karboksil. Deaktivasi dapat
dilakukan dengan katalis atau dengan menaikkan suhu.
Hidrogenasi asam benzoat menjadi kaprolaktam dengan katalis
nikel dan direaksikan dengan NOHSO
4.
Oksidasi asam benzoat menjadi fenol dengan katalis tembaga.
Reduksi cincin asam benzoat membentuk asam karboksilat siklis
dan kaprolaktam sebagai intermediet, yang digunakan pada
pembuatan nilon. Dengan pemilihan katalis dan kondisi operasi,
reduksi asam benzoat pada gugus karboksil dapat membentuk
benzil alkohol.
Garam potassium dari asam benzoat direaksikan dengan CO
2pada
kenaikan suhu dan tekanan dapat membentuk asam terepthalat.
commit to user
Bab I Pendahuluan
Sifat Fisis :
Berat molekul
: 106,124 kg/kmol
Densitas
: 1046 kg/m
3
Viskositas
: 1,321 cp
Titik didih
: 451,9 K
Titik lebur
: 247,15 K
Temperatur kritis
: 695 K
Tekanan kritis
: 4,65 MPa
Volume kritis
: 324 cm
3/mol
Panas penguapan
: 42,13 kJ/mol
(Kirk & Othmer, 1989)
Kelarutan dalam air
: 0,3
(Perry, 1984)
Sifat Kimia :
Reaksi oksidasi membentuk asam benzoat.
Substitusi hidrogen dengan klorin membentuk benzoil klorida.
Kondensasi benzaldehid dengan katalis logam alkali sianida
membentuk benzoin.
Hidrogenasi karbonil menghasilkan benzil alkohol.
Substitusi cincin misalnya sulfonasi dan nitrasi dapat berpengaruh,
tanpa merusak gugus karbonil. Substitusi meta terjadi bila ada
pengaruh dari gugus karbonil.
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
BAB II
DESKRIPSI PROSES
2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
Berat molekul : 249,09 kg/kmol
Kelarutan : larut dalam air dan asam
(Shanghai Aidu Industrial Co.,Ltd, 2011)
2.1.2 Spesifikasi Produk
1. Asam Benzoat (C6H5COOH)
Bentuk : padat (Kristal)
Warna : putih
Bau : tidak berbau
Kemurnian : minimal 99%
Berat molekul : 122,124 kg/kmol
(www.alibaba.com)
2. Benzaldehid (C6H5COH)
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : aromatis
Kemurnian : minimal 98%
Berat molekul : 106,124 kg/kmol
(www.alibaba.com)
2.2 Konsep Proses
2.2.1 Dasar Reaksi
Asam benzoat diproduksi dari oksidasi toluen dan udara dengan
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
C6H5CH3 + 3/2 O2 C6H5COOH + H2O (2-1)
(∆HR,298) sebesar -247,2 kkal/mol
(Mc Ketta, 1977)
Proses produksi asam benzoat dengan osidasi toluen menurut
banyak penelitian merupakan oksidasi fase cair dari aryl-aryl
hidrokarbon, tergantung penggunaan katalis logam, promoter, pelarut
serta kondisi reaksi (suhu dan tekanan). Dari semua percobaan,
disimpulkan teori bahwa proses oksidasi dilakukan dengan mekanisme
radikal bebas dan produk awal oksidasi adalah hidrogen peroksida.
Usulan langkah hidroperoksida :
Inisiasi
C6H5CH3 + O2 C6H5CH2OOH (2-2)
C6H5CH2OOH + Co2+ C6H5CH2O* + OH- + Co3+ (2-3)
C6H5CH2OOH + Co3+ C6H5CH2OO* + H+ +Co2+ (2-4)
Propagasi
C6H5CH2OO* + C6H5CH3 C6H5CH3OOH + C6H5CH2* (2-5)
C6H5CH2* + O2 C6H5CH2OO* (2-6)
Pembentukan produk
C6H5CH2OOH +Co2+ C6H5CH2O* + OH- + Co3+ (2-7)
C6H5CH2O* + OH- C6H5CHO + H2O (2-8)
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
C6H5CHO + Co3+ C5H5C=O + H+ +Co2+ (2-9)
C5H5C=O + O2 C6H5C=O (2-10)
OO*
C6H5C=O + C6H5CHO C6H5C=O + C6H5C=O (2-11)
OO* OOH
C6H5C=O + C6H5CHO C6H5COOH (2-12)
OOH (asam benzoat)
Radikal bebas benziloksi terbentuk pada reaksi (2-3), tetapi
dekomposisi hidroperoksida diyakini menurun karena energi yang
dibutuhkan untuk memecah ikatan O-O peroksida (30 sampai 40
kkal/mol). Sulit untuk menentukan benzil alkohol bebas karena kondisi
oksidasi yang menyebabkan bereaksi engan asam benzoat dan
membentuk benzil benzoat dengan esterifikasi ( Mc Ketta,1977).
2.2.2 Kondisi Operasi
Proses pembuatan asam benzoat dari bahan baku toluen dan udara
dijalankan pada suhu 160 oC dan tekanan 7 atm. Untuk mencegah bahaya
peledakan maka :
1. Dalam reaktor toluen berbentuk cair
2. Suhu lebih dari 20-30 oC dari suhu kritis campuran bahan yang dapat
meledak, yaitu 60o 2 atm, 125o 10 atm atau 170o 20 atm
Reaksi oksidasi pembentukan asam benzoat merupakan reaksi yang
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
pendingin untuk menjaga suhu operasi. Konversi yang dapat dicapai pada
reaksi ini adalah 50 %.
2.2.3 Tinjauan Kinetika Reaksi
Reaksi oksidasi toluen berlangsung pada fase cair. Reaksi ini
menghasilkan asam benzoat sebagai produk utama dan benzaldehid sebagai
produk samping. Reaksi yang terjadi adalah :
C6H5CH3 + O2 C6H5COH +H2O
C6H5COH + 1/2 O2 C6H5COOH
Atau dapat disederhanakan menjadi :
C6H5CH3 + 3/2 O2 C6H5COOH + H2O (2-13)
2.2.4 Tinjauan Termodinamika
Reaksi oksidasi toluene merupakan reaksi eksotermis. Dapat dilihat
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses Reaksi :
1. C6H5CH3 + O2 C6H5COH + H2O
2. C6H5COH + ½ O2 C6H5COOH
Reaksi dapat disederhanakan menjadi,
C6H5CH3 + 3/2 O2 C6H5COOH +H2O
Jika ditinjau dari segi termodinamika, harga ∆Gf,298 masing-masing komponen
pada suhu 298,15 K dapat dilihat pada table 2.1, sebagai berikut :
Tabel 2.1 Harga ∆Gof,298 Masing-Masing Komponen (Yaws, 1999)
Komponen Harga ∆Gf,298 (kJ/kmol)
Toluen 122.200
Oksigen 0
Asam Benzoat -210.550
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
Ln
KDengan, K = konstanta kesetimbangan pada suhu tertentu
T = suhu tertentu
∆Hr,298 = panas reaksi standar pada 298,15 K
Sedangkan harga ∆Hf,298 masing-masing komponen pada suhu 298,15 K dapat
dilihat pada table 2.2.
Tabel 2.2 Harga ∆Hf,298 Masing-Masing Komponen
(Smith van Ness, 2001)
Komponen Harga ∆Hf,298 (kJ/kmol)
Toluen 50.170
Oksigen 0
Asam Benzoat -290.400
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
Pada suhu 160oC (433,15 K) besarnya konstanta kesetimbangan dapat dihitung
sebagai berikut
dianggap berjalan satu arah (irreversible).
2.3. Langkah Proses
2.3.1. Diagram Alir Proses
1. Diagram alir kualitatif dapat dilihat pada gambar 2.1
2. Diagram alir kuantitatif dapat dilihat pada gambar 2.2
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
2.4. Tahapan Proses
Proses produksi asam benzoat melalui beberapa unit proses :
1. Unit penyiapan bahan baku
2. Unit reaksi
3. Unit pemurnian produk
Penjelasan berdasarkan gambar 2.1 mengenai masing-masing tahapan adalah
sebagai berikut :
1. Unit Penyiapan Bahan Baku
a. Unit penyiapan toluen
Toluen cair dialirkan dari tangki penyimpan T-01 (30 oC, 1 atm)
menuju reaktor (R) dengan pompa (P-01).
b. Unit penyiapan oksigen/udara
Udara dari lingkungan yang telah disaring dengan filter udara
dikompresikan dengan kompresor. Udara yang telah dikondisikan
tekanan dan suhunya yaitu pada tekanan 7 atm dari kompresor dan suhu
253,29 oC kemudian digelembungkan dalam reaktor.
c. Tangki penyiapan katalis (cobalt acetate)
Katalis cair dialirkan dari tangki penyimpan T-03 (30 oC, 1 atm)
menuju reaktor (R).
2. Unit Reaksi
Reaksi oksidasi toluen fase cair dilakukan di dalam reaktor gelembung
(bubble reactor) R pada tekanan 7 atm dan suhu 160 oC. Di dalam reaktor
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
berjalan secara eksotermis dan untuk menjaga agar suhu reaktor tetap konstan
maka reaktor dilengkapi dengan koil pendingin.
Hasil atas reaktor yang berupa udara sisa dibuang ke lingkungan.
Sedangkan hasil bawah reaktor berupa asam benzoat, benzaldehid, sisa toluen,
air dan katalis diumpankan ke unit pemurnian produk.
3. Unit Pemurnian Produk
Produk reaktor yang berupa cairan yang terdiri atas asam benzoat,
benzaldehid, sisa toluen, air dan katalis kemudian diturunkan tekanannya dari
7 atm menjadi 3 atm menggunakan throttling valve dan didinginkan dengan
heat exchanger (E-09), suhu turun menjadi 130 oC. Hasil bawah reaktor yang
berupa asam benzoat, toluen, benzaldehid, air, katalis diumpankan ke dekanter
dengan pompa (P-01) untuk memisahkan air dan katalis dari asam benzoat,
toluen, dan benzaldehid. Kemudian hasil bawah dekanter di panaskan dengan
heat exchanger (E-05) hingga suhu 187,39 oC dan diumpankan ke MD-01
untuk memisahkan toluen dari asam benzoat dan benzaldehid. Hasil atas
MD-01 yang sebagian besar adalah toluen di recycle ke reaktor, sedangkan hasil
bawah MD-01 diumpankan ke kristalizer (CR). Sebelum masuk ke kristalizer,
keluaran MD-01(282,58 oC) dicampur dengan hasil bawah MD-02 (247,74 oC
) sehingga suhunya menjadi 278,87 oC dan diumpankan ke dalam E-08 hingga
mencapai suhu 245,78 oC, setelah itu keluaran E-08 diturunkan tekanannya
menjadi 1 atm dengan ekspansion valve hingga suhunya mencapai 237,51 oC.
Suhu kristalisasi asam benzoat adalah 50 oC. Kristal asam benzoat dan Mother
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses o
C) yang telah dipisahkan dari kristal asam benzoat diumpankan ke E-06 untuk
memenuhi kondisi MD-02 (283,09 oC). Hasil atas MD-02 (176,90 oC)
merupakan produk benzaldehid yang akan disimpan dalam T-02. Hasil bawah
MD-02 (247,74 oC) di recycle ke kristalizer. Kristal asam benzoat yang
terbentuk dialirkan menuju rotary dryer (RD), menggunakan belt conveyor. Di
dalam RD terjadi proses pengeringan menggunakan udara panas dengan
temperatur 90 oC hingga membentuk kristal asam benzoat dengan kelembapan
0,2 % berat. Selanjutnya, produk berupa kristal asam benzoat disimpan dalam
silo (S).
2.5. Neraca Massa dan Neraca Panas
Produk : Asam benzoat 99,8 % berat
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Kapasitas : 35.000 ton/ tahun
Waktu operasi selama 1 tahun : 330 hari
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
2.5.1 Neraca Massa
Tabel 2.3 Tabel Neraca Massa Total
Komponen
Tabel 2.3 Tabel Neraca Massa Total (lanjutan)
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
Tabel 2.4 Neraca Massa pada Tee-01
Tabel 2.5 Neraca Massa pada Reaktor
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
Tabel 2.6 Neraca Massa pada Dekanter
Komponen
Tabel 2.7 Neraca Massa pada Menara Distilasi – 01
Komponen
Tabel 2.8 Neraca Massa pada Menara Distilasi – 02
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
Tabel 2.9 Neraca Massa pada Tee-02
Tabel 2.10 Neraca Massa pada Kristalizer
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
Tabel 2.12 Neraca Massa pada Dryer
Komponen
Input Output
Arus 17 Arus 18 Arus 19 Arus 20
kg/jam kg/jam kg/jam kg/jam
C6H5COH 0,00 0,00 0,00 0,00
C6H5COOH
(kristal) 4.410,35 0,00 0,00 4.410,35
C6H5CH3 0,00 0,00 0,00 0,00
C6H5COOH
(mother liquor) 0,00 0,00 0,00 0,00
H2O 220,52 0,00 211,68 8,84
Udara panas 0,00 5.685,99 5.685,99 0,00
Total 4.630,87 5.685,99 5.983,06 4.419,19
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
2.5.2. Neraca Panas
Tabel 2.13 Neraca Panas Total
Komponen Input (kJ) Output (kJ)
Q pendingin reaktor 0,00 11.056.421,64
Q pendingin kristalizer 0,00 2.335.593,25
Q Kristal 142.858,24 0,00
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
Tabel 2.14 Neraca Panas pada Tee-01
Jumlah 1,94 32.182,55 942.230,49 974.414,98
974.414,98
Tabel 2.15 Neraca Panas pada Reaktor
Komponen Input (kJ) Output (kJ)
Panas reaksi 11.685.119,94 -
Pendingin - 11.056.421,64
Jumlah 14631663,46 14.631.663,46
Tabel 2.16 Neraca Panas pada Dekanter
Komponen Input (kJ) Output (kJ)
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
Tabel 2.17 Neraca Panas pada Menara Distilasi – 01
Komponen Input (kJ) Output (kJ)
Kondenser - 1.958.266,56
Jumlah 5.542.678,59 5.542.678,59
Tabel 2.18 Neraca Panas pada Menara Distilasi – 02
Komponen Input (kJ) Output (kJ)
Jumlah 653.672,22 653.672,22
Tabel 2.19 Neraca Panas pada Tee-02
Jumlah 2.642.181,98 272.935,50 2.915.117,48
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
Tabel 2.20 Neraca Panas pada Kristalizer
Komponen Input (kJ) Output (kJ)
Jumlah 2.523.593,83 2.523.593,83
Tabel 2.21 Neraca Panas pada Filter
Komponen Input (kJ) Output (kJ)
Jumlah 280.492,11 280.492,11
Tabel 2.22 Neraca Panas pada Rotary Dryer
Komponen Input (kJ) Output (kJ)
Arus 17 Arus 20 Arus 19
C7H6O2 cr 5.689,44 5.692,67 0,00
H2O 921,83 36,99 885,88
Udara panas 1.859.727,66 1.771.590,29
Q loss - 88.133,10
Jumlah 1.866.338,93 1.866.338,93
Tabel 2.23 Neraca Panas pada Heat Exchanger – 05
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
Tabel 2.24 Neraca Panas pada Heat Exchanger – 06
Jumlah 352.885,98 352.885,98
Tabel 2.25 Neraca Panas pada Heat Exchanger – 07
Jumlah 117.980,72 117.980,72
Tabel 2.26 Neraca Panas pada Heat Exchanger – 08
Jumlah 1.960.933,53 1.960.933,53
Tabel 2.27 Neraca Panas pada Heat Exchanger – 09
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
Tabel 2.28 Neraca Panas pada Heat Exchanger – 10
Komponen Input (kJ) Output (kJ)
Udara 1.773.706,01 2.124.761,14
Q ditambahkan 332.734,75 -
Jumlah 2.124.761,14 2.124.761,14
2.6. Lay Out Pabrik dan Peralatan Proses
2.6.1. Lay Out Pabrik
Lay out pabrik merupakan suatu pengaturan yang optimal dari
seperangkat fasilitas-fasilitas dalam pabrik. Tata letak yang tepat sangat
penting untuk mendapatkan efisiensi, keselamatan, dan kelancaran kerja dari
para karyawan serta keselamatan proses.
Pada prarancangan pabrik ini, tata letak dari pabrik dapat dilihat pada
Gambar 2.3. Untuk mencapai kondisi yang optimal, maka hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menentukan tata letak pabrik ini adalah:
1. Pabrik merupakan pabrik baru (bukan pengembangan) sehingga
penentuan lay out tidak dibatasi oleh bangunan yang ada.
2. Kemungkinan perluasan pabrik sebagai pengembangan pabrik di masa
mendatang.
3. Fakor keamanan sangat diperlukan untuk bahaya kebakaran dan ledakan,
maka perencanaan lay out selalu diusahakan jauh dari sumber api, bahan
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
4. Sistem konstruksi yang direncanakan adalah outdoor untuk menekan
biaya bangunan dan gedung, dan juga iklim Indonesia memungkinkan
konstruksi secara outdoor.
5. Lahan terbatas sehingga diperlukan efisiensi dalam pemakaian pengaturan
ruangan/lahan.
Secara garis besar lay out dibagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu:
1. Daerah administrasi/perkantoran, laboratorium dan ruang kontrol,
merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik yang mengatur kelancaran
operasi. Laboratorium dan ruang kontrol sebagai pusat pengendalian
proses, kualitas dan kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang
dijual.
2. Daerah proses, merupakan daerah dimana alat proses diletakkan dan
proses berlangsung.
3. Daerah penyimpanan bahan baku dan produk, merupakan daerah untuk
tempat bahan baku dan produk.
4. Daerah gudang, bengkel dan garasi, merupakan daerah yang digunakan
untuk menampung bahan-bahan yang diperlukan oleh pabrik dan untuk
keperluan perawatan peralatan proses.
5. Daerah utilitas, merupakan daerah dimana kegiatan penyediaan bahan
pendukung proses berlangsung dipusatkan.
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
2.6.2 Lay Out Peralatan Proses
Lay out peralatan proses adalah tempat dimana alat-alat yang
digunakan dalam proses produksi. Tata letak peralatan proses pada
prarancangan pabrik ini dapat dilihat pada Gambar 2.5. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam menentukan lay out peralatan proses pabrik, antara
lain (Vilbrandt, 1959) :
1. Kelancaran aliran udara di dalam dan di sekitar peralatan proses. Hal ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya stagnasi udara pada suatu tempat
sehingga mengakibatkan akumulasi bahan kimia yang dapat mengancam
keselamatan pekerja.
2. Penerangan sebuah pabrik harus memadai dan pada tempat-tempat proses
yang berbahaya atau beresiko tinggi perlu adanya penerangan tambahan.
3. Lalu lintas manusia, dalam perancangan lay out peralatan perlu
diperhatikan agar pekerja dapat mencapai seluruh alat proses dengan cepat
dan mudah. Hal ini bertujuan apabila terjadi gangguan pada alat proses
dapat segera diperbaiki. Keamanan pekerja selama menjalankan tugasnya
juga diprioritaskan.
4. Pertimbangan ekonomi, dalam menempatkan alat-alat proses diusahakan
dapat menekan biaya operasi dan menjamin kelancaran dan keamanan
produksi pabrik.
5. Jarak antar alat proses, alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses
apabila terjadi ledakan atau kebakaran maka kerusakan dapat
commit to user
Bab I I Deskripsi Proses Keterangan :
T-01 : Tangki toluen MD-01 : Menara distilasi -01
T-02 : Tangki Benzaldehid MD -02: Menara distilasi -02
R : Reaktor CR : Kristalizer
Dc : Dekanter F : Filter
S : Silo RD : Rotary dryer
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
48
Fungsi : Mereaksikan toluen dengan O2
membentuk asam benzoat
Material : Low-alloy steel SA-204 grade C
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses Spesifikasi Shell
- Diameter dalam (m) : 2,91
- Tebal (in) : 0,625
Spesifikasi head
- Bentuk : torispherical head
- Tebal head (in) : 1
- Tingi head (m) : 0,61
Ukuran Pipa
- Pipa inlet dari Tangki-01 : 2 1/2 in SN 40
- Pipa inlet dari compressor : 12 in SN 30
- Pipa Outlet menuju Lingkungan : 12 in SN 30
- Pipa Outlet menuju Flash Drum : 2 1/2 in SN 40
3.2 Dekanter
Kode : DC
Fungsi : Memisahkan asam benzoat, toluen,
benzaldehid dengan katalis dan air
Tipe : Dekanter horizontal dengan head
Torispherical
Kondisi operasi
- Suhu (oC) : 130
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
Material : Carbon Steel SA 283 grade C
Kapasitas (m3) : 3,91
Spesifikasi shell
- Diameter dalam (m) : 1,16
- Tebal (in) : 0,25
- Lebar shell (m) : 3,47
Tinggi pengeluaran fase ringan : 0,58 m
Tinggi pengeluaran fase berat : 0,30 m
Spesifikasi head
- Bentuk : torispherical head
- Tebal head (in) : 0,3125
- Tingi head (m) : 0,07
Tinggi pemasukan umpan : 0,92 m
Waktu tinggal : 18,72 menit
Ukuran pipa
- Umpan : 2 1/2 in SN 40
- Produk Fase Ringan : 3/4 in SN 40
- Produk Fase Berat : 2 1/2 in SN 40
3.3 Menara Destilasi
3.3.1. Menara Destilasi - 01
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
Fungsi : Memisahkan toluen dari asam benzoat
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
- Plate umpan : Plate ke 2 dari atas
3.3.2. Menara Distilasi – 02
Kode : MD-02
Fungsi : Memisahkan benzaldehid dari toluen
dan asam benzoat sehingga diperoleh
benzaldehid 98%
Tipe : Kolom bahan isian (Packing)
Jumlah : 1
Material : Carbon Steel SA 283 garde C
P : 1 atm
Kondisi operasi
- Atas : 181,08 oC
- Bawah : 247,76 oC
Kolom
- Diameter menara : 0,41 m
- Tinggi total : 7,16 m
- Tebal shell : 0,1875 in
Head
- Tipe : torispherical head
- Tebal head : 0,1875 in
- Tinggi head : 0,12 m
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
- Tipe : Ceramic raschig ring
- Tinggi packing : 5,85 m
- Diameter packing : 0,0254 m
3.4. Crystalizer
Kode : CR
Fungsi : Mengkristalkan asam benzoat keluaran
Menara Distilasi-01
Jumlah : 1 buah
Tipe : Swenzon Walker
Jumlah : 1 unit besar (1 unit besar maksimum
tersusun dari 4 unit kristaliser).
Kondisi operasi : T = 50 oC
P = 1 atm
Tinggi : 0,6604 m
Lebar : 0,6096 m
Panjang total : 3,048 m
Tebal dinding : 0,1875 in
Pengaduk :
- Jenis : Spiral agitator
- Kecepatan : 70 rpm
- Daya : 2 HP
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
Pipa umpan masuk : ID : 2,067 in
OD : 2,38 in
Nominal : 2 in
Schedule number : 40
Pipa produk keluar : ID : 2,067 in
OD : 2,38 in
Nominal : 2 in
Schedule number : 40
Pipa pendingin masuk : ID : 3,068 in
OD : 3,5 in
Nominal : 3 in
Schedule number : 40
Pipa pendingin keluar : ID : 3,068 in
OD : 3,5 in
Nominal : 3 in
Schedule number : 40
Material : Carbon SteelSA 283 grade C
Jenis pendingin : Jaket
Media pendingin : Dowtherm A
3.5. Filter
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
Fungsi : Memisahkan produk asam benzoat dari
mother liquor
Tipe : Rotary drum vacuum filter
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 5.428,04 kg/jam
Kondisi Operasi
- T : 35,84 ºC
- P : 1 atm
Material : Carbon Steel SA 283 grade C
Diameter basket : 0,42 m
Panjang basket : 0,83 m
Tebal cake : 2,54 cm
Kecepatan Putar : 0,69 rpm
Daya : 20 Hp
Pipa pemasukan dan pengeluaran
- Pipa inlet dari Crystalizer : 4 in SN 40
- Pipa inlet dari utilitas : 4 in SN 40
- Pipa outlet menuju HE-03 : 2 in SN 40
- Pipa outlet menuju UPL : 4 in SN 40
3.6. Rotary Dryer
Kode : RD
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
didapatkan asam benzoat 99,8 %
Tipe : Direct contact counter current rotary
dryer
Jumlah : 1
P : 1 atm
Material : Carbon SteelSA-283 Grade C
Diameter : 2,14 m
Waktu tinggal padatan : 3,26 jam
Gas Pengering : Udara Panas
- 6,90 meter tengah, menggunakan flight dengan 45º lips
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
Tinggi flight : 0,21 m
Offset flight : 1 m
Daya : 40 Hp
3.7. Storage
3.7.1. Storage - 01
Kode : T-01
Fungsi : Menyimpan toluen selama 30 hari
Tipe : Tangki silinder vertikal, flat bottomed dan head
torispherical
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi
- T : 30oC
- P : 1 atm
Material : Carbon steel SA-283 grade C
Kapasitas : 3.116,37 m3
Diameter : 24,38 m
Tinggi : 9,14 m
Tebal shell : Course 1 = 1,3125 in
Course 2 = 1,1875 in
Course 3 = 1,0625 in
Course 4 = 1 in
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
Tebal head : 0,125 in
Tinggi head : 1,75 m
Tinggi total : 10,90 m
3.7.2. Storage - 02
Kode : T-02
Fungsi : Menyimpan benzaldehid selama 30 hari
Tipe : Tangki silinder vertikal, flat bottomed dan head
torispherical
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi
- T : 30oC
- P : 1 atm
Material : Carbon steel SA-283 grade C
Kapasitas : 301,46 m3
Diameter : 12,19 m
Tinggi : 5,49 m
Tebal shell : Course 1 = 0,6875 in
Course 2 = 0,6250 in
Course 3 = 0,5625 in
Tebal head : 0,5625 in
Tinggi head : 3,35 m
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
3.8. Silo
Kode : S
Fungsi : Menyimpan asam benzoat selama 7 hari
Tipe : Tangki silinder vertikal, cone 60º bottomed
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi :
- T : 30oC
- P : 1 atm
Material : Carbon steel SA-283 grade C
Kapasitas : 761,52 m3
Diameter : 8,16 m
Tinggi : 12,23 m
Tebal shell : 0,4375 in
Tebal head : 0,4375 in
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
3.9. Kondensor
Tabel 3.1 Spesifikasi Kondensor
Kode E-01 E-02
Fungsi Mengembunkan hasil
atas MD-01
Mengembunkan hasil atas MD-02
Tipe Double pipe Double pipe
Luas transfer panas (ft2) 63,73 61,85
Annulus - Fluida - OD (in) - Panjang (ft) - Bahan konstruksi
- Pressure drop (psi)
Inner pipe - Fluida
- ID (in)
- Bahan konstruksi
- Pressure drop (psi)
Carbon steel SA 283 2,00
H2O
3,5
Carbon steel SA 283 2,92
Carbon steel SA 283 0,61
Fluida keluaran dekanter 1,38
Carbon steel SA 283 0,02
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
3.10. Reboiler
Tabel 3.2 Spesifikasi Reboiler
Kode E-03 E-04
Fungsi Menguapkan sebagian
hasil bawah MD-01
Menguapkan sebagian hasil bawah MD-02
Tipe Kettle reboiler Kettle reboiler
Luas transfer panas (ft2) 598,58 39,06
- Bahan konstruksi
- Pressure drop (psi)
- Bahan konstruksi
- Pressure drop (psi)
Stainless steel SA 167 type 304
Stainless steel SA 167 type 304
Stainless steel SA 167 type 304
Stainless steel SA 167 type 304
Fungsi : Memisahkan fase cair dari fase gas umpan
Menara Distilasi-01
Jumlah : 1 buah
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
Material : Carbon steel SA 283 grade C
Kondisi operasi
- T : 156,18 °C
- P : 3 atm
Kapasitas : 1,58 m3
Diameter : 0,86 m
Panjang : 2,57 m
Tebal shell : 0,25 in
Tebal head : 0,3125 in
Panjang total : 3,00 m
Pipa pengeluaran
- IPS : 2 in
- OD : 2,375 in
- ID : 2,067 in
- SN : 40
3.11.2.Accumulator-02
Kode : ACC-02
Fungsi : Menampung hasil atas menara distilasi MD-02
Jumlah : 1 buah
Tipe : Horisontal drum dengan torispherical head
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses Kondisi operasi
- T : 176,90 °C
- P : 1 atm
Kapasitas : 0,10 m3
Diameter : 0,34 m
Panjang : 0,91 m
Tebal shell : 0,1875 in
Tebal head : 0,1875 in
Panjang total : 1,12 m
Pipa pengeluaran
- IPS : 1 in
- OD : 1,32 in
- ID : 1,049 in
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
3.12. Heat Exchanger
Tabel 3.3 Spesifikasi Heat Exchanger
Kode E-05 E-06
Fungsi Memanaskan umpan
masuk MD-01
Memanaskan umpan MD-02
Tipe Double pipe Double pipe
Luas transfer panas (ft2) 78,92 46,48
Inner pipe - Fluida
- OD tube (in)
- Panjang (ft) - Bahan konstruksi
- Pressure drop (psi)
Annulus - Fluida
- OD annulus (in)
- Bahan konstruksi
- Pressure drop (psi)
Carbon steel SA 283 0,29
Carbon steel SA 283 0,23
Tabel 3.3 Spesifikasi Heat Exchanger (Sambungan)
Kode E-07 E-08
Fungsi Mendinginkan produk
yang masuk T-02
Mendinginkan cairan keluaran Tee-02
Tipe Double pipe Double pipe
Luas transfer panas (ft2) 83,34 19,86
Inner pipe - Fluida
- OD tube (in)
- Panjang (ft) - Bahan konstruksi
- Pressure drop (psi)
Annulus - Fluida
- OD annulus (in)
- Bahan konstruksi
- Pressure drop (psi)
Carbon steel SA 283 0,45
Produk benzaldehid 2,38
Carbon steel SA 283 0,81
Carbon steel SA 283 0,67
Keluaran Tee 4,5
Carbon steel SA 283 0,53
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
Tabel 3.3 Spesifikasi Heat Exchanger (Sambungan)
Kode E-09 E-10
- Bahan konstruksi
- Pressure drop (psi)
- Bahan konstruksi
- Pressure drop (psi)
Fungsi : Mengalirkan toluen dari T-01 ke R
Tipe : Sentrifugal
Jumlah : 1
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
Tenaga pompa : 5 Hp
Tenaga motor : 7 Hp
NPSH required : 3,04 ft
NPSH available : 290,08 ft
Pipa
- IPS : 2 in
- OD : 2,38 in
- ID : 2,067 in
- SN : 40
3.13.2.Pompa - 02
Kode : P-02
Fungsi : Mengalirkan cairan dari Dc ke MD-01
Tipe : Sentrifugal
Jumlah : 1
Kapasitas (gpm) : 52,31
Tenaga pompa : 1,5 Hp
Tenaga motor : 2 Hp
NPSH required : 5,55 ft
NPSH available : 96,41 ft
Pipa
- IPS : 3 in
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
- ID : 3,068 in
- SN : 40
3.13.3.Pompa - 03
Kode : P-03
Fungsi : Mengalirkan cairan dari MD-01 ke R
Tipe : Sentrifugal
Jumlah : 1
Kapasitas (gpm) : 27,55
Tenaga pompa : 2,5 Hp
Tenaga motor : 5 Hp
NPSH required : 3,62 ft
NPSH available : 248,20 ft
Pipa
- IPS : 2 in
- OD : 2,38 in
- ID : 2,067 in
- SN : 40
3.13.4.Pompa - 04
Kode : P-05
Fungsi : Mengalirkan cairan dari MD-01 ke CR
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
Jumlah : 1
Kapasitas (gpm) : 25,43
Tenaga pompa : 1 Hp
Tenaga motor : 1,5 Hp
NPSH required : 3,43 ft
NPSH available : 278,41 ft
Pipa
- IPS : 2 in
- OD : 2,38 in
- ID : 2,067 in
- SN : 40
3.13.5.Pompa - 05
Kode : P-06
Fungsi : Mengalirkan cairan dari F ke MD-02
Tipe : Sentrifugal
Jumlah : 1
Kapasitas (gpm) : 4,87
Tenaga pompa : 0,33 Hp
Tenaga motor : 0,5 Hp
NPSH required : 1,14 ft
NPSH available : 52,94 ft
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
- IPS : 1 in
- OD : 1,32 in
- ID : 1,049 in
- SN : 40
3.13.6.Pompa - 06
Kode : P-07
Fungsi : Mengalirkan cairan dari bottom MD-02 ke CR
Tipe : Sentrifugal
Jumlah : 1
Kapasitas (gpm) : 3,26
Tenaga pompa : 0,25 Hp
Tenaga motor : 0,5 Hp
NPSH required : 0,54 ft
NPSH available : 72,03 ft
Pipa
- IPS : 3/4 in
- OD : 1,05 in
- ID : 0,824 in
- SN : 40
3.13.7.Pompa - 07
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
Fungsi : Mengalirkan cairan dari ACC-02 ke T-02
Tipe : Sentrifugal
Jumlah : 1
Kapasitas (gpm) : 3,56
Tenaga pompa : 0,125 Hp
Tenaga motor : 0,1667 Hp
NPSH required : 0,93 ft
NPSH available : 20,86 ft
Pipa
- IPS : 1/2 in
- OD : 0,84 in
- ID : 0,622 in
- SN : 40
3.14. Compressor
3.14.1.Compressor - 01
Kode : K-01
Fungsi : Menaikan tekanan udara masuk reaktor dari 1
atm menjadi 2,70 atm
Tipe : Centrifugal, multi stage compressor
Jumlah : 1
Flow udara : 8.207,08 kg/jam
commit to user
Bab 3 Spesifikasi Peralatan Proses
Suhu keluar : 126,90 °C
Tenaga motor : 38,38 Hp
3.14.2.Compressor - 02
Kode : K-02
Fungsi : Menaikan tekanan udara masuk reaktor dari
2,70 atm menjadi 7,3 atm
Tipe : Centrifugal, multi stage compressor
Jumlah : 1
Flow udara : 8.207,08 kg/jam
Suhu masuk : 126,90 °C
Suhu keluar : 259,54 °C
Tenaga motor : 50,87 HP
3.15. Blower
Kode : JB-01
Fungsi : Mengalirkan udara yang akan dipakai sebagai
pemanas rotary dryer
Tipe : Centrifugal blower
Jumlah : 1
Flow udara : 211.744,67 ft3/jam
Suhu masuk : 30 °C