• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Harga, Brand Image Dan Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Jenis Android Pada Karyawan Telkomsel Regional Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Harga, Brand Image Dan Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Jenis Android Pada Karyawan Telkomsel Regional Medan"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER

ANALISIS PENGARUH HARGA, BRAND IMAGE, DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG JENIS

ANDROID PADA KARYAWAN TELKOMSEL REGIONAL MEDAN

A. Identitas Responden

a. Nama :

b. JenisKelamin : Pria/ Wanita

c. Umur :

B. Petunjuk Pengisian

1. Mohon member tanda ceklis (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling

sesuai.

2. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban saja.

3. Kriteria jawaban :

Sangat Tidak Setuju : STS

Tidak Setuju : TS

Kurang Setuju : KS

Setuju : S

(2)

No. Pernyataan STS TS KS S SS Harga (X1)

1 Harga smartphone Samsung jenis android sesuai

dengan kualitas yang diberikan.

2 Harga smartphone Samsung jenis android sangat

dapat dijangkau oleh siapa saja.

3 Smartphone Samsung jenis android bervariasi

sesuai harga dan tipe smartphone nya.

Brand Image (X2)

1 Smartphone Samsung jenis android sudah

terpercaya dikalangan umum.

2 Smartphone Samsung memiliki citra perusahaan

yang bagus.

3 Smartphone Samsung jenis android memiliki

perbedaan dari smartphone lain.

Atribut Produk (X3) 1 Kualitas smartphone Samsung jenis android

sangat baik dan berkualitas.

2 Fitur – fitur yang diberikan Samsung jenis android

sangat sesuai dengan kebutuhan pengguna.

3 Smartphone smartphone Samsung jenis android

mempunyai desain yang sangat menarik.

Keputusan Pembelian (Y)

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1 Pembelian smartphone Samsung jenis android

banyak tersedia di Store terdekat

2 Membeli smartphone Samsung jenis android

(3)

DAFTAR PUSAKA

Buku

Ginting, Paham dan Situmorang, Syafrizal H, 2008. Filsafat dan Metode Riset, USU Press, Medan.

Kartajaya, Hermawan, 2002. Kartajaya on Marketing, Edisi Pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kotler, Philip, Kevin Lane Keller, 2008. Dasar-dasar pemasaran, Prenhallindo, Jakarta.

Kotler, Philip dan Armstrong, Gary, 2008. Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip, 2010. Manajemen Pemasaran. Erlangga, Jakarta.

2010. Marketing 3.0. Erlangga, Jakarta.

Setiadi, Nugroho, 2003. Perilaku Konsumen : Konsep Dan Implikasi Untuk Strategi

Dan Penelitian Pemasaran, Kencana, Jakarta.

Situmorang, Syafrizal Helmi Dan Muslich Lufti, 2014. Analisis Data Untuk Riset

Manajemen Dan Bisnis, USU Press, Medan.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Sumarwan, ujang, 2010. Perilaku Konsumen : Teori Dan Penerapannya Dalam

Pemasaran, Galia, Bogor.

2004. Perilaku Konsumen, Galia, Bogor.

(4)

Jurnal

Setyobudi, Aji, 2010. Analisis Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan

Pembelian Motor Suzuki Smash di Kota Semarang.

Isyanto, Puji, 2012. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Handphone Blacberry Pada Mahasiswa Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang.

Sulistyawati, Praba, 2012. Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk

Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer di Kota Semarang.

Web

(5)

METODE PENELITIAN

6.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif. Yaitu

penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting & Situmorang

2008:57). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel

harga (X1), brand image (X2), variabel atribut produk (X3) terhadap keputusan

pembelian (Y).

6.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada karyawan telkomsel regional Medan. Waktu

penelitian ini direncanakan dimulai dari bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan

September 2015.

6.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independen (X), terdiri dari : harga (X1), brand image (X2), dan

atribut produk (X3).

2. Variabel Dependen (Y) adalah keputusan pembelian smartphone Samsung

jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan.

(6)

Defenisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel

dari suatu faktor berkaitan dengan faktor lain. Pada penelitian ini variabel

penelitiannya adalah :

1. Harga (X1)

Harga adalah Sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah

dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau

menggunakan produk tersebut.

2. Brand Image (X2)

Brand Image adalah persepsi yang bertahan lama, dan dibentuk melalui

pengalaman, dan sifatnya relatif konsisten. Karena itu sikap dan tindakan

konsumen terhadap suatu merek sangatlah ditentukan oleh citra merek tersebut.

3. Atribut Produk (X3)

Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh

konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Atribut produk meliputi

merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya.

4. Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau

tidak terhadap produk dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen

tersebut.

Tabel 3.1

(7)

Variabel Penelitian

Definisi Indikator Skala

Harga

(X1)

Sejumlah uang yang di tukar untuk suatu manfaat karena memiliki atau menggunakan produk Samsung

1. Harga sesuai dengan kualitas

2. Keterjangkauan harga 3. Kesesuaian harga

dengan manfaat.

Likert

Brand

Image

(X2)

Persepsi tentang merek Samsung yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya terhadap merek Samsung.

1. Terpercaya 2. Citra Perusahaan

Memiliki perbedaan

dari merek lain

Likert

Atribut

Produk

(X3)

Unsur - unsur dan fitur produk Samsung yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan

1. Kualitas smartphone Samsung jenis android 2. Fitur yang sesuai

dengan kebutuhan konsumen Desain produk Likert Keputusan Pembelian (Y)

Tindakan dari konsumen untuk membeli atau tidak terhadap produk Samsung dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen tersebut.

1. Mudah dan gampang dicari dimana saja. 2. Adanya kebutuhan

konsumen.

Likert

3.5 Skala Pengkuran Variable

Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert. Skala Likert sebagai

alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

(8)

pengaruh Harga, Brand Image, dan Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian.

Pengukuran dengan Skala Likert ini menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat

dilihat pada Tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No. Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono (2004)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana elemen unit

terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan (Ginting & Situmorang

2008:128). Populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 155 orang pada karyawan

telkomsel regional medan yang menggunakan smartphone samsung.

6.6.2 Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap yang

dapat menggambarkan populasinya (Ginting & Situmorang 2008:151).

Dalam penelitian ini maka tehnik sampel yang digunakan adalah dengan cara random

(9)

acak, dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki kesempatan yang sama

untuk terpilih menjadi sampel. Pada penelitian ini populasi sudah diketahui secara

pasti, maka untuk dapat mencari sampel adalah dengan cara menggunakan rumus

Slovin yaitu :

n = N / ( 1 + N (e)² )

= 155 / (1 + 155 x (0,1)²)

= 155 / 156 x 0,01

= 99,4

Dengan perhitungan tersebut, maka diambil sampel sebanyak 100 orang.

6.7 Jenis Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

skunder. Data primer dan sekunder diuraikan sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden yang ada

di lokasi penelitian.Data primer diperoleh dengan melalui wawancara dan

dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden terpilih

yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai variabel penelitian.

(10)

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan

mempelajari berbagai tulisan, jurnal, majalah, informasi perusahaan maupun

internet.

3.8 Metode Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengajukan beberapa pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.

2. Studi Pustaka

Merupakan pengumpulan data yang menggunakan buku literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang, dkk (2014:86) Validitas menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur yang mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin megukur

kuesioner didalamnyapengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya

harus mengukur apa yang ingin di ukurnya. Uji validitas dalam penelitian ini

dilakukan pada karyawan telkomsel regional Medan dengan memberikan kuesioner

kepada 100 orang karyawan.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur

mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang digunakan dalam pengujian validitas

(11)

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Tingkat

validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai rhitung dengan menggunakan

program dengan kriteria sebagai berikut:

bila : r hitung > r tabel , berarti pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

r hitung ≤ r tabel , berarti pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Validitas

Uji Validitas Harga

No Butir Pernyataan Nilai Korelasi Nilai Probabilitas Keterangan

1 0,801 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid

2 0,633 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid 3 0,807 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid

Uji Validitas Brand Image

1 0,758 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid 2 0,658 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid 3 0,679 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid

Uji Validitas Atribut Produk

1 0,628 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid 2 0,585 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid 3 0,699 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid

Uji Validitas Kepuasan Pembelian

1 0,774 > 0,195 0,00 < 0,05 Valid 2 0,767 > 0,206 0,00 < 0,05 Valid

Berdasarkan tabel 3.3 diperoleh bahwa hasil dari pengujian memiliki nilai yang lebih

besar dari 0.195. Disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan adalah valid dan dapat

digunakan dalam penelitian.

(12)

Menurut Situmorang dan lufti (2014:89) reliabilitas adalah indeks yag

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

Uji reliabilitas ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan

(kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama untuk

mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika

rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang

mutlak diperlukan alat-alat penelitian seperti kuesioner yang digunakan juga harus

dalam kondisi yang baik.

Oleh karena itu, perlu adanya validitas dan reliablitas. Uji reliabilitas ini

menggunakan bantuan software SPSS for windows terhadap 100 orang karyawan.

Butir pertanyaan yang sudah dikatakan valid dalam uji validitas ditentukan

realibilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

Jika : ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka pertanyaan reliabel.

ralpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tidak reliable

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas

Variabel Nilai Cronbach's Alpha Keterangan

Harga (X1) 0,711 > 0,6 Reliabel

Brand Image (X2) 0,723 > 0,6 Reliabel

Atribut Produk (X3) 0,771 > 0,6 Reliabel

Kepuasan Pembelian (Y) 0,715 > 0,6 Reliabel

Dari tabel 3.5 diatas nilai Cronbach Alpha lebih bessar dari 0.60 sehingga

dapat dinyatakan bahwa kuesioner telah reliabel dan layak disebarkan kepada

(13)

3.10 Model Analisis Data 3.10.1 Model Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2012:206) analisis deskriptif ini digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat

diperkirakan yang tidak biasa dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik

yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat

signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5%

artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang & Lufti 2014:114).

2. Uji Heteroskedastisitas

Analisis regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas

terhadap variabel terikat. Uji heteroskedastisitas juga pada prinsipnya ingin

(14)

grup tersebut. Jika probabilitasnya signifikan di atas tingkat kepercayaan 5%

dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas

(Situmorang & Lufti 2014:121).

c. Uji Multikolinearitas

Adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam

model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas

dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Factor

(VIF). Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang

& Lufti 2014:151), di mana :

Tolerance Value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas

Tolerance Value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas.

3.10.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel independen yang terdiri atas harga (X1), brand image (X2), dan atribut produk

(X3) terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y). Model persamaan

yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y=α+b1 X1+b2 X2+b3 X3+e

Keterangan:

Y= Keputusan pembelian

α = Konstanta

X1= Harga

X2= Brand Image

(15)

b1= Koefisien regresi variabel harga

b2= Koefisien regresi variabel Brand Image

b3= Koefisien regresi variabel Atribut Produk

e = Standard Error

3.11 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka

dilakukan pengujian dengan menggunakan :

3.11.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel independen mempunyai

pengaruh signifikan terhadap nilai-nilai variabel dependen.

Kriteria pengujian hipotesis :

H0 : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu harga, brand image, dan atribut produk terhadap

variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.

H0 : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu harga, brand image, dan atribut produk terhadap

variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima, jika thitung< ttabel pada α = 5%

H0 ditolak, jika thitung > ttabel pada α = 5%

(16)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas (X1,

X2, X3) yaitu harga, brand image, dan atribut produk secara simultan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.

Bentuk pengujian :

H0 : b1 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan

dari variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu harga, brand image, dan atribut produk terhadap

variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.

H0 : b1≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh positif dan signifikan dari

variabel bebas (X1, X2, X3) harga, brand image, dan atribut produk terhadap variabel

terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

H0 diterima, jika fhitung < ftabel pada α = 5%

H0 ditolak, jika fhitung > ftabel pada α = 5%

3.11.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar

antara 0 sampai dengan 1 (0<R2<1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka

dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu harga, brand image,

dan atribut produk adalah besar terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan

(17)

bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu harga, brand image, dan atribut

produk adalah kecil terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Deskriptif Responden

Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.

Terdapat 3 butir pernyataan untuk variabel X1, 3 butir pernyataan untuk variabel X2, 3

butir pernyataan untuk variabel X3, dan 2 butir pernyataan untuk variabel Y. Jumlah

keseluruhan pernyataaan adalah 11 pernyataan. Responden dalam penelitian ini adalah

karyawan telkomsel regional medan yang menggunakan smartphone samsung.

(18)

primer (berupa kuesioner) yang telah diisi oleh responden. Berikut Jumlah dan

persentase gambaran umum responden :

1. Crosstab Jenis Kelamin

Hasil tabulasi silang (crosstab) untuk umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada

tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Crosstab Umur dan Jenis Kelamin Umur * Gender Crosstabulation

Count

Gender

Total Pria Wanita

Umur 20 - 30 26 29 55

31 - 40 15 21 36

41 - 50 6 3 9

Total 47 53 100

Pada Tabel 4.1 menunjukkan responden pria yang berjumlah 47 orang (47%) dan

responden wanita yang berjumlah 53 orang (53%). Hal ini menunjukkan bahwa

responden wanita paling dominan dalam penelitian ini. Responden wanita lebih

dominan karena karyawan telkomsel lebih banyak daripada karyawan pria. Sedangkan

untuk karakteristik umur dari responden yang paling banyak di teliti adalah umur 20 -

30 tahun, yaitu sebanyak 55 orang. Dan yang terendah adalah umur 41 - 50 tahun,

yaitu sebanyak 9 orang. Responden yang berusia 20 – 30 tahun adalah responden yang

paling dominan karena saat peneliti menyebar kuesioner, peneliti lebih banyak

menjumpai responden yang berusia 20 - 30 tahun.

4.1.2 Analisis Deskriptif Variabel

Secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap dimensi faktor pengaruh

(19)

samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan adalah sebagai

berikut:

1. Harga (X1)

Tabel 4.2

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Harga (X1)

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa:

1) Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, harga

smartphone Samsung jenis android sesuai dengan kualitas yang diberikan dengan

klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), didapat

rata-rata 4,38 yang artinya responden setuju bahwa harga smartphone Samsung jenis

android sesuai dengan kualitas yang diberikan.

2) Pada butir pernyataan kedua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, harga

smartphone Samsung jenis android sangat dapat dijangkau oleh siapa saja dengan

klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), didapat

rata-rata 4,16 yang artinya responden setuju bahwa harga smartphone Samsung jenis

android sangat dapat dijangkau oleh siapa saja.

3) Pada butir pernyataan ketiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,

smartphone Samsung jenis android bervariasi sesuai harga dan tipe smartphone

nya dengan klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), Tanggapan Responden Sangat Tidak setuju Tidak Setuju Kurang Setuju

Setuju Sangat Setuju

Rata- rata

Item No. F % F % F % F % F %

1 0 0 4 4 20 20 56 56 20 20 4.38

2 0 0 2 0 14 14 60 60 24 24 4,16

3 0 0 1 0 14 14 66 66 19 19 3,71

(20)

didapat rata-rata 3,71 yang artinya responden setuju bahwa smartphone Samsung

jenis android bervariasi sesuai harga dan tipe smartphone nya.

2. Brand Image (X2)

Tabel 4.3

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Brand Image (X2)

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa:

1) Pada butir pernyataan keempat dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk

smartphone Samsung jenis android sudah terpercaya dikalangan umum dengan

klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), didapat

rata-rata 4,16 yang artinya responden setuju bahwa smartphone Samsung jenis android

sudah terpercaya dikalangan umum.

2) Pada butir pernyataan kelima dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,

smartphone Samsung memiliki citra perusahaan yang bagus klasifikasi penilaian

1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), didapat rata-rata 4,28 yang artinya

responden setuju bahwa smartphone Samsung memiliki citra perusahaan yang

bagus.

3) Pada butir pernyataan keenam dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,

amartphone Samsung jenis android memiliki perbedaan dari smartphone lain

dengan klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), Tanggapan Responden Sangat Tidak setuju Tidak Setuju Kurang Setuju

Setuju Sangat Setuju

Rata-rata

Item No. F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 0 0 66 66 34 34 4,16

2 0 0 0 0 0 0 73 73 27 27 4,28

3 0 0 0 0 0 0 70 70 30 30 4,15

(21)

didapat rata-rata 4,15 yang artinya responden setuju bahwa smartphone Samsung

jenis android memiliki perbedaan dari smartphone lain.

3. Atribut Produk (X3)

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Atribut Produk (X3)

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa :

1) Pada butir pernyataan ketujuh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk

kualitas smartphone Samsung jenis android sangat baik dan berkualitas. dengan

klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), didapat

rata-rata 4,29 yang artinya responden setuju bahwa kualitas smartphone Samsung jenis

android sangat baik dan berkualitas.

2) Pada butir pernyataan kedelapan dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, fitur –

fitur yang diberikan Samsung jenis android sangat sesuai dengan kebutuhan

pengguna dengan klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat

setuju), didapat rata-rata 3,74 yang artinya responden setuju bahwa fitur – fitur

yang diberikan Samsung jenis android sangat sesuai dengan kebutuhan pengguna.

3) Pada butir pernyataan kesembilan dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,

smartphone smartphone Samsung jenis android mempunyai desain yang sangat

menarik dengan klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat Tanggapan Responden Sangat Tidak setuju Tidak Setuju Kurang Setuju

Setuju Sangat Setuju

Rata- rata

Item No. F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 16 16 53 53 31 31 4,29

2 0 0 0 0 17 17 52 52 31 31 3,74

3 0 0 0 0 6 6 67 67 27 27 4,02

(22)

setuju), didapat rata-rata 4,02 yang artinya responden setuju bahwa smartphone

smartphone Samsung jenis android mempunyai desain yang sangat menarik.

4. Keputusan Pembelian (Y)

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Pembelian (Y)

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa :

1) Pada butir pernyataan kesepuluh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,

pembelian smartphone Samsung jenis android banyak tersedia di Store terdekat

dengan klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), didapat

rata-rata 4,40 yang artinya responden setuju bahwa pembelian smartphone

Samsung jenis android banyak tersedia di Store terdekat.

2) Pada butir pernyataan kesebelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk

membeli smartphone Samsung jenis android membantu kebutuhan online

sehari-hari dengan klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju), Tanggapan

Responden

Sangat Tidak setuju

Tidak Setuju

Kurang Setuju

Setuju Sangat Setuju

Rata-rata

Item No. F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 0 0 58 58 42 42 4,40

2 0 0 0 0 0 0 55 55 45 45 4,63

(23)

didapat rata-rata 3,77 yang artinya responden setuju bahwa Membeli smartphone

Samsung jenis android membantu kebutuhan online sehari-hari.

4.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti

atau mendekati distribusi normal. Ada dua cara untuk melihat apakah residual

berdistribusi normal atau tidak, yaitu menggunakan analisis grafik dan uji statistik.

1. Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal jika berbentuk lonceng

yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar

grafik berikut :

Gambar 4.1

Histogram Pada Uji Normalitas

Pada grafik histogram pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel berdistribusi

normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak miring ke kiri atau ke

(24)

2. Apabila plot dari keduanya berbentuk linear, maka berindikasi bahwa residual

menyebar normal. Bila pola titik-titik yang terletak selain di ujung-ujung plot masih

berbentuk linear, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus, dapat

dikatakan bahwa sebaran data adalah normal. Berikut adalah hasil Normal P – Plot of

Regresson Standardized Residual:

Gambar 4.2

Normal P-Plot of Regression Standardized Residual

Pada Gambar 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis

diagonal dan mengikut arah garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal.

Untuk lebih memastikan, dapat dilakuka uji Kolmogorov Smirnov, dengan melihat

data residual apakah berdistribusi normal, dengan keputusan :

1. Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05 maka tidak mengalami gangguan distribusi

normal.

2. Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0,05 maka mengalami gangguan distribusi

(25)

Tabel 4.8

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .65238047

Most Extreme Differences

Absolute .071

Positive .044

Negative -.071

Kolmogorov-Smirnov Z .711

Asymp. Sig. (2-tailed) .692

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,692

dan diatas nilai signifikan (0,05), dengan demikian variabel residual berdistribusi

normal. Nilai Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,96 dengan kata lain data

dikatakan normal.

4.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Prinsip pengujian Heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah adanya

gangguan yang ada pada suatu penelitian. Metode untuk menguji penelitian untuk

mencari keberadaan heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode grafik dan

statistik, yang menggunakan uji Glejser.

1. Pendekatan Grafik

(26)

Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas

Dari grafik scatterplot yang disajikan pada Gambar 4.3, dapat dilihat titik-titik

menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta

tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

2. Pendekatan Statistik

Pendekatan statistik dilakukan dengan uji Glejser. Berikut adalah hasil dari

pengolahannya:

(27)

Uji Glejser Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 1.107 1.009 2.009 .000

Pengaruh Harga .288 .045 -.560 2.353 .034

Brand Image .089 .061 -.133 2.466 .042

Atribut Produk .175 .062 .259 2.851 .032

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel

independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dari Tabel 4.9 dapat dilihat

signifikansi variabel bebas tidak lebih besar dari 0,05 maka tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas.

4.2.3 Uji Multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinearitas berarti adanya

hubungan yang sempuran, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan

dari model regresi. Hasil pengujian dapat dilihat sebagai berikut :

(28)

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Pengaruh Harga .927 1.079

Brand Image .872 1.147

Atribut Produk .874 1.145

Dasar untuk melihat suatu model yang tidak terkena multikolinearitas adalah

dengan melihat besar Variance Inflation Factor (VIF) dan tingkat tolerancenya. Jika

VIF > 5 dan Tolerance < 0,1, maka terkena multikolinearitas, tetapi jika VIF < 5 dan

tolerance > 0,1, maka tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam penelitian ini.

Berdasarkan Tabel 4.10 semua nilai VIF adalah < 5 dan nilai tolerancenya > 0,1,

maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam

penelitian ini.

4.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel bebas (X) yang terdiri dari harga (X1), brand image (X2), atribut produk (X3),

terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.

(29)

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Atribut Produk,

Pengaruh Harga,

Brand Imageb

Enter

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

b. All requested variables entered.

Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa seluruh variabel independen dimasukkan

dalam analisis ini, atau dengan kata lain tidak ada variabel independen yang tidak

digunakan, atau yang disebut dengan metode enter.

Tabel 4.12

Hasil Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 1.107 1.009 2.009 .000

Pengaruh Harga .288 .045 -.560 2.353 .034

Brand Image .089 .061 -.133 2.466 .042

Atribut Produk .175 .062 .259 2.851 .032

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.12, dapat dirumuskan model

persamaan regresi berganda sebagai berikut:

(30)

Y= 1,107 + 0,288 X1 + 0,089 X2 + 0,175 X3 + e Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 1,107. Ini menunjukkan tingkat konstan, dimana jika variabel

harga (X1),brand image (X2), dan atribut produk (X3), adalah 0, maka keputusan

pembelian (Y) smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel

regional Medan sebesar 1,107, dengan asumsi variabel lain tetap.

2. Koefisien b1X1 = 0,288. Ini menunjukkan bahwa variabel harga (X1) berpengaruh

secara positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain, jika variabel

harga ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian smartphone

samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan akan meningkat

sebesar 0,288 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.

3. Koefisien b2X2 = 0,089. Ini menunjukkan bahwa variabel brand image (X2)

berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain,

jika variabel brand image ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan

pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional

Medan akan meningkat sebesar 0,089 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.

4. Koefisien b3X3 = 0,175. Ini menunjukkan bahwa variabel atribut produk (X3)

berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain,

jika variabel atribut produk ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan

pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional

Medan akan meningkat sebesar 0,175 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.

4.4 Pengujian Hipotesis

(31)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel

independen secara parsial (individu) terhadap variasi variabel dependen.

Dengan kriteria pengambilan keputusan:

1. Ho diterima jika t-hitung < t-tabel pada α = 5%

2. Ha diterima jika t-hitung > t-tabel pada α = 5%

Nilai t-tabel dapat dilihat pada α = 5% yang diperoleh dari n – k

n = jumlah sampel yaitu 100 responden

k = jumlah variabel yang digunakan adalah 3 maka 100-3 = 97, jadi nilai t-tabel 5%

(96) adalah 1,984.

Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.13 seperti

[image:31.595.104.499.375.587.2]

berikut:

Tabel 4.13 Hasil Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.107 1.009 2.009 .000

Pengaruh Harga .288 .045 -.560 2.353 .034

Brand Image .089 .061 -.133 2.466 .042

Atribut Produk .175 .062 .259 2.851 .032

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa pengujian hipotesis adalah sebagai

berikut:

1. Variabel harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan

(32)

terlihat dari nilai signifikan (0,034 < 0,05) dan nilai thitung (2,353) > ttabel (1,98)

artinya jika variabel harga ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan

pembelian akan meningkat sebesar 0,288 satuan.

2. Variabel brand image berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian pembelian smartphone samsung jenis android pada

karyawan telkomsel regional Medan akan meningkat dengan asumsi variabel lain

tetap yang terlihat dari nilai signifikan (0,042 < 0,05) dan nilai thitung 2,466) > ttabel

(1,98) artinya jika variabel brand image ditingkatkan sebesar satu satuan, maka

keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,089 satuan.

3. Variabel atribut produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian pembelian smartphone samsung jenis android pada

karyawan telkomsel regional Medan akan meningkat dengan asumsi variabel lain

tetap yang terlihat dari nilai signifikan (0,032 < 0,05) dan nilai thitung (2,851) > ttabel

(1,98) artinya jika variabel atribut produk ditingkatkan sebesar satu satuan, maka

keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,175.

Dari hasil pengujian hipotesis ini secara parsial menunjukkan bahwa harga, brand

image, dan atribut produk merupakan variabel yang berpengaruh terhadap keputusan

pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional

Medan.

4.4.2 Uji Signifikan secara Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas yang terdiri dari harga,

brand image, dan atribut produk yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian.

(33)

a. Ho : b1,b2,b3, = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari : harga, brand

image, dan atribut produk secara serentak tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian.

b. Ha : b1,b2,b3 ≥ 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari : harga, brand image,

dan atribut produk secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian.

Ftabeldapat dilihat dari pada α = 0,05

Derajat pembilang = k – 1= 3 – 1= 2

Derajat penyebut = n – k = 100 – 4 = 96

Jadi, Ftabel pada α 0,05 adalah 3,091

Mencari Fhitung dengan menggunakan Tabel ANOVA sebagai hasil pengolahan

penelitian dengan alat bantu SPSS, seperti sebagai berikut :

Tabel 4.14 Hasil Uji F Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 18.776 3 6.259 14.260 .000b

Residual 42.134 96 .439

Total 60.910 99

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

b. Predictors: (Constant), Atribut Produk, Pengaruh Harga, Brand Image

Pengujian hipotesis 1 dapat dilihat dari Tabel 4.14 yang menunjukkan bahwa nilai

[image:33.595.132.473.492.655.2]
(34)

image,dan atribut produk secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel

regional Medan.

4.4.3 Identifikasi Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model

dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien Determinan berkisar dari 0 (nol)

sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R 2 ≤ 1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka

dapat dikatakan bahwa semakin kuat pengaruh variabel harga, brand image,dan

atribut produk terhadap keputusan pembelian. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil

(mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa semakin kecil pengaruh harga, brand

image,dan atribut produk terhadap keputusan pembelian.

Tabel 4.15 Hasil Uji R2 Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .555a .308 .287 .66250

a. Predictors: (Constant), Atribut Produk, Pengaruh Harga, Brand Image b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa:

1. R = 0,555 berarti hubungan variabel harga, brand image,dan atribut produk

terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan

[image:34.595.114.488.467.592.2]
(35)

Semakin besar R berarti hubungan semakin erat. Untuk memastikan tipe

[image:35.595.171.430.128.267.2]

hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16

Hubungan antar Variabel

Nilai Interpretasi

0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0,39 Tidak Erat

0.4 – 0,59 Cukup Erat 0,6 – 0,79 Erat

0,8 – 0,99 Sangat Erat Sumber : Situmorang (2014:170)

2. Ajusted R Square sebesar 0,287 berarti 28,7% faktor-faktor Keputusan Pembelian

smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan

dapat dijelaskan oleh variabel harga, brand image,dan atribut produk. Sedangkan

sisanya 71,3% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

3. Standard Error of Estimated adalah 0,662 semakin kecil standar deviasi berarti

model semakin baik.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden 1. Crosstab Jenis Kelamin (Gender) dan Usia

Berdasarkan data crosstab jenis kelamin dan usia pada Tabel 4.1, responden yang

paling dominan adalah responden wanita dengan jumlah 53 orang (53%). Hal ini

menunjukkan bahwa responden wanita paling dominan dalam pembelian smartphone

samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan dalam penelitian ini.

Responden wanita lebih dominan karena karyawan telkomsel lebih banyak daripada

(36)

Sedangkan untuk karakteristik umur dari responden yang paling banyak di teliti

adalah umur 20 - 30 tahun, yaitu sebanyak 55 orang yaitu untuk reponden prisa

dengan jumlah 26 dan responden wanita dengan jumlah 29. Responden yang berusia

20 – 30 tahun adalah responden yang paling dominan karena saat peneliti menyebar

kuesioner, peneliti lebih banyak menjumpai responden yang berusia 20 - 30 tahun.

4.5.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel 1. Variabel Harga

Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai harga, sesuai dengan Tabel 4.3

diperoleh dari 100 responden yang ditanya sebanyak 56 (56%) responden menyatakan

setuju bahwa harga smartphone Samsung jenis android sesuai dengan kualitas yang

diberikan, 60 (20%) responden menyatakan setuju bahwa harga harga smartphone

Samsung jenis android sangat dapat dijangkau oleh siapa saja dan 66 (66%) responden

menyatakan setuju dengan smartphone Samsung jenis android bervariasi sesuai harga

dan tipe smartphone nya .

Berdasarkan hal tersebut, responden kebanyakan setuju tentang harga smartphone

Samsung jenis android sesuai dengan harga yang diberikan. Hal ini menunjukkan

bahwa konsumen masih banyak yang menyadari tentang harga smartphone merek

samsung telah sesuai.

2. Variabel Brand Image

Berdasarkan hasil analisis deksriptif mengenai brand image, sesuai dengan Tabel

4.4 diperoleh dari 100 responden yang ditanya, sebanyak 66 (66%) responden

menyatakan untuk smartphone Samsung jenis android sudah terpercaya dikalangan

umum, 73 (73%) responden menyatakan setuju bahwa smartphone Samsung memiliki

(37)

samartphone Samsung jenis android memiliki perbedaan dari smartphone lain,

responden setuju tentang keputusan pembelian smartphone samsung berdasarkan

brand image dari produk smartphone samsung tersebut.

3. Variabel Atribut Produk

Berdasarkan hasil analisis deksriptif mengenai perceived quality, sesuai dengan

Tabel 4.5 diperoleh dari 100 responden yang ditanya sebanyak 53 (53%) responden

menyatakan setuju bahwa untuk kualitas smartphone Samsung jenis android sangat

baik dan berkualitas, 52 (52%) responden menyatakan setuju bahwa smartphone

samsung telash sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan klasifikasi, dan 67 (67%)

responden menyatakan sangat setuju bahwa smartphone Samsung jenis android

mempunyai desain yang sangat menarik. Berdasarkan hal tersebut, responden

kebanyakan setuju tentang keputusan pembelian smartphone samsung berdasarkan

atribut produk yang ditawarkan oleh samsung.

4. Variabel Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai keputusan pembelian, sesuai

dengan Tabel 4.7 diperoleh dari 100 responden yang ditanya sebanyak 58 (58%)

responden menyatakan setuju bahwa pembelian smartphone Samsung jenis android

banyak tersedia di Store terdekat, 55 (13,0%) responden menyatakan setuju bahwa

smartphone Samsung jenis android membantu kebutuhan online sehari-hari.

Berdasarkan hal tersebut, responden setuju tentang mereka membeli oli smartphone

samsung karena smart phone samsung banyak tersedia di store terdekat dan mereka

membeli smartphone samsung telah sesuai dengan kebutuhan mereka.

(38)

R = 0,555 berarti hubungan antara variabel harga, brand image, atribut produk

terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 55,5% artinya hubungannya erat.

Semakin besar R artinya hubungannya semakin erat. Hasil analisis Uji-F pada variabel

harga, brand image, atribut produk secara serentak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan

telkomsel regional Medan. Dengan nilai Adjusted R Square = 0,308, berarti 30,8%

kemampuan variabel smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel

regional Medan menjelaskan keputusan pembelian dan sisanya 69,2% dapat dijelaskan

oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

1. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian.

Variabel harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel

regional Medan yang terlihat dari nilai signifikan (0,034 < 0,05) dan nilai thitung (2,353)

> ttabel (1,98) artinya jika variabel harga ditingkatkan sebesar satu satuan, maka

keputusan pembelian akan meningkat. Variabel harga berpengaruh terhadap keputusan

pembelian dikarenakan dalam penelitian ini peneliti mendapatkan hasil dari uji t yaitu

variabel harga memiliki nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel-nya artinya hasil

dari pengaruh harga terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android

pada karyawan telkomsel regional medan akan meningkat jika harga yang ditawarkan

produsen kepada konsumen ditingkatkan sebesar seratus persen dari penawaran harga

sebelumnya maka keputusan pembelian smartphone samsung akan menigkat pula

sebesar 28,8% sesuai dengan hasil pengujian regresi linier berganda. Variabel harga

berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian dikarenakan dalam

(39)

variabel harga memiliki nilai lebih kecil dari pada 0.05 artinya pengaruh harga

terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan

telkomsel regional medan adalah signifikan.

2. Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian.

Variabel brand image berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan

telkomsel regional Medan akan meningkat dengan asumsi variabel lain tetap yang

terlihat dari nilai signifikan (0,042 < 0,05) dan nilai thitung (2,466) > ttabel (1,98) artinya

jika variabel brand image ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian

akan meningkat. Variabel brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian

dikarenakan dalam penelitian ini peneliti mendapatkan hasil dari uji t yaitu variabel

brand image memiliki nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel-nya artinya hasil dari

pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis

android pada karyawan telkomsel regional medan akan meningkat jika brand image

samsung diperkuat produsen kepada konsumen sebesar seratus persen dari brand

image sebelumnya maka keputusan pembelian smartphone samsung akan menigkat

pula sebesar 8,9% sesuai dengan hasil pengujian regresi linier berganda. Variabel

brand image berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian

dikarenakan dalam penetian ini peneliti mendapatkan hasil pengujian uji t dengan nilai

sig. uji t untuk variabel brand image memiliki nilai lebih kecil dari pada 0.05 artinya

pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis

(40)

3. Pengaruh atribut terhadap keputusan pembelian.

Variabel atribut produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel

regional Medan akan meningkat dengan asumsi variabel lain tetap yang terlihat dari

nilai signifikan (0,032 < 0,05) dan nilai thitung (2,851) > ttabel (1,98) artinya jika variabel

atribut produk ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian akan

meningkat sebesar. Variabel atribut produk berpengaruh terhadap keputusan

pembelian dikarenakan dalam penelitian ini peneliti mendapatkan hasil dari uji t yaitu

atribut produk memiliki nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel-nya artinya hasil

dari pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian smartphone samsung

jenis android pada karyawan telkomsel regional medan akan meningkat jika atribut

produk samsung ditingkakan produsen kepada konsumen sebesar seratus persen dari

atribut produk sebelumnya maka keputusan pembelian smartphone samsung akan

menigkat pula sebesar 17,5% sesuai dengan hasil pengujian regresi linier berganda.

Variabel atribut produk berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian

dikarenakan dalam penetian ini peneliti mendapatkan hasil pengujian uji t dengan nilai

sig. uji t untuk variabel atribut produk memiliki nilai lebih kecil dari pada 0.05 artinya

pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dirumuskan penulis dalam penelitian dengan judul “Pengaruh

Harga, Brand Image dan Atribut Produk Terhadap Keputusan Pmbelian Smartphone

Samsung Jenis Android Pada Karyawan Telkomsel Regional Medan” adalah:

1. Berdasarkan hasil uji F, menunjukkan bahwa harga, brand image dan atribut

produk secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian smartphone samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional

Medan.

2. Berdasarkan hasil uji t, menunjukkan bahwa harga, brand image dan atribut

produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Jadi

variabel dependen yakni harga, brand image dan atribut produk merupakan yang

dominan dalam penelitian ini yang secara simultan mempengaruhi keputusan

pembelian.

3. Berdasarkan hasil analisis regresi, R = 0,308 berarti hubungan antara harga, brand

image dan atribut produk terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 30,4%

artinya hubungannya tidak erat. Adjusted R Square = 0,287, berarti 28,7%

kemampuan harga, brand image dan atribut produk menjelaskan keputusan

pembelian dan sisanya 71,3% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

(42)

1. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian pada karyawan telkomsel regional

medan dan dari tiga pernyataan harga yang disebarkan kepada 100 responden

yaitu karyawan telkomsel didapati ada beberapa responden yang tidak setuju dan

kurang setuju terhadap pernyataan yang diberikan, hal ini menunjukan bahwa

harga yang ditawarkan masih belum sesuai dengan keinginan para konsumen

karyawan telkomsel regional medan. Saran peneliti kepada pihak Samsung adalah

agar pihak samsung memperhatikan variabel harga yakni harga yang ditawarkan

harus sesuai dengan kualitas yang diberikan kepada konsumen sehingga

keterjangkauan konsumen untuk membeli produk samsung telah sesuai dengan

manfaat yang didapatkan konsumen dan meyakinkan responden bahwa

pernyataan yang diberikan peneliti telah sesuai dengan keinginan responden yaitu

karyawan telkomsel regional medan terhadap keputusan pembelian smartphone

samsung jenis android. Selain itu samsung juga harus lebih gencar memberikan

penawaran baru produk-produk mereka ke konsumen dengan harga yang

bervariasi dan menarik. Supaya kekuatan harga smartphone samsung dapat

bersaing dengan harga smartphone merek lain.

2. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa brand image berpengaruh

secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan dari tiga

pernyataan harga yang disebarkan kepada 100 responden yaitu karyawan

telkomsel didapati rata-rata responden setuju dan sangat setuju terhadap

pernyataan yang diberikan, hal ini menunjukan bahwa brand image samsung

sudah kuat dibandingkan dengan brand image pesaing. Saran peneliti kepada

(43)

meningkatkan lagi variabel brand image-nya seperti produk samsung yang

ditawarkan kepada konsumen tetap memiliki perbedaan dari merek lain sehingga

produk samsung tetap dipercaya konsumen yang nantinya akan menjaga citra

perusahaan dimata konsumen maka pernyataan yang diberikan peneliti telah

sesuai dengan keinginan responden yaitu karyawan telkomsel regional medan

terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android. Hal ini

menunjukkan bahwa segala kesan terkait dengan manfaat, desain, citra merek

smartphone Samsung harus mampu mempertahankan bahkan meningkatkan lagi

faktor ini, karena brand image merupakan salah satu faktor yang dominan dalam

penelitian ini.

3. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa atribut produk berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan dari tiga pernyataan

harga yang disebarkan kepada 100 responden yaitu karyawan telkomsel didapati

ada beberapa responden yang kurang setuju terhadap pernyataan yang diberikan,

hal ini menunjukan bahwa atribut produk yang ditawarkan masih belum sesuai

dengan keinginan para konsumen karyawan telkomsel regional Medan. Saran

peneliti kepada pihak Samsung adalah agar pihak samsung memperhatikan

variabel atribut produk yakni kualitas yang diberikan harus sesuai ditingkatkan

dengan kualitas yang diberikan kepada konsumen sehingga kepercayaan

konsumen untuk membeli produk Samsung telah sesuai dengan kualitas yang

didapatkan konsumen dan meyakinkan responden bahwa pernyataan yang

diberikan peneliti telah sesuai dengan keinginan responden yaitu karyawan

telkomsel regional Medan terhadap keputusan pembelian smartphone samsung

(44)

produk-produk mereka ke konsumen dengan kualitas yang baik dan tidak gampang rusak.

Supaya kekuatan kualitas smartphone samsung dapat bersaing dengan kualitas

smartphone merek lain. Rata-rata responden yang lain adalah setuju dan sangat

setuju terhadap pernyataan yang diberikan, hal ini menunjukan bahwa atribut

produk samsung sudah kuat dibandingkan dengan atribut produk pesaing. Saran

peneliti kepada pihak Samsung adalah agar pihak samsung mempertahankan dan

lebih meningkatkan lagi variabel atribut produk seperti desain produk dan fitur

produk telah sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga kualitas smartphone

samsung jenis android tetap terjaga maka pernyataan yang diberikan peneliti

telah sesuai dengan keinginan responden yaitu karyawan telkomsel regional

medan terhadap keputusan pembelian smartphone samsung jenis android. Dalam

hal ini juga Samsung perlu meningkatkan kualitas dalam atribut produk

smartphone merea sesuai dengan harga yang ditawarkan terutama tentang

keunggulan-keunggulan yang dimiliki smartphone samsung jenis android.

4. Diperlukan penelitian terus-menerus dan berkelanjutan untuk dapat mengetahui

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian pembelian

(45)

karena memiliki atau menggunakan produk tersebut. Harga adalah estimasi

penjual terhadap arti ekspresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas

produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk

melalui jaringan distribusi serta layanan yang menyertai suatu produk (Kartajaya

2002:481). Segala keputusan yang menyangkut dengan harga akan sangat

mempengaruhi aspek kegiatan suatu usaha baik yang menyangkut kegiatan

penjualan ataupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu lini usaha. Jadi

harga tidaklah sekedar perhitungan biaya-biaya ditambah sejumlah persentase

tertentu sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan.

2.1.2 Faktor - Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Ketika Menetapkan Harga

Keputusan penetapan harga sebuah perusahaan dipengaruhi baik oleh

faktor-faktor internal perusahaan maupun faktor-faktor-faktor-faktor eksternal lingkungannya.

2.1.3 Faktor - Faktor Internal Yang Mempengaruhi Keputusan Penetapan Harga

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi penetapan harga meliputi tujuan

pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, dan organisasi perusahaan.

1. Tujuan Pemasaran

Sebelum menetapkan harga, perusahaan seharusnya menentukan strateginya

atas produk tersebut. Jika perusahaan telah memiliki pasar sasarannya dan

memposisikannya dengan baik, maka strategi pemasaran baurannya, termasuk

harga, akan berjalan dengan baik.

2. Strategi Bauran Pemasaran

(46)

harga dengan mendasarkan keputusan bauran pemasaran lainnya lewat harga

yang ingin mereka bebankan.

3. Pertimbangan Organisasi

Manajemen harus memutuskan siapa yang akan menetapkan harga didalam

organisasi tersebut. Perusahaan-perusahaan menangani penetapan harga

dengan berbagai cara. Dalam perusahaan kecil harga sering ditetapkan

manajemen puncak, sedangkan dalam perusahaan besar penetapan harga

biasanya ditangani oleh manajer-manajer divisi ataupun lini produk.

2.1.4 Faktor - Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Keputusan Penetapan Harga

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan-keputusan penetapan

harga meliputi sifat penawaran dan permintaan pesaingan dan elemen-elemen

lingkungan lainnya.

1. Pasar dan Permintaan

Ketika biaya menjadi dasar penetapan bawah harga, pasar dan permintaan

menjadi dasar penetapan batas atasnya. Baik konsumen maupun pembeli

industri menyamakan harga suatu produk atau jasa dengan manfaat dari

memilikinya.

2. Biaya, Harga dan Penawaran Pesaing

Faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi keputusan penetapan harga

perusahaan adalah biaya dan harga pesaing serta kemungkinan reaksi pesaing

atas tindakan penetapan harga yang dilakukan perusahaan.

(47)

Ketika menetapkan harga perusahaan juga harus mempertimbangkan

faktor-faktor lain dalam lingkungan eksternalnya. Keadaan ekonomi dapat memiliki

dampak yang besar terhadap strategi penetapan harga perusahaan serta

faktor-faktor ekonomi seperti booming atau resesi inflasi dan tingkat bunga

mempengaruhi baik biaya produksi maupun persepsi konsumen terhadap harga

dan nilai produk.

2.1.5 Tujuan Penetapan Harga

Kotler (2010:62), pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga,

yaitu :

1. Tujuan Berorientasi Pada Laba

Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu

memilih warga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini

dikenal dengan istilah maksimalisasi laba.

2. Skala Ekonmi Yang Tersedia Bagi Suatu Perusahaan

Bila skala ekonomi yang diperoleh dari operasi perusahaan cukup besar, maka

perusahaan yang bersangkutan perlu merencanakan peningkatan pangsa pasar

dan harus memperhitungkan harapan atas penurunan biaya dalam menentukan

harga jangka panjangnya.

3. Struktur Biaya Perusahaan Dibandingkan Pesaingnya.

Bila sebuah perusahaan memiliki struktur biaya yang lebih rendah dari pada

para pesaingnya, maka ia akan memperoleh laba tambahan dengan

mempertahankan harga pada tingka kompetitif.

(48)

Manajemen harus memutuskan siapa dalam organisasi yang harus

menetapkan harga.

2.2 Merek (Brand)

Menurut American Marketing Association (AMA) merek (brand) yaitu

nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau panduan dari hal-hal tersebut yang

dimaksudkan untuk memberikan identitas bagi barang atau jasa yang dibuat atau

disediakan suatu penjual atau kelompok penjual serta membedakannya dari barang

atau jasa yang disediakan pesaing.

Menurut Sumarwan (2002 : 303) merek adalah nama penting bagi sebuah

produk atau jasa. Merek adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah

produk.Merek-merek produk yang sudah lama dikenal oleh konsumen telah

menjadi sebuah citra bahkan symbol status bagi produk tersebut.

Menurut Kotler (2010:123) merek merupakan suatu simbol yang kompleks

yang dapat menyampaikan enam tingkat pengertian, antara lain :

1 Atribut (Attributes), suatu merek mendatangkan atribut tertentu ke dalam

pikiran konsumen.

2 Manfaat (Benefits), atribut yang ada harus diterjemahkan menjadi manfaat

fungsional dan emosional terdiri atas :

1) Functional benefits berkaitan dengan kebutuhan fisiologis dan

keamanan, sebagaimana juga untuk keinginan untuk memindahkan dan

menghindari masalah.

2) Symbolic benefits berhubungan dengan kebutuhan dasar untuk sosial,

(49)

3) Experiental benefits berkaitan dengan apa yang dirasakan ketika

menggunakan produk. Hal tersebut terkait dengan sensor dan

stimulasi afektif terdiri dari :

3 Nilai (values), merek juga menyatakan suatu tentang nilai pembuat atau

produsen.

4 Budaya (culture), merek dapat mempresentasikan budaya.

5 Kepribadian (personality), merek dapat menjadi proyeksi dan pribadi

tertentu.

6 Pengguna (user), merek dapat mengesankan tipe konsumen tertentu.

2.2.1 Manfaat Merek

Manfaat merek bagi konsumen, merek dapat memberikan beraneka macam

nilai melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial.

Menurut Ambler dalam Tjiptono (2005:21) mengelompokkan manfaat merek

bagi konsumen dalam 3 kategori yaitu:

1. Raritas : manfaat ekonomik atau value for money

2. Virtuositas : manfaat fungsional atau kualitas

3. Complacibilitas : manfaat psikologi atau keputusan pribadi

Menurut Kotler (2010:78) mengemukakan 7 manfaat merek bagi konsumen :

1. Identifikasi sumber produk

2. Penetapan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor tertentu

(50)

4. Penekanan biaya pencarian (search cost) internal dan eksternal

5. Janji atau ikatan khusus dengan produsen

6. Alat simbolis yang memproyeksikan citra diri

7. Dan, signal kualitas

Kesemua nilai atau manfaat merek tersebut difasilitasi oleh konsep ekuitas

merek (brand equity).

2.2.2 Citra Merek (Brand Image)

Citra menurut Kotler dan Keller (2009:406) adalah sejumlah keyakinan, ide,

dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek.Sedangkan Pengertian

citra merek menurut Kotler dan Keller (2009:404) adalah persepsi dan keyakinan yang

dipegang oleh konsumen,seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam

ingatan konsumen.

Pengertian citra merek (brand image) menurut Tjiptono (2005:49) adalah

deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.Brand

image itu sendiri memiliki arti kepada suatu pencitraan sebuah produk dibenak

konsumen secara masal. Setiap orang akan memiliki pencitraan yang sama terhadap

sebuah merek.

Menurut Sumarwan, dkk (2004 : 230) mendefinisikan brand image (citra

merek) adalah sejumlah keyakinan tentang atribut dan asosiasi merek.

Menurut Kotler (2010:172) brand image yang efektif dapat mencerminkan tiga

hal, yaitu :

1. Membangun karakter produk dan memberikan value proposition.

(51)

pesaingnya.

3. Member kekuatan emosional dari kekuatan rasional.

Menurut Kapferer dalam Sumarwan, dkk (2010 : 241) menyampaikan satu

model yang membuka wawasan. Ia menyatakan bahwa identitas sebagian besar merek

bisa disajikan dalam enam dimensi.

Setiap dimensi harus dikelola untuk mempengaruhi brand image (citra merek)

pada pelanggan. Keenam dimensi tersebut adalah:

1 Fisik yaitu penampilan merek dalam hal nama, warna–warna logo dan

kemasan yang dipilih.

2 Refleksi yaitu citra konsumen sasaran seperti tercermin dalam komunikasi

merek.

3 Keterkaitan yaitu hal ini merujuk pada bagaimana merek mencari hubungan

dan konsumen. Merek berpengalaman memosisikan dirinya sebagai sahabat

konsumen.Merek aspirasional seperti Louis Vuitton mengundang konsumen

untuk bergabung dengan klub eksklusif.

4 Kepribadian yang dimaksud adalah merek. Misalnya kepribadian Pond’s

adalah untuk wanita muda.

5 Budaya yaitu latar belakang dan nilai-nilai merek.

6 Citra Diri yaitu bagaimana pelanggan melihat dirinya sendiri dalam

hubungannya dengan merek.

2.2.3 Merek dan Persepsi

Menurut Tjiptono (2005:56) brand image adalah persepsi tentang merek yang

(52)

juga dikatakan bahwa brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen

karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. Brand image terdiri dari komponen

yaitu brand association atau asosiasi merek dan favorability, strenght & uniqueness of

brand assoiciation atau sikap positif.

Sikap positif (favorability) dan keunikan asosiasi merek terdiri dari 3 hal dalam

benak konsumen yaitu adanya keinginan, kemudian keyakinan bahwa merek tertentu

dapat memenuhi keinginannya dan yang terpenting adalah keyakinan konsumen

bahwa merek tersebut memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan merek

lainnya. Terdapat beberapa aspek yang membuat brand image menjadi begitu

bervariasi yaitu 1) dimana letak citra/image artinyaapakah citra tersebut berada dalam

benak konsumen atau memang pada objeknya. 2) Sifat alaminya artinya apakah citra

tersebut mengacu pada proses, bentuk atau sebuah transaksi. 3) Jumlahnya artinya

berapa banyak dimensi yang membentuk citra.

2.2.4 Brand Image dan Strategi Pemasaran

1. Pemasar harus terlebih dahulu mendefinisikan secara jelas brandpesonalitynya

sesuai dengan kepribadian konsumennya.

2. Pemasar harus mengupayakan agar tercipta persepsi bahwa merek yang merak

tawarkan sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini oleh konsumen dalam

keputusan pembeliaanya melalui strategi komunikasinya.

3. Pemasar dapat melakukan image analysis yang bertujuan untuk mengumpulkan

informasi bagaimana asosiasi konsumen terhadap merek.

Citra merek (brand image) kadang-kadang dapat berubah. Ketika dibutuhkan

suatu perubahan citra merek maka model peran baru yang harus ditemukan. Sebagian

(53)

identitas inti sebuah merek. Identitas inti dibutuhkan untuk memandu suatu upaya

komunikasi internal. Ketika identitas merek kekurangan konsensus dan kejelasan

maka hal tersebut tidak mungkin terealisasi.

Beberapa elemen identitas yang menjadi dasar dari strategi merek tidak hanya

berbeda namun juga relevan bagi keputusan pelanggan. Misalnya, kualitas yang

konsisten dan dapat diterima adalah hal yang penting tetapi bukan sesuatu yang bisa

membedakan sebuah merek.

2.3 Atribut Produk

Menurut Kotler (2010:80) atribut produk adalah unsur-unsur produk yang

dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan

sebagainya.

1. Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak,

atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang

Gambar

Tabel 3.2 Instrument Skala Likert
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas
Tabel 4.1 Crosstab Umur dan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

Regulasi yang sudah dibuat dan sudah digelontorkan oleh pemerintah di bidang perpajakan pada pertengahan tahun 2015 ini dapat berdampak baik jika dilihat dari sudut

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaranKooperatif Numbered Heads Together (NHT) tejadi suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga hasil

Marketing Manager bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan membawahi sales staff dengan mempunyai tugas pokok sebagai berikut :.. Berusaha mencapai target penjualan

Wnt pada triple negative breast cancer terbukti meningkatkan sinyal Wnt/ β -catenin yang berhubungan dengan gradasi jelek, prognosis yang.. buruk, dan kemungkinan

Pada tubulus hepatopankreas udang galah ( Macrobrachium rosenbergii ) kontrol terlihat bahwa tubulus hepatopankreas masih memiliki bentuk normal sedangkan pada

QUELLE dapat mempertahankan pasar yang sudah ada agar pelanggannya tidak berpaling ke produk lainnya. Krakatau Tirta Industri berkewajiban untuk memenuhi kualitas

Capaian Program Jumlah cakupan (jenis) layanan administrasi perkantoran yang dilaksanakan sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku.