PRA RANCANGAN PABRIK
PEMBUATAN SILIKON KARBIDA (SiC) DARI PASIR SILIKA
(SiO
2) DAN KARBON (C) DENGAN KAPASITAS PRODUKSI
20.000 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia
OLEH :
SRIWIL PANI DAMANIK
NIM : 070405035
D E P A R T E M E N T E K N I K K I M I A
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
Syukur saya kepada Tuhan Yang Maha Esa Tanpa Restu-Nya, tidak ada yang dapat terjadi
Tugas Akhir ini saya dedikasikan untuk: Papa, Mama dan sahabat
atas dukungan dan doa mereka serta
Semua dosen dan teman-teman di Teknik Kimia USU atas kebersamaan yang tak ternilai selama ini
Judul :
PRA RANCANGAN PABRIK
PEMBUATAN SILIKON KARBIDA (SiC) DARI PASIR SILIKA
(SiO2) DAN KARBON (C) KAPASITAS PRODUKSI 20.000 TON/TAHUN
Judul dalam bahasa Inggris :
THE PRELIMINARY DESIGN FOR
SILICON CARBIDE (SiC) PRODUCTION PLAN BY MEANS SILICA SAND (SiO2) AND CARBON (C)
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan yang selalu memberikan kesehatan dan menunjukkan jalan dan pengharapan sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Pembuatan Silikon Karbida (SiC) dari Pasir Silika (SiO2) dan Karbon (C) dengan Kapasitas 20.000/Tahun.”
Pra–rancangan pabrik ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi Strata Satu (S1) Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan fasilitas dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Eng. Ir. Irvan, M.Si., Ketua Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Ir. Fatimah. M.T., Sekretaris Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Ir. Turmuzi, M.S., dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan, motivasi dan bimbingan serta pengertian kepada Penulis selama penulisan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Ir. Renita Manurung, M.T., Koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Kimia dan dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan, motivasi dan bimbingan serta pengertian kepada Penulis selama penulisan Tugas Akhir ini.
5. Ibu Dr. Ir. Hamidah Harahap, M.Sc dan Bapak Dr. Eng. Ir. Irvan, M.Si., dosen penguji I dan II.
6. Bapak dan Ibu dosen staf pengajar Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh pegawai Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
8. Ayahanda O. Damanik dan Ibunda B. Sinaga, serta kakanda Elbe, Parman, Rohni, dan Fitri yang selalu memotivasi dan tidak henti berdoa agar penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
10.Kawan –kawan di Angkatan ’07 (Bresman, Jenal, Ganda L, Ganda S, Julius, Daniel, Boyke, Harmaja, Rumintang, Yanti, Windi, Amelia, dan Ratih) yang telah banyak memberikan masukan, doa dan motivasinya kepada Penulis. Teristimewa buat Frejer, Melva dan Yessi yang sangat membantu dalam memperjuangkan penyelesaian Tugas Akhir ini.
11.Abang dan Kakak Alumni dan senior yang tidak tersebutkan namanya yang telah banyak memberikan masukan, doa dan motivasinya kepada Penulis. 12.KK Okuli dan adik-adik KK (Yustina, Marina, Torasman, dan Jeki) atas doa
dan motivasinya kepada Penulis.
13.Adik – Adik di Teknik Kimia USU yang tidak tersebutkan namanya yang telah banyak memberikan bantuan, masukan, doa dan motivasinya kepada Penulis.
14.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya yang juga turut memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesain tugas akhir ini. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan baik isi ataupun kesalahan penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sehingga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Mei 2012
INTISARI
Silikon karbida dibuat dari bahan baku utama pasir silika dan karbon. Bahan baku dicampur di dalam mixer kemudian dilebur di dalam furnace listrik dengan kondisi operasi 16000C dan tekanan 1 atm. Silikon karbida yang dihasilkan berupa granula.
Pabrik silikon karbida ini direncanakan akan berproduksi dengan kapasitas 20.000 ton/tahun (2.525,2525 kg/jam) dan beroperasi selama 330 hari kerja dalam setahun. Lokasi pabrik yang direncanakan adalah daerah hilir Sungai Peusangan, Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam, dengan luas tanah yang dibutuhkan sebesar 10.000 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik sebanyak 170 orang. Bentuk Badan usaha yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang direktur dengan struktur organisasi garis dan staff.
Hasil analisa ekonomi pabrik Silikon karbida adalah sebagai berikut: Total Modal Investasi : Rp 832.949.969.624,-
Biaya Produksi : Rp 363.104.945.339,- Hasil Penjualan : Rp 619.999.993.800,- Laba Bersih : Rp 184.039.612.717,- Profit Margin : 41,23 %
Break Even Point : 54,31 % Return on Investment : 22,09 % Pay Out Time : 4,53 tahun Return on Network : 36,82 % Internal Rate of Return : 34,21
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
INTISARI ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
3.4 Rotary Kiln Preheater (B-102) ... III-3 3.5 Electric Furnace (B-103) ... III-3 3.6 Mixing Point (M-102) ... III-4 3.7 Steam Boiler (E-201) ... III-4 BAB IV NERACA ENERGI ... IV-1 4.1 Pelletizing Machine (L-102) ... IV-1 4.2 Bucket Elevator (C-110) ... IV-1 4.3 Burner (B-101) ... IV-2 4.4 Rotary KilnPre-Heater (B-102) ... IV-2 4.5 Electric Furnace (B-103) ... IV-3 4.6 Cooling Yard ... IV-4 4.7 Mixing Point (M-102) ... IV-4 4.8 Gas Turbine (JJ-201)... IV-5 4.9 Steam Boiler (E-201) ... IV-5 4.10 Steam Turbine (JJ-202) ... IV-6 BAB V SPESIFIKASI PERALATAN ... V-1 5.1 Gudang Penyimpanan FePO4 (TT-101) ... V-1
5.2 Gudang Penyimpanan Pasir Silika (SiO2) (TT-102)... V-1
5.3 Gudang Penyimpanan Coke (TT-103) ... V-2 5.4 Tangki Penyimpanan Larutan 10Na2O.30SiO2.60H2O
6.3.5 Penyediaan Poliklinik di Lokasi Pabrik ... VI-11 BAB VII UTILITAS ... VII-1 7.1 Kebutuhan Air ... VII-1 7.1.1 Penyaringan ( Screening) ... VII-4 7.1.2 Pengendapan ... VII-4 7.1.3 Klarifikasi ... VII-5 7.1.4 Filtrasi ... VII-6 7.1.5 Demineralisasi ... VII-8 7.1.6 Deaerasi ... VII-12 7.2 Kebutuhan Listrik ... VII-12 7.3 Kebutuhan Bahan Bakar ... VII-12 7.4 Kebutuhan Bahan Kimia ... VII-13 7.5 Unit Pengolahan Limbah ... VII-13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 8.1 Peta lokasi pabrik Silikon Karbida ... VIII-2 Gambar 8.2 Tata Letak Pabrik Silikon Karbida ... VIII-8 Gambar 9.1 Struktur Organisasi Pabrik Pembuatan Silikon Karbida dari
Pasir Silika dan Karbon ... IX-6 Gambar D.1 Sketsa Sebagian Bar Screen (dilihat dari atas) ... LD-1 Gambar D.2 Sketsa pompa PU-01 (dilihat dari samping) ... LD-2 Gambar D.3 Sketsa 3D Bak Sedimentasi ... LD-7 Gambar D.4 Sketsa clarifier (C-701)... LD-8 Gambar D.5 Sketsa pengaduk tangki pelarutan alum ... LD-14 Gambar D.6 Sketsa pengaduk tangki pelarutan soda... LD-18 Gambar D.7 Sketsa 3D Bak penampung sementara hasil clarifier ... LD-19 Gambar D.8 Sketsa menara air (M-01) ... LD-25 Gambar D.9 Sketsa pengaduk tangki pelarutan asam sulfat ... LD-29 Gambar D.10 Sketsa pengaduk tangki pelarutan NaOH ... LD-34 Gambar D.11 Sketsa pengaduk tangki pelarutan Kaporit ... LD-41 Gambar E.1 Linearisasi cost index dari tahun 2003 – 2008 ... LE-4 Gambar E.2 Harga Peralatan untuk Tangki Penyimpanan (Storage) dan
INTISARI
Silikon karbida dibuat dari bahan baku utama pasir silika dan karbon. Bahan baku dicampur di dalam mixer kemudian dilebur di dalam furnace listrik dengan kondisi operasi 16000C dan tekanan 1 atm. Silikon karbida yang dihasilkan berupa granula.
Pabrik silikon karbida ini direncanakan akan berproduksi dengan kapasitas 20.000 ton/tahun (2.525,2525 kg/jam) dan beroperasi selama 330 hari kerja dalam setahun. Lokasi pabrik yang direncanakan adalah daerah hilir Sungai Peusangan, Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam, dengan luas tanah yang dibutuhkan sebesar 10.000 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik sebanyak 170 orang. Bentuk Badan usaha yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang direktur dengan struktur organisasi garis dan staff.
Hasil analisa ekonomi pabrik Silikon karbida adalah sebagai berikut: Total Modal Investasi : Rp 832.949.969.624,-
Biaya Produksi : Rp 363.104.945.339,- Hasil Penjualan : Rp 619.999.993.800,- Laba Bersih : Rp 184.039.612.717,- Profit Margin : 41,23 %
Break Even Point : 54,31 % Return on Investment : 22,09 % Pay Out Time : 4,53 tahun Return on Network : 36,82 % Internal Rate of Return : 34,21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini pemerintah Indonesia menitikberatkan pembangunan pada sektor industri, termasuk industri kimia sebagai salah satu strategi pembangunan nasional. Pembangunan sektor industri bertujuan untuk memperkuat struktur ekonomi nasional, meningkatkan daya tahan perekonomian nasional dan menciptakan iklim usaha yang baik, yang dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat mendorong berkembangnya sektor lain. Perkembangan industri kimia di Indonesia telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini tampak dengan bertambahnya jumlah pabrik kimia di Indonesia.
Untuk menopang kelangsungan industri-industri yang bergerak dalam
menghasilkan barang jadi maka dibutuhkan industri yang dapat menghasilkan bahan intermediet. Sampai saat ini kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang di
Indonesia masih banyak didatangkan dari luar negeri. Jika bahan baku dan bahan penunjang tersebut bisa dihasilkan di dalam negeri, hal ini tentu akan menghemat devisa. Di samping dapat menghasilkan barang jadi, kebutuhan akan bahan baku dan bahan penunjang lain ada di Indonesia.
China merupakan negara produsen SiC terbesar di dunia dengan produksi SiC hampir 600.000 ton per tahun dan diikuti oleh Amerika Serikat, Jepang, Korea, Meksiko dan negara-negara Eropa. Adapun Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan Meksiko sendiripun masih mengimpor bahan SiC dari Cina. Sedangkan di Indonesia, untuk keperluan industri, masih mengimpor SiC dari negara lain karena belum ada pabrik pembuatan SiC di Indonesia (Asian Metal Ltd, 2007). Tabel 1.1 menunjukkan statistik data impor kebutuhan SiC di Indonesia .
Tabel 1.1 Data Statistik Impor Silikon Karbida
Tahun Kebutuhan Silika Karbida (kg) 2004
2005 2006 2007 2008 2009 2010
3.716.331 3.827.861 2.808.650 2.879.071 4.540.125 1.898.652 3.051.087 (sumber: www.bps.go.id, 2011)
Industri pembuatan SiC patut di kembangkan, mengingat jumlah bahan baku pembuatan silikon karbida yang sangat melimpah di Indonesia. Di samping itu, pertimbangan lain yang melatarbelakangi berdirinya pabrik SiC ini, pada prinsipnya adalah sama dengan sektor-sektor lain yaitu untuk melakukan usaha yang secara sosial-ekonomi cukup menguntungkan, karena lokasi Indonesia yang strategis untuk mengekspor produk ke negara-negara yang maju yang membutuhkan SiC.
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Pra Rancangan Pabrik
Pra rancangan pabrik pembuatan silikon karbida ini bertujuan untuk menerapkan disiplin Ilmu Teknik Kimia, khususnya pada mata kuliah Perancangan Pabrik Kimia, Perancangan Proses Teknik Kimia, Teknik Reaktor, dan Operasi Teknik Kimia, sehingga akan memberikan gambaran kelayakan pra rancangan pabrik pembuatan silikon karbida.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Silikon Karbida
Sebelum tahun 1891, semua kebutuhan bahan abrasif yang digunakan adalah bahan-bahan alam, seperti intan, korundum, dan kuarsa. Adapun bahan-bahan abrasif terus berkembang karena dibutuhkan dalam pembuatan berbagai suku alat presisi untuk kendaraan bermotor, pesawat terbang, mesin, cetakan dan berbagai barang-barang buatan industri lainnya. Karena jumlahnya yang sedikit di alam, maka mulai dipikirkan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut secara sintetis. Produksi SiC sintetis pertama kali dipatenkan oleh Edward Acheson pada 1893 serta memperkenalkan electric batch furnace sebagai alat produksi SiC yang sampai saat ini masih dipakai dan mendirikan The Carborundum Company, untuk membuat SiC yang secara luas digunakan sebagai bahan abrasive (Anonim, 2011a).
Silkon karbida atau juga dikenal dengan carborundum adalah suatu turunan senyawa silikon dengan rumus molekul SiC, terbentuk melalui ikatan kovalen antara unsur Si dan C (Anonim, 2011a). Silikon karbida merupakan salah satu material keramik non-oksida paling penting, dihasilkan pada skala besar dalam bentuk bubuk (powder), bentuk cetakan, dan lapisan tipis. Teknik untuk membentuk bubuk SiC menjadi bentuk keramik dengan menggunakan agen pengikat, kemudian memberi pengaruh yang besar terhadap nilai komersial SiC. Sekarang ini, SiC merupakan salah satu material yang memiliki kegunaan yang besar dan memiliki peranan penting dalam berbagai industri seperti industri penerbangan dan angkasa, elektonik, industri tanur, dan industri-industri komponen mekanik berkekuatan tinggi. Umumnya, industri metalurgi, abrasif dan refraktori juga merupakan pengguna SiC dalam jumlah paling besar (Kirk dan Othmer, 1981).
Material-material mentah SiC relatif murah, dan dapat dibuat dalam bentuk-bentuk kompleks, dimana memungkinkan disiasati melalui proses fabrikasi konvensional. Hasil akhir mempunyai harga kompetitif disamping menawarkan keuntungan-keuntungan teknis yang unggul dan berdaya guna lebih dari material-material penyusunnya (Suparman, 2010).
2.2 Sifat-Sifat Bahan yang Terlibat dalam Proses
2.2.1 Sifat-Sifat Bahan-Bahan Baku
2.2.1.1 Pasir Silika
1. Nama : Silica Dioxide
2. Rumus molekul : SiO2
3. Berat molekul : 60,08 g/mol
4. Bentuk : Padatan
5. Warna : Putih
6. Densitas : 2.648 kg/m3 7. Titik leleh : 1.515°C 8. Titik didih : 2.230 °C
9. Kelarutan dalam air : 0,012 g/100 mL
10. Kapasitas panas : - c, quartz, α : 10,87 + 0,008712T – 241200/T2 (273 K-873 K)
11. Panas pembentukan (ΔH) pada 2η ºC : - 203,35 kcal/mol 12. Energi bebas pembentukan pada 25 ºC : - 190,4 kcal/mol 13. Dekomposisi tetraetil ortosilikat pada suhu 680 – 730°C
menghasilkan silika dioksida:
Si(OC2H5)4 SiO2 + H2O + 2C2H4
14. Oksidasi SiH4 pada suhu 400-4500C menghasilkan silika dioksida
SiH4 + 2O2 SiO2 + 2H2O
2.2.1.2. Karbon
1. Nama : Carbon
2. Rumus molekul : C
3. Bentuk : Padatan
4. Warna : Hitam
5. Struktur atom : heksagonal
6. Berat atom : 12,0107 g/mol
7. Titik lebur : 3652 oC
8. Densitas : 1,9 – 2,3 g/cm3
9. Kapasitas panas pada 25 oC : 8,517 J/mol K
Kapasitas panas :2,673 + 0,002617T-116900/T2
(273 K-1373 K)
(Sumber : Anonim 2011c ; Perry’s, 2007; Barin dan Gregor, 199η)
2.2.1.3Besi Posfat
1. Nama : Iron phosphate
2. Rumus molekul : FePO4
3. Bentuk : Padatan
4. Warna : krem
5. Berat molekul : 150,8164 g/mol
6. Titik lebur : 1240 oC
7. Densitas : 2870 kg/m3
8. Kapasitas panas pada 25 oC : 93,5 J/mol K
2.2.1.4Natrium Silikat
1. Nama : Sodium silicate
2. Rumus molekul : 10NaO.30SiO2.60H2O
3. Wujud : Larutan
4. Warna : Putih
5. Berat molekul : 140,0806 gr/mol
6. Densitas : 1428,889 kg/m3
7. Entalpi pembentukan standar : 1561,43 kJ/mol (Sumber : Anonim, 2011e)
2.2.2 Sifat-Sifat Produk
2.2.2.1 Silikon Karbida (SiC)
1. Nama : Silicon carbide
2. Rumus molekul : SiC
3. Berat molekul : 40,0962 gr/mol
4. Young’s modulus of elasticity : 3896 Kbar
5. Densitas : 2.923,8574 kg/m3
6. Titik leleh : 2830 oC
7. Indeks refraksi (nD) : 2,55
8. Mobilitas elektron : 900 cm2/(V-s) (Sumber : Anonim, 2011f dan Anonim, 2011g)
2.3 Aplikasi Silikon Karbida
SiC yang termasuk dalam bahan keramik memiliki beberapa kelebihan yang dapat digunakan pada bidang industri dan otomotif. Pada kondisi tertentu dapat lebih memenuhi criteria yang diperlukan bila dibandingkan dengan logam, karena keunggulannya yang tahan korosi, gesekan, dan temperatur tinggi. Selanjutnya akan dijelaskan berbagai aplikasi silicon karbida sebagai bahan keramik.
1. Furnace
mampu bertahan pada sifat kimia yang korosif, temperatur, dan tekanan tinggi. Satu-satunya bahan yang mampu memenuhi syarat diatas adalah bahan keramik seperti SiC. Dengan penggunaan SiC sebagai bahan dinding
furnace maka temperatur, tekanan, dan sifat kimia yang korosif bukan masalah lagi.
2. Elemen Panas
Beberapa bahan keramik memiliki suatau derajat tingkat hantaran elektrik terbatas dengan hambatan listrik tertentu. Pada saat listrik berusaha untuk melewatinya, panas akan dihasilkan. Contoh keramik yamg dapat digunakan elemen pemanas adalah SiC.
3. Alat Penukar Panas
Alat penukar panas atau heat exchanger memiliki tujuan untuk menggunakan kembali panas yang merupakan buangan untuk memanaskan udara yang akan digunakan untuk proses pembakaran. Dengan menggunakan bahan keramik dapat dihasilkan pengurangan bahan bakar yang digunakan sampai 50%.
4. Motor Bakar
Salah satu contoh penggunaan SiC dalam motor bakar adalah turbine inlet guide vanes. Komponen turbine inlet guide vanes digunakan untuk menghasikan aliran udara pendingin gas turbine engine. Pada penggunaan keramik SiC yang lebih tahan terhadap temperatur tinggi dapat membuat sistem pendingin bekerja dengan baik bila dibandingkan dengan material lainnya. Apabila sistem pendingin pada turbine engine dapat bekerja dengan baik akan berdampak pada emisi gas buang NOx dan CO yang dihasilkan
sebagai hasil dari pembakaran. 5. Seal
6. Ceramic Ball
Ceramic ball biasanya digunakan pada bearing, valve, dan sebagai
grinding ball.
7. Bahan Abrasif
SiC merupakan bahan keramik yang juga bersifat abrasive sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan industri seperti mengikis, menghaluskan, membuat kasar mauoun memotong permukaan benda kerja. (Kirk dan Othmer, 1981)
2.4 Proses Pembuatan Silikon Karbida
Proses Pembuatan Silikon Karbida merupakan reaksi karbotermal yakni proses yang melibatkan reaksi antara kuarsa dengan tingkat kemurnian tinggi atau pecahan-pecahan kuarsit dengan karbon (grafit, karbon black atau batu bara pada temperatur antara 1600°C - 2500°C). Disebut reaksi Acheson karena pertama kali ditemukan Edward Acheson dengan menggunakan tanur listrik yang pada saat itu juga baru diperkenalkan (Austin, 1996).
Karbon didapat dari kokas migas dan pasirnya mengandung 98 sampai 99,5 % silika. Persamaan reaksinya dapat digambarkan menurut reaksi berikut:
1. SiO2 + 2C Si+ 2CO ∆H = + θ0θ kJ
2. Si+ C SiC ∆H = - 127,7 kJ
Sehingga reaksi totalnya dapat dituliskan sebgai berikut: SiO2+ 3C SiC+ 2CO ∆H = + 478,3 kJ
Lowe, 1958, menemukan proses pembuatan bubuk silikon karbida dengan menambahkan komposisi dan campuran bahan baku yang berbeda untukmendapatkan konversi yang lebih tinggi seperti di berikut ini.
Komposisi % berat
Pasir silika, SiO2 160 mesh 56,5
Karbon, C 160 mesh 36
Larutan natrium silikat, 10Na2O30SiO260H2O 6,5
Campuran dipanaskan dalam tanur bersuhu 16000C selama dua jam, diperoleh hasil berupa 87% berat silikon karbida, sisanya impurities berupa SiO2
(4,93%), C (3,21%), Na2O (2,60%) dan FePO4 (2,26%) (Lowe, 1958).
Proses pembuatan silikon karbida meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
2.4.1 Tahap Persiapan Bahan Baku
Pada tahap ini dilakukan pemisahan bahan baku dari pengotor-pengotornya, penggilingan, penimbangan serbuk bahan baku sesuai komposisi masing-masing.
2.4.2 Tahap Pencampuran Bahan Baku
Pada tahap ini seluruh bahan baku yang sudah sesuai komposisi dicampur dalam mixer. Dilakukan pengadukan seluruh campuran bahan baku agar campuran menjadi homogen dan mempermudah saat peleburan.
2.4.3Tahap Peleburan (Melting)
Pada tahap ini bahan baku yang sudah homogen dibuat dalam bentuk pellet dahulu sebelum dimasukkan ke dalam tungku (furnace) bersuhu 16000C. Selama proses peleburan, masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi membentuk reaksi kimia. Pada tahap inilah terbentuk silika karbida (SiC). Tungku yang digunakan sebagai tempat meleburkan (meleburkan) campuran bahan baku adalah tanur listrik.
2.4.4 Tahap Pendinginan
Pada tahap pendinginan, bongkahan SiC yang terbentuk diturunkan temperaturnya pada cooling yard.
2.4.4 Tahap Pengemasan Produk
2.5 Deskripsi Proses
2.5.1 Unit Proses Produksi
Bahan baku pasir silika di tampung dalam gudang penyimpanan (TT-102), lalu disalurkan dengan conveyor (C-102) menuju screening (S-101) kemudian dihaluskan dengan grinder (SR-101) menjadi serbuk berukuran 160 mesh. Karbon di alur yang berbeda dari tangki penyimpanan (TT-103) dihaluskan dengan grinder (SR-102) sampai berukuran 160 mesh. Seluruh bahan baku yang telah halus kemudian diangkut melalui belt conveyor untuk dibawa ke belt conveyor feeder (C-107). Dengan menggunakan bucket conveyor (C-108) bahan baku diangkut ke dalam
storage bins (TT-105), lalu diangkut melalui screw conveyor (C-109) untuk kemudian ditimbang sesuai komposisi masing-masing bahan baku yang diperlukan dengan menggunakan weigh scale (L-101). Bahan baku yang sudah sesuai dengan komposisi dimasukkan ke dalam mixer (M-101) untuk diaduk secara merata. Pengadukan campuran bahan baku dalam suatu mixer dilakukan agar campuran menjadi homogen dan mempermudah proses peleburan (melting). Bahan baku yang sudah homogen dilewatkan pada pelletizing machine (L-102), selanjutnya dialirkan melalui bucket elevator (C-110) menuju rotary kiln pre-heater (B-102). Di dalam
rotary kiln pre-heater, bahan dipanaskan hingga suhu mencapai 617 0C. Panas yang digunakan dalam proses pemanasan ini berasal dari proses pembakaran gas alam dengan suhu pembakaran 863 0C di dalam burner (B-101). Dari rotary kiln pre-heater (B-102) bahan menuju electric furnace (B-103). Pada electric furnace terjadi reaksi antara karbon dengan silika pada suhu 16000C yang menghasilkan silikon karbida (SiC). Selama proses, masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi membentuk reaksi kimia berikut:
SiO2+ 3C SiC+ 2CO
Dengan konversi 96 %, diperoleh SiC dengan kemurnian 87%, sisa karbon 3,21 %, selebihnya silika dan abu. Setelah tahap reduksi, produk akan diteruskan ke
cooling yard (A-101) untuk diturunkan suhunya. Bongkahan silikon karbida berukuran besar diperkecil dengan crusher (SR-103), sehingga diperoleh produk berupa butiran granula silikon karbida yang disimpan ke dalam silo penyimpanan SiC (TT-106). Dari silo penyimpanan produk SiC dikemas di packaging machinery
2.5.3 Unit Pemanfaatan Gas Buang
Selama proses dihasilkan gas panas dalam jumlah yang besar, yakni gas buang dari rotary kiln pre-heater (B-102) yang terdiri dari oksigen (O2), nitrogen
(N2), karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O), dengan suhu 6250C, tekanan 1 atm,
serta gas buang dari electric furnace (B-103), yang terdiri dari gas karbodioksida (CO2) dan nitrogen (N2), dengan suhu 1400 0C, tekanan 1 atm. Dimana gas karbon
monoksida (CO) yang dihasilkan dari reaksi peleburan dioksidasi oleh oksigen dari udara menghasilkan CO2. Gas buang dari rotary kiln pre-heater (B-102) dan gas
buang dari electric furnace (B-103) dinaikkan tekanannya menjadi 5 atm, masing-masing dengan menggunakan compressor (JC-102) dan compressor (JC-103), untuk dialirkan menuju mixing point (M-201). Pada mixing point (M-201), gas-gas dari
rotarykiln pre-heater (B-102) dan electric furnace (B-103) dicampurkan, dan keluar sebagai gas panas dengan suhu 1.0310C, tekanan 5 atm. Campuran gas dimanfaatkan dalam gas turbine (JJ-201) untuk menghasilkan energi kinetik yang akan menggerakkan generator menghasilkan energi listrik. Gas keluar dari turbin pada suhu 600 0C, 1 atm, masih dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan uap. Uap dihasilkan dengan menggunakan steam boiler (E-201). Air umpan boiler dipompakan dari boiler feed water pump dengan tekanan 15 MPa, pada suhu 900C ke
BAB III
NERACA MASSA
Hasil perhitungan mundur neraca massa pada proses produksi silikon karbida dari pasir silika dan karbon dengan kapasitas 20.000 ton/tahun, dapat diuraikan sebagai berikut :
Basis perhitungan = 1 jam operasi Waktu bekerja/tahun = 330 hari
1 hari = 24 jam
Satuan operasi = kg/jam
3.1 Mixer (M-101)
Tabel 3.1 Neraca massa pada Tangki Mixer (M-101)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 4 Alur 5 Alur 6
10Na2O.30SiO2.60H2O - 371,0914 -
SiO2 3.225,6404 - 3.416,7525
C 2.055,2753 - 2.055,2753
FePO4 57,0910 - 57,0910
Na2O - - 65,6683
H2O - - 114,3110
Subtotal 371,0914 5.338,0067 5.709,0981
3.2 Pelletizing Machine (L-102)
Tabel 3.2 Neraca massa pada Pelletizing Machine (L-102)
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 6 Alur 7 Alur 8
SiO2 3.416,7525 - 3.416,7525
C 2.055,2753 - 2.055,2753
FePO4 57,0910 - 57,0910
Na2O 65,6683 - 65,6683
H2O 114,3110 788,9125 903,2235
Subtotal 5.709,0981 788,9125 6.498,0105
Total 6.498,0105 6.498,0105
3.3 Burner (B-101)
Tabel 3.3 Neraca massa pada Burner (B-101)
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 10 Alur 12 Alur 13
CH4 321,3633 - -
C2H6 50,1968 - -
C3H6 12,2685 - -
C4H8 16,1714 - -
O2 - 2.633,2744 1.061,9920
N2 - 8.672,3349 8.672,3349
CO2 - - 1.114,1914
H2O - - 857,0910
Subtotal 400,0000 11.305,6092 11.705,6092
3.4 Rotary Kiln Preheater (B-102)
Tabel 3.4 Neraca Massa Rotary Kiln Preheater (B-102)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 9 Alur 13 Alur 15 Alur 14
SiO2 3.416,7525 - 3.416,7525 -
C 2.055,2753 - 2.055,2753 -
FePO4 57,0910 - 57,0910 -
Na2O 65,6683 - 65,6683 -
O2 - 1.061,9920 - 1.061,9920
N2 - 8.672,3349 - 8.672,3349
CO2 - 1.114,1914 - 1.114,1914
H2O 903,2235 857,0910 - 1.760,3144
Subtotal 6.498,0105 11.706,6092 5594,7871 12.608,8327
Total 18.203,6198 18.203,6198
3.5 Electric Furnace (B-103)
Tabel 3.5 Neraca Massa di Electric Furnace (B-103)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 15 Alur 16 Alur 17 Alur 18
SiO2 3.416,7525 - - 124,5406
C 2.055,2753 - - 81,0298
FePO4 57,0910 - - 57,0910
Na2O 65,6683 - - 65,6683
O2 - 1.753,2558 - -
N2 - 5.774,1120 5.774,1120 -
CO2 - - 4.822,7903 -
SiC - - - 2.196,9228
Subtotal 5.594,7870 7.527,3678 10.596.9023 2.525,2525
3.6 Mixing Point (M-102)
Tabel 3.6 Neraca Massa di Mixing Point (M-102)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 22 Alur 23 Alur 24
O2 1.061,9920 - 1.061,9920
N2 8.672,3349 5.774,1120 14.447,3349
CO2 1.114,1914 4.822,7903 5.936,9817
H2O 1.760,3144 - 1.760,3144
Subtotal 12.608,8327 10.596,9023 23.205,7350
Total 23.205,7350 23.205,7350
3.7 Steam Boiler (E-201)
Tabel 3.7 Neraca Massa di Steam Boiler (E-201)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 24 Alur 26 Alur 28 Alur 27
O2 1.061,9920 - - 1.061,9920
N2 14.447,4469 - - 14.447,4469
CO2 5.936,9817 - - 5.936,9817
H2O 1.760,3144 7.300 7.300 1.760,3144
Subtotal 23.205,7350 7.300 7.300 23.205,7350
BAB IV
NERACA ENERGI
Basis perhitungan = 1 jam Satuan operasi = kJ/jam Temperatur referensi = 25oC (298 K)
4.1 Pelletizing Machine (L-102)
Tabel 4.1 Neraca Panas Pelletizing Machine (L-102)
Komponen Masuk (kJ) Keluar (kJ)
SiO2 104.662,8578 130.875,3542
C 90.597,4426 106.433,9294
Na2O 367,0758 1.112,5017
FePO4 179,6469 553,6239
H2O 2.377,4888 7.143,1090
Jumlah 198.184,5119 246.118,5182
Q 47.934,0063 -
Total 246.118,5182 246.118,5182
[image:31.595.112.409.522.736.2]4.2 Bucket Elevator (C-110)
Tabel 4.2 Neraca Panas Bucket Elevator (C-110)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H8 H9
SiO2 104.662,8578 117.694,0320
C 90.597,4426 98.420,5688
Na2O 367,0758 738,0474
FePO4 179,6469 364,0521
H2O 2.377,4888 4.758,5962
Jumlah 198.184,5119 221.975,2965
Q - 24.143,2217
4.3 Burner (B-101)
Tabel 4.3 Neraca Panas pada Burner (B-101)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H10 H12 H13
CH4 5.112,6799 - -
C2H6 443,7384 - -
C3H8 102,9997 - -
C4H10 136,5174 - -
O2 - 12.120,7192 912.458,6299
N2 - 51.908,4869 15.324.661,3469
CO2 - - 1.034.452,2923
H2O - - 2.480.695,4730
Jumlah 5.795.9355 64.029,2061 19.752.267,7422
Sub Total 69.825.1415 19.752.267,7422
∆Hr 19.682.442.6006 -
Q - -
Total 19.752.267.7422 19.752.267,7422
[image:32.595.113.516.122.451.2]4.4 Rotary KilnPre-Heater (B-102)
Tabel 4.4 Neraca Panas Rotary KilnPre-Heater (B-102)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H9 H13 H15 H14
SiO2 117.694,0320 - 2.671.355,9083 -
C 98.420,5688 - 1.673.793,8874 -
FePO4 364,0521 - 37.597,9135 -
Na2O 738,0474 - 58.688,3334 -
H2O 4.758,5962 2.480.695,4730 - 4.934.335,2931
O2 - 912.458,6299 - 635.351,9220
Tabel L.B.8 Neraca Energi pada Rotary Kiln…….. (Lanjutan)
CO2 - 1.034.452,2923 - 820.748,5786
Jumlah 221.975,2965 19.752.267,7422 4.441.436,0427 15.532.806,9960
Sub Total 19.974.243,0387 19.974.243,0387
∆Hr - -
Q - -
Total 19.974.243,0387 19.974.243,0387
4.5 Electric Furnace (B-103)
Tabel 4.5 Neraca Panas Electric Furnace (B-103)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H15 H16 H17 H18
SiO2 2.671.355,9083 - - 255.595,3521
C 1.673.793,8874 - - 237.645,8671
FePO4 37.597,9135 - - 143.242,0035
Na2O 58.688,3334 - - 219.255,9652
SiC - - - 41.98.999,2511
O2 - 8.070,748 - -
N2 - 38.384,7444 24.705.031,1608 -
CO2 - - 7.849.714,6188 -
Jumlah 4.441.436,0427 46.454,8192 32.554.745,7796 5.054.738,4390
Sub Total 4.487.890,8619 37.609.484,2186
∆Hr 3.128.641,0432 -
Q 29.992.952,3136 -
4.6 Cooling Yard (A-101)
Tabel 4.6 Neraca Panas pada Cooling Yard (A-101)
Komponen Qin (kJ/jam) Qout (kJ/jam)
Umpan 5.054.738,4390 -
Produk - 64.075,6876
Udara - 4.990.662,7514
Total 5.054.738,4390 5.054.738,4390
4.7 Mixing Point (M-102)
Tabel 4.7 Neraca Panas Mixing Point (M-102)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H22 H23 H24
O2 635.351,9220 - 1.111.670,2508
H2O 4.951.462,6314 - 5.418.737,1112
N2 9.142.371,2023 24.705.031,1608 34.783.399,9431
CO2 820.748,5786 7.849.714,6188 6.790.872,8089
Jumlah 15.549.934,3343 32.554.745,7796 48.104.680,1140
Sub Total 48.104.680,1140 48.104.680,1140
∆Hr - -
Q - -
4.8 Gas Turbine (JJ-201)
Tabel 4.8 Neraca Panas Gas Turbine (JJ-201)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H24 H25
O2 1.111.670,2508 607.541,5294
H2O 5.418.737,1112 4.802.377,0773
N2 34,783.399,9431 14.343.054,2748
CO2 6.790.872,8089 3587528,9248
Jumlah 48.104.680,1140 23.340.501,8063
W - 11.545.220,5400
∆Hr - -
Q - 13.218.957,7677
Total 48.104.680,1140 48.104.680,1140
4.9 Steam Boiler (E-201)
Tabel 4.9 Neraca Panas Steam Boiler (E-201)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H25 H26 H28 H27
O2 607.541,5294 - - 74.092,2539
CO2 3.587.528,9248 - - 393.042,4723
N2 14.343.054,2748 - - 1.346.246,0678
H2O 4.802.377,0773 1.989.332,6916 18.838.730,1913 4.677.723,5125
Jumlah 23.340.501,8063 1.989.332,6916 18.838.730,1913 6.491.104,3066
Sub Total 25.329.834,4979 25.329.834,4979
∆Hr - -
Q - -
4.10 Steam Turbine (JJ-202)
Tabel 4.10 Neraca Panas Steam Turbine (JJ-202)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H28 H29
H2O 18.838.730,1913 15.182.759,00
Jumlah 18.838.730,1913 15.182.759,00
Sub Total 18.838.730,1913 15.182.759,00
W - 7.430.741,9050
∆Hr - -
Q 3.774.770,7137
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
5.1 Gudang Penyimpanan FePO4 (TT-101)
Fungsi : Menyimpan bahan-bahan FePO4 sebelum
diproses selama 30 hari.
Jenis : Gedung berbentuk balok dengan atap berbentuk
limas.
Bahan Kontruksi : Bangunan Beton
Kapasitas : 20,0732 m3
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C
Ukuran : -Panjang : 4 m
- Lebar : 3 m - Tinggia : 5 m
5.2 Gudang Penyimpanan Pasir Silika (SiO2) (TT-102)
Fungsi : Menyimpan bahan-bahan SiO2 sebelum
diproses selama 30 hari.
Jenis : Gedung berbentuk balok dengan atap berbentuk
limas.
Bahan Kontruksi : Bangunan Beton
Kapasitas : 1.227,8873 m3
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C
Jumlah : 1 unit
Ukuran : Panjang = 22 m
5.3 Gudang Penyimpanan Coke (TT-103)
Fungsi : Menyimpan bahan-bahan coke sebelum
diproses selama 30 hari.
Jenis : Gedung berbentuk balok dengan atap berbentuk
limas.
Bahan Kontruksi : Bangunan Beton
Kapasitas : 2.690,5422 m3
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C
Jumlah : 1unit
Ukuran : Panjang = 34 m
Lebar = 40 m Tinggi = 5 m
5.4 Tangki Penyimpanan Larutan 10Na2O.30SiO2.60H2O (TT-104)
Fungsi : Menyimpan bahan 10Na2O.30SiO2.60H2O
sebelum diproses selama 30 hari Bahan konstruksi : Carbon Steel SA –285Grade C
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Tekanan : 1 atm Temperatur : 30 oC Laju alir massa : 371,0914 kg/jam
5.5 Belt Conveyor (C-101)
Fungsi : Mengangkut FePO4 dari gudang penyimpanan
ke belt conveyor feeder
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Jumlah materi : 57,0910 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 69,5092 kg/jam
Panjang : 100 ft
Daya conveyor : ½ hp
5.6 Belt Conveyor (C-102)
Fungsi : Mengangkut pasir silika (SiO2) dari gudang
penyimpanan ke screen
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300 Jumlah materi : 3.225,6404 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 3.870,7685 kg/jam
Panjang : 50 ft
Daya conveyor : 1 ½ hp
5.7 Belt Conveyor (C-103)
Fungsi : Mengangkut pasir silika (SiO2) dari screen ke
grinder
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
Suhu : 300 Jumlah materi : 3.225,6404 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 1,2 x 3.225,6404 kg/jam = 3.870,7685 kg/jam : 3,8708 ton/jam
Panjang : 30 ft
Daya conveyor : 1 hp
5.8 Belt Conveyor (C-104)
Fungsi : Mengangkut pasir silika (SiO2) dari grinder ke
belt conveyor feeder
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300 Jumlah materi : 3.225,6404 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 1,2 x 3.225,6404 kg/jam = 3.870,7685 kg/jam : 3,8708 ton/jam
Panjang : 50 ft
Daya conveyor : 1 ½ hp
5.9 Belt Conveyor (C-105)
Fungsi : Mengangkut coke dari gudang penyimpanan ke
grinder
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Jumlah materi : 2.055,2723 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
: 2,4663 ton/jam
Panjang : 50 ft
Daya conveyor : 1 hp
5.10 Belt Conveyor (C-106)
Fungsi : Mengangkut coke dari grinder ke belt conveyor feeder
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Jumlah materi : 2.055,2723 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 1,2 x 2.055,2723 kg/jam = 2.466,3304 kg/jam : 2,4663 ton/jam
Panjang : 50 ft
Daya Conveyor : 1 hp
5.11 Screen (S-101)
Fungsi : Sebagai alat untuk memisahkan pasir silika (SiO2) dari partikel-partikel lain yang
berukuran lebih besar
Jenis : Vibrating Screen
Bahan konstruksi : Stainless steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas screen : 1,2181 m3/jam Spesifikasi :
Screen Size = 30” x θ0 “
Sieve Clear Opening = 0,0195 in = 0,495 mm
Nominal Wire Diameter = 0,3 mm = 0,0118
Kecepatan : 1800 rpm
5.12 Grinder (SR-101)
Fungsi : Sebagai alat untuk lebih menghaluskan pasir silika (SiO2)
Jenis : Ring-Roll Grinder
Bahan konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 3.225,6404 kg/jam
Daya motor : 10 Hp
Diameter Ring : 24 in Diameter Roll : 14 in Kecepatan Roll : 125 rpm
5.13 Grinder (SR-102)
Fungsi : Sebagai alat untuk lebih menghaluskan coke
Jenis : Ring-Roll Grinder
Bahan konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 2.055,2723 kg/jam Daya motor : 75 Hp
Diameter Ring : 44 in Diameter Roll : 18 in Kecepatan Roll : 70 rpm
5.14 Pompa 1 (P-101)
Fungsi : Memompa larutan natrium silikat 10Na2O.30SiO2.60H2O dari
tangki ke Mixer
Jenis Pompa : Centrifugal Pump
Jumlah : 1 unit
Spesifikasi,
Diameter pipa = 0,2614 in Schedule Number = 40
Kecepatan alir = 1,9155 ft/s Total friksi = 2.248,9751 J/kg Kerja poros = 3.354,7906 J/kg Daya pompa = 1 hp.
5.15 Belt Conveyor Feeder (C-107)
5.15.1 Belt Conveyor Feeder SiO2
Fungsi : Mengangkut semua bahan baku dari belt conveyor pasir silika (SiO2) bahan ke bucket
elevator
Jenis : Horizontal Belt Conveyor withhopper
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C, Tekanan (P) : 1 atm Laju alir masuk : 3.225,6404 kg/jam
Kapasitas materi : 1,2 x 3.225,6404 kg/jam = 3.878,7685 kg/jam : 3,8708 ton/jam
Panjang : 20 ft
Daya Conveyor : 1 hp. Panjang hopper : 1 m Tinggi hopper : 2 m Lebar hopper : 0,8771 m
5.15.2 Belt Conveyor Feeder Coke
Fungsi : Mengangkut semua bahan baku dari belt conveyor coke bahan ke bucket elevator
Jenis : Horizontal Belt Conveyor withhopper
Jumlah : 1 unit
Kapasitas materi : 1,2 x 2.055,2753 kg/jam = 2.466,3304 kg/jam : 2,4663 ton/jam
Panjang : 20 ft
Daya Conveyor : 1/2 hp Panjang hopper : 1 m Tinggi hopper : 2 m Lebar hopper : 2 m
5.15.3 Belt Conveyor Feeder FePO4
Fungsi : Mengangkut semua bahan baku dari belt conveyor FePO4 bahan ke bucket elevator
Jenis : Horizontal Belt Conveyor withhopper
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Jumlah materi : 57,0910 kg/jam
Kapasitas materi : 1,2 x 57,0910 kg/jam = 68,5092 kg/jam : 0,0685 ton/jam
Panjang : 20 ft
Daya Conveyor : 1/2 hp Panjang hopper : 0,25 m Tinggi hopper : 0,5 m Lebar hopper : 0,3 m
5.16 Bucket Elevator (C-108)
5.16.1 Bucket Elevator SiO2
Fungsi : Mengangkut pasir silika SiO2 dari belt conveyor
feeder ke storage bins
Jenis : Continuous-bucket Elevator
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Tekanan (P) : 1 atm Laju alir masuk : 3.225,6404 kg/jam Kapasitas materi : 1,0035 kg/s Tinggi elevator : 25 ft
Ukuran bucket : (6 x 4 x 4 ¼ ) in Jarak antar bucket : 12 in
Kecepatan putaran : 28 rpm Daya standar : 1hp
5.16.2 Bucket Elevator Coke
Fungsi : Mengangkut Coke dari belt conveyor feeder ke
storage bins
Jenis : Continuous-bucket Elevator
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Laju alir masuk : 2055,2753 kg/jam Kapasitas materi : 0,6394 kg/s
Tinggi elevator : 25 ft
Ukuran bucket : (6 x 4 x 4 ¼ ) in Jarak antar bucket : 12 in
Kecepatan putaran : 28 rpm Daya standar : 1 hp
5.16.3 Bucket Elevator FePO4
Fungsi : Mengangkut pasir silika FePO4 dari belt
conveyor feeder ke storage bins
Jenis : Continuous-bucket Elevator
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Tekanan (P) : 1 atm Laju alir masuk : 57,0910 kg/jam Kapasitas materi : 0,0178 kg/s
Tinggi elevator = 25 ft
Ukuran bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in Jarak antar bucket = 12 in
Kecepatan putaran : 28 rpm Daya standar : ½ hp
5.17 Storage Bins (TT-105)
5.17.1 Storage Bins SiO2
Fungsi : Menampung pasir silika (SiO2) dari bucket
elevator
Jenis : Mass-Flow Bins
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Laju alir masuk : 3.225,7685 kg/jam
Volume : 294,6929 m3
Diameter valley : 1,0004m
Tinggi valley : 3,0011m
Ukuran Bin opening(valley) B : 1 m yang sesuai : 220.
5.17.2 Storage Bins Coke
Fungsi : Menampung coke dari bucket elevator
Jenis : Mass-Flow Bins
Jumlah : 2 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Laju alir masuk : 2.055,2753 kg/jam
Diameter valley : 1,0312m
Tinggi valley : 3,0938m
Ukuran Bin opening(valley) B : 1,03 m yang sesuai : 220
5.17.3 Storage Bins FePO4
Fungsi : Menampung FePO4 dari bucket elevator
Jenis : Mass-Flow Bins
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Laju alir masuk : 57,0910 kg/jam
Volume : 4,8124 m3 Diameter valley : 0,2537m
Tinggi valley : 0,7614m
Ukuran Bin opening(valley) B : 1 m yang sesuai : 220
5.18 Screw Conyeyor (C-109)
5.18.1 Screw Conyeyor SiO2
Fungsi : Mengangkut SiO2 dari storage bins menuju
weigh scale
Jenis : horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Panjang : 10 m
Kondisi operasi : Temperatur : 30°C Tekanan : 1 atm
Daya conveyor : 1 hp.
5.18.2 Screw Conyeyor Coke
Fungsi : Mengangkut coke dari storage bins menuju
Jenis : horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Panjang : 10 m
Kondisi operasi : Temperatur : 30°C Tekanan : 1 atm Daya conveyor : 1 hp.
LC.18.3 Screw Conyeyor FePO4
Fungsi : Mengangkut FePO4 dari storage bins menuju
weigh scale
Jenis : horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Panjang : 10 m
Kondisi operasi : Temperatur : 30°C Tekanan : 1 atm Daya conveyor : 1/2 hp.
5.19 Mixer (M-101)
Fungsi : Mencampurkan semua bahan baku agar menjadi homogen. Jenis : Pan Muller
Jumlah : 2 unit
Bahan Konstruksi : Carbon steel, SA – 285, Grade C Kondisi operasi :
Temperatur : 30°C
Tekanan : 1 atm
Diameter tangki : 2,2186 m Tinggi tangki 2,2186 m Tebal dinding tangki : 5/16 in Daya standar motor : 225 hp
Fungsi : Mengubah dan membentuk slurry bahan baku menjadi pellet Jenis : Rotary drum Granulator
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Carbon steel, SA – 285, Grade C Laju alir slurry : 1300,1134 kg/ jam
Diameter tangki, D : 1,7396 m Panjang tangki, L : 3,4793 m Tebal shell : 5/16 in Daya motor : 12,5 hp
5.21 Bucket Elevator (C-110)
Fungsi : Mengangkut semua bahan baku dari pelletizing machine ke rotary kiln preheater
Jenis : Continuous-bucket Elevator
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Laju alir masuk : 5.280,9157 kg/jam
Faktor kelonggaran : 12 %
Kapasitas materi : 1,6430 kg/s Tinggi elevator = 25 ft
Ukuran bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in Jarak antar bucket= 12 in
Daya yang dibutuhkan : 1 1/2 hp
5. 22 Kompresor Udara (JC-101)
Fungsi : Menaikkan tekanan udara sebelum diumpankan ke burner Tipe : reciprocating compressor
Jumlah : 4 unit
Daya motor : 88 hp.
5.23 Rotary Kiln Preheater (B-102)
Fungsi : Memanaskan campuran bahan baku sampai suhu 6000C sebelum diumpankan ke electric furnace (B-103). Jenis : Direct Fired Rotary Kiln
Material konstruksi : Carbon Steel SA-285 grade C
Jumlah : 2 unit
gas stream range : 1500 lb/ft2.jam
Diameter : 3,0285 m
Panjang : 7,6672 m
Kecepatan putaran : 5 rpm Sudut inklinasi : 50. Daya motor : 33 hp. Tebal shell : 3/8 in
5. 24 Kompresor Udara (JC-102)
Fungsi : Menaikkan tekanan udara pembakar CO pada electric furnace
Tipe : reciprocating compressor
Jumlah : 1 unit
Tekanan masuk : 1 atm = 101,325 kPa Tekanan keluar : 1,2 atm = 121, 59 kPa Daya motor : 57 hp
5.25 Electric Furnace (B-103)
Fungsi : Tempat terjadinya reaksi pembentukan terbentuknya produk SiC.
Material konstruksi : Refractorybrick dengan dinding dalam magnesite (86.8% MgO, 6.3% Fe2O3, 3%, CaO, 2.6% SiO2), dinding tengah
kaolin insulating firebrick, dinding luar carbon steel plate SA-Grade B, dengan elektroda grafit.
Jumlah : 2 unit
D : 2,7335 m
L : 2,7335 m
Tebal diding tungku reduksi
Magnesite : 0,028 m
Kaolin insulating firebrick : 0,008 m
Carbon steel plate SA-135 Grade B : 0,028 m
5.26 Belt Conveyor (C-111)
Fungsi : Mengangkut produk dari electric furnace ke
cooling yard
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 16000C Jumlah materi : 2525,2525 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 1,2 x 2525,2525 kg/jam = 3030,3031 kg/jam : 3,0303 ton/jam
Panjang : 30 ft
Daya : ½ hp.
5.27 Belt Conveyor (C-112)
Fungsi : Mengangkut produk dari cooling yard ke
crusher
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
Suhu : 300C Jumlah materi : 2.525,2525 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 1,2 x 2.525,2525 kg/jam =3.303,3031 kg/jam : 3,0303 ton/jam
Panjang : 30 ft
Daya : 1 hp.
5.28 Crusher (SR-103)
Fungsi : Memecah/mengecilkan ukuran produk
Jenis : Smooth Roll crusher
Bahan konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 0,7015 kg/s
Daya : 5 hp
Diamete Roll : 24 in
Diameter Lump Max : 14 in Kecepatan Roll : 125 rpm
5.29 Belt Conveyor (C-113)
Fungsi : Mengangkut produk dari crusher ke bucket elevator
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Jumlah materi : 2.525,2525 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 1,2 x 2.525,2525 kg/jam =3.303,3031 kg/jam : 3,0303 ton/jam
Panjang : 15 ft
5.30 Bucket Elevator (C-114)
Fungsi : Mengangkut produk dari belt conveyor ke Silo
Jenis : Continuous-bucket Elevator
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 0,7856 kg/s
Tinggi elevator = 25 ft
Ukuran bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in Jarak antar bucket= 12 in
Daya : 1 hp.
5.31 SiC Silo (TT-106)
Fungsi : Menampung produk dari bucket elevator
Jenis : Mass-Flow Bins
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 1,2 x 2.525,2525 kg/jam Volume ruang yang dibutuhkan : 208,9394 m3
Diameter valley : 0,8920m
Tinggi valley : 2,6761m
Ukuran Bin opening(valley) B : 0,89 m yang sesuai : 220.
5.32 Belt Conveyor (C-115)
Fungsi : Mengangkut produk dari crusher ke bucket elevator
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Kondisi : Tekanan : 1 atm Suhu : 300C Jumlah materi : 2.525,2525 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 1,2 x 2.525,2525 kg/jam =3.303,3031 kg/jam : 3,0303 ton/jam
Panjang : 100 ft
Daya : 2 hp
5.33 Gudang Penyimpanan Produk SiC (TT-107)
Fungsi : Menyimpan produk SiC selama 30 hari.
Jenis : Gedung berbentuk balok dengan atap berbentuk
limas.
Bahan Kontruksi : Bangunan Beton
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Ukuran : Panjang = 20 m
Lebar = 22 m Tinggi = 5 m
5.34 Kompresor Gas Buang (JC-103)
Fungsi : Menaikkan tekanan dan mengalirkan gas buang dari rotary kiln pre-heater menuju mixing point
Tipe : reciprocating compressor
Jumlah : 4 unit
P1 : tekanan masuk = 1 atm = 101,325 kPa
P2 : tekanan keluar = 5 atm = 506,625 kPa
Daya motor standar : 829 hp
5. 35 Kompresor Gas Buang (C-104)
Fungsi : Menaikkan tekanan dan mengalirkan gas buang dari
electric furnace menuju mixing point
Jumlah : 4 unit
P1 : tekanan masuk = 1 atm = 101,325 kPa
P2 : tekanan keluar = 5 atm = 506,625 kPa
Daya motor : 1028 hp
5. 36 Gas Turbine (JJ-201)
Fungsi : mengubah energi panas gas buang menjadi energi mekanik yang akan menggerakkan generator untuk membangkitkan listrik.
Jenis : Automatic Exctraction Turbine
Bahan konstruksi : Carbon Steel
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Laju alir, F = 23.205,354 kg/jam Tekanan suction, P1 = 5 atm
Suhu suction, T1 = 1031 oC = 1304 K
Tekanan discharge, P2 = 1 atm
Suhu discharge, T2 = 600 oC = 873 K
Effisiensi turbin, t = 80%
Effisiensi generator, G = 94%
Effisiensi transmisi, tr = 100%
Daya turbin,Pt = 11.545.220,54 kJ/jam
Daya semu (NG = 8.682.005,846 kJ/jam
Daya nyata = 1,93 MW
5.37 Steam Boiler (E-201)
Fungsi : Menyediakan superheated steam
Jenis : Water tube boiler
Bahan Konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1
- L = 30 ft
-Diameter tube 16 in
-Luas permukaan pipa, a = 4,189 ft2/ft -jumlah tube = 500 buah
5. 38 Steam Turbine (JJ-202)
Fungsi : Mengubah energi panas dari uap yang dibangkitkan boiler menjadi energi mekanik berupa putaran poros turbin untuk menggerakkan generator pembangkit listrik.
Desain : Automatic Exctraction Turbine
Bahan konstruksi : Carbon Steel
Jumlah :1 unit
Kondisi operasi :
Laju alir, F = 7300 kg/jam Tekanan suction, P1 = 148 atm
Suhu suction, T1 = 565 oC
Tekanan discharge, P2 = 0,1 atm
Suhu discharge, T2 = 46 oC
Effisiensi turbin, t = 85%
Effisiensi generator, G = 94 %
Effisiensi transmisi, tr = 100%
Pt = 2, 064 MW
Daya semu (NG) : 6.984.897,391 kJ/jam
P (daya nyata):
NG = 6.984.897,391 kJ/jam
5.39 Cooling Yard (A-101)
Fungsi : Mendinginkan produk selama 3 hari
Jenis : Gedung berbentuk balok dengan atap berbentuk
limas dengan satu sisi dinding terbuka
Bahan Kontruksi : Bangunan Beton
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C
Laju alir : 2.525,2525 kg/jam
Perhitungan desain bangunan : Panjang = 20 m
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi
Instrumentasi adalah alat-alat yang digunakan untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diperlukan pengawasan (monitoring) yang terus menerus terhadap operasi pabrik kimia dan intervensi dari luar (external intervention) untuk mencapai tujuan operasi. Hal ini dapat terlaksana melalui suatu rangkaian peralatan (alat ukur, kerangan, pengendali, dan komputer) dan intervensi manusia (plant managers, plants operators) yang secara bersama membentuk control system. Dalam pengoperasian pabrik diperlukan berbagai prasyarat dan kondisi operasi tertentu sehingga diperlukan usaha-usaha pemantauan terhadap kondisi
operasi pabrik dan pengendalian proses supaya kondisi operasinya stabil (Poerwanto, 2008).
Agar proses selalu stabil dibutuhkan instalasi alat-alat pengendalian. Alat-alat pengendalian dipasang dengan tujuan (Hutagalung, 2008):
1. Menjaga keamanan dan keselamatan kerja
Keamanan dalam operasi suatu pabrik kimia merupakan kebutuhan primer untuk orang-orang yang bekerja di pabrik dan untuk kelangsungan perusahaan. Untuk menjaga terjaminnya keamanan, berbagai kondisi operasi pabrik seperti tekanan operasi, temperatur, konsentrasi bahan kimia, dan lain sebagainya harus dijaga tetap pada batas-batas tertentu yang diizinkan.
2. Memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan
Pabrik harus menghasilkan produk dengan jumlah tertentu (sesuai kapasitas desain) dan dengan kualitas tertentu sesuai spesifikasi. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem pengendali untuk menjaga tingkat produksi dan kualitas produk yang diinginkan.
3. Menjaga peralatan proses dapat berfungsi sesuai yang diinginkan dalam desain.
dipertahankan NPSH, temperatur dan tekanan pada reaktor harus dijaga agar tetap beroperasi aman dan konversi menjadi produk optimal, isi tangki tidak boleh luber ataupun kering, serta masih banyak kendala lain yang harus diperhatikan.
4. Menjaga agar operasi pabrik tetap ekonomis.
Operasi pabrik bertujuan menghasilkan produk dari bahan baku yang memberi keuntungan yang maksimum, sehingga pabrik harus dijalankan pada kondisi yang menyebabkan biaya operasi menjadi minimum dan laba yang diperoleh menjadi maksimum.
5. Memenuhi persyaratan lingkungan
Operasi pabrik harus memenuhi berbagai peraturan lingkungan yang memberikan syarat-syarat tertentu bagi berbagai buangan pabrik kimia.
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrumen adalah (Considine, 1985) :
1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan.
2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas, pH, humiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan variabel lainnya.
Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari : 1. Elemen Perasa / sensing (Primary Element)
Elemen yang merasakan (menunjukkan) adanya perubahan dari harga variabel yang diukur.
2. Elemen pengukur (measuring element)
Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya perubahan temperatur, tekanan, laju aliran, maupun tinggi fluida. Perubahan ini merupakan sinyal dari proses dan disampaikan oleh elemen pengukur ke elemen pengontrol.
3. Elemen pengontrol (controlling element)
diinginkan). Dengan demikian elemen ini dapat segera memperkecil ataupun meniadakan penyimpangan yang terjadi.
4. Elemen pengontrol akhir (final control element)
Elemen ini merupakan elemen yang akan mengubah masukan yang keluar dari elemen pengontrol ke dalam proses sehingga variabel yang diukur tetap berada dalam batas yang diinginkan dan merupakan hasil yang dikehendaki.
Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis dan semi otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengendalian yang dilakukan dengan mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel yang dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengembalikan variabel pada kondisi semula, instrumen ini bekerja sebagai controller. Pengendalian secara semi otomatis adalah pengendalian yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada variabel yang dikontrol. Untuk mengubah variabel-variabel ke nilai yang diinginkan dilakukan usaha secara manual, instrumen ini bekerja sebagai pencatat (recorder).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen-instrumen adalah (Peter, dkk., 2004) :
1. Range yang diperlukan untuk pengukuran 2. Level instrumentasi
3. Ketelitian yang dibutuhkan 4. Bahan konstruksinya
5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses
Instrumentasi yang umum digunakan dalam pabrik adalah : 1. Untuk variabel temperatur:
Temperature Indicator (TI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk menunjukkan temperatur dari suatu alat.
controller, para engineer dapat melakukan pengendalian terhadap peralatan sehingga temperatur peralatan tetap berada dalam range yang diinginkan.
Temperature controller kadang-kadang juga dapat mencatat temperatur dari suatu peralatan secara berkala (Temperature Recorder).
Temperature Indicator Control Alarm (TICA) adalah instrumen yang digunakan untuk tiga fungsi instrumen temperatur sekaligus yaitu menunjukkan, mengkontrol temperatur dan membunyikan alarm jika terjadi perubahan temperatur dari suatu peralatan
2. Untuk variabel tinggi permukaan cairan
Level Indicator (LI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk menunjukkan ketinggian cairan dalam suatu alat.
Level Controller (LC) adalah instumentasi yang digunakan untuk mengkontrol ketinggian cairan dalam suatu alat. Dengan menggunakan level controller, para engineer juga dapat melakukan pengendalian ketinggian cairan dalam peralatan tersebut.
3. Untuk variabel tekanan
Pressure Indicator (PI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk menunjukkan tekanan operasi suatu alat.
Pressure Controller (PC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati tekanan operasi suatu alat. Para engineer juga dapat melakukan perubahan tekanan dari peralatan operasi. Pressure controller dapat juga dilengkapi pencatat tekanan dari suatu peralatan secara berkala (Pressure Recorder).
Pressure Indicator Control Alarm (PICA) adalah instrumen yang digunakan untuk tiga fungsi instrumen tekanan sekaligus yaitu menunjukkan tekanan, membunyikan alarm jika terjadi perubahan tekanan dan mengkontrol tekanan dari suatu peralatan
4. Untuk variabel aliran bahan
Flow Controller (FC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati laju alir bahan yang melalui suatu alat dan bila terjadi perubahan dapat melakukan pengendalian.
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Silikon Karbida
No Nama alat Jenis instrumen Kegunaan
1. Tangki cairan LI Menunjukkan tinggi cairan dalam tangki
2. Pompa FC Mengontrol laju alir cairan dalam pipa
3. Mixer LC Mengontrol tinggi bahan dalam Mixer
4. Electric Furnace TC Mengontrol temperatur dalam Electric
Furnace
5. Steam Boiler
PC Mengontrol tekanan dalam Steam Boiler
FC Mengontrol laju alir air masuk ke dalam Steam Boiler
6. Compressor PC
Mengontrol tekanan operasi dalam kompresor
7. Rotary Kiln
Preheater TC
Mengontrol suhu dalam Rotary Kiln Preheater
8. Conveyor FC Mengontrol laju alir bahan pada conveyor
6.2 Keselamatan Kerja Pabrik
tanggung jawab dan kewajiban para perancang untuk merencanakannya. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk menjamin adanya keselamatan kerja adalah sebagai berikut (Alamsyah, 2007):
1. Penanganan dan pengangkutan bahan harus seminimal mungkin . 2. Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik. 3. Jarak antar mesin-mesin dan peralatan lain cukup luas.
4. Setiap ruang gerak harus aman dan tidak licin.
5. Setiap mesin dan peralatan lainnya harus dilengkapi alat pencegah kebakaran. 6. Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya. 7. Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran.
6.3 Keselamatan Kerja Pada Pabrik Pembuatan Silikon Karbida Dalam rancangan pabrik pembuatan Silikon Karbida, usaha-usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan sebagai berikut:
6.3.1 Pencegahan Terhadap Kebakaran dan Ledakan
Pencegahan kebakaran dan ledakan adalah usaha mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan
Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapainya.
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan dari (Safe, 2000) :