• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Liquid Storage Tank Dengan Pengaruh Gempa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perencanaan Liquid Storage Tank Dengan Pengaruh Gempa"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

GEMPA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian

Pendidikan sarjana teknik sipil

Oleh :

DEWI CENDANA

070404004

BIDANG STUDI STRUKTUR

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Pro N Da Dosen P of.Dr.Ing. Joh NIP. 19561224 D alam memp Departem Penguji hannes Tariga 4 198103 1 002

B

DEPA

UNIV

T

Disusun unt peroleh gela men Teknik D D Ketua D Prof. Dr NIP. 19 Do Ir. Dani NIP. 19 an Ir. 2 NIP

BIDANG

ARTEM

FAKU

VERSITA

UGAS AK

tuk melengk

r Sarjana T Sipil di Uni

Oleh : DEWI CEND

07040400

Disetujui O Departemen

r. Ing. Johan 9561224 198

osen Pembi

iel Rumbi T 9590707 198

Dosen Pe

Besman Sur P. 19541012 1

STUDI S

MEN T

ULTAS T

AS SUMA

MEDA

2011

KHIR

kapi persyar Teknik pada iversitas Su DANA 04 Oleh : Teknik Sip nnes Tariga 8103 1 002

imbing

Teruna, MT 8710 1 001

nguji

rbakti, MT. 98003 1 004

STRUKT

TEKNIK

TEKNIK

ATERA

AN

ratan a Fakultas T umatera Uta pil an 2 T. 1 Dos Nursy NIP. 19770

TUR

K SIPIL

K

UTARA

Teknik ara en Penguji

yamsi, ST, MT 0623 200501 2

L

A

(3)

Melalui surat ini, mahasiswa yang tersebut di bawah ini :

Nama : DEWI CENDANA

NIM : 070404004

Fakultas/Departemen : Teknik / Teknik Sipil

Judul Tugas Akhir : Perencanaan Liquid Storage Tank Dengan Pengaruh

Gempa

Dosen Pembimbing : Ir. Daniel Rumbi Teruna, MT

menyatakan bahwa tugas akhir ini merupakan karya tulis yang orisinil (asli),

dimana dalam hal ini segenap gagasan, sudut pandang dan analisa perhitungan tentang

perencanaan tangki persegi panjang telah dituangkan.

Dengan demikian, dilihat dari permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai

melalui penulisan tugas akhir ini, maka dapat dikatakan bahwa tugas akhir ini adalah

merupakan karya sendiri yang asli dan bukan hasil jiplakan baik sebagian maupun

keseluruhan dari skripsi atau tugas akhir orang lain, kecuali kutipan yang saya

cantumkan sumbernya sesuai dengan kaedah penulisan karya ilmiah.

Medan, 18 Juli 2011

Penulis,

DEWI CENDANA

(4)

anugerah dan kesempatan yang telah diberikan oleh-Nya kepada Penulis mulai dari masa perkuliahan sampai dengan tahap penyelesaian tugas akhir di Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

Tugas Akhir ini diberi judul “PERENCANAAN LIQUID STORAGE TANK DENGAN PENGARUH GEMPA”. Hal pertama yang membuat Penulis ingin

mengangkat tentang topik ini adalah dikarenakan hanya sedikit literatur dalam bahasa Indonesia yang menjelaskan tentang perencanaan tangki penyimpanan cairan. Selain itu, Penulis juga berkeinginan besar untuk lebih mengerti lagi mengenai cara perencanaan tangki persegi panjang yang dipengaruhi gempa serta analisis efek gempa terhadap cairan di dalam tangki. Tetapi Penulis tetap berusaha memanfaatkan bahan-bahan yang telah ada, ditambah dengan analisa dan perencanaan Penulis yang diperoleh dari bahan tersebut untuk merencanakan tangki persegi panjang yang dimaksud.

Sungguh suatu hal yang luar biasa dimana akhirnya tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang diharapkan. Tugas akhir adalah merupakan salah satu unsur yang sangat penting sebagai pemenuhan nilai-nilai tugas dalam mencapai gelar Sarjana Teknik dari Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil di universitas ataupun perguruan tinggi manapun di seluruh Nusantara, termasuk pula di Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, Penulis tidak lupa ingin menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan waktu yang telah diberikan kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan studi Strata-I di Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dengan baik.

2. Bapak Ir. Daniel Rumbi Teruna, MT. selaku Dosen Pembimbing, atas bimbingan, nasehat, dan waktu yang diberikan untuk Penulis atas penulisan Tugas Akhir ini. 3. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, Bapak Ir. Besman Surbakti, MT., dan Ibu

Nursyamsi, ST. MT. selaku Dosen Pembanding, atas saran dan masukan yang diberikan kepada Penulis terhadap Tugas Akhir ini.

(5)

dan memberikan ilmu dan bimbingan serta nasehat yang sangat berarti kepada Penulis mulai dari semester I sampai dengan sekarang ini.

6. Kedua orang tua Penulis, yang sangat Penulis cintai dan sayangi, serta juga kepada abang yang Penulis sayangi.

7. Saudara Alexander yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada Penulis hingga Tugas Akhir ini dapat selesai dengan baik.

8. Semua teman – teman stambuk 2007 yang telah memberikan semangat kepada Penulis.

9. Dan segenap pihak yang belum Penulis sebut di sini atas jasa-jasanya dalam mendukung dan membantu Penulis dari segi apapun, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

Selain itu, Penulis sebelum dan sesudahnya juga memohonkan maaf atas segala kesilapan-kesilapan dan mungkin kesalahan atas perbuatan maupun ucapan yang telah Penulis lakukan. Seperti kata pepatah “Tiada Gading yang Tak Retak”, begitu pula Penulis yang hanyalah manusia biasa yang tentunya tidak akan luput dari kesilapan dan kesalahan.

Tugas Akhir yang telah Penulis selesaikan dengan segenap hati dan pemikiran ini tentunya masih perlu untuk diperbaiki bilamana di kemudian hari terdapat kekurangan. Untuk itu, Penulis dengan tangan terbuka akan menerima segala masukan maupun saran yang sifatnya membangun demi kemajuan kita bersama.

Akhir kata, atas segala perhatian yang telah diberikan untuk hasil karya Penulis ini, Penulis sekali lagi mengucapkan terima kasih. Semoga karya ini sedikit banyak juga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 18 Juli 2011

Hormat Penulis,

DEWI CENDANA

(6)

LEMBAR KEASLIAN PENULISAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR NOTASI ... x

ABSTRAK ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Permasalahan ... 2

I.3. Pembatasan Masalah ... 3

I.4. Tujuan ... 5

I.5. Metodologi ... 5

BAB II. TINJAUANPUSTAKA ... 6

II.1. Umum ... 6

II.2. Jenis-Jenis Tangki ... 7

II.2.1. Berdasarkan Letaknya ... 7

1. Aboveground Tank ... 7

2. Underground Tank ... 7

II.2.2. Berdasarkan Bentuk Atapnya ... 7

1. Fixed Roof Tank ... 7

2. Floating Roof Tank ... 9

II.2.3. Berdasarkan Tekanannya (Internal Pressure) ... 9

1. Tangki Atmosferik (Atmospheric Tank) ... 9

2. Tangki Bertekanan (Pressure Tank) ... 12

II.2.4. Berdasarkan Bentuk Tangki ... 13

1. Tangki Lingkaran (Circular Tank) ... 13

2. Tangki Persegi / Persegi Panjang (Rectangular Tank) ... 13

II.3. Kriteria Perencanaan Tangki Persegi Panjang ... 15

II.4. Pembebanan ... 15

II.5. Persyaratan untuk Elemen-Elemen Tangki ... 17

II.5.1. Material ... 17

II.5.2. Pelat Atap ... 18

II.5.3. Rafter dan Girder ... 19

II.5.4. Top Angle ... 19

II.5.5. Intermediate Wind Girder ... 20

II.5.6. Shell Plate (Pelat Dinding) ... 20

II.5.7. Pelat Dasar Tangki... 21

II.6. Tekanan Air Pada Tangki ... 22

(7)

III.2.1.Tebal Minimum Pelat Dinding Tangki ... 25

III.2.2.Siku Pengaku Atas Tangki ... 26

III.2.3.Ketebalan Pelat Dasar Tangki ... 26

III.3.Analisis Efek Gaya Gempa Terhadap Tangki ... 26

III.3.1. Perhitungan Berat & Massa Tangki ... 26

III.3.2. Massa dan Ketinggian Tekanan Hidrodinamis ... 27

III.3.3. Waktu Getar Tekanan Hidrodinamis ... 31

III.3.4. Redaman ... 33

III.3.5. Koefisien Gempa Horizontal Desain ... 34

III.3.6. Gaya Geser Dasar ... 36

III.3.7. Momen Dasar Tangki ... 36

1. Momen Lentur ... 36

2. Momen Guling ... 37

III.3.8. Tekanan Hidrodinamis ... 37

1. Tekanan Hidrodinamis Impulsif ... 38

2. Tekanan Hidrodinamis Konvektif ... 38

3. Tekanan Akibat Inersia Dinding ... 38

III.3.9. Distribusi Tekanan Linear Ekivalen ... 41

III.3.10. Efek dari Percepatan Tanah Vertikal ... 42

III.3.11. Tinggi Guncangan Cairan ... 42

III.3.12. Kebutuhan Pengangkeran ... 43

BAB IV.APLIKASI PERHITUNGAN ... 44

IV.1.Data Desain ... 44

IV.2.Desain Gemoetri Tangki ... 44

IV.3.Desain Ukuran Tebal Pelat Dasar dan Dinding Tangki ... 45

IV.4.Analisis Efek Gaya Gempa Terhadap Tangki ... 47

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

V.1. Kesimpulan ... 72

V.2. Saran ... 72

(8)

Gambar 1.2 : Gaya Impulsif dan Gaya Konvektif ... 3

Gambar 1.3 : Gambaran Perencanaan Liquid Storage Tank ... 4

BAB II Gambar 2.1 : Tangki Fixed Dome Roof ... 9

Gambar 2.2 : Tangki Floating Roof Tank. ... 9

Gambar 2.3 : Sketsa Fixed Cone Roof Tank ... 10

Gambar 2.4 : Fixed Cone Roof with Internal Floating Roof ... 10

Gambar 2.5 : Self Supporting Dome Roof ... 10

Gambar 2.6 : Tangki Horizontal ... 11

Gambar 2.7 : Tangki Tipe Plain Hemispheroid ... 11

Gambar 2.8 : Tangki Peluru ... 12

Gambar 2.9 : Tangki Bola ... 12

Gambar 2.10 : Dome Roof Tank ... 13

Gambar 2.11 : Tangki Rectangular Tank ... 14

Gambar 2.12 : Ilustrasi Jenis-Jenis Tangki yang Umum Digunakan ... 14

Gambar 2.13 : Arrangement of Roof Plate ... 18

Gambar 2.14 : Top Angle ... 19

Gambar 2.15 : Intermediate Wind Girder ... 20

Gambar 2.16 : Denah Pelat Dasar Tangki ... 21

Gambar 2.17 : Diagram Tekanan Hidrostatis ... 22

BAB III Gambar 3.1 : Distribusi Tekanan Hidrodinamis Pada Dinding & Dasar Tangki ... 29

Gambar 3.2 : Pemodelan Massa untuk Tangki Persegi Panjang di Atas Tanah ... 29

Gambar 3.3 : Massa Konvektif dan Impulsif dan Kekakuan Konvektif ... 30

Gambar 3.4 : Ketinggian Massa Konvektif dan Impulsif ... 31

Gambar 3.5 : Gambaran Defleksi d, dari Dinding pada Tangki ... 32

Gambar 3.6 : Koefisien Waktu Getar Konvektif ... 33

Gambar 3.7 : Gambaran dari Panjang, L dan Lebar, B dari Tangki ... 34

Gambar 3.8 : Koefisien Tekanan Impulsif ... 39

Gambar 3.9 : Koefisien Tekanan Konvektif ... 40

Gambar 3.10 : Distribusi Tekanan Hidrodinamis untuk Analisis Dinding ... 41

Gambar 3.11 : Deskripsi Momen Guling pada Tangki ... 43

BAB IV Gambar 4.1 : Gambar Tangki Air 30 m3 ... 44 BAB V

(9)

Tidak terdapat tabel.

BAB II

Tabel 2.1 : Ketebalan Shell Plates ... 21

BAB III

Tabel 3.1 : Tabel Koefisien α dan β ... 25 BAB IV

Tabel 4.1 : Tabel Koefisien α dan β ... 45 BAB V

(10)

α : Konstanta untuk menghitung tebal plat dinding β : Konstanta untuk menghitung tebal plat dinding γs : Berat jenis baja ( kg/m3 )

Δ : Defleksi ( mm )

Ah : Koefisien gempa horizontal desain

(Ah)c : Koefisien gempa horizontal desain konvektif (Ah)i : Koefisien gempa horizontal desain impulsif Av : Koefisien gempa vertikal desain B : Lebar tangki ( m )

CA : Ketebalan korosi ( m )

Cc : Koefisien dari waktu getar untuk tekanan konvektif

d : Defleksi dari dinding tangki pada titik berat pada ketinggian h, ketika dibebani

oleh tekanan terbagi merata dengan intensitas q ( mm ) dmax : Tinggi guncangan air maksimum ( mm )

E : Elastisitas material tangki ( MPa ) g : Percepatan gravitasi ( 9,81 m/s3 ) G : Berat jenis cairan dalam tangki ( ton/m3 ) H : Tinggi tangki ( m )

hc : Ketinggian tekanan konvektif cairan ( m )

hc* : Ketinggian tekanan konvektif cairan, termasuk tekanan terhadap dasar tangki ( m ) hi : Ketinggian tekanan impulsif cairan ( m )

hi* : Ketinggian tekanan impulsif cairan, termasuk pengaruh terhadap dasar tangki ( m ) ht : Ketinggian titik berat gravitasi massa atap ( m )

hw : Ketinggian titik berat gravitasi massa dinding ( m ) I : Faktor keutamaan bangunan

Imin : Inersia minimum untuk siku pengaku atas tangki ( mm 4

) Kc : Kekakuan massa cairan konvektif

L : Panjang tangki, sejajar arah gempa ( m ) mb : Massa plat dasar tangki ( kg )

mc : Massa cairan konvektif ( kg )

Mc : Momen lentur untuk tekanan konvektif ( kN-m ) Mc* : Momen guling untuk tekanan konvektif ( kN-m ) mi : Massa cairan impulsif ( kg )

Mi : Momen lentur untuk tekanan impulsif ( kN-m ) Mi* : Momen guling untuk tekanan impulsif ( kN-m ) mt : Massa atap tangki ( kg )

mw : Massa plat dinding tangki ( kg )

mw : Massa plat dinding tangki dalam arah tegak lurus arah gaya gempa ( kg ) mwtr : Massa air dalam tangki ( kg )

pcb : Tekanan Hidrodinamis Konvektif, pada dasar tangki pcw : Tekanan Hidrodinamis Konvektif, pada dasar dinding pib : Tekanan Hidrodinamis Impulsif, pada dasar tangki piw : Tekanan Hidrodinamis Impulsif, pada dasar dinding pv : Tekanan akibat percepatan tanah vertikal

pww : Tekanan akibat inersia dinding

Qib : Koefisien Tekanan Hidrodinamis Konvektif, pada dasar tangki Qiw : Koefisien Tekanan Hidrodinamis Konvektif, pada dasar dinding R : Faktor reduksi respons spektrum

R1 : Reaksi Gaya Hidrostatis pada bagian atas tangki ( kN ) R2 : Reaksi Gaya Hidrostatis pada bagian bawah tangki ( kN ) (Sa/g) : Koefisien percepatan respons rata-rata

(11)

tb : Ketebalan plat dasar, termasuk ketebalan korosi ( mm ) tba : Ketebalan plat dasar ( mm )

Tc : Waktu getar cairan konvektif ( detik ) Ti : Waktu getar cairan impulsif ( detik )

tw : Ketebalan plat dinding, termasuk ketebalan korosi ( mm ) twa : Ketebalan plat dinding ( mm )

(12)

Abstrak

Tangki pada dasarnya dipakai sebagai tempat penyimpanan material baik berupa benda padat, cair, maupun gas. Dalam mendesain tangki, konsultan perencana harus merencanakan tangki dengan baik terutama untuk menahan gaya gempa yang mungkin terjadi. Jika tangki tidak direncanakan dengan baik, maka kerusakan pada tangki dapat mengakibatkan kerugian jiwa maupun materi yang cukup besar.

Dalam tugas akhir ini, direncanakan tebal pelat dinding dan dasar tangki, siku pengaku tangki serta analisis gaya, momen, dan tekanan hidrodinamis yang terjadi pada tangki persegi panjang dengan mempertimbangkan pengaruh gempa.

Dengan tangki berukuran 4m x 2,5m x 3m, diperoleh variasi ketebalan pelat ketebalan pelat dinding dasar 13 mm, pelat dinding lapis kedua 12 mm dan pelat dinding lapis ketiga 10 mm. Ketebalan bottom plate diperoleh 18 mm. Siku pengaku direncanakan 150 x 150 x 19 mm. Penggunaan tangki persegi terutama ditujukan untuk keefektifan penggunaan lahan dan kemudahan fabrikasinya.

(13)

1.1. Latar Belakang

Tangki penyimpanan atau storage tank menjadi bagian yang penting dalam

suatu proses industri kimia karena tangki penyimpanan tidak hanya menjadi tempat

penyimpanan bagi produk dan bahan baku tetapi juga menjaga kelancaran

ketersediaan produk dan bahan baku serta dapat menjaga produk atau bahan baku

dari kontaminan yang dapat menurunkan kualitas dari produk atau bahan baku. Pada umumnya produk atau bahan baku yang terdapat pada industri kimia berupa liquid

atau gas, namun tidak tertutup kemungkinan juga dalam bentuk padatan ( solid ).

Tangki penyimpanan cairan, yang telah ada dalam dunia konstruksi selama

berabad-abad, akhir-akhir ini telah menjadi topik pembicaraan utama dalam dunia

teknik gempa. Ketahanan tangki air, minyak, ataupun bahan kimia terhadap gempa

sangat penting bagi masyarakat. Tangki minyak yang rusak (bocor) bisa

menyebabkan terjadinya kebakaran besar yang sangat sulit untuk diatasi. Sedangkan

tangki berisi bahan kimia yang mengalami kebocoran dapat menyebabkan kerusakan

lingkungan.

Belakangan ini produksi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil / CPO)

Indonesia meningkat dengan pesat ditandai dengan semakin banyaknya pabrik

minyak kelapa sawit. Peningkatan harga minyak dunia menyebabkan ekspor CPO

Indonesia juga meningkat dengan drastis. Oleh karena itu, semakin banyak

dibutuhkan tangki penyimpanan CPO (Storage Tank) sebagai tempat menyimpan

(14)

Selain itu, tangki persediaan air juga tidak kalah pentingnya dengan tangki

penyimpanan CPO. Telah diketahui bahwa air merupakan sumber kehidupan bagi

semua makhluk hidup. Untuk itulah sangat penting diperhatikan kosntruksi tangki

sebagai tempat penyimpanan air demi menjaga kelangsungan hidup.

Oleh karena sebab-sebab inilah, pada tugas akhir ini akan dibahas dan

dilakukan perencanaan tangki yang baikdan benar.

1.2. Permasalahan

Sejumlah wilayah di Indonesia berulang kali dilanda gempa bumi. Dalam retang waktu yang terbilang singkat gempa mengguncang Tasikmalaya, Yogyakarta,

Aceh, Nusa Tenggara Barat, Toli-Toli, Sulawesi Tengah. Akibat gempa tidak hanya

merusakan bangunan, namun banyak menelan korban jiwa. Potensi gempa di

Indonesia memang terbilang besar, sebab berada dalam pertemuan sejumlah lempeng

tektonik besar yang aktif bergerak. Daerah rawan gempa tersebut membentang di

sepanjang batas lempeng tektonik Australia dengan Asia, lempeng Asia dengan

Pasifik dari timur hingga barat Sumatera sampai selatan Jawa, Nusa Tenggara, serta

Banda. Kondisi ini sangat berbahaya bagi tangki penyimpanan cairan. Oleh karena

itu perlu dikaji lebih dalam tentang pengaruh gempa terhadap guncangan cairan di

dalam tangki yang menyangkut pada kekuatan struktur tangki itu sendiri untuk

menghindari kerusakan yang menimbulkan kerugian.

Beban-beban yang mungkin terjadi pada tangki adalah beban mati (berat

sendiri tangki), beban cairan yang disimpan dalam tangki, beban air (untuk tes

hidrostatik), beban hidup atap minimum, angin, tekanan dalam rencana, tekanan

(15)

              1.3. Pem Ruan 1) Tang yang

H = 3

Gamba

Gam

batasan Ma

ng lingkup p

gki yang aka

g terletak di

3m.

ar 1.1 – Gay

(a)

mbar 1.2 – (a

asalah

pembahasan t

an dibahas a

atas permuk

ya Hidrodin

a) Gaya Imp

tugas akhir i

adalah tangk

kaan tanah d

namik Caira

pulsif (b) Ga

ini dibatasi p

ki baja berb

dengan ukur

an Dalam T

(b)

aya Konvek

pada :

entuk perseg

ran L = 4m Tangki

ktif

gi tanpa tutu

; B = 2,5 m up

(16)

Gambar 1.3 – Gambaran Perencanaan Liquid Storage Tank

Dimana : L = panjang tangki

B = lebar tangki

H = tinggi tangki

2) Jenis cairan yang disimpan adalah air

3) Pondasi tangki tidak akan dihitung.

4) Buckling (tekuk) pada badan tangki diabaikan.

5) Sambungan las mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap

ketahanan tangki. Akan tetapi, hal ini tidak dibahas dalam Tugas Akhir ini.

Yang akan dibahas mengenai sambungan las hanyalah mengenai jenis-jenis

sambungan las yang umum dipakai dalam konstruksi tangki dan ukuran

minimum las yang diijinkan, serta perhitungan mengenai kekuatan las

(17)

1.4. Tujuan

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :

a) Melakukan analisa gaya gempa terhadap goncangan air (sloshing effect)

dalam tangki; yaitu berupa gaya konvektif dan impulsive dari cairan.

b) Menghasilkan kesimpulan yang dapat membantu pengguna bukan dalam

hal mendesain saja tetapi juga untuk menuntun pengguna untuk mendapatkan

gambaran mengenai gaya-gaya yang terjadi pada tangki.

1.5. Metodologi

Metodologi yang digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini adalah

dengan melakukan kajian literatur dan melakukan analisa gaya yang terjadi pada

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Umum

Tangki pada dasarnya dipakai sebagai tempat penyimpanan material baik

berupa benda padat, cair, maupun gas. Dalam mendesain tangki, konsultan perencana

harus merencanakan tangki dengan baik terutama untuk menahan gaya gempa yang

mungkin terjadi. Jika tangki tidak direncanakan dengan baik, maka kerusakan pada

tangki dapat mengakibatkan kerugian jiwa maupun materi yang cukup besar.

Desain dan keamanan tangki penyimpan telah menjadi kekhawatiran besar.

Seperti yang dilaporkan, kasus kebakaran dan ledakan tangki telah meningkat selama bertahun-tahun dan kecelakaan ini mengakibatkan cedera bahkan kematian.

Tumpahan dan kebakaran tangki tidak hanya mengakibatkan polusi lingkungan,

tetapi juga dapat mengakibatkan kerugian finansial dan dampak signifikan terhadap

bisnis di masa depan karena reputasi industri.

Beberapa contoh kerusakan tangki adalah keretakan pada bendungan beton

berkapasitas lima juta galon di Westminister, California, pada tanggal 21 September

1998 yang mengakibatkan kerugian yang hampir mencapai 27 juta dolar. Contoh

yang lain adalah banyaknya tangki baja las tempat penyimpanan minyak di Alaska

yang mengalami kebocoran dikarenakan oleh gempa tahun 1964. Hal yang sama juga

terjadi di Padang yang disebabkan oleh Gempa Padang tanggal 30 September 2009.

Oleh karena itu, tangki harus direncanakan secara baik dengan mengacu

kepada peraturan tangki yang sesuai guna menghindari kerugian akibat kerusakan

(19)

2.2. Jenis – Jenis Tangki

Storage tank atau tangki dapat memiliki berbagai macam bentuk dan tipe.

Tiap tipe memiliki kelebihan dan kekurangan serta kegunaannya sendiri.

2.2.1. Berdasarkan Letaknya

2.2.1.1. Aboveground Tank, yaitu tangki penimbun yang terletak di atas

permukaan tanah. Tangki penimbun ini bisa berada dalam posisi horizontal

dan dalam keadaan tegak (vertical tank). Dapat dibagi menjadi 2 jenis

berdasarkan cara perletakan di atas tanah, yaitu tangki di permukaan tanah

dan tangki menara. Ciri-ciri yang membedakan jenis tangki menara dengan

tangki di permukaan tanah adalah bentuk bagian bawah tangki. Seperti

yang telah tercatat dalam peraturan, bentuk bagian bawah tangki menara

adalah bentuk revolusi sebuah bentuk cangkang yang tidak sempurna, ataupun kombinasi dari bentuk cangkang tersebut. Desain tangki dengan

bagian bawah rata untuk tangki menara tidak akan memberikan hasil yang

baik, dengan melihat bahwa bentuk dasar yang demikian akan

menyebabkan dibutuhkannya balok penopang yang besar untuk menahan

tekuk.

2.2.1.2. Underground Tank, yaitu tangki penimbun yang terletak di bawah

permukaan tanah.

2.2.2. Berdasarkan Bentuk Atapnya

2.2.2.1. Fixed Roof Tank, dapat digunakan untuk menyimpan semua jenis produk,

(20)

atau bahan baku yang bersifat korosif , mudah terbakar, ekonomis bila

digunakan hingga volume 2000 m3, diameter dapat mencapai 300 ft (91,4

m) dan tinggi 64 ft (19,5 m). Dibagi menjadi dua jenis bentuk atap yaitu :

2.2.2.1.1. Cone Roof, jenis tangki penimbun ini mempunyai kelemahan, yaitu

terdapat vapor space antara ketinggian cairan dengan atap. Jika vapor

space berada pada keadaan mudah terbakar, maka akan terjadi ledakan.

Oleh karena itu fixed cone roof tank dilengkapi dengan vent untuk

mengatur tekanan dalam tangki sehingga mendekati tekanan atmosfer.

Jenis tangki ini biasanya digunakan untuk menyimpan kerosene, air, dan solar. Terdapat dua jenis tipe cone roof berdasarkan penyanggga atapnya

yaitu :

a. Supported Cone Roof adalah suatu atap yang berbentuk menyerupai

konus dan ditumpu pada bagian utamanya dengan rusuk di atas balok

penopang ataupun kolom, atau oleh rusuk di atas rangka dengan atau

tanpa kolom. Pelat atap didukung oleh rafter pada girder dan kolom

atau oleh rangka batang dengan atau tanpa kolom.

b. Self-supporting Cone Roof adalah atap yang berbentuk menyerupai

konus dan hanya ditopang pada keliling konus. Atap langsung ditahan

oleh dinding tangki (shell plate).

2.2.2.1.2. Dome Roof adalah atap yang dibentuk menyerupai permukaan bulatan

dan hanya ditopang pada keliling kubah.yang biasanya digunakan untuk

menyimpan cairan kimia. Bentuk dari tangki tipe dome roof dapat dilihat

(21)

Gambar 2.1 - Tangki Fixed Dome Roof (Sumber : http://images.google.com/imgres?imgurl)

2.2.2.2. Floating Roof Tank, yang biasanya digunakan untuk menyimpan minyak

mentah dan premium. Keuntungannya yaitu tidak terdapat vapour space

dan mengurangi kehilangan akibat penguapan. Floating roof tank terbagi

menjadi dua yaitu external floating roof dan internal floating roof.

Bentuk dan tangki tipe floating roof dapat dilihat pada gambar 2.2 di

bawah ini.

Gambar 2.2 - Tangki Floating Roof Tank

(Sumber : http://www.fall-arrest.com/images/Floating-Roof-Tank-01.jpg)

2.2.3. Berdasarkan Tekanannya (Internal Pressure)

2.2.3.1. Tangki Atmosferik (Atmospheric Tank)

Terdapat beberapa jenis dari tangki timbun tekanan rendah ini, yaitu :

2.2.3.1.1. Fixed Cone Roof Tank digunakan untuk menimbun atau menyimpan

berbagai jenis fluida dengan tekanan uap rendah atau amat rendah

(mendekati atmosferik) atau dengan kata lain fluida yang tidak mudah

(22)

Gambar 2.3 – Sketsa Fixed Cone Roof Tank (Sumber : http://www.astanks.com/EN/Fixed_roof_EN.html)

Gambar 2.4 - Fixed Cone Roof with Internal Floating Roof

(Sumber : http://www.astanks.com/EN/Fixed_roof_EN.html)

2.2.3.1.2. Tangki Umbrella memiliki kegunaan yang sama dengan fixed cone roof.

Bedanya adalah bentuk tutupnya yang melengkung dengan titik pusat

meridian di puncak tangki.

2.2.3.1.3. Tangki Tutup Cembung Tetap (Fixed Dome Roof) memiliki bentuk

tutup yang cembung dan ekonomis bila digunakan dengan volume >

2000 m3. Bahkan cukup ekonomis hingga volume 7000 m3 (dengan D <

65 m). Kegunaannya sama dengan fixed cone roof tank.

(23)

2.2.3.1.4. Tangki Horizontal dapat menyimpan bahan kimia yang memiliki tingkat

penguapan rendah (low volatility), seperti air minum dengan tekanan uap

tidak melebihi 5psi, diameter dari tangki dapat mencapai 12 feet (3,6 m)

dengan panjang mencapai 60 feet (18,3 m).

Gambar 2.6 – Tangki Horizontal

(Sumber : http://chemresponsetool.noaa.gov/containers_guide/storage_tank.htm#cylind) 2.2.3.1.5. Tangki Tipe Plain Hemispheroid digunakan untuk menimbun fluida

(minyak) dengan tekanan uap (RVP) sedikit dibawah 5 psi.

Gambar 2.7 – Tangki Tipe Plain Hemispheroid

(Sumber : http://chemresponsetool.noaa.gov/containers_guide/storage_tank.htm#cylind) 2.2.3.1.6. Tangki Tipe Noded Hemispheroid digunakan untuk menyimpan fluida

(light naptha pentane) dengan tekanan uap tidak lebih dari 5 psi.

2.2.3.1.7. Tangki Plain Spheroid merupakan tangki bertekanan rendah dengan

kapasitas 20.000 barrel.

2.2.3.1.8. Tangki Floating Roof ditujukan untuk penyimpanan bahan-bahan yang

mudah terbakar atau mudah menguap. Kelebihan penggunaan internal

floating roof ini antara lain:

- Level atau tingkat penguapan dari produk bisa dikurangi

(24)

2.2.3.2. Tangki Bertekanan (Pressure Tank)

Pressure tank atau tangki bertekanan dapat menyimpan fluida dengan

tekanan uap lebih dari 11,1 psi dan umumnya fluida yang disimpan

adalah produk-produk minyak bumi. Terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

2.2.3.2.1. Tangki Peluru (Bullet Tank) lebih dikenal sebagai pressure vessel

berbentuk horizontal dengan volume maksimum 2000 barrel. Biasanya

digunakan untuk menyimpan LPG, Propane butane, H2, ammonia

dengan tekanan di atas 15 psig.

Gambar 2.8 – Tangki Peluru

(Sumber : http://chemresponsetool.noaa.gov/containers_guide/storage_tank.htm#cylind) 2.2.3.2.2. Tangki Bola (Spherical Tank) merupakan pressure vessel yang

digunakan untuk menyimpan gas-gas yang dicairkan seperti LPG, LNG, O2, N2 dan lain-lain. Tangki ini dapat menyimpan gas cair tersebut

hingga tekanan 75 psi. volume tangki dapat mencapai 50.000 barrel.

Untuk penyimpanan LNG dengan suhu -190 (cryogenic) tangki dibuat

berdinding ganda dimana di antara kedua dinding tersebut diisi dengan

isolasi seperti polyurethane foam. Tekanan penyimpanan di atas 15 psig.

Gambar 2.9 – Tangki Bola

(25)

2.2.3.2.3. Dome Roof Tank digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang mudah

terbakar, meledak, dan mudah menguap seperti gasoline. Bahan disimpan

dengan tekanan rendah 0,5 psi sampai 15 psig.

Gambar 2.10 – Dome Roof Tank

(Sumber : http://chemresponsetool.noaa.gov/containers_guide/storage_tank.htm#bullet) 2.2.4. Berdasarkan Bentuk Tangki

2.2.4.1. Tangki Lingkaran (Circular Tank)

Tangki yang umum digunakan sebagai tempat penyimpanan adalah

tangki yang berbentuk silinder. Tangki ini memiliki nilai ekonomis dalam

perencanaan. Selain itu, dalam perhitungan teknisnya, momen yang terjadi tidak

besar.

2.2.4.2. Tangki Persegi / Persegi Panjang (Rectangular Tank)

Bentuk silinder secara structural paling cocok untuk kostruksi tangki, tapi

tangki persegi panjang sering disukai untuk tujuan tertentu, antara lain kemudahan

dalam proses konstruksi. Desain tangki persegi panjang mirip dengan konsep desain

tangki lingkaran. Perbedaan utama dalam konsep desain tangki persegi panjang

dengan tangki lingkaran adalah momen yang terjadi, gaya geser dan tekanan pada

dinding tangki. Sebagai contoh : Sludge Oil Reclaimed Tank pada Pabrik Minyak

(26)

Cylin Ta

Open

 

Top

Tank

drical  ank Rect T Gamb

p

 

angular  Tank Co Ga

bar 2.12 – Il

Fixed

 

Ro

Tank

ne Roof  Tank

Do ambar 2.11 –

lustrasi Jeni

Type

 

o

Storag

Tank

oof

 

ome Roof 

Tank Fl

– Tangki Re

is – Jenis Ta

of

 

ge

 

k

Floati

Roof

 

Ta

Internal  loating Roof F

ectangular T

angki yang

ng

 

ank

External  Floating Roof

Tank

Umum Dig

Other

 

Bullet Tank

unakan

Types

(27)

Dalam Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai tangki tanpa tutup (open top tank)

berbentuk persegi panjang yang terbuat dari baja dan terletak di atas tanah.

2.3. Kriteria Perencanaan Tangki Persegi Panjang

Berikut ini adalah peraturan standar yang digunakan dalam perancangan

tangki penimbun meliputi struktur dan beban-beban yang bekerja :

1. Perhitungan bottom plate, shell plate dan top edge stiffener berdasarkan

ASME Paper A-71 Stress and Deflection of Rectangular Plates.

2. Perencanaan pendukung atap seperti rafter, girder, dan kolom disyaratkan

sesuai dengan SNI 03-1729-2002 : Tata cara perencanaan struktur baja untuk

bangunan gedung.

3. Perhitungan efek gempa dan tekanan hidrodinamis tangki yang berisi cairan

berdasarkan Bureau of Indian Standards IS 1893 (2002) Part 1 & 2: Liquid

Retaining Tanks, ACI 350.3 (2001) and NZS 3106 (1986)

4. Perhitungan faktor respon spektrum tangki berdasarkan IBC 2000,

International Building Code International Code Council.

5. Perhitungan untuk mengetahui waktu getar tangki terdapat pada Eurocode 8

(1998).

2.4. Pembebanan

Beban-beban yang mungkin terjadi pada tangki adalah sebagai berikut :

1)Beban Mati (DL): berat sendiri tangki ataupun komponen-komponen

tangki termasuk juga korosi yang diijinkan.

2)Tekanan luar rencana (Pe): tidak boleh lebih kecil dari 0,25 kPa dan

(28)

3)Tekanan dalam rencana (Pi): besarnya tidak boleh melebihi 18 kPa.

4)Tes hidrostatik (Ht): beban yang terjadi ketika tangki diisi air sampai ke

batas ketinggian yang direncanakan.

5)Beban hidup atap minimum (Lr): sebesar 1 kPa pada daerah proyeksi

horizontal atap. Beban hidup atap minimum dapat ditentukan dengan

ASCE 7, tetapi tidak kurang dari 0,72 kPa.

6) Beban gempa (E): beban yang mengakibatkan terjadinya gaya impulsive

dan gaya konvektif dari cairan di dalam tangki.

7) Salju (Beban akibat salju tidak akan diikutsertakan dalam tugas akhir ini

sebab tidak pernah terjadi salju di Indonesia).

8) Cairan yang disimpan (F): beban yang terjadi ketika tangki diisi cairan

dengan berat jenis yang telah direncanakan dan cairan tersebut diisi

sampai batas ketinggian yang telah direncanakan.

9) Tekanan Percobaan (Pt):

a. Untuk tekanan desain dan tes maksimum

Ketika tangki telah dibangun seluruhnya, tangki tersebut harus diisi

dengan air sampai sudut tertinggi tangki atau sampai ketinggian air

rencana, dan tekanan udara internal rencana harus diaplikasikan pada

ruang tertutup diatas tinggi air dan dibiarkan selama 15 menit. Tekanan

udara tersebut kemudian dikurangi menjadi sebesar satu setengah dari

tekanan rencana, dan semua sambungan las diatas tinggi air harus

diperiksa untuk mengecek adanya kebocoran. Lubang angin tangki

(29)

b. Untuk tangki berpondasi dengan tekanan desain sampai 18 kPa

Setelah tangki diisi dengan air, badan tangki dan pondasi harus

diperiksa keketatan sambungannya. Tekanan udara sebesar 1,25 kali

tekanan rencana harus diaplikasikan pada tangki yang dipenuhi air

sampai pada ketinggian air rencana. Tekanan udara kemudian dikurangi

menjadi sebesar tekanan rencana, dan tangki lalu diperiksa kembali

keketatan sambungannya. Sebagai tambahan, semua sambungan di atas

batas air harus diperiksa dengan menggunakan soap film dan material

lain yang sesuai untuk mendeteksi kebocoran. Setelah pemeriksaan, air

harus dikosongkan dari tangki (dan tangki sedang dalam tekanan

atmosfir), pondasi harus diperiksa keketatan sambungannya. Tekanan

udara desain kemudian harus diaplikasikan pada tangki untuk pemeriksaan akhir pondasi.

10) Angin (W): Kecepatan angin rencana (V) adalah sebesar 190 km/jam

(120 mph) dengan tekanan angin rencana pada arah horizontal sumbu

tangki sebesar 1,44 kPa dan pada arah vertikal sumbu tangki sebesar 0,86

kPa.

Dalam Tugas Akhir ini, beban yang dipertimbangkan adalah beban mati,

beban hidup (tekanan hidrostatik) dan beban gempa (tekanan hidrodinamis konvektif

dan impulsif).

2.5. Persyaratan untuk Elemen-Elemen Tangki

2.5.1. Material

Pelat dan profil baja yang digunakan dalam perencanaan didasarkan atas

(30)

kemudahan pengangkutan (delivery). Ukuran pelat baja yang sering digunakan pada

tangki penimbun adalah 20 feet x 6 feet. Sedangkan profil baja yang digunakan pada

tangki penimbun adalah profil baja siku untuk top angle, profil baja WF (Wide

Flange) untuk rafter dan girder, serta profil pipa untuk kolom. Material yang dipakai

dalam desain tangki ini adalah material yang direkomendasikan oleh API Std 650

yang secara kekuatan, dan komposisi kimia memenuhi persyaratan yang ditentukan

oleh standar. American Society for Testing and Materials (ASTM) membagi baja

dalam empat grades (A, B, C dan D) berdasarkan tegangan leleh dengan kisaran

rendah dan menengah untuk carbon steel plates. Yang digunakan adalah baja dengan

tekanan leleh (fy) adalah 390 MPa.

2.5.2. Pelat Atap

Merupakan pelat yang menyusun cone roof dengan ketebalan minimum pelat atap adalah 5 mm. Menurut API Std 650, slope atap untuk supported cone roof tidak

lebih dari ¾ :12 inch atau lebih jika permintaan owner. Susunan dari pelat atap dapat

[image:30.612.251.420.507.661.2]

dilihat pada Gambar 2.12

(31)

2.5.3. Rafter dan Girder

Rafter dan girder terbuat dari profil baja yang merupakan rangka atap tangki.

Rafter harus diatur sedemikian hingga pada outer ring jarak rafter tidak lebih dari 2

meter, sedangkan jarak rafter pada inner ring tidak lebih dari 1,65 meter.

2.5.4. Top Angle

Top Angle terbuat dari profil siku yang menempel pada sisi sebelah atas

course shell plate teratas. Kegunaan top angle adalah untuk memperkaku shell

plates. Untuk tangki dengan atap tertutup, ukuran top angle tidak berdasarkan beban

angin tetapi berdasarkan jenis atap yang direncanakan. Dimana atap diklasifikasikan

menjadi dua kategori yaitu supported dan self supported. Menurut API Std 650 Para

3.1.5.9-c, ukuran top angle tidak kurang dari mengikuti ukuran berikut: untuk tangki

diameter kurang dari 10,5 m ukuran top angle 50 x 50 x 5 mm; tangki diameter 10,5-18 m ukuran top angle 50 x 50 x 6 mm; diameter tangki lebih dari 10,5-18 m ukuran top

[image:31.612.248.439.471.629.2]

angle 75 x 75 x 10 mm. Letak top angle dapat dilihat pada Gambar 2.13.

(32)

2.5.5. Intermediate Wind Girder

Wind Girder diperlukan untuk menjaga bentuk dari tangki penimbun terutama

pada saat menahan beban angin. Wind girder sangat diperlukan untuk jenis tangki

penimbun dengan atap terbuka atau open top.

Untuk menentukan apakah wind girder diperlukan atau tidak untuk jenis atap

selain open top tank maka harus dilakukan pemeriksaan dengan cara mengubah lebar

aktual dari setiap shell course menjadi lebar transposed. Hasil penjumlahan dari

lebar transposed dari setiap lapisan akan memberikan hasil dari tinggi transformed

shell, dimana apabila tinggi transformed shell lebih besar dari tinggi maksimum

maka wajib memasang wind girder dan sebaliknya apabila tinggi transformed shell

[image:32.612.274.415.371.514.2]

lebih kecil maka tidak dibutuhkan wind girder.

Gambar 2.15 - Intermediate Wind Girder Sumber : API Std 650

2.5.6. Shell Plate (Pelat Dinding)

Ketebalan pelat dinding yang digunakan sebaiknya lebih besar dari ketebalan

pelat dinding rencana, termasuk penambahan korosi atau ketebalan

berdasarkan test hidrostatis. Tetapi ketebalan dinding tidak boleh kurang dari

(33)

Panjang nominal tangki

[image:33.612.158.526.78.242.2]

(m)

Tabel nominal pelat

(mm)

<15 5

15– 36 6

36 – 60 8

>60 10

Tabel 2.1. Ketebalan Shell plates Sumber : API Std 650

2.5.7. Pelat Dasar Tangki

Ada dua jenis pelat dasar tangki yaitu annular plate dan bottom plate.

a. Annular Plate

Annular plate memiliki lebar radial minimal 24 inch (61 centimeter) dan

proyeksi di bagian luar dinding minimal 2 inch (5 centimeter). b. Bottom Plate

Sesuai dengan API Std 650, semua bottom plate memiliki ketebalan

minimum yaitu ¼ inch (6,35mm) dengan lebar minimum 72 inch (183centimeter). Contoh gambar denah pelat dasar tangki dapat dilihat

[image:33.612.273.459.566.683.2]

pada Gambar 2.15 di bawah ini

(34)

2.6. Tekanan Air pada Tangki

2.6.1. Tekanan Hidrostatik

Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini

terjadi karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan.

Tekanan sebuah cairan bergantung pada kedalaman cairan di dalam sebuah ruang

dan gravitasi juga menentukan tekanan air tersebut.

Hubungan ini dirumuskan sebagai berikut:

. .   .

P adalah tekanan hidrostatik (dalam Pascal);

ρ adalah kerapatan fluida (dalam kilogram per meter kubik);

g adalah percepatan gravitasi (dalam meter per detik kuadrat);

h adalah tinggi kolom fluida (dalam meter);

[image:34.612.277.411.468.653.2]

γ = ρ.g

(35)

2.6.2. Tekanan Hidrodinamis

Tekanan hidrodinamis merupakan tekanan air yang timbul saat terjadinya

getaran atau guncangan (dalam hal ini gempa) sehingga menimbulkan dua gaya yang

disebut gaya impulsif dan gaya konvektif.

2.6.2.1. Gaya impulsif

Gaya impulsif adalah gaya yang disebakan oleh massa cairan dalam tangki

yang bergerak bersamaan dengan gerakan tangki akibat gaya gempa. Gaya Impulsif

dihasilkan oleh massa cairan yang dekat ke dasar tangki.

2.6.2.2. Gaya Konvektif

Gaya Konvektif adalah gaya yang disebakan oleh massa cairan dalam tangki

yang meyebabkan guncangan air di dalam tangki akibat gaya gempa. Gaya

(36)

BAB III

ANALISIS DAN DESAIN

3.1. Desain Geometri Tangki

Tangki dengan permukaan rata, dimana bentuk ini kurang menguntungkan

dari segi mekanikal, biasanya hanya digunakan untuk tekanan hidrostatis yang

kecil. Jumlah material yang diperlukan untuk tangki persegi panjang lebih banyak

dibandingkan dengan tangki lingkaran dengan kapasitas yang sama.

Bagaimanapun juga, kadang-kadang penggunaan tangki persegi panjang lebih

disukai karena fabrikasi yang mudah dan pemanfaatan lokasi yang baik.

Tangki yang tidak berpengaku tidak melebihi kapasitas 1 m3, dan tangki

dengan pengaku dengan kapasitas 4 m3. Untuk tangki yang lebih besar,

penggunan tie-rod lebih disarankan untuk alasan keekonomisan. Dalam tugas akhir ini, tangki yang akan direncanakan memakai pengaku baja siku, karena

kemudahan fabrikasi dibandingkan penggunaan tie-rod.

Jika semua ukuran sisi tangki sama, maka panjang dari setiap sisi, yaitu :

    √

Rasio yang lebih cocok : Sisi Memanjang : 1,5 B; Sisi Melebar : 0,667 B

3.2. Desain Tangki Persegi Panjang

Rumus yang digunakan dalam perencanaan ini mengacu kepada defleksi

(37)

Ratio, B/L or H/L 0,25 0,286 0,333 0,4 0,5 0,667

Constant, 0,024 0,031 0,041 0,056 0,08 0,116

Constant, α 0,00027 0,00046 0,00083 0,0016 0,0035 0,0083

Ratio, B/L or H/L 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0

Constant, 0,16 0,26 0,34 0,38 0,43 0,47 0,49

[image:37.612.125.556.115.224.2]

Constant, α 0,022 0,043 0,060 0,070 0,078 0,086 0,091

Tabel 3.1. Tabel Koefisien α and β

Keterangan :

H = Tinggi tangki (m)

L = Panjang tangki (m)

B = Lebar tangki (m)

3.2.1. Tebal Minimum Pelat Dinding Tangki

Dengan mengacu pada tabel 3.1 dan nilai h/L; dapat diperoleh nilai .

, . . . , .

 

Tebal, twa dapat digunakan juga untuk pelat dasar jika seluruh

permukaannya dikakukan. Ketebalan, twa harus ditambahkan ketebalan untuk

ketahanan korosif.

Defleksi maksimum dari pelat :

. , . . .

(38)

3.2.2. Siku Pengaku Atas Tangki

, . .

, .

, .

Momen Inersia Minmum yang dibutuhkan untu pengaku atas tangki :

.

. .

3.2.3. Ketebalan Pelat Dasar Tangki

Untuk ketebalan pelat dasar tangki, harus diperhitungkan jarak balok

pengaku dan dapat memakai rumus sebagai berikut :

, . , . .

 

3.3. Analisis Efek Gaya Gempa Terhadap Tangki

3.3.1. Perhitungan Berat & Massa Tangki

Berat dari dinding tangki (ww) = 2 x ((L+tw)+ (B+tw)) x tw x H x s

(39)

Berat dari dasar tangki (wb) = (L+2.tw) x (B+2.tw) x tb x s

Massa dari dasar tangki (wb) = wb x g

Volume air dalam tangki (Vwtr) = B x L x H

Berat air dalam tangki (wwtr) = Ww x g

Massa air dalam tangki (mwtr) = V x w

3.3.2. Massa dan Ketinggian Tekanan Hidrodinamis

Gaya hidrodinamis yang disebabkan oleh cairan dalam tangki harus

diperhitungkan dalam analisis sebagai tambahan terhadap gaya hidrostatis. Gaya

hidrodinamis dievaluasi dengan bantuan pemodelan massa tangki.

Ketika tangki yang berisi cairan mengalami getaran, cairan tersebut

menyebabkan tekanan hidrodinamis impulsif dan konvektif pada dinding dan

dasar tangki sebagai tambahan terhadap tekanan hidrostatis. Guna untuk

mengikutsertakan efek tekanan hidrodinamis dalam analisis, tangki dapat

diidealisasikan sebagai model massa, termasuk efek interaksi dinding

tangki-cairan. Parameter dari model ini bergantung kepada geometri dari tangki dan

fleksibilitasnya.

Ketika sebuah tangki yang berisi cairan dengan permukaan bebas

diberikan gaya gempa horizontal, maka dinding tangki dan cairan akan

mengalami percepatan horizontal. Cairan pada bagian bawah tangki berprilaku

sebagaimana layaknya sebuah massa yang secara kaku terkoneksi pada dinding

(40)

percepatan bersama dengan dinding tangki dan menyebabkan tekanan

hidrodinamis pada dinding dan dasar tangki. Massa cairan pada bagian atas tangki

menyebabkan guncangan air. Massa ini disebut sebagai massa cairan konvektif

dan menyebabkan tekanan hidrodinamis konvektif pada dinding dan dasar tangki.

Oleh karena itu, total massa cairan dibagi menjadi dua bagian, yaitu massa

impulsif dan massa konvektif. Gambaran secara kasar dari tekanan hidrodinamis

impulsif dan konvektif dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Tangki yang dilertakkan di atas tanah dapat diidealisasikan sebgai model

massa seperti pada Gambar 3.2. Massa impulsif dari cairan,mi dikakukan pada

dinding tangki pada ketinggian hi (atau hi*). Demikian juga untuk massa

konvektif, mc dikakukan pada dinding tangki pada ketinggian hc (atau hc*) dengan

perletakan yang mempunyai kekakuan Kc. Model massa untuk tangki yang

diletakkan di atas tanah berdasarkan penemuan dari Housner(1963a).

Di dalam pemodelan massa dari tangki, hi adalah ketinggian dimana

resultan tekanan hidrodinamis impulsif bekerja pada dinding tangki dihitung dari

dasar dinding tangki. Sedangkan , hi* adalah ketinggian dimana resultan tekanan

hidrodinamis impulsif yang bekerja pada dinding dan dasar tangki dihitung dari

dasar dinding tangki. Kedua keadaan ini ditujukkan Gambar3.1(a) dan 3.1(b).

Demikian juga untuk hc adalah ketinggian dimana resultan tekanan hidrodinamis

konvektif bekerja pada dinding tangki dihitung dari dasar dinding tangki.

Sedangkan , hc* adalah ketinggian dimana resultan tekanan hidrodinamis

konvektif yang bekerja pada dinding dan dasar tangki dihitung dari dasar dinding

(41)
[image:41.612.200.435.85.398.2]

Gambar 3.1 - Distribusi Tekanan Hidrodinamis Pada Dinding & Dasar Tangki

[image:41.612.167.480.464.621.2]
(42)

Beberapa rumus yang dipakai untuk memperhitungkan massa dan

ketinggian tekanan impulsif dan konvektif cairan, antara lain :

, .

, .

, . , .

,   untuk h/L 0,75

, , untuk h/L > 0,75

, .

. , . untuk h/L 1,33

, untuk h/L > 1,33

, . ,

, . . , .

, . ,

, . . , .

[image:42.612.167.455.133.686.2]

, . ,

(43)
[image:43.612.176.459.88.277.2]

Gambar 3.4- Ketinggian Massa Konvektif dan Impulsif

3.3.3. Waktu Getar Tekanan Hidrodinamis

Untuk tangki persegi panjang yang terletak di atas tanah, dimana dinding

tangki terhubung secara kaku pada dasar tangki, waktu getar untuk getaran

impulsif, Ti dalam detik, ditunjukkan dalam persamaan

dimana :

d = defleksi dari dinding tangki pada titik berat pada ketinggian h, ketika

dibebani oleh tekanan terbagi merata dengan intensitas q

.

B.

. .

mw = massa dinding tangki dalam arah tegak lurus arah gaya gempa

(44)

     

.   / .   /

,    

P. h . E. I

Pendekatan untuk mendapatkan defleksi dapat dilakukan dengan cara

seperti di atas, dapat memberikan hasil yang cukup akurat untuk tangki dengan

dinding yang panjang (misalkan panjangnya dua kali tingginya). Untuk tangki

dengan atap dan/atau tangki yang dindingnya tidak panjang, defleksi dinding

[image:44.612.174.455.374.661.2]

dapat diperoleh dengan pendekatan yang sesuai.

(45)

Waktu getar untuk tekanan konfektif, dalam detik, dapat diperoleh dari :

Untuk nilai dari mc dan Kc dapat diperoleh dari Gambar 3.3 dan Gambar

3.4. Oleh karena itu, nilai Tc dapat dirumuskan juga dengan :

dimana :

Cc = Koefisien dari waktu getar untuk tekanan konvektif. Nilai dari Cc

dapat diperoleh dari Gambar 3.6

L = Panjang tangki yang sejajar terhadap arah gaya gempa

[image:45.612.166.465.363.590.2]

, . , .

Gambar 3.6 Koefisien Waktu Getar Konvektif (Cc)

3.3.4. Redaman

Redaman pada tekanan konfektif biasanya 0,5% untuk semua tipe tangki.

(46)
[image:46.612.187.456.82.214.2]

Gambar 3.7 - Gambaran dari Panjang, L dan Lebar, B dari Tangki

3.3.5. Koefisien Gempa Horizontal Desain

Koefisien gempa horizontal desain, Ah dapat diperoleh dari persamaan :

. .

dimana :

Z = Faktor Zona

I = Faktor Keutamaan

R = Faktor Reduksi Respons Spektrum

(Sa/g) = Koefisien Percepatan Respons Rata-rata

Faktor Keutamaan (I), dipakai untuk menjamin ketahanan terhadap gempa

yang lebih baik untuk tangki yang penting dan kritis. Nilai ini bergantung kepada

kegunaannya, akibat dari kegagalan, dan penggunaan tangki setelah gempa.

Tangki yang berisi cairan dapat tebagi menjadi 3 faktor keutamaan. Nilai

tertinggi dari I=1,75 dipakai untuk tangki yang menyimpan material berbahaya.

Oleh karena keluarnya cairan ini dapat membahayakan jiwa manusia, maka nilai

tertinggi untuk I dipakai untuk tangki ini. Untuk tangki yang dipakai pada system

(47)

nilai I yang dipakai untuk rumah sakit, telekomunikasi, dan bangunan pemadam

kebakaran. Untuk tangki yang lainnya dapat dipakai I =1,0.

Faktor Reduksi Respons Spektrum (R), menunjukkan rasio dari gaya

gempa maksimum pada sebuah struktur selama gerakan tanah tertentu jika

struktur dibutuhkan tetap elastis dibandingkan dengan gaya gempa rencana.

Faktor Reduksi Respons Spektrum begantung kepada kekuatan lebih, ketahanan

dan daktilitas struktur. Umunya, tangki yang berisi cairan memiliki kekuatan

lebih, ketahanan, daktilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan bangunan.

Untuk Tanah Keras,

    , untuk T < 0,4

    untuk T 0,4

Untuk Tanah Keras,

    , untuk T < 0,55

    , untuk T 0,55

Untuk Tanah Keras,

    , untuk T < 0,67

    , untuk T 0,67

Nilai di atas berlaku untuk redaman 5%. Untuk redaman sebesar 0,5%,

(48)

3.3.6. Gaya Geser Dasar

Gaya geser dasar untuk tekanan impulsif dapat dirumuskan dengan :

       

Gaya geser dasar untuk tekanan konvektif dapat dirumuskan dengan : 

         

dimana : 

Ah i      Koefisien gaya gempa horizontal rencana impulsif 

Ah c      Koefisien gaya gempa horizontal rencana konvektif 

mi      Massa cairan impulsif 

mw      Massa dinding tangki 

mt      Massa atap tangki 

mc      Massa cairan konvektif 

g      percepatan gravitasi 

Total gaya geser dasar pada dasar dinding tangki,

   

3.3.7. Momen Dasar Tangki

3.3.7.1. Momen Lentur

Momen lentur untuk tekanan impulsif, pada dasar dinding tangki :

. . .

Momen lentur untuk tekanan konvektif, pada dasar dinding tangki :

(49)

dimana : 

hw      Ketinggian titik berat gravitasi massa dinding 

ht       Ketinggian titik berat gravitasi massa atap 

Total momen lentur pada dasar dinding tangki,

     

3.3.7.2. Momen Guling

Momen guling untuk tekanan impulsif, pada dasar tangki :

. .     .   . / .

Momen guling untuk tekanan konvektif, pada dasar tangki :

. . .

dimana : 

mb      Massa dari pelat dasar 

tb       Ketebalan dari pelat dasar 

Total momen guling pada dasar tangki,

   

3.3.8. Tekanan Hidrodinamis

Selama terjadi gerakan tanah horizontal, dinding tangki mengalami

tekanan hidrodinamis lateral dan dasar tangki mengalami tekanan hidrodinamis

(50)

3.3.8.1. Tekanan Hidrodinamis Impulsif

Tekanan Hidrodinamis Impulsif pada dasar dinding (y = 0) :

    ,  /        ,  .  /   

    .  .    

Tekanan Hidrodinamis Impulsif pada dasar tangki (y = 0) :

   sinh  ,   /  /cosh , . /

    .  .    

3.3.8.2 Tekanan Hidrodinamis Konvektif

Tekanan Hidrodinamis Konvektif pada dasar dinding (y = 0) :

    , .   ,  .  /     /    ,  .  /   

    .  .    

Tekanan Hidrodinamis Konfektif pada dasar tangki (y = 0) :

  , xL xL . sech , . /

    .  .    

3.3.8.3. Tekanan Akibat Inersia Dinding

Tekanan akibat inersia dinding akan bekerja searah dengan arah

gaya gempa. Untuk tangki baja, inersia dinding tidak terlalu signifikan.

Sedangkan untuk tangki beton bertulang, inersia dinding perlu

diperhitungkan.

Tekanan akibat inersia dinding, konstan sepanjang tinggi dinding

tangki, harus ditambahkan pada tekanan hidrodinamis impulsif.

(51)
[image:51.612.148.482.90.312.2]
(52)
[image:52.612.149.489.88.550.2]
(53)
[image:53.612.166.473.94.215.2]

Gambar 3.10 - Distribusi Tekanan Hidrodinamis untuk Analisis Dinding

3.3.9. Distribusi Tekanan Linear Ekivalen

Gaya geser per panjang melingkar akibat massa cairan impulsif,qi

. .

Nilai dari tekanan linear pada bagain bawah dan atas tangki :

Gaya geser per panjang melingkar akibat massa cairan konvektif,qc

(54)

Nilai dari tekanan linear pada bagaina bawah dan atas tangki :

3.3.10. Efek dari Percepatan Tanah Vertikal

Akibat dari percepatan tanah vertikal, berat efektif dari cairan meningkat.

Hal ini menyebabkan tekanan tambahan pada dinding tangki, yang distribusinya

sama seperti distribusi pada tekanan hidrostatis.

Tv = 0,3 sec. (disarankan) Damping = 5%

. .

Pada dasar tangki ( y = 0 )

    .     .

3.3.11. Tinggi Guncangan Cairan

Tinggi maksimum guncangan air, dapat dirumuskan :

. . /

Tinggi jagaan (free board) yang harus disediakan pada sebuah tangki mngacu pada nilai maksimum dati ketinggian guncangan cairan. Hal ini penting

(55)

3.3.12 Kebutuhan Pengangkeran

Tangki persegi panjang yang terletak di atas tanah harus diangker pada

pondasi, jika

[image:55.612.157.444.143.400.2]

 

Gambar 3.11 - Dekripsi Momen Guling Pada Tangki

Dengan mengganggap Mtot mewakili massa total dari sistem tangki berisi

cairan, L mewakili panjang tangki, dan (Ah)i.g mewakili percepatan respons dasar.

Denagn mengambil momen pada sudut bawah,

. . .   . .

 

Apabila h/L melewati nilai yang tertera di atas, tangki harus diangkerkan

pada pondasinya.

(56)
(57)

BAB IV

APLIKASI PERHITUNGAN

4.1. Data Desain

Dalam desain ini, yang akan dibahas dengan persyaratan sebagai berikut :

1. Tangki baja persegi yang akan digunakan untuk menampung air;

2. Tangki yang akan direncanakan tidak memakai atap;

3. Tangki air yang akan dibuat dapat menampung air sebanyak 30 m3.

4.2. Desain Geometri Tangki

Volume Tangki = 30 m3

Tinggi Tangki yang direncanakan (H) = 3,0 m

Panjang Tangki yang direncanakan (L) = 4,0 m

[image:57.612.200.438.475.667.2]

Lebar Tangki yang direncanakan (B) = 2,5 m

(58)

4.3. Desain Ukuran Tebal Pelat Dasar dan Dinding Tangki

1. Pelat Dinding Tangki (Tank Shell Plate)

,

, ,

Ratio, B/L or H/L 0,25 0,286 0,333 0,4 0,5 0,667

Constant, 0,024 0,031 0,041 0,056 0,08 0,116

Constant, α 0,00027 0,00046 0,00083 0,0016 0,0035 0,0083

Ratio, B/L or H/L 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0

Constant, 0,16 0,26 0,34 0,38 0,43 0,47 0,49

[image:58.612.131.556.178.304.2]

Constant, α 0,022 0,043 0,060 0,070 0,078 0,086 0,091

Tabel 4.1. Tabel Koefisien α and β

Berdasarkan tabel 4.1 dengan nilai h/L = 0,5; diperoleh = 0,080

1.1. Tebal Pelat Dinding Dasar (Bottom Shell Course)

, . . . , .

, . , , . , . , .

,  

  ,   ,   ,        

1.2. Tebal Pelat Dinding Lapis Ke-2 (Second Shell Course)

, . . . , .

(59)

,  

  ,   ,   ,      

1.3.Tebal Pelat Dinding Lapis Ke-3 (Third Shell Course)

, . . . , .

, . , , . , . , .

.  

  .   ,   .      

2. Siku Pengaku Atas Tangki , . .

, . . , ,   /

, . , . , ,   /

, . , . , ,   /

. . .

, . ,

. . , . ,   ,  

(60)

3. Pelat Dasar Tangki (Bottom Plate)

Dengan menggangap bahwa pelat dasar diletakkan di atas 3 buah balok

penyangga, maka Lb = 4,0 / (3-1) = 2,0 m.

, . , . .

, .

, . , . . , ,  

  ,   ,   ,        

4.4. Analisis Efek Gaya Gempa Terhadap Tangki

1. Perhitungan Berat Tangki

Berat dari dinding tangki = 2 x ((L+tw)+ (B+tw)) x tw x H x s

= 2 x (4,013+2,513) x 0,013 x 3,3 x 78,5

= 43,95 kN

Massa dari dinding tangki = ww x g

= 43,95 x 1000 / 9,81

= 4481 kg

Berat dari dasar tangki = (L+2.tw) x (B+2.tw) x tb x s

= 4,026 x 2,526 x 0,018 x 78,5

(61)

Massa dari dasar tangki = wb x g

= 14,37 x 1000 / 9,81

= 1465 kg

Volume air dalam tangki = B x L x H

= 4,0 x 2,5 x 3,0

= 30 m3

Berat air dalam tangki = Ww x g

= 30 x 9,81

= 294,30 kN

Massa air dalam tangki = V x w

= 30 x 1000

= 30000 kg

Untuk tangki persegi panjang, analisis gempa harus dilakukan untuk

pembebanan arah-X dan arah-Y.

2. Analisis Gaya Gempa Terhadap Arah-X

Dalam analisis ini, ditunjukkan bahwa gaya gempa bekerja pada arah

X. Dalam kasus ini, L = 4,0 m dan B = 2,5 m.

a. Parameter dari Pemodelan Massa

(62)

, .

, .

, . ,,

, . ,, ,

mi = 0,710 . 30000 = 21.287 kg

, . , . , . , .

, , ,

, ,

mc = 0,346 . 30000 = 10.377 kg

,   , . . , . , . ,, . , . ,, , , . , , . . , . , . ,, , , .,, . , . ,, , , . , , . . , . , . ,, , , . ,,. , . ,, , ,   ;  ,   ;  ,   ;  ,   .

b. Waktu Getar Cairan

mw = 3,3 x 0,013 x 2,5 x 78,5 x 1000 / 9,81 = 858 kg

(63)

Waktu Getar untuk Gaya Impulsif

, .

, ,   .

, . , . , . , . ,

,

,

Waktu Getar untuk Gaya Kompulsif

, ,

, ,   .

c. Koefisien Gaya Gempa Horizontal

Koefisien Gaya Gempa Horizontal untuk Gaya Impulsif :

Z = 0,36

I = 1,5

R = 2,0 ( Tangki Baja Tanpa Angker )

Tipe Tanah Pendasar = Tanah Keras

Damping = 5 %

Ti = 1,615 sec.

    , ,  

. . , . ,

, . , ,

Koefisien Gaya Gempa Horizontal untuk Gaya Konvektif :

Z = 0,36

I = 1,5

R = 2,0 ( Tangki Baja Tanpa Angker )

(64)

Damping = 0,5 %

Tc = 2,277 sec.

(Sa/g)c = 1,75 x 1 / 2,277 = 0,769

. . , . ,

, . , ,

d. Gaya Geser Dasar

Gaya geser dasar impulsif pada dasar dinding tangki,

       

    ,   . , ,    

Gaya geser dasar konvektif pada dasar dinding tangki, 

         

    ,  . . , ,    

Total gaya geser dasar pada dasar dinding tangki,

      , , ,       %.  

Gaya geser dasar lateral adalah 7% dari total berat tangki.

e. Momen yang terjadi pada dasar dinding tangki

. . .

, . . , . , . ,

,  

. . .

, . . , . ,

(65)

Total momen lentur pada dasar dinding tangki,

      , , ,  

f. Momen Guling Tangki

. .     .   . / .

, . . , . , . , . ,

,  

. . .

, . . , . ,

,  

Total momen guling tangki,

      , , ,  

g. Tekanan Hidrodinamis

a. Tekanan Hidrodinamis Impulsif

Tekanan Hidrodinamis Impulsif pada dasar dinding (y = 0) :

    ,  /        ,  .  /   

    ,  /        ,  .  /   

  ,  

    .  .    

    , . ,  . . , .  

  ,   /

Tekanan Hidrodinamis Impulsif pada dasar tangki (y = 0) :

   sinh  ,   /  /cosh , . /

   sinh  , . /  /cosh , . /

(66)

    .  .    

    , . ,  . . , .  

  ,   /

b. Tekanan Hidrodinamis Konvektif

Tekanan Hidrodinamis Konvektif pada dasar dinding (y = 0) :

    , .   ,  .  /     /    ,  .  /   

  , .   ,  .  /     /    ,  .  /   

  ,  

    .  .    

    , . ,  . . , .  

  ,   /

Tekanan Hidrodinamis Konvektif pada bagian atas dinding (y = h):

    , .   ,  .  /     /    ,  .  / 

  , .   ,  .  /     /    ,  .  / 

  ,  

    .  .    

    , . ,  . . , .  

  ,   /

Tekanan Hidrodinamis Konvektif pada dasar tangki (y = 0) :

  , Lx xL . sech , . /

  , . sech , . /

  ,  

(67)

    , . ,  . . , .  

  ,   /

h. Tekanan Akibat Inersia Dinding 

     . .  

    , . , . ,

  ,   /

i.

Tekanan Akibat Gaya Gempa Vertikal

 

Z = 0,36

I = 1,5

R = 2,0

Tv = 0,3 sec. (disarankan) Damping = 5%

Sa/g = 2,5

. . , . ,, . , ,

Pada dasar tangki ( y = 0 )

    .     . /

    , . . , . . /

    ,   /

j. Tekanan Hidrodinamis Maksimum

Pada dasar dinding tangki

, , , ,

(68)

Tekanan hidrodinamis adalah sekitar 23% of tekanan hidrostatis

(ρg h = 29,43 kN/m

2 )

k. Distribusi Tekanan Linear Ekivalen

Gaya geser per panjang melingkar akibat massa cairan impulsif,qi

. . , . . ,

. , ,   /

Nilai dari tekanan linear pada bagain bawah dan atas tangki :

,

. . , ,   /

,

. , . ,   /

Gaya geser per panjang melingkar akibat massa cairan konvektif,qc

. . , . . ,

. , ,   /

Nilai dari tekanan linear pada bagian bawah dan atas tangki :

, . . , ,   /

, . , . ,   /

l. Tinggi Guncangan Air

. . /

, . , . , /   ,  

m. Kebutuhan Pengangkeran

,  ;  , ,

(69)

3. Analisis Terhadap Gaya Gempa Arah Y

Dalam analisis ini, ditunjukkan bahwa gaya gempa bekerja pada arah

Y. Dalam kasus ini, L = 2,5 m dan B = 4,0 m.

a. Parameter dari Pemodelan Massa

Untuk H / L = 3,0/2,5 = 1,2

, .

, .

, . ,,

, . ,, ,

mi = 0,856 . 30000 = 25.688 kg

, . , . , . , .

, , ,

, ,

mc = 0,220 . 30000 = 6.593 kg

, , . , , . , , , , . . , . , . ,, . , . ,, , , . , , . . , . , . ,, , , .,, . , . ,, , , . , , . . , . , . ,, , , . ,,. , . ,, , ,   ;  ,   ;  ,   ;  ,   .

b. Waktu Getar Cairan

mw = 3,3 x 0,013 x 4,0 x 78,5 x 1000 / 9,81 = 1373 kg

(70)

      ,     ,     ,  

.   / .   /

,     ,     , , .  

P.

.E.I

, . ,

. . . , . , .  

, .

, ,   .

, . , . , . , . ,

,

,

, ,

, ,   .

c. Koefisien Gaya Gempa Horizontal

Koefisien Gaya Gempa Horizontal untuk Gaya Impulsif :

Z = 0,36 I = 1,5

R = 2,0 ( Tangki Baja Tanpa Angker )

Tipe Tanah Pendasar = Tanah Keras

Damping = 5 %

Ti = 0,225 sec.

    , ,  

. . , . ,

(71)

Koefisien Gaya Gempa Horizontal untuk Gaya Konvektif :

Z = 0,36

I = 1,5

R = 2,0 ( Tangki Baja Tanpa Angker )

Tipe Tanah Pendasar = Tanah Keras

Damping = 0,5 %

Tc = 1,785 sec.

(Sa/g)c = 1,75 x 1 / 1,785 = 0,980

. . , . ,

, . , ,

d. Gaya Geser Dasar

Gaya geser dasar impulsif pada dasar dinding tangki,

       

    ,   . , ,  

Gaya geser dasar konvektif pada dasar dinding tangki, 

         

    ,  . . , ,  

Total gaya geser dasar pada dasar dinding tangki,

      , , ,     ,  % .

Gaya geser dasar lateral adalah 7,47% dari total berat tangki.

e. Momen yang terjadi pada dasar dinding tangki

. . .

, . . , . , . ,

(72)

. . .

, . . , . ,

,  

Total momen lentur pada dasar dinding tangki,

      , , ,  

f. Momen Guling Tangki

. .     .   . / .

, . . , , . , . , . ,

,  

. . .

, . . , . ,

,  

Total momen guling pada dasar dinding tangki,

      , , ,  

g. Tekanan Hidrodinamis

a. Tekanan Hidrodinamis Impulsif

Tekanan Hidrodinamis Impulsif pada dasar dinding (y = 0) :

    ,  /        ,  .  /   

    ,  /        ,  . ,  /   

  ,  

    .  .    

    , . ,  . . , .  

(73)

Tekanan Hidrodinamis Impulsif pada dasar tang

Gambar

Gambar 1.3 – Gambaran Perencanaan Liquid Storage Tank
Gambar 2.1 - Tangki Fixed Dome Roof (Sumber : http://images.google.com/imgres?imgurl)
Gambar 2.5 - Self Supporting Dome Roof (Sumber : http://www.astanks.com/EN/Fixed_roof_EN.html)
Gambar 2.7 – Tangki Tipe Plain Hemispheroid (Sumber : http://chemresponsetool.noaa.gov/containers_guide/storage_tank.htm#cylind)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gaya yang Bekerja Pada Dinding Geser Arah Utama ... Gaya yang Bekerja Pada Dinding Geser Arah Non

Tabel VII.52.Perhitungan gaya geser dan momen pada wing wall akibat tekanan tanah dinamis

Gedung ini dirancang menggunakan Sistem Ganda dengan rangka pemikul momen menengah yang mampu menahan paling sedikit 25 persen gaya gempa yang ditetapkan dan dinding geser

Tutup terbuat dari bahan yang sama dengan dinding tangki dan ditetapkan tebal tutup 3/16 in.. Direncanakan digunakan bahan konstruksi Plate steel SA-167,

Pada software SAP2000, beban tekanan total (tanah+air) yang berbentuk segitiga tersebut dilimpahkan merata ke pelat yang dijepit di sisi bawah elemen dinding basement. Bagian

Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) adalah komponen struktur yang mampu memikul gaya akibat beban gempa dan direncanakan untuk memikul lentur untuk daerah

2.3 Sambungan momen jepit balok – kolom Pada hubungan balok kolom portal baja gaya dalam yang terjadi adalah: gaya momen dan gaya lintang atau geser, karena itu

Sehingga kita merencanakan bangunan dengan elemen-elemen struktur tidak dibuat sama kuat terhadap gaya yang direncanakan, tetapi ada elemen-elemen struktur atau titik pada