• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata (Studi Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata (Studi Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi)"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Danin, Sudarman. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia. David, Fred.R. 2006. Manajemen Strategi: Konsep, Edisi 10. Jakarta: Salemba

Empat.

Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen Strategis: Konsep, Kasus dan Implementasi. Jakarta: PT.GRASINDO.

Moleong, Lexi J.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Ramaja Rosdakarya.

M. Bryson, John. 2005. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nugraha, M. Qudrat. 2007. Manajemen Strategik Organisasi Publik. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Pardede, Pontas. 2011. Manajemen Strategik dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

PB, Triton. 2007. Manajemen Strategik: Terapan Perusahaan dan Bisnis. Yogyakarta: TUGU PUBLISHER.

Pendit, Nyoman. 2006. Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT. Pradaya Paramita

Rangkuti, Freddy. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Salah, Wahab. 1989. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Wahyudi, Agustinus Sri. 1996. Manajemen Stratejik: Pengantar Proses Berpikir Strategik. Jakarta: Binarupa Aksara.

Yoeti, Oka. A. 2000. Ekowisata Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. Jakarta.

Sunaryo, bambang. Kebijakan pembangunan destinasi pariwisata Sumber Perundang-undangan:

(2)
(3)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kota Tebing Tinggi

Kota Tebing Tinggi berada di Provinsi Sumatera Utara Negara Republik Indonesia. Merupakan salah satu Pemerintahan Kota dari 33 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara. Berjarak sekitar 78 km dari kota medan, 50 km dari Lubuk Pakam,47 km dari pematang siantar, dan 97 km dari parapat.

Kota Tebing Tinggi terletak pada lintas utama Sumatera, yaitu menghubungkan lintas timur dan lintas tengah Sumatera melalui lintas diagonal pada ruas jalan Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Parapat, Balige dan Siborong-borong. Kota Tebing Tinggi beriklim tropis dataran rendah. Ketinggian 26-24 meter diatas permukaan laut dengan toografi mendatar dan bergelombang, temperatur di kota Tebing Tinggi cukup panas yaitu berkisar 25°-27°C. Luas wilayah Kota Tebing Tinggi adalah 38,438 km² dan terbagi atas 5 kecamatan, yaitu :

(4)

4. Kecamatan Bajenis

5. Kecamatan Tebing Tinggi Kota20 3.1.1 Sejarah Kota Tebing Tinggi

Sekitar seratus tiga puluh enam tahun yang lalu Kota Tebing Tinggi sudah di diami suku bangsa Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dari arsip lama, dimana pada catatan tersebut dinyatakan Tebing Tinggi telah menjadi tempat pemukiman, tepatnyapada tahun1864.21

Dalam perjalanan ini tibalah beliau di sebuah desa yang pertama dikunjunginya yang bernama Tanjung Marulak yang sekarang menjadi perkebunan PN III Kebun Rambutan, setelah beberapa tahun Datuk Bandar Kajum tinggal dikampung Tanjung Marulak. Karena kelihaian kolonialis Belanda dengan politik pecah belahnya maka timbul sengketa dengan kerajaan Raya yang berdekatan dengan kerajaan padang yang terletak di sebelah selatan, dan akhirnya meluas menjadi perang saudara. Untuk mempertahankan serangan ini Datuk Bandar Kajum berhasil mencari tempat di sebuah dataran tinggi di tepi sungai padang, di sini dia membangun kampung yang di pagari dengan benteng-benteng pertahanan, dan kampung itu saat ini disebut Kampung Tebing Tinggi Lama. Dari sinilah kampung itu terus berkembang menjadi pemukiman sebagai asal-usul Kota Tebing Tinggi

Dari cerita rakyat yang dikisahkan oleh orang tua, dari sebuah bandar di simalungun berangkatlah seorang tua yang bergelar Datuk Bandar Kajum, meninggalkan kampung halamannya yang diikuti para penggawa dan inang pengasuhnya melalui kerajaan Padang menuju Asahan.

(5)

3.1.2 Zaman Penjajahan Belanda

Pada tahun 1887 oleh pemerintah Hindia Belanda, Tebing Tinggi di tetapkan sebagai kota pemerintahan dimana pada tahun tersebut juga dibangun perkebunan besar yang berlokasi di sekitar Kota Tebing Tinggi. Menjelang Tebing Tinggi menjadi kota otonom, maka untuk melaksanakan roda pemerintahan pada tahun 1904 didirikan sebuah badan pemerintahan. Pada tahun 1910 sebelum di laksanakannya kerajaan padang, maka telah dibuat titik pusat perkembangan kota sebagai jarak ukur antara kota Tebing Tinggi dengan kota lainnya.

Pada masa Kota Tebing Tinggi menjadi Kota Otonom maka untuk melaksanakan pemerintahan, selanjutnya dibentuk Badan Gementeraad Tebing Tinggi yang beranggotakan 9 orang dengan komposisinya 5 orang bangsa eropa, 3 orang bumi putera dan satu orang bangsa Timur Asing. Hal ini didasarkan kepada Akte perjanjian pemerintah Belanda dengan Sultan Deli, bahwa dalam lingkungan Zelfbestuur didudukan orang Asing Eropa dan dipersamakan dan ditambah dengan orang Timur Asing.

3.1.3 Masa Pendudukan Jepang

(6)

dengan Peristiwa Berdarah 13 Desember 1945Yang di peringati setiap tahunnya.

Pada masa RIS, Dewan Kota diadakan berdasarkan peraturan pemerintah No 39 tahun 1950 tetapi dalam proses pelaksanaannya panitia pemilihan belum sempat menjalankan tugsnya, Peraturan Pemerintahan No 39 tersebut telah dibatalkan. Pada tahun 1980 Presiden Republik Indonesia telah menganugrahkan tanda kehormatan ‘PARASAMYS PURNS KSRYS NUGRAHA”Kepada Kota Madya Dati II Tebing Tinggi sebagai penghargaan tertinggi atas hasil kerjanya dalam melaksanakan Pembangunan Lima Tahun Kedua, sehingga dinilai telah memberikan kemampuan bagi pembangunan, deni kemajuan Negara Indonesia pada umumnya daerah khusus nya22

Visi adalah sudut pandang jauh kedepan, kemana motivasi pemerintah harus dapat inovativ serta produktif. Karena pengaruh lingkungan internal dan eksternal mengakibatkan terdapatnya persaingan serta tantangan yang mendorong Dinas Pemuda olahraga Kebudayaan & Pariwisata mempersiapkan diri kea rah yang lebih baik. Adapun Visi dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan & Pariwisata Kota Tebing Tinggi adalah : “Terwujudnya Pemuda Kota Tebing 3.2 Gambaran Umum Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan & Pariwisata Kota

Tebing Tinggi 3.2.1 Visi Misi 1). Visi

(7)

Tinggi Yang Mandiri Dan Tangguh Serta Mencintai Olahraga, Budaya Dan Pariwisata Sebagai Modal Membangun Kota Tebing Tinggi”

2). Msi

Misi adalah pernyatan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dari instansi pemerintahan. Misi diperlukan dalam rangka mewujudkan visi dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan & Pariwisata kota Tebing Tinggi, dirumuskan sebagai berikut :

1. Meningkatkan peran dan fungsi pemuda dalam berkarya

2. Membentuk pemuda yang memiliki jiwa kewirausahaan dan kemandirian 3. Membudayakan dan mengembangkan IPTEK keolahragaan

4. Meningkatkan kemitraan dengan dunia usaha dalam pengembangan industri Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata

5. Menggali potensi-potensi Budaaya dan Pariwisata di kota Tebing Tinggi

3.2.2 Struktur Organisasi

(8)

3.2.3 Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 13 Tahun 2008 bagian ke Sembilan Dinas Pemuda Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata paragraph ke satu, Kedudukan, Tugas dan Fungsi pasal 27 adalah:

1. Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata merupakan unsur Pelaksana Otonomi Daerah dibidang Pemuda, olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkeduduan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah

Kepala Dinas Pemuda

Kasi Pendidikan Pelatihan & Pemberdayaan Pemuda

Kasi Standarisasi & Fasilitasi

Kabid Olahraga

(9)

2. Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan & Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dibidang Pemuda, Olahraga, Kebudayaan & Pariwisata berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan

3. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan & Pariwisata menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis dibidang Pemuda Olahraga Kebudayaan

& Pariwisata

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan atau pelayanan umum dibidan Pemuda Olahraga Kebudayaan & Pariwisata

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Pemuda Olahraga Kebudayaan & Pariwisata

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya

Mengenai Tata Kerja dan Rincian Tugas Jabatan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan & Pariwisata Kota Tebing Tinggi sesuai dengan peraturan Walikota Nomor: 38 tahun 2009 adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Tugas:

Mempunyai tugas pokok membantu Walikota melaksanakan tugas otonomi, tugas pembantuan serta tugas dekonstrasi di bidang Pemuda Olahraga Kebudayaan & Pariwisata.

(10)

Mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dibidang Umum, Keuangan dan Program

2.1kasubbag program dan perundang-undangan Tugas:

mempunyai tugas melaksanakansebagian fungsi secretariat dibidang Program dan Perundang-undangan.

Fungsi:

1. Mengumpulkan, mengola dan mengajikan bahan/data untuk penyusunan bahan penyempurnaan standar pelaksanaan penyusunan program-program dinas

2. Melakukan pengkajian pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengendalian rencana pembangunan jangka menengah dan tahunandinas sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

3. Mengola, menyajikan bahan/data untuk penyusunan bahan penyempurnaan standar ketatalaksanaan dan kelembagaan serta pengelolaan produk-produk hukum dinas.

2.2kasubbag umum dan kepegawaian Tugas:

mempunyai tugas membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan administrasi umum, perlengkapan, kearsipan dan rumah tangga.

Fungsi:

(11)

administrasi umum dan barang/perlengkapan perjalanan dinas dan pengelolaan kepegawaian.

2. Meyelenggarakan urusan tata usaha, administrasi umumdan barang/perlengkapan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. 3. Menyelenggarakan administrasi kepegawaian, penegakan disiplin

dan pembinaan kesejahteraan sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan.

2.3kasubbag keuangan Tugas:

mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi secretariat dibidang pengelolaan keuangan.

Fungsi:

1. Mengumpulkan, mengelola dan mengajikan bahan/data untuk penyusunan bahan penyempurnaan standar akuntabilitas pengelolaan keuangan.

2. Menyusun konsep rencana belanja dinas dan menyelenggarakan administrasi keuangan serta membuat laporan keuangan, sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan.

(12)

3. Kepala Bidang Pemuda Tugas:

Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dibidang Pemuda Fungsi:

1. Mengendalikan tugas bawahan.

2. Memproses surat masuk dan menindak lanjutinya yang berakitan dengan kepemudaan.

3. Membuat rencana kerja dibidang kepemudaan 4. Mengalokasikan PA terhadap kegiatan Kepemudaan

5. Mengkoordinasikan setiap kegiatan kepemudaan dengan KNPI kota dan Dinas terkait.

3.1Kasi Kemitraan dan Kewirausahaan Tugas:

Melaksanakan sebagian fungsi Bidang Pemuda dibidang kemitraan dan kewirausahaan

Fungsi:

1. Memimpin pelaksanaan tugas Seksi Kemitraan dan Kewirausahaan. 2. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Kemitraan dan

Kewirausahaan.

3. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

(13)

3.2kasi Pendidikan, Pelatihan dan Pemberdayaan Pemuda Tugas:

melaksanakan sebagian fungsi Bidang Pemuda dibidang Pendidikan, Pelatihan dan Pemberdayaan Pemuda

Fungsi:

1. Memimpin pelaksanaan tugas Seksi Pendidikan, Pelatihan dan Pemberdayaan Pemuda.

2. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Pendidikan, Pelatihan dan Pemberdayaan Pemuda.

3. Mendistribusikan pekerjaaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

3.3kasi Standarisasi dan Fasilitasi Tugas:

melaksanakan sebagian fungsi Bidang Pemuda dibidang Standarisasi dan Fasilitasi.

Fungsi:

1. memimpin pelaksanaan tugas Seksi Standarisasi dan Fasilitasi.

2. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Standarisasi dan Fasilitasi.

3. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

4. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

(14)

4. Kepala Bidang Olahraga Tugas:

Membantu Kepala Dinas melaksanakan memberdayakan olahraga prestasi, olahraga kemasyarakatan dan organisasi keolahragaan

Fungsi:

1. Pengembangan dan keserasian kebijakan Olahraga. 2. Penyelenggaraan pekan dan kejuaraan Olahraga.

3. Pembangunan dan peningkatan prasarana dan sarana Olahraga 4. Pendidikan dan pelatihan keolahragaan.

5. Pengembangan kerja sama dan informasi keolahragaan. 4.1kasi Bina Organisasi dan Kemitraan

Tugas:

melaksanakan sebagian fungsi Bidang Olahraga dibidang Bina Organisasi dan Kemitraan.

Fungsi:

1. Memimpin pelaksanaan tugas Seksi Bina Organisasi dan Kemitraan. 2. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Bina Organisasi dan

Kemitraan.

3. Mendistribusikan pekerjaan pekerjaan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

4. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

(15)

4.2Kasi Pendidikan, Pelatihan dan Pemberdayaan Pemuda Tugas:

Melaksanakan sebagian fungsi bidang pemuda di bidang pendidikan, pelatihan dan pemberdayaan pemuda.

Fungsi:

1. Memimpin Pelaksanaan tugas Seksi Pendidikan, Pelatihan dan Pemberdayaan Pemuda.

2. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Pendidikan, pelatihan dan Pemberdayaan Pemuda.

3. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjukpelaksanaan tugas kepada bawahan.

4.3kasi Sarana Prasarana dan Fasilitasi Tugas:

Melaksanakan sebagian fungsi Bidang Olahraga dibidang Sarana, Prasarana dan Fasilitasi

Fungsi:

1. Memimpin pelaksanaan tugas Seksi Sarana, Prasarana dan Fasilitasi. 2. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Sarana, Prasarana dan

Fasilitasi

3. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

4. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

(16)

6. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan. 4.4kasi Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Prestasi

Melaksanakan sebagian fungsi Bidang Olahraga dibidang Pendidikan, Pelatihan dan Prestasi

5. kabid Kebudayaan dan Pariwisata tugas:

Membantu Kepala Dinas dibidang Kebudayaan dan Pariwisata Fungsi:

1. memimpin pelaksanaan tugas dibidang kebudayaan dan pariwisata.

2. Menyusun rencana dan program kerja dibidang Kebudayaan dan Pariwisata

3. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

4. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan

5. Membimbing kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja

6. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam membina kreativitas prestasi dan pembangunan jati diri dalam Kebudayaan dan Pariwisata.

5.1kasi Bina Kebudayaan Tugas:

Melaksanakan sebagian fungsi Bidang Kebudayaan dan Pariwisata dibidang Bina Kebudayaan

(17)

1. Memimpin pelaksanaan tugas Seksi Bina Kebudayaan

2. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Bina Kebudayaan

3. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan

4. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

5. Mengumpul, mengelola dan menyajikan bahan/data Kebudayaan dan Pariwisata.

6. Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai tradisi, kesenian, sejarah dan purbakala.

5.2Kasi Bina Pariwisata Tugas:

Melaksanakan sebagian fungsi Bidang Kebudayaan dan Pariwisata dibidang Bina Pariwisata.

Fungsi:

1. Memimpin pelaksanaan tugas seksi Bina Pariwisata.

2. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Bina Pariwisata

3. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

4. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja.

(18)

6. Melaksanakan even promosi keluar Negeri, Regional dan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.

5.3Kasi Promosi dan Perijinan Tugas:

Melaksanakan sebagian fungsi Bidang Kebudayaan dan Pariwisata dibidang Promosi dan Perizinan

Fungsi:

1. Memimpin pelaksanaan tugas Promosi dan Perizinan.

2. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Promosi dan Perizinan. 3. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

kepada bawahan.

4. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja

5. Memproses, pemberian izin usaha Pariwisata dan Pelaksanaan kegiatan-kegiatan Bina Kebudayaan di skala Kota.

6. Koordinasi pengawasan peredaran film dan rekaman video tingkat kota23.

23

(19)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Pada bab ini akan disajikan data dan informasi yang diperoleh selama penelitian lapangan untuk kemudian dianalisis berdasarkan teori yang ada. Data tersebut terdiri data primer dan data skunder. Adapun yang dimaksud dengan data primer adalah data yang didapat dari hasil wawancara dengan informan dan dari observasi, sedangkan data skunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber yang tertulis dan mendukung data primer. Permasalahan utama yang tampilkan pada bab ini yaitu strategi pengembangan sektor pariwisata pada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan & pariwisata Kota Tebing Tinggi.

4.1 pelaksanaa wawancara

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan & Pariwisata Kota Tebing Tinggi, dalam proses pengumpulan data untuk memperoleh jawaban terhadap permasalahan penelitian, penulis melakukan beberapa tahapan. Yaitu: pertama, mencari informasi dan data-data tentang sektor pariwisata di tebing tinggi.informasi tersebut dicari dari media hingga melihat langsung kelapangan. Kedua, penulis melakukan wawancara terhadap informan yang sudah ditetapkan untuk mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan terkait dengan masalah penelitian. Wawancara

(20)

lakukan. Informan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: informan kunci terdiri dari kepala dinas dan kepala bidang kebudayaan dan pariwisata, dan informan tambahan adalah masyarakat yang terlibat secara langsung.

Sebelum melakukan penelitian penulis telah terlebih dahulu menyusun pertanyaan yang ditujukan kepada para informan yang berkaitan dengan masalah yang akan di teliti, dalam hal ini penulis juga menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan sesuai dengan tugas, fungsi dan kapasitas dari masing-masing informan. Hal ini dilakukan agar para informan dapat memberikan keterangan secara lengkap dan sesuai dengankapasitas yang dimilikinya, pertanyaan-pertanyaan yang telah di susun berkaitan dengan strategi pengembangan sektor pariwisata di tebing tinggi, namun pada dasarnya penulis tidak memberikan batasan terhadap pertanyaan lain yang bisa saja muncul dan akan memberikan tambahan data dan informasi sebanyak-banyaknya dari para informan tersebut.

4.2 Deskripsi hasil wawancara

Metode wawancara yang digunakan oleh penulis adalah tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis penulis menyususn daftar pertanyaan yang diajukan. Namun, didalam prosesmya sendiri tidak menutup kemungkinan bahwa akan muncul pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan penelitian.

(21)

gerbang dalam dunia usaha yang banyak dilirik investor. Pembangunan terus berlangsung dan dibenahi setelah beroprasinya Bandara Kuala Namu Internasional Airport yang terletak di Deli Serdang, pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke, dan pembangunan jalan tol Medan-Tebing. Dengan pembangunan dan penambahan infrastruktur ini, kota Tebing Tinggi yang terletak diantara semua pembangunan tersebut akan mendapat keuntungan, terutama dalam sektor jasa dan perdagangan. Posisi Tebing Tinggi sangat strategis, terletak disatu-satunya jalur lintas Sumatera yang ada di Provinsi Sumatera Utara dan Aceh. Satu sisi menuju Lintas Timur, dan sisi lainnya menuju lintas Barat.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka seluruh SKPD harus saling bekerjasama agar pembangunan di Kota Tebing Tinggi dapat terealisasi sesuai dengan apa yang telah diremcamakan. Salah satu fokus utama yang akan dilakukan oleh pihak pemerintah Kota Tebing Tinggi ialah pengembangan sektor pariwisata, dimana Kota Tebing Tinggi memiliki potensi wisata yang cukup besar apabila dikembangkan.

(22)

4.2.1 strategi pengembangan objek wisata di Kota Tebing Tinggi

Strategi pariwisata merupakan suatu proses yang berlangsung untuk mencapai tujuan dan sasaran dari kegiatan pariwisata yang sedang berlangsung, karena menurut Robert C. Lonati pariwisata adalah jenis industri yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan persediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya, karena itu dibutuhkan strategi pariwisata untuk melihat sudah sejauh mana tingkat keberhasilan dari kegiatan pariwisata yang sedang berlangsung saat ini.24

24

Pendit, nyoman. 2006: 3 ilmu pariwisata. PT. Pradaya paramita

Kota Tebing Tinggi memiliki Potensi wisata yang cukup menarik diantaranya adalah pengembangan sektor wisata tirta, wisata kuliner, wisata budaya, dan wisata religi. Sesuai dengan pernyataan Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi yang menyatakan:

“Kota Tebing Tinggi memiliki potensi Wisata Tirta, Kuliner, Budaya dan

Religi. Strategi yang kami lakukan untuk mengembangkan potensi wisata

tirta ialah dengan memanfaatkan sungai padang dan sungai bahilang

untuk ajang perlombaan seperti lomba dayung ceria dan lomba renang.

Strategi yang kami lakukan dibidang kuliner adalah memberikan

pelatihan-pelatihan serta kegiatan pemberdayaan kepada para pelaku

ukm, seperti para pedagang lemang dan roti kacang ynng merupakan

makanan khas Kota Tebing Tinggi. Seperti yang kita ketahui bersama

bahwasanya Kota Tebing Tinggi telah Mendapatkan rekor MURI di

bidang Wisata Kuliner pada tahun 2015 dengan kategori Lemang Rasa

terbanyak dan Terbesar serta sajian Soto Tebing Tinggi dengan peserta

terbanyak. Oleh karena itu kami serius didalam mengembangkan program

(23)

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwasannya Kota Tebing Tinggi melakukan Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata secara bertahap dan berkesinambungan. Pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam hal ini diwaakili oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan & Pariwisata untuk menjalankan program-program tersebut.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Kepala Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi menyatakan:

“Bahwasannya kami melakukan strategi untuk mengembangkan potensi

pariwisata di tebing tinggi. Yang menjadi fokus utama kami adalah wisata

sejarah/budaya, tirta, kuliner dan religi”.

Adapun beberapa potensi wisata yang dimiliki kota tebing tinggi adalah:

a. Wisata sejarah/budaya

1. Makam datuk bandar kajum 2. Istana kerajaan padang

3. Makam keturunan raja-raja kerajaan padang 4. Rumah adat melayu

5. Tugu 13 desember b. Wisata tirta

1. Sungai padang 2. Sungai bahilang c. Wisata kuliner

(24)

3. Ragam soto

4. Restoran india dan bayu lagon

4.2.2 sarana dan prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk mencapai makna dan tujuan, maka untuk mengembangkan pariwisata di Kota Tebing Tinggi pemerintah telah menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung, adapun pernyataan dari kepala dinas pemuda olahraga kebudayaan dan pariwisata adalah:25

25

www.kanalinfo.web.id

“kami telah menyediakan sarana dan prasarana berupa museum, dimana

terdapat banyak benda-benda bersejarah yang telah dijaga dan

dilestarikan oleh dinas pemuda kebudayaan dan pariwisata untuk menarik

minat para wisatawan yang mengunjungi daerah tebing tinggi untuk dapat

melihat peninggalan bersejarah di Kota Tebing Tinggi. Dan pemerintah

juga telah membangun sebuah pusat rekreasi untuk masyarakat kota

tebing tinggi agar dapat berkumpul dan berolahraga bersama keluarga di

taman kota tebing tinggi yang terletak dijalan ... pemerintah tebing

tinggi saat ini juga telah memperbaiki area sekitar kawasan sungai

padang dan sungai bahilang agar dapat melakukan kegiatan-kegiatan

yang menarik untuk parawisatawan lokal maupun luar, yang terakhir

pemerintah tebing tinggi juga sedang membangun sebuah mesjid agung

yang akan menjadi salah satu mesjid agung terbesar di sumatera utara,

dimana mesjid agung ini mampu menampung jamaah hingga lebih dari

(25)

Hal ini juga di perkuat dengan pernyataan dari kepala bidang kebudayaan dan pariwisata kota tebing tinggi yang menyatakan:

“bahwa benar kami telah memiliki sarana dan prasarana yang dimaksud

diatas, oleh karena itu kami akan terus meningkatkan fasilitas serta

sarana dan prasarana untuk meningkatkan kualitas dibidang sektor

pariwisata’.

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasana sangat perlu untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata di tebing tinggi, oleh karena itu sarana dan prasarana harus dijaga dengan baik dan terus ditingkatkan lagi kualitasnya agar menarik para wisatawan bahkan investor agar masuk ke tebing tinggi.

Didalam upaya mengelola sarana dan prasarana di kota tebing tinggi yang dalam hal ini diwakili oleh dinas pemuda olahraga kebudayaan dan pariwisata melakukan upaya sebagai berikut sesuai dengan pernyataan kepala dinas pemuda olahraga kebudayaan dan pariwisata tebing tinggi:

“memang benar dalam hal ini dinas pemuda olahraga kebudayaan dan

pariwisata mewakili pemerintah kota tebing tinggi untuk mengelola

sarana dan prasarana telah melakukan upaya untuk pengelolaannya

seperti menggalakkan kunjungan ke museum dan mengatur jadwal

kunjungan bagi para siswa untuk dapat belajar dan melihat peninggalan

kota tebing tinggi di museum, serta mengadakan kegiatan lokal maupun

mancanegara seperti kegiatan karate tingkat internasional yang diadakan

diawal bulan juli 2016 ini”.

Hal ini juga diperkuat dalam keterangan yang diberikan kepala bidang kebudayaan dan pariwisata kota tebing tinggi:

“Memang didalam upaya pengelolaan sarana dan prasarana pariwisata

kota tebing tinggi dinas pemuda olahraga kebudayaan dan pariwisata

(26)

kami lakukan yaitu membuat rancangan peraturan daerah tentang

pariwisata dan rancangan peraturan daerah mengenai Ripparda, serta

kami juga melakukan kegiatan di museum sebagai tempat seleksi duta

pariwisata tebing tinggi, selain itu kami juga memanfaatkan ruangan

sanggar untuk latihan seni tari dan musik tradisional serta kami juga

mengadakan kegiatan panggung seni sebagai ajang kreatifitas bagi

pemuda/i serta masyarakat kota tebing tinggi pada umumnya”.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pengelolaan sarana dan prasarana pariwisata di kota tebing tinggi, dinas pemuda olahraga kebudayaan dan pariwisata telah terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dari sarana dan prasarana yang ada saat ini.

4.2.3. Kendala yang dihadapi

Adapun kendala yang terdapat di dalam upaya strategi pengembangan sektor pariwisata di kota tebing tinggi sesuai dengan pernyataan dari kepala dinas pemuda olahraga kebudayaan dan pariwisata tebing tinggi ialah sebagai berikut:

“adanya kendala yang dihadapi oleh dinas pemuda olahraga kebudayaan

dan pariwisata diantaranya pembebasan lahan untuk pengembangan

wisata tirta di area sungai padang, dimana wisata tirta ini akan menjadi

terobosan baru di bidang pariwisata kota tebing tinggi, serta belum

adanya peraturan tentang perundangan tanda daftar usaha, dan juga

belum diinventarisnya cagar budaya yang ada di kota tebing tinggi

sehingga menghambat pengembangan potensi wisata sejarah di tebing

tinggi”.

Hal ini juga di dukung dengan pernyataan yang diberikan oleh kepala bidang kebudayaan dan pariwisata kota tebing tinggi yang menyatakan sebagai berikut:

“bahwa belum adanya rencana induk pembangunan pariwisata dalam

PERDA tentang pariwisata dan juga kurang nya keseriusan dalam hal

(27)

sulitnya pembebasan lahan serta masih kurangnya tenaga ahli yang

dimiliki, sebab hingga saat ini masih sedikitnya tenaga kerja pariwisata di

tebing tinggi yang sudah mendapatkan sertifikat ahli”.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyak kendala yang terdapat di tebing tinggi untuk mengembangkan potensi pariwisata di daerah tersebut, sehingga mengakibatkan lamanya pembangunan pariwisata berjalan sehingga terdapat ketidak seriusan di dalam proses pengembangan sektor pariwisata itu sendiri.

4.2.4. Partisipasi masyrakat dan pelaku pariwisata

Partispasi adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan, menurut keith davis partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosional seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijakan.26

26

https://id.m.wikipedia.org

Dalam hal ini partisipasi masyarakat tebing tinggi dapat di lihat dari hasil penelitan yang penulis lakukan dilapangan dapat dilihat bahwa partisipasi masyarakat cukup mendukung untuk kegiatan pariwisata di tebing tinggi hal ini juga sesuai dari pernyataan ibuk Farida Rahman yang berada di kelurahan durian kecamatan bajenis kota tebing tinggi yang menyatakan bahwa:

“kegiatan pariwisata ditebing tinggi saat ini sudah mulai berkembang

dengan seringnya pemerintah melakukan kegiatan yang dapat menarik

(28)

Pernyataan tersebut juga di dukung oleh pernyataan dari bapak Tengku Dendi Utama P yang beralamat di kelurahan bagelen kecamatan padang hilir yang menyatakan bahwa:

“pemerintah tebing saat ini sedang mengembangkan potensi wisata yang

ada ditebing dengan mengikut sertakan masyarakat agar terlibat didalam

kegiatan tersebut”.

Setelah melakukan wawancara dengan masyarakat maka penulis melanjutkan penelitain dengan mewawancarai pelaku pariwisata dibidang kuliner yaitu dengan seorang penjual lemang yang merupakan salah satu makanan khas yang berasal dari kota tebing tinggi yaitu ibu Liana yang menyatakan bahwa:

“saat ini perkembangan pariwisata sangat baik di tebing tinggi dimana

masyarakat dan pelaku pariwisata serta pemerintah dapat bekerjasama

untuk memajukan sektor pariwisata, dari penjualan lemang ini saya dapat

menghasilkan uang hingga dua juta rupiah dalam satu hari, hal ini tidak

lepas dari dukungan pemerintah yang sering mengadakan pelatihan dan

seminar tentang peluang di bisnis ini”.

Hal ini juga di dukung dari pernyataan ibu hj Eliya Lubis yang merupakan pelaku ukm roti kacang yang merupakan makanan khas dari tebing tinggi yang menyatakan bahwa:

“saat ini kami sedang mengembangkan potensi wisata kuliner yang

terdapat di tebing tinggi, sebagai pelaku ukm dibidang kuliner kami

berterima kasih kepada dukungan yang telah diberikan oleh pemerintah

kepada kami dalam menjalankan usaha roti kacang, dimana hingga saat

ini pemerintah masih sangat memperhatikan pelaku ukm dengan

memberikan bantuan berupa alat-alat serta pelatihan dengan pemateri

yang ahli dibidangnya sehingga kami dapat terus belajar dan

meningkatkan kualitas yang kami miliki sehingga akan menarik para

wisatawan untuk singgah di kota tebing tinggi dan membeli oleh-oleh khas

(29)

lumayan besar dimana dalam satu hari dapat mengahsilkan lebih dari dua

juta rupiah. Kami berharap akan terus dapat memberikan yang terbaik

terhadap pariwisata di kota tebing tinggi.

Berdasarkan data yang diperoleh diatas maka dapat diketahui bahwa pemerintah Kota Tebing tinggi telah melakukan berbagai upaya dalam memberdayakan masyarakat maupun para pelaku UKM diantaranya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dan memberikan bantuan alat-alat produksi yang ditujukan pada pelaku UKM untuk dapat turut serta dalam pengembangan wisata kuliner di Kota Tebing Tinggi.

(30)

BAB V ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan dianalisis semua data yang diperoleh dari hasil penelitian seperti yang disajikan dalam bab sebelumnya. Adapun analisa yang dilakukan adalah teknik analisa kualitatif deskriptif dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informasi sesuai rumusan masalah dalam penelitian.

Dari seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui studi pustaka, wawancara dengan informan dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata sebagai pelaksana pengembangan pariwisata yang sudah disusun dalam rencana strategi dan rencana kerja, observasi melalui catatan-catatan penulis sewaktu melakukan peneiltian di lapangan, maka dapat diberikan analisis tentang proses Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata di Kantor Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi. Di dalam menganalisis data yang telah penulis sajikan pada bab sebelumnya, penulis akan menyesuaikan dengan teori-teori tentang strategi dengan variabel sebelumnya.

(31)

5.1. Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kota Tebing Tinggi

Pengembangan objek wisata merupakan pembangunan objek wisata yang dilakukan secara bertahap, teratur dan berkelanjutan. Pengembangan objek wisata merupakan bagian dari usaha pembangunan serta kesejahteraan masyarakat. Menurut Marpaung 27

1. Memelihara dan membina keindahan alam dan kekayaan serta kebudayaan masyarakat Indonesia sebagai daya tarik kepariwisataan,

Pengembangan kepariwisataan dilandaskan atas usaha-usaha sebagai berikut:

2. Menyediakan dan membina fasilitas-fasilitas transportasi, akomodasi,

entertainment, dan pelayanan pariwisata lainnya yang diperlukan termasuk pendidikan pegawai,

3. Menyelenggarakan promosi kepariwisataan secara aktif dan efektif di dalam dan di luar negeri,

4. Mengusahakan kelancaran formalitas perjalanan dan lalu lintas para wisatawan dan dengan demikian menghilangkan unsur-unsur yang menghambatnya,

5. Mengerahkan kebijaksanaan dan kegiatan perhubungan sebagai sarana utama guna memperbesar jumlah dan kelancaran arus wisatawan.

Strategi pengembangan pariwisata merupakan suatu proses yang berlangsung untuk mencapai tujuan dan sasaran dari kegiatan pariwisata yang sedang berlangsung, karena menurut Robert C. Lonati pariwisata adalah jenis industri yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan persediaan

27

(32)

lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya, karena itu dibutuhkan strategi pariwisata untuk melihat sudah sejauh mana tingkat keberhasilan dari kegiatan pariwisata yang sedang berlangsung saat ini.28

Pembangunan jangka panjang berupa jalan Tol lintas Sumatera juga berpengaruh pada pengembangan sektor pariwisata Kota Tebing Tinggi. Dalam hal ini Kota Tebing Tinggi merupakan tempat keluar dan masuknya pintu tol utama di wilayah Sumatera Utara, secara umum masyarakat yang melakukan perjalanan akan melewati Kota Tebing Tinggi oleh sebab itu, wisata kuliner yang diterapkan oleh pemerintah Kota Tebing Tinggi akan berkembang dengan pesat. Pemerintah Kota Tebing Tinggi memiliki Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata secara bertahap dan berkesinambungan juga. Strategi yang dimaksudkan adalah dengan memberdayakan masyarakat sebagai pelaku usaha

Berdasarkan data yang diperoleh penulis dilapangan, maka diketahui bahwa Kota Tebing Tinggi memiliki Potensi wisata yang cukup menarik diantaranya adalah pengembangan sektor wisata tirta, wisata kuliner, wisata budaya, dan wisata religi. Untuk mengoptimalkan pengembangan wisata tersebut maka pemerintah Kota Tebing Tinggi melakukan berbagai macam strategi untuk merealisasikannya. Strategi yang telah diterapkan oleh pihak pemerintah Kota Tebing Tinggi sejauh ini dinilai cukup baik. Apabila pengembangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi dapat berjalan dengan maksimal maka juga akan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat setempat.

28

(33)

khususnya dalam bidang kuliner sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung.

Strategi pengembangan sektor pariwisata yang berbasis pemberdayaan kemasyarakatan dinilai cukup baik. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh salah satu pelaku UKM roti kacang di Kota Tebing Tinggi yang menyatakan bahwa pemerintah setempat telah banyak memberikan bantuan, baik berupa pelatihan-pelatihan kewirausahaan maupun alat-alat yang mendukung dalam pengembangan usaha yang mereka lakukan. Perencanaan pembangunan Kota Tebing Tinggi sebagai kawasan wisata Kuliner sangat disambut baik oleh masyarakat setempat khususnya para pelaku UKM lemang dan roti kacang dimana kuliner ini merupakan makanan khas dari Kota Tebing Tinggi.

(34)

5.2. Sarana dan Prasarana

Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan, Pariwisata, Kota Tebing Tinggi merupakan pengelola wisata yang ada di Kota Tebing Tinggi. Oleh karena itu, Dinas harus senantiasa memberikan pelayanan yang baik kepada setiap pengunjung atau wisatawan yang datang. sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk mencapai makna dan tujuan, maka untuk mengembangkan pariwisata di Kota Tebing Tinggi pemerintah telah menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung.

Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti dilapangan maka peranan dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi dalam penyediaan sarana dan prasarana dibidang pariwisata dalam hal ini dapat dikategorikan baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kepala Dinas yang pada dasarnya telah memfokuskan pada penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung agar wisatawan yang berkunjung ke Kota Tebing Tinggi dapat merasa nyaman dan dapat menarik minat masyarakat untuk berkunjung.

(35)

Berdasarkan data yang telah diperoleh dilapangan, juga dapat diketahui bahwa pengelolaan sarana dan prasarana wisata di Kota Tebing Tinggi yang dilakukan oleh pemerintah setempat dapat dikategorikan baik. Hal ini didukung oleh pernyataan Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata yang menyatakan bahwa pemeliharaan sarana dan prasarana wisata yang ada di Kota Tebing Tinggi dilakukan secara menyeluruh. Upaya yang dilakukan pemerintah setempat antara lain dengan melalukan pengawasan kepada sarana dan prasarana yang berada di wilayah Kota. Pemerintah Kota Tebing tinggi juga melakukan pembenahan-pembenahan dari berbagai sektor agar kiranya dapat meningkatkan daya tarik wisatawan untuk dapat berkunjung di Kota ini.

Salah satu bentuk lain peran serta pemerintah setempat dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana wisata di Kota Tebing Tinggi ialah dengan membuat rancangan peraturan daerah Kota Tebing Tinggi tentang pariwisata yang mengatur tentang pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang dimaksud. Pemerintah setempat tentunya juga perlu berkoordinasi dengan masyarakat dalam pemeliharaan sarana dan prasarana yang mendukung dibidang pengembangan pariwisata Kota Tebing Tinggi agar kiranya pengembangan sektor pariwisata tersebut dapat berjalan dengan maksimal.

(36)

5.3.Kendala

Mewujudkan suatu strategi oleh setiap instansi/badan maka akan selalu ditemukan kendala yang dapat mengganggu proses pencapaian tujuan dari strategi tersebut sehingga realisasi dari strategi yang telah ditetapkan menjadi kurang maskimal. Untuk melihat sejauh mana realisasi dari pelaksanaan suatu strategi maka perlu di identifikasi terlebih dahulu kendala-kendala yang dihadapi dinas terkait di bidang pengembangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi agar dapat menemukan solusi ataupun penyelesaian masalah dari kendalah yang telah dihadapi.

Dalam merealisasikan pengembangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi, maka Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi juga menemukan berbagai macam kendala, diantaranya adalah pembebasan lahan untuk pengembangan wisata tirta di area sungai padang, serta belum adanya peraturan tentang perundangan tanda daftar usaha, dan juga belum diinventarisnya cagar budaya yang ada di kota tebing tinggi sehingga menghambat pengembangan potensi wisata sejarah di tebing tinggi.

(37)

5.4. Partisipasi Masyarakat dan Pelaku Pariwisata

Dalam perencanaan suatu strategi harus melibatkan masyarakat sebagai subjek dari strategi tersebut. Partispasi adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan, menurut keith davis partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosional seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijakan.

Berdasarkan data yang telah diperoleh oleh penulis maka dapat diketahui bahwa partisipasi masyarakat Kota Tebing Tinggi dalam hal pengembangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi dapat dikategorikan baik. Masyarakat Kota Tebing Tinggi memiliki pendapat bahwa kegiatan pariwisata di Kota Tebing Tinggi sudah mulai berkembang tentunya dikarenakan peran serta dari pemerintah dalam merealisasikan strategi tersebut.

Upaya pengambangan sektor pariwisata Kota Tebing Tinggi yang dilakukan oleh pemerintah juga di apresiasi secara positif oleh masyarakat Kota Tebing Tinggi. Pola pengambangan potensi wisata yang dilakukan oleh pemerintah mengikutsertakan masyarakat dan dapat berpengaruh besar pada perekonomian masyarakat Kota Tebing Tinggi.

(38)

yang akan selesai dalam waktu dekat juga dapat dijadikan peluang oleh masyarakat dan pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam pengembangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi.

Salah satu potensi wisata yang akan dikembangkan oleh pemerintah Kota Tebing Tinggi ialah wisata Kuliner dimana Tebing Tinggi memiliki beberapa kuliber khas daerah tersebut seperti lemang dan roti kacang yang sudah terkenal dan memiliki daya tarik yang cukup tinggi di kalangan wisatawan yang berkunjung ke Kota Tebing Tinggi.

Pola hubungan kerjasama yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah setempat dalam proses pengembangan pariwisata Kota Tebing Tinggi dapat terjalin dengan harmonis, hal ini didukung dengan adanya upaya dari pemerintah setempat dalam memberdayakan UKM melalui kegiatan pelatihan-pelatihan maupun pemasaran produk hasil UKM yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Kota Tebing Tinggi yang berperan sebagai pelaku UKM. Pemerintah mendukung secara penuh terkait dengan pengembangan UKM di Kota Tebing Tinggi dan hal tersebut di apresiasi oleh masyarakat sebagai pelaku UKM.

(39)

kewirausahaan yang diadakan oleh pemerintah dalam memberdayakan para pelaku UKM di Kota Tebing Tinggi.

(40)

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Strategi pengembangan objek Pariwisata di Kota Tebing Tinggi yang memiliki Potensi untuk terus di kembangkan berdasarkan penelitian dan analisis yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kota Tebing Tinggi

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan yang di lakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa Kota Tebing Tinggi memiliki potensi di dalam sektor pariwisata seperti, Wisata Tirta, Wisata Budaya, Wisata Kuliner, adapun strategi yang dilakukan oleh Pemerintah dinilai sudah cukup baik dengan melaksanakan strategi berbasis pemberdayaan kemasyarakatan. Dimana pemerintah melibatkan langsung masyarakat di dalam memajukan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi. 2. Sarana dan Prasarana

(41)

keseriusan pemerintah yang saat ini sedang merancang peraturan daerahKota Tebing Tinggi tentang pariwisata yang mengatur tentang pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.

3. Kendala

Dalam mewujudkan strategi suatu instansi/badan pasti selalu tedapat masalah di dalamnya, maka disini Pemerintah Kota Tebing Tinggi juga mendapatkan masalah di dalam mewujudkan strategi tersebut yaitu dengan adanya keberatan dari masyarakat disekitar area sungai padang dan sungai bahilang untuk dilakukannya pembebasan lahan, serta belum adanyaperaturan tentang perundangan tanda daftar usaha, dan juga belum diinventarisnya cagar budaya yang ada di kota tebing tinggi sehingga menghambat pengembangan potensi wisata sejarah di tebing tinggi.

4. Partisipasi Masyarakat dan Pelaku Pariwisata

(42)

6.2 saran

Setelah menganalisis hasil dari penelitian tersebut , maka penulis mempunyai beberapa saran yang perlu untuk disampaikan kepada Pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam hal ini di wakili kepada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi, yaitu: 1. Dinas pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing

Tinggi harus segera menyelesaikan konflik dengan masyarakat pinggiran sungai padang dan sungai bahilang, agar dapat lebih maksimal di dalam upaya peningkatan sektor Wisata Tirta

(43)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu kegiatan secara objektif. Penelitian yang dimaksudkan untuk mengukur suatu fenomena sosial tertentu dengan mengembangkan konsep dan menghimpun data tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa18

2.2Lokasi Penelitan

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pemuda Olahraga, Kebudaaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi.

2.3Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari penelitiaanya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif ini tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Informan penelitian adalah implementor dari kebijakan yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian.

18

(44)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan informan yang terdiri dari: 1. Informan Kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai

informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang diteliti.

2. Informan Utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.

2.4Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan informasi. Untuk itu penelitian menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer yaitu pengumpulan data yang diperoleh secara langsung pada saat melakukan penelitian di lapangan. Teknik pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut:

a. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan informan yang telah dijadikan sumber data. Sehingga akan diperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian.

b. Observasi

(45)

yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut:

a. Studi Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumentasi-dokumentasi yang ada di lokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian.

b. Studi Kepustakaan

Yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, dan pendapat para ahli yang berkompetensi, serta memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

2.5Teknik Analisis Data

(46)

dalam satu satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian terdapat beberapa langkah dalam melakukan analisis data, yaitu :19

1. Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan merangkum dan memfokuskan hal-hal yang penting tentang penelitian dengan mencari tema dangan pola hingga memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Bermakna sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Penyajian data ini dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif, bagan, dan dalam bentuk tabel.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun apabila kesimpulan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

19

(47)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. Bersama dengan industri teknologi dan informasi, industri pariwisata diperkirakan menjadi penggerak utama perekonomian abad 21. Perkembangan pariwisata Indonesia tak terlepas dari perkembangan pariwisata dunia.

Pertumbuhan pariwisata internasional juga memberikan dampak positif pada sektor ekonomi. Pertumbuhan tersebut sudah tentu juga akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Namun, untuk bisa mendapatkan dampak positif pertumbuhan pariwisata internasional tersebut di Indonesia, maka masyarakat Indonesia khususnya para pelaku bisnis kepariwisataan, harus dapat secara sistematis memperkenalkan aset-aset kepariwisataan Indonesia, termasuk budaya lokal, sumber daya alam dan manusia demikian juga dalam hal jasa dan barang.

(48)

geografisnya. Berdasarkan letak dan keadaan geografisnya yang strategis maka

dipastikan akan ada banyak wisatawan asing melakukan perjalanan ke Indonesia.

Dasar hukum pengembangan pariwisata yang sesuai dengan prinsip pengembangan adalah Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan tentang Pembangunan Kepariwisataan (Pasal 6: Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata, Pasal 8: 1) Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi, dan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota. 2) Pembangunan kepariwisataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian integral dari rencana pembangunan jangka panjang nasional. Pasal 11: Pemerintah bersama lembaga yang terkait dengan kepariwisataan menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kepariwisataan untuk mendukung pembangunan kepariwisataan.

(49)

pariwisata menjadi penting peranannya dalam pembangunan nasional. Dimana tidak ada kegiatan ekonomi yang berdimensi luas ke semua sektor, tingkatan dan kepentingan seperti Pariwisata. Oleh karena itu adalah sangat vital untuk mengintegrasikan rencana pengembangan pariwisata dengan pembangunan nasional.

Dengan semangat otonomi daerah yang pada dasarnya memberikan wewenang kepada daerah untuk mengatur dan mengurus setiap kepentingan masyarakat setempat, maka dalam rangka percepatan proses pembangunan daerah Kota Tebing Tinggi, Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata harus benar-benar menangkap pelimpahan tugas dan wewenang itu sebagai salah satu peluang yang menjadi andalan untuk memperoleh PAD dan memajukan masyarakat di daerah.

(50)

(PAD) dengan demikian dapat mengetahui prospek perkembangan sektor pariwisata daerah kedepannya.

Berdasarkan pada uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan pada

studi penelitian difokuskan untuk menganalisa dan mengetahui pelaksanaan

strategi-strategi yang perlu ditempuh dalam pengembangan pariwisata daerah Kota Tebing

Tinggi ditinjau dari sektor strategi dengan judul: "Strategi Pengembangan Sektor

Pariwisata Kota Tebing Tinggi".

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka diperlukan

perumusan masalah yang sangat berguna bagi arah dan langkah penelitian supaya

lebih jelas dalam melakukan penelitian. Adapun perumusan masalah yang diajukan

oleh peneliti adalah “Bagaimana Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kota

Tebing Tinggi?”.

1.3 Tujuan Penelitiann

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan

masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun yang menjadi tujuan peneliti adalah

untuk mengetahui bagaimana Implementasi Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata

di Kota Tebing Tinggi.

1.4Manfaat Penelitian

(51)

1. Secara Subjektif

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan, pengetahuan serta kemampuan menulis karya ilmiah yang berkaitan dengan disiplin Ilmu Administrasi Negara. 2. Secara Praktis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi pemerintah.

3. Secara Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah kemampuan berpikir secara ilmiah dan memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

1.5 Kerangka Teori

(52)

Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Pariwisata

1.5.1.1 Pengertian Pariwisata

Menurut Oka A. Yoetipariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan tujuan bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata menikmati perjalanan tersebut. 1

Sedangkan menurut Robert C. Lonati pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan persediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya sebagai sektor-sektor yang kompleks, ia juga merealisasi industri-industri klasik, seperti industri kerajinan tangan dan cendramata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri.2

1

Yoeti, Oka. A. 2000 : 21 Ekowisata Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup.

2

(53)

1.5.1.2 Bentuk-Bentuk Pariwisata

Menurut Wahabbentuk-bentuk pariwisata dapat dibedakan menjadi berbagai macam menurut jumlahnya, wisatawan dibedakan atas: 3

Menurut UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Tujuan Pariwisata adalah

1. Individual Tour (wisatawan perorangan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami-istri.

2. Family Group Tour (wisata keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hunungan kekerabatan satu sama lain.

3. Group Tour (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan bersama-sama dengan pemeimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan anggotanya.

1.5.1.3 Tujuan Pariwisata

4

e. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya :

a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi

b. meningkatkan kesejahteraan rakyat

c. menghapus kemiskinan

d. mengatasi pengangguran

3

Salah, Wahab. 1989. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

4

(54)

f. memajukan kebudayaan

g. mengangkat citra bangsa

h. memupuk rasa cinta tanah air

i. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan

j. mempererat persahabatan antarbangsa.

1.5.1.4 pengembangan pariwisata

Pengembangan pariwisata merupakan rangkaian untuk mewujudkan penggunaan berbagai sumber daya pariwisata yang terpadu, dari berbagai bentuk pariwisata diluar aspek yang berkaitan secara langsung maupun tidak secara langsung yang terlibat akan kelangsungan pengembangan pariwisata. Sektor pariwisata merupakan suatu andalan didalam perekonomian nasional, sehingga didalam oprasionalnya bertumpuh pada beberapa potensi seperti sektor alam, budaya dan sosial masyarakatnya didalam pengembangannya.

1.5.1.5 industri pariwisata

definisi mengenai usaha, pengusaha, dan industri pariwisata lhususnya yang terkait dengan pembangunan kepariwisataan seperti yang terkandung dalam mandat pembangunan industri pariwisata yang ada dalam UU N. 10 th 2009, tentang kepariwisataan adalah sebagai berikut :5

1. usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

5

(55)

2. pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata.

3. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

Pengertian kelembagaan industri pariwisata seperti yang telah dijelaskan oleh UU tentang kepariwisataan tersebutlah yang merupakan mitra kerja yang diharapkan bersinergi dengan pihak pemerintah dan pemerintah daerah serta masyarakat yang terkait dengan kepariwisataan setempat untuk meyelenggarakan pembangunan kepariwisataan di indonesia.Berdasarkan penjelasan pasal 7 huruf a UU no 10/2009, tentang kepariwisataan maka yang menjadi ruang lingkup mandat pembangunan pariwisata di indonesia meliputi :

1. Struktur ( fungsi, hirarki, dan hubungan) industri pariwisata Yang dimaksud dengan struktur industri pariwisata adalah fungsi, hirarki dan hubungan didalam kumpulan usaha pariwisata yang diwadahi oleh asosiasi profesional yang saling berkoordinasi dan bersinergi untuk menigkatkan daya saing kepariwisataan indonesia. 2. Daya saing produk usaha pariwisata

(56)

3. Kemitraan usaha pariwisata

Dimaksudkan sebagai usaha bersama antar pelaku industri pariwisata dan dengan masyarakat ataupun dengan pemerintah, yang menguntunggkan semua pihak yang terlibat untuk menghasilkan produk dan jasa pariwisata.

4. Kredibilitas bisnis

Kredibilitas bisnis sangat diperlukan dalam usaha pariwisata. Kredibilitas bisnis dalam hal ini dimaksudkan sebagai penyelenggaraan usaha yang dilakukan secara terpercaya, adil, transparan, dan akuntabel.

5. Tanggung jawab terhadap lingkungan

Yang dimaksud dengan tanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya dalam pengertian ini adalah kewajiban penyelenggaraan usaha berdasrkan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan dan pemanfaatan.

1.5.1.6 Strategi Pariwisata

strategi pariwisata merupakan suatu proses yang berlangsung untuk mencapai tujuan dan sasaran dari kegiatan pariwisata yang sedang berlangsung, karena menurut Robert C. Lonati pariwisata adalah jenis industri yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan persediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya, karena itu dibutuhkan strategi pariwisata untuk melihat sudah sejauh mana tingkat keberhasilan dari kegiatan pariwisata yang sedang berlangsung saat ini.6

6

(57)

1.5.2 Strategi

1.5.2.1 Pengertian Strategi

Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu “strategos”. Kata “strategos” ini berasal dari kata “stratos” yang berarti militer dan “ag” yang artinya memimpin oleh Purnomu dan Zulkieflimansyah. Berdasarkan pemaknaan ini, maka kata strategi pada awalnya bukan kosa kata disiplin ilmu manajemen, namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran7

Bryson menjelaskan bahwa strategi merupakan pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumber daya yang menekankan pada bagaimana organisasi, apa saja yang dikerjakan, dan alasan organisasi mengerjakannya. Strategi yang efektif harus memenuhi kriteria seperti harus dapat bekerja, secara politik dapat diterima oleh stakeholder, sesuai filosofi dan nilai organisasi, memiliki etika, moral, hukum organisasi, serta harus mampu menghadapi isu strategis yang mesti diselesaikan

.

8

Crown Dirganto menyatakan definisi strategi adalah hal yang menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan dalam pasar.

(Bryson, 2005:69-70).

9

7

PB, Triton. 2007 :13Manajemen Strategik: Terapan Perusahaan dan Bisnis. 8

M. Bryson, John. 2005. : 69-70 Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. 9

Dirgantoro, Crown. 2001 : 5 Manajemen Strategis: Konsep, Kasus dan Implementasi. Jakarta: PT.GRASINDO.

(58)

menurut Amstrong strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara ideal untuk jangka yang lebih panjang, yang menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan yang berubah dan secara khusus, dengan pasarnya, dengan pelanggan dan kliennya untuk memenuhi harapan stakeholder.10

Menurut Richard Vancil strategi sebuah organisasi, atau sub unit sebuah organisasi lebih besar yaitu sebuah konseptualisasi yang dinyatakan atau yang diimplikasi oleh pemimpin organisasi yang bersangkutan, berupa: 11

1. Rare adalah keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus, yang tidak dapat ditiru.

1. Sasaran-sasaran jangka panjang,

2. Kendala-kendala luas dan kebijakan-kebijakan,

3. Kelompok rencana-rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek.

Strategi mempunyai tiga karakteristik menurut Hunger dan Wheelen yaitu:

2. Consequentil adalah keputusan-keputusan strategis yang memasukan sumber daya penting dan menuntut banyak komitmen.

3. Directive adalah keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan di masa yang akan datang untuk organisasi secara keseluruhan.

Berdasarkan definisi diatas maka strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Peranan yang dimainkan

10

PB, Triton. 2007 : 15 Manajemen Strategik: Terapan Perusahaan dan Bisnis 11

(59)

oleh strategi tersebut adalah sebagai penentu arah yang harus ditempuh oleh organisasi bersangkutan.

1.5.2.2Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi

Tiga faktor yang mempunyai pengaruh penting terhadap strategi, yakni analisis lingkungan eksternal, analisis lingkungan internal, serta analisis tujuan yang akan dicapai. Strategi organisasi ini bertujuan untuk memberikan dasar-dasar pemahaman tentang bagaimana organisasi itu akan bersaing dan survive atau dapat bertahan hidup.

1. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal merupakan salah satu unsur penting dalam strategi,sebab dengan analisis lingkungan akan menghasilkan informasiinformasi yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan organisasi.

2. Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal adalah analisis yang diberikan terhadap lingkungan dalam organisasi. Analisis lingkungan internal bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan dalam organisasi.12

Analisis tujuan yang akan dicapai berhubungan erat dengan visi dan misi suatu organisasi. Visi merupakan suatu keinginan terhadap keadaan di masa datang 3. Analisis Tujuan yang Akan dicapai.

12

(60)

yang dicita-citakan oleh seluruh anggota organisasi mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah13

Hadirnya manajemen strategis sebagai suatu hal penting yang dibutuhkan oleh organisasi dan pemimpinnya kemudian berkembang menjadi suatu ilmu yang banyak dipelajari dan diajarkan untuk dapat membantu dalam berpikir kritis. Dengan manajemen strategis maka perencana strategi atau pemimpin perusahaan akan berpikir atau memandang perusahaan atau organisasi secara keseluruhan bukan setengah-setengah seperti yang dilakukan oleh manajer tiap divisi atau bagian, sehingga akan mudah dan cepat baginya untuk mengidentifikasi masalah-1.5.3 Manajemen Strategis

1.5.3.1 Pengertian Manajemen Strategis

Manajemen strategis merupakan suatu proses yang dinamik karena berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Setiap strategi selalu memerlukan peninjauan ulang dan bahkan mungkin perubahan di masa depan. Salah satu alasan utama mengapa demikian halnya ialah karena kondisi yang dihadapi oleh satu organisasi, baik yang sifatnya internal maupun eksternal selalu berubah-ubah pula. Dengan kata lain strategi manajemen dimaksudkan agar organisasi menjadi satuan yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil adalah organisasi yang tingkat efektifitas dan produktivitasnya makin lama makin tinggi.

13

(61)

masalah strategik (umumnya saling berkaitan) yang muncul 14

Menetapkan visi dimaksudkan untuk memberikan arahan tentang akan menjadi apa atau seperti apa organisasi atau perusahaan dimasa yang akan datang atau secara lebih ringkas suatu pandangan ke depan tentang perusahaan. Misi lebih spesifik lagi dibandingkan dengan visi. Misi akan secara spesifik menekankan tentang produk yang diproduksi, pasar yang dilayani dan hal-hal lain yang secara spesifik berhubungan langsung dengan bisnis. Secara singkat visi memberi penjelasan tentang apa bisnis perusahaan. Objective lebih oleh kepada penetapan target secara spesifik dan sedapat mungkin terukur yang ingin dicapai oleh perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu.

(Agustinus Sri Wahyudi, 1996:5)

Menurut Crown Dirgantoro secara garis besar terdapat tiga elemen besar yang membentuk manajemen strategis, yaitu:

1. Analisis Lingkungan (Internal dan Eksternal)

Analisis lingkungan dilakukan dengan tujuan utama adalah untuk melihat kemungkinan peluang yang bisa muncul serta kemungkinan-kemungkinan ancaman yang bisa terjadi yang diakibatkan oleh adanya perubahan-perubahan, yang terjadi baik pada tingkatan lingkungan bisnis/industri, maupun lingkugan internal organisasi. Analisis juga dilakukan terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki atau yang ada dalam organisasi untuk melihat seberapa besar organisasi dapat memanfaatkan peluang yang ada atau mengantisipasi ancaman dan tantangan yang muncul.

2. Penetapan Visi, Misi dan Objective

14

(62)

3. Strategi (Formulasi, Implementasi, Pengendalian)

Pada tahapan strategi ada tiga hal yang penting untuk dipahami, yaitu: a) Formulasi Strategi

Pada tahap ini penekanan lebih diberikan kepada aktivitas-aktivitas utama yang antara lain adalah:

1. Menyiapkan strategi alternatif 2. Pemilihan strategi

3. Menetapkan strategi yang akan digunakan b) Implementasi Strategi

Tahap ini adalah tahapan dimana strategi yang telah diformulasikan tersebut kemudian diimplementasikan. Pada tahap implementasi ini beberapa aktivitas atau cakupan kegiatan yang mendapat penekanan antara lain adalah:

1. Menetapkan tujuan tahunan 2. Menetapkan kebijakan 3. Memotivasi karyawan

4. Mengembangkan budaya yang mendukung 5. Menetapkan struktur organisasi yang efektif 6. Menyiapkan budget

7. Mendayagunakan sistem informasi

8. Menghubungkan kompensasi karyawan dengan performance perusahaan c) Pengendalian strategi

(63)

1. Review faktor eksternal dan internal yang merupakan dasar dari strategi yang sudah ada.

2. Menilai performance strategi 3. Melakukan langkah koreksi

1.5.4 Pendekatan Dasar Mengenali Isu Strategi Menurut Barry ada tiga pendekatan dasar15 1. Pendekatan langsung (direct approach).

.

Pendekatan langsung meliputi jalan lurus dari ulasan terhadap mandat, misi, dan SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancmaan) hingga identifikasi isu-isu strategis. Pendekatan langsung akan sangat baik jika tidak ada visi sebelumnya dan mengembangkan visi berdasarkan konsesus akan terlalu sulit.

2. Pendekatan sasaran (goals approach)

Organisasi harus menciptakan sasaran dan tujuan bagi dirinya sendiri dan mengembangkan strategi untuk mencapainya. Pendekatan ini dapat bekerja jika ada kesepakatan yang agak luas dan mendalam tentang sasaran dan tujuan secara rinci dan spesifik untuk memandu pengembangan strategi. Kemudian isu-isu strategis menyangkut bagaimana yang terbaik untuk menerjemahkan sasaran dan tujuan itu menjadi tindakan.

3. Pendekatan Visi Keberhasilan (Vision of Success)

Organisasi dapat mengembangkan gambaran dirinya di masa depan sebagai organisasi berhasil memenuhi misinya. Isu strategis adalah tentang

15

Referensi

Dokumen terkait

Tuhan menciptakan semua makhluknya dengan potensi dan keistimewa an masing-masing. Apapun yang diciptakan Tuhan tidak lah menjadi sesuatu yang sia-sia jika kita mampu

Sebagai Pengurus Provinsi PASI DIY masa bakti 2006-2010 Jabatan : ANGGOTA KOMttK.

3.4 Mengemukakan  makna bersatu  dalam  keberagaman di  lingkungan sekitar 4.4 Berperilaku sesuai  dengan makna  bersatu dalam  keberagaman di  lingkungan sekitar

PERSATUAN ATLETIK SELURUH INDONESIA. Diberikon

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

The Use Of Process-Genre Based Approach To Teaching Descriptive Text To Junior High School Students.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pembentukan Peraturan Daerah ini dimaksudkan untuk memperkuat fondasi budidaya ternak melalui ketersediaan bibit ternak yang berkualitas secara mandiri, berkelanjutan

FOREIGNIZATION AND DOMESTICATION STRATEGIES IN CULTURAL WORDS TRANSLATION OF DAN BROWN’S THE LOST SYMBOL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu