BAB III
NERACA MASSA
Hasil perhitungan mundur neraca massa pada proses produksi silikon karbida dari pasir silika dan karbon dengan kapasitas 20.000 ton/tahun, dapat diuraikan sebagai berikut :
Basis perhitungan = 1 jam operasi Waktu bekerja/tahun = 330 hari
1 hari = 24 jam
Satuan operasi = kg/jam
3.1 Mixer (M-101)
Tabel 3.1 Neraca massa pada Tangki Mixer (M-101)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 5 Alur 4 Alur 6
10Na2O.30SiO2.60H2O 556,6371 - -
SiO2 - 4.838,4606 5.125,1287
C - 3.082,9129 3.082,9129
FePO4 - 85,6365 85,6365
Na2O - - 98,5025
H2O - - 171,4665
Subtotal 556,6371 8.007,0100 8.563,6471
3.2 Pelletizing Machine (L-102)
Tabel 3.2 Neraca massa pada Pelletizing Machine (L-102)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 6 Alur 7 Alur 8
SiO2 5.125,1287 - 5.125,1287
C 3.082,9129 - 3.082,9129
FePO4 85,6365 - 85,6365
Na2O 98,5025 - 98,5025
H2O 171,4665 1.183,3687 1.354,8352
Subtotal 8.563,6471 1.183,3687 9.747,0158
Total 9.747,0158 9.747,0158
3.3 Burner (B-101)
Tabel 3.3 Neraca massa pada Burner (B-101)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 10 Alur 11 Alur 13
CH4 482,0449 - -
C2H6 75,2953 - -
C3H6 18,4027 - -
C4H8 24,2571 - -
O2 - 3.949,9115 1.592,9880
N2 - 13.008,5023 13.008,5023
CO2 - - 1.671,2871
H2O - - 1.285,6364
Subtotal 600,0000 16.958,4138 17.558,4138
3.4 Rotary Kiln Preheater (B-102)
Tabel 3.4 Neraca Massa Rotary Kiln Preheater (B-102)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 9 Alur 13 Alur 15 Alur 14
SiO2 5.125,1287 - 5.125,1287 -
C 3.082,9129 - 3.082,9129 -
FePO4 85,6365 - 85,6365 -
Na2O 98,5025 - 98,5025 -
O2 - 1.592,9880 - 1.592,9880
N2 - 13.008,5023 - 13.008,5023
CO2 - 1.671,2871 - 1.671,2871
H2O 1.354,8352 1.285,6364 - 2.640,4716
Subtotal 9.747,0158 17.558,4138 8.392,1806 18.913,2490
Total 27.305,4296 27.305,4296
3.5 Electric Furnace (B-103)
Tabel 3.5 Neraca Massa di Electric Furnace (B-103)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 15 Alur 16 Alur 17 Alur 18
SiO2 5.125,1287 - - 186,8109
C 3.082,9129 - - 121,5447
FePO4 85,6365 - - 85,6365
Na2O 98,5025 - - 98,5025
O2 - 2.629,8837 - -
N2 - 8.661,1680 8661,1680 -
CO2 - - 7234,1854 -
SiC - - - 3.295,3842
Subtotal 8.392,1806 11.291,0517 15.895,3534 3.787,8788
3.6 Mixing Point (M-102)
Tabel 3.6 Neraca Massa di Mixing Point (M-102)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 22 Alur 23 Alur 24
O2 1.592,9880 - 1.592,9880
N2 13.008,5023 8661,1680 21.669,6703
CO2 1.671,2871 7234,1854 8.905,4725
H2O 2.640,4716 - 2.640,4716
Subtotal 18.913,2490 15895,3534 34.808,6025
Total 34.808,6025 34.808,6025
3.7 Steam Boiler (E-201)
Tabel 3.7 Neraca Massa di Steam Boiler (E-201) Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 24 Alur 26 Alur 28 Alur 27
O2 1.592,9880 - - 1.592,9880
N2 21.669,6703 - - 21.669,6703
CO2 8.905,4725 - - 8.905,4725
H2O 2.640,4716 24.016,2058 24.016,2058 2.640,4716 Subtotal 34.808,6025 24.016,2058 24.016,2058 34.808,6025
BAB IV
NERACA ENERGI
Basis perhitungan = 1 jam Satuan operasi = kJ/jam Temperatur referensi = 25oC (298 K)
4.1 Pelletizing Machine (L-102)
Tabel 4.1 Neraca Panas Pelletizing Machine (L-102)
Komponen Masuk (kJ) Keluar (kJ)
SiO2 156.994,2867 196.313,0313
C 135.896,1639 159.650,8941
Na2O 269,4703 1.668,7526
FePO4 550,6137 830,4358
H2O 3.566,2332 10.714,6635
Jumlah 297.276,7679 369.177,7774
Q 71.901,0095 -
Total 369.177,7774 369.177,7774
4.2 Bucket Elevator (C-110)
Tabel 4.2 Neraca Panas Bucket Elevator (C-110)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H8 H9
SiO2 196.313,0313 176.541,0481
C 159.650,8941 147.630,8532
Na2O 1.668,7526 1.107,0712
FePO4 830,4358 546,0781
H2O 10.714,6635 7.137,8942
Jumlah 369.177,7774 332.962,9448
Q - 36.214,8326
4.3 Burner (B-101)
Tabel 4.3 Neraca Panas pada Burner (B-101)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H10 H12 H13
CH4 7.669,0199 - -
C2H6 665,6076 - -
C3H8 154,4995 - -
C4H10 204,7761 - -
O2 - 18.181,0788 1.368.687,9449
N2 - 77.862,7303 22.986.992,0204
CO2 - - 1.551.678,4385
H2O - - 3.721.043,2095
Jumlah 8.693,9032 96.043,8091 29.628.401,6133
Sub Total 104.737,7123 29.628.401,6133
∆Hr 29.523.663,9010 -
Total 29.628.401,6133 29.628.401,6133
4.4 Rotary Kiln Pre-Heater (B-102)
Tabel 4.4 Neraca Panas Rotary Kiln Pre-Heater (B-102)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H9 H13 H15 H14
SiO2 176.541,0481 - 4.007.033,8625 -
C 147.630,8532 - 2.510.690,8311 -
FePO4 546,0781 - 56.396,8703 -
Na2O 1.107,0712 - 88.032,5002 -
H2O 7.137,8942 3.721.043,2095 - 7.401.502,9396
N2 - 22.986.992,0204 - 13.713.556,8035
CO2 - 1.551.678,4385 - 1.231.122,8678
Jumlah 332.962,9448 29.628.401,6133 666.2154,0641 23.299.210,4939
Sub Total 29.961.364,5581 29.961.364,5581
4.5 Electric Furnace (B-103)
Tabel 4.5 Neraca Panas Electric Furnace (B-103)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H15 H16 H17 H18
SiO2 4.007.033,8625 - - 383.393,0281
C 2.510.690,8311 - - 356.468,8006
FePO4 56.396,8703 - - 214.863,0053
Na2O 88.032,5002 - - 328.883,9479
SiC - - - 6.298.498,8766
O2 - 12.105,1121 - -
N2 - 57.577,1166 37.057.546,7412 -
CO2 - 11.774.571,9283 -
Jumlah
6.662.154,0641 69.682,2287 48.832.118,6695 7.582.107,6585
Sub Total
6.731.836,2929
56.414.226,3280
∆Hr
4.692.961,5647 -
Q
44.989.428,4704 -
Total 56.414.226,3280 56.414.226,3280
4.6 Cooling Yard (A-101)
Tabel 4.6 Neraca Panas pada Cooling Yard (A-101)
Komponen Qin (kJ/jam) Qout (kJ/jam)
Umpan 7.582.107,6585 -
Produk - 96.114,6300
Udara - 7.485.993,0285
4.7 Mixing Point (M-102)
Tabel 4.7 Neraca Panas Mixing Point (M-102)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H22 H23 H24
O2 953.027,8831 1.667.505,3763
H2O 7.427.193,9471 8.128.105,6669
N2 13.713.556,8035 37.057.546,7412 52.175.099,9145 CO2 1.231.122,8678 11.774.571,9283 10.186.309,2133 Jumlah 23.324.901,5015 48.832.118,6695 72.157.020,1709 Sub Total 72.157.020,1709 72.157.020,1709
∆Hr -
Q -
Total 72157020.1709 72.157.020,1709
4.8 Gas Turbine (JJ-201)
Tabel 4.8 Neraca Panas Gas Turbine (JJ-201)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H24 H25
O2 1.667.505,3763 911.312,2941
H2O 8.128.105,6669 7.203.565,6160
N2 52.175.099,9145 21.514.581,4122
CO2 10.186.309,2133 5.381.293,3871
Jumlah 72.157.020,1709 35.010.752,7095
W 17.317.828,1748
∆Hr - -
Q - 19.828.439,2866
4.9 Steam Boiler (E-201)
Tabel 4.9 Neraca Panas Steam Boiler (E-201)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H25 H26 H28 H27
O2 1.667.505,3763 - - 111.138,3809
CO2 10.186.309,2133 - - 589.563,7085
N2 52.175.099,9145 - - 2.019.369,1017
H2O 8.128.105,6669 2.983.999,0374 28.258.095,2870 7.016.585,2688 Jumlah 35.010.752,7095 2.983.999,0374 28.258.095,2870 9.736.656,4599
Sub Total 37.994.751,7469 37.994.751,7469
∆Hr - -
Q - -
Total 37.994.751,7469 37.994.751,7469
4.10 Steam Turbine (JJ-202)
Tabel 4.10 Neraca Panas Steam Turbine (JJ-202)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H28 H29
H2O 28258095.2870 22774138.5000
Jumlah 28258095.2870 22774138.5000
Sub Total 28258095.2870 22774138.5000
W - 11146112.8575
∆Hr - -
Q 5662156.0705 -
LAMPIRAN C
SPESIFIKASI PERALATAN
5.1 Gudang Penyimpanan FePO4 (TT-101)
Fungsi : Menyimpan bahan-bahan FePO4 sebelum
diproses selama 30 hari.
Jenis : Gedung berbentuk balok dengan atap berbentuk limas.
Bahan Kontruksi : Bangunan Beton
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C
Kapasitas : 21,4983 m3
Ukuran : Panjang = 4 m Lebar = 4 m Tinggi = 5 m
5.2 Gudang Penyimpanan Pasir Silika (SiO2) (TT-102)
Fungsi : Menyimpan bahan-bahan SiO2 sebelum
diproses selama 30 hari.
Jenis : Gedung berbentuk balok dengan atap berbentuk limas.
Bahan Kontruksi : Bangunan Beton
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Kapasitas : 1.841,8309 m3
Lebar = 33 m Tinggi = 5 m
5.3 Gudang Penyimpanan Coke (TT-103)
Fungsi : Menyimpan bahan-bahan coke sebelum
diproses selama 30 hari.
Jenis : Gedung berbentuk balok dengan atap berbentuk limas.
Bahan Kontruksi : Bangunan Beton
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Kapasitas : 4.035,8133 m3
Ukuran : Panjang = 40 m
Lebar = 51 m Tinggi = 5 m
5.4 Tangki Penyimpanan Larutan 10Na2O.30SiO2.60H2O (TT-104)
Fungsi : Menyimpan bahan 10Na2O.30SiO2.60H2O sebelum diproses selama 30 hari
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA – 285 Grade C
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Tekanan : 1 atm Temperatur : 30 oC Kebutuhan perancangan : 30 hari
Tebal dinding tangki : 5/8 in
5.5 Belt Conveyor (C-101)
Fungsi : Mengangkut FePO4 dari gudang penyimpanan ke belt conveyor feeder
Jenis : Horizontal belt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Kapasitas materi : 102,7638 kg/jam
Panjang : 100 ft
Daya conveyor : 1 hp
5.6 Belt Conveyor (C-102)
Fungsi : Mengangkut pasir silika (SiO2) dari gudang penyimpanan ke screen
Jenis : Horizontal belt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300 Kapasitas materi : 5.806,1527 kg/jam
Panjang : 50 ft
Daya conveyor : 2 hp
5.7 Belt Conveyor (C-103)
Fungsi : Mengangkut pasir silika (SiO2) dari screen ke
grinder
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300 Kapasitas materi : 5.806,1527 kg/jam
Panjang : 30 ft
Daya conveyor : 1½ hp. 5.8 Belt Conveyor (C-104)
Fungsi : Mengangkut pasir silika (SiO2) dari grinder ke
belt conveyor feeder
Jenis : Horizontal belt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300 Kapasitas materi : 5.806,1527 kg/jam
Panjang : 50 ft
Daya conveyor : 2 hp
5-9 Belt Conveyor (C-105)
Fungsi : Mengangkut coke dari gudang penyimpanan ke
grinder
Jenis : Horizontal belt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Kapasitas materi : 3.699,4955 kg/jam
Panjang : 50 ft
Daya conveyor : 1½ hp
5. 10 Belt Conveyor (C-106)
Fungsi : Mengangkut coke dari grinder ke belt conveyor
feeder
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Kapasitas materi : 3.699,4955 kg/jam
Panjang : 50 ft
Daya conveyor : 1½ hp 5.11 Screen (S-101)
Fungsi : Sebagai alat untuk memisahkan pasir silika (SiO2) dari partikel-partikel lain yang berukuran lebih besar
Jenis : Vibrating Screen
Bahan konstruksi : Stainless steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas screen : 1,8272 m3/jam
Screen Size : 30” x 60 “
Sieve Clear Opening : 0,0195 in = 0,495 mm
Nominal Wire Diameter = 0,3 mm: 0,0118 in
Daya motor : 2 Hp Kecepatan : 1800 rpm
5.12 Grinder (SR-101)
Fungsi : Sebagai alat untuk lebih menghaluskan pasir silika (SiO2)
Jenis : Ring-Roll Grinder
Bahan konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 4.838,4606 kg/jam
Daya motor : 10 Hp
Diameter Ring : 24 in Diameter Roll : 14 in
5.13 Grinder (SR-102)
Fungsi : Sebagai alat untuk lebih menghaluskan coke
Jenis : Ring-Roll Grinder
Bahan konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 3.699,4955 kg/jam
Ukuran grinder :
Daya motor = 75 Hp Diameter Ring = 44 in Diameter Roll = 18 in Kecepatan Roll = 70 rpm
5.14 Pompa (P-101)
Fungsi : Memompa larutan natrium silikat 10Na2O.30SiO2.60H2O dari tangki ke Mixer
Jenis Pompa : Centrifugal Pump Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Tekanan = 1 atm
Temperatur = 30 oC Spesifikasi :
Ukuran nominal pipa = 3/8 in - Schedule pipa = 40
- Inside Diameter = 0,493 in = 0,0411 ft (0,0125 m) - Outside Diameter = 0,675 in
- Luas penampang pipa (A) = 0,00133ft2
Kerja Poros = 5.796,0270 J/kg Daya pompa, P = 1½ hp.
5.15 Belt Conveyor Feeder (C-107)
Fungsi : Mengangkut semua bahan baku dari belt
conveyor pasir silika (SiO2) bahan ke bucket
elevator
Jenis : Horizontal Belt Conveyor with hopper
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C, Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 5.806,1527 kg/jam
Panjang : 20 ft
Daya conveyor : 1½ hp.
Ukuran Hopper : panjang hopper = 1 m
tinggi hopper = 2 m
lebar hopper = 1,3 m
5.15.2 Belt Conveyor Feeder Coke
Fungsi : Mengangkut semua bahan baku dari belt
conveyor coke bahan ke bucket elevator
Jenis : Horizontal Belt Conveyor with hopper
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 3.699,4955 kg/jam
Panjang : 20 ft
Daya conveyor : 1 hp
Ukuran Hopper : panjang hopper = 1,5 m
tinggi hopper = 2 m lebar hopper = 1,3 m
5.15.3 Belt Conveyor Feeder FePO4
Fungsi : Mengangkut semua bahan baku dari belt
conveyor FePO4 bahan ke bucket elevator Jenis : Horizontal Belt Conveyor with hopper
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 102,7638 kg/jam
Panjang : 20 ft
Daya : 1 hp
Ukuran Hopper : panjang hopper = 0,25 m
tinggi hopper = 0,5 m
lebar hopper = 0,5 m
5.16 Bucket Elevator (C-108)
5.16.1 Bucket Elevator SiO2
Fungsi : Mengangkut pasir silika SiO2 dari belt conveyor
feeder ke storage bins
Jenis : Continuous-bucket Elevator
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Laju alir masuk : 4.838,4606 kg/jam
Faktor kelonggaran : 12 %
Kapasitas materi : 5.419,0759 kg/jam Spesifikasi :
• Tinggi elevator = 25 ft
• Ukuran bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in • Jarak antar bucke t = 12 in
Daya : 1½ hp.
5.16.2 Bucket Elevator Coke
Fungsi : Mengangkut Coke dari belt conveyor feeder ke
storage bins
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C
Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 3.452,8625 kg/jam
Spesifikasi :
• Tinggi elevator = 25 ft
• Ukuran bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in • Jarak antar bucke t = 12 in
Daya : 1 hp
5.16.3 Bucket Elevator FePO4
Fungsi : Mengangkut pasir silika FePO4 dari belt
conveyor feeder ke storage bins
Jenis : Continuous-bucket Elevator
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 95,9128 kg/jam
Spesifikasi :
• Tinggi elevator = 25 ft
• Ukuran bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in • Jarak antar bucket = 12 in
Daya : 1/2 hp.
5.17 Storage Bins (TT-105)
5.17.1 Storage Bins SiO2
Fungsi : Menampung pasir silika (SiO2) dari bucket
elevator
Jenis : Mass-Flow Bins
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 5.806,1527 kg/jam
Volume : 442,0394 m3 Diameter valley : 1,1451m
Tinggi valley : 3,4354m
Ukuran Bin opening(valley) B : 1,2 m θ sesuai : 220.
5.17.2 Storage Bins Coke
Fungsi : Menampung coke dari bucket elevator
Jenis : Mass-Flow Bins
Jumlah : 2 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Volume : 484,2976m3
Diameter valley : 1,1805m
Tinggi valley : 3,5415m
Ukuran Bin opening(valley) B: 1,2 m θ sesuai : 220.
5.17.3 Storage Bins FePO4
Fungsi : Menampung FePO4 dari bucket elevator
Jenis : Mass-Flow Bins
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Volume : 7,2183 m3
Diameter valley : 0,2905m
Tinggi valley : 0,8716m
θ yang sesuai : 220.
5.18 Screw Conyeyor (C-109)
5.18.1 Screw Conyeyor SiO2
Fungsi : Mengangkut SiO2 dari storage bins menuju
weigh scale
Jenis : horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Panjang : 10 m
Kondisi operasi : Temperatur : 30°C Tekanan : 1 atm
Daya : 1½ hp.
5.17.2 Screw Conyeyor Coke
Fungsi : Mengangkut coke dari storage bins menuju
weigh scale
Jenis : horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Panjang : 10 m
Kondisi operasi : Temperatur : 30°C Tekanan : 1 atm Daya conveyor : 1½ hp.
5.18.3 Screw Conyeyor FePO4
Fungsi : Mengangkut FePO4 dari storage bins menuju
weigh scale
Jenis : horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Panjang : 10 m
5.19 Mixer (M-101)
Fungsi : Mencampurkan semua bahan baku agar menjadi homogen Jenis : Pan Muller
Jumlah : 1 unit
Bahan Konstruksi : Carbon steel, SA – 285, Grade C Kondisi operasi :
Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Dimensi Pencampur :
Volume Tangki, Vt = 15,0009 m³ Diameter, D = 2,5396 m t
Tinggi tangki = 3,5597 m Tebal shell tangki = 5/16 in Daya standard = 280 hp (Perrys)
5.20 Pelletizing Machine (L-1023)
Fungsi : Mengubah dan membentuk slurry bahan baku menjadi pellet Jenis : Rotary drum Granulator
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Carbon steel, SA – 285, Grade C Volume : 12,3982 m3
Diamater tangki : 1,9914 m Panjang tangki, L : 3,9741 m Daya : 14,3907 hp. Tebal shell : 5/16 in
5.21 Bucket Elevator (C-110)
Fungsi : Mengangkut semua bahan baku dari pelletizing
machine ke rotary kiln preheater
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 10916,6577 kg/jam Spesifikasi :
• Tinggi elevator = 25 ft
• Ukuran bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in • Jarak antar bucket = 12 in
Daya : 2 hp.
5. 22 Kompresor Udara (JC-101)
Fungsi : Menaikkan tekanan udara sebelum diumpankan ke burner Tipe : reciprocating compressor
Jumlah : 4 unit dengan 1 tahap Laju alir udara masuk : 4.239,6035 kg/jam
P1 : tekanan masuk = 1 atm = 101,325 kPa P2 : tekanan keluar = 2 atm = 202,650 kPa
Daya : 132 hp
5.23 Rotary kiln Preheater (B-102)
Fungsi : Memanaskan campuran bahan baku sampai suhu 6000C sebelum diumpankan ke Electric furnace (B-103). Jenis : Direct Fired Rotary Kiln
Material konstruksi : Carbon Steel SA-285 grade C
Jumlah : 1 unit
Diameter : 3,7575 m
Panjang : 8,390
Kecepatan putaran : 5 rpm Sudut inklinasi : 50.
m
5. 24 Kompresor Udara (JC-102)
Fungsi : Menaikkan tekanan udara pembakar CO pada Electric
furnace (B-103)
Tipe : reciprocating compressor Jumlah : 2 unit
Laju alir udara masuk : 5.645,5256 kg/jam P1 tekanan masuk : 1 atm = 101,325 kPa P2, tekanan keluar :1,2 atm = 121,59 kPa Daya motor : 43 hp
5.25 Electric Furnace (B-103)
Fungsi : Tempat terjadinya reaksi pembentukan terbentuknya produk SiC.
Jenis : Electric Arc Furnace
Material konstruksi : Refractory brick dengan dinding dalam magnesite (86.8% MgO, 6.3% Fe2O3, 3%, CaO, 2.6% SiO2), dinding tengah
kaolin insulating firebrick, dinding luar carbon steel plate
SA-Grade B, dengan elektroda grafit.
Jumlah : 2 unit
Magnesite : 0,028 m
Kaolin insulating firebrick : 0,008 m
Carbon steel plate SA-135 Grade B : 0,028 m
Daya, P : 1616,1009 hp
5.25 Belt Conveyor (C-111)
Fungsi : Mengangkut produk dari electric furnace ke
cooling yard
Jenis : Horizontal belt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 16000C Jumlah materi : 3.787,8788 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 4.545,4646 kg/jam
Panjang : 30 ft
Daya : 1 hp
5.26 Belt Conveyor (C-112)
Fungsi : Mengangkut produk dari cooling yard ke
crusher
Jenis : Horizontal belt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Jumlah materi : 3.787,8788 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 4.545,4646 kg/jam
Panjang : 30 ft
5.27 Crusher (SR-103)
Fungsi : Memecah/mengecilkan ukuran produk
Jenis : Smooth Roll crusher
Bahan konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 3.787,8788 kg/jam = 1,0522 kg/s
Diamete Roll : 24 in
Diameter Lump Max : 14 in
Kecepatan Roll : 125 rpm
Daya : 7 hp
5. Belt Conveyor (C-113)
Fungsi : Mengangkut produk dari crusher ke bucket
elevator
Jenis : Horizontal belt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Kapasitas materi : 4.545,4646 kg/jam
Panjang : 15 ft
Daya : 1 hp
5.28 Bucket Elevator (C-114)
Fungsi : Mengangkut produk dari belt conveyor ke Silo Jenis : Continuous-bucket Elevator
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C
Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 1,1785 kg/s
Spesifikasi :
• Ukuran bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in • Jarak antar bucket = 12 in
Daya : 1 hp
5.29 SiC Silo (TT-106)
Fungsi : Menampung produk dari bucket elevator
Jenis : Mass-Flow Bins
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Jumlah materi : 3.787,8788 kg/jam
Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 4.545,4546 kg/jam Volume : 313,4091 m3
Diameter valley : 1,0211m
Tinggi valley : 3,0633m
Ukuran Bin opening(valley) B : 1 m
θ : 220.
5.30 Belt Conveyor (C-115)
Fungsi : Mengangkut produk dari Silo ke Gudang Produk (TT-107)
Jenis : Horizontal belt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Kapasitas materi : 4.545,4546 kg/jam
Panjang : 100 ft
Daya : 2½ hp.
5.31 Gudang Penyimpanan Produk SiC (TT-107)
Jenis : Gedung berbentuk balok dengan atap berbentuk limas.
Bahan Kontruksi : Bangunan Beton
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Ukuran : Panjang = 24 m
Lebar = 28 m Tinggi = 5 m
5.32 Kompresor Gas Buang (JC-103)
Fungsi : Menaikkan tekanan dan mengalirkan gas buang dari rotary
kiln pre-heater menuju mixing point .
Tipe : reciprocating compressor
Jumlah : 5 unit
Laju alir udara masuk : 3.782,6347 kg/jam P1, tekanan masuk : 1 atm = 101,325 kPa P2, tekanan keluar : 5 atm = 506,625 kPa daya motor : 994 hp
5.33 Kompresor Gas Buang (JC-104)
Fungsi : Menaikkan tekanan dan mengalirkan gas buang dari Electric furnace menuju mixing point .
Tipe : Reciprocating Compressor
Jumlah : 4 unit dengan 1 tahap Laju alir gas masuk : 3.178,9704 kg/jam P1,tekanan masuk : 1 atm = 101,325 kPa P2: tekanan keluar : 5 atm = 506,625 kPa
Daya : 1233,08 hp
5. 36 Gas Turbine (JJ-201)
Fungsi : Pembangkit listrik
Bahan konstruksi : Carbon Steel
Jumlah : 1 unit Kondisi operasi:
Laju alir, F = 34.808.0257 kg/jam Tekanan suction, P1= 5 atm
Suhu suction, T1 = 1031 oC
Entalpi suction, h1= 1400,728 kJ/kg Tekanan discharge, P2= 1 atm Suhu discharge, T2= 600 oC = 873 K Effisiensi turbin, ηt = 80%
Effisiensi generator, ηG = 94% Effisiensi transmisi, ηtr = 100%
Daya turbin,Pt = 17.317.828,1748 kJ/jam Daya semu (NG)= 13.023.006,7975 kJ/jam
P (daya nyata) = 10.418.405,43 kJ/jam= 2,894 MW
5.37 Steam Boiler (E-201)
Fungsi : Menyediakan superheated steam Jenis : Water tube boiler
Bahan Konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Tube dengan spesifikasi:
- Panjang tube, L = 30 ft - Diameter tube 16 in
- Luas permukaan pipa, a′ = 4,189 ft2/ft -Jumlah tube, 559 buah
5. 38 Steam Turbine (JJ-202)
Fungsi : Mengubah energi dari uap yang dibangkitkan boiler menjadi energi mekanik berupa putaran poros turbin untuk
Bahan konstruksi : Carbon Steel
Jumlah :1 unit
Kondisi operasi:
Laju alir, F = 10.950 kg/jam Tekanan suction, P1 = 148 atm
Suhu suction, T1 = 565 oC
Tekanan discharge, P2 = 0,1 atm Suhu discharge, T2 = 46 oC
Effisiensi turbin, ηt = 85% Effisiensi generator, ηG = 94 % Effisiensi transmisi, ηtr = 100% Pt, = 11.146.112,8575 kJ/jam
Daya Semu (NG) = 10.477.346,0861 kJ/jam Daya Nyata= 8.905.744,1731 kJ/jam
5.39 Cooling Yard (A-101)
Fungsi : Mendinginkan produk selama 3 hari
Jenis : Gedung berbentuk balok dengan atap berbentuk limas dengan satu sisi dinding terbuka
Bahan Kontruksi : Bangunan Beton
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C
Desain bangunan : Panjang = 20 m
Lebar = 13 m Tinggi = 8 m
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi
intervention) untuk mencapai tujuan operasi. Hal ini dapat terlaksana melalui suatu
rangkaian peralatan (alat ukur, kerangan, pengendali, dan komputer) dan intervensi manusia (plant managers, plants operators) yang secara bersama membentuk control
system. Dalam pengoperasian pabrik diperlukan berbagai prasyarat dan kondisi
operasi tertentu sehingga diperlukan usaha-usaha pemantauan terhadap kondisi
operasi pabrik dan pengendalian proses supaya kondisi operasinya stabil (Poerwanto, 2008).
Agar proses selalu stabil dibutuhkan instalasi alat-alat pengendalian. Alat-alat pengendalian dipasang dengan tujuan (Hutagalung, 2008):
1. Menjaga keamanan dan keselamatan kerja
Keamanan dalam operasi suatu pabrik kimia merupakan kebutuhan primer untuk orang-orang yang bekerja di pabrik dan untuk kelangsungan perusahaan. Untuk menjaga terjaminnya keamanan, berbagai kondisi operasi pabrik seperti tekanan operasi, temperatur, konsentrasi bahan kimia, dan lain sebagainya harus dijaga tetap pada batas-batas tertentu yang diizinkan.
2. Memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan
Pabrik harus menghasilkan produk dengan jumlah tertentu (sesuai kapasitas desain) dan dengan kualitas tertentu sesuai spesifikasi. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem pengendali untuk menjaga tingkat produksi dan kualitas produk yang diinginkan.
3. Menjaga peralatan proses dapat berfungsi sesuai yang diinginkan dalam desain.
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam operasi proses produksi memiliki kendala-kendala operasional tertentu yang harus dipenuhi. Pada pompa harus dipertahankan NPSH, temperatur dan tekanan pada reaktor harus dijaga agar tetap beroperasi aman dan konversi menjadi produk optimal, isi tangki tidak boleh luber ataupun kering, serta masih banyak kendala lain yang harus diperhatikan.
4. Menjaga agar operasi pabrik tetap ekonomis.
kondisi yang menyebabkan biaya operasi menjadi minimum dan laba yang diperoleh menjadi maksimum.
5. Memenuhi persyaratan lingkungan
Operasi pabrik harus memenuhi berbagai peraturan lingkungan yang memberikan syarat-syarat tertentu bagi berbagai buangan pabrik kimia.
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrumen adalah (Considine, 1985) :
1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan.
2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas, pH, humiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan variabel lainnya.
Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari : 1. Elemen Perasa / sensing (Primary Element)
Elemen yang merasakan (menunjukkan) adanya perubahan dari harga variabel yang diukur.
2. Elemen pengukur (measuring element)
Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya perubahan temperatur, tekanan, laju aliran, maupun tinggi fluida. Perubahan ini merupakan sinyal dari proses dan disampaikan oleh elemen pengukur ke elemen pengontrol.
3. Elemen pengontrol (controlling element)
Elemen pengontrol yang menerima sinyal kemudian akan segera mengatur perubahan-perubahan proses tersebut sama dengan nilai set point (nilai yang diinginkan). Dengan demikian elemen ini dapat segera memperkecil ataupun meniadakan penyimpangan yang terjadi.
4. Elemen pengontrol akhir (final control element)
Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis dan semi otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengendalian yang dilakukan dengan mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel yang dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengembalikan variabel pada kondisi semula, instrumen ini bekerja sebagai controller. Pengendalian secara semi otomatis adalah pengendalian yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada variabel yang dikontrol. Untuk mengubah variabel-variabel ke nilai yang diinginkan dilakukan usaha secara manual, instrumen ini bekerja sebagai pencatat (recorder).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen-instrumen adalah (Peter, dkk., 2004) :
1. Range yang diperlukan untuk pengukuran
2. Level instrumentasi
3. Ketelitian yang dibutuhkan 4. Bahan konstruksinya
5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses
Instrumentasi yang umum digunakan dalam pabrik adalah : 1. Untuk variabel temperatur:
• Temperature Indicator (TI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
menunjukkan temperatur dari suatu alat.
• Temperature Controller (TC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
mengkontrol temperatur suatu alat. Dengan menggunakan temperature
controller, para engineer dapat melakukan pengendalian terhadap peralatan
sehingga temperatur peralatan tetap berada dalam range yang diinginkan.
Temperature controller kadang-kadang juga dapat mencatat temperatur dari
suatu peralatan secara berkala (Temperature Recorder).
• Temperature Indicator Control Alarm (TICA) adalah instrumen yang
digunakan untuk tiga fungsi instrumen temperatur sekaligus yaitu menunjukkan, mengkontrol temperatur dan membunyikan alarm jika terjadi perubahan temperatur dari suatu peralatan
• Level Indicator (LI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
menunjukkan ketinggian cairan dalam suatu alat.
• Level Controller (LC) adalah instumentasi yang digunakan untuk
mengkontrol ketinggian cairan dalam suatu alat. Dengan menggunakan level
controller, para engineer juga dapat melakukan pengendalian ketinggian
cairan dalam peralatan tersebut. 3. Untuk variabel tekanan
• Pressure Indicator (PI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
menunjukkan tekanan operasi suatu alat.
• Pressure Controller (PC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
mengamati tekanan operasi suatu alat. Para engineer juga dapat melakukan perubahan tekanan dari peralatan operasi. Pressure controller dapat juga dilengkapi pencatat tekanan dari suatu peralatan secara berkala (Pressure
Recorder).
• Pressure Indicator Control Alarm (PICA) adalah instrumen yang digunakan
untuk tiga fungsi instrumen tekanan sekaligus yaitu menunjukkan tekanan, membunyikan alarm jika terjadi perubahan tekanan dan mengkontrol tekanan dari suatu peralatan
4. Untuk variabel aliran bahan
• Flow Indicator (FI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
menunjukkan laju aliran bahan dalam suatu alat.
• Flow Controller (FC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
mengamati laju alir bahan yang melalui suatu alat dan bila terjadi perubahan dapat melakukan pengendalian.
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Silikon Karbida
No Nama alat Jenis instrumen Kegunaan
1. Tangki cairan LI Menunjukkan tinggi cairan dalam tangki 2. Pompa FC Mengontrol laju alir cairan dalam pipa
4. Electric Furnace TC Mengontrol temperatur dalam Electric
Furnace
5. Steam Boiler
PC Mengontrol tekanan dalam Steam Boiler FC Mengontrol laju alir air masuk ke dalam
Steam Boiler
6. Compressor PC
Mengontrol tekanan operasi dalam kompresor
7. Rotary Kiln
Preheater TC
Mengontrol suhu dalam Rotary Kiln
Preheater
8. Conveyor FC Mengontrol laju alir bahan pada conveyor
6.2 Keselamatan Kerja Pabrik
Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan pabrik pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi. Semakin tinggi tingkat keselamatan kerja dari suatu pabrik maka makin meningkat pula aktivitas kerja para karyawan. Hal ini disebabkan oleh keselamatan kerja yang sudah terjamin dan suasana kerja yang menyenangkan. Untuk mencapai hal tersebut adalah menjadi tanggung jawab dan kewajiban para perancang untuk merencanakannya. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk menjamin adanya keselamatan kerja adalah sebagai berikut (Alamsyah, 2007):
1. Penanganan dan pengangkutan bahan harus seminimal mungkin . 2. Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik. 3. Jarak antar mesin-mesin dan peralatan lain cukup luas.
4. Setiap ruang gerak harus aman dan tidak licin.
5. Setiap mesin dan peralatan lainnya harus dilengkapi alat pencegah kebakaran. 6. Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya. 7. Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran.
Dalam rancangan pabrik pembuatan Silikon Karbida, usaha-usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan sebagai berikut:
6.3.1 Pencegahan Terhadap Kebakaran dan Ledakan
Pencegahan kebakaran dan ledakan adalah usaha mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan
Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapainya.
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan dari (Safe, 2000) :
1. Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar matahari, reaksi kimia dan perubahan kimia.
2. Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik dan sebagainya.
3. Oksigen (tersedia di udara)
Peralatan Pencegahan Kebakaran (Safe, 2000) :
1. Memasang sistem alarm pada tempat yang strategis dan penting, seperti
power station, laboratorium, dan ruang proses.
2. Mobil pemadam kebakaran harus selalu dalam keadaan siap siaga di fire
station.
3. Fire Hydran ditempatkan di daerah storage, proses dan perkantoran.
ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.
4. Fire Extinguishers /APAR /Racun Api disediakan pada bangunan pabrik
untuk memadamkan api yang relatif kecil.
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari bahan kimia kering, busa (foam) dan CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia. 5. Gas Detector dipasang pada daerah proses, storage, dan daerah perpipaan
dan dihubungkan dengan gas alarm di ruang kontrol untuk mendeteksi kebocoran gas.
6. Detektor Asap (Smoke Detector)
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung.
7. Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut
Sesuai dengan peraturan yang tertulis dalam Peraturan Tenaga Kerja No.Per/13/Men/2003 tentang instalansi alarm kebakaran otomatis, yaitu (Frankiest, 2003) :
1. Detektor Kebakaran, merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi secara dini adanya suatu kebakaran awal. Alat ini terbagi atas:
a. Alarm kebakaran (Fire Alarm)
b. Gas Detector adalah detector yang bekerja berdasarkan kenaikan
konsentrasi gas yang timbul akibat kebakaran ataupun gas-gas lain yang mudah terbakar.
c. Smoke Detector adalah detector yang bekerja berdasrkan terjadinya
akumulasi asap dalam jumlah tertentu. 2. Panel Indikator Kebakaran
Panel Indikator Kebakaran adalah suatu komponen dari sistem deteksi dan
alarm kebakaran yang berfungsi mengendalikan kerja sistem dan terletak di
ruang operator.
6.3.2 Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis
Upaya pencegahan kecelakaan terhadap bahaya mekanis adalah (Ishak, 2004):
1. Alat-alat dipasang dengan penahan yang cukup berat untuk mencegah kemungkinan terguling atau terjatuh.
2. Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup lebar dan tidak menghambat kegiatan karyawan.
3. Jalur perpipaan sebaiknya berada di atas permukaan tanah atau diletakkan pada atap lantai pertama kalau di dalam gedung atau setinggi 4,5 meter bila diluar gedung agar tidak menghalangi kendaraan yang lewat.
4. Letak alat diatur sedemikian rupa sehingga para operator dapat bekerja dengan tenang dan tidak akan menyulitkan apabila ada perbaikan atau pembongkaran.
5. Pada alat-alat yang bergerak atau berputar harus diberikan tutup pelindung untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
Untuk mencapai keselamatan kerja yang tinggi, maka ditambahkan nilai-nilai disiplin bagi para karyawan yaitu :
1. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan. 2. Setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi.
4. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan pada atasan.
5. Setiap karyawan harus saling mengingatkan perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya.
6. Setiap kontrol secara periodik terhadap alat instalasi pabrik oleh petugas maintenance.
6.3.3 Pencegahan Terhadap Bahaya Listrik
Upaya peningkatan keselamatan kerja terhadap listrik adalah (Ishak, 2004) : 1. Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian
sekering atau pemutus arus listrik otomatis lainnya.
2. Sistem perkabelan listrik harus dirancang secara terpadu dengan tata letak pabrik untuk menjaga keselamatan dan kemudahan jika harus dilakukan perbaikan.
3. Penempatan dan pemasangan motor-motor listrik tidak boleh mengganggu lalu lintas pekerja.
4. Memasang papan tanda larangan yang jelas pada daerah sumber tegangan tinggi.
5. Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan keperluan.
6. Setiap peralatan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan alat penangkal petir yang dibumikan.
7. Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang bekerja pada suhu tinggi harus diisolasi secara khusus.
6.3.4 Menggunakan Alat Pelindung Diri (ADP)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui adalah :
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
2. Tali Keselamatan (safety belt)
Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil,pesawat, alat berat, dan lain-lain).
3. Sepatu Karet (sepatu boot)
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya.
4. Sepatu pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia.
5. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
6. Tali Pengaman (Safety Harness)
Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
7. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising. 8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
9. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun).
10. Pelindung wajah (Face Shield)
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)
Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).
Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja K3L (Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan).
6.3.5 Penyediaan Poliklinik di Lokasi Pabrik
Poliklinik disediakan untuk tempat pengobatan akibat kecelakaan di lokasi pabrik seperti terhirup gas beracun, luka terbakar, patah tulang dan lain sebagainya (Ishak, 2004).
BAB VII
UTILITAS
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelangsungan operasi suatu pabrik.
Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan silikon karbida dari pasir silika dan karbon adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan air
2. Kebutuhan bahan kimia 3. Kebutuhan tenaga listrik 4. Kebutuhan bahan bakar 5. Unit pengolahan limbah
7.1 Kebutuhan Air
Dalam proses produksi, air memegang peranan penting, baik untuk kebutuhan proses maupun kebutuhan domestik. Adapun kebutuhan air pada pabrik pembuatan silikon karbida dari pasir silica dan karbon adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan air untuk proses:
• Kebutuhan air untuk menambah kelembaban bahan pada Pelletizing
Machine.
• Kebutuhan air untuk umpan Steam Boiler. Tabel 7.1 Kebutuhan air untuk proses
Kebutuhan Jumlah Air (kg/jam)
Pelletizing Machine 10.950
Steam Boiler 1.183,3687
Total 12.133,3687
Faktor kemanan = 20%
Total Kebutuhan proses = 1,2 × 12.133,3687 kg/jam = 14.560,0425 kg/jam
2. Air untuk berbagai kebutuhan 1) Kebutuhan air domestik
ρair pada 30oC = 995,68 kg/m3 Jumlah karyawan = 170 orang
Maka total air domestik = 3,3333 liter/jam × 170
= 566.661 ltr/jam × 0,99568 kg/liter = 564,2187 kg/jam
2) Kebutuhan air laboratorium
Kebutuhan air untuk laboratorium adalah 1000 – 1800 ltr/hari (Metcalf dan Eddy, 1991). Maka diambil 1500 ltr/hari = 62,23 kg/jam
3) Kebutuhan air kantin dan tempat ibadah
Kebutuhan air untuk kantin dan rumah ibadah adalah 40 – 120 liter/hari (Metcalf dan Eddy, 1991), Maka diambil 120 liter/hari = 5 liter/jam
ρair pada 30oC= 995,68 kg/m3 ; Pengunjung rata – rata = 150 orang.
Maka total kebutuhan airnya = 5 × 150 = 750 ltr/jam × 0,99568 kg/liter = 746,76 kg/jam
4) Kebutuhan air poliklinik
Kebutuhan air untuk poliklinik adalah 400 – 600 ltr/hari. (Metcalf dan Eddy, 1991), Maka diambil 600 ltr/hari = 24,892 kg/jam
Tabel 7.2 Pemakaian air untuk berbagai kebutuhan
Kebutuhan Jumlah Air (kg/jam)
Domestik 564,2187
Laboratorium 62,23
Kantin dan Tempat Ibadah 746,76
Poliklinik 24,892
Sehingga total kebutuhan air yang memerlukan pengolahan awal adalah : = 14.560,0425 + 1.398,1007
= 15.958,1431 kg/jam
Sumber air untuk pabrik pembuatan silikon karbida dari karbon dan silika ini berasal dari Sungai Peusangan, Lhokseumawe, NAD, dengan panjang 130,796 km, luas daerah aliran sungai 2.590,79 km2. Sungai tersebut selalu mempunyai debit air yang besar walaupun pada musim kemarau, yakni potensi air per-tahun sebesar 16.573.744.800 m3 (Anonim, 2012b). Kualitas air Sungai Peusagan dapat dilihat pada Tabel 7.3.
Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka di lokasi pengambilan air dibangun fasilitas penampungan air (water intake) yang juga merupakan tempat pengolahan awal dari air sungai. Pengolahan ini meliputi penyaringan sampah dan kotoran yang terbawa bersama air. Selanjutnya air dipompakan ke lokasi pabrik untuk diolah dan digunakan sesuai dengan keperluannya.
Pengolahan air pabrik terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1. Penyaringan
Parameter Satuan Kadar
Posfat (PO4) (Sumber: Exe Summary, 2008)
7.1.1 Penyaringan ( Screening)
Proses ini merupakan proses fisis, yaitu proses penyaringan terhadap air industri untuk memisahkan partikel–partikel atau benda–benda yang berukuran besar yang terikut oleh air untuk proses selanjutnya. Screening merupakan tahap awal dari pengolahan air. Adapun tujuan screening adalah memudahkan pemisahan dan menyingkirkan partikel-partikel padat yang besar yang terbawa dalam air sungai yang mungkin dapat merusak fasilitas unit utilitas (Degremont, 1991)
7.1.2 Pengendapan
Proses pengendapan yaitu proses pengendapan partikel – partikel padat dalam air yang menyebabkan kekeruhan berupa lumpur atau zat padat berat lainnya.
Adapun tujuan pengendapan adalah : • Menghilangkan kekeruhan
• Mengurangi kesadahan • Menghemat bahan bakar
Ada beberapa hal yang mempengaruhi proses pengendapan , yaitu: • Waktu pengendapan
Pemberian waktu harus cukup sehingga partikel–partikel padat memisah sempurna.
• Perbedaan berat jenis partikel atau lumpur dengan air
Semakin besar berat jenis partikel, maka waktu pengendapan akan semakin pendek.
Partikel–partikel mempunyai berat, dan oleh karena gaya gravitasi maka partikel akan turun.
• Kecepatan aliran
Semakin lambat aliran, maka akan semakin baik hasil yang diperoleh.
7.1.3 Klarifikasi
Pada bak clarifier, akan terjadi proses koagulasi dan flokulasi. Tahap ini bertujuan menyingkirkan Suspended Solid (SS) dan koloid (Degremont, 1991) Koagulasi dan flokulasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air dengan cara mencampurkannya dengan larutan Al2(SO4)3 dan Na2CO3 (soda abu). Larutan Al2(SO4)3 berfungsi sebagai koagulan utama dan larutan Na2CO3 sebagai bahan koagulan tambahan yaitu berfungsi sebagai bahan pambantu untuk mempercepat pengendapan dan penetralan pH.
Koagulan yang biasa dipakai adalah koagulan trivalent. Reaksi hidrolisis akan terjadi menurut reaksi :
M3+ + 3H2O M(OH)3 + 3 H+
Dalam hal ini, pH menjadi faktor yang penting dalam penyingkiran koloid. Kondisi pH yang optimum penting untuk terjadinya koagulasi dan terbentuknya flok-flok (flokulasi). Koagulan yang biasa dipakai adalah larutan alum Al2(SO4)3. Sedangkan pengatur pH dipakai larutan soda abu Na2CO3 yang berfungsi sebagai bahan pembantu untuk mempercepat pengendapan dan penetralan pH. Dua jenis reaksi yang akan terjadi adalah (Degremont, 1991) :
Al2(SO4)3 + 6 Na2CO3 + 6H2O 2Al(OH)3↓ + 12Na+ + 6HCO3- + 3SO43- 2Al2(SO4)3 + 6 Na2CO3 + 6H2O 4Al(OH)3↓ + 12Na+ + 6CO2 + 6SO4 3-Reaksi koagulasi yang terjadi :
Al2(SO4)3 + 3H2O + 3Na2CO3 2Al(OH)3 + 3Na2SO4 + 3CO2 Selain penetralan pH, soda abu juga digunakan untuk menyingkirkan kesadahan permanent menurut proses soda dingin menurut reaksi (Degremont, 1991):
Selanjutnya flok-flok yang akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya gravitasi, sedangkan air jernih akan keluar melimpah (overflow) yang selanjutnya akan masuk ke penyaring pasir (sand filter) untuk penyaringan.
Pemakaian larutan alum umumnya hingga 50 ppm terhadap jumlah air yang akan diolah, sedangkan perbandingan pemakaian alum dan abu soda = 1 : 0,54 ( Crities dan George, 1998).
Perhitungan alum dan abu soda yang diperlukan
Total kebutuhan air = 15.958,1431 kg/jam :
Pemakaian larutan alum = 50 ppm
Pemakaian larutan soda abu = 0,54 × 50 = 27 ppm
Larutan alum Al2(SO4)3 yang dibutuhkan = 50.10-6 ×15.958,1431 kg/jam = 0,7979 kg/jam
Larutan abu soda Na2CO3 yang dibutuhkan = 27.10-6 ×15.958,1431 kg/jam = 0,4309 kg/jam
7.1.4 Filtrasi
Filtrasi dalam pemurnian air merupakan operasi yang sangat umum dengan tujuan menyingkirkan Suspended Solid (SS), termasuk partikulat BOD dalam air (Metcalf, 1984).
Material yang digunakan dalam medium filtrasi dapat bermacam-macam: pasir, antrasit (crushed anthracite coal), karbon aktif granular (Granular Carbon
Active atau GAC), karbon aktif serbuk (Powdered Carbon Active atau PAC) dan batu
garnet. Penggunaan yang paling umum dipakai di Afrika dan Asia adalah pasir dan gravel sebagai bahan filter utama, menimbang tipe lain cukup mahal (Kawamura, 1991).
Unit filtrasi dalam pabrik pembuatan silikon karbida dari pasir silika dan karbon menggunakan media filtrasi granular (Granular Medium Filtration) sebagai berikut :
2. Untuk menghasilkan penyaringan yang efektif, perlu digunakan medium berpori misalnya atrasit atau marmer. Untuk beberapa pengolahan dua tahap atau tiga tahap pada pengolahan effluent pabrik, perlu menggunakan bahan dengan luar permukaan pori yang besar dan daya adsorpsi yang lebih besar, seperti Biolite, pozzuolana ataupun Granular Active Carbon/GAC) (Degremont, 1991). Pada pabrik ini, digunakan antrasit setinggi 12,5 in (31,75 cm).
3. Lapisan bawah menggunakan batu kerikil/gravel setinggi 7 in (17,78 cm) (Metcalf & Eddy, 1991).
Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan. Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik (back washing). Dari sand
filter, air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai
kebutuhan.
Untuk air domestik, laboratorium, kantin, dan tempat ibadah, serta poliklinik, dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan klor untuk membunuh kuman-kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya berupa kaporit, Ca(ClO)2.
Perhitungan kebutuhan kaporit, Ca(ClO)2
Untuk air domestik, laboratorium, kantin dan tempat ibadah, poliklinik serta perkantoran dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan klor untuk membunuh kuman-kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya berupa kaporit, Ca(ClO)2. Khusus untuk air minum, setelah dilakukan proses klorinasi diteruskan ke penyaring air (water treatment system) sehingga air yang keluar dari penyaring merupakan air sehat dan memenuhi syarat-syarat air minum tanpa harus dimasak terlebih dahulu. Saat ini telah tersedia beberapa jenis water treatment system di pasaran, sehingga dapat dipilih salah satu yang memenuhi persyaratan.
:
• Total kebutuhan air yang memerlukan proses klorinasi = 1.398,1007 kg/jam • Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 70 %
• Kebutuhan klorin = 2 ppm dari berat air Total kebutuhan kaporit = (2.10-6 x 1.398,1007 kg/jam)/0,7 = 0,004 kg/jam
Air untuk umpan boiler harus murni dan bebas dari garam-garam terlarut. Oleh karena itu harus dilakukan pengolahan air umpan boiler. Pengolahan ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Pengolahan Internal
Dilakukan didalam ketel
Dengan penambahan bahan kimia didalam ketel,
Misalnya : pada penyesuaian pH dan penghilangan O2 terlarut 2) Pengolahan Eksternal
Dilakukan diluar ketel, misalnya pada proses pelunakan air demineralisasi, proses evaporasi untuk air bahan baku yang banyak mengandung garam, seperti air laut atau air payau.
Pada proses demineralisasi alat demineralisasi dibagi atas 2 bagian, yaitu : 1. Penukar Kation (Cation Exchanger)
Penukar kation berfungsi untuk mengikat logam-logam alkali dan mengurangi kesadahan air yang digunakan. Proses yang terjadi adalah pertukaran antara kation Ca, Mg dan kation lain yang larut dalam air dengan kation dari resin. Resin yang digunakan bertipe gel dengan merek IR-122 (Lorch, 1981). Reaksi yang terjadi:
2H+R + Ca2+ → Ca2+R2 + 2H+ 2H+R + Mg2+ → Mg2+R2 + 2H+
Untuk regenerasi dipakai H2SO4 berlebih dengan reaksi: Ca2+R2 + 2 H2SO4→ CaSO4 + 2H+R
Mg2+R2 + 2 H2SO4 → MgSO4 + 2H+R
Perhitungan Kesadahan Kation :
Air Sungai Peusagan, Lhokseumawe mengandung kationNH4+, Cu2+, Cd+2, Pb2+, dan Hg2+ masing-masing 0,0335 ppm; 0,0545 ppm; 0,4845 ppm; dan 0,0028 ppm( Tabel 7.4).
Diketahui, 1 gr/gal = 17,1 ppm.
= 3,1908/17,1 gr/gal = 0,1866 gr/gal
Air yang diolah adalah air umpan steam boiler Jumlah air yang diolah = 14.560,0425 kg/jam
= 3 x 264,17gal/m3 = 17.303,2529 gr/hari = 17,3032 kg/hari
Air yang diolah adalah air umpan ketel uap. Perhitungan ukuran Cation Exchanger :
Jumlah air yang diolah = 14.560,0425 kg/jam = 64,396 gal/menit Dari Tabel 12.4, Nalco, 1988 diperoleh:
- Diameter penukar kation = 4 ft-0 in - Luas penampang penukar kation = 9,62 ft2 - Jumlah penukar kation = 1 unit Volume Resin yang Diperlukan:
Total kesadahan air = 17,3032 kg/hari Dari Tabel 12.2, Nalco, 1988 diperoleh: - Kapasitas resin = 20 kg/ft3
- Kebutuhan regenerant = 6 lb H2SO4/ft3 resin
Kebutuhan resin per alat penukar kation =
1
Volume minimum resin pada 30 in = 32 ft3 (Tabel 12.4, Nalco, 1988) Tinggi resin yang dibutuhkan per alat penukar kation =
= 5,191 lb/hari = 0,0981 kg/jam
2. Penukar Anion (Anion Exchanger)
Penukar anion berfungsi untuk menukar anion yang terdapat dalam air dengan ion hidroksida dari resin. Resin yang digunakan bermerek IRA-410. Resin ini merupakan kopolimer stirena DVB (Lorch,1981). Reaksi yang terjadi:
2ROH- + SO42- R2SO4- + 2OH -ROH- + Cl- RCl- + OH-
Untuk regenerasi dipakai larutan NaOH dengan reaksi: R2SO4- + 2NaOH Na2SO4 + 2ROH- RCl- + NaOH NaCl + ROH-
Perhitungan Kesadahan Anion
Air Sungai Peusagan, Lhokseumawe mengandung Anion PO42- dan NO3- masing-masing 0,265 ppm, dan 0,5405 ppm (Tabel 7.).
Total kesadahan anion = 0,535 + 1,086 ppm = 1,621/17,1 gr/gal
= 0,1 gr/gal
Air yang diolah adalah air umpan ketel uap. Jumlah air yang diolah = 14.560,0425 kg/jam
= 3 x 264,17gal/m3 kg/m
995,5
kg/jam 5
14.560,042
= 3.863,7131 gal/jam
Kesadahan air = 0,1 gr/gal x 3.863,7131 gal/jam x 24 jam/hari = 9.272,912 gr/hari = 9,273 kg/hari
Air yang diolah adalah air umpan ketel uap.
Jumlah air yang diolah = = 3.863,7131 gal/jam = 64,396 gal/menit Jumlah air yang diolah = 14.560,0425 kg/jam = 64,396 gal/menit Dari Tabel 12.4, Nalco, 1988 diperoleh:
- Diameter penukar kation = 4 ft-0 in - Luas penampang penukar kation = 9,62 ft2 - Jumlah penukar kation = 1 unit
Volume resin yang diperlukan
Total kesadahan air = 9,273 kg/hari Dari Tabel 12.7, Nalco, 1988, diperoleh : - Kapasitas resin = 12 kg/ft3
- Kebutuhan regenerant = 5 lb NaOH/ft3 resin Kebutuhan resin per alat penukar anoin =
1 Volume minimum resin pada 30 in = 32 ft3 (Tabel 12.4, Nalco, 1988) Tinggi resin yang dibutuhkan per alat penukar kation =
62
Kebutuhan regenerant NaOH = 9,273 kg/hari x 3 3
7.2 Kebutuhan Listrik
Perincian kebutuhan listrik diperkirakan sebagai berikut: Perincian kebutuhan listrik diperkirakan sebagai berikut: 1. Unit Proses = 27.836,6009 hp
2. Unit Utilitas = 86,186 hp 3. Ruang kontrol dan laboratorium = 30 hp 4. Penerangan dan kantor = 30 hp
5. Bengkel = 30 hp
6. Perumahan = 100 hp
Total kebutuhan listrik = 28.112,7869 hp
Kebutuhan listrik = 28.112,7869 hp × 0,7456999 kW/hp = 20.963,7023 kW
Safety factor = 20%
Total Kebutuhan listrik = 25.156,4428 kW
Listrik yang dibangkitkan oleh turbin = 5.367,8227 kW Maka kebutuhan listrik = 19.788,62 kW
7.3 Kebutuhan Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan untuk burner (B-101) adalah gas alam karena mempunyai nilai bakar yang tinggi dan harga yang lebih murah.
Keperluan bahan bakar burner:
Jumlah Gas Alam = 600 kg/jam (Lamp. A)
Nilai bakar LNG = 21.000 btu/lb x 600 kg/jam x 2,2045 lb/kg = 277.767.000 btu/jam
= 2,78 mmbtu/jam
7.4 Kebutuhan Bahan Kimia
Kebutuhan bahan kimia pada pabrik pembuatan Silikon karbida adalah: 1) Al2(SO4)2 = 0,7979 kg/jam
4) H2SO4 = 0,0981 kg/jam 5) NaOH = 0,07302 kg/jam
7.5 Unit Pengolahan Limbah
Limbah dari suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke badan air atau atmosfer, karena limbah tersebut mengandung bermacam-macam zat yang dapat membahayakan alam sekitar maupun manusia itu sendiri. Demi kelestarian lingkungan hidup, maka setiap pabrik harus mempunyai unit pengolahan limbah.
Sumber-sumber limbah pabrik pembuatan silokon karbida meliputi :
1. Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik. Limbah ini diperkirakan mengandung kerak dan kotoran-kotoran yang melekat pada peralatan pabrik. 3. Limbah domestik dan kantor
Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari kamar mandi di lokasi pabrik, serta limbah dari kantin berupa limbah padat dan cair. 4. Limbah laboratorium
Limbah yang berasal dari laboratorium ini mengandung bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menganalisa mutu bahan baku yang dipergunakan dan mutu produk yang dihasilkan, serta yang dipergunakan untuk penelitian dan pengembangan proses.
5. Limbah gas
Limbah gas yang dihasilkan berupa O2, N2, CO2, dan H2O. Gas tergolong gas tidak beracun, sehingga langsung dibuang ke udara melalui corong yang tinggi dan disekitarnya ditanami pohon.
Pengolahan limbah pabrik ini dilakukan dengan menggunakan metode Netralisasi, dengan alasan bahwa limbah yang dihasilkan dalam volume yang tidak terlalu besar yaitu 0,3679 m3/jam hanya sebagian kecil dalam bentuk padatan yang merupakan impuritis dari bahan baku dengan komposisi limbah adalah air 96 %.
Perhitungan untuk Sistem Pengolahan Limbah
Diperkirakan jumlah air buangan pabrik : 1. Pencucian peralatan pabrik
2. Laboratorium diperkirakan = 30 L/jam 3. Limbah domestik dan kantor
Diperkirakan air buangan tiap orang untuk :
- domestik = 10 L/hari (Metcalf & Eddy, 1991) - kantor = 25 L/hari (Metcalf & Eddy, 1991) Jumlah karyawan = 170 orang
Jadi, jumlah limbah domestik dan kantor
= 170 × ((10 + 25) L/hari × (1 hari / 24 jam)) = 247,9167 L/jam Total air buangan pabrik = 150 + 30 + 247,9167 = 427,9167 L/jam = 0,4279 m3/jam
7.5.1 Bak Penampungan (BP)
Fungsi : tempat menampung air buangan sementara Jumlah : 1 unit
Laju volumetrik air buangan = 0,4279 m3/jam Waktu penampungan air buangan = 15 hari
Volume air buangan = (0,4279 × 15 × 24) = 154,0440 m3/jam Bak terisi 90 % maka volume bak =
9 , 0 154,0440
= 171,16 m3 Direncanakan ukuran bak sebagai berikut :
panjang bak (p) = 2 × lebar bak (l) dan tinggi bak (t) = lebar bak (l) Volume bak V = p × l × t
171,16 m3 = 2l × l × l l = 4,4068m
Jadi, panjang bak (p) = 8,8136 m lebar bak (l) = 4,4068m tinggi bak (t) = 4,4068m luas bak A = 38.8399 m2
tinggi air = 0,9 (4,4068 m) = 3,9661 m
7.5.2 Bak Pengendapan Awal (BPA)
Laju volumetrik air buangan = 0,4279 m3/jam = 10,2696m3/hari
Waktu tinggal air = 2 jam = 0,08333 hari Volume bak (V) = 10,2696m3/hari × 0,08333 hari × 24 = 20,5392 m3
Bak terisi 90 % maka volume bak = 9 , 0 20,6213
= 22,8213 m3 Direncanakan ukuran bak sebagai berikut:
panjang bak (p) = 2 × lebar bak (l) dan tinggi bak (t) = lebar bak (l) Volume bak V = p × l × t
22,8213 m3 = 2l × l × l l = 2,25132 m
Jadi, panjang bak p = 4,5026 m lebar bak = 2,2513 m tinggi bak t = 2,25132 m luas bak A = 10,1369 m2
tinggi air = 0,9(2,25132) = 2,0262 m
7.5.3 Bak Netralisasi (BN)
Fungsi : Tempat menetralkan pH limbah. Laju volumetrik air buangan = 0,4279 m3/jam
Direncanakan waktu penampungan air buangan selama 1 hari. Volume air buangan =0,4279 m3/jam x 24 jam/hari x 1 hari
= 10,2696 m3
Air buangan pabrik (limbah industri) yang mengandung bahan organik mempunyai pH = 5 (Hammer, 1998). Limbah cair bagi kawasan industri yang terdiri dari bahan-bahan organik harus dinetralkan sampai pH = 6 sesuai dengan Kep.No.3/Menlh/01/1998. Untuk menetralkan limbah digunakan soda abu(Na2CO3). Kebutuhan Na2CO3 untuk menetralkan pH air limbah adalah 0,15 gr Na2CO3 / 30 ml air limbah (Lab. Analisa FMIPA USU,1999).
Jumlah air buangan = 10,2696 m3/hari = 10.269,6 L/hari
Kebutuhan Na2CO3 :