• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Perangkat Lunak Sistem Pakar Untuk Deteksi Gonore (GO), Sifilis Dan Herpes Genitalis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Perangkat Lunak Sistem Pakar Untuk Deteksi Gonore (GO), Sifilis Dan Herpes Genitalis"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PAKAR

UNTUK DETEKSI GONORE (GO), SIFILIS

DAN HERPES GENITALIS

SKRIPSI

MARGANDA SOADUAN SITUMORANG

081421027

PROGRAM EKSTENSI S-1 ILMU KOMPUTER

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PAKAR

UNTUK DETEKSI GONORE (GO), SIFILIS

DAN HERPES GENITALIS

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar

sarjana komputer

MARGANDA SOADUAN SITUMORANG

081421027

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM

PAKAR UNTUK DETEKSI GONORE (GO), SIFILIS DAN HERPES GENITALIS

Kategori : SKRIPSI

Nama : MARGANDA SOADUAN SITUMORANG

Nomor Induk Siswa : 081421027

Program Studi : EKSTENSI (S1) ILMU KOMPUTER

Departemen : ILMU KOMPUTER

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2011

Komisi Pembimbing

Pembimbing II, Pembimbing I,

Drs. Agus Salim Harahap, M. Sc M. Andri Budiman, ST, M.Comp,Sc, MEM NIP. 195408281981031004 NIP. 197510082008011011

Departemen Ilmu Komputer FMIPA USU Ketua,

(4)

PERNYATAAN

PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI GONORE (GO), SIFILIS DAN

HERPES GENITALIS

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2011

(5)

PENGHARGAAN

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus penulis ucapkan atas berkat-berkatNya yang melimpah, segala muzijatNya yang nyata dan nubuat atas janjiNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Ilmu Komputer, Bapak Dr. Poltak Sihombing, M. Kom dan Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Bapak M. Andri Budiman, ST, M.Comp, Sc, MEM sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs. Agus Salim Harahap, M. Sc, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan kepada saya untuk menyempurnakan kajian ini. Panduan ringkas dan padat serta profesional telah diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Selanjutnya kepada para Dosen Penguji Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Bapak Drs. Marihat Situmorang, M. Kom, atas saran dan kritikan yang sangat berguna bagi saya. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen Program Studi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU, dan pegawai di FMIPA USU khususnya di Ilmu Komputer dan rekan-rekan kuliah.

Akhirnya tidak terlupakan kepada kepada Bapak, Ibu, Kakak-kakak ku, Abang-abang ku serta semua ahli keluarga dan pihak-pihak yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan.

(6)

ABSTRAK

Penyakit menular seksual adalah penyakit yang selama ini masih ditakuti oleh semua lapisan masyarakat karena ciri-ciri penyakit tersebut tidak tampak dari luar dan secara fisik sangat sehat, namun sebenarnya penyakit ini sangat ganas dan mematikan serta pertumbuhannya yang sangat cepat didalam tubuh si penderita. Sampai saat ini para ahli penyakit menular seksual yang ada di seluruh dunia ini masih terus mengembangkan dan meneliti kasus tersebut. Sampai detik ini penyakit menular seksual sudah memasuki keseluruh penjuru dunia tanpa terkecuali baik orang dewasa, bahkan sampai kepada calon bayi. Untuk itulah penulis mengembangkan dan membuat sistem pakar ini untuk mendeteksi penyakit menular seksual yang seolah-olah program tersebut seperti layaknya seorang dokter spesialis penyakit menular seksual, memberikan solusi, menyediakan informasi-informasi seputar penyakit menular seksual, dan tips-tips agar terhindar dari penyakit menular seksual. Program ini juga menyediakan gambar ciri-ciri fisik penyakit menular seksual agar pengguna program aplikasi ini tidak salah mengdiagnosis. Adapun metode yang digunakan dalam pembuatan program ini adalah dengan menggunakan metode Inference Engine yaitu dengan metode forward chaining (penalaran maju) yaitu metode pencarian dikendalikan oleh data yang diberikan. Dengan adanya program aplikasi ini, seorang penderita penyakit menular seksual bisa dengan cepat mengetahui jenis penyakit yang diderita serta antisipasi yang diberikan apakah dengan mengkonsumsi obat-obatan secara oral ataupun melalui jarum suntik sebelum terinfeksi HIV. Program aplikasi ini juga bertujuan untuk membantu menghentikan penyebaran penyakit HIV/AIDS yang sudah mendunia.

(7)

IMPLEMENTATION OF AN EXPERT SYSTEM FOR DETECTING GONORRHEA (GO), SYPHILIS AND HERPES GENITALS

ABSTRACT

Sexually transmitted disease is a disease that still feared by all levels of society because of the characteristics of the disease is not visible from outside and is physically very healthy, but actually the disease is highly malignant and deadly and very rapid growth in the body of the patient. Until now scientists sexually transmitted diseases in the whole world is still developing and researching the case. Up to this moment of sexually transmitted diseases has entered into all corners of the world without exception both adults, even up to the baby. For that, writers develop and make this expert system for detection of sexually transmitted disease that seems like a program specialist Sexually Transmitted Diseases, provide solutions, provide information about sexually transmitted diseases, and tips to avoid transmitted diseases sexual. This program also provides an image of physical characteristics of sexually transmitted disease program for users of this application is not wrong diagnosis. The methods used in the manufacture of this program is to use the method of Inference Engine that is by forward chaining method (forward reasoning) that the search method is controlled by the data provided. With this application program, sexually transmitted disease patients can quickly know what kind of illness and anticipated given whether by taking medications orally or through a syringe prior to HIV infection. The application program also aim to help stop the spread of HIV/AIDS is already global.

(8)

DAFTAR ISI

1.5.2 Perancangan dan Pembuatan Aplikasi 4

1.5.3 Pengujian dan Perbaikan 5

1.6 Sistematika Penulisan 5

BAB 2 LANDASAN TEORI 7

2.1 Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegence) 7

2.1.1 Sistem Pakar (Expert System) 9

2.1.2 Keuntungan Sistem Pakar 11

2.1.3 Kelemahan Sistem Pakar 12

2.1.4 Konsep Dasar Sistem Pakar 13

2.1.5 Bentuk Sistem Pakar 14

2.1.6 Struktur Sistem Pakar 15

2.1.7 Kategori Dan Area Permasalahan Sistem Pakar 15 2.1.8 Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition) 17

2.1.9 Struktur Sistem Pakar 19

2.1.9.1 Basis Pengetahuan (Knowledge Base) 19 2.1.9.2 Mesin Kesimpulan (Inference Engine) 20 2.1.9.3 Memory Bekerja (Working Memory) 20

2.2 Siklus Pengembangan Sistem Pakar 21

2.2.1 Metode Forward Chaining 23

(9)

2.3.3.1 Penyakit Menular Seksual (PMS) 28 2.3.3.2 Penyebab Penyakit Menular Seksual 30

2.3.3.3 Epidemiologi 31

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 42

3.1 Analisis 42

3.1.1 Pembahasan Program 43

3.1.2 Cara Kerja Aplikasi 43

3.1.3 Analisis Permasalahan Sistem Pakar 44

3.1.4 Flowchart Sistem 45

3.2 Data Flow Diagram 46

3.3 Perancangan Tampilan 47

3.3.1 Halaman Utama (Home) 48

3.3.2 Menu Utama 49

3.3.3 Menu Deteksi Penyakit Anda 50

3.3.4 Menu Informasi 51

3.3.5 Menu Tips 52

3.3.6 Menu About 53

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 54

4.1 Pengertian Implementasi Sistem 54

4.2 Tujuan Implementasi Sistem 54

4.3 Spesifikasi Sistem 55

4.7.1.3 Herpes Genitalis Pada Pria 69

4.7.2 Menu Deteksi Penyakit Anda Pada Wanita 74

4.7.2.1 Gonore (GO) Pada Wanita 74

4.7.2.2 Sifilis Pada Wanita 78

(10)

4.8 Menu Tips 89

4.9 Menu About 90

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 91

5.1 Kesimpulan 91

5.2 Saran 92

DAFTAR PUSTAKA 93

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Hubungan Antara Penyebab dan PMS 30

3.1 Simbol-simbol Flowchart 46

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Struktur Sistem Pakar 19

2.2 Skema ESDLC 21

3.1 Flowchart Sistem Pakar untuk Diagnosa Penyakit Menular Seksual 45 3.2 Diagram Konteks Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Menular

Seksual 47

3.3 Rancangan Tampilan Halaman Utama 48

3.4 Rancangan Tampilan Menu Utama 49

3.5 Rancangan Tampilan Deteksi Penyakit Anda 50

3.6 Rancangan Tampilan Informasi 51

3.7 Rancangan Tampilan Menu Tips 52

3.8 Rancangan Tampilan Menu About 53

4.1 Menjalankan Aplikasi Perangkat Lunak Sistem Pakar 56

4.2 Tampilan Utama 58

4.6 Herpes Genitalis Pada Pria 69

4.6.1 Herpes Genitalis Pada Pria 70

4.6.2 Herpes Genitalis Pada Pria 71

4.6.3 Herpes Genitalis Pada Pria 72

4.6.4 Herpes Genitalis Pada Pria 73

4.7 Gonore (GO) Pada Wanita 74

4.9 Herpes Genitalis Pada Wanita 82

4.9.1 Herpes Genitalis Pada Wanita 83

4.9.2 Herpes Genitalis Pada Wanita 84

4.9.3 Herpes Genitalis Pada Wanita 85

(13)

ABSTRAK

Penyakit menular seksual adalah penyakit yang selama ini masih ditakuti oleh semua lapisan masyarakat karena ciri-ciri penyakit tersebut tidak tampak dari luar dan secara fisik sangat sehat, namun sebenarnya penyakit ini sangat ganas dan mematikan serta pertumbuhannya yang sangat cepat didalam tubuh si penderita. Sampai saat ini para ahli penyakit menular seksual yang ada di seluruh dunia ini masih terus mengembangkan dan meneliti kasus tersebut. Sampai detik ini penyakit menular seksual sudah memasuki keseluruh penjuru dunia tanpa terkecuali baik orang dewasa, bahkan sampai kepada calon bayi. Untuk itulah penulis mengembangkan dan membuat sistem pakar ini untuk mendeteksi penyakit menular seksual yang seolah-olah program tersebut seperti layaknya seorang dokter spesialis penyakit menular seksual, memberikan solusi, menyediakan informasi-informasi seputar penyakit menular seksual, dan tips-tips agar terhindar dari penyakit menular seksual. Program ini juga menyediakan gambar ciri-ciri fisik penyakit menular seksual agar pengguna program aplikasi ini tidak salah mengdiagnosis. Adapun metode yang digunakan dalam pembuatan program ini adalah dengan menggunakan metode Inference Engine yaitu dengan metode forward chaining (penalaran maju) yaitu metode pencarian dikendalikan oleh data yang diberikan. Dengan adanya program aplikasi ini, seorang penderita penyakit menular seksual bisa dengan cepat mengetahui jenis penyakit yang diderita serta antisipasi yang diberikan apakah dengan mengkonsumsi obat-obatan secara oral ataupun melalui jarum suntik sebelum terinfeksi HIV. Program aplikasi ini juga bertujuan untuk membantu menghentikan penyebaran penyakit HIV/AIDS yang sudah mendunia.

(14)

IMPLEMENTATION OF AN EXPERT SYSTEM FOR DETECTING GONORRHEA (GO), SYPHILIS AND HERPES GENITALS

ABSTRACT

Sexually transmitted disease is a disease that still feared by all levels of society because of the characteristics of the disease is not visible from outside and is physically very healthy, but actually the disease is highly malignant and deadly and very rapid growth in the body of the patient. Until now scientists sexually transmitted diseases in the whole world is still developing and researching the case. Up to this moment of sexually transmitted diseases has entered into all corners of the world without exception both adults, even up to the baby. For that, writers develop and make this expert system for detection of sexually transmitted disease that seems like a program specialist Sexually Transmitted Diseases, provide solutions, provide information about sexually transmitted diseases, and tips to avoid transmitted diseases sexual. This program also provides an image of physical characteristics of sexually transmitted disease program for users of this application is not wrong diagnosis. The methods used in the manufacture of this program is to use the method of Inference Engine that is by forward chaining method (forward reasoning) that the search method is controlled by the data provided. With this application program, sexually transmitted disease patients can quickly know what kind of illness and anticipated given whether by taking medications orally or through a syringe prior to HIV infection. The application program also aim to help stop the spread of HIV/AIDS is already global.

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hubungan seksual adalah merupakan salah satu kebutuhan biologis manusia seperti halnya makan, minum dan tidur. Namun dalam pelaksanaannya tidak sesederhana hal itu. Disetiap penjuru dunia ada hukum, norma-norma agama dan norma-norma sosial yang mengatur tentang hubungan seksual antara satu individu dengan individu lainnya. Di Asia khususnya di Indonesia hubungan seksual baru dikatakan boleh untuk dilaksanakan bagi pasangan yang telah menikah secara resmi. Namun demikian pada kenyataan sehari-hari tetap terjadi hubungan seksual antara satu individu dengan individu lainnya yang bukan merupakan pasangan sahnya.

Aktivitas seksual yang sehat dan aman adalah aktivitas seksual yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda jenis kelaminnya (heteroseksual) dan merupakan pasangan hidup yang sah. Berganti-ganti pasangan didalam melakukan aktivitas

seksual ataupun melakukan hubungan seksual yang tidak lazim seperti homoseksual (hubungan seksual di antara sesama jenis kelamin) akan memperbesar resiko seseorang untuk dapat tertular beberapa penyakit tertentu.

(16)

Hal inilah yang memicu penulis untuk mengembangkan secara komputerisasi

yang tertuang dalam sistem pakar yang dibangun saat ini yang bertujuan untuk menggantikan seorang ahli spesialis penyakit kelamin. Dengan memberikan beberapa pertanyaan untuk menentukan jenis penyakit yang diderita oleh penderita dan tentunya juga membantu atau meringankan pekerjaan ahli medis dengan mempertajam hasil

diagnosis yang diberikan aplikasi ini. Dari latar belakang permasalahan ini, penulis bermaksud untuk membangun suatu software aplikasi dengan judul “Perancangan Perangkat Lunak Sistem Pakar Untuk Deteksi Gonore (GO), Sifilis dan Herpes

Genitalis”.

1.2 Perumusan Masalah

Dari hasil uraian diatas, maka yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana mendesain, membangun serta mengimplementasikan suatu aplikasi sistem pakar sebagai media untuk mendeteksi penyakit menular seksual.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dibahas dalam membangun aplikasi ini adalah sebagai berikut:

1. Pengujian yang dilakukan adalah untuk mendeteksi penyakit menular seksual, antara lain gonore, sifilis, dan herpes genitalis.

(17)

5. Bahasa pemograman yang digunakan adalah PHP.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah membuat suatu program aplikasi sistem pakar yang mampu memberikan diagnosis penyakit menular seksual berdasarkan gejala dan keluhan yang dialami penderita dan dari hasil diagnosis tersebut akan lebih membantu orang awam untuk mengetahui prediksi awal akan memungkinkan seorang penderita penyakit menular seksual.

1.5 Metode Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis melakukan penelitian dengan metode studi literatur dengan cara mengumpulkan data-data dari sejumlah buku, bertukar pikiran dengan para ahli bidangnya serta memakai metode perancangan aplikasi.

1.5.1 Studi Literatur

Adapun studi literatur diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan informasi dan mempelajari cara kerja seorang medis.

2. Melakukan diagnosis suatu penyakit menular seksual berdasarkan

gejala-gejala atau keluhan-keluhan yang ada pada pasien.

3. Mengumpulkan dan mempelajari jenis-jenis penyakit menular seksual beserta gejala-gejala dan sifat-sifat penyakit menular seksual yang umum ditemui.

(18)

1.5.2 Perancangan dan Pembuatan Aplikasi

Adapun perancangan dan pembuatan aplikasi ini sebagai berikut:

1. Perancangan dengan knowledge base dan rule.

2. Pembuatan interface engine.

3. Perancangan user interface program aplikasi sistem pakar.

1.5.3 Pengujian dan Perbaikan

Pengujian dan perbaikan dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

1. Mencoba dan menguji kinerja software aplikasi sistem pakar yang telah dibuat.

2. Mencari kelemahan atau bug yang masih ada pada software aplikasi sistem pakar.

3. Memperbaiki kelemahan atau bug yang ada sehingga software aplikasi sistem pakar bekerja dengan baik.

4. Menguji keakuratan hasil konsultasi berdasarkan rule yang telah dibuat.

5. Menguji tingkat kemudahan seorang user menggunakan program aplikasi

(19)

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun garis-garis besar penulisan tugas akhir ini adalah disusun sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan tugas akhir, perumusan masalah, ruang lingkup masalah, tujuan pembahasan masalah, metode penelitian yang digunakan dan mata kuliah sebagai penunjang.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori dan prinsip-prinsip yang menunjang dalam pembuatan tugas akhir. Dimulai dari kecerdasan buatan, mekanisme inferensi dan diakhiri dengan penyakit menular seksual dari tinjauan medis.

BAB 3 : PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini diuraikan sekilas tentang gambaran umum pembuatan program, pembuatan layout dan rancangan yang akan ditampilkan pada aplikasi sistem pakar tersebut.

BAB 4 : IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini diuraikan tentang pengertian dan

(20)

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

(21)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegence)

Menurut Giarratano dan Riley (2005) sistem pakar adalah suatu cabang dari disiplin ilmu komputer yang berdasarkan kecerdasan buatan (Artificial Intelegence/AI). Artificial Intelegence adalah sebuah rancangan program yang memungkinkan komputer melakukan suatu tugas atau mengambil keputusan dengan meniru cara berfikir dan penalaran manusia, seolah-olah dijalankan oleh manusia.

Diharapkan dengan perancangan Artificial Intelegence yang baik, peran manusia diminimalkan dan meringankan beban kerja manusia. Cara kerja Artificial Intelegence adalah menerima input, untuk kemudian diproses dan kemudian mengeluarkan output yang berupa suatu keputusan/decision.

Beberapa karakteristik yang ada pada sistem yang mengeluarkan Artificial Intelegence adalah pemogramannya yang cenderung bersifat simbolik bisa mengakomodasi input yang tidak lengkap, bisa melakukan inteferensi, dan adanya pemisah antara kontrol dengan pengetahuan. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, muncul beberapa teknologi yang juga bertujuan untuk membuat agar

komputer menjadi cerdas sehingga dapat menirukan cara kerja manusia.

(22)

a. Kecerdasan buatan lebih bersifat permanen yaitu kecerdasan buatan tidak

akan berubah sepanjang sistem komputer dan program tidak mengubahnya.

b. Kecerdasan buatan lebih mudah diduplikasi dan disebarkan. Mentransfer

pengetahuan manusia dari satu orang ke orang lain membutuhkan proses yang sangat lama, dan juga suatu keahlian itu tidak akan pernah dapat diduplikasikan dengan lengkap. Oleh karena itu jika pengetahuan terletak pada suatu sistem komputer, pengetahuan tersebut dapat disalin dari satu komputer yang lainnya.

Implementasi dari Artificial Intelegence saat ini umum ditemui dalam bidang-bidang seperti berikut:

1. Fuzzy Logic: yaitu suatu metode Artificial Intelegence yang banyak terdapat pada alat-alat elektronik dan robot, dimana alat-alat elektronik tersebut mampu berfikir dan bertingkah laku sebagaimana layaknya manusia.

2. Computer Vision: yaitu suatu metode Artificial Intelegence yang memungkinkan sebuah sistem komputer mengenali gambar sebagai inputnya. Contohnya adalah mengenali dan membaca tulisan yang ada

dalam gambar.

3. Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing)

(23)

Contohnya adalah suara dari user dapat diterjemahkan menjadi sebuah

perintah bagi komputer.

6. Sistem Pakar: yaitu suatu metode Artificial Intelegence yang berguna untuk meniru cara berfikir dan penalaran seorang ahli dalam mengambil

keputusan berdasarkan situasi yang ada, sehingga seorang user dapat melakukan konsultasi kepada komputer, seolah-olah user tersebut berkonsultasi kepada seorang ahli. Contohnya adalah program aplikasi yang mampu menerima seorang ahli medis dalam mendeteksi penyakit menular seksual berdasarkan keluhan-keluhan pasiennya.

2.1.1 Sistem Pakar (Expert System)

Sistem pakaradalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Martin dan Oxman, 1998).

Sistem pakar memiliki beberapa karakteristik yang harus dipenuhi dalam perancangannya, diantara lain:

1. Mendukung proses mengambil keputusan, menitikberatkan pada management perception.

2. Adanya human interface dimana manusia (user) tetap mengontrol proses pengambilan keputusan.

3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah. 4. Menggunakan model-model matematis dan statistik yang sesuai.

(24)

6. Output ditujukan untuk semua orang secara umum.

7. Modularitas, memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem.

8. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.

9. User friendly dan fleksibel, yaitu mudah untuk digunakan user dan memungkinkan keleluasaan user untuk memilih atau mengembangkan pendekatan-pendekatan baru.

10. Kemampuan sistem beradaptasi secara tepat, dimana pengambilan keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru.

Sistem pakar menggunakan basis pengetahuan sebagai dasar pemikirannya. Basis pengetahuan tersebut terdiri dari heuristic (berasal dari bahasa Yunani yaitu Eeureka yang berarti menemukan, dimana dalam sistem pakar tidak menjamin hasil semutlak sistem kecerdasan butan lainnya, tetapi menawarkan hasil yang spesifik untuk dimanfaatkan karena sistem pakar berfungsi secara konsisten seperti seorang pakar) dan sejumlah rules atau aturan-aturan yang tersusun sistematis dan spesifik juga relasi antara data dan juga aturan/rule dalam pengambilan keputusan. Basis

pengetahuan tersebut disimpan dalam sebuah basis data pada suatu tempat penyimpanan data.

Sedangkan sebagai otak atau pusat pemprosesannya adalah mesin interferensi

(25)

kedalam program komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menyerap

pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan-pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai.

2.1.2 Keuntungan Sistem Pakar

Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar, antara lain:

1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli. 2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.

3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar. 4. Meningkatkan output dan produktivitas.

5. Meningkatkan kualitas.

6. Mampu mengambil dan melestarikan dan keahlian para pakar termasuk keahlian yang langka

7. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya. 8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan. 9. Memiliki reabilitas.

10. Memberikan respon atau jawaban yang tepat.

11. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer. 12. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan. 13. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.

14. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap

(26)

2.1.3 Kelemahan Sistem Pakar

Disamping memiliki bebarapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki kelemahan antara lain:

a. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan, dimana pengetahuan tidak selalu bisa didapatkan dengan mudah, karena kadang kala pakar dari masalah yang kita buat tidak ada, dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki oleh pakar berbeda-beda.

b. Boleh jadi sistematik tidak memberikan keputusan.

c. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal.

d. Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja karena ketersediaan pakar masih sedikit dibidangnya.

e. Sistem pakar tidak 100 % akurat.

2.1.4 Konsep Dasar Sistem Pakar

Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan dibidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman.

Contoh bentuk pengetauan yang termasuk keahlian adalah:

a. Fakta-fakta pada lingkungan permasalahan tertentu.

(27)

d. Strategi-strategi global untuk menyelesaikan masalah.

e. Meta-knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan).

Bentuk-bentuk ini memungkinkan para ahli untuk dapat mengambil keputusan lebih cepat dan lebih baik dari pada seseorang yang bukan ahli. Seorang ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan (domain), menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecah aturan-aturan jika dibutuhkan.

Pengetahuan yang disimpan di komputer tersebut dengan basis pengetahuan. Ada dua tipe pengetahuan yaitu fakta dan prosedur.

Salah satu yang harus dimiliki sistem pakar adalah kemampuan untuk menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis dan sudah tersedia program untuk mengakses basis data, maka komputer harus dapat di program untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas dalam bentuk motor inferensi.

2.1.5 Bentuk Sistem Pakar

Ada 4 bentuk sistem pakar, antara lain:

1. Berdiri sendiri, sistem pakar jenis ini merupakan software yang berdiri

sendiri tidak tergabung dengan software yang lainnya misalnya DENDRAL, MYCIN, XCON dan XCEL, FOLIO, DELTA dan SOFIE. Dalam hal ini sistem pakar tersebut menggunakan software MYCIN.

(28)

3. Menghubungkan ke software lain, bentuk ini biasanya merupakan sistem pakar yang menghubungkan ke suatu paket program tertentu, misalnya DBMS (Data Base Management System).

4. Sistem mengabdi, bentuk ini merupakan sistem pakar yang dihubungkan dengan suatu fungsi tertentu. Misalnya sistem pakar yang digunakan untuk membantu menganalisis data radar.

2.1.6 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari 2 bagian pokok, antara lain:

1. Lingkungan Pengembangan (Development Environment)

Lingkungan pengembangan digunakan sebagai pembangunan sistem yaitu pembangunan komponen maupun basis pengetahuan.

2. Lingkungan Konsultasi (Consultation Environtment)

Lingkungan konsultasi digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi.

2.1.7 Kategori Dan Area Permasalahan Sistem Pakar

Secara umum, ada beberapa kategori dan area permasalahan sistem pakar, antara lain:

(29)

2. Proyeksi, yaitu memprediksi akibat-akibat yang dimungkinkan dari

situasi-situasi tertentu, diantaranya peramalan ekonomi, prediksi lalulintas, estimasi militer, pemasaran atau ramalan keuangan.

3. Diagnosis, yaitu menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks

yang didasarkan pada gejala-gejala yang teramati, diantaranya medis, elektronis, mekanis dan diagnosis perangkat lunak.

4. Desain, yaitu menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala tertentu. Diantaranya layout sirkuit dan perancangan bangunan.

5. Perencanaan, yaitu merencanakan serangkaian tindakan yang dapat dicapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu, diantaranya adalah perencanaan keuangan, kimunikasi, militer, pengembangan produk, routing dan menejemen proyek.

6. Monitoring, yaitu membandingkan antara tingkah laku suatu sistem yang teramati dengan tingkah laku yang diharapkan darinya.

7. Debugging dan repair, yaitu menentukan dengan mengimplementasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi, diantaranya memberikan resep obat

terhadap suatu kegagalan.

8. Instruksi, yaitu mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain subjek, diantaranya melakukan instruksi untuk diagnosis,

debugging dan perbaikan kerja.

(30)

10. Seleksi, yaitu mengidentifikasi pilihan terbaik dari sekumpulan (list)

kemungkinan.

11. Simulasi, yaitu pemodelan interaksi antara komponen-komponen sistem.

2.1.8 Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)

Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer.

Akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition) dilakukan sepanjang proses pembangunan sistem. Proses akuisisi pengetahuan dibagi ke dalam 6 tahap, yaitu:

1. Tahap Identifikasi

Tahap ini meliputi penentuan komponen-komponen kunci dalam sistem yang sedang dibangun, komponen kunci ini adalah knowledge engineer, pakar, karakteristik masalah, sumber daya dan tujuan. Knowledge engineer dan pakar bekerja bersama untuk menentukan berbagai aspek masalah, seperti ruang lingkup dari proyek, data input yang dimasukkan, bagian-bagian penting dan interaksinya, bentuk dan isi dari penyelesaian dan

kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi dalam pembangunan sistem. Selain menentukan sumber pengetahuan pakar juga mengklarifikasi dan menentukan tujuan-tujuan sistem dalam proses penentuan masalah.

2. Tahap Konseptualisasi

(31)

3. Tahap Formalisasi

Tahap ini meliputi pemetaan konsep-konsep kunci, sub-masalah dan bentuk aliran informasi yang telah ditentukan dalam tahap-tahap sebelumnya ke dalam representasi formal yang paling sesuai dengan

masalah yang ada. 4. Tahap Implementasi

Tahap ini meliputi pemetaan pengetahuan dari tahap sebelumnya yang telah diformalisasi ke dalam representasi pengetahuan yang telah dipilih.

5. Tahap Pengujian

Setelah prototype sistem yang dibangun dalam tahap sebelumnya berhasil menangani dua atau tiga contoh, prototype sistem tersebut harus menjalani serangkaian pengujian dengan teliti dengan menggunakan beragam sample masalah. Masalah-masalah yang ditemukan dalam pengujian ini biasanya dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu kegagalan input/output, kesalahan logika dan strategi kontrol.

6. Revisi Prototype

Suatu unsur penting pada semua tahap dalam proses akuisisi pengetahuan adalah kemampuan untuk kembali ke tahap-tahap sebelumnya untuk memperbaiki sistem.

(32)

2.1 Struktur Sistem Pakar

Secara umum, sistem pakar memiliki struktur seperti di bawah ini:

Gambar 2.1.9 Struktur Sistem Pakar

2.1.9.1 Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan (Knowledge Base) adalah inti dari struktur sistem pakar, dibentuk oleh perekayasaan pengetahuan (knowledge engineer) yang bertugas menterjemahkan pengetahuan seorang pakar ke dalam aturan dan strategi. Basis pengetahuan tersusun atas pengetahuan-pengetahuan yang bersifat nyata (explicit), seperti: teori, buku, jurnal, artikel, dan juga pengetahuan yang bersifat heuristic seperti halnya pengalaman pakar dalam menangani ‘pasien’nya, atau berdasarkan intuisinya.

(33)

2.1.9.2 Mesin Kesimpulan (Inference Engine)

Mesin kesimpulan atau Inference Engine, dapat diistilahkan sebagai ‘otak’ (mind) dari sistem pakar, berfungsi sebagai penyedia metodologi cara berpikir sistem yaitu tentang bagaimana mendapatkan informasi yang terkandung dalam sebuah basis

pengetahuan serta memformulasikan kesimpulan yang didapatnya.

Cara umum yang digunakan mesin kesimpulan dalam mendapatkan kesimpulan ialah dengan melakukan proses penalaran, pencocokan antara fakta dengan aturan yang tersedia dalam basis pengetahuan. Beberapa model yang umum digunakan dalam proses inferensi ini diantaranya ialah forward chaining dan backward chaining.

Inferensi dengan forward chaining dimulai dari data/ fakta, berlanjut pada pencapaian aturan guna mendapatkan kesimpulan yang sesuai. Sementara backward chaining memulainya dari kesimpulan (goal), yang selanjutnya melakukan penelusuran terhadap aturan yang tersedia secara mundur guna mencari data/fakta yang sesuai.

2.1.9.3 Memori Bekerja (Working Memory)

Yang dimaksud dengan working memory disini ialah tempat penyimpanan informasi yang digunakan oleh sistem dalam memutuskan aturan-aturan mana yang dapat dicapai. Isi dari working memory ketika sistem mulai dijalankan biasanya akan berisi data masukan (contoh: respon dari user berkenaan dengan pemasukan data gejala

(34)

2.2 Siklus Pengembangan Sistem Pakar

Dalam pengembangan sebuah sistem pakar, maka dikenal pula sebuah siklus yang bernama Expert System Development Life Cycle (ESDLC). Adapun tahapan-tahapan yang ada dalam ESDLC dapat digambarkan dalam skema berikut :

Gambar 2.2 Skema ESDLC

Identifikasi & Analisa Masalah

Akuisi & Representasi Pengetahuan

Pembangunan Prototype

Testing, Verfikasi &

Validasi

Implementasi & Integrasi

Maintenance

Keterlibatan User Perbaikan

(35)

Adapun penjelasan tentang skema tersebut adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi dan Analisa Masalah

Identifikasi masalah berhubungan dengan pengenalan situasi/lingkungan

penyebab timbulnya masalah. Sementara analisa masalah meliputi evaluasi karakteristik dari masalah yang ada, serta penjelasan dari proses input dan output-nya.

b. Akuisisi dan Representasi Pengetahuan

Akuisisi masalah merupakan proses dimana perekayasaan pengetahuan (knowledge engineer) memperoleh dan mengkodekan pengetahuan berdasarkan apa yang pakar biasa lakukan. Sementara representasi pengetahuan merupakan tahap pengolahan pengetahuan yang berasal dari proses akuisisi, ke dalam bentuk yang mudah diakses oleh sistem pakar yaitu dalam mencari solusi.

c. Pembangunan Prototype

Prototype yang dimaksud di sini adalah sebuah bentukan hasil dari proses sebelumnya di atas (identifikasi dan analisa masalah, akuisisi dan

representasi pengetahuan) yang akan digunakan dalam proses penilaian pelanggan dan pengembang.

d. Verifikasi, Validasi, dan Testing

(36)

diverifikasi dan divalidasi ulang sehingga didapatkan pengetahuan yang

sesuai.

e. Implementasi dan Integrasi

Merupakan tahap pembangunan aplikasi. Dari pengetahuan yang sudah terverifikasi dan valid tersebut, kemudian diintegrasikan ke dalam aplikasi sistem pakar secara utuh.

f. Maintenance

Merupakan proses yang dilakukan setelah sistem pakar terbangun, yaitu membuat mekanisme pengoperasian serta pemeliharaannya. Keluaran dari proses maintenance ini dapat menjadi acuan bagi proses perluasan/ pengembangan aplikasi sistem pakar ke depannya.

2.2.1 Metode Forward Chaining

Forward chaining adalah suatu strategi pengambilan keputusan yang dimulai dari bagian premis (fakta) menuju konklusi (kesimpulan akhir) (Kusrini, 2006). Metode forward chaining ini akan digunakan dalam sistem pakar yang akan dibangun dengan

contoh penalaran sebagai berikut:

Contoh Penyakit Kelamin: JIKA kulup berminyak

DAN kulup mengelupas

DAN iritasi bagian bawah kulup

(37)

Obat = Tetraksilin HCL

ATAU Obat = Sulfa Trimetroprim ATAU Obat = Metronidasol

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa untuk kaidah diatas, agar sistem

mencapai konklusi, harus di input terlebih dahulu fakta terjadinya iritasi pada bagian bawah kulup, berminyak dan mengelupas. Baru sistem dapat mengeluarkan konklusi bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit kelamin.

2.2.2 Metode Backward Chaining

Backward chaining adalah suatu strategi pengambil keputusan dimulai dari pencarian solusi dari kesimpulan kemudian menelusuri fakta-fakta yang ada hingga menemukan solusi yang sesuai dengan fakta-fakta yang diberikan pengguna (Kusrini, 2006).

Contoh penalaran backward chaining adalah: Lampu 1 rusak,

IF lampu 1 dinyalakan

AND lampu 1 tidak menyala

AND lampu 1 disambungkan dengan sekering AND sekering masih utuh

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa kaidah seperti diatas, sistem terlebih dahulu menduga bahwa lampu 1 rusak. Kebenaran praduga ini dibuktikan dengan

(38)

2.3 Penyakit Menular Seksual (PMS)

2.3.1 Penyakit Kelamin

Penyakit kelamin adalah jenis penyakit yang disebabkan ole melalui hubungan macam, dari

Penularan penyakit kelamin dapat dihindari dengan jalan menghindari hubungan kelamin secara sembarangan pasangan saja, atau dengan menggunakan alat-alat pencegahan seperti

Penyakit kelamin tertentu dapat disembuhkan dengan pengobatan yang teratur, misalnya denga kuman-kuman yang kebal terhadap pengobatan yang diberikan, sehingga kemudian malah muncul varian yang lebih ganas seperti misalnya masa

2.3.2 Penyakit Kulit

Kulit dan apendicesnya merupakan struktur kompleks yang membentuk jaringan struktur demikian juga oleh penyakit. Karena terdapat banyak penyakit yang mempengaruhi kulit maka hanya yang paling sering ditemukan saja yang akan dibahas

(39)

Kulit terdiri dari 2 lapisan yaitu:

1. Epidermis atau lapisan luar, dan dermis atau kulit sebenarnya.

2. Apendices pada kulit yang termasuk rambut dan kuku.

1. Epidermis

Epidermis terdiri dari sel epitel yang mengalami keratinisasi yang mengandung bahan lemak yang menjadikan kulit kedap air. Sel superfisial dari stratum ini secara kostan dilepaskan dan diganti. Sel lain mengandung cairan berminyak. Lapisan ketiga tediri dari sel-sel yang mengandung granula yang mampu merefraksi cahaya dan membantu memberikan warna putih pada kulit. Lapisan keempat mengandung sel yang memproduksi melamin, suatu bahan yang bertindak sebagai perlindungan terhadap pengaruh sinar UV. Epidermis tidak mengandung pembuluh darah, tetapi limfe bersirkulasi dalam ruang interselular.

2. Dermis

Dermis terdiri dari jaringan fibrosa yang lebih padat pada bagian superficial dibandingkan bagian dalamnya.

Dapat diidentifikasi 2 lapisan diantaranya:

1. Mengandung akhiran saraf sensorik, pembuluh darah dan limfatika.

2. Mengandung serat kolagen, serat elastik, glandula sebasea, glandula sudorifera, folikel rambut dan muskulus arrektor pilli.

(40)

2.3.3.1 Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit kelamin adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Cara hubungan kelamin tidak hanya terbatas secara genito-genital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, atau ono-genital, sehingga kelainan yang timbul akibat

penyakit kelamin ini tidak terbatas hanya pada daerah genital saja, tetapi dapat juga pada daerah-daerah ekstra genital.

Meskipun demikian tidak berarti bahwa semuanya harus melalui hubungan kelamin, tetapi beberapa ada yang dapat juga ditularkan melalui kontak langsung dengan alat-alat, handuk, termometer, dan sebagainya. Selain itu penyakit kelamin ini juga dapat menularkan penyakit ini kepada bayi dalam kandungan.

Pada waktu dahulu prnyakit kelamin dikenal sebagai Venereal Diseases (VD) yang berasal dari kata Venus (dewi cinta), dan yang termasuk dalam venereal diseases ini, yaitu sifilis, gonore, ulkus mole, limfogranuloma venereum dan granuloma inguinale.

Ternyata pada akhir-akhir ini ditemukan berbagai penyakit lain yang juga dapat timbul akibat hubungan seksual dan penemuan ini antara lain disebabkan oleh:

1. Perbaikan sarana dan teknik laboraturium.

2. Penemuan beberapa jenis penyakit secara epidemi seperti herpes genitalis dan hepatitis B.

3. Penemuan penyakit yang ada akibat pada anak dan ibu, juga bahkan dapat menimbulkan kemandulan.

(41)

ada pula yang menyebutnya PHS (Penyakit Hubungan Seksual). Sehubungan PMS ini

sebagian besar disebabkan oleh infeksi, maka kemudian istilah STD telah diganti menjadi STI (Sexually Transmitted Infection).

PMS ini mempunyai beberapa ciri, diantaranya adalah:

1. Penularan penyakit tidak selalu harus melalui hubungan kelamin.

2. Penyakit dapat terjadi pada orang-orang yang belum pernah melakukan hubungan kelamin atau orang-orang yang tidak promiskus.

(42)

2.3.3.2 Penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)

Bila di lihat penyebabnya; maka PMS ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Table 2.1 Hubungan Antara Penyebab dan PMS

1. Bakteri:

(43)

2.3.3.3 Epidemiologi

Selama dekade terakhir ini insidens PMS cukup cepat meningkat diberbagai negeri di dunia. Banyak laporan mengenai penyakit ini, tetapi angka-angka yang dilaporkan tidak menggambarkan angka yang sesungguhnya. Hal tersebut disebabkan antara lain

oleh:

1. Banyak kasus yang tidak dilaporkan, karena belum ada undang-undang yang mengharuskan melapor setiap kasus baru PMS yang ditemukan.

2. Bila ada laporan, sistem pelaporan yang berlaku belum seragam.

3. Fasilitas diagnostik yang ada sekarang ini kurang sempurna sehingga sering kali terjadi salah diagnosis dan penanganannya.

4. Banyak kasus yang asimtomatik (tanpa gejala yang khas) terutama penderita wanita.

5. Pengontrolan terhadap PMS ini belum berjalan baik.

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi meningkatnya insidens PMS ini antara lain:

1. Perubahan demografik secara luas biasa:

a. Peledakan jumlah penduduk

b. Pergerakan masyarakat yang bertambah, dengan berbagai alasan, misalnya:

- Pekerjaan, - Liburan, - Pariwisata,

(44)

c. Kemajuan sosial ekonomi, terutama dalam bidang industri

menyebabkan lebih banyak kebebasan sosial dan lebih banyak waktu yang terluang.

2. Perubahan sikap dan tindakan akibat perubahan-perubahan demografik di

atas, terutama dalam bidang agama dan moral.

3. Kelalain beberapa Negara dalam pemberian pendidikan kesehatan dan pendidikan seks khususnya.

4. Perasaan aman pada penderita karena pemakaian obat antibiotik dan kontrasepsi.

5. Akibat pemakaian obat antibiotik tanpa petunjuk yang sebenarnya, maka timbul resistensi kuman terhadap antibiotik tersebut.

6. Fasilitas kesehatan yang kurang memadai terutama fasilitas laboraturium dan kliniki pengobatan.

(45)

2.3.4 Gonore

2.3.4.1 Gonore Secara Umum

Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi di antara PMS Pada pengobatannya terjadi pula perubahan karena sebagian disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang telah resisten terhadap penisilin dan disebut Penicillinase Producing Neisseria Gonorrhoeae (PPNG). Kuman ini meningkat dibanyak negeri termasuk Indonesia.

Pada umumnya penularannya melalui hubungan kelamin yaitu secara genito-genital, oro-genital dan ono-genital. Tetapi, di samping itu dapat juga terjadi secara manual melalui alat-alat, pakaian, handuk, termometer, dan sebagainya. Oleh karena itu secara garis besar dikenal gonore genital dan gonore ekstra genital.

2.3.4.2 Etiologi

Penyebab gonore adalah gonokok yang ditemukan oleh NEISSER pada tahun 1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut temasuk dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4 spesies, yaitu N. gonorrhoeae dan N. meningitidis yang bersifat

patogen serta N. catarrhalis dan N. pharyngis sisca yang bersifat komensal. Keempat spesies ini sukar dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.

Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8

u dan panjang 1,6 u, bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung dengan pewarnaan Gram bersifat Gram-negatif, terlihat di luar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di

udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39° C, dan tidak tahan zat desinfektan.

(46)

nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang

belum berkembang (immature), yakni pada vagina wanita sebelum pubertas.

2.3.4.3 Gejala Klinis

Masa tunas sangat singkat, pada pria umumnya bervariasi antara 2-5 hari, kadang-kadang lebih lama dan hal ini desebabkan karena penderita telah mengobati diri sendiri, tetapi dengan dosis yang tidak cukup atau gejala sangat samar sehingga tidak diperhatikan oleh penderita. Pada wanita masa tunas sulit ditentukan karena pada umumnya asimtomatik.

Gambaran klinis dan komplikasi gonore sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal genitalia. Oleh karena itu perlu pengetahuan susunan anatomi genitalia pria dan wanita. Beriktu ini dicantumkan infeksi pertama dan komplikasi, baik pada pria maupun pada wanita.

(47)

d. Bartholinitis,

Pada pengobatan yang perlu diperhatikan adalah efektivitas, harga dan sesedikit mungkin efek toksinnya. Ternyata pilihan utama ialah penisilin + probenesid, kecuali di daerah yang tinggi insidens Neisseria gonorrhoeae Penghasil Penisilinase (NGPP). Secara epidemiologis pengobatan yang dianjurkan adalah obat dengan dosis tunggal. Macam-mascam obat yang dapat dipakai antara lain:

1. Penisilin

Yang efektif ialah penisilin G prokain akua. Dosis 4,8 juta unit + 1 gram probenesid. Angka kesembuhan pada tahun 1991 ialah 91,2 %. Di RSCM 3 juta unit + 1 gram probenisid. Obat tersebut dapat menutupi gejala sifilis. Kontraindikasinya ialah alergi penisilin.

2. Ampisilin dan amoksisilin

Ampisilin dosisnya ialah 3,5 gram + 1 gram probenesid, dan amoksisilin 3 gram + 1 gram probenesid. Angka kesembuhan pada tahun 1987 hanya 61,4 %, sehingga tidak dianjurkan. Suntikan ampisilin tidak dianjurkan.

3. Sefalosporin

(48)

4. Kanamisin

Dosisnya 2 gram i.m. Angka kesembuhan pada tahun 1985 ialah 85 %. Baik untuk penderita yang alergi penisilin, gagal dengan pengobatan penisilin dan tersangka sifilis.

5. Tiamfenikol

Dosisnya 3,5 gram, secara oral. Angka kesembuhan pada tahun 1988 ialah 97,7 %. Tidak dianjurkan pemakaiannya pada kehamilan.

6. Kuinolon

Dari golongan kuinolon, obat yang menjadi pilihan adalah ofloksasin 400 mg, siprofloksasin 250-500 mg, dan norfloksasin 800 mg secara oral. Angka kesembuhan pada tahun 1992 untuk ofloksasin masih tinggi, yakni 100 %. Mengingat pada beberapa tahun terakhir ini resistensi terhadap siprofloksasin dan ofloksasin semakin tinggi, maka golongan kuinolon yang dianjurkan adalah levofloksasin 250 mg per oral dosis tunggal.

(49)

2.3.5 Sifilis

2.3.5.1 Sifilis Secara Umum

Sifilis ialah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum; sangat kronik dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin.

Meskipun insidens sifilis kian menurun, penyakit ini tidak dapat diabaikan, karena merupakan penyakit berat. Hampir semua alat tubuh dapat diserang, termasuk sistem kardiovaskular dan saraf. Selain itu wanita hamil yang menderita sifilis dapat menularkan penyakitnya ke janin sehingga menyebabkan sifilis kongenita yang dapat menyebabkan kelainan bawaan dan kematian. Istilah kita untuk penyakit ini yaitu raja singa sangat tepat karena keganasannya.

2.3.5.2Epidemiologi

Asal penyakit ini tidak jelas. Sebelum tahun 1492 belum dikenal di Eropa. Ada yang menganggap penyakit ini berasal dari penduduk Indian yang dibawa oleh anak buah

Colombus waktu mereka kembali ke Spanyol pada tahun 1494 terjadi epidemik di Napoli. Pada abad ke-18 baru diketahui bahwa penularan sifilis dan gonore disebabkan oleh senggama dan keduanya dianggap disebabkan oleh infeksi yang sama.

Pada abad ke-15 terjadi wabah di Eropa, sesudah tahun 1860 morbilitas sifilis di Eropa menurun cepat, mungkin karena perbaikan sosio-ekonomi. Selama Perang Dunia kedua insidensnya meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 1964, kemudian makin menurun.

(50)

Amerika Selatan. Di Indonesia insidensnya 0,61 %. Penderita yang terbanyak ialah

stadium laten, disusul sifilis stadium I yang jarang, dan yang langka ialah sifilis stadium II.

2.3.5.3 Etiologi

Pada tahun 1905 penyebab sifilis ditemukan oleh Schaudinn dan Hoffman ialah Treponema pallidum, yang termasuk ordo Spirochaetales familia Spirochaetaceae dan genus Treponema. Bentuknya sebagai spiral teratur, panjangnya antara 6-15 um, lebar 0,15 um, terdiri atas delapan sampai dua puluh empat lekukan. Gerakannya berupa rotasi sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka botol. Membiak secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi setiap tiga puluh jam.

(51)

2.3.6 Herpes Genitalis

2.3.6.1 Gejala

Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutan dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng.

Penderita bisa mengalami kesulitan dalam berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri. Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.

Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak membesar. Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya dan mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan.

Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit depan pada penis yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk di vulva dan leher rahim. Jika penderita melakukan hubungan seksual

melalui anus, maka lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar anus atau didalam rektum.

Pada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV),

luka herpes bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama beberapa minggu atau lebih dan resisten terhadap pengobatan dengan asiklovir.

(52)

HSV-2 mengalami pengaktivan kembali didalam saraf panggul. HSV-1

mengalami pengaktivan kembali didalam saraf wajah dan menyebabkan fever blister atau herpes labialis. Tetapi kedua virus bisa menimbulkan penyakit di kedua daerah tersebut.

Infeksi awal oleh salah satu virus akan memberikan kekebalan parsial terhadap virus

lainnya, sehingga gejala dari virus kedua tidak terlalu berat.

2.3.6.2 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk memperkuat diagnosis, diambil apusan dari luka dan dibiakkan di laboratorium. Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya antibodi terhadap virus.

2.3.6.3 Pengobatan

Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genitalis, tetapi pengobatan bisa memperpendek lamanya serangan. Jumlah serangan bisa dikurangi dengan terus menerus mengkonsumsi obat anti-virus dosis rendah. Pengobatan akan efektif jika dimulai sedini mungkin, biasanya 2 hari setelah timbulnya gejala. Asikovir atau obat anti-virus lainnya bisa diberikan dalam bentuk sediaan oral atau krim untuk dioleskan

langsung ke luka herpes.

Obat ini mengurangi jumlah virus yang hidup di dalam luka sehingga mengurangi resiko penularan. Obat ini juga bisa meringankan gejala pada fase awal.

Tetapi pengobatan dini pada serangan pertama tidak dapat mencegah kambuhnya penyakit ini.

(53)

infeksi adalah menjauhkan diri dari aktivitas seksual atau membatasi hubungan

seksual dengan hanya satu orang yang bebas infeksi.

Pendek kata, anda dapat:

1. Gunakan, atau pasangan anda gunakan, sebuah kondom lateks selama setiap kontak seksual.

2. Batasi jumlah pasangan seks.

3. Hindari hubungan seksual jika pasangan terkena herpes di daerah genital atau dimanapun.

(54)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis

Analisis berguna untuk mengetahui kebutuhan perangkat lunak dan kebutuhan sistem pakar yang akan dibangun. Dalam tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan data serta pengetahuan yang diperlukan oleh sistem pakar, sehingga pada akhir analisis didapatkan hasil berupa sebuah sistem yang strukturnya dapat didefenisikan dengan baik dan jelas.

Untuk menghasikan sistem pakar yang baik diperlukan pembuatan basis pengetahuan dan basis aturan yang lengkap dan baik serta pembuatan mekanisme inferensi yang baik juga. Mekanisme inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama proses konsultasi antara sistem pakar dan pemakai, mekanisme inferensi menguji aturan satu demi satu sampai kondisi aturan itu benar.

Metode penalaran yang digunakan penulis dalam mekanisme inferensi untuk menguji aturan, yaitu forward chaining. Dalam penalaran maju, aturan-aturan diuji satu demi satu dalam urutan tertentu. Urutan ini mungkin berupa urutan pemasukan aturan ke dalam basis aturan atau juga urutan lain yang ditentukan oleh pemakai.

(55)

3.1.1 Pembahasan Program

Program sistem pakar merupakan program dengan basis pengetahuan yang dinamis. Dalam kata lain pengetahuan yang ada pada program ini harus dapat menambah atau biasa di-edit tanpa harus mengubah isi program secara keseluruhan. Untuk memenuhi

syarat-syarat ini maka dibuat suatu struktur If Then bersarang untuk membaca dari file.

Mesin inferensi untuk program sistem pakar untuk diagnosis Penyakit Menular Seksual ini merupakan gabungan dari algoritma pencarian dan struktur If Then. Metode yang digunakan adalah metode deduksi (forward chaining) dimana program mengambil kesimpulan dari jawaban “Ya” dan “Tidak” atas pertanyaan yang digunakan dari program.

Kemampuan sistem pakar untuk memecahkan masalah tergantung pada seberapa luas basis pengetahuannya. Basis pengetahuan ini terutama berasal dari pengalaman para pakar, yang mana keluarannya hanya bersifat anjuran. Basis pengetahuan ini bersifat dinamis, artinya dapat diubah secara terus menerus.

3.1.2 Cara Kerja Aplikasi

Aplikasi sistem pakar yang dibangun memiliki cara kerja untuk menghasilkan suatu keluaran/output tentang nama penyakit dari penderita dan solusi yang direkomendasikan berdasarkan basis pengetahuan yang telah dijawab penderita.

Adapun cara kerja aplikasi sistem pakar dalam melakukan diagnosis penyakit adalah sebagai berikut:

(56)

2. Dalam melakukan diagnosis penyakit menular seksual ini, aplikasi yang

dibuat akan menampilkan tampilan berupa dialog (komputer memberikan pertanyaan perihal mengenai gejala-gejala yang mungkin dialami oleh penderita) antara komputer dan pemakai (user) dalam pemeriksaan.

3. Jika jawaban yang diberikan adalah “Ya” maka kemudian sistem akan memberikan/menampilkan hasil diagnosis penyakit yang diderita pasien serta memberikan rekomendasi yang akan dilakukan pasien. Sistem pakar mulai bekerja dalam hal pengambilan kesinpulan penyakit dan rekomendasi yang diberikan berdasarkan mesin inferensi.

3.1.3 Analisis Permasalahan Sistem Pakar

Permasalahan untuk mendiagnosis penyakit menular seksual bagaimana penderita bisa mengetahui secara dini jenis penyakit menular seksual sehingga dapat dengan segera dilakaukan penanggulangan apabila penyakit yang lainnya belum menyerang keseluruh organ-organ si penderita.

Adapun tahap-tahap dalam menganalisis jenis penyakit menular seksual adalah dengan menganalisis gejala dan keluhan yang ada pada penderita. Disini diperlukan ketelitian dari seorang pakar dalam mendiagnosis gejala serta keluhan yang didapat

(57)

3.1.4 Flowchart Sistem

Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algortima (Al-Bahra bin Ladjamudin, 2005). Dari pengertian diatas, maka penulis

membuat flowchart perancangan sistem pakar untuk diagnosis penyakit menular seksual seperti gambaran umum dibawah ini.

Gambar 3.1 Flowchart Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Menular Seksual

START

Tampilkan Menu

Pilih Jenis Penyakit Yang

Di Derita

Penyakit Kelamin Pria

Tampilkan Penyakit Yang Di Derita Serta Sulusi Pengobatannya

Penyakit Kelamin W it

(58)

3.2 Data Flow Diagram

Tahap selanjutnya adalah tahap pembuatan flowchart (bagan alir) atau aliran informasi dari aplikasi tersebut. Flowchart atau diagram alir adalah gambaran yang menampilkan struktur, urutan kegiatan dari suatu program dari awal sampai akhir dan

isi halaman per halaman. Dengan adanya flowchart, akan sangat membantu untuk memvisualisasikan isi dari setiap halaman aplikasi tersebut.

Berikut adalah tabel yang menjelaskan arti dari lambang-lambang atau simbol-simbol yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan flowchart program:

Tabel 3.1 Simbol-Simbol Flowchart

No. Simbol Keterangan

1. Terminator yaitu menyatakan start dan stop suatu program

2. Input/output yaitu proses pemasukan atau pengeluaran data

3. Process yaitu proses pengolahan data

4. Decision yaitu proses pengambilan keputusan untuk memilih satu diantara dua alternatif

5. Off Page Connector yaitu tanda gabung lain halaman

6. Arrow yaitu penunjuk arah aliran program

7.

(59)

Pada dasarnya ada dua entiti yang ada pada sistem yang dibangun yaitu

Pengguna dan Perangkat Lunak Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Menular Seksual dan Pakar. Diagram Konteks Pakar Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Seksual dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

Fakta, Ciri,

Fakta Baru Keluhan

Ciri, Keluhan, Penyebab Penyakit Informasi Nama Penyakit

Menular Seksual dan Solusi Diagnosis, dan Solusi

Gambar 3.2 Diagram Konteks Sistem Pakar untuk Diagnosis

Penyakit Menular Seksual

3.3 Perancangan Tampilan

Tampilan aplikasi untuk mendiagnosis penyakit menular seksual ini dirancang sedemikian rupa untuk memberi kemudahan bagi user dalam berinteraksi dengan

aplikasi. Tampilan setiap menu dirancang dengan tampilan yang menarik sehingga user tidak merasa jenuh dalam menggunakan aplikasi ini.

Sistem Pakar Untuk Diagnosis

Penyakit Menular Seksual

(60)

3.3.1 Halaman Utama (Home)

Tampilan untuk halaman utama berisi tentang tampilan pembuka pada aplikasi. Pada halaman utama tersebut terdapat 4 (empat) tombol utama yaitu “Deteksi Penyakit Anda” yang mana sistem pakar tersebut banyak mengandung pertanyaan. Pada tombol

“Informasi” ini membahas tentang informasi mengenai penyakit yang dibahas diantaranya Gonore (GO), Sifilis dan Herpes genitalis, sementara pada tombol “Tips” membahas masalah bagaimana cara menanggulangi pencegahan penyakit menular seksual serta tombol ”About” adalah mengenai history penulis.

Gambar 3.3 Rancangan Tampilan Halaman Utama

Home Deteksi Penyakit Informasi Tips About

(61)

3.3.2 Menu Utama

Tampilan menu utama (home) terdiri dari beberapa menu, yaitu Menu Deteksi Penyakit Anda, Menu Informasi, Menu Tips, dan Menu About. Dengan merancang isi tampilan tersebut, user dapat lebih paham menggunakan sistem pakar tersebut tanpa

menuangkan atau memberikan instruksi cara menggunakan ataupun sebagai tutorial.

Rancangan untuk tampilan menu utama dapat dilihat pada gambar 3.4.2 sebagai berikut.

Gambar 3.4 Rancangan Tampilan Menu Utama

Home Deteksi Penyakit Informasi Tips About

(62)

3.3.3 Menu Deteksi Penyakit Anda

Tampilan menu Deteksi Penyakit Anda ini terdiri dari beberapa bahasan, yaitu memilih jenis kelamin yang dikehendaki, apakah jenis kelamin yang menggunakan aplikasi ini Pria atau Wanita, lalu beberapa pertanyaan dan membutuhkan jawaban

antara “Ya” atau “Tidak” dan dibubuhi beberapa gambar-gambar yang telah di-edit.

Penyisipan gambar-gambar jenis penyakit menular seksual ini bertujuan agar pengguna aplikasi ini tidak salah mengdiagnosis penyakitnya, ini disebabkan karena penyakit Gonore (GO) hampir mirip gejalanya dengan penyakit Sifilis.

Dari beberapa jawaban tersebut keluarlah hasil dari diagnosis dan saran yang diberikan berupa obat-obatan yang dikonsumsi secara oral ataupun berupa cairan suntik. Rancangan gambar tersebut dapat dilihat dibagian bawah ini.

Home Deteksi Penyakit Informasi Tips About

(63)

3.3.4 Menu Informasi

Pada menu Informasi ini, disajikan beberapa informasi mengenai jenis penyakit yang dibahas. Diantaranya adalah tentang penyakit Gonore (GO), Sifilis dan Herpes Genitalis.

Di dalam menu ini dibahas mengenai penyebab ataupun pembawa penyakit, gejala-gejala yang timbul setelah terinfeksi penyakit menular seksual, Komplikasi, Diagnosis-diagnosis yang sudah tampak pada penderita serta menuangkan contoh gambar-gambar beberapa jenis penyakit menular seksual.

Disini penulis menuangkan gamba-gambar yang sudah di-edit sesederhana mungkin bertujuan agar pengguna aplikasi ini tidak salah mengdiagnosis atau tidak salah berasumsi sendiri dan tidak mengandung unsur seksualitas, namun lebih mengarah kepada pendidikan seksual secara dini. Adapun tampilan dari Menu Informasi tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.6 Rancangan Tampilan informasi

Home Deteksi Penyakit Informasi Tips About

(64)

3.3.5 Menu Tips

Menu Tips ini menuangkan berupa tips yang bertujuan bagaimana cara mencegah atau setidaknya meminimalisir penularan penyakit menular seksual. Namun beberapa tips-tips yang tertuang didalam aplikasi ini bukanlah sebagai media agar pengguna aplikasi

ini dapat melakukan hubungan seksual secara bebas dengan orang lain yang belum terinfeksi penyakit menular seksual.

Salah satu contohnya adalah bagaimana melakukan hubungan seksual bagi yang belum menikah ataupun yang bukan pasangan resminya dengan menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi dan pencegah penularan penyakit seksual. Adapun rancangan tampilan Menu Tips adalah sebagai berikut.

Gambar 3.7 Rancangan Tampilan Menu Tips

Home Deteksi Penyakit Informasi Tips About

Logo HIV AIDS

Halaman Tips

(65)

3.3.6 Menu About

Tampilan Menu About adalah memuat history penulis. Pada menu ini diharapkan kepada pengguna dan pengamat aplikasi ini untuk memberikan masukan berupa saran dan kritik agar aplikasi ini dapat lebih dimengerti bagi semua kalangan masyarakat

luas dan mudah untukdioperasikan.

Penulis juga menyisipkan contact person yang detail agar sistem ini dapat berjalan dengan baik dan agar sampai sasaran kepada pengguna ataupun sekedar ingin mengetahui perkembangan penyakit menular seksual didalam masyarakat secara global dari beberapa jenis penyakit yang tertuang dalam pembuatan aplikasi sistem pakar ini.

Gambar 3.8 Rancangan Tampilan Menu About

Gambar Home Deteksi Penyakit Informasi Tips About

Logo

Alamat :.Jl. Jamin Ginting Gg. Kamboja No.12, P. Bulan, MEDAN – 20155

Pendidikan : D3 PULMED, LP3M, Medan S1 Ilmu Komputer, USU, Medan

Email

facebook

(66)

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

4.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah langkah-langkah atau prosedur-prosedur yang dilakukan dalam menyelesaikan desain sistem yang telah disetujui, untuk mengeksekusi, menguji dan memulai aplikasi baru atau aplikasi yang diperbaiki.

4.2 Tujuan Implementasi Sistem

Adapun tujuan dari implementasi sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Menyelesaikan desain sistem yang telah disetujui sebelumnya.

2. Menguji apakah sistem baru tersebut sesuai dengan pemakai.

4.3 Spesifikasi Sistem

Spesifikasi sistem untuk yang dianjurkan penulis untuk menjalankan sistem pakar untuk deteksi penyakit pada komputer lokal adalah sebagai berikut:

(67)

2. Memory RAM 512 MBatau lebih.

3. Kapasitas Harddisk 40 GB atau lebih.

4. Video Graphic Adapter (VGA) 128 MB atau lebih.

5. CD ROM dengan kecepatan baca minimum 16x.

6. Monitor CRT atau LCD dengan resolusi minimum 1024x768 pixel dan 32 bit warna.

b. Perangkat Lunak (Software) meliputi:

1. Sistem Operasi Windows XP Service Pack 1 atau versi-versi Windows setelahnya.

4.4 Menjalankan Aplikasi

Untuk menjalankan aplikasi ini sebenarnya cukup mudah. User harus mengaktifkan terlebih dahulu aplikasi XAMPP Control Panel Application. Pilihan pada Apache ditekan tombol Start, dan pada MySql juga ditekan tombol Start. Maka pada pilihan Apache dan MySql sedang starting atau berjalan pada komputer.

(68)

Gambar 4.1 Menjalankan Aplikasi Perangkat Lunak Sistem Pakar

4.5. Tampilan Halaman

Perangkat lunak sistem pakar untuk deteksi penyakit ini memiliki banyak halaman.

Tiap halaman utama masing-masing memiliki link yang tiap isi halaman web-nya menunjukkan setiap informasi yang berbeda-beda. Untuk pengujian, pada kolom URL/ address keti

Tampilan menu halaman utama merupakan tampilan utama program ini, yakni tampilan yang pertama kali muncul dan berfungsi sebagai perantara atau lokasi pemanggilan menu-menu program lain yang terdapat dalam sistem yang dibangun.

Pada halaman menu utama terdapat menu Home yaitu sebagai halaman utama pertama sekali ditampilkan. Sedangkan pada pilihan Informasi memuat informasi penyakit Gonore (GO), Sifilis dan Herpes Genitalis yang meliputi penyebab, gejala, diagnosis, serta beberapa gambar organ tubuh yang terserang penyakit menular seksual.

(69)

buku-buku maupun dari internet. Sedangkan pada Menu About adalah halaman

riwayat hidup pembuat program perangkat lunak sistem pakar tersebut. Tampilan menu utama program ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.

(70)

4.6 Menu Informasi

Pada tampilan Menu Informasi ini memuat tentang informasi-informasi yang berhubungan dengan penyakit menular seksual berupa informasi jenis penyakit, penyebab, gejala, diagnosis, dan lain-lain. Tampilan tersebut dapat terlihat pada

gambar dibawah ini.

(71)

Menu Deteksi Penyakit ini memuat tampilan yang mana kita diajak untuk memilih

jenis kelamin yang kita kehendaki. Disini sistem ini bertujuan untuk mengelompokkan gejala-gejala dan ciri-ciri penyakit yang dimaksudkan.

Pada tampilan Deteksi Penyakit ini, sistem tersebut memberikan dua pilihan

agar user dapat memilih jenis kelamin sesuai dengan jenis kelamin user untuk mendeteksi penyakit selanjutnya. Tampilan gambar untuk mendeteksi penyakit ini dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.4 Menu Deteksi Penyakit

4.7.1 Menu Deteksi Penyakit Pada Pria

Gambar

Gambar 2.2 Skema ESDLC
Table 2.1 Hubungan Antara Penyebab dan PMS
Gambar 3.1 Flowchart Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Menular Seksual
Tabel 3.1 Simbol-Simbol Flowchart
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dibuat suatu aplikasi sistem pakar untuk memberikan informasi mengenai hama penyakit tanaman dan dapat mendiagnosa gejala – gejala

Sistem Pakar diagnosa penyakit ginekologi yang dibangun ini dapat melakukan diagnosis penyakit ginekologi berdasarkan gejala- gejala yang dirasakan user , selanjutnya sistem

Aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit diabetes mellitus akan memberikan pertanyaan kepada pasien yang terdiri dari tiga kelompok pertanyaan yaitu, gejala umum,

• Gambar gejala serangan hama atau penyakit yang ada pada program aplikasi sistem pakar diagnosa hama atau penyakit tanaman anggrek berbasis web ini mampu membantu pecinta

Subjek penelitian ini adalah membuat aplikasi sistem pakar penentuan penyakit pada tumbuhan pepaya berdasarkan gejala yang ada dan memberitahukan cara penanggulangan dari

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa aplikasi sistem pakar ini dapat mendiagnosa suatu penyakit anak (balita) yang sering diderita berdasarkan gejala yang

Dengan sulitnya menemui pakar atau spesialis untuk berkonsultasi, membuat penderita lambat mengetahui gejala-gejala penyakit yang timbul pada penderita

Dalam mengetahui usia kehamilan pada sistem pakar ini dapat ditentukan dengan gejala-gejala yang ditimbulkan, dari gejala-gejala yang dialami/ dipilih oleh user maka sistem